22
IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Perogram Studi Strata 1 Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh : NURUL SYIFA NINGTIAS FIRNANDA J210.171.097 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

  • Upload
    buiminh

  • View
    233

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Perogram Studi Strata 1

Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun Oleh :

NURUL SYIFA NINGTIAS FIRNANDA

J210.171.097

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja
Budi
Typewritten text
i
Page 3: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja
Budi
Typewritten text
ii
Page 4: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja
Budi
Typewritten text
iii
Page 5: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

1

IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

Abstrak

Latar Belakang: Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis. Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil. Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar. Tujuan: Mengetahui penyakit penyerta pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Metode : Deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan record or other document berupa informasi kesehatan ibu hamil dengan penyakit penyerta kehamilan, yang diambil pada 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil: Dari 67 data ibu hamil dengan penyakit penyerta diantaranya mengalami anemia (61,2%). Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak pada rentang usia 20-35 tahun (86,6%) dan status gravida paling banyak dengan kehamilan multigravida (58,2%). Saran: untuk peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian terhadap korelasi antara penyakit anemia dengan karakteristik yang berhubungan dengan anemia pada kehamilan seperti pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, pola makan dan konsumsi zat besi, serta penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menunjang kebutuhan zat besi ibu hamil agar tetap tercukupi.

Kata Kunci: Ibu hamil, Penyakit Penyerta

Abstract

Background: Pregnancy is a physiological condition, but a normal pregnancy can also turn into a pathological pregnancy, pathology in pregnancy is a disorder of complication or that accompany the mother during pregnancy. Mothers who experience media disorders or health problems will be included in the high risk category, so that the need for implementing care in pregnancy becomes greater. Objective: To determine cormibidities in pregnant women in the working area of the Puskesmas Kartasura. Methods: Quantitative descriptive with a retrospective study approach. Data collection is done by using a record or other document in the form of health information for pregnant women with cormobidities of pregnancy taken on January, 1 2017 until December, 31 2017. The sampling technique is total sampling. Result: of the 67 data of pregnant women with comorbidities, among them are anemia (61,2%). The caracteristics of respondents based on the most age were 20-35 years (86,6%) and most gravida status was multigravid pregnancy (58,2%). Suggestion: For the next researcher, there can be a research on the correlation between anemia and the caracteristics associated with anemia in pregnancy such as education, employment, economic status, diet

and consumption of iron and management that can be done to support the iron needs of pregnant women to be fulfilled.

Page 6: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

2

Keywords: Pregnant woman, Cormibidities

1. PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam

rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa

konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi

hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43

minggu (Kuswanti, 2014). Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017

tercatat sekitar 5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil

mencapai 590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018).

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi

tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang

masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon

ibu dapat menjaga perilaku hidup yang sehat dan menghindari faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan (Johnson, 2016).

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga

dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015). Patologi pada

kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai

ibu saat kondisi hamil (Sukarni & Wahyu, 2013)

Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu kehamilan,

waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu bahkan setelah

persalinan (Manuaba, 2008). Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau

masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga

kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar

(Robson and Waugh, 2012).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu

bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat

disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah melahirkan.

Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh

Page 7: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

3

kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian

ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat

sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi

yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99%

diantaranya terdapat pada negara berkembang. Di negara berkembang, pada

tahun 2015 Angka Kematian Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup,

dibandingkan dengan negara maju yang hanya mencapai 12 per 100.000

kelahiran hidup (WHO, 2018).

AKI di Indonesia dalam data Kemenkes pada tahun 2016 terdapat sekitar 305

per 100.000 kelahiran hidup (Astuti, 2016). Di Jawa Tengah, Angka Kematian

Ibu pada tahun 2016 mencapai 602 kasus atau 109,65 per 100.000 kelahiran

hidup, yang mana angka kematian tertinggi ada di Brebes dengan 52 kasus serta

angka kematian terendah ada di Temanggung dan Magelang dengan jumlah

masing-masing 3 kasus (Dinkes Jawa Tengah, 2017).

AKI diakibatkan karena risiko yang dihadapi oleh ibu selama masa kehamilan

hingga persalinan. Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

ibu hamil meliputi kondisi sosial ekonomi yang menjadi salah satu indikator

terhadap status gizi ibu hamil, kesehatan yang kurang baik pada saat sebelum

maupun dalam masa kehamilan, adanya komplikasi pada kehamilan dan saat

melahirkan, adanya ketersediaan fasilitas kesehatan khususnya pelayanan

terhadap prenatal dan obstetri. Selain itu, terdapat 4 kriteria “terlalu” yang juga

menjadi penyebab kematian dalam maternal, yaitu terlalu muda usia ibu untuk

melahirkan (usia < 20 tahun), terlalu tua usia ibu saat melahirkan (usia > 35

tahun), terlalu banyak jumlah anak (anak > 4 orang), dan terlalu rapat jarak antar

setiap kelahiran (jarak < 2 tahun) (Dinkes Jawa Tengah, 2017)

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam

Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga tahun

2030 yang merupakan pembaharuan Millenium Development Goals (MDGs)

atau agenda Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada tahun 2015.

