60
ILMU KESEHATAN ANAK dr.Yanuar Rifki Amrulloh

Ilmu Kesehatan Anak Materi (1)

Embed Size (px)

Citation preview

ILMU KESEHATAN ANAK

dr.Yanuar Rifki Amrulloh

1. Resusitrasi Bayi baru lahir

2. Respiratory distress syndrom

3. Sepsis Neonatorum

4. Ikterik Neonatorum

5. Trauma Pasca persalinan • Trauma Capitis• Trauma Plexus brachial

Perinatologi

1. Resusitasi Neonatus

2. Respiratori Distres Syndrom

RDS

Premature HMD

MatureTransient

takipnoe of new Born

Post matureAspirasi

meconium Syndrom

A. Hyalin Membran Disease

Sering terjadi pada bayi premature

Etiologi Deficiensi surfactan

Kolaps alveoli saat akhir ekspirasi

Surfactan di bentuk oleh sel Pneumonosit tipe II

Gejala Klinis Sesak nafas & retraksi

dinding dada Sianosis,gruting

PX Radiologi ground-glass or retikulo

granular appearance

Tatalaksana Endotrachealtube(ETT) Continuous positive

airway pressure (CPAP) Surfactant replacement

Pemberian Cortocosteroid pada ibu hamil (<34 minggu)

Clinical key BBL (1800 g),

Premature, RO : Reticulo granuler

B. Transien Tachipnoe of new born

Sering terjadi pada bayi Mature

Gejala klinis Sesak nafas saat lahir

membaik dalam 24 jam,dan menghilang setelah 72 jam.

Gambaran RO Gambaran perihiler

meningkat Hiperinflasi

Penatalaksanan Cukup dengan oksigenasi

adekuat.

Chinical Key :Mature , gejala membaik dlm 24 jam dan menghilang setelah 72 jam

C. Aspirasi meconium syndrom

Terjadi pada bayi post mature/mature

Gejala klinis sesak nafas saat lahir terjadi karena cairan amnion

terkontaminasi meconium selama proses kehamilan postdate / selama proses persalinan.

Kulit, kuku, talipusat diwarnai meconium.

Gambaran RO air trapping dan hiperinflasi paru,

patchy opacity, terkadang atelektasis.

2. Sepsis Neonatorum

Sepsis neonatal dibagi menjadi Awitan dini: ditemukan pada

umur < tiga hari Awitan lambat: terjadi setelah

hari ke 3 Faktor risiko pada awitan dini

Faktor ibu: kurang bulan, ketuban pecah >18-24 jam, chorioamnionitis, persalinan dengan tindakan, demam pada ibu, ISK, faktor sosial ekonomi.

Faktor bayi terdiri dari: asfiksia perinatal, BBLR, bayi kurang bulan, prosedur invasif, kelainan bawaan.

Gambaran klinis : Tidak spesifik Dapat muncul: takikardi,

asfiksia, nilai APGAR rendah, hipo/hipertermia, hipoglikemia, kadang hiperglikemia, ikterik.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan: kultur, CRP, rasio I/T.

Chinical key S: malas minum, KPD 19

jam sebelum lahir O: merintih, letargi,

hipotermi, leukosit 2500

3. Ikterik Neonatorum

Ikterus Fisiologi Ikterus Patologi

- Dalam 24 jam pertama- Memuncak padahari 3 – 5- Membaik dalam 1 mgg

(aterm ), 2 mgg ( preterm )

- Puncak kadar bilirubin total < 13 mg/dl , < 10 mg/dl ( preterm )

- Kecepatan ↑ bilirubin serum > 5mg/dl/hari

- Ikterik yang terjadi dalam 24 jam kehidupan

- ↑ bilirubun > 5mg/dl/24 jam

- Konsentrasi bilirubun serum -> > 15mg/dl (pada NCB)

- Ikterus yg menetap : > 8 hr (NCB) , > 14 hr (NKB)

Definisi

Akumulasi / Diskolorasi kulit membentuk mukosa da sclera oleh karena bilirubin meningkat.

