Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PADA
LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC)
CIPUTAT- TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom I)
Oleh :
Eem Huzaimah
NIM : 107053002870
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./ 2011 M.
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN
PADA LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC)
CIPUTAT- TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi
Islam (S.kom. I)
Oleh :
Eem Huzaimah
NIM : 107053002870
Pembimbing,
Dr. Sihabudin Noor, MA
NIP. 1969 0221 199703 1001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./ 2011 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PADA LAYANAN
KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC) CIPUTAT - TANGERANG, telah diujikan
dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 14 Juni 2011. Skripsi ini telah di
terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Jurusan
Manajemen Dakwah.
Jakarta 14 Juni 2011
Sidang Munaqosah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Study Rizal LK, MA H. Mulkanasir, BA, S. Pd, MM
NIP: 19640428 199303 1 002 NIP: 19550101 198302 1 001
Anggota:
Penguji 1 Penguji II
Drs. Masran, M. Ag Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP: 150275384 NIP: 19670818 199803 1 002
Pembimbing
Dr. Sihabudin Noor, MA
NIP: 1969 0221 199703 1001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Eem Huzaimah
i
ABSTRAK
EEM HUZAIMAH
“IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PADA LAYANAN
KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC) CIPUTAT - TANGERANG”
Dibawah bimbingan
Dr. Sihabudin Noor, MA
Nip:1969 0221 199703 1001
Layanan kesehatan Cuma-Cuma adalalah lembaga non profit yang
merupakan salah satu altenative yang berupaya meningkatkan keadilan dan
kepedulian sosial dalam bidang pemberdayaan kesehatan yang dapat membantu
masyarakat miskin berobat. Program Pelayanan kesehatan yang ada di LKC baik
program pelayanan kesehatan di dalam maupun di luar LKC ini diberikan gratis
atau secara Cuma-cuma untuk kaum Dhuafa. LKC ini merupakan Networking
Dompet Dhuafa yang didanai dari Zakat, Infak, Shodakoh dan Wakaf (Ziswaf).
Tujuan adanya program pelayanan kesehatan ini untuk memudahkan para kaum
dhuafa berobat yang lingkunganya jauh dari pelayanan kesehatan.
Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama yang melibatkan sekelompok orang-orang untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Keberhasilan dan kesuksesan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien dhuafa tidak terlepas fungsi-fungsi manajemen yang digunakan,
dengan penerapan fungsi manajemen maka akan terwujudnya pelayanan
kesehatan dan pelaksanan program dapat berjalan efektif dan efisien.
Tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas
dan memperoleh data mengenai Penerapan Fungsi Manajemen pada Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma yang meliputi; Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan, dan Pengawasan terhadap Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, serta
untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu penelitia
langsung pada obyek penelitian dengan metode Penelitian Kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya
dengan mengembangkan teori-teori yang ada serta melakukan pengamatan
langsung dilapangan mengenai obyek yang akan diteliti.
Hasil penelitian dan pembahasan penulis simpulkan bahwa Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien Dhuafa Tidak terlepas dari fungsi Manajemen yang tersusun rapih dan
baik, sehingga pasien dhuafa dapat terlayani dengan baik dari mulai pendaftaran
yang tertib sampai Pelayanan perawatan yang berjalan dengan optimal.
Kesimpulannya, dalam menerapkan fungsi manajemen pada Layanan
kesehatan Cuma-Cuma melalui perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan yang dilakukan sesuai dengan apa yang direncanakan. Yang
kemudian dapat melayani pasien Dhuafa dengan Baik.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas dasar berkat rahmat Allah yang bersifat Rahman dan
Rahim, yang senantiasa mewarnai setiap langkah dan niat tulus, sehingga meski
dengan melewati perjalanan yang teramat panjang dan rumit, serta rasa
pengharapan yang sangat mendalam, mungkin tenaga, waktu, dan biaya yang
digunakan untuk penyusunan skripsi ini tidak ada artinya bila dibandingkan
dengan manfaat yang besar dari keberadaan skripsi ini. Semua penulis pasrahkan
hanya kepada Allah. Atas berkat pertolongan-Nya dan Hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Implementasi Fungsi
Manajemen Pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat –
Tangerang. ”
Rahmat dan keselamatan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, sahabatnya, sampai kepada kita sebagai umatnya yang
mengharapkan Syafaatnya di Yaumil Qiyamah. Amiiin
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang telah dengan sabar membantu dan
membimbing terwujudnya skripsi ini. Dengan penuh hormat dan ketulusan,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
iii
3. H. Mulkannasir, BA. Spd. MM selaku Sekertaris Jurusaan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Sihabudin Noor, MA sebagai Pembimbing yang telah meluangkan
waktu kepada penulis untuk Bimbingan dan berkonsultasi dalam
menyusun skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang
telah berbagi Ilmu Pengetahuan tanpa balas jasa serta pengalaman kepada
penulis. Semoga kebaikan Bapak Ibu dibalas pahala yang berlipat ganda.
6. Pak Tono, yang telah membantu dan melayani penulis dengan ramah
tamah dan tangan terbuka dalam mencari data dan informasi mengenai
Manajemen Pelayanan Kesehatan pada Layanan Kesehatan Cuma-cuma
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Karyawan LKC yang telah menerima dan membantu dalam
penulisan skripsi ini.
8. Pimpinan dan Staff Perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi
keperpustakaan.
9. Ayahanda tercinta Alm Muhammad Jayadi Bin H. Nurali Bin Nadi Bin
Sitan (Semoga selalu berada di tempat yang Allah Ridhoi) yang selalu
iv
mendo’akan Ananda dari sana. Mamih Romlah yang selalu memberikan
kasih sayang dan perhatian yang tulus baik moril maupun material serta
kekuatan do’a yang selalu mengiringi demi kebahagiaan dan kesuksesan
penulisan. Dan untuk kakak ku, Abu Hasan yang selalu berkorban demi
pendidikan penulisan yang selalu besedia “kepala menjadi kaki, kaki
menjadi kepala.” Terima kasih atas pengerbonanmu. Dan untuk semua
kakaku Yusuf, Sa’wanah, Khoirunnisa, Rusdiana, Fatimah yang selalu
mendo’akan penulis. Keponakanku Via, Anggi, Vikar, Intan, Balkis, Vana
yang selalu menemani dan menghibur penulis di saat penulis merasa lelah
dan jenuh dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita menjadi keluarga
yang utuh dan bahagia serta selalu dalam keberkahan.
10. Sahabat-sahabat Sejatiku Iin Irnawati, Fauziah, Lilis Muchlisoh, Atik
Nurdiana, Rohayari Khosidah, Noni Nuraeni yang tak henti memberikan
motivasi kepada penulis yang selalu ada untuk aku dan yang mewarani
hidupku.
11. Teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Manajemen Dakwah Angkatan 2007 MD-B dan MD-A. Yang telah
memberikan motivasi kepada penulis terimakasih atas bantuan dan
kebersamaan yang indah semasa kuliah hingga skripsi ini dapat di
selesaikan.
12. Teman-teman KKN UIN 2010 Lintas Fakultas. Teima Kasih Atas Kerja
Sama kalian, Semoga Allah membalas kebaikan yang berlipat ganda.
v
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun
demikian penulis tidak berkecil hati, dan berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dimasa yang akan datang, sebagai suatu gambaran tentang
Implementasi Fungsi Manajemen.
Akhirnya penulis menyadari dengan berbagai keterbatasan yang ada pada
diri penulis dalam penyajian laporan, bentuk tulisan maupun isi dan bahasa
laporan skripsi ini, oleh karena itu kritik, saran maupun perbaikan yang bertujuan
untuk penyempuraan skripsi ini lebih lanjut sangat penulis harapkan.
Jakarta, Juni 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................ 8
D. Metodologi Penelitian ........................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 12
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen ........................................................................... 14
1. Pengertian Manajemen ................................................... 14
2. Fungsi-fungsi Manajemen .............................................. 18
3. Unsur-unsur Manajemen ................................................. 27
B. Pelayanan .............................................................................. 28
1. Pengertian Pelayanan ...................................................... 28
2. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik ......................................... 30
3. Jenis Pelayanan ............................................................... 39
vii
BAB III : TINJAUAN UMUM LAYANAN KESEHATAN CUMA-
CUMA (LKC) CIPUTAT-TANGERANG
A. Sejarah Berdirinya LKC ....................................................... 40
B. Visi, Misi, Strategi LKC ....................................................... 42
C. Budaya Organisas LKC ........................................................ 42
D. Struktur Organisas LKC ....................................................... 44
E. Sarana dan Prasarana ............................................................ 49
F. Program – Program LKC ...................................................... 50
G. Sistem Kepesertaan LKC ...................................................... 53
H. Mitra LKC ............................................................................. 54
BAB IV : ANALISIS IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN
PADA LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC)
CIPUTAT-TANGERANG
A. Proses Pelayanan Kesehatan LKC dalam Memberikan
Pelayanan Pada Pasien Dhuafa ............................................. 55
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Melaksanakan
Pelayanan Kesehatan............................................................. 73
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 75
B. Saran-Saran ........................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga Nirlaba
yang didanai dari dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf (Ziswaf).
Islam sebagai Agama universal, yang dapat memperbaiki keadaan
manusia dimanapun dan kapanpun, telah mempersiapkan segala pirantinya
dalam menjawab tantangan zaman.1
Pada Zaman keemasan Islam, zakat telah terbukti berperan sangat
besar dalam meningkatkan kesejahtraan umat. Zakat tidak sekedar sebuah
kewajiban, tetapi lebih dari pada itu, zakat dikelola dengan baik dan
didisribusikan secara merata hingga sampai ketangan yang berhak.
Zakat adalah rukun Islam Yang ketiga, walaupun demikian, sebagian
masyarakat masih menganggap zakat sebagai ritual keagamaan untuk
menciptakan kesalehan yang bersifat individu. Selain itu zakat merupakan
kegiatan sosial dimana seorang kaya membantu seorang yang miskin sebagai
wujud amal shaleh, sebagai suatu ritual keagamaan, pembayaran zakat masih
dianggap sebagian orang semata-mata sebagai ibadah ukhrowi yaitu dalam
rangka mengumpulkan pahala untuk kebaikan diakhirat.2
Zakat juga berperan dalam pengembangan Ekonomi, yang mana ia ikut
andil dalam meningkatkan kelas perekonomian kaum fakir miskin dan
1 Husayn Syahatah, Akuntansi Zakat (Jakarta: Penerbit pustaka Progresif, 2004), h.xii.
2 Sofwan Idris. Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Pendekatan
transformative), ( Jakarta : PT. Citra Putra Bangsa, 1997), Cet. Ke- 1. h. 249.
2
merubah mereka menjadi kekuatan yang edukatif, sebagaimana zakat juga
mempunyai sisi-sisi ketika ikut berperan dalam merealisasikan Ad-dhaman
Al-ijtimal (Jaminan nasional).
Salah satu lembaga yang dianjurkan oleh ajaran Islam untuk
dipergunakan oleh seseorang sebagi sarana penyaluran rezeki yang diberikan
Tuhan kepadanya adalah wakaf.
Islam adalah agama peduli sosial, yang peduli kepada masyarakat tak
mampu sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Islam juga agama kemerdekaan, yang memberikan kebebasan kepemilikan
bagi yang memiliki harta sesuai dengan jeri payahnya.3
Wakaf telah mengakar dan menjadi tradisi umat Islam dimanapun juga.
Di Indonesia lembaga ini telah menjadi penunjang utama perkembangan
masyarakat. hampir semua rumah Ibadah, perguruan Islam dan lembaga-
lembaga keagamaan Islam lainnya di bangun diatas tanah Wakaf. Wakaf tidak
hanya terbatas kepada lembaga keagamaan saja. melainkan pembangunan
rumah sakit layanan kesehatan Cuma-cuma dibangun oleh dana zakat dan
wakaf. Layanan kesehatan Cuma-Cuma merupakan networking Dompet
Dhuafa Republika Yang dibangun untuk membantu kaum Dhuafa.
Program ini membuktikan bahwa Dompet Dhuafa Republika selalu
melakukan hal-hal yang inovatif dengan pengelolaan dana zakat yang baik dan
tepat sasaran, dana zakat dan wakaf harus dikelola secara produktif yang dapat
menghasilkan surplus terus menerus.Keberadaan wakaf juga terbukti telah
banyak membantu bagi pengembangan ilmu-ilmu medis melalui penyediaan
fasilitas-fasilitas publik dibidang kesehatan.
3 Husayn Syahatah, Akuntansi Zakat, h.7.
3
Kesehatan adalah hak seluruh masyarakat, mulai lapisan paling atas
hingga yang paling bawah. Masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial
ekonomi yang mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan, namun tidak demikian halnya dengan
kalangan masyarakat menengah ke bawah. Untuk itulah perlu adanya upaya
pemerataan kesempatan memperoleh layanan kesehatan.4
Keberadaan rumah sakit, poliklinik dan lembaga yang peduli terhadap
bidang kesehatan memiliki peran yang sangat strategis ditengah masyarakat.
Apalagi disaat kondisi sosial ekonomi yang kurang menguntungkan. Selama
ini rakyat Indonesia (umat Islam) merasakan betul minimnya sarana kesehatan
yang disediakan oleh pemerintah.5
Kesehatan merupakan asset utama bagi mereka yang ter golong
miskin, bila mereka jatuh sakit, keluarga miskin kehilangan daya untuk
melangsungkan kehidupan keluarganya, hal ini diperparah dengan
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan yang dirasakan sebagai hal yang
mahal sehingga makin sulit dijangkau keluarga miskin. Tak jarang ketika
sakit, mereka pasrah tanpa berbuat lebih banyak untuk mengobati sakitnya itu.
mereka sadar, uang dikantongnya tak akan mampu menjangkau biaya
pengobatan yang sangat tinggi, bahkan diantara mereka ada yang mengambil
jalan pintas dengan berupaya melakukan pengobatannya secara mandiri
ataupun ke dukun dan orang pintar. Dalam kondisi yang demikian, mereka
4 Zakat dan Empoering- Jurnal Pemikiran dan Gagasan, 2009, h.68.
5 Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Direktorat Pengembangan Zakat
dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, h.
91.
4
sulit memahami budaya sehat, hal ini karena keterbatasan dana yang mereka
miliki sehingga mereka memiliki keterbatasan untuk menerima pelayanan
yang dapat meningkatkan kemampuan kerja mereka dan secara tidak langsung
meningkatkan penghasilan mereka.6
Layanan kesehatan Cuma-Cuma (LKC) adalah lembaga nirlaba. yang
memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat tidak mampu. oleh karena
itu, keberadaan lembaga-lembaga tersebut harus dibangun dan dikembangkan
dengan segala fasilitas yang memadai dalam rangka memperbaiki bidang
kesehatan.
Keberadaan rumah sakit, poliklinik dan sarana kesehatan lainnya tidak
hanya dijadikan obyek bisnis. Tapi juga mempertimbangkan sebagai pusat
pemberdayaan antar sesama yang didasari oleh semangat sosial untuk
terjalinnya kehidupan yang lebih baik.7
Tujuan pengelolaan zakat dan wakaf adalah meningkatkan
kesadaran dalam penunaian dan dalam pelayanan ibadah. Meningkatkan
fungsi dan pranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahtraan
masyarakat dan keadilaan sosial serta menjadi suatu ketetapan hukum dalam
upaya meningkatkan daya guna bagi masyarakat. Oleh karena itu Zakat dan
Wakaf sebagai sesuatu kekuatan aktual Islam yang perlu dikelola oleh sebuah
lembaga khusus yang menangani ZIS dan Wakaf yaitu salah satunya Lembaga
6Suraiyah, “Persepsi Masyarakat Miskin terhadap Pelayanan Kesehatan Cuma-Cuma
(LKC).”( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
2005), h.5. 7 Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Direktorat Pengembangan Zakat
dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, h.
92.
5
Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika yang dioptimalkan melalui bidang
kesehatan layanan kesehatan Cuma-Cuma (LKC).
Keberadaan Rumah Sakit Layanan Kesehatan Cuma-Cuma merupakan
salah satu alternative dalam upaya meningkatkan keadilan dan kepedulian
sosial dan pemberdayaan kesehatan secara lebih baik ditengah-tengah
masyarakat. Kehadiran LKC diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
pelayanan kesehatan.
Pelayanan Kesehatan di LKC diberikan sebagai wujud pemenuhan
Dhuafa yang menderita sakit untuk memperoleh kesehatan sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. Pelayanan kesehatan ini diberikan
secara gratis atau Cuma-Cuma untuk dhuafa.