Salah satu tujuan SDGs adalah terciptanya suatu kondisi kehamilan dan

Page 8: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

4

persalinan yang aman, serta ibu dan bayi yang dilahirkan dapat hidup dengan

sehat, yang dilakukan dengan pencapaian target dalam mengurangi rasio

kematian ibu secara global hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran (WHO,

2017)

Data yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo pada

tahun 2017, bahwa jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura

merupakan jumlah terbanyak dari 12 Puskesmas yang ada di Kabupaten

Sukoharjo. Tercatat sekitar 1988 ibu hamil dan sebanyak 452 diantaranya

merupakan ibu hamil yang dirujuk karena kasus risiko tinggi.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Kartasura Sukoharjo

dengan melakukan wawancara terhadap petugas kesehatan, didapatkan hasil

bahwa ibu dengan kehamilan berisiko (seperti adanya penyakit penyerta pada

kehamilan, riwayat abortus, riwayat sectio caesarea, usia > 35 tahun, usia < 20

tahun, jarak kehamilan < 2 tahun, Grande multipara, dan kehamilan kembar)

akan dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukannya pemeriksaan yang lebih

spesifik. Selain itu, data informasi kesehatan yang diberikan petugas kesehatan

di Puskesmas Kartasura, didapatkan hasil bahwa dari bulan Januari 2018 hingga

Maret 2018, terdapat ibu hamil dengan penyakit penyerta seperti: Anemia, Pre-

eklampsia, Eklampsia, TB Paru, Penyakit Jantung, dan ibu hamil dengan

Anemia disertai dengan Asma.

Komplikasi dalam kehamilan dapat terjadi pada tahap kehamilan trimester

manapun, mulai dari fertilisasi hingga persalinan. Diagnosis dini faktor risiko

terhadap komplikasi akan mengarah pada pengobatan dan mencegah timbulnya

bahaya terhadap ibu maupun janin (Johnson, 2016). Rencana asuhan

keperawatan akan sangat penting dilakukan terhadap ibu hamil yang memiliki

risiko tinggi dalam kehamilan, sehingga perlu dilakukan eksplorasi tentang “Apa

saja penyakit penyerta pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura”

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitaif dengan pendekatan

studi retrospektif. Data populasi ibu hamil dengan penyakit penyerta sebanyak 67

Page 9: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

5

orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

Puskesmas Kartasura dan di ambil dengan cara total sampling terhadap data

sekunder berupa data informasi yang diberikan petugas kesehatan di Puskesmas

Kartasura dengan menggunakan instrumen penelitian berupa form pengumpulan

data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Usia

Tabel 1

Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Kartasura Sukoharjo periode 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017

Usia Jumlah Presentase (%)

< 20 tahun 3 4,5

20 – 35 tahun 58 86,6

> 35 tahun 6 9,0

Total 67 100

Tabel 1 menunjukan bahwa ibu hamil dengan penyakit penyerta dengan usia < 20

tahun berjumlah 3 orang (4,5%), usia 20-35 tahun berjumlah 58 orang (86,6%)

dan usia > 35 tahun berjumlah 6 orang (9,0%).

3.1.2 Status Gravida

Tabel 2

Distribusi frekuensi sampel berdasarkan gravida ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Kartasura Sukoharjo periode 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017

Gravida Jumlah Presentase (%)

Primigravida 26 38,8

Multigravida 39 58,2

Grandemultigravida 2 3,0

Total 67 100

Tabel 2 menunjukan bahwa lebih banyak jumlah ibu dengan kehamilan

multigravida yaitu 41 orang (62,7%) dibandingkan ibu dengan kehamilan

Page 10: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

6

primigravida yaitu 25 orang (37,3%) dan ibu dengan kehamilan grandemultipara

yaitu 2 orang (3,0%).

3.1.3 Penyakit Penyerta

Tabel 3

Distribusi frekuensi sampel berdasarkan penyakit penyerta pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo periode 1 Januari 2017 - 31

Desember 2017

Penyakit Penyerta Jumlah Presentase (%)

Anemia 41 61,2

Pre-Eklampsia 11 16,4

Eklampsia 1 1,5

Diabetes Gestasional 0 0

TB Paru 1 1,5

Asma Bronkiale 3 4,5

Hepatitis 4 6,0

Penyakit Jantung 2 3,0

HIV/AIDS 0 0

Hipertiroid 3 4,5

Anemia dan Asma 1 1,5

Total 67 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 67 ibu hamil dengan penyakit

penyerta, sebagian besar menderita anemia dengan jumlah 41 orang (61,2%),

diikuti dengan Pre-eklampsia dengan jumlah 11 orang (16,4%), Hepatitis dengan

jumlah 4 orang (6,0%), Asma bronkiale dan Hipertiroid dengan dengan jumlah

yang sama yaitu 3 orang (4,5%), penyakit jantung dengan jumlah 2 orang (3,0%),

TB Paru dan Eklampsia dengan jumlah yang sama yaitu 1 orang (1,5%), dan ibu

hamil dengan penyakit Anemia disertai dengan Asma sebesar (1,5%).

