Upload
sari-hestiyarini
View
995
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
IMPAKSI GIGI MOLAR (GERAHAM)
Impaksi gigi molar (geraham) adalah gigi molar ketiga yang gagal untuk erupsi (tumbuh) secara
sempurna pada posisinya. Gigi terhalang oleh gigi depannya (molar dua) atau jaringan tulang/jaringan
lunak yang padat di sekitarnya. Kemungkinannya, gigi bisa muncul sebagian atau tidak bisa erupsi
sama sekali. Kalaupun muncul, erupsinya salah arah atau posisinya tidak normal. Gigi demikian bisa
digolongkan sebagai gigi yang gagal bererupsi pada posisi normal.
Posisi impaksi gigi molar bisa macam-macam. Ada yang miring ke depan, vertikal dan muncul
sebagian, serta terpendam horisontal atau vertikal. Semua itu tergantung letak dan posisi gigi molar
tiga terhadap rahang dan geraham kedua (molar kedua), atau kedalamannya menancap di dalam
tulang rahang.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya
yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal,
proses pertumbuhan terhambat, arah pertumbuhan, arah erupsi, dan pengaruh garis oblik eksternal
dan otot buksinator. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang “kesempitan” gara-
gara pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna.
Ada teori lain. Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan.
Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya,
karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya.
Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor
keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar,
ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa
terjadi kekurangan tempat erupsi gigi molar ketiga, dan terjadilah impaksi.
Sempitnya ruang erupsi gigi molar ketiga, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan
rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang
cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang.
Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan
makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan
lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung
rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang,
sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang
harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi molar ketiga yang selalu
tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Maka, untuk mendukung
perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi
lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan
akan tumbuh normal.
Gigi molar ketiga yang mengalami impaksi sering menimbulkan komplikasi yaitu:
☑Perikoronitis merupakan suatu kondisi yang umum dijumpai pada molar tiga yang
impaksi dan cenderung muncul berulang, bila molar ketiga belum erupsi sempurna.
Akibatnya, dapat terjadi kerusakan tulang di antara gigi molar ketiga dan molar
depannya (molar kedua).
☑Tekanan mahkota gigi molar ketiga yang erupsi pada permukaan akar molar depannya
dapat menyebabkan resorpsi patologis. Misalnya, hilangnya lapisan semen gigi
bahkan bisa menimbulkan kematian gigi molar kedua.
☑Gigi molar ketiga yang impaksi juga dapat melemahkan bagian belakang rahang bawah.
Bila terjadi trauma pada bagian wajah, maka pada sisi itu sering terjadi fraktur (retak)
tulang rahang.
☑Rasa sakit idiopatik merupakan rasa sakit gigi pada molar ketiga yang tidak jelas atau
rasa sakit yang menyebar ke bagian leher dan kepala. Kadang-kadang pasien mengeluh
sakit meski secara klinis dan rontgen tak ada yang tidak normal kecuali adanya gigi
impaksi tertanam dalam sekali. Impaksi gigi molar ketiga kadang-kadang tampak pada
waktu dilakukan pemeriksaan rontgen rutin seputar daerah tidak bergigi pada rahang
bawah. Penekanan selaput lendir antara mahkota molar ketiga dan protesa
menyebabkan rasa sakit. Tekanan pada gusi yang menutupi menyebabkan kematian sel
dan dapat menimbulkan penyebaran infeksi.
☑Gigi molar tiga yang impaksi adakalanya tidak menimbulkan keluhan maupun gejala klinis.
Meskipun demikian, kalau molar tiga dibiarkan bertancap di tempatnya, ada
kemungkinan dapat memperburuk keadaan, misalnya pada penderita kelainan
jantung akut, kelainan pembekuan darah, dan menjadikan tidak tahan terhadap obat
anestesi. Apalagi bila gigi impaksi terbenam dalam tulang rahang secara keseluruhan,
justru memungkinkan terbentuknya kista.
☑Gigi molar tiga yang impaksi juga bertendensi menimbulkan infeksi atau karies (gigi
berlubang) pada bagian geraham depannya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar
dua gara-gara gigi molar ketiga mengalami impaksi. Hal ini terbukti dari hasil
pengamatan Akbar Rahayu (1981) pada penderita yang berobat di Bagian Bedah Mulut
dan Maksilo Fasial Ladokgi TNI AL M.E. Martadinata. Menurut Akbar, terbentuknya karies
dipermudah, terutama kalau erupsinya sebagian sehingga sisa-sisa makanan sukar
dibersihkan.
