Upload
tranhuong
View
252
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
IMPLEMENTASI SEKOLAH MODEL
SEKOLAH KATEGORI MANDIRI- PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB)
DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO
SKRIPSI
Oleh:
IKA YULIANTINA
K7408100
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Ika Yuliantina
NIM : K7408100
Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul
MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI-PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB)
ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Mei 2012
Yang Membuat Pernyataan
Ika Yuliantina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
IMPLEMENTASI SEKOLAH MODEL
SEKOLAH KATEGORI MANDIRI- PENDIDIKAN BERBASIS
KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB)
DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO
Oleh:
IKA YULIANTINA
K7408100
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M. Pd Sohidin, SE, M.Si, Akt
NIP. 19630520 198903 1 005 NIP. 19720128 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M. Pd
Sekretaris : Elvia Ivada, SE, M. Si, Ak
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Anggota II : Sohidin, SE, M. Si, Akt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 21 Mei 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M. Pd
Sekretaris : Elvia Ivada, SE, M. Si, Ak
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Anggota II : Sohidin, SE, M. Si, Akt
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqan Hidayatullah, M. Pd
NIP 196600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai dari urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
(Q. S. Al- Insiyah: 6-8)
(Oprah Winfrey)
(Aristoteles)
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya yang ditulis dengan penuh pengharapan ini untuk:
Ibu (Dwi Rahayu) dan Bapak (Martono)
atas
Eyang Putri (martina Hartini)
untuk
Dua adik perempuanku (Dwi Ratih Septiawati dan Oktavia Bryan)
atas semua perhatian dan pengertian
Keluarga besar
Engkau yang selalu ada dalam situasi apapun
Sahabat-sahabatku untuk motivasi dan semangatnya
Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
ABSTRAK
Ika Yuliantina, IMPLEMENTASI SEKOLAH MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI-PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) DI SMA NEGERI 1 BANYUDONO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono, (2) mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono, (3) mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Strategi yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang, bila ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini merupakan studi kasus (case study). Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan purposive sampling atau sampling yang bertujuan. Sumber data yang digunakan adalah informan, dokumen, dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono sudah hampir sesuai dengan pedoman Sekolah Model SKM-PBKL-PSB. Dimulai dari tahap perencanaan yang meliputi pemahaman substansi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan penyusunan Rencana Kerja Sekolah, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap supervisi dan evaluasi yang umumnya sudah berjalan baik, meskipun ada beberapa hambatan yang dihadapi. Hambatan-hambatan tersebut antara lain, 1) animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah, 2) adanya guru yang tidak mau belajar, 3) ketergantungan pendidik terhadap listrik, 4) kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang kurang memadai. Sedangkan upaya yang dilakukan pihak SMA N 1 Banyudono untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain, 1) SMA N 1 Banyudono melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan menyebar pamflet dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, 2) SMA N 1 Banyudono mengadakan pelatihan pembelajaran berbasis TIK dan e-learning bagi tenaga edukatif dan administratif, 3) penggunaan metode dan model pembelajaran yang tetap menyenangkan ketika listrik padam, 4) pemanfaatan ruang yang ada semaksimal mungkin dan mendayagunakan ruang sekitar dalam kegiatan praktek membatik
Kata Kunci: Sekolah Model, Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ABSTRACT
Ika Yuliantina, THE IMPLEMENTATION OF SEKOLAH MODEL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI-PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL-PUSAT SUMBER BELAJAR (SKM-PBKL-PSB) IN SMA NEGERI 1 BANYUDONO. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, May 2012.
The purpose of this reseach was to: (1) know the implementation of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono, (2) know the obstacles encountered in implementing of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono, (3) knowing how to overcome obstacles encountered in the implementation of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono.
This was a qualitative descriptive research. The strategy used is a single strategy fixed, if viewed from the aspect of the study, this research is a case study. This research used purposive sampling. Data sources used were informants, documents, and archives. Data collection techniques used were interviews,
triangulation methods. While the data analysis technique used is the interactive model analysis techniques.
Based on the result of data analysis and discussion can be concluded that the implementation of Sekolah Model-Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) in SMA Negeri 1 Banyudono was almost in accordance with the guidelines of Sekolah Model SKM-PBKL-PSB. Starting from the planning phase that includes understanding the substance of the National Education Standards (SNP) and the preparation of School Work Plan, the implementation phase, phase to the extent of supervision and evaluation are generally going well, although there are several obstacles faced. These barriers include, 1) the public interest against SMA N 1 Banyudono are still low, 2) the teacher is not willing to learn, 3) the dependence of the electrical educators, 4) the needs of batik art space and inadequate tools. While efforts are being made the SMAN 1 Banyudono to overcome these obstacles, among others, 1) SMA N 1 Banyudono outreach to the community by spreading pamphlets and socialization to schools, 2) SMA N 1 Banyudono training of ICT-based learning and e-learning for educational and administrative personnel, 3) use of methods and models of learning are still fun when the power goes out, 4) utilization of existing space and utilize the space as much as possible about the activities of the practice of batik Keywords: Sekolah Model, Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. berkat bantuan
dari berbagai pihak, kesulitan dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi. Untuk
itu segala bentuk bantuan, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat
tulus diberikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dengan bijaksana.
4. Sohidin, SE., M. Si, Akt, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Joko Raharjo, selaku Kepala SMA Negeri 1 Banyudono, yang telah
memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
6. Drs. Wijianto selaku Penanggung Jawab Pelaksana SMA Model SMA
Negeri 1 Banyudono yang telah meluangkan waktu dalam pengumpulan
data penelitian.
7. Padil, S. Pd selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Banyudono yang
telah meluangkan waktu dalam pengumpulan data penelitian.
8. Suroto, B. Sc selaku Ketua Komite SMA Negeri 1 Banyudono yang telah
meluangkan waktu dalam pengumpulan data penelitian.
9. Dra. Sri Harjanti, Drs. Karjono, Tri Dewi Nuraeni, S. Pd, Hari Christianto,
S. Kom, Heri Winarno, S. Pd, Drs. Sri Mulyati selaku guru SMA Negeri 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Banyudono yang yang telah meluangkan waktu dalam pengumpulan data
penelitian.
10. Keluarga besar SMA Negeri 1 Banyudono yang telah memberikan
dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Ibu, bapak, dua adik, dan seluruh keluarga besar yang senantiasa
memberikan motivasi, semangat, dukungan, dan kasih sayang, dan doa yang
selalu dipanjatkan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ini.
12. Mas yang selalu ada bagi penulis dalam situasi apapun.
13. Sahabat-sahabatku, Isna, Kiki, Hanny, Nda, Koko, Septi, Iin, Intan, Puput,
Melisa, Kurniawan, Joko, dan semua teman-temanku di FKIP Akuntansi
2008 terimakasih untuk kebersamaannya yang sangat indah.
14. Teman-
Minah, Dek Us, Dek Mutia, Dek Tya, Dek Komsi, Mb Funsu, De Yeni, De
Dewi, De Iza, terima kasih untuk motivasi dan dukungannya.
15. Toshiba Satellite L510, Sony DSC DSC W310, Sony DCR-SX85E, Nokia
6600, Nokia 5130c
16. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN REVISI ..................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7
1. Hakikat Pendidikan ................................................................ 8
a. Pengertian Pendidikan ...................................................... 8
b. Tujuan Pendidikan ........................................................... 8
c. Komponen Pendidikan .................................................... 9
2. Tinjauan Manajemen Berbasis Sekolah ................................ 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
a. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ........................ 10
b. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah ......... 11
c. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah ...... .............. 12
1) Manajemen Kurikulum ............................................. 12
2) Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ...... 13
3) Manajemen Kesiswaan .............................................. 14
4) Manajemen Pendanaan/Keuangan ............................. 14
5) Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat ....... 15
3. Tinjauan Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) 15
a. Pengertian SKM-PBKL-PSB 15
1) Standar Isi ............................ 16
2) Standar K 16
3) Stan 17
4) Standar Pendidik dan Tenaga 17
5) Standar Sa 17
6) Standa 18
7) Stand 18
8) Standar Pe 18
b. Karakteristik Sekolah Model SKM-PBKL- 19
c. Tujuan SMA Model SKM-PBKL- 20
d. Prosedur Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB 21
1) Pemahama 22
2) Ana 22
3) Penetapan 23
4) Penyusunan KTSP, RKJM dan RKA- 23
5) Pelaksanaan Kegiat 23
e. Supervisi dan 24
4. Tinjauan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) ... 25
5. Tinjauan Pusat Sumber Belajar (PSB) ................................... 28
a. Pengetian Pusat Sumber Belajar ....................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Fungsi Pusa 29
c. Sasaran Pusat Sumber Belajar 29
d. Ruang Lingkup Pu 29
6. Profil SKM-PBKL- 29
1) Sta 30
2) Standar Ko 30
3) Stand 30
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..................... 31
5) Standar Sar 31
6) Standar 32
7) Standa 33
8) Standar Penila 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 34
C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 40
1. Tempat Penelitian ................................................................... 40
2. Waktu Penelitian .................................................................... 40
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 41
1. Pendekata 41
2. Jenis Penelitian 41
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 42
1. Narasumber ............................................................................. 42
2. Dokumen dan Arsip ................................................................ 42
3. Tempat dan Peristiwa .............................................................. 42
D. Teknik Sampling ......................................................................... 43
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43
1. Wawancara .............................................................................. 44
2. Observasi ........................................................................... ...... 44
3. Dokumentasi ............................................................................ 45
F. Uji Validitas Data ......................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
H. Analisis Data ............................................................................... 47
I. Prosedur Penelitian ....................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 51
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 51
1. Riwayat Singkat ...................................................................... 51
2. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................. 51
3. Keadaan Lingkungan Belajar .................................................. 54
4. Struktur Organisasi .................................................................. 55
5. Tenaga Pengajar, Karyawan, dan Siswa .................................. 59
B.Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................... 60
1. Pengelolaan SKM-PBKL-PSB ................................................ 61
a. Kronologis diadakannya SKM-PBKL-PSB ....................... 61
b. Tahap Perencanaan SKM-PBKL-PSB ................................ 62
c. Tahap Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ................................ 63
d. Supervisi dan Evaluasi ........................................................ 73
e. Hambatan Penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB ................. . 74
f. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan
Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ........................................... 76
C. Pembahasan ................................................................................. 78
1. Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ............................................... 78
2. Hambatan Penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB ...................... 82
3. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan
Pelaksanaan SKM-PBKL-PSB ........................................... ... 82
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 83
A. Simpulan ............................................................................... 83
B. Implikasi ................................................................................ 84
C. Saran ...................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86
LAMPIRAN ................................................................................................... 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
DAFTAR GAMBAR
39
Gambar 3. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
DAFTAR TABEL Tabel 3. 1. Jadwal Pen 41
Tabel 4. 1. Daftar Tenaga Pengajar dan Karyawan
SMA Negeri 1 Banyudono 60
Tabel 4. 2. Rincian Jumlah Siswa 60
Tabel 4. 3. Data Lulusan Diterima di Perguruan Tinggi 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ........................................................ 91
Lampiran 2. Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber 97
Lampiran 3. Validitas Data dengan Trianggulasi Metode 104
Lampiran 4. Field Note/Catatan Lapangan . 111
Lampiran 5. Proposan/Progker SKM-PBKL-PSB SMA 2011 148
Lampiran 6. Perjanjian Kerjasama Double Degree Program 168
Lampiran 7. Sertifikat Double Degree Program 176
Lampiran 8. KTSP SMA N 1 Banyudono 179
Lampiran 9. Rencana Kerja Sekolah dan Rencana Kerja Tahunan 216
SMA Negeri 1 Banyudono Tahun 2009/2014
Lampiran 10. RAPBS SMA Negeri 1 Banyudono 2011/2012 268
Lampiran 11. Contoh Silabus dan RPP Mata Pelajaran Biolog 287
(Integrasi Keunggulan Lokal Tanaman Hias)
Lampiran 12. Pe 324
Lampiran 13. Foto- 330
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah merasuki kehidupan manusia di belahan bumi manapun.
Batas negara seolah menjadi tidak nampak dan akses informasi menjadi semakin
mudah. Di era globalisasi kemajuan teknologi informatika dan teknologi
komunikasi semakin pesat dan persaingan sumber daya manusia semakin terlihat.
Untuk menghadapi kondisi tersebut maka diperlukan sumber daya manusia
berkualitas. Pembangunan manusia yang berkualitas pada dasarnya adalah untuk
menciptakan dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang modern sebagai suatu
sarana untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, mandiri dan sejahtera.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan manusia
yang berkualitas adalah dengan proses pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu
kebutuhan dalam kehidupan manusia dituntut untuk menciptakan sumber daya
yang berkualitas dengan pengembangan kualitas peserta didik dan pengembangan
potensi diri melalui proses pembelajaran. Berdasarkan data Human Development
Index yang dikeluarkan oleh United Nations Development Proggrame (UNDP)
melaporkan bahwa pada tahun 2010/2011 Indonesia menduduki peringkat ke 124
dari 187 negara yang diteliti (dikutip dari http://mediaindonesia.com/human-
development-index). Mengacu pada data tersebut, maka pendidikan di Indonesia
harus dirancang lebih kompetitif agar sumber daya manusia Indonesia dapat
bersaing di era globalisasi.
Tanpa kemampuan internal yang baik, globalisasi berpotensi untuk
menurunkan nilai-nilai luhur bangsa terutama generasi penerus. Dampak negatif
globalisasi tersebut dapat diantisipasi melalui pendidikan yang memasukkan unsur
keunggulan lokal dalam proses pembelajaran. Setiap masyarakat suatu bangsa
pasti memiliki keunggulan lokal yang unik dan tidak dapat ditemukan di tempat
lain. Keunggulan lokal di masing-masing daerah tersebut diharapkan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21 terkonservasi dari generasi ke generasi yang pada akhirnya dapat memperkuat
identitas nasional dalam era global (Santoso: 2009).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Naional pada BAB III pasal 4 ayat (1) dinyatakan
bahwa Pendidikan dinyatakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai kultural
dan kemajemukan bangsa. Selanjutnya pada BAB X pasal 36 ayat (2) dinyatakan
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik, dan pada pasal yang sama ayat (3) butir c menyatakan bahwa kurikulum
disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan
lingkungan. Pasal 37 (ayat) 1 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat ketrampilan/kejuruan (butir i) dan muatan lokal (butir j).
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah menyelanggarakan program
rintisan sekolah kategori mandiri yang memasukkan unsur keunggulan lokal dan
memanfaatkan dan mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
proses pembelajaran dan administrasi sekolah. Rintisan Sekolah Kategori Mandiri
merupakan program pembinaan pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang diberikan pada sejumlah Sekolah Menengah Atas dengan
tujuan :(a) mendorong sekolah untuk mencapai kondisi memenuhi/hampir
memenuhi SNP, (b) memberikan arahan upaya-upaya yang harus dilakukan
sekolah untuk dapat memenuhi atau hampir memenuhi SNP, (c) memberikan
pendampingan kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah kategori mandiri dalam
kurun waktu tertentu, (d) menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta
pemangku kepentingan di SMA baik ditingkat pusat dan daerah dalam
mengembangkan SMA kategori mandiri, dan (e) mendapatkan model/rujukan
SMA kategori mandiri.
Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan untuk memacu pengelola,
penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam
memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Pendidikan merupakan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 berkesinambungan dalam upaya merubah pola hidup, pola bertingkah laku dan
bersikap, sehingga peserta didik diharapkan menjadi insanul karim, manusia yang
paripurna. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman di berbagai bidang
khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi, menyebabkan peredaran uang
yang semakin cepat serta tingkat persaingan global yang semakin ketat, tidak bisa
tidak, pendidikan dituntut untuk mampu menjawab tantangan dan kebutuhan di
bidang tersebut. Sekolah mau tidak mau harus menemukan keunggulannya dan
mengembangkannya di dalam dunia pendidikan agar dapat melengkapi kebutuhan
siswa menjadi pribadi yang berdaya saing lokal maupun global.
