Upload
hoangthien
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI AKAD WADI’AH PADA PRODUK
SIMPANAN UMMAT DI KSPPS MARHAMAH
WONOSOBO
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan
Syariah
Oleh:
DEWI WULANDARI
1505015106
PRODI D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
ii
iii
iv
MOTTO
Firman Allah QS.AnNisa (4): 58
يأ ٱإن وا مركم لل ٱأن تؤد لىاس ٱه تم بي لها وإذا حكم أه ت إلى ى م ل
ا يعظك ٱإن ل عد ل ٱكمىا ب أن تح وعم كان سميع ٱإن ۦ م به لل ا لل
بصير
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara
manusia supaya kamu menetapkan denga adil.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar Lagi
Maha Melihat”
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan segala nikmat yang telah Allah
berikan kepada saya, akhirnya Tugas Akhir ini telah selesai pada
waktunya dan Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku untuk bapak Mas’ud dan ibuku
tersayang ibu Mursidah yang senantiasa memberi semangat,
do’a, mencurahkan segenap kasih sayang dan menuntun
langkahku menggapai cita – cita serta memberi dorongan
serta moral dan materil. Ridho kalian adalah semangat
perjuanganku.
2. Adikku satu – satunya terima kasih yang terus memberikan
semangat untukku.
3. Terima kasih sahabat – sahabtku (Nur Hayati, Indah,
Himma, Dwi Nor, Lissa, Muzaro’ah) yang selalu
memberikan semangat dan selalu berdiri dalam suka
maupun duka.
4. Teman – temanku D3 Perbankan Syari’ah angkatan 2015
yang selalu terus memberikan semangat satu sama lain,
khusunya anak – anak PBS-C.
5. Terima kasih kepada seluruh dosen D3 Perbankan Syari’ah
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
vi
6. Terima kasih bapak Choirul Huda, M.Ag, selaku dosen
pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan dari
awal hingga akhir dalam proses penulisan Tugas Akhir ini.
7. Serta semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
vii
viii
ABSTRAK
BMT Marhamah merupakan salah satu BMT yang ada di
Wonosobo yang beroperasi berdasarkan ketentuan syari’ah (pola
bagi hasil) dengan mengacu pada prinsip – prinsip manajemen
perbankan syari’ah. Dalam penggalangan dari anggota, BMT
Marhamah mempunya produk funding salah satu yang paling
diminati adalah simpanan ummat yang menggunakan akad
wadi’ah.Simpanan Ummat merupakan simpanan yang
diperuntukkan bagi penyimpan perorangan (anggota).Tabungan
dibeberapa lembaga keuangan dijadikan sebagai produk utama
dalam menjaring dan merekrut dana dari masyarakat dalam
rangka pengumpulan modal lembaga keuangan. Namun ketika
pada instrumen tabungan ini diikutsertakan prinsip bunga
sebagai motivator terhadap nasabah untuk menitipkan dananya,
maka munculah persoalan hukum, terutama dalam perspektif
hukum Islam. Hal ini disebabkan bunga dalam wacana hukum
Islam masih diidentikkan dengan riba yang dilarang dan
diharamkan oleh Islam .Dalam wacana fiqh dan ekonomi Islam
sesungguhnya ada sebuah akad mu’amalah yang memiliki
kemiripan dengan tabungan, yaitu akad wadi’ah.Pada giliranya,
instrument wadi’ah ini dijadikan sebagai instrument alternatif
untuk menggantikan tabungan yang diperlengkapi dengan
instrument bunga dilembaga keuangan konvensional.Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi
akad wadi’ah pada produk simpanan ummat dan bagaimana
implementasi pemberian bonus wadi’ah pada produk simpanan
ummat di KSPPS Marhamah Wonosobo.Jenis penelitian
lapangan pada Tugas Akhir ini adalah penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Sumber
data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Metode
pengumpulan data adalah dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi dan analisis data. Hasil penelitian implementasi
ix
akad wadi’ah pada simpanan ummat di KSPPS Marhamah
menggunkaan prinsip wadi’ah yad dhamanah, dimana KSPPS
Marhamah boleh memanfaatkan uang titipan tersebut dan
menjamin untuk mengembalikan secara utuh serta bertanggung
jawab atas kehilangan dan kerusakan uang titipan tersebut.
Semua keuntungan usahanya menjadi hak KSPPS
Marhamah.Namun pihak KSPPS Marhamah sukarela untuk
memberikan semacam intensif berupa bonus kepada anggota
dengan tidak diperjanjikan di awal akad. Adapun implementasi
akad wadi’ah pada produk simpanan ummat di KSPPS
Marhamah dalam sisi pemberian bonus sudah sesuai dengan
teori – teori yang ada ataupun secara syari’at Islam karena
dalam memberikan bonus tidak diperjanjikan di awal akad
pembukaan rekening dan pemberian bonus berdasarkan tingkat
pendapatan KSPPS Marhamah pada saat itu setiap bulannya dan
dapat menetapkan sendiri berapa nisbah yang akan diberikan
kepada nasabanhnya, itulah yang kemudian didistribusikan
pihak KSPPS Marhamah ke nasabah (anggota).
Kata Kunci : Wadi’ah Yad Dhamanah, Simpanan Ummat
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahana rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini yang berjudul
“Implementasi Akad Wadi’ah Pada Produk Simpanan Ummat di
KSPPS Marhamah Wonosobo.” Tugas Akhir ini penulis susun
untuk memenuhi persyaratan tugas dan melengkapi syarat guna
memperoleh gelar ahli madya Perbankan Syariah.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini
tidak akan berarti tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor UIN
Walisongo Semarang
2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang
3. Bapak H. Johan Arifin, S.Ag, MM, selaku Ketua Jurusan
D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam
UIN Walisongo Semarang
4. Bapak Choirul Huda, M. Ag, selaku dosen pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran
xi
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini
5. Seluruh dosen pengajar D3 Perbankan Syariah beserta
tenaga kependidikan
6. Bapak Budi Sutrisno, Amd, selaku Manajer Cabang Utama
KSPPS Marhamah Wonosobo
7. Seluruh karyawan KSPPS Marhamah Wonosobo yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menimba ilmu
dan melancarkan data – data untuk Tugas Akhir ini
8. Kedua orang tua dan adik saya atas segala do’a, motivasi
dan kasih sayang seta pengorbanan yang tidak terbatas
sehingga penyusunan Tugas Akhir dapat menyelesaikan
tepat waktu
9. Sahabat – Sahabat seperjuangan keluarga besar PBSC
ankatan 2015 yang saya sayangi dan selalu memberikan
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu hingga terselesainya
Tugas Akhir ini. Kritikan dan saran yang membangun
penulis harapakan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Dan semoga bermanfaat Amin.
xii
Semarang, 4 juni2018
Penulis
Dewi Wulandari
NIM : 1505015106
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................iii
HALAMAN MOTTO .............................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................... v
HALAMAN DEKLARASI ..................................................... vii
ABSTRAK ..............................................................................viii
KATA PENGANTAR .............................................................. x
DAFTAR ISI ...........................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ...................... 9
D. Tinjauan Pustaka .................................................... 11
E. Metodologi Penelitian ............................................ 14
F. Sistematika Penulisan ............................................ 17
xiv
BAB II : AKAD WADI’AH PADA SIMPANAN
A. Wadi’ah
1. Pengertian Akad Wadi’ah ......................... 20
2. Rukun dan Syarat Wadi’ah ....................... 25
3. Landasan Hukum Wadi’ah ........................ 26
4. Jenis-Jenis Wadi’ah ................................... 28
5. Hukum Menerima Benda Titipan .............. 36
6. Implementasi Prinsip Wadi’ah dalam Produk
Tabungan ................................................... 38
7. Berakhirnya Akad Wadi’ah ....................... 40
8. Fatwa-Fatwa DSN-MUI TentangWadi’ah
.................................................................... 41
B. Simpanan
1. Pengertian Simpanan ................................. 42
2. Syarat – Syarat Penyelenggaraan Tabungan
.................................................................... 44
3. Alat – Alat Penarikan Tabungan ............... 47
4. Rumus Perhitungan Bonus Tabungan
Wadi’ah ..................................................... 48
xv
BAB III : GAMBARAN UMUM KSPPS MARHAMAH
WONOSOBO
A. Sejarah Berdirinya KSPPS Marhamah Wonosobo 51
B. Visi dan Misi KSPPS Marhamah Wonosobo ........ 53
C. Identitas Koperasi .................................................. 54
D. Susunan Organisasi KSPPS Marhamah Wonosobo
................................................................................ 58
E. Ruang Lingkup Kegiatan KSPPS Marhamah
Wonosobo .............................................................. 62
F. Produk-Produk KSPPS MarhamahWonosobo ...... 63
BAB IV: PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI AKAD WADI’AH PAD PRODUK
SIMPANAN UMMAT DI KSPPS MARHAMAH
WONOSOBO
A. ImplementasiAkad Wadi’ah pada
ProdukSimpananUmmat di KSPPS Marhamah
Wonosobo .............................................................. 75
B. Implementasi Pemberian Bonus Wadi’ah Pada
Simpanan Ummat di KSPPS Marhamah Wonosobo
................................................................................. 85
xvi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 93
B. Saran ...................................................................... 95
C. Penutup .................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan menurut pasal 1 butir 1 undang-undang
nomor 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkanya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan ada
dua yaitu perbankan konvensionaal dan perbankan
syariah.Bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.1
Keberadaan bank syariah
belum begitu merakyat, ini dapat dilihat dari lokasi
keberadaanya pada kota bisnis atau kota besar. Dari segi
pelayanan pun keberadaannya tidak mampu menjangkau
usaha mikro ini karena usaha tersebut tidak memenuhi
prosedur perbankan yang dibakukan UU.2Didorong oleh
1Pasal 1 ayat (7) UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
2
Ridwan Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa
TamwilYogyakarta: UI Press, 2004, h. 72.
2
kesadaran akan perlunya perbaikan ekonomi umat,
dirasakan perlunya keberadaan Baitul Maal Tamwil (BMT).
BMT adalah Lembaga keuangan mikro, sebagai
lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil
dengan berlandaskan syariat Islam. Lembaga ini didirikan
dengan maksud untuk menfasilitasi masyarakat bawah yang
tidak terjakau oleh Bank Syariah atau BPRS yang
keberadaanya pada lingkup desa, kecamatan dan yang
paling tinggi pada lingkup kabupaten. BMT lebih mengarah
pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang
non profit, seperti zakat, infak, dan sedekah.3BMT juga
perlu diperluasfungsinya tidak hanya sebagai lembaga
sosial saja yang hanya menyalurkandana-dana zakat, infaq
dan shadaqah, namun jugadana yang dapat ditumbuh
kembangkan sebagai modal ummat untuk melakukan
kegiatan usaha sehingga mampu meningkatkan kondisi
ummat.
Oleh karena itu BMT mulai konsentrasi pada kegiatan
bisnis, namun tetap melakukan kegiatan sosial dengan
pemisahan manajemen secara tegas. Kebijakan ini
3Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia,
( Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 316.
3
berpengaruh positif pada pertumbuhan dan perkembangan
BMT di Indonesia.4
Kemunculan lembaga yaitul Baitul Maal wa Tamwil,
yang melakukan kegiatanya berdasarkan prinsip-prinsip
syariah dirasakan betul bagi ummat dapat memenuhi
kebutuhan, tidak saja karena sistemnya yang syar’i namun
juga fungsi manfaat sosial dan ekonomi. Oleh karena itu,
kemudian bermunculan lembaga-lembaga keuangan mikro
syariah dengan nama generikBMT yang banyak dimotori
oleh aktivis atau jemaah masjid atau dari organisasi
kemasyarakatan seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama
dan sebagainya, serta ummat secara perorangan atau
kelompok.5
Secara yuridis keberadaan BMT didasarkan pada
Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012
tentang perkoperasian terdapat pada bab 1 pasal 1 ayat 1
berbunyi “ Koperasi adalah badan hokum yang didirikan
oleh perseorangan atau badan hokum Koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotannya sebagai modal untu
4Widiyanto bin Mislan Cokrohadisumarto,et al, BMT Praktik dan
Kasus, Jakarta: PT Rajagrafindo, 2016, h. 4.
5Widiyanto bin Mislan Cokrohadisumarto, et al, BMT Praktik…,h.
8.
4
menjalankan usaha, yang memenuhi asporasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip.
Perkembangan pesat dengan banyaknya BMT yang
bermunculan sekarang di Indonesia, salah satu BMT yang
ikut juga dalam pemberdayaan masyarakat lapisan bawah
yakni BMT Marhamah Wonosobo yang didirikan pada
tanggal 16 Oktober 1995 yang terletak di Jl. Tumenggung
Jogonegoro Wonosobo 56311.
BMT Marhamah merupakan salah satu BMT yang
ada di wonosobo yang beroperasi berdasarkan ketentuan
syariah (pola bagi hasil) dengan mengacu pada prinsip-
prinsip manejemen perbankan syariah.BMT Marhamah
bertujuan membina dan mengembangkan usaha kecil atau
sektor informal sekaligus meningkatkan kualitas hidup
ummat.6Seperti kegiatan BMT lainnya, BMT Marhamah
juga melaksanakan kegiatan diantaranya Pertama; kegiatan
produktif untuk menciptakan nilai tambah baru dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari
manusia. Kedua; kegiatan pengumpulan dana dari berbagai
sumber seperti zakat, infaq dan shadaqah dan lain-lain, yang
6Brosur KSPPS Marhamah Wonosobo
5
dapat disalurkan kepada yang berhak untuk mengatasi
kemiskinan
BMT Marhamah melaksanakan penggalangan dana
dari anggota atau calon anggota untuk anggota yang akan
dikembalikan lagi pada mereka yang membutuhkan dana
baik untuk kebutuhan produktif, konsumtif maupun usaha.
