52
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA PANGKALPINANG DENGAN PDAM KABUPATEN BANGKA TAHUN 2010-2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: NAMA : YENNI WULANDARI NIM : 302 09 21 027 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 1

ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

  • Upload
    buiphuc

  • View
    241

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA PANGKALPINANG DENGAN PDAM

KABUPATEN BANGKA TAHUN 2010-2012

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh:

NAMA : YENNI WULANDARINIM : 302 09 21 027

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG2014

1

Page 2: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebijakan pembangunan adalah peningkatan sarana air

bersih.Untuk itu usaha pengelolaan air bersih memerlukan organisasi yang

handal dan profesional. Salah satu organisasi publik yang ada di daerah

adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM merupakan

perusahaan yang bertugas mengelola sumber daya air di daerah untuk

kemudian didistribusikan pada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air

bersih.

PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten Bangka

merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang bertugas mengusahakan

penyediaan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan

bagi masyarakat sekitarnya. Untuk melaksanakan penyediaan air bersih,

PDAM Kota Pangkalpinang mempunyai Instalasi Pengelolaan Air bersih

yang beroperasi di Pedindang, Mangkol dan Bacang dengan kapasitas

produksi 420 liter/detik. PDAM Kabupaten Bangka mempunyai Instalasi

Pengelolaan Air di empat lokasi yaitu 1 (satu) dikantor Pusat Cabang

Sungailiat, 1 (satu) di Cabang Belinyu, dan 2 (dua) di unit Baturusa Kenanga

dengan kapasitas produksi seluruhnya 140 liter/detik.

2

Page 3: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Tabel I.2

Kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten Bangka Berdasarkan Pendapatan dan Piutang Tahun 2010-2012

PDAM Kota Pangkalpinang PDAM Kabupaten Bangka

Tahun Pendapatan Piutang Pendapatan Piutang

2010 Rp2.312.075.774 Rp5.150.981.925 Rp4.562.369.900 Rp959.673.229

2011 Rp7.588.053.042 Rp9.702.139.680 Rp5.408.124.970 Rp1.423.244.289

2012 Rp5.275.977.268 Rp11.930.076.271 Rp6.523.740.080 Rp1.723.009.779

Sumber: PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kab. Bangka 2014

Dari tabel I.2 dapat dilihat perbandingan kinerja keuangan PDAM

Kota Pangkalpinang dengan PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-2012.

Tahun 2010 dan 2012 pendapatan PDAM Kabupaten Bangka lebih baik

dibanding PDAM Kota Pangkalpinang. Namun untuk tahun 2011 pendapatan

PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik dibanding PDAM Kabupaten Bangka.

Laporan Keuangan menjelaskan, bahwa saldo piutang PDAM Kota

Pangkalpinang per 31 Desember 2012 menurut laporan keuangan sebesar

Rp 11.930.076.271 sedangkan menurut aplikasi sebesar Rp 10.359.739.318,

sehingga terdapat selisih Rp 1.570.336.953 yang tidak bisa ditelusuri. Saldo

piutang PDAM Kabupaten Bangka per 31 Desember 2012 Rp 1.723.009.779

sedangkan menurut aplikasi Rp 668.913.484 sehingga terjadi selisih

Rp 901.423.469 yang tidak bisa ditelusuri. Dari penjelasan tersebut bahwa

PDAM Kota Pangkalpinang memiliki selisih lebih besar dibandingkan

dengan PDAM Kabupaten Bangka.

Dari latar belakang perlu dilakukan kajian penelitian kinerja

keuangan di kedua perusahaan tersebut, berdasarkan rasio likuiditas, rasio

3

Page 4: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas. Berdasarkan latar belakang

masalah tersebut maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul

“ Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang

dengan PDAM Kabupaten Bangka Tahun 2010-2012”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dibuat perumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang tahun 2010-

2012?

2. Bagaimana kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-

2012?

3. Bagaimana Kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang dibandingkan

PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang tahun

2010-2012.

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka tahun

2010-2012.

3. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan PDAM Kota

Pangkalpinang dengan PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-2012.

4

Page 5: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi menjadi terarah, penulis memberikan gambaran

secara garis besar mengenai isi skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan

skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini merupakan awal dari seluruh penulisan skripsi yang

didalamnya diuraikan secara rinci yang memuat latar belakang,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas berbagai teori yang digunakan untuk acuan

dalam penelitian ini. Landasan teori yang digunakan, yaitu laporan

keuangan, analisa laporan keuangan, analisa rasio, kinerja

keuangan, rasio keuangan, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

aktivitas dan rasio profitabilitas. Penelitian terdahulu dan kerangka

berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang bagaimana metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti, yang terdiri dari pendekatan penelitian,

lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data,

metode analisis data.

5

Page 6: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat tentang penyajian data yang menggambarkan

variabel atau masalah penelitian serta analisis dan interprestasi

yang menjelaskan hasil dari perhitungan dan analisa yang telah

dilakukan sesuai dengan teori yang dipakai dalam rangka

pancapaian tujuan penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang memuat

kesimpulan dan saran.

6

Page 7: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Sejumlah hal yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan

bagi perusahaan adalah bagaimana manajemen keuangan perusahaan

mampu dalam membaca, memahami, menganalisis dan

menginterpretasikan informasi laporan keuangan. Seperti yang

dikemukakan Najmudin (2011:64), bahwa salah satu sumber informasi

penting yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan

keuangan adalah laporan keuangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011:11), tujuan pembuatan dan penyusunan

laporan keuangan yaitu:

1. Memberikan informasi tentang garis dan jumlah aktiva (harta),

kewajiban modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

3. Memberikan informasi tentang jumlah dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva dan passiva.

7

Page 8: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

5. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan

keuangan.

