Upload
tranthien
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat
perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan
melakukan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran. Hal ini ditujukan agar
perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar untuk
produknya. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan selebriti sebagai
endorser untuk produknya.
Penggunaan selebriti endorser dapat dikatakan efektif apabila terdapat
kesesuaian antara brand image dengan celebrity image. Oleh sebab itu, perlu
diketahui atribut apa saja image yang dapat diasosiasikan dengan sampo.
Atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
- Sampo yang melembutkan rambut
- Sampo anti ketombe
- Mempunyai banyak varian
- Tersedia dalam berbagai ukuran
- Sampo alami
- Mencegah kerontokan
- Keharuman yang tahan lama
- Sampo yang menghitamkan rambut
- Sampo yang elegan
- Mudah didapat
- Harganya terjangkau
- Bonus dengan isi lebih banyak
- Mampu memberikan kesejukan
- Memiliki wangi yang enak
Selain brand image, penelitian ini juga mengkaji image yang melekat
pada celebrity endorser yaitu:
- Trustworthiness
- Expertise
28
- Attractiveness
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan metode yang sesuai dengan data yang
didapat. Hasil yang akan diperoleh berupa efektif atau tidaknya penggunaan
celebrity endorser dalam upaya peningkatan brand image. Efektif atau
tidaknya celebrity endorser dapat dilihat dari kesesuaian antara celebrity
image dengan brand image, serta kemampuan celebrity untuk dapat
menyampaikan pesan yang diinginkan oleh pengiklan.
Persepsi mengenai brand image maupun celebrity image serta
kemampuan celebrity dalam menyampaikan pesan tersebut dilihat dari
persepsi pria dan wanita. Kesesuaian karakteristik endorser dengan
karakteristik produk, dilihat berdasarkan gabungan mahasiswa pria dan
wanita. Dampak yang akan terjadi apabila penggunaan celebrity endorser
tersebut efektif yaitu mendorong konsumen untuk melakukan pembelian,
meningkatnya ekuitas merek, dan berujung pada peningkatan volume
penjualan. Kerangka pemikiran untuk permasalahan ini dapat dilihat pada
Gambar 9.
29
Gambar 9. Kerangka pemikiran
Ketatnya persaingan
industri sampo di Indonesia
Perusahaan ingin meningkatkan
dan mempertahankan pangsa
pasarnya
Penggunaan
celebrity endorser
pada produk sampo
Celebrity image
Brand image
Laki-Laki
Perempuan
Efektivitas penggunaan
celebrity endorser dalam
upaya peningkatan brand
image
Mendorong konsumen
untuk melakukan
pembelian
Meningkatnya kekuatan
merek
Meningkatnya
penjualan
Kesesuaian celebrity endorser
(dimensi trustworthiness,
attractiveness, expertise) dengan
karakteristik produk yang
diiklankan
30
3.2. Tahapan Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk membatasi merek dan
celebrity endorser serta untuk membatasi atribut yang layak dimasukkan ke
dalam kuesioner utama. Penelitian pendahuluan untuk membatasi merek dan
celebrity endorser dilakukan dengan mewawancarai 30 orang mahasiswa
yang terdiri dari 18 mahasiswa wanita dan 12 mahasiswa pria. Pemilihan
tempat pengambilan sampel, dilakukan pada spot-spot yang memungkinkan
banyak mahasiswa dari berbagai fakultas, misalnya perpustakaan, kantin, dll.
Hal tersebut diupayakan agar mahasiswa dapat mewakili berbagai fakultas
yang ada. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan endorser serta merek
sampo yang diiklankan, kemudian dihitung persentasenya. Merek sampo
yang mempunyai persentase diatas 10 persen dan endorser yang memiliki
persentase yang tinggi, dijadikan objek dalam penelitian ini. Lembar
wawancara survey pendahuluan untuk membatasi merek dan endorser dapat
dilihat pada Lampiran 2.
Penelitian pendahuluan untuk membatasi atribut sampo, dilakukan
dengan cara mewawancarai 10 mahasiswa mengenai atribut apa sajakah yang
dapat diasosiasikan dengan sampo. Kemudian dibuat kuesioner yang
berisikan atribut yang didapat melalui wawancara sebelumnya. Sebanyak 30
orang mahasiswa yang terdiri dari 18 mahasiswa wanita dan 12 mahasiswa
pria, diminta untuk mengisi kuesioner pendahuluan untuk membatasi atribut.