3.1.4 Penyakit Penyerta

Tabel 4

Penyakit penyerta pada ibu hamil yang sering muncul di wilayah kerja Puskesmas

Kartasura Sukoharjo Periode 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017

Penyakit

Penyerta

Jenis

Kehamilan Kelompok Usia

N Valid 67 67 67

Missing 0 0 0

Mode 1 2 2

Page 11: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

7

Berdasarkan tabel 4 bahwa nilai mode atau angka yang paling sering muncul

berdasarkan penyakit penyerta ibu hamil dengan nilai 1 (penyakit anemia), jenis

kehamilan dengan nilai 2 (kehamilan multigravida), dan kelompok usia dengan

nilai 2 (20-35 tahun).

3.2 Pembahasan

3.2.1 Usia

Usia reproduktif seorang wanita untuk dapat hamil dan melahirkan berkisar antara

20-35 tahun, karena pada rentang usia tersebut terjadinya risiko komplikasi

selama kehamilan menjadi rendah (Novianti, 2016). Namun, dari hasil penelitian

ini menunjukan bahwa ibu dengan usia produktif memiliki angka dominan

terhadap penyakit penyerta dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil usia

< 20 tahun dan > 35 tahun. Hal ini dikarenakan mayoritas ibu hamil di Puskesmas

Kartasura Sukoharjo pada tahun 2017 memiliki rentang usia 20-35 tahun,

sehingga proporsi yang diperoleh juga paling banyak. Selain itu, usia ini

merupakan usia reproduksi sehat sehingga proporsi kehamilan dan persalinan juga

paling banyak.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Amini dan Pamungkas, yang menunjukan

bahwa sebagian besar ibu hamil yang termasuk dalam kelompok usia 20-35 tahun

mengalami anemia ringan maupun berat sebanyak 63,2%. Hal ini didukung

karena mayoritas ibu hamil berada pada usia produktif untuk hamil dan

melahirkan (Amini & Pamungkas, 2018).

Berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dikatakan bahwa kehamilan

dengan usia risiko tinggi memiliki kecenderungan 2,446 kali lebih besar untuk

mengalami anemia dibandingkan dengan kehamilan usia risiko rendah. Hal ini

disebabkan karena kejadian anemia berkaitan dengan usia ibu yang tidak dalam

masa reproduksi sehat, yaitu wanita yang melahirkan anak pada usia > 35 tahun

dan < 20 tahun (Amallia & Afriyani, 2017).

Kehamilan pada usia < 20 tahun secara biologis belum sempurna atau optimal dan

memiliki kecenderungan emosi yang labil sehingga mudah mengalami guncangan

yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi

Page 12: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

8

selama masa kehamilan (Astriana, 2017). Selain itu, Usia < 20 tahun termasuk

kehamilan dengan risiko tinggi untuk mengalami komplikasi selama kehamilan.

Hal ini disebabkan karena ukuran uterus yang belum mencapai ukuran normal

(Denantika & Serudji, 2015). Sistem reproduksi yang belum sempurna

menyebabkan vaskularisasi menuju serviks dan uterus masih belum sempurna,

sehingga mengakibatkan terganggunya proses distribusi nutrisi dari ibu ke janin

(Pinontoan & Tombokan, 2015). Selain itu, kehamilan pada usia ini juga dapat

mengakibatkan terjadinya kompetisi nutrisi antara janin dan ibunya yang masih

dalam proses pertumbuhan (Rizkah & Mahmudiono, 2017).

Penelitian yang dilakukan di Maroko, Afrika Utara tentang prevalensi anemia

pada ibu hamil didapatkan hasil bahwa ibu dengan usia ≥ 35 tahun cenderung

terkena anemia paling banyak (Haswane and Bouziane, 2015)

Kehamilan pada usia > 35 tahun berhubungan dengan penurunan fungsi organ dan

daya tahan tubuh yang juga menurun serta adanya berbagai macam penyakit yang

terjadi pada usia ini (Astriana, 2017). Usia > 35 tahun juga merupakan kondisi

kehamilan dengan status risiko tinggi karena adanya proses degeneratif yang

dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional yang terjadi pada

pembuluh darah perifer yang bertanggung jawab terhadap perubahan nilai tekanan

darah (Denantika & Serudji, 2015).