2.2 Komponen Laporan keuangan

Menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston yang di kutip oleh Irham

Fahmi, ( 2012 :24 )“Suatu laporan keuangan tahunan korporat terdiri dari

empat laporan keuangan pokok” yaitu:

1. Neraca..

2. Laporan Rugi-Laba.

3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham..

4. Laporan Arus Kas.

2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan

Indonesia, 1994) yang dikutip oleh Irham Fahmi,(2011:26) bahwa

“tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.”

2.3.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Najmudin (2011:79,80) klasifikasi teknik analisis

secara terperinci dan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut.

8

Page 9: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

1. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik

analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua

periode atau lebih.

2. Laporan dengan presentase per komponen atau common size

statement. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui

presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total

aktivanya dan mengetahui struktur permodalannya dalam neraca,

dan mengetahui komposisi biaya dihubungkan dengan jumlah

penjualannya dalam laporan laba rugi.

3. Analisis rasio. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan

pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu

atau kombinasi dari kedua laporan tersebut..

2.4 Rasio Keuangan

Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara

item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba) (Lukas Setia

Admaja,2008:415).

2.5 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui pos-pos antara laporan neraca dan laba rugi, (Kasmir 2010:97).

2.5.1 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Irham Fahmi (2011:47) “Adapun manfaat yang bisa

diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu”:

9

Page 10: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai

alat untuk menilai kinerja dari prestasi perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen

sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk

mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat

digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi

dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga

dan pengembalian pokok pinjaman.

5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak

stakeholder organisasi.

2.5.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk

melunasi utang jangka pendeknya. (Najmudin 2011:86)

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk

melunasi hutang-hutang perusahan dengan aktiva yang dmiliki

perusahaan. (Said Kelana Asnawi dan Chandra wijaya 2005 :35).

10

Page 11: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu

perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya guna

menunjang aktivitas perusahaan, (Irham Fahmi 2011 : 65).

4. Rasio Profitabilitas

Menurut Najmudin (2011:86) rasio profitabilitas adalah rasio yang

mengukur berapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba,

baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset, maupun modal

sendiri.

2.6 Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan peneltian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti terdahulu yang mengkaji beberapa aspek yang berkaitan dengan

analisis rasio keuangan perusahaan.

Tabel II.1 Penelitian TerdahuluNo Nama Judul Penelitian Variabel

PenelitianHasil Penelitian

1 Ratih Puspitasari

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Padatahun (PT. ASTRA Internasional. Tbk (2012)

Likuidit (CR, QR, ALR)

Aktivitas (TATO, ADI, ITO,FTO,ACP) Leverage (DR, DER,TIE) Profitabilit

as(RPM, NPM,ROI, ROE) Nilai Pasar (Pendapatan, Nilai lembar saham)

• Rasio Likuiditas berfluktuasi • Rasio Aktivitas menunjukan banyak kenaikan •Rasio Leverage perusahaan mengalami tingkat penurunan •Rasio profitabilitas menunjukkan berfluktuasi dan cenderung menurun •Nilai Pasar cukup baik

2 Marisatul Ula

Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN dan BUMS yang Masuk Jakarta

•Likuiditas (CR, QR, NWC) •Leverage

•Rasio Likuiditas BUMN lebih baik dari pada BUMS•Rasio Leverage BUMN lebih baik dari BUMS

11

Page 12: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Islamic Indeks (2011)

(DR,DER, TER) •Aktivitas(ITO, ADI, TATO, FATO) •Profitabilitas(GPM, NPM, ROI, ROE) •Nilai Pasar (EPS)

•Rasio Aktivitas BUMS dibawah BUMN•Rasio Profitabilitas BUMS dibawah BUMN •Nilai Pasar BUMN dibawah BUMS.

3 Ika Diana Fitria

Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai kinerja keuangan perusahaan rokok (2004).

•Rasio Likuiditas •Rasio Solvabilitas•Rasio Profitabilitas.

Kinerja keuangan perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk lebih baik jika dibandingkan dengan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

2.7 Kerangka Berpikir

Gambar II.1

12

Alat Analisis perbandingan:

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Profitabilitas

3. Rasio Solvabilitas

4. Rasio Aktivitas

Kinerja

Keuangan

Laporan Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang

Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Bangka

Komparasi Kinerja keuangan PDAM

Page 13: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitiaan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian

melalui data yang berupa angka-angka (skala numeric, yaitu laporan

keuangan perusahaan (neraca dan laba-rugi).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua perusahaan yaitu di PDAM Kota

Pangkalpinang “Tirta Darma” yang beralamatkan di Jl. Bina Marga Sungai

Selan, Pangkalpinang dan di PDAM Kabupaten Bangka “Tirta Bangka” yang

beralamatkan di Jl. Diponegori Bukit Golkar No. 1, Sungailiat, dimana kedua

perusahaan ini sama-sama bergerak dalam bidang pendistribusian air bersih

kepada masyarakat.

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 18 Maret 2013 sampai

dengan selesai.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

data yang peneliti kumpulkan dalam bentuk angka-angka absolute dari

laporan keuangan (Neraca/Laba-Rugi) perusahaan.

