16
14 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Komoditi Jenis beras yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa macam. Hal ini menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan dalam mengonsumsi beras dengan begitu banyaknya varietas yang tersedia. Secara kasar beras dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti beras biasa atau beras putih, beras merah, beras hitam, dan ketan. Nama varietas dari beras tersebut sangat banyak beberapa diantaranya adalah seperti di bawah ini (Tabel 4): Tabel 4. Daftar Varietas Gabah/ Padi No. Kode Nama Varietas 1 CBGO Cibogo 2 CGLS Cigeulis 3 CHRG Ciherang 4 CLWG Ciliwung 5 CMLT Cimelati 6 CSDN Cisadane 7 CSKN Cisokan 8 IR42 IR42 9 IR64 IR64 10 IR66 IR66 11 MBRM Memberamo 12 MNCL Muncul 13 MNTK Mentik 14 RMOS Ramos 15 SLTN Sultan 16 SMRU Semeru 17 SMTR Semester 18 SRYA Surya 19 WABR Way Apuburu Sumber: Departemen Pertanian (2009) 9 Selain beras di atas masyarakat juga mengenal beras Rojolele. Beberapa jenis beras, seperti Pandan Wangi dan Rojolele mengeluarkan aroma wangi bila dimasak. Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Pandan Wangi adalah beras khas Cianjur, berasal dari padi bulu varietas lokal. Karena nasinya yang beraroma pandan, maka padi dan beras ini sejak tahun 1973 terkenal dengan sebutan Pandan Wangi. 9 [Deptan] Departemen Pertanian. 2009. Daftar varietas gabah/beras. http://database.deptan. go.id/smsharga/listkomoditi.asp [19 Februari 2010]

II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

14

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Komoditi

Jenis beras yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa macam. Hal ini

menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan dalam mengonsumsi beras

dengan begitu banyaknya varietas yang tersedia. Secara kasar beras dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis seperti beras biasa atau beras putih, beras

merah, beras hitam, dan ketan. Nama varietas dari beras tersebut sangat banyak

beberapa diantaranya adalah seperti di bawah ini (Tabel 4):

Tabel 4. Daftar Varietas Gabah/ Padi

No. Kode Nama Varietas

1 CBGO Cibogo

2 CGLS Cigeulis

3 CHRG Ciherang

4 CLWG Ciliwung

5 CMLT Cimelati

6 CSDN Cisadane

7 CSKN Cisokan

8 IR42 IR42

9 IR64 IR64

10 IR66 IR66

11 MBRM Memberamo

12 MNCL Muncul

13 MNTK Mentik

14 RMOS Ramos

15 SLTN Sultan

16 SMRU Semeru

17 SMTR Semester

18 SRYA Surya

19 WABR Way Apuburu Sumber: Departemen Pertanian (2009)

9

Selain beras di atas masyarakat juga mengenal beras Rojolele. Beberapa

jenis beras, seperti Pandan Wangi dan Rojolele mengeluarkan aroma wangi bila

dimasak. Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang

memberikan efek wangi. Pandan Wangi adalah beras khas Cianjur, berasal dari

padi bulu varietas lokal. Karena nasinya yang beraroma pandan, maka padi dan

beras ini sejak tahun 1973 terkenal dengan sebutan Pandan Wangi.

9 [Deptan] Departemen Pertanian. 2009. Daftar varietas gabah/beras. http://database.deptan.

go.id/smsharga/listkomoditi.asp [19 Februari 2010]

Page 2: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

15

2.1.1. Keunggulan Spesifik Beras Pandan Wangi

Jenis padi varietas lokal Cianjur yang menghasilkan beras Pandan Wangi

asli termasuk dalam varietas Javonica. Beras ini mempunyai keunggulan seperti

rasa yang sangat enak, pulen, dan beraroma wangi pandan. Rasanya sangat khas

sehingga harga berasnya cukup mahal, yaitu bisa mencapai dua kali lipat harga

beras biasa.

2.1.2 Karakteristik Beras Pandan Wangi

Tanaman padi yang menghasilkan beras Pandan Wangi berumur 150-165

hari dengan tinggi tanaman 150-170 cm, untuk gabah (endosperm) bulat/gemuk

berperut, bermutu, tahan rontok, berat 1.000 butir gabah 300 gram, kadar amylase

20 persen potensi hasil 6-7 ton/ha malai kering pungut. Adapun kandungan gizi

dari beras Pandan Wangi dapat dilihat seperti di bawah ini:

Tabel 5. Kandungan Gizi Beras Pandan Wangi

No. Parameter Hasil

1. Kadar Protein 8.97 persen

2. Kadar Lemak 0,32 persen

3. Kadar Gula Pereduksi 63,39 persen

4. Fe 4,65 Ppm

5. Cu 6,42 Ppm

6. Kalori 14,81 Kg/g

Sumber: Institut Pertanian Bogor (IPB), 2001 (dalam web resmi Pemerintah Kabupaten

Cianjur)10

, (data diolah)

2.1.3 Sentra Produksi Beras Pandan Wangi

Sentra produksi beras Pandan Wangi asli hanya terdiri dari beberapa daerah

saja. Daerah tersebut terletak di wilayah Cianjur. Tabel 6 berikut ini akan

menunjukkan nama daerah sentra produksi Pandan Wangi beserta penjelasan

mengenai jumlah kelompok tani beserta jumlah anggota, luas sawah dan petani

Pandan Wangi, dan output yang dikonsumsi maupun yang dijual di masing-

masing daerah:

10

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur. 2009.

