38
Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen Sebuah Analisis Pendahuluan 1/1/2009 MUHAMMAD FAJAR [email protected]

identifikasi sektor unggulan waropen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

identifikasi esktor unggulan, sebuah pendahuluan

Citation preview

Page 1: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen Sebuah Analisis Pendahuluan 1/1/2009

MUHAMMAD FAJAR

[email protected]

Page 2: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah

(otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk

mengambil keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai

komponen desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan

untuk mengatur urusan rumahtangganya sendiri.Saat ini pemerintah tidak hanya berperan

sebagai pelaksana kebijakan pemerintah pusat seperti pada era sebelumnya, namun lebih

berperan sebagai penentu kebijakan di daerahnya (Yuwono, 1999).

Kebijakan-kebijakan yang ditentukan tidak harus sama dengan kebijakan nasional

atau kebijakan daerah lain karena kondisi perekonomian suatu daerah belum tentu sama

dengan kondisi perekonomian nasional atau daerah lainnya. Dengan perkataan lain kebijakan

yang diambil harus berdasarkan kondisi dan situasi daerah itu sendiri.

Terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang masih menyertai pelaksanaan UU

Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, setiap daerah seharusnya menyambut

gembira dan bertanggung jawab atas proses demokratisasi pemerintah daerah ini dengan

mengantisipasi pelaksanaan undangundang tersebut. Antisipasi perlu dilakukan dalam upaya

agar setiap daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lainnya.

Dengan keunggulan itu, maka eksistensi suatu daerah akan tetap terjamin.

Antisipasi dapat dilakukan diantaranya menentukan sektor apa yang memiliki

keunggulan di daerah ini dibandingkan dengan daerah lain. Dengan antisipasi demikian,

maka pumpunan dapat lebih diarahkan pada pengembangan dan pembinaan potensi tersebut

Page 3: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2

di masa mendatang. Potensi-potensi tersebut harus dibangun dan dikembangkan untuk

mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya (Yuwono,1999).

Namun yang perlu diingat dari pembagunan ekonomi daerah adalah bahwa

pembangunan ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian nasional dan kondisi

perekonomian daerah lain yang juga merupakan bagian dari perekonomian nasional tersebut.

Hal ini memberikan pemahaman bahwa analisis perekonomian daerah yang nantinya akan

dipergunakan sebagai landasan pembangunan daerah, sebaiknya mengikutsertakan keadaan

perekonomian di tingkat nasional dan keadaan perekonomian daerah lain sebagai

pembanding.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagai kabupaten yang baru enam tahun melaksanakan pemerintahan sendiri

setelah berpisah dari Kabupaten Yapen Waropen sebagai kabupaten induk. Kabupaten

Waropen berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Papua.

Berbagai usaha dilakukan dalam memacu pembangunan disegala sektor untuk memberikan

hasil yang terbaik bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Waropen.

Walaupun kendala yang dihadapi dalam menjalankan roda pembangunan cukup

beragam karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagian masih dalam proses

pembenahan, akan tetapi berbagai kebijakan dilakukan untuk menata perkembangan dan

pertumbuhan di semua sektor ekonomi sesuai dengan daya dukung yang dimiliki.

Sebagai bahan rencana strategis pembangunan diperlukannya identifikasi sektor-

sektor ekonomi yang berpotensi dan memiliki keunggulan yang dimiliki Kabupaten Waropen

agar pembangunan pada sektor yang mempunyai keunggulan tersebut dapat mem-push sektor

lainnya menjadi berkembang lebih maju lagi.

Page 4: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 3

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengetahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di

Kabupaten Waropen.

2. Untuk menentukan sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten

Waropen yang dapat di kembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

3. Untuk menentukan sector-sektor potensial di Waropen.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebaai berikut:

1. Dapat diketahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di Kabupaten

Waropen.

2. Dapat diketahui sektor-sektor unggulan dan potensial di Kabupaten Waropen yang

dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

3. Dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para pengambil keputusan di Kabuapten

Waropen dalam rangka pemilihan alternative pembangunan daerah.

1.5 Sistematika Penulisan

Publikasi ini terdiri dari lima bab, yang disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, bab ini berisi uraian tentang beberapa teori, pendapat atau

pengamatan orang terkenal yang relevan dengan topic publikasi ini.

Bab III Metodologi, bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian, sumber data

dan teknik analisis yang diterapkan.

Page 5: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 4

Bab IV Analisis dan Pembahasan bab ini berisi gambaran mengenai pergeseran

struktur ekonomi dan sektor-sektor unggulan Kabupaten Waropen.

Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan

saran yang disampaikan penulis sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan-

kebijakan ekonomi Kabupaten Waropen.

Page 6: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pergeseran Struktur Ekonomi

Prestasi pembangunan dapat dinilai dengan berbagai macam cara dan tolok ukur,

baik dengan pendekatan ekonomi maupun pendekatan non ekonomi. Penilaian dengan

pendekatan ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan aspek pendapatan maupun non

pendapatan.Berdasarkan aspek pendapatan, perekonomian biasanya diukur dengan tolok ukur

pendapatan per kapita (Dumairy, 1999).

Menurut Tambunan (2000), untuk meningkatkan pendapatan per kapita,

pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai

dalam proses pembangunan. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan

kinerja perekonomian suatu daerah.

Menurut Djojohadikusumo (1994), pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan

proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat

dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan

diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.Kegiatan ekonomi yang

produktif mengandung berbagai dampak positif, diantaranya menambah pendapatan nyata

bagi sebagian besar rakyat atau penduduk, hal itu berarti pula dapat meningkatkan daya

konsumsi secara kuantitatif maupun kualitatif. Lagipula, satu sama lain itu dapat mengurangi

ketimpangan dalam distribusi pendapatan diantara berbagai golongan dalam kehidupan

masyarakat. Dengan demikian pengertian tentang pembangunan ekonomi selain menyangkut

perubahan kuantitatif pada produksi dan pendapatan mencakup juga perubahan kualitatif

dalam tata susunan masyarakat secara menyeluruh.Pembangunan merupakan suatu

transformasi dalam arti perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi

Page 7: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 6

masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat

pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi.