Data penelitian yang digunakan merupakan data primer. Data yang

diperoleh secara langsung dari pihak-pihak kedua yang merupakan objek dari

penelitian ini.

13

Page 14: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Sumber data penelitian ini diperoleh melalui pihak yang berwenang

terhadap keuangan perusahaan, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Pangkalpinang dengan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bangka

tahun 2010-2012.

2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi

dokumentasi. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

ditujukan langsung kepada subjek. Dalam penelitian ini studi dokumentasi

dilakukan melalui dokumen laporan keuangan PDAM Tirta Darma Kota

Pangkalpinang dan PDAM Tirta Bangka Kabupaten Bangka.

2.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa kuantitatif yaitu analisa yang digunakan untuk menilai keadaan

perusahaan dengan menggunakan angka-angka, analisa tersebut dengan

menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio

profitabilitas.

14

Page 15: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Current AssetCurrent ratio = x 100%

Current Liabilities

Rp 7.161.576.569,74Tahun 2010 = x 100% = 74.31%

Rp 9.636.624.403,10

Rp 5.011.510.035,34Tahun 2011 = x 100% = 52.34%

Rp 9.573.522.590,33

Rp 1.660.280.445Tahun 2012 = x 100%= 17,17%

Rp 9.665.801.053

Pada tahun 2010 current ratio perusahaan sebesar 74,31% hal

ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan

Rp 0,741 aktiva lancar. Tahun 2011 current ratio perusahaan

mengalami penurunan dimana current ratio sebesar 52,34%, berarti

pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp

0,523 aktiva lancar, penurunan ini disebabkan oleh penurunan

aktiva lancar pada tahun 2011. Tahun 2012 current ratio perusahaan

mengalami penurunan lagi dimana current ratio sebesar 17,17%, hal

ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp.

0,171 aktiva lancar, penurunan ini disebabkan kenaikkan kewajiban

lancar pada penurunan aktiva lancar.

15

Page 16: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

b. Quick Ratio

Current Asset-inventoriesQuick Ratio = x 100%

Current Liabilities

Rp 7.161.576.569,74 – Rp 62.809.000Tahun 2010 = x 100% = 73,66%

Rp 9.636.624.403,10

Rp 5.011.510.035,34 – Rp 37.283.000 Tahun 2011 = x 100% = 51,95%

Rp 9.573.522.590,33

Rp 1.660.280.445 – 11.625.000Tahun 2012 = x 100% = 17,05%

Rp 9.665.801.053

Pada tahun 2010 quick ratio sebesar 73,66%, berarti setiap

Rp 1,00 hutang lancarnya dengan quick asset sebesar Rp 0,736.

Tahun 2011 quick ratio perusahaan sebesar 51,95% hal ini berarti

pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan quick asset

sebesar Rp 0,519. Tahun 2012 quick ratio perusahaan sebesar

17,05%, ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan quick

asset sebesar Rp. 0,170.

c. Cash Ratio

Cash & BankCash Ratio = x 100%

Current Liabilities

Rp 1.371.495.914,74Tahun 2010 = x 100% = 14,23%

Rp 9.636.624.403,10

Rp 1.316.509.037,84Tahun 2011 = x 100% = 13,75%% Rp 9.573.522.590,33

Rp 41.415.562Tahun 2012 = x 100% = 0,43% Rp 9.665.801.053

16

Page 17: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Pada tahun 2010 cash ratio sebesar 14,23%, berarti pada

tahun 2010 setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan Rp

0,142 kas perusahaan, kemudian pada tahun 2011 dan 2012 cash

rationya mengalami penurunan, dimana cash ratio pada tahun 2010

sebesar 13,75% dan tahun 2012 sebesar 0,43%, ini berarti pada

tahun 2011 dan 2012 setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin

dengan Rp 0,137; Rp 0,0043 kas perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

Rumus: Total Assets

Solvabilitas = x 100% Total Liabilities

Rp 78.456.976.643,52Tahun 2010 = x 100% = 698,3%

Rp11.234.827.026,44

Rp 78.548.423.744,14Tahun 2011= x 100% = 704,9%

Rp 11.143.814.501,39

Rp75.237.492.775Tahun 2012= x 100% = 775,6%

Rp 9.700.404.390

Pada tahun 2010 solvabilitas sebesar 698,3%, berarti pada tahun

2010 setiap Rp 1,00 total hutang dijamin dengan Rp 6,983 total aktiva,

tahun 2011 rationya sebesar 704,9%, hal ini berarti bahwa setiap

Rp 1,00 total hutang dijamnn Rp 7,049 total aktiva. Tahun 2012

solvabilitas mengalami peningkatan dimana rationya sebesar 775,6%,

yang berarti setiap Rp 1,00 total hutang dijamin Rp 7,776 total aktiva.

