Upload
phamcong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR, SELF EFFICACY DAN JOB STRESS TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AMELIA SUANDI
NIM: 1110082000101
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Amelia Suandi
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Mei 1992
3. Alamat : Jalan Anggrek I RT 005/002 Karet
Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940
4. Telepon : 089654858053
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Tenjolaya Bogor Tahun 1998-2001
2. SDN 03 Pagi Cilandak Timur Tahun 2001-2003
3. SDN Tenjolaya Bogor Tahun 2003-2004
4. SMPN 58 Jakarta Tahun 2004-2007
5. SMAN 3 Jakarta Tahun 2007-2010
6. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2014
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris LBPP LIA Jakarta Tahun 2008-2009
vi
THE INFLUENCE OF AUDITOR COMPETENCE, SELF EFFICACY AND JOB STRESS ON AUDIT JUDGMENT
Amelia Suandi
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyzed the influence of auditor
competence, self efficacy and job stress on audit judgment. This research used primary data obtained by distributing questionnaries. Respondents in this study consisted of auditors working in CPA firms in DKI Jakarta and listed in directory accountant public office 2013 which is published by Indonesian public accountant institute. The sample in this research were 75 auditors from 13 Public Accountant Firms. Questionnaire in this research were distributed and collected from 10 December 2014 until 26 January 2015. 88 questionnaires were distributed. Total returned questionnaires were 83 and only 75 questionnaires were able to process. It used simple random sampling method to determining the sample. Hypothesis in this research are examined by multiple regression analysis using SPSS 20.0 program.
The result of this research indicate that auditor competence respectively significant effect on audit judgment, self efficacy influences significantly on the audit judgment and job stress has effect significantly on audit judgment. Auditor competence, self efficacy and job stress influence audit judgment simultaneously. Based on adjusted R square, this research indicates that 26,4% of dependent variable can be explained by independent variables while the rest of 73,6% is affected by other variables not examined. Keyword : auditor competence, self efficacy, job stress, audit judgment
vii
PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR, SELF EFFICACY DAN JOB
STRESS TERHADAP AUDIT JUDGMENT
Amelia Suandi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kompetensi auditor, self efficacy dan job stress terhadap audit judgment. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner. Responden dalam penelitian ini terdiri dari para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta serta terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sampel dalam penelitian ini adalah 75 auditor dari 13 Kantor Akuntan Publik. Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan dan dikumpulkan dari tanggal 10 Desember 2014 sampai dengan tanggal 26 Januari 2015. Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini berjumlah 88 buah. Total kuesioner yang kembali adalah sebanyak 83 buah dan hanya 75 kuesioner yang dapat diolah. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan analisis regresi berganda menggunakan program SPSS 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit judgment, self efficacy memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit judgment dan job stress memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Kompetensi auditor, self efficacy dan job stress secara simultan berpengaruh terhadap audit judgment. Berdasarkan adjusted R square, penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 26,4% dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sedangkan sisanya sebasar 73,6% dijelaskan oleh variable lain yang tidak diteliti. Kata kunci : kompetensi auditor, self efficacy, job stress, audit judgment
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi Auditor, Self Efficacy dan Job Stress Terhadap Audit
Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)."
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada maha guru, Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman penuh ilmu pengetahuan.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini tidak
dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun
materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, ayah dan mama atas semua doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis. Terima kasih untuk kasih sayang, ketulusan,
keihkhlasan serta pengorbanan yang telah diberikan selama ini.
2. Keluarga besar lainnya yang telah memberikan banyak pelajaran tentang
kehidupan.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, M.M., selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan banyak waktu, ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini, serta bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
ix
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA., selaku dosen Pembimbing
Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,
berdiskusi, dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas
semua saran yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang sangat
bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh staf tata usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.
9. Fajar Hadi Suryana, thanks for everything you have done for me. Whatever
happens tomorrow, we have today.
10. Sahabat terdekat penulis, Najibatul Labibah dan Husnul Khotimah yang
kemesraannya mengalahkan legenda romeo-juliet dan habibie-ainun. Sudah
saatnya kita tumbuh dewasa. Semoga perjalanan hidup selanjutnya
mengantarkan kita pada mimpi yang sesungguhnya.
11. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Leonita Mahardika, Tri Dahus Susanto,
Indah Syawaliarta, Isna Fauziah, Nurmala Elistiani, Awalia Khoirunnisa,
Desantio Prabowo, Saefudin, Fadlillah Zulqarnaen, Dimas Aji Saputro, dan
Muhammad Sidqi Ridho. Terima kasih untuk canda tawa, kenangan,
kebersamaan, bantuan serta do’a yang diberikan selama ini. Sejauh apapun
melangkah, semoga hati kita tidak akan pernah saling melupakan.
12. Teman-teman Akuntansi C 2010, terima kasih atas informasi, bantuan,
semangat, dan doa yang telah diberikan. Senang bisa mengenal kalian. Sukses
semuanya.
13. Teman-teman Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2010,
terima kasih atas informasi, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan.
14. Untuk sahabat penulis, Nita Astrida. Terima kasih untuk do’a, dukungan serta
bantuan yang diberikan. Semoga persahabatan yang telah terjalin selama 8
tahun ini akan terus terjaga hingga akhir.
x
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
akuntansi dan manajemen.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 01 Mei 2015
Penulis
(Amelia Suandi)
xi
DAFTAR ISI
Judul ............................................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi
Abstract ......................................................................................................... vii
Abstrak ......................................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................... ix
Daftar Isi ...................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................. xv
Daftar Gambar ............................................................................................ xvii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 10
1. Tujuan Penelitian ............................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ............................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 13
A. Tinjauan Literatur .................................................................. 13
xii
1. Teori X dan Y McGregor .................................................. 13
2. Jenis Audit ......................................................................... 15
3. Standar Audit ..................................................................... 16
4. Proses Audit....................................................................... 18
5. Pentingnya Laporan Keuangan Diaudit ............................ 19
6. Kompetensi Auditor .......................................................... 21
7. Self Efficacy ....................................................................... 27
8. Job Stress ........................................................................... 32
9. Audit Judgment .................................................................. 35
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 39
C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 44
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ... 45
1. Kompetensi Auditor Terhadap Audit Judgment ................ . 45
2. Self Efficacy Terhadap Audit Judgment ............................ 46
3. Job Stress Terhadap Audit Judgment ................................ 47
4. Kompetensi Auditor, Self Efficacy dan Job Stress Terhadap
Audit Judgment ................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 49
B. Metode Penetuan Sampel ...................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 50
D. Metode Analisis Data ............................................................ 51
1. Statistik Deskriptif ............................................................. 51
xiii
2. Uji Kualitas Data ............................................................... 51
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 53
4. Uji Hipotesis ...................................................................... 56
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................... 60
1. Kompetensi Auditor .......................................................... 60
2. Self Efficacy ....................................................................... 60
3. Job Stress ........................................................................... 61
4. Audit Judgment .................................................................. 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 66
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................... 66
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 66
2. Karakteristik Profil Responden ......................................... 69
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 73
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................ 73
2. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................... 74
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 78
4. Hasil Pengujian Hipotesis.................................................. 82
BAB V PENUTUP .................................................................................. 92
A. Kesimpulan ............................................................................ 92
B. Saran ...................................................................................... 93
Daftar Pustaka ............................................................................................. 95
Lampiran-lampiran .................................................................................... 99
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 40
3.1 Operasional variabel Penelitian............................................. 63
4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................... 67
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ....................................... 68
4.3 Hasil Uji Deskriptif Responden berdasarkan Jenis Kelamin 69
4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden berdasarkan Pendidikan
Formal ................................................................................... 70
4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden berdasarkan Jabatan ........... 71
4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden berdasarkan Pengalaman
Kerja ...................................................................................... 72
4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden berdasarkan Usia................ 72
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 73
4.9 Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor .............................. 75
4.10 Hasil Uji Validitas Self Efficacy ........................................... 75
4.11 Hasil Uji Validitas Job Stress ............................................... 76
4.12 Hasil Uji Validitas Audit Judgment ...................................... 76
4.13 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 77
4.14 Hasil Uji Mulitkolonieritas .................................................. 78
4.15 Hasil Uji Normalitas ............................................................ 80
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................... 83
xv
No. Keterangan Halaman
4.17 Hasil Uji Statistik t ................................................................ 84
4.18 Hasil Uji Statistik F .............................................................. 90
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 44
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-P Plot ............. 80
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........ 81
4.3 Gambar Scatterplot ................................................................ 82
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ........................................................ 100
2 Surat Keterangan dari KAP .................................................. 102
3 Kuesioner Penelitian ............................................................ 106
4 Daftar Jawaban Responden .................................................. 114
5 Output Hasil Pengujian Data ................................................ 134
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak
pengusaha yang ingin mengembangkan berbagai macam usaha. Saat ini
persaingan di dunia usaha semakin meningkat seiring dengan beragamnya
jenis industri. Berbagai cara dilakukan untuk tetap dapat bertahan ditengah
persaingan yang begitu ketat. Perusahaan tidak bisa bersaing hanya dengan
memperlihatkan laba yang tinggi, tetapi kewajaran dari laporan keuangan
tersebut jauh lebih penting.
Upaya yang sering dilakukan perusahaan yaitu dengan melakukan
pemeriksaan laporan keuangan oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal
ini akuntan publik. Hal ini tidak lepas dari semakin banyaknya pihak-pihak
yang memerlukan laporan keuangan hasil audit yang dapat dipercaya. Jasa
dari akuntan publik yang bekerja di kantor akuntan publik sangat diperlukan
untuk menilai apakah laporan keuangan suatu perusahaan sudah disajikan
secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan
Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa
perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah
diaudit oleh akuntan publik.
2
Salah satu manfaat jasa akuntan publik adalah memberikan informasi
yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Kewajaran
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik lebih dapat
dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum diperiksa.
Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi
keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB), dua
karakteristik yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan
(relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sulit
diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga
yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan
tersebut relevan dan dapat diandalkan, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan para pemangku kepentingan.
Menurut SFAC No.8, karakteristik kualitatif informasi dibagi menjadi
dua yaitu kualitas utama, terdiri dari relevance, faithfull dan kualitas
pendukung yang terdiri dari comparability, verifiability, timeliness, dan
understandability. Oleh karena itu, jasa pihak ketiga diperlukan agar
pertanggungjawaban laporan yang disajikan kepada pihak luar dapat
dipercaya.
Dalam melakukan tugas audit, auditor harus mengevaluasi berbagai
alternatif informasi dalam jumlah yang relatif banyak untuk memenuhi
standar pekerjaan lapangan yaitu bukti audit kompeten yang cukup harus
3
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit (IAI, 2010). Laporan keuangan menyediakan
berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan
baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut Nadhiroh
(2010:1), auditor dalam tugasnya melakukan pengumpulan bukti dalam
waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut untuk
membuat suatu judgement.
Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh
banyak hal yang dimiliki ataupun yang dihadapinya baik dari dalam maupun
dari luar. Hal ini dikarenakan auditor adalah manusia yang memiliki
perasaan, emosi, harga diri, hak asasi dan kepribadian yang dijadikan
kekuatan untuk menjalankan setiap pekerjaan. Pengaruh dari dalam diri
seperti kompetensi yang dimiliki serta keyakinan akan kemampuan diri dalam
melaksanakan tugas. Selain itu, stres kerja yang dirasakan juga merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam menyelesaikan tugas
khususnya dalam melakukan pertimbangan dan penilaian audit.
Salah satu kasus besar yang melibatkan tindakan kecurangan pernah
dialami oleh PricewaterhouseCoopers di Inggris pada tahun 2012.
PricewaterhouseCoopers, salah satu auditor terkemuka di dunia, dihukum
dengan sanksi denda tertinggi yang pernah diberikan kepada sebuah auditor
di Inggris, 1,4 juta poundsterling atau sekitar Rp 21 miliar. Sanksi itu
dijatuhkan penegak hukum di London karena PricewaterhouseCoopers (PwC)
4
terus-menerus melaporkan bahwa uang nasabah tetap aman disimpan di
JPMorgan selama tujuh tahun. Padahal, pada Juni 2010, Financial Services
Authority (FSA) atau semacam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inggris
mendenda JPMorgan dengan nilai yang juga mencapai level tertinggi, 33,32
juta poundsterling. Denda ini dijatuhkan karena JPMorgan Securities gagal
memisahkan uang investor selama tujuh tahun (hingga Juli 2009) sehingga
investor menghadapi risiko kehilangan uangnya.
Temuan atas kekeliruan laporan PwC itu diungkapkan oleh Dewan
Disiplin Akuntansi dan Aktuaria (AADB). Ini berbeda dengan sikap para
pembuat undang-undang (anggota parlemen) yang dinilai terlalu lunak pada
bank-bank bermasalah di sepanjang krisis keuangan. AADB menyatakan,
PwC adalah salah satu dari empat auditor terbesar di dunia yang memeriksa
pembukuan pada hampir perusahaan-perusahaan besar. AADB mengakui
gagal memperoleh ”bukti-bukti layak yang mencukupi” untuk melaporkan
bahwa JPMorgan Securities telah memenuhi aturan ketat pengelolaan uang
nasabah selama beberapa tahun. Sebagian besar dana nasabah JPMorgan
Securities yang berasal dari perdagangan produk opsi dan future itu
digunakan pada rekening induk usahanya, bank JPMorgan Chase. Uang itu
diputar di pasar uang antarbank dengan bunga semalam. Atas temuan itu,
AADB menegaskan bahwa kesalahan PwC sangat serius. Awalnya, PwC
akan didenda 2 juta poundsterling. Namun, sanksi itu dikurangi jadi 1,4 juta
poundsterling karena PwC dinilai kooperatif.
5
Terjadinya skandal kasus tersebut kemudian dapat mempengaruhi
publik yang mengakibatkan penuruan kepercayaan masyarakat terhadap
independensi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan
hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para
akuntan. Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki
oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter.
Menurut Syahrir (2002:7), gambaran seseorang yang profesional
dalam profesi eksternal auditor dicerminkan dalam lima dimensi, yaitu: (1)
pengabdian pada profesi, (2) kewajiban sosial, (3) kemandirian, (4)
kepercayaan pada profesi, (5) hubungan dengan rekan seprofesi. Eksternal
auditor yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan memberikan
kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Untuk
memenuhi perannya yang membutuhkan tanggung jawab yang besar,
eksternal auditor harus mempunyai wawasan yang luas dan pengalaman yang
memadai sebagai eksternal auditor.
Dalam suatu KAP, auditor memegang peranan sangat penting. Auditor
dalam tugasnya melakukan pengumpulan bukti dalam waktu yang berbeda
dan mengintegrasikan informasi dari bukti terebut untuk membuat suatu audit
judgment (Asih Nadhiroh, 2010:1).
Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit
judgment dipengaruhi oleh banyak faktor, baik bersifat teknis ataupun non
teknis. Salah satu faktor yang banyak mempengaruhi pembuatan audit
judgment misalnya adalah perilaku individu, yang sekarang ini semakin
6
banyak menerima perhatian dari praktisi maupun akademisi (Mayer, 2001:7).
Selain faktor tersebut, lingkungan kerja dapat berperan terhadap kinerja
seseorang dimana ketika lingkungan atau kondisi kerja yang kurang kondusif
dapat berpengaruh pada kinerja auditor sehingga berdampak terhadap
kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang
independen dalam pengauditan laporan keuangan (Fanani, dkk. 2007:2).
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan yang mempengaruhi
dokumentasi bukti dan keputusan pendapat yang dibuat oleh auditor. Dalam
pembuatan judgement ini auditor mempunyai kesadaran bahwa suatu
pertanggung jawaban merupakan faktor yang cukup penting karena
penilaiannya akan ditinjau dan dimintai keterangan. Judgment mengacu pada
aspek kognitif dalam proses pengambilan keputusan dan mencerminkan
perubahan dalam evaluasi, opini dan sikap. Kualitas judgment ini
menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan
tugasnya. Seorang auditor yang akan melakukan judgement atas audit
haruslah seseorang yang memiliki kompetensi yang tinggi dan baik di
bidangnya.
Menurut Arens (2010) dalam bukunya mengemukakan kompetensi
dalam praktek akuntan publik meliputi baik kemampuan teknis dari anggota
stafnya maupun kemampuan untuk mengawasi dan mengevaluasi kualitas
penyelenggaraan kerjanya. Kompetensi menyangkut baik pengetahuan
mengenai standar, teknik profesional dan masalah-masalah teknis yang
7
terlibat, maupun kesanggupan untuk membuat pertimbangan yang bijaksana
dalam menerapkan pengetahuan tersebut pada setiap penugasan.
Seorang akuntan (auditor) dalam proses audit memberikan opini
dengan judgement yang didasarkan pada kejadian-kejadian masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan
kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus
berdasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu
sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak
tanggal laporan keuangan auditan.