Secara Klinis akan tampak ikterik jika Dewasa ( Bilirubin serum > 2 mg/dl ) Neonatus ( Bilirubin serum > 5 mg/dl )

Secara Klinis diklasifikasikan

Etiologi berdasarkan waktu

1. Ikterik yang timbul pada 24 jam pertama– erythroblastosis fetalis ( Inkompabilitas RH &

ABO)– G6PD– Sepsis neonatorum atau infeksi intrauterin

(sifilis, penyakit inklusi sitomegalik, rubella, dan toxoplasmosis kongenital)

2. Ikterik yg timbul hari ke hari ke-2 atau ke-3

– Umumnya fisiologis– Crigler-Najjar syndrome – breast feeding jaundice

3. Ikterik yang muncul sesudah satu minggu / lebih

– breast milk jaundice– Septicemia – atresia Billier– Hepatitis– hipotiroidisme, anemia hemolitik kongenital

(spherocytosis), anemia

Pemeriksaan fisiko Nilai derajat Ikterik ( Kramer kriteria)

Kramer Ikterik Bilirubin

total

Kramer I Kepala - Leher 5-7 mg/dl

Kramer II Dada& punggung 7-10 mg/dl

Kramer III Perut (bawah umbilicus) - Lutut

10-13 mg/dl

Kramer IV Lengan & ekstremitas bawah (di bawah lutut

13-17 mg/dl

Kramer V Tangan(telapak tangan),kaki,hingga ujung jari

> 17 mg/dl

Penatalaksanan Fototerapi dan Transfusi tukar.Kapan di lakukan?

Note

1. Inkompabilitas Rh Ibu Rh (-) , anak (+)

2. Inkompabilitas ABO Ibu O, anak A /B Ibu A, anak B Ibu B, anak A

Inkompabilitas RH & ABO Bresast feding & breast Milk

Trauma Pasca Persalinan

1. Trauma kapitis

Pembengkakan ektrakranial

↑ setelah lahir

Melintasi garis

sutura

Meningkatkan kehilangan darah akut

Kaput Suksadeum

Lunak, lekukan

Tidak Ya Tidak

Sefal hematom

Padat,tegang

Ya Tidak Tidak

Hematoma subgaleal

Padat,berair Ya Ya Ya

2. Trauma Plexus Brachialis

1. Paralise Klumple Paralise parsial distal C8-T1 Kelemahan otot dan atrofi dari

tangan dan jari. Kehilangan sensibilitas di

bagian medial atas lengan,bawah lengan,dan bagian ulnar tangan

2. Paralise Erb-Duchene Paralise C5-C6 (plexus brachial

bagian atas /brachial monoparesis

Manifestasi Bahu (Aduksi ,Rotasi

interna) Bawah lengan di ekstensi

dan pronasi Flexi jari & pergelangan

tangan Refleks Bicep & morrow (-)

1. Kelainan Jantung bawaan

2. Penyakit jantung di dapat

Kardiologi

1. Congeniytal Heart Disease (CHD)

CHD

Asianotik

ASD

PDA

VSD

Sianotik

TOF

Transformasi of great

arteri

Ventrikel septal defect (VSD) defek antara Ventrikel Ka – Ki Shunt L – R Asianotik Jika Shunt R – L sindrom

eismengerSianotik Clinical Key : Bising

pansiltolik kasar garis sternal bawah

Atrial Septal defect (ASD)• defect antara Atrium ka –ki

fossa ovale gagal menutup• Shunt L-R • Chinical Key : Fixed

Spliting S2

Paten Ductus Arteriosus (PDA)

• Clinical Key : Continous Machin murmur

Asianotik ( Shunt L – R)

Sianotik ( Shunt R – L )

Tetralogi of Fallot (TOF) 4 Kelaian

1. VSD

2. Overiding aorta

3. Stenosis Pulmonal

4. RVH Gejala Klinis

o Cyanotik Spell Nangis ,menyusu terputus” biru

o Squating (Jongkok) ↑ Venous Return Chinical Key : Sistolic murmur di garins sternal kiri tengah RO : Boot Shape Apperance / Coeur en sabot ( Jantung

bentuk sepatu)

2. Penyakit Jantung di dapat

1. Penyakit Jantung Rematik (PJR)

Komplikasi nonsupuratif dari Stertococus B heolitic group A. Kriteria DX Kriteria Jhones

Kriteria Mayor Kriteria Minor

Poliartitis Demam

Erytema marginatum Poliatralgia

Chorea EKG : Interval P-R memanjang

Nodul Subcutan Lab : CRP ↑,LED ↑,Leukositosis

Karditis

Banyak artis ,pakai baju merah,pergi ke korea ,buat makan mie,bayarnya make karu kredit,disana malah

kepanasan.

