241
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL KABUPATEN SERANG (Studi Kasus :Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara \ Oleh Sukatno NIM 6661100559 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA SERANG, SEPTEMBER 2016

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

IMPLEMENTASI PROGRAM

PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL

KABUPATEN SERANG

(Studi Kasus :Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di

Kecamatan Petir)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

\

Oleh

Sukatno

NIM 6661100559

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA

SERANG, SEPTEMBER 2016

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

1

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

2

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

3

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

4

Bismmillahirrahmaanirraahiim

Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang

Kamu Dustakan? (QS. Ar-Rahmaan: 13)

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Kedua Orang Tua,

dan Seluruh Rakyat Indonesia yang menginspiras

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

5

ABSTRAK

Sukatno. NIM. 6661100559. Skripsi. 2016. Implementasi Program Pengembangan

Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang (Studi Kasus Pengembangan Sentra

Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir). Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pembimbing I: Ismanto, S.Sos., M.Si., Pembimbing II : Ipah Ema Jumiati, S.IP.,

M.Si.

Kata kunci : Implementasi, Program, Sentra Industri Kecil Tas

Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang Studi Kasus

Sentra Industri Tas di Kecamatan Petir merupakan salah satu program unggulan

Kabupaten Serang 2010-2015. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengapa

impelemtnasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang

(Studi Kasus Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir) belum

berjalan optimal dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik dari

Metter dan Horn terdiri dari 6 variabel yaitu 1) ukuran dan tujuan kebijakan 2)

sumber daya 3) karakteristik agen pelaksana 4) disposisi para pelaksana 5)

komunikasi antar organisasi 6) lingkungan ekternal. Metode penelitian ini yakni

metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan mengapa implementasi

Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang Studi Kasus

Sentra Industri Tas di Kecamatan Petir belum optimal karena ketidakjelasan SOP;

terbatasnya sumberdaya manusia; sarana dan prasarana pendukung yang belum

cukup; akses sumber permodalan yang masih terbatas; belum adanya UPT dan

pihak ketiga sebagai pengembangan bisnis; sosialisasi dan koordinasi yang belum

masif. Saran dalam penelitian ini yakni pemerintah daerah menegaskan kembali

SOP untuk pengembangan sentra industri kecil; meningkatkan kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia; menambah fasilitas industri pendukung;

membentuk koperasi sebagai sumber permodalan; Pemerintah Kabupaten Serang

membentuk UPT dan bekerja sama dengan Pihak ketiga sebagai pengembangan

bisnis; dinas terkait memasifkan sosialisasi dan koordinasi program

pengembangan sentra industri kecil.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

6

ABSTRACT

Sukatno. NIM. 6661100559. Thesis. 2016. Implementation of Small Industries

Development Program Center in Serang District (Case Study Centers

Development of Small Industries Bags in the Petir District). Program Study of

Public Administration. Faculty of Social Science and Political Science. University

of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I: Ismanto, S. Sos., M.Si., Advisor II: Ipah

Ema Jumiati, S.IP., M.Si.

Keywords: Implementation, Program, Center for Small Industries Bags

Small Industries Development Program Center in Serang District Case Study

Centers in the District Industrial Bags Lightning is one of the flagship programs

Serang District from 2010 to 2015. The purpose of this study to find out why

implementation Development Program Center of Small Industries in Serang

District (Case Study Development Center of Small Industries Bags in the Petir

District) has not worked optimally by using the theory of public policy

implementation of Metter and Horn consisted of 6 variables: 1) the size and

purpose policy 2) resource 3) the characteristics of the executing agent 4) the

disposition of the implementers 5) communication between organizations 6)

external environment. This research method used qualitative-descriptive method.

Results showed why the implementation of the Small Industries Development

Center in Serang District Case Study Centers in the Industrial Bags District

Serang is not optimal due to uncertainty SOP; limited human resources;

supporting infrastructure and facilities are not enough; access to capital sources

are still limited; yet their unit and third parties as a business development;

socialization and coordination that has not been massive. Suggestions in this

study reaffirms that local governments SOP for the development of small

industries; improve the quality and quantity of human resources; add facility

supporting industries; form cooperatives as a source of capital; Serang District

Government formed an UPT and working together with third parties as a business

development; optimilize related agencies of socialization and coordination of

program development and small industries.

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

7

KATA PENGANTAR

Assalamu‟ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang memberi ni’mat iman dan islam sampai

saat ini, memberi kesempatan hidup dan menjadikan pribadi kita lebih baik.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada habibana wanabiyyana

Muhammad SAW yang menuntun kita dari zaman jahiliyah ke zaman modern

seperti sekarang ini.

Ucapan syukur tak hentinya penulis ucapkan dan sampaikan atas

terselesaikannya Penelitian Skripsi dengan judul Implementasi Program

Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang (Studi Kasus, Sentra

Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir). Penelitian ini dibuat dalam rangka

memperdalam pemahaman masalah fenomena sosial yang ada di masyarakat dan

sekaligus sebagai penelitian skripsi di Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Konsentrasi Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam proses penelitian ini, tentunya penulis

mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

i

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

8

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukroman, S.Ikom., M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Riswanda, Ph.D., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Pembimbing

Akademik yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat bagi penulis

dalam setiap tahapan bimbingan yang telah dilakukan.

8. Ismanto, S.Sos., MM., Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya

untuk melakukan bimbingan dan memberikan masukan dalam setiap

bimbingan yang dilakukan selama ini.

9. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Pembimbing II yang senantiasa memberikan

motivasi dan semangat bagi penulis dalam setiap bimbingan yang telah

dilakukan selama ini.

ii

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

9

10. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Kepala beserta seluruh pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Serang yang telah banyak membantu memberikan data dan saran

dalam penelitian ini.

12. Kepala beserta seluruh pegawai Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang yang telah banyak membantu memberikan

data dan saran dalam penelitian ini.

13. Camat Kecamatan Petir serta pegawai yang telah banyak membantu

memberikan data dan saran dalam penelitian ini.

14. Kepala Desa Kadugenep yang telah memberikan data dan informasi dalam

penelitian ini.

15. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa,

motivasi serta semangat yang tiada terkira.

16. Keluarga penulis yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan serta

doa yang selalu mengiringi tiap langkah penulis.

17. Teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2010 (Dindin, Unggun,

Azil, Galih, Karisma, dkk) serta teman-teman lain yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

18. Terima kasih pula kepada semua temen-teman anggota FoSMaI (Forum

Silaturahim Mahasiswa Islam ) Fisip Untirta Semoga akan terus menjadi

penyemangat untuk penulis.

iii

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

10

19. Terima kasih pula kepada semua saudara kader-kader KAMMI ( Kesatuan

Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ) Komisariat Untirta, KAMMI Daerah

Serang, KAMMI Wilayah Banten. Semoga akan terus menjadi penyemangat

untuk peneliti

Peneliti menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan. Maka peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini

ke depan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik

untuk peneliti sendiri pada khususnya, dan untuk para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Serang, September 2016

Penulis

Sukatno

NIM: 6661100559

iv

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI. ............................................................................................................... V

DAFTAR TABEL......................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................... 17

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................... 17

1.4 Rumusan Masalah......................................................................................... 18

1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................... 18

1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................... 18

1.7 Sistematika Penulisan........................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR

2.1. Landasan Teori ............................................................................................ 24

v

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

12

2.1.1. Pengertian Kebijakan Publik .................................................................... 25

2.1.2. Implementasi Kebijakan Publik ............................................................... 32

2.1.3. Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik........................................... 35

2.1.4. Model Implementasi Kebijakan Publik ............... .................................... 37

2.1.4.1. Implementasi Kebijakan Publik Model Donald Van Metter dan

Carl Van Horn 37

2.1.4.2. Implementasi Kebijakan Publik Model George C. Edward III 41

2.1.4.3. Implementasi Kebijakan Publik Model Merilee S. Grindle 47

2.1.4.4. Implementasi Kebijakan Publik Model Daniel Mazmanian dan

Paul Sabatier

50

2.1.5. Program Pengembangan Sentra IndustriKecil ..................................... 53

2.1.5.1. Pengertian Program .................................................................. 53

2.1.5.2 Pengertian Industri Kecil Menengah ........................................ 54

2.1.5.3 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil Menengah .............. 56

2.1.5.4 Konsep Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah...... 58

2.1.5.5 Model-Model Pengembangan IKM .......................................... 61

2.1.5.6 Strategi Pengembangan IKM .................................................... 63

2.1.5.7 Konsep Pengembangan Kawasan Sentra Industri Kecil Tas..... 67

2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 68

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 74

2.4. Asumsi Dasar .............................................................................................. 77

vi

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 78

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................... 79

3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 80

3.4 Penomena yang diamati .............................................................................. 80

3.4.1 Definisi Konsep .............................................................................. 80

3.4.2 Definisi Operasional ....................................................................... 81

3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 83

3.6 Informan Penelitian .. ................................................................................... 84

3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 86

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 90

3.9 Teknik Uji Keabsahan Data ......................................................................... 92

3.10 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 93

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................... 95

4.1.1 Gambaran Umum Lokus Penelitian............................ .................. 95

4.2 Deskripsi dan Analisis Data ......................................................................... 105

4.3 Pembahasan ................................................................................................. 141

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 153

5.2 Saran ............................................................................................................ 155

vii

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

viii

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

15

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Potensi Industri di Kabupaten Serang ........................................................... 5

1.2 Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir ....................... ........................ ........ 9

1.3 Potensi Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir................................... 9

1.4 Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingkungan Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang tahun 2015 ................... 12

2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet .................................................... 55

2.2 Perbedaan penelitian sekarang dengan sebelumnya .................................... 72

3.1 Definisi Variabel Penelitian ......................................................................... 82

3.2 Informan Penelitian ..................................................................................... 85

3.3 Pedoman Wawancara .................................................................................. 88

3.4 Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................... .......... 94

4.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Petir tahun 2013.................................... 96

4.2 Potensi Industri di Kabupaten Serang ............................................................ 97

4.3 Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir ......................................................... 104

4.4 Potensi Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir ................................... 104

4.5 Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingkungan Diskoperindag

Kabupaten Serang ......................................................................................... 115

4.6 Pembahasan dan Temuan Lapangan .......................................................... 150

ix

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

16

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Proses Kebijakan Publik Menurut Easton ......................................................... 28

2.2 Proses Kebijakan Publik Menurut Anderson, dkk ............................................. 28

2.3 Proses Kebijakan Publik Menurut Dye ............................................................. 29

2.4 Sekuensi (Rangkaian) Implementasi Kebijakan ................................................. 32

2.5 Model Proses Implementasi Kebijakan Donald Van Meter dan Carl Van

Horn....................................................................................................................

40

2.6 Dampak Langsung dan Tidak Langsung pada Implementasi ............................ 46

2.7 Implementasi Kebijakan Grindle ........................................................... ............ 47

2.8 Implementasi Kebijakan menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier......... 52

2.9 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 76

3.1 Proses Analisis Data Menurut Irawan ...................................................... ........ 90

4.1 Peta Pembangunan Sentra IKM Unggulan di Kabupaten Serang ..................... 101

4.2 Peta Sentra IKM Tas ......................................................................................... 103

4.3 Mesin Jahit dari Pemerintah Kabupaten Serang ................................................ 119

4.4 Kondisi Showroom yang Tidak Optimal ........................................................... 121

4.5 Kondisi MCK yang Tidak Terurus .................................................................... 122

x

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

17

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin dan Balasan Penelitian

2. Dokumentasi Hasil Penelitian

3. Pedoman Wawancara

4. Transkip, koding, dan Kategorisasi Data

5. Membercheck

6. Catatan Lapangan

7. Berkas Pendukung

8. Catatan Bimbingan Skripsi

xi

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997 beberapa menyebabkan

investasi skala besar yang selama beberapa dekade mampu menopang

perekonomian Indonesia kolaps. Keadaan tersebut memicu terjadinya krisis

ekonomi yang diikuti berbagai permasalahan dalam negeri yang semakin

kompleks. Pemerintah pusat berupaya menanggulangi dampak negatif dari kondisi

tersebut dengan membuat dan memberlakukan beberapa kebijakan dan peraturan

baru salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 di ganti dengan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Diberlakukannya undang-undang tersebut memberikan kewenangan penuh

kepada pemerintah daerah untuk menggali setiap potensi yang dimiliki guna

meningkatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Otonomi daerah adalah upaya

menuju kemandirian daerah dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan

dan membiayai pembangunan dalam upaya meningkatkan pelayanan pada

masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan masyarakat, penumbuhan prakarsa dan

kreativitas dengan melibatkan masyarakat.

Keberadaan Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan funginya

mengutamakan kearifan lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang

1

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

2

dimiliki meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan

teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya dituntut

adanya inovasi, kreativitas, spirit entrepreneur serta lebih responsif terhadap

kepentingan publik. Dengan demikian jarak antara pemerintah dan masyarakat

menjadi semakin dekat yang memungkinkan kinerja pelayanan kepada

masyarakat (public services) menjadi lebih baik.

Kabupaten Serang dengan jumlah penduduknya mencapai 1.450.894 jiwa

yang tersebar di 29 kecamatan (BPS,2014) membutuhkan strategi dan program

pemberdayaan masyarakat miskin yang efektif dan efesien serta bertanggung

jawab dalam mewujudkan masyarakat berdaya saing. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang tahun 2014, jumlah keluarga prasejahtera

atau dalam garis kemiskinan berjumlah 85.475 keluarga. Sedangkan jumlah

pengangguran di tahun yang sama mencapai 52.872 jiwa.

Berbagai program dan kebijakan pemberdayaan dan pengentasan

kemiskinan telah di laksanakan baik oleh pemerintah usat maupun pemerintah

daerah, baik yang sifatnya reaktif maupun preventif diantaranya, Bantuan

Operasional Sekolah (BOS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri (PNPM Mandiri), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Beras Keluarga Miskin

(RASKIN), bahkan yang terbaru Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pemerintah baik

pusat maupun daerah menyadari tantangan pemberdayaan masyarakat terutama

masyarakat miskin. Masyarakat bukan lagi sebagai objek akan tetapi subjek dari

pembangunan, pemberdayaan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

3

Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan ekonomi telah dirumuskan

dan diimplementasikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan

mempertimbangkan ekonomi lokal salah satunya adalah penumbuhan dan

pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pemerintah pusat telah membuat kebijakan nasional tentang

pengembangan UMKM yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, yaitu pada buku II memperkuat sinergi antar

bidang pembangunan Bab III ekonomi khususnya kebijakan revitalisasi industri

serta kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 mengamanatkan bahwa

pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing

dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Dalam rangka mendorong

industri nasional agar memiliki daya saing yang kuat baik di tingkat nasional

maupun tingkat global, maka pemerintah menetapkan kebijakan industri nasional

(National Industrial Policy) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 28

Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Dalam konteks pelaksanaan pembangunan daerah, Peraturan presiden

Nomor 28 Tahun 2008 ini mengamanatkan setiap daerah untuk mengembangkan

kompetensi inti industri daerah. Kompetensi inti industri daerah adalah

sekumpulan keunggulan atau keunikan sumberdaya termasuk sumber daya alam

dan kemampuan suatu daerah untuk membangun daya saing dalam rangka

mengembangkan perekonomian daerah menuju kemandirian. Pemerintah daerah

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

4

dituntut untuk menumbuhkan industri baru yang potensial yang berbasis pada

potensi sumberdaya nasional, yang memiliki potensi berkembang yang tinggi,

khususnya yang berbasis sumberdaya alam terbarukan dan sumberdaya manusia

berpengetahuan maupun keunggulan aspek lain (kondisi geografi, luas bentang

wilayah, kekayaan budaya, dan sebagainya) dalam rangka menyuburkan industri.

Dalam hal melaksanakan Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM serta amanat Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM ) di Kabupaten Serang, maka Pemerintah

Kabupaten Serang memasukan pengembangan UMKM dalam rencana

pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Serang 2010-2015

pada visi misi Kabupaten Serang poin ke- 4 yakni meningkatkan pertumbuhan

ekonomi berbasis potensi lokal serta memperkuat struktur perekonomian daerah.

Untuk melaksanakan Visi Misi poin ke empat, untuk pengembangan

UMKM Pemerintah Kabupaten Serang menurunkan pada program unggulan

lima tahunan yakni program unggulan poin ke-tujuh “Pengembangan Kawasan

Industri Kecil (KIK)/Lingkungan industri kecil (LIK) sentra UKM”.

Dalam pereokonomian daerah, Kabupaten Serang didominasi sektor

industri pengolahan, dengan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang

mencapai 58.33% . Bappeda Kabupaten Serang, 2014). Besarnya kontribusi yang

diberikan sektor industri pengolahan, bukan hanya menggambarkan tingginya

nilai tambah yang dihasilkan akan tetapi juga menggambarkan mata pencaharian

utama penduduk di Kabupaten Serang. Menurut data Dinas Koperansi,

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

5

Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten serang tahun 2015, di

Kabupaten Serang terdapat sekira 12.301 unit usaha industri pengolahan dengan

menyerap tenaga kerja sekira 107.150 orang. Jumlah unit usaha tersebut sebagian

besar bersakala usaha industri kecil dan menengah (IKM).

Tabel 1.1

Potensi Industri di Kabupaten Serang:

Sektor Jumlah

Unit usaha

Jumlah

Tenaga Kerja

Nilai Investasi (Juta

Rp)

Industri mikro dan

kecil 12.000 39.000 25.000

Industri menengah 69 2.550 383.000

Industri besar 232 65.600 8.390.000

Jumlah 12.301 107.150 8. 798.000

( Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang, 2015)

Dari tabel 1.1 di atas, bahwa potensi industri mikro dan kecil lebih banyak

jumlah unit usaha yakni sejumlah 12.000 (dua belas ribu) unit usaha dengan

penyerapan tenaga kerja 39.000 ( tiga puluh sembilan ribu), sedangkan industri

menengah hanya 69 (enam puluh sembilan) unit usaha dengan menyerap tenaga

kerja 2.550 (dua ribu lima ratus lima puluh) tenaga kerja. Sedangkan industri

besar berjumlah 232 (dua ratus dua ) unit usaha dengan meyerap tenaga kerja

sangat besar 65.600 (enam puluh lima ribu enam ratus) tenaga kerja. Hal ini

menandakan masyarakat Kabupaten Serang mampu menciptakan usaha sendiri

dan mandiri. Banyaknya unit usaha yang bergerak di industri kecil mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal serta pemberdayaan ekonomi

kerakyatan cukup stabil. Industri mikro dan kecil lebih aman dibanding industri

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

6

besar yang menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan dan

pengurangan lahan pertanian.

Perbandingan industri mikro dan kecil dengan industri menengah cukup

besar yakni 12.000 unit usaha industri mikro dan kecil, sedangkan industri

menengah hanya 69 unit usaha. Hal ini perlu pemberdayaan dan pengembangan

sehingga industri mikro dan kecil meningkat menjadi industri menengah. Nilai

investasi untuk industri mikro dan kecil lebih kecil dibandingkan dengan industri

menengah dan besar yakni 25.000. Hal ini menjadi salah satu permasalahan

industri mikro dan kecil yakni masalah permodalan.

Dalam Dokumen Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah

(RIPIKM) tahun 2013 yang di susun oleh Badan Perencanaan Pembangungan

Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang, pengembangan IKM dikelompokan ke

dalam 10 sentra IKM yang tersebar dibeberapa sentra pengembangan yaitu:

1. Sentra Industri Kecil Emping di Kecamatan Waringin Kurung

2. Sentra Industri Kecil tas di Kecamatan Petir

3. Sentra Industri Kecil Gerabah di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas

4. Sentra Industri Kecil Pandai Besi di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas

5. Sentra Industri Kerupuk & Bontot di Kecamatan Pontang

6. Sentra Industri Batu Fosil di Kecamatan Cikande

7. Sentra Industri Kerajinan Kerang di Kecamatan Cinangka

8. Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu di Kecamatan Bandung

9. Sentra Industri Sepatu dan Dompet di Kecamatan Baros

10. Sentra IKM Kesed di Kecamatan Carenang

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

7

11. Sentra Industri Terasi di Kecamatan Tirtayasa

Sementara itu, hasil kajian Kementerian Perindustrian dalam dokumen

RIPIKM Kabupaten Serang tahun 2013 berkenaan dengan kompetensi inti

industri daerah Kabupaten Serang dirumuskan produk unggulan yang menjadi

prioritas untuk dikembangkan (PUP) di kabupaten Serang meliputi:

1. Produk Emping

2. Produk Tas

3. Produk Gerabah

4. Produk Pandai Besi/ Golok

5. Produk Kerupuk dan Bontot

6. Produk Batu Fosil

7. Produk Kerajinan Kerang

Dari tujuh sentra sentra industri yang ada di Kabupaten Serang, Pemerintah

Kabupaten Serang hanya tiga Sentra industri kecil yang termasuk dalam program

unggulan pengembangan sentra industri kecil yakni sentra industri kecil kerajinan

tas di Kecamatan Petir, sentra industri kecil kerajinan gerabah di Kecamatan

Ciruas dan sentra industri kecil Emping di Kecamatan Waringin Kurung.

Dari berbagai industri kecil unggulan di atas, alasan pengembangan dan

penataan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir, yakni dari segi manajemen

usaha, industri kecil tas di Kabupaten Serang sudah banyak yang berbadan usaha

formal, berarti hal ini usaha industri tas sudah memiliki ijin dan resmi, dibanding

dengan industri kecil lainnya yang belum berbadan usaha formal. Industri kecil tas

juga sudah melakukan pembagian kerja meskipun masih ada beberapa yang

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

8

dilakukan oleh pengelola. Dari segi teknologi industri tas telah menggunakan

teknologi modern dan mampu memproduksi dalam skala banyak dan industri tas

karakteristik produksinya adalah padat tenaga kerja, serta asal tenaga kerja tidak

hanya dari pihak keluarga akan tetapi sudah melakukan rekrutmen pegawai dari di

luar keluarga.

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan sentra industri kecil tas di

fokuskan di Desa Kadugenep Kecamatan Petir. Kerajinan tas di Kecamatan Petir

adalah usaha turun temurun yang di wariskan, sehingga semakin lama semakin

banyak yang menggeluti usaha kerajinan tas, sehingga industri tas merambah ke

desa lainnya yakni Desa Kubangjaya dan Desa Padasuka. Seiring mulai

berkembang, sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Serang menetapkan

Kecamatan Petir sebagai sentra industri kecil kerajinan pembuatan tas.

Pengembangan sentra kerajinan tas membuat potensi industri kecil

Kecamatan Petir di di dominasi oleh industri tas dan konveksi. Pengembangan

sentra industri kecil tas selain menambah jenis usaha baru di Kecamatan Petir

melainkan juga menjadi kebanggaan tersendiri sebagai kekhasan daerah

khususnya bagi masyarakat Kecamatan Petir.

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

9

Tabel 1.2.

Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir

No Jenis industri Komoditi Jumlah unit

usaha

1 Industri Pangan Emping,Krupuk Kue

Kering/basah 100

2 Industri Sandang dan Kulit Konveksi, Tas 100

3 Industri Kimia dan Bahan

Bangunan Bata Merah, Genteng,

Pengolahan kayu 30

4 Industri Logam dan

Elektronika

Bengkel Las 5

5 Industri Kerajinan Kerajinan Bambu 10

6 Sub Total 245

(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang, 2015)

Pada tabel 1.2. dapat dilihat potensi industri kecil di Kecamtan Petir,

sentra industri kecil tas dan konveksi ada 100 unit usaha yang berdiri sama dengan

industri kecil pangan.

Sedangkan jumlah industri tas di kawasan sentra industri kecil tas bisa dilihat

pada tabel 1.3.

Tabel 1.3.

Potensi Sentra Industri Kecil tas di Kecamatan Petir

No Desa Jumlah Unit Usaha

1 Kadugenep 50

2 Kubangjaya 4

3 Panunggulan 3

4 Padasuka 4

Jumlah 61

(Sumber : Diolah Peneliti, 2016)

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

10

Berdasarkan banyaknya jumlah unit usaha, industri kerajinan tas di

Kecamatan Petir termasuk sentra industri kecil. Sentra Industri Kecil Menengah

(Sentra IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan industri kecil dan industri

menengah yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis

dan atau mengerjakan proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan

prasarana penunjang yang dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber

daya daerah, serta dikelola oleh suatu pengurus profesional.

Sentra industri tas di Kecamatan Petir sangat potensial untuk

dikembangkan menjadi salah satu unggulan kearifan lokal yang dimiliki

Kabupaten Serang. Sentra indsutri kecil tas merupakan aset berharga bagi

Kabupaten Serang karena sentra industri kecil tas adalah satu satunya industri tas

yang dimiliki Provinsi Banten. Bentuknya berupa sentra industri menjadikannya

sebagai salah satu sektor informal yang membantu peran pemerintah daerah dalam

menyerap tenaga kerja, meyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan

perkapita maupun meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Karakteristik umum industri kecil di Indonesia, tidak terkecuali di

Kabupaten Serang dicerminkan oleh permasalahan kondisi internal dan eksternal.

Kondisi internal tersebut meliputi faktor kewiraswastaan, permodalan, pemasaran,

keterampilan, ketersediaan bahan baku, desain produk, peralatan dan sarana

usaha. Disamping itu kondisi eksternal yang kurang menguntungkan bagi

perkembangan industri kecil lebih mempersulit posisi industri kecil untuk

melangkah maju ke arah modernisasi.

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

11

Menurut Ramadhansyah, dalam jurnalnya pengembangan model

pendanaan UMKM berdasarkan persepsi UMKM, (Jurnal Keuangan dan Bisnis,

Vol.5,No 1. Maret 2013, Hal 30) menyatakan permasalahan yang dihadapi

UMKM meliputi : keterbatasan kualitas SDM pelaku UMKM, akses terhadap

sumber daya produktif seperti keterbatasan akses permodalan dan penggunakan

teknologi, masalah infrastruktur, seperti pasar yang representatif, dan sarana jalan

yang memudahkan UMKM untuk menjual hasil usahanya dan masalah birokrasi

pemerintah, seperti kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur pemerintah dalam

pembinaan dan pendampingan bagi IKM.

Dalam observasi awal terdapat permasalahan-permasalahan yang

ditemukan oleh peneliti pada saat melakukan pengamatan dan wawancara secara

tidak terstruktur untuk mencari data awal pada pihak terkait ditempat

penyelenggaraan program pengembangan sentra industri kecil menengah tas di

Kecamatan Petir, Kabupaten Serang.

Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM). Permasalahan dari segi SDM

adalah masih minimnya peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku

industri tas. Diketahui bahwa tingkat pendidikan pelaksana kegiatan rata- rata

ialah berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Dalam pembuatan

kerajinan tas tingkat pendidikan formal tidak terlalu menjadi masalah, yang

terpenting ada kemauan dan kerja keras. (Sumber: Wawancara dengan bapak H.

Rohman, salah satu pemilik industri kecil tas, Minggu, 6 September 2015).

Rendahnya tingkat pendidikan ini tidak didukung dengan peningkatan pembinaan

dan pelatihan Skill tingkat lanjut, kemampuan (Skill) tingkat lanjut misalnya

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

12

pembuatan pola desain tas baru dan teknik potong kain yang baik. Sehingga

industri kerajinan tas sangat kekurangan pegawai yang mempunyai kemampuan

tingkat lanjut khususnya dalam pembuatan pola desain tas baru. Hal ini

berdampak minimnya desain produk tas yang baru dan unik dan variatif.

Pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah belum sampai

pada peningkatan Skill pegawai di sini.(Sumber: Wawancara dengan bapak

Usman, salah satu pemilik industri kecil tas di Desa Kadugenep, Minggu, 22 Mei

2016).

Di sisi yang lain, minimnya Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang ada

dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag)

Kabupaten Serang, TPL inilah ujung tombak pembinaan dan pemberdayaan

UMKM oleh Dinas Koperindag dan pemerintah Kabupaten Serang. Minimnya

jumlah TPL ini sangat tidak seimbang dengan jumlah kecamatan yang ada di

Kabupaten Serang yakni 29 kecamatan dan jumlah sentra industri kecil yang ada

di Kabupaten Serang.

TABEL 1.4

Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingukangan

Di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 2015

Bidang Jumlah TPL

Industri 1

UKM 6

Koperasi 4

(Sumber: Diskoperindag Kabupaten Serang, 2016)

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

13

Kedua, para pelaku industri tas juga terkendala sumber daya finansial

(Permodalan), terutama industri rumahan atau industri kecil yang belum bankable

yang ada di desa (Sumber: Wawancara dengan bapak Dedi, Sekretaris Camat

Kantor Kecamatan Petir, Rabu, 25 Mei 2016). Para pelaku industri rumahan

yang belum bankabel merasa kesulitan pada persyaratan peminjaman (kredit)

modal usaha. Syarat dan besar kredit untuk UMKM berbeda dan ditentukan oleh

pihak bank yang bersangkutan. (Sumber: Wawancara dengan bapak H. Endang,

Kepala Bidang UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Serang, Rabu, 25 Mei

2016).

Pelaku industri kecil tas di Kecamatan Petir terkendala dengan Perijinan

dan agunan yang sebagai jaminan. Syarat untuk mendapatkan pinjaman

diantaranya; potocopy KTP, Akta Keluarga, Surat Keterangan Usaha, Surat ijin

usaha Perdagangan (SIUP) dan mempunyai buku tabungan bank tujuan, serta

agunan sebagai jaminan yang layak disesuaikan/dinilai oleh bank dengan

kebutuhan pinjaman.(AJB,Sertifikat tanah). (Sumber: wawancara dengan Bapak

Iip, Pegawai Bank BJB Cabang Serang, Senin, 23 Mei 2016). Dari 61 industri

kecil kerajinan tas, baru 6 yang berbadan hukum atau memiliki CV (Comanditaire

Venotschap) / Persekutuan Komanditer yang telah memiliki SIUP. Selainnya

belum pempunyai surat ijin usaha. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Rohman,

Kepala Desa Kadugenep, Minggu, 6 September 2015).

Pengrajin terkendala agunan sebagai penjamin dalam persyaratan

peminjaman modal, agunan berupa sertifikat tanah adalah standar yang diminta

pihak bank dalam memberikan kredit kepada debitur.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

14

Ketiga, akses informasi terhadap sumber permodalan dan pembinaan

lainnya masih sangat minim dilakukan baik oleh pelaku pengrajin industri kecil

maupun oleh pihak pemerintah. Peraturan Menteri Badan usaha Milik Negara

No.PER-08/MBU/2013 tahun 2013 tentang perubahan keempat atas Peraturan

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.PER-05/MBU/2007 tentang

Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program

Bina Lingkungan. Dalam peraturan ini diatur mengenai kewajiban Perusahaan

Perseroan (Persero). Perusahaan Umum ( Perum) dan Perseroan Terbuka (Persero

Terbuka) dalam pelaksanaan program kemitraan usaha kecil dan program bina

lingkungan dengan pelaku usaha kecil. Undang Undang Nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UUPT) mengenai CSR (Corporate Social

Responsibility) dan lingkungan juga berkomitmen perseroan untuk berperan serta

dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri maupun

komunitas setempat maupun masyarakat umum. (Sumber: Wawancara dengan Ibu

Uum, Ketua Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha (ASIPA) Kabupaten

Serang, Rabu, 25 Mei 2016).

Keempat, proses pemasaran (Marketing) masih bersifat tradisional, yakni

para pembeli/pemesan datang langsung, sehingga proses produksi didasari pada

jumlah pesanan yang ada. Strategi pemasaran modern belum dilakukan oleh para

pengusaha ataupun dinas terkait. Masih minimnya pemanfaatan teknologi

infomrasi (Media Sosial) sebagai strategi pemasaran. Hal ini disebabkan

kurangnya pemahaman masyakarat desa mengenai pemanfaatan teknologi

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

15

informasi. (Sumber: Wawancara dengan Ibu Siska, Tenaga Penyuluh Lapangan

Bidang Industri, Diskoperindag Kabupaten Serang, Rabu, 25 Mei 2016).

Kelima, program pengembangan industri kecil menengah tas masih lemah

dalam industri pendukung, misalnya industri bahan baku masih mengandalkan

dari luar Banten, industri desain model, souvenir tambahan yang masih kurang.

Misalnya saja untuk melakukan bordir tas dengan jumlah besar tidak bisa

dikerjakan di di tempat produksi kerajinan, akan tetapi harus dikerjakan di Jakarta

atau tempat lain, hal ini dilakukan karena di daerah Sekitar Kabupaten Serang

belum ada yang memadai dalam hal alat bordir dan harga yang terjangkau.

(Sumber: Wawancara dengan bapak H. Rohman, salah satu pemilik industri kecil

Dompet, Minggu, 6 September 2015).

Keenam, adanya ketidakjelasan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan

petunjuk teknis (juknis) dari Program Pengembangan Kawasan Industri Kecil

(KIK), Lingkungan Industri Kecil (LIK), Sentra UKM. Program unggulan

KIK/LIK dan Sentra UKM yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang 2010-2015, baru dibuat kebijakan

turunannya berupa Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang Nomor 8 tahun

2015 tentang Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Serang, Keterlambatan

Pembuatan Peraturan daerah ini disebabkan tahun lalu (2014-2015) dengan

Pemilihan Legislator dan Bupati yang baru periode 2016-2021. (Sumber:

Wawancara dengan bapak H. Mansur Barmawi, Anggota Komisi IV DPRD

Kabupaten Serang, Minggu, 22 Mei 2016).

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

16

Selain itu berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Pembagian Urusuan Pemerintahan, ada pembagian urusan kewenangan dalam

pembinaan dan pemberdayaan UMKM, untuk urusan usaha mikro dan kecil

kewenangan berada di pemerintah kabupaten/kota sedangkan untuk usaha kecil

mengenah keatas kewenangannya berada pada pemerintah tingkat provinsi dan

pusat. Akan tetapi kebijakan pemberdayaan UMKM ditingkat provinsi baru di

sahkan April tahun 2016 ini. Sebelum disahkannya Peraturan Daerah Kabupaten

Serang nomor 8 tahun 2015 tentang usaha mikro dan usaha kecil, kebijakan

pembinaan dan pemberdayakan UMKM di tarik ke aturan yang lebih atasnya

yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Ketidakjelasan

petunjuk pelaksanaan ini membuat ambigu sehingga ini menjadi celah terjadinya

tumpang tindih kegiatan, membuat bingung pelaku industri kecil dan tidak kuat

secara legal yuridisnya.

Ketujuh, masih kurangnya sarana prasarana penunjang pengembangan

industri kecil menengah di Kabupaten Serang, Kabupaten Serang belum

mempunyai balai pendidikan dan pelatihan pengembangan SDM industri

khususnya dibidang teknik produksi, manajemen serta bisnis. Adapun untuk

industri kecil tas di Desa Kadugenep sudah dibangun Show room baru baru ini,

namun belum optimal (Sumber: Wawancara dengan Ibu Siska, tenaga penyuluh

lapangan dinas Koperidag Kabupaten Serang. Selasa, 8 September 2015).

Di sisi lain sarana prasarana yang sudah dibuat seperti MCK kondisinya

tidak terawat dan kotor, tidak ada perawatan yang dilakukan baik dari pemerintah

maupun masyarakat, kondisi yang tidak strategis menjadi alasan warga sekitar.

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

17

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil

judul Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil

Kabupaten Serang, (Studi Kasus Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan

Petir).

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi

permasalahan dalam beberapa hal diantaranya :

1) Minimnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agen pelaksana

2) Minimnya sumber daya finansial

3) Minimnya akses informasi sumber permodalan

4) Pemasaran masih bersipat tradisional dan minim penggunaan teknologi

5) Adaya ketidakjelasan petunjuk pelaksanaan program Pengembangan

sentra Industri Kecil.

6) Masih lemahnya industri pendukung

7) Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan

Pengembangan Industri kecil Menengah

1.3. Batasan Masalah

Peneliti hanya membatasi masalah pada penelitian ini pada : Implementasi

Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Kabupaten Serang, (Studi Kasus

Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir)

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

18

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dipaparkan

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Mengapa Implementasi

Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Kabupaten Serang, (Studi Kasus

Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir) belum berjalan

optimal?.

I.4. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengkaji lebih dalam dan untuk mengetahui mengapa

implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Kabupaten Serang,

(Studi Kasus Pengembangan Sentra Industri Kecil Kerajinan Tas di Kecamatan

Petir) belum berjalan optimal.

I.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi, baik secara teoritis

maupun secara praktis, antara lain:

I.5.1. Secara Teoritis

1. Bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara, sehingga

dapat memperkaya kajian ilmiah yang perlu dijadikan bahan referensi

dalam penelitian sosial lainnya yang saling berkaitan.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

19

2. Dapat dimanfaatkan dalam rangka pengembangan teori yang didapat

selama perkuliahan terutama pada beberapa mata kuliah yang berkaitan

dengan penelitan.

I.5.2. Secara Praktis

1. Menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat

umumnya, mengenai implementasi Program Pengembangan Sentra

Industri Kecil Kabupaten Serang, (Studi Kasus Pengembangan Sentra

Industri Kecil Kerajinan Tas di Kecamatan Petir)

2. Memberikan kontribusi bagi Pemerintah Pusat dan Daerah Kabupaten

Serang untuk melakukan evaluasi

3. Memberikan pengetahuan di bidang kebijakan publik bagi penulis dan

juga masyarakat.