Kuesioner pendahuluan untuk membatasi atribut dapat dilihat pada Lampiran
3. Setelah itu, dilakukan Principal Component Analysis untuk mereduksi
atribut yang tidak layak dimasukkan kedalam kuesioner inti. Output
pengolahan data dengan menggunakan teknik Principal Component Analysis
dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.3. Tahapan Penelitian Utama
Tahapan awal kegiatan penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner
pendahuluan untuk mengetahui merek yang paling banyak disebutkan oleh
sejumlah kecil mahasiswa S1 IPB. Berdasarkan kuesioner pendahuluan
tersebut akan didapat merek sampo dan celebrity endorser-nya yang memiliki
31
persentase paling tinggi. Tahapan kedua yaitu mempelajari Segmenting,
Targeting, dan Positioning (STP) dari masing-masing merek sampo dan
endorser. Hal tersebut dapat dijadikan acuan ataupun landasan mengenai
pada segmen pasar apakah endorser tersebut ditujukan, serta mengetahui
positioning dari setiap merek.
Tahapan yang selanjutnya dilakukan yaitu penentuan atribut untuk
menggambarkan citra merek sampo. Penentuan atribut tersebut dilakukan
melalui survey terbatas terhadap sejumlah kecil mahasiswa. Berdasarkan teori
yang ada, atribut tersebut dikembangkan dan dilakukan Principal Component
Analysis untuk menentukan atribut apakah yang dapat dimasukkan dalam
kuesioner.
Berdasarkan atribut yang diperoleh dari Principal Component
Analysis, maka tahapan yang dilakukan selanjutnya yaitu pembuatan
kuesioner. Setelah kuesioner dibuat, maka kuesioner disebarkan kepada 30
orang mahasiswa. Hasil kuesioner tersebut kemudian di uji reliabilitas dan
validitasnya. Apabila kuesioner terbukti valid dan reliabel, maka kuesioner
dapat dilanjutkan pada 70 mahasiswa selanjutnya. Pengambilan sampel
dilakukan pada 100 mahasiswa IPB dengan teknik quota sampling, dimana
dibagi menjadi dua kelompok yaitu mahasiswa pria dan mahasiswa wanita.
Setelah hasil kuesioner didapat, akan diketahui brand awareness yaitu
merek yang menjadi top of mind, brand recall, brand recognition, dan
unaware brand. Kemudian, data mengenai atribut akan diolah dengan
menggunakan alat analisis Multidimention Scaling (MDS) yang merupakan
alat analisis yang mampu menggambarkan citra merek (brand image) suatu
produk dan mampu menunjukkan pesaing terdekat suatu merek tertentu.
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS. Pengolahan data
tersebut akan menghasilkan perceptual map yang menampilkan posisi setiap
merek atau celebrity endorser terhadap atributnya.
Importance Performance Analysis dalam penelitian ini digunakan
untuk melihat kesesuaian antara celebrity image dan brand image. Tahapan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 10.
32
Gambar 10. Tahapan penelitian
Ok
Tidak Ya
Melakukan survey pendahuluan
untuk mengetahui merek sampo dan
endorser yang paling banyak
disebutkan
Mempelajari STP dari
masing-masing merek
sampo dan endorser
Metode dan Analisis data - Statistika deskriptif
Untuk mengetahui brand
awareness
- Multidimensional Scaling
Untuk mengetahui brand image
dan celebrity image
- IPA
Untuk mengetahui kesesuaian
brand image dengan celebrity
image
Teknik Pengambilan
sampel:
- Quota
sampling
- Rumus
Slovin
Teknik pengumpulan
data:
- Kuesioner
- Wawancara
Penyebaran
kuesioner utama
Kesimpulan
dan Saran
Interpretasi
data dan
analisis data
Pengolahan
data
Pengumpulan
data
Pengujian
kuesioner
Mulai
Selesai
Teknik pengambilan sampel:
- Quota sampling
- Rumus Slovin Teknik pengumpulan data:
- Wawancara
- Kuesioner
Survey pendahuluan untuk
membatasi atribut sampo
yang layak dimasukkan ke
dalam kuesioner inti.
