15
IMPAKSI GIGI MOLAR (GERAHAM) Impaksi gigi molar (geraham) adalah gigi molar ketiga yang gagal untuk erupsi (tumbuh) secara sempurna pada posisinya. Gigi terhalang oleh gigi depannya (molar dua) atau jaringan tulang/jaringan lunak yang padat di sekitarnya. Kemungkinannya, gigi bisa muncul sebagian atau tidak bisa erupsi sama sekali. Kalaupun muncul, erupsinya salah arah atau posisinya tidak normal. Gigi demikian bisa digolongkan sebagai gigi yang gagal bererupsi pada posisi normal. Posisi impaksi gigi molar bisa macam-macam. Ada yang miring ke depan, vertikal dan muncul sebagian, serta terpendam horisontal atau vertikal. Semua itu tergantung letak dan posisi gigi molar tiga terhadap rahang dan geraham kedua (molar kedua), atau kedalamannya menancap di dalam tulang rahang. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal, proses pertumbuhan terhambat, arah pertumbuhan, arah erupsi, dan pengaruh garis oblik eksternal dan otot buksinator. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang “kesempitan” gara-gara pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna. Ada teori lain. Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan. Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya, karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya. Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar, ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa terjadi kekurangan tempat erupsi gigi molar ketiga, dan terjadilah impaksi. Sempitnya ruang erupsi gigi molar ketiga, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti

Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

IMPAKSI GIGI MOLAR (GERAHAM)

Impaksi gigi molar (geraham) adalah gigi molar ketiga yang gagal untuk erupsi (tumbuh) secara

sempurna pada posisinya. Gigi terhalang oleh gigi depannya (molar dua) atau jaringan tulang/jaringan

lunak yang padat di sekitarnya. Kemungkinannya, gigi bisa muncul sebagian atau tidak bisa erupsi

sama sekali. Kalaupun muncul, erupsinya salah arah atau posisinya tidak normal. Gigi demikian bisa

digolongkan sebagai gigi yang gagal bererupsi pada posisi normal.

Posisi impaksi gigi molar bisa macam-macam. Ada yang miring ke depan, vertikal dan muncul

sebagian, serta terpendam horisontal atau vertikal. Semua itu tergantung letak dan posisi gigi molar

tiga terhadap rahang dan geraham kedua (molar kedua), atau kedalamannya menancap di dalam

tulang rahang.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya

yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal,

proses pertumbuhan terhambat, arah pertumbuhan, arah erupsi, dan pengaruh garis oblik eksternal

dan otot buksinator. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang “kesempitan” gara-

gara pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna.

Ada teori lain. Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan.

Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya,

karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya.

Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor

keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar,

ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa

terjadi kekurangan tempat erupsi gigi molar ketiga, dan terjadilah impaksi.

Sempitnya ruang erupsi gigi molar ketiga, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan

rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang

cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang.

Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan

makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan

lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung

rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang,

sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang

harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi molar ketiga yang selalu

tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Maka, untuk mendukung

perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi

lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan

akan tumbuh normal.

Gigi molar ketiga yang mengalami impaksi sering menimbulkan komplikasi yaitu:

☑Perikoronitis merupakan suatu kondisi yang umum dijumpai pada molar tiga yang

impaksi dan cenderung muncul berulang, bila molar ketiga belum erupsi sempurna.

Akibatnya, dapat terjadi kerusakan tulang di antara gigi molar ketiga dan molar

Page 2: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

depannya (molar kedua).

☑Tekanan mahkota gigi molar ketiga yang erupsi pada permukaan akar molar depannya

dapat menyebabkan resorpsi patologis. Misalnya, hilangnya lapisan semen gigi

bahkan bisa menimbulkan kematian gigi molar kedua.

☑Gigi molar ketiga yang impaksi juga dapat melemahkan bagian belakang rahang bawah.