I.6. Sistematika penulisan

Sistematika penyusunan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengemukakan hal-hal yang menjadi alasan ketertarikan peneliti

terhadap topik atau judul penelitian dan pentingnya dilakukan penelitian terhadap

topik tersebut

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

20

1.2 Identifikasi Masalah

Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari tema

/topik/judul penelitian atau dengan masalah atau Variable yang akan diteliti.

1.3 Batasan Masalah

Dari sejumlah masalah hasil identifikasi tersebut di atas ditetapkan

masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan Masalah adalah mendeteksi masalah dari batasan masalah yang

dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dirumuskan secara tajam guna

mencapai jawaban sebagai hasil penelitian.

1.5 Tujuan Penelitian

Menjelaskan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti terhadap pelaksanaan

penelitian dan masalah yang telah dirumuskan

1.6 Manfaat penelitian

menjelaskan manfaat teoritis dan praktis hasil penelitian

1.7 Sistematika Penulisan

Merupakan susunan skripsi secara keseluruhan yang meliputi Bab 1

Pedahuluan, Bab II Deskripsi Toeri, Bab III Metode Penelitian, Bab IV,

Pembahasan, Bab V Simpulan dan Saran.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

21

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi teori

Mendeskripsikan teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel

peneltitan, kemudian menyusunya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk

merumuskan hipotesis.

2.2 Kerangka Berpikir

Menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi

teori. Kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan model implementasi

kebijakan yang dibuat dalam bentuk bagan.

2.3 Hipotesis Penelitian

Merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan

akan diuji kebenaranya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Instrumen Penelitian

Menjelaskan Metode yang dipergunakan dalam Penelitian

3.2 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data

yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas

instrumen (validitas dan realibilitasnya).

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menjelaskan wilayah generalisasi, penetapan besar sampel dan teknik

pengambilan sampel serta rasionalisasinya.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menguraikan teknik pengolahan data hasil penelitian dan cara penganalisis

data yang telah diolah dengan menggunakan teknik analisis data sesuai dengan

sifat data yang diperoleh.

3.5 Tempat dan waktu Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian tersebut dilaksanakan .

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organsisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukan

serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan Hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik kualitatif maupun data

kuantitatif.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

23

4.3 Pengujian Hipotesis

Melakukan Pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisis statistik.

4.4 Pembahasan

Melakukan Pembahasan lebih lanjut terhadap hasil akhir analisis data dan

diuraikan pula berbagai keterbatasan yang terdapat dalam pelaksanaan penelitian .

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan

dan diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti yakni implementasi kebijakan secara teoritis dan praktis

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

Setiap penelitian tentunya tidak akan terlepas dari penggunaan teori.

Menurut Kerlinger (1978), dalam Sugiyono (2011:52), mengemukakan bahwa:

“Theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions, and

proposition that present a systematic view of phenomena by specifying

relations among variables, with purpose of explaining and predicting the

phenomena” (Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan

proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,

melalui, spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk

menjelaskan dan meramalkan fenomena).

Teori, konsep, serta kumpulan generalisasi merupakan landasan kokoh

yang dapat diuji kebenarannya. Landasan ini sangat perlu digunakan agar sebuah

penelitian bersifat ilmiah. Selain itu, landasan teori yang relevan dengan masalah

penelitian dapat membantu peneliti dalam menentukan kerangka berpikir yang

akan dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Oleh karenanya, berikut ini akan diuraikan beberapa teori dari para tokoh

yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian ini. Dengan mengacu pada topik

penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu mengenai implementasi Program

Pengembangan Sentra Industri Kecil Kabupaten Serang, (Studi Kasus

Pengembangan Sentra Industri Kecil Kerajinan Tas di Kecamatan Petir), maka

perlu diawali dengan mengetahui beberapa teori yang relevan dan menunjang

24

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

25

dalam penelitian ini. Teori-teori yang akan peneliti jelaskan yakni dalam ruang

lingkup Ilmu Administrasi Negara, diantaranya mengenai kebijakan publik,

implementasi kebijakan publik, pendekatan implementasi kebijakan publik, serta

model-model implementasi kebijakan publik.

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

Dimensi paling inti dari suatu kebijakan publik adalah proses kebijakan.

Kebijakan publik dilihat sebagai sebuah proses kegiatan atau sebagai satu

kesatuan sistem yang bergerak dari satu bagian ke bagian lain secara

berkesinambungan, saling menentukan dan saling membentuk. Kebijakan publik

merupakan hal yang sangat vital, karena menyangkut kepentingan warga

masyarakat. Sebelum diimplementasikan, suatu kebijakan dapat juga mengalami

kemunduran karena gagal mencapai maksud dan tujuan. Menurut Easton dalam

Agustino (2006:8) sebagai berikut:

“Kebijakan publik merupakan keputusan politik yang dikembangkan oleh

badan dan pejabat pemerintah. Karena itu, karakteristik khusus dari

kebijakan publik adalah bahwa keputusan politik tersebut dirumuskan

sebagai „otoritas‟ dalam sistem politik, yaitu “para senior, kepala

tertinggi, eksekutif, legislatif, para hakim, administrator, penasehat, para

raja, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Hogwood dan Gunn dalam Suharto (2005:4)

menyatakan bahwa kebijakan publik adalah “seperangkat tindakan pemerintah

yang didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu”. Mengacu pada definisi yang

dikemukakan oleh Hogwood dan Gunn, kebijakan publik mencakup beberapa hal

yaitu:

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

26

1. Bidang kegiatan sebagai ekspresi dari tujuan umum pernyataan-pernyataan

yang ingin dicapai

2. Proposal tertentu yang mencerminkan keputusan-keputusan pemerintah

yang dipilih

3. Kewenangan formal seperti undang-undang atau peraturan pemerintah

4. Program, yakni seperangkat kegiatan yang mencakup rencana penggunaan

sumber daya lembaga dan strategi pencapaian tujuan

5. Keluaran (output), yaitu apa yang nyata telah disediakan oleh pemerintah

sebagai produk dari kegiatan tertentu.

Teori dari Easton dan Hogwood dan Gunn, bisa disimpulkan bahwa

kebijakan publik menitik beratkkan pada pemegang kekuasan yang mempunyai

otoritas dalam sistem politik seperti raja dan pemerintahan, berbeda pandangan

dengan dua tokoh di atas, Dewey, (The Public and It’s Problem, 1927) dalam

Wicaksono (2006:63) mengatakan bahwa kebijakan publik menitik beratkan

kepada persoalan masyarakat.

“Kebijakan publik menitikberatkan pada publik dan problem-problemnya.

Kebijakan publik membahas soal bagaimana isu-isu dan persoalan-

persoalan publik disusun (constructed) dan didefinisikan serta bagaimana

kesemua itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda politik.”

Sedangkan Anderson (1984) dalam Agustino (2008:7) memberikan

pengertian yang lebih aplikatif atas definisi kebijakan publik dalam bukunya

Public Policy Making, “Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan

tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor

yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”.

Menurut Agustino (2008:8) beberapa karakteristik utama dari kebijakan

publik adalah sebagai berikut:

1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan

yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada perilaku yang

berubah atau acak.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

27

2. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan

yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang terpisah-

pisah;

3. Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh

pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi atau

menawarkan perumahan rakyat;

4. Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif,

kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam

menangani suatu permasalahan; secara negative, kebijakan public dapat

melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan

suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun, padahal dalam konteks

tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan;

5. Kebijakan publik, paling tidak secara positif didasarkan pada hokum dan

merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik

adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh pemegang / pemangku kekuasaan publik dan

meliputi serangkaian kegiatan yang diputuskan oleh pemerintah yang terdiri dari

berbagai kegiatan yang pada dasarnya ditujukan untuk publik dengan tujuan dan

maksud tertentu.

Dilihat dari proses kebijakan, Nugroho menyebutkan bahwa teori proses

kebijakan paling klasik dikemukakan oleh Easton. Easton dalam Nugroho (2009:

383) menjelaskan bahwa proses kebijakan dapat dianalogikan dengan sistem

biologi.

“Pada dasarnya sistem biologi merupakan proses interaksi antara mahluk

hidup dan lingkungannya, yang akhirnya menciptakan kelangsungan

perubahan hidup yang relatif stabil. Dalam terminologi ini Easton

menganalogikannya dengan kehidupan sistem politik. Kebijakan publik

dengan model sistem mengandaikan bahwa kebijakan merupakan hasil atau

output dari sistem (politik). Seperti dipelajari dalam ilmu politik, sistem

politik terdiri dari input, throughput, dan output, seperti digambaran sebagai

berikut

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

28

Gambar 2.1. Proses Kebijakan Publik Menurut Easton

Sumber: David Easton dalam Nugroho (2008: 383)

Model proses kebijakan publik dari Easton mengasumsikan proses

kebijakan publik dalam sistem politik dengan mengandalkan input yang berupa

tuntutan (demand) dan dukungan (support). Model Easton ini tergolong dalam

model yang sederhana, sehingga model Easton ini dikembangkan oleh para

akademisi lain seperti Anderson, Dye, Dunn, serta Patton dan Savicky.

Menurut Anderson, dkk. dalam Nugroho (2008:186) proses kebijakan

melalui tahap-tahap/stages sebagai berikut:

Gambar 2.2. Proses Kebijakan Publik Menurut Anderson, dkk Sumber: Thomas R. Dye dalam Tilaar dan Nugroho (2008: 189)

ENVIRONMENT ENVIRONMENT

A

PLITICAL

SYSTEM

I

N

P

U

T

O

U

T

P

U

T

DEMANDS DECISIONS

FEEDBACK

OR POLICIES

SUPPORT

Policy

agenda

Policy

formulation

Policy

Adoption

Policy

Implement

ation

Policy

evaluation

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

29

Agenda

Setting

1. Agenda Kebijakan (Policy Agenda): Apa masalahnya.? Apa yang

membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah

tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah?

2. Formulasi Kebijakan (Formulation): Bagaimana mengembangkan pilihan-

pilihan atau alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah tersebut?

Siapa saja yang berpartisipasi dalam formulasi kebijakan?

3. Penentuan Kebijakan (Adoption): Bagaimana alternatif ditetapkan?

Persyaratan atau criteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan

melaksanakan kebijakan? Bagaimana proses atau strategi untuk

melaksanakan kebijakan? Apa isi dari kebijakan yang telah ditetapkan?

4. Implementasi (Implementation): Siapa yang terlibat dalam implementasi

kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?

5. Evaluasi (Evaluation): Bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak

kebijakan diukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa konsekuensi

dari adanya evaluasi kebijakan?

Pakar lain, Dye mengemukakan tahap proses kebijakan yang hampir mirip

dengan model Anderson, dkk. tersebut. Menurut Dye dalam Tilaar dan Nugroho

(2008:189) proses kebijakan publik adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3. Proses Kebijakan Publik Menurut Dye Sumber: Dye dalam Tilaar dan Nugroho (2008: 189)

Indentifi

cation

Policy

problem

Policy

Formula

tion

Policy

Legimi

tation

Policy

Implemen

tation

Policy

Evalua

tion

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

30

Model Dye terlihat bahwa proses kebijakan Anderson, dkk. mendapatkan

satu tambahan tahap sebelum agenda setting, yaitu identifikasi masalah kebijakan.

Dalam hal ini Dye melihat tahapan pra penentuan agenda (agenda setting) yang

terlewatkan oleh Anderson, dkk.. Selain itu Dye juga menggantikan tahap policy

adoption dengan policy legitimation, namun dalam hal ini pergantian ini tidak

memiliki perbedaan mendasar karena baik Anderson, dkk. dan Dye sama-sama

menekankan pada proses legitimasi dari kebijakan itu menjadi suatu keputusan

pemerintah yang sah.

Menurut Nugroho (2008: 387) model-model kebijakan dari Easton,

Anderson, dkk., maupun Dye tersebut di atas memiliki satu kesamaan, yaitu

bahwa proses kebijakan berjalan dari formulasi menuju implementasi, untuk

mencapai kinerja kebijakan. Nugroho (2008: 387) menyatakan “...Ada satu pola

yang sama, bahwa model format kebijakan adalah “gagasan kebijakan”,

“formalisasi dan legalisasi kebijakan”, “implementasi”, baru kemudian menuju

pada kinerja atau mencapai prestasi yang diharapkan yang didapatkan setelah

dilakukan evaluasi kinerja kebijakan...”.

Dari teori-teori proses kebijakan, kita dapat melihat tiga kata kunci yakni

“formulasi”, “implementasi” dan “kinerja”. Setelah sebuah kebijakan

diformulasikan, langkah selanjutnya tentu saja mengimplementasikan kebijakan

tersebut. Mengenai implementasi kebijakan, Nugroho (2008: 501) menyatakan:

Rencana adalah 20% keberhasilan, implementasi adalah 60% sisanya, 20%

sisanya adalah bagaimana kita mengendalikan implementasi. Implementasi

kebijakan adalah hal yang paling berat, karena di sini masalah-masalah

yang kadang tidak dijumpai dalam konsep, muncul di lapangan. Selain itu,

ancaman utama, adalah konsistensi implementasi.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

31

Melihat bahwa implementasi merupakan tugas yang memakan sumber

daya/resources paling besar, maka tugas implementasi kebijakan juga sepatutnya

mendapatkan perhatian lebih. Dalam praktik proses kebijakan publik, terdapat

pandangan bahwa implementasi akan bisa berjalan secara otomatis setelah

formulasi kebijakan berhasil dilakukan. Nugroho (2008: 484) menyatakan

implementation myopia yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah

“Selama ini kita anggap kalau kebijakan sudah dibuat, implementasi akan “jalan

dengan sendirinya””. Terkadang sumber daya sebagian besar dihabiskan untuk

membuat perencanaan padahal justru tahap implementasi kebijakan yang

seharusnya memakan sumber daya paling besar, bukan sebaliknya.

Dalam kaitannya dengan topik penelitian ini, penulis akan berusaha

meninjau implementasi kebijakan pengembangan sentra industri kecil yang

tercantum dalam RPJMD Kabupaten Serang 2010-2015. Seperti yang

disimpulkan dari teori-teori proses kebijakan bahwa setelah formulasi kebijakan,

maka proses yang harus dilakukan adalah proses implementasi yang menuju pada

kinerja kebijakan, maka program pengembangan sentra kawasan industri kecil

yang telah menjadi suatu kebijakan publik juga harus melalui tahap implementasi.

Dikarenakan tahap proses yang diteliti dalam penelitian ini adalah tahap

implementasi, maka teori-teori kebijakan yang dibahas selanjutnya adalah teori-

teori implementasi kebijakan.

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

32

2.1.2 Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang sangat vital dalam proses

kebijakan publik, karena implementasi menjadi faktor determinan dalam

menentukan keberhasilan pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi persoalan

publik. Namun perlu diperhatikan bahwa kebijakan yang sudah direkomendasikan

oleh policy makers tidak menjamin kebijakan tersebut pasti berhasil, karena

kompleksitas implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel baik variabel

individual maupun organisasional. Maka tidak jarang implementasi bermuatan

politis dengan adanya intervensi dari berbagai kepentingan.

Dalam Nugroho (2009:618) memberi makna implementasi kebijakan

sebagai cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan

tidak kurang. Ditambahkan pula, bahwa untuk mengimplementasikan kebijakan

publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu: langsung mengimplementasikan

dalam bentuk program atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari

kebijakan publik tesebut. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4. Sekuensi (Rangkaian) Implementasi Kebijakan

(Sumber: Nugroho (2008: 619))

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

33

Rangkaian implementasi kebijakan, dari gambar di atas, dapat dilihat

dengan jelas yaitu mulai dari program, ke proyek, dan kegiatan. Model tersebut

mengadaptasi mekanisme yang lazim dalam manajemen, khususnya manajemen

sektor publik. Ripley dan Franklin dalam Winarno (2007:145) berpendapat

bahwa:

1. Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang

memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit) atau suatu

jenis keluaran yang nyata (tangible output). Implementasi mencakup,

2. Badan-badan pelaksana yang ditugasi oleh undang-undang dengan tanggung

jawab melaksanakan program harus mendpatkan sumber- sumber yang

dibutuhkan agar implementasi berjalan lancar. Sumber- sumber ini meliputi

personil, peralatan, lahan tanah, bahan mentah dan uang.

3. Badan-badan pelaksana mengembangkan bahasa anggaran dasar menjadi

anrahan-arahan konkret, regulasi serta rencana-rencana dan desain program.

4. Badan pelaksana harus mengngorganisasikan kegiatan-kegiatan mereka

dengan menciptakan unit-unit birokrasi dan rutinitas untuk mengatasi beban

capaian program.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah

proses pelaksanaan dilapangan apa yang sudah di rumuskan sebagai kebijakan.

Bardach (1991) dalam Agustino (2006:153) melukiskan kompleksitas

implementasi kebijakan sebagai berikut :

“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yang

kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam

kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga

para pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit

lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua

orang.”

Bahkan pakar kebijakan asal Afrika, Udoji (1981) dalam Wahab

(2012:126) dengan tegas pernah mengatakan bahwa :

“The execution of policies is as important if not more important than

policy making. Policies will remain dreams or print in file jakets unless

they are implemented” (pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu hal penting

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

34

bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan.

Kebijakan-kebijakan akan berupa impian atau rencana bagus yang

tersimpan rapih dalam arsip kalau tidak diimplementasikan).

Mazmanian dan Sabatier (1979) dalam Wahab (2012:135), menjelaskan

makna implementasi dengan mengatakan bahwa :

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program

dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian

implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan

yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan publik

yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya

maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau

kejadian-kejadian.”

Pendapat para ahli kebijakan di atas dapat disimpulkan bahwa

implementasi kebijakan itu sangat penting, akan percuma rencana kebijakan bagus

akan tetapi proses implementasinya buruk maka apa yang tujuan di gariskan tidak

akan maksimal.

Selain itu Mazmanian dan Sabatier dalam bukunya Implementation and

Public Policy (1983) memandang bahwa implementasi tidak hanya menjalankan

kebijakan yang berasal dari undang- undang, mereka mendefinisikan

implementasi kebijakan publik sebagai :

“Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk

undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan

peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah

yang ingin di atasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang

ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur

proses implementasinya” (Agustino, 2008:139).

Sedangkan Meter dan Horn (1975) dalam Agustino (2008:139),

mendefinisikan implementasi kebijakan, sebagai :

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

35

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijaksanaan.”

Kemudian Grindle yang dikutip dalam Wahab (2012:125),

mengungkapkan bahwa :

“Implementasi kebijakan sesungguhnya bukan hanya sekedar bersangkut

paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam

prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih

dari itu, ia menyangkut masalah-masalah konflik, keputusan dan siapa

yang memperoleh apa dari suatu kebijakan.”

Berdasarkan berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

implementasi kebijakan publik adalah tahap realisasi penyelenggaraan suatu

aktivitas yang telah diputuskan dan disepakati bersama oleh aktor-aktor

pemerintah, sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan

tujuan bersama yakni demi kepentingan publik.

2.1.3 Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik

Dalam sejarah perkembangan studi implementasi kebijakan, dijelaskan

tentang adanya dua pendekatan guna memahami implementasi kebijakan, yakni:

pendekatan top down dan bottom up. Dalam bahasa Lester dan Stewart (2000)

istilah itu dinamakan dengan the command and control approach (pendekatan

kontrol dan komando, yang mirip dengan top down approach) dan the market

aprroach (pendekatan pasar, yang mirip dengan bottom up approach). Masing

masing pendekatan mengajukan model-model kerangka kerja dalam membentuk

keterkaitan antara kebijakan dan hasilnya (Agustino, 2008:140).

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

36

1. Pendekatan Top Down

Dalam pendekatan top down, implementasi kebijakan yang

dilakukan tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat, dan

keputusannya pun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik

tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang

telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh

administrator-administrator atau birokrat-birokrat pada level bawahnya.

Jadi inti pendekatan top down adalah sejauhmana tindakan para pelaksana

(administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah

digariskan oleh para pembuat kebijakan di tingkat pusat (Agustino,

2008:140).

2. Pendekatan Bottom Up

Pendekatan bottom up memandang bahwa implementasi kebijakan

tidak dirumuskan oleh lembaga yang tersentralisir dari pusat, melainkan

bottom up berpangkal dari keputusan-keputusan yang ditetapkan di level

warga atau masyarakat yang merasakan sendiri persoalan dan

permasalahan yang mereka alami. Jadi intinya pendekatan bottom up

adalah model implementasi kebijakan dimana formulasi kebijakan berada

di tingkat warga, sehingga mereka dapat memahami dan mampu

menganalisis kebijakan-kebijakan apa yang cocok dengan sumber daya

yang tersedia di daerahnya, sistem sosio-kultur yang mengada agar

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

37

kebijakan tersebut tidak kontra-produktif, yang dapat menunjang

keberhasilan kebijakan itu sendiri (Agustino, 2008:156).

2.1.4 Model Implementasi Kebijakan Publik

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak

variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu

sama lain. Di bawah ini akan diuraikan secara ringkas ide-ide dasar yang

disampaikan oleh empat tokoh dalam menjelaskan terapan implementasi

kebijakan yang mereka teoremakan.

2.1.4.1 Implementasi Kebijakan Publik Model Donald Van Metter dan Carl

Van Horn

Model pendekatan top-down yang dirumuskan oleh Metter dan Horn

disebut dengan A Model of the Policy Implementation. Proses implementasi ini

merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi kebijakan yang

pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi

kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai

variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara

linear dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana dan kinerja publik.

Ada enam variabel menurut Metter dan Horn dalam Agustino (2008:142)

yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut diantaranya :

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

38

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat

keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis

dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran

kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal (utopis) untuk dilaksanakan di

level warga, maka agak sulit merealisasikan kebijakan publik hingga titik

yang dapat dikatakan berhasil.

Menurut Meter dan Horn, standar dan sasaran kebijakan harus jelas

dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran

kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan mudah

menimbulkan konflik di antara para agen implementasi (Wahab, 2012:99).

2. Sumber daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam menentukan

suatu keberhasilan proses implementasi. Tetapi di luar sumber daya

manusia, sumber daya-sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga

ialah sumber daya finansial dan sumber daya waktu. Karena, mau tidak

mau ketika sumber daya manusia yang kompeten dan kapabel telah

tersedia sedangkan kucuran dana melalui anggaran tidak tersedia, maka

memang menjadi persoalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak

dituju oleh tujuan kebijakan publik. Saat sumber daya manusia giat

bekerja dan kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur dengan

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

39

persoalan waktu yang terlalu ketat, maka hal inipun dapat menjadi

penyebab ketidakberhasilan implementasi kebijakan.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi kebijakan

publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan

publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok

dengan para agen pelaksana. Misalnya, implementasi kebijakan publik

yang berusaha untuk merubah perilaku manusia secara radikal, maka agen

pelaksana projek itu haruslah berkarakteristik keras dan ketat pada aturan

serta sanksi hukum. Sedangkan bila kebijakan publik itu tidak terlalu

merubah perilaku dasar manusia, maka dapat saja agen pelaksana yang

diturunkan tidak sekeras dan tidak setegas pada gambaran pertama.

4. Sikap/Kecenderungan (disposisi) para pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan kinerja implementasi kebijakan

publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang

dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal

betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan

diambil secara top down yang sangat mungkin para pengambil keputusan

tidak mengetahui kebutuhan masyarakat.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

40

5. Komunikasi Antar Organisasi

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam

implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi

diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka

asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu

pula sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja

implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Metter dan

Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong

keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial,

ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi faktor dari

kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Oleh karena itu, upaya untuk

mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan

kondisi lingkungan eksternal.

.

Gambar 2.5. Model Proses Implementasi Kebijakan Donald Van Meter dan

Carl Van Horn

(Sumber: Riant Nugroho, Kebijakan Publik . 2006. Hal. 128)

Komunikasi antar

organisasi dan kegiatan

plaksana Ukuran dan

tujuan kebijakan

Sumber daya

Lingkungan ekonomi

sosial dan politik

Karakteristik badan

pelaksana

Disposisi

pelaksana

Kinerja

implem

entasi

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

41

2.1.4.2 Implementasi Kebijakan Publik Model George C. Edward III

Model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III

menamakan model implementasi kebijakan publiknya dengan Direct and Indirect

Impact on Implementation (Agustino, 2008:149). Dalam pendekatan yang

diteoremakan oleh Edward III, terdapat empat variabel yang sangat menentukan

keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya,

disposisi dan struktur birokrasi.

1. Komunikasi

Menurut Edward III dalam Agustino (2008:150); komunikasi

merupakan variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan. Komunikasi sangat menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik.

Implementasi yang efektif akan terlaksana, jika para pembuat keputusan

mengetahui mengenai apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas

apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan baik bila komunikasi

berjalan baik. Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi menurut Edward III dalam

Agustino (2008:150-151) mengemukakan tiga variabel tersebut yaitu :

a. Transmisi. Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula seringkali terjadi

masalah dalam penyaluran komunikasi yaitu adanya salah

pengertian (miskomunikasi) yang disebabkan banyaknya tingkatan

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

42

birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi, sehingga apa

yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan.

b. Kejelasan. Komunikasi yang diterima oleh para pelaksana

kebijakan (street-level-bureuacrats) harus jelas dan tidak

membingungkan (tidak ambigu/mendua).

c. Konsistensi. Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu

komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau

dijalankan. Jika perintah yang diberikan sering berubah-ubah,

maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di lapangan.

2. Sumber Daya

Syarat berjalannya suatu organisasi adalah kepemilikan terhadap

sumberdaya (resources). Edwards III (1980) mengkategorikan sumber

daya organisasi terdiri dari: “Staff, information, authority, facilities,

building, equipment, land and supplies.” Menurut Edward III dalam

Agustino (2008:151-152), sumberdaya merupakan hal penting dalam

implementasi kebijakan yang baik. Indikator-indikator yang digunakan

untuk melihat sejauhmana sumber daya mempengaruhi implementasi

kebijakan terdiri dari :

a. Staf. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah

staf atau pegawai (street-level bureaucrats). Kegagalan yang

sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah-satunya

disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai,

mencukupi, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya.

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

43

Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup

menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi

diperlukan sebuah kecukupan staf dengan keahlian dan

kemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam

mengimplementasikan kebijakan.

b. Informasi. Dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai

dua bentuk yaitu: Pertama, informasi yang berhubungan dengan

cara melaksanakan kebijakan. Kedua, informasi mengenai data

kepatuhan dan para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi

pemerintah yang telah ditetapkan.

c. Wewenang. Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal

agar perintah dapat dilaksanakan secara efektif. Kewenangan

merupakan otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana dalam

melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik. Ketika

wewenang tidak ada, maka kekuatan para implementor di mata

publik tidak dilegitimasi, sehingga dapat menggagalkan

implementasi kebijakan publik, tetapi dalam konteks yang lain,

ketika wewenang formal tersedia, maka sering terjadi kesalahan

dalam melihat efektivitas kewenangan. Efektivitas kewenangan

diperlukan dalam implementasi kebijakan; tetapi di sisi lain,

efektivitas akan menyurut manakala wewenang diselewengkan

oleh para pelaksana demi kepentingannya sendiri atau

kelompoknya.

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

44

d. Fasilitas. Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin mempunyai staf

yang mencukupi, kapabel dan kompeten, tetapi tanpa adanya

fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi

kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

3. Disposisi

Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor penting

ketiga dalam pendekatan mengenai pelaksanaan kebijakan publik. Jika

pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif maka para pelaksana kebijakan

tidak hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus

memiliki kemampuan untuk melaksakannya, sehingga dalam praktiknya

tidak terjadi bias.

Menurut Edward III dalam Winarno (2005:142-143)

mengemukakan “kecenderungan-kecenderungan atau disposisi merupakan

salah satu faktor yang mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi

kebijakan yang efektif”. Jika para pelaksana mempunyai kecenderungan

atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap implementasi kebijakan

maka terdapat kemungkinan yang besar implementasi kebijakan akan

terlaksana sesuai dengan keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika para

pelaksana bersikap negatif atau menolak terhadap implementasi kebijakan

karena konflik kepentingan maka implementasi kebijakan akan

menghadapi kendala yang serius.

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

45

Bentuk penolakan dapat bermacam-macam seperti yang

dikemukakan Edward III tentang “zona ketidakacuhan” dimana para

pelaksana kebijakan melalui keleluasaannya (diskresi) dengan cara yang

halus menghambat implementasi kebijakan dengan cara mengacuhkan,

menunda dan tindakan penghambatan lainnya.

4. Struktur Birokrasi

Birokrasi merupakan salah-satu institusi yang paling sering bahkan

secara keseluruhan menjadi pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi

tidak hanya dalam struktur pemerintah, tetapi juga ada dalam organisasi

organisasi swasta, institusi pendidikan dan sebagainya. Bahkan dalam

kasus-kasus tertentu birokrasi diciptakan hanya untuk menjalankan suatu

kebijakan tertentu.

Menurut Edward III dalam Agustino (2008:153) yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi kebijakan publik adalah

struktur birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk melaksanakan suatu

kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang

seharusnya dilakukan dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan

suatu kebijakan, kemungkinan kebijakan tersebut tidak terlaksana karena

terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi.

Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya

kerjasama banyak pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap

implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan

ketidakefektifan dan menghambat jalanya pelaksanaan kebijakan.

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

46

Menurut Edwards III dalam Agustino (2008:153) terdapat dua

karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja struktur birokrasi kearah

yang lebih baik, adalah melakukan: Standard Operational Procedure

(SOP) dan fragmentasi. Standard Operational Procedure (SOP) adalah

suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan pada tiap harinya sesuai dengan standar

yang ditetapkan. Sedangkan pelaksanaan fragmentasi adalah upaya

penyebaran tanggung jawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas pegawai di

antara beberapa unit kerja atau beberapa badan yang berbeda sehingga

memerlukan koordinasi.

Fragmentasi mengakibatkan pandangan-pandangan yang sempit

dari banyak lembaga birokrasi. Hal ini akan menimbulkan konsekuensi

pokok yang merugikan bagi keberhasilan implementasi kebijakan. Berikut

hambatan-hambatan yang terjadi dalam fragmentasi birokrasi berhubungan

dengan implementasi kebijakan publik (Winarno, 2005:153-154).

Gambar 2.6. Dampak Langsung dan Tidak Langsung pada Implementasi

(Sumber: Winarno, Kebijakan Publik Teori dan Proses, 2007 Hal 208)

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

47

2.1.4.3 Implementasi Kebijakan Publik Model Merilee S. Grindle

Pendekatan implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Grindle

dikenal dengan Implementation as a Political and Administrative Process. Grindle

mendefenisikan implementasi kebijakan publik adalah pengukuran keberhasilan

implementasi kebijakan dapat diihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan

apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat

pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan

program tersebut tercapai. Berdasarkan model pendekatan yang diungkapkan oleh

Grindle, dijelaskan bahwa keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik

ditentukan oleh tingkat implementability kebijakan itu sendiri yang terdiri dari 2

(dua) sub-variabel (Agustino, 2006:167), yaitu :

Gambar 2.7. Implementasi Kebijakan Grindle

(Sumber: Abdul Wahab, 1990 Hal 126)

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

48

a) Content of Policy, yaitu :

a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi).

Berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi suatu

implementasi kebijakan. Indikator ini berargumen bahwa suatu

kebijakan dalam pelaksanaannya pasti melibatkan banyak kepentingan,

dan sejauhmana kepentingan-kepentingan tersebut membawa pengaruh

terhadap implementasinya.

b. Type of Benefits (jenis dan manfaat yang akan dihasilkan dari

implementasi kebijakan). Pada poin ini suatu kebijakan berupaya

untuk menunjukkan atau menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan

harus terdapat beberapa jenis manfaat yang menunjukkan dampak

positif yang dihasilkan oleh pengimplementasian kebijakan yang

hendak di laksanakan.

c. Extent of Change Envision (derajat perubahan yang ingin dicapai).

Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai.

Adapun yang ingin dijelaskan pada poin ini adalah seberapa besar

perubahan yang hendak atau ingin dicapai melalui suatu implementasi

kebijakan harus mempunyai skala yang jelas.

d. Site of Decision Making (letak pengambilan keputusan dari suatu

kebijakan yang akan diimplementasikan). Pengambilan keputusan

dalam suatu kebijakan mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan

suatu kebijakan, maka pada bagian ini harus dijelaskan dimana letak

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

49

pengambilan keputusan dari suatu kebijakan yang hendak

diimplementasikan.

e. Program Implementor (pelaksana program). Dalam menjalankan suatu

kebijakan atau program harus didukung dengan adanya pelaksana

kebijakan yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu

kebijakan. Hai ini harus terdata atau terpapar dengan baik.

f. Resources Committed (sumber-sumber daya yang digunakan agar

pelaksanaannya berjalan baik). Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus

didukung oleh sumber-sumber daya yang mendukung agar

pelaksanaannya berjalan dengan baik.

b) Context of Policy, yaitu:

a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (kekuasaan,

kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat).

Suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan-kepentingan serta strategi yang digunakan

oleh para aktor guna memperlancar jalannya pelaksanaan suatu

implementasi kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan

matang, besar kemungkinan program yang hendak

diimplementasikan akan jauh dari hasil.

b. Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan

rezim yang berkuasa). Lingkungan di mana suatu kebijakan

dilaksanakan juga berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

50

pada bagian ini ingin dijelaskan karakteristik dari lembaga yang

akan turut mempengaruhi suatu kebijakan.

c. Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana). Hal lain yang dirasa penting dalam proses

pelaksanaan suatu kebijakan adalah kepatuhan dan respon dari

pelaksana, maka yang hendak dijelaskan pada poin ini adalah

sejauhmana kepatuhan dan respon dari pelaksana dalam

menanggapi suatu kebijakan.

Setelah kegiatan pelaksanaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau

konten dan lingkungan atau konteks diterapkan, maka akan dapat diketahui

apakah para pelaksana kebijakan dalam membuat sebuah kebijakan sesuai dengan

apa yang diharapkan, juga dapat diketahui pada apakah suatu kebijakan

dipengaruhi oleh suatu lingkungan, sehingga terjadinya tingkat perubahan yang

terjadi.

2.1.4.4 Implementasi Kebijakan Publik Model Daniel Mazmanian dan Paul

Sabatier

Mazmanian dan Sabatier (1983: 81), mendefinisikan implementasi sebagai

upaya melaksanakan keputusan kebijakan, sebagaimana pendapat mereka :

“Implementation is the carrying out of basic policy decision,

usually incorporated in a statute but wich can also take the form of

important executives orders or court decision. Ideally, that decision

identifies the problems to be pursued, and, in a vaiety of ways,

„structures‟ the implementation process”.

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

51

Menurut model ini, implementasi kebijakan dapat diklasifikan ke dalam

tiga variabel, yaitu:

a. Variabel independen, yaitu mudah tidaknya masalah dikendalikan yang

berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan,

keragaman objek dan perubahan seperti apa yang dikehendaki. Ini

berkaitan dengan tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan;

tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran; proporsi kelompok sasaran

terhadap total populasi; dan cakupan perubahan perilaku yang diharapkan.

b. Variabel intervening, yaitu variabel kemampuan kebijakan

untuk menstrukturkan proses implementasi dengan indikator kejelasan dan

konsistensi tujuan. Ini berisi kejelasan isi kebijakan; seberapa

jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoretis; besarnya alokasi

sumberdaya finansial terhadap kebijakan tersebut; seberapa besar adanya

keterpautan dan dukungan antar berbagai institusi pelaksana; kejelasan dan

konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana; tingkat komitmen

aparat terhadap tujuan kebijakandan seberapa luas akses kelompok luar

untuk masuk berpartisipasi dalam implementasi kebijakan.

c. Variabel dependen, yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi proses

implementasi yang berkenaan dengan indikator kondisi sosial ekonomi

dan teknologi, dukungan publik, sikap dan risorsis konstituen, dukungan

pejabat yang lebih tinggi dan komitmen dan kualitas kepemimpinan dari

pejabat pelaksana (Nugroho, 2008 dan Subarsono, 2011)

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

52

Gambar 2.8. Implementasi Kebijakan menurut Daniel Mazmanian

dan Paul Sabatier.

(Sumber: Abdul Wahab, 1990 Hal 126)

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

53

2.1.5. Program Pengembangan Sentra Industri Kecil

2.1.5.1. Pengertian Program

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi terciptanya

suatu kegiatan. Dengan adanya program maka akan terbentuk suatu

perencanaan untuk menentukan suatu rangkaian kegiatan. Melalui perencanaan

tersebut, maka segala bentuk program yang telah dibuat akan lebih terorganisir

dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

Adapun definisi mengenai program menurut (Arikunto 2004:2)

menyatakan bahwa:

“Program dapat dipahami dalam dua pengertian yaitu secara umum dan

khusus. Secara umum, program dapat diartikan dengan rencana atau

rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang dikemudian

hari.Sedangkan pengertian khusus dari program biasanya jika dikaitkan

dengan evaluasi yang bermakna suatu unit atau kesatuan kegiatan yang

merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung

dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang.”

