74
1 IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH SALNA WIANGSAH P00324015029 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN D-III KEBIDANAN 2018

IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUMPADA IBU HAMIL DI RSUD KOTA KENDARI

PROVINSI SULAWESI TENGGARATAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

SALNA WIANGSAHP00324015029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN D-III KEBIDANAN2018

ii

iii

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : Salna Wiangsah

Tempat, tanggal lahir : Cempedak, 23 September 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia

Alamat : Jl. Dermaga Lapulu, Kec. Abeli

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Cempedak Kec Laonti, Tamat Tahun 2009.

2. SMP Negeri 1 Laonti, Tamat Tahun 2012.

3. SMA Negeri 8 Kendari, Tamat Tahun 2015.

4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-III Kebidanan Tahun 2015

sampai sekarang.

v

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMILDI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Salna Wiangsah1, Sitti Aisa2, Yustiari, SST, M.Kes 2

Latar Belakang : Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat inimasih memprihatinkan, antara lain, ditandai dengan masih tingginya angkakematian ibu (AKI) yaitu 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan angkakematian bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibudiantaranya disebabkan oleh beberapa faktor meliputi : perdarahan, toxemiagravidarum, komplikasi kehamilan dan infeksi. Salah satu faktor tersebut adalahkomplikasi kehamilan dapat terjadi pada wanita hiperemesis gravidarumTujuan Penelitian: Untuk Mengidentifikasi Kejadian Hiperemesis GravidarumPada Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.Metode Penelitian : Jenis penelitian yang telah digunakan adalah penelitiandeskriptif yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengantujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalamihiperemesis gravidarum dari segi umur paling banyak pada umur 20-35 tahunyakni (42,6%), dari segi graviditas paling banyak terdapat pada graviditas I yakni(31,9%), dari segi pendidikan paling banyak pada ibu yang mempunyaipendidikan menengah yakni (46,8%)Saran: Perlunya peningkatan penyuluhan oleh petugas kesehatan agarmasyarakat memeriksakan kehamilanya secara teratur, mengenal ataumengetahui faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hiperemesisgravidarum, mencegah dan mengobati keluahn yang dialami ibu semasa hamil.Kata Kunci : hipremsis gravidarum (umur, graviditas, pendidikan).

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

vi

ABSTRACTEDLY

HIPEREMESIS GRAVIDARUM'S INSTANCE IDENTIFICATION ONPREGNANT MOTHER AT RSUD KENDARI'S CITY SOUTH-EAST SULAWESI

PROVINCE

Salna Wiangsah 1 , Sitti Aisa 2 , Yustiari, SST, M. To s 2

Background: Condition of society health degree at Indonesian current stillconcerns, for example, marked by is still in height mother mortality (STORAGEBATTERY) which is 228 about 100.000 natal Live (KH) and infant death number(AKB) 34 about 1000 natal live. In height mother mortality amongst thosebecause of umpteen factor covers: about blood, toxemia gravidarum, pregnancyand infection complication. One of that factor is pregnancy complication canhappen on hiperemesis gravidarum's womanTo the effect Research : To Identify instance Hiperemesis Gravidarum OnPregnant Mother at RSUD kendari's City South-east Sulawesi Province Year2017.Observational method: Observational type already been utilized isobservational descriptive one intendedding to describe in one's line variableresearch something about objektif's ala situation .Observational result: menunjukan's observational result that pregnant motherthat experiences hiperemesis gravidarum of age facet at most at the age 20 35years namely (42,6%), of graviditas's facet at most available on i. graviditasnamely (31,9%), of education facet at most on mother that have intermediateeducation namely (46,8%)Tips: Its needs increasing counselling by that health officer memeriksakankehamilanya's society regularly, know or knows causative jeopardy factors itshappenings hiperemesis gravidarum, prevent and cures keluahn thatexperienced by mother during pregnant.Key word : hipremsis gravidarum (age, graviditas, education).

1. Poltekkes Kemenkes Kendari's college student midwifery Majors2. Poltekkes Kemenkes Kendari's lecturer midwifery Majors

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah

diberikan kepada penulis beupa kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Diploma-III di Poltekkes kemenkes Kendari

dengan judul “Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu

Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan masih jauh dari

kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penulis telah berupaya

semaksimal mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki untuk mewujudkan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Seiring pula

rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada

pembimbing yang terhormat Ibu Sitti Aisa, AM.Keb, S.Pd, M.Pd selaku

pembimbing I dan Ibu Yustiari, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah

rela dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

viii

2. Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Aswita, S.Si.T, MPH, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

4. Ibu dr. Hj. Asrida Mukaddim, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

5. Halijah, SKM,M.Kes, Sitti Zaenab, SST, SKM, M.Keb, Sultina Sarita,

SKM, M.Kes sebagai penguji Karya Tulis Ilmiah atas saran dan kritik

untuk kelengkapan Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan

selama penulis mengikuti pendidikan.

Kekurangan dan kesalahan sebagai insan biasa tercermin dalam

wujud penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan koreksi dan kritik

serta saran pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mempersembahkan

Karya Tulis Ilmiah ini semoga bermanfaat.

Kendari, Juli 2018

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… iv

ABSTRAK……………………………………………………………... v

KATA PENGANTAR…………………………………………………. vi

DAFTAR ISI..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x

DAFTAR TABEL……………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................. 5

C. Tujuan Penelitian................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian.............................................................. 6

E. Keaslian Penelitian............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka................................................................... 8

B. Landasan Teori................................................................... 27

C. Kerangka Teori................................................................... 29

x

D. Kerangka Konsep............................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian…..................................... 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian…......................................... 31

C. Populasi dan Sampel…...................................................... 31

D. Variabel Penelitian…......................................................... 32

E. Definisi Operasional…........................................................ 32

F. Instrumen Penelitian…....................................................... 33

G. Jenis dan Sumber Data………...………………................... 34

H. Pengelolahan dan Penyajian Data….................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………. 36

B. Hasil Penelitian……………………………………………… 41

C. Pembahasan…………………………………………..……. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………..………… 46

B. Saran…………………………………………..……………. 47

DAFTAR PUSTAKA

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Identifikasi Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Pada Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017………….. 29

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Identifikasi Kejadian

Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di

RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017……………………………………………

30

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendari

tahun 2018.……………………………………………… 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Menurut Umur Ibu di RSUD Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017….. 41

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Menurut Graviditas Ibu di RSUD Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017….. 41

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Menurut Pendidikan Ibu di RSUD Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017….. 42

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Keterangan Telah selesai Meneliti

4. Master Tabel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kehamilan dan persalinan adalah masalah besar bagi

Negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20%–50%

kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan

kehamilan. Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini

masih memprihatinkan, antara lain, ditandai dengan masih tingginya

angka kematian ibu (AKI) yaitu 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)

dan angka kematian bayi (AKB) 24 per 1000 kelahiran hidup (Depkes

RI, 2016).

Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah tinggi saat

hamil (eklamsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.

Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak

langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi

masyarakat seperti pendidikan, social ekonomi dan budaya. Kondisi

geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut

memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan

kondisi tiga terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat

sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan

yang adekuat) dan empat terlalu (terlalu tua

2

terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran), (Depkes RI,

2010).

Jumlah AKI di Sulawesi Tenggara setiap tahunnya mengalami

penurunan yakni pada tahun 2007 sebanyak 94 orang kelahiran

hidup dan pada tahun 2008 menurun menjadi 80 kelahiran hidup,

tahun 2009 sebanyak 52 orang kelahiran hidup, namun di tahun 2010

terjadi peningkatan sebanyak 75 orang kelahiran hidup dengan

distribusi penyebab kematian yaitu perdarahan 33 orang, hipertensi

dalam kehamilan 18 orang, infeksi 3 orang, dan lain-lain 21 orang

(Depkes RI ,2010).

Tingginya angka kematian ibu diantaranya disebabkan oleh

beberapa faktor meliputi : perdarahan, toxemia gravidarum, komplikasi

kehamilan dan infeksi. Salah satu faktor tersebut adalah komplikasi

kehamilan dapat terjadi pada wanita hiperemesis gravidarum (Ari,

sulistiawati.,2009). Pada umumnya kehamilan berlangsung normal dan

menghasilkan bayi sehat, cukup bulan dan melalui jalan lahir. Namun

tidak semua hasil kehamilan dan persalinan akan menggembirakan

seorang suami, ibu dan bayi lahir sehat, tetapi ibu bisa menghadapi

kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang dapat

memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan,

kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil, risiko tinggi,

3

maupun rendah yang mengalami komplikasi dalam persalinan

(Saifuddin, 2010).

Sangat sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi

masalah atau tidak, dan sistem penilaian risiko tidak dapat

memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah atau tidak selama

kehamilnya. Oleh karena itu, asuhan pemeriksaan kehamilan/antenatal

care (ANC) yang akan dilakukan secara teratur dan rutin merupakan

cara yang paling tepat dan penting untuk memonitoring kesehatan ibu

hamil. Ibu hamil sebaiknya mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapat

pelayanan/asuhan antenatal care. Mual dan muntah adalah salah satu

gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stress yang

dikaitkan dengan kehamilan. Selama masa kehamilan sebanyak 90%

wanita mengalami beberapa bentuk mual dan muntah yang dapat

berkisar dari gejala mual ringan yang khas sampai sedang yang dapat

sembuh dengan sendirinya atau tanpa diserta muntah, sampai kondisi

berat, yaitu hiperemesis gravidarum (Winkjosastro, 2010).

Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih

jarang terjadi dibandingkan mual dan muntah secara logis,

diperkirakan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi

dalam 1 per 500 kehamilan. Mual dan muntah selama kehamilan

biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang

4

terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi

kadar hCG (human chorionic gonadotropin), khususnya karena periode

mual dan muntah gestasional yang paling umum adalah pada usia 12

– 16 minggu pertama yang saat itu, hCG mencapai tertingginya

(Winkjosastro, 2010).

Hasil penelitian Elsa.V dan Pertiwi H.W (2012) menunjukkan bahwa

ibu hamil primigravida yang mengalami emesis gravidarum sebanyak

16 responden (64%), dan ibu hamil primigravida yang tidak mengalami

emesis gravidarum sebanyak 8 responden (36%). Ibu hamil

multigravida yang tidak mengalami emesis gravidarum sebanyak 9

responden (25,8%), dan ibu hamil multigravida yang tidak mengalami

emesis gravidarum sebanyak 23 responden (74,2%).

Penelitian lain yang dilakukan Umboh H.S dkk (2014)

menunjukkan pada umur 20-35 tahun ternyata lebih banyak ditemukan

responden dengan kejadian hiperemesis gravidarum rendah (15%).

Sementara umur <20 dan >35 tahun ternyata lebih banyak ditemukan

kejadian hiperemesis gravidarum tinggi (15%). Sementara itu pada

pendidikan tinggi lebih banyak ditemukan responden dengan kejadian

Hiperemesis Gravidarum (56,2%) daripada responden dengan

kejadian Hiperemesis Gravidarum rendah (15%). Sedangkan pada

responden dengan pendidikan rendah ternyata lebih banyak ditemukan

5

kejadian Hiperemesis Gravidarum rendah (23,8%) daripada kejadian

Hiperemesis Gravidarum tinggi (0,5%).

Berdasarkan data dari RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2015 jumlah seluruh ibu hamil 813 orang dan yang

mengalami hiperemesis gravidarum 60 (7,3 %) orang. Pada tahun

2016 jumlah seluruh ibu hamil 1094 orang dan yang mengalami

hiperemesis gravidarum 62 (5,66%) orang. Pada tahun 2017 jumlah

seluruh ibu hamil 1055 orang yang mengalami hiperemesis gravidarum

94 (8,90 %) orang.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Pada Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2017”.

6

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada

Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengidentifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada

Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi umur pada ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

b. Untuk mengidentifikasi graviditas pada ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

c. Untuk mengidentifikasi pendidikan pada ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi

ilmu pengetahuan khususnya mengenai ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum, sehingga dapat digunakan sebagai bahan

perbaikan maupun peningkatan pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diberikan pengetahuan

dan informasi kepada masyarakat terutama kepada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum sehingga mereka mampu dan

mengerti jika hal ini terjadi pada mereka.

3. Manfaat bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan RSUD

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan khususnya dalam kasus-kasus patologi.