Sama seperti BMT pada umumnya BMT Marhamah juga
mempunyai produk – produk pelayanan funding dan
lending. Dalam penggalangan dana dari anggota, BMT
Marhamah mempunyai produk funding unggulan
diantaraanya Simpanan Ummat, Simpanan Ukhwah,
Simpanan Ukhwah Sinergis, Simpanan Ukhwah
Pendidikan, Simpanan Masa Depan (SIMAPAN), dan
Simpanan Berjangka (SIMKA). Sedangkan dari segi
lending BMT Marhamah siap untuk membantu keperluan
anggotanya sepertipembiayaan modal usaha, pembiayaan
jual beli barang dan lain-lain dengan menggunakan akad
Rahn, Mudharabah, Musyarakah, Murabahah. Selain itu
tidak hanya ruang lingkup kegiatan bisnis saja BMT
Marhamah juga menerima dan menyalurkan dana dalam
kegiatan sosial seperti zakat, infaq, shadaqah dan kegiatan
sosial lainya yang ditangani oleh lembaga LAZIS (
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah).
6
Salah satu produk funding yang paling diminati yang
ada BMT Marhamah adalah Simpanan Ummat.Simpanan
Ummat merupakan simpanan yang diperuntukan bagi
penyimpan perorangan (anggota). Dengan adanya simpanan
ummat memudahkan anggota karena penarikanya tidak
dibatasi sewaktu-waktu pada jam kerja di seluruh kantor
cabang BMT Marhamah dapat diambil ketika anggota
membutuhkan dana. Tabungan ini juga ringan karena
setoran awal minimal hanya Rp. 10.000,00 setoran
selanjutnya minimal hanya Rp. 5.000,00 dan biaya
administrasi sebesar Rp. 500,00 yang secara otomatis akan
didebet setiap bulanya.7
Simpanan ummat yang paling
banyak diminati oleh anggota dibandingkan simpanan
lainya karena biayanya yang ringan dan dana bias diambil
setiap saat.
Tabel. 1.1
Data Jumlah Anggota di KSPPS Marhamah Cabang
Utama T.Jogonegoro Wonosobo Tahun 2018
N
O. Keterangan
Jumlah
Anggota
7Brosur KSPPS Marhamah Wonosobo
7
1
. Simpanan Ummat 4067
2
. Simpanan Ukhwah 26
3
. Simpanan Ukh. Sinergis 9
4
. Simpanan Ukh. Pendidikan 13
5
. Simapan 5 th 301
6 Simapan 10 th 143
7
. Simapan 20 th 231
8
. Simka 657
Sumber : KSPPS Marhamah Wonosobo
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
jumlah anggota yang paling banyak adalah simpanan
ummat.Hal ini artinya simpanan ummat paling banyak
diminati daripada simpanan lainnya. Selain itu simpanan
ummat paling banyak diminati oleh anggota dibandingkan
simpanan lainya karena biayannya yang ringan dan
penarikan bisa diambil setiap saat pada saat jam kerja.
8
Di beberapa lembaga keuangan syariah seperti di
BMT, tabungan merupakan salah satu instrument yang
sangat penting. Bahkan, tabungan di beberapa lembaga
keuangan dijadikan sebagai produk utama dalam menjaring
dan merekrut dana dari masyarakat dalam rangka
pengumpulan modal lembaga keuangan.Sampai uraian ini,
dalam instrument tabungan sesungguhnya tidak ada
masalah yang perlu dipersoalkan dan diperbincangkan
secara signifikan.Namun ketika pada instrumen tabungan
ini diikutsertakan prinsip bunga sebagai motivator terhadap
nasabah untuk menitipkan dananya, maka munculah
persoalan hukum, terutama dalam perspektif hukum
Islam.Hal ini disebabkan bunga dalam wacana hukum Islam
masih diidentikkan dengan riba yang dilarang dan
diharamkan oleh Islam.Dalam wacana fiqh dan ekonomi
Islam sesungguhnya ada sebuah akad mu’amalah yang
memiliki kemiripan dengan tabungan, yaitu akad
wadi’ah.Pada giliranya, instrument wadi’ah ini dijadikan
sebagai instrument alternatif untuk menggantikan tabungan
yang diperlengkapi dengan instrument bunga dilembaga
keuangan konvensional.8
8Yadi Janwari, Fikih Lembaga Keuangan Syariah(Bandung:
9
Dari latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik
untuk mengetahui bagaimana implementasi akad wadi’ah
pada produk simpanan ummat dan implementasi pemberian
bonus pada simpanan ummat di kspps marhamah wonosobo
sehingga penulis akan mengambil judul “Implementasi
Akad Wadi’ahPada Produk Simpanan Ummat Di
KSPPS Marhamah Wonosobo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahnya yaitu
1. Bagaimana implementasi akad wadi’ahpada produk
simpanan ummat di KSPPS Marhamah Wonosobo?
2. Bagaimana implementasi pemberian bonus wadi’ah
pada produk simpanan ummat di KSPPS Marhamah
Wonosobo ?
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui arah suatu kegiatan yang
dilakukan perlu adanya suatutujuan yang dimaksud.
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah
PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 1
10
a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi akad
wadiah pada produk simpanan di KSPPS Marhamah
Wonosobo.
b. Untuk mengetahui implementasi pemberian bonus
wadi’ahpada produk simpanan ummat di KSPPS
Marhamah Wonosobo.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi sebagian sarana untuk menambah wawasan
dan pengetahuan dari sisi keilmuan dan pengalaman
yang berkaitan dengan implementasi produk
simpanan ummat di KSPPS Marhamah Wonososbo.
b. Secara Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai
pengembangan dan memberikan masukan dan
kelebihan dari implementasi produk simpanana
ummat di KSPPS marhamah Wonosobo serta sebagai
evaluasi dalam pengembanagan dari produk
simpanan.
11
c. Secara Kebijakan
Penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan
bagi KSPPS Marhamah Wonosobo maupun lembaga
keuangan syariah lainya dalam melakukan
implementasi produk simpanan ummat di KSPPS
Marhamah Wonosobo.
D. Tinjauan Pustaka
1. Tugas Akhir yang disusun oleh Authar Fahmi pada tahun
2015 mahasiswa D3 Perbankan Syariah UIN Walisongo
Semarang dengan judul ”Implementasi Akad
Wadi’ah Pada Produk Si Tampan (Simpanan Tabungan
Masa Depan Anggota) di KJKS Nusa Indah
Cepiring”. Peneliti ini menggunakan jenis penelitian field
research dan menggunakan data primer yang diperoleh
secara langsung dari lapangan melalui wawancara
pada pihak terkait dengan objek yang diteiliti. Dalam
penelitiannya penulis menyatakan implementasi akad
wadi’ah yad dhamanah pada produk si tampan adalah
produk penghimpunan dana yang dalam praktiknya
menggunakan akad wadi’ah dimana anggota menitipkan
dananya sebesar Rp. 40.000,00 tiap bulan di KJKS Nusa
Indah Cepiring dan dari pihak KJKS berhak
menggunakan dana tersebut. Dalam produk Si Tampan(
12
Simpanan Tabungan Masa Depan) ini anggota tidak
memperoleh bagi hasil, tetapi memperoleh undian
berhadiah disetiap bulan selama satu periode (40 bulan).
Produk Si Tampan berbeda dengan produk simpanan
pada umumnya karena merupakan kombinasi dari
produk simpanan dengan hadiah. Saldo Si Tampan yang
tidak dapat diambil sewaktu- waktu dengan alasan
apapun sehingga tidak bisa dijadikan investasi jangka
pendek dan peneliti membahas mengenai analisis SWOT
pada produk Si Tampan di KJKS Nusa Indah Cepiring.
2. Tugas Akhir yang disusun oleh Muhammad Yafi
Amrillah pada tahun 2017 mahasiswa D3 Perbankan
Syariah UIN Walisongo Semarang dengan judul
“Implementasi Akad Wadi’ah Pada Produk Sirela
(Simpanan Sukarela Lancar) di BMT Al-Hikmah
Ungaran”. Peneliti ini menggunakan jenis penelitian
lapangan (field study research)dan menggunakan data
primer yang diperoleh secara langsung dari lapangan
melalui wawancara pada pihak terkait dengan
objek yang diteiliti. Dalam penelitiannya penulis
menyatakanImplementasi akad wadi’ah pada tabungan
sirela menggunakan akad wadi’ah yad dhomanah yang
berupa titipan dimana orang yang menitipkan barang
13
atau uang tersebut, apabila mendapatkan keuntungan
maka orang yang dititipakn akan diberi bonus sesuai
kebijakan BMT. Dengan hal ini tabungan sirela yang
praktis dapat diminati oleh sesama kalangan
masyarakat.Selaian membahas impelementasi pada
produk sirela peneliti juga menganalisis SWOT untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dari produk Sirela BMT Al-Hikmah Ungaran.
Dari hasil penelitian diatas penulis tertarik untuk
mencoba melakukan penelitian dengan akad yang sama
yaitu implementasi akad wadi’ah yadh dhamanah tetapi
penulis mengambil produk tabungan di tempat yang
berbeda. Dari penelitian terdahulu mengambil produk Si
Tampan di KJKS Nusa Indah Cepiring dan produk Si
Rela di BMT Al-Hikamah Ungaran. Sedangkan
penelitian dengan produk simpanan ummat di KSPPS
Marhamah Wonosobo.Dari penelitian terdahulu
penelitian keduanya hanya membahasan tentang
implementasi dan analisis SWOT tetapi penulis
membahas mengenai implementasi akad wadi’ah pada
produk simpanan ummat dan implementasi pemberian
bonus pada simpanan ummat di KSPPS Marhamah
Wonosobo.
14
E. Metodologi Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KSPPS Marhamah
yang bertempat di Jl. Tumenggung Jogonegoro Km 0,5
Wonosobo. Telp. (0286) 321556/08122730929
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah objek penelitian
lapangan (field research)dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.9Dalam hal
ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena
pendekatan penelitian yang diarahkan untuk pencapaian
tujuan memperoleh penjelasan secara mendalam atas
penerapan sebuah teori.Sehingga dituntut untuk lebih
banyak menggunakan berfikir induktif.10
9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 21,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 4
10
Rully Indrawan dan R. Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian
Kauntitatif, Kualitatif dan Campuran untuk Menejemen, Pembangunan,
dan Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama, cet ke-1, 2014, h.29
15
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber
pertama baik individual dan perseorangan.Dengan
data ini penulis mendapatkan gambaran umum
tentang KSPPS Marhamah Wonosobo, produk-produk
yang digunakan dan implementasi akad Wadiah pada
produk Si Ummat.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari
catatan, buku majalah, artikel, buku-buku sebagai
teori dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan data
sekunder, peneliti mempelajari, mencatat dan
mengutip dari buku-buku yang ada di perpustakaan
yang berhubungan dengan penelitian, dengan
membaca literature, makalah maupun surat kabar dan
mencari informasi dari pihak lain yang ada
hubunganya dengan masalah yang dibahas.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Dalam mengumpulkan data penulisan mencari
data berupa catatan, transkip, agenda dan
16
sebagainya.11
Teknik ini digunakan untuk
pengumpulan data personalia, karyawan dan
gambaran umum di KSPPS Marhamah Wonosobo.
Dan penulisan juga mengambil dari bahan pustaka
seperti kutipan, buku – buku, artikel, majalah, arsip –
arsip tentang akad wadi’ah simpanan ummat.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses interaksi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana kedua
belah pihak yang terlibat dan memiliki hak yang sama
dalam bertanya dan menjawab. Penulis menggunakan
metode ini dengan cara menggunakan metode
wawancara langsung kepada kepala cabang utama di
KSPPS Marhamah Wonosobo. Wawancara yang
dilakukan dengan bertanya jawab tentang
implementasi akad wadiah yang berkaitan tentang
tugas akhir yang penulis buat.
c. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data yang terkumpul
data yang dilakukan melalui suatu pengamatan
terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran, dengan
11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan
Praktek, edisi revisi v, Jakarta: PT Rineka Cipta, h. 206
17
disertai pencatatan – pencatatan. Teknik ini digunakan
untuk memperoleh data dan informasi, seperti:
gambaran umum mengenai KSPPS Marhamah
Wonosobo dan produk – produknya.
5. Metode Analisis Data
Dari data–data yang terkumpul, penulis berusaha
menganalisa data tersebut. Dalam menganalisa data,
penulis menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu
data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam
bentuk kata- kata dan berisi uraiantentang analisa apa
yang digunakan dari hasil penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran dan arahan selama
penulisan dalam penelitian ini, maka secara garis besar
pokok-pokok uraian dan isi dari penelitian ini akan disajikan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis mendeskripsikan tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pusataka, metode penelitian, dan sistematika
penelitian.
18
BAB II :AKAD WADI’AH PADA PRODUK
SIMPANAN
Berisi tentang: Bab ini berisi tentang pengertian
akad wadi’ah, rukun dan syarat
wadi’ah,landasan hukum, jenis-jenis wadi’ah,
hukum menerima benda titipan,implementasi
prinsip wadi’ah dalam produk tabungan,
berakhirnya akad wadi’ah fatwa-fatwa DSN-
MUI tentang wadi’ah, pengertian simpanan,
syarat-syarat penyelenggaraan simpanan, alat-
alat penarikan simpanan dan .rumus perhitungan
bonus tabungan wadi’ah.
BAB III : GAMBARAN UMUM KSPPS
MARHAMAH WONOSOBO
Berisi tentang sejarah berdirinya KSPPS
marhamah Wonosobo, Visi dan Misi KSPPS
Marhamah Wonosobo, Identitas KSPPS
Marhamah Wonosobo, Susunan Organisasi di
KSPPS Marhamah Wonosobo, Ruang Lingkup
Kegiatan Usaha KSPPS Marhamah Wonosobo
dan Produk-Produk di KSPPS Marhamah
Wonosobo.