Beras.http://cianjurkab. go.id/Content_Nomor_Menu_30_4.html [16 Desember 2009]

Page 3: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

16

Tabel 6. Nama Daerah dan Karakteristik Sentra Produksi Pandan Wangi

Kecamatan Kel. Tani Jumlah

Anggota

Luas

Sawah

Tani Pandan

Wangi

Dikonsumsi

(Ton)

Dijual

(Ton)

Warungkondang 28 2.597 2.985 760 348 5.950

Cibeber 20 818 3.200 315 216 1.864

Cugenang 14 912 2.174 357 468 1407

Cilaku 31 412 2.574 210 143 1.329

Cianjur 14 494 1.206 183 187 901

Campaka 2 40 2.800 15 12 76

Jumlah 78 4.870 14.939 1.876 1.374 11.527

Sumber: Website Pemerintah Kabupaten Cianjur (2009)

Varietas unggulan lokal Pandan Wangi cocok ditanam di dataran sedang

dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Daerah yang paling terkenal

sebagai penghasil beras Pandan Wangi adalah Desa Jambu Dipa yang termasuk

wilayah Kecamatan Warungkondang. Uniknya apabila ditanam di luar daerah

tersebut, rasa beras yang dihasilkan berbeda dan aromanya tidak muncul. Hingga

saat ini belum ada kualitas Pandan Wangi yang dapat menandingi kualitas Pandan

Wangi dari daerah tersebut. Sayangnya sejak beberapa tahun terakhir daerah

sentra Pandan Wangi sudah mengurangi produksinya. Dari enam kecamatan kini

sentra penanaman hanya ada di dua kecamatan saja, yakni Kecamatan

Warungkondang di Desa Bunisari, Desa Mekarwangi, Desa Tegal Lega, dan Desa

Buni Kasih, serta di Kecamatan Gekbrong yakni di Desa Kebon Peuteuy dan Desa

Songgom11

.

2.1.4 Sejarah Beras Pandan Wangi

Penjelasan mengenai sejarah dan penjabaran lain yang berhubungan dengan

beras Pandan Wangi akan diuraikan di bawah ini. Data dan penjelasan mengenai

sejarah ini diperoleh dari situs resmi website Kabupaten Cianjur (2009). Menurut

data pemerintah Kabupaten Cianjur (2009)12

, varietas padi lokal Pandan Wangi

(PW) Cianjur telah dibudidayakan oleh petani sejak tahun 1960-an, waktu itu

11

H. Burhan (Ketua Gapoktan Citra Sawargi dan Ketua Himpunan Kerukunan Tani

Indonesia Cabang Cianjur) 12

Website Pemerintah Kabupaten Cianjur. Op.cit.

Page 4: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

17

belum dijadikan merek dagang dan terkenal. Beras Pandan Wangi mulai

dipasarkan skala kecil pada tahun 1970-an oleh seorang pedagang beras dari

Kampung Bunikasih Kecamatan Warungkondang yaitu Bapak H. Jalal (Alm), atas

pesanan sebuah restoran di Jakarta. Dikarenakan aromanya yang wangi, pada saat

itu beras ini dinamakan beras harum. Merek dagang beras Pandan Wangi mulai

dikenal pasaran sejak tahun 1980-an dan digemari oleh konsumen karena nasinya

harum, enak, dan pulen.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan

Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang petani

asal Cianjur bernama Haji Nawawi membawa benih padi dari daerah Garut,

kemudian benih tersebut ditanam di lahan miliknya yang terletak di Cisalak,

Kecamatan Cibeber, Cianjur. Saat itu, petani di Cianjur banyak menanam jenis

padi Omyok (pare gede). Sejak awal ditanam padi tersebut menyebarkan aroma

wangi seperti daun pandan. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebutnya

dengan nama ―Pandan Wangi‖. Saat dipanen, beras Pandan Wangi tetap

mengeluarkan aroma wangi. Padahal di daerah asalnya (Garut), padi tersebut

biasa saja jika ditanam.

Keterkenalan beras itu pun terdengar oleh para petani dari daerah lain di

wilayah Cianjur, termasuk petani asal Warungkondang, Cianjur. Mereka pun

mengikuti jejak keberhasilan Haji Nawawi dengan turut menanam varietas

Pandan Wangi. Para petani itu menanam varietas Pandan Wangi di daerah Jambu

Dipa dan Bumikasih yang kedua-duanya berlokasi di Kecamatan

Warungkondang, Cianjur. Sejak saat itu, penanaman Pandan Wangi di ketiga

daerah tersebut berkembang luas. Setelah itu seiring terkenalnya varietas ini

maraklah praktek pemalsuan yang merugikan produsen maupun konsumen.