Risiko yang dimiliki oleh ibu pada usia tua bukan hanya faktor usia > 35 tahun,

namun terdapat faktor lain seperti jumlah dan jarak kehamilan, disposisi genetik

orang tua, riwayat medis, gaya hidup, nutrisi, perawatan selama kehamilan dan

meningkatnya kemungkinan penyakit kronis dan komplikasi yang dapat muncul

serta karakteristik demografi yang membuat wanita dengan usia tua menjadi lebih

berisiko. Kondisi medis yang mungkin muncul meliputi hipertensi dan pre-

eklampsia, diabetes gestasional, partus lama, kelahiran dengan operasi cesar,

plasenta previa, solusio plasenta dan kematian. Risiko untuk janin seperti BBLR,

makrosomia, kelainan kromosom, malformasi kongenital hingga kematian

neonatal (Lowdermilk and Perry, 2015).

Page 13: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

9

3.2.2 Status Gravida

Kehamilan dan persalinan yang berulang-ulang dapat mengakibatkan kerusakan

pada pembuluh darah dinding uterus dan penurunan daya elastisitas jaringan

karena sudah berulang kali diregangkan oleh kehamilan, sehingga cenderung

timbul kelainan letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta serta kelainan

pertumbuhan janin, sehingga dapat melahirkan bayi dengan BBLR (Wiknjosastro,

2007).

Penelitian yang dilakukan di India tentang epidimologi dan determinan anemia

pada kehamilan, menunjukan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi kesadaran ibu terhadap kunjungan Antenatal Care (ANC) secara

rutin (Tomar and Singhal, 2017).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Redowati, bahwa terdapat

hubungan antara gravida dengan kejadian anemia pada ibu hamil, yang mana ibu

dengan multigravida memiliki risiko 0,156 kali lebih besar untuk mengalami

anemia dibandingkan dengan ibu primiravida (Redowati, 2018). Penelitian serupa

dilakukan oleh Rizkah dan Mahmudiono, didapatkan hasil bahwa ibu dengan

kehamilan multigravida memiliki risiko untuk menderita anemia 6,588 kali lebih

besar dibandingkan dengan ibu primigravida, dan ibu dengan kehamilan

grandemultigravida memiliki risiko menderita anemia 5,789 lebih besar

dibandingkan ibu primigravida (Rizkah & Mahmudiono, 2017). Penelitian oleh

Hidayati dan Andriyani menunjukan hasil bahwa ada hubungan antara jumlah

paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hal ini disebabkan karena

kehamilan yang berulang akan mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah

dan dinding uterus sehingga berdampak pada sirkulasi nutrisi ke janin (Hidayati &

Andriyani, 2018).

Penelitian yang dilakukan di India tentang prevalensi anemia pada ibu hamil

menunjukan hasil bahwa ibu dengan kehamilan multigravida memiliki presentase

terbesar mengalami anemia yaitu sebanyak 48,6%. Hal ini dikarenakan kehamilan

berulang akan meningkatkan kebutuhan zat besi dan memberikan kontribusi

terhadap penurunan kadar hemoglobin (Suryanaranaya and Santhuram, 2016)

Page 14: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

10

Faktor yang signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil yaitu usia,

pendidikan dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat Besi (Fe) (Astuti,

2016). Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi penyebab anemia pada ibu

hamil seperti kehilangan darah, kurangnya produksi eritrosit atau adanya

kerusakan pada sel eritrosit yang lebih cepat dari kondisi normal. Hal ini

disebabkan karena selama masa kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi makanan

yang mengandung zat besi atau Fe, asam folat, vitamin B12 dan vitamin C yang

merupakan unsur pembentuk sel eritrosit (Sulastri & Malya, 2015). Wanita yang

sering melahirkan berisiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila

tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi karena selama hamil zat-zat gizi akan

terbagi untuk ibu dan janin (Purwandari & Lumy, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Suryani dan Wulandari, menunjukan hasil bahwa

ada hubungan yang signifikan antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal

dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan (Suryani & Wulandari, 2018).

Penelitian sebelumnya juga menunjukan hasil bahwa ibu dengan akseptor KB

sebelum hamil memiliki kecenderungan terkena hipertensi 5,636 kali lebih besar

dibandingkan dengan ibu yang bukan akseptor KB sebelum hamil (Setiawan,

2016). Hal ini disebabkan karena hormon estrogen dan progesteron yang terdapat

pada alat kontrasepsi dapat mempengaruhi nilai tekanan darah (Suryanda, 2017)

Estrogen akan mempengaruhi sistem endokrin yaitu renin angiotensin dengan

memberikan stimulus terhadap pembentukan angiotensin I dan diubah menjadi

angiotensin II yang memiliki sifat vasokonstriksi pembuluh darah dan akan

merangsang korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron (Ardiningsih & Dian,

