IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABUPATEN BANGKA BARAT

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    1/29

    1

    LAPORAN STUDI LAPANG (BIO 210)

    IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata )

    PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG

    KECAMATAN KELAPA KABUPATEN BANGKA BARAT

    Disusun Oleh:Kelompok IV

    FITRIYANI (203 1211 008)

    MELDA TRISNAWATY SARAGIH (203 1211 015)

    MIRZA KURNIA (203 1211 017)

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI

    UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

    2014

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    2/29

    2

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi habitat lebah

     penghasil madu pelawan di hutan Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten

    Bangka Barat. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi jenis

    vegetasi yang menjadi habitat lebah madu hutan dan sebagai masukan kepada

    instansi terkait dalam rangka pengelolaan habitat dan pengembangan potensi

    lebah madu hutan di Kabupaten Bangka Barat. Penelitian ini dilakukan dengan

    metode direct interview untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik pohon

    yang dijadikan sebagai tempat lebah madu hutan bersarang dan metode sistematik

    sampling dengan jarak antar jalur 10 meter untuk melakukan pengamatan pada

    setiap tingkat pertumbuhan suatu vegetasi. Hasil penelitian habitat lebah madu

    hutan ( Apis dorsata  ) di Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat yaitu

    karakteristik jenis-jenis pohon yang dijadikan sebagai pohon habitat lebah

     penghasil madu. Jenis-jenis pohon yang seringkali dijadikan sebagai habitat lebah

     penghasil madu pelawan yaitu jenis pelempang putih, pules dan mentepung. (140

    kata )

    Kata kunci: Apis dorsata, habitat, vegetasi, pelawan, madu

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    3/29

    3

    HALAMAN PENGESAHAN

    IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata ) PENGHASIL

    MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN

    KELAPA KABUPATEN BANGKA BARAT

    Disusun Oleh:

    FITRIYANI (2031211008)

    MELDA TRISNAWATY SARAGIH (2031211015)

    MIRZA KURNIA (2031211017)

    Balunijuk, JUNI 2014

    Menyetujui,

    Henny Helmi, S.Si,. M.Si Nur Annis Hidayati, M.Sc.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    4/29

    4

    Ketua Jurusan Biologi Pembimbing

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

    yang telah memberikan kemudahan bagi penyelesaian Laporan Studi Lapang ini.

    Tema yang dipilih dan dilaksanakan sejak April 2014 ini ialah Identifikasi Habitat

    Lebah ( Apis dorsata)  Penghasil Madu Pelawan di Desa Kacung Kecamatan

    Kelapa Kabupaten Bangka Barat.

    Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ketua Jurusan Biologi,

    Ibu Henny Helmi, S.Si., M.Si serta kepada Ibu Nur Annis Hidayati, M.Sc. selaku

    dosen pembimbing. Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan

    kepada penyusun bernilai ibadah dan mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT

    Amin.

    Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk

    itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan

    ini di masa mendatang. Penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

    kita semua.

    Balunijik, Juni 2014

    Penulis

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    5/29

    5

    DAFTAR ISIABSTRAK ................................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ v

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang ..…………………………………………………… 1

    Tujuan ……………. ………………………………………...…….. 2

    Manfaat …………….…………………………………………….. 2

    TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………... 3

    METODE STUDI LAPANG

    Waktu dan Tempat ……………………………………….. ……..  10

    Alat dan Bahan ……………………………………………… ….. 10

    Cara Kerja ………………………………………………….. ……. 10

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil ………………………………………………………............ 12

    Pembahasan ……………………………………………….... …... 16 

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan ………………………………………………………. 22 

    Saran ………………………………………………………………. 22 

    UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………………. 23 

    DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 24 

    LAMPIRAN

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    6/29

    6

    DAFTAR TABEL

    Hasil pengamatan faktor-faktor lingkungan .................................................... 12

    Jenis tumbuhan di sekitar habitat lebah madu ................................................ 13

    Lanjutan jenis tumbuhan disekitar habitat lebah madu ................................... 14

    Hasil Perhitungan Keanekaragaman Jenis (H’) untuk Ketiga Teknik pada

    Tingkat Semai dan Pancang ........................................................................... 15