Bila terjadi trauma pada bagian wajah, maka pada sisi itu sering terjadi fraktur (retak)

tulang rahang.

☑Rasa sakit idiopatik merupakan rasa sakit gigi pada molar ketiga yang tidak jelas atau

rasa sakit yang menyebar ke bagian leher dan kepala. Kadang-kadang pasien mengeluh

sakit meski secara klinis dan rontgen tak ada yang tidak normal kecuali adanya gigi

impaksi tertanam dalam sekali. Impaksi gigi molar ketiga kadang-kadang tampak pada

waktu dilakukan pemeriksaan rontgen rutin seputar daerah tidak bergigi pada rahang

bawah. Penekanan selaput lendir antara mahkota molar ketiga dan protesa

menyebabkan rasa sakit. Tekanan pada gusi yang menutupi menyebabkan kematian sel

dan dapat menimbulkan penyebaran infeksi.

☑Gigi molar tiga yang impaksi adakalanya tidak menimbulkan keluhan maupun gejala klinis.

Meskipun demikian, kalau molar tiga dibiarkan bertancap di tempatnya, ada

kemungkinan dapat memperburuk keadaan, misalnya pada penderita kelainan

jantung akut, kelainan pembekuan darah, dan menjadikan tidak tahan terhadap obat

anestesi. Apalagi bila gigi impaksi terbenam dalam tulang rahang secara keseluruhan,

justru memungkinkan terbentuknya kista.

☑Gigi molar tiga yang impaksi juga bertendensi menimbulkan infeksi atau karies (gigi

berlubang) pada bagian geraham depannya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar

dua gara-gara gigi molar ketiga mengalami impaksi. Hal ini terbukti dari hasil

pengamatan Akbar Rahayu (1981) pada penderita yang berobat di Bagian Bedah Mulut

dan Maksilo Fasial Ladokgi TNI AL M.E. Martadinata. Menurut Akbar, terbentuknya karies

dipermudah, terutama kalau erupsinya sebagian sehingga sisa-sisa makanan sukar

dibersihkan.

☑Keadaan lain yang dapat disebabkan oleh gigi impaksi adalah periodontitis

(peradangan jaringan pendukung gigi), kelainan neurologis dan gigi

berdesakan karena ditekan gigi molar ketiga ke arah depan.

Nah, untuk mencegah timbulnya komplikasi macam-macam, maka tindakan pencabutan atau bedah

sangat dianjurkan. Dalam hal ini ada tiga alternatif. Mencabut semua gigi molar ketiga, terutama yang

akarnya sudah terbentuk sempurna. Pencabutan hanya pada molar ketiga yang akan impaksi. Atau

pencabutan gigi molar ketiga impaksi yang menimbulkan kondisi patologis.

Di kalangan dokter tindakan demikian disebut odontectomie atau mengeluarkan gigi yang tidak

erupsi atau erupsi sebagian karena akarnya tertanam dalam tulang rahang dan sulit dicabut dengan

cara biasa, maka harus dengan tindakan bedah.

Waktu pencabutan gigi molar impaksi tidak dapat ditentukan dengan jelas. Bila telah ada indikasi

pencabutan gigi tersebut, maka tindakan pencabutan gigi molar tiga impaksi sebaiknya pada usia

Page 3: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

relatif muda pada waktu pertumbuhan tulang telah berhenti (16-18 tahun), karena akan mengurangi

komplikasi karena akar belum terbentuk sempurna (sebaiknya bila akar telah terbentuk sepertiga

atau duapertiga)dan tulang sekitar gigi belum padat.

Beberapa komplikasi pencabutan gigi impaksi yang sering dijumpai:

1.Nyeri dan Bengkak. Ketidak nyamanan, bengkak dan rasa nyeri merupakan suatu

konsekuensi tindakan pencabutan gigi impaksi, yang harus diminimalkan. Umumnya tindakan

yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan kompres es dan pemberian

preparat steroid yang mempunyai efek anti inflamasi kuat seperti betametason dan

eksametason pra bedah. Tindakan lain adalah dengan melakukan irigasi cairan fisiologis yang

adekuat selama operasi dan menggunakan anestesi lokal long acting seperti bupivacain.