2017). Aldosteron adalah hormon yang bersifat mineralkortikoid dan memiliki

fungsi untuk reabsorpsi natrium, sehingga dapat terjadi retensi natrium yang akan

menambah volume cairan ekstraseluler dan mengakibatkan peningkatan tekanan

darah (Sari & Yerizel, 2018). Progesteron akan mempengaruhi peningkatan berat

badan, hal ini disebabkan karena hormon progesteron menstimulasi hipotalamus

yang merupakan pusat pengendali nafsu makan, sehingga akseptor akan makan

lebih banyak dari biasanya (Sulistyaningsih, 2017). Selain itu, hormon

progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan glukosa menjadi lipid,

Page 15: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

11

sehingga jaringan lemak akan bertumpuk dibawah kulit dan berpotensi mengalami

obstruksi pada pembuluh darah. Vasokonstriksi dan adanya obstruksi oleh lemak

dapat membuat jantung memompa darah lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan

sirkulasi ke jaringan, akibatnya tekanan darah akan meningkat (Handayani dan

Yulaikah, 2017).

3.2.3 Penyakit Penyerta

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari 67 ibu

hamil dengan penyakit penyerta, sebagian besar menderita anemia yaitu sebanyak

41 orang atau sebesar 61,2%.

Penelitian yang dilakukan oleh Suriani, dikatakan bahwa ibu dengan riwayat

kehamilan berisiko memiliki peluang 15 kali mengalami kematian maternal. Hal

ini disebabkan karena riwayat penyakit ketika kehamilan tidak dapat dihindari

oleh ibu yang terjadi sebelum masa kehamilan. Ibu yang memiliki riwayat

penyakit kronik dapat mengganggu kehamilan dan ketika penyakit tersebut

kambuh, maka ibu harus mengkonsumsi beberapa jenis obat yang dapat

mempengaruhi kehamilan (Suriani, 2017)

Anemia selama masa kehamilan terjadi karena adanya peningkatan akan

kebutuhan zat besi yang hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan

kebutuhan ibu hamil itu sendiri. peningkatan volume darah selama kehamilan

akan memembuat kebutuhan zat besi semakin bertambah. Selama kehamilan,

seorang ibu hamil menyimpan zat besi sekitar 1000 mg yang memiliki fungsi

untuk kebutuhan janin, plasenta dan hemoglobin ibu. Jumlah zat besi pada bayi

baru lahir kira-kira sebesar 300 mg sedangkan jumlah zat besi yang diperlukan ibu

untuk mencegah terjadinya anemia akibat peningkatan volume darah sekitar 500

mg. Apabila jumlah tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi anemia

defisiensi zat besi (Syifaurrahman & Yusrawati, 2016). Salah satu faktor risiko

kejadian BBLR adalah ibu hamil menderita anemia. Hal ini disebabkan karena

hemodelusi (volume plasma relatif lebih banyak dibandingkan eritrosit) yang

merupakan adaptasi fisiologis pada sistem peredaran darah ibu hamil untuk

memenuhi kebutuan vaskularisasi yang besar untuk uterus dan janin. Anemia

Page 16: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

12

dapat mengakibatkan terjadinya penurunan suplai oksigen ke jaringan sehingga

dapat merubah struktur vaskularisasi plasenta, hal ini mengakibatkan tingginya

risiko persalinan prematur dan kelahiran BBLR (Mahayana & Chundrayetti,

2015).

Ibu dengan hipertensi dalam kehamilan memiliki risiko 2,317 kali lebih besar

untuk melairkan bayi BBLR dan asfiksia dibandingkan dengan ibu yang tidak

menderita hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi dapat menimbulkan

terjadinya insufisiensi plasenta dan hipoksia, sehingga pertumbuhan janin menjadi

terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur (Idawati & Mugiati, 2012).

Pre-eklampsia memberikan pengaruh pada pasokan darah dari ibu ke plasenta,

yang dapat menyebabkan buruknya pertumbuhan janin dalam kandungan ibu dan

dapat memicu terjadinya persalinan prematur. Pre-eklampsi sebagai komplikasi

kehamilan dengan karakteristik penurunan aliran darah dan iskemik uroplasenta

merupakan faktor risiko yang paling dominan dalam terjadinya intra uterine

growth restriction (Kalam & Wag ey, 2017).

Semakin bertambahnya usia kehamilan, maka semakin meningkat pula frekuensi

kekambuhan asma. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya usia kehamilan,

beberapa perubahan fisik pada ibu seperti ukuran perut yang semakin membesar

akan mendesak diafragma serta berat badan yang meningkat juga mempengaruhi

sistem pernapasan (Agustina, 2017). Ibu hamil yang menderita asma lebih

berisiko untuk melahirkan dengan kondisi prematur, neonatus dengan BBLR, dan

komplikasi seperti pre-eklampsia terutama jika asma tidak ditangani secara aktif

(Robson and Waugh, 2012).