    Hasil Perhitungan Kemerataan Jenis (e) untuk Ketiga Teknik pada Tingkat

    Semai dan Pancang ......................................................................................... 15

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    7/29

    7

    DAFTAR GAMBAR

    Titik pengamatan vegetasi .............................................................................. 17

    Teknik Sunggau ............................................................................................... 22

    Teknik Alami ................................................................................................... 22

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    8/29

    8

    PENDAHULUAN

    Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

    hayati dari lebah madu. Kondisi Indonesia sangat potensial bagi perkembangan

    lebah madu. Beberapa potensi yang mendukung keberadaan lebah di Indonesia

    adalah melimpahnya flora berbunga sebagai sumber pakan lebah, terdapat jenis-

     jenis lebah utama yang menghasilkan madu serta kondisi agroklimat tropis yang

    mendukung perkembangan lebah.

    Makhluk hidup memiliki habitat guna mendukung kehidupannya, yaitu

    satu kesatuan kawasan yang dapat menjamin segala keperluan hidupnya baik

    untuk memenuhi kebutuhan makanan, air, udara, garam mineral, tempat

     berlindung, berkembang biak maupun tempat untuk mengasuh anak-anaknya.

    Habitat yang sesuai bagi satu jenis makhluk hidup belum tentu sesuai untuk jenis

    lainnya karena setiap jenis menghendaki kondisi habitat yang berbeda-beda

    (Sarwono 2001).

    Lebah madu merupakan serangga polinator pada berbagai jenis tumbuhan.

    Kunjungan lebah madu pada tumbuhan adalah untuk mendapatkan makanan.

    Ketersediaan makanan merupakan faktor penting dari keberadaan koloni pada

    suatu habitat. Makanan dari lebah madu adalah polen dan nektar tumbuhan yang

    dikumpulkan oleh lebah pekerja dari berbagai spesies tumbuhan berbunga. Oleh

    karena itu, dibutuhkan vegetasi tumbuhan di sekitar sarang lebah madu yang

     berfungsi seabagai penghasil makanan bagi lebah madu.

    Lebah madu pelawan adalah lebah yang mengambil nektar bunga pelawan

    (Tristaniopsis merguensis). Jenis lebah madu yang ditemukan adalah  Apis

    dorsata. Lebah jenis ini dikenal memiliki sifat yang liar dan sensitif jika diganggu

    oleh musuhnya.

    Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat merupakan

    daerah penghasil madu pelawan. Habitat dari madu ini terletak di hutan Desa

    Kacung. Penelitian habitat lebah madu di Desa Kacung belum pernah dilakukan.

    Pengungkapan data tentang habitat lebah madu pelawan tersebut nantinya dapat

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    9/29

    9

    dimanfaatkan sebagai acuan dasar tentang identifikasi habitat lebah ( Apis dorsata) 

     penghasil madu pelawan selanjutnya sehingga penelitian ini perlu dilakukan.

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat lebah penghasil

    madu pelawan di Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat.

    Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dasar untuk mengetahui

    habitat lebah penghasil madu pelawan di Desa Kacung Kecamatan Kelapa

    Kabupaten Bangka Barat.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    10/29

    10

    TINJAUAN PUSTAKA 

    A. 

    Klasifikasi lebah madu

    Lebah madu adalah serangga sosial yang kaya manfaat. Semua yangdihasilkan oleh lebah madu dikenal berkhasiat untuk kesehatan. Dalam klasifikasi

    dunia binatang, lebah dimasukkan dalam ordo Hymenoptera yang artinya “sayap

     bening”. Dalam ordo ini terdapat 100.000 species serangga, termasuk lebah, 

    tawon, semut dan rayap (Jacobus 2009).

    Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk

    koloni. Dari 20.000 spesies lebah yang dikenali hanya lebah madu yang

    menghasilkan madu (Rusfidra 2006). Menurut Sarwono (2001) famili  Apidae

    merupakan jenis lebah penghasil madu sejati, yang paling penting sebagai

     penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis.