Kurangnya informasi dan kesadaran masyarakat mengenai kualitas produk

Pandan Wangi yang asli membuat konsumen menjadi mudah tertipu. Beras

Pandan Wangi menjadi kontroversi karena telah terjadi peperangan merek dagang

pada komoditas ini. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya merek produk yang

mengatasnamakan dirinya sebagai varietas asli Pandan Wangi. Di sektor pertanian

mempertahankan produk unggulan suatu daerah bukanlah sesuatu yang mudah

untuk dilakukan. Semua perusahaan beras mengaku bahwa merek produk mereka

Page 5: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

18

merupakan Pandan Wangi asli. Padahal sebagian besar beras yang beredar di

pasar umumnya dicampur dengan beras lain yang lebih murah dan atau diberi

aromatik buatan sehingga menyerupai Pandan Wangi yang asli. Dari penelitian

terhadap sepuluh produk dalam kemasan yang mengklaim sebagai beras Pandan

Wangi, tak ada satu pun yang 100 persen beras Pandan Wangi. Bahkan ada yang

sama sekali palsu. Sisa kandungan Pandan Wanginya hanya sekitar 13-40

persen13

.

Pemalsuan banyak terjadi karena nama beras Pandan Wangi sudah cukup

dikenal oleh masyarakat, namun beras Pandan Wangi asli relatif sulit dicari

karena tempat produksinya hanya spesifik di beberapa daerah saja (di wilayah

Cianjur karena Pandan Wangi merupakan komoditas khas Cianjur). Hal ini

menyebabkan banyaknya pengalaman mengecewakan yang dikeluhkan oleh

sebagian besar konsumen saat menikmati beras Pandan Wangi. Cita rasa beras

Pandan Wangi yang terkenal wangi, pulen, dan tidak cepat basi mulai berkurang,

akhirnya banyak konsumen memutuskan untuk beralih mengonsumsi jenis beras

lain. Apalagi saat ini konsumen dihadapkan pada banyak pilihan beras dengan

harga dan mutu beragam seiring dengan membanjirnya beras impor dari negara

lain. Akhirnya pemerintah melalui Departemen Pertanian (Deptan) mengambil

sebuah kebijakan untuk melindungi varietas beras Pandan Wangi.

Departemen Pertanian (Deptan) kemudian meluncurkan program label

jaminan varietas kepada beras Pandan Wangi. Melalui program ini selain

melindungi kualitas produk, petani juga dapat menikmati harga yang tinggi

bahkan menjual sejak masa tanam. Harga yang masih ditangkai, berkisar Rp

3.000/kg. Berdasarkan data Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa barat, penyebaran padi varietas yang satu

ini, mencapai 13.220 hektar.

2.1.5 Pola Pembinaan Pengembangan Pandan Wangi

Berdasarkan data dari pemerintah Kabupaten Cianjur diketahui bahwa

terdapat beberapa pola pembinaan pengembangan Pandan Wangi, diantaranya

13

Nugroho Edhi Suyatno, staf pengajar teknologi pangan IPB dalam KCM. 2008.

Pandan Wangi si wangi pandan. Website PT. Pelitagro Mustika Karya

http://pelitagro.blogspot.com/2009/05/pandan-wangi-si-wangi-pandan.html [16 Desember 2009]

Page 6: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

19

adalah dengan cara pemurnian, sertifikasi, dan pembinaan budidaya yang baik dan

benar. Pemurnian varietas lokal Pandan Wangi dilakukan dari tahun 2000 melalui

kegiatan seleksi varietas di lapangan yang merupakan kerjasama antara Dinas

Pertanian Kabupaten Cianjur dengan BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih) Provinsi Jawa Barat. Sertifikasi varietas lokal Pandan Wangi dilakukan

melalui kegiatan pemurnian dan pemutihan varietas lokal Pandan Wangi

(kerjasama antara Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dengan Balai Besar Padi

(Balitpa) Sukamandi, Balitpa Bogor, dan BPSB Jawa Barat pada tahun 2001

sampai 2003). Pelepasan varietas unggul lokal Pandan Wangi dengan Surat

Keputusan Menteri Pertanian nomor: 163/Kpts/LB.240/3/2004 tanggal 17 Maret

2004.

Pengembangan varietas lokal Pandan Wangi juga melalui pembinaan

sistem budidaya yang baik dan benar di tingkat petani. Pembinaan pengembangan

varietas unggul lokal Pandan Wangi untuk menghasilkan beras berlabel dilakukan

melalui kegiatan Pengembangan Komoditas Strategis Nasional (PKSN) sejak

tahun 2005. Kegiatan ini adalah kerjasama Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur

dengan direktorat Jendral Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian (PPHP)

Departemen Pertanian dan LPPM IPB-Bogor. Beras Pandan Wangi berlabel

dengan sertifikat kesesuaian nomor : 01/COC/LP-LJA/2007.