19
BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN IMPLEMENTASI AKAD
WADI’AH PADA PRODUK SIMPANAN
UMMAT
A. Implementasi Akad Wadi’ah dalam Produk
Simpanan Ummat di KSPPS Marhamah
Wonosobo.
B. implementasi Pemberian Bonus Wadi’ah
Pada Produk Simpanan Ummat di KSPPS
Marhamah Wonosobo.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang Kesimpulan, saran dan
penutup tentang topik yang diangkat Penulis.
20
BAB II
IMPLEMENTASI AKAD WADI’AH PADA PRODUK
SIMPANAN
A. Akad Wadi’ah
1. Pengertian Akad Wadi’ah
Kontrak berasal dari kata contract dalam bahasa
inggris, atau perjanjian dalam bahasa Indonesia, atau
disebut juga akad (al „aqad) dalam bahasa arab yang
berarti mengikat, menyambung atau menghubungkan
(Ar-rabt). Akad dalam hukum Islam merupakan salah
satu sumber perikatan islam, sebagaimana juga
perjanjian dalam KUH Perdata sebagai sumber
perikatan.1
Dalam perspektif hukum, kontrak didefinisikan
sebagai suatu perjanjian/perikatan yang sengaja dibuat
secara tertulis sebagai alat bukti para pihak yang
berkepentingan.2
Pengertian kontrak (akad) umumnya
diartikan sebagai penawaran dan permintaan yang
berakibat pada konsekuensi hukum tertentu. Kontrak
1 Syaugi Mubarak Seff, Hukum Kontrak Syariah di Indonesia,
Jogyakarta: Pustaka Prisma, 2002, h. 12.
2Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, Rajawali Grafindo Persada
2015, h.143, dikutip dari Burhanuddin S, Hukum Bisnis, BBPFE
Yogyakarta 2009, h. 79.
21
berarti suatu kesepakatan yang bersandar pada
penawaran dan penerimaan (ijab dan kabul) antara pihak
yang terlibat dalam kontrak dengan prinsip hukum dalam
suatu urusan (obyek).3
Dalam perspektif syariah, kontrak (akad)
didefinisikan sebagai pertemuan ijab dan kabul yang
merupakan pernyataan kehendak dua pihak atau lebih
untuk melahirkan suatu akibat hukum pada objeknya.4
Akad adalah ikatan, keputusan, atau penguatan
atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat
diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan
nilai-nilai syariah.Dalam istilah fikih, secara umum akad
berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk
melaksanakan, baik yang muncul satu pihak, seperti akad
wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua
pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai. Pada
definisi ini membatasi bahwa akad yang dilakukan
memiliki dasar yaitu nilai-nilai syariah dan pelaksanan
akad pada aspek muamalah secara umum.
3 Mardani, Hukum...,h.143
4 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007, h. 68.
22
Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan akad adalah bentuk perjanjian yang
dinyatakan dengan perkataan atau tulisan tentang sesuatu
dilakukan secara sadar dan saling berhubungan atau
bersesuaian antara ucapan yang melakukan akad baik
pihak pertama maupun pihak kedua dengan prinsip
syariah.5
Al-Wadi‟ah secara bahasa berasal dari kata al-
wad‟u yang berarti meninggalkan.Wadi‟ah berarti barang
yang ditinggalkan atau diletakkan ditempat orang lain agar
dijaga.6
Sedangkan menurut istilah wadi‟ah adalah
memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga
hartanya/barangnya dengan secara terang-terangan atau
dengan isyarat yang semakna dengan itu. 7
Wadi‟ah ialah memanfaatkan sesuatu ditempat
yang bukan pada pemiliknya untuk dipelihara. Dalam
bahasa Indonesia disebut “titipan”. Akad wadi‟ah
5 Basaria Nainggolan, Perbankan Syariah Di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers, 2006, h.13-14
6 Imam Mustofa, Fiqih Mu‟amalah Kontemporer, Jakarta: Rajawali
Press, 2016, Cet. 2, h. 180.
7 Bank Syariah, Konsep, Produk dan Implementasu Operasional
Bank Syariah, Jakarta: Djambatan, 2001, h. 59.
23
merupakan suatu akad yang bersifat tolong menolong
antar sesama manusia.8
Menurut istilah syariah al‟wadi‟ah dijelaskan oleh para
ulama sebagai berikut:
Al-Jaziri mengatakan bahwa wadi‟ah adalah
barang yang dititipkan kepada orang lain untuk dijaga.
Barang tersebut menjadi tanggung jawab bagi orang yang
dititipi.9
Definisi ini sama dengan definisi yang
dikemukakan „Atiyyah yang menyatakan bahwa seseorang
yang meninggalkan barang miliknya ditangan (pengawasan)
orang lain agar dijaganya.10
Menurut Zuhaily (1989:37-38), wadi‟ah adalah
pemberian mandate untuk menjaga sebuah barang yang
dimiliki seseorang dengan cara tertentu.
Menurut Hanafiyah, al-wadi‟ah berarti al-„idayaitu;
ibarat seseorang menyempurnakan harta kepada yang lain
untuk dijaga secara jelas. Makna yang kedua, al-wadi‟ah
ialah sesuatu yang dititipkan yaitu sesuatu yang
ditinggalkan pada orang terpercaya supaya
8 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (fiqih
Muamalat), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, h. 245.
9Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqih „ala al-Madzahib al-Arba‟ah (Digital
Library, al- Maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani, 2005), III/106. 10
Atiyyah Muhammad Salim, Syarh Bulugul Maram, (Digital Libaray
al-Maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani, 2005) IV/16.
24
dijaganya.Menurut Syafi‟iyah yang dimaksud dengan al-
wadi‟ah ialah akad yang dilaksanakan untuk menjaga
sesuatu yang dititipkan. Menurut Hanabilah, yang dimaksud
dengan al-wadi‟ah ialah titipan perwakilan dalam
pemeliharaan sesuatu secara bebas (tabaru‟). 11
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan
bahwa akad wadi‟ah merupakan prinsip simpanan murni
dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak
yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak
dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan.Titipan harus dijaga
dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan dan titipan
ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh
pihak yang menitipkannya.12
Dari pengertian ini dapat
dipahami bahwa apabila ada kerusakan benda titipan,
padahal benda tersebut sudah dijaga sebagaimana layaknya,
si penerima titipan tidak wajib menggantikannya. Akan
tetapi, apabila kerusakan itu disebabkan karena
kelalaiannya, ia wajib menggantinya. Dengan demikian,
akad wadi‟ah ini mengandung unsur amanat atau
11
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Hukum
Perjanjian, Ekonomi, Bisnis dan Sosial, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012,
h. 205. 12
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Prenadamedia Group, 2001, h.
59.
25
kepercayaan.13
Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk
menjaga keselamatan barang itu dari kehilangan,
kemusnahan,kecurian, dan sebagainya. Yang dimaksud
“barang” disisni adalah suatu yang berharga seperti uang,
dokumen, surat berharga dan barang lain yang berharga di
islam.14
2. Rukun dan Syarat Akad Wadi’ah
Rukun wadiah meliputi:
a. Barang yang disimpan atau dititipkan (wadi‟ah)
b. Pemilik barang atau uang yang bertindak sebagai pihak
yang menitipkan (muwaddi‟)
c. Pihak yang menyimpan atau memberikan jasa penjagaan
(mustaudda‟)
d. Shighat, yaitu ijab (serah) dan qabul15
Syarat-syarat wadi‟ahdiantaranya :
a. Pihak yang berakad: cakap hukum dan suka rela (ridha),
tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa di bawah tekanan
b. Obyek yang dititipkan merupakan milik mutlak si penitip
(muwaddi‟)
13
Nurul Huda, et al., Baitul Mal Wa Tamwil Sebuah Tinjauan Teoritis,
Jakarta: Amzah, 2016, h. 72.
14
Wiroso, Pengimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank
Syariah, Jakarta: Grafindo, 2005, h. 20.
15
Nurul Huda, et al.,Baitul..., h.73.
26
c. Sigot : jelas apa yang dititipkan dan tidak mengandung
persyaratan-persyaratan lain.16
3. Landasan Hukum
a. Al- Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 58
يأ ٱئن وا مشكم لل ٱأن تإد لىاس ٱه تم بي لها وئرا حكم أه ت ئلى ى م ل
ا يعظكم به ٱئن ل ذ ع ل ٱكمىا ب أن تح وعم كان سميع ٱئن ۦ لل ا لل
بصيش
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya…” (An-Nisa:58)
Penjelasan :
Ayat tersebut dijadikan sebagai landasan hukum
wadi‟ah karena menggandung beberapa unsur 1)
Terdapat lafad ( ٱ ت ى م ل ), yang secara kebahasaan berarti
sama dengan arti wadi‟ah yaitu amanah atau titipan. 2)
Terdapat unsur pelaku sebagaimana pada wadi‟ah,
terdapatpemberi amanah, dan barang amanah. 3)
Terdapat unsur- unsur tanggung jawab untuk menjaga
barang amanh kepada yang berhak ( لهاأه ئلى )
sebagaimana pula yang ditekankan pada wadi‟ah.
16 Bank Syariah, Konsep...,h. 59-60.
27
b. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 283
ق ه ا فشه تجذوا كاتب ولم سفش على وئن كىتم مأمه فان بىضت
سبه ٱيتق ول ۥىته تمه أم ؤ ٱلزيٱيإد ا فل ض ضكم بع بع ۥلل
“… jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
Tuhannya…”(Al Baqarah:283).
Penjelasan
Ayat diatas sebenarnya tentang hutang piutang
bagi musafir (orang yang melakukan
perjalanan).Hutang piutang tersebut atas dasar amanah
(saling percaya), oleh karenanya bagi yang diberi
hutang wajib untuk mengembalikan.Kemudian ayat
tersebut menjadi landasan hukum wadi‟ah dikarenakan
terdapat unsur “amanah”-nya.Dimana amanah juga
berarti wadi‟ah.
c. Hadist
عه ابي هشيشةقال الىبي صلي عليه وسلم ادا لما وت الي مه
اوتمىك وال تخه مه خاوك
“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah
SAW, talah bersabda, “sampaikanlah (tunaikanlah)
amanat kepada yang berhak menerimannya dan
jangan membahas khianat kepada orang yang telah
28
menghianatimu.”(HR AbuDawud dan Menurut
Tirmidzi hadits ini Hasan,sedangkan Imam
Hakim mengkategorikannya sahih).
Penjelasan
Hadist tersebut dijadikan sebagai landasan
hukum secara kontekstual ditekankan kepada penitip
untuk menitipkan sesuatu kepada yang mempunyai
integritas dan kapabilitas.Jikapun dalam masa akad
tersebut terjadi perbuatan yang berkhianat maka tidak
boleh terjadi dendam (membalas) penghianatan tersebut.
4. Jenis-Jenis Wad’iah
1) Wadi’ah Yad Al Amanah
Wadi‟ah yad al amanah merupakan titipan
murni dimana barang yang dititipkan tidak boleh
digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip, dan
sewaktu titipan harus dikembalikan harus dalam
keadaan utuh baik nilai maupun fisik barangnya,
serta jika selama dalam penitipan terjadi kerusakan
maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani
tanggung jawab sedangkan sebagai kompensasi atas
tanggung jawab pemeliharaan dapat dikenakan biaya
titipan.17
17
Wiroso, Pengimpunan...h. 23.
29
Jadi dapat disimpulkan bahwa barang/aset
yang dititipkan adalah sesuatu yang berharga yang
dapat berupa uang, barang, dokumen, surat berharga,
atau barang berharga lainya. Dalam konteks ini pada
dasarnya pihak penyimpan (custodian) sebagai
penerima kepercayaan (trustee) adalah yad al
amanah “tangan amanah” yang berati bahwa ia tidak
diharuskan bertanggung jawab jika sewaktu dalam
penitipan terjadi kehilangan atau kerusakan pada
barang/aset titipan, selama hal ini bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan
dalam memelihara barang/aset titipan. Biaya
penitipan boleh dibebankan kepada pihak penitipan
sebagai kompensasi atas tanggung jawab
pemeliharaan.
Dengan prinsip ini, pihak penyimpan tidak
boleh menggunakan atau memanfaatkan barang/aset
yang dititipkan, melainkan hanya menjaganya.Selain
itu, barang/aset yang dititipkan tidak boleh
dicampuradukkan dengan barang/aset lain,
melainkan harus dipisahkan untuk masing-masing
barang/aset penitip. Karena menggunkan prinsip yad
al-amanah, akad titipan seperti ini biasa disebut
30
wadi‟ah yad amanahdengan skema seperti pada
gambar 2.1 18
Gambar 2.1 Skema Titipan Wadi‟ah Yad Amanah
Dalam transaksi perbankan biasanya prinsip
wadi‟ahal amanah dapat diterapkan pada pemberian
jasa safe deposit box, dimana nasabah yang
membutuhkan jasa ini akan mendapatkan fasilitas
penyimpanan barang berharga mereka dalam bentuk
kotak penyimpanan dengan inisial tertentu,
menyimpan dan memegang kunci sendiri. Pihak
bank akan menerima upah titipan yang ditentukan
dan secara keseluruhan akan menjaga keamanan
lingkungan dan ruang penyimpanan melalui
prosedur administrasi keluar dan masuk ruang
18
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, cet. 4 Depok: Raja Grafindo
Persada, 2012, h.42-43.
31
penyimpanan serta pengawasan dari karyawan yang
ditunjuk.