Melihat pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program

adalah rancangan kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan yang

memiliki rangkaian kegiatan yang membentuk satu sistem yang saling terkait

satu dengan yang lainnya dengan melibatkan lebih dari satu orang untuk

melaksanakannya.

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

54

2.1.5.2 Pengertian Industri Kecil Menengah

Terdapat banyak pihak yang membuat batasan IKM dimana pada

umumnya didasarkan pada nilai asset atau kekayaan bersih, jumlah tenaga kerja

dan omset penjualan. Definisi IKM dijelaskan dalam Undang-Undang No 20

Tahun 2008 mengelompokkan industri kedalam tiga kategori,yaitu:

1. Industri mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

50.000.000,00 rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

300.000.000,00.rupiah

2. Industri kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari

50.000.000,00 sampai dengan paling banyak 500.000.000,00 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 rupiah

3. Industri menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

55

dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih

dari 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak 10.000.000.000,00

rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki

hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000,00 sampai dengan paling

banyak Rp 50.000.000.000,00 rupiah

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan menggunakan tabel yang

tergambar di bawah ini.

Tabel 2.1.

Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

No Uraian Kriteria

Asset Omzet

1 Industri Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

2 Industri Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 milyar

3 Industri Menengah > 500 juta – 10 milyar > 2,5 milyar – 50 milyar

(Sumber: Diolah Peneliti, 2016)

Sedangkan instansi lain seperti Depperindag juga mengeluarkan ketentuan

sendiri tentang industri skala kecil menengah (IKM) yang dituangkan dalam

Keputusan Menpperindag (Kepmenpperindag) No.257/MPP/Kep/7/1997. Di

dalam Kepmenpperindag tersebut disebutkan bahwa yang termasuk dengan IKM

adalah usaha dengan nilai investasi maksimal Rp 5 miliar termasuk tanah dan

bangunan.

Sedangkan BPS juga membagi jenis IKM berdasarkan besarnya jumlah

pekerja, yaitu:

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

56

a) kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja di bawah 3 orang

termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar,

b) usaha kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 - 9 orang,

c) usaha menengah, sebanyak 20-99 orang.

2.1.5.3 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil Menengah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil , dan

Menengah membahas UMKM meliputi pengertian dan kriteria UMKM,

pemberdayaan UMKM, Penumbuhan iklim dan pengembangan usaha, pembiyaan

dan penjaminan, kemitraan dan koordinasi, serta sanksi administratif.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 menjelaskan asas dan

tujuan dalam melaksanakan usaha kecil menengah yakni, Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah berasaskan:

a) Kekeluargaan;

b) Demokrasi ekonomi;

c) Kebersamaan;

d) Efisiensi berkeadilan;

e) Berkelanjutan;

f) Berwawasan lingkungan;

g) Kemandirian;

h) Keseimbangan kemajuan; dan

i) Kesatuan ekonomi nasional.

Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menggariskan

tujuan pengembangan UMKM adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

57

membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan (pasal 3).

Pemerintah Pusat maupun daerah, serta para pelaku usaha besar maupun

kecil dan masyarakat dituntun untuk menumbuhkan iklim usaha yang baik sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 BAB V Pasal 7 yakni:

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan

menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi

aspek: a. pendanaan; b. sarana dan prasarana; c. informasi usaha; d.

kemitraan; e. perizinan usaha; f. kesempatan berusaha; g. promosi

dagang; dan h. dukungan kelembagaan.

Pemerintah pusat dan pemerintahan daerah agar memperhatikan dalam

melakukan pengembangan usaha sebagaimana sesuai dengan Pasal 16 Bab VI

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 yakni: Pemerintah dan pemerintah daerah

memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang: a. produksi dan pengolahan; b.

pemasaran; c. sumber daya manusia; dan d. desain dan teknologi.

Sedangkan dalam hal kemitraan UMKM di jelaskan pada Pasal 26 yakni

kemitraan dilaksanakan dengan pola: a. inti-plasma; b. subkontrak; c. waralaba; d.

perdagangan umum; e. distribusi dan keagenan; dan f. bentuk-bentuk kemitraan

lain, seperti: bagi hasil, kerjasama operasional, usaha patungan (joint venture),

dan penyumberluaran (outsourching).

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

58

Dalam hal permodalan pemerintah maupun pemerintah daerah

berkewajiban dalam hal pembiayaan dan penjaminan sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 21 yakni :

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi

Usaha Mikro dan Kecil. (2) Badan Usaha Milik Negara dapat

menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang

dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian

pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. (3) Usaha Besar

nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang dialokasikan

kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman,

penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. (4) Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan Dunia Usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan

bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah

serta tidak mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil. (5) Pemerintah dan

Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk kemudahan

persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana, dan bentuk

insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan kepada dunia usaha yang menyediakan pembiayaan

bagi Usaha Mikro dan Kecil.

2.1.5.4 Konsep Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah

Yang dimaksud dengan sentra UKM menurut Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor :

23/per/m.kukm/xi/2005 menyebutkan bahwa Sentra UKM adalah

“Pusat kegiatan bisnis di kawasan/ lokasi tertentu dimana terdapat UKM

yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama, menghasilkan produk

yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi

bagian integral dari klaster dan sebagai titik masuk (entry point) dari upaya

pengembangan klaster”.

Dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah (RIPIKM)

Kabupaten Serang tahun 2013, pengembangan IKM di kelompokan ke dalam 10

sentra IKM yang tersebar dibeberapa sentra pengembangan yaitu:

1) Sentra Industri Kecil Emping di Kecamatan Waringin Kurung

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

59

2) Sentra Industri Kecil tas di Desa Kadu Genep Kecamatan Petir

3) Sentra Industri Kecil Gerabah di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas

4) Sentra Industri Kecil Pandai Besi di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas

5) Sentra Industri Kerupuk & Bontot di Kecamatan Pontang

6) Sentra Industri Batu Fosil di Kecamatan Cikande

7) Sentra Industri Kerajinan Kerang di Kecamatan Cinangka

8) Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu di Desa Bandung Kecamatan

Bandung

9) Sentra Industri Sepatu dan Dompet di Desa Curug Agung Kecamatan

Baros

10) Sentra IKM Kesed di Kecamatan Carenang

11) Sentra Industri Terasi di Kecamatan Tirtayasa

Sementara itu, hasil kajian Kementerian Perindustrian berkenaan dengan

kompetensi inti industri daerah Kabupaten Serang dirumuskan Produk Unggulan

Prioritas (PUP) yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Serang

salah satunya adalah Sentra Industri Kecil tas di Kecamatan Petir.

Dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 menyebutkan bahwa

yang dimaksud dengan Sentra UKM Unggulan adalah:

Sentra UKM yang kegiatan usahanya merupakan atau berkaitan dengan

produk unggulan daerah, kapasitas dan produktivitas usahanya

berkembang , berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan merupakan

Prioritas untuk berkembang menjadi bagian integral dari klaster.

Untuk penumbuhan sentra UKM dalam Pasal 5 Peraturan Menteri

Koperasi dan UMKM dijelaskan tentang kriteria Sentra UKM adalah :

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

60

a) Terdapat minimal 20 (dua puluh) orang UKM, dengan kapasitas produksi

yang memadai dalam kawasan sentra yang memiliki prospek untuk

dikembangkan menjadi bagian integral dari klaster;

b) Mempunyai omzet penjualan minimal mencapai Rp. 200 juta/bulan;

c) Mempunyai prospek pasar yang baik;

d) Mempunyai jaringan kemitraan dalam pengadaan bahan baku maupun

pemasaran;

e) Mampu menyerap tenaga kerja minimal sebanyak 40 (empat puluh) orang

dalam kawasan sentra;

f) Mengutamakan bahan baku lokal (dalam negeri);

g) Menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan mutu

produk;

h) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung.

Sedangkan untuk kriteria Sentra UKM Unggulan adalah :

a) Sentra UKM yang telah mendapatkan fasilitas pembinaan;

b) Sentra UKM yang kegiatan usahanya berkaitan dengan produk unggulan

daerah;

c) Sentra UKM yang pemasaran produknya sekurang-kurangnya antar

kabupaten/kota dalam satu propinsi;

d) Sentra UKM yang kapasitas usahanya berkembang ditandai dengan

peningkatan omzet;

e) Sentra UKM yang produktifitas usahanya berkembang ditandai dengan

pertumbuhan omzet per UKM;

f) Sentra UKM yang jumlah tenaga kerjanya mengalami pertumbuhan;

g) Sentra UKM yang telah melakukan pengembangan teknologi;

h) Sentra UKM yang telah memiliki kerjasama usaha ke hulu dan atau ke

hilir.

Dalam Pasal 8 peraturan menteri Koperasi dan UKM , Sentra UKM dapat

memperoleh perkuatan finansial dan non finansial yang terdiri dari :

a) perkuatan permodalan dengan penyediaan MAP melalui KSP/USP

Koperasi;

b) penyediaan layanan pengembangan bisnis dari BDS-P/LPB;

c) layanan akses informasi bisnis melalui penyediaan infrastruktur jaringan

komunikasi;

d) diberikan akses fasilitas kredit dengan dana penjaminan.

Sedangkan sentra UKM unggulan dapat memperoleh perkuatan finansial dan

non finansial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 ditambahkan juga

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

61

dengan pasal selanjutya yakni Pasal 8 ayat 2: a). Bantuan pengembangan

teknologi tepat guna dan pengembangan mutu, desain dan merek produk; b)

Fasilitas pengembangan kerjasama usaha.

Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 23 Tahun 2005 juga

menjelaskan tahapan penumbuhan dan pengembangan sentra UKM , tahapan itu

adalah (Pasal 9) :

a) UKM menggunakan bahan baku/sarana yang sama, menghasilkan produk

yang sama/sejenis dan memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi

klaster bisnis;

b) munculnya pengusaha-pengusaha dalam kawasan tersebut yang

mempelopori penggunaan teknologi yang lebih maju;

c) terjadinya peningkatan daya saing (produktivitas, mutu dan efisiensi

kolektif) antara UKM dalam sentra untuk bersinergi guna

mengembangkan usaha;

d) munculnya sentra UKM unggulan;

e) terintegrasinya sentra UKM Unggulan menjadi bagian dari Klaster Bisnis.

2.1.5.5 Model-model Pengembangan IKM

Berbagai model pengembangan IKM telah dikembangkan di negara-

negara maju. Jepang misalnya mengembangkan IKM melalui model "sub-

contracting". Artinya perusahaan-perusahaan skala besar memberikan order

kepada perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil untuk jenis-jenis

pekerjaan yang tidak ditanganinya sendiri. Sebagai contoh perusahaan raksasa

mobil Toyota atau Mitsubishi hanya merakit mesinnya saja sedangkan pengerjaan

body mobil diserahkan kepada perusahaan sub-kontraktor skala menengah dan

pembuatan suku cadang disub-kontrakkan kepada perusahaan skala kecil. Model

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

62

kemitraan "sub-contracting" demikian memungkinkan perusahaan besar,

menengah dan kecil maju secara bersamaan.

Model pengembangan IKM lainnya adalah melalui modal ventura. Model

ini dikembangkan untuk membantu IKM yang baru tumbuh dan mempunyai

prospek cerah tetapi tidak mempunyai modal sendiri maupun akses terhadap

perbankan untuk mengembangkan usaha karena ketiadaan agunan atau

persyaratan administratif lainnya. Dalam hal ini perusahaan modal ventura dapat

memperkuat permodalan IKM melalui penyertaan saham sementara. Setelah IKM

berkembang dan mampu "go-public" maka perusahaan modal Ventura melakukan

divestasi atau menarik kembali sahamnya.

Pengembangan IKM juga dapat dilakukan melalui model Inkubator.

Melalui model ini IKM diberdayakan aspek teknologi atau kemampuan bisnisnya

untuk jangka waktu tertentu sampai tiba saatnya dilepaskan untuk dapat bersaing

secara bebas di pasar. Model yang diperkenalkan di Amerika Serikat ini telah

diterapkan di China dan berhasil dengan baik.

Sementara itu "community based development" yakni pengembangan IKM

berdasarkan daya dukung masyarakat dikembangkan dengan sangat berhasil di

Taiwan. Dalam hal ini masyarakat atas inisiatifnya sendiri atau inisiatif pihak

pembina masyarakat mengembangkan jenis industri tertentu sesuai dengan

kemampuan masyarakat di suatu lokasi atau daerah tertentu kemudian pemerintah

akan mendukung dengan berbagai fasilitas yang diperlukan baik infrastruktur

maupun akses terhadap permodalan.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

63

Untuk pengembangan IKM skala mikro atau skala rumah tangga di

pedesaan, telah dikembangkan "model Grameen Bank" yang dipelopori oleh Prof.

Muhammad Yunus dari Bangladesh dan telah terbukti cukup efektif untuk

memberdayakan para wanita pedagang kecil terutama di daerah pedesaan.

2.1.5.6 Strategi Pengembangan IKM

Konsep pengembangan menurut Bechart (dalam Indrawijaya, 1989 : 38)

adalah suatu usaha yang terencana mencakup keseluruhan, dikelola dari atas untuk

meningkatkan efektifitas melalui intervensi berencana terhadap proses yang

terjadi dalam organisasi. Menurut Indrawijaya (1989 : 41) ciri-ciri utama dari

pengembangan adalah:

1. Merupakan perubahan yang sangat terencana;

2. Berorientasi pada persoalan dan usaha pemecahannya;

3. Bersifat sistematis, yaitu selalu berusaha melihat hubungan antara berbagai

macam subsistem dalam organisasi tersebut;

4. Merupakan usaha yang dilakukan secara terus menerus;

5. Memberikan perhatian utama pada peningkatan;

6. Berorientasi pada pelaksanaan artinya selalu berusaha melakukan

perhatian pada apa yang mungkin diperbaiki.

Di sisi lain, Marrus (dalam Umar, 2002 : 21) mendefinisikan strategi

sebagai proses rencana para pimpinan puncak yang berfokus pada tujuan jangka

panjang organisasi, disertai menyusun suatu cara atau upaya bagaimana agar

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

64

tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan Jauch dan Glueck (1988 : 11) memberi

pengertian lain tentang strategi, yaitu:

“Strategy is unified, comprehensive, and integrated plan that relates the

strategic advantages of the firm to challenges of the environment. It is

designed to ensure that the basic objectives of the enterprise are achieved

through proper execution by the organization”.

Strategi adalah sebuah perencanaan yang mempersatukan, komprehensif, dan

terintegrasi yang menghubungkan keuntungan strategis perusahaan pada

tantangan lingkungan. Itu didisain untuk memastikan bahwa tujuan dasar

perusahaan dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi).

Dari berbagai pengertian tersebut, strategi dapat dipahami sebagai tindakan

yang dilakukan berdasarkan tanggapan organisasi secara terus menerus terhadap

peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal sebagai

upaya untuk mencapai misi dan tujuan organisasi.

Dengan demikian strategi pengembangan industri kecil dan menengah (IKM)

dapat didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha

dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha industri kecil dan menengah

agar menjadi usaha industri yang tangguh dan mandiri. Jadi dalam hal ini, karena

skala usahanya yang masih kecil dan menengah, maka IKM perlu dibimbing dan

dibantu oleh setiap stakeholder, khususnya pemerintah.

Sementara itu, menurut Wie (dalam Yustika, 2003 : 119) secara umum

program pengembangan usaha (industri) kecil di Indonesia tersebut dapat

diklasifikasikan melalui dua kategori yakni program kredit bersubsidi dan

program bantuan teknis.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

65

Mudrajad Kuncoro (1997 : 318) juga mengemukakan bahwa strategi

pengembangan IKM yang telah diupayakan selama ini dapat diklasifikasikan

dalam :

a. Aspek managerial, yang meliputi: peningkatan

produktivitas/omzet/tingkat utilisasi/tingkat hunian, meningkatkan

kemampuan pemasaran, dan pengembangan SDM;

b. Aspek permodalan, yang meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5

persen keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit

bagi usaha kecil minimum 20 persen dari portofolio kredit bank) dan

kemudahan kredit (KUPEDES, KUK, KIK, KMKP, KCK, Kredit

Mini/Midi, KKU);

c. Mengembangkan program kemitraan dengan besar usaha baik lewat

sistem Bapak-Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward

linkage), keterkaitan hilir-hulu backward linkage), modal ventura,

ataupun subkontrak;

d. Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah

berbentuk PIK (Permukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan

Industri Kecil), SUIK (Sarana Usaha Industri Kecil) yang didukung

oleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh

Industri);

e. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu melalui KUB

(Kelompok Usaha Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil

dan Kerajinan).

Sedangkan Miyasto (www.203.77.237.20/kawasan/BAB9-2LOK.pdf)

mengemukakan bahwa strategi pengembangan IKM, dapat dilihat dari sisi

pengusaha/perusahaan, atau dari sisi pemerintah/pembina. Dari sisi pengusaha,

strategi pengembangan IKM, meliputi :

a) Strategi pengembangan horizontal (resource base development), yaitu

mengusahakan diversifikasi jenis komoditas yang dihasilkan.

Misalnya: industri jamu juga mengusahakan industri minuman);

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

66

b) Strategi pengembangan vertikal (capital base development), yaitu

mengusahakan diversifikasi jenis produk yang dihasilkan. Misalnya:

industri pengeringan kopi juga membuat kopi bubuk, bahkan menjadi

kopi instan yang telah dikemas;

c) Strategi pendalaman usaha (information/knowledge base

development), yaitu mengusahakan diversifikasi jenis mutu yang

dihasilkan. Misalnya: perkebunan kelapa menghasilkan nata-de’coco,

sabut, batang, berbagai standar mutu, berbagai peruntukan, berbagai

bentuk kemasan, berbagai bentuk delivery mechanism.

Dari sisi pemerintah daerah, strategi pengembangan IKM, antara lain

melalui :

a) Peningkatan kandungan lokal dan penggunaan produksi dalam negeri

dalam rangka penghematan devisa dan mendorong kemandirian. Strategi

ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik kebutuhan dunia usaha

maupun kebutuhan masyarakat;

b) Peningkatan keterpaduan antar lembaga pembina, dunia usaha dan

masyarakat. Strategi ini untuk mewujudkan kekuatan bersama yang saling

mendukung secara sinergi, antara pemerintah (fasilitator, regulator dan

dinamisator), dunia usaha (pelaku bisnis, konsumen bahan baku, produsen

bahan jadi), dan masyarakat (pemasok bahan baku / input, pelaku bisnis,

konsumen barang jadi);

c) Pemanfaatan dan penciptaan keunggulan kompetitif dalam menghadapi

persaingan global. Strategi ini untuk menciptakan nilai tambah, melalui

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

67

sentuhan teknologi, dan penciptaan aglomerasi dengan penyediaan

kawasan IKM;

d) Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini untuk

terciptanya tenaga kerja berkualitas tinggi dan profesional dan mampu

menguasai teknologi dan ketrampilan;

Penataan kelembagaan dalam rangka pengamanan proses industrialisasi

dalam perdagangan bebas. Strategi ini untuk mereformasi dan merestrukturisasi

kelembagaan yang efisien, produktif dan profesional, dengan memperhatikan

kesepakatan-kesepakatan internasional.

2.1.5.7 Konsep Pengembangan Kawasan Sentra Industri Kecil Tas

Dalam mengembangkan Kawasan Sentra Industri Kecil Tas yang berada di

Kabupaten Serang, maka Pemerintah memasukan pengembangan IKM tas dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2010-2015 sebagai salah satu

program unggulan pemerintah Kabupaten Serang yakni :“Pengembangan kawasan

industri kecil (KIK)/lingkungan industri kecil (LIK) sentra UKM Tas”

Kegiatan pada Program Prioritas Daerah (Unggulan) Pengembangan

Kawasan Industri Kecil (KIK)/Lingkungan Industri Kecil (LIK) Sentra UKM

TAS antara lain sebagai berikut:

1. Rencana penataan kawasan

2. Rencana pengelolaan usaha (bisnis plan)

3. Fasilitasi pendidikan dan pelatihan SDM

4. Fasilitasi manajemen kelembagaan

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

68

5. Fasilitasi implementasi teknologi tepat guna dalam pengelolaan produk

6. Fasilitasi sarana dan peralatan produksi

7. Fasilitasi akses permodalan usaha

8. Fasilitasi akses pasar dan pemasaran

9. Pembangunan infrastruktur (jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi,

angkutan, dll) kawasan

2.2. Penelitian Terdahulu

Mengutip skripsi dari Tutik Arifah, yang berjudul Strategi Pengembangan

Industri Kecil Jamur Tiram di Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa profil industri kecil jamur tiram di Kecamatan

Jambu yaitu ada sekitar 15 unit usaha industri kecil pengembang jamur tiram,

yang tersebar di 4 desa yaitu Desa Gondoriyo, Desa Jambu, Desa Bedono dan

Desa Genting. Kondisi sumber daya manusia (SDM) pada industri kecil jamur

tiram dalam kondisi tidak baik yaitu sebesar 66,7%, kondisi permodalan sebagian

besar dalam kondisi tidak baik yaitu sebesar 66,6% dan kondisi pemasaran

sebagian besar dalam kondisi kurang baik yaitu sebesar 53,4%.Variabel

penelitian ini adalah Sumber Daya Manusia, Permodalan dan Pemasaran.

Galih Sri Rahayu (2011) Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo Jawa

Tengah melakukan penelitian Skripsi tentang Kinerja Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten Dalam Pemberdayaan IKM

Tenun Lurik. Toeri yang digunakan sebgai alat analisis penelitian ini

menggunakan teori Kinerja dari Levinne (1990) pengukuran kinerja dengan

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

69

menjawab produktivitas, akuntabilitas, responsivitas atas kinerja yang dilakukan

Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten.

Metode yang digunakan peneliti adalaha deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilatar

belakangi oleh semakin meningkatnya jumlah IKM di Kabupaten Klaten. Salah

satu IKM yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Klaten adalah IKM

tenun Lurik. Akan tetapi IKM Tenun Lurik ini masih menemui beberapa kendala

dalan menjalankan usaha mereka. Untuk itu dinas Perindustrian Perdagangan

Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai pemegang wewenang dalam

pembinaan IKM berkewajiban untuk melakukan pemberdayaan IKM tenun Lurik

agar dapat teus berkembang dan menjadi lebih mandiri. Hasil penelitian ini

adalah produktifitas , responsivitas dan akuntabilitas dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten yang sudah baik dalam

menjalankan kinerjanya.

Jeni Wulandari (2014) Dosen di Universitas Lampung (Unila) melakukan

penelitian jurnal tentang Strategi pengembangan kawasan industri kecil Berbasis

komoditas unggulan (studi kasus kawasan sentra industri keripik Kota bandar

lampung) dengan menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif. Untuk mengetahui

strategi pengembangan kawasan industri kecil berbasi komoditas unggulan, Jeni

menggunakan alat analis SWOT (Strenght,Weaknes,Opportunity,Treat) dan AHP

(Analitic Hierarhy Prosess). Berdasarkan hasil pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan secara umum bahwa faktor-faktor internal yang menajdi kekuatan

UMKM keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung adalah

dari segi kemudahan dalam memperoleh bahan baku; spesialisasi produk, inovatif,

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

70

kaderisasi, pengetahuan dan keahlian tenaga kerja, modal yang cukup baik,

adanya visi bersama antar pelaku usaha, termasuk kerjasama dan hubungan yang

cukup baik antara sesama pelaku industri. Sedangkan kelemahannya adalah

manajemen industri yang kurang mendukung pengembangan kapasitas SDM;

Peralatan produksi yang kurang memadai; Standarisasi produk, tidak adanya pusat

pasar yang menjadi lokasi sentra kawasan. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor-

faktor yang menjadi peluang UMKM keripik di Kawasan Sentra Industri Keripik

Kota Bandar Lampung adalah adanya dukungan dari lembaga pendidikan dan

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan; Kemudahan birokrasi;

Keamanan; Iklim kompetisi atau persaingan yang kondusif; Animo masyarakat

yang cukup tinggi terhadap jajanan keripik; dan dukungan promosi. Sedangkan

faktor yang menjadi hambatan adalah kurangnya dukungan untuk melakukan riset

pasar ataupun inovasi produk; Sertifikasi; bantuan berupa teknologi tepat guna

bagi pengusaha UMKM di kawasan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas

produknya. Strategi yang diperlukan dalam mengembangkan Kawasan Sentra

Industri Keripik Kota Bandar Lampung berdasarkan hasil analisis SWOT berada

pada upaya meminimalkan kelemahan yang ada pada UMKM keripik di kawasan

untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Prioritas strategi yang diperoleh

melalui AHP antara lain: Membangun lokasi yang menjadi sentra/pusat utama

kawasan; Meningkatkan cara pengolahan produk agar memiliki standar mutu yang

sama; Mendorong motivasi pengusaha untuk mengikuti pelatihan, seminar

maupun membangun relasi/network dan meningkatkan pemahaman pengusaha

dalam penerapan manajemen yang baik pada UMKM; Membuat leaflet, brosur,

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

71

ataupun media promosi lainnya melalui kerja sama dengan pemerintah termasuk

dinas pariwisata dan perhotelan untuk memperkenalkan produk keripik olahan

dari kawasan; Meningkatkan fasilitas atau infrastruktur di kawasan termasuk

lahan usaha maupun bangunan/ruko; Membuat spesifikasi terhadap kualitas

produk untuk meningkatkan jangkauan pasar.

Mengutip skripsi dari Tutik Arifah (2011), Universitas Negeri Semarang

(UNNES) yang berjudul Strategi Pengembangan Industri Kecil Jamur Tiram di

Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

profil industri kecil jamur tiram di Kecamatan Jambu yaitu ada sekitar 15 unit

usaha industri kecil pengembang jamur tiram, yang tersebar di 4 desa yaitu Desa

Gondoriyo, Desa Jambu, Desa Bedono dan Desa Genting. Kondisi sumber daya

manusia (SDM) pada industri kecil jamur tiram dalam kondisi tidak baik yaitu

sebesar 66,7%, kondisi permodalan sebagian besar dalam kondisi tidak baik yaitu

sebesar 66,6% dan kondisi pemasaran sebagian besar dalam kondisi kurang baik

yaitu sebesar 53,4%.Variabel penelitian ini adalah Sumber Daya Manusia,

Permodalan dan Pemasaran.

Keterkaitan terhadap penelitian ini adalah permasalahan yang mendasar

pada usaha kecil yaitu sumber daya manusia, permodalan dan pemasaran.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, berfokus pada bagaimana

implementasi program pengembangan sentra industri kecil menengah (IKM) di

Kabupaten Serang, dalam hal ini terfokus pada sentra kerajinan tas di Kabupaten

Serang.

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

72

Tabel 2.2.

Perbedaan Penelitian Sekarang dan Penelitian Sebelumnya

No Item Penelitian

sebelumnya

Galih Sri

Rahayu

Penelitian

Sebelumnya

Jeni Wulandari

Penelitian

sebelumnya

Tutik Arifah

Penelitian

Sekarang

Sukatno

Kampus Universitas

Sebelas

Maret

(UNS)

Universitas

Lampung (Unila)

Universitas

Negeri Semarang

(UNNES)

1 Judul Kinerja

Dinas

Perindustria

n

Perdagangan

Koperasi

dan UMKM

Kabupaten

Klaten

Dalam

Pemberdaya

an IKM

Tenun Lurik

Strategi

pengembangan

kawasan industri

kecil

Berbasis komoditas

unggulan

(studi kasus

kawasan sentra

industri keripik

Kota bandar

lampung)

Pengembangan

Industri Kecil

Jamur Tiram di

Kecamatan Jambu

Kabupaten

Semarang

Implementasi

Program

Pengembangan

Sentra Industri

kecil di

Kabupaten

Serang, Studi

kasus sentra

industri kecil

kerajinan tas di

Kecamatan Petir

Kabupaten Serang

2 Tujuan Untuk

mengetahui

bagaimana

Kinerja

Dinas terkait

dalam

Pemberdaya

an IKM

tenun Lurik

Untuk menganalisis

aspek internal dan

eksternal dari

lingkungan yang

membuat SWOT

untuk kawasan

sentrra kripik kota

bandar lampung

dan membuat

strategi dalam

pengembangannnya

.

Untuk

menghetahui

permasalahan dan

kendala yang

terjadi dalam

pengembangan

IKM jamur tiram

di Kabupaten

Semarang.

Untuk mengetahui

mengapa

implementasi

program

pengembangan

sentra industri

kecil di kabupaten

Serang, studi

kasus sentra

kawasan industri

kecil dan sentra

UKM tas di

kecamatan petir

3 Lokasi

Penelitian

Kabupaten

Klaten

Bandar lampung Kabupaten

Semarang

Kecamatan Petir,

Kabupaten Serang

4 Metode

Penelitian

Deskriptif

kualitatif

Deskriptif

Kuantitatif

Metode yang

digunakan adalah

kuantitatif

deskriptif

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini

menggunakan

metode kualitatif

deksriptif.

Teori yang

digunakan

Teori

Kinerja dari

Levinne

(1990)

SWOT (Strength,

Weakness,

Opportunity,

Threat) analysis

and AHP (The

Analitic Hierarchy

Process) as tools of

research

AnalisisSWOT

dan Strategi

Pengembangan

5 Tahun 2011 2012 2011 2016

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

73

Jenis

Penelitian

Skripsi Jurnal Skripsi Skripsi

6 Hasil

penelitian

Hasil

penelitian ini

adalah

produktiftas

,

responsivitas

dan

akuntabilitas

dinas

Perindustria

n

Perdagangan

Koperasi

dan UMKM

Kabupaten

Klaten yang

sudah baik

dalam

menjalankan

kinerjanya

Berdasarkan hasil

pembahasan, maka

diperoleh

kesimpulan secara

umum bahwa

faktor-faktor

internal yang

menajdi

kekuatan UMKM

keripik di Kawasan

Sentra

Industri Keripik

Kota Bandar

Lampung adalah

dari segi

kemudahan dalam

memperoleh

bahan baku;

spesialisasi produk,

inovatif, Sedangkan

dari sisi

eksternal, faktor-

faktor yang menjadi

peluang UMKM

keripik di Kawasan

Sentra

Industri Keripik

Kota Bandar

Lampung adalah

adanya dukungan

dari lembaga

pendidikan

dan pelatihan untuk

Kondisi sumber

daya manusia

(SDM) pada

industri kecil

jamur tiram dalam

kondisi tidak baik

yaitu sebesar

66,7%, kondisi

permodalan

sebagian besar

dalam kondisi

tidak baik yaitu

sebesar 66,6%

dan kondisi

pemasaran

sebagian besar

dalam kondisi

kurang baik yaitu

sebesar

53,4%.Variabel

penelitian ini

adalah Sumber

Daya Manusia,

Permodalan dan

Pemasaran.

Implementasi

Program

Pengembangan

Sentra Kawasan

Industri Kecil /

lingkungan

Industri Kecil dan

sentra UKM di

Kabupaten serang

2010-2015.

7 Persamaan Melakukan

penelitian di

kawasan

sentra

Pengembang

an IKM

masih belum

Maksimal

Melakukan

penelitian di

kawasan sentra ukm

Masalah yang di

hadapi oleh IKM

Masalah yang di

hadapi oleh IKM

Lokus penelitian

di tingkat

kecamatan

Melakukan

penelitian di

kawasan sentra

Masalah yang di

hadapi oleh IKM

8 Perbedaan Lokus

Penelitan

dilakukan di

dinas

koperindag.

Fokus

penelitan

hanya pada

kinerja dinas

Koperindag.

Metode yang

digunakan

kuantitatif

Lokus penelitian

dilakukan di tingkat

Kota bandar

lampung

Fokus pada strategi

pengembangan

kawasan dengan

Metode yang

digunakan

Kuantitatif

Fokus penelitian

lebih pada

pengembangan

IkM itu sendiri.

Metode yang

digunakan metode

kualitatif

deskriptif

Menggunakan

teori

implementasi

Kebijakan publik

Fokus penelitian

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

74

Metode yang

digunakan

dengan

kualitatif.

analisis SWOT. implementasi

pengembangan

sentra industri

kecil.

(Sumber : Peneliti, 2016)

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Menurut Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2011:60) mengemukakan

bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Berdasarkan topik penelitian ini, yakni mengenai Implementasi

Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) tas di Kabupaten

Serang

Dalam implementasinya program pengembangan IKM tas di Kabupaten

Serang ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya yakni:

1. Minimnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agen pelaksana

2. Minimnya sumber daya finansial

3. Minimnya akses informasi sumber permodalan

4. Pemasaran masih bersipat tradisional dan minim penggunaan teknologi

5. Adaya ketidakjelasan petunjuk pelaksanaan program KIK/LIK sentra

UKM.

6. Masih lemahnya industri pendukung

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

75

7. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan

Pengembangan Industri kecil Menengah

Selanjutnya merujuk pada topik penelitian ini, yakni mengenai

Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di sentra tas di

Kecamtan Petir, Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teori implementasi

yang dikemukakan oleh Metter Horn, (Agustino, 2006:167), yang terdiri dari: (1)

Ukuran dan tujuan kebijakan, (2) Sumberdaya, (3) Karakteristik agen pelaksana,

(4) Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, (5) Komunikasi antar

organisasi dan aktivitas pelaksana, serta (6) Lingkungan ekonomi, sosial dan

politik.

Mengacu pada landasan teori di atas, langkah berikutnya dimensi-dimensi

tersebut akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian sehingga menghasilkan

output atau keluaran berupa Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri

Kecil Menengah (IKM) tas di Kecamatan Petir Kabupaten Serang dapat berjalan

dengan baik. Hal ini akan menjadi bahan masukan atau outcome bagi masyarakat

yang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dalam pemberdayaan

ekonomi dan pengentasan kemiskinan masyarakat kabupaten Serang.

Dari uraian yang telah dijelaskan tersebut, penulis membuat sebuah

kerangka pemikiran yang dijadikan sebagai dasar acuan dalam melakukan

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

76

(sumber: Peneliti, 2016)

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir Peneliti

(Sumber: Peneliti, 2016)

Donald Van Metter dan Carl Van Horn (1975):

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan.

2. Sumberdaya.

3. Karakteristik Agen Pelaksana.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana.

5. Komunikasi Antarorganisasi dan AktiviTas Pelaksana.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

(Sumber: Agustino,2008:141)

Hasil ( output):

Implementasi Program Pengembangan Kaw asan Industri Kecil (KIK)/ Lingkungan

Industri Kecil (LIK) Sentra UKM Kabupaten Serang (Studi Kasus: Pengembangan

Kawasan Sentra Kerajinan Tas di Kecamtan Petir) berjalan dengan baik.

Dampak( outcome)

Pelaku Industri Kecil Tas di Kawasan Industri Kecil (KIK)/Lingkungan Industri Kecil

(LIK) Sentra UKM dapat berdaya saing dan tumbuhnya IKM Modern.

Identifikasi Masalah (input) :

1) Minimnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agen pelaksana

2) Minimnya sumber daya finansial

3) Minimnya akses informasi sumber permodalan

4) Pemasaran masih bersipat tradisional dan minim penggunaan teknologi

5) Adaya ketidakjelasan petunjuk pelaksanaan program KIK/LIK sentra UKM.

6) Masih lemahnya industri pendukung

7) Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan

Pengembangan Industri kecil Menengah

Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Tas

di Kabupaten Serang

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

77

2.4. Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam penelitian kuantitatif disebut sebagai hipotesis.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif adalah kesimpulan sementara berdasarkan

atas temuan pada saat pra penelitian dengan kajian teoritis pada bab 2. Asumsi ini

ditulis dengan tujuan tidak untuk diuji kebenarannya, maka peneliti berasumsi

bahwa Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten

Serang (Studi Kasus Sentra Kerajinan Tas di Kecamtan Petir), belum berjalan

optimal.

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

78

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

teknik deskriptif. Arti dari pendekatan kualitatif menurut Usman (2009:78) yaitu:

“Pendekatan kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang

mengutamakan penghayatan (verstehen). Pendekatan kualitatif berusaha

memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku

manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.”

Moleong (2006:6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:

“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.”

Selanjutnya teknik deskriptif yaitu teknik penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan atau menjelaskan kondisi objek penelitian dalam hal ini

Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Kabupaten Serang,

(Studi Kasus Pengembangan Sentra Kerajinan Tas di Kecamatan Petir), dari sudut

pokok kajian implementasi kebijakan publik.

78

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

79

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan substansi materi kajian penelitian yang akan

dilakukan. Tujuannya yakni untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang

semakin meluas dan biasanya akan mengaburkan peneliti. Penelitian ini mengenai

Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Kabupaten Serang,

(Studi Kasus Pengembangan Sentra Industri Kecil Kerajinan Tas di Kecamatan

Petir)

Selain itu fokus masalah tidak meluas kepada aspek industri kecil secara

teknis, dan hanya dibatasi pada sudut kajian pokok yang menilai fenomena

penelitian berdasarkan aspek implementasi kebijakan publik. Hal tersebut

disebabkan karena aspek industri kecil yang secara teknis tidak termasuk ke dalam

materi bidang studi yang peneliti pelajari. Sehingga penelitian ini nantinya hanya

menyajikan fokus masalah mengenai sejauhmana tujuan program pengembangan

sentra industri kecil tercapai, serta faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

output serta dampak program pengembangan sentra industri kecil yang dilihat

dari berbagai segi. Seperti sejauhmana tindakan-tindakan para stake holder untuk

konsisten dengan prosedur atau tujuan yang sudah ditetapkan, kemudian

sejauhmana pemanfaatan program yang sudah dilakukan oleh masyarakat, yang

tentunya bertolak pada teori penilaian kinerja implementasi kebijakan publik

menurut Metter dan Horn (1975).