Kebutuhan dan kecepatan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam
rangka menghadapi tuntutan global semakin meningkatkan peran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
dalam bidang pendidikan. Teknologi Informasi dan Komunikasi semakin
dibutuhkan dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran untuk berbagai
informasi dan pengetahuan. Kondisi tersebut menempatkan TIK sebagai salah
satu ikon utama dalam mewujudkan program pengelolaan bahan ajar berbasis TIK
melalui Pusat Sumber Belajar (PSB). Selain itu keunggulan lokal sebuah sekolah
juga harus terus diberdayakan dan difokuskan sehingga menjadi ciri dari sekolah
tersebut. Untuk mewujudakan SNP yang meliputi 8 standar, yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, maka dibutuhkan Sekolah
Kategori Mandiri yang mempu mengelola manajemen sekolah dengan baik dan
terarah. Dari ketiga hal tersebut, maka terbentuklah sekolah model yang
melaksanakan Sekolah Kategori Mandiri (SKM), Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal (PBKL), dan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Program Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal-Pusat Sumber Belajar merupakan upaya positif bagi dunia pendidikan
dimana peserta didik dibekali tentang pengetahuan dan sikap menghargai
sumberdaya dan potensi yang ada di lingkungan setempat, serta menggali dan
memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai bekal kehidupan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 dijalani peserta didik di masa yang akan datang dengan menggunakan media
berbasis TIK untuk mengembangkan bahan ajar dan kemampuan mentransfer
ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Pelaksanaan sekolah model SKM-PBKL-PSB sebagai salah satu upaya
penyelenggaraan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus
pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal.
Satuan pendidikan dapat memasukkan PBKL dalam kurikulum yang
pelaksanaannya dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat
menjadi mata pelajaran muatan lokal. Hasil yang diharapkan dari
penyelenggaraan sekolah model SKM-PBKL-PSB adalah mencetak lulusan
dengan keunggulan ketrampilan, kreativitas, dan kompetensi yang dibutuhkan
dalam kehidupan di masyarakat dan memiliki keunggulan dalam upaya pelestarian
budaya bangsa dan keunggulan dalam bersikap dan berperilaku.
Penyelenggaran sekolah model untuk memenuhi delapan standar
menyangkut semua komponen sekolah yang meliputi kegiatan belajar mengajar
sebagai komponen pokok dan komponen sekolah lainnya yang mendukung
kegiatan belajar mengajar seperti kepala sekolah, guru, laboran, teknisi,
pustakawan, staf administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan lingkungan
sekolah. Kepala Sekolah memegang peran yang sangat vital karena posisinya
sebagai pimpinan dan manajer yang bertanggung jawab pada penyelengaraan
sekolah.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
Banyudono diperoleh informasi bahwa penerapan SKM-PBKL-PSB belum
efektif. Sekolah Model SKM-PBKL-PSB harus menyelenggarakan pendidikan
dengan memasukkan unsur keunggulan lokal dan memanfaatan TIK dalam
pembelajaran. Hal ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh tenaga pendidik
sebagai komponen sekolah yang mendukung kegiatan belajar-mengajar. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) keunggulan lokal belum terintegrasi dalam mata
pelajaran yang relevan sehingga Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal belum
dapat terintegrasikan dalam mata pelajaran. Pembelajaran berbasis TIK juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24 belum sepenuhnya bisa diterapkan oleh tenaga pendidik. Silabus berbasis ICT
belum semuanya dilaksanakan di semua mata pelajaran. Kesadaran tenaga
pendidik dalam pembuatan bahan ajar berbasis TIK juga masih kecil. Hal tersebut
dibuktikan dengan penggunaan buku terbitan penerbit oleh sebagian besar guru
dalam proses belajar-mengajar. Belum semua guru membuat bahan ajar yang
berbasis TIK. Dilihat dari segi siswa dan orang tua siswa, mereka belum
sepenuhnya mengetahui konsep SKM-PBKL-PSB yang dilaksanakan oleh
sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penyelenggaraan SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1
Banyudono, dengan judul penelitian
Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber
Belajar (SKM-PBKL- .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah penerapan SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono?
2. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan SKM-
PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono?
3. Apa sajakah upaya-upaya yang dilakukan oleh SMAN 1 Banyudono guna
mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SKM-
PBKL-PSB?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian
yaitu:
1. Untuk mengetahui penerapan SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan
SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh SMAN 1 Banyudono
guna mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SKM-
PBKL-PSB.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya bidang pendidikan tentang Sekolah Kategori Mandiri-
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-
PBKL-PSB).
b. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian
tentang pelaksanaan sekolah model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan khususnya SMA Negeri 1 Banyudono sebagai
sumbangan dalam rangka penyelenggaraan dan usaha untuk memperbaiki
penyelengaraan sekolah model SKM-PBKL-PSB pada SMA Negeri 1
Banyudono.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan profesi yang penulis tekuni
sehingga ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu. Dalam arti sempit pendidikan diartikan sebagai pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai
kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-
hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Menurut Mortimer J. Adler seperti dikutip oleh Arifin, M.
mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang
diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan
dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara
artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau
dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang
dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat dikatakan membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (1)
mendefinisikan
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha yang
dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar yang didalamnya
memiliki unsur-unsur penunjang seperti pendidik, peserta didik, tujuan,
metode dan fasilitas-fasilitas, sehingga semuanya akan menuju pada
suatu hasil yang dianggap bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menurut jenisnya, terbagi dalam
beberapa jenis, yaitu tujuan nasional, institusional, kurikuler dan
instruksional. Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin
dicapai oleh suatu bangsa; Tujuan institusional adalah tujuan pendidikan
yang ingin dicapai suatu lembaga pendidikan; Tujuan kurikuler adalah
tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran tertentu;
dan Tujuan instruksional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai
oleh suatu pokok atau sub pokok bahasan tertentu.
Menurut Bloom seperti dikutip oleh Suwarno, W. (2006: 35-36)
tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Cognitive domain Cognitive domain meliputi kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat tercapai setelah dilaksanakannnya proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat hierarkis. Artinya untuk mencapai semuanya sudah memiliki kemampuan sebelumnya.
2) Affective domain Berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, menilai, membentuk, dan mengkarakterisasi.
3) Psychomotor domain Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons terpimpin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Komponen Pendidikan
Sistem pendidikan nasional merupakan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan nasional secara
menyeluruh. Komponen pendidikan adalah semua hal yang berkaitan
dengan jalannya proses pendidikan. Dalam proses pendidikan ada
pendidik yang berfungsi sebagai pelatih, pengembang, dan pemberi atau
pewaris. Kemudian terdapat bahan yang dilatihkan, dikembangkan,
diberikan dan diwariskan yaitu pengetahuan, ketrampilan berpikir,
karakter yang berupa bahan ajar, serta murid yang menerima latihan,
pengembangan, pemberian dan pewarisan pengetahuan, ketrampilan,
pikiran dan karakter. Semua komponen tersebut saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu komponen tidak ada maka proses
pendidikan tidak dapat dilaksanakan.
Proses pendidikan menurut Hasbullah (2005) melibatkan banyak
hal, yaitu :
1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Setiap
peserta didik mempunyai potensi yang khas dan unik yang
membedakannya dengan peserta didik lainnya.
2) Orang yang mendidik (pendidik)
Secara akademis, pendidik adalah tenaga kependidikan, yakni
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik
serta mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan
nasional.
3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara pendidik
dengan peserta didik yang mengarah pada tujuan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Tujuan pendidikan merupakan muara dari penyelenggaraan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh
melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode
dan sarana-sarana pendidikan.
5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (alat dan metode)
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
atau diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat
efisiensi dan efektifitasnya.
6) Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Tinjauan Manajemen Berbasis Sekolah
a. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai diperkenalkan
setelah implementasi desentralisasi pemerintahan yang dikenal dengan
otonomi daerah khusus dalam penyelenggaraan pendidikan. Implikasi
dari era otonomi daerah menimbulkan reformasi pada sektor pendidikan
yang menyebabkan perubahan pengelolaan di sekolah yaitu struktur
organisasi, tugas dan fungsi sekolah berubah ke arah yang lebih mandiri.
Penerapan model manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu
gagasan yang diterapkan dalam manajemen sekolah untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Menurut Pricilla Wohlstetter dan Albert Mohrman seperti
dikutip oleh Umiarso dan Imam Gojali (2010: 72) menjelaskan secara
politis untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada partisipasi sekolah pada tingkat lokal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
adalah partisipasi kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat sekitar.
Eman Suparman seperti dikutip oleh Mulyono (2008: 239)
mendefinisikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai
penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah
dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan
sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau mencapai tujuan mutu sekolah
dalam pendidikan nasional.
Konsep manajemen berbasis sekolah akan menguntungkan
sekolah yang menerapkannya karena sekolah semakin berkembang sesuai
dengan kemandiriannya dan kebebasan bergerak dalam mengelola
sekolah. Sekolah dapat dengan aktif, kreatif, dan mandiri dalam
mengembangkan dan melakukan inovasi dalam berbagai program untuk
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri
yang tidak lepas dari kerangka tujuan pendidikan nasional dengan
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), serta
sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan kepada masyarakat.
b. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah
Pemberian otonomi pendidikan yang luas kepada lembaga-
lembaga pendidikan merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap
gejala-gejala yang muncul dalam masyarakat. Pendekatan otonomi ini
menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar
dapat mengakomodasikan seluruh keinginan dan memberdayakan
berbagai komponen masyarakat secara efektif guna mendukung
kemajuan dan sistem yang ada di sekolah.
Menurut Kustini Hardi dalam Umiarso dan Imam Gojali (2010:
80-81) tiga tujuan diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk meningkatkan mutu sekolah.
2) Mengembangkan kemampuan sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat sekolah.
3) Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah untuk membantu peningkatan mutu sekolah.
Manajemen Berbasis sekolah memberikan kebebasan dan
kewenangan yang luas kepada sekolah disertai dengan seperangkat
tanggung jawab. Otonomi yang diberikan menuntut sekolah untuk
mampu bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya dan
pengembangan manajemen sekolah sesuai dengan kondisi sehingga guru
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam melayani siswa.
Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan adanya partisipasi dari
masyarakat mendorong kepala sekolah dalam menjalankan perannya
sebagai manajer maupun sebagai pemimpin sekolah. Pemberian
kesempatan kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum
mendorong guru untuk berimprovisasi dan berinovasi dalam melakukan
berbagai eksperimen di lingkungan sekolah dengan tujuan menemukan
kesesuaian antara teori dan kenyataan. Melalui pengembangan kurikulum
yang efektif dan fleksibel, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan
masyarakat setempat akan meningkat serta layanan pendidikan akan
sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat seiring dengan
perkembangan jaman yang terus berubah.
c. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah
pemberian otonomi yang luas kepada sekolah dengan tujuan akhir
meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat
menghasilkan prestasi yang sebenarnya melalui proses manajerial yang
baik. Melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua elemen sekolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
maka sekolah pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan
keleluasaannya akan menjadi instansi pendidikan yang demokratis,
kreatif, inovatif, dan unik dengan ciri khasnya sendiri untuk melakukan
pembaharuan sendiri (self reform) (Umiarso dan Imam Gojali, 2010).
Kebebasan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan bukan berarti
sangat bebas tetapi harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan pemerintah.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana
diungkapkan oleh Umiarso dan Imam Gojali (2010) adalah:
1) Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Otonomi yang diberikan sekolah dalam
mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan
kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi sekolah
dengan tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.
Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan realisasi dan relevansi antara
kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang integritas dengan peserta didik dan lingkungan.
2) Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah
aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan
kependidikan masuk ke dalam organisasi pendidikan melalui proses
perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan,
dan pemberhentian. Tujuan manajemen sumber daya manusia di
bidang pendidikan mengarah pada pembangunan pendidikan yang
bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan
berprestasi.
Manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien
untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap pada kondisi yang
menyenangkan. Fungsi manajemen personalia di sekolah yang harus
dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan,
menggaji dan memotivasi sumber daya manusia agar mencapai
tujuan pendidikan secara optimal, membantu sumber daya manusia
mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan
pengembangan karier, serta menyelaraskan tujuan individu,
kelompok, dan organisasi.
3) Manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan/peserta didik merupakan layanan
yang memusatkan perhatian pada peserta didik di dalam maupun di
luar kelas. Manajemen peserta didik merupakan upaya pemberian
layanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didik sejak masuk
sampai meninggalkan sekolah.
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang
proses pembelajaran di sekolah. Fungsi manajemen peserta didik
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan
dirinya baik yang berhubungan dengan segi individualitasnya, segi
sosial, aspirari, dan kebutuhan.
4) Manajemen pendanaan/keuangan
Manajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
keuangan sekolah. Sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan
pengelolaan keuangan secara transparan kepada masyarakat dan
pemerintah.
5) Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan antara sekolah dan masyarakat diartikan sebagai
proses komunikasi dua arah antara sekolah dengan masyarakat
secara timbal balik untuk meningkatkan kerja sama dan memenuhi
kepentingan bersama. Sekolah sebagai lembaga sosial harus mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekolah berkewajiban untuk
memberikan penerangan kepada masyarakat terkait program dan
tujuan sekolah dan sekolah juga harus mengetahui dengan jelas
kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat adalah
peningkatan mutu pendidikan sehingga masyarakat akan merasakan
dampak kemajuan tersebut. Hubungan sekolah dan masyarakat
diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas sehingga tercipta
hubungan yang aktif dan dinamis.
3. Tinjauan Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB)
a. Pengertian
Sekolah Menengah Atas (SMA) Model Sekolah Kategori
Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar
(SKM-PBKL-PSB) adalah SMA yang telah memenuhi atau hampir
memenuhi 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP),
menyelenggarakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL),
dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Model merupakan SMA
yang dinilai mempunyai potensi dan kemampuan sebagai prototype
Sekolah Kategori Mandiri yang menyelenggarakan PBKL dan
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dan manajemen sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pengintegrasian PBKL pada SMA Model tersebut merupakan bagian
dari upaya untuk mewujudkan dan menunjukkan model
penyelenggaraan PBKL. Sedangkan pemanfaatan TIK di sekolah dalam
bentuk Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan model TIK untuk
pembelajaran dan manajemen sekolah.
Berdasarkan pengertian SMA Model SKM-PBKL-PSB
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2010) merumuskan 8
standar minimal yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1) Standar Isi
Standar isi merupakan salah satu acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum yang selanjutnya
disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Terkait
dengan fungsi kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
maka substansi kurikulum SMA Model SKM-PBKL-PSB harus
menggunakan seluruh program yang diselenggarakan oleh sekolah
termasuk PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan
manajemen sekolah yang diprioritaskan pada pembelajaran. KTSP
yang sudah dimiliki sekolah perlu dikembangkan lagi dengan
memasukkan unsur PBKL dan TIK untuk pembelajaran dan
manajemen sekolah.
2) Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas SKL satuan
pendidikan, SKL kelompok mata pelajaran, dan SKL mata
pelajaran, selain merupakan salah satu acuan utama dalam
pengembangan KTSP juga digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Oleh karena itu
substansi SKL harus menjadi acuan bagi sekolah dalam
mengembangkan visi, misi, tujuan dan program kerja termasuk di
dalamnya PBKL dan pemanfaatan TIK. Hal ini dimaksudkan agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
sekolah dapat menyiapkan proses pemenuhan SKL peserta didik
yang akan diukur melalui penilaian oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah.
3) Standar Proses
Standar Proses selain merupakan salah satu acuan utama
dalam pengembangan KTSP juga merupakan acuan bagi satuan
pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran dalam mencapai
kompetensi lulusan. Standar Proses mencakup perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Agar proses
pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan mendapatkan hasil
yang optimal diperlukan adanya keterpaduan terhadap keseluruhan
proses mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan mencakup
kualifikasi dan kompetensi serta kesesuaian pendidikan dengan
mata pelajaran yang diajarkan. Pemenuhan kompetensi guru
menjadi prioritas utama khususnya pada kompetensi pembelajaran,
penilaian, dan penguasaan TIK untuk pembelajaran. Selanjutnya
adalah pemenuhan tenaga perpustakaan dan laboran dengan
prioritas memberdayakan dan meningkatkan kompetensi tenaga
yang sudah ada.
5) Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang satuan
pendidikan, lahan, bangunan gedung, dan kelengkapan prasarana
dan sarana (ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium
biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang
laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang
pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang
konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/berolahraga).
Mempertimbangkan bahwa sarana dan prasarana merupakan
standar yang membutuhkan pendanaan yang relatif besar, maka
pemenuhannya diprioritaskan sarana dan prasarana yang secara
langsung mendukung proses pembelajaran yaitu prasarana dan
sarana ruang kelas, perpustakaan, dan semua jenis laboratorium.
Sarana dan prasarana lainnya dipenuhi kemudian secara bertahap.
6) Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Pemenuhan Standar Pengelolaan bagi SMA Model menjadi salah
satu prioritas utama yang dititik beratkan pada pemantapan visi,
misi dan tujuan sekolah; penguatan program kerja sekolah (RKJM
dan RKA-S); pemenuhan pedoman-pedoman pengelolaan sekolah;
pemantapan pelaksanaan program kesiswaan; peningkatan
kompetensi pendidik khususnya dibidang TIK dan konten
pembelajaran; penguatan budaya dan lingkungan sekolah, dan
peningkatan sistem pengawasan.
7) Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama satu Tahun. Permasalahan umum pemenuhan
standar pembiayaan adalah keterbatasan ketersediaan dana oleh
pemerintah dan pemerintah daerah. Oleh karena itu perlu digalakan
penggalian dana dari pihak ketiga untuk keperluan operasional
pendidikan dengan tetap mengedepankan ketentuan yang mengatur
tentang pembiayaan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
8) Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Pemenuhan standar
penilaian diprioritaskan pada penerapan penilaian hasil belajar oleh
pendidik dan satuan pendidikan sesuai dengan prinsip, mekanisme
dan prosedur. Sekolah harus menyiapkan semua instrumen
penilaian sesuai persyaratan substansi, konstruksi dan bahasa.
b. Karakteristik Sekolah Model SKM-PBKL-PSB
Karakteristik adalah ciri atau tanda yang menjadi pembeda
antara satu dengan lainnya. Karakteristik adalah ciri atau tanda suatu
SMA disebut sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB untuk
membedakan dengan istilah/model/program SMA lainnya..
Berdasarkan pengertian diatas, maka karakteristik dari SMA
Model SKM-PBKL-PSB adalah :
1) Memenuhi atau hampir memenuhi 8 (delapan) standar nasional
pendidikan yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
2) Melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain,
yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik. Ditjen Pembinaan SMA mengoperasionalkan konsep PBKL
adalah pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan
daerah dengan memanfaatkan berbagai sumber seperti sumberdaya
alam, sumberdaya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan
kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.
3) Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran dan manajemen
administrasi sekolah.
Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di SMA dikembangkan salah
satunya melalui Pusat Sumber Belajar. Sistem pengelolaan yang
terorganisir di sekolah untuk menyusun, mengembangkan, dan
menyediakan sumber belajar untuk mendukung proses
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
c. Tujuan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
dalam suatu pelaksanaan program atau kegiatan. Setiap kegiatan apa
pun bentuk dan jenisnya selalu diarahkan pada tujuan yang ingin
dicapai. Segala sesuatu yang tidak memiliki tujuan tidak akan
mempunyai arti apa-apa.
Tujuan program SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai
berikut:
1) Memberikan pendampingan/pembinaan kepada sekolah untuk
mewujudkan SKM yang menyelenggarakan pendidikan berbasis
keunggulan lokal, dan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah.
2) Menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta pemangku
kepentingan (stakeholders) pendidikan di SMA, baik di tingkat
pusat maupun daerah dalam memenuhi SNP, dan menerapkan
PBKL serta memfungsikan PSB di sekolah.
3) Mewujudkan SMA Model SKM-BKL-PSB untuk dapat digunakan
sebagai rujukan bagi SMA yang akan memenuhi SNP, dan
menyelenggarakan PBKL dan PSB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tujuan konsep dan strategi implementasi program SMA Model
SKM-PBKL-PSB sebagai berikut:
1) Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan tentang
konsep dan strategi implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB.
2) Memberikan acuan bagi institusi pembina yaitu Dit. Pembinaan
SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dalam memberikan bantuan teknis, manajerial dan
pendanaan untuk mendukung terwujudnya SMA Model SKM-
PBKL-PSB.
3) Memberikan arahan bagi SMA Model SKM-PBKL-PSB dalam
melaksanakan program SMA Model SKM-PBKL-PSB.
4) Memberikan acuan bagi SMA lain yang berkeinginan untuk
merintis pemenuhan 8 SNP , menyelenggarakan PBKL dan PSB.
d. Prosedur Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
dilakukan secara terpadu, sistematis dan berkelanjutan dengan
melibatkan unsur Ditjen Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sekolah dan pemangku kepentingan
lainnya sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing. SKM,
PBKL, dan PSB merupakan satu kesatuan program yang akan dicapai
secara bersamaan oleh SMA Model SKM-PBKL-PSB. SKM
merupakan kategori memenuhi/hampir memenuhi SNP yang harus
dicapai oleh semua SMA dan merupakan induk dari program SKM,
sedangkan PBKL merupakan upaya pemerintah untuk memberikan
pembekalan pengetahuan/ketrampilan dan PSB merupakan tuntutan
global dalam rangka mendapatkan sumber belajar yang bervariasi dan
mewujudkan pembelajaran yang berbasis TIK. Program dan kegiatan
yang telah dicanangkan akan berjalan dengan efektif apabila ada upaya
dan aktivitas yang perlu dilakukan sekolah secara sistematis dan
berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Acuan umum dalam pemenuhan SNP, PBKL, dan PSB yang
harus dilakukan SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah sebagai berikut:
1) Pemahaman subtansi 8 SNP
Operasionalisasi SNP sebagaimana dijelaskan dalam PP
Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP tertuang dalam Permendiknas
yang mengatur tentang 8 SNP yaitu standar isi (Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006), standar kompetensi lulusan (Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006), standar proses (Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007), standar pengelolaan (Permendiknas Nomor 19 Tahun
2007), standar pendidik dan tenaga kependidikan (Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007), standar sarana dan prasarana
(Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007), standar pembiayaan
(Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009) ,dan standar penilaian
(Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007). Penguasaan isi 8 SNP
mutlak diperlukan baik oleh institusi pembina maupun sekolah
sebagai dasar untuk mempelajari konsep SMA Model SKM-PBKL-
PSB. Oleh karena itu 8 SNP harus dikuasai sampai menemukan
indikator-indikator kunci yang harus dipenuhi oleh satuan
pendidikan.
2) Analisis Konteks
Prinsip dasar program SMA Model SKM-PBKL-PSB
adalah meningkatkan pemenuhan SNP sekolah dari kondisi saat ini
menuju kondisi memenuhi/hampir memenuhi SNP, sekaligus
melaksanakan PBKL dan meningkatkan pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran dan manajemen sekolah. peningkatan pemenuhan
SNP tersebut dilakukan berdasarkan kesenjangan antara kondisi
nyata sekolah saat ini dengan kondisi yang diharapkan
sebagaimana disyaratkan dalam SNP. Oleh karena itu langkah
pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi
sekolah saat itu untuk mengetahui tingkat pemenuhan indikator-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
indikator 8 SNP, PBKL dan PSB dalam bentuk keberhasilan,
kekurangan dan permasalahan.
Keberhasilan menggambarkan 8 SNP yang telah
memenuhi/hampir memenuhi SNP dan merupakan modal awal
yang harus dipertahankan dan dikembangkan oleh sekolah untuk
masa yang akan datang. Kekurangan adalah indikator 8 SNP yang
belum memenuhi/hampir memenuhi 8 SNP dan merupakan kondisi
yang harus ditingkatkan sampai mencapai/memenuhi 8 SNP.
3) Penetapan Skala Prioritas
Identifikasi kondisi awal sekolah akan menghasilkan
sejumlah data dan informasi tentang keberhasilan, kekurangan dan
permasalahan dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dana manajemen sekolah.
berbekal data dan informasi tersebut maka dilakukukan analisis
kekurangan dan permasalahan berdasarkan tingkat kemendesakan
dan kepentingannya. Analisis menghasilkan daftar kekurangan dan
permasalahan yang perlu diselesaikan berdasarkan skala prioritas.
4) Penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-S
Mengacu pada hasil analisis kondisi dan penetapan skala
prioritas, sekolah menyusun atau menyempurnakan rencana kerja
sekolah berupa Rencana Kerja Jangka Menengah (RJKM) empat
Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S)
satu Tahunan. RKJM dan RKA-S memuat kegiatan-kegiatan
pemenuhan 8 SNP termasuk didalamnya pemenuhan PBKL dan
PSB sebagaimana skala prioritas yang telah diteteapkan dengan
mempertimbangkan sasaran masing-masing standar.
5) Pelaksanaan Kegiatan
Program Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar merupakan upaya
pemerintah dalam menghadapi tuntutan global. Pedoman
pelaksanaan kegiatan program ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a) Pelaksanaan kegiatan SMA Model SKM-PBKL-PSB
dilaksanakan berdasarkan rencana kerja Tahunan (RKA-S)
oleh penanggung jawab kegiatan.
b) SNP, PBKL, dan PSB merupakan satu kegiatan yang
terintegrasi, namun agar efektif pelaksanaannya dikelola oleh
masing-masing tim dibawah koordinasi dan kendali Kepala
Sekolah dengan dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah.
c) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan perlu mendapatkan persetujuan melalui
rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
d) Kepala Sekolah mmepertanggungjawabkan pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan
bidang non akademik pada rapat komite sekolah dalam
bentuk laporan akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum
penyusunan rencana kerja Tahunan berikutnya.
e. Supervisi dan Evaluasi
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian dari kegiatan
pengendalian. Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pimpinan melalui bimbingan, pengarahan, motivasi dan evaluasi.
Supervisi pendidikan adalah pembinaan berupa bimbingan atau
perbaikan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umunya dan
peningkatan mutu belajar dan mengajar pada khususnya. Supervisi
pendidikan dilakukan oleh supervisor, yaitu kepala sekolah, penelik
sekolah, dan pengawas ditingkat kabupaten/kota.
Evaluasi adalah merupakan suatu proses untuk menjelaskan
secara sistematis untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta
untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga membantu
pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek
program perencanaan yang akan datang. Evaluasi adalah kegiatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan dengan menggunakan
indikator-indikator tujuan yang telah ditetapkan.
Supervisi dan evaluasi dilakukan untuk menilai hasil
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Supervisi dan evaluasi
dalam program Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar adalah:
1) Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal
sekolah sebagai pengendalian proses dan penilaian hasil
pelaksanaan kegiatan sekolah.
2) Supervisi internal dilakukan terhadap pengelolaan akademik secara
teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah sedangkan supervisi
eksternal dilakukan oleh pengawas.
3) Evaluasi internal dilakukan dalam bentuk :
a) Evaluasi diri terhadap kinerja sekolah untuk mengukur,
menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka
pelaksanaan SNP dalam bentuk evaluasi proses pembelajaran
sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun dan program kerja
tahunan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun.
b) Evaluasi dan pengembangan KTSP dilakukan secara berkala
untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun
perubahan sosial.
c) Evaluasi pendayagunaan peserta didik dan tenaga
kependidikan meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian,
keseimbangan beban kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan dalam pelaksanaan tugas.
4) Supervisi dana evaluasi eksternal dilakukan oleh Dit. Pembinaan
SMA, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk memantau
perkembangan proses dan menilai kinerja sekolah untuk 8 SNP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45 4. Tinjauan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL)
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas
kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Keunggulan Lokal merupakan suatu
proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga
menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan
memiliki keunggulan komparatif.
Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat
dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan
istilah 7M, yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode, Marketing and
Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka proses
dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian
sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses
dan realisasi keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para
pesaing, substitusi (bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya
perkembangan teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan
produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk produk
(barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan
komparatif, dan unik.
Dari pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program
pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai dengan kebutuhan
daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya
manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang
bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi,
bakat dan minat peserta didik. Sedangkan Ditjen Pembinaan SMA
mengoperasionalkan konsep PBKL adalah pendidikan yang diselenggarakan
sesuai dengan kebutuhan daerah dengan memanfaatkan berbagai sumber
seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia, geografis, budaya, historis
dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan
kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Strategi implementasi PBKL di sekolah menurut Direktorat
Pembinaan SMA (2010: 22) adalah:
a. Melalui integrasi
Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam strategi ini adalah;
1) Memilih KD dari kelas X sampai kelas XII yang dapat
mengintegrasikan keunggulan lokal dengan cara membandingkan
Standar Isi dengan daftar kompetensi dari hasil inventarisasi
kompetensi.
2) Menambah Kompetensi Dasar (KD) baru jika Keunggulan Lokal
(KL) belum terakomodir di SK/KD yang ada.
3) Menyempurnakan silabus SK/KD terpilih untuk mengintegrasikan
keunggulan lokal dengan cara menambah substansi KD atau
menyisipkan ke dalam indikator.
4) Menyempurnakan RPP.
5) Membuat bahan ajar cetak TIK.
6) Merencanakan dan melaksanakan penilaian.
b. Melalui mata pelajaran keterampilan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam strategi ini adalah;
1) Penentuan SK/KD (kalau tidak termuat pada SI)
2) Pengembangan silabus
3) Penyusunan RPP
4) Penyusunan bahan ajar cetak/TIK
5) Penyusunan bahan penilaian
6) Mengadakan kerja sama dengan lembaga lain yang relevan
7) Pelaksanaan Mata Pelajaran Ketrampilan secara kontinyu mulai dari
kelas X sampai dengan kelas XII
c. Melalui muatan lokal
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam strategi ini adalah;
1) Penentuan SK/KD (kalau tidak termuat pada SI)
2) Pengembangan silabus
3) Penyusunan RPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
4) Penyusunan bahan penilaian
5) Pelaksanaan Muatan Lokal dapat berganti pada tiap semester sesuai
kebutuhan.
d. Melalui budaya sekolah
Pada strategi ini dibutuhkan komitmen yang tingggi dari setiap
warga sekolah untuk melaksanakan budaya dan menciptakan iklim
tertentu di sekolah sesuai dengan Tema Keunggulan Lokal yang telah
ditetapkan sekolah.
e. Melalui pengembangan diri
Pada strategi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu
melalui Bimbingan dan Konseling (BK) atau Ekstra Kurikuler (Ekskul)
yang dilaksanakan di sekolah. Penyusunan program BK dan program
ekskul yang tepat serta pelaksanaannya yang kontinyu adalah kunci
keberhasilan dari strategi ini.
5. Tinjauan Pusat Sumber Belajar (PSB)
Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di SMA dikembangkan salah
satunya melalui Pusat Sumber Belajar. Sistem pengelolaan yang terorganisir
di sekolah untuk menyusun, mengembangkan, dan menyediakan sumber
belajar untuk mendukung proses pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
a. Pengertian Pusat Sumber Belajar
Menurut Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional pusat sumber belajar
adalah suatu unit dalam suatu lembaga (khususnya satuan
pendidikan/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas
serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai
fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan,
konsultasi pembelajaran, dll), fungsi pengadaan/pengembangan (produksi)
media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain
yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Program Pusat Sumber Belajar yang dilaksanakan oleh
Direktorat Pembinaan SMA mempunyai pengertian sebagai media
informasi dan komunikasi pembelajaran di SMA yang dapat melayani
kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan dan satuan pendidikan
lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian.
b. Fungsi Pusat Sumber Belajar
1) Sebagai media informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan
proses pembelajaran bagi warga satuan pendidikan dan stakeholders.
2) Sebagai wahana belajar melalui forum diskusi antar pendidik-siswa,
pendidik-pendidik, siswa-siswa, dan satuan pendidikan-satuan
pendidikan, serta satuan pendidikan-masyarakat yang terkait dengan
proses pembelajaran.