Tahun 2006, petani padi Pandan Wangi mendapat pembinaan sistem

pemasaran dari Direktorat Jendral PPHP Deptan melalui LPPM IPB-Bogor, petani

yang dibina terdiri dari enam kelompok tani dan tergabung dalam keanggotaan

Gapoktan Citra Sawargi. Untuk menjamin keaslian beras Pandan Wangi tanpa

campuran (100 persen beras Pandan Wangi) sebelum masuk pasar, beras Pandan

Wangi disertifikasi terlebih dahulu oleh laboratorium IPB-Bogor dan dilabeli.

Kemudian dijalin kemitraan antara pihak perusahaan swasta (CV Quasindo)

dengan petani melalui organisasi petani (Gapoktan Citra Sawargi). Kemitraan

telah berjalan sejak bulan Juni 2007 dengan kapasitas kontrak 10 ton per bulan

(95 persen beras kualitas kepala). Merek dagang dan logo menjadi kewenangan

pihak mitra usaha. Merek dagang yang dipasangi CV Quasindo adalah merek

Xiang Mi dengan kemasan lima kilogram.

Page 7: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

20

2.1.6 Distribusi Pandan Wangi

Beras Cianjur Pandan Wangi banyak dijual dalam berbagai ukuran di toko-

toko dan kios-kios beras sekitar Kota Cianjur. Beberapa perusahaan yang

berperan dalam distribusi beras Pandan Wangi adalah sebagai berikut: PB.

Sukamulya, PB. Cibinong, PB. Pusaka, PB. Wangun, PB. Burung Nuri, PB. Sugih

Mukti, PB. Hikmah, CV. Quasindo, PB. Joglo, PB. Budi Asih, PB. Sd. Asih, dan

PB. OKH.

2.1.7 Harga dan Kemasan Beras Pandan Wangi Cianjur

Harga beras Pandan Wangi berkisar antara Rp. 9.000,- sampai dengan Rp.

12.000,- per kilogram (belum termasuk ongkos kirim) tergantung grade atau

kualitas, yang terdiri dari grade beras super, beras kepala I, dan beras kepala II

sesuai dengan permintaan konsumen. Kemasan mulai dari lima kilogram sampai

dengan 25 kilogram.

2.1.8 Model Pemasaran Beras Pandan Wangi Berlabel

I. Model Pemasaran

Pemasaran padi atau beras Pandan Wangi berdasarkan kondisi yang

sedang berlaku di masyarakat, secara umum para petani menjual hasil panen

masih secara tradisional sehingga rantai pemasarannya cukup panjang. Kebiasaan

petani menjual hasil panen kepada para pedagang dan pengumpul serta melakukan

transaksi di lapangan, bahkan transaksi tersebut dilakukan sebelum padi dipanen

(dijual secara tebasan atau diborongkan sebelum dipanen).

Pola pemasaran gabah, petani menjual kepada para pedagang pengumpul

secara individu, para pedagang pengumpul menjualnya ke pabrik atau

penggilingan, dan pabrik menjual kepada distributor, selanjutnya distributor

menjual ke pasaran sesuai dengan kualitas beras yang diperdagangkan, yaitu ada

yang melalui pasar swalayan/supermarket atau ke pasar/toko tradisional.

Beras Pandan Wangi yang saat ini dipasarkan, sasarannya adalah

konsumen kelas menengah ke atas. Pemasaran beras Pandan Wangi seharusnya

dapat memberikan jaminan bahwa mutunya dapat dipertanggungjawabkan

kemurnian/keasliannya, sehingga pemasaran beras yang dilakukan oleh Gapoktan

Page 8: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

21

diharapkan meningkatkan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, pemasaran

beras Pandan Wangi perlu disertifikasi (dilabel) dan dikembangkan sistem

pemasarannya.

Pengembangan model agroindustri dan pemasaran beras berlabel

khususnya beras Pandan Wangi adalah untuk meningkatkan nilai tambah serta

pendapatan bagi petani atau produsen padi/beras Pandan Wangi dengan

memberikan jaminan mutu beras kepada konsumen secara berkesinambungan,

juga untuk menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi dan kelembagaan

yang sudah ada agar dapat menghasilkan beras berlabel dalam suatu sistem yang

terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, mulai bulan Oktober 2006, LPPM-

IPB melakukan pendampingan terhadap petani Pandan Wangi di Kecamatan

Warungkondang mulai dari sistem budidaya, pengolahan, sampai ke pemasaran

berasnya.

Dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi petani produsen dan

memperbaiki sistem pemasaran, maka sistem pemasaran yang diharapkan adalah

sebagai berikut :

1. Sistem pemasaran yang sedang dibangun dengan mendapatkan bimbingan dan

pengawalan dari LPPM-IPB, dicoba melalui pemberdayaan kelembagaan

petani, yaitu kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Gapoktan dibina untuk memasarkan Pandan Wangi melalui sistem kemitraan

dengan pihak perusahaan yang bersedia mengangkat Gapoktan sebagai anak

angkat perusahaan.