4. Manfaat bagi Peneliti

Sebagai tugas dalam menyelesaikan studi di Program D-III

Jurusan Kebidanan Poltekkes kendari.

8

E. Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sumai dkk (2013) pada tahun

2014 dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

Hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sam

Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.

”diperoleh hasil penelitian uji chi-square untuk umur Ibu dengan

p value = 0,00 < a (0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa.

Hasil uji chi-square untuk paritas dengan p value = 0,04 < a (0,05),

pendidikan p value = 0,12 > a (0,05).

Perbedaan dengan penelitian ini dengan penelitian Sumai dkk

adalah jenis penelitian dan variabel dependent. Jenis penelitian ini

adalah Jenis penelitian deskriptif dengan variabel dependent

graviditas, umur dan pekerjaan. Sedangkan jenis penelitian Sumai dkk

adalah Jenis penelitian dengan menggunakan metode penelitian cross

sectional dengan rancangan penelitian Retrospektif dengan variabel

dependent umur, paritas, dan pendidikan.

9

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan tentang Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki

janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada

umumya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40

minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi

terakhir sampai melahirkan (Lisnawati, 2011).

Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan

alamiah. Kehamilan terjadi melalui tiga fase yaitu konsepsi,

fertilisasi dan nidasi. Konsepsi adalah pertemuan antara ovum

matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya

kehamilan. Fertilisasi adalah kelanjutan dari proses konsepsi

yaitu, sperma bertemu dengan ovum sehingga terjadi

penyatuan sperma dengan ovum hingga terjadi perubahan

fisik kimiawi ovum – sperma lalu menjadi buah kehamilan.

Sedangkan nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil

konsepsi ke dalam endometrium (Ari.,sulistiawati, 2009).

10

b. Tanda dan gejala Kehamilan

1) Tanda tidak pasti

a) Amenorrhea (tidak haid)

Penting diketahui hari pertama haid terakhir untuk

menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan akan

terjadi dihitng dengan menggunakan rumus naegle yaitu

hari +7, bulan -3, dan tahun +1.

b) Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

sampai akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada

pagi hari maka disebut moning sickness.

c) Mengidam (ingin makan makanan tertentu)

Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman tertentu

terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.

d) Tidak tahan mencium bau-bauan tertentu

e) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan

padat biasa pingsan

f) Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,

kemudian nafsu makan akan timbul kembali

g) Letih (fatigue)

11

h) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan

pengaruh esterogen dan progesterone yang merangsang

duktus dan alveoli payudara, sehingga kelenjar

montgomeryterlihat membesar.

i) Sering berkemih karena kandung kemih tertekan oleh rahim

yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua

kehamilan. Pada akhir periode kehamilan gerjala ini

kembali muncul karena kandung kemih tertekan kepala

janin.

j) Konstipasi/obstipasi. Kondisi ini disebabkan oleh tonus

usus yang melemah karena pengaruh hormon steroid..

k) Pigmentasi kulit. Hal ini dipengaruhi oleh hormon

kortikosteroid plasenta dan sering dijumpai di muka

(chloasma gravidarum), areola mamae, leher, dan dinding

perut(linea nigra).

l) Penekanan vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis,

dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir

2) Tanda-tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar: taerjadi perubahan dalam bentuk, besar,

dan konsistensirahim.

c) Tanda hegar, perlunakan ismus yang memanjang

12

d) Tanda chadwik, yakni vulva dan vagina tampak kebiruan

e) Tanda piscasek, yakni bentuk rahim yang tidak sama

f) Kontraksi rahim bila dirangsang (braxton-hicks).

g) Teraba ballottement.

3) Tanda pasti kehamilan (positif hamil)

a) Gerakan janin teraba atau terasa

b) Adanya denyut jantung janin

c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

d) Terlihat janin dalam pemeriksaan USG (Betty dkk, 2012).

c. Perubahan antomi dan adaptasi fisisologi pada ibu hamil

1) Trimester I

Sistem Reproduksi

a) Vagina dan vulva

b) Serviks uteri

c) Uterus

d) Ovarium

e) Payudara/mamae

f) System endokrin

g) System kekebalan

h) Traktus urinarius/perkemihan

i) Traktus digestivus/pencernaan

j) Sirkulasi darah

k) Muskuloskeletal

13

l) Integument/kulit

m)Metabolism

n) System pernafasan

o) System persyarafan

2) Trimester II

a) Sistem reproduksi

(1) Vulva dan vagina

(2) Seviks uteri

(3) Uterus

(4) Ovarum

(5) Payudara/mamae

b) Sistim pencernaan

c) Sistem respirasi

d) Sistem kardiovaskular

e) Sistem traktus urinarius

f) Sistem muskulokeletal

g) Sistem integumen

h) Sistem endokrin

i) Kenaikan berat badan

3) Trimester III

a) Sistem reproduksi

b) Sistem traktus urinarius

c) Sistem respirasi

14

d) Kenaikan berat badan

e) Sirkulasi darah

f) Sistem muskulokeletal

d. Perubahan dan adaptasi piskologik pada kehamilan

1) Trimester I

Pada masa inilah tugas piskologik pertama sebagai calon ibu

untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya.dan

dimana rasa kekhawatiran mulai timbul .

2) Trimester II

Pada trimester ini disebut pancaran kesehatan.dan pada saat

ini pula ibu merasakan gerakan bayinya dan ibu merasakan

kehadiran bayinya sebagai seorang dari luar dirinya sendiri.

3) Trimester III

Pada trimester ini disebut periode penantian dimana pada

periode ini pula wanita menantikan kehadiran bayinya sebagai

bagian dari dirinya. Disini pula waktu untuk mempersiapkan

sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada

kehadiran bayi (kusmiyati. dkk, 2010).

2. Tinjauan tentang Hiperemesis Gravidarum

a. Pengertian Hiperemesis

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah

gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan

trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

15

pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejal ini kurang

lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Pada umumnya

wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun

demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung

sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan

keadaan umum menjadi lebih buruk. Keadaan inilah yang

disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan

fisiologis menentukan berat ringannya penyakit (Winkjosastro. H,

2010)

Mual dan muntah yang ringan merupakan hal yang

sering terjadi dan merupakan keadaan yang normal pada masa

kehamilan. Walaupun demikian, ketika kedua haltersebut terjadi

secara berlebihan, akan terjadi dampak patologis (Grifiin dkk,

2011).