Jenis – Jenis Wadi‟ah Al Amanah :
a. Safe Deposit Box
Safe deposit box merupakan jasa titipan
(wadi‟ah) di mana bank hanya menyediakan
fasilitas penitipan, mengatur sistem administrasi
untuk masuk dan keluar ruang fasilitas,
sedangkan kunci diserahkan kepada nasabah
sehingga bank tidak bisa akses mengetahui isi
dari titipan tersebut. Bank akan membebankan fee
kepada nasabah atas penggunaan fasilitas box
tersebut dan sekaligus bertanggung jawab atas
pengamanan ruangan berikut fasilitasnya.
b. Safe Keeping
Safe keeping merupakan jasa penitipan
(wadi‟ah) yang diberikan oleh bank dalam rangka
mengamankan dokumen/surat-surat berharga
nasabah sehubungan dengan jaminan nasabah
atas fasilitas yang didapatkanya dari bank. Pada
umunya bank tidak akan mengambil fee (upah))
atas penyimpanan surat berharga ini, karena
penyimpanan ini merupakan kesatuan yang tidak
32
mungkin dipisahkan dengan hak dan kewajiban
nasabah terhadap bank.19
Karakteristik Wadi‟ah Al Amanah diantaranya:
a. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh
dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima
titipan.
b. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai
penerima amanah yang bertugas dan
berkewajiban untuk menjaga barang yang
dititipkan tanpa boleh memanfaatkanya.
c. Sebagai konpensasi, penerima titipan
diperkenankan untuk membebankan biaya kepada
yang menitipkan.
d. Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak
boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan,
aplikasi perbankan yang memungkinkan untuk
jenis ini adalah jasa penitipan atau safe deposite
box.20
2) Wadi’ah Yad Dhamanah
Wadi‟ah yad dhamanah adalah titipan yang
selama belum dikembalikan kepada penitip dapat
19
Bank Syariah, Konsep...h. 228-229.
20
Muhammad Syafi‟i Anonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h. 148.
33
dimanfaatkan oleh penerima titipan.Apabila dari
hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan
maka seluruhnya menjadi hak penerima
titipan.Wadi‟ah yad-dhamanah merupakan
pengembangan dari wadi‟ah yad al amanah yang
disesuaikan dengan aktifitas perekonomian.
Penerima titipan diberi izin untuk menggunakan dan
mengambil manfaat dari titipan tersebut (tidak idle
atau tidak didiamkan saja). 21
Dengan prinsip ini, penyimpan boleh
mencampur aset penitip dengan aset penyimpan atau
aset penitip yang lain, dan kemudian digunakan
unuk tujuan produktif mencari keuntungan. Pihak
penyimpan berhak atas keuntungan yang diperoleh
dan pemanfaatan aset titipan dana bertanggung
jawab penuh atas risiko kerugian yang mungkin
timbul. Selain itu penyimpan diperbolehkan
juga atas kehendak sendiri memberikan bonus
kepada pemilik aset tanpa akad perjanjian yang
mengikat sebelumnya. Dengan menggunakan prinsip
yad dhamanah, akad titipan seperti ini biasa disebut
21 Wiroso, Pengimpunan...h. 21-22
34
wadi‟ah yad dhamanah dengan skema pada gambar
2.2
2. Pemanfaatan Aset
2.2 Skema Titipan Wadi‟ah Yad
Dhamanah
Rukun dari akad titipan wadi‟ah (Yad
amanah maupun yad dhamanah) yang harus
dipenuhi dalam transaksi ada beberapa hal berikut:
a. Pelaku akad, yaitu penitip (mudi‟/muwaddi‟)
dan penyimpan/ penerima titipan (muda‟/
mustadwa‟)
b. Objek akad yaitu barang yang dititipkan
c. Shighah, yaitu ijab dan qabul
Prinsip Wadi‟ah Yad Dhamanah inilah yang
secara luas kemudian diaplikasikan dalam dunia
perbankan islam dalam bentuk produk-produk
pendanaanya, yaitu:
35
a. Giro (current account) Wadi‟ah
b. Tabungan (save account) Wadi‟ah22
Karakteristik Wadiah Yad Dhamanah diantaranya:
1. Harta dan barang yang dititipkan boleh dan
dapat dimanfaatkan oleh yang menerima titipan.
2. Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang
dititipkan tersebut tentu dapat menghasilkan
manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada
keharusan bagi penerima titipan untuk
memberikan hasil pemanfaatan kepada si
penitip.
3. Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini
yaitu giro dan tabungan.
4. Bank konvensioanl memberikan jasa giro
sebagai imbalan yang dihitung berdasarkan
persentase yang telah ditetapkan. Adapun pada
bank syariah, pemberian bonus (semacam jasa
giro) tidak boleh disebutkan dalam kontrak atau
dijanjikan dalam akad, tetapi benar-benar
pemberian sepihak sebagai tanda terima kasih
dari pihak bank.
22 Ascarya, Akad...h.43-44.
36
5. Jumlah pemberian bonus sepenuhnya
merupakan kewenangan manajemen bank
syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini
penekanannya adalah titipan.
6. Produk tabungan juga dapat menggunakan akad
wadi‟ah karena pada prinsipnya tabungan mirip
dengan giro, yaitu simpanan yang bisa diambil
setiap saat. Perbedaanya, tabungan tidak dapat
ditarik dengan cek atau alat lain yang
dipersamakan.23
5. Hukum Menerima Benda Titipan
Dijelaskan oleh Sulaiaman, bahwa hukum
menerima benda-benda titipan ada empat macam, yaitu:
a. Sunah, disunahkan menerima titipan bagi orang yang
dipercaya kepada dirinya bahwa dia sanggup menjaga
benda-benda yang dititipkan kepadanya. Al wadi‟ah
adalah salah satu bentuk tolong menolong yang
diperintahkan oleh Allah swt. Dalam Al-Quran,
tolong menolong hukumnya sunah. Dianggap sunah
menerima benda titipan, ketika ada orang lain yang
pantas pula untuk menerima titipan.
23 Muhammad Syafi‟i Anonio, Bank Syariah...h. 149.
37
b. Wajib, diwajibkan menerima benda-benda titipan bagi
seseorang yang percaya bahwa dirinya sanggup
menerima dan menjaga benda-benda tersebut.
Sementara tidak ada seseorangpun yang dapat
dipercaya untuk memelihara benda tersebut.
c. Haram, apabila seseorang tidak kuasa dan tidak
sanggup memelihara benda titipan, maka ia
diharamkan menerima benda-benda titipan, sebab
dengan menerima benda-benda titipan, berarti
memberikan kesempatan (peluang) kepada kerusakan
atau hilangnya benda-benda titipan, sehingga akan
menyulitkan pihak yang menitipkan.
d. Makruh, bagi orang yang percaya kepada dirinya
sendiri bahwa dia mampu menjaga benda-benda
titipan, tetapi dia kurang yakin(ragu) pada
kemampuannya, maka bagi orang seperti ini
dimakruhkan menerima benda-benda titipan, sebab
dikhawatirkan dia akan berkhianat terhadap yang
menitipkan dengan cara merusak benda-benda titipan
atau menghilangkannya.24
24 Sohari Sahrani dan Ru‟fah Abdullah,Fikih Muamalah,Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011, h. 240.
38
7. Implementasi Prinsip Wadi’ah dalam Produk
Tabungan
Produk funding bank syariah dalam bentuk
tabungan dapat memilih konsep wadi‟ah maupun
mudharabah. Aplikasi akad wadi‟ah dan mudharabah
secara teknis dapat kita baca dalam Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008,
yang merupakan ketentuan pelaksanaan dari PBI No.
9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah
Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran
Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah, sebagai mana
yang telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008.
Intinya adalah bahwa dalam kegiatan penghimpunan
dana dalam bentuk Tabungan atas dasar akad wadi‟ah
berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut :
a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan
nasabah bertindak sebagai penitip dana
b. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai
karakteristik produk, serta hak dan kewajiban
nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai transparasi informasi produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah
39
c. Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian
imbalan atau bonus kepada nasabah
d. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan
ata pembukaan dan penggunaan produk tabungan
atas dasar akad wadi‟ah dalam bentuk perjanjian
tertulis
e. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya
administrasi berupa biaya-biaya yang terkait
langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara
lain biaya kartu ATM, buku/cek/bilyet giro, biaya
materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening,
pembukaan dan penutupan rekening
f. Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah,
dan
g. Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah
Bank syariah akan memberikan bonus kepada
nasabah yang memiliki produk berupa tabungan wadi‟ah.
Besarnya bonus yang akan diterima oleh nasabah
penabung tidak boleh ditentukan di awal akad,
melainkan sepenuhnya diserahkan kepada kebijaksanaan
bank syariah yang bersangkutan. Nasabah dalam hal ini
tidak menanggung risiko kerugian dan uangnya dapat
diambil sewaktu-waktu secara utuh setelah dikurangi
40
biaya administrasi yang telah ditentukan oleh bank.
Dengan demikian dalam produk bank berupa tabungan
wadi‟ah ini didasarkan pada akad wadi‟ah yad
dhamanah, sehingga bank selaku pihak yang menerima
titipan dana diperbolehkan memprodukfikannya.25
8. Berakhirnya AkadWadi’ah
Wadi‟ah menjadi batal atau berhenti akadnya
apabila (Ibrahim, 2012):
a) Dipinta kembali atau dikembalikannya wadi‟ah
b) Kepemilikan wadi‟ah berpindah kepada selain
pemiliknya, seperti dijual atau dihibahkan
c) Orang yang menitipkan ditahjir karena safah (boros)
d) Orang yang menerima titipan ditahjir karena safah
(boros)
e) Mati atau gilanya salah satu atau kedua orang yang
berakad (penitip dan penerima tiitpan)26
25 Khotibul Umam, Perbankan Syariah Dasar-Dasar dan
Dinamika Perkembangan diIndonesia, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2016,
h. 92-93.
26
Fordebi & Adesy, Ekonomi dan Bisnis Islam Seri Konsep dan
Aplikasi dan Bisnis Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016, h.
219.
41
9. Fatwa-Fatwa DSN-MUI tentang Wadi’ah27
Fatwa DSN-MUI No. 36/DSN-MUI/X/2002
tentang Sertifikat Wadi‟ah Bank Indonesia (SWBI)
sebagai berikut:
Pertama:
1) Bank Indonesia selaku bank sentral boleh
menerbitkan instrument moneter berdasarkan Prinsip
Syariah yang dinamakan Sertifikat Wadi‟ah Bank
Indonesia (SWBI), yang dapat dimanfaatkan oleh
bank syariah untuk mengatasi kelebihan
likuiditasnya.
2) Akad yang digunakan untuk instrument SWBI
adalah akad wadi‟ah sebagaimana diatur dalam
Fatwa DSN No. 01/DSN-MUI/IV2000 tentang Giro
dan Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000/ tentang
Tabungan.
3) Dalam SWBI tidak boleh ada imbalan yang
disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(„athaya) yang bersifat sukarela dari pihak Bank
Indonesia.
4) SWBI tidak boleh diperjualbelikan.
27Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan
Aspek-Aspek Hukumnya ,Jakarta: Prenadamedia Group. 2014.
42
Kedua:
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya. Fatwa DSN-MUI No. 63/DSN–
MUI/XII/2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS).
B. SIMPANAN
a. Pengertian Simpanan
Simpanan adalah simpanan yang penarikanya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.28
Nasabah jika hendak mengambil simpanannya dapat datang
langsung ke bank dengan membawa buku tabungan, slip
penarikan, atau melalui fasilitas ATM. Pengertian yang
hampir sama dijumpai dalam pasal 1 angka 21 Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
yanag menyebutkan bahwa Tabungan adalah simpanan
berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkn
akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
28Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Rajawali, 2014, h.
35.
43
dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro
dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam hal ini terdapat dua prinsip perjanjian islam
yang sesuai diimplementasikan dalam produk perbankan
berupa tabungan yaitu wadiah dan mudharabah. Hampir
sama dengan giro, pilihan terdapat produk ini tergantung
motif dari nasabah. Jika motifnya hanya menyimpan saja
maka bisa dipakai produk tabungan wadiah, sedangkan
untuk memenuhi nasabah yang bermotif investasi atau
mencari keuntungan maka tabungan mudharabah yang
sesuai. Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul
maal) mnyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak
lainya menjadi pengelola dana (mudharib) dalam suatu
kegiatan produktif.
Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan
bahwa dalam perbankan syariah memiliki dua macam
produk tabungan, yaitu tabungan wadiah dan tabungan
mudharabah.Perbedaan utama dengan tabungan
diperbankan konvensional adalah tidak dikenalnya suku
bunga tertentu yang diperjanjikan.Yang ada adalah nisbah
44
atau persentase bagi hasil pada tabungan mudharabah dan
bonus pada tabungan wadiah.29
b. Syarat-Syarat Penyelenggaraan Tabungan
Dikeluarkannya ketentun Bank Indonesia yaitu SK
Dir BI Nomor 22/63/Kep Dir tgl 01-12-1989 SE Nomor
22/133/UPG tgl 01-12-1989, dimana dalam ketentuan
tersebut ditentukan syarat-syarat penyelenggaraan tabungan
(IKPI), yaitu:
1) Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangani
banak atau ATM
2) Penarikan tidak dapat dilakukan dengan cek, bilyet giro
atau surat perintah pembayaran lain yang sejenis
3) Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam
rupiah
4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan
ditetapkan sendiri oleh masing-masing bank
5) Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk
menetapkan sendiri, yakni:
a) Cara pelayanan sistem administrasi, setoran,
frekuensi pengembilan, tabungan pasif dan
persyaratan lain
29 Khitibul Usman, Perbankan … h. 88-89.
45
b) Besarnya suku bunga, cara perhitungan dan
pembayaran bunga serta pemberian intensif
termasuk undian
c) Nama tabungan yang diselenggrakannya
Ketentuan inilah yang membuat banyak bank kreatif,
sehingga menghilamgkan karakteristik tabungan yang
sebenarnya.Bank bank yang menetapkan tabungan dapat
ditarik setiap saat sehingga dari segi penarikan tidak dapat
dibedakan antara penabung dan giro.