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

80

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di sentra industri kecil kerajinan

tas Kecamatan Petir termasuk di dalamnya beberapa pihak yang dapat dijadikan

informan penunjang penelitian baik yang terlibat secara langsung maupun tidak

langsung dalam program pengembangan pengembangan sentra industri kecil

kerajinan tas, seperti BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Kabupaten Serang, Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan

(Diskoperindag).

3.4 Fenomena yang Diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang

konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan

kerangka teori yang akan digunakan. Dalam penelitian ini peneliti akan

melakukan penelitian berkaitan dengan Implementasi Program Pengembangan

Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang (Studi Kasus Sentra Kerajikan Tas di

Kecamatan Petir).

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Metter

dan Horn (1975), yang berisi tentang enam dimensi pokok dalam menilai kinerja

implementasi kebijakan publik, yakni terdapat (1) Ukuran dan tujuan kebijakan,

(2) Sumberdaya, (3) Karakteristik agen pelaksana, (4) Sikap/kecenderungan

(disposisi) para pelaksana, (5) Komunikasi antar organisasi, serta (6) Lingkungan

eksternal. Sehingga menghasilkan output atau keluaran Implementasi Program

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

81

Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang, (Studi Kasus

Pengembangan Sentra Kerajinan Tas di Kecamatan Petir), berjalan dengan baik,

dengan outcome atau bahan masukan bagi pelaku IKM di Sentra Kerajinan tas

lebih berdaya saing, memili jaringan yang luas dan merata.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran dari konsep atau variabel

penelitian dalam rincian yang terukur atau disebut juga indikator penelitian.

Biasanya menggunakan tabel matriks, indikator dan nomor pertanyaan sebagai

lampiran. Melihat penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi, maka

dalam penjelasan definisi operasional akan dikemukakan fenomena-fenomena

penelitian yang tentunya dikaitkan dengan konsep teori yang digunakan menurut

metter dan Horn (1975) seperti yang telah dijelaskan di dalam definisi konsep

sebelumnya. Definisi operasional ini disusun dengan fokus penelitian berdasarkan

apa yang akan peneliti kaji dan temukan saat di lapangan, kemudian akan diolah

dan dikembangan sesuai dengan data yang diperoleh menjadi satu rangkaian

informasi yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif sehingga menjadi suatu hasil

penelitian yang paten dan dapat dipertanggung jawabkan keabsahan datanya.

Adapun untuk lebih jelasnya mengenai definisi operasional dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

82

TABEL 3.1

Definsi Operasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

Implementasi

Program

Pengembangan

Sentra Industri kecil

di Kabupaten Serang,

(Studi Kasus Sentra

Kerajinan Tas di

Kecamatan Petir).

Ukuran dan Tujuan

Kebijakan:

a. Kejelasan

b. Terukur

Bagaimana penjelasan dari tujuan

Program tersebut?

Bagaimana Standar Keberhasilan

Program tersebut?

Apakah Tujuan dari kebijakan ini sudah

realistis dan dibutuhkan di daerah

tersebut ?

Sumberdaya:

a) Dukungan sumber daya

manusia

b) Dukungan dana

c) Dukungan sarana dan

prasarana

d) Dukungan waktu

Bagaimana Jumlah sumber daya manusia

dari para implementor?

Bagaimana kesesuaian penempatan kerja

dengan latar belakang pendidikan para

implementor?

Bagaiamana kinerja para implementor?

Bagaiamana kondisi finansial dari

program tersebut?

Bagaimana kondisi sarana dan prasarana

Program tersebut?

Bagaimana kecukupan waktu dalam

menjalankan program?

Karakteristik Agen

Pelaksana :

a. Karakteristik/Peran

b. SOP

c. Sanksi

Bagaiamana karakteristik/peran dari

masing-masing stake holder ?

Bagaimaana Standard Operating

Procedure pelaksanaan program

tersebut?

Bagaiamana bentuk dan mekanisme

sanksi yang diberikan dalam pelaksanaan

program tersebut?

Sikap/Kecenderungan

(Disposition) para

Pelaksana :

a. Kognisi Implementor

b.Respons implementor

Bagaimana pemahaman para

implementor akan program tersebut?

Bagaimana bentuk dukungan dan

persetujuan para implementor?

Komunikasi Antar

organisasi:

a. Koordinasi

b. Sosialisasi

Bagaiamana bentuk koordinasi yang

terjalin antara stake holder, siapa saja

yang melakukan koordinasi, kapan

koordinasi dilakukan,?

Bagaimana sosialisasi yang dilakukan,

siapa pihak yang terlibat dalam

sosialisasi, kapan sosialisasi dilakukan?

Lingkungan Eksternal:

a. Kondisi sosial

b. Kondisi ekonomi

c. Kondisi politik

Bagaimana kondisi sosial di Kec. Petir

dalam mendukung program tersebut?

Bagaimana kondisi ekonomi di Kec. Petir

dalam mendukung program tersebut?

Bagaimana kondisi politik yang

berpengaruh terhadap program tersebut?

(Sumber : Peneliti, 2016)

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

83

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Irawan

mengemukakan bahwa satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti itu sendiri (2006:15). Hanya manusia sebagai alat sajalah

yang dapat berhubungan dengan informan atau objek lainnya, dan hanya

manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan

(Moleong, 2006:9). Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan.

Berkaitan dengan hal tersebut, data-data sangat dibutuhkan oleh peneliti

yang berperan sebagai instrumen. Data dalam penelitian adalah informasi yang

harus dikumpulkan yang berkaitan dengan judul penelitian. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan penelitian kualitatif.

Peneliti kualitatif harus bersifat perspective emic artinya memperoleh data bukan

sebagaimana seharusnya, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti,

tetapi berdasarkan sebagaimana adanya di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan

dipikirkan oleh partisipan atau sumber data.

Berikutnya data yang ingin peneliti gunakan, yakni terdiri dari data primer

dan data sekunder. Irawan (2006:5.5) menjelaskan pengertian dari kedua jenis

data tersebut sebagai berikut:

1) Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara dari

sumbernya. Sumber ini dapat berupa benda-benda, situs, atau manusia.

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

84

2) Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya berupa dokumen-dokumen (laporan,

karya tulis orang lain, koran, majalah).

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari informan melalui observasi

dan wawancara. Sedangkan data sekunder, peneliti memperolehnya dengan

menggunakan studi pustaka dan studi dokumentasi.

3.6 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak

pengalaman tentang latar penelitian (Moleong, 2006:132). Penelitian kualitatif

tidak menggunakan istilah populasi, karena berangkat dari kasus tertentu yang

pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke

populasi. Namun Spridley menamakannya sebagai “social situation” atau situasi

sosial yang terdiri dari tiga elemen: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2011:215).

Mengingat penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka pemilihan

informan sebagai sumber data dilakukan dengan cara purposive dan snowball.

Purposive yakni teknik penentuan informan yang dipilih dengan pertimbangan

dan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu ini digunakan untuk informan yang

dianggap paling tahu mengenai fokus permasalahan penelitian (key informan),

sehingga dapat memudahkan peneliti memahami situasi sosial yang diteliti.

Sementara teknik snowball merupakan teknik penentuan informan yang tadinya

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

85

berjumlah sedikit lama-lama menjadi besar, dan teknik ini dipergunakan untuk

menentukan kategori secondary informan.

Adapun key informan dalam penelitian ini adalah: Para pengrajin Tas

Dikecamtan Petir, Sedangkan yang menjadi Secondary Informan adalah Kepala

Bidang Industri Kecil Menengan Diskoperindag Kabupaten Serang, Kepala

Bidang Program dan Evaluasi, Bappeda Kabupaten Serang, pihak paguyuban

sentra industri kecil serta informan lain yang dianggap perlu sampai dengan

jenuhnya informasi (redundancy) yang diberikan oleh informan. Dari penjelasan

tersebut, peneliti mencoba mendeskripsikannya melalui tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No Kode Informan Informan Keterangan

1 I1 Pihak Pengrajin tas

Key Informan

2 I2 Pihak Kecamatan Petir

Secondary

Informan

3 I3 Pihak Bappeda Kab.

Serang

Secondary

Informan

4 I4

Pihak Bidang Industri

DISKOPERINDAG Kab.

Serang

DPRD Kabupaten Serang

Secondary

Informan

5 I5

Pihak Bidang UKM

DISKOPERINDAG Kab.

Serang

Secondary

Informan

6 I6

Pihak Bidang Koperasi

DISKOPERINDAG Kab.

Serang

Secondary

Informan

7 I7 TPL IKM Secondary

Informan

8 I8 DPRD Kabupaten Serang Secondary

Informan

9 I9 Masyarakat sekitar

kawasan sentra

Secondary

Informan

(Sumber : Peneliti, 2016)

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

86

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Sebuah penelitian ilmiah dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah

penelitian dan perlu dibuktikan kebenarannya dengan data-data yang ada di

lapangan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut

sebagai teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan

dalam penelitian mengenai Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri

Kecil Kabupaten Serang, (Studi Kasus Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas

di Kecamatan Petir) adalah dengan beberapa teknik, di antaranya yakni:

1. Observasi

Menurut Usman (2009:52), observasi ialah pengamatan dan pencatatan

yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi

salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan

penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat

dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). Peneliti

sebagai instrumen akan menggunakan cara observasi partisipasi pasif

(passive participant observervation). Menurut Sugiyono observasi

partisipasi pasif yaitu peneliti datang ke kancah penelitian namun tidak

ikut terlibat dalam kegiatan narasumber yang diamati (Fuad, 2012:19).

2. Wawancara

Mulyana (2006:180) mengemukakan bahwa wawancara adalah:

“Bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

tertentu.”

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

87

Dalam penelitian kualitatif, wawancara yang dilakukan bersifat

tidak terstruktur mirip dengan percakapan informal.

“Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di

mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.” (Sugiyono,

2011:140).

Wawancara tidak terstruktur juga masuk ke dalam kategori

wawancara mendalam (indepth interview) yaitu bersifat luwes, susunan

pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah

pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat

wawancara.

Adapun kisi-kisi wawancara tidak terstruktur pada penelitian ini

bukan berupa daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok

yang akan ditanyakan pada informan dan dikembangkan pada saat

wawancara berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara

berlangsung secara alami dan mendalam seperti yang diharapkan dalam

penelitian kualitatif. Poin-poin pokok tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

88

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No Dimensi Subdimensi Informan

1 Ukuran dan Tujuan

Kebijakan

1. Kejelasan

2. Terukur

I1I2I3I4I5I6

2 Sumber Daya 1. Dukungan sumber

daya manusia

2. Dukungan dana

3. Dukungan sarana

dan prasarana

4. Dukungan waktu

I1I2I3I4I5I6

3 Karakteristik Agen

Pelaksana

1. Peran/karakteristik

2. SOP

3. Sanksi

I1I2I3I4I5I6

4 Sikap/Kecenderungan

(disposition) Para

Pelaksana

1. Kognisi

Implementor

2. Respons

implementor

I1I2I3I4I5I6

5 Komunikasi Antar

Organisasi dan

Aktivitas Pelaksana

1. Koordinasi

2. Sosialisasi

I1I2I3I4I5I6

6 Lingkungan

Eksternal

1. Dukungan ekonomi

2. Dukungan sosial

3. Dukungan politik

I1I2I3I4I5I6

(Sumber: Peneliti, 2016)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh data dari karya ilmiah, media massa, buku teks, dan masih

banyak lagi untuk menambah atau mendukung informasi atau data yang

diperlukan dalam penelitian ini untuk memperkuat aspek validitas data

yang dihasilkan (Fuad, 2012:89).

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yakni setiap bahan tertulis, ataupun film,

gambar, dan foto-foto yang dipersiapkan karena adanya permintaan

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

89

seorang peneliti. Kemudian studi dokumentasi dapat diartikan sebagai

teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan

oleh lembaga-lembaga yang menjadi objek penelitian (Fuad, 2012:89).

Selanjutnya alat-alat tambahan yang digunakan dalam pengumpulan data di

penelitian ini, terdiri dari: pedoman wawancara, kamera, alat perekam, dan buku

catatan.

1. Pedoman wawancara

Berisi kisi-kisi pertanyaan yang berfungsi untuk membantu peneliti dalam

melakukan percakapan kepada sumber data.

2. Kamera

Berfungsi untuk memotret pembicaraan dengan sumber data atau

memotret hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

3. Alat perekam

Berfungsi untuk merekam semua percakapan.

4. Buku catatan

Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Mulyana (2006:84) analisis data ialah kegiatan analisis

mengkategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema, menaksirkan apa

yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang

berminat. Analisis yang dipergunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini

adalah analisis data kualitatif.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

90

Menurut Bogdan & Biklen, analisis data kualitatif (1982) dalam Irawan

(2006:5.24) adalah:

“Proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara,

catatan di lapangan, dan bahan-bahan lain yang peneliti dapatkan, yang

kesemuanya itu peneliti kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

peneliti (terhadap suatu fenomena) dan membantu peneliti untuk

mempresentasikan penemuan peneliti kepada orang lain.”

Sedangkan Irawan mendefinisikan teknik analisis data kualitatif sebagai

analisis yang dilakukan terhadap data-data non angka, seperti wawancara atau

catatan laporan, buku-buku, artikel, juga termasuk non tulisan seperti foto, gambar

atau film (2006:5.19).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Ada

berbagai macam analisis data kualitatif, salah satunya yang akan peneliti gunakan

dalam penelitian ini yakni analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Prasetya

Irawan. Seperti yang terlihat digambar berikut ini:

Gambar 3.1

Proses Analisis Data menurut Irawan (2006:76)

Pengumpulan

data mentah

Transkip

data

Pembuatan

koding

Kategorisasi

data

Penyimpulan

sementara

Triangulasi data Penyimpulan

akhir

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

91

Adapun penjelasan dari proses analisis data di atas adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data mentah

Tahap perrtama yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data

mentah. Hal ini diperoleh melalui wawancara, observasi ke lapangan,

kajian pustaka.

2. Transkrip data

Pada tahap ini peneliti mulai merubah data yang diperoleh (baik dari hasil

rekaman saat wawancara, hasil observasi maupun cacatan lapangan yang

sebelumnya belum tersusun rapih) ke dalam bentuk tertulis.

3. Pembuatan koding

Pada tahap ketiga, peneliti membaca secara teliti transkrip data yang telah

dibuat sebelumnya, kemudian memahami secara seksama sehingga

menemukan kata kunci yang akan diberi kode. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah peneliti pada saat akan mengkategorisasikan data.

4. Kategorisasi data

Pada tahap keempat peneliti mulai menyederhanakan data dengan

membuat kategori – kategori tertentu.

5. Penyimpulan sementara

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan sementara dari data yang

telah dikategorikan sebelumnya.

6. Triangulasi

Triangulasi adalah proses check and recheck antara satu sumber data

dengan sumber data lainnya.

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

92

7. Penyimpulan akhir

Pada tahap terakhir, peneliti melakukan penyimpulan akhir atas hasil

penelitian. Dimana pada tahap ini peneliti dapat mengembangkan teori

baru, maupun mengembangkan teori yang sudah ada.

3.9 Teknik Uji Keabsahan Data

Data hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya dan dapat

dipertanggungjawabkan jika menggunakan uji keabsahan data. Ada berbagai

macam kriteria untuk menguji keabsahan data, salah satunya melalui uji

kredibilitas data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini. Namun peneliti

hanya menggunakan uji kredibilitas yang dilakukan melalui dua teknik

pemeriksaan, yaitu triangulasi serta member check.

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses check and recheck antara satu

sumber data dengan sumber data lainnya (Irawan, 2006:5.34). Sedangkan

menurut Sugiyono (2011:273) triangulasi dalam pengujian kredibilitas

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai

cara, dan berbagai waktu, seperti yang dijelaskan berikut:

a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data, dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.

b) Triangulasi Teknik

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

93

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data, dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.

c) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data, dilakukan

melalui pengecekan data dengan waktu atau situasi yang berbeda.

Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti

akan menggunakan dua triangulasi, yakni triangulasi sumber

maupun triangulasi teknik.

2. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 2011:276). Tujuannya adalah

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data.

3.10. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah pengembangan sentra industri

kecil kerajinan tas di Kecamatan Petir , Kabupaten Serang. Adapun waktu

penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 sampai dengan bulan

Desemberr 2016, dengan jadwal sebagai berikut:

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

94

Tabel 3.4.

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2016

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

1 Penelitian

Awal

2 Pengurusan

Perizinan

3 Tahap

Penyusunan

Proposal

4 Seminar

Proposal

5 Revisi

Proposal

6 Reduksi

Data

7 Penyusunan

Laporan

Ahir

8 Sidang

Skripsi

9 Revisi

Skripsi

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

95

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum lokus penelitian

Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten

dengan luas wilayah sekira 1.467,35 km² yang terletak di Banten bagian Barat.

Kabupaten Serang berbatasan dengan Kota Serang dan Laut jawa di sebelah utara,

dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang di sebelah selatan, dengan Kota

Cilegon di sebelah barat dan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah timur.

Secara letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat

potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar

wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol Jakarta -

Merak yang merupakan akses utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui

Pelabuhan Penyeberangan Merak (Kota Cilegon), menjadikan Kabupaten Serang

sebagai wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Disamping itu, Kabupaten Serang juga sebagai daerah alternatif dan penyangga

(hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol

Jakarta - Merak hanya sekira 70 Km. Kabupaten Serang juga diuntungkan dengan

berbatasan dengan Lebak dan Pandeglang dengan Karakteristik Pertanian dan

hasil hutan yang baik mempengaruhi corak karakteristik Kabupaten Serang.

Kabupaten Serang terdiri dari 29 kecamatan dengan karakteristik yang

berbeda beda, Kecamatan Petir adalah salah satu kecamatan yang terletak

95

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

96

disebelah selatan Kabupaten Serang yang berbatasan dengan Kecamatan

Walantaka di sebelah utara, dengan Kecamatan Tunjung teja di sebelah selatan,

dan dengan Kecamatan Baros di sebelah barat serta dengan Kecamatan Cikeusal

disebelah timur. Kecamatan Petir mempunyai karakteristik diarahkan dengan

fungsi utama Pertanian dengan tanaman padi sebagai hasil utamanya . Kecamatan

Petir memiliki luas wilayah sekira 51,50 km2. Desa Sindangsari merupakan desa

yang terluas di Kecamatan Petir yaitu memiliki luas wilayah sebesar 4,49 km2

atau sebesar 8,72 persen dari luas wilayah Kecamatan Petir Sedangkan Desa

Padasuka memiliki luas wilayah yang terkecil yaitu sebesar 2,28 km2 atau 4,42

persen dari luas wilayah Kecamatan Petir.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Desa/Kelurahan di Kecamatan Petir Tahun 2013

No Desa

Luas Wilayah

(KM2)

Persentase terhadap luas

kecamatan

1 Kadugenep 2,89 5,61

2 Padasuka 2,28 4,42

3 Sanding 2,46 4,78

4 Sindangsari 4,49 8,72

5 Cireundeu 3,53 6,85

6 Cirangkong 3,54 6,87

7 Tambiluk 3,92 7,61

8 Mekarbaru 3,19 6,19

9 Petir 3,69 7,17

10 Nagara Padang 4,31 8,37

11 Kampung Baru 4,03 7,83

12 Seuat 3,95 7,67

13 Seuat Jaya 3,28 6,37

14 Kubang Jaya 2,65 5,15

15 Bojong Nangka 3,29 6,38

Petir 51,5 100

(Sumber: Kecamatan Petir dalam angka 2015)

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

97

Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kecamatan Petir sekira 51.851 orang

terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 26.087 orang, lebih banyak jika

dibandingkan dengan penduduk perempuan yang berjumlah 25.784 orang.

Penduduk Kecamatan Petir sekira 2,8 persen dari total penduduk Kabupaten

Serang.(Kecamatan Petir dalam angka 2015).

Meskipun Kabupaten Serang berkarakteristik pertanian, sektor yang paling

dominan terhadap kontribusi PDRB adalah sektor industri pengolahan yakni

mencapai 58.33%, (Bappeda,2014). Besarnya kontribusi yang diberikan sektor

industri pengolahan, bukan hanya mengambarkan tingginya nilai tambah yang

dihasilkan akan tetapi juga menggambarkan mata pencaharian utama penduduk di

Kabupaten Serang terdapat sekira 12.301 unit usaha industri pengolahan dimana

berskala mikro hingga besar dengan menyerap tenaga kerja sekira 107.150 orang

(Diskoperindag,2015). Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Potensi Industri di Kabupaten Serang

Sektor Jumlah Unit

usaha

Jumlah

Tenaga Kerja

Nilai Investasi

(Juta Rp)

Industri mikro dan kecil 12.000 39.000 25.000

Industri menengah 69 2.550 383.000

Industri besar 232 65.600 8.390.000

Jumlah 12.301 107.150 8. 798.000

( Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang, 2015)

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

98

Dari tabel 4.2 di atas, bahwa potensi industri mikro dan kecil lebih banyak

jumlah unit usaha yakni sejumlah 12.000 (Dua belas ribu) unit usaha dengan

penyerapan tenaga kerja 39.000 (Tiga puluh sembilan ribu), Sedangkan industri

menengah hanya 69 (Enam puluh sembilan) unit usaha dengan menyerap tenaga

kerja 2.550 (Dua ribu lima ratus lima puluh) tenaga kerja. Sedangkan industri

besar berjumlah 232 (Dua ratus dua) unit usaha dengan meyerap tenaga kerja

sangat besar 65.600 (Enam puluh lima ribu enam ratus) tenaga kerja. Hal ini

menandai masyarakat Kabupaten Serang mampu menciptakan usaha sendiri dan

mandiri. Banyaknya unit usaha yang bergerak di industri kecil mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal serta pemberdayaan ekonomi

kerakyatan cukup stabil. Industri mikro dan kecil lebih aman dibanding industri

besar yang menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan dan

pengurangan lahan pertanian.

Perbandingan industri mikro dan kecil dengan industri menengah cukup

besar yakni 12.000 unit usaha industri mikro dan kecil sedangkan industri

menengah hanya 69 unit usaha. Hal ini perlu pemberdayaan dan pengembangan

sehingga industri mikro dan kecil meningkat menjadi industri menengah. Nilai

investasi untuk industri mikro dan kecil lebih kecil dibandingkan dengan industri

menengah dan besar yakni 25.000. Hal ini menjadi salah satu permaslahan

industri mikro dan kecil yakni masalah permodalan.

Dalam penumbuhan dan pengembangan industri kecil menengah (IKM) atau

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Serang, maka

Pemerintah Kabupaten Serang memasukan pengembangan UMKM dalam rencana

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

99

pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten Serang 2010-2015

pada Visi Misi Kabupaten Serang poin ke empat yakni meningkatkan

pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal serta memperkuat struktur

perekonomian daerah. Visi Misi poin ke empat di turunkan pada program

unggulan lima tahunan yakni program unggulan poin ke-tujuh “Pengembangan

Kawasan Industri Kecil (KIK)/Lingkungan industri kecil (LIK) sentra UKM”.

Dalam Renstra Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Serang, pengembangan IKM di kelompokan kedalam 10 (Sepuluh) sentra IKM

yang tersebar di beberapa sentra pengembangan yaitu :

1. Sentra Industri Kecil Emping di Kecamatan Waringinkurung dan

Kecamatan Gunung Sari

2. Sentra Industri Kecil Tas di Desa Kadu Genep Kecamatan Petir

3. Sentra Industri Kecil Gerabah di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas

4. Sentra Industri Kecil Pandai Besi di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas

5. Sentra Industri Kerupuk & Bontot di Kecamatan Pontang

6. Sentra Industri Batu Fosil di Kecamatan Cikande

7. Sentra Industri Kerajinan Kerang di Kecamatan Cinangka

8. Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu di Kecamatan Bandung

9. Sentra Industri Sepatu dan Dompet di Desa Curug Agung Kecamatan

Baros

10. Sentra IKM Kesed di Kecamatan Carenang

11. Sentra Industri Terasi di Kecamatan Tirtayasa

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

100

Sementara itu hasil kajian Kementrian Perindustrian berkenaan dengan

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Serang dirumuskan produk unggulan

yang menjadi prioritas untuk dikembangkan (PUP) di Kabupaten Serang meliputi:

1. Produk Emping

2. Produk Tas

3. Produk Gerabah

4. Produk pandai Besi/ Golok

5. Produk Kerupuk dan Bontot

6. Produk Batu Fosil

7. Produk Kerajinan Kerang

Berikut adalah peta pengembangan 7 (tujuh) IKM berdasarkan hasil kajian

Kementrian Perindustrian berkenaan dengan Kompetensi Inti industri daerah

Kabupaten Serang yang tersebar di Kabupaten Serang.

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

101

Gambar 4.1

Peta Pengembangan Sentra IKM Unggulan Di Kabupaten Serang

(Sumber: Bappeda Kabupaten Serang,2013)

Dari tujuh sentra industri kecil di Kabupaten Serang, Sentra industri kecil tas

di Kecamatan Petir adalah salah satu yang diprioritaskan untuk dikembangkan

untuk meningkatkan ekonomi lokal yang berbasis masyarakat.

Secara umum sentra industri kecil tas berbentuk badan usaha formal dan

perijinan usaha IKM Tas mempunyai perijinan usaha. Pembagian kerja pada IKM

Tas pun sudah adanya pembagian kerja, namun ada sebagian yang masih

dilakukan pengelola dengan bahan baku yang digunakan oleh IKM Tas bersumber

dari lokal dan impor. Ketersediaan bahan baku IKM Tas memadai dan harga

bahan baku berfluktuatif. Modal usaha IKM Tas bersumber modal sendiri dan

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

102

sektor perbankan. Akan tetapi modal saat ini yang dimiliki IKM belum

mencukupi untuk melakukan ekspansi. Sehingga IKM memerlukan modal yang

besar untuk melakukan ekspansi usaha. Kekurangan modal tersebut disebabkan

karena IKM mengalami kendala ketika mengakses lembaga keuangan/perbankan.

Teknologi yang digunakan oleh IKM menggunakan mesin/alat produksi

modern sehingga produksi Tas dapat diproduksi secara cepat. Perkembangan

teknologi pembuatan Tas terus berkembang. Karakteristik produksi IKM Tas

yaitu padat tenaga kerja.

Tenaga kerja yang digunakan oleh IKM berasal dari keluarga dan

rekrutmen tenaga kerja dari luar keluarga. Pendidikan yang dimiliki tenaga kerja

hanya tamatan SMP dan SLTA. Akan tetapi, meskipun tenaga kerja hanya

tamatan SMP dan SLTA, mereka memiliki keahlian tenaga kerja khusus. Bahan

bakar yang digunakan IKM dalam memproduksi Tas menggunakan listrik.

Ketersediaan bahan bakar cukup memadai dan tidak mengalami kendala. Harga

bahan baku cenderung terus meningkat, hal ini disebabkan karena bahan bakar

dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (PLN).

Kondisi pasar IKM Tas dapat dikatakan kompetitif dan masih sangat

terbuka bagi IKM lain untuk memasuki pasar tas. Trend penjualan tas yang

dilakukan IKM terus meningkat. Saluran penjualan IKM Tas yaitu ke pedagang

pengumpul, distributor, dan pemesan dari Jakarta. Untuk jangkauan penjualan Tas

yaitu lokal provinsi dan nasional. Media promosi yang digunakan oleh IKM Tas

dalam memasarkan produknya yaitu berupa pameran.

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

103

Dalam perkembangannya, IKM Tas didukung oleh pemerintah, perbankan,

dan asosiasi/koperasi. Dukungan pemerintah terhadap IKM Tas berupa

pembinaan, pelatihan, pameran, dan bantuan alat. Sedangkan dukungan perbankan

terhadap IKM Tas berupa kredit usaha. Dukungan Asosiasi/Koperasi terhadap

IKM berupa kerjasama dalam bentuk kerjasama dalam bentuk koordinasi tetapi

belum ada asosiasi formal dan belum ada koperasi. Sedangkan dukungan dari

perguruan tinggi terhadap IKM masih belum ada. Berikut ini adalah Peta sentra

pengembangan IKM Tas di Kecamatan Petir

Gambar 4.2

Peta Sentra IKM Tas

(Sumber: Bappeda,2013)

Pada gambar 4.2 di atas dapat di jelaskan bahwa sentra industri kecil Tas

berpusat pada Desa Kadugenep, kemudian berkembang pada desa sebelah yakni

Desa Kubangjaya dan Padasuka. Pembentukan LIK sentra kerajinan tas membuat

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

104

potensi industri kecil Kecamatan Petir di dominasi oleh industri kecil menengah

tas dan konveksi sama dengan industri kecil pangan.

Tabel 4.3.

Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir

No Jenis industry Komoditi Jumlah unit usaha

1 Industri pangan Emping,Krupuk Kue

Kering/basah

100

2 Industri sandang dan

Kulit

Konveksi, tas 100

3 Industri Kimia dan

Bahan Bangunan

Bata Merah, Genteng,

Pengolahan kayu

30

4 industri logam dan

elektronika

Bengkel Las 5

5 Industri Kerajinan Kerajinan Bambu 10

6 Sub Total 245

(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang, 2015)

Pada tabel 4.3. digambarkan potensi industri kecil di Kecamtan Petir,

diketahui industri kecil tas dan konveksi sama jumlahnya dengan industri kecil

pangan mendominasi potensi industri kecil di Kecamatan Petir.

Sedangkan jumlah pengrajin yang berada di kawasan sentra industri kecil tas

di Kecamatan Petir bisa dilihat pada tabel 4.4. berikut ini:

Tabel 4.4.

Potensi Sentra Industri Kecil tas di Kecamatan Petir

No Desa Jumlah Unit Usaha

1 Kadugenep 50

2 Kubangjaya 7

4 Padasuka 4

Jumlah 61

(Sumber : Diolah Peneliti, 2016)

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

105

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah keseluruhan unit usaha produksi tas

yang berada di kawasan sentra industri tas di Kecamatan Petir adalah berjumlah

61 unit usaha, dengan rincian desa terbanyak adalah di Desa Kadugenep. Hal ini

tidak mengherankan karena cikal bakal tumbuhnya sentra industri kecil tas adalah

diprakarsai oleh pengrajin tas di Desa Kadugenep.

4.2 Deskripsi dan Analisis Data

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian

yang telah diolah dari data mentah, dengan menggunakan teknik analisis data

yang relevan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif yang menghasilkan data baik berupa kata-kata maupun

tindakan. Data kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam,

kajian pustaka serta studi dokumentasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Data-

data kualitatif tersebut dianalisis saat sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Berikutnya untuk mempertajam analisis data, peneliti menggunakan

dimensi penilaian yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Metter dan

Horn (1975), diantaranya yaitu: Ukuran dan Tujuan kebijakan, Sumber daya,

Karakteristik Agen Pelaksana, Sikap/kecenderuangan (disposition) Para

Pelaksana, Komunikasi antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana, serta

Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

106

Dalam menganalisis data kualitatif, peneliti menggunakan teknik analisa

yang dikemukakan oleh Prasetya Irawan. Tujuannya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti serta membantu mempresentasikannya kepada orang lain.

Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu pada bab 3 (metodologi

penelitian), Irawan menjelaskan ada beberapa langkah penting yang perlu

dilakukan dalam menganalisis data, di antaranya pengumpulan data mentah,

transkrip data, pembuatan koding, katagorisasi data, penyimpulan sementara,

triangulasi dan penyimpulan akhir.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data mentah baik

melalui wawancara, observasi lapangan, kajian pustaka serta studi dokumentasi,

tanpa adanya intervensi dari pikiran peneliti atau dengan kata lain data yang

bersifat apa adanya (verbatim). Langkah ke dua yaitu transkrip data dengan cara

merubah catatan penelitian ke bentuk tertulis. Kemudian pembuatan koding yaitu

membaca ulang seluruh data yang sudah ditranskrip, yang bertujuan untuk

menemukan hal-hal penting atau kata kunci dan selanjutnya diberikan kode.

Adapun dalam menyusun jawaban penelitian, peneliti memberikan

beberapa kode sebagai berikut:

1. Kode Q menunjukkan item pertanyaan

2. Kode A menunjukkan item jawaban

3. Kode I1-1 - I1-3 menunjukkan informan dari pihak pelaku pengrajin tas di

sentra industri tas di Kecamatan Petir

4. Kode I2 menunjukkan informan dari pihak Kantor Kecamatan Petir

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

107

5. Kode I3 menunjukkan informan dari pihak Badan Perencanaan

Pembangungan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang

6. Kode I4 menunjukkan informan dari pihak Bidang Industri Kecil

Menengah (IKM) Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

(Diskoperindag) Kabupaten Serang

7. Kode I5 menunjukkan informan dari pihak Bidang UMKM Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten

Serang

8. Kode I6 menunjukkan informan dari pihak Bidang Koperasi Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten

Serang

9. Kode I7 menunjukan informan dari pihak tenaga penyuluh lapangan IKM

(TPL IKM)

10. Kode I8-1 – I8-3 menunjukkan informan dari pihak masyarakat sekitar

sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir

11. Kode I9 menunjukkan informan dari pihak DPRD Kabupaten Serang

Setelah itu adalah kategorisasi data, peneliti mulai menyederhanakan data

dan mengikat kata-kata kunci dalam satu besaran yang disebut kategori.

Kemudian peneliti dapat mengambil kesimpulan walaupun masih bersifat

sementara, sampai pada langkah berikutnya peneliti melakukan proses check and

recheck (triangulasi) antara sumber data yang satu dengan sumber data lainnya.

Langkah terakhir adalah penyimpulan akhir, dengan catatan bahwa data penelitian

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

108

tersebut sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data baru hanya akan

memunculkan ketumpangtindihan (redundant).

Penelitian ini mengacu pada metode penelitian kualitatif yang sangat

identik dengan wawancara mendalam. Implikasi dari wawancara mendalam yaitu

banyaknya informasi yang diperoleh, karena wawancara yang berkembang selama

proses observasi. Dengan banyaknya informasi yang didapat, maka peneliti

mengambil garis besar permasalahan yang relevan dengan kajian teori

implementasi menurut Metter dan Horn (1975). Adapun hasil wawancara yang

telah dipilih adalah sebagai berikut:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang

adalah salah satu program unggulan Kabupaten Serang 2010-2015 yang

mengusung misi dalam bidang ekonomi “Meningkatkan pertumbuhan

ekonomi berbasis potensi lokal serta memperkuat struktur perekonomian

daerah”. Menurut Meter dan Horn, standar dan sasaran kebijakan harus

jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran

kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan mudah

menimbulkan konflik diantara para agen implementasi (Wahab, 2012:99).

Dalam implementasinya program pengembangan sentra industri

kecil di Kabupaten Serang masih mengalami kendala dalam menentukan

ukuran dan standar kebijakan, ada dua faktor yang peneliti buat dalam

menganalisis kendala dimensi ukuran dan standar kebijakan, Pertama,

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

109

definisi IKM (Industri Kecil Menengah) dan UKM (Usaha Kecil

Menengah), meskipun keduanya memiliki kriteria yang sama yakni usaha

kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai

dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008) begitupun

dengan industri kecil (Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Nomor: 11/M-IND/PER/3/2014 tentang Program Restrukturisasi Mesin

atau Peralatan Industri Kecil Menengah). Namun keduanya memiliki

perbedaan yakni IKM adalah proses pengolahan bahan baku menjadi

bahan jadi, sedangkan UKM adalah usaha kecil dan menengah yang dijual

belikan. Jadi IKM adalah bagian dari UKM, akan tetapi UKM itu belum

tentu IKM. Di sisi yang lain dalam industri tidak dikenal industri mikro

seperti dalam definisi usaha kita mengenal usaha mikro yakni memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; (Hasil wawancara

dengan I4,I5,I3).

Adanya pembagian definisi di atas membawa berbagai konsekuensi

yang strategis dalam pengembangan IKM/UKM setidaknya ada dua yakni

dalam pengaturan dan pembinaan. Instansi atau lembaga terkait dalam

pembinaan UKM/IKM ditingkat pusat terbagi menjadi tiga yakni

Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Industri dan Kementerian

Perdagangan Sedangkan di tingkat Kabupaten Serang dilebur menjadi satu

instansi yakni Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan.

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

110

Kedua, implikasi dari definisi di atas adalah landasan kebijakan

pengembangan sentra industri kecil yang masih belum jelas dan

menimbulkan perdebatan. Pengembangan dan penumbuhan sentra diatur

oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

:23/PER/M.KUKM/IV/2005 tentang Perubahan Atas Surat Keputusan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil Menengah Nomor:

32/Kep/M.KUKM/IV/2003 tentang Pedoman Penumbuhan dan

Pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah. Sebaliknya

Kementerian Perindustrian tidak mengatur mengenai sentra industri kecil

menengah, Sedangkan kebijakan pengembangan sentra di Kabupaten

Serang adalah sentra industri kecil. Hal ini dapat mempengaruhi

implementasi program pengembangan sentra industri kecil.