Sedangkan menurut Arsulfa (2009) hiperemesis adalah

rasa mual danmuntah serta perasaan yang tidak enak yang

dialami oleh ibu dan pada awal masa kehamilan sampai sekitar

trimester II (umur kehamilan 20 minggu), secara berlebihan,

dalam waktu yang lama, pekerjaan sehari-hari terganggu dan

keadaan umum menjadi buruk.

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa hiperemesisgravidarum adalah suatu keadaan abnormal

16

(patologi) yang dialami oleh ibu hamil yang ditandai dengan mual

dan muntah berlebihan serta mempengaruhi kondisi tubuh dan

akhirnya di tangani dengan petugas kesehatan.

b. Etiologi

Hal yang menjadi penyebab terjadinya hiperemesis

gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan

anatomis pada otak, jantung, hati dan susunansaraf disebabkan

oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat factor

pemicu.Bebrapa factor predisposisi dan factor lain yang

ditemukan adalah:

1) Faktor predisposisi adalah primigravida, mola hidatidosa, dan

kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa

dan kehamilan ganda menimbulkaan dugaan bahwa factor

hormone memegang peranan, karena pada keadaan tersebut

hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. Itulah

sebabnya mola dan dan kehamilan ganda menjadi faktor

predisposisinya.

2) Alergi

Salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga

sebagai salah satu factororganic.Masuknya vili khoriolis dalam

sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat kehamilan

serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap

perubahanmerupakan factor organic.

17

3) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada

penyakit ini walaupun hubunganya dengan terjadinya

hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.

Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut

terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung

jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang

dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak

sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai

pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan

memberikan suasana yang baru sudah dapat

membantumengurangi frekuensi muntah klien (Arsulfa, 2009).

c. Patologis

Menurut Saifuddin (2010) bedah mayat pada mayat

wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum

menunjukan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh,

yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh beberapa

macam sebab adalah:

1) Pada hati tampak berdegenerasi lemak tanpa nekrosis yang

terletak sentrilobuler. Kelainan ini nampaknya tidak

menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah

yang terus-menerus tetapi separuh penderita yang meninggal

karenahiperemesis gravidarum menunjukan gambaran

mikroskoptik hati yang normal.

18

2) Pada juantung menjadi tampak lebih kecil dari pada biasanya

dan beratnya atrofi dan sejalandengan lamanya penyakit,

kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.

3) Di otak dapat ditemukan ensofalopati wernicke yaitu dilatasi

kapiler dan perdarahan kecil-kecil didaerah corpora mamilaria

ventrikel ketiga dan keempat.

4) Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak terdapat pada

tubuli kontori.

d. PatofisiologiHiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi

mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus

dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak keseimbangan elektrolit

dengan alkalosis hipokloremik. Gejala ini hanya terejadi pada

sebagian kecil wanita, tetapi factor psikologik merupakan factor

utama, disamping factor hormonal. Wanita yang sebelum

kehamilan menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka

makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang

berat (Saifuddin, 2010).

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak yang habis terpakai untuk

keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,

terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseton dalam darah.

19

Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena

muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan eksraseluler

dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun,

demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi

menyebabkan hemokosentrasi, sehingga aliran darah ke

jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan

dan oksigen kejaringan berkurang pula dan timbunlah zat

metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari

muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya

frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati

dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping

dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat

terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dalam lambung

(sindroma Mallory-weiss), dengan akibat perdarahan gastro

intestinal. Pada umunya robekan ini ringan dan perdarahan

dapat berhenti sendiri. Jangan sampai diperlukan transfuse atau

tindakan peratif (Saifuddin, 2010).

e. Tanda dan gejala

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala

dapat dibagi dalam3 (tingkatan) tingkatan yaitu:

1) Tingkatan I : muntah terus-menerus yang mempengaruhi

keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan

tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastirum.

20

Nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah sistol

menurun, tugor kulit berkurang, lidah mongering, dan mata

cekung.

2) Tingkatan II : penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor

kulit berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil,

dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus.

Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi

rendah, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi. Aseton

dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai

aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3) Tingkatan III: keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,

kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil

dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun.

Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang

dikenal sebagai ansefalopati wernicks, dengan gejala:

nistagmus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat

kekurangan zat makanan, termaksuk vitamin B kompleks.

Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati (Arsulfa,

2009).

f. Diagnosis

Dalam menegakan diagnosis hiperemesis gravidarum.

Harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual dan

muntah yang terus menerus, sehingga berpengaruh terhadap

21

keadaan umum dan juga dapat menyebabkan kekurangan

makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin

sehingga pengobatan perlu diberikan. Juga bisa dilihat dari

hasil pemeriksaan laboratorium, yang menenjukan adanya

benda keton dalam urin. Namun harus dipikirkan juga

kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis,

hepatits, ulkusventrikuli dan tumor serebri yang biasa

memberikan gejala muntah (Saifuddin, 2010).

g. Pemeriksaan diagnostic

1) USG (dengan mengguanakan waktu yang tepat) : mengkaji

usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi

abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.

2) Urinalisis : kultur, deteksi bakteri.

3) Pemeriksaan fungsi hepar (Arsulfa, 2009).

h. PencegahanAdapun pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum

yang perlu dilakukan dengan jalan:

1) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan

sebagai suatu proses yang fissiologi.

2) memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan

muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3) Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan

makanan dengan jumlah kecil, tetapi lebih sering.

22

4) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,

tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit

dengan teh hangat.

5) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan.

6) Makanan dan minuman seyogyanya disajiakan dalam

keadaan panas atau sangat dingin.

7) Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin.

8) Menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan factor

yang penting, oleh karenanya dianjurkan bakanan yang

banyak mengandung gula (Saifuddin, 2010).

i. Penatalaksanaan

Apa bila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak

mengurang maka diperlukan pengobatan:

1) Obat-obatan

Apa bila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak

mengurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu

diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen.

Sedative yang sering diberikan adalah Phenobarbital.

Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti

histaminika juga dianjurkan, seperti dramanin, avomin.

23

Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic seperti

disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.

2) Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi

cerah dan peredaran udara yang baik, hanya dokter dan

perawat yang boleh keluar masuk, Catat cairan yamg

masuk dan keluar, tidak diberikan makanan dan minuman

selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-

gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3) Terapi Psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh kehamilan, kurangi

pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang

kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini

4) Cairan Parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,

karrbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan

garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat

ditambah kalium, dan vitamin, khususnya vitamin B

kompleks dan Vitamin C dan bila ada kekurangan protein,

dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang

dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari

24

terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan

nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3x sehari.

Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan

seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam

penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik

dapat dicoba untuk memberikan minuman, dan lambat laun

minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.

Dengan penanganan di atas, pada umumnya gejala- gejala

akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.

5) Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi

baik, bahkan mundur, usahakan mengadakan pemeriksaan

medis dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,

takhikardia, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan

manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian

perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.

Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit

diambil, oleh karena disuatu pihak tidak boleh dilakukan

terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu

sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital

( Winkjosastro, 2010)

25

3. Identifikasi Kejadian Yang Mengalami Hiperemesis Gravidaruma. Umur Ibu

Usia ibu merupakan lamanya waktu ibu hidup, dihitung saat

ibu dilahirkan sampai ibu mengalami hiperemesis gravidarum.

Usia sehat reproduksi adalah 20 sampai 35 tahun. Penelitian

selanjutnya menunjukkan bahwa dalam kaitan dengan usia ada

kelompok usia yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena

hiperemesis gravidarum yaitu umur di bawah 20 tahun dan di

atas 35 tahun.

Ibu yang hamil pada usia di bawah 20 tahun dapat

menyebabkan hipermesis grvidarum karena pada kehamilan

diusia kurang 20 secara biologis belum optimal emosinya,

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah

mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilanya. Sedangkan pada usia 35 tahun terkait dengan

kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpa dan penaykit mudah masuk

diusia ini (Ridwan, 2007).

b. Graviditas

Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami

oleh ibu. Kriteria objektif:

1) Graviditas I,

2) Graviditas II,

26

3) Graviditas III,

4) Graviditas ≥ IV (Manuaba, 2004).

Mual dan muntah terjadi pada 60%–80% primigravida dan

40%–60% multigravida. Satu diantara 1000 kehamilan gejala ini

menjadi lebih berat. Ini disebabkan meningkatnya kadar hormon

estrogen dan HCG dalam serum (Saifuddin, 2010).

Pada wanita primigravida belum mampu beradaptasi

terhadap hormon estrogen dan korionik gonadotropin, yang

dikeluarkan terlalu tinggi yang merangsang timbulnya mual dan

muntah sehingga terjadi hiperemesis gravidarum. Sedangkan

pada multigravida ibu sudah mampu beradaptasi terhadap

perubahan hormon tersebut karena sudah pernah mengalami

perubahan hormon pada kehamilan sebelumnya.

c. Pendidikan ibu

Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu

kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Kategori pendidikan menurut

Arikunto (2015) terdiri dari pendidikan rendah (SD-SMP) dan

Pendidikan tinggi (SMA-Perguruan tinggi).

Pendidikan adalah faktor yang ada dalam individu seperti

pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat

pendidikan. Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya

(pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan

27

tengang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri

maupun bagi janinnya (Sumijatun.dkk, 2006).

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang

yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari

gagasan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

B. Landasan Teori

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin

yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumya di dalam

rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, di

hitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan

(Lisnawati, 2011). Mual dan muntah yang ringan merupakan hal yang

sering terjadi dan merupakan keadaan yang normal pada masa

kehamilan. Walaupun demikian, ketika kedua hal tersebut terjadi

secara berlebihan, akan terjadi dampak patologis (Grifiin dkk, 2011).

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.

kehamilan di usia kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat

menyebabkan Hiperemesis karena pada kehamilan diusia kurang 20

secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya

belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan

28

zat-zat gizi selama kehamilanya. Sedangkanpada usia 35 tahun terkait

dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpa di usia ini (Ridwan, 2007).

Sedangkan sudut pandang dari gravida, pada wanita primigravida

belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan korionik

gonadotropin, yang dikeluarkan terlalu tinggi yang merangsang

timbulnya mual dan muntah sehingga terjadi hiperemesis gravidarum.

Sedangkan pada multigravida ibu sudah mampu beradaptasi terhadap

perubahan hormon tersebut karena sudah pernah mengalami

perubahan hormon padakehamilansebelumnya (dezyrealtrav.2011).

Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu kepribadian

dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur

hidup (Arikunto, 2015). Orang yang berpendidikan tinggi akan

memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang

datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan

diperoleh dari gagasan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

29

C. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu

Hamil

di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Hasil modifikasi dari

Arsulfa (2009), Ridwan (2007), Dezyrealtrav (2011) dan Arikunto (2015).

HiperemesisGravidarum

Umur IbuGraviditas

Pendidikan Ibu

MolahidatidosaKehamilan Gandaergi

Alergi

Faktorpsikologis

a. < 20 tahun,b. 20 - 35 tahun,c. >35 tahun

Responterhadapinformasi yangdidapatkanmengenaihiperemesis

1)Graviditas I,2)Graviditas II,3)Graviditas III,4)Graviditas ≥ IV

pada wanita primigravidabelum mampu beradaptasiterhadap hormon estrogendan korionik gonadotropin,yang dikeluarkan terlalutinggi yang merangsangtimbulnya mual dan muntah

a. Pendidikan Dasar : SD,SMPb. Pendidikan Menengah : SMA/ Sederajatc. Pendidikan Tinggi : Diploma/ S1

pada kehamilan di usia kurang20 secara biologis belumoptimal emosinya, cenderunglabil, mentalnya belum matangsehingga mudah mengalamikeguncangan yangmengakibatkan kurangnyaperhatian terhadap pemenuhankebutuhan zat-zat gizi selamakehamilanya. Sedangkanpadausia 35 tahun terkait dengankemunduran dan penurunandaya tahan tubuh serta berbagaipenyakit yang sering menimpadi usia ini

30

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu

Hamil di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Hasil modifikasi

dari Arsulfa (2009), Ridwan (2007), Dezyrealtrav (2011) dan Arikunto (2015).