Menurut Ulfa Sumitro, dkk. (2009:8) self efficacy atau efikasi diri
adalah penilaian individu terhadap keyakinan diri akan kemampuannya dalam
menjalankan tugas sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Self efficacy merupakan persepsi seseorang sejauh mana dirinya
memiliki kemampuan dan keyakinan untuk melakukan suatu aktivitas dengan
berhasil serta sejauh mana potensi yang ada pada dirinya. Sehingga dapat
dikatakan bagi auditor yang memiliki self efficacy yang tinggi dalam dirinya
dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai auditor dengan baik. Self
efficacy ini dapat meminimalisasi faktor lain yang dapat timbul dalam
pengerjaan audit judgment yaitu job stress (stres kerja). Auditor yang
memiliki self efficacy yang baik dapat mengendalikan stres kerja yang
dialaminya. Efikasi diri yang tinggi dapat membantu individu untuk
8
menyelesaikan tugas dan mengurangi beban kerja secara psikologis maupun
fisik sehingga stres yang dirasakan pun kecil.
Menurut Dwiyanti (2001:75), terdapat dua faktor penyebab atau
sumber munculnya stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor
personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik tempat kerja,
manajemen kantor maupun hubungan sosial di llingkungan pekerjaan, aturan
yang dikeluarkan oleh manajemen, maupun waktu yang diberikan. Sedangkan
faktor personal dapat berupa tipe kepribadian, peristiwa ataupun pengalaman
pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga dimana pribadi berada dan
mengembangkan diri.
Stres pada pekerjaan akan berdampak buruk pada kinerja seseorang
karena seseorang tidak dapat fokus pada pekerjaan dan tugas yang
diembannya. Hal ini dapat menimbulkan kondisi yang kurang kondusif
disebabkan seseorang memegang peran lebih dari satu, sehingga mudah
mengalami stres karena pekerjaan. Ketika seseorang, dalam hal ini auditor,
mengalami stres kerja akan sangat berpengaruh terhadap audit judgment.
Untuk meminimalisasi tingkat stres pada pekerjaan perlu adanya
motivasi yang timbul dari individu itu sendiri atau sikap yang dapat
mengontrol emosi dengan baik. Ulfa Sumitro, dkk. (2009:6) menyatakan
faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap
situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari
situasi yang dihadapi.
9
Penelitian ini merupakan gabungan dari beberapa penelitian yang
dilakukan oleh Ni Luh Kadek dan Dharma Saputra (2014), Takiah dan
Zuraidah (2011), dan Usman, dkk. (2014). Penelitian ini memiliki variabel
yang yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Kadek dan
Dharma Saputra (2014) yaitu variabel kompetensi auditor dan audit
judgment. Selain itu, variabel self efficacy dan audit judgment dalam
penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Takiah dan
Zuraidah (2011). Sedangkan variabel job stress sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Usman, dkk (2014).
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Kadek dan Dharma Saputra
(2014) respondennya merupakan auditor yang bekerja pada KAP di wilayah
Bali, pada penelitian yang dilakukan oleh Takiah dan Zuraidah (2011)
respondennya merupakan auditor yang bekerja pada KAP di Malaysia, dan
pada penelitian yang dilakukan oleh Usman, dkk. (2014) objek penelitiannya
adalah employees of private sector universities bukan auditor. Hal tersebut
berbeda dengan penelitian ini karena objek penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Kadek dan Dharma
Saputra (2014) menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif
terhadap audit judgment. Penelitian Takiah dan Zuraidah (2011)
menunjukkan bahwa variabel self efficacy berpengaruh positif terhadap audit
judgment. Dan penelitian yang dilakukan oleh Usman, dkk. (2014)
10
menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara job
stress dengan job performance yang menunjukkan bahwa job stress secara
signifikan mengurangi kinerja individual.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena cukup penting mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi audit judgment. Peneliti ingin mengetahui apakah dengan
memiliki kompetensi yang tinggi, auditor mampu membuat audit judgment
yang baik dan berkualitas. Selain itu, peniliti juga ingin mengetahui lebih
jauh pengaruh dari efikasi diri (self efficacy) dan stres kerja (job stress) yang
dirasakan oleh auditor dalam menyelesaikan audit judgment dengan
mengambil objek penelitian para auditor yang berada di wilayah Jakarta.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kompetensi Auditor, Self Efficacy dan Job Stress terhadap
Audit Judgment”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
audit judgment?
2. Apakah self efficacy memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit
judgment?
11
3. Apakah job stress memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit
judgment?
4. Apakah kompetensi auditor, self efficacy dan job stress berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap audit judgment?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini untuk
menemukan bukti empiris atas hal–hal sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis apakah kompetensi auditor memiliki pengaruh
terhadap audit judgment.
b. Untuk menganalisis apakah self efficacy memiliki pengaruh terhadap
audit judgment.
c. Untuk menganalisis apakah job stress memiliki pengaruh terhadap
audit judgment.
d. Untuk menganalisis apakah kompetensi auditor, self efficacy dan job
stress secara bersama sama memiliki pengaruh terhadap audit
judgment.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
12
a. Kontribusi Teoritis
1) Peneliti/Akademisi
Sebagai media informasi untuk memperluas wawasan
mengenai auditing terutama tentang audit judgment, serta menambah
referensi dalam melakukan penilitian sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa mendatang.
2) Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan
melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
b. Kontribusi Praktis
1) Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sebagai media informasi untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh yang ditimbulkan antara kompetensi auditor, self
efficacy dan job stress terhadap audit judgment.
2) Auditor
Penelitian ini dapat memberikan masukan pada auditor untuk
menambah wawasan bagi mereka dalam menyelesaikan
pertimbangan audit dengan memperhatikan faktor-faktor kompetensi
auditor, self efficacy dan job stress.
3) Pengguna Jasa Audit (Klien/Perusahaan)
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam melakukan
pembuatan audit judgment dengan memperhatikan faktor-faktor
kompetensi auditor, self efficacy dan job stress.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori X dan Y McGregor
McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia,
yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif). Individu yang bertipe X
memiliki locus of control eksternal dimana mereka pada dasarnya tidak
menyukai pekerjaan, berusaha menghindarinya dan menghindari tanggung
jawab, sehingga mereka harus dipaksa atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan. Bertentangan dengan individu bertipe X,
McGregor menyebutkan individu bertipe Y memiliki locus of control
internal dimana mereka menyukai pekerjaan, mampu mengendalikan diri
untuk mencapai tujuan, bertanggung jawab dan mampu membuat
keputusan inovatif.
Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih
suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta
menginginkan keamanan atas segalanya. Teori ini juga menyatakan bahwa
pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja
serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Auditor yang termasuk dalam tipe X memiliki
ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun
menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja,
14
auditor tipe X ini harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Auditor yang termasuk dalam tipe X, jika mendapat tekanan
ketaatan dan tugas audit yang kompleks akan cenderung membuat
judgment yang kurang baik dan tidak tepat. Auditor dengan tipe ini tidak
dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai auditor yang
mengakibatkan tujuan audit tidak dapat tercapai dengan baik. Auditor tipe
X juga lebih suka menaruh keamanan di atas semua faktor yang dikaitkan
dengan kerja, sehingga ketika mendapat tekanan ketaatan maupun
menghadapi tugas yang kompleks maka ia akan cenderung mencari jalan
yang aman dan bahkan berperilaku disfungsional dalam membuat
judgment.
Menyadari kelemahan dari asumsi teori X itu maka McGregor
memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. Asumsi teori ini
menyatakan bahwa orang-orang pada hakikatnya tidak malas dan dapat
dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Teori ini memiliki
anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan
sehari-hari lainnya. Auditor yang termasuk dalam tipe Y ini dalam bekerja
tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka
memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
perusahaan. Auditor tipe Y memiliki kemampuan, kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapain
tujuan kerja.
15
Auditor yang termasuk dalam tipe Y dapat bertanggung jawab atas
tugasnya dan tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai
auditor. Auditor dengan tipe ini tidak akan terpengaruh meskipun ia
mendapat tekanan dan menghadapi tugas audit yang kompleks, sehingga
dapat membuat judgment yang lebih baik dan tepat.
Seorang auditor pada dasarnya termasuk dalam tipe Y dimana
auditor dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai auditor.
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan seorang auditor harus memenuhi
standar auditing, dimana dalam standar tersebut disebutkan bahwa auditor
harus mempertahankan independensi dan tanggung jawabnya dalam semua
hal yang berhubungan dengan perikatan. Auditor tidak boleh terpengaruh
oleh gangguan yang dapat merusak tanggung jawabnya, baik gangguan
pribadi, ekstern maupun organisasi.
2. Jenis Audit
Boynton dan Johnson (2006) membagi audit menjadi tiga jenis,
yaitu:
a. Audit laporan keuangan, berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar
dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tesebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP).
16
b. Audit kepatuhan, berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan
atau operasi suatu entitas telah sesuai persyaratan, ketentuan, atau
persyaratan tertentu.
c. Audit operasional, berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
3. Standar Audit
Standar audit berkaitan dengan kriteria dan ukuran mutu
pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Standar audit merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan kualitas
profesional auditor, sepeti keahlian dan independensi, persyaratan
pelaporan, dan bahan bukti. Standar audit terdiri dari sepuluh standar yang
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI, 2010).
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
17
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip tersebut dalam periode selanjutnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
18
4) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.
Standar auditing inilah yang menjadi pedoman bagi auditor dalam
menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini
merupakan dan meliputi pertimbangan kualitas profesional mereka seperti
keahlian dan independensi, persyaratan dan pelaporan serta bahan bukti.
4. Proses Audit
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010:162) proses audit adalah
suatu metodologi yang tersusun baik untuk mengorganisasikan suatu audit
untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang terkumpul telah memadai dan
kompeten serta semua tujuan audit yang tepat telah terspesifikasi dan
terpenuhi. Proses audit dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Merencanakan dan mendesain pendekatan audit
1) Memperoleh pemahaman akan strategi bisnis klien dan memproses
serta menilai resiko.
2) Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian.
b. Melaksanakan uji pengendalian dan uji substansi atas transaksi
19
c. Melaksanakan prosedur analitis dan uji rincian saldo
1) Menggunakan perbandingan-perbandingan serta berbagai hubungan
untuk menilai apakah saldo-saldo, akun-akun atau tampilan datanya
tidak wajar.
2) Menguji salah saji secara moneter pada akun-akun dalam laporan
keuangan.
d. Melengkapi proses audit dan menerbitkan suatu laporan audit ialah
melengkapi semua prosedur tujuan audit dan setiap akun-akun dalam
laporan keuangan dan menggabungkan semua informasi untuk
mencapai suatu kesimpulan menyeluruh tentang apakah suatu laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses
audit adalah suatu metodologi yang disusun untuk mengkondisikan suatu
audit untuk memastikan bahwa bukti-bukti yang terkumpul telah memadai
dan kompeten.
5. Pentingnya Laporan Keuangan Diaudit
Menurut Kasmir (2008:17), laporan keuangan perlu diaudit sebab
dalam praktiknya, laporan keuangan yang telah disusun perlu dilakukan
pemeriksaan (audit) lebih lanjut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan
tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak,
baik kepada pemilik maupun pihak luar perusahaan. Artinya, segala
sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan dilaporkan secara
benar sehingga pihak-pihak yang membutuhkan informasi tentang
20
keuangan perusahaan dapat membaca dan menganalisis dari laporan
keuangan yang telah diperiksa. Di samping itu, pihak yang mengaudit
laporan keuangan perusahaan juga harus merupakan lembaga resmi yang
telah ditetapkan, terutama untuk kepentingan pihak-pihak di luar
perusahaan.
Menurut Kasmir (2008:17), dalam praktinya pemeriksaan laporan
keuangan dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu:
1) Pihak Internal Perusahaan
Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh internal perusahaan
artinya pemeriksaan tersebut memang sudah disiapkan pihak
perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas
sesuai dengan data aslinya. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan fakta
yang sesungguhnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan
laporan keuangan pasti terdapat kekurangan, baik yang disengaja
maupun tidak. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh pihak internal
perusahaan sangat penting dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan
oleh pihak luar perusahaan.
2) Pihak Eksternal Perusahaan
Pemeriksaan oleh pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik
yang sudah memperoleh izin. Pendapat wajar atau tidak wajar akan
diberikan apabila laporan keuangan yang disusun telah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dan telah diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun.
21
Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan yang telah disusun perlu dilakukan pemeriksaan (audit) lebih
lanjut. Tujuan dilakukannya pemeriksaan (audit) tersebut adalah untuk
memastikan kewajaran informasi yang telah terkandung di dalam laporan
keuangan tersebut sehingga informasi yang ada dapat
dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang membutuhkannya.
6. Kompetensi Auditor
Pada pernyataan standar umum pertama dalam SPKN (Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara), dinyatakan bahwa pemeriksa secara
kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk
melaksanakan tugas pemeriksaan. Hal ini berarti, dengan menggunakan
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan, pengalaman, serta
pelatihan teknis yang cukup, auditor diharapkan dapat menjalankan
tugasnya dengan lebih baik. Selain itu, dengan memiliki sikap
kompetensi, auditor juga dapat mengasah sensitivitas (kepekaannya)
dalam menganalisis laporan keuangan yang di auditnya sehingga auditor
mengetahui apakah di dalam laporan keuangan tersebut, terdapat tindakan
kecurangan atau tidak serta mampu mendeteksi trik-trik rekayasa yang
dilakukan dalam melakukan kecurangan tersebut (Lastanti, 2005:85).
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Keuangan Dan
Pembangunan (BPKP) Nomor: Per-211/K/JF/2010 tentang standar
kompetensi auditor mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan dam
karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa
22
pengetahuan, keahlian dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Sedangkan definisi standar kompetensi
auditor yaitu sebagai ukuran kemampuan minimal yang harus dimiliki
auditor yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan dan
keahlian (skill), dan sikap perilaku (attitude) untuk dapat melakukan tugas-
tugas sesuai dengan jabatannya sesuai dengan hasil yang baik.
Trotter (1986) dalam Mayangsari (2003:1) mendefinisikan bahwa
seorang yang berkompeten (mempunyai keahlian) adalah orang yang
dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat,
intuitif, dan sangat jarang atau bahkan tidak pernah membuat kesalahan.
Kompetensi memiliki beberapa komponen, antara lain pengetahuan, ciri-
ciri psikologis, kemampuan berpikir, strategi penentuan keputusan, dan
analisis tugas (Lastanti 2005:85).
Sedangkan Tan dan Libby (dalam Ardini dan Sawarjuwono,
2005:101) mengklasifikasikan keahlian audit ke dalam dua kelompok,
yaitu keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis merupakan
kemampuan dasar auditor dalam bentuk pengetahuan ural dan keahlian
lain yang masih dalam lingkup akuntansi secara umum dan auditing,
sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan auditor yang
dipengaruhi oleh faktor personal, seperti karakteristik psikologi,
kemampuan analitik dan berpikir logis, serta strategi pembuatan
keputusan.
23
Kompetensi menurut Alim, Hapsari dan Purwanti (2007:1)
didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang
memungkinkan dia untuk mencapai kinerja yang superior. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa
variabel kompetensi untuk auditor di Indonesia terdiri atas:
a. Pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu
kompetensi. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-
fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman.
b. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,
kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi yang
dibutuhkan dalam melakukan audit adalah pengetahuan. Auditor harus
memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit.
Menurut Kusharyanti (2002), kompetensi bisa melihat dari
berbagai macam sudut pandang, diantaranya adalah sudut pandang
auditor individual, audit tim dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam
penelitian ini yang akan digunakan adalah kompetensi dari sudut pandang
auditor individual, karena auditor merupakan subyek yang melakukan
audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit
sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit
yang berkualitas.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2013
mengenai standar umum, dijelaskan bahwa dalam melakukan audit,
auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.
24
Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor,
dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan
mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai
masalah secara lebih mendalam.
Auditor harus menjalani pelatihan yang cukup agar menjadi
seorang auditor yang ahli. Pelatihan dapat berupa kegiatan-kegiatan
seperti seminar, simposium, lokakarya, serta kegiatan penunjang
ketrampilan lainnya. Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti pengarahan
yang diberikan oleh auditor senior kepada auditor pemula (junior) juga
bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pelatihan karena kegiatan ini
dapat meningkatkan kinerja auditor dalam proses pembuatan audit
judgment. Melalui program pelatihan dan praktek-praktek audit yang
dilakukan, para auditor juga akan mengalami proses sosialisasi agar
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan dia temui.
Di samping itu, struktur pengetahuan auditor yang berkenaan dengan
kekeliruan mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan
auditor. Kusharyanti (2002) menyatakan bahwa auditor merupakan
subyek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung
dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk
menghasilkan audit yang berkualitas.
Menurut Feny dan Yohanes (2012:46) kompetensi auditor diukur
melalui banyaknya ijasah/sertifikat yang dimiliki serta jumlah banyaknya
keikutsertaan yang bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar atau
25
simposium. Semakin banyak sertifikat yang dimiliki dan semakin sering
mengikuti pelatihan atau seminar/simposium diharapkan auditor yang
bersangkutan akan semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya.