2.Kerusakan saraf. Kerusakan saraf sangat mungkin terjadi pada tindakan operasi gigi molar

tiga impaksi dengan frekuensi berkisar 0,5-5%. Pada umumnya kerusakan saraf akan

mengalami perbaikan secara spontan terutama saraf alveolaris inferior karena terletak dalam

kanalis mandibula sehingga ujung-ujung saraf yang rusak dapat dengan lebih baik mendekat

secara spontan.

3.Infeksi. Infeksi dapat terjadi baik sebelum maupun setelah tindakan pencabutan gigi molar

tiga. Infeksi akibat gigi molar tiga perlu mendapat perhatian serius karena dapat menyebar ke

spatium kepala dan leher yang berakibat fatal.

4.Komplikasi sinus maksilaris. Secara anatomis terdapat hubungan yang erat antara gigi

premolar (geraham kecil) dan molar atas dengan sinus maksilaris, sehingga tidak menutup

kemungkinan terjadinya resiko perforasi sinus maksilaris pada waktu pencabutan gigi-gigi

tersebut.

5.Fraktur tulang mandibula (retak tulang rahang bawah). Fraktur mandibula merupakan

komplikasi pencabutan gigi molar tiga bawah yang dapat terjadi pada penderita dengan atropi

mandibula, osteoporosis atau adanya kista atau tumor yang besar. Dapat pula terjadi bila

menggunakan terlalu besar tenaga. Bila terjadi fraktur mandibula maka segera hentikan

tindakan, lakukan imobilisasi dan lakukan foto Panoramik.

6.Terdorongnya gigi ke spatium sekitarnya. Gigi molar tiga atas dapat terdorong kearah

posterosuperior kedalam spatium infratemporalis bila menggunakan tenaga yang berlebihan

pada waktu elevasi kearah distal tanpa retraktor dibelakang tuberositas.

7.Perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat dibagi menjadi perdarahan primer, intermediat

atau sekunder atau perdarahan arteri, vena dan kapiler. Pada tindakan pencabutan gigi molar

tiga pada pasien tanpa kelainan darah, umumnya disebabkan oleh perdarahan kapiler.

Page 4: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

Perdarahan sekunder disebabkan oleh oral fibrinolisis akibat terlalu banyak kumur, infeksi

lokal atau trauma pencabutan yang terlalu besar. Terapinya adalah aplikasi tampon adrenalin,

pemberian anti perdarahan kapiler seperti asam trasexamik, hemostatik lokal seperti

spongostan, surgicel dan penjahitan.

8.Komplikasi pada sendi temporomandibula (sendi yang menggerakkan rahang).

Pencabutan gigi molar kadang akan mengakibatkan disfungsi sendi temporomandibula

terutama pada penderita yang sebelumnya telah mengalami gangguan sendi, tindakan yang

lama dan tenaga yang berlebihan. Komplikasi dapat diminimalkan dengan pasien menggigit

pada bite block pada sisi kontralateral dan istirahat sebentar durante operasi. Bila terjadi,

maka kelainan sendi tersebut diterapi dengan cara konvensional seperti istirahat, terapi

hangat, muscle relaxant dan bila mungkin dengan terapi splint oklusal.

Beberapa petunjuk perawatan pada pasien setelah pencabutan gigi impaksi adalah:

Dilarang menghisap atau meniup

Dilarang merokok

Minum menggunakan sedotan selama 24 jam

Dilarang berkumur keras walaupun menggunakan obat kumur

Dilarang membersihkan gigi dekat tempat pencabutan

Dilarang olah raga berat selama 24 jam

Dilarang minum panas atau alkohol.