    Menurut Hasanuddin (2003), klasifikasi lebah madu adalah sebagai

     berikut:

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Arthropoda

    Class : Insecta

    Ordo : Hymenoptera

    Family : Apidae 

    Genus : Apis 

    Species : Apis dorsata 

    Lebah hutan ( Apis dorsata) adalah lebah madu yang hidupnya masih liar.

    Lebah madu ini masih sulit dibudidayakan karena selain sifatnya yang liar, agresif

    dan sensitif. Lokasi tempat sarangnya sering berada di tempat yang sangat tinggi.

    Sarangnya bisa ditemukan tergantung di cabang pohon, loteng, atau bukit batu

    yang terjal. Satu koloni menghuni sebuah sisiran yang ukurannya bisa sangat

     besar. Pada satu pohon bisa terdapat 5  –   10 koloni. Produk utama  Apis dorsata 

    adalah madu. Madu yang dihasilkan dinamakan madu hutan (Murtidjo 1991).

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    11/29

    11

    B.  Morfologi dan Anatomi Lebah Madu

    1.  Morfologi (struktur eksternal)

    Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput),

    dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak

    mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya

    adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung kitin dan menutupi organ

    dalam (Jacobus 2009).

    2.  Anatomi (Struktur Internal)

    Anatomi lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem

     penginderaan, dan sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu

     berturut-turut adalah: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus,

    usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu

    meliputi indera penglihat, indera pencium dan indera peraba. Dalam hal sistem

    reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada

    lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan

    1000-2000 sel telur per hari (Sarwono 2001).

    C. 

    Lebah sebagai serangga eusosial

    Menurut Suranto (2004) pembagian lebah sebagai serangga eusosial

    adalah sebagai berikut :

    1. 

    Ratu Lebah (Queen Bee)

    Ratu lebah bertugas untuk memimpin koloni lebah, selain itu

     jugabertanggung jawab untuk meneruskan kelangsungan hidup koloni lebah yaitu

    dengan cara bertelur sepanjang hidupnya. Ratu lebah sanggup bertelur 1500-2000

     butir setiap harinya. Ratu lebah sanggup hidup hingga 3-5 tahun.2.  Lebah pekerja

    Lebah pekerja biasa disebut juga sebagai lebah betina. Lebah inilah yang

    memiliki tanggung jawab pekerjaan sepanjang hidupnya. Lebah pekerja

    mempunyai tanggung jawab pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan umur

    lebah pekerja tersebut:

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    12/29

    12

    a.  Lebah Perawat ( Nurse Bee)

    Sesaat setelah keluar dari kepompong lebah pekerja menjadi lebah perawat

    dimana lebah ini khusus merawat ratu lebah dan anak-anaknya atau larva. Ketika

     berumur 3-10 hari mereka bertanggung jawab untuk memproduksi royal jelly,

    serta memberi makan sang ratu dengan royal jelly, bee pollen dan madu.

     b. 

    Lebah Pencari (Scouts Bees)

    Ketika lebah berusia sekitar 2 minggu lebah pekerja menjadi lebah

     pencari. Lebah pencari adalah lebah pekerja yang mencari sumber-sumber pollen

    dan nektar. Ketika mereka menemukan sumber makanan yang terbaik, mereka

    akan kembali ke sarang dan menginformasikannya kepada lebah pengumpul.

    Kemudian lebah pengumpul pergi untuk mengumpulkan makanan tersebut.

    c.  Lebah Pengumpul (Collector Bees)

    Setelah lebah pekerja berusia sekitar 3 minggu lebah ini menjadi lebah

     pengumpul. Ketika mengumpulkan pollen dari bunga-bunga, lebah pengumpul

    hanya akan mengunjungi tipe bunga yang sama hingga semua pollen habis

    terkumpul. Pada saat lebah mengumpulkan pollen, ia juga mencampurkannya

    dengan sedikit madu dari mulutnya dan kemudian membentuk gumpalan pollen

    yang akan disimpan dalam kantong yang terdapat di kaki lebah.