Todaro (1997:112) mengungkapkan bahwa tingkat perubahan struktural dan

sektoral yang tinggi, berkaitan dengan proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen

utama perubahan strutural tersebut mencakup pergeseran yang berangsur-angsur dari

aktivitas pertanian ke sektor non pertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa.

Perubahan atau pergeseran struktur ekonomi dalam suatu periode lebih terlihat bila

terjadi suatu kejadian yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku ekonomi baik di tingkat

regional (provinsi) maupun tingkat nasional (negara), seperti terjadinya krisis ekonomi yang

dimulai pertengahan Juli 1997. Perubahan struktur ekonomi tersebut memberikan dampak

perubahan posisi ekonomi suatu provinsi di suatu negara (Urai,2000).

Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor, misalnya, dapat

mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika

keadaan demikian hanya bersifat sementara, dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat

dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan

ekonomi.(Arsyad,1999:7-8).

Kinerja perekonomian daerah tidak memungkinkan untuk melepaskan diri dari

kinerja perekonomian nasional.Dalam merancang kebijakan yang mepertinggi pembangunan

ekonomi daerah secara jelas, asumsi yang melandasinya adalah bahwa penyesuaian diri

ekonomi daerah merupakan suatu komponen penting yang mempermudah pemulihan

perekonomian nasional.

Daerah-daerah dapat tumbuh sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh lain yang

bukan perluasan ekspor, pengeluaran pemerintah pusat di daerah yang bersangkutan, migrasi

masuk yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan non ekonomi, substitusi impor dalam

industri-industri lokal dan meningkatkan efisiensi produksi dalam industri-industri pensuplai

Page 8: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 7

lokal, tetapi pada umumnya mereka memandang investasi dalam industri-industri lokal

sebagai hal yang terdorong oleh kenaikan pendapatan yang diterima dari luar daerah yang

bersangkutan. Manfaat paling besar dari cara pendekatan basis ekspor adalah apabila kita

menafsirkannya secara bebas dengan menekankan pentingnya perubahan pola-pola

permintaan nasional dalam pertumbuhan regional dan ketergantungan tingkat pertumbuhan

suatu daerah kepada bekerjanya pertumbuhan perekonomian nasional (Richardson,

1991:39).

Arsyad (1999:139-140) menyatakan bahwa analisis Shift Share memberikan data

tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain, yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi daerah, diukur dengan cara menganalisis perubahan

pengerjaan (absolute) aggregate secara sektoral dibandingkan dengan perubahan

pada sektor yang sama di perekonomian nasional.

2. Pergeseran proposional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian

nasional. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah

perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat

dari pada perekonomian nasional.

3. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa

jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian nasional. Oleh karena

itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri

tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada

perekonomian yang dijadikan acuan.

Page 9: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 8

Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah

ditentukan oleh tiga komponen (Richardson, 1978):

1. Provincial share, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran

struktural perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB

daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran

pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (Provinsi). Hasil perhitungan

tersebut akan menggambarkan peranan wilayah provinsi yang mempengaruhi

pertumbuhan perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama

dengan pertumbuhan provinsi, maka peranannya terhadap provinsi tetap.

2. Proportional Shift (PS) atau industrial mix adalah pengaruh bauran industry atau

pergeseran proporsional sektor I pada wilayah j.

3. Differential Shift (DS) adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah

(kabupaten) dan nilai tambah sektor yang sama di tingkat provinsi. Komponen ini

juga digunakan untuk mengetahui daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama

pada tingkat daerah yang lebih tinggi (provinsi).

Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena

lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson

(1977), kedua komponen shift, yaitu PS dan DS memisahkan unsur – unsur pertumbuhan

regional yang bersifat eksternal dan internal; PS merupkan akibat pengaruh unsur – unsur

eksternal yang bekerja secara nasional, sedangkan DS merupakan akibat dari pengaruh

factor – factor yang bekerja dalam daerah yang bersangkutan (Sitohang, 1977).

Apabila nilai PS dan DS positif, maka sektor yang bersangkutan dalam

perekonomian daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan.

Sebaliknya, bila nilainya negative maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat

Page 10: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 9

diperbaiki, antara lain dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi

(Richardson, 1978:202).

Sektor – sektor yang memiliki DS positif memiliki keunggulan komparatif terhadap

sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor – sektor yang memiliki DS positif berarti

bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih

cepat dibandingkan dengan daerah lainnya.Apabila DS negative, maka tingkat pertumbuhan

sektor tersebut relative lamban.

2.2 Sektor Unggulan

Sektor yang unggul secara definitif adalah sektor yang memenangkan persaingan.

Dalam konteks kekhasan daerah, memenangkan persaingan ini lebih diutamakan pada

keunggulan suatu sektor di suatu daerah di bandingkan sektor yang sama di daerah lain.

Masalahnya kini adalah daerah mana yang akan digunakan sebagai pembanding.

Sektor X pada daerah A barangkali kalah bersaing dengan sektor yang sama di daerah B,

tetapi bisa saja menang dengan daerah C. Untuk mengatasi hal ini, maka digunakan daerah

himpunan sebagai pembanding, misal Kabupaten Waropen dibandingkan dengan Prov.

Papua.

Penggunaan daerah himpunan sebagai pembanding karena pangsa daerah

himpunan menggambarkan kondisi rata-rata seluruh daerah bagian dari seluruh himpunan

tersebut. Jika pangsa suatu sektor di daerah lebih besar dari pada pangsa sektor tersebut di

daerah himpunan, artinya pangsa sektor itu lebih besar dibandingkan rata-rata pangsa seluruh

daerah bagian, dapat disimpulkan bahwa sektor daerah tersebut unggul dibandingkan

umumnya daerah bagian yang lain. Rumusan perbandingan antara pangsa suatu sektor pada

suatu daerah dengan pangsa sektor tersebut dengan daerah himpunan disebut Location

Quotients (LQ).

Page 11: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 10

Yuwono (1999), dalam penelitiannya tentang penentuan sektor unggulan di Kota

Salatiga dalam rangka menghadapi otonomi daerah, menyebutkan bahwa salah satu teknik

yang dapat dipergunakan untuk menentukan sektor unggulan adalah dengan analisis Location

Quotients (LQ).Namun indikator ini akan lebih baik lagi jika digabungkan dengan analisis

Shift-Share (SS), karena analisis ini membantu memahami keuntungan dan kerugian yang

dialami suatu daerah akibat adanya posisi dan reposisi sektoral.