Sumber : http://nindy-cantiek.blog.friendster.com/2008/10/

Gigi Berlubang (Karies)

Definisi

Karies adalah daerah pada jaringan keras gigi yang rusak dan membentuk lubang. Karies

bisa disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, di antaranya tidak membersihkan gigi

dengan baik, kebiasaan ngemil dan mengkonsumsi karbohidrat.

Page 5: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

Karies pada gigi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh

manusia. Biasanya kasus ini akan mencapai puncak di usia anak-anak hingga dewasa

muda. Tapi, siapa pun yang memiliki gigi tetap berpotensi terkena karies, termasuk bayi

dan manula.

Jika karies tidak dirawat, dapat membesar dan menjadi lebih parah, mengakibatkan

infeksi, gigi copot, dan komplikasi lainnya. Tapi, kunjungan rutin ke dokter gigi dan

kebiasaan menyikat gigi serta penggunaan dental floss yang baik dapat mencegah

timbulnya karies. Fakta lain yang perlu anda ketahui adalah bahwa keju dapat mencegah

karies dan ternyata kerupuk (dengan bahan utama karbohidrat seperti keripik kentang,

keripik singkong dll) bisa lebih berbahaya daripada permen.

Penyebab

Mulut anda, sama dengan beberapa bagian tubuh lainnya, memiliki bakteri yang tumbuh

normal di dalamnya. Beberapa jenis bakteri ini hidup dengan mengandalkan makanan

yang mengandung zat gula dan zat tepung, atau golongan karbohidrat. Ketika sisa-sisa

karbohidrat ini tidak dibersihkan dari gigi, bakteri tersebut akan mengubahnya menjadi

asam dalam waktu hanya + 20 menit. Bakteri, partikel makanan dan saliva akan bersama-

sama membentuk plak. Jika anda memainkan lidah anda di sekitar gigi, plak ini bisa terasa

beberapa jam setelah menyikat gigi. Plak ini rasanya agak kasar dan banyak ditemukan di

daerah belakang gigi, terutama sepanjang batas gusi.

Asam yang dihasilkan oleh metabolisme bakteri di dalam plak akan mengganggu mineral

yang ada di dalam gigi, terutama yang terkandung di permukaan terluar, yang disebut

email. Erosi yang disebabkan oleh asam ini akan menyebabkan lubang kecil yang

terbentuk di email yang kemudian disebut sebagai kavitas. Ketika satu bagian dari email

sudah hancur, bakteri bisa menyerang lapisan gigi selanjutnya, yaitu dentis. Lapisan ini

lebih lunak dan kurang tahan terhadap asam dibandingkan email. Jadi ketika karies

mencapai lapisan ini, karies akan segera menyebar dengan lebih cepat lagi.

Ketika karies berlanjut, bakteri akan menyerang lapisan gigi selanjutnya hingga ke pulpa,

yaitu bagian terdalam gigi. Pulpa berisi saraf dan pembuluh darah. Pulpa akan teriritasi

Page 6: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

oleh bakteri. Akhirnya tulang pendukung gigi ikut terganggu. Ketika karies sudah

mencapai tahap ini, anda akan merasakan sakit yang cukup hebat, sensitivitas gigi

meningkat, rasa ngilu atau linu ketika menggigit dan gejala lainnya. Tubuh anda juga akan

bereaksi dengan mengirimkan sel darah putih untuk melawan infeksi. Oleh sebab itulah

kadang abses (bernanah).

Proses karies ini makan waktu. Gigi tetap lebih kuat dibandingkan gigi susu dan mungkin

bisa bertahan terhadap karies satu sampai dua tahun. Saliva juga membantu membuang

bakteri dan menetralisir asam. Tapi, ketika kerusakan sudah mencapai lapisan dalam gigi,

prosesnya akan terus berlanjut dengan lebih cepat lagi.