Pelayanan kesehatan yang tersedia di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma
adalah Pelayanan Poli Umum, Poli Khusus (Bedah, kulit, jantung, saraf),
Pelayanan Poli gigi, Poli gizi, dan kebidanan. Seluruh pelayanan diberikan
dalam sistem kepesertaan (membership).
Agar Tujuan pelaksanaan pelayanan kesehatan Layanan Kesehatan
Cuma-Cuma sukses dan mencapai target yang ingin dicapai, maka adanya
suatu manajemen, Yaitu Manajemen Pelayanan sehingga apa yang menjadi
cita-cita dan harapan para pasien dapat diperoleh secara sempurna dan
memuaskan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan LKC tidak terlepas
dengan fungsi Manajemen yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(organizing), penggerakan (Actuating), Pengawasan (controlling).
6
Allah sangat mencintai perbuatan – perbuatan yang termanaj dengan
baik, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat as-Shaff:4.8
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh."
Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
Imam Thabrani9:
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).” (HR.
Thabrni)
Pemberian pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada
pasien yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelayanan atau pada
pengelola (LKC) yang bersangkutan. bila pelayanan atas jasa yang diterima
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan, dipersepsikan baik
dan memuaskan, sebaliknya bila pelayanan yang diterima lebih rendah dari
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan buruk.
Ciri pelayanan yang baik10
adalah yang dapat memberikan kepuasan
kepada pasien adalah memiliki karyawan yang profesional, tersedia sarana dan
prasarana yang baik, tersedianya obat-obatan. Bertanggung Jawab kepada
setiap pasien dari awal hingga selesai. Mampu melayani secara cepat dan
8 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta:
Gema Insani, 2005), Cet. Ke-2, h. 3. 9 Ibid., h. 1.
10 Kasmir. Etika Customer Service (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005), h.5.
7
tepat. Mampu berkomunikasi secara jelas. Memiliki pengetahuan umum
lainnya, mampu memberikan pelayanan kepada pasien.
Berkenaan dengan Uraian di atas maka penulis bermaksud mengkaji
masalah ini dengan penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi dalam
judul “Implementasi Fungsi Manajemen Pada Layanan Kesehatan Cuma-
Cuma (LKC) Ciputat – Tangerang.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada Implementasi Fungsi Manajemen
Pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC).
Pembatasan ini dilakukan guna menghindari perluasan pembahasan
yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang akan diteliti.
2. Perumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan dengan sisitematis maka perlu dibuat
suatu rumusan permasalahan yang akan diangkat dari objek peneliti,
adapun rumusan tersebut sebagai berikut:
a. Bagaimana Proses Pelayanan Kesehatan pada Layanan Kesehatan
Cuma-Cuma dalam memberikan Pelayanan Kesehatan pada pasien
Dhuafa?
b. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam melaksanakan
Pelayanan Kesehatan?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin memperoleh gambaran tentang:
a. Untuk Mengetahui Proses Pelayanan Kesehatan Pada Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma dalam memberikan Pelayanan Kesehatan Pada
Pasien Dhuafa.
b. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelayanan Kesehatan.
2. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang bisa diberikan dari penyusun antara
lain sebagai berikut:
a. Bagi Penyusun
Bisa memberikan pengetahuan dan pengalaman yang bisa dijadikan
pelajaran
b. Bagi Akademik
Menambah buku-buku perpustakaan yang bisa dijadikan bacaan oleh
para mahasiswa sebagai bahan rujukan dan referensi untuk menambah
wawasan mereka.
c. Bagi pembaca
Bisa menambah wawasan cakrawala pengetahuan para pembaca
tentang disiplin ilmu yang bersangkutan.
d. Bagi Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC)
Dijadikan sebagai alat evaluasi agar bisa menjadi lebih baik dan lebih
meningkatkan pengalaman.
9
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif Menurut
Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Loxy Moleong adalah sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian ini adalah Lembaga Layanan Kesehatan Cuma-
Cuma Ciputat-Tangerang.
b. Objek Penelitian Ini adalah Implementasi Fungsi Manajemen Pada
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lembaga Layanan Kesehatan
Cuma-Cuma yang beralamat di Mega Mall Ciputat-Tangerang.
Waktu Penelitian ini berlangsung dari Tanggal 13 Januari 2011 - 8
April 2011.
4. Tehnik pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab
dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.12
11
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009) , h. 4. 12
W. Gulo, Metodelogi Penelitian (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002),
h. 116.
10
Untuk mendapatkan data-data yang valid dan sah, penulis
melakukan wawancara langsung kepada Bapak Bambang Muhartono,
S. Sos. Bapak Suroso, SE, Bapak Nur Salim, dr. Yeni Purnama sari,
Mirna Peni S. Si, Apt, Ibu Rahayu, Ibu Rita, yang berkaitan dengan
penulis teliti.
b. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti atau kolabolatornya mencatat informasi sebagaimana yang
mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-
peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang
kemudian dicatat seobyektif mungkin.13
Penulis melakukan penelitian
dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu yang terkait dengan
Implementasi Fungsi Manajemen yang dilakukan oleh Lembaga
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat-Tangerang, baik
secara langsung maupun tidak.
c. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan informasi berupa: data, hasil
wawancara, foto kegiatan dan foto bersama.
5. Tehnik Pengelolaan data
Setelah data diperoleh, maka langkah-langkah selanjutnya penulis
mengelola data dengan cara editing, yaitu kegiatan mempelajari berkas-
berkas data yang telah terkumpul,sehingga keseluruhan berkas itu dapat
diketahui dan dapat dinyatakan baik.
13
W. Gulo, Metodelogi Penelitian, h. 116.
11
6. Tehnik Analisis Data
Dalam menganalisis Data, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu suatu teknik analisis data; dimana penulis terlebih dahulu
memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian
menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.
7. Tehnik Penulisan
Penulisan Skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Press Tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam Penyusunan Skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusun menjadi karya ilmiah maka langkah awal
yang penulis lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu dan melihat buku-buku
yang akan dijadikan reverensi oleh penulis. Setelah penulis melakukan kajian
kepustakaan penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang membahas
tentang:
1. Karya Muhammad Ridwan, Nim: 105053001783, Jurusan Manajemen
Dakwah dan komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 1430 H/ 2009 M. Membahas Mengenai Tentang Bagaimana
Implementasi Unsur-Unsur dan Fungsi Manajemen pada Pondok
Pesantren Al- Hamidiyah Sawangan Depok.
12
2. Karya Dzul Kifli, Nim : 105053001783, Jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 M/ 1431 H. Membahas Mengenai
Tentang Bagaimana Manajemen Pelayanan Haji dan umroh PT. Patuna
Tour dan Travel.
3. Karya Nurul Ulfa Qiptiyah, Nim 105053001797. Jurusan Manajaemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1431 H/ 2010 M. Membahas mengenai
Manajemen Pembinaan Rohani Islam Bagi Pasien Rawat Inap Pada
Rumah Sakit Pusat Kepolisian Rd. Said Sukanto Jakarta.
4. Karya Ainul Usroti, Nim: 105053001812. Jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1430
H/ 2009 M. Membahas mengenai Implementasi Celestial Managemen
Pada PT. Bank Syariah Muammalat Indonesia, Tbk.
Sedangkan judul skripsi penulis adalah Implementasi Fungsi
Manajemen Pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. Dalam hal ini dilihat dari
segi judul berbeda, baik itu dari segi pembahasan yang diteliti sungguh jauh
berbeda, yaitu, materi yang penulis bahas adalah tentang Bagaimana
Implementasi Fungsi Manajemen pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan penelitian ini secara keseluruhan,
maka diperlukan suatu sisitematika penyusunan. Adapun Sistematika
Penyusunan yang dimaksud adalah
13
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS yang terdiri dari Pengertian
Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen, Unsur-Unsur
Manajemen, Pengertian Pelayanan, ciri-ciri Pelayanan yang baik,
jenis pelayanan.
BAB III TINJAUAN UMUM LAYANAN KESEHATAN CUMA-
CUMA yang terdiri dari gambaran umum, Sejarah Berdirinya
LKC, Visi, Misi, Strategi, Budaya Organisasi, Struktur
Organisasi, Sarana dan Prasarana, Program, Sistem kepesertaan
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma.
BAB IV HASIL PENELITIAN yang terdiri dari analisis Bagaimana
proses Pelayanan Kesehatan LKC dalam memberikan Pelayanan
Kesehatan Pada Pasien Dhuafa. Faktor Pendukung dan
Penghambat dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan.
BAB V PENUTUP yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata kerja bahasa inggris “to manage”
yang berarti mengatur.1 selain itu, kata “to manage” mempunyai sinonim
antara lain; To hand (mengurus), to control (memeriksa/mengawasi), to
guide (menuntun/mengemudikan). Jadi, manajemen berarti mengurus,
memeriksa, mengawasi, pengendalian, mengemudikan, membimbing.2
Secara etimologis Abdul Sani mengatakan bahwa manajemen
berasal dari kata “manage” yang berarti mengemudikan, memerintah,
memimpin atau dapat juga diartikan sebagai “pengurusan”. Dalam hal ini
pengurusan, memimpin, atau membimbing terhadap orang lain dalam
upaya mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.3
Sedangkan secara terminologis, dikatakan bahwa manajemen
merupakan proses kerja untuk menentukan , mengimpertrasikan dan hal
senada juga diungkapkan oleh Miftah Thoha yang mengatakan bahwa
manajemen merupakan pengelolaan suatu organisasi yang dibatasi dengan
tertib. dengan kata lain, manajemen harus menjalankan prinsip-prinsip
1 Melayu SP. Hasibuan, Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah (Jakarta : PT.
Gunung Agung, 1986), cet.II, h. 2. 2 Jhon M, Echols, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta : PT Gramedia, 1996), h.375.
3 Abdul Sani, Manajemen Organisasi (Jakarta : Bina Aksara, 1987 ), h.1.
15
perencanaan, pengaturan, motivasi, dan pengendalian dalam menjalankan
roda organisasi.4
Adapun pengertian menurut istilah manajemen ialah suatu proses,
dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
diawasi. Sedangkan menurut Joseph L. Massie manajemen adalah
integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisis yang
dikembangkan oleh banyak disiplin.5
Banyak rumusan yang diberikan oleh para ahli dalam
mendefinisikan manajemen diantaranya:
a. Dalam buku karangan George R. Terry dan Laslie W. Rue.
Mendefinisikan manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja
yang melibatkan bimbingan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.6
b. M. Manulang mendefinisikan manajemen pada 3 arti : pertama,
manajemen sebagai proses. Kedua, manajemen sebagai kolektifitas
orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen. Ketiga, manajemen
sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu pengetahuan.7
c. Manajemen dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu sebagai
proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan
tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang
4 Miftah Thoha , Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku (Jakarta :
PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet. ke - 5, h.10. 5 Joseph L.Massie, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta : Erlangga, 1999), h. 9.
6 George R. Terry dan Laslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), cet. Ke-9, h.1. 7 M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta : Ghalla Indonesia, 1996), h. 2.
16
menduduki jabatan manajerial untuk melalui kegiatan-kegiatan orang
lain.8
d. J. Panglaykin dan Tanzil dalam karyanya Manajemen Suatu Pengantar
mengatakan bahwa manajemen adalah seni kemahiran untuk mencapai
hasil yang sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya untuk
memperoleh kemakmuran dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
serta memberi serius pelayanan yang baik kepada khalayak ramai.9
e. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.10
Sedangkan pengertian manajemen didalam kamus besar
Bahasa Indonesia adalah proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai tujuan dan sasaran.11
f. Didalam buku karangan Yayat. M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen.
George Terry (1977) menyatakan. Manajemen adalah suatu proses
yang berbeda terdiri dari Planning, organizing, actuating, dan
Controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan
dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.12
8 Sondang P. Siagian, M.P.A., Filsafat Administrasi edisi Revisi (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006), cet. Ke-3 h. 5. 9 Panglaykin dan Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999),
cet. Ke-15, h. 27. 10
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), cet. Ke-10. h. 1. 11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1. h. 695. 12
Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarat: PT. Grasindo, 2004), Cet. Ke-2.
h. 3.
17
g. Menurut Ahmad Fadli Hs dalam bukunya Organisasi dan
Administrasi. Definisi manajemen dapat diartikan sebagai berikut:
1) Keterlaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran tertentu.
2) Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain.
3) Segenap perbuatan menggerakan kelompok orang dan
menggerakan fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.13
h. Didalam Buku Karangan T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua.
Mary Parker Follet mendefinisikan Manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.14
i. Didalam Buku Karangan T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua.
Menurut Stoner Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya- sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.15
j. Menurut H. Koontz dan O’ Donnel, dalam bukunya: “Principles of
Managemen”, yang dikutif oleh Soewarno Handayaningrat, dalam
buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.
mengemukakan definisi managemen sebagai berikut: “Management
13
Ahmad Fadli Hs, Organisasi dan Administrasi edisi Revisi (Jakarta: Man Halun
Nasyi-in Press, 2002), cet. Ke-3. h. 26. 14
T. Hani Handoko, M.B.A. Manajemen edisi Kedua (Yogyakarta: Bpfe, 1991 ), h. 8 15
T. Hani Handoko, M.B.A. Manajemen edisi Kedua , h. 8.
18
involes getting things done through and with people”. (Managemen
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan
melalui dan dengan orang-orang lain).16
Setelah memaparkan beberapa pengertian arti dari berbagai para
ahli dalam karya-karyanya, jelas sekali terdapat banyak definisi-definisi
tentang manajemen. Menurut penulis kesimpulan yang dapat diambil dari
berbagai definisi-definisi tersebut. Manajemen adalah serangkaian
kegiatan yang didalamnya terdapat suatu proses pelaksanaan kegiatan
yang meliputi Perencanaan (Planning), Organisasi (Organizing),
Penggerakan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling). sehingga bisa
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi – fungsi Manajemen adalah sebagai berikut menurut Henry
Fayol ada:17
a. Planning
Menunjukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa
yang akan datang dan apa yang harus di perbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu.
b. Organizing
Mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
16
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Management
(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1980), h.19. 17
Zaini Muhtarom, Dasar-Dasar Manajemen (Yogyakarta : Al Amin Press dan IKFA,
1996), h. 38.
19
c. Staffing
Menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengarahan,
penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
d. Motivating
Mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-
tujuan.
e. Controlling
Mengukur Pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-
sebab penyimpangan- penyimpangan dan mengambil tindakan –
tindakan korektif dimana perlu.
Adapun Fungsi-fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko adalah
sebagai Berikut:
a. Planning (perencanaan)
Adalah penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan
b. Organizing (penggorganisasian)
Adalah penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Staffing ( Penyusunan Personalia)
Adalah penarikan, pelatihan, pengembangan, serta penempatan dan
pembagian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang
menguntungkan dan produktif.
20
d. Pengarahan
Adalah membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa
yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.
e. Controlling (pengawasan)
Adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan.18
Sedangkan menurut Joseph L. Massie. Ada 7 fungsi-fungsi
manajemen diantaranya adalah:
a. Pengambilan keputusan (Decision Making) ialah proses pemilihan arah
langkah yang harus diambil dan alternative-alternatif yang ada untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
b. Pengorganisasian (Organizing) proses penentuan struktur dan alokasi
kerja.
c. Pengisian staf (Staffing) proses yang dilakukan para manajer untuk
menseleksi, melatih, mempromosikan, dan membebas tugaskan
bawahan.
d. Perencanaan (Planning) proses antisipasi seorang manajer akan masa
depan dan menemukan alternative-alternatif arah langkah yang terbuka
untuknya.
18
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta :
PT. Liberty, 1985), h. 23-25.
21
e. Pengawasan (Controlling) proses mengukur pelaksanaan yang berlaku
sekarang dan memberikan panduan kearah sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
f. Komunikasi (Comunicating) ialah proses pengalihan ide-ide kepada
orang lain untuk keperluan mencapai hasil uang diinginkan.
g. Pengarahan (Directing) proses bimbingan pelaksanaan actual para
bawahan menuju kesasaran bersama. Pengawasan (supervising)
merupakan satu aspek fungsi ini pada tingkat bawah yang
memungkinkan pengawasan pekerjaan fisiknya.19
Menurut Hasibuan yang dikutif oleh Prof. Dr. Sondang. P.