Dampak dari kebijakan di atas adalah terjadinya ambiguitas di

kalangan agen pelaksana, antara Bidang Industri dengan Bidang UKM

mengenai aturan pengembangan sentra industri, karena Kementerian

Perindustrian tidak mengatur hal tersbut (wawancara dengnga I4).

Implikasi selanjutnya adalah SOP pengembangan sentra industri kecil tas

di Kabupaten Serang dalam pengembangannya menggunakan Undang-

Undang Nomor 20 tahu 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

“Di kita tidak ada SOP, pengembangan UMKM itu mengacu pada

Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, begitu

pun dengan Sentra juga sudah diatur dalam undang-undang

tersebut.” ( Wawancara dengan I4, dan I5. 20 Juli pukul 11.30)

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

111

Mengenai tata laksana (SOP) pengembangan sentra industri akan

dibahas pada bagian dimensi Kognisi agen pelaksana selanjutnya.

Dari dimensi ukuran dan tujuan kebijakan ini, peneliti dapat

menganalisis beberapa aspek yang terkandung didalamnya, yaitu:

kejelasan standar dan tujuan porgram pengembangan sentra industri kecil

tas, serta standar dan tujuan yang realistis dengan keadaan masyarakat.

Tujuan program pengembangan sentra industri kecil tas di

Kecamatan Petir menurut para informan terbagi menjadi tiga kategori,

kategori pertama adalah informan yang mengatakan bahwa tujuan telah

realistis untuk mengembangkan industri kecil sesuai dengan sasaran

kebijakan yakni banyaknya pengrajin industri kecil tas di Kecamatan Petir.

“Tujuan dibuatnya sentra adalah untuk menata dan

mengembangkan para pelaku usaha agar meningkatkan

produksinya dalam satu wilayah sehingga menimbulkan efek

domino dalam masyarakat” (Wawancara dengan Bapak Aminudin

Sekretarais Camat Kecamatan Petir. Tanggal 18 Juli 2016, pukul

15:00 WIB)

Menurut Usman (salah satu pemilik usaha industri kecil tas)

dengan adanya program sentra tas di Kecamatan Petir, produk tas dikenal

sampai ke daerah lain, otomatis pesanan tas meningkat sehingga

kebutuhan pegawai pun meningkat (hasil wawancara dengan I1-1)

kebutuhan untuk pegawai di penuhi oleh keluarga dan masyarakat sekitar.

Pengrajin lain Ganil, mengaku pesanan kebanyakan dari instansi

pemerintah baik kabupaten maupun Provinsi Banten sebagai souvenir pada

kegiatan pemerintahan (hasil wawancara dengan I1-2).

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

112

Pemerintah daerah membantu perkembangan usaha tas dengan

menggunakan produk produk UMKM untuk kegiatan pemerintahan. Hal

ini sesuai dengan huruf (a) ayat 1 pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 17

tahun 2013 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang UMKM menyebutkan bahwa: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah

memprioritaskan pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

Menengah melalui: (a) pemberian kesempatan untuk ikut serta dalam

pengadaan barang dan jasa Pemerintah dan Pemerintah Daerah”

Kedua, tanggapan informan mengenai standar dan tujuan kebijakan

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang. Berbeda dengan

dukungan yang pertama, kelompok kedua menilai bahwa standar dan

tujuan kebijakan terlalu tinggi dan idealis.

“Pemerintah Kabupaten Serang terlalu tinggi dalam membuat

targetan pembangunan, dalam pelaksanaannya sulit

merealisasikan targetan itu, sehingga dalam perubahan APBD

harus direvisi targetan program unggulan kabupaten serang.

(Wawancara dengan I8. Tanggal 20 Juli 2016, pukul 14:30 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mansur (Anggota DPRD

Kabupaten Serang) realisasi target 8 (delapan) program unggulan

Kabupaten Serang yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Serang minim

dilakukan, hal ini terjadi karena Pemerintah Kabupaten Serang tidak

konsisten dalam merealisasikan visinya sehingga target itu direvisi

http://satelitnews.co.id/pejabat-pemkab-jadi-bulan-bulanan-dewan/feed/

diakses tanggal 10 Agustus pukul 20.30 WIB).

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

113

Program pengembangan sentra industri kecil sudah dikaji sejak

tahun 2010, menurut Dahlan (Bidang Program dan Evaluasi Bappeda

Kabupaten Serang ) implementasi nya masih belum sesuai dengan kajian,

program pengembangan sentra industri kecil tidak hanya pergerakan

produksi akan tetapi menumbuhan menjadi ekowisata berbasis sentra yang

mampu menimbulkan efek domino bagi kawasan sentra itu sendiri

(Wawancara dengan I3).

Ketiga, tujuan dan standar kebijakan program pengembangan

sentra industri kecil mestilah diketahui dan disosialisasikan kepada para

agen pelaksana serta masyarakat sehingga merasa bertanggungjawab dan

ikut serta dalam program tersebut, pihak Kecamatan dan TPLIKM tidak

mengetahui dan tidak mampu mengukur standar keberhasilan dari program

pengembangan sentra industri kecil tas, karena mereka kurang dilibatkan,

dan menganggap program pengembangan sentra itu program dari

kabupaten dan tidak ada urusan dengan pihak kecamatan (wawancara

dengan I2)

2. Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam menentukan

suatu keberhasilan proses implementasi, diluar sumber daya manusia,

sumber daya-sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga ialah

sumber daya finansial, sumber daya sarana dan prasarana serta sumber

daya waktu.

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

114

Pertama, Sumber daya manusia (SDM). Karakteristik produksi

IKM Tas adalah padat tenaga kerja yang rekrutmennya berasal dari

keluarga dan masyarakat sekitar. Secara umum pendidikan pegawai pada

sentra industri tas hanya tamatan SD sampai SLTA sedangkan untuk

memiliki keahlian khusus belum didukung dengan pelatihan khusus karena

belum terbentuknya lembaga atau balai pelatihan produksi dan

pembinaannya di kawasan sentra. Pembagian kerja pada IKM Tas

sebagian pekerjaan yang masih dilakukan pengelola. Selain itu para pelaku

usaha industri kecil tas belum mampu membuat perencanaan

pengembangan usaha secara tertulis.

Belum adanya Unit pelayanan teknis (UPT) atau balai

pengembangan dan pelatihan di kawasan sentra serta tidak didukung oleh

lembaga pengembangan usaha, membuat pelatihan dan pembinaan IKM

oleh pemerintah di kawasan sentra tas di Kecamatan Petir belum maksimal

menunjang pengembangan sentra industri kecil. Untuk UPT dan lembaga

pengembangan usaha akan di bahas di dimensi selanjutnya.

“Untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan

pengembangan usaha, kita adakan pelatihan dan fasilitasi. Dari

mulai keuangan dan perijinan, namun karena anggaran yang

terbatas tidak semua UKM kami undang, karena jumlah UKM di

Kabupaten Serang lebih dari 50 ribu UKM, untuk pelatihan belum

kita lakukan di kawasan sentra karena belum di bentuk balai

pelatihan di sentra,”. (Hasil wawancara dengan Bapak Yuyud

Kepala Bidang Industri Diskoperindag Kabupaten serang. Tanggal

19 Juli 2016, pukul 11:30 WIB).

Pelatihan dan pengembangan sentra industri kecil tas menurut

Dahlan fungsional Bappeda Kabupaten Serang belum tepat sasaran

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

115

mengenai target pengembangan sentra IKM di Kabupaten Serang, terkesan

seremonial dan menghabiskan anggaran dengan melakukan pelatihan di

hotel. Padahal dalam pengertiannya pengembangan sentra industri adalah

pengembangan berbasis wilayah. Sedangkan Endang dari Bidang UKM

Diskoperindag Kabupaten Serang mengatakan bahwa pelatihan masih

dilakukan terpusat karena belum didukung dengan suprastuktur seperti

belum terbentuknya UPT dan lembaga pengembangan usaha. Belum

terbentuknya UPT (unit pelayanan teknis) untuk pengembangan sentra

industri kecil menurut Yuyud Bidang Industri Diskoperindag Kabupaten

Serang karena belum masuk pada program kerja dinas atau program

kecamatan, untuk pelayanan teknis industri kecil untuk saat ini adalah TPL

IKM meskipun jumlahnya terbatas.

Permasalahan sumber daya manusia dalam pengembangan sentra

industri kecil selanjutnya adalah minimnya tenaga penyuluh lapangan

(TPL) IKM, mengenai TPL yang ada di Kabupaten Serang bisa dilihat

pada tabel 4.5 berikut:

TABEL 4.5

Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingukangan

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang,

2015

Bidang Jumlah TPL

IKM 1

UKM 6

Koperasi 4

(Sumber: Diskoperindag Kabupaten Serang, 2016)

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

116

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, jumlah TPL IKM hanya satu orang,

Hal ini tidak sesuai dengan jumlah IKM dan luasan dari Kabupaten

Serang. Mengenai kebijakan TPL, Yuyud Bidang Industri, Diskoperindag

Kabupaten Serang mengkonfirmasi bahwa kebijakan pembentukan TPL

industri kecil menengah oleh Peraturan Menteri Kementerian Perindustrian

dan kabupaten hanya penempatannya saja.

Kedua, Sumber daya finansial, keberhasilan proses implementasi

kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya

finansial yang tersedia dalam menentukan suatu keberhasilan proses

implementasi, mau tidak mau ketika sumber daya manusia yang kompeten

dan kapabel telah tersedia sedangkan kucuran dana melalui anggaran tidak

tersedia, maka memang menjadi persoalan pelik untuk merealisasikan apa

yang hendak dituju oleh tujuan kebijakan publik.

“Kendala pengrajin disini utamanya modal, modal yang terbatas,

mau meminjam ke bank prosesnya rumit, harus ada jaminan dan

bunganya tinggi. Kita dapat modal tidak seberapa setelah itu kita

dipusingkan dengan angsuran setiap bulannya. Ya kita memakai

modal yang ada saja. (Wawancara dengan Bapak Ganil Pengelola

Industri Kecil tas di Desa Padasuka. Tanggal 18 Juli 2016, pukul

14:30 WIB).

Salah satu kendala pelaku industri kecil tas di Kecamatan Petir

dalam pengembangan usahanya adalah modal yang terbatas, akses

permodalan terbatas menjadi faktor utama kendala permodalan bagi

pelaku industri tas. Setidaknya ada dua determinan keterbatasan akses

permodalan bagi pelaku usaha industri kecil tas. Pertama, akses

permodalan perbankan. Para pelaku usaha industri kesulitan dalam

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

117

mengakses dunia perbankan, persyaratan, serta bunga yang tinggi dan

agunan yang diminta pihak perbankan yang belum bisa dipenuhi oleh

pelaku industri. Menurut I1-2 agunan yang diminta oleh pihak perbankan

adalah sertifikat tanah, sedangkan I1-2 tidak mempunyai sertifikat tanah,

selain itu proses yang rumit membuat I1-2 belum mampu mengakses

permodalan melalui perbankan.

Akses informasi kemudahan peminjaman modal bagi usaha kecil

belum tersebar merata di peloksok pelaku industri tas, I7 selaku TPL IKM

Kabupaten Serang menuturkan saat ini berbeda dengan beberapa tahun

sebelumnya, banyak kemudahan akses permodalan misalnya saja dengan

program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang tidak perlu agunan jika

peminjaman dibawah 20.000.000 (dua puluh juta) serta proses yang tidak

rumit, tidak perlu punya SIUP (Surat ijin Usaha Perdagangan) serta ada

penjaminan dari pemerintah daerah dengan surat rekomendasi dari dinas

terkait. Sehingga paradigma pelaku industri kecil tas masih paradigma

lama bahwa peminjaman modal lewat perbankan adalah rumit dan mesti

ada jaminan.

Determinan kedua kendala akses permodalan bagi IKM tas di

kecamatan petir adalah belum terbentuknya koperasi di kawasan sentra

industri kecil tas. Padahal sangat vital sekali fungsi koperasi dalam

pengembangan sentra industri kecil tas, belum terbentuknya koperasi

dikonfirmasi oleh I1-1 bahwa belum terbentuknya koperasi karena belum

adanya satu pemahaman pentingnya pembentukan koperasi dan ego

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

118

sesama pelaku industri yang kuat dalam persaingan usaha. Selain itu

belum ada yang menggerakan dalam usulan pembentukan koperasi.

Padahal jika melihat siklus keuangan pelaku usaha tas, pelaku industri

kecil tas adalah kebutuhan dana waktu pendek, dengan adanya koperasi,

peminjaman modal tidak perlu angsuran dalam jangka waktu yang lama,

jadi setelah orderannya dibayar maka bisa langsung dikembalikan ke

koperasi. Koperasi tidak hanya bentuknya simpan pinjam, akan tetapi bisa

menjadi lembaga penyedia bahan baku dan lain sebagainya.

Dedi, bidang Koperasi pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdaganan Kabupaten Serang telah melakukan sosialisasi tentang

pembentukan koperasi, namun pembentukan koperasi adalah atas aspirasi

masyarakat yang diusulkan. Jika tidak ada yang mengusulkan maka dinas

tidak bisa bergerak sendiri dan akan menjadi masalah dikemudian hari.

Strategi yang dilakukan oleh pelaku industri kecil tas dalam

meminimalisasi modal adalah dengan perjanjian pembayaran dimuka

(Down Payment) 50 % dari total biaya keseluruhan.

Ketiga, sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan

faktor penunjang dalam implementasi program pengembangan sentra

industri kecil tas di Kecamatan Petir.

“Untuk sarana dan prasana di kawasan sentra industri tas ada

bantuan dari pemerintah Kabupaten Serang,berupa pembangunan

showroom, papan nama,gapura dan bantuan peralatan mesin jahit

dan mesin potong”. (Wawancara dengan Bapak Yuyud Bidang

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

119

Industri Diskoperindag Kabupaten serang. Tanggal 19 Juli 2016,

pukul 14:30 WIB).

Pemerintah Kabupaten Serang memfasilitasi sarana dan prasarana

pengembangan sentra industri kecil, yakni bantuan alat yakni mesin jahit

dan alat potong bahan pada tahun 2014. Menurut I1-2 tidak semua

mendapatkan bantuan alat, hanya pengrajin yang sudah berkembang yang

telah menyerap tenaga kerja yang mendapatkan bantuan. Pemerintah

Kabupaten serang, melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

telah menyalurkan delapan unit mesin jahit dan empat unit mesin potong

bahan.

Berdasarkan observasi di lapangan memang kondisi mesin jahit

yang diterima oleh salah satu pelaku pengrajin tas di Desa Kadugenep

masih terlihat bagus dan masih berfungsi dan masih terlihat logo dari

Kabupaten Serang seperti dilihat pada gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3.

Mesin jahit bantuan dari Pemerintah Kabupaten Serang

(Sumber: Dokumentasi Penelitian 2016)

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

120

Sarana prasarana yang pendukung sentra industri kecil tas

selanjutkan adalah pembentukan Showroom yang berada di Desa

Kadugenep, tujuan dari dibuat Showroom menurut Yuyud Bidang Industri

adalah sebagai pusat pameran hasil dari produk produk tas dari para

pengrajin tas dan juga untuk menjamu tamu yang berkunjung.

Untuk sarana Showroom yang di bangun di kawasan sentra tas di

Kecamatan Petir masih belum sesuai dengan harapan para pelaku

pengrajin tas karena lokasinya yang berada di dalam bukan di pinggir jalan

yang banyak dilalui orang. Menurut Ganil salah satu pelaku usaha industri

kecil tas di Desa Padasuka Showroom belum banyak membantu dalam

sosialisasi produk tas, semenjak mulai diresmikan belum ada yang

berkunjung serta sosialisasi pameran belum optimal.

Penempatan showroom yang berada jauh dari jalan raya menurut

Yuyud adalah karena kebijakan pemerintah desa, pihak dinas hanya

fasilitasi pembangunan showoom. Sedangkan menurut Usman Pelaku

usaha industri kecil tas di Desa Kadugenep menjelaskan bahwa Desa

Kadugenep dipilih sebagai penempatan lokasi showroom adalah karena di

Desa Kadugenep paling banyak pengrajin tasnya, meskipun secara

geografis tidak efektif.

Selain sarana prasarana showroom yang tidak efektif, fasilitas yang

tidak terurus lainnya adalah MCK (mandi cuci kakus), kondisi yang

kumuh dan tidak terpakai karena sudah rusak, padahal baru 1 tahun

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

121

dibangun. Menurut Usman, tidak terawatnya MCK karena mesin airnya

ada yang mencuri. Berikut ini gambar kondisi Showroom yang belum

optimal dan MCK yang tidak berfungsi.

Gambar 4.4

Kondisi Showroom yang tidak optimal

(Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Dari gambar 4.4 di atas kondisi Showroom belum optimal terlihat tidak

adanya papan nama dan fasilitas yang belum lengkap.

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

122

Gambar 4.5

Kondisi MCK yang tidak terurus

(Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Dari gambar 4.5. terlihat pintu pintu MCK Sudah rusak dan tidak

terwat.

Selanjutnya faktor yang tidak mendukung dalam implementasi

program pengembangan sentra industri kecil adalah Faktor indsustri

pendukung guna pengembangan IKM Tas belum tersedia di wilayah sentra

kerajinan tas, misalnya industri pendukung sablon dan bordir, para

pengrajin harus keluar daerah guna memenuhi kebutuhan sablon dan atau

bordir untuk kerajinan tasnya. Padahal industri pendukung sangat penting

dalam pengembangan UMKM melalui pembentukan sentra. Karena dalam

Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor

:23/PER/M.KUKM/IV/2005 disebutkan salah satu kriteria sentra UKM

adalah sarana dan prasarana pendukung.

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

123

Potensi pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir

tidak didukung dengan sarana dan prasaran yang memadai, misalnya saja

akses jalan menuju sentra Pengrajin Tas di Desa Kadugenep Kecamatan

Petir Kabupaten Serang, sangat sempit. Akibatnya, sulit dijangkau oleh

kendaraan besar ketika ingin berkunjung, serta tidak ada angkutan umum

yang bisa diakses sampai ke sentra yang berada satu kilometer dari jalan

utama.(http://satelitnews.co.id/potensi-melimpah-infrastruktur-lemah/feed/

diakses tanggal 10 Agustus pukul 20.30 WIB).

Keempat, sumber daya waktu. Poin terakhir dari aspek sumber

daya yang patut dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pogram

pengembangan sentra industri kecil tas adalah waktu. Program

pengembagan sentra industri kecil tas adalah satu periode selama lima

tahun, selain pengembangan sentra industri kecil Tas di Kecamatan Petir,

ada dua sentra yang perlu dikembangkan di Kabupaten Serang yakni

pengembangan sentra industri kecil Gerabah di Kecamatan Ciruas dan

sentra industri kecil Emping di Kecamatan Waringinkurung. Program

pengembangan sentra industri kecil Tas mau tidak mau mesti berbenturan

dengan pembangunan sentra sentra yang lain di Kabupaten Serang selama

lima tahun. Hal ini kurang efektif karena waktu pembangunan terbagi

sedangkan anggaran dan sumberdaya manusia dinas yang terbatas.

Terkait dengan kecukupan waktu di rasakan kurang oleh Tenaga

penyuluh lapangan IKM dikarenakan minimnya sumber daya TPL IKM,

Siska mengatakan “kalau masalah kecukupan waktu bagi kami sangat

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

124

kurang, karena jumlah kami yang sangat minim” (Wawancara dengan Ibu

Siska, Tenaga Penyuluh Lapangan IKM Kabupaten Serang. Tanggal 20

Juli 2016, pukul 14:30 WIB).

Faktor lainnya dari dimensi sumber daya yang mempengaruhi

implementasi kebijakan publik diluar yang disebutkan oleh Metter dan

Horn adalah Pasar (Market) dan Pemasaran (Marketting) yang dilakukan

oleh agen pelaksana guna mengembangkan sentra industri kecil tas di

Kecamatan Petir.

Endang, Kepala Bidang UKM Diskoperindag Kabupaten Serang

mengatakan “untuk pemasaran produk hasil dari ikm pemerintah

kabupaten serang memfasilitasi dengan mengadakan atau ikutkan

pameran, baik lokal maupun nasional”. Namun, pemasaran produk IKM

belum terintegrasi dengan sistem atau dengan internet, baik pemerintah,

maupun para pelaku usaha industri kecil tas, pemasaran masih dilakukan

dengan tradisional.

Akses pemasaran dengan menggunan internet belum dilakukan

oleh para pengrajin tas di Kecamatan Petir, hal ini disebabkan masyarakat

belum mendapatkan faslitasi dalam pemanfaatan internet guna pemasaran

produk dan jaringan bisnis. Sehingga pemasaran yang dilakukan masih

dari mulut ke mulut dan jaringan dinas yang berada di lingkungan

Kabupaten Serang.

Belum optimalnya pengembangan sentra industri kecil tas di

Kecamatan Petir adalah karena produk tas yang dihasilkan belum

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

125

terstandarisasi dan belum memiliki lisensi dari pihak pembuat lisensi,

sehingga masih belum bisa berproduksi dengan masif. Produksi tas masih

didasari oleh pemesanan barang. Pengurusan HAKI (hak atas kekayaan

intelektual) atas produk yang dihasilkan belum dilakukan oleh para

pengrajin dikarenakan membutuhkan biaya yang cukup besar.

Berdasarkan atas analisis yang telah dipaparkan di atas, peneliti

menyimpulkan sementara bahwa belum optimalnya program

penengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang dengan ini

studi kasus pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir

dikarenakan sumber daya yang masih minim dan perlu ditingkatkan dan

dikoordinasikan oleh semua agen pelaksana dari program pengembangan

sentra industri kecil ini. Pembinaan yang perlu dilakukan adalah

menggunakan pendekatan sentra yang memfokusnya kepada objek

pengembangan yang lebih terarah dalam satu lokasi tidak serampangan

semua IKM disamakan. Peningkatan sarana dan prasarana yang masih

minim perlu dilakukan oleh pemerintah daerah. Infrastruktur Jaringan

Komunikasi perlu dibuat sebagai perangkat sarana yang diperlukan untuk

pengembangan jaringan komunikasi antara sentra, KSP/USP Koperasi,

Bank Pelaksana dan Kementerian Koperasi dan UKM serta pelaku bisnis

yang lain.

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

126

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Dalam dimensi karakteristik agen pelaksana ini, peneliti menilai

beberapa aspek yang terkandung di dalamnya, yaitu karakteristik agen

pelaksana, Standard Operating System (SOP), dan sanksi.

Pertama, karakteristik agen pelaksana. Program Pengembangan

sentra industri kecil merupakan program Pemerintah Daerah Kabupaten

Serang yang wilayah implementasinya begitu luas, yakni dilaksanakan di

beberapa kecamatan. Oleh karena itu, dengan melihat kondisi tersebut

program Pengembangan sentra industri kecil melibatkan banyak agen

pelaksana baik organisasi formal maupun informal, seperti pemerintah,

pihak swasta maupun masyarakat. Dalam implementasi program

Pengembangan sentra industri kecil ini, setiap agen pelaksana tersebut

memiliki peran masing-masing yang disesuaikan dengan karakter

organisasinya.

Program pengembangan sentra industri kecil adalah salah satu

program unggulan Kabupaten Serang. Yang menjadi leading sector

program pengembangan sentra industri adalah Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, peran Bidang Industri

Menurut Yuyud, Sekretaris Bidang Industri adalah fasilitasi dalam

mengembangan produksi, design dan fasilitasi teknologi tepat guna.

Bidang UMKM memiliki peran pembinaan dan pelatihan dalam

kelembagaan dan kemitraan dan pemasaran, sedangkan bidang Koperasi

memiliki peran dalam kelembagaan dan permodalan.

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

127

“Program pengembangan sentra industri kecil adalah program

unggulan Kabupaten Serang, pihak Diskoperindag yang menjadi

pelaksana utama,”. (Wawancara dengan bapak Yuyud Bidang

Industri Diskoperindag Kabupaten serang. Tanggal 19 Juli 2016,

pukul 11:30 WIB).

Program pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan

Petir merupakan kebijakan yang diorientasikan untuk membantu

masyarakat pengrajin tas guna mengembangkan usahanya. Oleh karena

itu, masyarakat pengrajin tas tersebut harus dapat diberdayakan agar dapat

meningkatkan perekonomian mereka dan daerah. Dari dimensi penilaian

mengenai karakteristik agen pelaksana tersebut, berdasarkan pemaparan

hasil penelitian yang ditemukan dapat diketahui bahwa program

pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir

pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang yang menjadi pioner utama dalam

program pengembangan sentra industri kecil.

Dalam pelaksanaan program pengembangan sentra industri kecil

tas di Kecamatan Petir, pihak Kecamatan Petir merasa tidak begitu

dilibatkan, sehingga pihak Kecamatan tidak banyak mengetahui program

pengembangan sentra industri kecil tas. Pihak kecamatan beranggapan

bahwa program pengembangan sentra industri kecil tas ini adalah program

dari Dinas Koperindag Kabupaten Serang, bukan program dari Kecamatan

Petir.

Dalam program pengembangan sentra industri tas di Kecamatan

Petir, belum terintegrasi dengan pihak kecamatan maupun pihak lainnya,

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

128

di tingkat kecamatan tidak ada lembaga pengembangan dalam hal teknis

(unit pelayanan teknis) yang bisa menjadi layanan bersama untuk

pengrajin tas. Program ini juga belum didukung dengan lembaga

pengembangan usaha yang terintegrasi pelaku usaha industri kecil tas

dengan pemerintah serta kemitraan dengan pengusaha besar. Sehingga

program pengembangan sentra industri kecil tas, masih berjalan sendiri

tanpa konsep pengembangan yang jelas.

Karakteristik agen pelaksana dari program pengembangan sentra

industri kecil tidak begitu ketat, karena program pengembangan tidak

terlalu mengubah sifat manusia, dan bukan pelayanan yang yang

membutuhkan disiplin yang ketat. Akan tetapi agen pelaksana masih

kebingungan dalam melaksanakan perannya diakibatkan ketidak SOP yang

jelas dan mudah dipahami, yang akan di bahas pada aspek selanjutnya.

Kedua, SOP (Standard Operating Procedure). Program

pengembangan Sentra Industri Kecil menengah merupakan program yang

dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Serang yang dilaksanakan secara

teknis oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan perdagangan Kabupaten

Serang (Diskoperindag) sebagai aktor utamanya. Program pengembangan

sentra IKM termasuk kedalam Program Unggulan Kabupaten Serang yang

tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) tahun 2010-2015. Namun program ini belum meliki aturan

turunan yang menjadi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis

(Juklak/Juknis) baru di tahun akhir 2015 dibuat Peraturan Daerah Nomor 8

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

129

Tahun 2015 tentang Usaha mikro dan Kecil yang ada di Kabupaten

Serang. Hal ini dikarenakan terkendala waktu yang berbenturan dengan

pemilihan legislatif dan pemilihan bupati.

“Program pengembangan sentra industri kecil tertuang dalam

RPJMD Kabupaten Serang, di kita tidak ada juklak dan juknisnya

karenakan itu bukan pelayanan, yang kita gunakan adalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 mengenai UMKM”

(Wawancara dengan Bapak Endang Kepala Bidang UMKM

Diskoperindag Kabupaten Serang. Tanggal 19 Juli 2016, pukul

13:30 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara mengenai SOP (Standard Operation

Prosedure) program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten

Serang, program ini tertuang pada RPJMD Kabupaten Serang tahun 2010-

2015, sedangkan turunan kebijakannya adalah Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 8 tahun 2015 tentang Usaha Kecil dan Mikro di

Kabupaten Serang. Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 mengenai

UMKM adalah aturan di atasnya.

Mengenai SOP, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan,

tidak memakai Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

nomor 23 tahun 2005 yang mangatur tentang pedoman penumbuhan dan

pengembangan sentra usaha kecil dan menengah. Hal ini kurangnya

koordinasi antara bidang di Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang mengenai Kebijakan sentra. Pihak

Diskoperindag Kabupaten Serang mengaku belum mengetahui mengenai

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor :23/PER/M.KUKM/IV/2005 padahal aturan ini

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

130

mengatur tentang pedoman teknis penumbuhan dan pengembangan sentra

UKM.

Menurut Meter dan Horn, apabila standar dan tujuan kebijakan

kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan

konflik di antara para agen pelaksana. Program pengembangan sentra

industri kecil di Kabupaten Serang masih menimbulkan multiinterpretasi

antara bidang industri dan bidang UKM pada Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, masalahnya kebijakan

pengembangan sentra di Kabupaten Serang adalah sentra industri kecil,

sedangkan petunjuk pelaksananya (juklak) sentra UKM yakni Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 23/PER/M.KUKM/IV/2005, sedangkan Kementerian

Perindustrian belum mengeluarkan aturan mengenai sentra industri kecil

menengah, sebagaimana Kementerian Koperasi dan UKM.

Jika melihat dari pedoman teknis dari Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

:23/PER/M.KUKM/IV/2005 mengenai pedoman penumbuhan dan

pengembangan sentra UKM Maka konsep pengembangan sentra UKM di

Kabupaten / Kota maka dibentuk kelompok kerja (pokja) keuangan untuk

pelaksanaan program pengembangan sentra UKM di Kabupaten.

selanjutnyanya POKJA Kabupaten/Kota dan Dinas terkait menjadi agen

pelaksananya.

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

131

Mekanisme pengembangan sentra UKM adalaha sebagai berikut:

1. Kelompok kerja Keuangan (Pokja) Kabupaten/Kota melakukan

identifikasi dan menilai sekaligus menyeleksi sentra calon peserta

program baik yang akan difasilitasi oleh dana APBN maupun dana

perguliran agar diusulkan secara terpadu.

2. Dinas/Badan yang membidangi Koperasi dan UKM

Kabupaten/Kota menyampaikan hasil seleksi ke Dinas/Badan yang

membidangi Koperasi dan UKM Propinsi untuk koordinasi;

3. Kelompok kerja Keuangan Propinsi membantu memverifikasi

kelengkapan administrasi sentra yang diusulkan;

4. Dinas/Badan yang membidangi Koperasi dan UKM Propinsi

mengirimkan hasil seleksi sentra calon peserta program kepada

Kementerian Koperasi dan UKM;

5. Berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Dinas/Badan yang

membidangi Koperasi dan UKM Propinsi, maka Kementerian

Koperasi dan UKM melakukan verifikasi kembali dan menetapkan

sentra calon peserta program sebagai sentra terpilih;

6. Sentra UKM ditetapkan melalui Keputusan Menteri.

Selain dibentuknya kelompok kerja, pengembangan sentra

UKM juga dibentuk lembanga pengembangan Bisnis atau Business

Development Servise-Provider (BSD-P) sebagai pihak ketiga, yang

dimaksud dengan Business Development Services – Provider Lembaga

Pengembangan Bisnis BDS-P/LPB adalah suatu lembaga atau bagian

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

132

dari suatu lembaga yang memiliki usaha inti (core business) di bidang

jasa layanan yang dapat berbentuk Yayasan, Perguruan Tinggi,

Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, CV dan LSM. Dengan adanya

BDS sentra mendapatkan layanan pengembangan bisnis. Sehingga

pengembangan sentra terintegritas dari atas sampai bawah yang

melibatkan pihak pemerintah pengrajin dan juga pihak ketiga yang

membantu pengembangan sentra UKM.

Selama ini pihak universitas tidak dilibatkan dalam program

pengembangan sentra UKM karena pengembangan masih dilakukan

oleh pihak pemerintah tanpa membentuk kelompok kerja sebagai agen

pelaksana pengembagan sentra UKM dan pihak pihak ketiga sebagai

layanan bisnisnya.

Akibat ketidakjelasan SOP dalam pengembangan sentra industri

kecil menengah di Kabupaten Serang, pelatihan dan pembinaan bagi sentra

industri masih dilakukan Gabrukan (tidak berpola, semua IKM disama

ratakan dan dicampur dalam kegiatan yang sama) belum dilakukan

berdasarkan kawasan sentra.

4. Sikap/Kecenderungan (disposition) Para Pelaksana

Dalam dimensi penilaian mengenai disposisi para pelaksana,

terdapat dua elemen penting yang perlu diperhatikan karena sangat

berpengaruh terhadap kinerja implementasi kebijakan yakni, kognisi

(pemahaman) serta respons (dukungan/persetujuan) agen pelaksana.

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

133

Program pengembangan sentra industri kecil merupakan program

yang mengunakan pendekatan top down, artinya program tersebut dibuat

oleh pemerintah daerah dalam hal ini Bappeda Kabupaten Serang.

Keberhasilan program tersebut diraih apabila kognisi agen pelaksana yang

baik dan mendapatkan dukungan penuh serta persetujuan para stakeholder

yang terlibat dalam hal ini para agen pelaksana,

“Saya belum paham sepenuhnya, itu kan program pemerintah

Kabupaten Serang, kalau ditanya landasan kebijakan, agenda

programnya apa saja standar keberhasilannya seperti apa, saya

belum tahu, karena selama ini pihak kecamatan tidak terlalu

dilibatkan.”. (Wawancara dengan Bapak Aminudin Sekretaris

camat Kecamatan Petir. Tanggal 18 Juli 2016, pukul 15:30 WIB).

Dari beberapa hasil wawancara di atas mengenai aspek disposisi

para pelaksana, peneliti dapat mengetahui bahwa beberapa agen pelaksana

tidak sepenuhnya memahami akan program pengembangan sentra industri

kecil tas seperti para pengrajin tas dan pihak kecamatan namun sebaliknya

pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang

dan Bappeda Kabupaten Serang sudah memahami program

pengembangan sentra industri kecil.

Meskipun para agen pelaksana memahami tentang progam

pengembangan sentra industri kecil menengah atau sentra usaha kecil

menengah, namun definisi mengenai usaha kecil menengah (UKM)

dengan industri kecil menengah (IKM) mempunyai dampak dan

konsekuensi yang strategis. Definisi merupakan konsensus terhadap entitas

UKM sebagai dasar formulasi kebijakan yang akan diambil, sehingga

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

134

paling tidak, ada dua tujuan adannya definisi yang jelas mengenai UKM,

yaitu pertama, untuk tujuan administratif dan pengaturan; serta kedua,

tujuan yang berkaitan dengan pembinaan (German Agency Far Technical

Cooperation, 2002).

Meskipun perbedaan-perbedaan ini bisa dipahami dari segi tujuan

masing-masing lembaga, namun kalangan yang terlibat dengan kelompok

IKM seperti pembuat kebijakan, konsultan, dan agen pelaksana akan

menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, apa lagi program itu

lintas instansi dan departemen. Instansi yang yang berwenang mengenai

pengembangan IKM atau UKM di daerah Kabupaten dilebur menjadi

Diskoperindag (Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan)

sedangkan instansi di tingkat provinsi intansi terkait pengembangan UKM

dipecah menjadi dua yakni Dinas Perdagangan, dan Dinas Perindustrian

dan Koperasi dan UKM. Sedangkan di tingkat pusat di bagi menjadi tiga

instansi yakni, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan

UMKM serta Kementerian Perdagangan.

Menurut Endang, Kepala Bidang UKM Diskoperindag, kebijakan

pengembangan sentra industri kecil menengah di Kabupaten Serang

kewenangannya berada di bidang industri dari Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, Sedangkan kebijakan

sentra di tingkat pusat dibuat oleh kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah yakni Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor: 23/PER/M.KUKM/IV/2005. Hal

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

135

tersebut membuat bingung agen pelaksana dari program pengembangan

sentra UKM di tingkat daerah.

Sementara mengenai respons (dukungan/persetujuan) pelaksana,

peneliti dapat menganalisis bahwa semua agen pelaksana sepenuhnya

mendukung program pengembangan sentra industri kecil meskipun ada

beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Kemudian terkait aspek sosialisasi serta sinkronisasi dari pihak tingkat

teratas Bappeda hingga ke bawah (para pengrajin tas) belum cukup baik,

sehingga masih banyak yang mengalami kebingungan. Walaupun di sisi

lain program ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat

khususnya para pengrajin tas, agar usahanya berkembang dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Komunikasi antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

Kejelasan standar dan sasaran tidak menjamin implementasi yang

efektif apabila tidak dibarengi dengan adanya komunikasi antarorganisasi

dan aktivitas pengukuhan (Wibawa, 1994:20). Komunikasi antar

organisasi dapat dilakukan salah satunya melalui koordinasi. Menurut

Handyadiningrat (1980:78) Koordinasi fungsional yang bersifat ekstern

adalah koordinasi antara organisisasi satu dengan organisasi lainnya.

Koordinasi tersebut perlu dilakukan karena sebuah organisasi tidak

mungkin menyelenggarakan tugasnya tanpa bantuan dari organisasi

lainnya. Dari mekanisme komunikasi yang disampaikan harus jelas agar

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

136

tidak membingungkan. Mengingat program pengembangan sentra industri

kecil tas sebagai program yang menggunakan pendekatan top down dan

melibatkan beberapa pihak yang berimplikasi pada banyaknya tingkatan

birokrasi. Maka perlu ada penyaluran komunikasi yang baik, jika tidak

maka rentan terjadinya multi persepsi.