17

Page 18: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

3. Rasio Aktivitas

a. Perputaran Piutang

Rumus:Penjualan kredit

Perputaran Piutang = Rata-rata piutang

Rp 2.312.075.774Tahun 2010= = 3,04 kali

Rp 759.743.573,75

Rp 7.588.053.042Tahun 2011= = 3,47 kali

Rp 2.185.292.396,25

Rp 7.475.109.473Tahun 2012= = 2,86 kali

Rp 2.610.756.009

Pada tahun 2010 rata-rata dana yang tertanam dalam piutang

berputar sebesar 3,04 kali, kemudian pada tahun 2011 dana yang

tertanam dalam piutang berputar sebesar 3,47 kali, yang berarti

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang disebabkan

peningkatan rata-rata piutang dan peningkatan penjualan, lalu pada

tahun 2012 mengalami penurunan dimana dana yang tertanam dalam

piutang berputar sebesar 2,86 kali, hal ini akan mengganggu

likuiditas perusahaan, sehingga perlu ditingkatkan efektivitas dan

efisiensi penagihan piutang terutama yang berkaitan dengan piutang

rekening air.

b. Rata-Rata Umur Piutang

Rata-rata piutang x 360Rata-Rata Umur Piutang =

Penjualan kredit

18

Page 19: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Rp 759.743.573,75 x 360Tahun 2010= = 118 hari

Rp 2.312.075.774

Rp 2.185.292.396,25 x 360Tahun 2011= = 104 hari

Rp 7.588.053.042

Rp 2.610.756.009 x 360Tahun 2012= = 126 hari

Rp 7.475.109.473

Pada tahun 2010 dikumpulkan setiap 118 hari, kemudian

pada tahun 2011 piutang rata-rata dikumpulkan setiap 104 hari,

yang berarti lebih cepat dibandingkan tahun 2011, lalu pada tahun

2012 piutang rata-rata dikumpulkan setiap 126 har,i ini berarti lebih

lama dibandingkan tahun 2011.

c. Perputaran Aktiva Tetap

PenjualanPerputaran Aktiva Tetap =

Aktiva tetap Rp 2.312.075.774

Tahun 2010 = = 1,33 kali Rp 1.735.091.442,64

Rp 7.588.053.042Tahun 2011 = = 3,22 kali

Rp 2.360.158.97,69

Rp 7.475.109.473Tahun 2012= = 2,94 kali

Rp 2.540.712.808

Pada tahun 2010 perputaran aktiva tetap sebesar 1,33 kali,

berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva tetap

menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,33 pada tahun 2011 perputaran

aktiva tetap sebanyak 3,21 kali, berarti setiap Rp 1,00 dana yang

tertanam dalam aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebesar

Rp 3,21 kemudian pada tahun 2012 perputaran aktiva tetap sebanyak

19

Page 20: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

2,94kali yang berarti setiap Rp 1.00 dana yang tertanam dalam

aktiva tetap menghasilkan penjualan Rp 2,94.

d. Perputaran Total Aktiva

PenjualanPerputaran Total Aktiva =

Total Aktiva

Rp 2.312.075.774Tahun 2010= = 0,03 kali

Rp 78.456.976.643,52

Rp 7.588.053.042Tahun 2011= = 0,09 kali

Rp 78.548.423.744,14

Rp 7.475.109.473Tahun 2012= = 0,09 kali

Rp 75.237.492.775

Pada tahun 2010 perputaran total aktiva 0,03 kali, berarti

setiap dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam setahun

menghasilkan penjualan Rp. 0,03. Pada tahun 2011 dan 2012

perputaran aktiva sama yaitu sebanyak 0,09 kali, ini berarti setiap

Rp 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva pada tahun 2011 dan 2012

menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,09.

4. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Gross profitGross profit margin = x 100%

Sales (Rp 134.046.705,05)

Tahun 2010= x 100% = -5,79% Rp 2.312.075.774

Rp 4.253.448.868,26Tahun 2011= x 100% = 56,05%

Rp 7.588.053.042

20

Page 21: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

( Rp 99.321.817)Tahun 2012 = x 100%= - 1,23%

Rp 7.475.109.473

Pada tahun 2010 gross profit margin sebesar -5,79%, berarti

setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan laba kotor Rp-0,057

kemudian pada tahun 2011 gross profit margin mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, dimana rationya sebesar 56,05%,

yang berarti setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan laba kotor

sebesar Rp 0,560, hal ini disebabkan pada tahun 2011 terjadi

peningkatan pada pendapatan dan biaya yang dikeluarkan tidak

terlalu besar, pada tahun 2012 gross profit margin mengalami

penuruan kembali dimana rasionya sebesar -1,23%, yang berarti

setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp -0,012.

b. Net Profit Margin

Earning after taxNet profit margin = x 100%

Sales (Rp 1.817.282.159,10)

Tahun 2010= x 100%= - 79,59% Rp 2.312.075.774

Rp 182.460.086,67Tahun 2011= x 100%= 2,40%

Rp 7.588.053.042

Rp 18.619.381Tahun 2012 = x 100%=0,24%

Rp 7.475.109.473

Pada tahun 2010 sebesar -79,59%, ini berarti pada tahun

2010 setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan kerugian sebesar Rp

0,795, kemudian pada tahun 2011 net profit margin mengalami

peningkatan dimana rasionya sebesar 2,40%, ini berarti setiap Rp

21

Page 22: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

1,00 penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,024, pada

tahun 2012 net profit margin sebesar 0,24%, ini berarti setiap Rp

1,00 penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,002.

c. Return on Invesment

EATROI = x100%

Total Assets

(Rp 1.817.282.159,10)Tahun 2010= x 100%= - 2,31%

Rp 78.456.976.643,52

Rp 182.460.086,67Tahun 2011= x 100%= 0,23%

Rp 78.548.423.744,14

Rp 18.619.381Tahun 2012= x 100%= 0,02%

Rp 75.237.492.775

Pada tahun 2010 ROI sebesar -2,31% ini berarti setiap

Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan memperoleh kerugian

sebesar Rp 0,023 pada tahun 2011 ROI sebesar 0,23% ini berarti

bahwa setiap Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan

memperoleh laba sebesar Rp 0,002, pada tahun 2012 ROI sebesar

0,02%, ini berarti setiap Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan

memperoleh laba sebesar Rp 0,0002.