Siagian, M. P. A. bahwa fungsi- fungsi manajemen mencakup :
a. Planning (perncanaan) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Organizing (pengorganisasian) adalah keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab,
dan wewenang, sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
c. Motivating (penggerakan) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses pemberiaan dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
19
Josep L.Massie, Dasar-Dasar Manajemen edisi Ketiga (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 7.
22
d. Controlling (pengawasan) adalah proses pengamatan pelaksanan
seluruh kegiatan organisasi untuk menajmin agar semua pekerjaan
yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
e. Evaluation (penilaian) adalah fungsi organik administrasi dan
manajemen yang terakhir. Definisinya ialah proses pengukuran dan
perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya di capai dengan
hasil-hasil yang seharusnya dicapai.20
Menurut George R. Terry, dalam bukunya “Principles of
management”, yang dikutif oleh Soewarno Handayaningrat dalam Buku
Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, menyatakan bahwa
proses manajemen terdiri atas empat fungsi yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan
waktu yang akan datang (future) dalam menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan penuh
keyakinan untuk tercapainya hasil yang dikehendakinya.21
Pada hakekatnya perencanaan adalah suatu maksud yang
didokumentasi secara khusus yang memuat tujuan dan tindakan.
Tujuan adalah akhir dari tindakan, sedangkan tindakan itu sendiri
adalah alat untuk sampai ke tujuan tersebut. Dengan perkataan lain
bahwa tujuan merupakan target yang menjadi sasaran manajemen,
20
H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi, h. 3. 21
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Management, h. 25.
23
sedangkan tindakan merupakan alat dan cara mencapai sasaran
tersebut.22
Adapun George R. Terry, dalam buku Zaini Muchtarom, lebih
rinci menyatakan : perencanaan adalah menyeleksi dan
menghubungkan fakta-fakta serta menyusun dan menggunakan
asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam bentuk
visualisasi dan formulasi dari kegiatan-kegiatan terarah yang diyakini
perlu untuk mencapai hasil yang dikehendaki.23
Dalam perencanaan diperlukan adanya langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Perkiraan dan perhitungan masa depan
2) Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangkaian pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3) Penetapan tindakan dan prioritas pelaksanaanya
4) Penetapan metode
5) Penetapan dan penjadualan waktu
6) Penempatan lokasi (tempat)
7) Penempatan biaya fasilitas dan faktor-faktor lain diperlukan
b. Penggorganisasian
Pengorganisasian berasal dari kata organisasi (Organum-
bahasa latin) yang berarti alat atau badan, pada dasarnya ada 3 (tiga
ciri khusus dari satu) organisasi yaitu : adanya sekelompok manusia
22
Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, h. 62. 23
Ibid., h. 63.
24
kerja sama yang harmonis dan kerja sama tersebut berdasarkan atas
hak kewajiban serta tanggung jawab masing-masing orang untuk
mencapai tujuan.24
Adapun pengorganisasian menurut G. R. Terry adalah
menentukan, mengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan yang
dianggap perlu untuk pencapaian tujuan, penugasan orang-orang dalam
kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik yang
sesuai, dan menunjukan hubungan kewenangan yang dilimpahkan
terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.25
Penggorganisasian adalah menentukan, mengelompokan dan
pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian
tujuan, penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan
faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai, dan menunjukan hubungan
kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.26
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang
mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan
bertujuan serta bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah
24
Djati Juliatriasa dan Jhon Suprihanto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar
(Yogyakarta : BPFF, 1998), Cet. Kr-2, h. 14. 25
Sowewarno Handayaningrat, Ilmu Administrasi dan Manajemen, h. 26. 26
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen,h. 26.
25
ditentukan dan merasa berkepentingan serta pada dengan rencana
usaha organisasinya.27
Penggerakan dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan
usaha, cara teknik dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi.28
Penggerakan pelaksanaan adalah usaha agar semua anggota
kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan kesadarannya
dan berpedoman pada perencanaan (Planning) dan usaha
pengorganisasiannya.29
George R. Terry, dalam buku Sarwoto, memberikan pengertian
ini sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua angota
kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha organisasi30
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah kegiatan manajer mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
yang dikehendaki.31
27
Ibnu Syamsi, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen (Jakarta: : Bina Aksara , 1998)
cet ke-2, h. 96. 28
Sondang P. Siagian. Fungsi-Fungsi Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), cet ke-
2, h. 128. 29
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Management, h.
26. 30
Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalian Indonesia, 1991)
, cet, ke-18, h. 89. 31
Ibid, h. 94.
26
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang harus
diselesaikan yaitu: pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu
melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai
dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.32
Pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik,
pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak yang
diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan
manajerial, mulai dari manajer puncak hingga para manajer rendah
yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang
diselenggarakan oleh semua petugas operasional.33
Dari Beragamnya fungsi-fungsi manajemen di atas yang telah
diungkapkan oleh para ahli. Maka, Penulis mengambil fungsi
manajemen yang lebih Umum dilakukan dikalangan masyarakat.
Sehingga penulis lebih condong pada Fungsi Manajemen menurut
pandangan George R. Terry seorang ahli manajemen, yang
mengungkapkan empat fungsi Manajemen yaitu Perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), Penggerakan
(Actuating),dan Pengawasan (Controlling). Atau yang biasa dikenal
dan disingkat dengan sebutan “POAC”. Fungsi Manajemen inilah yang
sangat popular dan fundamental dalam rangka untuk pencapaian
tujuan dalam setiap kegiatan.
32
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Management, h.
26. 33
Sodang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajemen, h. 169.
27
3. Unsur-Unsur Manajemen
Unsur atau komponen merupakan bagian terpenting yang harus
tersedia dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini Abdul Syani
membagi unsur alat manajemen (tool of manajemen) kedalam enam
bagian di antaranya :
a. Man, yakni tenaga kerja manusia, sumber daya manusia (SDM) yang
ada pada sebuah lembaga, SDM yang ada akan berpengaruh pada
lancer atau tidaknya manajemen lembaga dalam melaksanakan tujuan
yang dilaksanakan.
b. Money, yakni pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dana tersebut dapat diperoleh dari pemerintah setempat atau dari
donator yang secara sukarela memberikan sumbangan demi kemajuan
sebuah proses dakwah. Disamping itu, dana juga dapat diperoleh dari
lembaga usaha yang dikembangkan.
c. Methods, yakni cara atau sistem untuk mencapai tujuan. Dalam
penentuan metode ini harus direncanakan secara matang sehingga tidak
terjadi kevakuman di tengah jalan.
d. Materials, yakni bahan-bahan yang diperlukan dalam mencapai tujuan
atau misi lembaga. Bahan ini harus mendukung proses pencapaian
tujuan yang direncanakan oleh sebuah lembaga.
e. Machines, yakni alat-alat yang diperlukan, dalam hal ini alat-alat yang
digunakan bertujuan untuk memaksimalkan bahan-bahan yang
tersedia.
28
f. Market, yakni tempat untuk menawarkan hasil produksi dalam hal ini,
misi lembaga dapat diterima oleh masyarakat yang pada gilirannya
mereka dapat menerima produk yang telah diciptakan.34
Faktor manusia dalam manajemen merupakan unsur terpenting
sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen tergantung pada
kemampuan manajer untuk mendorong dan menggerakkan orang-orang
kearah tujuan yang akan dicapai. Karena begitu pentingnya unsur manusia
dalam manajemen, melebihi unsur lainnya, maka boleh dikatakan bahwa
manajemen itu merupakan proses sosial yang mengatasi segala-galanya.35
B. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelayanan diartikan
sebagai kemudahan yang di berikan sehubungan jual beli barang atau
jasa36
. Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau
organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.
Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani
pelanggan.37
Tentang pengertian Pelayanan Para Ahli mengemukakan
pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Diantaranya para ahli
yang mengemukakan pendapat pelayanan yaitu sebagai berikut :
34
Abdul Sani, Manajemen Organisasi (Jakarta: Bina Aksara, 1987) , h. 28. 35
Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, h.43. 36
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,
2002), edisi, ke-3, h. 642. 37
Kasmir, Etika Customer Service (Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2006), h.15.
29
a. Menurut AS. Moenir, “Pelayanan adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri, maupun
secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain. proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain.38
b. Menurut H.N.Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai tindakan
yang dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan, mencari
petunjuk dan atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan tujuan
menciptakan good will atau nama baik serta peningkatan penjualan
serta pendapatan.39
c. Pelayanan menurut Atep Adya Brata adalah segala usaha penyediaan
fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau
pelanggan sebelum atau sesudah terjadinya transaksi.40
d. Definisi Pelayanan yang lebih rinci diberikan Gronross adalah
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat
adanya teransaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain
yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau
pelanggan.41
38
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara,2010), Ed.
1, Cet. 9, h.17. 39
Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis dalam Berusaha (Surabaya: Usaha Nasional,
1981), h. 13 . 40
Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata Dasar SMK (Bandung : Armico, 1999),
h. 93. 41
Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pengembangan: Model Konseptual,
Penerapan Citizens Character & Standar Pelayanan Minimal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), h.3.
30
Berdasarkan pengertian di atas pengertian Manajemen Pelayanan
dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan Ilmu untuk menyusun
rencana, mengordinasikan dana dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas
pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan. 42
Menurut A.S. Moenir, yang dimaksud dengan manajemen
pelayanan adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur
dan mengendalikan proses layanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan
dapat berjalan tertib, lancar,tepat, mengenai sasaran dan memuaskan bagi
pihak yang harus dilayani.43
2. Ciri-ciri Pelayanan yang baik
Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan
dalam memberikan kepuasan kepada masyarakat (khususnya kaum
Dhuafa) dengan Standar yang sudah ditetapkan. Kemampuan tersebut
ditunjukan oleh Sumber Daya Manusia dan Sarana serta Prasarana yang
dimiliki.
Banyak perusahaan yang ingin dianggap selalu yang terbaik dimata
masyarakat. Karena Masyarakat akan merasa nyaman terhadap pelayanan
yang diberikan. Disamping itu, perusahaan juga berharap pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dapat ditularkan kepada masyarakat yang
lainnya. Hal ini merupakan promosi tersendiri bagi perusahaan yang
berjalan terus secara berantai dari mulut kemulut. Dengan kata lain,
pelayanan yang baik akan meningkatkan image perusahaan dimata
42
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi dan
Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grapindo Rosada , 1998), Cet, 1, h. 2. 43
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, h.186.
31
masyarakat. Image ini harus selalu dibangun agar citra perusahaan dapat
selalu meningkat.
Pelayanan yang baik juga harus didukung oleh sarana dan
prasarana yang dimiliki oeh perusahaan. Ketersediaan dan kelengkapan
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan semata-mata untuk
mempercepat pelayanan serta meningkat kualitas pelayanan yang
diberikan.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang baik
adalah kemampuan perusahaan untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang handal dengan segala kelebihannya. Kesiapan sumber daya manusia
ini harus didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki dan sebaiknya
tidak ketinggalan zaman. Untuk mencapai kecepatan dan ketepatan
pelayanan yang akan diberikan, pelayanan yang baik juga perlu didukung
oleh ketersediaan dan kelengkapan produk yang dibutuhkan pelanggan.44
Dalam Prakteknya pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri
dan hampir perusahaan menggunakan criteria yang sama untuk
membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat beberapa faktor
pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang
diberikan. yang mempengaruhi pelayanan yang baik pertama adalah faktor
manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia (karyawan) yang
melayani pelanggan harus memiliki kemampuan melayani Pelanggan
secara tepat dan cepat. Disamping itu, karyawan harus memiliki
44
Kasmir, Etika Customer Service, h. 31-32.
32
kemampuan dalam berkomunikasi, sopan, santun, ramah, dan
bertanggungn jawab penuh terhadap pelanggannya.
Kedua pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh tersedianya
sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan, dan
keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana harus dilengkapi oleh
kemajuan teknologi terkini. Pada akhirnya, sarana dan prasarana yang
dimiliki juga harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas pula. Jadi
dapat dikatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lainnya.
Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik bagi perusahaan dan
karyawan yang bertugas melayani pelanggan /nasabah.
a. Tersedianya karyawan yang baik .
Kenyamanan nasabah sangat tergantung dari karyawan yang
melayaninya. Karyawan harus ramah, sopan dan menarik. Disamping
itu, karyawan harus tatap tanggap, pandai bicara, menyenangkan, serta
pintar, karyawan harus mampu memikat dan mengambil hati nasaba
sehingga nasabah semakin senang atau tertarik. Demikian juga
dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat dan cekatan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik .
Pada dasarnya nasabah ingin dilayani secara prima. Untuk
melayani nasabah, salah satu hal yang paling penting diperhatikan
disamping kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia adalah sarana
dan prasarana yang dimiliki perusahaan. Peralatan dan fasilitas yang
dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang untuk menerima tamu harus
33
dilengkapi berbagai fasilitas sehingga membuat Pelanggan nyaman
atau betah dalam ruangan tersebut.
c. Bertanggung jawab kepada setiap Nasabah sejak awal hingga selesai.
Bertanggung Jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga
selesai Artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan
harus mampu melayani dari awal sampai tuntas atau selesai. nasabah
akan merasa puas jika karyawan bertanggung Jawab terhadap
pelayanan yang diinginkannya. Jika terjadi sesuatu karyawan yang dari
awal menangani masalah tersebut, secara segera mengambil alih
tanggung jawabnya.
d. Mampu Melayani secara cepat dan tepat.
Mampu melayani secara tepat dan cepat. Artinya dalam
melayani nasabah diharapkan karyawan harus melakukannya sesuai
prosedur. Layanan yang diberikan sesuai dengan jadwal untuk
pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti
pelayanaan yang diberikan tidak sesuai dengan standar perusahaan
dan keinginan nasabah.
e. Mampu Berkomunikasi
Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu
berbicara kepada nasabah. Karyawan juga harus dengan cepat
memahami keinginan nasabah. Selain itu, karyawan harus dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.
Jangan menggunakan istilah yang sulit dimengerti.
34
f. Memiliki Pengetahuan dan kemampuan yang baik
Untuk menjadi karyawan yang khusus melayani pelanggan
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Karena tugas
karyawan selalu berhubungan dengan manusia, karyawan perlu dididik
khususnya mengenai kemampuan dan pengetahuannya untuk
menghadapi nasabah atau kemampuan dalam bekerja. Kemampuan
dalam bekerja akan mampu mempercepat proses pekerjaan sesuai
dengan waktu yang diinginkan.
Demikian pula dengan ketepatan dan keakuratan pekerjaan
juga akan terjamin. Dalam hal ini kualitas manusia tersebut perlu
dididik sesuai dengan bidang pengetahuannya. Resiko akibat
ketidakmampuan dalam melayani nasabah akan berakibat fatal yaitu
kelambatan dan ketidaktetapan pekerjaan sehingga membuat
kesalahan dan tidak melayani nasabah.
g. Berusaha memahami kebutuhan Nasabah
Berusaha memahami kebutuhan nasabah artinya karyawan
harus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh nasabah.
Karyawan yang lamban akan membuat nasabah lari. Usahakan
mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan nasabah secara
cepat.
h. Mampu Memberikan kepercayaan kepada nasabah
Kepercayaan calon nasabah kepada perusahaan mutlak
diperlukan sehingga calon nasabah mau menjadi nasabah perusahaan
35
yang bersangkutan. Demikian pula untuk menjaga nasabah yang lama
perlu dijaga kepercayaanya agar tidak lari. Semua ini melalui
pelayanan karyawan khususnya dari seluruh karyawan perusahaan
umumnya.
Kepercayaan merupakan ujung tombak perusahaan untuk
menjalankan aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat
memuaskna pelanggan, maka akan menimbulkan kepercayaan. Satu
hal yang perlu diingat bahwa meningkatkan kepercayaan lebih berat
dari pada mempertahankan kepercayaan yang sudah diberikan.45
Parasuraman, Zeithamal, dan Berry sebagaimana dikutip oleh
Philip Kottler menyusun faktor utama yang menjadi penentu dalam
meningkatkan pelayanan, antara lain.46
a. Akses
Pelayanan harus mudah di jangkau dalam lokasi yang mudah dicapai
pada saat yang tidak merepotkan dan cepat.
b. Komunikasi
Pelayanan harus diuraikan dengan jelas dalam bahasa yang mudah
dimengeri oleh masyarakat
c. Kompetensi
Pegawai atau karyawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan
45
Ibid., h. 33-39. 46
Philip Kottler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian (Jakarat : Erlangga, 1995), Edisi Ke-6 Jilid 2, h.107.