3) Sebagai media unjuk kerja berbagai inovasi dalam proses
pembelajaran.
c. Sasaran Pusat Sumber Belajar
1) Siswa, mahasiswa, warga belajar.
2) Guru, instruktur, Widyaiswara, pamong belajar.
3) Karyawan.
4) Masyarakat umum.
d. Ruang Lingkup Pusat Sumber Belajar
Ruang lingkup PSB meliputi perencanaan pembelajaran yang
terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Bahan Ajar;
pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan model-model pembelajaran;
dan penilaian hasil pembelajaran meliputi bahan ujian, analisis butir soal,
dan Laporan Hasil Belajar.
6. Profil Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB)
Kata profil berasal dari bahasa Italia yaitu profilo dan profilare,
yang berarti gambaran garis besar atau kerangka. Profil SKM-PBKL-PSB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
adalah pernyataan secara garis besar dalam bentuk persyaratan/kondisi yang
menggambarkan wujud SMA Model SKM-PBKL-PSB yang dituangkan
dalam bentuk komponen, aspek dan indikator. Profil SMA Model SKM-
PBKL-PSB disusun mengacu pada Permendiknas yang mengatur 8 (delapan)
SNP yang memuat 8 (delapan) SNP. Berikut adalah profil SMA Model SKM-
PBKL-PSB secara umum.
a. Standar Isi
1) Memiliki dokumen KTSP yang didukung dengan dokumen hasil
analisis kontek dan dokumen hasil analisis keunggulan lokal.
2) Dokumen KTSP telah dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah
dengan pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas
Pendidikan Provinsi.
b. Standar Kompetensi Lulusan
1) Pencapaian rata-
75%.
2) Nilai kelulusan US minimal sama dengan KKM setiap mata
pelajaran.
3) Tingkat kelulusan 100%.
4)
c. Standar Proses
1) Melakukan dokumen perencanaan proses pembelajaran berupa
silabus, RPP dan bahan ajar yang disusun sesuai ketentuan dan telah
mengintegrasikan PBKL dan TIK.
2) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan persyaratan
rombongan belajar (32 peserta didik), beban kerja minimal guru (24
jam tatap muka/minggu), buku teks pelajaran, pengelolaan kelas.
3) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan menerapkan
pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur dengan memanfaatkan perpustakaan dan TIK.
4) Melaksanakan pembelajaran PBKL yang terintegrasi dalam mata
pelajaran yang relevan/mulok/keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
5) Melaksanakan dan melaporkan pengawasan proses pembelajaran
dalam bentuk pemantauan pembelajaran, supervisi pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Memiliki lebih dari 75% pendidik yang telah memenuhi kualifikasi
akademik, latar belakang pendidikan, sertifikasi profesi guru,
kompetensi TIK dan pengembangan bahan ajar.
2) Memiliki tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas
kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium yang telah memenuhi persyaratan jenis, kualifikasi
akademik dan kompetensi dibidang TIK.
3) Memiliki minimal 4 tenaga layanan khusus yaitu penjaga sekolah,
tenaga kebersihan, pengemudi, tukang kebun, pesuruh yang telah
memenuhi kualifikasi dan kompetensi.
e. Standar Sarana dan Prasarana
1) Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27
rombongan belajar.
2) Memiliki luas lahan sesuai persyaratan standar dan secara sah
menempati lahan yang telah disetujui untuk peruntukan sekolah.
3) Semua bangunan gedung memenuhi persyaratan luas, keselamatan
kesehatan, menyediakan fasilitas dan aksebilitas bagi penyandang
cacat, kenyamanan, sistem keamanan, dan ketersediaan listrik sesuai
kebutuhan, serta terpelihara secara berkala.
4) Memiliki prasarana sekurang-kurangnya adalah ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika,
ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang
laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,
tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi
kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat
bermain/berolahraga, telah yang memenuhi persyaratan luas dan
kelengkapan sarana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
5) Memiliki sarana pendukung PSB berupa website dan perangkat
audio visual.
f. Standar Pengelolaan
1) Memiliki dokumen perencanaan program berupa Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) yang dikembangkan berdasarkan visi, misi, dan
tujuan sekolah.
2) Memiliki pedoman-pedoman (KTSP; kalender
pendidikan/akademik; struktur organisasi sekolah; pembagian tugas
di antara guru; pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
peraturan akademik; tata tertib sekolah; kode etik sekolah; biaya
operasional sekolah) yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan
operasional dan struktur organisasi sekolah yang diuraikan secara
jelas dan transparan.
3) Melaksanakan rencana kerja bidang kesiswaan dalam bentuk
memberikan layanan konseling kepada peserta didik; melaksanakan
kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik; melakukan
pembinaan prestasi unggulan; melakukan pelacakan terhadap alumni
dan didukung dengan tersedianya petunjuk proses penerimaan
peserta didik.
4) Melaksanakan rencana kerja bidang kurikulum dan kegiatan
pembelajaran berdasarkan persyaratan yang tertuang dalam KTSP,
kalender pendidikan, program pembelajaran, penilaian hasil belajar
peserta didik, dan peraturan akademik.
5) Melaksanakan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga
kependidikan meliputi pemberdayaan, pengangkatan, promosi,
penempatan, dan pendayagunaan.
6) Melaksanakan rencana kerja bidang sarana dan prasarana meliputi
pemenuhan, pendayagunaan, pemeliharaan sarana dan prasarna, dan
pengelolaan perpustakaan, laboratorium, fasilitas fisik untuk
kegiatan ekstrakurikuler.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
7) Melaksanakan rencana kerja bidang keuangan dan pembiayaan
mengacu pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional.
8) Melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah
untuk menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang
kondusif dengan menerapkan tata tertib sekolah, dan kode etik
sekolah.
9) Melaksanakan rencana kerja bidang peran serta masyarakat dan
kemitraan sekolah dengan sasaran menjalin kemitraan dengan
lembaga pemerintah dan non-pemerintah, berkaitan dengan input,
proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
10) Melaksanakan pengawasan pengelolaan sekolah dalam bentuk
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil
pengawasan.
11) Melakukan evaluasi diri proses pembelajaran, program kerja
Tahunan, KTSP, pendayagunaan tenaga pendidik dan kependidikan
secara periodik.
12) Hasil akreditasi sekolah adalah A
13) Mempunyai kepemimpinan yang terdiri dari Kepala Sekolah dengan
dibantu 3 Wakil Kepala Sekolah yang diangkat sesuai dengan
ketentuan.
14) Memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk mendukung
administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel dengan
sumberdaya manusia dan fasilitas yang efisien, efektif, dan mudah
diakses.
g. Standar Pembiayaan
1) Mengelokasikan dan memenuhi biaya investasi, biaya operasi, biaya
personal dan non personal.
2) Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta
memanfaatkan dana dari berbagai sumber.
3) Membuat laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan
transparan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
h. Standar Penilaian Pendidikan
1) Menerapkan prinsip-prinsip penilaian.
2) Menerapkan teknik dan instrumen penilaian.
3) Menerapkan mekanisme dan prosedur penilaian.
4) Menerapkan penilaian oleh pendidik.
5) Menerapkan penilaian oleh satuan pendidikan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini dilakukan oleh:
1.
Keunggulan Lokal sebagai Model Pendidikan Berkarakter dan Berbudaya
Ba
bahwa model pendidikan berkarakter dan berbudaya dapat diimplementasikan
dengan mengakomodasi keunggulan lokal di setiap daerah yang beragam dan
khas baik fisik maupun non fisik. Strateginya dengan mengimplementasikan
muatan keunggulan lokal pada aktivitas peserta didik (kurikulum nasional)
yang bertujuan agar pembelajaran dapat lebih bermakna. Selain itu, juga
dapat diintegrasikan pada kultur sekolah. Pada akhirnya, secara bertahap dan
berkelanjutan, dua strategi tersebut dapat menumbuhkan motivasi instrinsik,
selanjutnya menjadi konsep diri yang berdasarkan interlocal wearness,
terbuka dengan globalisasi, namun tetap beretika dan menjunjung potensi
keunggulan lokal khasanah sekaligus sebagai identitas bangsa.
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang
diangkat yaitu Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian terdahulu mengkaji implementasi Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal untuk mendukung pendidikan berkarakter dalam
era global, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah
implementasi Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal-Pusat Sumber Belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54 2. Lia Yuliana; Meilina Bustari; Safitri Yosita Ratri (2010) dengan judul
n ini adalah:
a. Upaya kesiapan kepala sekolah, guru dan siswa dalam Implementasi
Sekolah Kategori Mandiri SMP Negeri 2 Banguntapan dalam pelaksanaan
komponen kemandirian masih rendah (kurang dari 75%), hal ini
menunjukkan SMP rintisan Sekolah Kategori Mandiri belum berhasil
menjadi mandiri, dalam melaksanakan komponen kemandirian mencapai
kisaran target 50% sampai dengan 75% atau termasuk SMP Kategori
Standar III.
b. Kendala sekolah dalam kesiapan implementasi Sekolah Kategori Mandiri
adalah pada komponen Installed Program dan Produk. Dalam instaled
program dan produk ini SMP 2 Banguntapan masih belum bisa
melaksanakan tujuan-tujuan Sekolah Kategori Mandiri. Komponen
kemandirian yang sudah berhasil dilaksanakan dengan baik adalah
komponen Tujuan Program dan Proses. Dalam tujuan program SMP
rintisan sudah berhasil menetapkan target-target sebagai sekolah mandiri,
dan dalam proses SMP rintisan sudah berhasil melaksanakan program-
program yang bisa dijalankan.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah untuk menunjang
keterlaksanaan Sekolah Kategori Mandiri terungkap bahwa sarana
prasarana yang dimiliki secara rata-rata mencapai 64,47% dan termasuk
dalam kriteria SMP N 2 Banguntapan Kategori Standar III, berarti sarana
dan prasarana yang dimiliki sekolah belum mampu menunjang sekolah
untuk masuk kedalam SMP Kategori Mandiri.
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang
diangkat yaitu Sekolah Kategori Mandiri. Sedangkan perbedaaannya terletak
pada spesifikasi penelitian. Jika penelitian terdahulu mengevaluasi kesiapan
implementasi Sekolah Kategori Mandiri, sedangkan penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dilakukan peneliti adalah implementasi Sekolah Kategori Mandiri secara
umum.
3. Dwi Atmono
Menunjang Proses Pembelajaran Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan pada
diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa konteks guru dalam memanfaatkan
keunggulan lokal dapat dicermati melalui visi dan misi dari lokasi penelitian,
misalnya di Kota Banjarmasin yang mengembangkan visi dan misi sebagai
kota perdagangan, industri, dan pariwisata yang dalam pelaksanaan
pembelajarannya dilakukan dengan pendekatan kontekstual yaitu melalui
proses relating (belajar dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata),
experiencing (belajar ditekankan pada penggalian, penemuan, penciptaan),
applying (belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks
pemanfaatannya, cooperating (belajar melalui konteks komunikasi inter
personal), transfering (belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam
situasi atau konteks baru). Kemudian untuk melaksanakan tuntutan kurikulum
diperlukan kemampuan: memiliki pengetahuan yang luas, dapat
merencanakan dan merumuskan tujuan dengan tepat, mempresentasikan
dengan jelas dengan menggunakan metode dan media pembelajaran sehingga
siswa termotivasi belajar, memeriksa tugas-tugas dan mengevaluasi proses
proses pembelajaran, memperhatikan hubungan individu dengan siswa,
melaksanakan interaksi kelompok, antusiasme serta berinovasi dalam proses
pembelajaran. Peran yang dilakukan guru dalam mengelola proses
pembelajaran yang memanfaatkan konteks keunggulan lokal yaitu dengan
mengembangkan pembelajaran kontekstual, memilih strategi pembelajaran,
menerapkan tujuh komponen pembelajaran kontekstual, merencanakan
pembelajaran kontekstual, dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran
kontekstual.
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang
diangkat yaitu implementasi Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Sedangkan perbedaaannya terletak pada spesifikasi penelitian. Jika penelitian
terdahulu menerapkan keunggulan lokal dalam pembelajaran IPS, penelitian
yang dilakukan peneliti mengkaji penerapan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal secara umum.
4.
Sekolah Kategori Mandiri (Studi Situs SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten
Grobogan Tahun 2010/2011). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah pengelolaan sarana dan prasarana Rintisan Sekolah Kategori Mandiri
yang meliputi pengelolaan sarana dan prasarana yang didapat dari bantuan
pemerintah, swadaya masyarakat, hibah, dan swadaya sekolah. Penggunaan
sarana dan prasarana didapatkan berdasarkan jadwal dan tidak terjadwal,
yang menggunakan semua warga sekolah tergantung kebutuhan masing-
masing. Pemeliharaan atau perawatan sarana dan prasarana dilakukan secara
terus-menerus, berkala, darurat, preventif, dengan tujuan yaitu agar sarana
dan prasarana dalam keadaan selalu siap pakai, tidak cepat rusak, awet, aman
bagi pengguna, enak dan nyaman bila dipandang sehingga dapat
memperlancar dalam proses belajar mengajar. Pemeliharaan atau perawatan
melibatkan semua warga sekolah.
Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaannya terletak pada topik yang
diangkat yaitu Sekolah Kategori Mandiri. Sedangkan perbedaannya terletak
pada spesifikasi penelitian. Jika penelitian terdahulu mengkaji pengelolaan
sarana dan prasarana Sekolah Kategori Mandiri, maka penelitian kali ini
mengkaji implementasi Sekolah Kategori Mandiri secara umum.
C. Kerangka Berfikir Pendidikan merupakan salah upaya pemerintah dalam rangka
menghadapi persaingan global yang semakin tajam dan ketat. Globalisasi dan
perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak bisa dipungkiri berpengaruh
terhadap gaya hidup dan cara pandang masyarakat terutama remaja usia sekolah.
Berkaitan dengan kondisi tersebut pemerintah berupaya untuk memasukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57 unsur-unsur keunggulan lokal dalam dunia pendidikan dengan melaksanakan
program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan kriteria minimal sistem
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Berkaitan dengan kebijakan SNP, dalam rangka mendorong
penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,
pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan
pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal. Pendidikan berbasis
keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan
lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik.
Dalam pelaksanaan program rintisan SKM-PBKL-PSB di sekolah
ternyata masih mengalami berbagai kendala terutama pemenuhan delapan standar
nasional pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Kendala tersebut
diantaranya adalah kesiapan pelaksanaan, pendanaan, dan dukungan pihak
internal maupun pihak eksternal. Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya suatu
upaya untuk mengatasi hambatan yang terjadi baik dari pihak sekolah maupun
pemerintah. Dari pihak sekolah perlu adanya suatu komitmen dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, sedangkan pemerintah seharusnya selalu
berkoordinasi dengan pihak sekolah dan masyarakat agar program rintisan SKM-
PBKL-PSB dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka menghadapi hambatan-hambatan pelaksanaan SKM-
PBKL-PSB dapat menjadikan pelaksanaan SKM-PBKL-PSB menjadi lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka berpikir maka mengarah pada
permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana pelaksanaan Sekolah Model Sekolah
Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar
di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, 2) Hambatan-hambatan apa sajakah yang
dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar di SMA Negeri 1
Banyudono Boyolali, 3) Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan SMA Negeri 1
Banyudono Boyolali guna mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar.
Untuk memudahkan penelitian, maka digambarkan skema kerangka
penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran
Program Sekolah Model
Sekolah Kategori Mandiri-
Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal-Pusat Sumber Belajar
(SKM-PBKL-PSB)
Pelaksanaan
SMA Model
SKM-PBKL-PSB
Hambatan-hambatan
pelaksanaan
SMA Model
SKM-PBKL-PSB
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan yang muncul dalam pelaksanaan
SMA Model SKM-PBKL-PSB
Pelaksanaan SMA Model
SKM-PBKL-PSB yang lebih baik
Tuntutan globalisasi
untuk menghasilkan
SDM berkualitas yang
berkeunggulan lokal dan
berwawasan global
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali, Tahun
Ajaran 2011/2012. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di
tempat ini adalah :
a. Tersedianya data-data yang dibutuhkan peneliti di SMA Negeri 1
Banyudono Boyolali sehingga lebih memudahkan dan mendukung
kelancaran dalam pelaksanaan penelitian.
b. SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali merupakan satu-satunya SMA di
Kabupaten Boyolali yang menyelenggarakan Sekolah Model Sekolah
Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber
Belajar (SKM-PBKL-PSB), sehingga peneliti tertarik ingin mengetahui
implementasi SKM-PBKL-PSB di sekolah tersebut.
c. SMA Negeri 1 Banyudono Boyolali belum pernah digunakan sebagai
objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian
ulang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan, dengan lama penelitian
selama enam bulan yang dimulai bulan Januari sampai dengan Juni 2012.
Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian:
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60 Tabel 3. 1. Jadwal Penelitian
Kegiatan Tahun 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1. Perencanaan Penelitian
a. Pengajuan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
c. Penarikan Kesimpulan
3. Penyusunan Laporan
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka
metodologi penelitian yang paling tepat digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada suatu obyek dan
mengkondisikannya seperti keadaan apa adanya. Penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting). Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena
atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus.H.B. Sutopo (2002, 111)
pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang
apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
C. Data dan Sumber Data
Sumber data merupakan bagian penting bagi peneliti karena ketepatan
memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan
kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland yang
dikutip Moleong (2000: ma dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-
Jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Narasumber (Informan)
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber)
memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan informasi bagi
peneliti. Informan (narasumber) akan memberikan semua informasi tentang
situasi dan kondisi dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan
informan adalah Penanggung Jawab Pelaksana (PJP) SMA Model, Wakasek
Kurikulum, guru, siswa, dan komite sekolah. Oleh karena informan-informan
tersebut dianggap berkompeten dan terlibat dalam penyelenggaraan program
SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono.
2. Dokumen dan Arsip
H. B. Sutopo (2002) menyatakan bah
merupakan suatu bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar
atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa
dapat berupa kurikulum sekolah, draft panduan pelaksanaan sekolah model,
dan laporan-laporan lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian.
3. Tempat dan Peristiwa
Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMA N 1 Banyudono
Boyolali. Dari lokasi ini akan muncul berbagai fenomena dan data yang
diperlukan dalam penelitian. Sedangkan peristiwa merupakan fenomena yang
terjadi di lokasi penelitian tersebut. Peristiwa yang diteliti disini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling (cuplikan) merupakan suatu bentuk khusus atau proses
bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi
(H. B. Sutopo, 2002: 55). Menurut Lincoln dan Guba seperti dikutip oleh
entuan sampel dalam penelitian kualitatif
tidak didasarkan pada perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif.
Peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan
pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi, dan sebagainya. Cuplikan tidak
digunakan dalam usaha untuk melakukan generalisasi statistik atau sekedar
mewakili populasinya, tetapi lebih mengarah pada generalisasi teoretis. Sumber
data yang digunakan disini tidak yang mewakili populasinya tetapi lebih
cenderung mewakili informasinya. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan
informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Sesuai dengan sumber data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63 digunakan dalam penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah
berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan.
Esterberg (2002) seperti dikutip oleh Sugiyono (2007, 317) mendefinisikan
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.
Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan petunjuk umum
wawancara, dimana sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu
menyusun kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pedoman,
sedangkan penyampaiannya kepada informan adalah bebas tetapi mengarah
pada maksud dari pewawancara. Data yang dikumpulkan melalui wawancara
adalah:
a. Pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di
SMA Negeri 1 Banyudono.
b. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Sekolah Model
Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat
Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono.
c. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pelaksanaan Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-
PBKL-PSB) di SMA Negeri 1 Banyudono.
2. Observasi
Teknik obesrvasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.
Teknik observasi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap obyek penelitian dengan melibatkan indera penglihatan dan
pendengaran dalam mencari kejadian yang diteliti. Observasi dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
secara informal dan formal. Observasi secara informal dilakukan pada waktu
peneliti kunjungan awal, sebelum secara formal mendapatkan ijin. Data yang
diperoleh berupa hasil pengamatan seperti lokasi penelitian dan gambaran
secara umum lingkungan sekolah. Sedangkan observasi secara formal
dilakukan peneliti setelah mendapatkan ijin dari sekolah. Observasi dalam
penelitian ini adalah mengamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
implementasi Sekolah Model Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-PSB).
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Teknik
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengklasifikasikan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel dengan mengkaji dan mempelajari dokumen atau catatan-catatan
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu
dokumentasi, dimana peneliti mendapatkan data berupa rekaman-rekaman
yang merupakan bukti dokumentasi pelaksanaan sekolah Model Sekolah
Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber
Belajar (SKM-PBKL-PSB).
F. Uji Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Peneliti harus bisa
memilih dan menentukan cara-cara yang peling tepat untuk mengembangkan
validitas data yang diperolehnya. Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan
simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Cara paling umum yang
digunakan dalam penelitian kualitatif bagi peningkatan validitas adalah
trianggulasi. Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai
teknik pengambilan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Susan stainback (1988) seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
Menurut Sutopo, H. B (2002: 77-85) ada empat macam trianggulasi, yaitu:
1. Trianggulasi data/trianggulasi sumber Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi metode Jenis ini dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam trianggulasi ini yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.
3. Trianggulasi peneliti Trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya oleh beberapa peneliti.
4. Trianggulasi teori Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perpektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak, sehingga dapat dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh.
Penelitian ini menggunakan trianggulasi data (sumber) dan trianggulasi
metode. Data yang diperoleh dari berbagai sumber kemudian dilakukan uji
keabsahan melalui trianggulasi sumber. Hal ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil wawancara informan yang satu dengan informan yang lain,
sehingga dapat diketahui keabsahan dari data yang diperoleh. Peneliti juga
menggunakan trianggulasi metode, data yang diperoleh dari seorang informan
diuji dengan berbagai macam metode pengumpulan data (wawancara, observasi,
dan dokumentasi) sehingga dapat diketahui kevalidan dari data tersebut.
Kemudian keseluruhan hasil data tersebut dibandingkan pula dengan analisis
dokumen. Dengan demikian mutu dari keseluruhan proses pengumpulan data
dalam penelitian ini menjadi valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses
pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data. Analisis data data
dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sutopo, H. B. , 2007). Bogdan
seperti dikutip oleh Sugiyono (2007, 334) menyatakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola
penelitian induktif yang diolah dengan teknik saling terjalin atau interaktif
mengalir. Proses analisis data dengan model interaktif meliputi empat komponen
yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau
verifikasi. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian penting dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang ketiganya saling berhubungan
dan saling melengkapi. Data yang dikumpulkan masih berupa data kotor
sehingga masih terdapat data-data yang seharusnya tidak dibutuhkan. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah draft pengembangan
kurikulum, dokumen-dokumen pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB,
dan dokumen-dokumen lain yang sesuai dengan obyek penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung selama pelaksanaan
penelitian. Dalam reduksi data, peneliti harus mengkaji secara lebih cermat
data atau informasi apa saja yang kurang, informasi apa saja yang perlu
ditambahkan, dan informasi apa saja yang perlu dihilangkan. Dalam
penelitian ini reduksi data dilakukan jika data yang diperoleh peneliti tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
relevan dengan data yang dibutuhkan untuk menganalisis pelaksanaan SMA
Model SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono.
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan terjadinya penarikan
kesimpulan dalam penelitian. Penyajian data merupakan rakitan kalimat yang
disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah
dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat
sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya
tersebut. Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengorganisasikan informasi secara sistematis, menggabungkan dan
merangkai keterkaitan antar data, dan menggambarkan proses dan fenomena
yang ada dari obyek penelitian.
4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Sejak awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami arti
dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-
peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin,
arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Kesimpulan perlu diverifikasi
agar cukup mantap dan bisa dipertanggungjawabkan. Verifikasi dapat
dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian dan melakukan replikasi
pada satuan data yang lain. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya
supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya.
Empat hal utama yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi sebagai sesuatu yang saling
berkaitan pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif
Sumber : Sutopo (2002: 96)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh
peneliti dalam penelitiannya dari awal sampai dengan akhir kegiatan penelitian.
Menurut Sutopo, H. B (2002:187-190) terdapat empat tahapan dalam prosedur
penelitian, yaitu: (1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) analisis data, (4)
penyusunan laporan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur atau
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian merupakan tahapan awal yang dilakukan
peneliti untuk mempersiapakan semua yang dibutuhkan peneliti sebelum
melakukan penelitian di lapangan. Persiapan penelitian ini meliputi pengajuan
judul, penyusunan proposal, dan perijinan obyek penelitian.
2. Tahap pengumpulan data
Tahapan ini merupakan upaya peneliti untuk mendapatkan informasi
dengan berbagai teknik atau metode. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Selain itu, peneliti juga membuat fieldnote
(catatan lapangan) dan merangkumnya dalam transkip hasil wawancara. Data-
data yang sudah diperoleh tersebut kemudian diatur dan dipilih sesuai dengan
kebutuhan.
Pengumpulan data
Reduksi data Penyajian data
Penarikan kesimpulan dan verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69 3. Tahap analisis data
Data-data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan
menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan desain penelitian.
Data-data yang terkumpul dilakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman.
Pengumpulan data secara lebih terfokus dilakukan apabila dalam persiapan
analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas. Data
yang sudah dianalisis kemudian dirumuskan simpulan akhirnya sebagai
temuan penelitian.
4. Tahap penyusunan laporan penelitian
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari prosedur penelitian yaitu
penyusunan laporan penelitian yang kemudian diajukan dan
dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Banyudono
Pada mulanya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Banyudono bernama SMA Negeri Banyudono yang berstatus Unit Gedung
Baru (UGB) yang berdiri pada tahun 1992/1993 berdasarkan SK Mendikbud
RI No 0313/0/1993 per Agustus 1993. SMA Negeri 1 Banyudono diampu
oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Teras yaitu Bapak Basoeki, B. Sc.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Banyudono mulai
menerima siswa baru tahun pelajaran 1992/1993. Karena gedung masih
dalam proses pembangunan, maka proses belajar mengajar menumpang di
SMP Negeri 2 Banyudono. Proses pembelajaran dilaksanakan sore hari
selama lebih kurang tiga bulan dengan jam belajar jam 12.30 sampai dengan
17.30 WIB.
Sekolah Menengah Atas Banyudono mulai menempati gedung
baru pada hari Senin, 12 Oktober 1992. Luas tanah SMA Negeri 1
Banyudono adalah sekitar 10.000 m2 dengan luas bangunan 2.948 m2, luas
halaman 240 m2, luas lapangan olah raga 612 m2, dan luas kebun 6.200 m2.
Dengan areal tanah seluas 10.000 m2 telah dibangun satu ruang Kepala
Sekolah dan Tata Usaha, satu ruang guru/OSIS/UKS/gudang, enam ruang
gudang, dan satu ruang laboratorium. Sesuai dengan SK Mendikbud RI No
53797/A2.I.2/C/1993 tanggal 26 Agustus 1993 diadakan serah terima jabatan
Kepala SMA Negeri Banyudono (pengampu) kepada Kepala SMA Negeri 1
Banyudono Ibu Sri Muryati, BA. Selama tahun pelajaran 1993/1994 SMA
Negeri 1 Banyudono mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa satu ruang
perpustakaan dan perlengkapannya, dua buah bangunan RKB (Ruang Kelas
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Baru), satu buah televisi, satu buah komputer, satu buah OHP, satu perangkat
kesenian, buku-buku pelajaran dan buku referensi.
Sampai dengan tahun 2012 SMA Negeri 1 Banyudono telah
mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak delapan kali. Nama-nama
beliau yang pernah menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 1 Banyudono
adalah:
1. Sri Muryati, BA
2. Drs. Setiawan
3. Drs. H. Ngalimin
4. Drs. Suyono
5. Sumadi, S. Pd
6. Drs. Agung Wardoyo
7. Drs. Mahatma Joko Subandi, M. Pd
8. Drs. Joko Raharjo
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Banyudono
a. Visi
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah
dan digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah. Sekolah harus
memiliki visi karena visi memerupakan gambaran masa depan yang
diinginkan oleh sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin
kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Terwujudnya Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono yang unggul dalam prestasi
dan teladan dalam perilaku .
b. Misi
Misi adalah tindakan untuk mewujudkan atau merealisasikan
visi yang telah ditetapkan.
Misi SMA N 1 Banyudono adalah:
1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui penyelenggaraan
dan pelaksanaan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2) Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran yang efektif, efisien,
dan inovatif.
3) Melaksanakan pembinaan, pembimbingan, pelatihan dalam
pengembangan potensi diri siswa.
4) Menumbuhkan semangat berprestasi dan berkompetisi secara sehat
bagi segenap warga sekolah.
5) Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan ilmu dan
kehidupan.
6) Memberdayakan semua potensi sekolah dan masyarakat dalam
mengembangkan mutu sekolah.
7) Mengembangkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan
berwawasan global dalam memperkaya mutu pendidikan.
8) Menanamkan dasar nilai-nilai keilmuan, keimanan, dan ketaqwaan
dalam kehidupan.
9) Mengembangkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, simpatik)
dalam pergaulan.
10) Melaksanakan penilaian dan evaluasi pada setiap kegiatan untuk
umpan balik dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
c. Tujuan Pendidikan
Bertolak dari visi dan misi selanjutnya sekolah merumuskan
tujuan pendidikan. Tujuan merupakan apa yang akan dicapai/dihasilkan
sekolah. Tujuan pendidikan SMA N 1 Banyudono adalah:
1) Membekali siswa dengan ilmu, imtaq, ketrampilan dan semangat
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
2) Mengembangkan kemandirian siswa dalam meningkatkan
kemampuan diri, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk menghadapi pendidikan dan
kehidupan yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
3) Membangun sikap demokratis, jujur, kreatif, sportif, disiplin dan
percaya diri bagi seluruh warga sekolah.
4) Mengembangkan 7K (ketertiban, keamanan, kebersihan, kesehatan,
kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan) melalui aktifitas
kehidupan sekolah.
5) Meningkatkan efektifitas dan kreativitas bagi seluruh warga sekolah
untuk mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu.
6) Mendorong siswa untuk menguasai TIK agar memiliki daya saing
dan keunggulan.
3. Keadaan Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar SMA Negeri 1 Banyudono sangat kondusif
sehingga mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Letak SMA
Negeri 1 Banyudono yang jauh dari keramaian kota membuat suasana
menjadi tenang dan nyaman untuk pembelajaran.
Untuk lingkungan secara umum, SMA Negeri 1 Banyudono adalah
sekolah yang asri, sejuk, dan bersih, di setiap sudut bangunan terdapat taman
dan beberapa pohon serta ruang hijau yang terawat.
Sedangkan keadaan kelas pada umumnya bersih dan tertata rapi.
Kelas juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang pembelajaran berupa LCD,
screen LCD, satu unit komputer dan LAN, speaker, whiteboard, meja, kursi
dan sebagainya. Untuk menunjang kegiatan belajar juga disediakan
laboratorium dan perpustakaan. Dengan adanya berbagai fasilitas penunjang
tersebut, kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Banyudono dapat
berjalan maksimal.
Rasa dan suasana kekeluargaan juga tercipta di sekolah ini dengan
diterapkannya suasana yang hangat dan penuh keakraban dengan saling
manyapa. Dengan hal tersebut diharapkan akan tercipta suasana kerjasama
yang penuh dengan rasa kekeluargaan dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74 4. Struktur Organisasi SMA N 1 Banyudono
Struktur organisasi sekolah merupakan gambaran tentang garis
koordinasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Struktur organisais
di SMA Negeri 1 Banyudono adalah:
a. Kepala Sekolah
1) Sebagai pendidik
Membimbing guru dalam hal menyusun program pengajaran,
mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program
pengayaan maupun remedial.
Membimbing karyawan/TU dalam menyusun program kerja,
melaksanakan tugas sehari-hari, menanamkan kerjasama,
pembuatan laporan dan teknik pelayanan.
Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan
mengikuti lomba-lomba di luar sekolah.