Diagnosa • 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor di tambah• Bukti adanya Infeksi Stretococus Biakan

(+),ASTO ↑

Penatalaksanaan Tatalaksana Eradikasi Kuman

Anak: Penicilline Benzathin 600.000 – 900000 U

Dewasa : Peniciline Benzathin 1,2 jt U Im Atau Oral : Peniciline 2 x250 mg/hr selama

10 hari Jika Alergi Erotromicine (40

mg/kgbb/hr/selama 10 hr Anti Inflamasi

2. Valvular Heart Disease

Jangan Di buat Pusing

STEP I

Tentuka Jenis Murmurnya Sitol atau Diastol

STEP 2

Tentukan Lokasi asal bisingnya

INGAT

MISAS

MSAID

Mitral InsufisiensiStenosis Aorta Bising Sistol

Mitral StenosisAorta InsufisiensiBising Daistol

1. TB pada anak

2. Asma

3. Bronkiolitis

4. Pneumonia

5. Difteri

6. Pertusis

7. Syndroma Croup

PULMONOLOGI

1. TB pada anak

Kriteria Diagnosa

Catatan Diagnosa TB jika score ≥ 6 (score max 13 Jika ada gambaran milier & scofuloderma,langsung positif TB Foto RO sugestif TB adalah:

Pembesaran kel hilus/parahilus dgn atau tanpa infiltrat Konsolidasi segmental atau lobar Ateletaksis / tuberculoma

Pada anak yang mendapat imunisasi BCG,bila ada reaksi cepat (BCG <7hr),evaluasi sistem scoring

Score < 5 Profilaksis Score 5 Rujuk.

UJI TUBERKULIN Cara Suntukan 0,1 ml PPD RT-23 atau PPD S %TU IC di bagian volar bawah Interprestasi : Dibaca stlh 48-72 jam (Prinsip Hypersensitivitas tipe IV) Ukur Indurasi yg timbul

1. ≥ 10 mm Positif2. 5 – 9 mm Meragukan Ulangi3. 0 – 4 mm Negatif

Pada Imunokompromised ≥ 5 mm Positif Uji tuberkulin Positif pada :

1. Infeksi Tb Alamiah(infeksi tb tanpa sakit tb,Infeksi&sakit TB,TB yg telah sembuh

2. Imunisasi BCG3. Infeksi Mycrobacterium Atipical

Uji Tuberkulin negatif pada1. Tdk Infeksi TB 2. Dlm masa inkubasi infeksi (Anergi)

Penatalaksanaan

A. Profilaksis ( untuk Score Profilaksis Primer

o Riwat Kontak (+)o Tes Tuberculin (-) ,Klinis (-)o Obat : INH 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6

bulan Profilaksis Sekunder

o Riwayat Kontak (+)o Mantoux (+),Klinis (-)o Tujuanmencegah sakit TBo INH : 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6 – 9

bulan

B. Pengobatan sakit TB o Regimen Obat : 2 RHZ/4 RHo Dosis

Rifampicin 10 – 15 mg/kgBB/h INH 5 - 10 mg /kgBB/hr Pyrazinamid 25 -35 mg/kgBB/hr

2. Asma

Gejala Klinis o Sesako Wheezingo batuk intermitteno Ada PEMICU. Riwayat atopik/alergi lain

Pemeriksaan fisiko Wheezing, ekspirasi memanjang.

Pemeriksaan penunjang o Spirometri (bukan dalam keadaan akut) o Lab : o Skin Prik test

Diagnosa : o Tentukan Derajat serangan asma derajat

berdasarkan g.Kinis

Derajat

AsmaGejala

Gejala

malamFaal paru

I. Intermiten  

 Bulanan

 * 2 kali sebulan

 APE 80%* Gejala < 1x/minggu* Tanpa gejala di luar serangan* Serangan singkat

* VEP1 80% nilai prediksi APE 80% nilai terbaik* Variabiliti APE < 20%

II. Persisten Ringan

 

 Mingguan

* > 2 kali sebulan

 APE > 80%* Gejala > 1x/minggu, < 1x/ hari* Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

* VEP1 80% nilai prediksi APE 80% nilai terbaik* Variabiliti APE 20-30% 

III. Persisten Sedang

 

 Harian

 * > 1x / seminggu

 APE 60 – 80%* Gejala setiap hari* Serangan mengganggu aktiviti dan tidur*Bronkodilator setiap hari

* VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%  

IV. Persisten Berat

 

 Kontinyu

 * Sering

 APE 60%* Gejala terus menerus * Sering kambuh* Aktiviti fisik terbatas

* VEP1 60% nilai prediksi APE 60% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30% 

a. Derajat Asma berdasarkan gejala klinis

b. Derajat Serangan AsmaGejala dan

TandaRingan Sedang Berat Mengancam

jiwa

Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat 

 

Posisi Dapat tidur terlentang

Duduk Duduk membungkuk

 

Cara berbicara

Satu kalimat Beberapa kata

Kata demi kata

 

Kesadaran Mungkin gelisah

Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah, kesadaran menurun

Frekuensi napas

<20/ menit 20-30/ menit > 30/menit  

Nadi < 100 100 –120 > 120 BradikardiaPulsus paradoksus

-10 mmHg

+ / - 10 – 20 mmHg

+> 25 mmHg

-Kelelahan otot

Otot Bantu Napas dan retraksi suprasternal

- + + Torakoabdominal paradoksal

Mengi Akhir ekspirasi paksa

Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi

Silent Chest 

APE > 80% 60 – 80% < 60%  

PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg  

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg  

SaO2 > 95% 91 – 95% < 90%  

Tatalaksana Serangan Asma Inhalasi β2 agonis rapid

acting ; 2-4 puff setiap 20 menit utk 1 jam pertamaKemudian 2-4 puff setiap 3-4 jam(untuk mild exsaserbasi),6-10 puff setiap 1-2 jam (untuk moderat exsaserbasi).

Oral Glococorticoid : 0,5-1mg/kgbb(prednisolone dalam 24 jam.(pada serangan moderat&serve)

02

• Tatalaksana rawat jalan• Sterp 1 β2 agonis rapid

acting(tanpa controler)• Step 2 (β2 agonis rapid

acting & low dose inhalasi corticosteroid)

• Step 3 (β2 agonis rapid-acting+low dose ICS + LABA)

3. Bronkiolitis

Definisio Inflamasi bronkiolus akut

(penyebab tersering RSV)o Umumnya pada anak

usia <2 tahun, paling sering anak usia 6 bulan

Gejala Kliniso Diawali dengan demam

subfebris dan AURIo Kemudian terjadi batuk,

sesak, dan mengi o Jarang menjadi berat

Diagnosis PF: demam, dyspnea

(expiratory effort), ekspirasi memanjang, mengi, hipersonor (air trapping)

PX penunjang: foto dada AP-lateral (air

trapping,Steaky Infiltrat), AGD: hiperkarbia, asidosis

metabolik/respiratorik Tata laksana

Oksigen Bronkodilator (hanya kalau

menghasilkan perbaikan) Antibiotik (hanya kalau ada

bukti infeksi bakterial)

4. Pneumonia

Gejala Klinis Demam,menggigil,suhu >

39® Batuk dengan sputum

mukopurulen kadang disertai darah

Sesak nafas & nyeri dada Nafas Cepat

< 2 bulan : > 60 x/mnt 2 – 11 bln : > 50x/mnt 1- 5 thn : > 40 x/mnt > 5 thn : > 30 x/mnt

PX Fisik : sesak ,retraksi,nafas cuoing hidungmRonki bahas kasar

PX Ro : Infiltat / Konsolidasi , Air bronkogram (+)

Tatalaksana Amoxicilin Clavuat

5. Difteri

Etiologi : Corinobacterium difteriae ,Basil gram (+)

Gejala Kliniso Demam nyeri

tenggorokan,disfagia,sesak nafas

PX fisiko Pseudomembran

berwarna abu-abu, mudah berdarah,sukar di angkat. bisa obstruksi jalan nafas

o KGB leher membengkak hebat Bull neck

Penatalaksanaano ADS (Anti Diphteria Serum)

40.000 IU secara IM atau IVo Antibiotik

– Penisilin G, eritromisino Suportif

– Antipiretik– Patensi jalan nafas Intubasi

jika ada gawat nafas– Seluruh kontak pasien juga

harus mendapatkan Ab & Vaksin Boster

Kompilasio Obstruksi jalan nafaso Paralisis otot rongga

muluto Miokarditis

6. Pertusis ( Chough,batuk rejan)

Etiologi Bordatella pertusis (gram (-)