36
d. Kesopanan
Pegawai atau karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat dan
penuh perhatian
e. Kredibilitas
Instansi dan pegawai harus bisa dipercaya dan memahami keinginan
utama yang diharapkan masyarakat atau pasien
f. Reabilitas
Pelayanan harus dilaksanakan dengan konsisten dan cermat
g. Cepat tanggap
Pegawai harus memberikan tanggapan dengan cepat dan kreatif atas
permintaan dan masalah masyarakat atau pasien.
h. Kepastian
Pelayanan harus bebas dari bahaya, resiko, atau hal-hal yang
meragukan.
i. Hal-hal yang berwujud
Hal-hal yang berwujud pada sebuah pelayanan harus dengan tepat
memproyeksikan mutu pelayanan yang akan diberikan.
j. Memahami atau mengenali masyarakat
Pegawai harus memahami kebutuhan masyarakat dengan memberikan
perhatian secara individu.
Dari beberapa faktor di atas kemudian oleh
Parasuraman,Zaithamal. Dan Berry yang dikutip Fndy Tjiptono
diidentifikasikan menjadi lima dimensi pokok yang menjadi penentu dalam
meningkatkan mutu pelayanan, Antara lain.47
47
Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Cuality Cervice (Yogyakarta: Andi, 2001), cet.
2, h.14.
37
a. Bukti Langsung (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik,perlengkapan, dan sarana komunikasi.
b. Keandalan (realibility)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat dan memuaskan.
c. Daya tanggap (Responsiveness)
Yaitu keinginan para staf untuk membantu para masyarakat dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
d. Jaminan (assurance)
Mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko atau
keraguan.
e. Empati
Meliputi kemudahan dalam melakuakan hubungan, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi dan memahami masyarakat.
Dengan Adanya faktor pertimbangan dalam meningkatkan mutu
pelayanan diharapkan masyarakat dapat merasakan lebih seperti yang
mereka inginkan. Sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat.
Mernurut Kartawijaya, diambil dari tulisan Encep Suryana, yang
dikutif oleh Dzul Kifli, ada empat macam bentuk untuk merealisasikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat yaitu:
38
a. Pelayanan itu sendiri sebagai produk yang dijual. Dalam hal ini
pemasaran harus mampu menanggapi pelayanan yang dijual sebagai
produk yang terdiri dari elemen, quality dan style yang harus
ditentukan dalam pelayanan yang akan dijual
b. In Sales Service, yaitu pelayanan yang diberikan setelah penjualan
berlangsung
c. After sales service, yaitu pelayanan yang diberikan setelah penjualan
berlangsung
d. Before sales service, yaitu pelayanan yang diberikan sebelum
penjualan berlangsung.
Agar Pelayanan dapat memuaskan kepada orang atau sekelompok
orang yang dilayani, maka petugas yang melayani harus memiliki empat
criteria pokok. Yaitu: tingkah laku yang sopan, cara penyampaian yang
sesuai dan berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima orang yang
bersangkutan,waktu penyampaian yang tepat dan keramah-tamahan.48
Manajemen Pelayanan adalah suatu proses kegiatan yang dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang
dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik yang dapat
memberikan kepuasan kepada pihak yang dilayani dan aktivitas-aktivitas
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
48
Dzul Kifli,” Manajemen Pelayanan Haji dan Umroh PT. Patuna Tour dan Travel.
”(Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 21.
39
3. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan adminsitratif, yaitu pelayanan publik yang menghasilkan
berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat.
Produk ini meliputi status kewarganegaraan, status usaha, sertifikat
kompetensi, kepemilikan, atau penguasaan atas barang. Wujud dari
produk tersebut adalah dokumen – dokumen resmi seperti SIUP, ijin
trayek, ijin usaha, akta, kartu tanda penduduk, sertifikat tanah, dan lain
sebagainya.
b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya, pendidikan, kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, dan lain sebagainya.
c. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang
yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya, jaringan telepon, listrik, air
bersih, dan sebagainya.49
Berdasarkan pemaparan di atas menurut Penulis Manajemen
pelayanan Kesehatan adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai kepada
tahap evaluasi yang diselenggarakan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memuaskan
pihak yang dilayani dan aktivitas-aktivitas dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan mencapa tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
49
Diakses pada 21 Februari 2011 dari
sehttp:/id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101214040008AAACTIMEz
40
BAB III
TINJAUAN UMUM LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC)
CIPUTAT-TANGERANG
A. Sejarah Berdirinya LKC
Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) adalah lembaga nirlaba yang
memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat tidak mampu yang
didirikan pada tanggal 6 November 2001 dan diresmikan oleh Wakil Presiden
RI Bapak DR. Hamzah Haz. Pelayanan diberikan melalui berbagai program
seperti Gerai Sehat (klinik gratis), Aksi Layanan Sehat (layanan kesehatan
mobile di daerah kumuh), dan SIGAP Bencana (layanan kesehatan di daerah
bencana dan konflik). Agar tepat sasaran, seluruh pelayanan dijalankan
menggunakan sistem kepesertaan berbasis keluarga. LKC juga membantu
kesehatan ribuan jiwa korban bencana alam dan konflik, seperti bencana
banjir nasional 2002 dan 2007, konflik Ambon, bencana tanah longsor
Bandung dan bencana tsunami Aceh dan gempa Nias. Serta tsunami Yogya
dan Pangandaran.1
Sebagai jejaring asset sosial yang berada dibawah Dompet Dhuafa
Republika, LKC difungsikan mendayagunakan dana masyarakat yakni donasi
public dalam berbagai bentuk seperti sumbangan, dana sosial, zakat,
infak,sedekah, wakaf dan dana lainnya dari perorangan, kelompok maupun
lembaga atau perusahaan yang halal dan illegal dalam bidang kesehatan.
1 Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
41
Kehadirannya dipicu oleh banyaknya permohonan bantuan dari kaum Dhuafa
untuk kesehatan.2
LKC merupakan alternatif solusi atas permasalahan kaum miskin.
Dasar pemikirannya adalah memecahkan masalah tanpa menimbulkan
masalah baru. LKC telah berevolusi menjadi sebuah model yang melibatkan
partisipasi aktif seluruh masyarakat. Gambarannya, kaum miskin dapat
berobat gratis sementara pembiayaan kesehatannya didanai oleh seluruh
elemen masyarakat, mulai dari individu sampai perusahaan. Selain dana,
masyarakat juga membantu dari berbagai sisi, seperti tenaga dengan menjadi
relawan LKC. Dengan model ini, besar biaya kesehatan per keluarga miskin
yang ditanggung pun menjadi murah.
Keberadaan LKC sebagai mitra masyarakat tidak mampu di daerah
Jadebotabek dapat menjadi pilihan pelaksana kegiatan Corporate Social
Responsibility. Bidang garapan yang jelas dan fokus, jumlah cakupan
masyarakat tidak mampu yang besar dan luas, dan program-program unggulan
yang strategis, efektif, efisien dan terukur, serta pengelolaan lembaga yang
akuntabel dan profesional merupakan faktor pendukung LKC. Selain itu,
afiliasi LKC pada Yayasan Dompet Dhuafa yang telah berkiprah selama 14
tahun di kancah lembaga nirlaba di Indonesia menjadi kekuatan tersendiri
yang unik. Dan puluhan perusahaan lokal maupun multinasional besar yang
telah menaruh kepercayaan pada LKC untuk bekerja sama menjadi sebuah
bukti nyata.3
2Suraiyah, “ Persepsi Masyarakat Miskin terhadap Layanan Kesehatan Cuma-Cuma
(LKC),” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
2005), h. 45. 3Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
42
B. Visi, Misi, Strategi LKC
VISI LKC
Terwujudnya Keluarga Sehat Mandiri
Misi LKC
1. Mengoptimalkan upaya promosi kesehatan bagi keluarga dhuafa.
2. Menjalankan pelayanan kesehatan keluarga dhuafa yang ramah,amanah
dan professional.
3. Membina model pelayanan kesehatan masyarakat dhuafa yang terpadu.
Strategi LKC
1. Optimalisasi Promosi kesehatan keluarga.
2. Pemberdayaan kesehatan keluarga mandiri.
3. Pelayanan kesehatan bermutu dan terpadu.
4. Pembinaan Kampung sehat.
5. Pembentukan Masyarakat siaga bencana.
6. Bermitra dengan Pemerintah dan Swasta, NGO nasional dan internasional
dalam program kesehatan masyarakat.
7. Memiliki budaya organisasi unggul.
8. Membentuk karyawan yg berkarakter social entrepreneur.4
C. Budaya Organisasi LKC
LKC mempunyai Budaya organisasi dengan Motto "S I M P A T I K."
Kepanjangan dari :
BUDAYA
TOLOK UKUR RINCIAN
S Senang hati
bekerja
Melayani dengan
sepenuh hati
Tuntas bekerja untuk dhuafa
I Inginkan
ridho Ilahi
Keteladanan sebagai
wujud nyata komitmen
melayani dhuafa
Di awali keteladanan diri sendiri
melalui disiplin profesional dan
amanah
Ramah Tersenyum sekalipun di kritik
Ucapkan salam dan menjawab
dengan utuh
Menjadi sahabat bagi teman
karyawan
4Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
43
M Mengasihi
dhuafa
Senantiasa bekerja dan
bermanfaat untuk umat
Terlaksananya program dan
dapat dirasakan oleh mustahik
P Pelayan prima Disiplin Sesuai keilmuan, tata tertib,
sopan
Profesionalisme Kerja tepat waktu
Pakaian kerja
Agenda kerja harian,pekanan,
bulanan
Rasa keadilan
Bersih tidak ada lalat noda, bau
diruangan (OB)
Secara fisik ada output
(administrasi)
Sesuai SOP dan protokol terapi
(pelayanan)
Memberikan penjelasan yang
tepat (respon komplain)
A Amanah Melaksanakan
tanggung jawab dengsn
amanah
Tidak keluar dari visi misi
Tidak korupsi waktu maupun
aset lembaga
Tidak menunda pekerjaan
Tidak sering meminta izin yang
tidak syar’i
T Terampil Profesionalisme Cekatan
I Istiqomah Komitmen dan
keteladanan
Keteladanan menjalankan sesuai
sop
Berebut mengaku salah
K Kreatif-
proaktif
Proaktif Memberikan report tanpa
diminta
Cerdas kreatif dan siap
bekerja sama
Berani mengambil
risiko5
5 Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
44
Budaya Organisasi ini tidak hanya sekedar teori yang ada di LKC,
Melainkan kebudayaan ini diaplikasikan oleh karyawan LKC dalam kegiatan
sehari-hari. Sehingga dengan kebudayaan tersebut para karyawan LKC dapat
menjalankan Aktivitas Pelayanan Kesehatan dengan baik dan penuh dengan
kekeluargaan. Bahkan karyawan LKC bekerja dengan ikhlas hanya
mengharap ridho Allah.
D. Struktur Organisasi LKC6
LAYANAN KESEHATAN CUMA-CUMA
6Wawancara Pribadi dengan Bambang Muhartono, Ciputat, 23 Juni 2011.
Manager Pelayanan
Medik
dr. Yeni Purnama sari
Manager
Operasional
Asep Hendriana, SE
Manager Pengembangan
program
Masyitoh, Amd
Pelayanan Medis
dr. Windrati
Wiwara Sukmadi
Penunjang Medis
Mirna Peni, S. si, Apt
Keperawatan &
Kebidanan
Rahayu Rahmani,
Amd
Keuangan
Miza Elman, SE
SDM
Bambang
Muhartono, S. Sos
Umum
Suroso, SE
Logistik
Siti Rostinah
Corsec
Fundraising
Iwan
Program
Roby Suryadi,
Amd
Direktur
dr. Yamin Setiawan, MARS
Board of Directors
45
Struktur Organisai LKC memiliki tugas masing-masing, yang mana tugas
ini dijalankan dengan baik pada masing-masing Divisi. Direktur LKC tugasnya
adalah otomatis yang membawahi lembaga, artinya yang memiliki tanggung
jawab secara All atau secara keseluruhan, apapun yang terjadi dalam LKC di
tangani oleh Direktur dan dipertanggung jawabkan. Direktur LKC membawahi
Tiga Departemen yaitu: Manager Pelayanan medik, Manager Operasional, dan
Manager Pengembangan Program.
Manager Pelayanan Medik, membawahi tiga Unit Pelayanan. Pertama,
Pelayanan Medis, bertanggung jawab kepada Pelayanan Umum, UGD, Gigi,
kemudian poli-poli yang lain seperti Poli DM, yang berkaitan dengan rawat jalan
bukan rawat inap. Kedua, Penunjang Medis, bertanggung jawab pada pelayanan
Laboratorium yang membantu pelayanan yang berkaitan dengan Radiologi atau
Ronsen, Obat-obatan, Apotik, Gizi, Pencatatan dan Pelaporan, bahkan bagian
Dapurpun termasuk tanggung jawab Penunjang Medis. karena bagian dapur yang
memasak untuk pasien rawat inap yang harus diperhatikan gizinya, serta
Costomer Servicepun menjadi tanggung jawab pelayanan medis. Ketiga,
Keperawatan dan Kebidanan, bagian ini bertanggung jawab pada keperawatan
rawat inap dikebidanan dan pasien yang dirujuk apabila LKC tidak bisa
menangani, ini semua menjadi tangung jawab kebidanan. Ketiga Departemen ini,
sebulan sekali kumpul untuk koordinasi, setiap Departemen memiliki alur yang
sama.7
7 Wawancara Pribadi dengan Rita, Ciputat, 8 Juli 2011.
46
Manager Operasional, bertanggung jawab pada Operasional LKC di luar
pelayanan medis, Manager Operasional membuat laporan pemasukan dan
pengeluaran Setiap bulan yang diserahkan ke Dompet Dhuafa dan LKC. dan yang
mengatur Keuangan, donasi masuk, pengeluaran dan pemasukan keuangan
dilaporkan, setiap keuangan ada laporannya, sekecil apapun pengeluaran harus
dilaporkan, laporan keuangan selalu ada dan di cantumkan di Media Majalah.
Departemen Keuanganlah yang memenej keluar masuknya uang.
Kepala SDM, bertanggung jawab secara internal yaitu membina Staff,
mengumpulkan penilaian karyawan persemester, SDM mengkolef dan menilai
juga dengan kepala bagian masing-masing Departemen, selain itu SDM bertugas
kepada pelatihan karyawan, gaji karyawan, absensi dan pengembangan karyawan.
Tujuan adanya pelatihan dan pembinaan ini untuk menciptakan dan menghasilkan
Karyawan yang baik yang dapat mencapai target pekerjaan. Karyawan yang
berprestasi akan diberi hadiah berupa materi, SDM ini lebih keinternal LKC
hubungan kepada karyawan.
Bagian umum sama dengan Rumah Tangga yang membawahi dan
mengatur Driver, Scurity, OB, Pemeliharaan Gedung, Perawatan dan Kondisi
Gedung serta barang-barang dan asset yang dimiliki LKC, peminjaman barang
pun menjadi tangung jawab Bagian Umum, Pemeliharaan Gedung dan
Ambulance menjadi tanggung jawab bagian Umum.8
Logistik bertanggung jawab pada pembelian barang, misalnya ada
karyawan yang membutuhkan barang, maka logistik ini yang belanja dan
8Wawancara Pribadi dengan Rita, Ciputat, 8 Juli 2011.
47
penyetokan barang yang dibutuhkan karyawan dan didistribusikan pada
karyawan. Logistik terbagi dua yaitu:
1. Logistik Umum Bertanggung jawab pada Alat Tulis Kantor (ATK), kain pel,
lap, susu dan yang lainnya.
2. Logistik medis bertanggung jawab pada obat-obatan, laporan pemasukan dan
pengeluaran, yang mana pemasukan dan pengeluaran harus balance.