Dalam prinsip syariah sebenarnya tabungan juga
merupakan simpanan sementara untuk menentukan pilihan
apakah untuk investasi atau untuk konsumsi yang dapat
ditarik setiap saat.Tabungan yang dapat ditarik setiap saat
tersebut mempergunakan prinsip wadi‟ah. Dalam Fatwa
Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang
tabungan wadi‟ah (Himpunan Fatwa, Edisi kedua, hal 14)
sebagai berikut:
a) Bersifat simpanan
b) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau
berdasarkan kesepakatan
c) Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam
bentuk pemberian (athaya)yang bersifat sukarela dari
pihak bank.
46
Jadi, tabungan wadi‟ah merupakan tabungan yang
dapat ditarik setiap saat.Oleh karena itu, tabungan dengan
prinsip wadi‟ah inilah yang dapat diberikan ATM atau kartu
sejenisnya.30
Seperti halnya simpanan giro, simpanan tabungan
juga mampunyai syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya
dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu sama
lainya. Disamping persyaratan yang berbeda, tujuan
nasabah menyimpan uang direkening tabungan juga
berbeda. Dengan demikian.Sasaran bank dalam
memasarkan produk-produknya juga berbeda dengan
sasarannya.
Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah
sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank
dengan si penabung. Sebagai contoh dalam hal frekuensi
penarikan, apakah dua kali atau seminggu atau setiap hari
atau mungkin setiap saat.Yang jelas haruslah sesuai dengan
perjanjian sebelumnya.Kemudian dalam hal sarana atau alat
penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara
keduanya yaitu bank dan penabung.
30Wiroso, Pengimpunan...h. 26-27.
47
c. Alat-Alat Penarikan Tabungan
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini
tergantung bank masing-masing, mau menggunakan sarana
yang mereka inginkan.Alat ini dapat digunakan sendiri-
sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1) Buku Tabungan
Merupakan buku yang dipegang oleh nasabah, dimana
berisi catatan saldo tabungan, penarikan, penyetoran
dan pembebanan-pembebanan yang mungkin
terjadi.Buku ini digunakan pada saat penarikan
sehingga langsug dapat mengurangi saldp yang ada di
buku tabungan tersebut.
2) Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup
menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta
tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang.
Slip penarikan ininbiasanya digunakan bersama dengan
buku tabungan.
3) Kwitansi
Merupakan buku penarikan yang dikeluarkan oleh bank
yang fungsimnya sama dengn slip penarikan, dimana
48
tertulis nama penarik. Alat ini juga dapat digunakan
secara bersamaan dengan buku tabungan.
4) Kartu yang terbuat dari plastik
Merupakan jenis kartu kredit yang terbuat dari plastik
yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang
dari tabungannya, baik bank maupun di mesin
Authomated Teller Machine (ATM).Mesin ATM ini
biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis.31
d. Rumus Perhitungan Bonus Tabungan Wadi’ah
Rumus yang digunakan dalam memperhitungkan
bonus wadi‟ah adalah sebagai berikut:
1) Bonus wadi‟ah atas dasar saldo terendah, yakni tariff
bonus wadi‟ah dikalikan dengan saldo terendah bulan
yang bersangkutan
Rumus bonus : tarif bonus wadi‟ah x saldo terendah
bulan ybs
2) Bonus wadi‟ah atas dasar saldo rata-rata harian yakni,
tarif bonus wadi‟ah dikalikan dengan saldo rata-rata
harian bulan yang bersangkutan.
Rumus Bonus : tarif bonus x saldo rata-rata harian
bulan ybs
31 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persda, 2012, h. 69-70.
49
3) Bonus wadi‟ah atas dasar saldo harian, yakni tariff
bonus wadi‟ah dikalikan dengan saldo harian yang
bersangkutan dikali hari efektif Rumus Bonus : tarif
bonus wadi‟ah x saldo harian ybs x hari efektif
Dalam memperhitungkan pemberian bonus
wadi‟ah tersebut, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah:
a) Tarif bonus wadi‟ah merupakan besarnya.
b) Saldo terendah adalah saldo terendah adalah satu
bulan.
c) Saldo rata-rata harian adalah total saldo dalam satu
tahun dibagi hari bagi hasil sebenarnya menurut
bulan kalender. Misalnya, bulan januari 31 hari,
bulan februari 28/29 hari, dengan catatan satu
tahun 365 hari.
d) Saldo harian adalah saldo pada akhir hari.
e) Hari efektif adalah hari kalender tidak termasuk
hari tanggal pembukaan atau tanggal penutupan ,
tapi termasuk hari tanggal tutup buku.
f) Dana tabungan yang mengendap kurng dari satu
bulan kareba rekening baru dibuka di awal bulan
atau tidak pada akhir bulan tidak mendapatkan
50
bonus wadi‟ah kecuali apabila perhitungan bonus
wadi‟ahnya atas dasar saldo harian.32
32 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, h. 346-47
51
BAB III
GAMBARAN UMUM KSPPS BMT MARHAMAH
WONOSOBO
A. Sejarah Singkat Berdirinya KSPPS BMT Marhamah
Wonosobo
Gagasan untuk mendirikan Koperasi/BMT muncul
setelah mengikuti Pelatihan Pengembangan Lembaga
Keuangan Syariah yang diselenggarakan pada bulan April
1995 oleh Koperasi Tamziz. Gagasan ini kemudian lebih
dipertegas lagi setelah mengikuti Pelatihan Nasional Katalis
BMT pada tanggal 22-24 juli 1997 di Pusat Pelatihan
Koperasi Jakarta yang diselenggarakn oleh P3UK dan Dep.
PELMAS ICMI Pusat. Tujuan utamanya, selain berupaya
menerapkan Sistem Ekonomi Syari’ah adalah membuka
kesempatan usaha mandiri serta mengenali dan
mengembangkan potensi daerah.
Berbekal hasil pelatihan tersebut maka dibentuklah
sebuah Tim “Persiapan Pendirian BMT’ guna
mempersiapkan segala sesuatunya. Hal utama yang
dilakukan oleh Tim ini, di samping melakukan pendekatan
dan konsultasi dengan tokoh masyarakat, pengusaha dan
berbagai organisasi/instansi terkaiy, adalah melakukan studi
52
banding dan magang di BMT yang telah beroperasi, antara
lain di BMT Tamziz Kertek, BMT Saudara Magelang,
BMT Ulul Albab Solo, dan lain-lain.
Alhamdulillah, berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, pada tanggal Oktober 1995, Tim tersebut
berhasil menyelenggarakan Rapat Pembentukan BMT.
Sesuai dengan amanat Rapat tersebut, maka pada tanggal 16
Oktober 1995, sebuah Lembaga Keuangan Syariah, yang
kemudian lebih dikenal dengan nama BMT Marhamah
mulai beroperasi. Walaupun modal terhimpun pada waktu
itu masih sangat minim, yakni Rp. 875.000,- namun dengan
kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh, modal/asset
tersebut dapat ditingkatkan.
Keberhasilan suatu usaha diawali dengan
keberanian mengambil keputusan untuk melangkah secara
pasti tanpa keraguan akan jenis/bidang usaha yang kita
minati dengan keyakinan, fokus dan totalitas, kontinuitas
sekalipun dengan jatuh bangun dilandasi dengan tawakkal
kepada Allah SWT. Dengan berbekal semangt tersebut
diatas, Alhamdulillah saat ini BMT Marhamah telah
menorehkan prestasi yang membanggakan sekarang telah
memiliki asset diangka milyaran rupiah dengan jaringan 16
kantor cabang.
53
Dalam rangka pengembangan jaringan BMT
Marhamah juga telah melakukan kerjasama dengan
berbagai instansi pemerintah maupun swasta dan
perbankkan yang terkait , diantaranya Dinas Perdagangan
dan koperasi, Unit PUPKK PT. Taspen, PT. PNM, BSM
Yogyakarta, BTN Syariah Yogyakarta, BNI Syariah
Yogyakarta, DD Republik, dan Asosiasi BMT Tingkat
Lokal, Ragional maupun Nasional. Dalam perjalanannya
KSPPS Marhamah mengalami banyak perubuhan yang
berkaitan dengan kepengurusan dan inovasi produk
berdasarkan prinsip syariah yang diikuti perubahan yang
lainnya.1
B. Visi dan Misi KSPPS Marhamah Wonosobo
Visi
Terbangunnya keluarga sakinah, yang maju secara ekonomi
dengan pengelolaan keuangan secara syariah.
Misi
1. Mengfasilitasi berbagai kegiatan yang mendorong
terwujudnya keluarga sakinah
2. Meningkatkan kualitas perekonomian keluarga sakinah
dengan bertransaksi secara syariah
1 Profil KSPPS Marhamah Wonosobo
54
3. Memfasilitasi pengembangan ekonomi mikro berbasis
keluarga sakinah melalui pembiayaan modal kerja dan
investasi
4. Menyusun dan melaksanakan program pemberdayaan
ekonomi dan sosial secara integral dan komprehensif
menuju terwujudnya keluarga sakinah yang kuat secara
ekonomi.2
C. Identitas KSPPS BMT Marhamah Wonosobo
1. Data Perusahaan/ Aspek Hukum KSPPS BMT
Marhamah
Legalitas :Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah (KSPPS) BMT Marhamah.
Alamat :JL.T.Jogonegoro Wonosobo.
Telp. (0286) 321556/08122730929
No Badan Hukum :No. 13825/BH/KWK.11/III/98 Tgl.
31 Maret 1998 No. 04/PAD/KDK.11/IV/2008 Tgl. 2
April 2008 No. 01/PAD/XIV/XII/2015 Tgl. 21
Desember 2015
TDP :No. 1129000391 berlaku hingga
Tgl. 25 Agustus 2018
2www.bmtmarhamah.com ,diunduh pada tanggal 2 Mei
2018
55
Ijin Usaha :No. 69.52/DU-SISPK/XIV/2013
HO :No. 530/407/HO/2013 berlaku hingga
17 Oktober 2018
NPWP :No. 01.820.921.3-533.000
Tanggal Berdiri:16 Oktober 1995
Jumlah Anggota Pendiri :308 orang (per
31 Desember 2015)
Jumlah Pengurus :3 orang
Organisasi Induk BMT : a) Pusat Inkubasi Bisnis
Usaha Kecil : (PINBUK)
: b) Koperasi FES Mitra
DD Republika : (KOFESMID)
: c) BMT Center
: d) PT. Permodalan BMT
Ventura
: e) Inkopsyah BMT
: f) Asosisi BMT Seluruh
Indonesia (ASBINDO )
56
Alamat Organisasi Induk : a. PINBUK Dati I Jawa
Tengah Jl.. Cinde Utara
Semarang
b. KOFESMID Kares.
Kedu Jl. Lettu Sugiarno
Muntilan Magelang
c. Jl. Ir.H.Juanda No.50,
Perkantoran Ciputat Inda
Permai F1 Ciputat Jakarta
15419 Telp. 021-7425835
d. Gd. Tamzis Jakarta
LT.2, Jl Buncit No.405
Jakarta 12740 Telp.021-
7993346/ 79198411
e. Komplek Ruko
Mutiara Faza RA-3,
Jl.Raya CondetNo 27,
Jakarta 13760. Telp/Fax.
021-8408356
2. Data Kantor Pusat dan Kantor Cabang
a. Kantor Pusat & Cabang Utama, Jl. T. Jogonegoro
Wonosobo
b. Cabang Wonosobo, Jl. A.Yani 21 Wonosobo
57
c. Cabang Leksono, Jl. Raya Leksono Rt 1/1 Wonosobo
d. Cabang Sukoharjo, Jl. Raya Sukoharjo – Wonosobo
e. Cabang Kertek, Jl. Raya Kertek – Kalikajar
Wonosobo
f. Cabang Kaliwiro, Pertigaan Doplak, Kaliwiro
g. Cabang Purworejo, Jl. Brigjen Katamso 99A
Purworejo
h. Cabang Banjarnegara, Jl. S.Parman Parakancanggah
Banjarnegara
i. Cabang Wadaslintang, Jl. Raya Prembun Km. 1
Wadaslintang
j. Cabang Watumalang, Jl. Raya Watumalang Km. 0,5
Watumalang
k. Cabang Kalibawang, Jl. Raya Pasar Kalibawang
l. Cabang Balekambang, Jl. Raya Pasar Balekambang-
Selomerto
m. Cabang Reco, Jl. Raya Parakan Km. 10 Kertek
Wonosobo
n. Cabang Randusari, Komplek Pasar Randusari, Kepil
Wonosobo
o. Cabang Garung, Jl. Raya Dieng Km. 10 Mayasari
Siwuran Garung Wonosobo
58
p. Cabang Bansari Temanggung, Jl. Raya Kecamatan
Bansari Sawit Bansari Temanggung3
D. Susunan Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur Organisasi KSPPS Marhamah Wonosobo
1. Pengelola
Direktur : Nur Basuki, S.Ag
(Bersertifikat
Kompetensi)
Manajer Operasional : Nur Hidayat, S.E
(Bersertifikat
Kompetensi)
Manajer Pemasaran : Taufiq Rujiyanto, S.P
(Bersertifikat
Kompetensi)
Manajer Internal Audit : HJ. Lilik Soliwati, S.H
(Bersertifikat
Kompetensi)
Manajer SDM & Litbang : Slamet Ari Priyanto, S.EI
(Bersertifikat Kompetensi)
3 Profil KSPPS Marhamah Wonosobo
59
2. Struktur Organisasi KSPPS Marhamah Cabang
Utama
Manajer : Budi Sutrisno, A.md
Customer Service : Zulia Fatmawati, S.E
Teller : Rini Ambarwati, Amd.