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Handyadiningrat (1980:78)

bahwa dengan semakin kompleksnya dan besarnya struktur organisasi

menambah pula masalah organisasi. Semakin luas jenjang pengendalian

(span of control) suatu kebijakan maka jumlah organisasi yang harus

dikendalikan banyak.

Salah satu cara komunikasi kebijakan yang dapat dilakukan yakni

melalui sosialisasi program pengembangan sentra industri kecil.

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dipaparkan sebelumnya,

sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Perindustrian dan

Perdagangan selaku Leading sector dari program pengembangan sentra

industri kecil belum optimal.

“Sosialisasi yang dilakukan belum masif pak, sosialiasiasi masih

umum tentang pengembangan UKM, sedangkan tentang sentra

industri kecil belum optimal karena termasuk di dalam

pengembangan UMKM” (Wawancara dengan Ibu siska Tenaga

Penyuluh Lapangan IKM Kabupaten Serang. Tanggal 20 Juli

2016, pukul 09:30 WIB)..

Sosialisasi dengan materi yang masih terbilang cukup luas yakni

tentang pengembangan IKM secara umum. Sosialisasi tersebut melibatkan

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

137

semua unsur pemerintahan termasuk Kecamatan Petir, unsur MUSPIDA

(Musyawarah Pimpinan Daerah) serta masyarakat.

Adapun setelah sosialisasi selesai dilaksanakan, koordinasi yang

dilakukan tidak maksimal, dan ditambah pula tidak adanya inisiatif dari

para pengrajin di kawasan sentra untuk lebih proaktif dalam

mengoptimalkan program pengembangan sentra industi kecil. Hal tersebut

dapat menghambat kinerja implementasi kebijakan. Padahal prinsip KIS

(Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi) dalam pelaksanaan kebijakan

perlu dibangun diantara para agen pelaksana sebagai usaha pengendalian

agar terwujudnya kesatuan tindakan yang serasi serta selaras.

Komunikasi kebijakan harus disampaikan secara jelas dan mudah

untuk dipahami agar tidak terjadi kebingungan. Tidak hanya bagi para

agen pelaksana kebijakan, melainkan pula kepada masyarakat yang

menjadi target group dari program pengembangan sentra industri kecil.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa sosialisasi yang

dikhususkan untuk masyarakat di kawasan sentra belum pernah dilakukan

termasuk di Kecamatan Petir. Padahal sosialisasi penting untuk dilakukan

agar masyarakat di Kecamatan Petir mengetahui program pengembangan

sentra industri kecil serta dapat ikut serta dan turut bertanggung jawab

dengan melakukan pemanfaatan program pengembangan sentra industri

kecil secara optimal.

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

138

Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan dinas

terkait masih minim. Padahal program pengembangan sentra industri kecil

adalah program yang diunggulkan di Kabupaten Serang, tidak ada iklan

baik melalui media cetak, maupun di media online sehingga program

pengembangan sentra ini belum diketahui oleh banyak masyarakat di

Kabupaten Serang.

Dimensi dari komunikasi antar organisasi yang kedua adalah

koordinasi yang dilakukan dalam program pengembangan sentra industri

kecil belum optimal :

“Kewenangan mengenai sentra IKM adalah di bidang industri,

jujur kalo untuk koordinasi mengenai pengembangan sentra

industri kecil itu belum dilakukan, koordinasi yang dilakukan

umum saja mengenai pengembangan UMKM” (Wawancara

dengan Bapak Endang Kepala Bidang UMKM Diskoperindag

Kabupaten Serang. Tanggal 19 Juli 2016, pukul 13:30 WIB).

Koordinasi mengenai program pengembangan sentra sudah

dilakukan menurut Yuyud Bidang Industri Diskoperindag Kabupaten

Serang, bidang industri fokus pada fasilitasi alat dan desain, sedangkan

bidang UKM memfasilitasi pengembangan usahanya.

Berbeda yang dikatakan oleh Dahlan Fungsional Bappeda

Kabupaten Serang, Koordinasi yang dilakukan belum optimal, menurutnya

harusnya dinas terkait yang melaporkan sudah sampai mana

pengembangan sentra industri kecil ini, namun itu tidak dilakukan.

Aminudin Sekrertaris Camat Kecamatan Petir bahkan masih

kebingungan mengenai program sentra industri tas, pihak kecamatan

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

139

hanya sekedar mengetahui bahwa di wilayahnya menjadi targetan program

pengembangan sentra industri tas, mengenai kebijakan dan arahan dan

targetan tidak mengetahui karena kurangnya koordinasi.

6. Lingkungan Eksternal

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja

implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Metter dan

Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong

keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial,

ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi faktor dari

kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk

mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan

kondisi lingkungan eksternal.

Secara sosial dan budaya program pengembangan sentra industri

kecil didukung oleh semua agen pelaksana termasuk masyarakat. Kondisi

sosial masyarakat yang masih erat dengan gotong royong sehingga

persaingan secara ekonomi tidak berujung pada konflik sosial di

masyarakat. Masyarakat terberdayakan karena industri kecil yang

berkembang mampu menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

Secara aspek politik, peneliti menganalisis bahwa program

pengembangan sentra industri kecil tas mengindikasikan rawan praktek

nepotisme yang dilakukan oleh para pengusaha industri kecil dengan

oknum pemerintahan dalam pengadaan barang. Persaingan secara ekonomi

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

140

yang ketat membuat dampak buruk bagi kondisi politik dalam

pengembangan sentra industri tas.

“Dalam pengadaan barang pemerintah untuk souvenir tas, ada

oknum yang bermain disini, persaingannya belum diatur, sehingga

rawan nepotisme. Karena pemerintah tidak ada kerjasama dengan

pelaku industri, sedangkan tidak ada pihak ketiga untuk

mengakomodasi dari para pelaku industri kecil tas”. (Wawancara

dengan Bapak Dahlan Seksi Program dan Evaluasi Bappeda

Kabupaten Serang. Tanggal 19 Juli 2016, pukul 13:30 WIB).

Dari wawancara di atas menurut dahlan dari pihak Bappeda

Kabupaten Serang, rawannya nepotisme karena persaingannya belum

diatur, harusya ada pihak ketiga baik koperasi atau lainnya yang mengatur

persaingan. Sedangkan menurut Ganil, salah satu pelaku industri kecil tas,

untuk mendapatkan tender dari pemerintah prinsipnya siapa cepat dia

dapat, di “persentase” untuk orang yang memesan produk tas.

Pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang, tidak

terlepas dengan persaingan dengan usaha besar dan ritel. Kebijakan yang

dibuat harus mengatur kegiatan ekonomi jangan sampai dimonopoli oleh

satu orang atau satu perusahaan besar. Salah satu strategi dalam

pengembangan sentra industri kecil menengah adalah bermitra dengan

usaha menengah dan besar.

Berdasarkan pembahasan di atas kemitraan dalam pengembangan

industri kecil di Kabupaten Serang, belum optimal dalam menggandeng

mitra usaha baik dengan BUMN/BUMD atau dengan perusahaan umum,

Kemitraan sudah pernah dilakukan khususnya bermitra utuk akses

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

141

kemudahan dalam permodalan bagi UKM seperti dengan bank dan

jamkrida. Mengenai kemitraan dengan ritel diskoperindag sudah

memfasilitasi namun baru sekedar sosialisasi mempertemukan antara

pihak ritel dengan pelaku UMKM. Permasalahanya adalah Produk

UMKM belum memenuhi standar kualitas dan kuantitas dari perusahaan

ritel tersebut. Endang pihak Diskoperindag mengatakan belum melakukan

monitoring dan evaluasi mengenai kemitraan mana saja UMKM yang

telah bermitra dengan ritel dan usaha besar lainnya.

4.3 Pembahasan

Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa pemerintahan daerah berwenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dan diberikan otonomi yang seluas-luasnya. Pemberian

otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas,

dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan

daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam

sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

142

Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki peran yang strategis dalam

perekonomian nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah unit usaha yang

berjumlah 3,4 juta unit pada tahun 2013 dan merupakan lebih dari 90 persen dari

unit usaha industri nasional. Peran tersebut juga tercermin dari penyerapan

tenaga kerja IKM yang menyerap lebih dari 9,7 juta orang pada tahun 2013 dan

merupakan 65,4 persen dari total penyerapan tenaga kerja sektor industri non

migas nasional. Disamping itu, IKM juga memiliki ragam produk yang sangat

banyak, mampu mengisi wilayah pasar yang luas, dan menjadi sumber pendapatan

bagi masyarakat luas serta memiliki ketahanan terhadap berbagai krisis yang

terjadi. Dengan karakteristik tersebut, maka tumbuh dan berkembangnya IKM

akan memberikan andil yang sangat besar dalam mewujudkan ekonomi nasional

yang tangguh, dan maju yang berciri kerakyatan.

Seiring dengan upaya untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah dalam bentuk peningkatan, perlindungan, dan kepastian Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah maka telah diberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang ditindaklanjuti dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang tertuang

dalam dalam Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Serang tahun 2010-2015. Dengan visi pembangunan terwujudnya masyarakat

yang berkualitas menuju kabupaten serang yang agamis, adil, dan sejahtera.

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

143

Tujuan program pengembangan sentra industri adalah untuk Mendorong

tumbuhnya IKM modern Meningkatkan daya saing IKM.

Dalam pelaksanaanya, program pengembangan sentra industri kecil tas di

Kecamatan Petir menghadapi hambatan sehingga belum berjalan optimal.

Diantaranya perbedaan definisi antara UKM dan IKM membawa dampak dalam

pengembangan sentra karena dua hal ini di tangani oleh instansi yang berbeda.

IKM adalah kewenangan bidang industri dan Kementerian Perindustrian

Sedangkan UKM adalah Kementerian Koperasi dan UKM. Implikasi dari

perbedaan definisi antara IKM dan UKM berpengaruh pada kebijakan

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang khususnya sentra

industri kecil tas di Kecamatan Petir masih dilakukan secara umum menurut

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 mengenai UMKM. Kebijakan

pengembangan dan penumbuhan sentra industri kecil belum dilakukan secara

konsep sentra yang bercirikan pengumpulan produksi yang sama pada satu tempat

dan memiliki layanan bersama. Hal ini disebabkan ketidakjelasan SOP dari

program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang. Kebijakan

sentra di Kabupaten Serang adalah sentra industri kecil menengah, sedangkan

IKM adalah kewenangannya berada pada Kementerian Perindustrian yang tidak

mengeluarkan SOP khusus untuk pengembangan sentra industri. Sedangkan untuk

Sentra UKM, Kementerian Koperasi dan UKM mengeluarkan Peraturan Menteri

Koperasi dan UKM Nomor 23 Tahun 2005 mengenai panduan pengembangan dan

penumbuhan sentra UKM.

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

144

Menurut Mansur salah satu anggota DPRD Kabupaten Serang, Pemerintah

Kabupaten Serang terlalu tinggi menentukan target pembangunan, kebijakan yang

dibuat terlalu utopis akan tetapi sulit untuk di realisasikan, menurutnya dari 8

program unggulan Kabupaten Serang tidak satupun yang benar-benar berhasil

sesuai dengan target perencanaan karena waktunya yang tidak mencukupi

misalnya untuk program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten

Serang, pemerintah Kabupaten Serang belum merealisasikan pasar khusus sentra

emping di Kecamatan Waringinkurung, serta showroom meskipun telah dibangun

namun akses jalan menuju showroom belum di bangun.

Program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang dengan

kasus sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir belum didukung dengan sumber

daya manusia yang unggul, rata rata pegawai di sentra industri kecil tas

berpendidikan SD (Sekolah Dasar) sampai SMA (Sekolah Menengah Atas),

Rendahnya tingkat pendidikan pegawai belum didukung dengan peningkatan skill

untuk produksi yang berkualitas, untuk menghasilkan produk tas baru dengan

design baru pelaku industri masih kesulitan, karena tidak semua pegawai mampu

atau memiliki kemampuan dalam bidang design grafis dan teknik potong kain

yang baik. Kawasan sentra industri kecil tas belum didukung dengan balai

pelatihan produksi serta lembaga yang berperan sebagai pengambangan pelayanan

teknis, sehingga pelatihan pelatihan belum sampai pada tingkat peningkatan

kualitas sumberdaya dan produksi, pelatihan dan pembinaan belum dikhususkan

berdasarkan sentra.

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

145

Selain itu program pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten

Serang dihadapkan dengan minimnya tenaga penyuluh lapangan (TPL) diketahui

untuk TPLIKM di Kabupaten Serang hanya ada satu orang TPL, hal ini jelas tidak

seimbang dengan banyaknya jumlah industri kecil yang ada di Kabupaten Serang.

Bapak Yuyud Bidang industri pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Serang mengatakan bahwa Kebijakan TPLIKM adalah

kebijakan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perindustrian, setiap

kabupaten di tempatkan TPLIKM begitupun dengan Kabupaten Serang satu orang

TPLIKM, Sedangkan Pemerintah Kabupaten Serang belum membuat kebijakan

penambahan jumlah TPLIKM dikarenakan anggaran dinas yang terbatas.

Program pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir dalam

pelaksanaanya pelaku industri kecil tas mengalami permodalan yang terbatas,

akses terhadap sumber permodalan menurut Usman salah satu pelaku usaha tas

masih dianggap sulit karena faktor persyaratan yang memberatkan pelaku usaha

misalnya harus ada jaminan dan bunga yang besar, selain itu faktor yang lain

kurangnya pemahaman masyarakat terhadap akses perbankan. Yang terjadi adalah

meskipun pelaku usaha tas mengalami keterbatasan modal namun pelaku usaha

enggan untuk meminjam modal ke perbankan, mereka menggunakan modal

dengan seadanya tanpa ada penambahan modal.

Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor 23

tahun 2005 Pembangunan sentra industri kecil satu paket dengan pembangunan

sumber permodalan, Pembentukan Koperasi simpan pinjam belum terbentuk

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

146

dikawasan sentra industri kecil tas, Padahal sangat vital fungsi koperasi dalam

pengembangan sentra industri kecil tas, belum terbentuknya koperasi dikonfirmasi

oleh Usman pelaku industri kecil bahwa belum ada satu pemahaman pentingnya

pembentukan koperasi dan ego yang kuat dalam persaingan usaha. Selain itu

belum ada yang menggerakan dalam usulan pembentukan koperasi. Padahal jika

melihat siklus keuangan pelaku usaha tas, adalah kebutuhan dana cepat, dengan

adanya koperasi, peminjaman modal tidak perlu angsuran dalam jangka waktu

yang lama, jadi setelah orderannya dibayar maka bisa langsung dikembalikan ke

koperasi. Koperasi tidak hanya bentuknya simpan pinjam, akan tetapi bisa

menjadi lembaga penyedia bahan baku dan lain sebagainya.

Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Serang memberikan bantuan alat

produksi yakni 9 (sembilan) mesin jahit dan 5 (lima) mesin potong kain. Kepada

beberapa pengrajin tas di sentra tas di Kecamatan Petir, Sedangkan bantuan

gedung Showroom dibangun dan diresmikan pada tahun 2015.

Potensi pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir tidak

didukung dengan sarana dan prasaran yang memadai, misalnya saja akses jalan

menuju sentra pengrajin tas di Desa Kadugenep, Kecamatan Petir, Kabupaten

Serang, sangat sempit. Akibatnya, sulit dijangkau oleh kendaraan besar ketika

sengaja ingin berkunjung atau studi banding kesana, serta tidak ada angkutan

umum yang bisa diakses sampai ke sentra yang berada satu kilometer dari jalan

utama.

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

147

Selanjutnya fakator yang tidak mendukung dalam implementasi program

pengembangan sentra industri kecil adalah Faktor indsustri pendukung guna

pengembangan IKM Tas belum tersedia di wilayah sentra kerajinan tas, misalnya

industri pendukung sablon dan bordir, para pengrajin harus keluar daerah guna

memenuhi kebutuhan sablon dan atau bordir untuk kerajinan tasnya. Padahal

industri pendukung sangat penting dalam pengembangan UMKM melalui

pembentukan sentra. Karena dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor

:23/PER/M.KUKM/IV/2005 disebutkan salah satu kriteria sentra ukm adalah

sarana dan prasarana pendukung.

Pemerintah Kabupaten Serang membantu fasilitasi pemasaran produk

IKM melalu pameran, baik ditingkat lokal maupun nasional, namun akses

pemasaran dengan menggunan internet belum dilakukan oleh para pengrajin tas di

Kecamatan Petir, hal ini disebabkan masyarakat belum mendapatkan faslitasi

dalam pemanfaatan internet guna pemasaran produk dan jaringan bisnis. Sehingga

pemasaran yang dilakukan masih dari mulut ke mulut dan jaringan dinas yang

berada dilingkungan Kabupaten Serang.

Belum optimalnya pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan

Petir adalah karena produk tas yang dihasilkan belum terstandarisasi dan belum

memiliki lisensi dari pihak pembuat lisensi, sehingga masih belum bisa

berproduksi dengan masif. Produksi tas masih didasari oleh pemesanan barang.

Pengurusan HAKI (hak atas kekayaan intelektual) atas produk yang dihasilkan

belum dilakukan oleh para pengrajin dikarenakan belum merasa dibutuhkan dan

membutuhkan biaya yang cukup besar.

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

148

Dalam pelaksanaan program pengembangan sentra industri kecil tas di

Kecamatan Petir, pihak Kecamatan Petir merasa tidak begitu terlalu dilibatkan,

sehingga pihak Kecamatan tidak terlalu banyak mengetahui program

pengembangan sentra industri kecil tas. Pihak kecamatan berpandangan bahwa

program pengembangan sentra industri kecil tas ini adalah program dari dinas

Koperindag Kabupaten Serang, bukan program dari Kecamatan Petir.

Selanjutnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan dinas

terkait masih minim. Padahal program pengembangan sentra industri kecil adalah

program yang diunggulkan di Kabupaten Serang, tidak ada iklan baik melalui

media cetak, maupun media online sehingga program pengembangan sentra ini

belum banyak diketahui oleh banyak masyarakat di Kabupaten Serang. Adapun

setelah sosialisasi selesai dilaksanakan, tidak ada koordinasi yang dilakukan, dan

ditambah pula tidak adanya inisiatif dari para pengrajin di kawasan sentra untuk

lebih proaktif dalam mengoptimalkan program pengembangan sentra industi kecil.

Hal tersebut dapat menghambat kinerja implementasi kebijakan. Padahal prinsip

KIS (Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi) dalam pelaksanaan kebijakan perlu

dibangun diantara para agen pelaksana sebagai usaha pengendalian agar

terwujudnya kesatuan tindakan yang serasi serta selaras.

Seperti yang disinggung sebelumnya dari semua faktor dan variabel yang

paling banyak menjadi sorotan adalah pada poin:

a) Kejelasan standar dan tujuan kebijakan

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

149

standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga

dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka

akan terjadi multi interpretasi dan mudah menimbulkan konflik di

antara para agen implementasi. Dalam implementasinya standar

dan tujuan kebijakan program pengembangan sentra industri kecil

masih mengalami kendala diantaranya perbedaan defisini antara

IKM dan UKM membawa dampak pada pengembangan sentra

yang kurang maksimal.

b) Sumber Daya

Sumber daya dalam impelementasi program pengembangan sentra

industri kecil tas sangat penting dan memegang faktor yang sangat

menentukan, tidak hanya sumber daya manusia yang berkualitas

yang mecukupi, sumber daya finansial dan sumber daya sarana dan

prasarana yang memadai juga mempengaruhi terhadap sukses

program pengembangan sentra industri kecil, dalam

implementasinya sumber daya manusia yang yang minim dan

sumber anggaran yang terbatas menjadi kendala dalam

pengembangan sentra industri kecil tas di Kabupaten Serang

c) Komunikasi antar Organisasi

Sosialisasi dan Koordinasi program pengembangan sentra industri

kecil adalah sarana ampuh untuk komunikasi dalam implementasi

program, minimnya koordinasi akan menghambat dan menjauhkan

dari tujuan program itu sendiri

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

150

Maka yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian mengenai Impelentasi

Program Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kabupaten Serang adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Pembahasan dan Temuan di Lapangan

Kategorisasi Rincian Isi Kategori

Faktor yang mendukung

keberhasilan program

pengembangan sentra industri

kecil menengah di Kabupaten

serang Studi Kasus Sentra Tas

di Kecamatan Petir

Kondisi sosial yang medukung

Adanya fasilitasi pemasaran melalui pameran.

Adanya bantuan alat dan sarana showroom dari

pemerintah kabupaten serang

Penambahan modal produksi oleh Sistem

pembayaran pemesanan barang dengan DP 50 %

Adanya Pelatihan- pelatihan yang dilakukan oleh

Diskoperindag

Program sesuai dan realistis dengan kebutuhan

masyarakat.

Adanya dukungan terhadap program pengembangan

sentra IKM oleh masyarakat dan agen pelaksana

Mampu menumbuhkan lapangan pekerjaan

meningkatkan perekonomian masyarakat

Agen Pelaksana memahami perannya

Akomodasi kemitraan sudah dilakukan

Faktor yang menghambat

keberhasilan program

pengembangan sentra industri

Ketidak jelasan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan

Petunjuk teknis (Juknis) dalam pengembangan sentra

industri kecil menengah di Kabupaten Serang

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

151

kecil menengah di Kabupaten

serang Studi Kasus Sentra Tas

di Kecamatan Petir

Agen pelaksana belum mengetahui Peraturan menteri

koperasi dan umkm nomor 23 tahun 2005 tentang

panduan pengembangan sentra

Minimnya jumlah TPL IKM

minimnya pegawai yang mempunyai skill khsusus

Permodalan pengrajin tas yang terbatas

Belum terbentuknya koperasi

Belum adanya industri pendukung

Koordinasi yang dilakukan belum optimal

Sosialialisasi yang dilakukan belum masif

Belum ada kerja sama dengan BUMN/BUMD

Strategi pemasaran belum menggunakan internet

Pembinaan pemasaran internet baru akan dilakukan

pada tahun 2016-2017

Pengrajin dan produk tas belum penempuh hak Paten

Pelatihan dan pembinaan belum dilakukan dikawasan

sentra

target yang terlalu tinggi dan waktu pelaksanaan

yang tidak mencukupi

Tidak semua agen pelaksana memahami program

pengembangan sentra industri kecil

Kondisi sarana dan prasaran belum yang belum

optimal berfungsi

Minimnya latar belakang pendidikan pengrajin Tas

Ada indikasi proses nepotisme dalam pengadaan tas

untuk kegiatan tas

(Sumber: Peneliti,2016)

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

152

Maka dari tabel 4.6 di atas dan penjelasan pada pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil

tas di Kabupaten Serang Studi Kasus Sentra Industri Tas di Kecamatan Petir

belum berjalan dengan baik terutama karena faktor-faktor yakni Kejelasan

kebijakan, SOP yang tidak jelas serta sumber daya yang belum terselesaikan

dengan baik di lapangan.

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

153

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan lapangan, maka

penyimpulan akhir tentang Implementasi Program Pengembangan Sentra

Industri Kecil di Kabupaten Serang dengan studi kasus pengembangan

sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir adalah :

Pertama perbedaan definisi antara UKM dan IKM membawa

dampak dalam pengembangan sentra karena dua hal ini di tangani oleh

instansi yang berbeda. IKM adalah kewenagan bidang industri dan

Kementerian Perindustrian Sedangkan UKM adalah Kementerian

Koperasi dan UKM. Implikasi dari perbedaan definisi antara IKM dan

UKM berpengaruh pada kebijakan pengembangan sentra industri kecil di

Kabupaten Serang khususnya sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir

masih dilakukan secara umum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2008 mengenai UMKM. Kebijakan pengembangan dan penumbuhan

sentra industri kecil belum dilakukan secara konsep sentra yang bercirikan

pengumpulan produksi yang sama pada satu tempat dan memiliki layanan

bersama. Hal ini disebabkan ketidakjelasan SOP dari program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang. Kebijakan sentra

di Kabupaten Serang adalah sentra industri kecil menengah, sedangkan

IKM adalah kewenangannya berada pada Kementerian Perindustrian yang

153

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

154

tidak mengeluarkan SOP khusus untuk pengembangan sentra industri kecil

menengah. Sedangkan untuk Sentra UKM, Kementerian Koperasi dan

UKM mengeluarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 23

Tahun 2005 mengenai Panduan pengembangan dan penumbuhan sentra

UKM.

Kedua, Sumber Daya Manusia yang yang terbatas, baik segi

kualitas maupun kuantitas, rendahnya pendidikan tidak didukung dengan

peningkatan kapasitas para pengrajin sehingga memproduksi barang

dengan berkualitas. Di sisi lain belum terstandarisasi produk barang yang

dihasilkan. Minimnya tenaga penyuluh lapangan IKM (TPL IKM ) yang

ada di Dinas Koperasi dan Perindustri dan Perdagangan Kabupaten Serang

yang hanya berjumlah satu orang.

Ketiga, minimnya sarana prasarana pendukung dan industri

pendukung dalam pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan

Petir Kabupaten Serang. Penempatan Showroom yang jauh dari jalan raya,

Serta minimnya industri pendukung dalam industri kecil tas, seperti sablon

dan bordir harus dilakukan diluar kawasan sentra. Selain itu jaringan

komunikasi internet belum masuk kawasan sentra industri kecil tas. Di sisi

lain Produk tas dari sentra industri kecil tas belum dipatenkan baik produk

dan nama perusahaannya.

Keempat, Sumber daya finansial, pengrajin masih kesulitan dalam

penambahan modal untuk usahanya, keterbatasan informasi dan rumitnya

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

155

persyaratan dan agunan peminjaman menjadi kendala utama, di sisi lain

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) belum terbentuk di kawasan sentra

industri kecil tas di Kecamatan Petir karena belum ada kesepahaman

pentingnya koperasi simpan pinjam dan ditambah persaingan yang ketat

sesama pengusaha industri kecil tas.

Kelima, belum terbentuknya kelompok kerja (Pokja) dalam

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang.

Keenam, Sosialisasi dan Koordinasi yang dilakukan oleh

diskoperindag sebagai leading sector dalam program pengembangan

sentra industri kecil belum masif, sehinga terjadi ketidakfaham beberapa

agen pelaksana dan masyarakat belum memahami program pengembangan

sentra industri kecil ini.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran peneliti adalah:

1. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Koperasi, Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Serang yang memiliki kewenangan

dalam penengembangan sentra IKM, pengembangan sentra IKM

tidak hanya berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 tahun

2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), akan

tetapi mengkonsolidasikan mengenai SOP pengembangan dan

penumbuhan sentra industri kecil yakni Peraturan Menteri Negara

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

156

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor :23/PER/M.KUKM/IV/2005.

2. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, baik segi kualitas

maupun kuantitas, dengan cara pelatihan pelatihan difokuskan

pada peningkatan skill produksi dan terstandarisasi produk barang

yang dihasilkan. Peningkatan kuantitas tenaga penyuluh lapangan

IKM (TPLIKM) yang ada di Dinas Koperasi dan Perindustri dan

Perdagangan Kabupaten Serang yang hanya berjumlah satu orang.

3. Peningkatan sarana prasarana pendukung dan industri pendukung

dalam pengembangan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir

Kabupaten Serang. Mendorong pemerintah dan masyarakat dalam

mengoptimalkan showroom dengan cara menyediakan pelatihan

dalam penumbuhkan industri pendukung dalam industri kecil tas,

misalnya pelatihan dan penumbuhan industri sablon dan bordir di

kawasan sentra. Dalam pemasaran produk tas perlu menggunakan

jaringan komunikasi internet sehingga pemasaran lebih masif dan

luas. Untuk itu kiranya perlu mengadakan pelatihan dan

pembinaan dalam penggunaan internet sebagai alat pemasaran dan

pengembangan sentra industri kecil tas. Pemerintah perlu

mendorong Produk tas dari sentra industri kecil tas dipatenkan

baik produk dan nama perusahaannya.

4. Meningkatkan Sumber daya finansial, pengrajin yang masih

kesulitan dalam penambahan modal untuk usahanya, pemerintah

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

157

daerah dan TPLIKM membantu fasilitasi informasi mengenai

akses permodalan dari perbankan dan fasilitasi penjaminan modal

dari pemerintah Kabupaten Serang, di sisi perlu segera dibentuk

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di kawasan sentra industri kecil

tas di Kecamatan Petir guna kelancaran permodalan bagi pelaku

industri kecil tas di kawasan senta tas.

5. Pemerintah Kabupaten Serang segera membentuk kelompok kerja

(Pokja) pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang

6. Sosialisasi dan koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sebagai leading

sector dalam program pengembangan sentra industri kecil lebih

dimasifkan lagi, sehinga terjadi pemahaman yang sama oleh agen

pelaksana dan masyarakat memahami program pengembangan

sentra industri kecil ini.

Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

158

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebjakan Publik. Bandung; Alfabeta

.___________ 2008. Kebijakan Publik. Jakarta; Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta; PT Bumi

Aksara.

Creswell, J. W. 2010 . Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. Yogjakarta; PT Pustaka Pelajar.

Husein Umar. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta; PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI.

Islamy, M. Irfan. 2001. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Pemerintah.

Jakarta; Bumi Aksara.

Kencana Syafiie, Inu. 2006. Ilmu Administrasi Publik Edisi Revisi. Jakarta;

Rineka Cipta.

Mazmanian. 1983. Implementation and Public Policy. Jakarta; PT Raja Grafindo

Persada.

Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya

Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan.

Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; Rosdakarya.

Mudrajad, Kuncoro. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, masalah dan

kebijakan. Yogyakarta; Unit penerbitan dan percetakan akademi

manajemen perusahaan YKPN.

Nugroho, Riant. 2009. Kebijakan Publik. Jakarta; Gramedia.

_______ 2011. Public Policy Dinamika Kebijakan-Analisis Kebijakan-

Manajemen Kebijakan. Jakarta; PT Elex Media Komputindo.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung; Alfabeta.

Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

159

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung;

Alfabeta.

_______ . 2011. Metode Penelitian Kombinasi(Mix Method. Bandung; Alfabeta.

Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Penyusunan

Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta; Bumi Aksara.

Wicaksono, Kristian Widya. 2006. Administrasi & Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta; Graha Ilmu.

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta; Media

Pressindo.

Jurnal dan Artikel

Ramadhansyah. 2013.Pengembangan Model Pendanaan UMKM Berdasarkan

Persepsi UMKM. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.5,No 1.

Wulandari.2012. Strategi Pengembangan Kawasan Industri Kecil Berbasis

Komoditas Unggulan (Studi Kasus Kawasan Sentra Industri Keripik Kota

Bandar Lampung). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan,

Vol.3, No.1.

Peraturan Perundangan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil , dan

Menengah

Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor : 23/PER/M.KUKM/XI/2005

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana

Pembangungan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Serang 2010-2015

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Serang 2011-2031

Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

160

Dokumen

Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah (RIPIKM) tahun 2013,

Bappeda Kabupaten Serang

Profil Dinas Koperasi,Perindustrian,dan Perdagangan Kabupaten Serang tahun

2015

Profil Kabupaten serang 2015, Bappeda Kabupaten Serang

Kabupaten Serang dalam angka 2015, BPS Kabupaten Serang

Kecamatan Petir dalam angka 2015, BPS Kabupaten Serang

Rencana Strategis Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Serang, 2011-2015

Sumber Lain

http://www.depkop.go.id/: diakses pada tanggal 12 November 2015. Pukul

17.00.wib.

www.203.77.237.20/kawasan/BAB9-2LOK.pdf: diakses pada tanggal 12

November 2015. Pukul 17.00.wib.

http://satelitnews.co.id/pejabat-pemkab-jadi-bulan-bulanan-dewan/feed/ diakses

tanggal 10 Agustus pukul 20.30 WIB).

http://inilahbanten.com/2014/11/12/umkm-diharap-mampu-serap-tenaga-kerja/

diakses tanggal 10 Agustus pukul 20.30 WIB).

http://satelitnews.co.id/potensi-melimpah-infrastruktur-lemah/feed/ diakses

tanggal 10 Agustus pukul 20.30 WIB).

Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

161

LAMPIRAN

Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

162

PERTANYAAN WAWANCARA

KEPALA BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI BADAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN

SERANG

1. Apa tujuan dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas sudah

cukup jelas dan mudah dipahami?

2. Apa standar dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas sudah

cukup jelas dan mudah untuk dipahami?

3. Apakah Tujuan dari kebijakan ini sudah realistis dan dibutuhkan di daerah

tersebut ?

4. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas?

5. Apakah sumber daya finansial yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

6. Apakah sumber daya waktu yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

7. Apakah dukungan sarana dan prasarana yang ada sudah cukup untuk

menunjak program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

8. Apa karakteristik organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

9. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

10. Apakah ada sanksi yang berlaku apabila ada pelanggaran dalam

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

11. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

12. Bagaimana koordinasi yang terjalin antar stake holder dalam pelaksanaan

program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

163

13. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

14. Bagaimana kondisi eskternal masyarakat di Kecamatan Banjar dalam

mempengaruhi keberhasilan program pengembangan Sentra Industri Kecil

Tas ?

Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

164

PERTANYAAN WAWANCARA

KEPALA DINAS KOPERASI,PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

(DISKOPERINDAG) KABUPATEN SERANG

1. Apa tujuan dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah dipahami?

2. Apa standar dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah untuk dipahami?

3. Apakah Tujuan dari kebijakan ini sudah realistis dan dibutuhkan di daerah

tersebut ?

4. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

5. Apakah sumber daya finansial yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

6. Apakah sumber daya waktu yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

7. Apakah dukungan sarana dan prasarana yang ada sudah cukup untuk

menunjak program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

8. Apa karakteristik organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

9. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

10. Apakah ada sanksi yang berlaku apabila ada pelanggaran dalam

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

11. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

12. Bagaimana koordinasi yang terjalin antar stake holder dalam pelaksanaan

program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

Page 183: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

165

13. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

14. Bagaimana kondisi eskternal masyarakat di Kecamatan Banjar dalam

mempengaruhi keberhasilan program pengembangan Sentra Industri Kecil

Tas ?

Page 184: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

166

PERTANYAAN WAWANCARA

PELAKU INDUSTRI KECIL KERAJINAN TAS

1. Apa tujuan dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas sudah

cukup jelas dan mudah dipahami?

2. Apa standar dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah untuk dipahami?

3. Apakah Tujuan dari kebijakan ini sudah realistis dan dibutuhkan di daerah

tersebut ?

4. Apakah anda paham mengenai program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

5. Apakah anda setuju dan mendukung adanya program pengembangan

Sentra Industri Kecil Tas ?

6. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

7. Apakah sumber daya finansial yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

8. Apakah sumber daya waktu yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

9. Apakah dukungan sarana dan prasarana yang ada sudah cukup untuk

menunjak program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

10. Apa karakteristik organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

11. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

12. Apakah ada sanksi yang berlaku apabila ada pelanggaran dalam

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

13. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

Page 185: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

167

14. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

15. Bagaimana kondisi eskternal masyarakat di Kecamatan Banjar dalam

mempengaruhi keberhasilan program pengembangan Sentra Industri Kecil

Tas ?

Page 186: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

168

PERTANYAAN WAWANCARA

KEPALA KANTOR KECAMATAN PETIR

1. Apa tujuan dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah dipahami?

2. Apa standar dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah untuk dipahami?

3. Apakah Tujuan dari kebijakan ini sudah realistis dan dibutuhkan di daerah

tersebut ?

4. Apakah anda paham mengenai program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

5. Apakah anda setuju dan mendukung adanya program pengembangan

Sentra Industri Kecil Tas ?

6. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

7. Apakah sumber daya finansial yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

8. Apakah sumber daya waktu yang ada sudah cukup untuk menunjang

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

9. Apakah dukungan sarana dan prasarana yang ada sudah cukup untuk

menunjak program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

10. Apa karakteristik organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

11. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

12. Apakah ada sanksi yang berlaku apabila ada pelanggaran dalam

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

13. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

Page 187: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

169

14. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

15. Bagaimana kondisi eskternal masyarakat di Kecamatan Banjar dalam

mempengaruhi keberhasilan program pengembangan Sentra Industri Kecil

Tas ?

Page 188: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

170

PERTANYAAN WAWANCARA

DPRD KABUPATEN SERANG

1. Apa tujuan dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah dipahami?

2. Apa standar dari program pengembangan Sentra Industri Kecil Tassudah

cukup jelas dan mudah untuk dipahami?

3. Apakah Tujuan dari kebijakan ini sudah realistis dan dibutuhkan di daerah

tersebut ?

4. Apakah anda paham mengenai program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

5. Apakah anda setuju dan mendukung adanya program pengembangan

Sentra Industri Kecil Tas ?

6. Bagaimana pengaturan daerah tentang program pengembangan Sentra

Industri Kecil Tas ?

7. Bagaimana pengawasan dan evaluasi yang dilakukan DPRD terhadap

program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

8. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri

Kecil Tas ?

