Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

Citation preview

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    1/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    2/63

    Apa definisi banjir?

    Apa penyebab banjir?

    Apa saja jenis-jenis banjir yang ada?Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi banjir?

    Apa saja dampak banjir?

    Bagaimana cara memperkirakan banjir? Bagaimana merencanakan perlindungan terhadap

    bahaya banjir?

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    3/63

    Definisi Banjir Chow (1956): A flood is a relatively high flow which

    overtaxes the natural channel provided for runoff.

    Rostvedt et al. (1968):A flood is any high streamflow

    which overtops natural or artificial banks of a stream.Ward (1978): A flood is a body of water which rises to

    overflow land which is not normally submerged.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    4/63

    Banjir:Luapan aliran akibat air atau bentuk air lain ygmelebihi normalnya, atau penumpukan air akibatpengaliran di suatu daerah yg biasanya terendamflood)

    Banjir bandang:

    Banjir yg berlangsung dlm selang waktu pendek dg

    puncak debit yg cukup tinggi

    Banjir tahunan:

    Debit puncak harian yg tertinggi dalam tahun air,

    atau

    Banjir yg ketinggiannya sama atau melebihi rata-

    rata tahunannya

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    5/63

    (DAERAH ALIRAN SUNGAI)

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    6/636

    KotaKab.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    7/637

    Variabel Acak Variabel Acak

    INPUT OUTPUTPROSES

    Curah Hujan

    (P)Debit

    (Q)

    Kualitas Ruang DAS

    -BENTUK DAS

    -TOPOGRAFI

    -GEOLOGI

    -TATA GUNA LAHAN

    Sistem Dalam DAS Model Fisik Hidrologi

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    8/638

    Pola Distribusi Hujan

    DASP

    Q

    Siklus Hidrologi

    Konsep Dasar Hidrologi

    http://e/THESIS/Penunjang/yuniria/Copy%20of%20Q_(r1&5)/map/Peta%20Dasar.ppthttp://e/THESIS/Penunjang/yuniria/Copy%20of%20Q_(r1&5)/map/Peta%20Dasar.ppt
  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    9/63

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

    Banjir Limpasan

    4/22/2014 9

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    10/63

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

    Banjir Genangan

    4/22/2014 10

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    11/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    12/63

    Limpasan (Runof f)

    Dalam sebuah siklus hidrologi, tetesan air hujan yang jatuh dari atmosfer

    sebelum air dapat mengalir di atas permukaan tanah, air terlebih dahulu

    akan mangalami proses evaporasi, infiltrasi, intersepsi, dan mengisi

    berbagai cekungan tanah (surface detentions) dan bentuk tampungan

    lainnya.

    Aliran air yang memberikan sumbangan paling cepat terhadap

    pembentukan debit adalah air hujan yang jatuh di atas permukaan salurandi kenal dengan intersepsi saluran (channel intercept ion). Sedangkan

    aliran permukaan adalah aliran di atas permukaan yang terjadi karena

    curah hujan melampaui infiltrasi dan aliran air bawah permukaan adalah

    air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah kemudian mengalir dan

    bergabung ke dalam debit. Gabungan antara intersepsi saluran, aliran

    permukaan (surface runoff) dan air bawah permukaan (subsurface flow) di

    kenal sebagai debit aliran (stormflow), yaitu komponen yang sangat

    penting dalam menentukan banjir.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    13/63

    Limpasan pada suatu DAS tergantung pada

    faktor-faktor yang secara umum dikelompokkan

    dalam dua kelompok yaitu :

    1.Faktor Meteorologi

    2.Faktor Karakteristik DAS

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    14/63

    Faktor Meteorologia) Intensitas Hujan, Pengaruh intensitas curah hujan terhadap limpasan

    permukaan sangat tergantung pada laju infiltrasi. Jika intensitas hujan

    melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi limpasan permukaan sejalan

    dengan meningkatnya intensitas curah hujan. Akan tetapi peningkatan

    limpasan permukaan tidak selalu sebanding dengan peningkatan

    intensitas curah hujan karena adanya faktor penggenangan dipermukaan

    tanah.

    b) Durasi Hujan, total limpasan dari hujan berkait langsung dengan durasi

    hujan dengan intensitas tertentu. Setiap DAS mempunyai satuan durasihujan atau lama hujan kritis. Jika suatu hujan durasinya kurang dari lama

    hujan kritis, maka lamanya limpasan akan sama dan tidak tergantung

    pada intiensitas hujan.