Virus hepatitis B dan E merupakan infeksi virus hepatitis yang dapat ditularkan

dari ibu ke janin selama kehamilan, saat persalinan dan menyusui. Infeksi virus

hepatitis B dapat mengakibatkan insiden bayi BBLR dan prematuritas yang lebih

tinggi diantara ibu hamil yang terkena infeksi akut selama kehamilan. Virus

hepatitis E dapat di transmisikan secara vertikal dari ibu ke janin dan 10-20%

kematian ibu diakibatkan karena kerusakan hepar atau adanya gejala sekunder

seperti dehidrasi maupun malnutrisi. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap

mortalitas dan morbiditas janin (Lestari, 2015).

Page 17: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

13

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Data Ibu hamil yang menjadi sample dalam penelitian pada usia 20-35 tahun

merupakan jumlah sample terbanyak yaitu 86,6%, diikuti dengan usia > 35

tahun sebesar 9,0% dan usia < 20 tahun sebesar 4,5%.

4.1.2 Jenis kehamilan ibu dengan primigravida sebesar 38,8%, kehamilan

multigravida sebesar 58,2%, dan kehamilan grandemultigravida sebesar

3,0%.

4.1.3 Dari 452 kasus ibu hamil risiko tinggi dalam waktu 1 tahun (1 Januari 2017

– 31 Desember 2017), diantaranya terdapat 67 data ibu hamil dengan

penyakit penyerta dan didapatkan hasil bahwa penyakit terbanyak yaitu

anemia sebesar 61,2%, diikuti dengan Pre-eklampsia sebesar 16,4%,

Hepatitis sebesar 6,0%, Asma bronkiale dan Hipertiroid dengan jumlah

yang sama yaitu 4,5%, penyakit jantung sebesar 3,0%, TB Paru dan

Eklampsia dengan jumlah yang sama yaitu 1,5%, dan ibu hamil dengan

penyakit Anemia disertai dengan Asma sebesar 1,5%

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Disarankan untuk dapat memberikan informasi kesehatan terhadap ibu hamil dan

keluarga terdekat, khsususnya suami tentang penyakit penyerta yang bisa terjadi

selama kehamilan maupun penyakit yang ada sebelum hamil dan bisa

mempengaruhi masa kehamilan. Pemberian informasi ini bertujuan agar ibu bisa

menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya perdarahan saat melahirkan,

persalinan yang sulit dan lama, kondisi bayi dengan berat badan berlebih

(Makrosomia), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), serta komplikasi lanjut dalam

kehamilan dan mengurangi angka kematian ibu.

4.2.2 Peneliti Lainnya

Disarankan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terhadap korelasi

antara penyakit anemia dengan karakteristik yang berhubungan dengan penyakit

Page 18: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

14

anemia pada kehamilan seperti pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, pola

makan dan konsumsi zat besi, serta penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk

menunjang kebutuhan zat besi ibu hamil agar tetap tercukupi.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W., & Sumiatun. (2017). Pengaruh Kehamilan Terhadap Frekuensi

Kekambuhan Asma Pada Ibu Hamil Trimester I , II dan III Dengan

Riwayat Asma Di Kota Malang. Journal of Nursing Care & Biomolecular,

2(2), 62–67. Diakses pada 30 Juni 2018. http://jnc.stikesmaharani.ac.id/

index.php/JNC/article/view/42 /99

Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2017). Faktor Risiko Kejadian Anemia

pada Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang. Jurnal Kesehatan,

viii(3), 389–395. ISSN: 2548-5695. Diakses pada 30 Juni 2018.

https://ejurnal.poltekkestjk.ac.id/ index.php/JK/article/view/639/581

Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P. (2018). Umur Ibu dan Paritas

Sebagai Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal, 3(2),

108–113. ISSN: 2503-4340. Diakses pada 30 juni 2018. http://journal.

ummat.ac.id/index.php/MJ/ article/view/506/pdf

Ardiningsih, U., Dian, L. S., Sakundarno, M. A., & Udiyono, A. (2017).

Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada

Akseptor Kontrasepsi Pil (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kuwarasan

Kabupaten Kebumen). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(1), 235–242.

Diakses pada 02 Juli 2018 (http://www.neliti.com/id/publications/108924/

gambaran-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi-

.co.inpada-akseptor-kontra)

Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan

Usia. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 123–130. ISSN: 2502-9495. Diakses

pada 05 Juli 2018. https://www.researchgate.net/publication/322777666_

Kejadian_Anemia_pada_Ibu_Hamil_Ditinjau_dari_Paritas_dan_Usia

Astuti, D. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus, 123–131. ISSN:

2407-9189

Astuti, I. (2016). Angka Kematian Ibu Masih Tinggi. Restrived from

https://www.google.coid/amp/www.metrotvnews.com/amp/yNLyOwqb-

angka-kematian-ibu-masih-tinggi

Denantika, O., Serudji, J., & Revilla, G. (2015). Hubungan Status Gravida dan

Usia Ibu terhadap Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang

Tahun 2012-213. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 212–217. ISSN: 2301-

Page 19: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

15

7406. Diakses pada 12 Juli 2018. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/

jka/article/view/224/218

Dinkes Jawa Tengah. (2017). Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2016.