d. Return On Equity

EATROE = x 100%

Shareholder’s equity

(Rp 1.817.282.159,10)Tahun 2010= x 100%= -2,70%

Rp 67.222.149.797,08

22

Page 23: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Rp 182.460.086,67Tahun 2011= x 100%= 0,27%

Rp 67.404.609.703,75

Rp 18.619.381Tahun 2012 = x100% = 0,02%

Rp 65.537.088.385

Pada tahun 2010 ROE perusahaan sebesar -2,70 %, yang

berarti setiap Rp 1,00 modal sendiri mengalami kerugian sebesar

Rp 0,027, pada tahun 2011 ROE sebesar 0,27%, hal ini berarti

bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri akan memperoleh laba bersih

sebesar Rp 0,002, pada tahun 2012 ROE sebesar 0,02%, yang berarti

setiap Rp 1,00 modal sendiri akan memperoleh labar sebesar 0,0002.

4.2.3 Kinerja Keuangan PDAM Kabupaten Bangka

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio:

Tahun Current Asset Current Liabilities Current Ratio (%)2010 Rp 2.150.235.788 Rp 4,547.547.749 47,28%

2011 Rp 1.810.054.435 Rp 5.226.882.201 34,63%

2012Rata-rata

Rp 2.068.389.354 Rp 4.801.447.413 43,08 %

41,66%

Pada tahun 2010 current ratio perusahaan PDAM Kabupaten

Bangka sebesar 47,28%, berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar akan

dijamin Rp 0,472 aktiva lancar, pada tahun 2011 current ratio

mengalami penuruanan dimana rasionya sebesar 34,63% berarti

setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 0,346 aktiva lancar,

penurunan ini disebabkan aktiva lancarnya berkurang. Pada tahun

23

Page 24: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

2012 current ratio mengalami peningkatan kembali dimana rasionya

sebesar 43,08 %, hal ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin

oleh Rp 0,430 aktiva lancar, peningkatan ini disebabkan penurunan

kewajiban lancar pada kenaikan aktiva lancar.

b. Quick Ratio

Tahun Current Asset Inventories Current Liabilities

Current Ratio (%)

2010 Rp 2.150.235.788 Rp 20.918.201 Rp 4,547.547.749 46,82%

2011 Rp 1.810.054.435 Rp 46.625.125 Rp 5.226.882.201 33,73%

2012Rata-rata

Rp 2.068.389.354 Rp 58.447.700 Rp 4.801.447.413 41,86%

40,80%

Pada tahun 2010 quick ratio sebesar 46.82%, hal ini berarti

setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dijamin dengan quick asset sebesar

Rp 0,468. Tahun 2011 quick ratio perusahaan sebesar 33,73%,

berarti pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan

quick asset sebesar Rp 0,337. Tahun 2012 quick ratio perusahaan

sebesar 41,86%, berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin

quick asset sebesar Rp 0,418.

c. Cash Ratio

Tahun Cash dan bank Current liabilities Cash ratio2010 Rp 992.648.281 Rp 4,547.547.749 21,82 %

2011 Rp 274.272.563 Rp 5.226.882.201 5,24 %

2012Rata-rata

Rp 459.280.563 Rp 4.801.447.413 9,57 %

12,21%

Pada tahun 2010 cash ratio sebesar 21,82 % hal ini berarti

bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan Rp 0,218

kas perusahaan, kemudian pada tahun 2011 cash rationya

24

Page 25: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

mengalami penurunan, dimana cash ratio pada tahun 2010 sebesar

5,24%, berarti pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancar

dijamin dengan Rp 0,052 kas perusahaan dan tahun 2012 cash

rationya sebesar 9,57% hal ini berati setiap Rp 1,00 hutang

lancarnya dijamin dengan Rp 0,095 kas perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

sumber

P

Pada tahun 2010 solvabilitas sebesar 195,3%,, berarti pada tahun

2010 bahwa setiap Rp 1,00 total hutang dijamin dengan Rp 1,953 total

aktiva, pada tahun 2011 rationya sebesar 182,6%, hal ini berarti

bahwa setiap Rp 1,00 total hutang mampu di jamin Rp 1,826 total

aktiva. Tahun 2012 solvabilitas mengalami penurunan yaitu sebesar

172,8% artinya setiap Rp 1,00 total hutang dijamin dengan Rp 1,728

total aktiva.

3. Rasio Aktivitas

a. Perputaran Piutang

Tahun Penjualan kredit Rata-rata piutang Perputaran piutang (kali)

2010 Rp 4.562.369.900 Rp 705.953.495 6,46 x

2011 Rp 5.408.124.970 Rp 8.692.243.730,5 6,22 x

2012Rata-rata

Rp 6.523.740.080 Rp 1.050.787.623 6,20 x

6,29 x

25

Tahun Total Assets Total Liabilities Rasio Solvabilitas (%)2010 Rp 13.492.729.560 Rp 6.908.869.975 195,3%

2011 Rp 14.142.811.004 Rp 7.745.772.942 182,6%

2012Rata-rata

Rp 12.977.461.348 Rp 7.508.370.448 172,8%183,57%

Page 26: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Pada tahun 2011 tingkat perputaran piutang sebesar 6,22 kali

dan pada tahun 2012 tingkat perputaran piutang sebesar 6,20 kali,

yang berarti perputaran piutang tahun 2010 lebih cepat dibandingkan

tahun 2011 dan 2012.