33
3.4. Metode Penelitian
3.4.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai analisis efektivitas penggunaan celebrity
endorser terhadap peningkatan brand image sampo dilakukan pada
mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan
mulai dari bulan Maret – April 2010. Alur penelitian dimulai dari
wawancara dan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian. Setelah
itu, pertanyaan disusun dalam bentuk angket yang disebarkan kepada
mahasiswa yang selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga
pertanyaan dalam angket menjadi sahih ketika diuji oleh alat analisis.
3.4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Data primer diperoleh langsung dari mahasiswa berupa
jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Sedangkan data
sekunder penelitian ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet,
majalah, skripsi, dan literatur yang dikeluarkan oleh lembaga terkait
serta bahan pustaka atau laporan lainnya yang merupakan hasil
penelitian terdahulu.
3.4.3 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel atau contoh pada penelitian ini
berdasarkan penarikan sampel non probabilitas (non probability
sampling), sehingga semua unsur populasi belum tentu memiliki
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota contoh. Teknik non
probability sampling yang digunakan adalah metode quota sampling.
Jumlah mahasiswa yang diambil berdasarkan rumus Slovin (Umar,
2004):
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2 …………………………………………………(3)
34
Keterangan:
n = Jumlah sampel
𝑁 = Ukuran populasi
𝑒 = Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
atau diinginkan yaitu sebesar 10 persen.
Berdasarkan data mengenai jumlah mahasiswa Institut Pertanian
Bogor tahun akademik 2009/2010, maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
n = 14178
1+141,78 = 99,299622 = 100 mahasiswa
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100
mahasiswa, dimana 100 mahasiswa tersebut mewakili seluruh fakultas
yang ada pada Institut Pertanian Bogor dengan proporsi jumlah pria dan
wanita yang sesuai.
Tabel 2. Populasi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor
Fakultas Laki-laki Perempuan Jumlah
Pertanian 791 1074 1865
Kedokteran Hewan 275 403 678
Perikanan dan Ilmu Kelautan 795 819 1614
Peternakan 377 585 962
Kehutanan 774 824 1598
Teknologi Pertanian 837 894 1731
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
1274 1567 2841
Ekonomi dan Manajemen 556 1195 1751
Ekologi Manusia 238 900 1138
Jumlah 5917 8261 14178 Sumber: Direktorat AJMP-IPB (31 Desember 2009)
Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah mahasiswa dari setiap
fakultas yang ada agar mahasiswanya terwakili.
FAPERTA : 1865
14178𝑥 100 = 13,15 ≈ 13 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FKH : 678
14178𝑥 100 = 4,78 ≈ 5 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FPIK : 1614
14178𝑥 100 = 11,38 ≈ 12 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FAPET : 962
14178𝑥 100 = 6,78 ≈ 7 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FAHUTAN : 1598
14178𝑥 100 = 11,27 ≈ 11 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
35
FATETA : 1731
14178𝑥 100 = 12,20 ≈ 12 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FMIPA : 2841
14178𝑥 100 = 20,03 ≈ 20 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FEM : 1751
14178𝑥 100 = 12,35 ≈ 12 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
FEMA : 1138
14178𝑥 100 = 8,02 ≈ 8 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Berdasarkan hasil perhitungan quota sampling maka didapat
jumlah mahasiswa yang akan dijadikan mahasiswa untuk tiap fakultas.
Kemudian, agar seluruh departemen dalam fakultas dapat terwakili, maka
dilakukan pula perhitungan tiap departemen. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 7.
3.5. Pengujian Kuesioner
Data dari studi ini dikumpulkan dari hasil wawancara terstruktur
dengan kuesioner. Setelah itu, maka kuesioner perlu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
A. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur
hal yang diukur. Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner
adalah sebagai berikut (Umar, 2004):
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah mahasiswa.
Jumlah mahasiswa untuk uji coba adalah 30 orang.
c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor
tiap-tiap pertanyaan dengan menggunakan rumus teknik korelasi
product moment Pearson, sebagai berikut:
r = 𝑁 𝑋𝑌 −( 𝑋 𝑌)
(𝑁( 𝑋2−( 𝑋)2
)(𝑁 𝑌2− ( 𝑌)2
)
………………………………….(4)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi Pearson
𝑁 = Jumlah mahasiswa
36
𝑋 = Variabel bebas (skor masing-masing pertanyaan dari tiap
mahasiswa)
𝑌 = Variabel terkait (skor total semua pertanyaan dari tiap mahasiswa)
Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat
signifikansi (𝛼) 0,05 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai
validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan dan
layak digunakan.