Semarang

Handayani, R., & Yulaikah, S. (2017). Perbedaan Tekanan Darah dan Indeks

Massa Tubuh pada Akseptor Suntik Kombinasi dan Suntik

Depomedroxyprogesteron Asetat (DMPA). Jurnal Kebidanan Dan

Kesehatan Tradisional, 2(1), 18–29. Diakses pada 12 Juli 2018.

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/getpdf/get_pdf.php?article=58949

3&val=8834

Hasswane, N., Bouziane, A., Mrabet, M., & Laamiri, F. Z. (2015). Prevalence and

Factors Associated with Anemia Pregnancy in a Group of Moroccan

Pregnant Women. Journa of Biosciences and Medicines, 88–97. Diakses

pada 12 Juli 2018. http://www.scirp.org/journal/jbm

Hidayati, I., & Andyarini, E. N. (2018). Hubungan Jumlah Paritas dan Umur

Kehamilan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil, 2(April), 42–47. ISSN:

2549-919X. Diakses pada 12 Juli 2018. https://jurnalfpk.uinsby.ac.id/

index.php/jhsp/article/download /113/92/

Idawati, & Mugiati. (2012). Hipertensi dalam Kehamilan Terhadap Hasil Luaran

Janin. Jurnal Keperawatan, VIII(2). ISSN: 1907-0357. Diakses pada 09

Agustus 2018. https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/

view/154

Johnson, J.Y. (2016). Keperawatan Maternitas DeMYSTiFieD Buku Wajib Bagi

Praktisi dan Mahasiswa Keperawatan. Penerjemah : Diana Kurnia S.

Yogyakarta : Rapha Publishing

Kalam, A. C., Wagey, F. W., & Mongan, S. P. (2016). Luaran Ibu dan Perinatal

pada Kehamilan dengan Preeklampsia Berat di RSUP Prof . Dr . R . D .

Kandou Manado Periode 1 Januari - 31 Desember 2016. Jurnal E-Clinic

(eCl), 5(2). Diakses pada 10 Agustus 2018. https://ejournal.unsrat.ac.id/

index.php/eclinic/article/view/ 18542/18070

Kemenkes RI. (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.

Jakarta

Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Lestari, R. I. (2015). Pengaruh Hepatitis terhadap Kehamilan. Jurnal Agromed

Unila, 2(2), 0–3. Diakses pada 12 Agustus 2018. http://juke.kedokteran.

unila.ac.id/index.php/agro/article/ view/1186

Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas

Ed.8. Penerjemah : Felicia S & Anesia T. Elsevier : Singapore

Page 20: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

16

Maternity, D., Putri, R.D., Aulia, D.L.N. (2017). Asuhan Kebidanan Komunitas

Disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Kebidanan. Yogyakarta :

ANDI

Mahayana, S. A. S., Chundrayetti, E., & Yulistini. (2015). Faktor Risiko yang

Berpengaruh terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUP Dr.

M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3), 664–673. Diakses

pada 13 September 2018. http://jurnalfk.unand.ac.id/index.php/jka/article/

view/345

Novianti, H. (2016). Pengaruh Usia Dan Paritas Terhadap Kejadian Pre

Eklampsia Di Rsud Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 25–31.

Diakses pada 13 September 2018. http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/

article/view/80/72

Pinontoan, V. M., & Tombokan, S. G. J. (2015). Hubungan Umur dan Paritas Ibu

dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2), 20–

25. ISSN: 2339-1731. Diakses pada 13 September 2018. https://media.

neliti.com/media/publications/90765-ID-hubungan-umur-dan-paritas-ibu-

dengan-kej.pdf

Purwandari, A., Lumy, F., & Polak, F. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

sDengan Kejadian Anemia. Jurnal Ilmiah Bidan, 4(1), 62–68. ISSN: 2339-

1731. Diakses pada 17 September 2018. http://media.neliti.com/media/

publications/91136-ID-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-ke.pdf

Redowati, T. E. (2018). Hubungan usia, gravida dan jarak kehamilan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas gantiwarno

tahun 2017. Jurnal Kesehatan Akbid Wira Buana, 4(2), 1–14. ISSN: 2541-

5387. Diakses pad 17 September 2018. http://jurnal.akbid-wirabuana.ac.id

/index.php/jukes/article/download/48/29

Rizkah, Z., & Mahmudiono, T. (2017). Hubungan Antara Umur , Gravida , Dan

Status Bekerja Terhadap Resiko Kurang Energi Kronis ( KEK ) Dan

Anemia Pada Ibu Hamil, 1, 72–79. Diakses pada 17 September 2018.

https://doi.org/ 10.20473/ amnt.v1.i2.2017.72-79

Robson, E.S., and Waugh, J. (2012). Medical Disorders in Pregnancy : a Manual

for Midwives. Penerjemah : Devi Yulianti. Jakarta : EGC

Sari, A. P., Yerizel, E., & Serudji, J. (2018). Perbedaan Kadar Aldosteron dan

Tekanan Darah pada Akseptor KB Pil Kombinasi Berdasarkan Lama

Pemakaian Kontrasepsi. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 154–159.