Program pelatihan dan praktek-praktek audit yang dilakukan, para
auditor juga akan mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan situasi yang akan dia temui, bekerja sama dalam
tim serta kemampuan dalam menganalisa permasalahan.
Disamping itu, auditor juga harus memahami dan melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang relevan,
membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan
formal, kursus dan pelatihan khusunya dibidang audit, serta auditor harus
memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dengan berbagai macam
klien.
Menurut standar umum auditing dalam Standar Profesional Profesi
Akuntan Publik menuntut kompetensi teknis seorang auditor yang
melaksanakan audit. Kompetensi ini ditentukan oleh 3 faktor, yaitu:
a. Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi
termasuk ujian profesi auditor.
b. Pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang
auditing.
c. Pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir
auditor profesional.
26
Meskipun seseorang sangat ahli dalam bidang bisnis dan keuangan,
ia tidak memenuhi persyaratan sebagai auditor apabila tidak memiliki
pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing (Halim,
2008:49).
Kompetensi sebagai suatu keahlian yang cukup dan secara eksplisit
dapat digunakan untuk melakukan audit secara obyektif, ukuran keahlian
atau kompetensi tidak cukup hanya pengalaman, tetapi diperlukan
pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu keputusan yang
baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain
dismaping pengalaman, yaitu pengetahuan (Feny dan Yohanes, 2012:47).
Menurut I Gusti Agung Rai (2008:63) terdapat tiga macam
kompetensi auditor kinerja, yaitu mutu personal, pengetahuan umum, dan
keahlian khusus.
1) Mutu Personal
Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor harus memiliki
mutu personal yang baik, seperti:
- Rasa ingin tahu (inquisitive)
- Berpikiran luas (broad minded)
- Mampu menangani ketidakpastian
- Mampu menerima bahwa tidak ada solusi yang mudah
- Menyadari bahwa beberapa temuan dapat bersifat subjektif
- Mampu bekerja sama dengan tim
27
2) Pengetahuan Umum
Seorang auditor harus memiliki kemampuan umum untuk
memahami entitas yang akan diaudit dan membantu pelaksanaan
audit. Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk melakukan
review analitis (analytical review), pengetahuan teori organisasi untuk
memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan
tentang sektor publik. Pengetahuan akuntansi mungkin akan
membantu dalam mengolah data dan angka, namun karena audit
kinerja tidak memfokuskan pada laporan keuangan maka pengetahuan
akuntansi bukanlah syarat utama dalam melakukan audit kinerja.
3) Keahlian Khusus
Keahlian khusus yang harus dimiliki antara lain keahlian untuk
melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistik,
keterampilan menggunakan komputer (minimal mampu
mengoperasikan word processing dan spread sheet), serta mampu
menulis dan mempresentasikan laporan dengan baik.
7. Self Efficacy
Self efficacy (efikasi diri) menurut Bandura (1986) dalam Hidayat
dan Handayani (2010:8) yaitu sebagai keyakinan seseorang mengenai
kemampuannya untuk melakukan suatu aktivitas dengan berhasil. Konsep
self efficacy pada dasarnya bersumber dari Social Learning Theory yang
dikembangkan oleh Bandura (1986) dalam Hidayat dan Handayani
(2010:8) yang menekankan hubungan kusal timbal balik (reciprocal
28
determinism) antara faktor lingkungan, perilaku dan faktor personal yang
saling terkait. Teori ini mengakui peran motivasi dari self efficacy sebagai
kekuatan kognitif pusat yang menyediakan sub-keterampilan regulasi diri.
Menurut Bandura (dalam Luthans, 2005:388) efikasi diri
merupakan penilaian atau keyakinan pribadi tentang “seberapa baik
seseorang dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk berhubungan
dengan situasi prospektif”. Definisi yang lebih luas dan lebih tepat untuk
perilaku organisasi positif diberikan oleh Stajkovic dan Luthans (dalam
Luthans, 2005:338), efikasi diri mengacu pada keyakinan individu
mengenai kemampuannya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya
kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil melaksanakan tugas
dalam konteks tertentu.
Secara umum, self efficacy dapat diartikan sebagai keyakinan
khusus yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan melibatkan
kepercayaan seseorang bahwa dia mampu untuk melakukan suatu tindakan
tertentu pada situasi tertentu. Kepercayaan ini muncul akibat pengalaman
individu itu sendiri atas perilakunya dan perilaku orang lain pada situasi
yang sama/hampir sama pada masa lalu. Self efficacy memiliki beberapa
indikator seperti yang dijabarkan oleh Steers dan Porter (1996:254-256)
dalam Hidayat dan Handayani (2010:9), yaitu:
a. Orientasi pada tujuan
b. Orientasi kendali kontrol
c. Berapa banyak usaha yang dikembangkan dalam situasi
29
d. Berapa lama seseorang bertahan dalam menghadapi hambatan.
Keyakinan individu bahwa ia memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu memberikan kontribusi untuk
melakukan judgment yang lebih baik. Individu dengan self efficacy tinggi
cenderung melakukan berbagai tugas dengan baik. Sebaliknya, individu
dengan self efficacy rendah cenderung menghindari tugas dan situasi yang
mereka percaya melebihi kemampuan mereka.
Self efficacy merupakan bentuk motivasi internal dimana individu
meyakini bahwa dia mampu mengatur dan melaksanakan tugas untuk
mencapai tingkat kinerja yang diharapkan. Self efficacy membangun
motivasi yang mempengaruhi kegiatan pilihan individu, tingkat
pencapaian, ketekunan, dan kinerja dalam berbagai konteks (Zhao, Seibert,
dan Hills, 2005). Teori kognitif sosial memberikan dasar untuk
menjelaskan bagaimana self efficacy dirasakan sebagai fokus utama dalam
mekanisme self regulator yang mengatur motivasi dan tindakan manusia
(Bandura, 1997). Menurut teori kognitif sosial, kinerja seseorang
dipengaruhi tidak hanya oleh faktor lingkungan, tetapi juga oleh faktor
personal yaitu self efficacy (motivasi).
Menurut Alwisol (2006:345), sumber-sumber efikasi diri antara
lain :
a. Pengalaman performansi, muncul ketika individu pernah mencapai
prestasi dimasa lalu.
b. Pengalaman vikarius, diperoleh melalui model sosial dengan
30
mengamati keberhasilan orang lain.
c. Persuasi sosial, pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat
mempengaruhi efikasi diri.
d. Keadaan emosi, keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan
mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu.
Menurut Bandura (1997:42) self efficacy adalah keyakinan
seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil
(outcomes) yang positif. Dalam menilai tingkat self efficacy individu
melalui tiga dimensi, yaitu:
a. Level atau Magnitude (tingkat kesulitan tugas) yaitu derajat kesulitan
tugas yang dirasakan oleh individu mampu untuk dihadapi. Dimana
individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya
dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa di luar batas
kemampuannya. Yang termasuk dalam level atau magnitude ini yaitu
memahami tugas yang diberikan, mendahulukan tugas yang dirasa
lebih mudah untuk dikerjakan dan sadar akan kemampuan yang
dimiliki dengan menghindari tugas di luar batas kemampuan.
b. Generality (luas bidang tingkah laku) yaitu individu mampu menilai
keyakinan dirinya dalam mengerjakan banyak kegiatan atau hanya
kegiatan tertentu saja. Generality atau luas bidang tingkah laku dapat
dilihat dari kemampuan dalam mengerjakan tugas yang beragam atau
berbeda-beda dan bersikap tenang ketika menghadapi hambatan dalam
pekerjaan.
31
c. Strength (tingkat kekuatan) yaitu berkaitan dengan tingkat kekuatan
atau kemantapan individu terhadap keyakinannya. Tingkat kekuatan
atau strength dapat berupa tetap bekerja dengan profesional dalam
kondisi apapun sekalipun di bawah tekanan dan konsisten pada tugas
yang dijalankan.
Menurut Bandura (1997:117), proses yang mengaktifkan efikasi
diri salah satunya proses motivasi. Berdasarkan kondisi lapangan, efikasi
diri subjek banyak dipengaruhi oleh hasil interaksi antara karyawan
dengan lingkungan kerjanya. Dukungan dari pimpinan dan rekan kerja
memberikan peran besar dalam menumbuhkan efikasi diri karyawan
dalam melakukan tugas-tugas perusahaan. Bentuk-bentuk dukungan
informatif seperti nasehat, petunjuk dan saran dari pimpinan maupun
rekan kerja mempengaruhi keyakinan diri karyawan agar dapat berhasil
dalam pekerjaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kreitner dan
Kinicki (2003:171) bahwa petunjuk yang membangun serta umpan balik
yang positif mempengaruhi efikasi diri seseorang.
Pekerjaan dapat benar-benar menjadi ancaman dan sumber stres
bagi individu yang tidak memiliki keyakinan dan efikasi diri yang tinggi
bahwa dirinya mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan padanya (Jex, Bliese, Buzzel dan Primeau, 2001). Efikasi diri
yang tinggi membantu individu untuk menyelesaikan tugas dan
mengurangi beban kerja secara psikologis maupun fisik sehingga stres
yang dirasakan pun kecil.
32
8. Job Stress
Stres kerja adalah suatu konsekuensi yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian di sekitar lingkungan kerja sehingga mengakibatkan
suatu ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dan kemampuan kerja
individu baik secara fisik maupun psikologis (Rohman, 2004). Stres kerja
tidak hanya berpengaruh terhadap individu, tetapi juga terhadap organisasi
dan industri.
Stres kerja menurut Ulfa Sumitro, dkk (2009:7) adalah tingkat
penyesuaian individu terhadap kondisi yang tidak menyenangkan sebagai
akibat adanya ketidaksesuaian antara harapan atau keinginan individu
dengan tuntutan kerja yang diberikan sehingga berpengaruh pada kondisi
fisik, psikologis, dan perilaku anggota organisasi. Dengan adanya tingkat
stres kerja pada auditor akan berdampak buruk pada kinerja auditor itu
sendiri, sehingga akan merugikan tujuan-tujuan dari profesi akuntan dan
Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja.
Setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Aspek
intrinsik dalam pekerjaan yang berkaitan dengan stres kerja salah satunya
yaitu tuntutan tugas (Munandar, 2001:381). Tuntutan tugas meliputi beban
kerja, beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan
pembangkit stres, timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu
banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan
dalam waktu tertentu dan jika orang merasa tidak mampu untuk
melakukan suatu tugas.
33
Dessler (2007:296) mengungkapkan bahwa tidak ada dua orang
yang bereaksi dengan cara yang sama terhadap pekerjaan, karena faktor
pribadi juga mempengaruhi tekanan. Faktor kunci dari stres adalah
persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya
untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi.
Menurut Robbins (2006:794) sumber-sumber stres kerja antara lain
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor organisasi, dan faktor
individu.
e. Faktor lingkungan seperti ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian
politik, dan ketidakpastian teknologi.
f. Faktor organisasi seperti tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar
pribadi, struktur organisasi, dan tahap perkembangan organisasi.
g. Faktor individu seperti masalah keluarga, masalah ekonomi, dan
kepribadian.
Menurut Rahim (1996) dalam Umar Assegaf (2005:96),
karakteristik pekerjaan yang menyebabkan pekerjaan itu menimbulkan
stres kerja secara konseptual terdiri dari lima yaitu antara lain: Physical
Environment, Role Conflict, Role Ambiguity, Role Overload, Role
Insufficiency.
a. Physical Environment, dimana lingkungan tempat bekerja yang tidak
mendukung terselenggaranya proses bekerja yang baik.
34
b. Role Conflict, yaitu mengindikasikan suatu tingkatan dimana individu
mengalami ketidaksesuaian antara permintaan dan komitmen dari
suatu peran.
c. Role Ambiguity, mengindikasikan suatu kondisi dimana kriteria
prioritas, harapan (expectation), dan evaluasi tidak disampaikan secara
jelas kepada pegawai.
d. Role Overload, yaitu mengindikasikan suatu tingkatan dimana
permintaan kerja melebihi kemampuan pegawai dan sumber daya
lainnya.
e. Role Insufficiency, yaitu kondisi dimana pendidikan, training,
keterampilan dan pengalaman pegawai tidak sesuai dengan job
requirement.
Gejala-gejala stres kerja sendiri tampak dari tiga hal, yaitu
fisiologis, psikologis, dan perilaku. Fisiologis meliputi perubahan
metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernapasan,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan
menyebabkan serangan jantung. Psikologis meliputi menimbulkan
ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, muncul ketegangan,
kecemasan, mudah marah, kebosanan. Perilaku meliputi perubahan
produktivitas, absensi, dan tingkat keluar-masuknya karyawan, juga
perubahan kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan konsumsi
alkohol, bicara cepat, gelisah, dan gangguan tidur (Robbins 2006:800).
35
Menurut Dwiyanti (2001:75), terdapat dua faktor penyebab atau
sumber munculnya stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor
personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik tempat kerja,
manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan,
aturan yang dikeluarkan oleh manajemen maupun waktu yang diberikan.
Sedangkan faktor personal dapat berupa tipe kepribadian, peristiwa atau
pengalaman pribadi maupun kondisi sosial ekonomi keluarga dimana
pribadi berada dan mengembangkan diri.
9. Audit Judgment
Judgment adalah perilaku yang paling berpengaruh dalam
mempersiapkan situasi, dimana faktor utama yang mempengaruhi adalah
materialitas dan apa yang kita yakini sebagai kebenaran (Siegel &
Marconi, 1989 dalam Puspa Arum, 2007:6).
Pertimbangan auditor sangat tergantung dari persepsi mengenai
suatu situasi. Judgment yang merupakan dasar dari sikap profesional
adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan, budaya dan
sebagainya, tetapi yang paling signifikan dan tampak mengendalikan
semua unsur seperti pengalaman adalah perasaan auditor dalam
memperoleh dan mengevaluasi informasi, serta kompleksitas tugas dalam
melakukan pemeriksaan.
Hogart (1992) dalam Jamilah et al (2007:4) mengartikan judgment
sebagai proses kongnitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan.
Judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan
36
informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk
bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses
judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses
unfolds. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi
juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat.
Mulyadi (2002) dalam Putri (2013:4) mengartikan audit judgment
sebagai kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil
auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau
perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain.
Cara pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan
tanggung jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor
sehubungan dengan judgment yang dibuatnya.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341
menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan kesatuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada ada tidaknya
kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun
sejak tanggal laporan keuangan auditan.
Auditing bersifat analitikal, kritikal (mempertanyakan), investigatif
(menyelidik) terhadap bentuk asersi. Auditing berakar pada prinsip logika
yang mendasari ide dan metodenya. Oleh sebab itu judgment dalam
auditing merupakan suatu proses yang penting dan tidak dapat dilepaskan
dalam auditing. Dalam pekerjaan audit, judgment merupakan kegiatan
37
yang selalu digunakan auditor dalam setiap proses audit, untuk itu auditor
harus terus mengasah judgment mereka. Tepat atau tidaknya judgment
auditor akan sangat menentukan kualitas dari hasil audit dan juga opini
yang akan dikeluarkan oleh auditor.
Auditor yang memahami tujuan dan apa yang dia harapkan atas
hasil kinerjanya, tidak akan bersikap menyimpang ketika mendapat
tekanan dari atasan atau entitas yang diperiksa dan tugas audit yang
kompleks. Pemahaman mengenai tujuannya dapat membantu auditor
membuat suatu audit judgment yang baik. Auditor seharusnya memahami
bahwa tugas auditor adalah memberikan jasa profesional untuk menilai
kewajaran informasi keuangan yang disajikan manajemen kepada
masyarakat yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Melalui pemahaman ini auditor akan tetap bersikap profesional sesuai
dengan etika profesi dan standar profesional yang berlaku meskipun
menghadapi rintangan dalam tugas auditnya.
Judgment yang diperlukan oleh seorang auditor dianggap tepat bila
telah memenuhi pedoman atau sesuai yang telah ditentukan dalam praktek
dan etika profesi auditor. Judgment auditor sangat tergantung pada
pemahaman dan moral yang dimiliki oleh seorang auditor tersebut.
Judgment yang berdasarkan pada pemahaman mempunyai beberapa
keuntungan dalam memahami inti dari suatu masalah karena dalam
menggunakan pemikiran yang akan melibatkan suatu pendekatan
38
pemahaman berdasarkan hukum yang berlaku (Aryani dan Rahmawati,
2007:18).