Mengembangkan staff dalam mengikuti pelatihan, kegiatan
MGMP, seminar, penyediaan bahan bacaan, dan kenaikan
pangkat.
Proses belajar mengajar perkembangan IPTEK.
2) Sebagai pengajar
Menyusun program jangka panjang ( ± 8 tahun), menengah
(± 4 tahun), pendek (± 1 tahun).
Menyusun organisasi/personalia sekolah.
Menggerakkan staf guru dan karyawan.
Mengoptimalkan sumber daya manusia.
3) Sebagai supervisor
Menyusun program supervisi, melaksanakan program supervisi
dan memanfaatkan hasil supervisi.
4) Sebagai pemimpin
Kepribadian baik dan memahami anak dengan baik.
Memiliki visi dan misi sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Kemampuan mengambil keputusan dan berorganisasi.
5) Sebagai inovator
Mampu mencari peluang perubahan dan melakukan perubahan
di sekolah.
Sebagai motivator.
Mengatur lingkungan kerja fisik dan suasana kerja (non fisik).
Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman.
b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
1) Menyusun program pengajaran.
2) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
3) Menyusun jadwal ulangan blok dan tes semester serta UAN/UAS.
4) Menyiapkan kriteria kenaikan kels dan pelaksanaan ujian.
5) Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilaian hasil belajar,
STTB/STL.
6) Mengkoordinasikan dan mengarahkan satuan pelajaran dan silabus
kurikulum .
7) Menyusun laporan pelaksanaan ujian.
8) Mengkoordinasi pelaksanaan KBM sesuai jadwal KBM .
9) Bersama guru piket mengatur pengisian jam kosong/tugas dari guru
yang berkaitan administrasi guru.
10) Membina dan bertanggung jawab dalam membina kegiatan MGMP.
11) Melaksanakan pemilihan guru teladan (sekolah).
12) Membina lomba-lomba dalam bidang akademik .
13) Pengelolaan penjurusan.
c. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
1) Menyusun program pembinaan kesiswaan.
2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, pengendalian kegiatan
kesiswaan/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tertib
sekolah serta pemilihan pengurus OSIS.
3) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insidental.
5) Membina dan melaksanakan koordinasi kegiatan K7 dan panca
tertib.
6) Bertanggung jawab dalam melaksanakan penelitian/pemilihan calon
siswa teladan penerimaan beasiswa (kerjasama dengan BP/BK).
7) Menyiapkan siswa yang akan dikirim untuk mengikuti kegiatan di
luar sekolah.
8) Bertanggung jawab dalam pengaturan dan penyusunan siswa/kelas
9) Menyusun kegiatan kesiswaan secara berkala, PSB, class
meeting/pentas seni, dan perpisahan akhir tahun pelajaran.
10) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengaturan kegiatan MOS
(Masa Orientasi Siswa).
11) Membantu mengontrol pengisian data buku induk, klaper, mutasi
siswa, dan rekap keadaan siswa setiap bulan.
12) Bertanggung jawab dalam pemantapan realisasi Wawasan Wiyata
Mandala.
13) Mengendalikan kegiatan UKS/PMR/Pramuka/ kegiatan
ekstrakurikuler.
14) Bertanggung jawab dalam pengaturan pelaksanaan upacara
bendera/hari besar/agama.
15) Membantu kelancaran dalam penyiapan kelengkapan data siswa
yang akan dibuat pada daftar nominasi peserta UAS/UAN.
d. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana
1) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah (KBM,
guru, Tata Usaha, siswa, perpustakaan, laboraturium, kafetaria,
ekstrakurikuler, dll).
2) Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana-prasarana.
3) Mengelola pembiayaan alat-alat pengajaran.
4) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara
berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
5) Menginventariskan dan melengkapi daftar inventaris barang tiap
bulan.
6) Rehabilitasi dan pengadaan alat kantor dan kelas.
7) Pemeliharaan dan pengembangan perpustakaan, laboraturium dan
penataan halaman.
8) Pengendalian dalam pemeliharaan dan penjagaan kebersihan,
keindahan dan kesehatan kelas/ruang serta lingkungan sekolah
sepanjang hari.
e. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat
1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang
tua/wali dan masyarakat secara harmonis.
2) Membina hubungan antara sekolah dengan BP3 dengan kinerja yang
baik.
3) Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga
pemerintah, dunia usaha dan lembaga sosial.
4) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara
berkala.
5) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan antar personal/warga
sekolah.
6) Merekam data sekolah secara aktual dan divisualisasikan.
f. Kepala Tata Usaha
1) Menjabarkan kebijakan Kepala Sekolah.
2) Mengkoordinasi administrasi sekolah.
3) Melaksanakan administrasi umum ke dalam dan ke luar.
4) Mengelola ketatausahaan.
5) Membuat daftar gaji.
6) Mengelola administrasi kepegawaian dan pensiun.
g. Wali Kelas
1) Wali kelas melaksanakan 12 langkah, yaitu:
Mengetahui jumlah anak didik.
Mengetahui nama anak didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Mengetahui identitas anak didik
Mengetahui kehadiran anak didik
Mengetahui masalah-masalah anak didik
Mengadakan penelitian kelakuan
Mengambil tindakan untuk mengatasi masalah
Mengetahui buku raport, kenaikan kelas dan ujian akhir
Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan siswa
Membina suasana kekeluargaan
Melaporkan kepada kepala sekolah
Membantu guru mata pelajaran dalam melaksanakan pelayanan
dikelas
2) Menerima nilai dari guru mata pelajaran dan mengisikannya ke buku
ledger nilai.
3) Memasukan nilai dari buku leger nilai kedalam raport.
4) Meneliti jurnal kelas dan presensi kelas kemudian memasukkannya
ke buku daftar kelas yang akan diperiksa setelah akhir ajaran.
5) Memberikan bimbingan penyuluhan.
h. Guru
1) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
2) Pengelolaan kelas.
3) Pembinaan terhadap siswa.
5. Tenaga Pengajar, Karyawan, dan Siswa SMA N 1 Banyudono
a. Tenaga Pengajar dan Karyawan
Jumlah tenaga pengajar/guru dan karyawan di SMA N 1 Banyudono
sebanyak 52 orang yang terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4. 1. Daftar Tenaga Pengajar dan Karyawan SMA N 1 Banyudono Status L P Jumlah
1) Guru
a) Guru Tetap
b) Guru Tidak Tetap
2) Karyawan
a) Karyawan Tetap
b) Karyawan Tidak Tetap
21 3
1 6
15 3 2 1
36 6 3 7
JUMLAH 31 21 52 Sumber : TU SMA N 1 Banyudono
b. Siswa
Jumlah Siswa di SMA N 1 Banyudono Tahun 2011/2012 dapat diperinci
sebagai berikut:
Tabel 4. 2. Rincian Jumlah Siswa SMA N 1 Banyudono 2011/2012
Sumber: TU SMA N 1 Banyudono
B. Deskripsi Temuan Penelitian
Berdasarkan data atau informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti,
maka peneliti melakukan analisisi terhadap data yang terkumpul sehingga data
yang diperoleh dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.
Dalam penelitian ini penulis menunjuk 12 informan sebagai sumber informasi
guna mendukung kelengkapan data yang dibutuhkan, yaitu:
1. Informan 1 (field note 1) yaitu Wakasek Kurikulum
2. Informan 2 (field note 2) yaitu PJP SMA Model
3. Informan 3 (field note 3) yaitu Ketua Komite Sekolah
4. Informan 4 (field note 4) yaitu Guru TIK
5. Informan 5 (field note 5) yaitu Guru Ketrampilan Batik
6. Informan 6 (field Note 6) yaitu Guru Seni Budaya
No Jurusan Kelas X Kelas XI Kelas XII Jml Seluruhnya Kls L P Jml Kls L P Jml Kls L P Jml Kls L P Jml
6 55 130 185 - - - - - - - - 6 55 130 185 1) IPA - - - - 2 15 49 64 2 17 46 59 4 32 91 123 2) IPS - - - - 4 37 73 110 3 42 58 106 7 83 133 216 JML 6 55 130 185 6 52 122 174 5 59 104 163 17 170 354 524
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80 7. Informan 7 (field Note 7) yaitu Guru Sejarah
8. Informan 8 (field Note 8) yaitu Guru Biologi
9. Informan 9 (field Note 9) yaitu Guru Biologi
10. Informan 10 (field Note 10) yaitu Guru Kimia
11. Informan 11 (field Note 11) yaitu Siswa kelas XII IPS
12. Informan 11 (field Note 11) yaitu Siswa kelas XII IPA
Penelitian ini akan mengkaji masalah yang ditentukan dalam rumusan
masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pelaksanaan SMA Model
SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono, hambatan pelaksanaan SMA Model
SKM-PBKL-PSB, dan upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan
pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono. Gambaran
data penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pengelolaan SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1 Banyudono
a. Kronologis diadakannya Sekolah Kategori Mandiri-Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar di SMA N 1 Banyudono
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono mulai menjadi
sekolah model yang menyelenggarakan Sekolah Kategori Mandiri-
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar (SKM-PBKL-
PSB) sejak tahun ajaran 2010/2011 pada masa kepemimpinan Drs. Mahatma
Joko Subandi, M. Pd.
SMA Negeri 1 Banyudono dibina oleh Direktorat Pembinaan SMA
sejak tahun 2004 dengan menjadi mini piloting sekolah yang
menyelenggarakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selain rintisan
KBK sekolah juga menjadi Rintisan Pusat Sumber Belajar yang
menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Setelah selesai dengan RPSB
sekolah kemudian menjadi rintisan sekolah yang menyelenggarakan PBKL.
Sejak tahun ajaran 2010/2011 SMA N 1 Banyudono dengan bimbingan
Direktorat Pembinaan SMA menjadi sekolah model yang menyelenggarakan
SKM-PBKL-PSB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Sekolah Model SKM-PBKL-PSB adalah SMA yang
menyelenggarakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) dan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses
pembelajaran dan manajemen sekolah.
SMA Model adalah sekolah sudah sesuai dengan PP no 19 tahun 2005 tentang SNP yang dalam konsep pengajarannya sudah menggunakan ICT dan mempunyai nilai-nilai yang dinamakan keunggulan lokal. SMA Model konsepnya mencakup tiga hal yaitu sekolah kategori mandiri, mempunyai keunggulan lokal, dan pengajarannya berbasis TIK. (Catatan Lapangan 1) SMA N 1 Banyudono merupakan satu-satunya SMA di Karisidenan
Surakarta yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai SMA
Model. SMA N 1 Banyudono sebagai sekolah model SKM-PBKL-PSB
adalah sekolah yang di program untuk mendukung potensi keunggulan lokal
yang didukung dengan infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia
yang professional sesuai standar yang ditetapkan. Selain itu sebagai SMA
Model harus memiliki institusi mitra dalam pengembangan keunggulan lokal.
Institusi mitra yang bekerja sama dengan SMA N 1 Banyudono
adalah industri batik Mawar Semi dan Java Techno. Hal ini dinyatakan oleh
Ekstra TKJ ada mitra dari luar
dari Java Tecno
ntuk PBKL ada pendamping dari perusahaan batik Mawar Semi di
Makam Haji
b. Tahap Perencanaan SKM-PBKL-PSB
Penyusunan program SMA Model dimulai dengan pemahaman
substansi delapan SNP yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan
Nasional dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. Prinsip dasar
program SMA Model adalah meningkatkan pemenuhan delapan SNP sekolah
dari kondisi saat ini menuju kondisi memenuhi atau hampir memenuhi SNP,
sekaligus melaksanakan PBKL dan meningkatkan pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran dan manajemen sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Delapan SNP itu adalah standar isi, standar standar kompetensi lulusan, standar standar proses, standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Kedelapan SNP itu harus bisa terpenuhi dan dipamahi untuk dilaksanakan. Kalau kedelapan SNP itu sudah dipahami maka dilakukan analisis SNP, analisis kondisi satuan pendidikan dan kondisi lingkungan satuan pendidikan. Semua itu menjadi dasar dalam penyusunan rencana sekolah yang melibatkan komite sekolah. (Catatan Lapangan 2) Pemahaman delapan substandi SNP menjadi dasar dalam
menemukan kondisi nyata sekolah dalam bentuk keberhasilan, kekurangan,
dan permasalahan. Keberhasilan menggambarkan indikator delapan SNP
yang telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP dan merupakan modal
awal yang harus dipertahankan dan dikembangkan oleh sekolah untuk masa
yang akan datang. Kekurangan adalah indikator delapan SNP yang belum
memenuhi atau hampir memenuhi delapan SNP dan merupakan kondisi yang
harus ditingkatkan sampai mencapai memenuhi atau hampir memenuhi
delapan SNP.
Identifikasi awal yang menghasilkan data tentang keberhasilan,
kekurangan, dan permasalahan dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL
dan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah menjadi
dasar dalam penyusunan skala prioritas dan penyusunan rencana kerja
sekolah. Rencana kerja sekolah berupa Rencana Kerja Menengah (RJKM)
empat Tahunan dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) satu
Tahunan. RKJM dan RKA-S mencakup kegiatan pemenuhan delapan SNP
termasuk di dalamnya pemenuhan PBKL dan PSB. Penyusunan KTSP,
RKJM, dan RKA-S tidak lepas dari hasil supervisi temuan oleh Direkrorat
Pembinaan SMA.
c. Tahap Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Sekolah Menengah Atas (SMA) Model SKM-PBKL-PSB
merupakan sekolah binaan langsung dari Direktorat Pembinaan SMA dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
merupakan satu kesatuan kegiatan yang terintegrasi. Pelaksanaan kegiatan
SMA Model dilaksanakan berdasarkan rencana kerja Tahunan (RKA-S).
1) Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Inggris yaitu curriculum yang
berarti rencana pelajaran. Menurut UU No 20 Tahun 2003 kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum di SMA Model SKM-PBKL-PSB harus
menggambarkan seluruh program yang diselenggarakan oleh sekolah
termasuk PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada Bapak
Padil, S.Pd selaku Wakasek Kurikulum SMA N 1 Banyudono pada hari
Sabtu 24 Maret 2012 mengungkapkan bahwa
Kurikulumnya sama dengan sekolah lain artinya kita juga menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Bedanya dengan sekolah lain adalah bahwa pengelolaannya sudah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan dipadukan dengan keunggulan lokal dan pengajarannya berbasis TIK. (Catatan Lapangan 1) Kurikulum di SMA Model SKM-PBKL-PSB sama dengan
kategori sekolah lainnya yaitu KTSP tetapi terdapat perbedaan pada
pengembangan kurikulum sekolah yang ditambah aspek keunggulan
lokal seperti yang diungkapkan oleh Wakasek Kurikulum
Pengembangan kurikulum juga sama seperti sekolah lainnya. Bedanya
hanya pada pengembangan keunggulan lokal
Pelaksanaan PBKL dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran dan juga juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
PBKL yang diangkat di SMA N 1 Banyudono dilaksanakan melalui tiga
strategi implementasi yakni melalui integrasi, melalui mata pelajaran
ketrampilan dan melalui pengembangan diri. Hal tersebut sesuai yang
ntuk pelaksanaan PBKL nya ada tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
strategi. ekstrakurikuler, diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran, dan
mata pelajaran yang berdiri sendiri Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Untuk PBKL menggunakan integrasi dan ketrampilan.
PBKL dapat diterapkan dalam 3 hal yaitu integrasi, muatan lokal (mulok)
dan ketrampilan
Dari hasil observasi dan beberapa pendapat informan, dapat
disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan pada SMA Model SKM-
PBKL-PSB adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
memasukkan unsur keunggulan lokal dan memanfaatkan TIK. Kenyataan
tersebut sudah sesuai dengan standar isi yang ditetapkan oleh Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
2) Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang harus dimilki peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan di
suatu satuan pendidikan.
Sekolah merumuskan dan menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan menetapkan kriteria kelulusan Ujian Nasional.