    3.  Lebah Jantan ( Drones)

    Lebah pejantan adalah satu-satunya lebah jantan yang terdapat di sarang

    lebah dan hanya bertugas untuk membuahi sang ratu lebah. Enam belas hari

    setelah ratu lebah yang baru terlahir, ia terbang ke tempat lebah jantan yang telah

    menunggu kedatangannya. Setelah membuahi sang ratu, lebah jantan ini

    kemudian mati.

    D.  Teknik Penangkapan Lebah Madu

    Penangkapan lebah penghasil madu pelawan dilakukan dengan beberapa

    teknik yang diantaranya adalah teknik suar dan teknik sunggau. Biasanya lebah

     juga dapat menghasilkan madu pelawan dengan teknik alami tanpa adanya

     bantuan tangan manusia untuk membuat sarang dari lebah tersebut. Teknik suar

    adalah suatu teknik untuk memancing lebah madu dengan kayu yang sudah mati,

    dimana posisi kayu dimiringkan dengan kemiringan sekitar 45o agar lebah dapat

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    13/29

    13

    membuat sarangnya. Teknik sunggau adalah suatu teknik yang dilakukan untuk

    memancing adanya lebah madu dengan kayu yang tumbang secara alami atau

    dengan kayu yang dipotong sebagian akarnya agar dapat tumbang dengan

    kemiringan kayu sekitar 45o C tetapi kayu tersebut masih hidup. Teknik alami

    adalah suatu teknik dimana lebah madu membuat sarangnya pada kayu yang

    masih hidup dan menjulang keatas tanpa adanya teknik pancingan (Jacobus 2009).

    E.  Pakan Lebah Madu

    Sumber pakan lebah madu adalah tanaman berbunga yang mengandung

    nektar dan tepung sari bunga ( pollen) (Sihombing 1997).

    1. 

     Nektar

     Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “

     Necterifier ” tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang bervariasi.

    Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Disamping

    itu, dalam nektar terdapat zat-zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, ratinosa,

    serta turunan karbohidratl ain. Zat-zat lain yang juga terdapat namun jumlahnya

    sangat sedikit yaitu; asam-asam organik, resin, protein, garam dan mineral.

    Konsentrasi gula nektar bervariasi mulai dari 5 % sampai 70 % atau lebih

    tergantung dari keadaan iklimnya, jenis tanaman serta faktor lainnya. Nektar juga

    mengandung air dari 40 – 80% (Rusfidra 2006).

    2. 

    Pollen (Tepung Sari)

    Pollen atau tepung sari diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh antenna

    sebagai sel kelamin jantan tumbuhan. Pollen dimakan oleh lebah madu terutama

    sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat dan serta sedikit mineral (Rusfidra

    2006).

    F. 

    Madu Pelawan

    Lebah-lebah madu yang ada di bangka ini bukan lebah ternakan, bukan

    madu sintetis akan tetapi cairan madu tersebut langsung diperoleh dari sarang-

    sarang lebah yang berada di sekitar hutan-hutan liar pulau Bangka yang langsung

    disaring, diperas kemudian dimasukkan dalam botol seketika. Jadi madu ini

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    14/29

    14

     bersifat alami yang terbebas dari cemaran fermentasi, pestisida, pupuk serta polusi

    yang dapat merusak khasiat dari madunya (Jacobus 2009).

    Menurut Rusfidra (2006) madu pelawan ini bersumber dari lebah liar  Apis

    dorsata  yang menghisap dari sari bunga pohon pelawan (T. merguensis) yang

    merupakan pohon langka tidak ditemukan di Pulau Jawa. Di Kalimantan terdapat

     pohon pelawan tetapi tidak memiliki madu jadi hanya ditemukan di hutan-hutan

    liar Pulau Bangka, Sumatra, serta dipanen hanya sekali dalam setahun

    dikarenakan kelangkaan madu jenis ini harganya bisa mencapai 3-6x lipat.

    Madu Pelawan ini mempunyai citra rasa tersendiri dengan rasa yang pahit

    mempunyai khasiat yang tinggi dibandingkan dengan jenis madu liar lainnya.

    Reaksi yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi madu pelawan adalah aliran

    darah dan otot terasa hangat memperingankan kerja nafas, jantung dan ginjal serta

    stamina tubuh semakin terasa kuat (Jacobus 2009).