☑Keadaan lain yang dapat disebabkan oleh gigi impaksi adalah periodontitis
(peradangan jaringan pendukung gigi), kelainan neurologis dan gigi
berdesakan karena ditekan gigi molar ketiga ke arah depan.
Nah, untuk mencegah timbulnya komplikasi macam-macam, maka tindakan pencabutan atau bedah
sangat dianjurkan. Dalam hal ini ada tiga alternatif. Mencabut semua gigi molar ketiga, terutama yang
akarnya sudah terbentuk sempurna. Pencabutan hanya pada molar ketiga yang akan impaksi. Atau
pencabutan gigi molar ketiga impaksi yang menimbulkan kondisi patologis.
Di kalangan dokter tindakan demikian disebut odontectomie atau mengeluarkan gigi yang tidak
erupsi atau erupsi sebagian karena akarnya tertanam dalam tulang rahang dan sulit dicabut dengan
cara biasa, maka harus dengan tindakan bedah.
Waktu pencabutan gigi molar impaksi tidak dapat ditentukan dengan jelas. Bila telah ada indikasi
pencabutan gigi tersebut, maka tindakan pencabutan gigi molar tiga impaksi sebaiknya pada usia
relatif muda pada waktu pertumbuhan tulang telah berhenti (16-18 tahun), karena akan mengurangi
komplikasi karena akar belum terbentuk sempurna (sebaiknya bila akar telah terbentuk sepertiga
atau duapertiga)dan tulang sekitar gigi belum padat.
Beberapa komplikasi pencabutan gigi impaksi yang sering dijumpai:
1.Nyeri dan Bengkak. Ketidak nyamanan, bengkak dan rasa nyeri merupakan suatu
konsekuensi tindakan pencabutan gigi impaksi, yang harus diminimalkan. Umumnya tindakan
yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan kompres es dan pemberian
preparat steroid yang mempunyai efek anti inflamasi kuat seperti betametason dan
eksametason pra bedah. Tindakan lain adalah dengan melakukan irigasi cairan fisiologis yang
adekuat selama operasi dan menggunakan anestesi lokal long acting seperti bupivacain.
2.Kerusakan saraf. Kerusakan saraf sangat mungkin terjadi pada tindakan operasi gigi molar
tiga impaksi dengan frekuensi berkisar 0,5-5%. Pada umumnya kerusakan saraf akan
mengalami perbaikan secara spontan terutama saraf alveolaris inferior karena terletak dalam
kanalis mandibula sehingga ujung-ujung saraf yang rusak dapat dengan lebih baik mendekat
secara spontan.
3.Infeksi. Infeksi dapat terjadi baik sebelum maupun setelah tindakan pencabutan gigi molar
tiga. Infeksi akibat gigi molar tiga perlu mendapat perhatian serius karena dapat menyebar ke
spatium kepala dan leher yang berakibat fatal.
4.Komplikasi sinus maksilaris. Secara anatomis terdapat hubungan yang erat antara gigi
premolar (geraham kecil) dan molar atas dengan sinus maksilaris, sehingga tidak menutup
kemungkinan terjadinya resiko perforasi sinus maksilaris pada waktu pencabutan gigi-gigi
tersebut.
5.Fraktur tulang mandibula (retak tulang rahang bawah). Fraktur mandibula merupakan
komplikasi pencabutan gigi molar tiga bawah yang dapat terjadi pada penderita dengan atropi
mandibula, osteoporosis atau adanya kista atau tumor yang besar. Dapat pula terjadi bila
menggunakan terlalu besar tenaga. Bila terjadi fraktur mandibula maka segera hentikan
tindakan, lakukan imobilisasi dan lakukan foto Panoramik.
6.Terdorongnya gigi ke spatium sekitarnya. Gigi molar tiga atas dapat terdorong kearah
posterosuperior kedalam spatium infratemporalis bila menggunakan tenaga yang berlebihan
pada waktu elevasi kearah distal tanpa retraktor dibelakang tuberositas.