Audit judgment sangat tergantung dari persepsi mengenai suatu
situasi. Judgment, yang merupakan dasar dari sikap profesional, adalah
hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan, budaya dan sebagainya,
tetapi yang paling signifikan dan tampak mengendalikan semua unsur
seperti pengalaman adalah perasaan auditor dalam menghadapi situasi
dengan mengingat keberhasilan dari situasi sebelumnya. Pertimbangan
yang diberikan auditor merupakan suatu hal penting dalam proses
pengauditan karena kemungkinan konsekuensi yang timbul atas penetapan
keputusan tersebut akan memberikan dampak terhadap hasil pengauditan
terhadap masyarakat khususnya pengguna laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
audit judgment merupakan suatu pertimbangan yang dimiliki oleh auditor
yang terjadi secara terus menerus dalam memperoleh informasi (termasuk
uman balik dari tindakan sebelumnya), yang digunakan untuk menetapkan
prosedur yang akan dilaksanakan. Pertimbangan yang diberikan auditor
merupakan suatu hal yang penting dalam proses pengauditan karena
kemungkinan konsekuensi yang timbul atas penetapan keputusan tersebut
akan memberikan dampak dari hasil pengauditan terhadap masyarakat
khususnya pengguna laporan keuangan.
39
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1.
40
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Ni Luh Kadek
Puput Riyani
dan Dharma
Suputra
(2014)
Pengaruh
Kompetensi,
Kompleksitas
Tugas dan Locus
of Control
Terhadap Audit
Judgment
Variabel independen
yaitu Kompetensi dan
variable dependen yaitu
Audit Judgment
Objek penelitian pada
penelitian tersebut
adalah auditor yang
bekerja di KAP di
wilayah Bali
sedangkan pada
penelitian ini objek
penelitiannya adalah
auditor yang bekerja
di KAP di wilayah
Jakarta.
1. Variabel Kompetensi
berpengaruh positif terhadap
Audit Judgment.
2. Variabel Kompleksitas Tugas
berpengaruh positif terhadap
Audit Judgment.
3. Variabel Locus of Control
berpengaruh positif terhadap
Audit Judgment.
2. Takiah Mohd
Iskandar and
Zuraidah
Mohd Sanusi
(2011)
Assessing the
Effects of Self
Efficacy and
Task Complexity
on Internal
Control Audit
Judgment
Variabel independen
yaitu Self Efficacy dan
variabel dependen yaitu
Audit Judgment
1. Objek Penelitian.
2. Analisis data
penelitian tersebut
menggunakan
hierarchical
analysis.
1. Variabel Self Efficacy
berpengaruh positif terhadap
Audit Judgment.
2. Variabel Task Complexity
berpengaruh negatif terhadap
Audit Judgment.
Bersambung ke halaman selanjutnya
41
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Ulfa Sumitro,
dkk.
(2009)
Correlation
Between Self
Efficacy to Job
Stress of Sales
Employee’s
Variabel Self Efficacy
dan Job Stress
Objek penelitian
tersebut adalah sales
operation employee’s
Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi self efficacy
yang dimiliki maka akan semakin
rendah stres kerjanya, sebaliknya
semakin rendah self efficacy maka
semakin tinggi stres kerjanya.
4. Seni Fitriani
(2012)
Pengaruh
Tekanan
Ketaatan,
Kompleksitas
Tugas,
Pengetahuan dan
Persepsi Etis
Terhadap Audit
Judgemnt
Variabel dependen
yaitu Audit Judgment
Objek penelitian pada
penelitian tersebut
adalah auditor yang
bekerja di BPKP
sedangkan pada
penelitian ini objek
penelitiannya adalah
auditor yang bekerja
di KAP.
1. Variabel Tekanan Ketaatan
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Audit Judgment.
2. Variabel Kompleksitas Tugas
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Audit Judgment.
3. Variabel pengetahuan
berpengaruh secara signifikan
terhadap Audit Judgment.
4. Variabel Persepsi Etis
berpengaruh secara signifikan
terhadap Audit Judgment.
Bersambung ke halaman selanjutnya
42
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Pritta Amina
Putri
(2013)
Pengaruh
Lingkungan
Etika,
Pengalaman
Auditor dan
Tekanan Ketaatan
Terhadap Audit
Judgment
Variabel dependen
yaitu Audit
Judgment
Objek Penelitian.
Analisis data
menggunakan multiple
linear regression.
Variabel Lingkungan Etika,
Pengalaman, dan Tekanan Ketaatan
memiliki pengaruh positif terhadap
Audit Judgment.
6. Marcellina
Widiyastuti
dan Sugeng
Pamudji
(2009)
Pengaruh
Kompetensi,
Independensi, dan
Profesionalisme
Terhadap
Kemampuan
Auditor Dalam
Mendeteksi
Kecurangan
(Fraud)
Variabel independen
yaitu Kompetensi
Auditor
1. Variabel dependen
penelitian tersebut
adalah
Kemampuan
Auditor Dalam
Mendeteksi
Kecurangan
(Fraud) sedangkan
penelitian ini
variabel
dependennya
adalah Audit
Judgment.
2. Objek penelitian.
Variabel Kompetensi, Independensi,
dan Profesionalisme berpengaruh
positif terhadap kemampuan auditor
dalam mendeteksi kecurangan
(fraud).
Bersambung ke halaman selanjutnya
43
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Warraich
Usman Ali,
Ahmed
Rizwan
Raheem,
Ahmad Nawaz
(2014)
Impact Of Stress
On Job
Performance: An
Empirical Study
of the Employees
of Private Sector
Universities of
Karachi, Pakistan
Variabel independen
yaitu Job Stress
Objek penelitian.
Dalam penelitian
tersebut objek
penelitiannya adalah
pegawai yang bekerja
di Universitas Swasta.
Terdapat korelasi negatif yang
signifikan antara job stress dan job
performance yang menunjukkan
bahwa job stress secara signifikan
mengurangi kinerja individu.
8. Siti Jamilah,
Zaenal Fanani,
Grahita
Chandrarin
(2007)
Pengaruh Gender,
Tekanan
Ketaatan, dan
Kompleksitas
Tugas Terhadap
Audit Judgment
Variabel dependen
yaitu Audit
Judgment
Objek Penelitian.
Metode analisis data
menggunakan dual
regression analysis
method.
1. Variabel Gender berpengaruh
terhadap Audit Judgment.
2. Variabel Tekanan Ketaatan
memiliki pengaruh signifikan
terhadap Audit Judgment.
3. Kompleksitas Tugas tidak
berpengaruh terhadap Audit
Judgment.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
44
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Adanya skandal akuntansi dan pelanggaran yang
dilakukan oleh kantor akuntan publik
Variabel Independen Variabel Dependen
Kompetensi Auditor
(X1)
)
Self Efficacy
(X2)
Job Stress
(X3)
Audit Judgment
(Y)
Basis Teori: Teori Peran (Teori X dan Y McGregor)
dan Teori-Teori Auditing
Metode Analisis:
Model Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
45
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Kompetensi Auditor Terhadap Audit Judgment
Kompetensi auditor merupakan salah satu faktor yang dapat
melatarbelakangi seorang auditor dalam menentukan judgment auditnya,
karena dalam standar kompetensi auditor terdapat aspek pengetahuan,
keahlian, serta sikap personal auditor itu sendiri. Dimana aspek-aspek
kompetensi auditor tersebut dapat diperoleh selain melalui pendidikan
formal juga dapat diperoleh melalui pengalaman yang dimiliki auditor
tersebut. Semakin sering mengikuti pelatihan, seminar dan semakin
banyak sertifikat yang dimiliki diharapkan auditor akan semakin mampu
melaksanakan tugasnya (Suraida, 2005). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Kusharyanti (2003), perbedaan pengetahuan diantara
auditor akan berpengaruh pada cara auditor menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Pengetahuan yang dimiliki oleh auditor akan mempengaruhi
tugas yang akan diselesiakan (Diani, 2007). Rendah atau tingginya
kompetensi yang dimiliki oleh auditor akan berdampak pada pertimbangan
audit. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Luh Kadek dan Dharma
Suputra (2014) membuktikan bahwa kompetensi yang dimiliki auditor
dapat mempengaruhi pembuatan audit judgment yang dilakukan oleh
auditor.
Ha1: Kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap audit
judgment.
46
2. Self Efficacy Terhadap Audit Judgment
Dalam melaksanakan tugasnya auditor hendaknya mempunyai
keyakinan khusus yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan
melibatkan perasaan bahwa dia mampu untuk melakukan suatu tindakan
tertentu pada situasi tertentu. Selain itu, auditor juga harus memiliki sikap
yang tepat yang dapat digunakan dalam proses penyelesaian tugas dan
tanggung jawabnya sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya stres kerja,
salah satunya adalah sikap self efficacy (efikasi diri) yaitu kemampuan
auditor dalam melakukan sesuatu tidak hanya didasari oleh pengetahuan
atau wawasan. Dengan adanya sikap self efficacy dalam diri seorang
auditor, maka dapat meminimalisasi tingkat stres pada pekerjaannya
karena ia dapat meyakinkan dirinya dengan kemampuannya untuk
mengatur dan bertindak dalam menghadapi kondisi tertentu. Self efficacy
memiliki peran terhadap segala perasaan, pikiran, pengambilan keputusan
maupun tindakan individu sampai dengan hasil yang diperoleh. Maka
berdasarkan hal tersebut di atas, self efficacy memiliki peranan penting
untuk menciptakan para akuntan atau auditor yang memiliki self efficacy
yang tinggi sehingga mencapai pertimbangan audit yang baik pula bagi
auditor. Penelitian Takiah dan Zuraidah (2011) membuktikan bahwa self
efficacy mempengaruhi pembuatan audit judgment yang dilakukan oleh
auditor.
Ha2: Self Efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Judgment.
47
3. Job Stress Terhadap Audit Judgment
Setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Aspek
intrinsik dalam pekerjaan yang berkaitan dengan stres kerja salah satunya
yaitu tuntutan tugas (Munandar, 2001:381). Tuntutan tugas meliputi beban
kerja, beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan
pembangkit stres, timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu
banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan
dalam waktu tertentu dan jika orang merasa tidak mampu untuk
melakukan suatu tugas. Dengan pekerjaan yang dirasakan berat dan
menjadi beban oleh auditor, maka stres terhadap pekerjaan tidak dapat
dihindari. Stres kerja yang dihadapi seperti tuntutan pekerjaan, tuntutan
dari atasan, serta waktu penyelesaian tugas yang akhirnya membuat
seorang auditor akan merasa stres pada pekerjaan yang dilakukan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Usman, dkk. (2014) menunjukkan bahwa
terdapat korelasi negatif antara job stress dengan job performance yang
menunjukkan bahwa job stress secara signifikan mengurangi kinerja
individu. Hal tersebut dapat disebabkan oleh upaya perusahaan untuk
menurunkan stres kerja karyawannya. Upaya yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan diantaranya yaitu adanya dukungan sosial dari
atasan maupun rekan kerja. Dukungan sosial telah terbukti dapat
mengurangi stres kerja yang dirasakan individu dalam bekerja.
Ha3: Job stress berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.
48
4. Kompetensi Auditor, Self Efficacy dan Job Stress terhadap Audit
Judgment
Berdasarkan keterkaitan antar masing-masing variabel serta hasil-hasil
penelitian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang
dimliki oleh auditor, self efficacy serta job stress yang dirasakan oleh
auditor dapat memberikan dampak terhadap audit judgment.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor, self
efficacy dan job stress akan berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap audit judgment. Oleh karena itu maka hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha4: Kompetensi auditor, self efficacy dan job stress berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap audit judgment.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh dua variabel atau
lebih. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen.
Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh kompetensi auditor, self
efficacy dan job stress sebagai variabel independen dan audit judgment sebagai
variabel dependen. Dalam penelitian ini, data diambil dari sejumlah sampel
yang ada dalam populasi. Responden dalam penelitian ini adalah auditor
eksternal. Penelitian ini dibatasi dengan auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Pemilihan Sampel
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:115) populasi adalah
sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang merupakan karakteristik
tertentu. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
sebagai tenaga profesional pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI
Jakarta dan bersedia dimintai waktu untuk keperluan penelitian. Metode
pemilihan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Simple random
sampling merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas yang
50
dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki
kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden (Hamid dan
Rodoni, 2010:19).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian, peneliti menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian
melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan media lain yang berkaitan
dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang bekerja
di KAP. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada
KAP secara langsung maupun melalui perantara. Data primer diperoleh
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan
tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada
KAP sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian
ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari
pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di
KAP sebagai responden.
51
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dala, penelitian ini adalah
metode analisis statatistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan
uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
(Statistical Package for the Social Science). Analisis ini bertujuan untuk
menentukan keeratan hubungan antar variabel yaitu kompetensi auditor, self
efficacy, job stress dan audit judgment.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk
tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif digunakan
untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean),
standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum (Ghozali,
2013).
Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi
yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai
dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk
melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil
dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
2. Uji Kualitas Data
Data-data yang akan digunakan untuk penelitian ini harus terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Tujuannya adalah untuk
52
mengetahui sejauh mana penelitian ini dapat diteruskan dan layak untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut.
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen penelitian. Suatu
kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada
kuesioner tersebut (Ghozali, 2013). Selain itu, suatu instrumen
penelitian dikatakan valid ketika mempunyai validitas yang tinggi,
serta mampu menjadi ukuran atas apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari masing-masing variabel yang diteliti secara
tepat. Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang valid ketika
mempunyai tingkat validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas
instrumen penelitian menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran awal tentang validitas yang
dimaksud. Pengujian ini memastikan bahwa masing-masing item
pertanyaan dalam kuesioner akan terklasifikasi pada variabel-variabel
yang telah ditentukan (construct validity). Pengujian validitas ini
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan menghitung antara
nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson
Correlation yang didapat memiliki nilai signifikan dibawah 0.05
berarti data yang diperoleh adalah valid.
53
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2013).
Ghozali menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian
Cronbach Alpha (α). Menurut Nunnally (1994) dalam Ghozali (2013),
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,70.
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
54
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dari
besaran VIF (Varian Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas
dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10
(Ghozali, 2013).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya memiliki
distribusi normal atau mendekai normal. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan analisis data. Dalam
penelitian ini uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot
(P-P Plot), grafik histogram, dan Kolmogrov Smirnov (K-S).
Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan melihat normal probability plot (P-P Plot) yang
55
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Suatu
variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data
yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik
data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar
maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik)
menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola
distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
Uji Kolmogrov Smirnov merupakan uji statistik untuk
mendeteksi normalitas data dengan cara menentukan terlebih dahulu
hipotesis pengujian yaitu: hipotesis nol (H0) untuk data terdistribusi
secara normal, dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data yang tidak
terdistribusi secara normal. Jika nilai Aymp-Sign (2-tailed) ≥ 5% maka
data berdistribusi normal (Ghozali, 2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
56
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, uji
heteroskedastisitas menggunakan scatterplot.
Pada gambar scatterplot, jika titik-titik menyebar merata di atas
dan di bawah atau sekitar angka nol, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Sedangkan jika titik-titik data membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit atau mengumpul di
suatu titik maka telah terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2013). Dasar
pengembilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2013).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang
sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model regresi berganda
umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval
57
atau rasio dalam persamaan linier (Indriantoro dan Supomo 2002:211).
Variabel independen terdiri dari kompetensi auditor, self efficacy dan job
stress. Sedangkan variabel dependennya adalah audit judgment. Seluruh
pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS (Statistical
Program for Special Science) for windows.
Persamaan regresi linier berganda yang digunakan untuk menguji
hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan:
Y = Audit Judgment
α = Konstanta
b1-b4 = Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan
atau penurunan variabel dependen (Y) yang didasarkan pada
hubungan nilai variabel independen (X)
X1 = Kompetensi Auditor
X2 = Self Efficacy
X3 = Job Stress
e = Error
Uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R²
58
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Jika nilai R2
sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat
dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang
menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar
antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel
independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen
(Ghozali, 2013).
b. Uji Statistik t (Uji Regresi Secara Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat sifnifikansi 0,05. Menurut santoso (2004:168), dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini
menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel atau
terikat.
2) Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini
menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel atau terikat.
59
c. Uji Statistik F (Uji Regresi Secara Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Ghozali, 2013). Hasil uji F pada output SPSS
dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Untuk mengetahui variabel-variabel independen secara simultan
mempengaruhi variabel dependen dilakukan dengan membandingkan
nilai signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Jika nilai signifikansi
yang didapat < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa semua
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013).
Menurut Santoso (2004:120) dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat.
60
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada penelitian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing
variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Kompetensi Auditor (X1)
Menurut Cheng dkk. (2002), kompetensi adalah seseorang yang
memiliki knowledge (pendidikan, keahlian dan pengalaman) dan sikap
dan perilaku etis dalam bekerja. Menurut Feny dan Yohanes (2012: 46),
kompetensi berkaitan dengan keahlian professional yang dimiliki oleh
auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian professional maupun
keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, maupun simposium. Menurut
standar umum auditing, dalam Standar Professional Akuntan Publik
menuntut kompetensi teknis seorang auditor dalam melakukan tugas audit.
Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan pertanyaan yang
diadopsi dari I Gusti Agung Rai (2008) dan terdiri dari 11 (sebelas) item
pertanyaan. Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin: sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).