    Menurut Suranto (2004) lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki

    kadar air yang lebih tinggi yaitu sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah

    sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka sehingga langsung terpengaruh

    iklim. Madu hutan merupakan produk organik karena dipanen langsung dari

    hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia.

    G.  Klasifikasi Pohon Pelawan

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Myrtales

    Famili : MyrtaceaeGenus : Tristaniopsis 

    Spesies : T. merguensis (Griff.) Peter G. Wilson & J.T. Waterhouse

    (Sarwono 2001).

    Tristaniopsis merguensis memiliki karakterisitik batang yang khas yaitu

     batang yang berwarna merah dan kulit mengelupas. Nektar bunga T. merguensis

    merupakan makanan bagi lebah yang menghasilkan madu pahit atau sering

    disebut madu pelawan. T. merguensis hidup tersebar di selatan Myanmar, selatan

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    15/29

    15

    Thailand, Malaysia, Sumatra, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka, Jawa Barat

    dan Kalimantan. T. merguensis ini dapat hidup di daerah dataran rendah,

     pegunungan sampai ketinggian 1300 mdpl, serta di sepanjang aliran sungai daerah

     berbatu (Jumar 2000).

    H. 

    Habitat Lebah Madu

    Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara umum lebah

     bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di

    daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah

    tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun

    karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah

    tidak produktif pada musim dingin (Suranto 2004.

    Pada faktor biotik, keberadaan sarang lebah tersebut dipengaruhi oleh jenis-jenis

    tumbuhan yang berada di sekitar habitat sarang lebah tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa

    dengan banyaknya jumlah dan jenis tumbuhan akan dapat menutupi sarang lebah dari

    sinar matahari langsung dan gangguan dari hewan lain ataupun manusia ( Sarwono

    2001). 

    Menurut Jacobus (2009) sel sarang atau sisir merupakan tempat lebah

    tersebut berkelompok. Sel sarang atau sisir tersebut digunakan sebagai tempat

     penyimpanan makanan dan tempat telur atau pemeliharaan keturunannya. Jumlah

    makanan yang tersimpan dalam sarang tergantung pada kondisi flora, cuaca,

     jumlah lebah perkoloni dan jenis lebah.

    I. 

    Analisa Vegetasi

    Untuk mengetahui susunan dan komposisi suatu vegetasi dilakukan

    analisis vegetasi. Analisis vegetasi menurut Asrianny et al   (2009) adalah suatu

    cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur)

    vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah

     bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis

    vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks

    nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi

    dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu

    komunitas tumbuhan.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    16/29

    16

    BAHAN DAN METODE

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian tentang identifikasi habitat lebah penghasil madu pelawan

    dilaksanakan mulai tanggal 26 –  27 April 2014. Pengambilan sampel dilakukan di

    hutan Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat.

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, GPS (Global

     Positioning System), kamera, lux meter, meteran dan termohigrometer. Bahan

    yang digunakan adalah hutan di Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten

    Bangka Barat.

    Cara Kerja

    Teknik pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi/survei dan wawancara

    dimana lokasi ditentukan secara  purposive sampling . Habitat atau tempat sarang

    lebah madu dicari di sekitar hutan Desa Kacung. Habitat yang diamati adalah

    sarang lebah madu dengan teknik suar, sunggau dan alami. Pada setiap habitat

    sarang lebah penghasil madu pelawan, faktor lingkungan berupa suhu udara,

    kelembaban dan intensitas cahaya diukur dan dicatat. Kemudian dari sarang lebah

    madu berada, ditarik garis lurus dengan panjang 10 meter dan diamati tumbuhan

    apa yang terdapat di sepanjang garis tersebut. Penarikan garis lurus dilakukan

    dengan empat titik pada setiap habitat sarang lebah penghasil madu pelawan

     berada. Data yang telah dikumpulkan diolah dan ditabulasi untuk mengidentifikasihabitat lebah penghasil madu pelawan dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    17/29

    17

    Pengamatan vegetasi tumbuhan pada habitat lebah madu di Desa Kacung

    Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat menggunakan empat titik

     pengamatan pada masing-masing teknik dengan ukuran sepanjang 10 m.

