View
423
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PiodermaLeo Randa S. SimangunsongImmanuel Habeahan Reka Halawa
Oscar R. Simanjuntak
Pemicu
:
Seorang anak laki-laki, J, usia 6 tahun, dengan ditemani oleh ibunya datang berobat ke puskesmas dengan keluhan adanya keropeng tebal bewarna kekuningan pada daerah wajah dan sudah dialami sekitar 5 hari. Awalnya berupa kemerahan dan bintil-bintil berisi air yang cepat memecah. Pasien tidak mengalami demam.
More Info 1
:
Pada pemeriksaan dermatologi dijumpai : Ruam : Krusta tebal, warna kekuningan seperti madu, sewaktu krusta diangkat tampak erosi dibawahnya. Lokasi : Sekitar lubang hidung dan mulut
More Info 2
:
Pada pemeriksaan darah rutin dijumpai leukositosis.
Masalah :Adanya keropeng tebal berwarna kekuningan pada daerah wajah dan sudah dialami sekitar 5 hari. Kemerahan dan bintil-bintil berisi air yang cepat memecah Leukositosis
Analisa
Masalah:
Impetigo (krustosa)
ANATOMI DAN HISTOLOGI KULITPembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu: 1. Lapisan epidermis Stratum korneum Stratum lusidum Stratum granulosum Stratum spinosum Stratum basale 2. Lapisan dermis (korium) Pars papilare Pars retikulare 3. Lapisan Subkutin (hipodermis)
FAAL KULIT1.fungsi proteksi:menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis. 2. Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. 3. Fungsi eksresi : mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh 4. Fungsi persepsi: kulit mengandung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
5.fungsi pengaturan suhu: dengan menegeluarkan keringat dan mengerutkan (otot) pembuluh darah kulit.
6. Fungsi pemebentukan pigmen (melanosit):melindungi sel dari pajanan sinar matahari (U.V). 7. Fungsi keratinasi :
memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis dan fisiologis.4. Fungsi pembentukan vitamin D:
tempat pengubahan 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
Klasifikasi Impetigo krustosa (impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, impeetigo tillbury fox) Etiologi: Biasanya Streptococcus hemoliticus
Gejala klinis: Umumnya pada anak, tanpa gejala umum (tanpa panas; malaise) Individu pada umumnya sehat gigitan serangga, kutu kepala dan trauma Diawali dengan kelainan kulit yaitu: eczema infeksi sekunder (Impetiginized) Awalnya macula erythematosus blister/ lepuh (vesikel/ bula) + pus kuning pecah (rupture) Blister cepat memecah umumnya jika penderita berobat yg terlihat krusta tebal berwarna kuning seperti madu
Impetigo bulosa (impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet)
Gambaran Klinik Vesikel & bula + kuning jernih atau cairan keruh Timbul/ menonjol pd kulit normal, erytema +/ Bula lemah/ lunak: Bula hipopion Bila bula pecah gray-brownish, krusta hemorrhagic: Collarete Erytematous Erosion Predileksi: wajah, tangan, tungkai, intertrigenous site
IMPETIGO NEONATORUMMerupakan varian dari impetigo bulosa yang terdapat pada neonatus. Kelainan kulit serupa impetigo bulosa hanya lokasinya menyeluruh, dapat disertai demam.
IMPETIGO KRUSTOSA
Etilogi:Streptococcus -hemolitik grup A (coccus, gram positif)
Faktor Predisposisi1. 2.
Higiene kurang Daya tahan menurun : kekurangan gizi, anemia,
penyakit kronik, neoplasma ganas, DM3.
Telah ada penyakit lain di kulit: kerusakan epidermis fungsi kulit sbg pelindung terganggu mudah
terjadi infeksi4.
Penggunaan imunosupresif
obat-obatan
yang
bersifat
5.
Kontak langsung maupun tidak langsung dengan pasien impetigo
Infeksi (streptococcus)Toksin
Merusak jaringan
Turun ke lapisan dibawahnya
Desmosom Sampai ke dermis Antar sel tidak terikat
Terjadi inflamasi Tanda- tanda inflamasi Termasuk udema & rubor
vesikel
Varisela : lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi
vesikel Ektima : lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat. Ditutupi krusta yang keras, jika diangkat akan berdarah secara difus. Impetigenisasi : pioderma sekunder, prosesnya menahun sering masih tampak penyakit dasar.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah tepi: Dijumpai leukositosis Pulasan gram : Ditemukan coccus gram positif Pemeriksaan biakan kuman dan sensitifitas : Bila terapi tidak menunjukkan respon baik yang menunjukkan sudah terjadi resistensi kuman. Pemeriksaan serologi Didapatkan ASTO titer positif lemah pada pioderma streptococcus.
Non Farmakologi Menjaga
kebersihan kulit (mandi).
Jika krusta banyak dilepas dengan mencuci menggunakan H2O2 dalam air, lalu diberi salep antibiotik seperti kloramfenikol 2% dan teramisin 3%. Jika lesi banyak dan disertai gejala konstitusi (demam, dll), diberikan antibiotik sistemik, misalnya penisilin, kloksasin atau sefalosforin.
Prognosis-Pada beberapa individu, bila tidak ada penyakit lain sebelumnya impetigo krustosa dapat membaik spontan dalam 2-3 minggu -Prognosis baik bila segera diobati, menghindari atau
menghilangkan predisposisi dan belum terjadi komplikasi-Bila tidak diobati, dapat menyebabkan lesi pada tempat baru serta menyebabkan komplikasi
KOMPLIKASIGlomenefritis Endokarditis Laringitis Faringitis
MAULIATE MA DIHITA SALUHUT