2. Self Efficacy (X2)
Menurut Ulfa Sumitro, dkk (2009:8) self efficacy atau efikasi diri
adalah penilaian individu terhadap keyakinan diri akan kemampuannya
dalam menjalankan tugas sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Keyakinan yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan
tugas pada tingkat tertentu dapat berpengaruh terhadap aktifitas pribadi
dalam pencapaian tugas. Menurut Bandura (1997:42), dalam menilai
61
tingkat self efficacy individu melalui tiga dimensi yaitu meliputi tingkat
kesulitan tugas (level), luas bidang tingkah laku (generality), dan tingkat
kekuatan (strength). Variabel self efficacy dalam penelitian ini
menggunakan instrumen yang diadopsi dari Bandura (1997) dan terdiri
dari 7 (tujuh) item pertanyaan. Variabel ini diukur dengan skala likert 5
poin: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat
setuju (5).
3. Job Stress (X3)
Job stress atau stres kerja adalah tingkat penyesuaian individu
terhadap kondisi yang tidak menyenangkan sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian antara harapan atau keinginan individu dengan tuntutan
kerja yang diberikan sehingga berpengaruh terhadap kondisi fisik,
psikologis, dan perilaku anggota organisasi (Ulfa Sumitro, dkk 2009:7).
Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres kerja, yaitu
faktor lingkungan kerja dan faktor personal (Dwiyanti, 2001:75). Faktor
lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik tempat kerja, lingkungan
kantor, maupun hubungan sosial di lingkungan kerja, aturan yang
dikeluarkan oleh manajemen maupun waktu yang diberikan. Sedangkan
faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa atau pengalaman
pribadi, maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga dimana pribadi berada
dan mengembangkan diri. Variabel dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan instrumen yang diadopsi dari Dwiyanti (2001) dan terdiri
dari 10 (sepuluh) item pertanyaan. Variabel ini diukur dengan skala likert
62
5 poin: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat
setuju (5).
4. Audit Judgment (Y)
Judgment digunakan untuk menetapkan prosedur-prosesur yang akan
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan judgment pada tahap awal audit
ditentukan berdasarkan pertimbangan pada tingkat materialitas yang
diramalkan yang dapat pula dipertimbangkan atas kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kaitannya dengan
laporan keuangan, judgment yang diputuskan oleh auditor akan
berpengaruh pada opini seorang auditor mengenai kewajaran laporan
keuangan. Audit judgment merupakan suatu pertimbangan suatu
pertimbangan yang dimiliki oleh auditor yang secara terus menerus dalam
perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya),
yang digunakan untuk menetapkan prosedur yang akan dilaksanakan.
Variabel audit judgment dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
instrumen yang diadopsi dari Jamilah et al, (2007) dan terdiri dari 8
(delapan pertanyaan). Variabel ini diukur dengan skala likert 5 poin:
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju
(5).
63
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Variabel Independen
Kompetensi
Auditor (X1)
Sumber:
I Gusti
Agung Rai
(2008)
1. Auditor selalu memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi.
1 Interval
2. Auditor mampu menangani
ketidakpastian.
2
3. Auditor harus selalu memiliki
kesadaran bahwa beberapa
temuan dapat bersifat subjektif.
3
4. Auditor mampu meningkatkan
kerja sama dalam tim.
4
5. Auditor memiliki keahlian untuk
melakukan prosedur analitis
(analytical review).
5
6. Auditor memiliki pengetahuan
tentang teori organisasi untuk
memahami suatu organisasi.
6
7. Auditor memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang
auditing.
7
8. Auditor memiliki keahlian untuk
melakukan wawancara.
8
9. Auditor memiliki kemampuan
membaca cepat.
9
10. Auditor memiliki keahlian dalam
menganalisis statistik.
10
11. Auditor memiliki keterampilan
dalam menggunakan komputer.
11
Self Efficacy
(X2)
Sumber:
Bandura
(1997)
1. Auditor memahami dengan baik
tugas audit yang diberikan.
12 Interval
2. Mendahulukan untuk
mengerjakan tugas yang
dirasakan lebih mudah.
13
3. Sadar akan kemampuan yang
dimiliki sehingga akan
melakukan tugas sesuai dengan
kemampuan.
14
4. Mampu melakukan tugas yang
beragam dalam satu waktu.
15
Bersambung ke halaman selanjutnya
64
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
5. Auditor tetap bersikap tenang
ketika mengahadapi hambatan
dan berusaha mencapai tujuan.
16 Interval
6. Auditor tetap bekerja secara
profesional meski dibawah
tekanan sekalipun.
17
7. Berusaha menyelesaikan semua
pekerjaan audit dengan baik dan
konsisten.
18
Job Stress
(X3)
Sumber:
Dwiyanti
(2001) dalam
Mila Fitriah
(2010)
1. Lingkungan tempat bekerja cukup
kondusif dalam melakukan
pekerjaan.
19
2. Dalam melakukan pekerjaan
selalu didukung oleh rekan kerja
maupun atasan.
20
3. Memperoleh kesempatan dalam
pembuatan keputusan kerja.
21
4. Dalam menjalankan tugas tidak
tertekan dengan peraturan yang
ada.
22
5. Selalu memiliki sifat yang teliti
dalam melakukan pekerjaan.
23
6. Dapat mengatur waktu dengan
baik untuk menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
24
7. Jika memiliki masalah dalam
keluarga tidak akan
mempengaruhi pekerjaan.
25
8. Jika berada dalam kesulitan
finansial akan meningkatkan
ketekunan dan prestasi kerja.
26
9. Merasa tidak nyaman jika ada
persaingan tidak sehat diantara
rekan kerja.
27
10. Mempunyai pengalaman yang
tidak menyenangkan yang
mempengaruhi psikologis
sehingga berpengaruh terhadap
pekerjaan.
28
Bersambung ke halaman selanjutnya
65
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Variabel Dependen
Audit Judge-
ment (Y)
Sumber:
Jamilah, et al.
(2007)
1. Kompetensi Auditor
mempengaruhi
pertimbangannya dalam
menentukan bukti audit yang
relevan.
29 Interval
2. Pemahaman terhadap sistem
pengendalian internal klien
mempengaruhi efektivitas
dan efisiensi audit.
30
3. Penentuan prosedur audit
dipengaruhi oleh waktu
penyelesaian laporan audit
dan resiko audit.
31
4. Pertimbangan mengenai
materialitas membutuhkan
keterampilan dan keahlian
yang dimiliki oleh auditor.
32
5. Auditor yang berada dibawah
intruksi yang tidak tepat dari
atasan akan meningkatkan
resiko audit.
33
6. Struktur audit yang baik tidak
menghambat pelaksanaan
prosedur audit.
34
7. Kurangnya informasi yang
diperoleh dalam suatu tugas
tidak akan mengurangi hasil
kerja auditor.
35
8. Ukuran entitas, pengalaman
dan pengetahuan auditor
mengenai bisnis entitas
mempengaruhi penentuan
strategi audit.
36
66
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI
Jakarta, mencakup KAP kelas kecil dan menengah. Auditor yang
berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, supervisor, auditor
senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung oleh peneliti dengan cara mendatangi
responden, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden
yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta, serta terdaftar dalam
Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Peneliti melakukan penelitian pada
Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta dengan latar belakang
bahwa DKI Jakarta merupakan pusat bisnis dan perokonomian yang
menyababkan banyak perusahaan-perusahaan besar dan go public terpusat
di Jakarta sehingga KAP yang berada di wilayah Jakarta lebih besar
kemungkinannya untuk mendapatkan tugas audit yang lebih banyak
67
dibandingkan dengan tugas yang diterima oleh KAP yang berada di
wilayah selain Jakarta.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 13 KAP dari keseluruhan
KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Penyebaran serta pengembalian
kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Desember 2014 hingga 26
Januari 2015. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 88 buah dan jumlah
kuesioner yang kembali adalah sebanyak 83 buah kuesioner atau 94,32%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 5 buah atau 5,68%. Kuesioner
yang tidak kembali dikarenakan penyebaran yang kurang tepat dimana
para auditor banyak yang sedang bertugas di luar kota sehingga tidak dapat
berpartisipasi menjadi responden. Selain hal tersebut mungkin ada
beberapa hal diluar pengetahuan peneliti. Kuesioner yang dapat diolah
berjumlah 75 buah atau 90,36%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat
diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi
secara lengkap oleh responden sebanyak 8 buah atau 9,64%. Gambaran
mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Presentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 88 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 83 94,32%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 5 5,68%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 75 90,36%
5. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 8 9,64%
Sumber: Data primer yang diolah 2015
68
Dari tabel data sampel penelitian di atas, jumlah kuesioner yang
tidak kembali di sini merupakan jumlah kuesioner yang tidak
dikembalikan oleh KAP dan jumlah kuesioner yang masih dalam keadaan
kosong tidak diisi oleh responden saat pengambilan kuesioner sehingga
peneliti anggap kuesioner tersebut sebagai kuesioner yang tidak kembali.
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian dapat dilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan
Publik
Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1. Abdul Ghonie Abubakar 5 5
2. Rexon Nainggolan & Rekan 10 10
3. Pieter, Uways & Rekan 5 5
4 Bharata, Arifin, Mumajad &
Sayuti
5 3
5. Abdul Aziz Fiby Ariza 3 0
6. Idris & Sudiharto 15 15
7. Junaedi, Chairul dan
Subyakto
5 5
8. Hertanto, Sidik & Indra 5 5
9. Usman & Rekan 10 10
10. Bismar, Muntalib & Yunus 5 5
11. Teguh Sentosa 5 5
12. Syarief Basir & Rekan 10 10
13. Ishak, Soleh, Soewondo &
Rekan
5 5
Total 88 83
Sumber: Data primer
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner pada
KAP yang tersebar di DKI Jakarta meliputi wilayah Jakarta Selatan,
Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
69
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada
KAP di DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2013
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini
adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari
jenis kelamin, pendidikan formal, pengalaman kerja, jabatan, dan usia
responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
V
a
l
i
d
Pria 43 57,3 57,3 57,3
Wanita 32 42,7 42,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 43 orang atau sekitar 57,3%
responden didominasi oleh jenis kelamin pria dan sisanya sebesar 32
orang atau 47,2% responden berjenis kelamin wanita, hal ini
dikarenakan karakteristik profesi auditor memerlukan waktu yang lebih
banyak dan dalam pekerjaannya sehingga responden dalam penelitian
ini didominasi oleh pria.
70
b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan formal
Deskripsi mengenai data responden berdasarkan pendidikan
formal dapat dilihat dalam tabel 4.4.
Keterangan Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
V
a
l
i
d
D3 6 8,0 8,0 8,0
S1 67 89,3 89,3 97,3
S2 2 2,7 2,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan formal strata satu (S1) dengan jumlah 67
responden atau 89,3%. Sisanya sebesar 8,0% atau sebanyak 6 orang
berpendidikan formal diploma tiga (D3) dan sebesar 2,7% atau
sebanyak 2 orang berpendidikan strata dua (S2). Hal ini diduga karena
di Indonesia pada umumnya standar pendidikan untuk menjadi seorang
akuntan publik minimal Strata Satu (S1) sehingga mayoritas responden
dalam penelitian ini memiliki pendidikan formal Strata Satu (S1).
c. Deskripsi responden berdasarkan jabatan di KAP
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jabatan di KAP. Berdasarkan tabel 4.5 berikut ini, diperoleh informasi
bahwa mayoritas responden menduduki jabatan sebagai auditor junior
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal
71
yaitu sebanyak 42 orang atau 56%. Responden yang menjabat sebagai
auditor senior sebanyak 27 orang atau sebesar 36%. Kemudian
responden yang menjabat sebagai supervisor sebanyak 5 orang atau
sebesar 6,7%, sedangkan sisanya sebanyak 1 orang menjabat sebagai
partner. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi jabatan seorang
auditor di kantor akuntan publik, maka semakin tinggi pula tingkat
kesibukannya, sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh
auditor junior.
Keterangan Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
V
a
l
i
d
Auditor Junior 42 56,0 56,0 56,0
Auditor Senior 27 36,0 36,0 92,0
Supervisor 5 6,7 6,7 98,7
Partner 1 1,3 1,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pengalaman kerja. Berdasarkan tabel 4.6 berikut ini, diperoleh
informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 44 orang atau sebesar
58,7% memiliki pengalaman bekerja selama 1-3 tahun, sebanyak 22
orang atau sebesar 29,3% memiliki pengalaman kerja selama 3-5 tahun,
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
72
dan sisanya sebanyak 9 orang atau sebesar 12% memiliki pengalaman
kerja selama lebih dari 5 tahun sebagai seorang auditor.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Keterangan Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
V
a
l
i
d
1-3 Tahun 44 58,7 58,7 58,7
3-5 Tahun 22 29,3 29,3 88,0
> 5 Tahun 9 12,0 12,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
e. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.7 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
usia responden.
Keterangan Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
20-25 Tahun 30 40,0 40,0 40,0
25-30 Tahun 20 26,7 26,7 66,7
> 30 Tahun 25 33,3 33,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 30 orang atau sebesar 40% berusia 20
hingga 25 tahun sedangkan sebanyak 20 orang atau sebesar 26,7%
berusia 25 hingga 30 tahun. Dan sisanya yaitu sebanyak 25 orang
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
73
responden berusia di atas 30 tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena
responden penelitian ini yang didominasi oleh auditor junior, sehingga
usia responden dalam penelitian ini mayoritas berusia relatif muda.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
kompetensi auditor, self efficacy, job stress dan audit judgment akan diuji
secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
TKA 75 35 55 46.25 4.805
TSE 75 19 35 27.87 3.504
TJS 75 31 50 40.33 4.648
TAJ 75 23 40 30.67 4.005
Valid N
(listwise) 75
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel kompetensi auditor
(TKA) jawaban minimum responden sebesar 35 dan maksimum sebesar 55
dengan rata-rata total jawaban 46,25 dan standar deviasi sebesar 4,805.
Pada variabel self efficacy (TSE) jawaban minimum responden sebesar 19
dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 27,87 dan
standar deviasi sebesar 3,504. Selanjutnya pada variabel job stress (TJS)
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
74
minimum jawaban responden sebesar 31 dan maksimum sebesar 50,
dengan rata-rata total jawaban 40,33 dan standar deviasi sebesar 4,648.
Sedangkan pada variabel audit judgment (TAJ) jawaban minimum
responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total
jawaban 30,67 dan standar deviasi sebesar 4,005.
Nilai standar deviasi untuk tiap variabel lebih kecil dari nilai mean
mengartikan bahwa standar error dari penelitian ini rendah sehingga
penentuan variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk diteliti
lebih lanjut.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen penelitian. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model
dikatakan valid jika tingkat signifikannya dibawah 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid (Ghozali, 2013). Tabel
berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu kompetensi auditor (KA), self
efficacy (SE), job stress (JS) dan audit judgment (AJ) dengan 75 sampel
responden.
75
1) Uji Validitas Kompetensi Auditor
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (KA1) 0.545** 0.000 Valid
2 (KA2) 0.485** 0.000 Valid
3 (KA3) 0.479** 0.000 Valid
4 (KA4) 0.564** 0.000 Valid
5 (KA5) 0.683** 0.000 Valid
6 (KA6) 0.487* 0.000 Valid
7 (KA7) 0.633** 0.000 Valid
8 (KA8) 0.716** 0.000 Valid
9 (KA9) 0.745** 0.000 Valid
10 (KA10) 0.689** 0.000 Valid
11 (KA11) 0.506* 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas variabel kompetensi
auditor memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti
bahwa seluruh butir pertanyaan pada variabel ini mempunyai kriteria
valid.
2) Uji Validitas Self Efficacy
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Self Efficacy
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (SE1) 0.578** 0.000 Valid
2 (SE2) 0.663** 0.000 Valid
3 (SE3) 0.659** 0.000 Valid
4 (SE4) 0.650** 0.000 Valid
5 (SE5) 0.636** 0.000 Valid
6 (SE6) 0.644** 0.000 Valid
7 (SE7) 0.538** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2015
76
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji validitas variabel self
efficacy memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut
berarti bahwa seluruh butir pertanyaan pada variabel ini mempunyai
kriteria valid.
3) Uji Validitas Job Stress
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Job Stress
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (JS1) 0.648** 0.000 Valid
2 (JS2) 0.721** 0.000 Valid
3 (JS3) 0.643** 0.000 Valid
4 (JS4) 0.656** 0.000 Valid
5 (JS5) 0.656** 0.000 Valid
6 (JS6) 0.615** 0.000 Valid
7 (JS7) 0.621** 0.000 Valid
8 (JS8) 0.475** 0.000 Valid
9 (JS9) 0.351** 0.002 Valid
10 (JS10) 0.385** 0.001 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji validitas variabel job stress
memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa
seluruh butir pertanyaan pada variabel ini mempunyai kriteria valid.