b. Rata-Rata Umur Piutang

Tahun Rata-rata piutang x 360

Penjualan kredit Rata-rata Umur Piutang

2010 Rp 254.143.258.200 Rp 4.562.369.900 56 hari

2011 Rp 312.927.742.980 Rp 5.408.124.970 58 hari

2012 Rp 378.283.544.280 Rp 6.523.740.080 58 hari

Pada tahun 2010 selama 56 hari, pada tahun 2011 dan 2012

tingkat perputaran piutang hariannya sama yaitu selama 58 hari,

yang berarti lebih lama dibandingkan pada tahun 2010.

c. Fixxed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap)

Tahun Penjualan Fixxed assets-net FATO (kali)2010 Rp 4.562.369.900 Rp 7.765.215.415 0,59 x

2011 Rp 5.408.124.970 R p10.771.532.342 0,50 x

2012Rata-rata

Rp 6.523.740.080 Rp 9.423.404.477 0,69 x

0,59 x

Pada tahun 2010 perputaran aktiva tetap sebesar 0,59 kali, ini

berarti pada tahun 2010 setiap Rp 1,00 aktiva tetap dalam setahun

dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,59, pada tahun 2010

perputaran aktiva tetap sebesar 0,50 kali, hal ini berarti setiap

Rp 1,00 aktiva tetap akan menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,50,

kemudian pada tahun 2012 perputaran aktiva tetap sebesar 0,69 kali,

26

Page 27: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva tetap akan menghasilkan

penjualan sebesar Rp 0,69.

d. Total Assets Turnover (Perputaran Total Aktiva)

Tahun Penjualan Total Aktiva TATO (kali)2010 Rp 4.562.369.900 Rp 13.492.729.560 0,34 x

2011 Rp 5.408.124.970 Rp 14.142.811.004 0,38 x

2012Rata-rata

Rp 6.523.740.080 Rp 12.977.461.348 0,50 x

0,40 x

Pada tahun 2010 perputaran total aktiva sebanyak 0,34 kali,

ini berarti bahwa dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

dalam setahun berputar 0,34 kali atau setiap Rp 1,00 aktiva dalam

setahun akan menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,34. Pada tahun

2011 perputaran total aktiva sebsar 0,38 kali, yang berarti setiap Rp

1,00 aktiva dalam setahun akan memperoleh pendapatan sebesar Rp

0,38, kemudian pada tahun 2012 perputaran total aktiva sebesar 0,50

kali, yang berarti setiap Rp 1,00 aktiva akan memperoleh pendapatan

sebesar Rp 0,50.

4. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Tahun Laba kotor Sales GPM2010 Rp 707.082.745 Rp 4.562.369.900 15,49%

2011 Rp 450.727.747 Rp 5.408.124.970 8,33%

2012Rata-rata

Rp 1.009.741.430 Rp 6.523.740.080 15,47%

13,18%

27

Page 28: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Pada tahun 2010 gross profit margin sebesar 15,49%,

berarti pada tahun 2010 setiap Rp 1,00 penjualan yang dihasilkan

akan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,154, pada tahun 2011

gross profit margin sebesar 8,33% yang berarti setiap Rp 1,00

pendapatan akan memperoleh laba kotor sebesar Rp. 0,083. Pada

tahun 2012 gross profit margin mengalami peningkatan dimana

rasionya sebesar 15,47%, yang berarti setiap Rp 1,00 pendapatan

akan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,154, peningkatan ini

disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan biaya operasi yang

dikeluarkan pada tahun 2012 tidak terlalu besar.

b. Net Profit Margin

Tahun Eat Sales NPM2010 (Rp 1.870.160.704) Rp 4.562.369.900 -40,99%

2011 (Rp 2.342.037.505) Rp 5.408.124.970 -43,30%

2012Rata-rata

(Rp 1.561.615.816) Rp 6.523.740.080 -23,93%

-36,07%

Pada tahun 2010 sebsar -40,99%, hal ini berarti setiap Rp

1,00 penjualan yang dihasilkan akan memperoleh kerugian sebesar

Rp 0,409, kemudian pada tahun 2011 net profit margin sebesar -

43,30%, yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan yang dihasilkan akan

memperoleh kerugian sebsar Rp 0,433, dan pada tahun 2012 net

profit margin sebesar -23,93%, yang berarti setiap Rp 1,00

penjualan yang dihasilkan akan memperoleh kerugian sebesar Rp

0,239.

28

Page 29: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

c. Return On Invesment

Tahun EAT Total Assets ROI2010 (Rp 1.870.160.704) Rp 13.492.729.560 -13,86%

2011 (Rp 2.342.037.505) Rp 14.142.811.004 -16,55%

2012Rata-rata

(Rp 1.561.615.816) Rp 12.977.461.348 -1,20%

-10,53%

Pada tahun 2010 sebesar -13,86%, ini berarti setiap Rp 1,00

total aktiva yang ditanamkan akan memperoleh kerugian sebesar

Rp 0,138, pada tahun 2011 ROI sebesar -16,55%, berarti setiap

Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan memperoleh kerugian

sebesar Rp 0,165, dan pada tahun 2012 ROI sebesar -1,20%, ini

berarti setiap Rp 1,00 total aktiva tetap yang ditanamkan akan

memperoleh kerugian sebesar Rp 0,012.