    c) Distribusi Curah Hujan, laju dan volume limpasan dipengaruhi oleh

    distribusi dan intensitas hujan di seluruh DAS. Secara umum laju danvolume limpasan maksimum terjadi di seluruh DAS telah memberi

    kontribusi aliran. Hujan dengan intensitas yang tinggi pada sebagian DAS

    dapat menghasilkan limpasan yang lebih besar dibandingkan dengan

    hujan yang biasa yang meliputi seluruh DAS.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    15/63

    Karakteristik DAS DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik

    dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang

    menampung dan menyimpan air hujan dan kemudian

    meneruskannya ke laut melalui saluran atau sungai.

    Wilayah daratan DAS adalah daerah tangkapan air

    (catchment area) yang mempunyai unsur tanah, air, vegetasi

    dan manusia sebagai pengguna.

    Setiap DAS mempunyai karakter luas, topografi, dan

    tataguna lahan yang berbeda antara satu dengan lain, yang

    akan mempengaruhi DAS tersebut dalam proses

    penampungan air hujan kemudian mengalirkan ke laut.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    16/63

    Wilayah hulu DAS merupakan daerah yang penting karena

    berfungsi sebagai perlindungan terhadap seluruh DAS

    karena konservasi yang dilakukan pada hulu DAS akan

    berdampak pada seluruh DAS. Karakteristik DAS pada umumnya tercermin dari

    penggunaan lahan, jenis tanah, topografi, kemiringan,

    panjang lereng, serta pola aliran yang ada.

    Pola aliran dalam DAS dapat terbentuk dari karakteristikfisik dari DAS. Pola aliran merupakan pola dari organisasi

    atau hubungan keruangan dari lembah-lembah, baik yang

    dialiri sungai maupun lembah yang kering atau tidak dialiri

    sungai (riil).

    Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan,

    struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan

    geomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian

    pola aliran sangat berguna dalam interpretasi kenampakan

    geomorfologis, batuan dan struktur geologi.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    17/63

    DAS melebar

    Hujan

    Hidrograf aliran

    permukaan

    Q dan P

    Waktu

    DAS memanjang

    HujanHidrograf aliran

    permukaan

    Q dan P

    Waktu

    Luas dan Bentuk DAS Luas dan volume aliran permukaan makin bertambah besar

    dengan bertambahnya luas DAS, demikian juga laju dan volume

    aliran juga akan bertambah.

    Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran pada sungai.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    18/63

    Topografi Topografi DAS seperti kemiringan lahan, kerapatan parit dan saluran,

    ketinggian, bentuk cekungan, mempunyai pengaruh terhadap laju dan volume

    aliran.

    DAS dengan kemiringan curam dengan parit-parit yang rapat akan mempunyai

    laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi debandingkan dengan

    topografi DAS yang landai dengan parit yang jarang dan terdapat cekungan-

    cekungan.

    Kerapatan parit pada DAS menyebabkan waktu konsentrasi aliran jadi lebih

    cepat, sehingga memperbesar laju aliran.

    Kerapatan saluran tinggi

    Hujan

    Hidrograf aliran

    permukaan

    Q dan P

    Waktu t

    Kerapatan saluran rendah

    Hujan

    Hidrograf aliran

    permukaan

    Q dan P

    Waktu t

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    19/63

    Bentuk DAS VS Debit Puncak

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    20/63

    Arah Hujan DAS VS Debit Puncak

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    21/63

    Tataguna Lahan Pengaruh tata guna lahan terhadap aliran permukaan

    dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan (C), yaitu

    bilangan yang menunjukkan besarnya aliran permukaan danbesarnya curah hujan.

    Angka besarnya koefisien aliran permukaan merupakan

    salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu

    DAS, yang besarnya antara 0 sampai 1, Angka koefisien aliran mendekati 0 mengindikasikan bahwa

    DAS masih dalam keadaan baik karena air hujan teritersepsi

    dan terinfiltrasi ke dalam tanah. Sedangkan DAS dengan

    angka koefisien aliran mendekati satu mengindikasikan

    bahwa DAS tersebut dalam keadaan rusak, hal inidikarenakan air hujan yang jatuh ke permukaan DAS sangat

    sedikit air yang diresapkan ke tanah, hampir semua dialirkan

    menjadi aliran permukaan

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    22/63

    Orde SungaiOrder sungai secara resmi diusulkan pada tahun 1952 oleh Arthur Newell Strahler, seorang geoscience profesor

    di Universitas Columbia di New York City, dalam artikelnya Hypsometric (Area Ketinggian) Analisis Topologi

    Erosional.