Karyawan yang membutuhkan barang ditunjukan di logistik, untuk
keperawatannya diserahkan ke Rumah Tangga atau Divisi Umum, untuk diketahui
bahwa barang-barang yang dibeli sudah menjadi asset LKC. Barang yang sudah
tidak dipakai tapi masih bagus, barang tersebut di lelang dan uangnya dimasukan
ke infaq. Departemen Logistik dan Rumah Tangga saling bekerja sama, Manager
Pelayanan Medis dan Manager Operasional ini yang menjadi pilar LKC.9
Manager Pengembangan Program bertanggung jawab pada Program LKC
dan Inovasi program LKC, program yang sudah ada lebih dikembangkan, dan
membuat program yang belum dikembangkan oleh kesehatan lain, LKC biasanya
selalu menajdi Vioner. Manager Pengembangan Program ini membawahi tiga
Departemen. Pertama, Corsec, Divisi Corsec ini tidak bersentuhan dengan
pelayanan LKC, lebih banyak hubungan kepada Donatur dan Mitra, Corsec lebih
kehumasan kecitraan lembaga atau kesekertarisan lembaga. Corsec terbagi dua
yaitu:
1. Sekertaris Umum, Corsec umum ini lebih kehumasan misalnya donatur yang
masuk, Corsec lah yang menggedor donatur dan menanggapi komplen donatur
9 Wawancara Pribadi dengan Rita, Ciputat, 8 Juli 2011.
48
kemudian dikelola oleh corsec dan diberikan pada Divisi yang dikomplen oleh
Donatur. Surat yang datang dan keluar didistribusikan di bagian masing-
masing, Sekertaris juga yang menyimpan dokumen lembaga dan kerja sama
dengan Instansi Luar.
2. Sekertaris Media Relation lebih berhubungan kepada media dan bertanggung
jawab pada berjalannya Website LKC dan Pear LKC atau Jurnalis LKC.
Sekertaris umum lebih ke pembicaraan atau lisan dan bahasa yang dapat
mempengaruhi donatur sedangkan Media Relation lebih kepada tulisan. Urusan
pencitran lembaga baik diluar maupun di dalam menjadi tugas Corsec. Corsec
juga membuat Tema yang dapat menarik donasi.
Departemen Fundraising tugasnya pengumpulan dana atau penggalangan
dana dari donatur dan Sponsorship, Fundraising ini tidak bisa diganggu apapun,
karena khusus untuk penggalangan dana, Corsec sebagai penggedor donatur dan
“Palugada” (Apa lu mau gue ada), sedangkan fundraising sebagai Penghimpun
Dana , apabila Donatur sudah Deal dengan program yang sudah ditawarkan maka
Corsec membuat MOU.Corsec dan Fundraising saling bekerja sama.
Divisi Program yang mengatur keuangan atau budgeting, karena hanya
Divisi Program yang mengetahui apa saja yang di perlukan untuk program yang
akan dijalankan, yang diperlukan oleh Divisi Program dilaporkan kepada SDM
yang mengatur, mengelola dan mencetuskan program. Ketiga Divisi ini saling
berjalan dan bekerja bareng.10
10
Wawancara Pribadi dengan Rita, Ciputat, 8 Juli 2011.
49
Masing-masing Departemen sebulan sekali mengadakan pertemuan
untuk rapat yang di pimpin oleh masing-masing kepala bagian Departemen.
Kemudian ada rapat Khusus BOD (Board of Directors) dalam rapat ini
membahas masalah yang baru atau yang lama dan sekaligus laporan apa yang
sudah dilakukan dan akan dilaksanakan dan mencari solusi untuk masalah
yang timbul. Dan sebulan sekali Rapat Pimpinan 14 orang kumpul untuk
laporan. Jadi setiap Departemen keseluruan saling bekrja sama dan
mendukung serta menopang atas berjalannya program yang ada.
E. Sarana dan Prasarana
Sarana yaitu menyangkut semua barang yang dipergunakan sehari-hari
dalam pelaksanaan pekerjaan secara teknis operasional. Sarana yang terdapat
di LKC antara lain berupa komputer, ruangan meeting, ruang ukhuwah, ruang
resepsionis, ruang P2L, kamar pasien, mushola, gudang, toilet karyawan, toilet
pasien, ruang bekerja yang berada di lantai 3, gudang, koperasi, apotek, dapur,
ruang OB, dan kantin.
Prasarana yaitu cenderung dimaksudkan lingkungan tempat
melaksanakan kegiatan atau pekerjaan. Prasarana yang terdapat di LKC antara
lain gedung LKC yang beralamat di Jl. Ir H Juanda No.34, Ciputat Mega Mal
D-01, Ciputat 15412.
50
F. Program-Program LKC
1. Program – Gerai Sehat
Gerai Sehat merupakan unit layanan dalam gedung LKC yang
menyediakan layanan kesehatan dasar plus bagi kaum duafa (fakir &
miskin) secara cuma-Cuma. Sampai tahun 2007, Gerai Sehat sudah
terdapat di Ciputat-Tangerang dan Bekasi-Jawa Barat dan Masjid Agung
Sunda Kelapa. Gerai Sehat lainnya diharapkan akan terus bertambah di
setiap wilayah Indonesia.
Waktu layanan Gerai Sehat bervariasi mulai dari 24 jam sehari
sampai pagi sore. Jenis layanan Gerai Sehat utamanya Kegawatdaruratan,
Dokter Umum, Kebidanan dengan segala jenis layanannya dan Obat-
Obatan. Selain ketiganya, variasi layanan Gerai Sehat mencakup Dokter
Gigi, Dokter Spesialis, Layanan Bedah Minor, Laboratorium, Rawat Inap
Sementara dan Rujukan rumah sakit. Kelak, rujukan rumah sakit akan
berpusat di Rumah Sakit LKC.
Gerai Sehat adalah aset sosial milik masyarakat. Master Plan
pengembangannya pun mengarah pada kerja sama pembiayaan dan
pengelolaan Gerai Sehat antara LKC dengan elemen masyarakat sekitar,
seperti perusahaan, yayasan dan lain sebagainya. Dengan demikian Gerai
Sehat sangat terbuka untuk bersinergi dengan program Community
Development sebuah perusahaan.11
11
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
51
2. Program – Aksi Layan Sehat
Aksi Layan Sehat merupakan salah satu unit layanan luar gedung
LKC yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan
lingkungan. Target utama Aksi Layan Sehat adalah daerah kumuh dan
kantong kemiskinan di Jadebotabek. Aksi Layan Sehat didukung oleh
barisan relawan medis dan non medis juga mobil medis lengkap dengan
fasilitasnya.12
Jenis layanan yang diberikan meliputi:
a. Pengobatan Umum
b. Kesehatan Gigi
c. Pemeriksaan KIA
d. Imunisasi
e. Pemberian Tambahan Gizi
f. Asistensi Pembinaan Wilayah.
Konsep program Aksi Layan Sehat adalah pembinaan. Untuk itu
Aksi Layan Sehat hadir secara periodik di satu wilayah kumuh dengan
model pengelolaan daerah binaan. Selain itu, Aksi Layan Sehat juga
menjadi alternatif bagi kaum dhuafa (fakir & miskin) yang sulit
menjangkau Gerai Sehat. Atas dasar itu, pemilihan daerah pun selalu
didasarkan pada hasil pemetaan wilayah kumuh Jadebotabek, hasil survey
wilayah dan prioritas bantuan kesehatan.13
12
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil 13
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
52
3. Program – Masyarakat Sehat
Kesehatan manusia sejatinya tidak hanya terfokus pada aspek fisik
namun juga melingkupi aspek kejiwaan. Masyarakat Sehat adalah program
yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan kaum duafa
(fakir & miskin) dalam aspek bio-psiko-sosio-religi. Melalui program ini
dilakukan edukasi medis dan non medis terhadap duafa. Tujuannya
membangun perilaku hidup sehat dengan memberikan pengetahuan
kesehatan dan pembinaan akhlak.
Program Masyarakat sehat dijalankan dengan sistem kemitraan
yang dilandasi ikatan ukhuwah. Dalam program ini kaum duafa dilibatkan
sepenuhnya untuk memberdayakan diri mereka dalam berbagai aktifitas
yang bersifat edukatif, promotif dan prefentif. Kegiatan Masyarakat Sehat
dijalankan pada unit layanan dalam Gedung, yaitu Gerai Sehat, dan unit
layanan luar gedung, yaitu Aksi Layan Sehat dan Aksi Tanggap Bencana.
Jenis kegiatan Masyarakat Sehat diantaranya :
a. pembinaan kesehatan spiritual
b. pembinaan kesehatan lingkungan
c. pedidikan tentang gizi dan kesehatan masyarakat.
d. pembentukan kelompok duafa sehat.14
4. Program – Sigab (Aksi Tanggap Bencana)
Bersama dengan Aksi Cepat Tanggap dari Dompet Dhuafa
Republika (ACT DD), LKC melayani masyarakat di daerah konflik dan
14
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
53
bencana. Inti kegiatan Tanggap Bencana adalah memberikan pengobatan
umum dan memulihkan trauma konflik/bencana kaum dhuafa (fakir dan
miskin).
Selain pasca bencana, aktivitas Tanggap Bencana juga meliputi
pra bencana. Tim Tanggap Bencana memberikan pelatihan-pelatihan
penanganan bencana dan pertolongan pertamanya. Pelatihan diberikan di
daerah-daerah kumuh dan kantong-kantong kemiskinan rawan konflik dan
bencana.
Dalam perjalanannya, Tanggap Bencana LKC sudah turun di
berbagai lokasi bencana dan konflik, seperti Bencana Banjir Nasional
2002 dan 2007, Bencana Longsor Garut, sampai yang terakhir Konflik
Ambon. Selain ACT DD, LKC juga bekerja sama dengan berbagai
lembaga lain mulai dari lembaga nirlaba, LSM sampai Pemerintah.15
G. Sistem Kepesertaan LKC
LKC didukung sepenuhnya oleh donasi masyarakat. Dengan demikian
LKC adalah milik masyarakat dan merupakan amanah bagi para pengelolanya.
Untuk itu, LKC menerapkan sistem kepesertaan bagi kaum dhuafa (fakir dan
miskin) yang membutuhkan bantuan kesehatan.16
Sistem kepesertaan LKC berlaku untuk 1 keluarga. Setiap keluarga
dapat mendaftarkan diri secara langsung atau direkomendasikan oleh
RT/RW/Lurah untuk jadi peserta. Persyaratan yang diperlukan antara lain :
15
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil 16
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
54
1. fotokopi KTP
2. fotokopi Kartu Keluarga
3. surat keterangan tidak mampu dari RT/RW/Lurah.
Selanjutnya, keluarga dhuafa yang sudah mendaftar akan disurvei
kelayakannya di rumah masing-masing oleh tim survei LKC. Kriteria
kelayakan peserta meliputi aspek kemiskinan, kesehatan dan keimanan.
Apabila disetujui maka mereka akan mendapat kartu peserta dan dapat berobat
secara cuma-cuma. Kartu peserta LKC berjangka waktu 1 tahun. Jika masa
berlakunya habis, peserta dapat mengajukan perpanjangan dan LKC akan
melakukan survey ulang kelayakan. Dari hasil survey ulang akan diputuskan
perpanjangan masa berlaku kepesertaan untuk 1 tahun ke depan.17
H. Mitra LKC
1. Adhimix
2. Bank Indonesia
3. KFC
4. P&G
5. BPmigas
6. ANTV
7. Eramuslim digest
8. Indosat18
17
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil 18
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
55
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PADA LAYANAN
KESEHATAN CUMA-CUMA (LKC) CIPUTAT-TANGERANG
A. Proses Pelayanan Kesehatan LKC dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan pada Pasien Dhuafa
Pada uraian sebelumya telah dikemukakan mengenai manajemen.
Manajemen adalah yang mengatur, mengarahkan untuk setiap kegiatan agar
kegiatan atau program yang akan dijalankan dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, perlu adanya pelayanan
yang baik, maka dari itu diperlukanlah suatu manajemen yang baik dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada layanan kesehatan Cuma-
cuma. Diterapkannya Fungsi Manajemen Pada LKC untuk meningkatkan
kinerja para karyawan dan memberikan kepuasan pada pasien agar mereka
merasakan kenyamanan dalam berobat ditempat tersebut.
Pelayanan Kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanankan
oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi untuk
menyembuhkan penyakit dan mencegah penyakit. Manajemen Pelayanan
Kesehatan adalah suatu aktivitas yang mengatur pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan melalui sumber daya orang lain, agar
pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan pada pihak yang
dilayani. kegiatan Tersebut terbagi dalam empat fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
56
1. Fungsi Manajemen LKC
Layanan kesehatan Cuma-Cuma menjalankan fungsi manajemen,
penulis akan menjelaskan fungsi manajemen yang digunakan oleh layanan
keshatan Cuma-Cuma adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang pertama sebelum
fungsi-fungsi yang lain, yang mana perencanaan ini hal yang terpenting
dalam manajemen.
Perencanaan adalah suatu perumusan rencana kedepan dan
keputusan yang diambil untuk melaksanakan program-program dimasa
yang akan datang. Perencanaan harus diwujudkan melalui kerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang dilakukan oleh LKC, Pelayanan kesehatan yang
mana institusinya pelayanan kesehatannya sama seperti institusi yang lain
yaitu balai pengobatan, dari segi operasionalnya LKC ini adalah balai
pengobatan, untuk operasional LKC menggunakan Promotif (Promosi
Kesehatan), Prefentif (Pencegahan), kuratif (penyembuhan) dan
Rehabilitatif (perbaikan anggota tubuh). Dari segi planning LKC yang
dilakukan adalah membuat rencana anggaran tahunan, LKC ini Membuat
RKAT selama satu tahun dengan prinsif-prinsif : Promotif (Promosi
Kesehatan), Prepentif (Pencegahan), Kuratif (Penyembuhan) dan
Rehabilitative (Pemulihan). Kegiatan LKC kalau dijabarkan sehari-hari
sama seperti balai pengobatan lainnya yaitu Unit Pelayanan Dasar seperti ;
poli klinik umum, poli klinik gigi, laboratorium dasar dan farmasi.1
1 Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari, Ciputat, 8 April 20011.
57
Selain mempunyai Program kerja, LKC juga mempunyai
Departemen, departemen tersebut terbagi dalam tiga bagian:
1) Departemen Sumber Daya manusia
2) Departemen Program
3) Departemen pelayanan medis ada pelayanan medis dan pelayanan
penunjang medis.
LKC ini mempunyai keterbatasan sarana untuk itu apabila ada pasien
yang penyakitnya serius dan yang bersifat lanjutan maka dilakukannya
rujukan keberbagai rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan LKC.
Kegiatan sehari-hari LKC sama dengan pengobatan yang lain, tetapi LKC
ini mempunyai Program tertentu yang mana sedikit berbeda dengan
pengobatan biasa. Program tersebut yaitu TB Center, Poli klinik kencing
manis, pojok lokasi atau klinik lokasi.
LKC mempunyai program unggulan, masing-masing program
tersebut dilakukan penyuluhan.
1) Program Promotif
LKC Mempunyai program kesehatan yang didalam dan di luar LKC,
Pelayanan Kesehatan yang didalam LKC dinamakan Gerai Sehat, yang
mana program ini Pasien Dhuafa datang langsung ke LKC Untuk
berobat. Dan program yang diluar LKC pendekatan langsung kepada
dhuafa khusus untuk keluarga dhuafa yang jauh dari pelayanan
Kesehatan dan daerah yang kumuh. Untuk program yang diluar LKC
ini mempunyai Mitra yang membiayainya, sebelum dilakukannya Aksi
58
pelayanan kesehatan terlebih dahulu Tim LKC melakukan Baksos dan
sekaligus memberitahukan atau mempromosikan kepada Masyarakat
bahwa akan ada pelayanan kesehatan yang gratis khusus untuk dhuafa.
2) Program Prepentif
Program prepentif merupakan kegiatan pencegahan penyakit yang
dilakukan oleh LKC agar pasien dhuafa tidak terkena penyakit yang
menular dan memberikan perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada
dhuafa. Dan mengajari masyarakat dhuafa agar lebih tekun menjaga
lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.
3) Program member LKC baik di LKC maupun di Pos Sehat Pelayanan
Diluar LKC yang merupakan Jejaring dari LKC.
Standar Pelayanan minimal untuk mengetahui indikator mutu
pelayanan LKC dilakukannya Monitoring dan Evaluasi pelayanan agar
program-program yang telah disepakati berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan.
LKC ini merupakan jejaring Dompet Dhuafa, jadi holding company
Adalah Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa sudah merencanakan dan sedang
proses pembangunan Rumah sakit, tetapi LKC ini menyebutkannya
Rumah Sehat Terpadu yang sedang dibangun didaerah Parung-Bogor.
Untuk kedepan LKC Berharap dapat melakukan tahapan Lanjutan
dirumah Sehat terpadu tersebut.2 Dalam praktiknya LKC ini Balai
Pengobatan untuk dhuafa, LKC ini masih memiliki keterbatasan sarana,
2 Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari, Ciputat, 8 April 20011.
