Upload
achmad-mundarto
View
7
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
iulioiu
Citation preview
Implementasi SNL, Ibarat Sekali Dayung Dua
Tiga Pulau Terlewati
Implementasi Standar of Nursing Language (Standar
Bahasa Keperawatan) bagi sebagian besar teman-
teman perawat bahkan mungkin yang sudah sangat
berpengalaman sebagai perawat, menganggap tidak
ada manfaatnya. Atau merasa cukup dan puas
dengan sistem pemberian pelayanan keperawatan
yang selama ini dijalaninya, sehingga ngapain harus
beralih menggunakan SNL?
Tapi bagi kami, ini adalah sejarah baru bagi
keperawatan di rumah sakit kami, dimana profesi
perawat betul-betul diuji apakah profesional, mandiri
sekaligus dihargai. Saya mengibaratkan, dengan
implementasi SNL, ibarat sekali dayung dua tiga
pulau terlampaui.
Apa saja yang bisa dikembangkan dari implementasi
SNL ini?
1. Penyusunan Kewenangan Klinis Perawat
Kewenangan Klinis yang kami susun, mengacu pada
kriteria yang jelas. Ada perbedaan kewenangan yang
jelas antara PK I PK V. Bahkan masing-masing
kompetensi inti dari masing-masing spesialisasi, juga
bisa ditunjukan, ketika kita menggunakan SNL ini.
Sebagian sudah saya tuliskan di sini
2. Penyusunan Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan bukanlah hal yang
asing bagi perawat di rumah sakit. Dengan SNL, SAK
menjadi lebih ringkas karena menggunakan bahasa
standar.
3. Penyusunan Clinical Pathway unsur perawat
Tugas berat bagi perawat di rumah sakit adalah
ketika menyusun clinical pathway. Clinical pathway
adalah tools yang digunakan oleh profesi kesehatan
di rumah sakit sebagai panduan dalam penanganan
pasien berbasis bukti. Clinical Pathway juga
mengidentifikasi urutan yang tepat tentang intervensi
klinis yang harus dilakukan, memiliki kerangka waktu
dan target yang diharapkan pada pasien yang
homogen.
Ketika kita tidak menggunakan SNL, dan yang
didokumentasikan oleh perawat dalam asuhan
keperawatan adalah aktifitas keperawatan dengan
bahasa yang tidak standar, maka intervensi
keperawatan akan sangat susah dimasukan dalam
clinical pathway bersama profesi lain.
4. Penentuan tarif tindakan keperawatan dalam tarif
rumah sakit
Tentang tindakan keperawatan dalam tarif rumah
sakit sudah saya tulis di bab tersendiri di sini
5. Penilaian Kinerja Perawat
Penilaian kinerja perawat berbasis kompetensi, maka
standar yang menjadi acuan adalah kompetensi pada
masing-masing jenjang. Dengan SNL, kompetensi
masing-masing jenjang terdefinisikan dengan baik,
dan bisa disimak di tulisan saya di sini
6. Penyusunan database Sistem Informasi
Keperawatan
Database SI Keperawatan membutuhkan focabulary
yang standar. Maka ketika SI Keperawatan tidak
menggunakan focabulary standar, SI Keperawatan
hanyalah komputerisasi dokumen asuhan
keperawatan, artinya hanyalah tulisan manual yang
dipindahkan di komputer. Bukan sebuah system yang
memudahkan perawat dan manajemen keperawatan,
apalagi mampu menampilkan informasi yang bisa
digunakan sebagai bahan acuan pengambilan
kebijakan.
Sistem Informasi Keperawatan yang tidak
menggunakan bahasa standar juga tak akan mampu
menjadi DSS (Decision Support System) atau Sistem
Pendukung Keputusan bagi manajemen keperawatan.
7. Penentuan jasa pelayanan perawat
Jasa pelayanan perawat sampai hari ini masih
menjadi bahan perdebatan di hampir semua rumah
sakit di Indonesia. Sebagai profesi yang mandiri,
mestinya tidak perlu berebut prosentase dengan
profesi lain dalam penentuan jasa pelayanan, kecuali
pada hal-hal yang sifatnya kolaboratif. Kita perlu
pahami, profesi lain memiliki standar tindakan
sendiri, dan kita perawat juga memiliki standar
sendiri. Lalu mengapa pula masih berebut bagian
dengan profesi lain?
SNL adalah jawaban untuk menunjukan profesi yang
mandiri sekaligus dihargai. Dengan SNL, tidak terlalu
masalah apakah jasa pelayanan perawat akan
menggunakan fee for service atau fee for
performance. SNL mengakomodasi keduanya.
8. Penyusunan Continues Profesional Development
Perawat
CPD didefinisikan sebagai pendidikan profesional
setelah selesai pendidikan formal . CPD terdiri dari
kegiatan pendidikan yang membantu untuk
mempertahankan , mengembangkan atau
meningkatkan pengetahuan , pemecahan masalah ,
keterampilan teknis atau standar kinerja profesional,
semua dengan tujuan bahwa tenaga profesional
dapat memberikan perawatan kesehatan yang lebih
baik .
Bagi perawat, CPD dapat dilakukan dengan kegiatan
formal misalnya kursus, konferensi dan lokakarya ,
serta kegiatan mandiri seperti preceptorship dan
journal reading. Dengan penggunaan SNL,
Kompetensi perawat terdefinisikan dengan baik,
sehingga hasil evaluasi terhadap komepetensi itu
yang kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan
CPD.
9. Penyusunan Kompetensi Perawat
Sama halnya dengan Kewenangan Klinis Perawat,
Kompetensi perawat menjadi terdefinisikan dan
dapat diukur dengan jelas, dan tentu berimbas pada
penilaian kinerja berbasis kompetensi.
Lalu mengapa kita masih ragu dan belum beranjak
menggunakan SNL?