Keb
Akuntansi : Nur Haryati, S.E
Pemasaran : Agus Setiyono
Chamada Saputra
Iskandar Zulkarnain
Sri Supadmi
Tugas dan wewenag masing-masing bagian pada KSPPS
BMT Marhamah Wonosobo sebagai berikut :
1. Direktur, tugasnya :
a. Menyelengarakan RAT
b. Menyusun/merumuskan kebijakan umum untuk
mendapat persetujuan rapat anggota
c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan KSPPS BMT
Marhamah
d. Menyosialisasikan KSPPS BMT Marhamah
e. Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan
dengan KSPPS BMT Marhamah
60
2. Internal Audit, tugasnya :
a. Memeriksa sistem pengendalian interen perusahaan
b. Memeriksa kelemahan sistem
c. Melakukan penilaian dan peninjauan atas klarifikasi
cabang
d. Menyiapkan dan mengisi kertas kerja pemeriksaan
sesuai dengan hasil audit
3. Administrasi Akuntansi, tugasnya :
a. Melaporkan laporan keuangan konsolidasi korporat
b. Menilai unit yang ada dan menggolongkan sesuai
pontensi pengembangannya
c. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan akuntansi
dan keuangan keseluruhan
d. Memeriksa anggaran yang diajukan manajer sebelum di
setujui untuk dimintakan persetujuan GM (General
Manajer) melalui manajer operasional.
4. Customer Service, tugasnya :
a. Melayani terhadap pembukaan dan penutupan rekening
tabungan dan deposito serta mutasi
b. Pengarsipan tabungan dan deposito
c. Penghitungan bagi hasil dan pembukuanya
d. Pelaporan tentang perkembangan dana masyarakat
e. Pelayanan terhadap calon debitur
61
5. Teller, tugasnya :
a. Memberi pelayanan kepada anggota baik penarikan
maupun penyetor tabungan ataupun angsuran
b. Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap
hari
c. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai
yang telah disetujui oleh manajer cabang
d. Menandatangani formulir dan slip dari anggota serta
mendokumentasikan.
e. Mengamankan dan menyimpan uang tunai,surat
berharga dan membuat laporan sesuai dengan
bidangnya.
6. Marketing , tugasnya :
a. Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk
KSPPS Marhamah Wonosobo
b. Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan
mendatang pada akhir pekan berjalan
c. Membuat rute kunjungan
d. Membuat laporan harian pemasaran individual untuk
funding, lending dan konfirmasi manajer cabang.
e. Menjaga hubungan baik dengan nasabah agar tetap
menjadi nasabah KSPPS Marhamah
62
f. Mengkoordinasikan penerapan baru terkait dengan
pemasaran produk KSPPS Marhamah Wonosobo
E. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan Bisnis
a. Menghimpun dana-dana komersial berupa
simpanan/tabungan maupun sumber dana lain yang
sah dan halal
b. Memberikan pembiyaan kepada anggotanya sesuai
dengan penilaian kelayaan usahanya
a. Mengelola usaha tersebut secara professional
sehingga menguntungkan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Kegiatan sosial
a. Menghimpun zakat, infaq/shadaqah, wakaf, hibah
dan dana-dana sosial lainya.
b. Menyalurkan dana sosial tersebut kepada yang
berhak menerima (mustahik) sesuai dengan amanah.
c. Mengelola usaha tersebut secara profesional
sehingga memberikan manfaat yang optimal kepada
mustahik dan menjadi modal dakwah islam.
d. Program-program sosial : Gebyar Paket Romadhon
(pemberian paket sembako kepada fakir miskin),
Tebar Hewan Kurban (penyaluran hewan kurban ke
63
pelosok-pelosok desa kerjasama dengan DD
Republika dan Mudhpkhi Lokal, Karyawan dan
anggota), Beasiswa (beasiswa bagi siwa-siswi yang
berprestasi) dan Ambulance Dhuafa.4
F. Produk – Produk KSPPS Marhamah Wonosobo
1. Produk Simpanan (Funding) KSPPS Marhamah
Wonosobo
a. Simpanan Ummat
Simpanan ini diperuntukkan bagi penyimpan
perorangan dengan persyaratan yang mudah.
Syarat pembukaan rekening :
1) Menjadi anggota KSPPS Marhamah
2) KTP yang masih berlaku
3) Mengisi formulir pembukaan rekening
Ketentuan :
1) Menggunakan akad wadi’ah
2) Menjadi anggota KSPPS Marhamah
3) Mengisi dan menandatangani formulir
pembukaan rekekning dan menandatangani akad
simpanan
4) Setoran awal pembukaan rekening minimal Rp.
10.000,-
4 Profil KSPPS Marhamah Wonosobo
64
5) Setoran selanjutnya sekurang- kurangnya Rp.
5.000,-
6) Simpanan dikenakan biaya administrasi sebesar
Rp. 500,- yang akan secara otomtis didebet setiap
bulannya
7) frekuensi penarikan tidak dibatasi dapat
dilakukan pada jam kerja diseluruh kantor cabang
KSPPS Marhamah
b. Simpanan Ukhuwah
Simpanan ini diperuntukkan bagi anggota atas nama
lembaga/ institusi/ perusahaan/ organisasi dan yang
sejenisnya dengan imbalan porsi bagi hasil yang
ditingkatkan.
Syarat pembukaan rekening :
1) Menjadi anggota KSPPS Marhamah
2) KTP yang masih berlaku
3) Menigisi formulir pembukaan rekening
Ketentuan :
1) Menggunakan akad wadi’ah
2) Menjadi anggota KSPPS Marhamah
3) Mengisi dan menandatangani formulir
pembukaan rekening dan menandatanganu akad
simpanan
65
4) Setoran pertama dan merupakan saldo minimal
Rp. 1.000.000,00
5) Setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp.
100.000,00
6) Simpanan dikenai biaya administrasi sebesar Rp.
500,00 yang akan secara otomatis didebet setiap
bulannya
7) Frekuensi penarikan tidak dibatasi dapat
dilakukan pada jam kerja di seluruh kantor cabang
KSPPS Marhamah
c. Simpanan Ukhuwah Pendidikan
Simpanan Ukhwah Pendidikan adalah simpanan yang
diperuntukan khusus bagi lembaga pendidikan atau
sekolah yanag merupakan dana akumulasi setoran
simpanan dari siswa yang dikoordinir oleh
guru.Simpanan ini berguna untuk melatih dan
membidik siswa sekolah untuk hidup hemat dan
gemar menabung.
Ketentuan :
1) Menggunakan akad wadi’ah
2) Mengisi dan menandatangani formulir
pembukaan rekening dan menandatangani akad
66
simpanan. Rekening diatas namakan sekolah QQ
nama guru pengampu
3) Setoran pertamaa dan merupakan saldo minimal
Rp. 100.000,00
4) Setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp.
10.000,00
5) Simpanan dikenakan biaya administrasi sebesar
Rp. 500,00 yang akan secara otomatis didebet
setiap bulanya
6) Frekuensi penarikan dilakukan maksimal 2 kali
dalam setahun sesuai dilkakukan pada jam kerja
diseluruh kantor cabang KSPPS Marhamah
d. Simpanan Ukhuwah Sinergis
Simpanan yang diperuntukkan khusus lembaga
keuangan lainya (BMT) dan lembaga yang
mempunyai dana cukup besar, dengan pengendapan
rataa-rata perbulan minimal Rp. 50.000.000,-
1) Menggunakan akad wadi’ah
2) Setoran awal pembukaan rekening minimal Rp.
1.000.000,-
3) Setoran selanjutnya minimal Rp. 100,000,-
4) Setoran dan penarikan dapat dilakukan setiap
waktu padaa jam kerja
67
e. Simpanan Berjangka (SIMKA)
Merupakan sarana investasi yang menguntungkan
karena dikelola dengan prinsip syariah dengan
menggunakan prinsip mudharabah, bagi hasil
diberikan setiap bulan. Jangka waktu 3 bulan, 6 bulan
dan 12 bulan dengan setor minimal Rp. 1.000.000,-
dan dapat diperpanjang otomatis.
Syarat Pembukaan Rekening:
1) KTP yang masih berlaku
2) Mengisi formulir pendaftaran
Manfaat:
1) Nisbah bagi hasil lebih tinggi daripada nisbah
tabungan biasa
2) Bagi hasil dapat dipindahbukukan ke rekening
Simpanan Ummat / diambil langsung tiap bulan /
ditransfer ke rekening di Bank lain dengan beban
biaya sendiri, sesuai permintaan.
3) Bagi hasil Simpanan Berjangka bebas dari segala
macam biaya operasional termasuk pajak,
sehingga diterimakan bersih seperti pada porsi
diatas
4) Dapat dijadikan agunan pembiayaan
68
f. Simpanan Masa Depan (SIMAPAN)
Simpanan jangka panjang yang berguna untuk
menyiapkan masa depan dengan baik, dapat
digunakan sebagia persiapan biaya pendidikan anak,
ibadah haji, membangun rumah dan dapat juga
digunakan sebagai dana pensiunan, dengan pilihan
jangka waktu 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun.
Syarat Pembukaan Rekening :
1) KTP yang masih berlaku
2) Mengisi formulir pembukaan Simka
Ketentuan :
1) Menggunakan akad wadi’ah
2) Setoran minimal Rp. 20.000,-
3) Biaya penutupan rekening Rp. 2.500,-
4) Biaya administrasi bulanan Rp. 500,-
2. Produk Pembiayaan (Lending) KSPPS Marhamah
Wonosobo
a. Pembiayaan Modal Usaha
1) Menggunakan prinsip Mudharabah/ Musyarakah,
dimana BMT Marhamah sebagai penyedia dana
69
(shohibul maal) dan Anggota sebagai pengelola
dana (mudhorib).
2) Diperuntukan bagi Anggota/ Pengusaha yang
memiliki usaha dengan prospek hasil usaha/ laba
yang menguntungkan tiap bulannya.
3) Usaha yang dikelola sudah berjalan minimal 1
tahun
4) Hasil Usaha atau keuntungan asaha dibagikan
kepada BMT Marhamah sebagai penyedia dana
(shohibul maal ) dan Anggota sebagai pengelola
dana ( mudhorib ) sesuai dengan porsi masing-
masing yang sudah disepakati
b. Pembiayaan Jual Beli Barang
1) Menggunakan Prinsip Murabahah, dimana BMT
Marhamah
2) Sebagai penyedia barang dan Anggota sebagai
pembeli barang.
3) Diperuntukan bagi Anggota yang membutuhkan
barang untuk alat
produksi, komsumsi ataupun untuk keperluan
perdagangan.
70
4) Jangka waktu pembiayaan ataupun pengembalian
angsuran bisa sampai 3 tahun, dengan tingkat
margin yang bersaing.
c. Pembiayaa Jasa-Jasa
1) Pembiayaan Akad Rahn
Pembiayaan Rahn yang berlaku di KSPPS
Marhamah adalah pembiayaan dengan akad Rahn
Tasjily. Rahn Tasjily adalah jaminan dalam
bentuk barang atas utang tetapi barang jaminan
tersebut (marhum) tetap berada dalam
penguasaan (pemanfaatan) Rahin (anggota) dan
bukti kepemilikannya diserahkan kepada
Murtahin (KSPPS Marhamah).
Ketentuan Umum:
a) Murtahin (KSPPS Marhamah) mempunyai
hak untuk menahan Marhun (barang gadai)
sampai semua utang Rahin (anggota) dilunasi.
b) Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik
Rahn. Pada prinsipnya, Marhun tidak boleh
dimanfaatkan oleh Murtahin kecuali seizin
Rahin, dengan tidak mengurangi nilai Marhun
71
dan pemanfaatnya itu sekedar pengganti biaya
pemeliharaannya dan perawatannya.
c) Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun pada
dasarnya menjadi kewajiban Rahin, namun
dapat dilakukan juga oleh Murtahin,
sedangkan biaya dan pemeliharaan
penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin.
d) Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan
jumlah pinjaman.
e) Penjualan Marhub:
1. Apabila jatuh tempo, Murtahin harus
memperingatkan Rahin untuk segera
melunasi utangnya.
2. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi
utangnya, maka Marhun dijual
paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai
syariah.
3. Hasil penjualan Marhun digunakan utuk
melunasi utang. Biaya pemeliharaan dan
penyimpanan yang belum dibayar serta
biaya penjualan.
72
4. Kelebihan hasil penjualan menjadi
penjualan menjadi milik Rahin dan
kekurangannya menjadi kewajiban Rahin.
f) Biaya operasional dibebankan kepada anggota.
Ketentuan Khusus:
a) Rahin menyerahkan bukti kepemilikan barang
kepada murtahin.
b) Penyimpanan barang jaminan dalam bentuk
bukti sah kepemilikan atau sertifikat tersebut
tidak memindahkan kepemilikan barang ke
Murtahin. Dan apabila terjadi wanprestasi atau
tidak dapat melunasi utangnya, Marhun dapat
dijual paksa/dieksekusi langsung baik melalui
lelang atau dijual ke pihak lain sesuai prinsip
syariah.
c) Rahin memberikan wewenang kepada
Murtahin untuk mengeksekusi barang tersebut
apabila terjadi wanpretasu atau tidak dapat
melunasi utangnya.
73
d) Pemanfaatan barang Marhun oleh Rahin harus
dalam batas kewajaran sesuai kesepakatan.
e) Murtahin dapat mengenakan biaya
pemeliharaan dan penyimpanan barang
marhun (berupa bukti sah kepemilikan atau
sertifikat) yang ditanggung oleh Rahin.
f) Biaya asuransi pembiayaan Rahn Tasjily
ditanggung oleh Rahin. Ketentuan lain
mengacu pada Fatwa Dewan syariah No. 68
Tahun 2008
2) Pembiayaan Ijarah
Disebut akad pemindahan hak guna (manfaat)atas
suatu barang atau jasa yang dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan ini itu sendiri. Fasilitas
pembiayaan diperuntukkan bagi anggota terkendala
dalam membayar biaya pendidikan, sewa rumah,
biaya sewa tempat usaha, biaya perawatan rumah
sakit, biaya perjalanan dan biaya lain yang diperlukan.