4) Uji Validitas Audit Judgment
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Audit Judgment
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (AJ1) 0.600** 0.000 Valid
2 (AJ2) 0.650** 0.000 Valid
Bersambung ke halaman selanjutnya
77
Tabel 4.12 (Lanjutan)
3 (AJ3) 0.599** 0.000 Valid
4 (AJ4) 0.593** 0.000 Valid
5 (AJ5) 0.657** 0.000 Valid
6 (AJ6) 0.576** 0.000 Valid
7 (AJ7) 0.455** 0.000 Valid
8 (AJ8) 0.579** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji validitas variabel audit
judgment memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut
berarti bahwa seluruh butir pertanyaan pada variabel ini mempunyai
kriteria valid.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
cronbach’s alpha berada diatas 0,7 (Ghozali, 2013). Tabel 4.13
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Kompetensi Auditor 0.861 Reliabel
Self Efficacy 0.831 Reliabel
Job Stress 0.837 Reliabel
Audit Judgment 0.819 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha atas
variabel kompetensi auditor sebesar 0.861, variabel self efficacy sebesar
78
0.831, variabel job stress sebesar 0.837 dan variabel audit judgment
sebesar 0.819. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha
lebih besar dari 0.7. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan
yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang
berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban
yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tole-
rance
VIF
1
(Constant) 12.883 4.282 3.009 .004
TKA .261 .102 .314 2.573 .012 .669 1.494
TSE .540 .148 .472 3.640 .001 .591 1.693
TJS -.232 .116 -.269 -2.007 .049 .553 1.808
a. Dependent Variable: TAJ
79
Berdasarkan tabel 4.14 di atas terlihat bahwa nilai tolerance >
0.10 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10 untuk semua
variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk variabel
kompetensi auditor 0.669, variabel self efficacy 0.591 dan variabel job
stress 0.553. Selain itu, nilai VIF untuk variabel kompetensi auditor
1.494, variabel self efficacy 1.693 dan variabel job stress 1.808. Suatu
model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki
nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko (bebas
multiko) dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan
metode uji non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S), P-P Plot, dan
grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan pada uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) ini adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi
data residual. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal jika
memiliki tingkat signifikansi > 0,05. Adapun hasil uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S), dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
80
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 75
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 3.36618367
Most Extreme
Differences
Absolute .073
Positive .031
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .635
Asymp. Sig. (2-tailed) .815
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat terlihat hasil uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
sebesar 0,815. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi secara normal sehingga model penelitian ini
memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-P Plot
Sumber: Data primer yang diolah 2015
81
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan bahwa pola penyebaran data
pada grafik p-plot terlihat titik-titiknya menyebar di sekitar garis
diagonal serta menyebarannya mendekati garis diagonal. Hal ini
menunjukkan bahwa grafik p-plotnya normal, begitu juga dengan pola
penyebaran data pada grafik histogram telah menunjukkan pola
distribusi normal. Berdasarkan dua gambar di atas, maka model regresi
ini telah memenuhi telah memenuhi asumsi normalitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
82
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y
dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
audit judgment berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
kompetensi auditor, self efficacy dan job stress.
4. Hasil Uji Hipotesis
Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini layak digunakan
83
karena model regresi telah terbebas dari masalah normalitas data, tidak
terjadi multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya
dapat dilakukan pengujian hipotesis yang terdiri dari pengujian korelasi
atau koefisien determinasi, uji t dan uji F. Uji estimasi linier berganda
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel
dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2),
yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati
satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat
(Ghazali, 2013). Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel-variabel independen yaitu, kompetensi auditor, self efficacy
dan job stress dalam menjelaskan variabel dependennya yaitu audit
judgment. Adapun hasil perhitungan nilai koefisien determinasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.16 menyajikan hasil uji
koefisien determinasi.
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .542a .293 .264 3.437
a. Predictors: (Constant), TJS, TKA, TSE
Sumber: Data primer yang diolah 2015
84
Tabel 4.16 menunjukkan nilai adjusted R2
sebesar 0,264. Hal ini
menandakan bahwa variasi variabel kompetensi auditor, self efficacy
dan job stress hanya dapat menjelaskan 26,4% variasi variabel audit
judgment. Sedangkan sisanya sebesar 73,6% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
b. Uji Statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) berguna untuk
menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara
signifikan terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai probability t < 0,05 maka Ha diterima dan
H0 ditolak, sedangkan jika nilai probability t > 0,05 maka Ha ditolak
dan H0 diterima. Hasil uji statistik t terhadap variabel Y, X1, X2 dan X3
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 12.883 4.282 3.009 .004
TKA .261 .102 .314 2.573 .012
TSE .540 .148 .472 3.640 .001
TJS -.232 .116 -.269 -2.007 .049
a. Dependent Variable: TAJ
Sumber: Data primer yang diolah 2015
85
AJ = 12,883 + 0,261 KA + 0,540 SE - 0,232 JS
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, maka model persamaan regresi
adalah sebagai berikut.
Keterangan:
AJ : Audit Judgment
a : konstanta
b : koefisien regresi
KA : Kompetensi Auditor
SE : Self Efficacy
JS : Job Stress
Hasil Uji Hipotesis 1: Kompetensi auditor berpengaruh secara
parsial dan signifikan terhadap audit judgment.
Tabel 4.17 memperlihatkan nilai hasil uji t pada variabel
kompetensi auditor (KA) sebesar 0,012 (sig < 5%), hal ini berarti Ha1
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Variabel
kompetensi auditor memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar
0,261 yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel
kompetensi auditor, dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan
menaikkan pembuatan audit judgment sebesar 26,1%.
86
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi
auditor terbukti dapat mempengaruhi audit judgment. Menurut
Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
No.Per-211/K/JF/2010 dikatakan bahwa kompetensi seorang auditor
mencakup berbagai aspek yang diperlukan dan harus dimiliki dalam
melakukan tugasnya seperti pengetahuan, keterampilan atau keahlian,
pengalaman serta sikap perilakunya. Semakin kompleks tugas yang
ditangani, maka seorang auditor harus memiliki kompetensi yang tinggi
pula karena kompetensi yang dimiliki oleh seorang berpengaruh dalam
pembuatan judgment.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh
Kadek dan Dharma (2014) yang menyatakan bahwa kompetensi auditor
berpengaruh terhadap audit judgment. Hal ini berarti semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin baik dalam
memberikan judgment dalam tugas yang ditanganinya. Selain itu,
semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor maka
semakin besar pula kemampuan untuk memprediksi dan mendeteksi
kecurangan yang terjadi dalam pelaporan laporan keuangan suatu
perusahaan yang diauditnya. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marcellina Widiyastuti (2009) yang
menunjukkan bahwa dengan menggunakan kompetensi yang baik,
auditor dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik. Hasil penelitian
87
ini juga didukung oleh Alim, Hapsari, Purwanti (2007) yang
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit secara umum. Kompetensi yang dimiliki seorang auditor
didukung dengan melakukan audit secara prudent dan keseksamaan
akan menghindarkan terjadinya kecerobohan untuk menghasilkan
kualitas audit yang baik.
Hasil Uji Hipotesis 2: Self efficacy berpengaruh secara parsial dan
signifikan terhadap audit judgment.
Nilai uji t pada variabel self efficacy sebesar 0.001 (sig < 5%), hal
ini berarti Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa self efficacy
berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Variabel self
efficacy memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,540 yang
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel self efficacy,
dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan menaikkan pembuatan
audit judgment sebesar 54%.
Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa self efficacy terbukti
mempengaruhi audit judgment. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
seorang auditor yang memiliki self efficacy yang tinggi maka akan
melakukan proses audit judgment yang lebih baik dibandingkan dengan
auditor yang memiliki self efficacy yang rendah sehingga aspek perilaku
ini sangat diperlukan oleh auditor atau profesi lainnya dalam kegiatan
aktifitasnya karena akan sangat membantu dalam mencapai tujuan yang
88
ingin dicapai. Ketika auditor memiliki self efficacy yang tinggi maka
pembuatan judgment akan lebih baik dengan tingkat kesalahan yang
lebih sedikit, sebaliknya ketika auditor memiliki self efficacy yang
rendah yang kemudian membuat auditor mudah menyerah dan putus
asa, maka akan mempengaruhi pembuatan judgment yang berdampak
pada hasil pengauditannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Shea dan Howell (2000) yang menunjukkan bahwa self
efficacy yang tinggi dapat meningkatkan kinerja terhadap pekerjaan
termasuk dalam pendidikan, pelatihan dan manajemen. Selain itu,
penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Takiah dan Zuraidah (2009) yang menyatakan bahwa seseorang auditor
yang memiliki self efficacy yang tinggi cenderung untuk lebih
mempertimbangkan, mengevaluasi dan mengintegrasikan
kemampuannya dalam melaksanakan audit judgment.
Hasil Uji Hipotesis 3: Job stress berpengaruh secara parsial dan
signifikan terhadap audit judgment.
Pada nilai hasil uji t stress sebesar 0.049 (sig < 5%) hal ini berarti
Ha3 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa job stress berpengaruh
secara signifikan terhadap audit judgment. Variabel job stress memiliki
nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,232 yang menunjukkan bahwa
setiap kenaikan satu persen variabel job stress, dengan asumsi variabel
89
lain tetap, maka akan menurunkan pembuatan audit judgment sebesar
23,2%.
Dari data yang diolah dapat diketahui bahwa job stress terbukti
mempengaruhi audit judgment. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
ketika seorang auditor sedang mengalami stres, maka akan berdampak
pada kinerjanya sehingga dapat mempengaruhi judgment yang dibuat.
Ketika stres mencapai tingkatan yang lebih tinggi maka akan
mengakibatkan gangguan yang menyebabkan penurunan pada kinerja
seseorang. Dalam suatu organisasi, dalam hal ini KAP, stres kerja pasti
akan terjadi dan tidak dapat dihilangkan secara menyeluruh. Akan tetapi
manajemen organisasi tersebut dapat mengurangi tingkat stres kerja
yang dialami oleh karyawannya dengan cara menjaga agar lingkungan
KAP tetap kondusif dan nyaman untuk melakukan pekerjaan, atasan
maupun rekan kerja dapat memberikan dukungan, penghargaan serta
apresiasi bagi auditor yang memilliki prestasi baik. Dengan demikian,
auditor lainpun akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya
dengan memaksimalkan usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan
organisasi, termasuk dalam pembuatan judgment.
Hasil penelitian ini konsisten penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Usman & Ramay (2010) yang menunukkan bahwa job
stress berpengaruh negatif terhadap job performance. Ini menunjukkan
90
bahwa job stress dapat mengurangi kinerja individual yang juga akan
berdampak pada pembuatan judgment yang dilakukan oleh auditor.
c. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai probability lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan H0 ditolak, sedangkan jika nilai probability lebih besar dari
0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Berikut ini adalah tabel 4.18
yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.18
Hasil uji statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 348.158 3 116.053 9.827 .000b
Residual 838.508 71 11.810
Total 1186.667 74
a. Dependent Variable: TAJ
b. Predictors: (Constant), TJS, TKA, TSE
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Hasil Uji Hipotesis 4: Kompetensi auditor, self efficacy dan job
stress berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit
judgment
Tabel 4.18 menunjukkan nilai signifikansi hasil uji F sebesar
0.000, artinya nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0.05, maka model
91
regresi dapat digunakan untuk memprediksi audit judgment. Hal ini
berarti Ha4 diterima yang menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen yaitu kompetensi auditor, self efficacy dan job stress secara
simultan dan signifikan berpengaruh terhadap audit judgment.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi
auditor, self efficacy dan job stress terhadap audit judgment. Berdasarkan
pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan
terhadap permasalahan dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap audit
judgment. Hal ini dapat dijelaskan dengan tingkat signifikansi sebesar
0,012. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh auditor
maka akan semakin baik dalam memberikan judgment dalam tugas yang
ditanganinya.
2. Self efficacy pengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Hal ini
dapat dijelaskan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini
menyatakan bahwa auditor yang memiliki self efficacy yang tinggi dapat
melakukan audit judgment lebih baik dibandingkan dengan auditor yang
memiliki self efficacy rendah.
3. Job stress berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Hal ini
dapat dijelaskan dengan signifikansi sebesar 0,049. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa auditor yang mengalami stres kerja dapat
93
mempengaruhi kinerja individual dimana kemudian akan berpengaruh
dalam pembuatan audit judgment.
4. Kompetensi auditor, self efficacy dan job stress berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap audit judgment.
B. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain
yang lebih berpengaruh terhadap audit judgment seperti, komitmen
organisasi, independensi, motivasi kerja, insentif, kompensasi, dan lain
sebagainya dikarenakan variabel dalam penelitian ini hanya mewakili
sebesar 26,4 persen dari variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi
audit judgment.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode penelitian
yang berbeda seperti metode wawancara langsung atau untuk memperoleh
data yang lebih berkualitas.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, atau
menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian ini, sehingga hasil
penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
4. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar lebih memperhatikan waktu
penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk
94
kantor. Sehingga tingkat pengembalian (respon rate) kuesioner dapat lebih
tinggi, dan mendapat hasil yang lebih akurat.
5. Untuk Organisasi/KAP, disarankan untuk bisa menanamkan rasa sense of
belonging kepada auditor sehingga auditor memiliki rasa bahwa ia
dibutuhkan dalam organisasi, diharapkan juga organisasi/KAP mampu
mengelola stres kerja yang timbul berupa dukungan sosial dapat berbentuk
dukungan emosi, dukungan penilaian, dan dukungan informasi
(memberikan nasehat, saran, pengarahan).
95
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik”, Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Ali, Warraich Usman, Ahmeed Rizwan Raheem, Ahmad Nawaz & Khoso
Imamuddin. “Impact of Stress on Job Performance: an Empirical Study of the
Employees of Private Sector Universities of Karachi, Pakistan”, Research
Journal of Management Sciences Vol.3 No.7:14-17, 2014.
Ardini, Lilis dan Tjiptohadi Sawarjuwono. “Auditor’s Competence in His
Experience Disclosing Fraud”, The Journal of Accounting, Management and
Economics Research Vol.5, No.1:101-142, 2005.
Arens Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance
Service An Integrated Approach”, 13th edition, Pearson Education Inc, Upper
Saddle River, New Jersey, 2010.
Aryani dan Rahmawati. “Variabel Pertimbangan Moral Authoritarian dan
Gendermemoderasi Pengaruh Tekanan Kepatuhan Dengan Judgement
Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.6, No.1:18-38, 2007.
Assegaf, Umar, Yasmin. “Pengaruh Konflik Peran dan Stres Kerja Terhadap
Komitmen Organisasi”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.5, No.2:91-106,
2005.
Bandura, Albert. “Self Efficacy The Exercise of Control”, New York: W.H.
Freeman and Company, 1997.
Basuki, Orin. “Pricewaterhousecoopers Didenda 1,4 Juta Poundsterling”, artikel
diakses pada tanggal 13 Januari 2015, dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/01/06/08435297/Pricewaterhou
seCoopers.Didenda.1.4.Juta.Poundsterling
Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, “Modern Auditing:
Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition,
John Wiley & Sons Inc, United States of America, 2006.
Dwiyanti. “Faktor-Faktor Pemicu Stres Kerja”, Salemba, Jakarta, 2001.
Feny, Ilmiyati dan Yohanes Suhardjo. “Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi
Auditor Terhadap Kualitas Audit: Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik
di Semarang ”, Juraksi Vol.1, No.1 Januari. 2012.
96
Fitriani, Seni dan Daljono. “Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas,
Pengetahuan dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement”, Diponegoro
Journal of Accounting Vol.1, No.1:1-12. 2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21”.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro”. Cetakan V, Semarang, 2013.
Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi Keempat
cetakan pertama Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Hanny, Rahmawati. “Beberapa Faktor yang Memengaruhi Audit Judgment
Auditor Pemerintah”, Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4 No. 2, 2012.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Salemba
Empat, Jakarta, 2013.
Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Iskandar, Takiah Mohd dan Zuraidah Mohd-Sanusi. “Assessing the Effect of Self
Efficacy and Task Complexity on Internal Control Audit Judgement”, Asian
Academy of Management Journal of Accounting and Finance Vol.7, No.1:29-
52, 2011.
Jamilah, Siti, Zaenal Fanani dan Grahita Chandrarin. “Pengaruh Gender, Tekanan
Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgement”, Simposium
Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.
Lastanti. “Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik”,
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5, No.1:85-97. 2005.
Mayangsari, Sekar. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap
Pendapat Audit”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, No.1:1-22, 2003.
Meyer, M. dan J. T. Rigsby. “Descriptive Analysis of The Content and
Contribution of Behavioral Research in Accounting 1989-1998”, Accounting
Journal, 2010.
Mulyadi. “Auditing”, Edisi Keempat Buku Pertama, Salemba Empat, Jakarta,
2010.