7.Perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat dibagi menjadi perdarahan primer, intermediat
atau sekunder atau perdarahan arteri, vena dan kapiler. Pada tindakan pencabutan gigi molar
tiga pada pasien tanpa kelainan darah, umumnya disebabkan oleh perdarahan kapiler.
Perdarahan sekunder disebabkan oleh oral fibrinolisis akibat terlalu banyak kumur, infeksi
lokal atau trauma pencabutan yang terlalu besar. Terapinya adalah aplikasi tampon adrenalin,
pemberian anti perdarahan kapiler seperti asam trasexamik, hemostatik lokal seperti
spongostan, surgicel dan penjahitan.
8.Komplikasi pada sendi temporomandibula (sendi yang menggerakkan rahang).
Pencabutan gigi molar kadang akan mengakibatkan disfungsi sendi temporomandibula
terutama pada penderita yang sebelumnya telah mengalami gangguan sendi, tindakan yang
lama dan tenaga yang berlebihan. Komplikasi dapat diminimalkan dengan pasien menggigit
pada bite block pada sisi kontralateral dan istirahat sebentar durante operasi. Bila terjadi,
maka kelainan sendi tersebut diterapi dengan cara konvensional seperti istirahat, terapi
hangat, muscle relaxant dan bila mungkin dengan terapi splint oklusal.
Beberapa petunjuk perawatan pada pasien setelah pencabutan gigi impaksi adalah:
Dilarang menghisap atau meniup
Dilarang merokok
Minum menggunakan sedotan selama 24 jam
Dilarang berkumur keras walaupun menggunakan obat kumur
Dilarang membersihkan gigi dekat tempat pencabutan
Dilarang olah raga berat selama 24 jam
Dilarang minum panas atau alkohol.
Sumber : http://nindy-cantiek.blog.friendster.com/2008/10/
Gigi Berlubang (Karies)
Definisi
Karies adalah daerah pada jaringan keras gigi yang rusak dan membentuk lubang. Karies
bisa disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, di antaranya tidak membersihkan gigi
dengan baik, kebiasaan ngemil dan mengkonsumsi karbohidrat.
Karies pada gigi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh
manusia. Biasanya kasus ini akan mencapai puncak di usia anak-anak hingga dewasa
muda. Tapi, siapa pun yang memiliki gigi tetap berpotensi terkena karies, termasuk bayi
dan manula.
Jika karies tidak dirawat, dapat membesar dan menjadi lebih parah, mengakibatkan
infeksi, gigi copot, dan komplikasi lainnya. Tapi, kunjungan rutin ke dokter gigi dan
kebiasaan menyikat gigi serta penggunaan dental floss yang baik dapat mencegah
timbulnya karies. Fakta lain yang perlu anda ketahui adalah bahwa keju dapat mencegah
karies dan ternyata kerupuk (dengan bahan utama karbohidrat seperti keripik kentang,
keripik singkong dll) bisa lebih berbahaya daripada permen.
Penyebab
Mulut anda, sama dengan beberapa bagian tubuh lainnya, memiliki bakteri yang tumbuh
normal di dalamnya. Beberapa jenis bakteri ini hidup dengan mengandalkan makanan
yang mengandung zat gula dan zat tepung, atau golongan karbohidrat. Ketika sisa-sisa
karbohidrat ini tidak dibersihkan dari gigi, bakteri tersebut akan mengubahnya menjadi
asam dalam waktu hanya + 20 menit. Bakteri, partikel makanan dan saliva akan bersama-
sama membentuk plak. Jika anda memainkan lidah anda di sekitar gigi, plak ini bisa terasa
beberapa jam setelah menyikat gigi. Plak ini rasanya agak kasar dan banyak ditemukan di
daerah belakang gigi, terutama sepanjang batas gusi.
Asam yang dihasilkan oleh metabolisme bakteri di dalam plak akan mengganggu mineral
yang ada di dalam gigi, terutama yang terkandung di permukaan terluar, yang disebut
email. Erosi yang disebabkan oleh asam ini akan menyebabkan lubang kecil yang
terbentuk di email yang kemudian disebut sebagai kavitas. Ketika satu bagian dari email
sudah hancur, bakteri bisa menyerang lapisan gigi selanjutnya, yaitu dentis. Lapisan ini
lebih lunak dan kurang tahan terhadap asam dibandingkan email. Jadi ketika karies
mencapai lapisan ini, karies akan segera menyebar dengan lebih cepat lagi.