KSPPS Marhamah siap membantu membayarkan
kebutuhan anda tersebut dan anggota mengembalikan
pembiayaan dan jasanya secara angsuran atau tempo
sesuai kesepakatan.
74
3. Prosedur Pembiayaan
Bagi nasabah untuk mengajukan pembiayaan, pihak
KSPPS Marhamah berhak memberikan pembiayaan dan
persyaratan untuk mengajukan pembiayaan.
Persyaratan Umum Pembiayaan:
a) Merupakan Anggota KSPPS Marhamah
b) Sehat Jasmani dan Rohani dan mempunyai
kecakapan melakukan
perbuatan hukum serta tidak berada dibawah
pengampuan.
c) Berusia minimal 21 tahun atau telah menikah dan
maksimal berusia 60 tahun.
d) Mempunyai penghasilan tetap dan kemampuan
mengangsur.
e) Memenuhi kelayakan berdasarkan penilaian KSPPS
Marhamah.
Kelengkapan Dokumen:
a) Mengisi Formulir Permohonan Pembiayaan
b) Foto copy KTP suami-istri yang masih berlaku
c) Foto copy kartu keluarga dan surat nikah
d) Foto copy jaminan (SHM, IMB, SPPT/BPKB,
STNK)
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
IMPLEMENTASI
AKAD WADI’AH PADA PRODUK SIMPANAN UMMAT
DI KSPPS MARHAMAH WONOSOBO
A. Implementasi Akad Wadi’ahPada Produk Simpanan
Ummat di KSPPS Marhamah Wonosobo
Simpanan Ummat adalah simpanan ini diperuntukkan
untuk perorangan bagi anggota KSPPS
Marhamah.Implementasi pada produk simpanan ummat di
KSPPS Marhamah Wonosobo ini akad yang digunakan
adalah akad wadiah.Akad Wadi’ah adalah akad penitipan
uang dari anggota kepada BMT sebagai pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,
keamanan serta keutuhan uang itu.Wadi’ah yang digunakan
pada produk simpanan ummat di KSPPS Marhamah
menerapkan akad wadi’ah yad dhamanah. Wadi’ah yad
dhamanah adalah titipan uang yang dititipi oleh pihak
pertama (anggota) kepada KSPPS Marhamah sebagai pihak
yang dipercaya untuk memelihara uang tersebut dengan
seizin penitip, KSPPS Marhamah boleh menggunakan
danmemanfaatkan uang titipan tersebut serta menjamin
76
untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh.KSPPS
Marhamah bertanggung jawab penuhterhadap kehilangan
atau kerusakan uang titipan, karena hidup dalam masyarakat
harus mengemban amanah dan harus menjaga kepercayaan
setiap anggota.Setiap kepercayaan anggota menjadi salah
satu faktor penting bagi kepuasan KSPPS Marhamah untuk
anggotanya.Semua keuntungan yang diperoleh dalam
pengunaan uang titipan tersebut menjadi hak KSPPS
Marhamah.Namun, pihak KSPPS Marhamah sukarela untuk
memberikan semacam intensif berupa bonus kepada
anggota dengan dasar tidak diperjanjikan diawal
akad.Dalam memberikan imbalan bonus kepada anggota,
pihak KSPPS Marhamahberharap juga untuk menambah
daya minat masyarakat terhadap produk simpanan ummat.
Dalam hal ini, KSPPS Marhamah bertindak sebagai
pengelola dana. Dalam operasionalnya KSPSS Marhamah
dapat menjalankan berbagai jenis kegiatan usaha.Disini juga
tindakan usaha KSPPS marhamah berhati-hati dan
bijaksana serta beritikad baik dalam menjalankan
pembiayaan dan investasi yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah termasuk melakukan akad wad’iah dalam
pihak ketiganya.
77
Pada implementasinya sama seperti tabungan pada
umumnya, dimana nasabah harus menjadi anggota
simpanan ummat dan harus menabung minimal setoran
awal Rp. 10.000,-. Setoran dan penarikan dapat dilakukan
sewaktu-waktu pada saat jam kerja di seluruh kantor cabang
KSPPS Marhamah. Mekanismenya, calon anggota bisa
datang langsung ke KSPPS Marhamah untuk membuka
tabungan simpanan ummat tersebut.KSPPS Marhamah
beroperasi berdasarkan ketentuan syari‟ah (pola bagi hasil)
dengan mengacu pada prinsip-prinsip syari‟ah.Bertujuan
membina dan mengembangkan kegiatanya usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
kegiatan ekonomi ummat dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonominya.Dari
pengertian ini maka tampak bahwa dasar pemikiran
pendirian KSPPS Marhamah Wonosobo adalah untuk
menumbuhkan kegiatan menabung, terutama pada anggota
dan pengusaha yang menjadi nasabah KSPPS Marhamah
Wonosobo itu sendiri1.
1 Wawancara Pribadi dengan bapak Budi Sutrisno selaku Kepala
Cabang Utama KSPPS Marhamah Wonosobo, hari Kamis, Tanggal 8
Maret 2018 pukul 15.00 WIB.
78
Adapun Prosedur Pembukaan Simpanan Ummat sebagai
berikut:2
a. Menjadi anggota KSPPS Marhamah
b. Anggota mengisi menandatangani formulir
pembukaan rekening dan menandatangani akad
simpanan ummat yang disediakan oleh petugas
KSPPS Marhamah
c. Mengisi identitas diri terdiri dari:
1) Nama lengkap diisi dengan nama anggota yang
akan membuka simpanan ummat
2) Tempat tanggal lahir menunjukkan dimana
tempat dan tanggal dilahirkannya anggota
tersebut
3) Alamat menunjukkan tempat tinggal nasabah
4) Jenis kelamin diisi dengan laki-laki atau
perempuan
5) Pekerjaan yang menunjukkan profesi yang
dijalani oleh anggota
d. Setoran
1) Jumlah setoran diisi dengan nominal uang yang
ingin disimpan dalam simpanan ummat.
2 Wawancara dengan Ibu Nur Haryati, selaku Akuntansi KSPPS
Marhamah Wonosobo, hari Jum‟at, Tangga l 9 Maret 2018 pukul 11.30
WIB
79
2) Anggota dapat mengambil sewaktu-waktu pada
saat jam kerja
3) Simpanan hanya dapat diambil oleh anggota
dengan menyerahkan identitas diri KTP
4) Lengkapi kartu tanda tangan anggota dan surat
identitas diri (KTP,SIM)
5) Serahkan kepada customer service
6) Customer Service :
a) Memeriksa kebenaran pengisian form
aplikasi simpanan ummat yang merupakan
bukti kontak deposito
b) Lakukan verivikasi tanda tangan baik kartu
specimen maupun tanda tangan pada form
aplikasi simpanan ummat dibandingkan bukti
identitas (KTP/SIM)
c) Serahkan form aplikasi simpanan ummat
tersebut kepada deposan dan dipersilahkan
untuk menyetor dananya kepada teller
d) Serahkan kartu specimen kepada bagian
pembukuan untuk di file
7) Teller
a) Terima form aplikasi simpanan ummat dan
uang dari anggota
80
b) Perlengkapan pengisian aplikasi
c) Hitung uang yang diterima dan dicocokakan
dengan nominal yang tertera dalam form
aplikasi simpanan ummat
d) Serahkan form aplikasi simpanan ummat
kepada manager
8) Manager
a) Terima aplikasi dari teller
b) Periksa perlengkapan aplikasi/kontrak
simpanan ummat
c) Ambil sertifikat simpanan untuk diri sendiri
sesuai yang tertera dalam kolom, yang
tersedia antara lain: tanggal buka, jatuh
tempo, jangka waktu, jumlah simpanan,
nama dan alamat deposan, nomor rekening
dan nomor KTP atau identitas lain.
Adapun Mekanisme Penyetoran Simpanan Ummat sebagai
berikut :
a. Nasabah mengisi slip setoran
b. Menyerahkan slip penarikan buku tabungan dan
kepada teller
c. Teller menerima slip setoran, buku tabungan dan uang
81
d. Memeriksa slip setoran dan menghitung jumlah uang
dihadapan anggota apakah sesuai dengan yang ditulis
pada slip setoran
e. Menginput kedalam komputer, kemudian diberikan
validasi pada slip setoran dan buku tabungan
f. Mencetak buku tabungan dan menyerahkan buku
tabungan serta tanda tangan setoran asli yang telah
divalidasi kepada anggota
g. Slip setoran diserahkan kebagian pembukuan
h. Dibagian pembukuan akan dijurnal
Adapun Mekanisme Penarikan Simpanan Ummat sebagai
berikut:
a. Nasabah mengisi slip penarikan tunai dan
ditandatangani serta menyertakan buku tabungan pada
saat melakukan penarikan
b. Slip penarikan dan buku tabungan diserahkan ke teller
c. Teller menerima slip penarikan dan buku tabungan
1) Memeriksa pengisian slip penarikan,
menverivikasi specimen dalam slip penarikan
tersebut dengan specimen yanag ada pada buku
tabungan. Apabila sesuai berikan stempel
“verifikasi” dan paraf
82
2) Pastikan yang melakukan penarikan adalah
pemilik rekening. Apabila yang melakukan
penarikan bukan pemilik rekening tersebut, maka
harus disertai surat kuasa dan KTP asli pemilik
rekening tersebut. Serta mengisi slip surat kuasa
penarikan tabungan yang ada dibelakang slip
penarikan
3) Lakukan pengecekan jumlah saldo nasabah,
apabila mencukupi lakukan posting dengan jurnal
sebagai berikut
Debet Rekening Nasabah Rp.
Kredit Kas Besar Rp.
4) Apabila jumlah penarikan diatas wewenang
teller, minta otoritas kepada manajer
5) Lakukan pencetakan penarikan tersebut pada
tabungan dan lakukan validasi pada slip
penarikan atas transaksi tersebut
6) Teller menghitung uang dihadapan nasabah,
kemudian menyerahkan uang dan buku tabungan
beserta slip penarikan sesuai dengan jumlah yang
tertera pada slip tersebut
83
7) Lakukan validasi setiap mutasi atau transaksi
yang tertera pada buku tabungan dengan cara
memberikan paraf atau stampel pada kolom proof
code, kemudian buku tabungan diserahkan
kepada nasabah untuk dibawa kebagian manajer
8) Menyimpan bukti penarikan
9) Slip penarikan yanag asli untuk bukti transaksi
teller, setelah sebelumnya di stempel nama teller.
Sedangkan slip kedua diserahkan ke nasabah.
10) Serahkan ke bagian pelayanan nasabah
11) Di bagian pembukuan akan dijurnal:
Debet Rekening Nasabah Rp.
Kredit Kas Rp.
12) Manajer
a) Menerima slip penarikan, buku tabungan dan
identitas dari teller
b) Memeriksa dan mencocokkan slip penarikan,
buku tabungan, identitas penabung dengan
data pada computer
c) Apabila sudah diyakini benar, lakukan
pengesahan pada komputer dan
menandatangani slip penarikan sebagai tanda
bukti
84
d) Mencocokkan bukti pembukuan pada akhir
hari
Adapun Mekanisme Penutupan Rekening Simpanan
sebagai berikut:
a. Nasabah datang ke KSPPS Marhamah tempat nasabah
membuka rekening tabungan.
b. Nasabah mengisi dan menandatangai Permohonan
Penutupan Simpanan
c. Nasabah menulis nama dan nomor rekening pada slip
penarikan dan menyerahkan buku tabungan kepada
Teller untuk dicek saldo yang bisa ditarik.
d. Teruskan permohonan kepada pejabat yang
berwenang untuk persetujuan
e. Keluarkan permohonan membuka Rekening dari file
tabungan dan lekatkan pada lembar Penutupan
Rekening Tabungan.
f. Teller memeriksa kebenaran dan keabsahan tanda
tangan pada slip penarikan.
g. Teller menyampaikan informasi saldo yang dapat
ditarik dan meminta nasabah untuk menuliskan
nominalnya.
85
h. Teller melakukan transaksi dan menyerahkan uang
kepada nasabah setelah dikurangi biaya administrasi
penutupan beserta slip penutupan.
B. Implementasi Pemberian Bonus Wadi’ahPada Produk
Simpanan Ummat di KSPPS Marhamah Wonosobo
Sebelum membahas tentang ketentuan pemberian
bonus wadi’ah, akan membahas tentang ketentuan
tabungan. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasioanl No.
02/DSN-MUI/IV/2002 tabungan ada dua jenis yaitu:
1) Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari‟ah yaitu
tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga
2) Tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan yang
berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah
Ketentuan umum tabungan wadi’ah sebagai berikut:
1) Tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang bersifat
titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat (on call) sesuai dengan kehendak pemilik
harta.
2) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atau
pemanfaatan barang menjadi milik atau tanggungan
bank, sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan
imbalan dan tidak menaggung kerugian.
86
3) Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik
harta sebagai sebuah intensif selama tidak
diperjanjiakan dalam awal akad pembukaan rekening.3
Dari ketentuan- ketentuan diatas, dalam pemberian
bonus pihak KSPPS Marhamah boleh memberikan bonus
kepada anggotanya (nasabah) tidak ada imbalan yang
disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian bonus
(‘athoya) yang bersifat sukarela dari pihak KSPPS
Marhamah.
Secara praktik dilapangan maka berkaitan dengan
syarat dan rukun dari praktik wadi’ah, KSPPS Marhamaha
telah memenuhi rukun dan syarat yaitu adanya
muwaddi’(penitip)dan mustadwa’(penyimpan/penerima
titipan), usaha yang dikelola oleh KSPPS Marhamah berupa
rill dalam bentuk pembiayaan, pemberian bonus („athoya)
bersifat sukarela dari KSPPS Marhamah tidak diperjanjikan
diawal akad serta ijab qabul oleh kedua pihak.