Diakses pada 27 September 2018. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/

jka/article/view/ 795/651

Setiawan, B. (2015). Primigravida dengan Riwayat Hipertiroid Terkontrol dan

Hipertensi Gestasional Primigravida, 4, 53–58. Diakses pada 27

Page 21: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

17

September 2018 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/

article/view/786/pdf

Sukarni, K.I., & Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta : Nuha Medika

Sulastri, Maliya, A., & Zulaicha, E. S. (2015). Model pencegahan anemia pada

ibu hamil untuk menurunkan perdarahan post partum. Diakses pada 12

Oktober 2018. http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/

view/1231/1284

Suriani, S. (2017). Analisis faktor kejadian kematian ibu di kabupaten serang

Banten, 978–979. Diakses pada 12 Oktober 2018.

http://eprints.uad.ac.id/5410/

Suryanarayana, R., Santhuram, AS, Chandrappa, M., Shivajirao, P., & Rangappa,

S,S. 2015. Prevalence of Anemia Among Pregnant Women In Rural

Population of Kolar District. International Journal of Medical Science and

Public Health, 5(03), 1–5. Diakses pada 30 Januari 2019.

https://doi.org/10.5455/ijmsph.2016.2307201575

Setiawan, R. P. (2016). Hubungan Paritas dan Kontrasepsi dengan Preeklampsia

Ringan di Puskesmas Jagir. Jurnal Berkala Epidimologi, 4(August), 100–

112. Diakses pada 12 Oktober 2018. http://media.neliti.com/media/

publications/74621-ID-none.pdf

Sulistiyaningsih, S. H. (2017). Hubungan Lama Penggunaan KB Suntik dengan

Peningkatan Berat Badan pada Akseptor KB di Klinik Pratama Lestari

Wedarijaksa Pati. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan, 7(1). Diakses pada

22 Oktober 2018. (http://akbidmr.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/1-12-

HUBUNGAN-LAMA-PENGGUNAAN-KB-SUNTUK-DMPA-

DENGAN-PENINGKATAN-BERAT-BADAN-PADA-AKSEPTOR-KB-

DI-KLINIK-PRATAMA-LESTARI-WEDARIJAKSA-PATI-FINAL.pdf

Suryanda. (2017). Analisis Faktor Resiko Hipertensi Sekunder pada Pengguna

Kontrasepsi Aktif di Puskesmas Tanjung Agung Kabupaten Ogan

Komering Ulu Sumatera Selatan. Jurnal Kesehatan, 8(3), 331–336.

Diakses pada 22 Oktober 2018. http://www.researchgate.net/publicaton/

323577551_Analisis_Faktor_Risiko_Hipertensi_Sekunder_pada_Penggun

a_Kontrasepsi_Aktif_di_Puskesmas_Tanjung_Agung_Kabupaten_Ogan_

Komering_Ulu_Sumatera_Selatan

Suryani, S., & Wulandari, R. (2016). Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Terhadap

Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan. Jurnal Kebidanan, X(02), 127–

134. Diakses pada 22 Oktober 2018. http://ejurnal.stikesub.ac.id/index.

php/jkeb/article/view/285/249

Tomar, G. S., Singhal, S., & Shukla, A. (2017). Anemia in Pregnancy :

Epidemiology and it ’ s Determinants. International Journal of Medical and

Page 22: IDENTIFIKASI PENYAKIT PENYERTA PADA IBU HAMIL DI …eprints.ums.ac.id/71219/14/NASKAH PUBLIKASI FIX-1.pdf · orang pada tanggal 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017 di wilayah kerja

18

Health Research, 3(1), 9–13. Diakses pada 30 Januari 2019.

http://www.medicalsciencejournal.com/download/279/2/12/31/792

Walyani, E.S. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.

Yogyakarta : Pustaka Baru Pres

WHO. (2017). World Health Statistics 2017 Monitoring Health for the SDGs,

Sustainable Development Goals. France.

WHO. (2018). Fact Sheet on Maternal Mortality : Key Fact, Where do Maternal

Death Occur?. Restrived from http://www.who.int/en/news-room/fact-

sheets/detail/maternal-mortality

Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo