5
Implementasi SNL, Ibarat Sekali Dayung Dua Tiga Pulau Terlewati Implementasi Standar of Nursing Language (Standar Bahasa Keperawatan) bagi sebagian besar teman- teman perawat bahkan mungkin yang sudah sangat berpengalaman sebagai perawat, menganggap tidak ada manfaatnya. Atau merasa cukup dan puas dengan sistem pemberian pelayanan keperawatan yang selama ini dijalaninya, sehingga ngapain harus beralih menggunakan SNL? Tapi bagi kami, ini adalah sejarah baru bagi keperawatan di rumah sakit kami, dimana profesi perawat betul-betul diuji apakah profesional, mandiri sekaligus dihargai. Saya mengibaratkan, dengan implementasi SNL, ibarat sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Apa saja yang bisa dikembangkan dari implementasi SNL ini? 1. Penyusunan Kewenangan Klinis Perawat Kewenangan Klinis yang kami susun, mengacu pada kriteria yang jelas. Ada perbedaan kewenangan yang jelas antara PK I – PK V. Bahkan masing-masing kompetensi inti dari masing-masing spesialisasi, juga bisa ditunjukan, ketika kita menggunakan SNL ini.

Implementasi SNL Data Perawat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

iulioiu

Citation preview

Implementasi SNL, Ibarat Sekali Dayung Dua

Tiga Pulau Terlewati

Implementasi Standar of Nursing Language (Standar

Bahasa Keperawatan) bagi sebagian besar teman-

teman perawat bahkan mungkin yang sudah sangat

berpengalaman sebagai perawat, menganggap tidak

ada manfaatnya. Atau merasa cukup dan puas

dengan sistem pemberian pelayanan keperawatan

yang selama ini dijalaninya, sehingga ngapain harus

beralih menggunakan SNL?

Tapi bagi kami, ini adalah sejarah baru bagi

keperawatan di rumah sakit kami, dimana profesi

perawat betul-betul diuji apakah profesional, mandiri

sekaligus dihargai. Saya mengibaratkan, dengan

implementasi SNL, ibarat sekali dayung dua tiga

pulau terlampaui.

Apa saja yang bisa dikembangkan dari implementasi

SNL ini?

1. Penyusunan Kewenangan Klinis Perawat

Kewenangan Klinis yang kami susun, mengacu pada

kriteria yang jelas. Ada perbedaan kewenangan yang

jelas antara PK I PK V. Bahkan masing-masing

kompetensi inti dari masing-masing spesialisasi, juga

bisa ditunjukan, ketika kita menggunakan SNL ini.

Sebagian sudah saya tuliskan di sini

2. Penyusunan Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan bukanlah hal yang

asing bagi perawat di rumah sakit. Dengan SNL, SAK

menjadi lebih ringkas karena menggunakan bahasa

standar.

3. Penyusunan Clinical Pathway unsur perawat

Tugas berat bagi perawat di rumah sakit adalah

ketika menyusun clinical pathway. Clinical pathway

adalah tools yang digunakan oleh profesi kesehatan

di rumah sakit sebagai panduan dalam penanganan

pasien berbasis bukti. Clinical Pathway juga

mengidentifikasi urutan yang tepat tentang intervensi

klinis yang harus dilakukan, memiliki kerangka waktu

dan target yang diharapkan pada pasien yang

homogen.

Ketika kita tidak menggunakan SNL, dan yang

didokumentasikan oleh perawat dalam asuhan

keperawatan adalah aktifitas keperawatan dengan

bahasa yang tidak standar, maka intervensi

keperawatan akan sangat susah dimasukan dalam

clinical pathway bersama profesi lain.

4. Penentuan tarif tindakan keperawatan dalam tarif

rumah sakit

Tentang tindakan keperawatan dalam tarif rumah

sakit sudah saya tulis di bab tersendiri di sini

5. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja perawat berbasis kompetensi, maka

standar yang menjadi acuan adalah kompetensi pada

masing-masing jenjang. Dengan SNL, kompetensi

masing-masing jenjang terdefinisikan dengan baik,

dan bisa disimak di tulisan saya di sini

6. Penyusunan database Sistem Informasi

Keperawatan

Database SI Keperawatan membutuhkan focabulary

yang standar. Maka ketika SI Keperawatan tidak

menggunakan focabulary standar, SI Keperawatan

hanyalah komputerisasi dokumen asuhan

keperawatan, artinya hanyalah tulisan manual yang

dipindahkan di komputer. Bukan sebuah system yang

memudahkan perawat dan manajemen keperawatan,

apalagi mampu menampilkan informasi yang bisa

digunakan sebagai bahan acuan pengambilan

kebijakan.

Sistem Informasi Keperawatan yang tidak

menggunakan bahasa standar juga tak akan mampu

menjadi DSS (Decision Support System) atau Sistem

Pendukung Keputusan bagi manajemen keperawatan.

7. Penentuan jasa pelayanan perawat

Jasa pelayanan perawat sampai hari ini masih

menjadi bahan perdebatan di hampir semua rumah

sakit di Indonesia. Sebagai profesi yang mandiri,

mestinya tidak perlu berebut prosentase dengan

profesi lain dalam penentuan jasa pelayanan, kecuali

pada hal-hal yang sifatnya kolaboratif. Kita perlu

pahami, profesi lain memiliki standar tindakan

sendiri, dan kita perawat juga memiliki standar

sendiri. Lalu mengapa pula masih berebut bagian

dengan profesi lain?

SNL adalah jawaban untuk menunjukan profesi yang

mandiri sekaligus dihargai. Dengan SNL, tidak terlalu

masalah apakah jasa pelayanan perawat akan

menggunakan fee for service atau fee for

performance. SNL mengakomodasi keduanya.

8. Penyusunan Continues Profesional Development

Perawat

CPD didefinisikan sebagai pendidikan profesional

setelah selesai pendidikan formal . CPD terdiri dari

kegiatan pendidikan yang membantu untuk

mempertahankan , mengembangkan atau

meningkatkan pengetahuan , pemecahan masalah ,

keterampilan teknis atau standar kinerja profesional,

semua dengan tujuan bahwa tenaga profesional

dapat memberikan perawatan kesehatan yang lebih

baik .

Bagi perawat, CPD dapat dilakukan dengan kegiatan

formal misalnya kursus, konferensi dan lokakarya ,

serta kegiatan mandiri seperti preceptorship dan

journal reading. Dengan penggunaan SNL,

Kompetensi perawat terdefinisikan dengan baik,

sehingga hasil evaluasi terhadap komepetensi itu

yang kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan

CPD.

9. Penyusunan Kompetensi Perawat

Sama halnya dengan Kewenangan Klinis Perawat,

Kompetensi perawat menjadi terdefinisikan dan

dapat diukur dengan jelas, dan tentu berimbas pada

penilaian kinerja berbasis kompetensi.

Lalu mengapa kita masih ragu dan belum beranjak

menggunakan SNL?