If you can't read please download the document
Upload
onlyiikhaa
View
394
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 4 MATERI DAN METODE PRAKTIKUM 4.1 Bahan, Alat dan Instrumen Praktikum 4.1.1 Bahan Tanaman Botol semprot, deck gelas, gabus, gelas arloji, mikroskop, obyek gelas, pinset, pipet tetes, plat tetes, pot plastik, rak tabung, sendok tanduk, silet, tabung reaksi. 4.1.2 Bahan Kimia Aquadest, asam klorida P, asam klorida 2 N, asam hidroklorida 2 N, alfa naftol, pereaksi Baucahardat LP, eter/ heksan/ petroleum eter, etanol 90%, formalin 4%, iodium 0,1 N, kloroform, larutan alkohol 70%, larutan Floroglusin P, pereaksi Luff, metanol, magnesium, pereaksi Molish, mayer LP, natrium hidroksida, natrium sulfat, pereaksi Lieberman-Baurchardat. 4.1.3 Alat Botol semprot, deck gelas, gabus, gelas arloji, mikroskop, obyek gelas, pinset, pipet tetes, plat tetes, pot plastik, rak tabung, sendok tanduk, silet, tabung reaksi. 4.2 Lokasi Prakatikum Laboratorium Farmakognosi, Universitas Muslim Indonesia. 4. 3 Prosedur Praktikum 4.3.1 Pemeriksaan Farmakognostik 4.3.1.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman
4.3.1.1.1 Morfologi Tanaman Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, perdu atau pohon dengan buluh getah yang tidak beruas-ruas seringkali memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilangan 5, jarang
berbilang 4. kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relatif panjang dengan di atas taju-taju yang dalam kuncup terpuntir ke suatu arah. 4.3.1.1.2 Anatomi Tumbuhan Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas dan bawah terdiri dari satu lapis sel bentuk empat persegi panjang, kutikula tipis; pada pengamatan
paradermal tampak sel epidermis atas bentuk polygonal dengan dinding antiklinal rata,
epidermis bawah dengan dinding antiklinal berkelok. epidermis, Stomata lebih terdapat banyak pada terdapat kedua pada
epidermis bawah, tipe anomositik. Terdapat rambut penutup berbentuk kerucut panjang
dengan kutikula tebal, bersel 1 sampai 4, ada juga rambut pendek dengan ujung tumpul. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel berbentuk silindrik panjang, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk bundar atau lonjong, banyak rongga udara terdapat sel getah dan trakea dengan penebalan bentuk spiral. Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe
bikolateral, di bagian bawah berkas pembuluh terdapat serabut berdinding tebal dan berlignin; kolenkim terdapat di bagian bawah parenkim tulang daun. 4.3.1.2 Pemeriksaan Simplisia 4.3.1.2.1 Pengambilan Simplisia Pengambilan (Catharanthus Bulukunyi roseus) sampel Tapak di dara desa
dilakukan Polewali
kecamatan
Selatan
kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada jam 10.00 WITA Pagi dan bagian yang diambil adalah seluruh bagian tanaman berupa batang, akar, dan daun.
4.3.1.2.2 Pembuatan Simplisia Sampel yang telah diambil dicuci, disortasi basah dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Setelah kering sampel di potong-potong kecil kemudian diserbukkan. 4.3.1.2.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia 1. Pemeriksaan Morfologi Pemeriksaan morfologi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari akar, batang dan daun kemudian dilakukan pengambilan gambar. 2. Pemeriksaan Anatomi Pemeriksaan anatomi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk sel dan jaringan tumbuhan pada bagian penampang melintang dan membujur dari akar, batang dan daun dengan menggunakan mikroskop. Caranya yaitu dengan mengiris setipis mungkin bagian dari tumbuhan yang akan diperiksa dengan menggunakan pisau silet, kemudian sampel diletakkan di atas objek glass dan ditetesi dengan air, setelah itu di tutup dengan kaca penutup (objek glass) dan diamati di bawah mikroskop. 3. Pemeriksaan Organoleptiks Tumbuhan
Pemeriksaan
organoleptiks