Kriteria Ketuntasan Minimal ditetapkan berdasarkan analisis intake
siswa, analisis materi dan analisis daya dukung. Hal ini sesuai ungkapan
Angka kelulusan siswa dan siswa yang melanjutkan ke
Perguruan Tinggi setiap tahunnya selalu ditarget meningkat. Selama
menjadi SMA Model angka kelulusan siswa mencapai 100 %. Hal ini
lulus
siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi 57% belum sesuai dengan
Angka tersebut lebih besar prosentasenya dibandingkan dengan Rintisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Sekolah Kategori Mandiri (RSKM) yang selama 3 tahun terakhir yakni
40% siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Tabel 4.3 Data Lulusan Diterima di Perguruan Tinggi
Tahun
Pelajaran
Diterima di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) Swasta (PTS) Total diterima di
Perguruan Tinggi
2008/2009 12 70 82
2009/2010 18 80 98
2010/2011 26 89 115
Sumber : TU SMA N 1 Banyudono
Dari hasil observasi dan beberapa pendapat informan, dapat
disimpulkan bahwa sekolah telah memenuhi Standar Kompetensi
Lulusan yang ditetapkan.
3) Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien. Pembelajaran di SMA N 1
Banyudono sudah menerapkan standar sebagai SMA Model SKM-
PBKL-PSB dalam perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Perencanaan proses pembelajaran dituangkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,
SK, KD, indikator, pencapaian kompetensi, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan 8
mengimplementasikan pembuatan silabus, RPP, ataupun materi
pembelajaran kita sesuaikan dengan draft yang ada di kurikulum
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun
merupakan dasar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran telah memanfaatkan TIK terbukti dengan pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Saya sudah menggunakan TIK untuk penyampaian teori.
Misalnya untuk menerangkan motif batik, video proses pembuatan
batik,
menggunakan LCD, laptop, dan fasilitas lain yang disediakan oleh
sekolah. Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran oleh guru
dibenarkan oleh siswa dan mendapat respon positif dari siswa. Hal
tersebut dibenarkan oleh informan 11 yang menyatakan bahwa hampir
semua guru sudah memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.
Standar ketiga tentang pengawasan proses pembelajaran seperti
yang diungkapkan oleh informan 8 bahwa pengawasan proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas dan PJP.
Pendapat tersebut diperkuat oleh informan 2 yang menyatakan bahwa
bahwa Kepala Sekolah, Pengawas, dan Penanggung Jawab Pelaksana
SMA melaksanakan pemantauan pembelajaran dalam bentuk supervisi.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono telah
memenuhi standar dalam penyelenggaraan proses pembelajaran yang
meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah sangat
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Tenaga pendidik secara kualitas harus memenuhi kualifikasi akademik,
sertifikasi profesi dan kesesuaian pendidikan sesuai dengan mata pelajaran
Kualifikasi tenaga pendidik dan non kependidikan kita
kurang memenuhi syarat karena ada 1 orang guru yang belum S1 (syarat
minimal). Kita baru mencapai 97% untuk SDM nya, karena ada 1 yang
lulusan D3
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pelaksanaan
administrasi sekolah didukung oleh tenaga kependidikan yang terdiri dari
Kepala Sekolah dan tenaga administrasi tenaga layanan khusus meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
penjaga sekolah, tenaga kebersihan, tukang kebun, dan pesuruh yang
memiliki rincian tugas masing-masing.
Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 1
Banyudono sudah cukup memiliki pendidik sesuai dengan kualifikasi
yang ditetapkan, tenaga kependidikan dan tenaga layanan khusus.
5) Standar Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di SMA N 1 Banyudono sudah
mendukung pelaksanaan pembelajaran dan administrasi sekolah. Seperti
Sarana prasarana sangat mendukung
sekali. Anda sendiri bisa merasakan ketika praktek mengajar (PPL)
mendukung sekali. Setiap kelas sudah ada LCD, komputer, LAN, screen,
dan pengeras suara
Hal tersebut diperkuat oleh informan 2 yang menyatakan bahwa
bahwa tidak hanya ruang kelas saja yang dilengkapi LCD, komputer,
LAN, screen, dan pengeras suara tetapi ruang laboratorium dan
perpustakaan juga dilengkapai fasilitas tersebut.
Sarana dan prasarana kita sudah memenuhi persyaratan sekolah pelaksana SKM-PBKL-PSB. Fasilitas di sekolah sudah sangat mendukung. Infrastruktur yang baik, jaringan internet yang sudah masuk ke seluruh ruangan. Unit komputer dan LCD di ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan. (Catatan Lapangan 2)
Hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah telah memiliki
ruang kelas, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium
kimia, laboratorium komputer, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata
usaha, tempat ibadah, ruang konseling, ruang UKS, jamban, gudang,
tempat bermain/berolahraga, dan semua lahan, bangunan/gedung, sarana
prasarana tertata rapi, terpelihara, bersih , aman dan nyaman.
Sarana dan prasarana lengkap yang disediakan sekolah sangat
mendukung kelancaran proses pembelajaran dan penyelenggaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
pendidikan sehingga SMA Negeri 1 Banyudono telah memenuhi standar
sarana dan prasarana.
6) Standar Pengelolaan
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program,
pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen. Perencanaan program sekolah
dituangkan dalam visi dan diuraikan dalam misi-misi yang harus
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2 yang
Konsep SMA Model disesuaikan dengan visi dan misi
. (Catatan Lapangan 2)
Visi SMA N 1 Banyudono adalah Terwujudnya SMA N 1
Banyudono yang unggul dalam prestasi dan teladan dalam perilaku.
Dengan misi 1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui
penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan, 2) Melaksanakan
pendidikan dan pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif, 3)
Melaksanakan pembinaan, pembimbingan, pelatihan dalam
pengembangan potensi diri siswa, 4) Menumbuhkan semangat
berprestasi dan berkompetisi secara sehat bagi segenap warga sekolah,
5) Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan ilmu dan kehidupan,
6) Memberdayakan semua potensi sekolah dan masyarakat dalam
mengembangkan mutu sekolah, 7) mengembangkan pendidikan yang
berbasis keunggulan lokal dan berwawasan global dalam memperkaya
mutu pendidikan, 8) Menanamkan nilai-nilai dasar keilmuan, ketaqwaan,
dan keimanan dalam kehidupan, 9) Mengembangkan budaya 5S
(senyum, salam, sapa, sopan, simpatik) dalam pergaulan,
10) Melaksanakan penilaian dan evaluasi pada setiap kegiatan untuk
umpan balik dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Rencana kerja sekolah dituangkan dalam struktur kurikulum,
program kerja tahunan, dan menjalin kemitraan dengan institusi yang
relevan. Evaluasi sekolah dilaksanakan oleh internal dan eksternal serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
kepemimpinan sekolah yang dibantu oleh wakil kepala sekolah untuk
bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, dan hubungan
masyarakat. Sekolah juga menerapkan administrasi sekolah yang efektif,
efisien, dan akuntabel serta dapat diakses oleh pemangku kepentingan
Dari hasil observasi dan pendapat beberapa informan, dapat
disimpulkan bahwa SMA N 1 Banyudono sudah memiliki visi-misi yang
jelas, membuat program sekolah, pengawasan dan evaluasi internal-
eksternal, kepala sekolah sekolah yang dibantu wakil kepala sekolah, dan
manajemen sekolah yang efektif, efisien, dan akuntabel.
7) Standar Pembiayaan
Sekolah Model SKM-PBKL-PSB membutuhkan dana untuk
menunjang semua program kerja. Pelaksanaan program sekolah dibiayai
oleh APBN, Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten, dan komite sekolah
atau orang tua peserta didik. Iuran komite setiap anak mulai kelas X
sampai kelas XII adalah sebesar Rp100.000,00.
Informan 2 (Catatan Lapangan 2)
untuk sekolah model disupport dari APBN sebesar Rp150.000.000,00
setahun. Untuk pengembangan e-learning Rp150.000.00
bertanggung jawab pada iuran siswa untuk pengembangan sekolah.
Komite akan membuat pertanggungjawaban penggunaan dana kepada
orang tua siswa. Semua orang tua siswa yang hadir dalam pleno dikasih
Komite sekolah juga besar kontribusinya. Sekolah bisa menjadi seperti ini berasal dari dana komite. infrastruktur yang memadai, jaringan internet di setiap ruangan, wifi-hotspot area semuanya berasal dari dana internal/komite dan dari pemerintah pusat. Kemarin baru saja sekolah mendapat bantuan Rp150.000.000,00 dari APBN untuk pengembangan infrastruktur dan jaringan internet. Sedangkan untuk LCD dan unit komputer di ruang kelas, laboratorium dan perpustakaan berasal dari dana komite. Komite sekolah juga berperan dalam pendampingan kegiatan dan program-program yang dilaksanakan sekolah. Tanpa komite, sekolah tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. (Catatan Lapangan 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Dana yang diperoleh dari berbagai pihak tersebut digunakan
untuk pengembangan infrastruktur, penyediaan sarana dan prasarana dan
pengembangan sumber daya manusia. Pemasukan dan penggunaan dana
sekolah juga dilaporkan kepada pihak-pihak yang memangku
kepentingan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban secara akuntabel
dan transparan.
Berdasarkan pendapat beberapa informan dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembiayaan pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-
PSB berasal dari APBN, pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan
orang tua peserta didik yang dialokasikan untuk pengembangan
infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, dan penyediaan
sarana dan prasarana.
8) Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan instrument tes maupun non tes. Evaluasi
yang dilakukan di SMA N 1 Banyudono mencakup 3 aspek penilaian
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ada 3 aspek yang dinilai. Kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kognitifnya dengan tes tertulis misalnya ulangan harian, ujian mid semester, ujian akhir semester. Afektifnya kita lihat setiap pembelajaran, bagaimana sikap anak. Kalau psikomotornya bagaimana siswa menerapkan pelajaran yang ia terima. (Catatan Lapangan 4) Penilaian kognitif dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan. Tes ini berupa penugasan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, dan ujian akhis semester. Penilaian
afektif dilakukan setiap proses pembelajaran dengan memperhatikan
sikap anak ketika mengikuti pembelajaran. Penilaian psikomotor
dilakukan dengan pengamatan oleh guru terhadap siswa tentang
ketrampilan atau kemampuan berttindak siswa setelah mengikuti
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Pernyataan tersebut diperkuat oleh enilaiannya
seperti penilaian pada umumnya. Penilaian mencakup 3 aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian dilakukan dengan
pemberian tugas-tugas, ulangan harian, ulangan tengah semester dan
ulangan semester n 8).
Hasil observasi menyatakan bahwa penilaian juga dilakukan
oleh satuan pendidikan. Setiap guru diwajibkan untuk menetapkan dan
mendokumentasikan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), kriteria
kenaikan kelas, dan kelulusan peserta didik. Dokumentasi aspek
penilaian tersebut dituangkan dalam perangkat pembelajaran.
Dari hasil observasi dan berbagai pendapat informan SMA
Negeri 1 Banyudono sudah memenuhi kriteria standar minimal dalam
pelaksanaan pembelajaran yang mencakup prosedur penilaian, penilaian
oleh pendidik, dan penilaian oleh satuan pendidikan.
9) Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal
Pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
memerlukan kesiapan dari seluruh warga sekolah dalam pemenuhan
SNP, pelaksanaan pendidikan berbasis keunggulan lokal, pelaksanaan
pembelajaran berbasis TIK, dan pelaksanaan KTSP. Di samping itu
dalam pelaksanaannya perlu mendapatkan dukungan dari pihak luar
sekolah. Semua warga sekolah mendukung dan antusias atas
penyelenggaraan sekolah sebagai SMA Model.
Rata-rata Positif. Mereka mendukung. Pro dan kontra memang hal biasa tapi lebih banyak yang menikmatinya, artinya lebih banyak yang mendukung. Pro dan kontra kan biasa dalam suatu kebijakan, na yang kontra itu yang belum mengerti tetapi ketika sudah diberikan sosialisasi akhirnya mengerti juga dan mau menerima. Mereka yang kontra tersebut menilai bahwa sekolah model itu terlalu berat, tapi ketika mereka sudah mulai memahami malah mereka lebih enjoy. (Catatan Lapangan 1)
Dukungan
dari internal saya rasa baik. Bapak-ibu guru menyambut dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
program antara sekolah dengan Dirjen Pembinaan SMA dan mereka
tidak keberatan untuk menjalankannya
Senada dengan hal tersebut,komite sekolah sangat mendukung
penyelenggaraan sekolah model dan berusaha memfasilitasi antara wali
murid dan sekolah. Hal tersebut diutarakan oleh ketua komite SMA N 1
Saya merasa senang dan mendukung program sekolah
dengan Dirjen Pembinaan SMA u
berkoordinasi dengan komite sekolah terkait pengembangan dan
program- Ya tentu dilibatkan. Sekolah dan komite
selalu berkoordinasi. Tidak pernah berjalan sendiri-sendiri. Sekecil
apapun yang menyangkut orang tua siswa komite tetap dilibatkan. Setiap
tiga bulan komite juga mengadakan kontrol
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banyudono telah siap
menyelenggarakan SKM-PBKL-PSB dan mendapat dukungan internal
dan eksternal sehingga telah memenuhi standar kesiapan sekolah dan
dukungan eksternal.
d. Supervisi dan Evaluasi
Supervisi dan Evaluasi merupakan bagian yang penting dalam
pelaksanaan program SKM-PBKL-PSB. Supervisi dan evaluasi dilaksanakan
oleh internal dan eksternal sekolah sebagai proses pengendalian proses dan
penilaian hasil pelaksanaan kegiatan sekolah. Supervisi dan evaluasi
dilaksanakan oleh internal dan eksternal.
Supervisi dilakukan oleh direktorat pembinaan SMA minimal satu
tahun satu kali. Tahun ini baru sekali. Tahun kemarin 2 kali, September dan
Desember. September supervisi pertama, Desember supervisi tindak lanjut
(Catatan Lapangan 2). Supervisi eksternal dilakukan oleh direktorat
pembinaan SMA dari Jakarta, sedangkan supervisi internal dilakukan oleh
kepala sekolah dan PJP SMA Model.
Evaluasi internal dilakukan untuk menilai pemenuhan SNP dan
pengembangan kurikulum. Supervisi eksternal dilaksanakan oleh Dit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Pembinaan SMA yang dilaksanakan dalam dua tahap yakni supervisi yang
menghasilkan temuan dan supervisi hasil dan rekomendasi.
e. Hambatan Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat beberapa
hambatan dalam penyelenggaraan program SKM-PBKL-PSB di SMA N 1
Banyudono yaitu:
1. Animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah
Salah satu hambatan utama dalam pelaksanaan SMA Model
SKM-PBKL-PSB adalah minat masyarakat untuk bersekolah di SMA N
Pertama ada
pada input siswa yang rendah. Animo masyarakat untuk sekolah di SMA
1 Banyudono rendah
Input siswa yang rendah tanpa didukung dengan proses
pembelajaran yang baik berakibat pada output yang juga rendah. Letak
sekolah yang kurang menguntungkan menjadikan SMA N 1 Banyudono
kurang dikenal publik padahal didalamnya tersimpan potensi yang besar.
Letak sekolah di pedesaan tidak didukung dengan sarana transportasi
sehingga berimbas pada pencitraan sekolah di mata masyarakat.
Bersekolah di SMA N 1 Banyudono merupakan pilihan ke empat setelah
sekolah-sekolah favorit di kabupaten Boyolali.
2. Adanya guru yang tidak mau belajar
Dukungan sumber daya manusia adalah hal penting dalam
pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB. Seperti halnya yang
Kendalanya ada pada faktor SDM. Ada
guru yang sudah hampir pensiun sedikit enggan untuk belajar komputer.
Tapi hal ini tidak begitu signifikan pengelolaan sekolah. masalahnya
adalah mereka tidak begitu familiar dengan TIK (gaptek
Lapangan 1)
Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dan manajemen
sekolah merupakan hal wajib yang harus dilaksanakan sebagai SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Model. Guru yang tidak mau belajar tersebut berimbas pada kualitas
pembelajaran yang monoton dan kurang menyenangkan. Sebagaimana
Saya penginnya semua guru
menyenangkan sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak
memperhatikan
Ada guru yang suaranya kurang keras (karena faktor
usia), lalu ada juga guru yang mengajarnya belum menyenangkan
(Catatan Lapangan 12)
Dalam proses pembelajaran bahwa ada beberapa guru yang
kurang menyenangkan dan kurang jelas dalam penyampaian materi.