Ketika karies berlanjut, bakteri akan menyerang lapisan gigi selanjutnya hingga ke pulpa,
yaitu bagian terdalam gigi. Pulpa berisi saraf dan pembuluh darah. Pulpa akan teriritasi
oleh bakteri. Akhirnya tulang pendukung gigi ikut terganggu. Ketika karies sudah
mencapai tahap ini, anda akan merasakan sakit yang cukup hebat, sensitivitas gigi
meningkat, rasa ngilu atau linu ketika menggigit dan gejala lainnya. Tubuh anda juga akan
bereaksi dengan mengirimkan sel darah putih untuk melawan infeksi. Oleh sebab itulah
kadang abses (bernanah).
Proses karies ini makan waktu. Gigi tetap lebih kuat dibandingkan gigi susu dan mungkin
bisa bertahan terhadap karies satu sampai dua tahun. Saliva juga membantu membuang
bakteri dan menetralisir asam. Tapi, ketika kerusakan sudah mencapai lapisan dalam gigi,
prosesnya akan terus berlanjut dengan lebih cepat lagi.
Kasus gigi berlubang paling banyak terjadi pada gigi belakang, yaitu geraham dan geraham
kecil (molar dan premolar). Gigi belakang ini memiliki lekukan-lekukan sempit yang
disebut sebagai pit dan fissure. Meskipun pit dan fissure ini bermanfaat besar dalam
pengunyahan, tetapi bisa menyebabkan tertinggalnya sisa-sisa makanan di dalamnya. Di
samping itu, gigi belakang juga lebih sulit untuk dibersihkan dibanding gigi depan. Hal ini
disebabkan posisinya yang di belakang dan agak sulit dijangkau atau diawasi
kebersihannya dengan sempurna. Hasilnya, terbentuklah plak yang menjadi tempat yang
nyaman bagi perkembangbiakan bakteri yang selanjutnya menghasilkan asam yang
menghancurkan email gigi.
Gejala dan tanda-tanda
Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh karies amat bervariasi, bergantung kepada
keparahan dan lokasi karies. Ketika karies mulai muncul, anda mungkin tidak
menyadarinya sama sekali. Tapi, ketika karies berlanjut, akan muncul beberapa gejala, di
antaranya :
• Linu atau ngilu di gigi.
• Gigi menjadi lebih sensitif.
• Rasa sakit yang menusuk ketika memakan atau minum sesuatu yang manis, panas, atau
dingin.
• Linu atau ngilu yang tidak hilang meskipun sesudah makan atau minum.
• Adanya lubang yang terlihat di permukaan gigi.
• Linu ketika anda menggigit sesuatu.
• Pus atau cairan asing (nanah) yang muncul di sekitar gusi atau gigi.
Faktor resiko
Gigi berlubang adalah masalah kesehatan gigi yang paling umum dialami oleh penduduk
dunia, dan semua yang memiliki gigi akan memiliki resiko gigi berlubang. Tapi beberapa
faktor berikut juga meningkatkan resiko gigi berlubang, di antaranya :
• Makanan atau minuman manis. Beberapa makanan dan minuman manis
meningkatkan resiko seseorang untuk terkena penyakit gigi berlubang. Misalnya, susu,
gula, soda, kue, permen, buah-buahan, keripik kentang dan roti. Tapi ada juga beberapa
makanan manis yang resikonya tidak besar, bahkan bisa dibilang tidak menyebabkan gigi
berlubang. Misalnya, permen karamel, karena bahannya tidak seperti keripik kentang atau
jenis permen lainnya yang dapat dnegan mudah dibersihkan oleh saliva.
• Frekuensi ngemil. Logikanya, setelah ngemil anda tidak mungkin selalu menggosok gigi
kan? Itulah sebabnya, semakin sering anda ngemil, semakin banyak makanan tersisa,
semakin besar resiko gigi berlubang.
• Kebersihan mulut. Kalau anda tidak menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi
secara rutin sehabis makan dan sebelum tidur, plak akan muncul dengan subur dan
memudahkan karies terbentuk.