2. Keberadaan beras Pandan Wangi di pasaran secara umum menarik minat

konsumen golongan menengah ke atas, maka pemasaran beras Pandan Wangi

tersebut seharusnya tersedia di pasar-pasar modern seperti supermarket dan

pasar-pasar swalayan. Mengingat kelompok tani dewasa ini masih belum

mampu untuk memasarkan ke tempat - tempat tersebut, maka diharapkan

adanya salah satu perusahaan yang bersedia memfasilitasinya. Untuk

mendapatkan perhatian dari perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam

pemasaran beras, maka LPPM-IPB bersama Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian RI, tanggal 9 Desember 2006

telah mengadakan temu usaha bertempat di Hotel Bumi Karsa, Binakara

Page 9: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

22

Pancoran Jakarta. Hasil temu usaha tersebut menarik perhatian salah satu

perusahaan beras nasional yaitu CV. Quasindo. Perusahaan tersebut sangat

tertarik terhadap keberadaan beras Pandan Wangi dan menawarkan untuk

mengadakan kerjasama pemasaran dengan sistem kemitraan.

3. Pada tanggal 4 April 2007 tawaran kerjasama tersebut disepakati dengan

ditandatanganinya kontrak kerjasama antara Gapoktan Citra Sawargi

Warungkondang dengan CV. Quasindo. Dalam kontrak perjanjian tersebut

disepakati, bahwa Gapoktan Citra Sawargi bersedia menjual beras Pandan

Wangi sebanyak sepuluh ton per bulan dalam jangka waktu enam bulan.

Penjualan dimulai bulan Juni sampai Oktober 2007. Kemudian setelah enam

bulan akan dievaluasi apakah berhenti atau dilanjutkan. Kualitas beras yang

dijual adalah beras 100 persen Pandan Wangi asli kualitas I (persentase 95

persen beras kepala). Beras kepala adalah beras yang bulirnya utuh (tidak

patah). Harga jual atau pembelian disepakati Rp. 9.000,/kg diterima di Jakarta.

Sistem pembayarannya, CV. Quasindo bersedia memberikan uang muka

sebesar 50 persen yang akan ditransfer ke dalam rekening Gapoktan dua

minggu sebelum pengiriman barang, sisanya 50 persen lagi akan dibayarkan

setelah barang diterima oleh CV. Quasindo.

II. Sertifikasi dan Labelisasi

Dalam rangka membangun kepercayaan konsumen terhadap beras Pandan

Wangi serta menjaga mutu beras yang akan dipasarkan melalui CV. Quasindo,

maka beras tersebut akan diberi sertifikat dan diberi label. Pemberian sertifikat

dan pemberian label tersebut agar beras Pandan Wangi yang diproduksi oleh

Gapoktan benar-benar murni. Apabila beras Pandan Wangi tidak disertifikasi dan

tidak diberi label, maka dikhawatirkan akan terjadi pemalsuan yang akan

menghilangkan kepercayaan konsumen terhadap beras Pandan Wangi seperti yang

terjadi saat ini. Selain itu, pemberian sertifikat dan label tersebut adalah sebagai

persyaratan penjualan beras secara kontrak kepada CV. Quasindo.

Sertifikasi menurut Codex CAC/GL 32-1999, adalah prosedur dimana

lembaga sertifikasi pemerintah atau lembaga sertifikasi yang diakui pemerintah

memberikan jaminan tertulis bahwa pangan atau sistem pengendalian pangan

Page 10: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

23

sesuai dengan persyaratan. Sertifikasi pangan dapat dilakukan berdasarkan suatu

rangkaian kegiatan inspeksi, audit sistem mutu, dan pengujian produk akhir.

Lembaga sertifikasi adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk

mensertifikasi bahwa produk yang dijual dan diberi label telah diproduksi,

diproses, disiapkan, ditangani, dan dikemas menurut pedoman yang telah

ditetapkan. Untuk melaksanakan sertifikasi dan memberikan jaminan bahwa beras

Pandan Wangi yang akan dipasarkan oleh petani melalui Gapoktan kepada CV

Quasindo tersebut benar - benar asli/murni, maka sertifikat beras Pandan Wangi

dikeluarkan oleh IPB atas usulan Gapoktan Citra Siliwangi. Selain itu sertifikasi

ini juga membuat produk beras Pandan Wangi yang dipasarkan oleh CV Quasindo

melalui CV Semesta Food terdiferensiasi dibandingkan dengan produk beras

lainnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian Audit Pemasaran

Efrizal (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Audit Pemasaran Produk

Sayuran (Studi Kasus di PT Saung Mirwan Desa Sukamanah, Kecamatan

Megamendung, Kabupaten Bogor) menunjukkan Company Alignment Index

(CAI) sebesar 3,1 yang menggambarkan bahwa Saung Mirwan berada dalam

posisi 3C yaitu marketing oriented. Sedangkan Competitive Setting Index (CSI)

Saung Mirwan sebesar 3,8 yang menggambarkan situasi persaingan yang dihadapi

Saung Mirwan lima tahun mendatang ada pada posisi 3.5C (Sophisticated).