d. Return On Equity

Tahun EAT Shareholder’s equity ROE2010 (Rp 1.870.160.704) Rp 6.583.895.585 -28,40%

2011 (Rp 2.342.037.505) Rp 6.397.038.080 -36,61%

2012Rata-rata

(Rp 1.561.615.816) Rp 5.469.090.900 -28,55%

31,18%

Pada tahun 2010 sebesar -28,40%, hal ini berarti setiap Rp

1,00 modal yang di hasilkan akan memperoleh kerugian sebesar

Rp 0,284, pada tahun 2011 ROE sebesar -36,61%, ini berarti setiap

Rp 1,00 modal yang dihasilkan memperoleh kerugian sebesar

Rp 0,366, dan pada tahun 2012 ROE sebesar -28,55%, ini berarti

29

Page 30: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Rp 1,00 modal yang dihasilkan akan memperoleh kerugian sebesar

Rp 0.285%.

4.3 Perbandingan Kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang Dengan PDAM Kabupaten Bangka

Rasio PDAM Kota Pangkalpinang

PDAM Kabupaten Bangka

1. Rasio Likuiditasa. Current ratiob. Quick ratioc. Cash ratio

47,94%47,55%9,47%

41,66%35,80%12,21%

2. Rasio Solvabilitas 726,27% 183.57%

3. Rasio Aktivitasa. Perputaran piutangb. Perputaran piutang harianc. FATOd. TATO

3,12 kali116 hari2,49 kali0,07 kali

6,29 kali57 hari

0,59 kali0,40 kali

4. Rasio Profitabilitasa. GPMb. NPMc. ROId. ROE

16,34%-25,65%-0,68%-0,80%

13,18%-36,07%-10,53%-31,19%

Sumber: PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten Bangka (data diolah), tahun 2014

1. Rasio Likuiditas

Current ratio PDAM Kota Pangkalpinang mempunyai nilai

rasio lebih besar yaitu sebesar 47,94% dibandingkan dengan nilai rasio

PDAM Kabupaten Bangka yaitu sebesar 41,66%, kemudian untuk

quick ratio menunjukkan bahwa nilai rasio PDAM Kota Pangkalpinang

lebih besar yaitu sebesar 47,55% dibandingkan PDAM Kabupaten

Bangka dimana rasionya sebesar 40,80%, dan untuk cash rasio

menunjukkan bahwa nilai rasio PDAM Kota Pangkalpinang lebih kecil

yaitu sebesar 9,47% dibandingkan dengan PDAM Kabupaten Bangka

diamana rasionya 12,21%.

30

Page 31: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas PDAM Kota Pangkalpinang nilainya lebih

besar yaitu sebesar 726,27% dibandingkan rata-rata rasio solvabilitas

PDAM Kabupaten Bangka dimana rasionya sebesar 183,57%.

3. Rasio Aktivitas

PDAM Kabupaten Bangka mempunyai rata-rata tingkat

perputaran piutang lebih besar yaitu sebesar 6,29 kali dibandingkan

dengan PDAM Kota Pangkalpinang di mana tingkat perputaran

piutangnya sebesar 3,12 kali, pada rata-rata piutang harian

menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Bangka lebih cepat dalam

mengumpulkan piutangnya yaitu sebesar 57 hari dibandingkan rata-

rata piutang harian PDAM Kota Pangkalpinang yaitu sebesar 116 hari.

Rata-rata Perputaran aktiva tetap menunjukkan bahwa PDAM Kota

Pangkalpinang mempunyai perputaran aktiva tetap diatas PDAM

Kabupaten Bangka yaitu sebesar 2,49 kali dibandingkan dengan PDAM

Kabupaten Bangka yaitu sebesar 0,59 kali, kemudian untuk perputaran

total aktiva menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Bangka memiliki

rata-rata perputaran aktiva diatas PDAM Kota Pangkalpinang yaitu

sebesar 0,41 kali, dibandingkan PDAM Kota Pangkalpinang yaitu

sebesar 0,07 kali.

4. Rasio Profitabilitas

Rata-rata rasio gross profit margin PDAM Kota Pangkalpinang

lebih besar yaitu sebesar 16,34%, hal ini disebabkan pada tahun 2011

31

Page 32: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

gross profit margin PDAM Kota Pangkalpinang memiliki rasio yang

paling besar dan dalam keadaan sangat profitabel, sehingga mampu

menutupi kerugian pada tahun 2010 dan 2012, namun PDAM

Kabupaten Bangka meskipun rata-rata rasio gross profit marginnya

lebih kecil, PDAM Kabupaten Bangka lebih baik dalam

mempertahankan tingkat keuntungan laba kotornya pada tahun 2010-

2012, dari hasil penjualannya. Pada net profit margin, return on

invesment dan return on equity menunujukkan bahwa nilai rasio PDAM

kota Pangkalpinang lebih besar nilainya yaitu sebesar -25,65%; -

0,69%; dan -0,80% dibandingkan dengan PDAM Kabupaten Bangka di

mana rasionya sebesar -36,68%; -10,54%; dan -31,19%, hal ini berarti

PDAM Kota Pangkalpinang memiliki kerugian lebih kecil

dibandingkan PDAM Kabupaten Bangka.

32

Page 33: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian pada BAB IV, maka penulis

menarikbebrapa kesimpulan yang merupakan penutup dari skripsi ini.

5.1 Kesimpulan

1. Kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang pada tahun 2010-2012

dalam keadaan liquid dan solvabel. Dari hasil rasio aktivitas kinerja

keuangan perusahaan lambat dalam pengumpulan piutangnya, namun

tingkat keefektivitasannya dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk

menghasilkan penjualan cukup baik. Rasio profitabilitas menunjukkan

bahwa kinerja keuangan perusahaan sangat buruk, dapat dikatakan

perusahaan mengalami kerugian, hanya gross profit margin pada tahun

2011 perusahaan mampu memperoleh laba kotor sangat baik.

2. Kinerja Keuangan PDAM Kabupaten Bangka pada tahun 2010-2012

dalam keadaan liquid dan solvabel. Rasio aktivitas menunjukkan kinerja

keuangan secara keseluruahan relatif baik, kecuali rasio pada perputaran

aktiva tetapnya. Rasio profitabilitas menunjukkan kinerja keuaangan

dalam memperoleh laba kurang baik, kecuali pada gross profit margin

perusahaan mampu memperoleh laba kotor dari penjualannya dengan baik.

3. Perbandingan kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang dengan

PDAM Kabupaten Bangka pada tahun 2010-2012 secara keseluruhan

dilihat dari rasio likuiditas PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik

dibanding PDAM Kabupaten Bangka (kecuali cash rationya). Rasio

33

Page 34: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

solvabilitas menunjukkan PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik

dibandingkan PDAM Kabupaten Bangka. Rasio aktivitas menunjukkan

kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka lebih baik dibandingkan

PDAM Kota Pangkalpinang (kecuali perputaran aktiva tetap). Rasio

profitabilitas menunjukkan PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik

dibandingkan PDAM Kabupaten Bangka. Dilihat dari rata-rata gross profit

margin menunjukkan PDAM Kota Pangkalpinang memiliki kinerja lebih

baik, namun PDAM Kabupaten Bangka lebih baik dalam memperoleh laba

kotornya dari tahun 2010-2012. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik dibandingkan dengan

kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka.

5.2 Saran

1. Disarankan baik PDAM Kota Pangkalpinang maupun PDAM Kabupaten

Bangka lebih meningkatkan kinerja keuangannya melalui pengurangan

hutang perusahaan, pengelolaan piutangnya, meningkatkan

profit/keuntungan perusahaan dengan cara memaksimalkan volume

penjualan supaya laba yang dihasilkan lebih besar.

2. Disarankan baik PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten

Bangka lebih memperketat dalam memberikan pembayaran tagihan

rekening air dengan cara memberikan denda bagi pelanggan yang

terlambat melunasinya.

34

Page 35: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

DAFTAR PUSTAKA

Admaja, Lukas Setia, 2008. Manajemen Keuangan, Teori dan Praktek. Penerbit Andi Yogyakarta

Agustina, Meinyar, 2009. Analisis Rasio Keuangan Untuk Membandingkan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Blitar Dengan Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kabupaten Blitar.(online) jurnal akuntasi aktual. http://journal.library.um.ac.id/Volume 2 No. 1. /. Diakses 15 Juli 2013

Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2005. Pengantar Evaluasi. Salemba Empat

Badan Pusat Statistik. 2012. www.BPS.go.id/hasil_publikasi/dir_pam_listrik_gas _2012/ files.xml. Di akses 12 September 2013

C.Florenz.2012. A Comparative Analysis of the financial Ratios of Listed Firms Belonging to the Education Subsector in the Philippinies for the year 2009-2011.International Journal of Business and Social Science.ijbnet.com/jounals/Volume 3 No.21 November 2012.

Fahmi Irham,2011. Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta. Bandung

Fitria, Ika Diana, 2004. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keungan Perusahaan Rokok. (studi kasus pada PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk). (online) (Riset.budiluhur.ac.id).jurnal bisnis dan akuntansi.Volume.2 No.1 Unievrsitas Negeri Malang. di akses 15 juli 2013

Hamzah, Galih Nurul, 2009. Perbandingan Kinerja Keuangan PT. INDOFARMA (PERSERO). Tbk dengan PT. KIMIA FARMA (PERSERO), Tbk.(online) (www.gunadarma.ac.id). Jurnal penelitian.Volume. 3 No. 1 Depok di akses 15 Juli 2013

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara

Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama cetakan keempat. Rajawali Pers : Jakarta

Kementerian BUMN. Laba –Rugi htm.2012.(Online),(http://www.bumn.go.id/kinerjabumn/laba-rugi/)

35

Page 36: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-YENNI-WULANDARI.docx · Web viewAnalisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisis dengan membandingkan

Kumbirai, Mabwe.2010.A Financial Ratio Analysis of Commercial Bank Performance in South Africa.African review of economics and finance,www.ajol-info/index.php./aref/article Volume.2 No.1, Desember 2010

Mulyadi, 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat

Najmudin, 2011. Manajemen Keungan dan Katualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET

Puspitasari, Ratih, 2012. Analsis Laporan Keuangan Untuk Menilai kinerja keuangan Perusahaan PT. ASTRA INTERNASIONAL. Tbk. (online) (lib.uin-malang.ac.id. Akuntansi Internasioal. Volume 14 tahun 2012. diakses 15 juli 2013

Rachim E.Abd. 2008. Manajemen Keuangan, Nobel Edumedia. Jakarta

Syahrial, Dermawan. 2007. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media

Ula, Marisatul, 2011. Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN dan BUMS Yang Masuk Jakarta Islamic Indeks.(online)(digilib.uin-suka.ac.id). jurnal akuntansi aktual. Volume.3 No.2 di akses 15 juli 2013

36