dilakukan
terhadap
tumbuhan dengan mengamati warna, bau, dan rasa pada bagian tumbuhan. 4.3.2 Identifikasi Kandungan Kimia 4.3.2.1 Lignin Pada pengujian Lignin di lalukan dengan
menggunakan pereaksi HCL dan hasilnya pada daun menghasilkan warna kuning, pada batang menghasilkan
warna coklat, dan pada akar menghasilkan warna coklat sedangkan pada pustaka menghasilkan warna merah jadi tidak ada yang mengandung lignin. 4.3.2.2 Pati dan Alueron Pada pengujian pati dan alueron di lalukan dengan menggunakan pereaksi Iodine 0,1 N dan hasilnya pada daun menghasilkan warna hijau, pada batang
menghasilkan warna kuning, dan pada akar menghasilkan warna coklat sedangkan pada pustaka menghasilkan warna kuning/ coklat jadi pada akar dan batang yang
mengandung pati dan aleuron. 4.3.2.3 Turunan katekol Pada pengujian Turunan katekol di lalukan dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1 N dan hasilnya pada daun menhasilkan warna kuning, pada batang menghasilkan
warna hijau, dan pada akar
menghasilkan warna hijau
sedangkan pada pustaka menghasilkan warna hijau jadi pada akar dan batang yang mengandung Turunan katekol. 4.3.2.4 Dioksiantrakinon bebas Pada pengujian Dioksiantrakinon bebas di lalukan dengan menggunakan pereaksi KOH 10 %, etanol dan
hasilnya pada daun menghasilkan warna kuning, pada batang menghasilkan warna warna warna hijau merah coklat, dan pada akar
menghasilkan menghasilkan
sedangkan jadi
pada
pustaka yang
tidak
ada
mengandung Dioksiantrakinon bebas. 4.3.2.5 Fenol Pada pengujian Fenol di lalukan dengan
menggunakan pereaksi FeCl3 P dan hasilnya pada daun menghasilkan warna kuning, pada batang menghasilkan warna hijau,dan pada akar menghasilkan warna hijau
sedangkan pada pustaka menghasilkan warna Hijau merah jadi tidak ada yang mengandung Fenol. 4.3.2.6 Saponin Pada pengujian Saponin di lalukan dengan dan
menggunakan pereaksi Air hangat (buih) + HCl
hasilnya pada daun tidak berbuih, pada batang tidak berbuih, dan pada akar tidak berbuih sedangkan pada
pustaka buih tidak hilang jadi tidak ada yang mengandung Saponin. 4.3.2.7 Steroid Pada pengujian Stroid di lalukan dengan dan
menggunakan pereaksi Liberman -
bouchardat
hasilnya pada daun menhasilkan warna hijau,pada batang menghasilkan warna kuning, dan pada akar menghasilkan warna merah sedangkan pada pustaka menghasilkan warna Merah / merah jambu jadi pada akar yang mengandung Steroid. 4.3.2.8 Alkaloid Pada pengujian Alkaloid lalukan dengan
menggunakan pereaksi Metanol (saring) + HCl + mayer bauchard dan mayer hasilnya pada daun menghasilkan warna hijau, pada batang menghasilkan warna hijau,dan pada akar menghasilkan warna hijau dan baucard
hasilnya pada daun menhasilkan warna merah kehijauan , pada batang menghasilkan warna merah kecoklatan, dan pada akar menghasilkan warna merah sedangkan pada pustaka menghasilkan warna Mayer (putih) Boucard (coklat) jadi pada boucard batang yang mengandung Alkaloid
BAB 5 HASIL PRAKTIKUM 5.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman Klasifikasi bunga tapak dara ini adalah: Kingdom Subkingdom Superdivisio Divisio Kelas Sub-kelas Ordo Familia Genus Spesies Determinasi 91b... 89b... 88b... 84b... 12a... 11b... 10b... 9b... 7b... 6b... 4b... 3b... 2b... 1b... 5.2 Morfologi tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus) No 1. Pemeriksaan Daun a. Hasil pengamatan Bentuk helai daun (ovalis) b. Bentuk ujung daun : Membulat (rotundatus) c. Bentuk tepi daun : Rata : Jorong : Plantae (tumbuhan) : Tracheobionta (berpembuluh) : Spermatophyta (menghasilkan biji) : Magnoliophyta (berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Gentianales : Apocynaceae : Catharanthus : Catharanthus roseus (L.) G. Don
2.
Batang d.
(integer) pertulangan daun (Penninervis) : Menyirip
3.
Akar
a.
Bentuk batang (teres)
: Bulat
b.
Arah tumbuh batang : lurus (erectus)
Tegak
c.