Keterangan :

variabel Bebas (independen) : Umur Ibu, Graviditas, dan Pendidikan.

Variabel Terikat (dependen) : Hiperemesis Gravidarum.

Umur Ibu

Graviditas

PendidikanIbu

HiperemesisGravidarum

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang telah digunakan adalah penelitian deskriptif

yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan

tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif

(Notoadmojo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2018.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di ruang Teratai, RSUD Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 94 orang, di RSUD

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum yaitu sebanyak 94 orang, di

32

RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Teknik

pengambilan sampel adalah total sampling.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu hiperemesis gravidarum.

2. Variabel bebas (independent) yaitu umur ibu, graviditas, dan

pendidikan ibu.

E. Defenisi Operasional

1. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis adalah rasa mual dan muntah berlebihan,

dalam waktu yang lama, pekerjaan sehari-hari terganggu dan

keadaan umum menjadi buruk serta perasaan yang tidak enak

yang dialami oleh ibu dan pada awal masa kehamilan sampai

sekitar trimester II (umur kehamilan 20 minggu), (Arsulfa, 2009).

2. Umur Ibu

Usia ibu merupakan lamanya waktu ibu hidup, dihitung saat

ibu dilahirkan sampai ibu mengalami hiperemesis gravidarum.

Kriteria Objektif :

a. < 20 tahun,

b. 20 - 35 tahun,

c. >35 tahun (Ridwan, 2007).

33

3. Graviditas

Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh

ibu. Kriteria objektif:

5) Graviditas I,

6) Graviditas II,

7) Graviditas III,

8) Graviditas ≥ IV (Manuaba, 2004).

4. Pendidikan Ibu

Menurut Arikunto (2015) pendidikan adalah suatu usaha

mengembangkan suatu kepribadian dan kemampuan di dalam dan

diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Kriteria objektif:

a. Pendidikan Dasar : SD, SMP

b. Pendidikan Menengah : SMA/ Sederajat

c. Pendidikan Tinggi : Diploma/ S1

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mendapat data yang relevan

dengan masalah yang diteliti yaitu menggunakan instrumen

pengumpulan data berupa salinan data sekunder medical record

RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang meliputi data

kejadian hiperemesis gravidarum.

34

G. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu sumber yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008). Data diperoleh

dari medical record RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

yang meliputi data kejadian hiperemesis gravidarum.

H. Pengelolaan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Data diolah secara manual dengan untuk menggunakan

kalkulator sebelum mengggunaka pengelolaan data terlebih dahulu

dilakukan.

a. Seleksi (merupakan pemilihan data)

b. Editing (mengecek kembali data yang telah dikumpulkan dan

melengkapin data yag kurang)

c. Coding (pekerjaan membuat table data yang dijumlah,

dipresentasikan kemudian diuraikan presentasinya).

Adapun rumus yang digunakan adalah:

X = x K (100%)

Keterangan:

X : presentasi hasil yang dicapai

F : frekuensi fariabel yang diteliti

n : jumlah sampel peneliti

K :konstanta

35

2. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel yang dipresentasekan dan

diuraikan dalam bentuk narasi.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis RSUD Kota Kendari

Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas terletak di Kota

Kendari, tepatnya di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu atau

terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No. 39 Kel.Kambu Kec.Kambu

Kota Kendari dengan luas lahan 13.000 M2. Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga

b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua

2. Sejarah Singkat

RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,

tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas

lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2.

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan peninggalan

pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan

telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :

a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927

b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun

1942-1945Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945-1960

37

c. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989

d. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001

e. Menjadi RSU Kota Kendari pada Tahun 2001 berdasarkan

Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001

f. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota

Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari

2003

g. Pada tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah

membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah

Sakit, yang dibangun secara bertahap.

h. Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang

terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No:39 Kel. Kambu Kec.

Kambu Kota Kendari

i. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM

Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil

terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan (Administrasi dan

Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,

Pelayanan Medik, dan IGD)

j. Berdasarkan SK Walikota Kendari No.16 Tahun 2015 tanggal

13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota

Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 tahun 2001

3. Visi dan Misi RSUD Abunawas Kota Kendari

38

Dalam menjalankan tugas dan fungsi RSUD Abunawas Kota

Kendari mempunyai visi dan misi :

1) Visi

Visi RSUD Kota Kendari yaitu sebagai “Rumah Sakit Pilihan

Masyarakat

2) Misi

a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau

b) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota

Kendari menjadi rumah sakit mitra keluarga.

c) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis dan non

medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang

aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan kelurganya

serta masyarakat pada umumnya.

4. Sarana Gedung

RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sebagai

berikut :

a. Gedung Anthurium (Kantor)

b. Gedung Bougenville (Poliklinik)

c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)

d. Gedung Matahari (Radiologi)

e. Gedung Crysant (Kamar Operasi)

f. Gedung Asoka ( ICU)

g. Gedung Teratai (Obgyn-Ponek)

39

h. Gedung Lavender ( Rawat Inap Penyakit Dalam)

i. Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)

j. Gedung Melati (Rawat Inap Bedah)

k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf dan THT)

l. Gedung Angggrek (Rawat Inap VIP, Kelas I dan Kelas II)

m. Gedung Instalasi Gizi

n. Gedung Loundry

o. Gedung Laboratorium

p. Gedung Kamar Jenazah

q. Gedung VIP (dalam tahap penyelesaian)

r. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses

pembangunan

Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari

dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,

10 buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda

motor.

5. Ketenagaan

Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendaritahun 2018.