59
untuk itu LKC mempunyai harapan kedepannya untuk melengkapi sarana
pelayanan kesehatan dapat dilengkapi untuk memudahkan kaum dhuafa
yang menderita penyakit serius dapat ditangani langsung oleh LKC.
Sehingga LKC tidak merujuk dirumah sakit yang sudah bekerja sama
denagn LKC yang berada di wilayah Sejabodetabek, karena kalau dirujuk
dirumah sakit Mitra LKC Selalu penuh sehingga kadang pasien dhuafa
tidak dapat kamar, untuk itu LKC sedang proses pembangunan Rumah
Sehat Terpadu (RST). RST ini merupakan pengembangan dari LKC yang
bertujuan untuk memudahkan masyarakat dhuafa berobat.
Langkag-langkah perencanaan pelaksanaan kegiatan LKC yaitu:
1. Perkiraan dan perhitungan masa depan
Prakiraan merupakan peramalan dimasa yang akan datang, prakiraan
dilakukan secara continue oleh seorang manajer, agar para karyawan
LKC yang bekerja dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
dhuafa dapat dilakukan dengan efisien. Dengan perkiraan dimasa
depan, pelayanan kesehatan LKC dapat menjalankan program
kesehatan dengan baik.
2. Tujuan
Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan dan maksud yang telah
ditetapkan dan dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai oleh LKC
adalah memberikan pealyanan yang baik kepada pasien dhuafa dan
merasa puas terlayani, dan membekali diri dhuafa dengan perilaku
hidup bersih dan sehat.
60
3. Prosedur
Program Pelayanan kesehatan yang ada di LKC ini semuanya
diberikan dalam bentuk kememberan. Untuk menjadi member LKC,
terlebih dahulu di survey dan ditentukan oleh Tim Survey Layak atau
tidak untuk menjadi Member.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi Manajemen kedua yaitu pengorganisasian yang merupakan
pembagian kerja untuk setiap program agar program tersebut mencapai
tujuan. Pembagian kerja harus jelas, sebab dengan itu maka program-
program yang direncanakan akan lebih mudah dilaksanakan dan di capai.
Melalui pembagian kerja dan dibagi-bagikannya tugas secara perinci
sesuai dengan divisi masing-masing serta diberikannya pemberian
wewenang pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan kepada beberapa
orang, maka akan mencegah terjadinya pekerjaan yang dilakukan oleh satu
orang pelaksana saja.dan apabila dikerjakan secara seksama akan
mengeefesienkan penggunaan tenaga kerja.
Perlu diingat bahwa Pengorganisasian ini bukanlah tujuan, tapi alat
untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian dilakukan untuk menekankan
agar sebuah pekerjaan dapat dilakukan dengan rapih, jelas dan teratur.
Sehingga apa yang menjadi tujuan dan maksud yang telah direncanakan
oleh suatu lembaga dapat tercapai sesuai dengan rencana yang sudah
ditentukan.
Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan suatu kerja sama dengan
menggunakan sekelompok orang tertentu dengan pembagian seluruh
61
pekerjaan sesuai dengan bidang masing-masing dan dibentuk dalam unit
kerja agar orang-orang yang terlibat didalamnya bergerak kearah tujuan
yang sama. Karena dengan kekompakan dan kerja sama akan
membuahkan hasil yang sempurna.
Susunan organisasi di LKC mempunyai pembagian kerja yang jelas
yang mengatur arus pekerjaan yang terdiri dari : Direktur, Jajaran manajer,
di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma ada tiga Departemen Manajer.
Pertama Manajer Pelayanan Medis, Kedua Manajer Operasional dan yang
ketiga Manajer Pengembangan Program. Kemudian dibawahnya baru
kepala bagian masing-masing.3
LKC memberikan motivasi kepada karyawan-karyawannya melalui
nilai-nilai yang disepakati bersama yaitu; disiplin, professional, kerja
sama, kejujuran, dan musyawarah. Tidak hanya itu saja, LKC juga
memberikan motivasi dengan Motto LKC yaitu Amanah dan dan
professional. Jadi LKC ini memberikan motvasi yang bersifat nilai-nilai
kelembagaan yang disepakati bersama.
LKC pernah melakukan PKOPO (Peningkatan Kerja Organisasi
melalui Pembelajaran Organisasi). Dalam suasana outbonpun kita lakukan
pembelajaran organisasi bersama, sehingga tumbuh rasa kebersamaan,
mungkin juga LKC ini bukan hanya tempat bekerja mencari nafkah. Tapi
LKC ini sudah merupakan kehidupan bagi Karyawan LKC.4Layanan
Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) mempunyai pembagian kerja yang jelas
3 Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari, Ciputat, 8 April 20011.
4 Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari, Ciputat, 8 April 2011.
62
dan setiap karyawan masing-masing divisi dapat menjalankan tugasnya
dengan tertib. Dalam beraktivitas karyawan LKC penuh dengan
kebersamaan dan kekelurgaaan. Melalui pembagian kerja tersebutlah LKC
dapat memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat dhuafa dengan
maksimal.
c. Penggerakan (Actuatting)
Setelah perencanaan disusun dan pekerjaaan telah terbagi melalui
pengorganisasian yang telah tersusun rapih maka langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh pelayanan kesehatan LKC yaitu menggerakan orang-orang
dengan masing-masing tugas untuk melakukan pekerjaan secara efektif
dan efisien sehingga program dapat berjalan kearah tujuan yang telah
ditetapkan.
Penggerakan yang dilakukan di LKC yaitu berjalanya pelayanan,
selama ini Di LKC Pelayanan berjalan cukup baik sesuai dengan berbagai
macam pelayanan yang ada, setiap karyawan bergerak dan menjalankan
tugas dan fungsi sesuai dengan masing-masing bagian.5
Untuk menggerakan personil yang ada di LKC dalam menjalankan
aktivitas pelayanan kesehatan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka perlu adanya tindakan
untuk mengarahkan, membimbing, komunikasi dan motivasi.
Dalam menjalankan program pelayanan kesehatan, pimpinan harus
memberikan arahan kepada bawahan karena bawahan memerlukan
pengarahan dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan menjalankan
5 Wawancara pribadi dengan Yeni purnama Sari, Ciputat, 8 April 20011.
63
tugas yang telah diperintahkan oleh atasan sesuai dengan tugas masing-
masing yang diberikan, karena selama kegiatan pelayanan kesehatan
berlangsung diperlukannya pengarahan agar kegiatan pelayanan kesehatan
dapat dilakukan secara baik dan mencapai tujuan.
Setelah pimpinan mengarahkan bawahan, maka selanjutnya yang
dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakan bawahan yaitu membimbing
personil dalam menjalankan aktivitas masing-masing agar kegiatan
pelayanan dapat berjalan dengan baik. Bimbingan ini dapat dilakukan
dengan memberikan dan menjelaskan kegiatan yang akan dijalankan
sehingga menjadi jelas apa yang telah diperintahkan oleh pimpinan dan
menjadi mudah untuk dikerjakan. Selama pengarahan dan bimbingan
dilakukan maka komunikasi antara atasan dan bawahan sangan penting
karena komuikasi ini merupakan proses kegiatan hubungan antara manusia
untuk saling memberikan informasi. Terjalinnya komunikasi antara
pimpinan dan bawahan maka akan menghasilkan kerjasama yang efektif.
Untuk menggerakan bawahan agar bekerja dapat berjalan secara optimal
maka perlu adanya motivasi yang diberikan oleh pimpinan.
Motivasi merupakan hal yang penting untuk diberikan kepada
bawahan karena motivasi ini merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh
pimpinan untuk memberikan dorongan semangat kepada orang lain atau
bawahan agar dapat berkerja lebih baik dan selalu berpretasi untuk
kepentingan pelayanan kesehatan LKC. Motivasi ini diberikan untuk
mencapai tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan
memberikan penghargaan kepada pekerja yang berprestasi.
64
LKC Memberikan Motivasi kepada para personilnya yaitu: disiplin,
professional, kerjasama kejujuran dan musyawarah . LKC memotivasi
yang bersifat nilai-nilai kelembagaan . dengan nilai-nilai tersebut para
personil LKC dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada dhuafa
(pasien) dapat terlayani secara maksimal.
d. Pengawasan (Controlling)
Fungsi manajemen yang keempat adalah pengawasan. Pengawasan
merupakan hal yang harus dilakukan dalam setiap kegiatan agar supaya
pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan perintah dan rencana yang
telah ditetapkan sejak awal. Pengawasan ini dilakukan dengan tujuan
untuk menhghindar terjadinya deviasi. Apabila terjadinya penyimpangan
maka orang yang berwenang segera dapat meluruskan penyimpangan
tersebut dan meluruskan kembali agar pelaksanaan tersebut dapat berjalan
sesuai dengan yang direncanakan.
Pengawasan yang dilakukan oleh layanan Cuma-Cuma dalam
memantau pelaksanaan programnya yaitu dilakukan dengan bertahap dan
berjenjang mulai dari kepala bagian manager sampai direktur untuk
melakukan audit. Pengawasan ini dilakukan oleh LKC untuk semua
program dan pelayanan di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. 6
Pengawasan ini dilakukan dengan mengamati program pelayanan
kesehatan pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma untuk mengukur
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dengan standar yang telah
ditetapkan oleh perencanaan.
6 Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari, Ciputat, 8 April 20011.
65
Pengawasan yang dilakukan LKC berfungsi untuk memantau dan
mengamati kegiatan pelayanan kesehatan yang akan, sedang berjalan
sesuai denagn rencana. Pengawasan ini dilakukan guna mengetahui tingkat
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan setiap program yang sedang
dijalankan.
2. Program Pelayanan Kesehatan pada Layanan Kesehatan Cuma-Cuma
(LKC)
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) mempunyai program-program
pelayanan kesehatan diantaranya adalah:
a. Program Pos Sehat LKC (Kemitraan-Pemberdayaan- Perubahan)
Mendirikan Pos Sehat adalah untuk membantu masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang lingkungannya Pa Kumis (Padat
kumuh dan Miskin), atau daerah tersebut memang benar-benar jauh dari
pelayanan kesehatan. Didirikannya Pos Sehat ini untuk masyarakat atas
Azas pemberdayaan masyarakat, jadi Tim pos Sehat ini memberdayakan
masyarakat sekitar untuk bersama-sama mendirikan atau membuat
pelayanan kesehatan, kadang pelayanan kesehatan atau puskesmas itu
jauh, jadi untuk mengatasinya dibuatlah Pos Sehat. Ada beberapa Pos
Sehat yang dimulai dari Majelis Taklim dari masjid-masjid, Jadi Pos Sehat
itu bekerja Sama dengan Majelis Taklim Masjid, Jadi di Masjid tersebut
terdapat pelayanan kesehatan didalamnya. yang diinginkan pos sehat yaitu
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatanuntuk kaum dhuafa yang
pendanaannya benar-benar dari ZIS (Zakat, Infak, Shodakoh) dari masjid
66
itupun kalau Pos Sehat ini bekerja Sama dengan Masjid, Sistem Pos Sehat
ini sama seperti LKC Yaitu kememberan.
Pos Sehat ada pelatihannya sebelum melakukan operasional. Yaitu
Pos Sehat melatih kader-kader karena diPos Sehat ini yang menjadi medis
hanyalah dokter. Jadi semua asisten itu di bantu oleh kader.
Pelatihan-pelatihan Pos Sehat yaitu; Pertama Pelatihan Asistensi
Dokter, Pos Sehat memberikan pelatihan kepada kader, jadi bagaiman si
kader ini menjadi asisten dokter materinya mengajari pencatatan dan
pelaporan dan status pasien. Status pasien ini diisi oleh dokter tapi
rekapulasi status kunjungan harian yang melakukan kader. Kedua
Pelatiahn Ilmu resep. Pelatihan ilmu resep ini mempelajari persiapan resep
yang sederhana pada kader. Yang terakhir pelatihan untuk survey dan
verivikasi untuk member. Pelatihan ini dilakukan selama dua hari.7
Kemudian pos Sehat membuat laporan selain untuk LKC juga
untuk Puskesmas, karena Puskesmas juga menginginkan Pos Sehat untuk
melakukan pelaporan setiap bulannya. Jadi Pos Sehat membuat laporan
dua, satu untuk LKC dan satu lagi untuk Puskesmas. Kadang kalau ada
mitra yang membiayai maka Tim Pos Sehat membuat laporannya tiga.
Sebelum program Pos Sehat ini melakukan operasional, maka
adanya tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh Tim Pos yaitu;
Pertama Pos Sehat melihat tempat, dan bertemu dengan Pejabat Daerah Rt,
Rw, Ibu Majelis Taklim. Jika cocok dari segi tempat dan lingkunganya
maka Pos Sehat membuat Draf MOU (Kesepakatan kerja sama). Setelah
7 Wawancara Pribadi dengan Mirna Peni, Ciputat, 8 April 2011.
67
itu pos Sehat silaturahmi kepuskesmas untuk menaungi pos sehat tersebut.
Kemudian kekelurahan dan kekeamatan kalau memang dibutuhkan .
Tahap selanjutnya pelatihan. Tim pos Sehat ini ada peresmian dan
penandatanganan biasanya dibarengi dengan aksi layanan sehat seperti
baksos, dan seaklian memperkenalkan kalau ditempat itu akan ada Pos
Sehat. Pos Sehat dibuka seminggu dua kali, pos Sehat yang sudah
dilakukan yaitu; di Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, di daerah
Tangerang Selatan, Tangerang, Daerah Suka Bumi, Karawang dan Jogja.
Setiap program pasti adanya Kendala yang dapat menghambat
kegiatan tersebut tidak dapat berjalan secara efektif. Dalam menjalankan
Pos Sehatpun ada kendalanya. Kendala yang dialami Pos Sehat adalah
berbagai macam perbedaan pendapat Karena Pos Sehat ini berbagai multi
karakter manusia, kadang pos Sehat ini menemuakan perbedaan persepsi
dan komunikasi.8
Upaya mengatasinya dengan pertemuan dan penjelasan, untuk
menyelesaikan perbedaan tersebut. Diawal pos sehat ini ada persentasi.
untuk menawarkan program pos sehat apabila terjadi Miss Comunication,
maka kita mencocokan, konfirmasikembali dan menyamakan informasi
yang didapat.9
b. Program Aksi Layanan Sehat (ALS) LKC
ALS ini pendekatan kepada member, kalau LKC kan member yang
datang, kalau ALS itu jadi tim kita yang datang kearea dhuafa dimana ALS
8 Wawancara Pribadi dengan Mirna Peni, Ciputat, 8 April 2011.
9 Wawancara Pribadi dengan Mirna Peni, Ciputat, 8 April 2011.
68
tersebut dilaksanakan seperti halnya sekarang ini hanya khusus 4 wilayah
propinsi banten yaitu Kabupaten Serang, Desa Bantarwangi, Kecamatan
Cinangka, kemudian yang di Lebak Kabupaten Lebak masuk Desa Lewi
Damar kemudian yang di Kabupaten Rangas Bitung, kalau di Rangas
Bitung ini ALS berpindah-pindah, kemudian di Desa Kemiri Kecamatan
Kemiri Kabupaten Tangerang. Khusus 4 wilayah ini bekerja sama dengan
Indosat, kalau yang ALS yang lain kita banyak mitranya yang kerja sama
dengan ALS. TIP TOP juga kerja sama dengan ALS ketika ada launcing di
ciputat . ada 4 wilayah khusus kerja sama dengan TIP TOP termasuk di
Ciputat, Cimone, Depok, dan Rawa mangun.
Dengan Indosat bekerja sama selama dua tahun. Januari 2010
selama satu tahun dan kemudian diperpanjang sampai sekarang pakai dana
CSR dari Indosat, yang di TIP TOP pun sama dari dana CSR, sedangkan
yang di TIP TOP ini Bay Event berdasarkan permintaan mitra, kalau mitra
tersebut menginginkan ALS maka Tim ALS mengajukan kemudian ALS
melakukan Aksi, Ketika mitra ini ada launcing dan bagi-bagi keuntungan
agar perusahaan tersebut diterima di masyarakat.
Waktu bekerja sama dengan TIP TOP ini tidak ditentukan artinya
bertahun tidak dan perbulan pun tidak hanya berdasarkan permintaan. ALS
ini berdasarkan Sponsor yang meminta. Pada tahun 2006 ALS disponsori
oleh pesantren kuningan buntet dananya dari salah satu alumni santri yang
bekerja di coorporate untuk pengobatan santri yang ada disitu.