9. Apakah ada sanksi yang berlaku apabila ada pelanggaran dalam

pelaksanaan program pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

10. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

11. Apakah ada sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program

pengembangan Sentra Industri Kecil Tas ?

12. Bagaimana kondisi eskternal masyarakat di Kecamatan Banjar dalam

mempengaruhi keberhasilan program pengembangan Sentra Industri Kecil

Tas ?

Page 189: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

171

TRANSKRIP DATA DAN KODING Keterangan

Q: Pertanyaan

A: Jawaban

I : Informan

Q/I A Koding

Q1 Apa tujuan dari program Pengembangan sentra

Industri Kecil ?

I1-1 agar masyarakat daerah lain tau bahwa di daerah kami

ada pembuatan tas, sehingga tidak hanya masyarakat

sini saja yang tahu.

1

I1-2 kalau dari lihat dari asal katanya ya sentral kan berati

pusat, jadi Kecamatan petir ini menjadi pusat pembuatan

tas, karena tidak ada lagi daerah yang pembutan tas di

Kabupaten Serang. mungkin di provinsi banten baru ada

disini untuk pembuatan tas.

2

I1-3 agar tertata dengan rapih saja, akan tetapi ya masih

harus dikembangkan lagi.. terutama modal. 3

I2 Mengenai program LIK (Lingkungan Industri Kecil)

Sentra Ukm tas itu kan program pemerintah Kabupaten

Serang bukan program Kecamatan, jadi yang lebih tau

tujuan dan keberhasilannya ya tanyakan saja pada

Diskoperindag, Kalo kecamatan hanya numpang lewat

saja.

4

I3 Kajian kami, sentra itu tidak hanya pergerakan produksi

saja tetapi harapan kami sampai meningkatnya menjadi

eduwisata atau apalah nama lainnya, jadi wisatawan

yang datang ke Kabupaten Serang kita arahkan ke sana,

kita kenalkan sentra dan produk hasil sentra nya apa,...

seperti kita datang ke semarang kita datang misalnya ke

kampung keramik.. kampung apa ....jadi produk kajian

kita sampai ke produk wisata, kalo produk wisata sudah

ada maka akan lebih meningkatkan ekonomi

masyarakat.

5

I4 Kalau sentra itu sebetulnya bukan dibuat, akan tetapi

tumbuh dengan sendirinya, tugas kita hanya menata

saja. Adanya sentra untuk memudahkan bahan baku,

akses pasar akses masuk informasi tentang industri kecil

tas, yang tadinya dilakukan sendiri sendiri dengan

adanya sentra dilakukan bersama-sama sehingga bisa

memudahkan para pengrajin industri kecil tas. Selain itu

juga untuk mempersatukan pengrajin tas dari persaingan

tidak sehat,

6

I5 Tujuan sentra kalau berdasarkan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 yakni strategi yang dilakukan 7

Page 190: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

172

guna lebih mengembangkan UKM dengan cara

mengumpulkan jenis produk yang sama dalam satu

kawasan.

I7 Untuk tujuan dan kebijakan nya saya belum

memahaminya, karena selama ini saya tidak dikasih tau

tentang program sentra tas, saya hanya tau kalau sentra

tas itu di Kecamatan Petir untuk kebijakan tujuan dan

lain sebagainya saya belum.

8

Q2 Apa standar dari program Pengembangan sentra

Industri Kecil ?

11-1 Ya intinya order kita berkembang, contohnya sebelum

berkecimpung dengan disperindag kita belum ada order

dari pemerintah, baru setelah berkecimpung kita

mendapatkan order dari pemerintah misalnya pelatihan

pelatihan yang ada di Pemerintah Kabupaten Serang dan

Provinsi Banten memesan tasnya ke kita.”

9

I1-3 yang menjadi standar, mungkin sudah terbentuknya

Showroom tas sehingga kalo ada tamu kan kita enak

langsung di bawa ke Showroom saja di sana sudah ada

model model tas yang ada disini, jadi tidak ribet kalo

ada tamu mau dibawa ke pabrik siapa. Dan bantuan

yang diberikan oleh peremerintah Kabupaten serang

yakni mesin jahit dan mesin potong kain pada tahun

2014.

10

I1-2 Saya tidak tau, apa ukurannya, 11

I2 Bagi kami di kecamatan tidak ada keuntungan secara

materil, namun dengan adanya program ini masyarakat

kami bisa nambah produksinya, bisa bertambah

pendapatan perkapitanya dan masyarakat di wilayah

kami menjadi sejahtera itu saja.tetapi Inikan

programnya dikhususkan hanya kepada pelaku industri

kecil tas saja bukan kepada masyakarat umum, jadi

masih kepemilikiannya pribadi bukan umum

12

I3 Harusnya dinas itu laporan dong ke kita sudah sampai

mana perkembangan sentra industi dari tahun ke tahun,

jadi enak tahun kemaren hasilnya apa dan tahun ini mau

ngapain jelas, jadi ada hasilnya selama lima tahun ini,

ini kan tidak ada laporan ke kami, jadi kami tidak bisa

mengukur keberhasilan dari implementasi ini. Kajian

kajian tentang sentra itu sudah kami lakukan sejak tahun

2010, jangan nanti hasilnya hanya sekedar di buku saja

tapi implementasinya hanya bentuk even even dan

pelatihan di hotel saja

13

Siapakah sasaran dari program pengembangan

sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

I4 Para pengrajin tas yang berada dikawasan sentra 14

Page 191: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

173

I5 Pembinaan yang dilakukan untuk pihak yang terkait dari

pengembangan sentra industri kecil 15

Q3 Apakah program pengembangan sentra industri tas

cukup sesuai dan realistis dibutuhkan masyarakat

Kecamatan Petir?

I1-3 Kalo ditanya apakah sesuai tidak dengan masyarakat

sini ya sangat sesuai karena kan disini banyak pengrajin

industri tas, dan kita bisa merekrut para pegawai dari

warga di sekitar sini.

14

I2 Memang program ini sesuai, akan tetapi baru satu desa

saja yang di perhatikan oleh Pemerintah yakni Desa

Kadugenep saja, sedangkan desa desa yang lain belum

tersentuh oleh pihak Kabupaten Serang, pelaku industri

tas tidak hanya di Desa Kadugenep saja, di desa lain

pun ada misalnya di Desa Padasuka dan desa lainnya.

Memang awalnya dari Desa Kadugenep

15

I8-1 masyarakat sangat mendukung sekali program ini,

karena bisa meningkatkan perekonomian

masyarakat,meningkatkan pendapatan perkapita

keluarga. Serta juga membuka lapangan pekerjaan

khususnya bagi warga masyarakat petir”.

16

I7 program ini sudah sesuai dengan kondisi masyarakat

Kecamatan Petir, dan diterima masyakarat petir, karena

disana banyak para pengrajin industri kecil tas, saya

pikir sudah sesuai. Tinggal di kembangkan lagi dan

khususnya dalam bidang kordinasi di setiap lini

17

I8-2 masyarakat sangat mendukung sekali program ini,

karena bisa meningkatkan perekonomian

masyarakat,meningkatkan pendapatan perkapita

keluarga. Serta juga membuka lapangan pekerjaan

khususnya bagi warga masyarakat petir”.

18

Q4 Apakah sumber daya manusia yang ada sudah

cukup untuk menunjang pelaksanaan program

pengembangan sentra industri kecil?

I1-1 alhamdulillah dengan adanya sentra ini kita bisa

memperkerjakan masyarakat disekitar jadi yang bekerja

dan sebagai pegawai adalah masyarakat disekitar sentra.

19

I1-2 Disini memang masih kekurangan untuk pegawai yang

bisa membuat design tas baru. jarang yang bisa teknik

design tas baru paling disini satu orang yang bisa, tidak

semua orang bisa, tapi kalo untuk menjahit itu bisa

semua orang

20

I4 Untuk TPL IKM adalah kebijakan nasional, diatur oleh

peraturan menteri, memang satu kabupaten/kota satu

TPL IKM, di kabupaten Serang sendiri kita belum

membuat kebijakan mengenai TPL IKM sendiri karena

21

Page 192: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

174

terbentur anggaran yang tidak mencukupi.

I5 Untuk staf di Diskoperindag sudah cukup, mungkin

yang dibutuhkan adalah pegawai teknis di lapangan

masih kurang, TKS di sini kebanyakan Pegawai

kebersihan pasar dari bidang perdagangan.

22

Apa latar belakang pendidikan anda sebagai pelaku

industri tas?

I1-1 untuk kualitas pegawai rata rata berpindidikan SD

sampai SMP ya rata rata masih rendah secara

pendidikan.

23

Q5 Apakah anda pernah mengikuti pelatihan khusus

mengenai pengembangan sentra dari Dinas terkait?

I1-2 Kalau untuk pelatihan pelatihan sering dilakukan dari

dinas, masyarakat disini pernah ikut, tapi kalau untuk

peningkatan skill untuk pegawai disini belum pernah

dilakukan, ya pegawai disini yang belajar sama yang

sudah bisa saja.

24

I2 Untuk pelatihan khusus untuk pengembangan sentra di

Kecamatan Petir belum pernah dilakukan, akan tetapi

kalo sifat nya undangan pelatihan misalnya di hotel

memang sering.

25

I1-3 Iya pernah ada undangan untuk mengikuti kegiatan

pelatihan saya juga taunya dari pak usman, cuman saya

tidak ikut karena kerjaan saya masih banyak, saya

sedang kejar orderan

26

I4 Kalau untuk peningkatan sumber daya manusia IKM

kita sering mengadakan pelatihan pelatihan misalnya

pelatihan mengenai perijinan, manajemen kelembagaan,

tentang penambahan permodalan dan lain lain, bahkan

kebijakan sekarang bahkan tidak hanya di dinas kita saja

diskoperindag, pemerintah pusat mewajibkan di setiap

dinas harus ada program yang mampu membantu

pengembangan UMKM”

27

I5 Kita sering melakukan pelatihan pelatihan mengenai

UMKM, namun dengan anggaran kami yang terbatas

dan jumlah umkm yang begitu banyak kita tidak bisa

menampung semua itu, paling perwakilan nya saja,

misalnya itu pelatihan mengenai tentang makanan maka

yang diundang UKM yang berhubungan dengan

Makanan, kalau pelatihaannya mengenai tentang

kelembagaan ya kita undang hanya perwakilannya saja.

Setiap pelatihan kita batasi pesertanya hanya 50 orang

setiap kita mengadakan pelatihan dikarenakan

terbatasnya anggaran dan tempat.

28

I3 Kenapa pengrajin kita selalu kalah, karena pelatihan

latihan diselenggarakan memang hanya di anggap 29

Page 193: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

175

ceremonial saja, pelatihan hanya menghabiskan dana,

untuk apa membuat pelatihan dihotel ? kan sudah ada

sentra sentra, pelatihan seharusnya di kampung. kita

tahu SDMnya seperti apa? Kita datang tenaga ahlinya

bikin tas yang kualitas bagus tuh seperti apa? Apa saja

yang bisa mengembangkan sentra ikm kita datangkan

kesana bikin pelatihan di disana agar manfaatnya jelas

terasa disana .. bukan di hotel.kita kan kecewa kan yang

disalahkan kita pemerintah daerah

Q6 Apakah sumber daya finansial yang ada, sudah

mencukupi untuk menunjang pelaksanaan program

pengembangan sentra industri kecil?

I1-1 Ya kendala kita di modal karena modal kita terbatas,

kalau untuk meminjam uang ke bank saya belum berani,

karena situasi saya belum memungkinkan , jadi saya

pake uang yang ada saja walaupun sesulit apapun takut

tidak mampu bayar.

30

I1-2 Kalau meminjam modal ke bank harus ada jaminan,

kalo tidak ada jaminan ya tidak dikasih. 31

I1-3 Kalo minjem ke bank kan harus ada jaminan, saya

belum pernah minjam ke bank ya itu kalo mau minjem

harus ada jaminan kalo tidak ada jaminan ya tidak

dikasih, biasanya jaminan yang diminta biasanya BPKB

motor dan sertifikat tanah. Kalo saya diminta agunan

saya belum berani terlalu beresiko.ditambah lagi

angsuran harus jalan tiap bulan, khawatir saya gak bisa

bayar, kalo usaha tas kan tidak tentu bulan ini ada

orderan bulan depan tidak ada,, jadi tidak tentu

pemasukannya juga

32

I7 Iya betul para pengrajin tas memang masih belum berani

untuk meminjam modal ke bank, pertama memang agak

susah untuk memahamkan atau memberi informasi

mengenai kemudahan kemudahan dalam pinjaman

modal untuk UMKM sekarang, mereka masih di

takutkan dengan pinjaman harus memakai agunan,

sekrangkan ada KUR yang tidak perlu memakai agunan

kalo peminjaman dibawah 20 juta, yang kedua mereka

masih belum berani karena khawatir tidak bisa

membayar angsuran yang setiap bulanan.masuk akal sih

karena mereka kan yang order belum tentu tiap bulan

33

I1-2 Ya kita minta DP dulu ke yang pesen itu , biasanya

Dpnya 50% dari total biaya keseluruhan,kalo tidak

begitu kita tidak bisa,,kita ketar-ketir. Nah baru sisanya

kita pakai uang yang seadanya yg kita miliki atau

minjem ke saudara. 50% belum cukup untuk biaya gaji

pegawai selama produksi dan beli bahan dll. DP juga

34

Page 194: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

176

mereka sudah percaya ke kita pak,, kalo belum percaya

kan order aja kamu belum kelar sudah minta tagihan kan

gitu..intinya kan kan percayaan tidak disia siakan

I1-1 Untuk koperasi belum terbentuk, padahal Ibu Tatu

(Wakil Bupati Serang) saat peresmian Showroom sudah

menyarankan untuk segera dibentuk koperasi

32

I1-2 Kenapa koperasi disini belum terbentuk, karena itulah

satu setiap orang kan pemahamannya berbeda-

beda..belum ada satu kesepakatan bersama.. ya masih

masing masing saja, kedua, dulu juga kita sudah

bicarakan kita semua orang namun karena disini

persaingannya ketat jadi belum terbentuk koperasi itu

33

I6 Sebenarnya kita sudah melakukan sosialisasi dan

menyarankan ke kepala desa dan pelaku industri kecil

tas di sana saat peresmian Showroom akan tetapi belum

ditindak lanjuti oleh pihak sana. Nah kalo tidak diurus

kan kita tidak bisa tindak lanjuti untuk pembentukan

koperasi disana, kita akan tindak lanjuti mana kala ada

usulan dari masyarakat. Kita tidak bisa langsung

membuat koperasi langsung... nanti kalo tidak jalan

koperasi itu kan jadi masalah juga kan

34

I1-1 Kalo seumpamanya sudah terbentuk koperasi, kan enak

jadi setiap ada order dari jakarta atau swasta atau dari

dinas datangnya ke koperasi dulu..nah dari situ koperasi

yang pegang baru di kasih ke A,B , D. Nah setiap

pembayaran yang menanggulangi koperasi dulu .. siapa

yang perlu barang di tanggulangi dulu sama koperasi

perlu buat gajian pinjam dulu ke koperasi nanti setelah

orderan selesai tagihan sudah dibayar kan koperasi yang

punya memo tinggal dipotong saja si A sekian, si B

sekian

35

I1-3 Iya kalau koperasi disini kan belum terbentuk, kalo

nanti sudah terbentuk mungkin kita bisa minjam di

koperasi, dengan dana misalnya 10 juta, kita tinggal

kasih jaminannya PO nya ( Pemesanan order) nanti kalo

sudah selesai produksi nya dan tagihannya sudah

dibayarkan.. baru kita bayar pinjaman tadi ke koperasi..

jadi perputaran uang nya cepat, tidak seperti ke bank

hari ini kita pinjam nanti setelah 2 tahun baru kita

lunas,, jadi perputaran uangnya lama

36

Q7 Apakah sarana prasana yang ada sudah mendukung

program pengembangan sentra industri kecil?

I1-1 Sudah mendukung, Untuk sarana dan prasana di sentra

tas tahun lalu 2015 akhir ada pembangunan Showroom

dan bantuan alat mesin jahit dan mesin potong dari

Pemerintah Kabupaten Serang. Tahun sebelumnya

33

Page 195: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

177

pembangunan MCK, plang nama dan gapura ucapan

selamat datang di sentra kawasan industri tas

I1-2 Kalau sarana dan prasarana sudah dibangun Showroom

dan juga sudah di resmikan oleh Ibu wakil Bupati saat

itu, akan tetapi belum oftimal fungsinya, tujuannya kan

untuk memamerkan produk produk tas sampai sekarang

belum ada yang berkunjung dikarenakan lokasi

showroom susah untuk di jangkau berada jauh dari

jalan raya.

34

I1-3 Untuk sarana pendukung industri kecil tas masih

skurang, misalnya sentra tas disini belum ada tempat

bordiran dan sablon yang memadai, sehingga hal itu

dikerjakan di tempat lain, kalau orderan nya sedikit kita

lakukan di serang akan tetapi orderannya lumayan

banyak kita kerjakan di jakarta dengan pertimbangan

lebih bagus dan murah.

35

Q8 Apakah sumber daya waktu mencukupi dalam

program pengembangan sentra industri kecil?

I4 Kalo untuk masalah waktu dalam implementasi dari

program ini saya kira cukup, meskipun memang terlihat

terlalu dipaksakan misalnya dalam pembuatan

Showroom baru diresmikan pada akhir tahun 2015 di

tahun terakhir progarm ungggulan dari Kabupaten

Serang

36

I9 Pemerintah Kabupaten Serang terlalu tinggi dalam

membuat targetan pembangunan, dalam pelaksanaannya

sulit merealisasikan targetan itu, sehingga dalam

perubahan harus di revisi targetan program unggulan

kabupaten serang.

37

I3 Memang kita akui program pengembangan sentra

industri ini kan masuk dalam program unggulan

Kabupaten Serang, akan tetapi dalam pelaksanaannya

belum oftimal capaian target pembangunan di sentra

ada beberapa yang belum selesai karena waktu yang

tidak mencukupi, pembangunan pasar untuk sentra

emping baru penentuan lahan.

38

I7 Untuk wilayah yang sangat luas Kabupaten Serang dan

banyaknya IKM dengan 1 orang TPL IKM memang

waktu yang menjadi kendala, terkadang berbenturan

dengan jadwal, misalnya hari ini ada penyuluhan di

IKM ini, besok nya di IKM ini. Dan tidak semua IKM

kami sanggup datangi dan dampingi.

39

Q9 Bagaimana pasar dan pemasaran tas dilakukan?

I4 Kalo untuk pemasaran kita fasilitasi akses pasar dan

pemasarannya, impelementasinya itu tiap tahun kita

mengadakan kegiatan pameran. tahun ini ada berapa

40

Page 196: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

178

event tahun kemaren itu tiga kali setahun,, even

nasional, tingkat regional dan yang lokalnya juga ada,

itu agendannya mempromosikan hasil dari produk

produk IKM yang ada di Kabupaten Serang , termasuk

sentra tas

I1-1 Untuk pemasaran dari dinas bantu fasilitasi dengan

diikutkan pameran kang, pernah di pamerkan di daerah

Serang maupun di luar daerah Serang.

41

Kalo untuk pemasaran ya orang orang taunya dari mulut

ke mulut saja, misal ada orderan dari orang jakarta tahu

bahwa di kadugenep ini ada produksi tas, atau dari

kenal-kenalan, atau orang dinas memamerkan produk

kita itu saja baru sekedar informasinya dari mulut ke

mulut saja, biasanya kan kalo orang jakarta atau orang

kota taunya kan dari email atau internet ya facebook ya..

lah kita kita orang belum faham,, belum bisa yang

begitu begituan.. ya mungkin kalo pake internet

informasi tas ini semakin luas yang tau bahwa di

Kecamatan Petir ini sentra ikm tas

42

I4 Nah untuk internet, Pemerintah Provinsi dimulai dari

2016 ini telah bekerja sama dengan PT.Telkom cuman

mungkin bertahap ya,nah itu ada program Internet

masuk sentra cuman Kabupaten Serang belum, ya

mungkin daerah lain sudah seperti tangsel sudah dimulai

tahun 2016 ini, ya mudah mudahan nantilah tahun 2017

kabupaten sudah berjalan..kalo ingin jelas coba ade

main ke kantor telkom yang di ciruas itu. E

markettingkan, nah nanti bisa nanya ke sana

43

I5 Untuk pemasaran memang kita belum punya merek,

paling kalo ada yang pesen tas bawa merek sendiri ya

bisa saja, palik yang sudah punya merek itu pak haji,,

itu kurang tau sudah di paten kan belum, kayanya sih

belum baru namanya saja. Dulu sih pernah ada

sosialisasi mengenai permerekan, cuman belum di

polow up karena kan harus pakai biaya dan sebagainya.

kurang tau kalo di daerah sudah ada merek tersendiri

44

I3 Dibuatnya sentra di setiap daerah itu kan untuk

memunculkan produk unggulan Kabupaten Serang kita

buat kekhasan daerah Kabupaten Serang, misalkan

sentra tas, tas itu memiliki arti yang penting untuk

daerah..kenapa kita tidak buat merek tas yang istimewa

khas buat daerah misalnya merek krakatau,,, atau merek

badak yang bersinggungan dengan serang atau banten.

Merek itu yang kita patenkan dan di perkenalkan di

tingkal lokal, provinsi maupun nasional.. ini loh produk

tas khas daerah serang banten,, merknya krakatau atau

45

Page 197: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

179

badak.. dipatenkan. ...Selain merek yang kita patenkan

kita juga standarisasi pegawainya kita kasih sertifikat

kepada pengrajin yang berkualitas, ada berapa jumlah

pengrajinnya harus jelas, sehingga pengrajin kita tidak

kalah dengan pengrajin lain diluar daerah atau dengan

perusahan besar, sehingga bisa menarik investasi atau

kerja sama dengan perusahan besar

Q10 Apa karakteristik anda/organisasi anda sebagai

pelaksana program pengembangan sentra industri

kecil?

I3 peran kami dalam pengembangan sentra industri kecil

adalah kita yang merancang grand design IKM yang ada

di Kabupaten Serang mau dibawa kemana, inti nya kerja

kita adalah dalam pembuatan perencanaan, dan kami

tidak boleh masuk ke teknis”

43

I4 Program pengembangan sentra industri kecil ini

diturunkan dari visi misi bupati 2010-2015. Kebetualan

yang menjadi leading sektor nya ialah kita dinas

koperasi dan perindustrian dan perdagang Kabupaten

Serang, yang telah kita lakukan ialah mensosialisasikan

dan berkordinasi dengan yang lain guna pengembangan

IKM ini, selain itu juga tugas adalah memfasilitasi

sentra sentra IKM agar berkembang, fasilitasi sarana

dan prasarana dan lain sebagainya.

44

I7 Peran kami selaku TPL ialah membantu dinas dalam

pengembangan IKM, membantu IKM dalam

pengembangan usahanya seperti tenaga pendamping

bagi para IKM. misalnya IKM yang membutuhkan atau

ingin diajari cara pengemasan produk, kita bimbing

sampai si IKM itu ngerti

45

I2 Ya harusnya kami dilibatkan mungkin dalam hal

pembinaan dan pengwasan agar kami juga ikut

bertanggung jawab tapi Pihak kecamatan tidak terlalu di

libatkan karena kan itu program dari pemerintah

kabupaten, bukan program dari kecamatan, jadi kami

tidak terlalu banyak mengetahui program itu

46

Q11 Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan

program pengembangan sentra?

I9 kalau untuk aturan ke taknis itu akan diatur melalui

perbup (peraturan bupati), sampai sekarang belum ada

dibuat. Mungkin lagi proses

47

I5 Kebijakan daerah yang mengatur tentang UMKM di

Kabupaten Serang baru di sahkan pada akhir 2015 ini,

sebenarnya kajian nya sudah lama namun waktu itu

terkendala waktu, waktu itu pertama ada pemilihan

48

Page 198: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

180

legislatif dan di susul dengan pemilihan kepala daerah

Kabupaten Serang di tahun 2015. Jadi baru kita bahas

lagi di tahun 2015 ini

I4 Untuk program pengembangan sentra tidak ada SOP

khusus, karena bentuknya kan pengembangan bukan

pelayanan. kita hanya berpanduan pada undang-undang

nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Bahwa undang

undang itu mengamanahkan apa yang harus dilakukan.

Ada beberapa, pertama pengembangan usaha,

kemitraan, perizinan dan pendanaan. Memang di

sebutkan di Peraturan Pemerintah dari undang-undang

nomor 20 tahun2008 mengenai sentra. Tapi itupun tidak

spesipik

49

I5 Saya baru tau bahwa kalo ada peraturan menterinya, tapi

ini sudah lama tahun 2005 sedangkan undang-undang

nya tahun 2008, tapi selama belum diganti dan tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

permen ini masih berlaku. Jujur saya baru tau ada

peraturan menteri ini

49

I4 Selama ini membinaan ukm di Kabupaten Serang

memang masih dilakukan secara gabrukan ( universal)

saja, jadi semua jenis ukm perwakilannya kita undang

kalo ada pelatihan atau sosialisasi, kita belum kesana,

ini menjadi masukan buat kita bahwa ada panduan

pengembangan sentra dan nanti memang mulai tahun

2017 pengembangan ukm itu menggunakan OVOP (

One Village One Product

50

Untuk sentra ikm memang diskoperindag lah yang

menjadi agen pelaksana utamanya, kan di dikoperindag

ada empat bidang, ada bidang industri, perdagangan,

ukm dan koperasi, kalau yang berhubungan denga

sarana produksi di saya bidang industri, kalo

kelembagaan dan modal ada di koperasi, dan untuk

pengembangan usaha di bidang usaha.

51

Q13 Apakah anda cukup paham mengenai program

pengembangan sentra industri kecil?

I3 Kajian sentra tas kan di kita, ya saya memahami

program ini terkecuali hal yang teknis, karena kami kan

tidak terlibat langsung ke hal teknis, dinas lah yang

mengetahuinya, di kita ada RIPIKM, rencana induk

pengembangan industri kecil menengah nah disitu sudah

lengkap semua tentang sentra sentra ikm yang ada di

Kabupaten Serang

56

I4 ya jelaslah, kami selaku agen pelaksana dan bahkan

menjadi leading sektor dalam program pengembangan

sentra IKM, akan bertanggung jawab dan mendukung

57

Page 199: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

181

penuh atas terselenggaranya program sentra ini. Kita

sudah diminta oleh bu wakil saat itu untuk membantu

memfasilitasi kebutuhan kebutuhan IKM yang ada di

Kabupaten Serang. Karena kan program ini menjadi

program unggulan Kabupaten Serang periode kemaren

I7 Kita sebagai agen pelaksana yang dilapangan sangat

memahami program ini walaupun sulit, karena

tantangan nya masih berat, karena dilapangan masih

banyak para pelaku IKM misalnya yang masih buta

aksara dan lain sebagainya, saya sangat mendukung

program ini,

58

I2 Ya saya belum paham sepenuhnya. Karena kurangnya

kordinasi ke pihak kecamatan, 59

I1-1 Kita selaku pengrajin tas, tidak begitu faham tentang

program itu mungkin yang dinas yang tau, paling kalau

ada pelatihan pelatihan sering mengundang pengrajin

disini.

60

I1-2 Ya kalo ke programnya apa mah saya tidak begitu tau,

yak itu tadi taunya ya di Kecamatan Petir ini di kenal

dengan sentral tasnya,

61

I1-3 62

Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda

terhadap program pengembangan sentra industri

kecil di Kabupaten Serang?

I1-1 dan kalo ditanya mendukung dengan adanya program

ini ya jelas kami mendukung karenakan itu baik buat

kami bisa mengembangkan usaha kami

63

I1-2 Selama itu baik bagi kami kenapa kami harus

menolaknya? Ya dengan adanya program ini dengan

adanya bantuan dari pemerintah sedikit banyak bisa

mengembangkan usaha kami, meskipun kedepannya

harus di seriuskan kembali

64

I1-3 Niat pemerintahkan baik, ya kami dukung, apalagi

untuk mengembangkan usaha di wilayah kami 65

I2 Mendukung selagi baik untuk masyarakat kami, 66

I8-1 masyarakat sangat mendukung sekali program ini,

karena bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,

meningkatkan pendapatan perkapita keluarga. Serta juga

membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi warga

masyarakat petir

67

I8-2 Masyarakt merasakan dampaknya, khususnya secara

ekonomi, bisa menambah penghasilan keluarga.. dan

membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi warga

sini

68

Q14 Bagaimana kordinasi program pengembangan

Page 200: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

182

sentra industri kecil tas di kecamatan petir

I4 Untuk kordinasi sering kita lakukan,tergantung dengan

sentranya kalo untuk sentra makananan dengan

kordinasi dengan dinkes, kalo untuk sentra tas kan tidak

terlalu ribet jadi kordinasinya dengan dinas ini

saja,Diskoperindag kan ni ada tiga instansi ya kalo di

pusat, cuman di daerah dijadikan satu instansi, misalnya

untuk penjualan kordinasinya dengan bidang

perdagangan, untuk teknologi tepat guna dan design

kordinasinya bidang Industri, kalo untuk kelembagaan

kordinasi dengan bidang UKM, sedangkan kalo untuk

keuangan dan permodalan kita kordinasi dengan bidang

Koperasi

69

I5 Kordinasi sudah dilakukan dalam pengembangan UKM

di Kabupaten Serang, kita sering rapat dan mengadakan

pelatihan bagi UKM, terutama mengenai tugas kami

dalam pengembangan dan pembinanaan UMKM,

permodalan bagi UMKM, Perizinan dan kemitraan

sudah kita lakukan. Kalo untuk pengembangan khusus

sentra kayannya belum

70

I3 Kalo kordinasi memang pernah dilakukan cuman ya itu

tadi.. dikatakan ada kordinasi seperti tidak ada

kordinasi, dikatakan tidak ada kordinasi nyata nya

kurang kordinasi

71

I2 Ya paling kordinasi pas pemesan tas aja untuk kegiatan,

tapi kalo untuk kordinasi mengenai program

pengembangan nya ada kalo gak salah, karena itu

langsung di tangani oleh pemerintah kabupaten

72

Q15 Bagaimana sosialisasi program pengembangan

sentra industri dilakukan?

I4 Untuk sosialisasi kita sudah pernah lakukan.. semua

SKPD kita undang termasuk Bappeda dan Kecamatan

Kecamatan, dan setiap pelatihan pelatihan para pelaku

sentra IKM kita sosialisasikan, kita utamakan yang

sentra sentra, misalnya sentra tas, sentra makanan dan

sentra yang lainnya

73

I2 Kalau sosialisasi di kecamatan baru satu kali kayanya

pas peresmian Showroom saja, selebihnya mungkin ada

sosialisasi sebelumnya. tapi bukan di sini, mungkin di

dinasnya langsung

74

I3 Untuk sosialisasi memang sudah pernah dilakukan , tapi

belum masif kalau menurut saya, sosialiasisasinya

dilakukan formal dan tertutup hanya beberapa orang

saja tau, iklan tentang program pemerintah itu masih

kalah dengan iklan rokok.

74

Q16 Sejauhmana lingkungan eksternal turut

Page 201: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

183

mempengaruhi keberhasilan program

pengembangan sentra industri kecil?

I8-1 75

I8-2 76

I1-1

Alhamdulillah walaupun persaingan ketat disini antar

sesama pengrajin, tapi belum pernah sampai berujung

konflik apalagi sampai ke fisik, ya pengrajin disini

kompaklah

77

I1-2 Ya itu gimana pinter-pinter kita saja, itu mah biasa kita

kasih pelicin persentase berapa persen buat orang yang

bawa orderan ke kita. biar pesan nya ke kita, kalau tidak

gitukan kita tidak dapat orderan. Tidak ada pemasukan

buat kita dek.

78

I1-3 Kalo untuk kerja sama dengan BUMN/BUMD kita

belum.. ya paling kalo ada orderan saja misal dari dinas 79

I5 Mengenai kemitraan sudah kami lakukan, khususnya

kemitraan mengenai kemudahan akses permodalan

dengan pihak bank, Jamkrida dan lain-lain, kita juga

pernah akses untuk kemitraan UKM dengan pihak ritel,

seperti Indomaret,dan alfamaret

80

(Sumber: Diolah Peneliti, 2016)

Page 202: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

184

KODING DATA

Kode Rincian Kategori

1 Tersebarnya informasi kawasan sentra ke daerah luar sentra

2 Menjadikan Kecamatan Petir sebagai pusat industri tas

3 agar tertata dengan rapih

4 Tidak mengetahui karena program pengembangan sentra industri kecil

adalah program dari pemerintah daerah

5 Menjadikan sentra sebagai eduwisata bagi Kabupaten Serang

6 untuk memudahkan para pelaku industri kecil tas dalam pengembangan

usaha.

7 Stategi Untuk mengembangkan UKM

8 Tidak tahu tujuan program pengembangan sentra industri kecil

9 Meningkatnya pemesanan Tas untuk kegiatan pemerintah

10 Terbentuknya Showroom di kawasan sentra industri tas dan bantuan

mesin jahit dari pemerintah

11 Tidak mengetahui standar ukuran program pengembangan sentra

industri kecil tas

12 Mampu meningkatkan produksi

13 Tidak bisa mengukur keberhasilan dari pelaksanaan program sentra

industri kecil

14,15 Sasaran dari program pengembangan sentra industri tas.

16 Belum sesuai dengan yang kebutuhan masyarakat

17,18,1

9,20

Program sesuai dan realistis dengan kebutuhan masyarakat.

21 Keterangan pelaku usaha tas mengenai kecukupan pegawai secara

kuantitas

22 Aspek SDM, minimnya pegawai yang mempunyai skill khsusus

23 Minimnya jumlah TPL IKM

24 Kecukupan jumlah pegawai di Diskoperindag Kabupaten Serang

25 Latar belakang pendidikan pengrajin Tas

26 Keterangan pelaku usaha, tidak ada pelatihan khusus mengenai produksi

tas

27 Pelatihan belum pernah dilakukan di kawasan sentra

28 Alasan ketidak ikutsertaan oleh pelaku usaha dalam kegiatan pelatihan

29 Pelatihan- pelatihan yang dilakukan oleh Diskoperindag

30 Terbatasnya anggaran dalam pegembangan IKM

31 Tanggapan pihak Bappeda, mekanisme pelatihan belum sesuai

32 Permodalan pengrajin tas yang terbatas

33,34 Alasan pelaku industri tas belum berani meminjam ke Bank

35 Keterang TPL IKM mengenai Kurangnya informasi dalam peminjam

modal ke Bank

36 Sistem pembayaran pemesanan dengan DP 50 %

37 Koperasi belum terbentuk di kawasan sentra industri tas

38 Faktor penghambat belum terbentuknya koperasi

Page 203: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

185

39 Tidak adanya tindak lanjut sosialisasi perkoperasian.

40,41 Belum bisa melakukan simpan pinjam pada koperasi

42 Ketersediaan sarana dan prasarana yang sudah mendukung dikawasan

sentra

43 Pendapat pengrajin tas mengenai kondisi sarana dan prasaran belum

yang belum oftimal berfungsi

44 Pendapat pengrajin tas mengenai belum adanya industri pendukung di

kawasan sentra

45 Keterangan bidang Koperidag mengenai Kecukupan waktu dalam

program pengembangan sentra

46 Keterangan DPRD mengenai targetan yang terlalu tinggi

47 Keterangan Bappeda mengenai targetan yang tidak tercapai

48 Keterangan TPL IKM mengenai ketidakcukupan waktu dalam

penyuluhan

49 Fasilitasi pemasaran melalui pameran.

50 Keterangan pengrajin pernah mengikuti pameran

51 Strategi pemasaran belum menggunakan internet

52 Pembinaan pemasaran internet baru akan dilakukan pada tahun 2016-

2017

53 Keterangan pengrajin atas mengenai belum terstandarisasinya produk

tas

54 Pengrajin dan produk tas belum penempuh hak Paten

53 Wewenang Bappeda Kabupaten Serang dalam perencanaan

pembangunan Kabupaten Serang.

54 Wewenang Diskoperindag Kabupaten Serang sebagai leading sector

pelaksanaan program pengembangan sentra industri kecil

55 Wewenang TPL IKM dalam penyuluhan IKM

56 Keterangan pihak kecamatan yang tidak banyak dilibatkan dalam

pengawasan program

57 Keterangan anggota DPRD Kabupaten Serang mengenai belum adanya

Peraturan Bupati mengenai UMKM

53 Peraturan daerah baru di sahkan pada tahun 2015

54 Pengembangan sentra berdasarkan UU nomor 20 tahun 2008

55 Bidang UKM belum mengetahui Peraturan menteri koperasi dan umkm

nomor 23 tahun 2005 tentang panduan pengembangan sentra

56 Tidak ada SOP dalam pengembangan sentra industri kecil

57 Pembagian kewenangan pengembangan UKM

58 Bappeda sudah memahami program pengembangan sentra

59 Pihak diskoperindag cukup memahami program pengembangan sentra

IKM

60 Pihak TPL IKM telah memahami program pengembangan sentra IKM

61 Pihak kecamatan belum memahami program pengembangan sentra IKM

62,63,6

4

Para pelaku sentra IKM belum memahami sepenuhnya program

pengembangan sentra IKM

65,66,6 Pernyataaan dan dukungan terhadap program pengembangan sentra

Page 204: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

186

7,68,69 IKM

70 Kordinasi dilakukan berdasarkan jenis dan kebutuhan Usaha

71 Kordinasi dilakukan hanya pada saat kegiatan pelatihan

72 Kordinasi untuk pengembangan sentra ikm belum pernah dilakukan

73 Kordinasi antara Diskoperindag dengan Bappeda belum berjalan dengan

baik

74 Keterangan Diskoperindag mengenai sosialisasi pengembangan IKM

75 Sosialisasi belum pernah dilakukan di kawasan sentra tas

76 Sosialisasi yang dilakukan masih bersifat tertutup dan belum

terpublikasikan secara luas.