Masa Inkubasi : 7-14 hari Manifestasi Klinis

1. Stadium kataralis Batuk,influenza,Rhinor

ea

2. Stadium Spasmodik Batuk semakin

berat,batuk paroksimal di ikuti “Whoup” saat inspirasi

Sianosis,muntah,perdarah sub konjungtiva

3. Stadium konvalensi

Penatalaksanano Antibiotik

– Eritromicin – Ampiciline

o Supurotif – O2

o Ekspektoran & Mukolitik

o Pencegahan : Imunisasi DPT

5. Syndroma CROUP

Etiologi : RSV ,Parainflienza virus tipe 1

Manifestasi Klinis batuk menggonggong

(barking cough) stridor, demam, suara

serak, nafas cepat disertai tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

Foto RO : Steeple Sign

Etiologi : H. Influenza Manifestasi Klinis

Stridor inspirasi Dysfhagia

Foto RO : Tumb Tes’t

Laringotrakeabronkitis (LTB)

Epiglositis

Clinical Key : Batuk Menggongong , stridor , suara parau

1. Diare ( GE)

2. Malformasi Congenital

Gastroentero-Hepatologi

1. Diare

Batasan Diare akut : BAB dgn frekwensi > 3x/hari dgn

konsistensi cair berlangsung < 7 hari. Diare Persisten : > 14 hari curiga imunokompromais

Karakteristik Diare cair,kekuningan : Rotavirus Diare lendir & darah : Disentri basiler & Disentri

amoeba Diare seperti cucian beras : V.Cholera Diare Berlemak : Giardiasis Diare karena pemakaian Ab : Clostrodium difficicle

Derajat Dehidra

si

Keadaan Umum

Rasa Haus

Kelopak/ Air Mata

Mulut Kulit Urin

Tanpa dehidrasi (<5%

BB)

Baik, CM Minum normal Normal Basah Normal Normal

Dehidrasi

ringan-sedang (5-10%

BB)

Rewel, gelisah

Minum seperti

kehausan

Cekung, produksi kurang

Kering

Pucat, CRT<2s, turgor lambat

Berkurang

Dehidrasi berat (>10%

BB)

Letargis, lemah,

penurunan

kesadaran, nadi &

napas cepat

Malas minum,

tidak mau

minum

Sangat cekung,

tidak ada

Sangat kering

Pucat, CRT>2s, turgor sangat lambat

Tidak ada

Tabel derajat dehidrasi

Penatalaksanaan 5 pilar menurut WHO

1. Rehidrasi

A. Tanpa dehidrasi (plan A) + cairan tambahan

(oralit, air matang, kuah, air tajin)

Lanjutkan pemberian makan/ASI

B. Dehidreasi Ringan – sedang (Plan B)

Rehidrasi oralit per oral 3 jam pertama 75 cc/kgBB

Evaluasi status hidrasi setelah 3 jam

C. Dehidrasi Berat Pertama 30 ml/kgbb

Selanjutnya 70 ml/kgBB

Umur < 12 bulan 1 jam 5 jam

Umur ≥ 12 bulan ½ jam 2,5 jam

2.Nutrisi3.Zinc tab 10 hari

• <6 bulan 10 mg• >6 bulan 20 mg

4.Antibiotik selektif Kolera : tetrasikilinDisentri basiler :

kotrimoksazoleAmoebiasis :

metronidazoleGiardiasis :

metronidazole5.Edukasi

Evaluasi status hidrasi tiap 15-30 menitOralit 5cc/kgBB/jam setelah anak mau minumEvaluasi kembali dalam 6 jam (bayi) dan 3 jam (anak)

Kolera Etiologi V.Kolera Manifes Klinis

Diare sgt cair,spt air cucian beras TX

rehidrasi AB pilihan: doksisiklin,

tetrasiklin, Trimethoprim sulfamethoxazole, ciprofloxacin

Giardiasis Etiologi : Giardia Lambria Manifestasi Klinis

Infeksi G.lamblia menyebabkan atrofi vili dan obstruksi mekanis stadium trofozoit sehingga menyebabkan hambatan absorpsi lemak dan vitamin larut lemak malabsorpsi lemak tinja berminyak