Percabangan Monopodial
:
a. Sistem Primaria)
perakaran:
Tunggang
(Radix
b. Bentuk akar
: Bercabang (ramosus)
c. Bagian metamorfosis : 5.3 Pemeriksaan anatomi tanaman
5.4 Pemeriksaan Mutu Simplisia No Bagian tanaman Warna 1. 2. 3. Daun Batang Akar Hijau tua Hijau tua coklat Pengujian Rasa Pahit pahit pahit Bau Khas Khas Khas
5.5 Identifikasi kandungan kimia tanaman No Uji 1 2 3 Katekol Pereaksi FeCl3 1 N Uji pustaka Hijau Merah Mayer (putih) Boucard (coklat) Buih tidak hilang Hasil Daun = kuning Daun = kuning Mayer Daun = hijau boucard Daun = merah kehijauan Berbuih Keterangan _ _
Dioksiantrakinon KOH 10 % Ethanol Alkaloid Metanol(saring)+ HCl + mayer boucard
+ + -
4
Flavanoid
FeCl3+HCl P
BAB 6 PEMBAHASAN Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik tanaman yakni warna, zat, bentuk tanaman dan merupakan salah satu cara memperkenalkan tanaman, karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula,
Pemeriksaan morfologi tanaman tapak dara (Catharathus roseus) yang berasal dari suku Apocinaceae,arah tumbuh batang Tegak lurus (erectus), bulat (teres), dan berwarna hijau tua. Daunnya majemuk, helaian daun berbentuk bulat telur ( ovatus), pertulangan daun menyirip. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas dan bawah terdiri dari satu lapis sel bentuk empat persegi panjang, kutikula tipis; pada pengamatan paradermal tampak sel epidermis atas bentuk polygonal dengan dinding antiklinal rata, epidermis bawah dengan dinding antiklinal berkelok. Stomata terdapat pada kedua epidermis, lebih banyak terdapat pada epidermis bawah, tipe anomositik. Terdapat rambut penutup berbentuk kerucut panjang dengan kutikula tebal, bersel 1 sampai 4, ada juga rambut pendek dengan ujung tumpul. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel berbentuk silindrik panjang, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk bundar atau lonjong, banyak rongga udara terdapat sel getah dan trakea dengan penebalan bentuk spiral. Pada
tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe bikolateral, di bagian bawah berkas pembuluh terdapat serabut berdinding tebal dan berlignin; kolenkim terdapat di bagian bawah parenkim tulang daun. Anatomi batang memiliki korteks yaitu bagian terluar dari batang, epidermis berupa selaput sel pipih, mempunyai kutikula berupa selaput sel pada permukaan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang membatasi sebar celah, xylem mengukur air dan zat hara, floem mengangkut hasil asimilasi. Anatomi akar memiliki epidermis tanpa kutikula yang berbentuk tabung, endodermis jaringan yang terletak dibawah epidermis, terdapat
korteks dan empelur dasar yang tersusun atas parenkim,
terdapat jaringan pembuluh xylem dan floem. Pengamatan organoleptisk pada tumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat yang khas dan spesifik dari satu tanaman tapak dara (Catharanthus roseus), adapun hasil dari pengujian organoleptiks dari Tapak dara (Catharanthus roseus).adalah 1. a. b. c. Daun tapak dara(Catharanthus roseus) Warna : Hijau muda hijau tua Rasa Sifat : Pahit : Bersifat tonik pada usus
Penentuan kunci determinasi tanaman dilakukan untuk
mengetahui kebenaran identitas tanaman yang digunakan untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam menyimpulkan bahan sebagai tanaman yang benar-benar tanaman picisan (Polypodium nummulariae), adapun penentuan kunci determinasi dilakukan dengan berpedoman pada buku Flora karangan Van Steens (1992). Kunci determinasi tanaman Tapak dara ( Catharanthus roseus) 91b... 89b... 88b... 84b... 12a... 11b... 10b... 9b... 7b... 6b... 4b... 3b... 2b... 1b... Penentuan kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi kimia yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kemungkinan senyawa yang terkandung dalam serbuk Tapak dara (Chataranthus roseus) dari praktikum ini dilakukan, dan diperoleh hasil yang positif Steroid , Alkaloid, Pati & aleuron dan Katekol.
BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil pemeriksaan farmakognositik dan identifikasi kandungan kimia tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) telah diperoleh data dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. a. Pemeriksaan morfologi menunjukkan tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) merupakan tanaman dikotil yang sistem perakarannya tunggang, percabangan batangnya secara
monopodial, susunan letak daunnya berhadapan, pertulangan daun menyirip, bentuk ujung daunnya membulat, dan tepi daunnya rata. b. Pemeriksaan anatomi pada daun tapak dara (Catharanthus roseus) memiliki stomata tipe diasitik c. Uji identifikasi kimia positif terhadap diperoleh hasil yang positif alkaloid. 7.2 Saran Adapun saran yang dapat saya berikan melalui laporan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agar alat-alat laboratorium yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar dan tertib. 2. Agar asisten dapat menjalin hubungan kekerabatan dengan
praktikannya, supaya praktikan tidak ragu dalam menanyakan sesuatu hal yang tidak dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA Amin, Asni dkk. 2010. Penuntun Praktikum Farmakognosi I. UMI. Makassar. Ditjen POM. 1979.Farmakope Indoneia Edisi III. Depkes RI :Jakarta. Gunawan. 2004. Hama Dan Penyakit Tanaman Hias . Terbit Terang : Jakarta. http://jacksite.wordpress.com/2007/08/01/obat-herbal- ketapang. http://www.bizspaceinfotech.com/q0202/hard_drive.htm . Sri, Mulyani dkk. 2004. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :., Yogyakarta Tjitrosoepomo.G, 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.