97
Nelly Sari, Ria, Diani Mardisar. “A Study on Audit Judgement Performance: The
Effect of Accountability, Effort, and Task Complexity”, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol.9, Riau, 2007.
Nizarul, Alim, Hapsari Trisni, Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.
Puspitasari, Rahmi Ayu. “Analisis Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan,
Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor dalam Pembuatan Audit
Judgement”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang,
2011.
Putri, Pritta Amina, Herry Laksito. “Pengaruh Lingkungan Etika, Pengalaman
Auditor dan Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas Audit Judgement”,
Diponegoro Journal of Accounting Vol.2, No.2:1-11. 2013.
Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. “Auditing (Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Rai, I Gusti Agung. “Audit Kinerja pada Sektor Publik)”, Salemba Empat,
Jakarta, 2008.
Raiyani, Ni Luh Kadek Puput dan I. D. G. Dharma Suputra. “Pengaruh
Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Locus of Control Terhadap Audit
Judgement”, E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 2014.
Robbin, S. P. “Perilaku Organisasi Edisi Ke-10”, Gramedia, Jakarta. 2006.
Rohman, Abdul Rohman. “Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Stres Kerja
pada Sales Marketing PT Lion Metal Works”, Jakarta, 2004.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.” PT. Alex Media
Komputindo, Jakarta, 2000.
Sumitro Ulfa, Mariza, Frida NRH dan Nofiar Aldriandry Putra. “Correlation
Between Self Efficacy to Job Stress of Sales Operation Employee’s PT
Nasmoco Grup Semarang”, 2009.
Suraida, I. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit
Terhadap Skeptisisme”, So-sio Humaniora Vol.7, No.3, 2005.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan
Publik. Jakarta, 31 Mei 2011.
98
Usman, Bashir dan Muhammad Ismail Ramay. “Impact of Stress on Employees
Job Performance, A Study on Banking Sector of Pakistan”, International
Journal of Marketing Studies, Vol.2 No.1 Hal. 122-126, 2010.
Wibowo, Eri. “Analisis Pembelajaran Mata Kuliah Auditing (Kompetensi Dalam
Audit Judgement”, Maksimum Vol.1, No. 2, 2011.
Widiyastuti, Marcellina, Sugeng Pamudji. “Pengaruh Kompetensi, Independensi
dan Profesionalisme Terhadap Kemampuan Mendeteksi Kecurangan
(Fraud)” Value Added Vol.5, No.2, 2009.
Zhao, H., Seibert, S. E, & Hills G. E. “The Mediating Role of Self Efficacy in the
Development of Entrepreneurial Intensions”, Journal of Applied Psychology,
1265-1272, 2005.
99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
100
Lampiran 1
Surat Penelitian Skripsi
101
102
Lampiran 2
Surat Keterangan dari KAP
103
104
105
106
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
107
KUESIONER
PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR, SELF EFFICACY
DAN JOB STRESS TERHADAP AUDIT JUDGEMENT
Oleh:
Amelia Suandi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
108
Kepada Yth.:
Bapak/ Ibu Auditor
Di tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswi S1 jurusan akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang saat ini sedang melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam rangka
penyelesaian pendidikan yang sedang saya tempuh.
Berkaitan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuesioner yang terlampir berikut ini. Semua pendapat yang telah Bapak/Ibu
berikan dalam kuesioner akan dijamin kerahasiaannya. Hal ini semata-mata untuk
kepentingan ilmiah. Hanya ringkasan dan hasil analisis secara keseluruhan yang akan
dilaporkan atau dipublikasikan.
Jika Bapak/Ibu memerlukan informasi terkait dengan kuesioner terlampir,
silahkan hubungi Amelia Suandi di nomor telepon 089654858053.
Saya memohon kuesioner diisi dengan lengkap. Atas bantuan dan kerjasama
Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih. Tanpa bantuan Bapak/Ibu, penelitian ini
tidak mungkin terselesaikan.
Salam hormat,
Amelia Suandi
109
1. Kompetensi Auditor (X1)
Petunjuk: Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memberikan pendapat atas
pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan tingkat persetujuan dengan
memberikan tanda silang (X) pada angka pilihan:
1 = sangat tidak setuju (STS) 3 = netral (N) 5 = sangatsetuju (SS)
2 = tidak setuju (TS) 4 = setuju (S)
No. Keterangan STS TS N S SS
1. Auditor harus selalu memiliki rasa
ingin tahu (inquisitive) yang tinggi.
2. Auditor mampu menangani
ketidakpastian.
3. Auditor harus selalu meiliki
kesadaran bahwa beberapa temuan
dapat bersifat subjektif.
4. Auditor mampu meningkatkan kerja
sama dalam tim.
5. Auditor memiliki keahlian untuk
melakukan prosedur analitis
(analytical review).
6. Auditor memiliki pengetahuan
tentang teori organisasi untuk
memahami suatu organisasi.
7. Auditor memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang
auditing.
8. Auditor memiliki keahlian untuk
melakukan wawancara.
9. Auditor memiliki kemampuan
membaca cepat.
10. Auditor memiliki keahlian dalam
menganalisis statistik.
11. Auditor memiliki keterampilan
dalam menggunakan komputer.
110
2. Self Efficacy (X2)
Petunjuk: Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memberikan pendapat atas
pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan tingkat persetujuan dengan
memberikan tanda silang (X) pada angka pilihan:
1 = sangat tidak setuju (STS) 3 = netral (N) 5 = sangatsetuju (SS)
2 = tidak setuju (TS) 4 = setuju (S)
No. Keterangan STS TS N S SS
1. Saya memahami dengan baik tugas
yang diberikan kepada saya.
2. Mendahulukan untuk mengerjakan
tugas yang dirasakan lebih mudah.
3. Saya sadar akan kemampuan yang
saya miliki sehingga saya akan
melakukan tugas sesuai dengan
kemampuan saya.
4. Saya mampu melakukan tugas yang
beragam dalam satu waktu.
5. Tetap bersikap tenang ketika
menghadapi hambatan dan berusaha
mencapai tujuan.
6. Saya akan tetap bekerja secara
professional meski dibawah tekanan
sekalipun.
7. Saya akan berusaha menyelesaikan
semua pekerjaan audit dengan baik
dan konsisten pada pekerjaan yang
dikerjakan.
111
3. Job Stress (X3)
Petunjuk: Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memberikan pendapat atas
pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan tingkat persetujuan dengan
memberikan tanda silang (X) pada angka pilihan
1 = sangat tidak setuju (STS) 3 = netral (N) 5 = sangatsetuju (SS)
2 = tidak setuju (TS) 4 = setuju (S)
No. PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Lingkungan tempat saya bekerja
cukup mendukung dalam proses
pekerjaan.
2. Saya merasakan adanya dukungan
kerja dari rekan kerja maupun atasan
saya.
3. Saya memperoleh kesempatan untuk
ikut berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan kerja.
4. Dalam menjalankan tugas saya tidak
tertekan dengan peraturan yang ada.
5. Saya memiliki kepribadian yang
teliti dan tidak terburu-buru dalam
melakukan pekeraan.
6. Saya dapat mengatur waktu dengan
baik untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu.
7. Jika saya memiliki masalah dalam
keluarga tidak akan mempengaruhi
saya dalam bekerja.
8. Jika saya berada dalam kesulitan
finansial saya akan meningkatkan
prestasi kerja.
9. Saya merasa tidak nyaman jika ada
persaingan tidak sehat diantara rekan
kerja.
10. Saya memiliki pengalaman yang
tidak menyenangkan sehingga
berpengaruh terhadap pekerjaan.
112
4. Audit Judgement (Y)
Petunjuk: Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memberikan pendapat atas
pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan tingkat persetujuan dengan
memberikan tanda silang (X) pada angka pilihan
1 = sangat tidak setuju (STS) 3 = netral (N) 5 = sangatsetuju (SS)
2 = tidak setuju (TS) 4 = setuju (S)
No. PERNYATAAN STS TS N S SS
1. Kompetensi auditor mempengaruhi
pertimbangannya dalam menentukan
bukti audit yang relevan.
2. Pemahaman terhadap sistem
pengendalian internal klien
mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi audit.
3. Penentuan prosedur audit
dipengaruhi oleh waktu penyelesaian
laporan audit dan resiko audit.
4. Pertimbangan mengenai materialitas
membutuhkan keterampilan dan
keahlian yang dimiliki oleh auditor.
5. Auditor yang berada dibawah
intruksi yang tidak tepat dari atasan
akan meningkatkan resiko audit.
6. Struktur audit yang baik tidak
menghambat pelaksanaan prosedur
audit.
7. Kurangnya informasi mengenai
suatu tugas tidak akan berdampak
buruk terhadap hasil kerja auditor.
8. Ukuran entitas, pengalaman dan
pengetahuan auditor mengenai bisnis
entitas mempengaruhi penentuan
strategi audit.
113
Mohon pertanyaan-pertanyaan di bawah ini diisi dengan lengkap.
1. Apakah anda seorang auditor? (beri tanda X)
_____ Ya _____ Tidak
2. Manakah yang paling menggambarkan anda? (beri tanda X)
_____ Junior Auditor
_____ Senior Auditor
_____ Supervisor Auditor
_____ Partner
_____ Manajer
3. Pengalaman kerja
_____ 1-3 tahun _____ 3-5 tahun _____ >5 tahun
4. Pendidikan terakhir
_____ D3 _____ S1 _____ S2 _____S3
5. Umur _____ tahun
6. Jenis kelamin (beri tanda X)
_____ Laki-laki _____ Perempuan
Mohon periksa kembali dan pastikan semua pertanyaan sudah dijawab semua. Setelah
itu mohon untuk memasukkan kuesioner ini ke dalam amplop dan kemudian tutuplah
dengan rapat.
Terima kasih.
114
Lampiran 4
Daftar Jawaban Responden
115
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR
NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11
1 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5
2 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5
3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 5
5 4 4 5 3 4 5 5 4 3 3 4
6 3 3 5 5 4 4 5 3 4 4 5
7 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5
8 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4
9 3 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4
10 4 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4
11 5 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4
13 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
14 3 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5
15 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3
16 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5
17 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 4 4 3 4 5 4 4 1 2 3 3
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
116
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR (LANJUTAN)
23 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
25 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4
26 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
27 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
28 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
29 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5
30 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
33 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5
34 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36 3 4 3 3 4 5 2 3 3 4 5
37 4 3 5 4 3 3 3 2 2 3 4
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
39 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
40 3 4 5 5 3 3 4 5 3 2 3
41 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5
42 4 4 5 5 4 3 5 3 4 5 5
43 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
45 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4
117
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR (LANJUTAN)
46 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 4 4 5 3 4 5 5 4 3 3 5
48 3 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4
49 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 5
50 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
52 5 3 2 4 5 5 5 4 3 4 5
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
55 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4
56 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4
57 5 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4
58 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5
59 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 4
60 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5
61 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5
62 4 4 5 5 4 3 5 3 4 5 5
63 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
64 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4
65 4 4 5 3 4 5 4 5 3 3 5
66 3 4 5 5 5 5 3 3 3 4 4
67 5 3 2 4 5 5 5 5 3 4 5
68 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 4
118
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR (LANJUTAN)
69 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
70 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
71 4 4 4 3 4 5 2 2 3 4 4
72 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
73 4 4 3 4 5 5 5 4 3 4 4
74 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4
75 5 2 5 5 5 4 5 4 5 4 4
119
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SELF EFFICACY
NO SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
1 5 5 4 2 5 5 4
2 4 5 4 3 4 4 5
3 5 5 5 4 5 5 5
4 4 3 5 5 4 4 4
5 3 5 5 4 4 5 3
6 4 4 3 4 5 5 4
7 5 3 2 4 4 5 5
8 4 3 4 3 4 5 5
9 4 5 3 4 4 3 3
10 4 3 2 3 4 4 4
11 5 1 1 3 4 4 4
12 4 2 2 3 4 4 4
13 4 2 2 3 4 4 4
14 4 3 5 5 4 3 4
15 3 3 3 4 4 4 3
16 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 3 4 4 4
18 4 4 4 4 5 5 5
19 3 2 4 1 2 3 4
20 4 4 4 4 4 4 4
21 5 5 5 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5
120
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SELF EFFICACY (LANJUTAN)
23 5 5 5 4 5 5 5
24 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 5 5 3
26 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 3 4 3 4
28 4 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4
31 5 5 5 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 5 5
33 4 4 4 3 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4
35 4 4 4 4 4 4 4
36 3 4 5 5 3 2 3
37 4 2 3 3 3 4 5
38 5 5 5 4 5 5 5
39 4 3 4 4 4 4 4
40 3 4 3 3 5 5 3
41 4 3 3 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5 5 5
43 4 4 3 3 5 4 5
44 3 4 4 1 3 3 4
45 4 4 3 2 4 3 4
121
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SELF EFFICACY (LANJUTAN)
46 5 4 3 4 5 5 4
47 4 4 2 3 4 4 4
48 3 4 4 2 4 3 4
49 4 2 2 2 5 4 5
50 4 3 3 3 3 3 3
51 4 4 5 2 4 4 4
52 4 5 5 2 4 3 4
53 4 5 5 2 4 3 4
54 4 4 4 4 5 4 5
55 4 3 2 4 4 4 4
56 4 4 4 4 5 4 4
57 4 3 2 2 4 4 4
58 4 5 5 3 5 5 4
59 4 4 5 3 5 5 4
60 5 4 3 4 3 4 5
61 4 4 4 3 4 4 4
62 5 4 4 4 4 4 4
63 4 3 3 3 4 4 3
64 5 4 3 3 4 4 4
65 5 1 5 2 5 5 5
66 4 4 4 4 4 4 4
67 4 3 2 4 4 4 4
68 5 4 5 5 4 5 5
122
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SELF EFFICACY (LANJUTAN)
69 4 3 2 3 4 4 4
70 4 4 5 4 4 5 5
71 2 3 4 4 4 5 4
72 4 4 5 5 4 4 5
73 5 5 4 4 3 4 4
74 5 5 5 5 4 4 4
75 4 4 4 4 4 4 4
123
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL JOB STRESS
NO JS1 JS2 JS3 JS4 JS5 JS6 JS7 JS8 JS9 JS10
1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3
2 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3
3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
4 3 4 4 5 5 3 4 5 4 4
5 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4
6 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4
7 5 5 5 3 5 5 5 4 4 3
8 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4
9 5 5 4 4 3 4 5 5 4 2
10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
11 5 5 5 5 5 5 1 1 5 4
12 4 4 4 4 4 4 2 2 4 5
13 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4
14 4 4 5 3 4 5 4 5 4 3
15 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
16 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 5 5 4 4 5 4 5 3 5 3
19 4 3 4 5 4 5 2 3 5 3
20 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
124
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL JOB STRESS (LANJUTAN)
23 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
24 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
26 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
27 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3
29 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4
30 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
32 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3
33 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4
34 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
35 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
36 3 4 3 2 3 3 4 5 5 3
37 3 4 3 2 3 5 2 2 3 3
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
39 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
40 3 4 4 5 5 5 4 3 2 4
41 4 4 5 3 5 5 5 3 5 4
