20
IMPENDING EKLAMPSI ALL POSTS TAGGED IMPENDING EKLAMPSI PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA PUBLISHED 16 JANUARI 2013 BY MIDWIFE RIZQI DYAN 2.1 Konsep Dasar Preeklampsia & Eklampsia 2.1.1 Definisi Pre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi edema dan protein usia yang timbul karena kehamilan dan umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan (Sarwono, 2002:282). Pre eklampsia ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer Arif, 2000:270). Pre eklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Pre eklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Pre eklampsia dapat berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat (George, 2007). Superimposed preeklampsia adalah gejala dan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang muncul setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya menderita hipertensi kronis. Pada penderita pre eklampsia yang akan kejang, umumnya memberi gejala-gejala atau tanda-tanda yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya kejang. Pre eklampsia yang disertai tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai impending eklampsia atau imminent eklampsia (Saifuddin, Abdul Bari.2009:550). Sedangkan sumber lain menyebutkan, impending eklampsia adalah gejala PEB yang disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang progresif. Kasus ini ditangani sebagai kasus eklampsia. 2.1.2 Etiologi Penyebab pasti Preeklampsia masih belum jelas. Hipotesa faktor- faktor etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4

Impending Eklampsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

imede

Citation preview

IMPENDING EKLAMPSIALL POSTS TAGGED IMPENDING EKLAMPSIPREEKLAMPSIA & EKLAMPSIAPUBLISHED16 JANUARI 2013BYMIDWIFE RIZQI DYAN2.1 Konsep Dasar Preeklampsia & Eklampsia2.1.1 DefinisiPre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi edema dan protein usia yang timbul karena kehamilan dan umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan (Sarwono, 2002:282).Pre eklampsia ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer Arif, 2000:270).Pre eklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Pre eklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Pre eklampsia dapat berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat (George, 2007).Superimposed preeklampsia adalah gejala dan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang muncul setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya menderita hipertensi kronis.Pada penderita pre eklampsia yang akan kejang, umumnya memberi gejala-gejala atau tanda-tanda yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya kejang. Pre eklampsia yang disertai tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai impending eklampsia atau imminent eklampsia (Saifuddin, AbdulBari.2009:550). Sedangkan sumber lain menyebutkan, impending eklampsia adalah gejala PEB yang disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah yang progresif. Kasus ini ditangani sebagai kasus eklampsia.2.1.2 EtiologiPenyebab pasti Preeklampsia masih belum jelas. Hipotesa faktor-faktor etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:1. Genetic2. Imunologik3. Gizi4. InfeksiAda beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal dengan The disease of theory adapun teori-teori tersebut antara lain:1) Peran prostasiklin dan tromboksanPada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel. Prostasiklin merupakan vasodilator yang poten dan menghambat agregasi platelet, sedangkan tromboksan berefek sebaliknya. Dengan demikian penurunan prostasikin oleh karena kerusakan endotel berpotensi menimbulkan trombosis melalui agregasi platelet dan vasokontriksi pembuluh darah.2) Peran faktor imunologisPreeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini dihubungkan dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang tidak sempurna. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai kompleks imun dalam serum. Beberapa study yang mendapati aktivasi komplemen dan system imun humoral pada Preeklampsia.3) Peran faktor genetik / familialBeberapa bukti yang mendukung factor genetik pada Preeklampsia antara lain:a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusiab. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita Preeklampsia.c. Kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak cucu ibu hamil dengan riwayat Preeklampsia dan bukan ipar mereka.d. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron-System (RAAS).Walaupun penyebab pasti Preeklampsia tetap tidak jelas, banyak teori memusatkan masalah pada impantasi plasenta dan level invasi trofoblas. Penting diingat bahwa walaupun hipertensi dan proteinuria adalah kriteria diagnostik Preeklampsia, kedua hal ini hanyalah symptom / gejala dari perubahan-perubahan patofisiologi yang muncul pada kelainan ini. Salah satu perubakan patofisiologi yang paling menonjol adalah vasospasme sistemik yang sangat nyata yang bertanggung jawab terhadap penurunan perfusi semua system organ. Perfusi juga berkurang karena hemokonsentrasi vaskuler dan pengeluaran cairan ke rongga ketiga. Selain itu, Preeklampsia disertai oleh respon inflamasi berlebihan dan aktivasi endotel yang tidak tepat.Alih-alih hanya satu penyakit, preeklampsia tampaknya merupakan puncak dari faktor-faktor yang mungkin melibatkan sejumlah faktor ibu, plasenta, dan janin. Yang sedang dipertimbangkan termasuk penting antara lain adalah:1) Implantasi plasenta dengan invasi trofoblas abnormal pembuluh rahim.Dalam implantasi normal, diperlihatkan pada gambar di bawah, arteriola spiral rahim mengalami renovasi luas karena diinvasi oleh trophoblasts endovascular. Sel-sel ini menggantikan sel-sel lapisan endotel dan otot pembuluh darah untuk memperbesar diameter pembuluh darah.Vena hanya diinvasi pada superfisial. Pada preeklampsia, mungkin ada