No. Jenis Tenaga PNS NonPNS

PNSMOU

Jumlah

I. Tenaga Dokter1. Dokter spesialis2. Dokter Umum3. Dokter Gigi

1293

450

831

24174

II. Tenaga Paramedis

40

1. S1 Ners2. S1 Perawat3. DIII Perawat4. SPK5. DIV Kebidanan6. DIII Kebidanan7. S1 Perawat Gigi8. D3 Perawat Gigi9. SPRG10.S2 Kesmas11.S1 Kesmas12.D3 Kesling13.Apoteker14.S1 Farmasi15.D3 Farmasi16.S1 Gizi17.D3 Gizi18.D3 Analis Kesehatan19.S1 Fisioterapi20.D3 Fisioterapi21.D3 Rekam Medik22.D3 Akupuntur23.D3 Okupasi Terapi24.Radiologi25.Teknik Gigi26.S1 Psikologi

3193111820121714243406411111112

18710010350300100013321200000100

00100000000040000000000000

2126132128551517242447381611111212

III. Tenaga Non Medis1. S1 Ekonomi2. S1 Komputer3. D3 komputer4. D1 Komputer5. S1 Sosial Politik6. S1 Teknologi Pangan7. S2 Hukum8. S2 Manajemen9. D3 Manajemen10.S1 Informatika11.SMA12.SMP13.SD

1111211200911

41001000112534

0000000000000

52113112113445

Jumlah 194 244 13 451

Sumber : Profil RSUD Kota Kendari, 2018

41

B. Hasil Penelitian

Setelah di kumpul dan dilakukan pengolahan data sesuai dengan

tujuan penelitian, selanjutnya hasil penelitian disajikandalam bentuk

tabel dan disertai dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Umur

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan HiperemesisGravidarum Menurut Umur Ibu di RSUD KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Umur Ibu n %

<20 tahun 29 30,8

20-35 tahun 40 42,6

>35 tahun 25 26,6

Total 94 100

Sumber : data sekunder terolah.

Dari tabel di atas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu yang mempunyai

umur 20-35 tahun yakni (42,6%), sedangkan ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan

umur >35 tahun yakni (26,6%) , dan <20 tahun yakni (830,8%).

42

2. Graviditas

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan HiperemesisGravidarum Menurut Graviditas Ibu di RSUD KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Graviditas n %

I 30 31,9

II 20 21,3

III 29 30,8

≥IV 15 15,9

Total 94 100

Sumber : data sekunder terolah.

Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu yang mempunyai

graviditas I yakni (31,9%), sedangkan ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan graviditas

≥IV yakni (15,9%), graviditas II yakni (21,3%) dan graviditas III

yakni (30,8%).

3. Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan HiperemesisGravidarum Menurut Pendidikan Ibu di RSUD KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

Sumber : data sekunder terolah.

Pendidikan n %

Dasar 20 21,3

SMA/ Sederajat 44 46,8

Tinggi 30 31,9

Total 94 100

43

Dari tabel di atas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu yang mempunyai

pendidikan menengah yakni (46,8%), sedangkan ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan

pendidikan dasar yakni (21,3%), pendidikan tinggi yakni (31,9%).

C. Pembahasan

Setelah melakukan penelitian mengenai Identifikasi Kejadian

Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di RSUD Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, berdasarkan hasil

pengumpulan data sekunder dari rekam medik, ditemukan ibu hamil

yang mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak 94 orang yang

datang memeriksakan kehamilanya. Untuk lebih jelasnya secara

terperinci hasil penelitian tersebut dapat di bahas berdasarkan variabel

berikut.

1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi penderita

hiperemesis gravidarum menurut umur ibu yang paling banyak

terdapat pada ibu yang mempunyai umur 20-35 tahun yakni

(42,6%), sedangkan ibu hamil yang mengalami hiperemesis

gravidarum paling sedikit pada ibu dengan umur >35 tahun yakni

(26,6%) , dan <20 tahun yakni (830,8%).

Terjadinya hiperemesis gravidarum pada usia >35 karena

pada usia >35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan

44

daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa dan

penyakit mudah masuk d iusia ini (Ridwan, 2007).

Terjadinya hiperemesis gravidarum di bawah umur 20 tahun

karena pada kehamilan diusia kurang 20 tahun secara biologis

belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang

sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi

selama kehamilanya (Ridwan, 2007).

2. Graviditas

Berdasarakan penelitian di peroleh distribusi hiperemesis

gravidarum yang paling banyak pada ibu yang mempunyai

graviditas I yakni (31,9%), sedangkan ibu hamil yang mengalami

hiperemesis gravidarum paling sedikit pada ibu dengan graviditas

≥IV yakni (15,9%), graviditas II yakni (21,3%) dan graviditas III

yakni (30,8%).

Terjadinya hiperemesis gravidatas I (primigravida) karena

pada wanita primigravida belum mampu beradaptasi terhadap

hormon estrogen dan krionik gonadotropin yang dikeluarkan

terralalu tinggi yang merangsang timbulnya mual dan muntah

(Saifuddin, 2007).

Terjadinya hiperemesis garavidarum pada graviditas II-III atau

multi gravida karena garviditas bukan meupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namuan ada

45

beberapa fakor lain seperti umur, psikologi yang memegang

peranan penting, zat gisi,pendidikan,ekonomi dan lain sebagainya.

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa ibu hamil

yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak pada ibu

yang mempunyai pendidikan menengah yakni (46,8%), sedangkan

ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit

pada ibu dengan pendidikan dasar yakni (21,3%), pendidikan tinggi

yakni (31,9%).

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku terhadap pola hidup dalam memotivasi untuk siap berperan

serta dalam perubahan kesehatan. Rendahnya pendidikan

seseorang makin sedikit keinginan untuk memanfaatkan pelayanan

kesehatan, dan sebaliknya makin tingginya pendidikan seseorang,

makin mudah untuk menerima informasi dan memanfaatkan

pelayanan kesehatan yang ada. Pendidikan merupakan faktor

predisposisi adalah faktor yang ada dalam individu seperti

pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat

pendidikan.Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya

(pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan

tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu

sendiri maupun bagi janinnya (Sumijatun,.dkk, 2006).

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

Identifikasi Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di

RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak

pada ibu yang mempunyai umur 20-35 tahun yakni (42,6%),

sedangkan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum

paling sedikit pada ibu dengan umur >35 tahun yakni (26,6%) , dan

<20 tahun yakni (830,8%).

2. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak

pada ibu yang mempunyai graviditas I yakni (31,9%), sedangkan

ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit

pada ibu dengan graviditas ≥IV yakni (15,9%), graviditas II yakni

(21,3%) dan graviditas III yakni (30,8%).

3. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling banyak

pada ibu yang mempunyai pendidikan menengah yakni (46,8%),

sedangkan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum

paling sedikit pada ibu dengan pendidikan dasar yakni (21,3%),

pendidikan tinggi yakni (31,9%).