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 3 2 3 4 2 4 5 5
44 3 3 3 3 4 3 2 3 5 5
45 4 3 3 4 2 4 4 4 4 5
125
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL JOB STRESS (LANJUTAN)
46 5 5 5 4 3 4 5 3 5 4
47 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3
48 4 3 2 2 4 4 4 3 5 4
49 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4
50 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3
51 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
52 4 4 2 2 2 4 2 4 5 3
53 4 3 3 5 4 4 4 5 5 3
54 4 5 4 4 5 5 4 4 5 3
55 4 5 3 4 4 4 3 2 4 3
56 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3
57 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5
58 3 4 4 4 4 5 5 3 2 3
59 4 4 3 4 5 4 4 5 3 3
60 3 5 5 4 3 5 4 4 4 3
61 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5
62 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3
63 4 5 4 5 5 5 4 2 4 3
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
65 5 5 4 5 5 5 5 5 1 4
66 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
67 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4
68 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4
126
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL JOB STRESS (LANJUTAN)
69 5 3 3 4 5 4 5 5 5 4
70 5 5 5 5 3 3 3 3 5 4
71 4 5 4 4 4 5 4 4 5 2
72 4 4 3 4 3 4 4 5 5 2
73 3 4 3 4 5 5 5 5 5 4
74 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
75 3 5 5 5 4 4 4 4 2 4
127
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGEMENT
NO AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8
1 4 4 5 5 5 4 4 4
2 5 5 5 5 5 3 2 5
3 4 5 4 5 5 4 4 5
4 4 4 5 5 3 3 4 5
5 4 3 5 4 5 3 4 5
6 5 4 4 3 4 5 3 4
7 5 5 5 5 1 4 3 1
8 4 4 5 4 4 5 5 5
9 3 4 4 5 5 4 5 3
10 3 4 4 4 2 4 3 2
11 4 4 4 4 1 5 1 3
12 4 4 4 4 2 4 2 3
13 4 4 4 4 2 5 2 3
14 3 4 4 5 5 4 3 4
15 4 3 3 4 4 3 3 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 5
19 3 2 4 4 3 2 2 5
20 4 4 4 4 4 3 3 4
21 5 5 5 4 4 1 1 2
22 4 4 4 4 4 1 2 2
128
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGEMENT (LANJUTAN)
23 4 5 5 5 5 5 1 5
24 4 4 4 4 4 4 1 2
25 4 4 4 5 4 1 1 1
26 4 4 3 4 4 4 2 3
27 3 4 3 4 4 4 3 3
28 4 4 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 2 2 2 4
31 5 5 5 5 5 5 5 5
32 4 4 4 4 4 4 4 4
33 3 3 3 4 4 4 3 4
34 4 4 3 4 4 4 2 4
35 4 4 4 4 4 4 3 4
36 3 4 4 4 3 2 3 4
37 3 4 3 3 4 5 3 4
38 5 5 5 5 5 5 2 5
39 3 4 3 4 3 3 3 3
40 3 4 3 3 3 4 5 5
41 5 5 3 5 5 5 1 5
42 5 5 5 5 5 5 5 5
43 4 5 4 5 5 5 1 4
44 4 4 3 3 4 4 1 4
45 4 4 3 4 4 4 3 2
129
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGEMENT (LANJUTAN)
46 4 4 5 3 3 4 2 4
47 5 5 4 5 5 4 4 4
48 5 4 4 4 4 5 4 4
49 4 4 3 4 2 4 4 4
50 4 4 3 4 3 4 2 3
51 5 5 5 4 5 4 2 5
52 5 5 4 5 4 4 2 4
53 5 5 4 4 5 5 2 4
54 5 5 4 4 4 4 3 4
55 4 4 4 5 4 3 2 4
56 4 4 3 4 4 4 5 4
57 4 4 4 4 4 2 2 4
58 5 5 4 4 5 5 5 4
59 5 5 5 4 4 4 4 2
60 5 4 4 4 5 3 3 3
61 3 4 4 4 3 4 4 4
62 2 3 3 3 4 4 4 4
63 3 3 3 3 3 4 4 4
64 4 5 5 5 5 4 4 4
65 3 3 3 3 3 3 3 4
66 3 3 3 3 4 3 3 3
67 4 4 4 4 4 4 3 3
68 5 4 4 4 3 3 4 5
130
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT JUDGEMENT (LANJUTAN)
69 4 4 3 3 4 4 4 3
70 4 4 5 5 5 5 4 4
71 3 3 3 4 4 3 3 4
72 2 3 3 3 3 3 3 3
73 4 3 3 3 3 4 4 4
74 4 4 4 5 5 4 4 4
75 4 4 4 3 3 3 3 3
131
IDENTITAS RESPONDEN
No. Jenis
Kelamin Usia Jabatan Pendidikan
Pengalaman
Kerja
1 1 23 1 2 1
2 1 30 2 2 4
3 1 22 1 2 1
4 1 26 1 2 2
5 1 24 2 2 3
6 2 23 1 2 1
7 1 22 1 2 1
8 2 25 1 2 2
9 1 26 2 2 4
10 1 23 1 2 1
11 2 22 1 1 1
12 2 22 1 2 1
13 1 23 1 2 1
14 2 23 1 2 2
15 1 26 3 2 4
16 1 25 1 2 1
17 2 23 1 2 2
18 1 28 3 2 6
19 2 26 1 2 1
20 1 29 4 2 3
21 2 27 1 2 2
22 1 25 1 2 2
23 1 25 2 2 3
24 1 30 3 2 7
25 2 35 2 2 5
26 1 23 1 1 2
27 1 35 3 2 10
28 1 30 1 2 2
29 1 30 1 2 3
30 1 29 2 2 4
31 1 34 2 2 3
32 2 23 1 2 1
33 1 30 1 2 1
34 2 23 1 2 1
35 2 24 1 1 2
36 1 31 2 2 4
132
IDENTITAS RESPONDEN (LANJUTAN)
No. Jenis
Kelamin Usia Jabatan Pendidikan
Pengalaman
Kerja
37 2 22 1 2 1
38 1 35 2 2 4
39 2 24 2 2 2
40 2 23 1 1 1
41 2 24 2 2 2
42 1 36 2 3 5
43 2 22 1 2 1
44 2 25 2 2 2
45 2 23 1 2 2
46 2 21 1 2 1
47 2 20 1 2 1
48 1 29 2 2 3
49 1 28 1 2 2
50 2 33 2 2 5
51 1 50 3 2 10
52 1 37 2 2 6
53 2 26 2 2 4
54 1 28 2 2 4
55 1 23 1 2 2
56 2 30 2 3 5
57 2 22 1 2 1
58 2 22 1 2 1
59 2 22 1 2 1
60 1 34 1 2 3
61 1 28 2 2 2
62 1 27 1 2 2
63 1 27 1 2 1
64 2 32 2 2 4
65 1 35 2 2 4
66 1 35 2 2 4
67 1 21 1 2 1
68 1 47 2 2 4
69 1 43 2 2 4
70 1 39 2 2 4
71 2 21 1 1 1
72 2 35 1 2 2
133
IDENTITAS RESPONDEN (LANJUTAN)
No. Jenis
Kelamin Usia Jabatan Pendidikan
Pengalaman
Kerja
73 2 20 1 1 1
74 1 30 1 2 2
75 2 32 2 2 4
Keterangan:
Jenis Kelamin : 1 = Pria
2 = Wanita
Jabatan : 1 = Auditor Junior
2 = Auditor Senior
3 = Supervisor
4 = Partner
Pendidikan : 1 = D3
2 = S1
3 = S2
Pengalaman kerja : 1 = 1-3 tahun
2 = 3-5 tahun
3 = >5 tahun
134
Lampiran 5
Output Hasil Pengujian Data
135
HASIL UJI VALIDITAS KOMPETENSI AUDITOR
Correlations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 TKA
KA1
Pearson Correlation 1 .041 .051 .371** .338
** .207 .409
** .361
** .416
** .330
** .179 .545
**
Sig. (2-tailed) .727 .666 .001 .003 .074 .000 .001 .000 .004 .124 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA2
Pearson Correlation .041 1 .498** .130 .164 .137 .128 .190 .219 .234
* .213 .485
**
Sig. (2-tailed) .727 .000 .265 .160 .242 .273 .102 .059 .044 .067 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA3
Pearson Correlation .051 .498** 1 .347
** .088 .035 .237
* .172 .239
* .097 .163 .479
**
Sig. (2-tailed) .666 .000 .002 .453 .766 .041 .141 .039 .408 .162 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA4
Pearson Correlation .371** .130 .347
** 1 .421
** -.073 .377
** .250
* .466
** .390
** .065 .564
**
Sig. (2-tailed) .001 .265 .002 .000 .536 .001 .030 .000 .001 .577 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA5
Pearson Correlation .338** .164 .088 .421
** 1 .574
** .505
** .433
** .337
** .462
** .273
* .683
**
Sig. (2-tailed) .003 .160 .453 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .018 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA6
Pearson Correlation .207 .137 .035 -.073 .574** 1 .196 .374
** .226 .309
** .270
* .487
**
Sig. (2-tailed) .074 .242 .766 .536 .000 .092 .001 .052 .007 .019 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA7
Pearson Correlation .409** .128 .237
* .377
** .505
** .196 1 .500
** .329
** .211 .254
* .633
**
Sig. (2-tailed) .000 .273 .041 .001 .000 .092 .000 .004 .069 .028 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Pearson Correlation .361** .190 .172 .250
* .433
** .374
** .500
** 1 .632
** .364
** .312
** .716
**
136
KA8 Sig. (2-tailed) .001 .102 .141 .030 .000 .001 .000 .000 .001 .007 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA9
Pearson Correlation .416** .219 .239
* .466
** .337
** .226 .329
** .632
** 1 .717
** .239
* .745
**
Sig. (2-tailed) .000 .059 .039 .000 .003 .052 .004 .000 .000 .039 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA10
Pearson Correlation .330** .234
* .097 .390
** .462
** .309
** .211 .364
** .717
** 1 .506
** .689
**
Sig. (2-tailed) .004 .044 .408 .001 .000 .007 .069 .001 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
KA11
Pearson Correlation .179 .213 .163 .065 .273* .270
* .254
* .312
** .239
* .506
** 1 .506
**
Sig. (2-tailed) .124 .067 .162 .577 .018 .019 .028 .007 .039 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
TKA
Pearson Correlation .545** .485
** .479
** .564
** .683
** .487
** .633
** .716
** .745
** .689
** .506
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
137
HASIL UJI VALIDITAS SELF EFFICACY
Correlations
SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7 TSE
SE1
Pearson Correlation 1 .224 .101 .291* .349
** .386
** .504
** .578
**
Sig. (2-tailed) .053 .390 .011 .002 .001 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
SE2
Pearson Correlation .224 1 .586** .301
** .283
* .147 .061 .663
**
Sig. (2-tailed) .053 .000 .009 .014 .209 .604 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
SE3
Pearson Correlation .101 .586** 1 .300
** .176 .152 .204 .659
**
Sig. (2-tailed) .390 .000 .009 .131 .193 .080 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
SE4
Pearson Correlation .291* .301
** .300
** 1 .260
* .335
** .179 .650
**
Sig. (2-tailed) .011 .009 .009 .024 .003 .124 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
SE5
Pearson Correlation .349** .283
* .176 .260
* 1 .668
** .331
** .636
**
Sig. (2-tailed) .002 .014 .131 .024 .000 .004 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
SE6
Pearson Correlation .386** .147 .152 .335
** .668
** 1 .438
** .644
**
Sig. (2-tailed) .001 .209 .193 .003 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
SE7
Pearson Correlation .504** .061 .204 .179 .331
** .438
** 1 .538
**
Sig. (2-tailed) .000 .604 .080 .124 .004 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
138
TSE
Pearson Correlation .578** .663
** .659
** .650
** .636
** .644
** .538
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
139
HASIL UJI VALIDITAS JOB STRESS
Correlations
JS1 JS2 JS3 JS4 JS5 JS6 JS7 JS8 JS9 JS10 TJS
JS1
Pearson Correlation 1 .468** .410
** .334
** .293
* .294
* .339
** .206 .372
** .130 .648
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .011 .010 .003 .077 .001 .266 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS2
Pearson Correlation .468** 1 .609
** .428
** .332
** .411
** .310
** .129 .105 .575
** .721
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .000 .007 .268 .370 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS3
Pearson Correlation .410** .609
** 1 .488
** .314
** .339
** .344
** .006 .023 .306
** .643
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .003 .003 .957 .847 .008 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS4
Pearson Correlation .334** .428
** .488
** 1 .560
** .369
** .283
* .162 .010 .129 .656
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .001 .014 .166 .929 .271 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS5
Pearson Correlation .293* .332
** .314
** .560
** 1 .536
** .321
** .201 .115 .075 .656
**
Sig. (2-tailed) .011 .004 .006 .000 .000 .005 .084 .327 .523 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS6
Pearson Correlation .294* .411
** .339
** .369
** .536
** 1 .241
* .152 .186 .138 .615
**
Sig. (2-tailed) .010 .000 .003 .001 .000 .038 .192 .110 .239 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS7
Pearson Correlation .339** .310
** .344
** .283
* .321
** .241
* 1 .526
** -.040 .121 .621
**
Sig. (2-tailed) .003 .007 .003 .014 .005 .038 .000 .735 .301 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS8 Pearson Correlation .206 .129 .006 .162 .201 .152 .526** 1 .186 -.080 .475
**
140
Sig. (2-tailed) .077 .268 .957 .166 .084 .192 .000 .110 .495 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS9
Pearson Correlation .372** .105 .023 .010 .115 .186 -.040 .186 1 -.010 .351
**
Sig. (2-tailed) .001 .370 .847 .929 .327 .110 .735 .110 .930 .002
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
JS10
Pearson Correlation .130 .575** .306
** .129 .075 .138 .121 -.080 -.010 1 .385
**
Sig. (2-tailed) .266 .000 .008 .271 .523 .239 .301 .495 .930 .001
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
TJS
Pearson Correlation .648** .721
** .643
** .656
** .656
** .615
** .621
** .475
** .351
** .385
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .001
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
141
HASIL UJI VALIDITAS AUDIT JUDGEMENT
Correlations
AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6 AJ7 AJ8 TAJ
AJ1
Pearson Correlation 1 .705** .521
** .402
** .291
* .221 -.061 .113 .600
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .011 .056 .602 .334 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
AJ2
Pearson Correlation .705** 1 .522
** .557
** .349
** .345
** -.062 .056 .650
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .002 .596 .636 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
AJ3
Pearson Correlation .521** .522
** 1 .546
** .254
* .077 .070 .174 .599
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .028 .512 .549 .135 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
AJ4
Pearson Correlation .402** .557
** .546
** 1 .409
** .116 -.011 .144 .593
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .321 .925 .216 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
AJ5
Pearson Correlation .291* .349
** .254
* .409
** 1 .200 .161 .374
** .657
**
Sig. (2-tailed) .011 .002 .028 .000 .085 .169 .001 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
AJ6
Pearson Correlation .221 .345** .077 .116 .200 1 .263
* .315
** .576
**
Sig. (2-tailed) .056 .002 .512 .321 .085 .022 .006 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
AJ7
Pearson Correlation -.061 -.062 .070 -.011 .161 .263* 1 .295
* .455
**
Sig. (2-tailed) .602 .596 .549 .925 .169 .022 .010 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
142
AJ8
Pearson Correlation .113 .056 .174 .144 .374** .315
** .295
* 1 .579
**
Sig. (2-tailed) .334 .636 .135 .216 .001 .006 .010 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
TAJ
Pearson Correlation .600** .650
** .599
** .593
** .657
** .576
** .455
** .579
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
143
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.747 .861 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KA1 88.20 86.081 .495 . .733
KA2 88.67 84.982 .411 . .733
KA3 88.33 85.279 .407 . .734
KA4 88.13 85.685 .515 . .732
KA5 88.09 84.113 .644 . .725
KA6 88.24 86.239 .428 . .735
KA7 88.15 83.613 .582 . .725
KA8 88.45 81.143 .667 . .716
KA9 88.57 81.599 .704 . .716
KA10 88.37 83.507 .648 . .723
KA11 88.11 87.124 .460 . .737
TKA 46.25 23.084 1.000 . .813
144
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL SELF EFFICACY
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.749 .831 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SE1 51.60 44.459 .514 . .733
SE2 51.92 41.156 .576 . .713
SE3 51.92 40.534 .560 . .712
SE4 52.16 41.082 .557 . .714
SE5 51.55 43.900 .577 . .728
SE6 51.57 43.302 .580 . .724
SE7 51.55 44.900 .472 . .737
TSE 27.87 12.279 1.000 . .727
145
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL JOB STRESS
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.739 .837 11
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
JS1 76.55 78.711 .603 . .717
JS2 76.43 78.329 .685 . .714
JS3 76.71 77.534 .588 . .713
JS4 76.77 76.313 .596 . .709
JS5 76.64 76.558 .598 . .710
JS6 76.45 79.062 .566 . .719
JS7 76.75 76.570 .554 . .712
JS8 76.88 78.837 .389 . .724
JS9 76.59 81.219 .260 . .734
JS10 76.57 81.383 .309 . .732
TJS 40.33 21.604 1.000 . .762
146
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL AUDIT JUDGEMENT
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.735 .819 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
AJ1 57.33 57.468 .535 . .712
AJ2 57.24 57.698 .598 . .712
AJ3 57.40 57.730 .536 . .714
AJ4 57.23 58.232 .535 . .716
AJ5 57.45 54.738 .578 . .699
AJ6 57.53 56.117 .486 . .710
AJ7 58.25 56.975 .328 . .725
AJ8 57.56 56.223 .491 . .710
TAJ 30.67 16.036 1.000 . .703
147
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. Hasil Uji Multikolonieritas
2. Hasil Uji Normalitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 12.883 4.282 3.009 .004
TKA .261 .102 .314 2.573 .012 .669 1.494
TSE .540 .148 .472 3.640 .001 .591 1.693
TJS -.232 .116 -.269 -2.007 .049 .553 1.808
a. Dependent Variable: TAJ
148
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 75
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 3.36618367
Most Extreme Differences
Absolute .073
Positive .031
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .635
Asymp. Sig. (2-tailed) .815
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
149
3. Hasil Uji Heteroskedatisitas
150
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 TJS, TKA, TSEb . Enter
a. Dependent Variable: TAJ
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .542a .293 .264 3.437
a. Predictors: (Constant), TJS, TKA, TSE
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 348.158 3 116.053 9.827 .000b
Residual 838.508 71 11.810
Total 1186.667 74
a. Dependent Variable: TAJ
b. Predictors: (Constant), TJS, TKA, TSE
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Const
ant) 12.883 4.282
3.009 .004
TKA .261 .102 .314 2.573 .012
TSE .540 .148 .472 3.640 .001
TJS -.232 .116 -.269 -2.007 .049