• Konsumsi air dalam kemasan. Adanya kandungan fluoride di dalam air minum akan
mengurangi resiko terkena karies pada gigi. Namun, beberapa orang lebih memilih
mengkonsumsi air minum isi ulang yang tidak memiliki kandungan fluoride. Akibatnya
mereka kekurangan asupan fluoride. Beberapa air minum dalam kemasan sudah
diperkaya dengan kandungan fluoride, sehingga baik untuk kesehatan gigi. Akan tetapi,
asupan fluoride, seperti juga segala sesuatu dalam tubuh manusia, tidak boleh berlebihan.
Fakta klinis menunjukkan bahwa jika konsumsi fluoride terlalu tinggi malahan akan
menyebabkan kerusakan gigi.
• Usia. Semakin bertambah usia, semua bagian tubuh akan mengalami penurunan
kemampuan. Begitu juga gigi, semakin tua seseorang, semakin besar pula resikonya
terkena karies.
• Kondisi gusi. Gusi yang turun di bawah batas normalnya akan menyebabkan terbukanya
akar gigi. Akar gigi yang terekspos secara langsung akan menyebabkan lebih mudahnya
tumpukan plak terbentuk. Akibatnya karies menjadi lebih mudah terbentuk.
• Dry mouth. Saliva berfungsi juga sebagai salah satu faktor penting dalam menjaga
kebersihan mulut dari sisa makanan dan menegah terbentuknya plak. Pada kasus dry
mouth, saliva tidak cukup dan bisa ditebak hasilnya, plak mudah terbentuk dan ujungnya
muncul karies.
• Tambalan yang aus atau kasar. Sejalan dengan waktu, tambalan di gigi juga akan
mengalami perubahan. Tambalan yang aus dan kasar akan menyebabkan sisa makanan
bisa tersimpan dan ujungnya timbul karies.
• Gangguan pencernaan. Kasus anoreksia dan bulimia bisa memicu karies. Asam
lambung yang keluar bersama muntahan, bisa tertinggal di gigi yang mengakibatkan
karies. Di samping itu, gangguan pencernaan juga mengakibatkan gangguan pada produksi
saliva, akhirnya karies mudah terbentuk.
• Kontak fisik. Beberapa bakteri yang sangat berpotensi merusak gigi bisa berpindah dari
satu mulut ke mulut yang lain lewat kontak fisik, misalnya ciuman dalam (french kiss) atau
dari orangtua ke anak (pada anak yang masih disuapi).
• Beberapa perawatan kanker. Radiasi di sekitar leher dan kepala juga bisa
meningkatkan potensi terbentuknya karies di gigi. Hal ini disebabkan karena radiasi bisa
mempengaruhi produksi saliva yang tentunya meningkatkan potensi terkena karies.
Perawatan
Perawatan karies bergantung pada tingkat keparahan kerusakan gigi yang terkena karies.
• Perawatan dengan fluoride. Fluoride adalah mineral yang dapat membantu mencegah
karies dan membantu gigi memperbaiki dirinya sendiri. Ketika karies gigi baru terbentuk
dan belum parah, pemberian fluoride bisa menjadi perawatan yang cukup membantu.
Perawatan dengan fluoride ini bisa berbentuk cairan, gel, dan lain-lain.
• Tambalan. Tambalan adalah penggantian atau pengisian jaringan yang sudah hilang
karena karies dengan bahan pengganti yang terbuat dari berbagai macam mineral. Di
antaranya, amalgam (campuran dua jenis logam atau lebih), komposit, dan logam cor.
Dalam proses penambalan yang menggunakan amalgam, dibutuhkan air raksa sebagai
salah satu alat bantu. Dan beberapa orang tidak menginginkan tambalan jenis ini karena
bahaya yang ditimbulkan air raksa.
• Crown. Jika karies sudah meliputi sebagian besar gigi dan tidak bisa ditambal lagi,
kemungkinan besar akan ditawarkan berupa mahkota tiruan yang terbuat dari keramik
atau akrilik yang dibuat oleh dokter gigi.
• Perawatan saluran akar. Jenis perawatan ini dilakukan jika karies sudah mengenai
bagian dalam akar gigi. Pada kasus ini, akar gigi dikosongkan (bagian pulpanya) kemudian
diganti dengan isi berupa bahan-bahan lain.