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Fauzi (1999) di Jawa

Timur.Penelitian tersebut menggunakan metode Location Quotients (LQ) untuk menentukan

sektor unggulan dan metode Shift Share untuk menunjukkan sektor yang berkembang di Jawa

Timur dibandingkan dengan ekonomi nasional.Hasil analisis dari masing-masing metode

tersebut kemudian dilakukan skoring.Sektor dengan sekor tertinggi merupakan sektor yang

layak untuk dikembangkan.

Page 12: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 11

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Page 13: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 12

BAB III

METODOLOGI

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam publikasi ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan,

yaitu dengan menggunakan data publikasi BPS. Data yang digunakan adalah: PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto)Kabupaten Waropen dan PDRB (Produk Domestik Regional

Bruto) Provinsi Papua atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 maupun atas dasar harga

berlaku, dari series tahun 2003 s.d. 2008.

3.2 Metode Analisis

3.2.1 Analisis Shift Share

Untuk melihat posisi relatif suatu daerah dalam konteks daerah yang menaunginya

(dalam hal ini berarti posisi ekonomi Kabupaten Waropen terhadap pola perekonomian

Papua) dapat dengan memanfaatkan analisis sederhana yang dikenal sebagai analisis Shift

Share (SS). Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja

perekonomian daerah dengan membandingkan terhadap daerah yang lebih besar

(nasional).Dari analisis tersebut dapat diketahui sektor-sektor yang masih memungkinkan

untuk dikembangkan.

Metode analisis Shift Share diawali dengan perubahan nilai tambah (value added)

suatu sektor (i) antara dua periode, yaitu periode tahun dasar 0 dan periode tahun t yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

0 + ∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖atau

∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

𝑡 −𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0…(1)

Dimana:

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡

Page 14: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 13

i = 1, 2, … , 9 (sembilan sektor ekonomi)

Persamaan (1) dapat diperluas menjadi:

∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

0 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1 + 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

0 𝑁𝑇𝐵𝑖

𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 −

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0

+ 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 … (2)

Persamaan (2) di atas didasarkan pada asumsi dasar bahwa pertumbuhan ekonomi suatu

daerah (provinsi) dipengaruhi oleh tiga komponen utama yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi provinsi

2. Pertumbuhan sektoral (industrial mix component)

3. Pertumbuhan daya saing wilayah (competitive efect component)

Komponen pertama (pertumbuhan ekonomi provinsi) menggambarkan perubahan

output suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan ekonomi regional (provinsi),

perubahan kebijakan ekonomi daerah atau perubahan dalam faktor-faktor yang

mempengaruhi seluruh wilayah dan sektor secara seragam.

Komponen kedua (pertumbuhan sektoral) muncul karena adanya permintaan output

akhir, ketersediaan bahan baku, kebijakan sektoral serta perilaku dan kinerja struktur pasar

setiap sektor ekonomi daerah.

Komponen ketiga (pertumbuhan daya saing wilayah) terjadi karena peningkatan

atau penurunan output atau pendapatan suatu wilayah yang lebih cepat atau lebih lambat dari

wilayah lainnya. Ini ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar input dan output,

dukungan kelembagaan, infrastruktur sosial dan ekonomi dan kebijakan ekonomi daerah.

Page 15: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 14

Alat ukur analisis Shift Share yang digunakan untuk menganalisis posisi suatu daerah adalah:

a. Pangsa Regional (PR), untuk melihat struktur atau posisi relatif suatu daerah dalam

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi menyeluruh di Papua. PR dirumuskan

sebagai berikut:

𝑃𝑅𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1

b. Analisis Pergeseran, yang terdiri dari:

Industrial mix component / Proportional Shift (PS), yaitu perubahan secara

proporsional, untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan ouput pada suatu sektor

kabupaten berbeda dengan pertumbuhan output pada sektor yang sama di tingkat

provinsi. PS dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 −

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0

Dengan analisis PS dapat diketahui besarnya konsentrasi regional/provinsi pada

sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi atau lamban pada tingkat

nasional.

Competitive Effect Component / Different Shift (DS), yaitu pergeseran yang berbeda

antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, untuk mengukur seberapa jauh

output pada suatu sektor di suatu kabupaten memiliki laju pertumbuhan yang lebih

tinggi daripada laju pertumbuhan pada sektor yang sama di kabupaten lain. Perbedaan

ini mencerminkan perbedaan dalam locational advantage position (posisi keuntungan

lokasi) suatu wilayah. DS dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0

Dengan analisisDifferent Shift (DS) dapat diteliti apakah pertumbuhan output

pada suatu sektor lebih kecil atau lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi provinsi

Page 16: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 15

rata-rata untuk sektor yang sama. Dengan kata lain, apakah pergeseran pangsa output

suatu sektor di suatu provinsi relatif terhadap perubahan pangsa output pada sektor

yang sama pada di tingkat provinsi.

Keterangan:

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑖𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑖𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑘𝑒𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

i = 1, 2, … , 9 (sembilan sektor ekonomi dalam PDRB)

Berdasarkan nilai PS dan DS sektor – sektor dalam suatu daerah dapat dikelompokkan

menjadi empat kategori sebagai berikut:

Gambar 2. Kategori Sektor Berdasarkan Nilai PS dan DS

1. Kategori I (PS positif dan DS positif) adalah sektor dengan pertumbuhan sangat

pesat.

2. Kategori II (PS negatif dan DS positif) adalah sektor yang kecepatan

pertumbuhannya terhambat namun daya saingnya kuat.

3. Kategori III (PS positif dan DS negatif) adalah sektor yang mempunyai

pertumbuhan cepat namun daya saingnya lemah.

Page 17: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 16

4. Kategori IV (PS negatif dan DS negatif) adalah sektor dengan daya saing lemah

dan juga peranan terhadap wilayah rendah.