Kasus gigi berlubang paling banyak terjadi pada gigi belakang, yaitu geraham dan geraham

kecil (molar dan premolar). Gigi belakang ini memiliki lekukan-lekukan sempit yang

disebut sebagai pit dan fissure. Meskipun pit dan fissure ini bermanfaat besar dalam

pengunyahan, tetapi bisa menyebabkan tertinggalnya sisa-sisa makanan di dalamnya. Di

samping itu, gigi belakang juga lebih sulit untuk dibersihkan dibanding gigi depan. Hal ini

disebabkan posisinya yang di belakang dan agak sulit dijangkau atau diawasi

kebersihannya dengan sempurna. Hasilnya, terbentuklah plak yang menjadi tempat yang

nyaman bagi perkembangbiakan bakteri yang selanjutnya menghasilkan asam yang

menghancurkan email gigi.

Gejala dan tanda-tanda

Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh karies amat bervariasi, bergantung kepada

keparahan dan lokasi karies. Ketika karies mulai muncul, anda mungkin tidak

menyadarinya sama sekali. Tapi, ketika karies berlanjut, akan muncul beberapa gejala, di

antaranya :

• Linu atau ngilu di gigi.

• Gigi menjadi lebih sensitif.

• Rasa sakit yang menusuk ketika memakan atau minum sesuatu yang manis, panas, atau

dingin.

Page 7: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

• Linu atau ngilu yang tidak hilang meskipun sesudah makan atau minum.

• Adanya lubang yang terlihat di permukaan gigi.

• Linu ketika anda menggigit sesuatu.

• Pus atau cairan asing (nanah) yang muncul di sekitar gusi atau gigi.

Faktor resiko

Gigi berlubang adalah masalah kesehatan gigi yang paling umum dialami oleh penduduk

dunia, dan semua yang memiliki gigi akan memiliki resiko gigi berlubang. Tapi beberapa

faktor berikut juga meningkatkan resiko gigi berlubang, di antaranya :

• Makanan atau minuman manis. Beberapa makanan dan minuman manis

meningkatkan resiko seseorang untuk terkena penyakit gigi berlubang. Misalnya, susu,

gula, soda, kue, permen, buah-buahan, keripik kentang dan roti. Tapi ada juga beberapa

makanan manis yang resikonya tidak besar, bahkan bisa dibilang tidak menyebabkan gigi

berlubang. Misalnya, permen karamel, karena bahannya tidak seperti keripik kentang atau

jenis permen lainnya yang dapat dnegan mudah dibersihkan oleh saliva.

• Frekuensi ngemil. Logikanya, setelah ngemil anda tidak mungkin selalu menggosok gigi

kan? Itulah sebabnya, semakin sering anda ngemil, semakin banyak makanan tersisa,

semakin besar resiko gigi berlubang.

• Kebersihan mulut. Kalau anda tidak menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi

secara rutin sehabis makan dan sebelum tidur, plak akan muncul dengan subur dan

memudahkan karies terbentuk.

• Konsumsi air dalam kemasan. Adanya kandungan fluoride di dalam air minum akan

mengurangi resiko terkena karies pada gigi. Namun, beberapa orang lebih memilih

mengkonsumsi air minum isi ulang yang tidak memiliki kandungan fluoride. Akibatnya

mereka kekurangan asupan fluoride. Beberapa air minum dalam kemasan sudah

diperkaya dengan kandungan fluoride, sehingga baik untuk kesehatan gigi. Akan tetapi,

asupan fluoride, seperti juga segala sesuatu dalam tubuh manusia, tidak boleh berlebihan.

Fakta klinis menunjukkan bahwa jika konsumsi fluoride terlalu tinggi malahan akan

menyebabkan kerusakan gigi.

Page 8: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

• Usia. Semakin bertambah usia, semua bagian tubuh akan mengalami penurunan

kemampuan. Begitu juga gigi, semakin tua seseorang, semakin besar pula resikonya

terkena karies.