• Pencabutan gigi. Pada kasus yang sudah terlalu parah, gigi harus dicabut. Pencabutan
ini akan menyebabkan gigi lainnya bergeser, dan mengganggu estetika gigi. Oleh karena
itu, sebaiknya dipertimbangkan juga perawatan setelah pencabutan dengan membuat gigi
tiruan atau bridge.
Seandainya karies menimbulkan rasa sakit dan nyeri, sensitif atau tidak nyaman, hal
pertama yang bisa anda lakukan adalah kunjungi dokter gigi. Beberapa langkah lain yang
bisa dilakukan di rumah adalah :
• Bersihkan semua bagian gigi dan mulut tidak terkecuali bagian yang sakit.
• Gunakan air hangat untuk menyikat gigi.
• Gunakan pasta gigi untuk gigi sensitif.
• Jangan makan atau minum yang terlalu panas, dingin atau terlalu manis.
• Gunakan obat-obatan yang dijual bebas, tetapi pastikan obat tersebut memang aman.
• Untuk mengurangi rasa sakit, gunakan obat penahan rasa sakit yang dijual bebas di
pasaran.
Komplikasi
Mungkin anda berfikir karies adalah masalah biasa, tetapi ada beberapa komplikasi yang
mungkin ditimbulkan oleh kasus ini. Di antaranya :
• Linu
• Abses (nanah)
• Gigi tanggal
• Gigi patah
• Problem pengunyahan
• Infeksi serius (jantung, paru-paru dll)
Ketika karies dan lubang gigi menjadi semakin parah dan menyakitkan, ini akan
mempengaruhi kehidupan sehari-hari anda. Rasa nyeri itu akan mengganggu anda dari
pagi berangkat beraktivitas hingga malam, saat mau istirahat. Jika rasa sakit ini cukup
mengganggu anda untuk makan dan minum, akibatnya berat badan anda berkurang dan
gizi menjadi tidak sempurna. Jika karies ini menyebabkan gigi tanggal, akan mengganggu
kepercayaan diri anda. Pada beberapa kasus yang memang cukup jarang ditemukan, karies
yang sudah menyebabkan abses malah menimbulkan infeksi yang lebih parah dan
membutuhkan perawatan yang lebih lama.
Pencegahan
Beberapa tip di bawah ini dapat membantu mencegah munculnya karies gigi. Di
antaranya :
• Menyikat gigi setelah makan. Sikatlah gigi anda minimal dua kali sehari. Gunakan pasta
gigi yang berfluoride. Untuk membersihkan sela-sela gigi, gunakan dental floss atau sikat
gigi interdental. Kalau anda tidak sempat menyikat gigi setelah makan, setidaknya
berkumurlah.
• Kunjungi dokter gigi. Mengunjungi dokter gigi secara rutin bukanlah untuk keuntungan
dokter gigi tersebut, yang akan merasakan manfaatnya tentu anda sendiri. Dengan
menemui dokter gigi secara rutin, setiap karies yang terbentuk akan terdeteksi dan dokter
gigi dapat menentukan perawatannya dengan segera.
• Pertimbangkan pemasangan fissure sealant. Fissure sealant adalah lapisan yang
dipasangkan untuk menutupi pit dan fissure yang ada di gigi, terutama gigi belakang agar
sisa-sisa makanan tidak tertinggal lagi di situ.
• Minumlah air berfluoride. Saat ini sudah banyak produsen air minum dalam kemasan
yang menambahkan fluoride di dalam produknya.
• Kurangi ngemil. Dengan ngemil sebetulnya menyebabkan semakin sulit untuk
mengontrol kebersihan gigi. Akan sulit untuk membersihkan gigi setiap habis ngemil. Oleh
karena itu, kurangilah ngemil, atau biasakanlah untuk membatasi waktu ngemil di sekitar
waktu sarapan atau waktu istirahat, sehingga bisa dibersihkan segera setelah ngemil.
• Memakan makanan yang baik untuk gigi. Beberapa jenis makanan sangat baik untuk
gigi anda, misalnya sayuran dan buah segar yang mengandung mineral-mineral berharga
bagi tubuh.
Sumber : http://shehae.blogspot.com/2009/02/gigi-berlubang-karies_08.html