Jika merujuk pada ayat al-Qur‟an penerapan akad
dan prinsip wadi’ah dimasa Rasullullah SAW, sebagaimana
dasar hukum yang digunakan, dibolehkannya melakukan
akad wadi’ah yaitu surat an-Nissa, (4):58
3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam...h. 346.
87
يأ ٱإن وا مركم لل ٱأن تؤد لىاس ٱه تم بي لها وإذا حكم أه ت إلى ى م ل
ا يعظكم به ٱإن ل عد ل ٱكمىا ب أن تح وعم كان سميع ٱإن ۦ لل ا لل
بصير “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya…” (An-Nisa:58)
Ayat diatas menerangkan bahwa sebagai orang
yang beriman kita diwajibkan untuk menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimannya, dan janganlah kita
tidak menyampaikan amanat itu kepada orang yang berhak
tersebut.
Dasar hukum yang digunakan pada penggunaan prinsip
wadi’ah yadhamanah dan alasan KSPPS Marhamah
menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah yaitu Fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor 02/DSN/MUI/IV/2000
Tentang Tabungan.Ketentuan Umum Tabungan yang
dibenarkan adalah tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah.
KSPPS Marhamah menerapkan produk simpanan
ummat dengan menggunakan wadi’ah yad dhamanah
artinya bersifat transaksi ekonomi yaitu bisnis jasa
keuangan yang dititipi hanya uang serta dapat
diperdayakan.4 Dalam penerapan wadi’ah yad dhamanahh
pihak KSSPS Marhamah dalam memberikan bonus secara
4 Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik,
Yogyakarta: Teras, 2012, h. 146.
88
sukarela tidak diperjanjikan diawal akad dan dapat
menetapkan sendiri meningkatkan dan menurunkan
prosentase bonus simpanan ummat sendiri, berapa nisbah
yang akan diberikan kepada nasabah tergantung jumlah
pendapatan KSPSS Marhamah dan keuntungan yang
didapat dari hasil penyaluran dana. Untuk menentukan
tingkat pembagian nisbah, KSPPS Marhamah menghitung
setiap bulan pendapatan usaha.
Tabel. 4.1 Data Bagi Hasil Bulan Maret 2018
di KSPPS Marhamah Cabang Utama di T. Jogonegoro
Wonosobo
N
O. PRODUK
NISB
AH
SETA
RA
MITR
A
B
MT
%
1. S. UMMAT 20 8
0
0.244
4
2. S. UKHWAH 25 7
5
0.305
5
3. S. SINERGIS 50 5
0
0.611
1
89
4. S. UKHWAH
PENDIDIKAN 25
7
5
0.305
5
5. S. BJK. 3 BULAN 55 4
5
0.666
9
6. S. BJK 6 BULAN 60 4
0
0.724
4
7. S. BJK. 12 BULAN 65 3
5
0.782
0
8 SIMAPAN 5 TAHUN 55 4
5
0.672
2
9. SIMAPAN 10 TAHUN 60 4
0
0.733
3
1
0. SIMAPAN 20 TAHUN 70
3
0
0.855
5
1
1. INVESTASI SYARIAH 66.5
3
3.5
0.916
6
Tabel. 4.2 Data Bagi Hasil BulanApril2018
di KSPPS Marhamah Cabang Utama di T. Jogonegoro
Wonosobo
90
NO
. PRODUK
NIS
BAH
SETA
RA
MIT
RA
B
MT
%
1. S. UMMAT 20 8
0
0.2425
2. S. UKHWAH 25 7
5
0.3031
3. S. SINERGIS 50 5
0
0.6062
4. S. UKHWAH
PENDIDIKAN 25
7
5
0.3031
5. S. BJK. 3 BULAN 55 4
5
0.6644
6. S. BJK 6 BULAN 60 4
0
0.7271
7. S. BJK. 12 BULAN 65 3
5
0.7898
8 SIMAPAN 5 TAHUN 55 4
5
0.6668
9. SIMAPAN 10 TAHUN 60 4
0
0.7275
91
10. SIMAPAN 20 TAHUN 70 3
0
0.8487
11. INVESTASI SYARIAH 66.5 3
3.5
0.9166
Sumber: KSPPS Marhamah Wonosobo
Dari tabel diatas kita bisa mengetahui bahwa nisbah
bagi hasil yang diberikan oleh KSPPS Marhamah
Wonosobo setiap bulannya selalu berubah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi akad
wadi’ah pada produk simpanan ummat di KSSPS
Marhamah dalam sisi pemberian bonus sudah sesuai dengan
teori-teori yang ada ataupun secara syariat Islam karena
dalam memberikan bonus tidak diperjanjikan diawal akad
pembukaan rekening dan pemberian bonus berdasarkan
tingkat pendapatan KSPPS Marhamah pada saat itu setiap
bulannya, itulah yang kemudian akan didistribusikan pihak
KSPPS Marhamah ke nasabah (anggota).
Contoh Kasus Perhitungan Bonus Simpanan Ummat:
Bapak Yaskur memiliki rekening simpanan ummat di
KSPPS Marhamah dengan saldo rata-rata pada bulan April
2018 adalah Rp. 1.000.000,-. Bonus yang diberikan KSPPS
Marhamah Wonosobo kepada nasabah sebesar 0,2425%
92
pada bulan April. Berapa bonus yang diterima bapak
Yaskur pada bulan April?
Rumus =Tarif bonus x Saldo Terendah Bulan ybs
= 0. 2425 % x Rp. 1.000.000
= Rp. 2425,-
Jadi, bapak Yaskur mendapatkan imbalan atau bonus
sukarela dari KSPPS Marhamah pada bulan April sebesar
Rp. 2425,- yang sudah ditentukan oleh KSPPS Marhamah
yang dibukukan langsung pada buku simpanan ummat.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari permasalahan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi Akad Wadi’ah pada Produk Simpanan
Ummat
Implementasi pada produk simpanan ummat di
KSPPS Marhamah Wonosobo ini akad yang digunakan
adalah akad wadi’ah.Akad wadi’ah yaitu akad penitipan
uang dari anggota kepada KSPPS Marhamah sebagai
pihak penerima titipan yang diberi kepercayaan dengan
tujuan untuk menjaga keslamatan, keamanan serta
keutuhan uang tersebut.Wadi’ah yang digunakan pada
produk simpanan ummat di KSPPS Marhamah
menerapkan prinsip wadi’ah yad dhamanah yaitu titipan
uang dari pihak pertama (anggota) kepada KSPPS
Marhamah seagai pihak yang diberi kepercayaan untuk
memelihara uang tersebut dengan seizin penitip. Pihak
KSPPS Marhamah boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang titipan tersebut serta menjamin
untuk mengembalikan secara utuh.
94
Dalam hal ini KSPPS Marhamah bertindak
sebagai pengelola dana. Dalam operasionalnya KSPPS
Marhamah dapat menjalankan berbagai jenis kegiatan
usaha.Disini juga tindakan usaha KSPPS Marhamah
berhati-hati dan bijaksana serta beritikad baik dalam
menjalankan pembiayaan dan investasi yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah termasuk
melakuakan akad wadi’ah dalam pihak ketiganya.
2. Implementasi Pemberian Bonus Wadi’ah pada Produk
Simpanan Ummat di KSPPS Marhamah Wonosobo
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasioanl No.
02/DSN-MUI/IV/2002tentang tabungan. Dari ketentuan-
ketentuan diatas, dalam pemberian bonus pihak KSPPS
Marhamah boleh memberikan bonus kepada anggotanya
(nasabah) tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali
dalam bentuk pemberian (‘athoya) yang bersifat sukarela
dari pihak KSPPS Marhamah.
Implementasi akad wadi’ah pada produk
simpanan ummat di KSSPS Marhamah dalam sisi
pemberian bonus sudah sesuai dengan teori-teori yang
ada ataupun secara syariat Islam karena dalam
memberikan bonus tidak diperjanjikan diawal akad
pembukaan rekening dan pemberian bonus berdasarkan
95
tingkat pendapatan KSPPS Marhamah pada saat itu
setiap bulannya, itulah yang kemudian akan
didistribusikan pihak KSPPS Marhamah ke nasabah
(anggota).
B. Saran
1. Produk – produk simpanan di KSPPS Marhamah
Wonosobo sudah sesuai prinsip syariah harus
dipertahankan dan dikembangkan.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan produk simpanan
untuk kepuasan nasabah.
3. KSPPS Marhamah Wonosobo harus lebih
mensosialisasikan produknya kepada masyarakat luas
agar masyarakat bisa mengetahui tentang KSPPS
Marhamah yang menerapkan prinsip – prinsip syariah
dan masyaraktpun akan lebih mengetahui banyak tentang
produk simpanan di KSPPS Marhamah Wonosobo.
C. Penutup
Alhmdulillahi robbil alamin maha suci Allah SWT
dan puji syukur kepada-Nya yanag tak terhingga.Atas
limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini meskipun dengan
segala daya dan uoaya yang terbatas.Sebagai pentup,
penulis sadar bahwa kajian tugas akhir ini hanyalah
96
merupakan bagian dari pembahasan yang sangat kecil dari
implementasi akad wadi’ah pada produl simpanan ummat,
baik dari materi maupun penyajiannya.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan demimkesempurnaan
pembahasan selanjutnya. Walaupun demikian tetap
berharap semoga tugas akhir yang tidak seberapa ini aka
nada manfaatnya bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin ya robbal aala min....
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Abdurrahman al-Jaziri. 2005. al-Fikih ‘ala al-Madzahib al-
Arba’ah (Digital Library, al-Maktabah al-Syamilah al-
Isdar al-Sani.
Atiyyah Muhammad Salim. 2005. SyarhBulugulMaram, (Digital
Libaray al- Maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani)
Adesy &Fordebi.2016 .Ekonomi dan Bisnis Islam Seri Konsep
dan Aplikasi dan Bisnis Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Anonio Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Gema insani Press.
Ascarya. 2012. Akad & Produk Bank Syariah. Cet 4. Depok:
Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek.
Edisi revisi v. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Anwar Syamsul. 2007. Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Bank Syariah. 2001. Konsep, Produk dan Implementasi
Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan.
Brosur – Brosur Produk Simpanan KSPPS Marhamah
Wonosobo
Cokrohadisumarto Widiyanto bin Mislan, et al., 2016. BMT
Praktik dan Kasus. Jakarta: PT Rajagrfindo.
Dahlan , Ahmad. 2012. Bank Syariah Teoritik, Praktik Kritik.
Yogyakarta: Teras.
Haryati, Nur interview. 2018. “Mekanisme Pembukaan,
Penyetoran, Penarikan dan Penutupan Simpanan Ummat
di KSPPS marhamah Wonosobo”
Hasan M. Ali .2003. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam
(Fiqih Muamalat). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Huda Nurul, et al., 2016. Baitul Mal Wa Tamwil Sebuah
Tinjauan Teoritis. Jakarta: Amzah.
www.bmtmarhamah.com ,diunduh pada tanggal 2 Mei 2018
Indrawan, Rully dan R. Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran untuk
Manajemen Pembangunan dan Pendidikan. Bandung: PT
Refika Aditama, cet ke-1
Ismail. 2001. Perbankan Syariah. Jakarta: Pranadamedia Group.
Janwari Yadi. 2015. Fikih lembaga Keuangan Syariah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Karim, Adiwarman K. 2011. Bank Islam: Analisis Fiqih dan
Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keungan Lainnya. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia. Jakarta: Prenamedia Group
−−−−−.2015. Hukum Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali
Grafindo Persada.
Muhamad. 2014. Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Rajawali.
Muhammad Ridwan. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa
Tamwil. Yogyakarta: UI Press.
Mustofa Imam.2016. Fiqih Mu’amalah Kontemporer.Cet-2.
Jakarta: Rajawali Press.
Moleong Lexy J. 2005.Metodelogi Penelitian Kualitatif.Cet ke-
21. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Nawawi Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer
(Hukum perjanjian, Ekonomi, Bisnis dan Sosial). Bogor:
Ghalia Indonesia.
Nainggolan Basaria. 2006. Perbankan Syariah di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers.
Pasal 1 ayat (7) UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah
Sahrani Sohari dan Ru’fah Abdullah. 2011. Fikih Mualamalah.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Seff Syaugi Mubarak. 2002. Hukum Kontrak Sariah di
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka prisma.
Sjahdeini Sutan Remy. 2014. Perbankan Syariah Produk –
Produk dan Aspek Hukumnya. Jakarta: Pranamedia Group.
Sutriano, Budi interview.2018 “Implementasi Akad Wadi’ah
Pada Produk Simpanan di KSPPS MArhamah Wonosobo”.
Umam Khotibul. 2016. Perbankan Syariah Dasar – Dasar dan
Dinamika Perkembangan di Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wiroso. 2015. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil
Usaha Bank Syariah. Jakarta: Grafindo.
Abdurrahman al-Jaziri. 2005. al-Fikih ‘ala al-Madzahib al-
Arba’ah (Digital Library, al-Maktabah al-Syamilah al-
Isdar al-Sani.
Atiyyah Muhammad Salim. 2005. SyarhBulugulMaram, (Digital
Libaray al- Maktabah al-Syamilah al-Isdar al-Sani)
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Dewi Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 29 Januari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Purwokerto RT 02/RW 02,
Kecamatan
Brangsong, Kabupaten Kendal
RIWAYAT PNDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Purwokerto Tahun 2003 s/d Tahun 2009.
2. SMP Negeri 1 Brangsong Tahun 2009 s/d 2012.
3. SMA Negeri 2 Kendal Tahun 2012 s/d 2015.
4. UIN Walisongo Semarang Tahun 2015 s/d 2018.
Semarang, 4 Juni 2018
Dewi Wulandari
NIM : 1505015106