Tujuan ALS: Meringankan beban masyarakat ketika tidak mampu
untuk berobat kerumah sakit, meringkan dhuafa yang sakit, ALS ada
69
pemberian makanan tambahan (PMT) untuk Anak-anak Dhuafa yang
berobat. Khusus indosat kalau yang berobat 200 pasien maka PMT nya 100
untuk Anak-anak usia 1-5 tahun PMT tersebut berisi: Susu, Biskuit, dan
makanan ringan yang lain. Nilai nominalnya 10- 15 ribu per Anak Setiap
Aksi di berikannya satu bulan sekali.10
c. Program Penyuluhan Gizi Buruk (Positif Defiance) LKC
Poli Gizi ini Melakukan sebuah pendekatan untuk penanggulangan
kasus gizi yang berada dibawah gizi buruk, untuk gizi kurang dilakukannya
pendekatan dengan pendekatan Positif Defience, kalau gizi buruk itu
tratmentnya jelas, sifatnya khusus klinik perlu perawatan. Programnya
yaitu CFC (Crafectif Fidding Center). Untuk gizi Kurang yang ditangani
adalah balita-balita yang berada dibawah garis kuning atau garis kurang.
Gizi kurang dengan pendekatan positif defiance sedangkan untuk gizi
buruk status perawatannya khusus biasanya programnya CFC yaitu
Formulasi makanan untuk pemulihan gizi buruk.
Sementara Program Penyuluhan gizi buruk ini adalah penyuluhan
gizi kurang agar balita-balita tidak jatuh kepada gizi buruk. Program
Positif Defience (Pidi) ini sebenarnya pemberian makanan tambahan
secara khusus. Program ini berbeda dengan program Pemberian makanan
Tambahan (PMT) konvensional, PMT ini bantuan makanan secara khusus
diformulasikan khusus untuk PMT konvensional memberikan bantuan
makanan Langsung. Misalnya LKC membawa makanan yang diperkaya
gizi tapi kalau dalam program Pidi itu menggali kebiasaan unik ditengah
10
Wawancara Pribadi dengan Suroso, Ciputat, 6 maret 2011.
70
masyarakat, dimana masyarakat itu memmpunyai sumber daya yang sama
dengan masyarakat lain. misalnya rata-rata didaerah itu orangnya miskin
kemudian ternyata disitu ada mereka yang memiliki balita yang berat
badannya bagus. Lalu diambil perilaku yang menyimpang itu kemudian
digali dan diambil perilaku yang menyimpang itu, tapi menyimpang dalam
hal yang positif. Kenapa dikatakan menyimpang karena tidak biasa
dilakukan oleh masyarakat. Misalnya; pagi-pagi mereka memberikan nasi
goreng, kebiasaannya bagus memberikan nasi goreng tapi ada
tambahannya yaitu nasi goreng di kasih sayur dan kunyit. Sehingga anak-
anak bertambah nafsu makannya, Menu ini yang akan digali oleh Tim Pidi
dan dibuatkannya Tabel, berapa perilaku yang unik dan berapa perilaku
yang dilakukan oleh masyarakat. Semua berasal dari masyarakat kemudian
dibuatlah Pos Gizi Seperti Posyandu tapi berbeda. Pos Gizi ini selama 10-
12 hari untuk 12 balita yang memiliki gizi kurang di pos gizi sudah kita
inventarisasi di pasang dalam bentuk daftar termasuk menu dan perilaku
dengan harapan dapat ditularkan perilaku itu kepada yang lain.11
Kemudian Ibu-ibu balita ikut memasak sementara anak-anak balita
biarkan bermain disitu dibuat mainan anak yang edukatif plus dengan
PHBS (Perilaku Hidup Sehat dan Bersih), dilakukan oleh TIM Pidi selama
10 hari dengan menu yang berbeda setiap hari. Setelah memasak dan
perilaku PHBS diberikan kemudian menyuapi aktif Ibu atau yang
mengasuh balita dari hasil makanan yang tadi.
11
Wawancara Pribadi dengan Nur Salim, Ciputat, 8 April 2011.
71
Perilaku yang menyimpang dalam hal penyimpangan yang positif
dan ditularkan oleh masyarakat yang lain hasilnya luar biasa dapat
menaikan berat badan balita.
Target pelaksanaan seminggu Pos Gizi dan Seminggu kemudian
Tim Pos Gizi kunjungan kerumah. dalam rentangan waktu dua minggu
perubahan berat badan berubah hampir 12 gram. Jika kadernya aktif Balita
tidak akan jatuh kepada gizi buruk.
Ada dua kampung yang sedang dilakukan Pos Gizi yitu kampung
Babakan dan kampung Baru kemajuannya luar biasa. Dua kampung ini
lumayan sulit untuk pelaksanaan karena dua kampung ini sedang musim
tanam yang tidak bisa diganggu, mereka mempunyai waktu malam hari,
sedangkan malam hari tidak bisa dilakukan program Pidi tersebut karena
malam hari tidak baik untuk bayi.
Program pelaksanaan Pidi ini sungguh signifikan perkembangannya
karena perilaku yang baru diajarkan dan program PHBS langsung
diaplikasikan oleh Ibu-ibu Balita.12
Tujuan Program Positif Defience ini pertama untuk menaikan berat
badan balita yang Usianya diatas 8 Bulan samapi dibawah 5 Tahun
program ini goal menaikan berat badan balita dari garis kuning kegaris
hijau, kalau berada dibawah garis merah paling tidak naik diatas garis
kuning, merehabilitasi gizi kurang menjadi gizi baik. Kedua merubah pola
perilaku kebiasaan pola masyarakat yang sudah umum dilakukan didaerah
tersebut menjadi perilaku yang baru hasil dari cloning yang mempunyai
12
Wawancara Pribadi dengan Nur salim, Ciputat, 8 April 2011.
72
perilaku baik. Kalau sudah ada perubahan perilaku maka diharapkan
kedepannya tidak ada gizi buruk Karena si Ibu sudah mempunyai
pengetahuan tentang gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kendala Pos Gizi yaitu Pertama mencari waktu yang sulit. Secara
teoritis Pidi dengan membuat dan membentuk pos gizinya bukan di jam
makan pokok balita, misalnya balita sarapan jam 7 maka pelaksanaan pidi
jam 9 dan jam 10 sedangkan di jam tersebut kadang balita tidur dan
Ibunya masih diladang. Kedua Jarak syarat utama pidi yaitu geografis yang
sangat menantang dan jauh dan mesti naik keatas bukit yang sulit untuk
dilakukan. Ketiga, dukungan dari stakeholder yang ada agak berat
sebenarnya. program Pidi ini Estapet diserahkan kepada Puskesmas yang
menjadi penanggung jawab dan mendampingi Pos Gizi yang tidak berjalan
baik secara langsung. Keempat, didesa atau ditempat tersebut tingkat
pendidikan yang rendah sehingga kesulitan mencari kader artinya kader
yang akan direkrut itu minimal bisa baca tulis kalau tidak Tim Pos Gizi
agak repot karena harus mengajari mereka baca tulis. Dalam satu kampung
yang bisa baca tulis bisa dihitung sementara mereka itu sibuk kerja diluar.
Untuk mengatasi kendala tersebut LKC melakukan: untuk masalah
waktu diserahkan kepada bapak dan ibu atau masyarkat setempat dengan
melakukan penekanan kepada Ibu dan Bapak jangan di jam makan Pokok
balita.
Untuk Program Pidi ini belum ada Mitra. Program Pidi ini masih
pakai dana LKC. Untuk kedepannya sumber kemasukan LKC diharapkan
Program PIDI ini akan ditawarkan keberbagai CSR Perusahaan biasanya
73
CSR suka dengan program yang bersifat pemberdayaan maka kedepanya
akan ditawarkan keperusahaan-perusahaan.13
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam melaksanakan Pelayanan
Kesehatan
Memberikan pelayanan yang baik adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien khususnya Dhuafa yang dapat memuaskan mereka. Dengan
memberikan pelayanan yang baik maka akan meningkatkan Image Layanan
kesehatan Cuma-Cuma. tentu saja pelayanan yang baik tidak akan terwujud
tanpa harus didukung oleh sarana yang memadai di layanan kesehatan Cuma-
Cuma.
Sebelum pasien menjadi member LKC, ia harus di Survey dulu,
tujuannya agar pasien layak atau tidak menjadi dhuafa dan berobat di LKC
secara gratis. Hal ini dilakukan oleh Tim Survey LKC.
LKC dalam memberikan Pelayanan Yang baik kepada pasien tentu saja
memiliki Faktor Pendukung dan penghambat dalam memberikan pelayanan
secara optimal kepada kaum Dhuafa.
Adapun faktor pendukung dan penghambat yang penulis temukan
dalam pelayanan LKC sebagai berikut:
Faktor pendukung yang ada di LKC
1. LKC memiliki Laboratorium
2. Adanya apotik yang memudahkan pasien untuk menebus obat
13
Wawancara Pribadi dengan Nur Salim, Ciputat, 8 April 2011.
74
3. Adanya media Resord atau catatan rekaman medis Pasien14
4. LKC mempunyai Sumber Daya manusia cukup kompeten.
5. Sarana Fasilitas Pelayanan yang cukup dari segi dana yang sesuai dengan
anggaran.15
Selain Faktor pendukung terdapat pula faktor-faktor yang menghambat
jalannya pelaksanaan pelayanan kesehatan pada LKC
Adapun Faktor penghambat dalam pelayanan kesehatan di LKC
adalah:
1. Di LKC ini dari segi pelayanan Perawatan medis dan Rawat Rujukan dan
butuh penanganan yang serius dirujuk oleh pihak LKC karena LKC tidak
mempunyai fasilitas yang belum lengkap dan dirujuk kerumah sakit yang
sudah bekerja sama dengan LKC.
2. Dari segi Pembiayaan LKC lembaga non profit dari Ziswaf dari Dompet
Dhuafa, pendanaannya dari LKC walaupun di LKC ada Fundraising atau
pendanaan. Pasien yang ada di LKC untuk menjadi member di Survei dan
benar-benarr dhuafa, pasien harus mempunyai SKTM (Surat Keterangan
Tidak Mampu) dr RT /RW, pasien ini harus dibantu tapi sisitemnya
dibantu lepas kalau persyaratannya tidak lengkap maka tidak akan menjadi
member.16
3. Keterbatasan Fasilitas yang ada
4. Ada beberapa SDM tertentu yang dibutuhkan tapi belum tersedia
5. Kadang faktor dana diluar anggaran.17
14
Wawancara Pribadi dengan Bambang Murtono, Ciputat, 11 Maret 2011. 15
Wawancara Pribadi dengan Yeni purnama Sari, Ciputat, 8 April 2011. 16
Wawancara Pribadi dengan Bambang Muhartono, Ciputat, 11 Maret 2011. 17
Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari, Ciputat, 8 April 2011.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Proses Pelayanan Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma dalam
memberikan Pelayanan Kesehatan pada Pasien Dhuafa. Manajemen yang
diterapkan di LKC sudah cukup baik. LKC Memberikan pelayanan
kesehatan tidak terlepas dari Fungsi Manajemen yaitu Perencanaan,
Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan. Dari segi Perencanaan
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) dalam pelayanan kesehatan
sedang proses membangun Rumah Sehat Terpadu dengan harapan
kedepannya pasien yang menderita penyakit serius bisa ditahap lanjut
dirumah sakit tersebut. Dari segi Pengorganisasian, LKC memiliki
Pembagian kerja yang jelas sesuai dengan masing-masing Divisi. di LKC
ada tiga Departemen Manajer. Pertama, Manajer Pelayanan Medis, Kedua,
Manajer Operasional dan yang ketiga, Manajer Pengembangan Program.
Dalam Pelaksanaan dan Penggerakan, pelayanan yang diberikan oleh LKC
selama ini berjalan cukup baik. upaya yang dilakukan yaitu mengarahkan,
membimbing, komunikasi serta memberikan motivasi. Dan selanjutnya
Pengawasan, LKC memantau program yang dijalankan yang dikontrol oleh
dari kepala bagian Manajer sampai Direktur. Program-program LKC
dalam pelayanan kesehatan yaitu Pos Sehat, Aksi Layanan Sehat, Dan
76
Positif Defience (penyuluhan Gizi). Program pelayanan kesehatan di LKC
dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan Promotif, Preventif,
Kuratif dan Rehabilitatif .
2. Keberhasilan dalam suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh
LKC tidak terlepas dari Faktor Pendukung dan Penghambat. Faktor
Pendukung LKC yaitu : Adanya Laboratorium, Apotik, Adanya media
Resord, adanya Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan sarana
fasilitas pelayanan yang cukup. Dan yang menjadi faktor penghambat
yaitu: di LKC ini dari segi pelayanan perawatan medis dan rawat rujukan
yang dibutuhkan penangan yang serius maka LKC merujuk kerumah sakit
yang sudah bekerja sama dengan LKC karena LKC tidak mempunyai
fasilitas yang belum lengkap, dari segi dana LKC lembaga non profit dan
pasien yang dhuafa yang berobat di LKC disurvay terlebih dahulu
tujuannya untuk mengetahui pasien ini benar-benar dhuafa atau tidak,
keterbatasan Fasilitas, Adanya SDM tertentu yang dibutuhkan tapi belum
tersedia dan faktor dana yang diluar anggaran. Faktor-faktor inilah yang
sangat menentukan dan menjadi tolak ukur dalam keberhasilan dan
kesuksesan setiap program pelayanan kesehatan yang dijalankan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pihak pengelola atau manajemen
harus memperhatikan apa saja yang menjadi faktor-faktor tersebut, karena
hal ini dapt mempengaruhi pelayanan kesehatan pada LKC.
77
B. Saran
1. Diharapkan LKC Segera melengkapi Fasilitas kesehatan agar para Pasien
dhuafa tidak kesulitan lagi untuk berobat di LKC.
2. Dalam penyuluhan yang diberikan hendaknya kegiatan tersebut lebih
sering dilakukan, agar masyarakat dhuafa dapat lebih mengetahui lagi
tentang Perilaku Hidup Sehat dan Bersih.
78
DAFTAR PUSTAKA
Brata, Atep Adya. Bisnis dan Hukum Perdata Dasar SMK. Bandung : Armico,
1999.
Casson, Herbert N. Petunjuk Praktis dalam Berusaha. Surabaya: Usaha Nasional,
1981.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka, 1988.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka, 2002.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,
Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Direktorat
Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2004.
Diakses pada 21 Februari 2011 dari http://lkc.eramuslim.com/index.php/profil
Diakses pada 21 Februari 2011 dari
sehttp:/id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101214040008AAACTIMEz
Dzul Kifli.” Manajemen Pelayanan Haji dan Umroh PT. Patuna Tour dan Travel.
” Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Echols, Jhon M. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : PT Gramedia, 1996.
Fadli Hs, Ahmad. Organisasi dan Administrasi edisi Revisi. Jakarta: Man Halun
Nasyi-in Press, 2002.
Hafidhuddin, Didin dan Tanjung, Hendri. Manajemen Syariah dalam Praktik.
Jakarta: Gema Insani, 2005.
Handayaningrat, Soewarno. Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung
Agung, 1983.
--------------------. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Management. Jakarta:
PT. Gunung Agung, 1980.
Handoko, M.B.A., T. Hani. Manajemen edisi Kedua. Yogyakarta: Bpfe, 1991.
--------------------. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: PT. Liberty, 1985.
79
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
--------------------. Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT.
Gunung Agung, 1986.
Herujito, Yayat M. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarat: PT. Grasindo, 2004.
Idris, Sofwan. Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat (Pendekatan
transformative). Jakarta : PT. Citra Putra Bangsa, 1997.
Juliatriasa, Djati dan Suprihanto, Jhon. Manajemen Umum Sebuah Pengantar.
Yogyakarta : BPFF, 1998.
Kasmir. Etika Customer Service. Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2006.
--------------------. Etika Customer Service. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,
2005.
Kottler, Philip. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jakarat : Erlangga, 1995.
M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen . Jakarta : Ghalla Indonesia, 1996.
Massie, Josep L. Dasar-Dasar Manajemen edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1985.
--------------------. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Erlangga, 1999.
Moeleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara,2010.
Muchtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : Al Amin Press dan
IKFA, 1996.
Panglaykin dan Tanzil. Manajemen Suatu Pengantar . Jakarta : Ghalia Indonesia,
1999.
Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pengembangan: Model Konseptual,
Penerapan Citizens Character & Standar Pelayanan Minimal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Ruslan, Rosady. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grapindo Rosada , 1998.
Sani, Abdul. Manajemen Organisasi. Jakarta : Bina Aksara, 1987.
80
Sarwoto. Dasar-Dasar organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalian Indonesia,
1991.
Siagian, M.P.A., Sondang P. Filsafat Administrasi edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006.
--------------------. Fungsi-Fungsi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Suraiyah. “Persepsi Masyarakat Miskin terhadap Pelayanan Kesehatan Cuma-
Cuma (LKC).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2005.
Syahatah, Husayn. Akuntansi Zakat. Jakarta: Penerbit pustaka Progresif, 2004.
Syamsi, Ibnu. Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta: : Bina Aksara ,
1998.
Terry, George R dan Rue, Laslie W. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
Thoha, Miftah. Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1993.
Tjiptono, Fandy. Prinsip-Prinsip Total Cuality Cervice. Yogyakarta: Andi, 2001.
W. Gulo. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
2002.
WAWANCARA
Wawancara Pribadi dengan Yeni Purnama Sari. Ciputat, 8 April 20011.
Wawancara Pribadi dengan Bambang Murtono. Ciputat, 11 Maret 2011.
Wawancara Pribadi dengan Mirna Peni. Ciputat, 8 April 2011.
Wawancara Pribadi dengan Suroso. Ciputat, 6 maret 2011.
Wawancara Pribadi dengan Nur Salim. Ciputat, 8 April 2011.
Wawancara pribadi dengan Rita. Ciputat, 8 Juli 2011.
A. LATAR BELAKANG POS SEHAT
PROMKES UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN
Gambar 2.11
Kesehatan Merupakan asset yang penting bagi manusia dan setiap orang
berhak memperoleh kesehatan yang optimal. Pos Sehat ini didirikan untuk membantu
masyarakat miskin yang daerahnya masih jauh dari pelayanan kesehatan. Daerah
yang kumuh dan kurangnya pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih. Kurang
pengetahuan kebersihan akan menimbulkan masalah kesehatan. Melihat kondisi
seperti inilah LKC membuat program Pos Sehat untuk membantu masyarakat miskin
1 Dokumen LKC
Trnsisi
Epidemiologi
Demografi
dll
Kesehatan
-Hak Asasi
-Investasi
-Karunia Tuhan
Masalah perilaku dan
lingkungan
Masalah
Semakain
Kompleks
Promosi
Kesehatan
UU 23/92 UU
22/99 PP
25/2000 dll
Era Globalisasi
Desentralisasi
sehingga apa yang sudah menjadi tujuan Pos Sehat terwujud yaitu menjadikan
masyarakat yang Sehat.
Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2007
Bappenas,2006
1. Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,
melalui pembangunan, perbaikan, dan pengadaan peralatan di puskesmas dan
jaringannya terutama didaerah bencana dan tertinggal: pengembangan
jaminanan kesehatan bagi penduduk miskin dengan mealnjutkan pelayanan
kesehatan gratis di puskesmas dan kelas III Rumah Sakit
2. Peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
dan wabah, melalui pencegahan dan penaggulangan faktor resiko,
peningkatan imunisasi, peningkatan Surveilans epidemiologi dan
penangulangan wabah termasuk flu burung
3. Penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada Ibu hamil,
bayi dan anak balita, melalui peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan
kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya;
Kepmenkes no. 564/menkes/sk/VIII/2006
a. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemandirian serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secaar mandiri. Sebuah
desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki
sekurang-kuranynya sebuah Pos Kesehatan Desa / PKD / Poskesdes.
b. PKD (Polkesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dibentuk didesa didalam rangka mendekatkan / menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
c. Desa=Kelurahan=Nagari
B. VISI DAN KONSEP
PRINSIP FUNDAMEN
Gambar 2.22
2 Dokumen LKC
Proses
Kemitraan
Pembelajaran
Dari, oleh, untuk,
Bersama masyarakat
Sesuai social budaya
Mempengaruhi Lingkungan
Pemberdayaan
Masyarakat
Mampu memelihara
dan meningkatkan
Kesehatannya
Dari Gambar di atas, Pos Sehat ini saling bekerja sama dengan masyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang aksinya dilakukan
sesuai dengan sosial budaya masyarakat. Sehingga program ini dapt memberiakn
pengaruh lingkungan kepada masyarakat untuk lebih tekun dalam menjaga
kesehatan dan hidup bersih.serta memanfaatkan masyarakat untuk sama-sama
mendirikan Pos Sehat untuk memudahkan masyarakat dhuafa berobat. Dan dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ayng tinggi akan Kesehatan.
C. ALUR PROGRAM POS SEHAT YANG BERJALAN
Gambar 2.33
3 Dokumen LKC
Phase 1 Phase 2 Phase 3 Phase 4
1. Masalah Akses
PelKes Potensi
Dana mandiri
2. Mitra Masyarakat
(Ormas)
PENGENALAN,
MITRA LOKAL &
POTENSI
MASYARAKAT
ASSESMENT
LANJUTAN
PROGRAM
POS SEHAT
MITRA
PERMINTAAN
MASYARAKAT
Terdapat empat phase dalam menjalankan Program Pos Sehat. Terutama
Pos Sehat mengidentivikasikan masyarakat miskin di Daerah yang akan di
laksanakan aksi. Phase kedua memberikan pengetahuan tentang penyakit pada
masyarakat. Phase ketiga Pos Sehat ini tidak hanya untuk peserta saja melainkan
untuk masyarakat dimana Pos Sehat ini dibentuk. Phase selanjutnya, melakukan
kegiatan operasional. setelah Pos Sehat dikenal di masyarakat maka, mualilah
melakukan kerja sama dengan organisasi masyarakat seperti Majelis Taklim
untuk dapat dijadikan sebagai mitra. Kemudian dalam kegiatannya disesuaikan
dengan masyarakat.
D. POS SEHAT MITRA LKC
1. TUJUAN
a. Tujuan Umun
POS SEHAT → Terwujudnya masyarakat sehat, Peduli dan tanggap
terhadap masalah kesehatan
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan meningkatnya kemauan masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan
2) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
resiko dan bahaya yang menimbulkan gangguan kesehatan
3) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan
dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
2. SASARAN
SES
1. Masyarakat Miskin
2. Masyarakat yang jika sakit terancam miskin
SPASIAL
1. Mengalami hambatan jangkauan oleh pelayanan kesehatan perintah
sehingga Pos Sehat dapat berperansebagai Pustu
2. 1 Pos Sehat 1 Kecamatan
KOMUNITAS
Memiliki kelompok masyarakat yang potensial untuk diberdayakan sebagai
agent of change (kader Posyand, Majelis Ta’lim, dll) → POS SEHAT
PROGRAM
1) Merupakan lanjutan dari fase Program ALS
2) Merupakan usulan dari masyarakat4
E. OPERASIONALISASI KONSEP
Ketentuan Pos Sehat Mitra
1. Masyarakat lokal memilki masalah dengan akses pelayanan kesehatan
2. Adanya mitra lokal dalam bentuk wadah organisasi masyarakat (Majelis
Ta’lim, posyandu, yayasan, dll)
3. Berbasis kepesertaan anggota POS SEHAT (Membership)
4 Dokumen LKC
4. Pelayanan Kuratif Gratis
5. Adanya program Promotif dan Preventif secara aktif yang bersedia dilakukan
oleh mitra lokal
6. Dapat diusulkan oleh masyarakat
7. Bersumber pada dana Caring Community, CSR, yang bersinergi dengan dana
sehat mandiri dari masyarakat.
F. BENTUK KEGIATAN PROMOTIF, PREVENTIF
1. Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi
KLB
2. Pusat upaya promotif dan preventif masyarakat dalam bentuk pelatihan,
sarasehan,penyuluhan dan lain-lain.
3. Berfokus pada upaya ketahanan kesehatan keluarga (Ibu, Anak, Remaja dan
lansia ) dan kepedulian terhadap lingkungan (penyakit menular, sampah,
wabah).
4. Optimalisasi peran mitra lokal dan masyarakat lokal dalam pembangunan
kesehatan.
5. Mendorong penggalian dan penggalangan sumberdaya komunitas untuk
pembiayaan kesehatan, kegawat daruratan persalinan, kewaspadaan terhadap
penyakit dan kewaspadaan pangan dan gizi.
6. Bersinergi dengan Puskesmas dan atau instansi pemerintah lainnya.
G. PROSES POS SEHAT
FASE AWAL
1) Assesment dan penilaian
2) Persiapan, pelatihan, launching
FASE MENENGAH
1) Operasionalisasi program kuratif dan promotif
2) Pendampingan dan pelatihan
3) Monev berkala
FASE LANJUTAN
1) Kemandirian Manajemen
2) Monev berkala
2 bulan 9 bulan 1 bulan
H. AKTIFASI (Berdasarkan Fase)
Fase 1
1) Keterampilan asistensi dokter dan membaca resep obat-obatan
2) Keterampilan mengidentifikasi kelompok masyaraakat miskin diwilayah
masing-masing
3) Membangun sisitem kerja pengelolaan Pos Sehat
Fase 2
1) Keterampilan melakukan pencatatan dan pelaporan aktifitas Pos Sehat
2) Keterampilan melakukan advokasi untuk pengurusan Asuransi Masyarakat
Miskin bagi masyarakat
3) Peningkatan keterampilan dan pengetahuan pengenalan penyakit di
masyarakat
4) Keterampilan penyusunan aktifitas-aktifitas bersifat promosi kesehatan
dengan berintegrasi dengan UKBM lainnya
Fase 3
Pemanfaatan Pos Sehat oleh masyarakat sebagai sebuah Jaring Pengaman
Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang pemanfaatannya tidak hanya untuk peserta
namun juga untuk masyarakat dimana Pos Sehat berada.5
POS SEHAT SAAT INI
Tabel 4.16
POS
SEHAT
Kepesertaan
Mitra Lokal
Karakteristik
Pembiayaan
Fasilitas
AtTaubah
Ya LAZIS masjid
AtTaubah
Sedekah
Jamaah
Klinik
Lengkap
5 Dokumen LKC
6 Dokumen LKC
Al Munawaroh
Ya DKM At
Taubah
CC Ruangan di
mesjid
LKMT
Ya DKM At
Takwa
CC Klinik
Pedati
Ya Pengajian Al
Mamuriyah
CSR (mutual
+)
Ada
AlIkhwan
Ya Majlis talim
Al Ikhwan
CSR Ada
Al
Musyawarah
Ya Mesjid Raya
Kelapa Gading
ZIS Klinik
Lengkap
Konsultasi
SpPD
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa Pos Sehat selama ini berjalan bekerja
sama dengan organisasi masyarakat seperti Masjid dan Majelis taklim yang dananya
diperoleh dari Zakat, Infak, Shodakoh masjid dan dana dari CSR dari Majelis Taklim.
Serta terpenuhinya fasilitas kesehatan untuk Masyarakat Miskin.
Wawancara Pribadi
Tanggal : 02 Maret 2011
Tempat : LKC
Terwawancara : Bambang Muhartono, S. sos
Jabatan : Kepala SDM
Pewawancara : Eem Huzaimah
1. T: Apa Saja Fasilitas yang Ada dilayanan Kesehatan LKC, Pak ?
J: Laboratorium, Rawat Inap, Rujukan (kerumah sakit karena fasilitas
kurang lengkap) apabila ada penyakit yang serius. poli Umum, IGD
(Instalasi Gawat Darurat), Poli Gizi, dokter gigi, Kebidanan, Dokter
Spesialis (penyakit dalam, Jantung, anak, Apotik).
2. T: Apa saja Program Planning yang Ada di LKC, Pak?
J: Untuk Plannning LKC sedang Membangun Rumah Sehat Terpadu, dan
program yang ada di LKC Program Sigab, Pos Sehat, ALS (Aksi layanan
Sehat), dari Indosat, Positif Defience, (penyuluhan gizi buruk) untuk daerah
minim gizi, dokter, perawat, bidan datang kedaerah kumuh.
3. T: Apa saja Actuating dalam kegiatan Pelayanan Kesehatan?
J: penggerakan dalam kegiatan Pelayanan yaitu; penyuluhan TBC (Tubur
Closis), Penyuluhan Kanker Serviks, Pemeriksaan Vapsmar.
4. T: Kenapa LKC ini memberikan Pelayanan secara Gratis?
J: Karena LKC ini dananya dari Zakat, Infak, Shodaqoh, dan wakaf (Ziswaf)
atau berasal dari donatur.
5. T: Apa Pasien puas dengan pelayanan yang diberikan di LKC?
J: Pasien puas atau gak puas, sebelum menjadi member di LKC di Survey
dulu oleh tim surveyer yang dilihat, di nilai dari kedhuafaannya dinilai dari
gaji, rumah, seandainya dari tim survey layak untuk menjadi member dan
menjadi anggota dalam waktu satu tahun, kadang ada pasien dia menjadi
dhuafa tetapi dari LKC itu dia tidak layak untuk jadi Dhuafa
6. T: Apakah Masih ada Bimbingan Rohani Di LKC?
J: Bimbingan rohani masih ada dan tidak semua pasien diperlukan binroh
tetapi untuk diLKC disediakan untuk Pasien bagi yang mau.
Pewawancara Terwawancara
(Eem Huzaimah) (Bambang Muhartono, S. Sos)
Wawancara Pribadi
Tanggal : 06 April 2011
Tempat : LKC
Terwawancara : Ibu Rahayu Rahmani
Jabatan : Kepala Bagian Keperawatan dan kebidanan
Pewawancara : Eem Huzaimah
1. T: Ada berapa jenis pelayanan yang ada di LKC?
J: Jenis Pelayanan; ada Poli umum, Poli IGD, poli kebidanan, poli bersalin,
poli spesialis, Poli TB, Poli DM, poli gigi, rawat inap, unit rujukan, apotik
/faramsi/laboratorium.
2. T: Jenis Pelayanan pengobatan apa saja yang paling diminati?
J: Hampir sama semua, tergantung penyakit yang dideritanya. Yang paling
banyak diminati poli umum.
3. T: Bagaimana bila LKC tidak dapat melayani pasien di LKC?
J: Dirujuk kerumah sakit, biasanya pihak LKC Rumah Sakit pemerintah,
Fatmawati, Cipto, RSCM, Rumah Sakit Harapan Kita, Rumah Sakit
persahabatan , Rumah sakit PMI, Rumah Sakit Darmais, Rumah Sakit Pasar
Rebo, Rumah Sakit Tangerang, hampir Rumah Sakit Pemerintah
Sejabodetabek.
4. T: Bagaimana Dengan biaya pengobatan LKC?
J: Biaya pengobatan LKC dari Dompet Dhuafa dan Fundraising LKC
5. T: Kesulitan- kesulitan apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan?
J: Sementara ini rata-rata biasanya dalam bekerja kesulitan itu pasti ada,
misalnya; pasien tidak ada keluarganya, yang tidak ada keluarganya biasanya
kita memotivasi keluarganya saat dirawat maupun dirujuk untuk dapat
memotivasi dan mendampingi pasien. Kadang kesulitan ruang rumah sakit
yang penuh terus kalau mau masuk kerumah sakit.
6. T: Bagaimana upaya mengatasi permasalahan tersebut?
J: Untuk mengatasinya biasanya kalau yang tidak ada keluarganya kita coba
pendekatan. Biasanya kita melakukan pendekatan dengan menelpon atau
mendatangi keluarganya dirumah.
Pewawancara Terwawancara
(Eem Huzaimah) (Rahayu Rahmani)
5. T: Kesulitan- kesulitan apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan?
J: Sementara ini rata-rata biasanya dalam bekerja kesulitan itu pasti ada,
misalnya; pasien tidak ada keluarganya, yang tidak ada keluarganya biasanya
kita memotivasi keluarganya saat dirawat maupun dirujuk untuk dapat
memotivasi dan mendampingi pasien. Kadang kesulitan ruang rumah sakit
yang penuh terus kalau mau masuk kerumah sakit.
6. T: Bagaimana upaya mengatasi permasalahan tersebut?
J: Untuk mengatasinya biasanya kalau yang tidak ada keluarganya kita coba
pendekatan. Biasanya kita melakukan pendekatan dengan menelpon atau
mendatangi keluarganya dirumah.
Pewawancara Terwawancara
(Eem Huzaimah) (Rahayu Rahmani)
Ruang Pendaftaran Pasien
Ruang Pendaftaran Member Apotik LKC
Foto Berama Staff