    U

    Titik 3 10 m

    10 m 10 m

    Titik 2 Titik 4

    Titik 1 10 m

    S

    Gambar 1. Titik pengamatan vegetasi

    Analisis Data 

    Untuk mengetahui keanekaragaman jenis digunakan Indeks

    Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener   dan Kemerataan Jenis ( Evenness)

    dihitung untuk mengetahui derajat kemerataan jenis pada lokasi. Penelitian Indeks

    Kesamaan jenis digunakan untuk mengetahui kesamaan antar lokasi pengamatan

     berdasarkan jenis tumbuhan yang ditemukan di sekitar habitat lebah madu. Rumus

    Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener  adalah H’ = -∑ [(ni/N) LN (ni/N)] dan

    rumus kemerataan jenis ( Evenness) adalah E = ∑H’/LN(s). Dimana H’ adalah

    Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener , ni adalah jumlah individu jenis ke-i, N

    adalah total seluruh individu, E adalah indeks kemerataan jenis ( Evenness) dan s

    adalah jumlah jenis tumbuhan.

    W EEWSarang lebah

    madu

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    18/29

    18

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    Faktor-faktor lingkungan seperti titik koordinat, suhu udara, kelembaban,

    dan intensitas cahaya yang diukur di lokasi penelitian di Desa Kacung Kecamatan

    Kelapa Kabupaten Bangka Barat berbeda pada masing-masing titik pengamatan

    dan sangat berpengaruh terhadap habitat lebah penghasil madu pelawan. Selain

    faktor lingkungan, faktor lain yang mempengaruhi habitat lebah madu pelawan

    adalah jenis tumbuhannnya yang berfungsi sebagai sumber pakan lebah tersebut.

    Keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan tersebut sangat berpengaruh

    terhadap habitat lebah penghasil madu pelawan.

    Jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan pada seluruh lokasi penelitian di

    Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat sangat beranekaragam.

    Pada teknik Suar ditemukan sebanyak 7 jenis tumbuhan dengan jumlah sebanyak

    267, pada teknik Sunggau ditemukan sebanyak 13 jenis dengan jumlah sebanyak

    154 sedangkan pada teknik alami ditemukan sebanyak 17 jenis dengan jumlah

    sebanyak 98.

    Faktor lingkungan seperti faktor abiotik (suhu, kelembaban dan intensitas

    cahaya) dan faktor biotik (tumbuh-tumbuhan) sangat berpengaruh terhadap habitat

    lebah penghasil madu pelawan. Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan

    faktor lingkungan abiotik dan biotik yang ditemukan pada saat penelitian.

    Tabel 1. Hasil pengamatan faktor –  faktor lingkungan

    Teknik Titik Suhu Kelembaban Intensitas

    Koordinat UdaraoC Cahaya

    Sunggau S 010 53’ 208’’  35 85% 0.24

    E 105031’760’’ 

    Suar S 01053’302’’  31 86% 0.6

    E 105031’806’’ 

    Alami S 01053’197”  40 82% 0.27

    E105031’668” 