• Kondisi gusi. Gusi yang turun di bawah batas normalnya akan menyebabkan terbukanya

akar gigi. Akar gigi yang terekspos secara langsung akan menyebabkan lebih mudahnya

tumpukan plak terbentuk. Akibatnya karies menjadi lebih mudah terbentuk.

• Dry mouth. Saliva berfungsi juga sebagai salah satu faktor penting dalam menjaga

kebersihan mulut dari sisa makanan dan menegah terbentuknya plak. Pada kasus dry

mouth, saliva tidak cukup dan bisa ditebak hasilnya, plak mudah terbentuk dan ujungnya

muncul karies.

• Tambalan yang aus atau kasar. Sejalan dengan waktu, tambalan di gigi juga akan

mengalami perubahan. Tambalan yang aus dan kasar akan menyebabkan sisa makanan

bisa tersimpan dan ujungnya timbul karies.

• Gangguan pencernaan. Kasus anoreksia dan bulimia bisa memicu karies. Asam

lambung yang keluar bersama muntahan, bisa tertinggal di gigi yang mengakibatkan

karies. Di samping itu, gangguan pencernaan juga mengakibatkan gangguan pada produksi

saliva, akhirnya karies mudah terbentuk.

• Kontak fisik. Beberapa bakteri yang sangat berpotensi merusak gigi bisa berpindah dari

satu mulut ke mulut yang lain lewat kontak fisik, misalnya ciuman dalam (french kiss) atau

dari orangtua ke anak (pada anak yang masih disuapi).

• Beberapa perawatan kanker. Radiasi di sekitar leher dan kepala juga bisa

meningkatkan potensi terbentuknya karies di gigi. Hal ini disebabkan karena radiasi bisa

mempengaruhi produksi saliva yang tentunya meningkatkan potensi terkena karies.

Perawatan

Perawatan karies bergantung pada tingkat keparahan kerusakan gigi yang terkena karies.

• Perawatan dengan fluoride. Fluoride adalah mineral yang dapat membantu mencegah

karies dan membantu gigi memperbaiki dirinya sendiri. Ketika karies gigi baru terbentuk

dan belum parah, pemberian fluoride bisa menjadi perawatan yang cukup membantu.

Page 9: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

Perawatan dengan fluoride ini bisa berbentuk cairan, gel, dan lain-lain.

• Tambalan. Tambalan adalah penggantian atau pengisian jaringan yang sudah hilang

karena karies dengan bahan pengganti yang terbuat dari berbagai macam mineral. Di

antaranya, amalgam (campuran dua jenis logam atau lebih), komposit, dan logam cor.

Dalam proses penambalan yang menggunakan amalgam, dibutuhkan air raksa sebagai

salah satu alat bantu. Dan beberapa orang tidak menginginkan tambalan jenis ini karena

bahaya yang ditimbulkan air raksa.

• Crown. Jika karies sudah meliputi sebagian besar gigi dan tidak bisa ditambal lagi,

kemungkinan besar akan ditawarkan berupa mahkota tiruan yang terbuat dari keramik

atau akrilik yang dibuat oleh dokter gigi.

• Perawatan saluran akar. Jenis perawatan ini dilakukan jika karies sudah mengenai

bagian dalam akar gigi. Pada kasus ini, akar gigi dikosongkan (bagian pulpanya) kemudian

diganti dengan isi berupa bahan-bahan lain.

• Pencabutan gigi. Pada kasus yang sudah terlalu parah, gigi harus dicabut. Pencabutan

ini akan menyebabkan gigi lainnya bergeser, dan mengganggu estetika gigi. Oleh karena

itu, sebaiknya dipertimbangkan juga perawatan setelah pencabutan dengan membuat gigi

tiruan atau bridge.