Beberapa pakar merasa perlu memperluas analisis yang memperhitungkan efek

komposisi industry dengan menguraikan DS yang ada. Oleh sebab itu, Esteban – Marquillas

memperkenalkan konsep homothetic employment, yaitu jumlah atau perubahan pendapatan

yang diharapkan di sektor i wilayah j, yang diberi notasi 𝐸𝑖𝑗′′ . Homothetic employment dapat

juga diartikan sebagai wilayah (Eij) bila struktur wilayah sama dengan struktur provinsi atau

Eij yang diharapkan. Rumus yang dipakai untuk memperoleh nilai homothetic employment

adalah:

𝐸𝑖𝑗′′ = 𝐸𝑗

𝐸𝑖𝑛𝐸𝑛

Nilai HE digunakan untuk menguraikan PR yang terdiri dari allocation effect (AE) dan

pangsa regional effect (PRE).

𝐴𝐸𝑖𝑗 = 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛

𝑃𝑅𝐸𝑖𝑗′ = 𝐸𝑖𝑗

′′ 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑛

Dimana:

𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ adalah spesialisasi yang muncul apabila variable wilayah aktual Eij lebih besar

dari variable yang diharapkan.

𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 adalah keunggulan kompetitif yang muncul apabila laju pertumbuhan sektor

regional lebih besar dari laju pertumbuhan provinsi.

Keterangan:

𝑟𝑖𝑗 adalah pertumbuhan sektor i (2003 – 2008) kabupaten Waropen

𝑟𝑖𝑛adalah pertumbuhan sektor i (2003 – 2008) Provinsi Papua

𝑟𝑛adalah pertumbuhan PDRB (2003 – 2008) Provinsi Papua

𝐸𝑗 adalah PDRB Kabupaten Waropen (2003)

Page 18: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 17

𝐸𝑖𝑛 adalah NTB sektor i Provinsi Papua (2003)

𝐸𝑛adalah PDRB Provinsi Papua (2003)

Menurut Olzen dan Herzog (1997) AE mempunyai empat kemungkinan, yaitu:

1. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ > 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 > 0 = specialized, competitive advantage (S, CA)

2. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ > 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 < 0 = specialized, competitive disadvantage (S, CD)

3. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ < 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 > 0 = not specialized, competitive advantage (NS, CA)

4. 𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′ < 0 dan 𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛 < 0 = not specialized, competitive disadvantage (NS,

CD)

Sektor yang spesialisasi dan kompetitif adalah sektor unggulan daerah dan mampu

bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Sektor yang spesialisasi tetapi tidak

kompetitif adalah sektor unggulan tetapi produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing

dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif adalah sektor yang

bukan unggulan tetapi produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor

yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan dan tidak

mampu bersaing dengan daerah lain.

3.2.2 Model Rasio Pertumbuhan

Model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan modifikasi dari analsis shift share.

MRP digunakan untuk melihat perbandingan pertumbuhan ekonomi antar satu daerah

dengan daerah lain dengan mengamati sektor – sektor ekonomi. Analisis ini digunakan

untuk membandingkan pertumbuhan suatu sektor yang dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu rasio pertumbuhan referensi (RPR) dan rasio pertumbuhan studi (RPS). Oleh karena

belum tersedianya data PDRB per Distrik di Kabupaten Waropen, maka kita hanya bias

gunakan RPR saja.

Page 19: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 18

𝑅𝑃𝑅 =

∆𝐸𝑖𝑅𝐸𝑖𝑅(0)

∆𝐸𝑅𝐸𝑅(0)

Dimana:

RPR adalah rasio pertumbuhan wilayah referensi (Kabupaten Waropen)

∆𝐸𝑖𝑅adalah perubahan NTB adhk sektor i di wilayah referensi dari tahun 2003 s.d. 2008

𝐸𝑖𝑅(0)adalah NTB adhk sektor i di wilayah referensi pada tahun 2003

∆𝐸𝑅adalah perubahan PDRB adhk Kabupaten Waropen dari tahun 2003 s.d. 2008

𝐸𝑅(0)adalah PDRB adhk Kabupaten Waropen pada tahun 2003

Jika nilai RPR lebih besar dari satu dikatakan positif dan jika kurang dari satu dikatakan

negative.RPR yang positif menunjukkan pertumbuhan suatu sektor pada kabupaten

Waropen lebih tinggi daripada pertumbuhan PDRB-nya dan demikian pula sebaliknya jika

RPR negative.

3.2.3 Analisis Location Quotients (LQ)

Location Quotients (LQ) ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

memperluas Shift Share, teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor

perekonomian daerah dan derajat self-suficiency suatu sektor.

Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan,

yaitu:

1. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar

daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic.

2. Kegiatan ekonomi atau industri yang mengalami pasar di daerah tersebut saja, jenis ini

dinamakan industry non basic atau industri lokal.

Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang intinya adalah: karena

industri basik menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar

Page 20: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 19

daerah yang bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah akan menghasilkan pendapatan

bagi daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya

kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan

pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak

hanya menaikkan permintaan terhadap industry basic, tetapi juga menaikkan permintaan

akanindustry non basic atau lokal. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan

investasi pada industri yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor industri

lokal merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari industry basic. Oleh karena itu,

industri basik-lah yang patut dikembangkan di suatu daerah.

Untuk keperluan ini dipakai LQ, yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu

kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam

perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian

nasional. Adapun rumus LQ adalah:

𝐿𝑄 =

𝑉𝑖𝑘𝑉𝑘

𝑉𝑖𝑝𝑉𝑝

Dimana:

𝑉𝑖𝑘 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛

𝑉𝑘 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛

𝑉𝑖𝑝 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎

𝑉𝑝 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑑ℎ𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎

Nilai LQ mulai dari 0, dengan nilai 1 sebagai patokan. Nilai 1 menyatakan bahwa

pangsa sektor di daerah bagian sama dengan pangsa sektor di daerah himpunan. Jika nilai LQ

lebih kecil dari 1, berarti sektor tersebut bukanlah sektor unggulan bagi daerah, karena masih

kalah dengan sektor itu di daerah lain dalam daerah himpunannya. Jika nilai LQ lebih besar

Page 21: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 20

dari 1, maka sektor itu merupakan sektor unggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan

sektor yang sama di daerah lain dalam daerah himpunan.

3.2.4 Kombinasi MRP dan LQ

Untuk melihat gambaran kegiatan ekonomi yang potensial akan digunakan kombinasi dari

LQ dan MRP yang dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:

1. Pertumbuhan positif dan kontribusi positif menunjukkan sektor yang sangat dominan

baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.