77 Tidak pernah terjadi konflik dalam persaingan usaha

78 Ada indikasi proses nepotisme dalam pengadaan tas untuk kegiatan tas

79 Belum ada kerja sama dengan BUMN/BUMD

80 Keterangan dari bidang UKM mengenai Kemitraan

(Sumber: Diolah Peneliti, 2016)

Page 205: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

187

KATEGORISASI DATA

Kategorisasi Rincian Isi Kategori

Faktor yang

mendukung

keberhasilan program

pengembangan sentra

industri kecil menengah

di Kabupaten serang

Studi Kasus Sentra Tas

di Kecamatan Petir

Kondisi sosial yang medukung

Adanya fasilitasi pemasaran melalui pameran.

Adanya bantuan alat dan sarana showroom

dari pemerintah kabupaten serang

Penambahan modal produksi oleh Sistem

pembayaran pemesanan barang dengan DP 50

%

Adanya Pelatihan- pelatihan yang dilakukan

oleh Diskoperindag

Program sesuai dan realistis dengan kebutuhan

masyarakat.

Adanya dukungan terhadap program

pengembangan sentra IKM oleh masyarakat

dan agen pelaksana

Mampu menumbuhkan lapangan pekerjaan

meningkatkan perekonomian masyarakat

Agen Pelaksana memahami perannya

Akomodasi kemitraan sudah dilakukan

Faktor yang

menghambat

Ketidak jelasan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

dan Petunjuk teknis (Juknis) dalam

Page 206: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

188

keberhasilan program

pengembangan sentra

industri kecil menengah

di Kabupaten serang

Studi Kasus Sentra Tas

di Kecamatan Petir

pengembangan sentra industri kecil menengah

di Kabupaten Serang

Agen pelaksana belum mengetahui Peraturan

menteri koperasi dan umkm nomor 23 tahun

2005 tentang panduan pengembangan sentra

Minimnya jumlah TPL IKM

minimnya pegawai yang mempunyai skill

khsusus

Permodalan pengrajin tas yang terbatas

Belum terbentuknya koperasi

Belum adanya industri pendukung

Kordinasi yang dilakukan belum oftimal

Sosialialisasi yang dilakukan belum masif

Belum ada kerja sama dengan BUMN/BUMD

Strategi pemasaran belum menggunakan

internet

Pembinaan pemasaran internet baru akan

dilakukan pada tahun 2016-2017

Pengrajin dan produk tas belum penempuh hak

Paten

Pelatihan dan pembinaan belum dilakukan

dikawasan sentra

Page 207: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

189

pendapat masyarakat mengenai standar dan

tujuan program belum sesuai

target yang terlalu tinggi dan waktu

pelaksanaan yang tidak mencukupi

Tidak semua agen pelaksana memahami

program pengembangan sentra industri kecil

Kondisi sarana dan prasaran belum yang

belum oftimal berfungsi

Latar belakang pendidikan pengrajin Tas

Ada indikasi proses nepotisme dalam

pengadaan tas untuk kegiatan tas

(Sumber : Peneliti 2016)

Page 208: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

190

MEMBER CHECK

Kode Informan I1-1

Nama : Usman

Umur : 47 tahun

Jabatan : Pelaku IKM Tas Desa Kadugenep

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Agar masyarakat daerah lain tau bahwa di daerah kami ada pembuatan tas,

sehingga tidak hanya masyarakat sini saja yang tahu.

2. Apa standar dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Ya intinya order kita berkembang, contohnya sebelum berkecimpung

dengan disperindag kita belum ada order dari pemerintah, baru setelah

berkecimpung kita mendapatkan order dari pemerintah misalnya pelatihan

pelatihan yang ada di Pemerintah Kabupaten Serang dan Provinsi Banten

memesan tasnya ke kita

3. Apakah program pengembangan sentra industri tas cukup sesuai dan

realistis dibutuhkan masyarakat Kecamatan Petir?

Kalau ditanya apakah sesuai tidak dengan masyarakat sini ya sangat sesuai

karena kan disini banyak pengrajin industri tas, dan kita bisa merekrut para

pegawai dari warga di sekitar sini.

4. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

alhamdulillah dengan adanya sentra ini kita bisa memperkerjakan

masyarakat disekitar jadi yang bekerja dan sebagai pegawai adalah

masyarakat disekitar sentra.

5. Apa latar belakang pendidikan anda sebagai pelaku industri tas?

Page 209: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

191

untuk kualitas pegawai rata rata berpindidikan SD sampai SMP ya rata rata

masih rendah secara pendidikan.

6. Apakah sumber daya finansial yang ada, sudah mencukupi untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Ya kendala kita di modal karena modal kita terbatas, kalau untuk

meminjam uang ke bank saya belum berani, karena situasi saya belum

memungkinkan , jadi saya pake uang yang ada saja walaupun sesulit

apapun takut tidak mampu bayar.

7. Apakah sarana prasana yang ada sudah mendukung program

pengembangan sentra industri kecil?

8. Sudah mendukung, Untuk sarana dan prasana di sentra tas tahun lalu 2015

akhir ada pembangunan Showroom dan bantuan alat mesin jahit dan mesin

potong dari Pemerintah Kabupaten Serang. Tahun sebelumnya

pembangunan MCK, plang nama dan gapura ucapan selamat datang di

sentra kawasan industri tas

9. Bagaimana pasar dan pemasaran tas dilakukan?

Untuk pemasaran dari dinas bantu fasilitasi dengan diikutkan pameran

kang, pernah di pamerkan di daerah Serang maupun di luar daerah Serang.

10. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Kita selaku pengrajin tas, tidak begitu faham tentang program itu

mungkin yang dinas yang tau, paling kalau ada pelatihan pelatihan sering

mengundang pengrajin disini.

11. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Kalau ditanya mendukung dengan adanya program ini ya jelas kami

mendukung karenakan itu baik buat kami bisa mengembangkan usaha

kami

12. Sejauhmana lingkungan eksternal turut mempengaruhi keberhasilan

program pengembangan sentra industri kecil?

Page 210: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

192

Alhamdulillah walaupun persaingan ketat disini antar sesama pengrajin,

tapi belum pernah sampai berujung konflik apalagi sampai ke fisik, ya

pengrajin disini kompaklah

Page 211: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

193

MEMBER CHECK

Kode Informan I1-2

Nama : Supri

Umur : 30 tahun

Jabatan : Pelaku IKM Tas Desa Kubang Jaya

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

kalau dari lihat dari asal katanya ya sentral kan berati pusat, jadi

Kecamatan petir ini menjadi pusat pembuatan tas, karena tidak ada lagi

daerah yang pembutan tas di Kabupaten Serang. mungkin di provinsi

banten baru ada disini untuk pembuatan tas.

2. Apa standar dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Saya tidak tau, apa ukurannya.

3. Apakah program pengembangan sentra industri tas cukup sesuai dan

realistis dibutuhkan masyarakat Kecamatan Petir?

Iya sesuai karena kan disini membutuhkannya untuk mengembangkan

usaha tas

4. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Disini memang masih kekurangan untuk pegawai yang bisa membuat

design tas baru. jarang yang bisa teknik design tas baru paling disini satu

orang yang bisa, tidak semua orang bisa, tapi kalo untuk menjahit itu bisa

semua orang

5. Apa latar belakang pendidikan anda sebagai pelaku industri tas?

Rata rata pegawai di sini adalah lulusan SMP atau SD juga ada.

Page 212: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

194

6. Apakah sumber daya finansial yang ada, sudah mencukupi untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Kalau meminjam modal ke bank harus ada jaminan, kalo tidak ada

jaminan ya tidak dikasih

7. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai

pengembangan sentra dari Dinas terkait?

Kalau untuk pelatihan pelatihan sering dilakukan dari dinas, masyarakat

disini pernah ikut, tapi kalau untuk peningkatan skill untuk pegawai disini

belum pernah dilakukan, ya pegawai disini yang belajar sama yang sudah

bisa saja

8. Apakah sarana prasana yang ada sudah mendukung program

pengembangan sentra industri kecil?

Kalau sarana dan prasarana sudah dibangun Showroom dan juga sudah di

resmikan oleh Ibu wakil Bupati saat itu, akan tetapi belum oftimal

fungsinya, tujuannya kan untuk memamerkan produk produk tas sampai

sekarang belum ada yang berkunjung dikarenakan lokasi showroom susah

untuk di jangkau berada jauh dari jalan raya.

9. Bagaimana pasar dan pemasaran tas dilakukan?

Untuk pemasaran dari dinas bantu fasilitasi dengan diikutkan pameran

kang, pernah di pamerkan di daerah Serang maupun di luar daerah Serang.

10. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Kalau sarana dan prasarana sudah dibangun Showroom dan juga sudah di

resmikan oleh Ibu wakil Bupati saat itu, akan tetapi belum oftimal

fungsinya, tujuannya kan untuk memamerkan produk produk tas sampai

sekarang belum ada yang berkunjung dikarenakan lokasi showroom susah

untuk di jangkau berada jauh dari jalan raya..

11. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Page 213: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

195

Selama itu baik bagi kami kenapa kami harus menolaknya? Ya dengan

adanya program ini dengan adanya bantuan dari pemerintah sedikit banyak

bisa mengembangkan usaha kami, meskipun kedepannya harus di

seriuskan kembali

12. Sejauhmana lingkungan eksternal turut mempengaruhi keberhasilan

program pengembangan sentra industri kecil?

Ya itu gimana pinter-pinter kita saja, itu mah biasa kita kasih pelicin

persentase berapa persen buat orang yang bawa orderan ke kita. biar pesan

nya ke kita, kalau tidak gitukan kita tidak dapat orderan. Tidak ada

pemasukan buat kita

Page 214: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

196

MEMBER CHECK

Kode Informan I1-3

Nama : Ganil

Umur : 45 tahun

Jabatan : Pelaku IKM Tas Desa Padasuka

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

agar tertata dengan rapih saja, akan tetapi ya masih harus dikembangkan

lagi.. terutama modal.

2. Apa standar dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Yang menjadi standar, mungkin sudah terbentuknya Showroom tas

sehingga kalo ada tamu kan kita enak langsung di bawa ke Showroom saja

di sana sudah ada model model tas yang ada disini, jadi tidak ribet kalo

ada tamu mau dibawa ke pabrik siapa. Dan bantuan yang diberikan oleh

peremerintah Kabupaten serang yakni mesin jahit dan mesin potong kain

pada tahun 2014.

3. Apakah program pengembangan sentra industri tas cukup sesuai dan

realistis dibutuhkan masyarakat Kecamatan Petir?

Ya, cukup sesuai dan dibutuhkan masyarakat.

4. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Disini memang masih kekurangan untuk pegawai yang bisa membuat

design tas baru. jarang yang bisa teknik design tas baru paling disini satu

orang yang bisa, tidak semua orang bisa, tapi kalo untuk menjahit itu bisa

semua orang

5. Apa latar belakang pendidikan anda sebagai pelaku industri tas?

Rata rata pegawai di sini adalah lulusan SMP.

Page 215: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

197

6. Apakah sumber daya finansial yang ada, sudah mencukupi untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Kalau minjem ke bank kan harus ada jaminan, saya belum pernah minjam

ke bank ya itu kalo mau minjem harus ada jaminan kalo tidak ada jaminan

ya tidak dikasih, biasanya jaminan yang diminta biasanya BPKB motor

dan sertifikat tanah. Kalo saya diminta agunan saya belum berani terlalu

beresiko.ditambah lagi angsuran harus jalan tiap bulan, khawatir saya gak

bisa bayar, kalo usaha tas kan tidak tentu bulan ini ada orderan bulan

depan tidak ada,, jadi tidak tentu pemasukannya juga

7. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai

pengembangan sentra dari Dinas terkait?

Iya pernah ada undangan untuk mengikuti kegiatan pelatihan saya juga

taunya dari pak usman, cuman saya tidak ikut karena kerjaan saya masih

banyak, saya sedang kejar orderan

8. Apakah sarana prasana yang ada sudah mendukung program

pengembangan sentra industri kecil?

Untuk sarana pendukung industri kecil tas masih skurang, misalnya sentra

tas disini belum ada tempat bordiran dan sablon yang memadai, sehingga

hal itu dikerjakan di tempat lain, kalau orderan nya sedikit kita lakukan di

serang akan tetapi orderannya lumayan banyak kita kerjakan di jakarta

dengan pertimbangan lebih bagus dan murah

9. Bagaimana pasar dan pemasaran tas dilakukan?

Ya biasa biasa saja, berdasarkan orderan saja.

10. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Ya faham.

11. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Niat pemerintahkan baik, ya kami dukung, apalagi untuk mengembangkan

usaha di wilayah kami

Page 216: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

198

12. Sejauhmana lingkungan eksternal turut mempengaruhi keberhasilan

program pengembangan sentra industri kecil?

Kalau untuk kerja sama dengan BUMN/BUMD kita belum.. ya paling kalo

ada orderan saja misal dari dinas

Page 217: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

199

MEMBER CHECK

Kode Informan I2

Nama : Aminudin

Umur : 50 tahun

Jabatan : Pelaku IKM Tas Desa Padasuka

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Mengenai program LIK (Lingkungan Industri Kecil) Sentra Ukm tas itu

kan program pemerintah Kabupaten Serang bukan program Kecamatan,

jadi yang lebih tau tujuan dan keberhasilannya ya tanyakan saja pada

Diskoperindag, Kalo kecamatan hanya numpang lewat saja.

2. Apa standar dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Bagi kami di kecamatan tidak ada keuntungan secara materil, namun

dengan adanya program ini masyarakat kami bisa nambah produksinya,

bisa bertambah pendapatan perkapitanya dan masyarakat di wilayah kami

menjadi sejahtera itu saja.tetapi Inikan programnya dikhususkan hanya

kepada pelaku industri kecil tas saja bukan kepada masyakarat umum, jadi

masih kepemilikiannya pribadi bukan umum

3. Apakah program pengembangan sentra industri tas cukup sesuai dan

realistis dibutuhkan masyarakat Kecamatan Petir?

Memang program ini sesuai, akan tetapi baru satu desa saja yang di

perhatikan oleh Pemerintah yakni Desa Kadugenep saja, sedangkan desa

desa yang lain belum tersentuh oleh pihak Kabupaten Serang, pelaku

industri tas tidak hanya di Desa Kadugenep saja, di desa lain pun ada

misalnya di Desa Padasuka dan desa lainnya. Memang awalnya dari Desa

Kadugenep.

4. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Page 218: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

200

Ya harusnya kami dilibatkan mungkin dalam hal pembinaan dan

pengwasan agar kami juga ikut bertanggung jawab tapi Pihak kecamatan

tidak terlalu di libatkan karena kan itu program dari pemerintah kabupaten,

bukan program dari kecamatan, jadi kami tidak terlalu banyak mengetahui

program itu.

5. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Mendukung selagi baik untuk masyarakat kami,

6. Bagaimana kordinasi program pengembangan sentra industri kecil

tas di kecamatan petir

Ya paling kordinasi pas pemesan tas aja untuk kegiatan, tapi kalo untuk

kordinasi mengenai program pengembangan nya ada kalo gak salah,

karena itu langsung di tangani oleh pemerintah kabupaten

7. Bagaimana sosialisasi program pengembangan sentra industri

dilakukan?

Kalau sosialisasi di kecamatan baru satu kali kayanya pas peresmian

Showroom saja, selebihnya mungkin ada sosialisasi sebelumnya. tapi

bukan di sini, mungkin di dinasnya langsung

Page 219: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

201

MEMBER CHECK

Kode Informan I3

Nama : Dahlan

Umur : 45 tahun

Jabatan : Fungsional Bappeda Kabupaten Serang

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Kajian kami, sentra itu tidak hanya pergerakan produksi saja tetapi

harapan kami sampai meningkatnya menjadi eduwisata atau apalah nama

lainnya, jadi wisatawan yang datang ke Kabupaten Serang kita arahkan ke

sana, kita kenalkan sentra dan produk hasil sentra nya apa, seperti kita

datang ke semarang kita datang misalnya ke kampung keramik.. kampung

apa jadi produk kajian kita sampai ke produk wisata, kalo produk wisata

sudah ada maka akan lebih meningkatkan ekonomi masyarakat.

2. Apa standar dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Harusnya dinas itu laporan dong ke kita sudah sampai mana

perkembangan sentra industi dari tahun ke tahun, jadi enak tahun kemaren

hasilnya apa dan tahun ini mau ngapain jelas, jadi ada hasilnya selama

lima tahun ini, ini kan tidak ada laporan ke kami, jadi kami tidak bisa

mengukur keberhasilan dari implementasi ini. Kajian kajian tentang sentra

itu sudah kami lakukan sejak tahun 2010, jangan nanti hasilnya hanya

sekedar di buku saja tapi implementasinya hanya bentuk even even dan

pelatihan di hotel saja.

3. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai

pengembangan sentra dari Dinas terkait?

Kenapa pengrajin kita selalu kalah, karena pelatihan latihan

diselenggarakan memang hanya di anggap ceremonial saja, pelatihan

hanya menghabiskan dana, untuk apa membuat pelatihan dihotel ? kan

Page 220: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

202

sudah ada sentra sentra, pelatihan seharusnya di kampung. kita tahu

SDMnya seperti apa? Kita datang tenaga ahlinya bikin tas yang kualitas

bagus tuh seperti apa? Apa saja yang bisa mengembangkan sentra ikm kita

datangkan kesana bikin pelatihan di disana agar manfaatnya jelas terasa

disana .. bukan di hotel.kita kan kecewa kan yang disalahkan kita

pemerintah daerah

4. Apakah sumber daya waktu mencukupi dalam program

pengembangan sentra industri kecil?

Memang kita akui program pengembangan sentra industri ini kan masuk

dalam program unggulan Kabupaten Serang, akan tetapi dalam

pelaksanaannya belum oftimal capaian target pembangunan di sentra ada

beberapa yang belum selesai karena waktu yang tidak mencukupi,

pembangunan pasar untuk sentra emping baru penentuan lahan

5. Apa karakteristik anda/organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan sentra industri kecil?

peran kami dalam pengembangan sentra industri kecil adalah kita yang

merancang grand design IKM yang ada di Kabupaten Serang mau dibawa

kemana, inti nya kerja kita adalah dalam pembuatan perencanaan, dan

kami tidak boleh masuk ke teknis

6. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Kajian sentra tas kan di kita, ya saya memahami program ini terkecuali hal

yang teknis, karena kami kan tidak terlibat langsung ke hal teknis, dinas

lah yang mengetahuinya, di kita ada RIPIKM, rencana induk

pengembangan industri kecil menengah nah disitu sudah lengkap semua

tentang sentra sentra ikm yang ada di Kabupaten Serang

7. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Kami sangat mendukung atas implementasi program ini

8. Bagaimana kordinasi program pengembangan sentra industri kecil

tas di kecamatan petir

Page 221: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

203

Kalo kordinasi memang pernah dilakukan cuman ya itu tadi.. dikatakan

ada kordinasi seperti tidak ada kordinasi, dikatakan tidak ada kordinasi

nyata nya kurang kordinasi

9. Bagaimana sosialisasi program pengembangan sentra industri

dilakukan?

Untuk sosialisasi memang sudah pernah dilakukan , tapi belum masif

kalau menurut saya, sosialiasisasinya dilakukan formal dan tertutup hanya

beberapa orang saja tau, iklan tentang program pemerintah itu masih kalah

dengan iklan rokok.

Page 222: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

204

MEMBER CHECK

Kode Informan I4

Nama : Yuyud

Umur : 45 tahun

Jabatan : Sekretaris Bidang Industri Diskoperindag Kabupaten

Serang

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Kalau sentra itu sebetulnya bukan dibuat, akan tetapi tumbuh dengan

sendirinya, tugas kita hanya menata saja. Adanya sentra untuk

memudahkan bahan baku, akses pasar akses masuk informasi tentang

industri kecil tas, yang tadinya dilakukan sendiri sendiri dengan adanya

sentra dilakukan bersama-sama sehingga bisa memudahkan para pengrajin

industri kecil tas. Selain itu juga untuk mempersatukan pengrajin tas dari

persaingan tidak sehat.

2. Siapakah sasaran dari program pengembangan sentra industri kecil

di Kabupaten Serang?

Para pengrajin tas yang berada dikawasan sentra.

3. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai

pengembangan sentra dari Dinas terkait?

Kalau untuk peningkatan sumber daya manusia IKM kita sering

mengadakan pelatihan pelatihan misalnya pelatihan mengenai perijinan,

manajemen kelembagaan, tentang penambahan permodalan dan lain lain,

bahkan kebijakan sekarang bahkan tidak hanya di dinas kita saja

diskoperindag, pemerintah pusat mewajibkan di setiap dinas harus ada

program yang mampu membantu pengembangan UMKM

4. Apakah sumber daya waktu mencukupi dalam program

pengembangan sentra industri kecil?

Page 223: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

205

Kalo untuk masalah waktu dalam implementasi dari program ini saya kira

cukup, meskipun memang terlihat terlalu dipaksakan misalnya dalam

pembuatan Showroom baru diresmikan pada akhir tahun 2015 di tahun

terakhir progarm ungggulan dari Kabupaten Serang

5. Bagaimana pasar dan pemasaran tas dilakukan?

Kalo untuk pemasaran kita fasilitasi akses pasar dan pemasarannya,

impelementasinya itu tiap tahun kita mengadakan kegiatan pameran. tahun

ini ada berapa event tahun kemaren itu tiga kali setahun,, even nasional,

tingkat regional dan yang lokalnya juga ada, itu agendannya

mempromosikan hasil dari produk produk IKM yang ada di Kabupaten

Serang , termasuk sentra tas

6. Apa karakteristik anda/organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan sentra industri kecil?

Program pengembangan sentra industri kecil ini diturunkan dari visi misi

bupati 2010-2015. Kebetualan yang menjadi leading sektor nya ialah kita

dinas koperasi dan perindustrian dan perdagang Kabupaten Serang, yang

telah kita lakukan ialah mensosialisasikan dan berkordinasi dengan yang

lain guna pengembangan IKM ini, selain itu juga tugas adalah

memfasilitasi sentra sentra IKM agar berkembang, fasilitasi sarana dan

prasarana dan lain sebagainya

7. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan sentra?

Untuk program pengembangan sentra tidak ada SOP khusus, karena

bentuknya kan pengembangan bukan pelayanan. kita hanya berpanduan

pada undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Bahwa

undang undang itu mengamanahkan apa yang harus dilakukan. Ada

beberapa, pertama pengembangan usaha, kemitraan, perizinan dan

pendanaan. Memang di sebutkan di Peraturan Pemerintah dari undang-

undang nomor 20 tahun2008 mengenai sentra. Tapi itupun tidak spesipik

8. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Page 224: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

206

kami selaku agen pelaksana dan bahkan menjadi leading sektor dalam

program pengembangan sentra IKM, akan bertanggung jawab dan

mendukung penuh atas terselenggaranya program sentra ini. Kita sudah

diminta oleh bu wakil saat itu untuk membantu memfasilitasi kebutuhan

kebutuhan IKM yang ada di Kabupaten Serang. Karena kan program ini

menjadi program unggulan Kabupaten Serang periode kemarin.

9. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Kami sangat mendukung atas implementasi program ini

10. Bagaimana kordinasi program pengembangan sentra industri kecil

tas di kecamatan petir

Untuk kordinasi sering kita lakukan,tergantung dengan sentranya kalo

untuk sentra makananan dengan kordinasi dengan dinkes, kalo untuk

sentra tas kan tidak terlalu ribet jadi kordinasinya dengan dinas ini

saja,Diskoperindag kan ni ada tiga instansi ya kalo di pusat, cuman di

daerah dijadikan satu instansi, misalnya untuk penjualan kordinasinya

dengan bidang perdagangan, untuk teknologi tepat guna dan design

kordinasinya bidang Industri, kalo untuk kelembagaan kordinasi dengan

bidang UKM, sedangkan kalo untuk keuangan dan permodalan kita

kordinasi dengan bidang Koperasi

11. Bagaimana sosialisasi program pengembangan sentra industri

dilakukan?

Untuk sosialisasi kita sudah pernah lakukan.. semua SKPD kita undang

termasuk Bappeda dan Kecamatan Kecamatan, dan setiap pelatihan

pelatihan para pelaku sentra IKM kita sosialisasikan, kita utamakan yang

sentra sentra, misalnya sentra tas, sentra makanan dan sentra yang lainnya.

Page 225: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

207

MEMBER CHECK

Kode Informan I5

Nama : Endang

Umur : 46 tahun

Jabatan : Kepala Bidang UKM Diskoperindag Kabupaten

Serang

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Tujuan sentra kalau berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

yakni strategi yang dilakukan guna lebih mengembangkan UKM dengan

cara mengumpulkan jenis produk yang sama dalam satu kawasan..

2. Siapakah sasaran dari program pengembangan sentra industri kecil

di Kabupaten Serang?

Pembinaan yang dilakukan untuk pihak yang terkait dari pengembangan

sentra industri kecil.

3. Apakah sumber daya waktu mencukupi dalam program

pengembangan sentra industri kecil?

Kalo untuk masalah waktu dalam implementasi dari program ini saya kira

cukup, meskipun memang terlihat terlalu dipaksakan misalnya dalam

pembuatan Showroom baru diresmikan pada akhir tahun 2015 di tahun

terakhir progarm ungggulan dari Kabupaten Serang

4. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Untuk staf di Diskoperindag sudah cukup, mungkin yang dibutuhkan

adalah pegawai teknis di lapangan masih kurang, TKS di sini kebanyakan

Pegawai kebersihan pasar dari bidang perdagangan

Page 226: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

208

5. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan khusus mengenai

pengembangan sentra dari Dinas terkait?

Kita sering melakukan pelatihan pelatihan mengenai UMKM, namun

dengan anggaran kami yang terbatas dan jumlah umkm yang begitu

banyak kita tidak bisa menampung semua itu, paling perwakilan nya saja

6. Bagaimana pasar dan pemasaran tas dilakukan?

Untuk pemasaran memang kita belum punya merek, paling kalo ada yang

pesen tas bawa merek sendiri ya bisa saja, palik yang sudah punya merek

itu pak haji,, itu kurang tau sudah di paten kan belum, kayanya sih belum

baru namanya saja. Dulu sih pernah ada sosialisasi mengenai permerekan,

cuman belum di polow up karena kan harus pakai biaya dan sebagainya.

kurang tau kalo di daerah sudah ada merek tersendiri

7. Apa karakteristik anda/organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan sentra industri kecil?

Program pengembangan sentra industri kecil ini diturunkan dari visi misi

bupati 2010-2015. Kebetualan yang menjadi leading sektor nya ialah kita

dinas koperasi dan perindustrian dan perdagang Kabupaten Serang, yang

telah kita lakukan ialah mensosialisasikan dan berkordinasi dengan yang

lain guna pengembangan IKM ini, selain itu juga tugas adalah

memfasilitasi sentra sentra IKM agar berkembang, fasilitasi sarana dan

prasarana dan lain sebagainya

8. Apakah ada SOP yang berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis dalam pelaksanaan program pengembangan sentra?

Kebijakan daerah yang mengatur tentang UMKM di Kabupaten Serang

baru di sahkan pada akhir 2015 ini, sebenarnya kajian nya sudah lama

namun waktu itu terkendala waktu, waktu itu pertama ada pemilihan

legislatif dan di susul dengan pemilihan kepala daerah Kabupaten Serang

di tahun 2015. Jadi baru kita bahas lagi di tahun 2015 ini

9. Bagaimana respons (mendukung/menolak) anda terhadap program

pengembangan sentra industri kecil di Kabupaten Serang?

Kami sangat mendukung atas implementasi program ini

Page 227: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

209

10. Bagaimana kordinasi program pengembangan sentra industri kecil

tas di kecamatan petir

Kordinasi sudah dilakukan dalam pengembangan UKM di Kabupaten

Serang, kita sering rapat dan mengadakan pelatihan bagi UKM, terutama

mengenai tugas kami dalam pengembangan dan pembinanaan UMKM,

permodalan bagi UMKM, Perizinan dan kemitraan sudah kita lakukan.

Kalo untuk pengembangan khusus sentra kayannya belum

11. Sejauhmana lingkungan eksternal turut mempengaruhi keberhasilan

program pengembangan sentra industri kecil?

Mengenai kemitraan sudah kami lakukan, khususnya kemitraan mengenai

kemudahan akses permodalan dengan pihak bank, Jamkrida dan lain-lain,

kita juga pernah akses untuk kemitraan UKM dengan pihak ritel, seperti

Indomaret,dan alfamaret.

Page 228: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

210

MEMBER CHECK

Kode Informan I7

Nama : Siska

Umur : 25 tahun

Jabatan : Tenaga Penyuluh Lapangan IKM Diskoperindag

Kabupaten Serang

1. Apa tujuan dari program Pengembangan sentra Industri Kecil ?

Untuk tujuan dan kebijakan nya saya belum memahaminya, karena selama

ini saya tidak dikasih tau tentang program sentra tas, saya hanya tau kalau

sentra tas itu di Kecamatan Petir untuk kebijakan tujuan dan lain

sebagainya saya belum.

2. Apakah program pengembangan sentra industri tas cukup sesuai dan

realistis dibutuhkan masyarakat Kecamatan Petir?

Program ini sudah sesuai dengan kondisi masyarakat Kecamatan Petir,

dan diterima masyakarat petir, karena disana banyak para pengrajin

industri kecil tas, saya pikir sudah sesuai. Tinggal di kembangkan lagi dan

khususnya dalam bidang kordinasi di setiap lini

3. Apakah sumber daya manusia yang ada sudah cukup untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Pengrajin tas di sentra industri kecil di kecamatan Petir masih butuh

fasilitasi dalam peningkatan skill dalam produksinya

4. Apakah sumber daya finansial yang ada, sudah mencukupi untuk

menunjang pelaksanaan program pengembangan sentra industri

kecil?

Iya betul para pengrajin tas memang masih belum berani untuk meminjam

modal ke bank, pertama memang agak susah untuk memahamkan atau

Page 229: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

211

memberi informasi mengenai kemudahan kemudahan dalam pinjaman

modal untuk UMKM sekarang, mereka masih di takutkan dengan

pinjaman harus memakai agunan, sekrangkan ada KUR yang tidak perlu

memakai agunan kalo peminjaman dibawah 20 juta, yang kedua mereka

masih belum berani karena khawatir tidak bisa membayar angsuran yang

setiap bulanan.masuk akal sih karena mereka kan yang order belum tentu

tiap bulan

5. Apakah sumber daya waktu mencukupi dalam program

pengembangan sentra industri kecil?

Untuk wilayah yang sangat luas Kabupaten Serang dan banyaknya IKM

dengan 1 orang TPL IKM memang waktu yang menjadi kendala,

terkadang berbenturan dengan jadwal, misalnya hari ini ada penyuluhan di

IKM ini, besok nya di IKM ini. Dan tidak semua IKM kami sanggup

datangi dan dampingi.

6. Apa karakteristik anda/organisasi anda sebagai pelaksana program

pengembangan sentra industri kecil?

Peran kami selaku TPL ialah membantu dinas dalam pengembangan IKM,

membantu IKM dalam pengembangan usahanya seperti tenaga

pendamping bagi para IKM. misalnya IKM yang membutuhkan atau ingin

diajari cara pengemasan produk, kita bimbing sampai si IKM itu ngerti

7. Apakah anda cukup paham mengenai program pengembangan sentra

industri kecil?

Kita sebagai agen pelaksana yang dilapangan sangat memahami program

ini walaupun sulit, karena tantangan nya masih berat, karena dilapangan

masih banyak para pelaku IKM misalnya yang masih buta aksara dan lain

sebagainya, saya sangat mendukung program ini.

Page 230: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

212

Page 231: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

213

Page 232: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

214

Page 233: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

215

CATATAN LAPANGAN PENELITIAN

1. Bulan Agustus - September 2014

Pada bulan Agustus 2014 melakukan proses pengajuan judul skipsi.

Peneliti mengajukan judul pada jurusan dengan dosen pembimbing skripsi. Bulan

September 2014, pihak jurusan menyetujui dengan judul “Evaluasi gaya

Kepemimpinan Haerul Jaman Sebagai Walikota Serang 2008-2013”. Pada bulan

September peneliti mulai mengurus perijinan ke kantor dinas terkait dan

melakukan bimbingan awal dengan Pembimbing I.

2. Bulan Desember 2015

Pada bulan ini peneliti mulai menemui narasumber dan mencari informasi

yang menjadi basis data dalam mengidentifikasi permasalahan guna penyusunan

bab I.

3. Bulan Januari - Pembruari 2015

Pada bulan ini peneliti berdiskusi dengan pembimbing dan dianjurkan

untuk mengganti judul karena fokus dan lokusnya luas. Peneliti Mengajukan

kembali Beberapa Judul Penelitian maka berganti judul dengan judul “

Implementasi Program Pengembangan Kawasan Industri Kecil (KIK) Lingkungan

Industri Kecil (LIK) Sentra UKM Kabupaten Serang”. Peneliti melakukan

pendekatan lebih jauh dengan narasumber dan para pegawai Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang untuk wawancara awal dan

Page 234: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

216

identifikasi masalah untuk melengkapi data pada bab I. Sekaligus melanjutkan

pada bab II dan bab III.

4. Bulan Januari- Mei 20163

Pada bulan januari ini peneliti masih mencari dan melengkapi data. Dan

akhirnya mendapat acc untuk seminar proposal. Setelah seminar melakukan revisi

untuk kemudian dilanjutkan pada observasi lapangan dan melakukan wawancara

dengan beberapa informan.

5. Bulan Juni 2016

Pada bulan ini, peneliti melakukan seminar proposal dan melakukan revisi

dari Penguji dan pembimbing I dan Pembimbing II. Pada saat revisi diusulkan

untuk memfokuskan hanya pada Sentra Industri tanpa menggunakan Konsep

Kawasan , maka ditetapkanlah Program Pengembangan Sentra Industri Kecil yang

diteliti lebih jauh oleh peneliti.

6. Bulan Juli 2016

Dilakukan Observasi Lapangan dengan teknik indepth interview.

7. Bulan Agustus 2016

Penyusunan Bab IV pembahasan dan V Penutup

8. Bulan September 2016

Page 235: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

217

Acc untuk sidang skripsi oleh Pembimbing I dan Pembimbing II. Selanjutnya

melakukan revisi dan wisuda.

Wawancara dengan Bapak Usman, Pelaku IKM Tas di Desa Kadugenep

Wawancara dengan Bapak Supri , Pelaku IKM Tas di Desa Kubangjaya

Page 236: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

218

Wawancara dengan Bapak Ganil, Pelaku IKM Tas di Desa Padasuka

Wawancara dengan Bapak Aminudin, Sekretaris Camat Kecamatan Petir

Page 237: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

219

Wawancara dengan Bapak Dahlan, Fungsional Bappeda Kabupaten Serang

Page 238: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

220

Wawancara dengan Bapak Yuyud, Sekretaris Bidang Industri Diskoperindag

Kabupaten Serang

Batu Peresmian Showroom di Desa Kadugenep, diambil hari minggu 19 Juli 2016

Page 239: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

221

Bantuan mesin jahit dari Pemerintah Kabupaten Serang di salah satu rumah

pengrajin, diambil 19 Juli 2016

Gapura Sentra kerajinan Tas di Desa Kadugenep Diambil 19 Juli 2016

Page 240: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

222

Papan Nama Penunjuk kawasan sentra yang berda di daerah Kecamatan Petir

Diambil 19 Juli 2016

Proses Produksi tas di salah satu tempat pengrajin tas, Diambil 19 Juli 2016

Page 241: IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA …repository.fisip-untirta.ac.id/758/1/COVER-LAMPIRAN - Copy.pdf · Pengertian Kebijakan Publik ... 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet

223

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sukatno

Tempat tangggal lahir : Serang, 12 Juli 1991

Alamat : Jalan Kragilan-Pamarayan, RT/RW 006/002 Desa

Desa Katulisan, Kecamatan Cikeusal Kabupaten

Serang- Banten

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Salendra

Nama Ibu : Jawinah

Pendidikan : SDN Katulisan 1998 – 2004

SMPN 2 Cikeusal 2004- 2007

SMAN 1 Cikeusal 2007- 2010

Universitas Sultan Agung Tirtayasa 2010-2016

Organisasi : FoSMaI FISIP UNTIRTA

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI)

Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (GERASI)

UNTIRTA

GERAKAN SOSIAL INDEPENDEN