invasi trofoblas yang tidak lengkap. Dengan invasi dangkal seperti itu, pembuluh desidua, tetapi tidak pembuluh miometrium, menjadi berjajar dengan trophoblasts endovascular. Arteriola miometrium tidak kehilangan lapisan endotel dan jaringan musculoelastic, dan diameter eksternal nya hanya setengah dari pembuluh darah di plasenta normal (Fisher dan rekan, 2009). Madazli dan rekan (2000) menunjukkan bahwa besarnya invasi trofoblas rusak dari arteri spiralis berkorelasi dengan keparahan gangguan hipertensi.Gambar 2.1 A. Implantasi normal plasenta menunjukkan proliferasi trophoblasts ekstravili dari vilus-vilus yang menahannya. Trophoblasts ini menyerang desidua dan memperpanjang ke dinding arteriola spiral untuk menggantikan endotelium dan dinding otot. Renovasi ini akan menciptakan sebuah pembuluh dengan resistensi rendah yang melebar. B. Pembatasan plasenta pada kehamilan preeklampsia atau janin-pertumbuhan menunjukkan implantasi yang cacat. Hal ini ditandai dengan invasi lengkap spiral dinding arteriolar oleh trophoblasts ekstravili dan hasil dalam sebuah pembuluh kaliber kecil dengan tahanan tinggi.2) Imunologi maladaptive toleransi antara ibu, ayah (plasenta), dan jaringan janinBeberapa teori mengatakan adanya toleransi Ibu yang kebal terhadap antigen plasenta yang berasal dari ayah dan janin. Hilangnya toleransi ini, atau mungkin disregulasi, adalah teori lain untuk sindroma preeklampsia. Beberapa faktor-faktor ini ditunjukkan pada Tabel di bawah iniBeberapa Contoh Faktor Immunogenetic Warisan Yang Dapat Mengubah Genotipe Dan Ekspresi Fenotip Di Preeklampsia Imunisasi dari kehamilan sebelumnya Mewarisi haplotype untuk HLA-A,-B,-D,-IA, II Mewarisi haplotype untuk NK-sel reseptor-pembunuh-juga disebut imunoglobulin-seperti reseptor-KIR3) Aktivasi sel endotelDalam banyak hal, perubahan inflamasi dianggap merupakan kelanjutan dari tahap 1. Perubahan yang disebabkan oleh cacat plasenta telah dibahas di atas. Sebagai respon faktor plasenta dirilis oleh perubahan iskemik atau oleh penyebab lain, serangkaian peristiwa digerakkan (Taylor dan rekan, 2009). Jadi, faktor antiangiogenic dan metabolik dan mediator inflamasi lainnya diperkirakan memprovokasi cedera sel endotel.4) Faktor genetik termasuk warisan predisposisi gen serta pengaruh epigeneticPreeklampsia adalah gangguan multifaktorial poligenik. Dalam review komprehensif mereka, Ward dan Lindheimer (2009) menyebutkan insiden risiko preeklampsia adalah 20 sampai 40 persen untuk anak wanita ibu preeklampsia; 11 sampai 37 persen untuk saudara wanita preeklampsia dan 22-47 persen dalam studi kembar.Kecenderungan ini kemungkinan besar turun temurun adalah hasil interaksi dari ratusan gen pewaris-baik ibu dan ayah-yang mengontrol fungsi metabolik enzimatik dan banyak sekali setiap seluruh sistem organ. Dengan demikian, manifestasi klinis pada wanita diberikan dengan sindrom preeklampsia akan menempati spektrum sebagaimana dijelaskan sebelumnya (konsep dua tahap dalam Preeklampsia sebagai Penyakit Dua-Tahap). Dalam hal ini ekspresi, fenotipik akan berbeda antara genotipe yang sama tergantung pada interaksi dengan faktor lingkungan.2.1.3 Faktor RisikoWalaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi:1) Riwayat preeklampsia, seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia.2) Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibodi penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia. Perkembangan preeklampsia semakin meningkat pada umur kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua.3) Kegemukan4) Kehamilan ganda, pre eklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai bayi kembar atau lebih.5) Riwayat penyakit tertentu, wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu sebelumnya, memiliki risiko terjadinya preeklampsia. Penyakit tersebut meliputi hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degeneratif seperti reumatik arthritis atau lupus.2.1.4 Patofisiologi2.1.5 Komplikasia. Komplikasi pada ibu Atonia uteri Sindrom hellp(hemolysis,elevated liver enzymes,low platelet count) Ablasi retina Gagal jantung Syok dan kematianb. Komplikasi pada janin Pertumbuhan janin terhambat Prematuritas Kematian janin Solusio plasenta2.1.6 Klasifikasi pre ekalmpsia2.1.6.1 Pre Eklampsia Ringan1. PengertianPre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.2. PatofisiologiPenyebab pre eklampsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai maladaptation syndrome akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.3. Gejala KlinisGejala klinis pre eklampsia ringan meliputi :a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg; diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2).c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.4. Pemeriksaan dan Diagnosisa. Kehamilan lebih 20 minggu.b. Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit).c. Edema tekan pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, wajah atau tungkai.d. Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24 jam, kualitatif (++).5. Penatalaksanaana. Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan :1) Banyak istirahat (berbaring tidur / mirring).2) Diit biasa3) Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oralselama 7 hari.4) Kunjungan ulang setiap 1 minggu.5) Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.b. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan kriteria:1) Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia.2) Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu).3) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat4) Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka preeklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat.5) Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama dua hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.c. Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan :1) Kehamilan preterm (