2. Pertumbuhan positif dan kontribusi negative, menunjukkan sektor yang

pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. Sektor ini dapat ditingkatkan

kontribusinya agar dapat menjadi sektor yang dominan.

3. Pertumbuhan negatif dan kontribusi positif, menunjukkan sektor yang

pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar. Sektor ini kemungkinan mengalami

penurunan.

4. Pertumbuhan negatif dan kontribusi negatif menunjukkan sektor yang tidak potensial

baik dari criteria pertumbuhan maupun dari criteria kontribusi.

Page 22: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 21

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Geografi Kabupaten Waropen

Kabupaten Waropen berada pada 136° 23’ 00” Bujur Timur dan 02° 14’ 40” Lintang Selatan.

Kabupaten Waropen diapit oleh lima kabupaten, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Kepulauan Yapen, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya dan Paniai, sebelah

barat berbatasan dengan Kabupaten Nabire dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Mamberamo Raya.

Kabupaten Waropen terletak pada wilayah pesisir pantai, dengan ketinggian antara 110 –

1350 meter diatas permukaan laut, Kabupaten Waropen beriklim pantai dengan suhu berkisar

antara 23o – 33

oC dan rata – rata kelembaban udara 83 persen.

4.2 Gambaran Perekonomian Kabupaten Waropen

4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan realisasi hasil pembangunan ekonomi yang

dilaksanakan pada suatu daerah dalam suatu periode.Gambaran kinerja ekonomi dapat dilihat

dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

0.00

20,000.00

40,000.00

60,000.00

80,000.00

100,000.00

120,000.00

Periode

PDRB Riil Kabupaten Waropen(Dalam Juta Rupiah)

PDRB

Page 23: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 22

Gambar diatas merupakan perkembangan PDRB Riil Kabupaten Waropen dari kurun waktu

sebelum pemekaran (2000 – 2002) hingga sesudah pemekaran (2003 – 2008) menunjukkan

peningkatan yang terus menerus sepanjang tahun, yang berarti kegiatan perekonomian yang

terjadi di Kabupaten Waropen dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan.Hal ini seiring

semakin meningkatnya nilai tambah yang dihasilkan semua sector selama kurun waktu 2000

– 2008, terlebih sector pertanian yang menghasilkan nilai tambah tebesar dibandingkan

sector-sektor lainnya.

Gambar Perkembangan Nilai Tambah Riil Sektor Usaha Di Kab. Waropen

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

40,000.00

45,000.00

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r)

2008 *)

P E R T A N I A N

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK DAN AIR BERSIH

B A N G U N A N

PERDAGANGAN, HOTEL, Dan RESTORAN

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

JASA-JASA

Page 24: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 23

Tabel 1.Pertumbuhan Sektor Usaha Kabupaten Waropen 2000 – 2008.

LAPANGAN USAHA Pertumbuhan

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

P E R T A N I A N

5.49

4.64

2.80

3.39

3.32

4.14

3.43

3.28

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.85 5.07 6.99 2.48 9.72 15.33 16.51 4.54

INDUSTRI PENGOLAHAN 2.66 4.24 3.97 5.69 8.56 9.34 10.41 5.34

LISTRIK DAN AIR BERSIH 3.29 23.23 18.37 8.95 7.11 13.00 11.39 6.13

B A N G U N A N 4.52 16.26 13.40 -7.46 16.21 54.12 39.53 3.84

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 7.87 10.23 10.16 11.95 12.37 13.26 16.48 10.34

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 14.21 7.57 13.96 9.91 11.17 11.39 14.84 6.55

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 2.03 2.29 5.03 6.97 16.65 25.10 27.24 6.33

JASA-JASA 20.99 12.77 16.16 12.01 12.68 12.50 10.52 8.70

PDRB 8.48 7.82 7.68 5.07 8.04 12.74 12.23 5.48

CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki

*) Angka Sementara

Sumber: BPS Kabupaten Waropen

Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2001 terjadi pada sector jasa-jasa, yaitu sebesar 20.99

persen, sedangkan pertumbuhan terendah dialami sector pertambangan dan penggalian, yaitu

sebesar 1.85 persen. Lalu pada tahun 2002 pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector listrik

dan air bersih sedangkan sector jasa-jasa mengalami kontraksi sebesar – 8.22 persen.

Pertumbuhan terendah pada tahun 2002 terjadi pada sector keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan sebesar 2.29 persen walaupun mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya,

hal ini terjadi karena peningkatan laju pertumbuhan dari sector-sektor lainnya.

Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003 terjadi pada sector listrik dan air bersih sebesar

18.37 persen, sedangkan pertumbuhan terendah dialami oleh sector industry pengolahan

sebesar 3.97 persen.Yang menarik selama 2001 – 2003 sektor pertanian mengalami

perlambatan pertumbuhan sedangkan sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

mengalami kemajuan pertumbuhan walaupun secara perlahan. Lalu pada tahun 2004,

pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector jasa-jasa sebesar 12.01 persen, sedangkan

Page 25: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 24

pertumbuhan terendah terjadi sector bangunan sebesar -7.46 persen, hal tersebut terjadi karena

lesunya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Waropen.

Pada tahun 2005, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sector keuangan, persewaan, dan

jasa perusahaan sebesar 16.65 persen, sector bangunan mengalami peningkatan pertumbuhan

yang signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negative tetapi

pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan positif sebesar 16.21 persen, hal ini menandakan

bahwa pembangunan infrastruktur maupun perumahan kembali berjalan lagi. Pertumbuhan

terendah dialami sector pertanian sebesar 3.32 persen.

Pada tahun 2006, semua sector mengalami kenaikan pertumbuhan yang positif dibanding

tahun sebelumnya, terlebih sector yang mengalami kenaikan paling tajam adalah sector

bangunan mengalami kenaikan sebesar 37.91 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 54.12

persen. Hal ini menandakan terjadi pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan

Kabupaten Waropen.

Laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007, masih dipegang sector bangunan, yaitu

sebesar 39.53 persen meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.Sector

pertanian mengalami pertumbuhan paling rendah dibandingkan sector lainnya walaupun tahun

sebelumnya sempat mengalami kenaikan.