47

B. Saran

1. Disarankan kepada masyarakat khususnya kepada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum untuk mendapatkan informasi

yang lebih banyak mengenai hiperemesis gravidarum baik melalui

tenaga kesehatan dengan memeriksakan kehamilan atau melalui

media informasi sehingga mereka mampu dan mengerti jika hal ini

terjadi pada mereka.

2. Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di RSUD

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan khususnya dalam kasus-kasus patologi.

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitan lanjutan

mengenal identifikasi ibu hamil yang mengalami hiperemesis

gravidarum.

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsulfa Sitti. (2009). Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha medika.

Ari, Sulistiawati. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.

Betty., dkk. (2012). Asuhan Kebidanan 7 langkah SOAP. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.

Dezyrealtrav. (2011). Hiperemesis Gravidarum. Tersedia dalam:http://dezyrealtrav.blogspot.com/212/hiperemesis-gravidarum.html.Diakses tanggal 13 Januari 2018.

Departemen Kesehatan RI. (2016). Angka Kematian Ibu, Angka KematianBayi.

Elsa.V dan Pertiwi H.W (2012). Hubungan Paritas Ibu Hamil Trimester Idengan Kejadian Emesis Gravidarum di Puskesmas Teras. JurnalKebidanan. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.

Kusmiyati., dkk. (2010). Perawatan ibu Hamil. Jakarta: Fitramaya.

Grifiin., dkk. (2011). Keperawatan Maternitas,. Jakarta: EGC.

Lisnawati. (2011). Buku Pintar Bidan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Manuaba. (2004). dalam Dezyrealtrav. Hiperemesis Gravidarum. Tersediadalam:http://dezyrealtrav.blogspot.com/2011/12/hiperemesisgravidarm.Diakses tanggal 13 Januari 2018.

Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.

Ridwan. (2007). dalam Dezyrealtrav. Hiperemesis Gravidarum. Tersediadalam:http://dezyrealtrav.blogspot.com/2011/12/hiperemesisgravidarm.html. Diakses tanggal 13 Januari 2018.

Saifuddin. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan MaternalDan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumijatun., dkk. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta:EGC.

47

Umboh H.S dkk .(2014). Faktor-faktor yang Berhubungan denganKejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas TompasoKabupaten Minahasa . Jurnal Bidan Ilmiah.

Winkjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

47

MASTER TABEL

IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBUHAMIL DI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2017

No.

Nama Umur(tahun)

Graviditas Pendidikan Ibu

<20

20-

35

>35

I II II ≥IV

Dasar

Menengah

Tinggi

1. Ny.“K”

√ √ √

2. Ny.“J”

√ √ √

3. Ny.“A”

√ √ √

4. Ny.“E”

√ √

5. Ny.“A”

√ √ √

6. Ny.“A”

√ √ √

7. Ny.“H”

√ √ √

8.Ny. “I” √ √ √9.Ny.“W

”√ √ √

10. Ny.“P”

√ √ √

11. Ny.“G”

√ √ √

12.Ny. “I” √ √13. Ny.

“E”√ √ √

14. Ny.“L”

√ √ √

15. Ny.“L”

√ √ √

16. Ny.“L”

√ √ √

17. Ny. √ √ √

47

“P”18.Ny.“M

”√ √ √

19. Ny.“A”

√ √ √

20. Ny.“R”

√ √ √

21. Ny.“E”

√ √

22.Ny.“M”

√ √ √ √

23. Ny.“O”

√ √ √

24. Ny.“L”

√ √ √

25. Ny.“D”

√ √ √

26. Ny.“S”

√ √ √

27.Ny.“M”

√ √ √

28. Ny.“K”

√ √ √

29. Ny.“Y”

√ √ √

30. Ny.“E”

√ √ √

31. Ny.“K”

√ √ √

32. Ny.“P”

√ √ √

33. Ny.“S”

√ √ √

34. Ny.“E”

√ √ √

35.Ny.“W”

√ √ √

36. Ny.“E”

√ √ √

37. Ny.“L”

√ √ √

38. Ny.“P”

√ √ √

39. Ny.“K”

√ √ √

47

40.Ny.“M”

√ √ √

41. Ny.“N”

√ √ √

42. Ny.“H”

√ √ √

43. Ny.“D”

√ √

44. Ny.“O”

√ √ √

45. Ny.“G”

√ √ √

46. Ny.“E”

√ √ √

47. Ny.“G”

√ √ √ √

48. Ny.“S”

√ √ √

49. Ny.“A”

√ √ √

50. Ny.“E”

√ √ √

51. Ny.“T”

√ √ √

52. Ny.“Y”

√ √ √

53. Ny.“U”

√ √

54. Ny.“P”

√ √ √

55. Ny.“A”

√ √ √

56. Ny.“Q”

√ √ √

57. Ny.“Q”

√ √ √

58.Ny.“W”

√ √ √

59. Ny.“G”

√ √ √

60. Ny.“A”

√ √ √

61. Ny.“E”

√ √ √

62. Ny. √ √ √

47

“L”63. Ny.

“O”√ √ √

64.Ny. “I” √ √ √65.Ny.“M

”√ √ √

66. Ny.“H”

√ √ √

67. Ny.“D”

√ √ √

68. Ny.“G”

√ √ √

69. Ny.“L”

√ √ √

70. Ny.“P”

√ √ √

71. Ny.“L”

√ √ √

72. Ny.“A”

√ √ √

73. Ny.“E”

√ √ √

74. Ny.“S”

√ √ √

75. Ny.“F”

√ √ √

76. Ny.“O”

√ √ √

77. Ny.“P”

√ √ √

78. Ny.“L”

√ √

79. Ny.“T”

√ √ √

80.Ny.“W”

√ √ √

81. Ny.“A”

√ √ √

82. Ny.“E”

√ √ √

83. Ny.“E”

√ √ √

84.Ny.“W”

√ √ √

85. Ny. √ √ √

47

“A”86. Ny.

“Y”√ √ √

87.Ny. “I” √ √ √88. Ny.

“O”√ √ √

89. Ny.“F”

√ √ √

90.Ny.“W”

√ √ √

91. Ny.“A”

√ √ √

92. Ny.“B”

√ √ √

93. Ny.“G”

√ √ √

94. Ny.“U”

√ √ √

Jumlah 29 40 25 30

20

29

15 20 44 30

47

47

47

47

47

47

47