B. Uji Reliabilitas
Jika kuesioner terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut
diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat mengukur gejala yang sama (Umar, 2004). Metode
Alfa Cronbach digunakan pada pengujian kuesioner yang menggunakan
skala likert dari 1-5. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
𝑟 11 = 𝑘
𝑘−1 (1 −
𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 ) ……………………….………………… (5)
Keterangan:
𝑟 11 = Keandalan instrumen
𝑘 = Banyak butir pertanyaan
𝜎𝑏2
= Jumlah ragam butir
𝜎𝑡2
= Ragam total
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data
A. Statistika deskriptif
Statistika deskriptif dapat digunakan untuk mengetahui
karakteristik variabel-variabel yang berkaitan, mengestimasi berapa besar
jumlah kelompok, mengetahui persepsi konsumen terhadap suatu produk
tertentu, mengetahui berapa besar pengaruh variabel dan mengetahui
prediksi spesifik (Rangkuti, 2003). Statistika deskriptif digunakan untuk
menganalisis brand awareness. Analisis ini dilakukan dengan
mentabulasikan data yang diperoleh. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
P = fi / ∑fi x 100 % ......................................................................(6)
37
Keterangan:
P = Persentase mahasiswa yang memilih kategori tertentu
fi = Jumlah mahasiswa yang memilih kategori tertentu
∑fi = Total mahasiswa
Analisis tabulasi silang juga digunakan untuk mengetahui
karakteristik mahasiswa. Tabulasi silang adalah suatu tabel silang yang
terdiri atas satu atau lebih dari satu kolom atau lebih. Fasilitas crosstab
pada SPSS bisa sekedar menampilkan kaitan antara dua variabel sampai
dengan menghitung apakah ada kaitan antara baris dengan kolom (Rahayu,
2004).
Penelitian ini menggunakan analisis tabulasi silang untuk
mengetahui karakteristik mahasiswa. Selain itu, analisis tabulasi silang
juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan
minat pembelian sampo setelah masing-masing endorser
mengkomunikasikan produknya. Apabila probabilitas lebih dari 0,05 maka
Ho diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara baris dan kolom.
Namun, apabila probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha
diterima, yang berarti antara baris dan kolom terdapat hubungan.
B. Penentuan atribut
Penentuan atribut yang layak dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara Principal Component Analysis. Analisis faktor menganalisis interaksi
antarvariabel. Apabila dalam sejumlah besar variabel terdapat
multikolinearitas, kita dapat mencurigai bahwa adanya sejumlah faktor
dalam data kita. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi
struktur hubungan antarvariabel ataupun antar mahasiswa. Jika tujuan
analisis faktor adalah untuk mencari dimensi laten yang mewakili variabel-
variabel, maka analisis faktor yang kita lakukan disebut analisis faktor R
(R factor analysis).
Sebenarnya hanya ada dua metode dasar analisis faktor, yaitu
principal component analysis dan common factor analysis yang sering
disebut principal axis factoring. Principal component analysis
38
menggunakan total varian dalam analisisnya. Metode ini menghasilkan
faktor yang memiliki specific variance dan error variance yang paling
kecil. PCA bertujuan untuk mengetahui jumlah faktor minimal yang dapat
diekstrak (Simamora, 2005).
C. Persepsi Celebrity Image dan Brand Image
Multidimension Scaling digunakan untuk mengetahui brand image
dan celebrity image. Peta persepsi mahasiswa dan posisi atribut dari merek
dan endorser juga dapat dilihat dengan menggunakan MDS. Berdasarkan
persepsi terhadap endorser, maka dapat diketahui apakah endorser dapat
menyampaikan pesan yang diinginkan oleh pengiklan atau tidak.
D. Kesesuaian Celebrity Image dan Brand Image
Kesesuaian antara celebrity image dan brand image dapat diukur
dengan menggunakan Importance Performance Analysis. Setiap dimensi
celebrity endorser akan dilihat kesesuaian dengan produk yang diiklankan.
Dimensi selebriti yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dimensi
trustworthiness, expertise, dan attractiveness. Metode pengumpulan dan
pengolahan data dapat dilihat pada Lampiran 1.