Pada tahun 2008, semua sector usaha mengalami kontraksi pertumbuhan, dimana laju

pertumbuhan semua sector menurun, terutama sector bangunan yang mengalami penurun

paling drastic dibanding tahun sebelumnya.Hal tersebut memicu pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Waropen menurun 6.75 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar 12.23

persen.

Page 26: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 25

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Waropen

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa dari kurun waktu 2000 – 2004 pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Waropen mengalami kontraksi atau penurunan tetapi pada dua tahun

berikutnya terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan, yang

disebabkan oleh pertumbuhan sector bangunan yang mengalami pertumbuhan yang sangat

signifikan. Lalu pada tahun 2007, pertumbuhan mengalami sedikit penurunan tetapi pada

tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Waropen mengalami penurunan yang

sangat drastic, hal ini disebabkan karena semua sector usaha mengalami penurunan

pertumbuhan.

0

2

4

6

8

10

12

14

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)

P

e

r

s

e

n

Periode

Page 27: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 26

Gambar 5. Pertumbuhan Sektor Usaha

Terlihat pada gambar di atas, bahwa sector bangunan memiliki laju pertumbuhan yang

fluktuatif, dimana pada tahun 2004 pertumbuhan mencapai nilai minus tetapi pada dua tahun

berikutnya terjadi peningkatan yang signifikan lalu dua tahun berikutnya juga mengalami

penurunan yang drastic. Pertumbuhan sektor pertanian tidak begitu fluktuatif, jika

diperhatikan sector perdagangan, hotel, dan restoran selama kurun tahun 2001 – 2007 terus

merangkak naik walau sempat 2003 mengalami penurunan yang tidak signifikan sebesar 0.07

persen menjadi 10.16 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 10.23 persen. Satu hal

yang menarik pada tahun 2008, semua sector usaha mengalami penurunan.

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r)

2008 *)

Pe

rse

n

Periode

P E R T A N I A N

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK DAN AIR BERSIH

B A N G U N A N

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

JASA-JASA

Page 28: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 27

4.2.2 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari seberapa besar suatu sector mempunyai

andil dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku.

Gambar Perkembangan Struktur Ekonomi Kab. Waropen

No. lapangan usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)

1. p e r t a n i a n 58.34 55.55 54.08 52.13 52.87 51.39 46.99 42.71 43.12

2. pertambangan dan penggalian 1.69 1.63 1.53 1.41 1.32 1.33 1.42 1.55 1.51

3. industri pengolahan 0.80 0.77 0.71 0.65 0.66 0.64 0.62 0.63 0.62

4. listrik dan air bersih 0.25 0.27 0.31 0.32 0.35 0.33 0.32 0.31 0.31

5. b a n g u n a n 9.66 9.86 10.33 10.63 9.30 10.32 15.50 20.33 19.58

6. perdagangan, hotel dan restoran 6.37 6.54 6.41 6.61 6.84 7.00 6.70 6.98 7.11

7. pengangkutan dan komunikasi 3.68 4.01 4.00 4.22 4.47 4.75 4.83 5.05 5.10

8. keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1.45 1.40 1.29 1.25 1.24 1.29 1.44 1.67 1.64

9. jasa-jasa 17.75 19.97 21.33 22.77 22.97 22.94 22.18 20.76 21.00

( P D R B ) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki

*) Angka Sementara

Page 29: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 28

Berdasarkan gambar di atas terlihat perkembangan struktur ekonomi Kabupaten

Waropen selama periode penelitian masih didominasi oleh sector pertanian, dimana selama

kurun waktu 2000 – 2005, peranan sector pertanian diatas 50 persen sedangkan pada tiga

tahun berikutnya menurun walau masih mendominasi. Sektor penyumbang terbesar kedua

terhadap perekonomian Kabupaten Waropen adalah sector jasa – jasa, dimana selama kurun

waktu 2000 – 2004 selalu mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan

jumlah pegawai pemerintahan sehingga berbanding lurus dengan jasa pemerintahan yang

dihasilkan. Sementara itu, dari tahun 2005 – 2008, sector jasa – jasa mengalami penurunan

yang tidak signifikan.

Sektor bangunan adalah penyumbang terbesar ketiga dalam struktur perekonomian

Waropen, sector ini mempunyai kecenderungan untuk meningkat karena Kabupaten Waropen

masih dalam proses pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Sektor yang

mempunyai andil terendah dalam struktur perekonomian Waropen adalah sector listrik dan

air bersih, hal ini dikarenakan masih kurangya investasi pada sector ini sehingga memberikan

output yang masih terbatas pula.

4.3 Pergeseran dan Peranan Sektor Ekonomi Daerah

4.3.1 Efek Pertumbuhan Provinsi

No. Lapangan Usaha Provincial Share

1. P e r t a n i a n 65897.00

2. Pertambangan dan Penggalian 344338.85

3. Industri Pengolahan 9815.94

4. Iistrik dan Air bersih 749.47

5. B a n g u n a n 17578.32

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 18678.18

7. Pengangkutan dan Komunikasi 12725.83

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9635.96

9. Jasa-jasa 25696.90

Total 505116.45

Page 30: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 29

Berdasarkan table di atas, diperoleh bahwa besarnya pengaruh tingkat pertumbuhan provinsi

Papua terhadap PDRB Waropen adalah sebesar Rp. 505,116.45 juta.

4.3.2 Efek Bauran Industri

No. Lapangan Usaha Industrial Mix

1. P e r t a n i a n 11467.15

2. Pertambangan dan Penggalian -294.12

3. Industri Pengolahan 140.86

4. Iistrik dan Air bersih 89.17

5. B a n g u n a n 6476.07

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3305.22

7. Pengangkutan dan Komunikasi 3681.36

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 327.74

9. Jasa-jasa 5861.01

Total 31054.45

Secara umum, hasil penghitungan Industrial Mix menunjukkan nilai positif, yaitu sebesar

Rp.31,054.45 juta. Artinya, distribusi industry atau sektoral di tingkat provinsi menyebabkan

bertambahnya nilai PDRB Waropen sebesar Rp 31,054.45 juta. Walaupun secara total

peranan distribusi industry di tingkat provinsi terhadap pertumbuhan sektoral Waropen

adalah positif, namun sector pertambangan dan penggalian pengaruhnya negative. Hal ini

berarti bahwa sector tersebut belum banyak dikembangkan lebih maju lagi.