Suara guru yang kurang keras menjadikan sebagian siswa sibuk dengan
kegiatannya sendiri daripada memperhatikan guru. Metode pengajaran
guru yang monoton dan tidak inovatif membuat siswa merasa bosan dan
sulit untuk menangkap pelajaran.
3. Ketergantungan pendidik terhadap listrik
Di jaman yang serba modern listrik adalah kebutuhan pokok di
segala bidang kehidupan termasuk penyelenggaraan proses pendidikan.
Ketergantungan terhadap listrik membuat guru tidak bisa memanfaatkan
Saya
rasa hambatannya ketika mati listrik. Kalau sudah mati listrik otomatis
pembelajaran berbasis TIK jadi susah
.
4. Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai
Keunggulan lokal yang diangkat di SMA N 1 Banyudono salah
satunya adalah ketrampilan batik. Membatik membutuhkan alat dan
bahan pendukung yang memadai. Kebutuhan ruang yang mampu
menampung sedikitnya satu kelas siswa dan alat pengolah batik menurut
informan 5 belum mencukupi.
Saya rasa kendalanya ada pada kebutuhan ruangan. Sebenarnya ruangan ini (ruang seni) di setting untuk galeri dan ruang musik. Kalau saya menginginkan ruang batik sendiri yang tidak perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
ada keramiknya (soalnya kalau ada keramik jika ada lilin tumpah kelihatan kotor). Saya butuh ruangan untuk praktek. (Catatan Lapangan 5) Kebutuhan ruang yang belum mencukupi juga dirasakan oleh
. Kebutuhan ruang juga belum mencukupi, idealnya ruang
harus cukup untuk menampung satu kelas Catatan Lapangan 6).
Kebutuhan ruang seni yang saat ini tersedia harus dibagi dua
untuk musik dan seni batik. Selain itu sekolah belum menyediakan bak
penampungan air untuk proses pewarnaan dan alat pemanas yang masih
menggunakan kompor. Ruang seni idealnya mampu menampung siswa
satu kelas dan dipergunakan khusus untuk ruang kreasi dan galeri.
f. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono adalah :
1. Animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah
Sosialisasi
kepada masyarakat. Hanya saja masyarakat itu kok sepertinya tidak mau
menerima kalau SMA Banyudono itu luar biasa. Untuk mengatasinya
dengan membuat spanduk, membuat brosur dan promosi lewat internet
(Catatan Lapangan 2).
Upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan animo
masyarakat adalah dengan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi
dilakukan dengan menyebar brosur dan pamflet serta mengadakan In
House Training (IHT) bagi sekolah lain. Selain itu upaya yang dilakukan
untuk menaikkan citra sekolah adalah memasang papan penunjuk arah
yang dipasang di jalan kecamatan dengan mencantumkan SMA N 1
Banyudono sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
2. Adanya guru yang tidak mau belajar
Upaya yang dilakukan SMA N 1 Banyudono untuk mengatasi
guru yang tidak mau belajar adalah dengan mengadakan pelatihan
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran yang dilaksanakan secara rutin
yakni setiap libur semester yang wajib diikuti oleh semua guru.
Informan Mengadakan pelatihan bagi guru-guru. Khusus
untuk guru-guru yang benar-benar tidak bisa TIK, kita mempunyai tim
yang bertugas untuk memfasilitasi guru tersebut
Tim khusus yang bertugas untuk memfasilitasi guru yang
kesulitan dalam pemanfaatan TIK tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran yang menyenangkan dan
memanfaatkan TIK. Upaya tersebut akan berimbas pada kualitas
mengajar guru dan kualitas lulusan yang diharapkan selalu meningkat
dari tahun ke tahun.
3. Ketergantungan pendidik terhadap listrik
Listrik merupakan kebutuhan pokok yang sulit dicarikan
Kalau
sudah mati listrik itu kan susah ya mau ngapa-ngapain. Listrik kan
kebutuhan sangat vital. Kemarin ada wacana kalau sekolah akan membeli
genset. Minimal bisa untuk menghidupkan LCD di setiap kelas
(Catatan Lapangan 4). Wacana pengadaan genset agar pembelajaran tetap
memanfaatkan TIK ketika mati listrik dalam realisasinya diperlukan
musyawarah semua warga sekolah dan pertimbangan dari komite
sekolah. Sebelum pengadaan genset dapat terealisasi, guru menggunakan
model pembelajaran yang menyenangkan tetapi tidak bergantung kepada
listrik. Kalau
pas mati listrik kan otomatis TIK tidak bisa digunakan. Ya pembelajaran
bisa beralih ke diskusi atau model lain yang menyenangkan yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
4. Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai
Penyediaan ruang seni dan bak penampungan air membutuhkan
dana dan waktu yang cukup lama untuk pemenuhannya. Untuk mengatasi
kekurangan ruang, guru ketrampilan batik berupaya untuk menggunakan
ruangan yang ada semaksimal mungkin dan mendayagunakan luar kelas
untuk praktek membatik sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 5
Sementara ini kita baru bisa memanfaatkan ruangan yang sudah ada.
jika ruang ini tidak cukup menampung siswa saya mengakalinya dengan
membatik di luar ruangan
Guru juga memberikan informasi kepada anak jika anak
menginginkan untuk membeli alat membatik secara mandiri seperti yang
Guru memberi penjelasan/informasi
misalkan anak mau membeli peralatan sendiri. Misalnya mau membeli
peralatan di daerah Klewer, Jongke atau Baron 6)
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, temuan studi yang dapat
dihubungkan dengan kajian teori adalah:
1. Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Dari hasil penelitian di lapangan peneliti menemukan adanya
perbedaan dengan kajian teori yang peneliti jabarkan sebelumnya yaitu
tentang strategi implementasi PBKL yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan
keadaan sekolah. Strategi implementasi PBKL yang dipilih oleh SMA N 1
Banyudono ada 3 yaitu:
a. Melalui integrasi
Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang diangkat di SMA Negeri 1
Banyudono adalah tanaman hias. Mata Pelajaran yang dipilih untuk
integrasi PBKL adalah mata pelajaran Biologi dan Kimia.
b. Melalui mata pelajaran ketrampilan
Stategi melalui mata pelajaran ketrampilan dipilih sekolah untuk
membekali siswa dengan keunggulan yang dapat dipergunakan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
dalam kehidupan sehari-hari semasa sekolah maupun selepas lulus dari
sekolah. Ketrampilan batik dipilih sekolah karena lokasi sekolah dekat
dengan kota Surakarta yang terkenal dengan batik.
c. Melalui pengembangan diri
Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler TKJ (Teknik
Komputer Jaringan). Bagi siswa yang mengikuti ekskul TKJ selepas
lulus mendapatkan ijazah D1. Pelaksanaan ekskul TKJ bekerjasama
dengan Java Techno sebagai instruktur. Kegiatan ini diharapkan
membekali siswa untuk menghadapi kehidupan di era persaingan yang
semakin ketat.
Dari kajian teori yang telah dijabarkan sebelumnya secara umum
pengertian SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah SMA yang telah
memenuhi/hampir memenuhi 8 (delapan) SNP, menyelenggarakan
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran dan
manajemen sekolah. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah standar
nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan,
standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian
pendidikan, dan kesiapan sekolah dan dukungan eksternal.
1) Standar Isi
Standar isi merupakan acuan bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum. Standar minimal pendidikan adalah KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). dari temuan di lapangan
Kurikulum yang digunakan di SMA N 1 Banyudono adalah KTSP yang
ditambah dengan 2 fokus pengembangan yakni Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal (PBKL) dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
2) Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan merupakan pedoman dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
peserta didik dirumuskan berdasarkan analisis materi dan intake siswa.
Target kelulusan Di SMA Negeri 1 Banyudono 100% dan telah mencapai
realisasi 100%. Tetapi realisasi kelulusan 100% tersebut belum dibarengi
dengan realisasi siswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang
3) Standar Proses
Proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Banyudono sudah menerapkan
standar minimal diantaranya adalah melaksanakan pembelajaran PBKL
yang terintegrasi dalam mata pelajaran yang relevan/mulok/ketrampilan,
menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi, penyusunan
silabus, RPP, dan bahan ajar yang berbasis PBKL dan TIK, serta
melaksanakan evaluasi pembelajaran.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik SMA Model minimal S1 yang telah memenuhi
kualifikasi akademik dan berlatar pendidikan tinggi sesuai dengan bidang
studi yang diajarkan. Sedangkan tenaga kependidikan menurut standar
nasional sekurang kurang terdiri atas Kepala Sekolah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga laboratorium yang telah
memenuhi persyaratan. Memiliki minimal 4 tenaga layanan khusus yakni
penjaga sekolah, tenaga kebersihan, pengemudi, tukang kebun, dan
pesuruh yang telah memenuhi kualifikasi. Tenaga pendidik di SMA N 1
Banyudono sudah memenuhi kriteria 97 % berpendidikan S1 dan
mengajar sesuai latar belakang pendidikannya. Sedangkan kekurangan
sekolah adalah belum memiliki tenaga perpustakaan dan tenaga
laboratorium yang saat ini masih ditangani oleh guru. Tenaga
pustakawan dan laboran yang belum dimiliki sekolah disebabkan karena
adanya peraturan yang melarang sekolah untuk menambah
guru/karyawan secara mandiri. Menanggapi hal tersebut sekolah bersama
dewan komite berinisiatif untuk mengangkat tenaga pustakawan dan
laboran yang dibiayai oleh komite mulai tahun ajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
5) Standar Sarana dan Prasarana
Penyelenggaraan sekolah didukung dengan sarana dan prasarana yang
mendukung. Memiliki rombongan belajar, infrastruktur yang mendukung
kegiatan belajar-mengajar dan administrasi sekolah, tersedianya peralatan
yang memadai di setiap ruangan, laboratorium, dan referensi lain berupa
buku, jurnal, CD di perpustakaan serta sarana pendukung PSB berupa
website dan perangkat audio visual. Sarana dan prasarana di SMA Negeri
1 Banyudono sudah mencukupi dan mendukung kegiatan pembelajaran
dan administrasi sekolah.
6) Standar Pengelolaan
Manajemen penyelenggaraan sekolah dimulai dengan perencanaan
program, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen. Perencanaan sekolah tertuang
dalam visi dan misi sekolah yang jelas. Pelaksanaan program sesuai
dengan rencana kerja yang selalui diawasi dan dievaluasi didukung
dengan sistem informasi manajemen yang efektif, efisien, dan akuntabel.
7) Standar Pembiayaan
Pembiayaan untuk melaksanakan SMA Model SKM-PBKL-PSB
diperlukan dana yang tidak sedikit. Kebutuhan dana tersebut diperoleh
dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten dan komite sekolah. Dana
yang terkumpul kemudian dialokasikan untuk peningkatan mutu sekolah,
pengembangan SDM dan infrastruktur, dan penyediaan sarana dan
prasarana, dan penyelenggaraan sekolah. Pengunaan dana
dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
8) Standar Penilaian Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar perlu penilaian pendidikan agar dapat
diketahui hasil pencapaian peserta didik. Penilaian pendidikan dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
9) Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal
Penyelenggaraan sekolah sebagai SMA Model didukung oleh semua
warga sekolah dan pihak eksternal. Infrastruktur sekolah yang memadai
didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan terus
ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan rutin. Dukungan eksternal datang
dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan
lembaga kemitraan di bidang seni batik dan teknologi informasi.
2. Hambatan Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Hambatan yang muncul selama penyelenggaraan program SMA
Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono adalah:
a. Animo masyarakat terhadap SMA Negeri 1 Banyudono yang masih
rendah
b. Adanya guru yang tidak mau belajar
c. Ketergantungan pendidik terhadap listrik
d. Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai
3. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan
Penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB
a. Sosialisasi kepada masyarakat melalui brosur dan pamflet serta
penyelenggaraan IHT bagi guru SMA lain.
b. Pelatihan pemanfaatan TIK secara rutin dan wajib diikuti oleh guru.
c. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang tidak bergantung pada
listrik tetapi tetap menyenangkan.
d. Memanfaatkan ruangan yang ada semaksimal mungkin dan
mendayagunakan ruangan luar kelas untuk praktek membatik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan SMA Model Sekolah Kategori Mandiri-
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal-Pusat Sumber Belajar SKM-PBKL-PSB
di SMA Negeri 1 Banyudono sudah hampir sesuai dengan pedoman
penyelenggaraan SMA Model SKM-PBKL-PSB. Namun masih terdapat beberapa
hambatan dalam pelaksanaannya, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengelolan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB di SMA N 1 Banyudono,
meliputi tiga tahap yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi pemahaman substansi delapan SNP, analisis
kondisi sekolah, dan penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-S. Tahap
perencanaan ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan
baik.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi beberapa aspek yaitu kurikulum, peserta didik,
proses pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, penilaian pendidikan, dan kesipan
sekolah dukungan eksternal.
c. Tahap Supervisi dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program telah
dilaksanakan. Tahap ini dilakukan oleh pihak internal (kepala sekolah,
penanggungjawab pelaksana) dan pihak eksternal (direktorat dan pengawas).
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
2. Hambatan dalam Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB
Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB
di SMA N 1 Banyudono antara lain:
a. Animo masyarakat terhadap SMA N 1 Banyudono yang masih rendah
b. Adanya guru yang tidak mau belajar
c. Ketergantungan pendidik terhadap listrik
d. Kebutuhan ruang seni dan alat membatik yang belum memadai
3. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan
SMA Model SKM-PBKL-PSB
Upaya-upaya yang dilakukan SMA Negeri 1 Banyudono untuk
mengatasi hambatan dalam pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB, antara
lain:
a. SMA Negeri 1 Banyudono melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan
menyebar pamflet dan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
b. SMA Negeri 1 Banyudono mengadakan pelatihan pembelajaran berbasis TIK
dan e-learning bagi tenaga edukatif dan administratif.
c. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang tetap menyenangkan
ketika listrik sedang padam.
d. Pemanfaatan ruang yang ada semaksimal mungkin dan mendayagunakan
ruang sekitar dalam kegiatan praktek membatik.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB bukan hanya
memperhatikan SNP (Standar Nasional Pendidikan) sebagai acuan minimal
dalam penyelenggaraan program sebagaimana yang tercantum dalam
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tetapi dalam pelaksanaannya perlu
difokuskan pada beberapa komponen. Jika dilaksanakan sesuai dengan
standar dan aturan yang berlaku maka pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
PSB di SMA N 1 Banyudono sudah sesuai dengan pedoman penyelenggaraan
SMA Model.
2. Implikasi Praktis
a. Pelaksanaan Sekolah Model SKM-PBKL-PSB di SMA Negeri 1
Banyudono memberikan dampak positif terhadap pengelolaan dan
peningkatan mutu sekolah.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai materi
penunjang untuk melakukan penelitian yang serupa.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah lain sebagai bahan kajian
untuk mengimplementasikan SMA Model SKM-PBKL-PSB.
C. Saran
Dari analisis yang dilakukan, kesimpulan dan implikasi yang telah diambil
maka dapat dikemukanan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah dalam pemahaman materi.
b. Guru hendaknya mengikuti seminar, pelatihan, dan diklat yang tidak hanya
diselenggarakan oleh intern sekolah untuk meningkatkan empat
kompetensi guru.
2. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah hendaknya mengadakan kerja sama dengan institusi mitra
dalam hal investasi, penjualan, dan penyaluran siswa berbakat terkait
keunggulan lokal seni batik.
b. Pihak sekolah sebaiknya menambah keunggulan lokal yang berkaitan
dengan seni batik dalam mata pelajaran atau ekstrakurikuler keunggulan
lain yang merupakan kegiatan lanjutan dari produksi batik.
3. Bagi Pemerintah
a. Pemerintah hendaknya menetapkan standar dengan memperhatikan
kebutuhan dalam penyelenggaraan sekolah sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara aturan pemerintah dengan apa yang dibutuhkan.