Feses Bau busuk PX Feses Kista 4 inti atau Tropozoid. Tx

Tinidazole 2g single dose Metronidazole 3x250 mg 7 hari

2. Malformasi Congenital

Atresia duodenum Klinis klasik

Muntah hijau, muntah terus menerus

Beberapa jam setelah lahir / makan

RO Double Bubble Shadow

Tatalaksana Stabilisasi Resuscitasi Operasi

Hipertopi pilorus stenosi Klinis

Muntah menyemprot / proyektil, 30 – 60 setelah intake, terkadang seperti kopi

Px fisik Teraba seperti masa

pada daerah epigastrium atau pada hipokondrium kiri

RO Barium enema

String sign one bubble

Tatalaksana Koreksi cairan dan

elektrolit Pembedahan

(pyloromiotomi )

Hisbrung Disease Klinical key

Mekonium terlambat keluar, > 24 jam

Muntah hijau Distensi abdomen

RT Feses menyemprot RO Barium enema

Lumen rectosiqmoid mengecil

Bagian proksimal lebih lebar ( Zona transisi ) / Funrel - shaped

1. KDS2. Neuroinfeksi

Neurologi

1. Kejang demam sederhana

Definisi Kejang yg terjadi karena

kenaikan suhu > 38˚C Terjadi pada usia : 6 bulan – 5

tahun Jika usia < 1 bulan bukan

kejang demam Gejala Klinis

Kejang tonik Klonik Klasifikasi

Pemeriksaan Penunjang Px lab Pungsi lumbal di anjurkan

pada Bayi < 12 buln (sgt di

anjurkan) Bayi 12-18 bulan (di

anjurkan) Bayi >18bulan (tdk rutin)

EEG ( pd KDK anak usia > 6 th,kejang parsial)

Kejang demam sederhana

Kejang demam Kompleks

• Lama kejang : < 15 menit • Lama kejang : > 15 menit

• Kejang umum Tonik-Klonik • Kejang focal/parsial

• Tdk berulang dalam 24 jam • berulang dlm 24 jam

Penatalaksanaan

Pengobatan saat demam Antipiretik Antikonvulsan

Diazepam oral 0,3 mg/kgBB/8jam↓ kejang berulang

Diazepam Rectal 0,5 mg/kgBB/12 jam

Pemberian obat rumatan Indikasi

Kejang >15 menit Kelainan neurologi

sblm/stlh kejang Kejang fokal Kejang > 1x/24 jam Kejang pada bayi < 12 bln Berulang >4 kali/tahun Pengobatan rumatan Fenobarbital ( 4-5

mg/kgBB) Asam Valvoat (15-40

mg/kgBB/hr,dalam 2-3 dosis

Lama pengobatan : 1 tahun bebas kejangdi hentikan bertahap dlm 1-2 bln

2. Neuro Infeksi

Demam tinggi Tanda ↑TIK

Sakit kepala Kejang Rangsangan meningeal (+)

Demam Kejang unifokal ↓kesadaran Reflek patologi (+) Rangsang meningeal (-)

Meningitis Encephalitis

1. DBD2. Typoid Fever3. Malaria4. Eksantema Akut

Topik Infection

1. DBD

Kriteria diagnosao Klinis

o Demam mendadak 2-7 hro Adanya manifestasio Hepatomegali

o Labo Trombositopeniao Adanya tanda kebocoran

plasmao HT ↑ ≥ 20% o HT menurun ≥ 20% setelah

resusitasio efusi

pleura,asites,hipoproteinemia

2. Tipoid fever

Gejala khas pada typhoid Stepwise fever pattern pola demam dimana suhu akan turun

di pagi dan suhu semakin tinggi dari hari ke hari. Minggu pertama: gejala gastrointestinal (nyeri perut,

konstipasi), batuk, sakit kepala. Akhir minggu pertama: suhu masuk fase plateau (39-400C),

muncul rose spot (salmon-colored, blanching, truncal, maculopapules)

Minggu kedua: gejala di atas meningkat, dapat ditemukan splenomegali. Bradikardi relatif, dicrotic pulse (double beat, the second beat weaker than the first)

Minggu ketiga:takipnue, distensi perut, diare hijau-kuning (pea soup diarrhea), dapat masuk thypoid state(apatis, confusion, psychosis), dapat terjadi perforasi usus dan peritonitis