Seandainya karies menimbulkan rasa sakit dan nyeri, sensitif atau tidak nyaman, hal

pertama yang bisa anda lakukan adalah kunjungi dokter gigi. Beberapa langkah lain yang

bisa dilakukan di rumah adalah :

• Bersihkan semua bagian gigi dan mulut tidak terkecuali bagian yang sakit.

• Gunakan air hangat untuk menyikat gigi.

• Gunakan pasta gigi untuk gigi sensitif.

• Jangan makan atau minum yang terlalu panas, dingin atau terlalu manis.

• Gunakan obat-obatan yang dijual bebas, tetapi pastikan obat tersebut memang aman.

• Untuk mengurangi rasa sakit, gunakan obat penahan rasa sakit yang dijual bebas di

pasaran.

Komplikasi

Mungkin anda berfikir karies adalah masalah biasa, tetapi ada beberapa komplikasi yang

Page 10: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

mungkin ditimbulkan oleh kasus ini. Di antaranya :

• Linu

• Abses (nanah)

• Gigi tanggal

• Gigi patah

• Problem pengunyahan

• Infeksi serius (jantung, paru-paru dll)

Ketika karies dan lubang gigi menjadi semakin parah dan menyakitkan, ini akan

mempengaruhi kehidupan sehari-hari anda. Rasa nyeri itu akan mengganggu anda dari

pagi berangkat beraktivitas hingga malam, saat mau istirahat. Jika rasa sakit ini cukup

mengganggu anda untuk makan dan minum, akibatnya berat badan anda berkurang dan

gizi menjadi tidak sempurna. Jika karies ini menyebabkan gigi tanggal, akan mengganggu

kepercayaan diri anda. Pada beberapa kasus yang memang cukup jarang ditemukan, karies

yang sudah menyebabkan abses malah menimbulkan infeksi yang lebih parah dan

membutuhkan perawatan yang lebih lama.

Pencegahan

Beberapa tip di bawah ini dapat membantu mencegah munculnya karies gigi. Di

antaranya :

• Menyikat gigi setelah makan. Sikatlah gigi anda minimal dua kali sehari. Gunakan pasta

gigi yang berfluoride. Untuk membersihkan sela-sela gigi, gunakan dental floss atau sikat

gigi interdental. Kalau anda tidak sempat menyikat gigi setelah makan, setidaknya

berkumurlah.

• Kunjungi dokter gigi. Mengunjungi dokter gigi secara rutin bukanlah untuk keuntungan

dokter gigi tersebut, yang akan merasakan manfaatnya tentu anda sendiri. Dengan

menemui dokter gigi secara rutin, setiap karies yang terbentuk akan terdeteksi dan dokter

gigi dapat menentukan perawatannya dengan segera.

• Pertimbangkan pemasangan fissure sealant. Fissure sealant adalah lapisan yang

Page 11: Impaksi Gigi Molar & Karies Gigi

dipasangkan untuk menutupi pit dan fissure yang ada di gigi, terutama gigi belakang agar

sisa-sisa makanan tidak tertinggal lagi di situ.

• Minumlah air berfluoride. Saat ini sudah banyak produsen air minum dalam kemasan

yang menambahkan fluoride di dalam produknya.

• Kurangi ngemil. Dengan ngemil sebetulnya menyebabkan semakin sulit untuk

mengontrol kebersihan gigi. Akan sulit untuk membersihkan gigi setiap habis ngemil. Oleh

karena itu, kurangilah ngemil, atau biasakanlah untuk membatasi waktu ngemil di sekitar

waktu sarapan atau waktu istirahat, sehingga bisa dibersihkan segera setelah ngemil.

• Memakan makanan yang baik untuk gigi. Beberapa jenis makanan sangat baik untuk

gigi anda, misalnya sayuran dan buah segar yang mengandung mineral-mineral berharga

bagi tubuh.

Sumber : http://shehae.blogspot.com/2009/02/gigi-berlubang-karies_08.html