    1. Starhler : adalah anak-anak sungai yang letaknya paling ujung dan dianggap sebagai sumber mata air

    pertama dari anak sungai tersebut. Segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari orde yang setingkat adalah

    orde 2, dan segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari dua orde sungai yang tidak setingkat adalah ordesungai yang lebih tinggi.

    2. Horton : mengklasifikasikan sungai berdsarkan tingkat kerumitan anak-anak sungainya. Saluran sungai tanpa

    anaknya disebut sebagai first order. Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai first order disebut

    saluran sungai second order. Sebuah sungai dikatakan third orderjika sungai itu mempunyai sekurang-

    kurangnya satu anak sungai second order

    3. Shreve : Dihitung mulai dari hulu, nomor orde sungai ditambahkan bersama-sama pada setiap pertemuan

    aliran, jika ada orde 1 bergabung dengan aliran orde 2 maka hasilnya adalah orde 3 sungai.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    23/63

    Morfometri DASMorfometri adalah nilai kuantitatif dari

    parameter-parameter yang terkandung padasuatu daerah aliran sungai (DAS). MenurutSusilo, 2006 karakteristik DAS yang pentingdapat dikaji berdasarkan hasil analisismorfometri. Karakteristik DAS tersebut adalah.Daerah Pengaliran/Drainage Area (A)Panjang DAS/Watershed Length (L)

    Kemiringan DAS/Watershed Slope (S)Bentuk DAS/Watershed ShapeKerapatan aliran/Drainage density (Dd)

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    24/63

    1. Daerah Pengaliran/Drainage Area (A)Daerah pengaliran merupakan karakteristik DAS yang paling penting dalampemodelan berbasis DAS. Daerah pengaliran mencerminkan volume air

    yang dapat dihasilkan dari curah hujan yang jatuh di daerah tersebut. Curahhujan yang konstan dan seragam untuk seluruh daerah pengaliranmerupakan asumsi yang umum dalam pemodelan hidrologi.

    2. Panjang DAS/Watershed Length (L)

    Panjang daerah aliran sungai biasanya didefinisikan sebagai jarak yangdiukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga batas DAS. Sungaibiasanya tidak akan mencapai batas DAS, sehingga perlu ditarik garisperpanjangan mulai dari ujung sungai hingga batas DAS denganmemperhatikan arah aliran. Meskipun daerah pengaliran dan panjang DASmerupakan ukuran dari DAS tetapi keduanya mencerminkan aspek ukuran

    yang berbeda. Daerah pengaliran digunakan sebagai indikasi potensi hujandalam menghasilkan sejumlah volume air, sedangkan panjang DAS biasanyadigunakan dalam perhitungan waktu tempuh yang dibutuhkan oleh airuntuk mengalir di dalam DAS.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    25/63

    3. Kemiringan DAS/Watershed Slope (S)Banjir merupakan besaran yang mencerminkan momentum runoffdan lereng merupakan faktor penting dalam momentum tersebut.Lereng DAS mencerminkan tingkat perubahan elevasi dalam jaraktertentu sepanjang arah aliran utama. Lereng diukur berdasarkanperbedaan elevasi (E) antara kedua ujung sungai utama dibagidengan panjang DAS atau dapat dituliskan dalam persamaan:

    S =E/LBeda elevasi (E) tidak selalu menjadi atau mencerminkan bedaelevasi maksimum dalam DAS. Elevasi tertinggi biasanya terdapatsepanjang batas DAS dan ujung dari sungai atau aliran utamaumumnya tidak mencapai batas DAS.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    26/63

    4. Bentuk DAS/Watershed ShapeBentuk DAS mempunyai variasi yang tak terhingga dan bentuk inidianggap mencerminkan bagaimana aliran air mencapai outlet. DAS

    yang berbentuk lingkaran akan menyebabkan air dari seluruh bagianDAS mencapai outlet dalam waktu yang relatif sama. Akibatnya puncakaliran terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Sejumlah parametertelah dikembangkan untuk menentukan bentuk DAS antara lain Panjang terhadap pusat DAS (Lca): Jarak (dalam satuan mil) yang

    diukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga kesuatu titik dipusat DAS.