4.3.3 Regional Shift

No. Lapangan Usaha Differential Shift

1. P e r t a n i a n 254978.48

2. Pertambangan dan Penggalian -1182936.25

3. Industri Pengolahan 34366.89

4. Iistrik dan Air bersih 5292.48

5. B a n g u n a n 238641.66

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 193100.81

7. Pengangkutan dan Komunikasi 250743.85

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 43800.47

9. Jasa-jasa 178004.84

Total 15993.24

Page 31: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 30

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa secara umum perekonomian

Waropen mempunyai daya saing yang lebih tinggi daripada perekonomian Provinsi

Papua.Hal ini bisa dilihat dari nilai total Differential Shift (DS) yang positif. Jika ditinjau

keadaan persektor, ternyata hanya sector pertambangan dan penggalian yang mempunyai

daya saing yang lebih rendah atau lemah dibandingkan sector yang sama pada tingkat

provinsi. Hal ini terlihat dari nilai DS yang negative.

Sementara itu, kedelapan sector lainnya mempunyai nilai DS yang positif. Artinya,

mempunyai daya saing yang lebih tinggi atau sama dibandingkan sector-sektor yang sama

pada tingkat provinsi.

Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa hanya sector

penggalian dan pertambangan adalah sector pertumbuhannya cepat namun daya saingnya

lemah sedangkan kedelapan sector lainnya adalah sector-sektor yang pertumbuhannya pesat.

4.4 Klasifikasi Sektor Menurut Kriteria Pertumbuhan

No. LAPANGAN USAHA (Eij-E"ij) Rij-Rin

1. P E R T A N I A N -665853.98 -0.05

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -3641324.21 1.11

3. INDUSTRI PENGOLAHAN -103400.64 0.27

4. LISTRIK DAN AIR BERSIH -7791.59 0.67

5. B A N G U N A N -180773.65 1.03

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN -194161.84 0.40

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -132639.43 -0.57

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN -101149.45 0.86

9. JASA-JASA -262323.74 1.06

Berdasarkan table diatas, ternyata semua sector usaha memiliki nilai(Eij-E"ij)kurang

dari 0 sehingga dapat disimpulkan bahwa kesembilan sector usaha di Kabupaten Waropen

adalah sector yang tidak spesialisasi, maksudnya di Waropen tidak terdapat suatu sector

unggulan.

Page 32: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 31

Kemudian hanya ada dua sector yang memiliki nilai (Rij-Rin) kurang dari nol, yaitu

sector pertanian dan sector pengangkutan dan komunikasi, yang berarti bahwa kedua sector

tersebut bukanlah sector kompetitif yang mampu bersaing dengan daerah lainnya. Sedangkan

tujuh sector usaha memiliki nilai (Rij-Rin) lebih dari nol sehingga dapat dikatakan bahwa

sector pertambangan dan penggalian, sector industry pengolahan, sector listrik dan air bersih,

sector bangunan, sector perdagangan, hotel, dan restoran, sector keuangan, persewaan, dan

jasa perusahaan, dan sector jasa – jasa adalah sector- sector kompetitif yang mampu bersaing

dengan daerah lain. Sehingga jika dikombinasikan dapat disajikan pada table berkut:

No. LAPANGAN USAHA Keterangan Sektor

1. P E R T A N I A N Sektor yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

3. INDUSTRI PENGOLAHAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

4. LISTRIK DAN AIR BERSIH Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

5. B A N G U N A N Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor yang tidak spesialisasi dan tidak kompetitif

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

9. JASA-JASA Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif

Terlihat pada table RPR, ternyata hanya ada tiga sector yang mempunyai nilai RPR

kurang dari satu dikatakan negatif, yaitu sector pertanian, sector pertambangan dan

penggalian, dan sector industry pengolahan, yang berarti sector tersebut menunjukkan

pertumbuhan yang lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Waropen.

Tabel Rasio Pertumbuhan Referensi

No. LAPANGAN USAHA RPR(2000 - 2008)

1. P E R T A N I A N 0.38

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.89

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.69

4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.49

5. B A N G U N A N 2.54

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.54

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.47

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1.45

9. JASA-JASA 1.88

Page 33: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 32

Sedangkan keenam sector lainnya, yaitu sector listrik dan air bersih, sector bangunan,

sector perdagangan, hotel, dan restoran, sector pengangkutan dan komunikasi, sector

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sector jasa – jasa memiliki nilai RPR lebih

dari satu, dikatakan positif, yang menunjukkan pertumbuhan sector – sector tersebut lebih

tinggi dari pertumbuhan ekonomi waropen. Yang menarik adalah sector bangunan memiliki

nilai RPR tertinggi, yaitu sebesar 2.54.

4.5 Analisis Basis Ekonomi

Tabel LQ

No. LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 r) 2008 *)

1. P E R T A N I A N 4.47 4.33 4.14 3.76 2.88 3.59 2.61 2.48 2.33

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.02 0.02 0.02 0.02 0.03 0.02 0.03 0.03 0.03

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.41 0.40 0.39 0.35 0.27 0.35 0.26 0.27 0.26

4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.71 1.70 1.93 1.93 1.44 1.81 1.38 1.35 1.29

5. B A N G U N A N 2.78 2.78 2.85 2.78 1.74 2.38 2.40 2.69 2.17

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.72 1.74 1.70 1.60 1.22 1.60 1.21 1.20 1.11

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.46 1.53 1.42 1.25 0.89 1.10 0.79 0.73 0.63

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 0.76 1.55 1.50 1.39 0.94 1.28 0.94 0.76 0.65

9. JASA-JASA 3.49 3.83 3.88 4.06 3.24 4.52 3.44 3.22 3.09

CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara

Berdasarkan table LQ di atas, pada tahun 2000 sewaktu Kabupaten Waropen masing

dalam Kabupaten Yapen Waropen, hanya tiga sector yang memiliki nilai LQ kurang dari

satu, yaitu sector pertambangan dan penggalian, sector industry pengolahan, dan sector

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yang berarti bahwa peranan ketiga sector tersebut

kurang menonjol di Waropen dalam hal pembentukan PDRB Waropen daripada peranan

ketiga sector tersebut pada Provinsi Papua dalam hal pembentukan PDRB Papua. Sedangkan

keenam sector lainnya selain ketiga sector tersebut memiliki nilai LQ lebih dari satu sehingga

dapat dikatakan bahwa peranan keenam sector tersebut lebih menonjol di Waropen dalam hal

pembentukan PDRB Waropen daripada peranan keenam sector tersebut pada perekonomian

Page 34: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 33

Papua dalam hal pembentukan PDRB Papua. Sektor pertanian memiliki nilai LQ tertinggi,

yaitu sebesar 4.47, dan nilai LQ terendah dimiliki oleh sector pertambangan dan pertanian.

4.6 Deskripsi Sektor Ekonomi Potensial

Untuk melihat gambaran sector ekonomi potensial Waropen yang bisa dikembangkan lebih

lanjut, kita harus melihat kombinasi antara RPR dan LQ.Jika nilai RPR dan LQ lebih dari

satu dikatakan positif dan jika nilainya kurang dari satu dikatakan negative.

No. LAPANGAN USAHA RPR LQ 2008 *) RPR LQ

1. P E R T A N I A N 0.38 2.33 - +

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.89 0.03 - -

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0.69 0.26 - -

4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.49 1.29 + +

5. B A N G U N A N 2.54 2.17 + +

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.54 1.11 + +

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.47 0.63 + -

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1.45 0.65 + -

9. JASA-JASA 1.88 3.09 + +

Berdasarkan kombinasi RPR dan LQ, dapat disimpulkan bahwa sector listrik dan air

bersih, sector bangunan, sector perdagangan, hotel, dan restoran, dan sector jasa-jasa masuk ke

dalam kategori sector yang pertumbuhannya dan kontribusinya positif, berarti sector-sektor

tersebut sangat dominan baik dari pertumbuhan maupun kontribusi.

Sector pertanian masuk ke dalam kategori sector yang pertumbuhannya negative tetapi

kontribusinya positif, berarti sector ini pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar

sehingga dapat mengakibatkan penurunan NTB yang dihasikannya. Sektor pengangkutan dan

komunikasi dan sector keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan masuk ke dalam kategori

sector yang pertumbuhannya positif tetapi kontribusinya negative, berarti sector – sector

tersebut menunjukkan sector yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil

sehingga sector – sector ini dapat ditingkatkan kontribusnya agar menjadi dominan dalam

perekonomian Waropen. Sektor pertambangan dan penggalian dan sector industry pengolahan

Page 35: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 34

masuk ke dalam kategori sector yang pertumbuhannya dan kontribusinya negative, berarti

kedua sector ini tidak potensial baik dari criteria pertumbuhan dan kontribusi.

Page 36: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perkembangan struktur ekonomi Waropen masih didominasi oleh sector pertanian

tetapi peranannya dari tahun ke tahun mengalami pernurunan sedangkan penyumbang

terbesar kedua dalam perekonomian Waropen adalah sector jasa - jasa dan

penyumbang terbesar ketiga adalah sector bangunan, kedua sector tersebut

mempunyai kecenderungan peranannya selalu meningkat. Hal tersebut dikarenakan

karena Waropen sedang mengalami proses pembangunan dimana kedua sector

tersebut mempunyai peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi

Waropen.

2. Berdasarkan criteria pertumbuhan ternyata semua sector usaha di Waropen termasuk

ke dalam bukan sector unggulan. Sektor pertanian dan pengangkutan dan komunikasi

selain bukan sector unggulan tetapi juga tidak punya daya saing. Sedangkan ketujuh

sector lainnya walaupun bukan sector unggulan tetapi mempunyai daya saing.

3. Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS ternyata dapat disimpulkan bahwa hanya

sector penggalian dan pertambangan adalah sector yang pertumbuhannya cepat

namun daya saingnya lemah sedangkan kedelapan sector lainnya adalah sector-sektor

yang pertumbuhannya pesat.

4. Sektor usaha yang paling potensial secara ekonomi dan jika bisa dikembangkan bisa

memberikan sumbangsih yang signifikan bagi perekonomian Waropen adalah sector

listrik dan air bersih, sector bangunan, sector perdagangan, hotel dan restoran, dan

sector jasa – jasa.

Page 37: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 36

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen harus memberikan stimulus dan lebih

menekankan pembangunan pada sector listrik dan air bersih, sector bangunan, sector

perdagangan, hotel dan restoran, dan sector jasa – jasa karena keempat sector tersebut

mempunyai pertumbuhan yang pesat dan paling potensial secara ekonomi.

2. Tulisan ini mencoba menyajikan criteria sector unggulan Kabupaten Waropen,

dimana sajian lebih condong ke penentuan sector unggulan dan potensial. Namun

demikian jika ada data yang lebih rinci sehingga dapat dianalisis lebih khusus, akan

lebih baik unggulan daerah ditentukan secara spesifik.

*) Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Angkatan 46, sekarang bekerja sebagai Koordinator Statistik Distribusi BPS Kabupaten Waropen. Analisis ini adalah sebuah pandangan pribadi

. Karya ini dibuat tahun 2009

Page 38: identifikasi sektor unggulan waropen

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 37

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah.Yogyakarta:BPFE.

Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia.Jakarta, berbagai edisi.

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY.Daerah Dalam Angka Provinsi DIY.Yogyakarta, berbagai

edisi.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.Analisa Kesenjangan Ekonomi Sulawesi

Selatan 1993 – 1999. Sulawesi Selatan.

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi

Pembangunan.Jakarta: LP3ES.

Fauzi, Muhammad Musyaffak. 1999.Perubahan Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor

Unggulan di Provinsi Jawa Timur periode 1987-1997[Tesis].Yogyakarta.Program Pasca

Sarjana UGM Yogyakarta. (tidak dipublikasikan).

Richardson, Harry. 1991.Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tambunan, Tulus. 2001.Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael. 1984.Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku I.Jakarta:

Akademi Pressindo.

Todaro, Michael. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku II. Jakarta:

Akademi Pressindo.

Urai, Nursinah Amal. 2000.Pergeseran Struktur Ekonomi Regional Analisa Shift Share

Yuwono, Prapto. 1999.Penentuan Sektor Unggulan Daerah Menghadapi Implementasi UU

22/1999 dan UU 25/1999.Kritis Vol. XII No.2

Kuntoro, Mohamad Ardi. 2003. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor

Unggulan di Provinsi DI Yogyakarta [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.