Minggu keempat: jika individu tersebut bertahan, gejala akan membaik

PX Penunjang Darah tepi

Leukopenia,trombositopenia Kultur

Darah minggu 1-2 Feses minggu 2-3 Urin minggu 3 -4

Serologi widal Mulai Positif pada akhir

minggu pertama.Positif jika ↑ titer 4 kali Anti-O 1/320 atau anti-H 1/640

Tatalaksana DOC

Cloramphenicol

3. Malaria

diagnosis malaria ditegakkan atas dasar adanya trias : demam tinggi berulang, splenomegali dan anemia. Ditambah lagi adanya riwayat berpergian ke tempat endemis malaria. Diagnosis selain dari anamenesis, PF, juga dari pemeriksaan laboratorium (Mikroskopik,Tes diagnostik cepat) : Menemukan parasit malaria pada sediaan darah tepi. Sediaan dibuat sebaiknya pada waktu demam.

Plasmodium falciparum parasit muda bentuk cincin / ring form, rossette, sausage-shape,

Plasmodium vivax sel darah merah membesar, terdapat titik schuffner pada sel darah merah dan sitoplasma ameboid

Plasmodium malariaeBand form, basket-form

P.falsiparum P.vivax P.ovale P.malariae

Penyakit

Malaria falsiparum/trop

ika/tersiana maligna

Malaria vivax/tersiana Malaria ovale

Malaria malariae/kuart

ana

Vektor Anopheles sp.

Distribusi geografik di Indonesia

Seluruh kepulauan di

Indonesia

Seluruh kepulauan di

Indonesia

Irian Jaya, Pulau Timor

Papua Barat, NTT, Sumatera

Selatan

Hipnozoit - + + -

Daur eritrosit Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 72 jam

Eritrosit yang dihinggapi

Muda, normosit, tua

Retikulosit, normosit

Retikulosit, normosit muda Normosit

Pembesaran eritrosit - ++ + -

Titik-titik di eritrosit Maurer Schuffner Schuffner

(James) Ziemann

Bentuk trofozoit intra eritrosit

Cincin, marginal, accole (1/6 eritrosit)

Cincin (1/3 eritrosit)

Bulat/oval (1/3 eritrosit)

Band/pita, basket/keranja

ng, rossete, bulat

Bentuk gametosit Pisang Bulat/lonjong Bulat Bulat

Pigmen warna Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitam

4. Eksantema akut

Morbili /Rubeola/campak Manifestasi Klinis

3 C (Cough,Coriza,Conjungtuvitis)

Patognomonik: Koplik’s spot (titik-titik putih pada mukosa pipi)

erupsi eritema makulopapular yang gatal. Penyebaran dari telinga, wajah, lalu seluruh tubuh

TX : Simtomatis Vitamin A

> 12 bln - 5thn : 200.00 SI ( 2hr)

< 6 - 12 blb : 100.00 SI (2hr) Pada gizi buruk 3xdosis

hari 1,2 dan 14.

Varicella / cacar air, chicken pox

Manifestasi Klinis Demam diikuti papul,

vesikel tear drops, eritematosa. Penyebaran di badan kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas. Terasa gatal.

Dx: tes Tzanck ditemukan sel datia berinti banyak

Terapi Simtomatis Antiviral : Aciclofir 5x

800mg selama 7 hari

Variola (cacar, small pox) Demam tinggi makula

dan papul, suhu turun vesikel dan pustul, suhu naik krusta-krusta, suhu turun

Predileksi Ekstremitas Keadaan umum pasien

buruk, efloresensi bersifat monomorfik dan terdapat di perifer

Tx: karantina, antiviral

Rubella/campak jerman Tanda dan gejala mirip

morbili, tapi lebih ringan dan berlangsung dalam waktu lebih pendek (tiga hari)

Yang bahaya: rubella kongenital

1. Anemia2. Kelainan koagulasi3.

Hemato-Imunologi

1. Anemia

Clinical Key MCV (ukuran/siter) 80 – 95 fl MCV=HTx10/jmlh eritrosit MCH (warna/kromI 27-34 pg MCH=HBx10/jmlh eritosit MCHC (krom/warna) 31-37 % MCHC=HBx100/HT

Anemia Hipocrom Micrositer

Key : MCV < 80 fl , FETHAL CIDERA KRONIK

Anemia Normokrom Normositer

Key : MCV 80 – 95 fl • Perdarahan akut• Anemia hemolitik• Anemia Aplastik

Anemia Maksositik

Key : MCV > 95 fl • Def Vitr B 12 & Asam folat

2. Gangguan Pembekuan darah