    Faktor bentuk /Shape Factor (Ll) : Ll = (LLca)0.3 ; L adalah panjang

    DAS (mil) Circularity ratio (Fc) : Fc = P/(4A)

    0.5 ; P adalah keliling DAS (ft) dan

    A adalah luas DAS (ft2) Circularity ration (Rc) : Rc = A/A0 ; A0 adalah luas suatu lingkaran

    yang mempunyai keliling sama dengan keliling DAS. Elongation Ration (Re) : Re = 2/Lm(A/)

    0.5 ; Lm adalah panjangmaksimum DAS (ft) yang sejajar dengan sungai utama.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    27/63

    5. Kerapatan aliran/Drainage density (Dd)Kerapatan aliran atau timbunan aliran permukaan merupakan panjang aliransungai per kilometer persegi luas DAS (jumlah seluruh panjang alur sungai dalamluas DAS). Kerapatan aliran dapat dituliskan menggunakan persamaan :

    Dd = L/AKeterangan :Dd = Kerapatan Aliran (km/km2)L = Jumlah Panjang Alur (km)A = Luas satuan pemetaan (km2)

    Selain karakteristik DAS seperti yang disebutkan di atas, penggunaan lahan dan

    curah hujan merupakan karakteristik DAS yang tidak kalah pentingnya.Penggunaan lahan dan curah hujan memang tidak terkait dengan morfometriDAS, namun dalam kajian tentang banjir dengan menggunakan DAS sebagai unitanalisis, keduanya merupakan faktor yang sangat penting.Semakin besar nilai kerapatan aliran semakin baik sistem pengaliran sehinggasemakin besar air larian total (infiltrasi kecil) dan semakin kecil air tanah yangtersimpan. Kerapatan aliran mempunyai hubungan dengan perilaku laju airlarian, jumlah total air larian, dan jumlah air tanah yang tersimpan. Tabel 3.merupakan pengaruh besar-kecilnya kerapatan aliran terhadap koefisien aliranpermukaan.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    28/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    29/63

    KONFIGURASI DAS

    Sub DAS

    III

    IIIIV

    VVI

    VII X

    VIII x4 x6 X2X1 x5 IX X3

    Ecological yield: Debit air, sedimen

    Economic yield: Bio-economic yield, ton/haCash income, rp/ha

    Employment, HOK/th/ha

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    30/63

    Faktor bentuk

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    31/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    32/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    33/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    34/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    35/63

    Drainage density

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    36/63

    Drainage Basin

    Strahler, A. and Strahler, A., 2002. Physical Geography. Wiley, NY.

    Drainage density

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    37/63

    Dentritic

    Drainage

    Pattern

    Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An

    Introduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    38/63

    Parallel

    Drainage

    Pattern

    Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An

    Introduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    39/63

    TrellisDrainage

    Pattern

    Christopherson, R.W.,

    1994. Geosystems: An

    Introduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    40/63

    Rectangular

    Drainage Pattern

    Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An

    Introduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    41/63

    RadialDrainage

    Pattern

    Christopherson, R.W.,

    1994. Geosystems: AnIntroduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    42/63

    AnnularDrainage

    Pattern

    Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An

    Introduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    43/63

    DerangedDrainage

    Pattern

    Christopherson, R.W.,

    1994. Geosystems: AnIntroduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    44/63

    AFourth

    Order

    Stream

    Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An

    Introduction to

    Physical Geography.

    Prentice-Hall, Toronto.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    45/63

    Profile of a GradedStream

    Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    46/63

    Landscape Evolution of a Graded Stream I

    Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    47/63

    Landscape Evolution of a Graded Stream II

    Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    48/63

    Landscape Evolution of a Graded Stream III

    Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    49/63

    V-ShapedValley

    JLM Visuals

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    50/63

    Landscape Evolution of a Graded Stream IV

    Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    51/63

    Meandering Stream

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    52/63

    Meander Erosion and Deposition

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    53/63

    Oxbow Lakes

    j i

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    54/63

    Stream Rejuvenation

    E h d M d

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    55/63

    Entrenched Meanders

    JLM Visuals

    id d h l

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    56/63

    Braided Channel

    l

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    57/63

    Delta

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    58/63

    Alluvial Fan

    JLM Visuals

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    59/63

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

    Banjir Limpasan

    4/22/2014 59

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    60/63

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

    Banjir Limpasan

    4/22/2014 60

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    61/63

    Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek

    Banjir Genangan

    4/22/2014 61

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    62/63

  • 5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir

    63/63