Perusahaan harus melakukan pergeseran transformasi bentuk perusahaan

menjadi Market Driven Company bila masih ingin bertahan. Nilai Marketing

Effectiveness Index (MEI) yang diperoleh dari analisis Marketing Effectiviness

Review Saung Mirwan diketahui bahwa perusahaan ini berada dalam kondisi baik

dengan nilai Marketing Effectiveness Index (MEI) sebesar 20,8. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian terdahulu

responden untuk pengisian kuesioner hanya berasal dari internal perusahaan

sedangkan dalam penelitian yang dilakukan responden juga berasal dari eksternal

dengan harapan dapat memberikan alternatif strategi yang lebih obyektif.

Page 11: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

24

Penelitian Holilah (2008) dengan judul Audit Pemasaran Produk Sayuran

Pada CV Bimandiri, Lembang-Bandung menunjukkan perusahaan tersebut sedang

menghadapi situasi persaingan yang complicated dengan tipe perusahaan selling

oriented company menuju marketing company. Dengan analisis kesenjangan yang

menunjukkan kesenjangan negatif sebesar 0,4 menunjukkan bahwa agresivitas

strategi pemasaran CV Bimandiri tertinggal dengan situasi persaingan yang akan

dihadapi oleh perusahaan lima tahun mendatang.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu

adalah penelitian terdahulu tidak menggunakan responden eksternal dalam

pengisian kuesioner dan tidak menggunakan alat analisis Marketing Effectiveness

Review (MER) untuk melihat efektivitas sumber daya pemasaran yang dimiliki

perusahaan. Sedangkan penelitian yang ini melibatkan responden eksternal dan

menggunakan alat analisis tersebut.

Pada penelitian berjudul Audit Pemasaran Pada PT. Gilland Ganesha Divisi

Agrobisnis oleh Dina Wening Ati Dianti (2009) menunjukkan bahwa perusahaan

sedang berada pada posisi transisi antara Marketing Oriented Company

(Marketer) dan Market Driven Company (Spesialis). Perusahaan berada dalam

situasi persaingan yang sulit dan akan menjadi lebih canggih pada lima tahun

mendatang.

Kinerja sumberdaya pemasaran yang diterapkan perusahaan saat ini

menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam mendukung kegiatan pemasaran

yang dilakukan perusahaan dengan nilai Marketing Effectiveness index (MEI)

sebesar 22 (skala 1-30). Namun strategi perusahaan tertinggal dibandingkan

dengan keagresifan strategi turbulensi lingkungan bisnisnya. Kondisi ini membuat

perusahaan harus menyesuaikan strateginya dengan mempersiapkan diri menjadi

perusahaan spesialis seutuhnya. Penelitian terdahulu melakukan audit pemasaran

untuk suatu perusahaan yang menjadi supplier sayuran organik sedangkan

penelitian ini melihat pemasaran komoditas lain yaitu beras berlabel. Selain itu

dalam penelitian ini juga diikutsertakan pendapat dari satu responden ahli yaitu

Ketua Perpadi (organisasi profesi masyarakat penggilingan padi dan pengusaha

beras Indonesia) yaitu Bapak Nurgaybita.

Page 12: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

25

Penelitian tentang Audit Pemasaran Pada Kebun Wisata Pasir Mukti

Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh Wiwi Heryawanti (2009) menggunakan

analisis Company Alignment Profile (CAP), Competitif Setting Profile (CSP), dan

Marketing Effectiveness Review (MER) memperlihatkan bahwa audit pemasaran

juga dapat dilakukan pada jasa agribisnis. Berdasarkan CAP diperoleh Company

Alignment Index (CAI) sebesar 3,41 yang berarti perusahaan berada dalam posisi

oriented company (marketer) menuju market driven company (spesialis).

Nilai CSI yang diperoleh dari Competitive Setting Profile (CSP) adalah

sebesar 3,71, dengan standar deviasi sebesar 0,36 yang menunjukkan bahwa

situasi yang akan dihadapi perusahaan lima tahun mendatang akan semakin

canggih dan strategi pemasaran tempat wisata ini ketinggalan dalam menghadapi

persaingan. Namun dari hasil MER diketahui bahwa efektivitas sumber daya

pemasaran yang dimiliki Kebun Wisata Pasir Mukti sangat baik dengan nilai

Marketing Effectiveness Index (MEI) sebesar 21,67.

Penelitian dilakukan di CV Semesta Food yang merupakan perusahaan

dagang atau supplier, hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

di sebuah tempat wisata yang bernama Kebun Wisata Pasir Mukti. Selain itu audit

pemasaran yang dilakukan bukan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa agribisnis sehingga kedua penelitian berbeda.

2.2.2 Penelitian Beras Pandan Wangi

Pada penelitian berjudul Analisis Strategi Dan Taktik Pemasaran Beras

Pandan Wangi Dan Manisan Khas Cianjur yang dilakukan oleh Resya Rhema

Malinda (2005) dengan metode K-means Cluster untuk mendapatkan strategi

pengembangan pemasaran dan Biplot untuk mengetahui hubungan antar produk

dan atribut yang dianalisis sehingga diperoleh suatu model taktik. Beras Pandan

Wangi dari metode Biplot diketahui bahwa atribut yang paling kuat

mempengaruhi keputusan pembelian adalah promosi produk yang baik dan

kemudahan mendapatkan produk sedangkan kelompok Cluster yang terpilih untuk

beras Pandan Wangi adalah kelompok dengan pendapatan dan pengeluaran rata-

rata satu sampai dua juta rupiah per bulan untuk menjadi target pasar bagi produk

Page 13: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

26

beras Pandan Wangi. Positioning yang dibentuk beras Pandan Wangi adalah beras

Pandan Wangi asli Cianjur, kualitas terjamin.

Taktik pemasaran yang dapat dilakukan untuk beras Pandan Wangi adalah

melakukan diversifikasi kemasan dan mempertahankan kemurnian produk dan

karakteristik produknya yang khas, membuat paten dengan nama baru membidik

segmen pasar yang potensial (menengah ke atas, dan menyediakan produk pada

outlet penjualan khusus untuk produk pangan khas Cianjur). Hal yang berbeda

dari penelitian yang akan dilakukan adalah alat atau metode penelitian yang akan

dilakukan. Selain itu penelitian hanya akan dikhususkan kepada produk Pandan

Wangi sedangkan dalam penelitian terdahulu dilakukan juga analisis strategi dan

taktik pemasaran untuk manisan.

Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Ekuitas Merek Produk Beras

Pandan Wangi (Studi Kasus di Kota Cianjur), Agung Apriyadi (2007)

menganalisis mengenai elemen-elemen ekuitas merek produk Pandan Wangi yang

mencakup analisis brand awareness, brand association, brand loyality dan brand

perceived quality. Hasilnya 57 dari 100 orang responden menjadikan beras

Pandan Wangi sebagai beras yang pertama kali disebut. Dari 100 orang responden

semua mengaku pernah mengonsumsi beras Pandan Wangi. Dari asosiasi merek

diperoleh lima asosiasi yang meliputi rasa yang enak, nasinya wangi, nasinya

pulen, kualitas produk tinggi, dan mereknya sudah terkenal.

Merek Pandan Wangi secara keseluruhan memiliki nilai performance yang

lebih tinggi daripada nilai importance. Atribut yang perlu diperhatikan dan segera

dibenahi terkait masalah kandungan gizi yang memadai dan kemurnian beras.

Untuk analisis brand loyalty diperoleh 32 orang adalah konsumen yang loyal

dengan persentase tertinggi merupakan satisfied buyer yaitu sebanyak 40,63

persen. Tingkat kemungkinan pindah merek sebesar 42,12 persen. Maksud dan

tujuan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian

terdahulu dapat dijadikan masukan untuk menentukan strategi pemasaran yang

akan dilakukan oleh perusahaan beras Pandan Wangi. Penelitian ini

menitikberatkan konsep pemasaran pada konsumen saja sedangkan penelitian

yang dilakukan merupakan evaluasi pemasaran yang mencakup kegiatan

Page 14: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

27

pemasaran perusahaan dan elemen-elemen lain yang mempengaruhi kinerja dan

efektivitas pemasaran tersebut.

Penelitian Restu Edianur Rohman (2008) berjudul Analisis Daya Saing

Beras Pandan Wangi dan Beras Varietas Unggul Baru (Oryza sativa) kasus di

Desa Bunikasih Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa

Barat dengan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM). Tujuan utama dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis daya saing dan dampak kebijakan

pemerintah terhadap usahatani padi varietas Pandan Wangi dan varietas Unggul

Baru dan menganalisis daya saing usahatani kedua varietas tersebut akibat adanya

perubahan variabel penerimaan dan biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa beras Pandan Wangi dan varietas unggul baru memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif hal ini digambarkan oleh nilai PCR dan DRC yang

kurang dari satu.

Pengusahaan kedua komoditi memberikan keuntungan baik secara finansial

maupun ekonomi yang tercermin dari nilai KP dan KS yang bernilai positif.

Namun kebijakan pemerintah secara keseluruhan menghambat produsen untuk

berproduksi, dengan kata lain kebijakan belum efektif. Komoditas Pandan Wangi

dengan adanya penurunan output sebesar 20 persen komoditas ini masih memiliki

daya saing dan keunggulan kompetitif, namun hal yang sebaliknya terjadi pada

varietas Unggul Baru.

Hal yang sama juga terjadi pada penurunan jumlah output yang diikuti oleh

peningkatan harga pupuk organik dan penurunan harga output. Berdasarkan dari

analisis sensitivitas tersebut diketahui bahwa kedua komoditas beras lebih peka

terhadap penurunan harga output. Secara keseluruhan komoditas Pandan Wangi

memiliki daya saing yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Unggul Baru.

Penelitian yang dilakukan berbeda baik dari sisi tujuan, tempat, maupun alat

analisis dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini melihat sisi lain yang bisa

diteliti dari beras Pandan Wangi.

Najmi Anniro (2009) dengan judul Analisis Sistem Tataniaga Beras Pandan

Wangi di Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat,

tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis saluran

tataniaga beras Pandan Wangi pasca melemahnya Gapoktan Citra Sawargi,

Page 15: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

28

menganalisis lembaga dan fungsi tataniaga, margin tataniaga, farmer’s share,

biaya pemasaran, keuntungan, dan struktur pasar sistem tataniaga beras Pandan

Wangi. Hasilnya menerangkan bahwa ada tujuh lembaga tataniaga yaitu petani,

tengkulak, Gapoktan Citra Sawargi, pemilik penggilingan beras, distributor, ritel,

dan konsumen. Fungsi tataniaga yang dilakukan adalah pertukaran, fisik, dan

fasilitas.

Lembaga tataniaga tidak melakukan semua fungsi tataniaga, mereka hanya

melakukan fungsi yang dibutuhkan untuk memperlancar aktivitas tataniaga yang

dilakukannya. Terdapat 16 saluran, yang terdiri dari 15 saluran Pandan Wangi

campuran dan 1 saluran beras Pandan Wangi murni. Saluran yang menjual beras

Pandan Wangi murni memiliki margin tataniaga 10.562 Rupiah, biaya pemasaran

27.880,86 Rupiah, dan farmer’s share 37,87.

Pada penelitian terdahulu yang dibahas merupakan sistem tataniaga yang

terjadi pada beras Pandan Wangi mulai dari produsen (petani) sampai ke

konsumen, sedangkan penelitian yang dilakukan fokus pada aspek pemasaran

yang dilakukan dari pihak CV Semesta Food selaku distributor beras Pandan

Wangi murni Cianjur. Perbedaan tujuan dan esensi penelitian menyebabkan kajian

dan bahasan yang nantinya dihasilkan dari penelitian akan berbeda.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan maka

dapat diketahui bahwa telah ada beberapa penelitian mengenai audit pemasaran

maupun mengenai Pandan Wangi, namun penelitian-penelitian tersebut memiliki

perbedaan baik perbedaan yang substansial maupun hanya perbedaan komoditas

yang diteliti dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu

akan dijadikan referensi dan masukan yang berarti dalam penelitian ini sehingga

diperoleh hasil penelitian yang baik.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian dari hasil penelitian

terdahulu cenderung berada pada posisi antara selling oriented company atau

marketing oriented company dengan situasi persaingan yang complicated (sulit)

atau sophisticated (akan menjadi lebih canggih) dan mengalami ketertinggalan

strategi pemasaran dengan situasi persaingan yang terjadi dengan kesenjangan

negatif masih dibawah satu. CV Semesta Food dengan penjualan beras Pandan

Wangi murni belum pernah melakukan penelitian audit pemasaran. Penelitian

Page 16: II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat setempat, perkembangan Pandan Wangi di daerah Jambu Dipa berawal ketika tahun 1970. Seorang

29

mengenai audit pemasaran diharapkan dapat memberikan masukan kepada

perusahaan sehingga perusahaan mampu bersaing dan menerapkan strategi

pemasaran yang sesuai dengan situasi lingkungan yang dihadapinya.

Penggunaan Strategic Marketing Plus 2000 dan Marketing Effectiveness

Review (MER) juga telah digunakan di beberapa penelitian lain yang berkenaan

dengan audit pemasaran. Namun untuk komoditas beras Pandan Wangi sendiri,

audit pemasaran baru dilakukan pada penelitian ini. Berikut ini beberapa

penelitian terdahulu lain yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

dilakukan (Tabel 7):

Tabel 7. Penelitian Terdahulu yang Berhubungan dengan Penelitian

No. Nama peneliti Tahun Judul penelitian Metode

1 Anindita 2005 Audit Pemasaran

Jasa Pembuatan

Taman Pada

Media Flora Dan

Putra Mekar.

Competitive Setting

Profile (CSP),

Company Alignment

Profile (CAP)

kesenjangan, dan

Marketing

Effectiveness Review

(MER).

2 Afiff 2006 Penerapan Audit

Pemasaran Dari

Markplus 2000

Pada Industri

Sayur Organik di

PT Amani

Mastra.

Strategic Marketing

Plus 2000

(Competitive Setting

Profile (CSP),

Company Alignment

Profile (CAP), dan

kesenjangan)

3 Yefke 2007 Audit Pemasaran

Strategic

Marketing Plus

2000 pada PT

Zeelandia

Indonesia.

Strategic Marketing

Plus 2000 dan

Marketing

Effectiveness Review

(MER)

4 Laura Pinta Uli 2008 Audit Pemasaran

pada PT

Godongijo Asri di

Sawangan,

Depok, Jawa

Barat.

Strategic Marketing

Plus 2000 dan

Marketing

Effectiveness Review

(MER)