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    19/29

    19

    Tabel 2. Jenis tumbuhan di sekitar habitat lebah madu pada tingkat semai

    Tingkat Nama

    Tumbuhan

    Teknik

    Tota

    l

    Suar Sunggau Alami

    Titik Titik Titik

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Semai

    Dial 2 2

    Jaring tikus 3 3

    Kantung

    semar 50 50

    Karet 1 1

    Kekalai

    1

    5

    1

    1 26

    Kelammerah 4 4

    Kelangas 1 1

    Keramunting 2 2

    Kerantung 1 2 6 2 11

    Lais 1 1

    Lementi 1 1

    Lemeteng 1 4 5

    Mekubin 1 1

    Melap 100 100

    Melenteng 2 2

    Mengkelek 3 3

    Mentangur 3 4 6 2 7 2 4 28

    Mentangur

    Prit 5 9 14

    Mesala 1 1

    Pandan 1 1

    Pelangas 1 1

    Reman 2 2

    Rumput teki 2 2Saberbubu 5 5

    Sapet 12 6 7 25

    Sepiding 100 2 2 104

    Uber 5 35 4 44

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    20/29

    20

    Tabel 2. Lanjutan jenis tumbuhan di sekitar habitat lebah madu

    Tingkat Nama

    Tumbuhan

    Teknik

    TotalSuar Sunggau Alami

    Titik Titik Titik

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Pancang

    Kekalai 3 3

    Melenteng 10 10

    Mentangur 6 2 1 1 10

    Mentangur

     prit 1 1 1

    Pelangas 3 3

    Pelawan 21 21

    Pelempang 2 2

    Reman 3 3

    Seruk 1 1

    Sepiding 21 21

    Uber 3 3

    Pohon Seruk 1 1

    Total Jumlah 4 263 0 0 54 23 54 23 22 37 28 11 519

    Total 267 154 98

    Suatu vegetasi akan memiliki keanekaragaman jenis yang berpengaruh

    terhadap keadaan habitat lebah madu pelawan. Berikut ini merupakan

    keanekaragaman jenis vegetasi di sekitar habitat lebah madu pelawan.

    Tabel 4. Hasil Perhitungan K eanekaragaman Jenis (H’) untuk Ketiga Teknik pada

    Tingkat Semai dan Pancang

    Teknik Keanekaragaman Jenis (H')

    Semai Pancang

    Suar 0.60 0

    Sunggau 0.54 0.60

    Alami 0.46 0.64

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    21/29

    21

    Suatu vegetasi akan memiliki kemerataan jenis yang berpengaruh terhadap

    keadaan habitat lebah madu pelawan. Berikut ini merupakan kemerataan jenis

    vegetasi di sekitar habitat lebah madu pelawan.

    Tabel 5. Hasil Perhitungan Kemerataan Jenis (E) untuk Ketiga Teknik pada

    Tingkat Semai dan Pancang

    Teknik Kemerataan Jenis (E)

    Semai Pancang

    Suar 0.31 0

    Sunggau 0.22 0.34

    Alami 0.17 0.36

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa habitat sarang lebah yang

    ditemukan di Desa Kacung Kecamatan Kelapa merupakan habitat sarang lebah

    madu alami. Jenis lebahnya adalah lebah Apis dorsata atau lebah hutan.

    Sarang lebah madu  Apis dorsata tersebut ditemukan berada pada pohon

    yang sudah mati dan ada juga pada pohon yang masih hidup. Habitat hidup lebah

    madu yang ditemukan dilakukan dengan 3 teknik, dimana dengan 2 teknik

     pancingan yaitu teknik suar dan teknik sunggau sedangkan 1 lagi dengan teknik

    alami. Teknik sunggau adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memancing

    adanya lebah madu dengan kayu yang tumbang secara alami atau dengan kayu

    yang dipotong sebagian akarnya agar dapat tumbang dengan kemiringan kayu

    sekitar 45o  tetapi kayu tersebut masih hidup, teknik ini ini dijumpai di Desa

    Kacung pada titik koordinat S 01o 53’ 208’’ E 105031’760’’. Teknik suar adalah

    suatu teknik untuk memancing lebah madu dengan kayu yang sudah mati, dimana

     posisi kayu dimiringkan dengan kemiringan sekitar 45o  agar lebah dapat

    membuat sarangnya, teknik ini berada pada titik koordinat S 01053’302’’ E

    105031’806’’. Teknik alami adalah suatu teknik dimana lebah madu membuat

    sarangnya pada kayu yang masih hidup dan menjulang keatas tanpa adanya teknik

     pancingan, teknik ini berada pada titik koordinat S 01053’197” E105031’668”. 

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    22/29

    22

    Gambar 1. Teknik Sunggau Gambar 2. Teknik Alami

    Lebah madu  Apis dorsata  pada teknik sunggau ditemukan pada pohon

     pelempang putih yang tumbang tetapi masih hidup dimana arah sarang lebah

    madu pada teknik ini yaitu ke arah utara, pada teknik suar lebah madu ini

    ditemukan pada pohon mentepung dengan arah sarangnya yaitu ke arah barat

    sedangkan pada teknik alami ditemukan pada pohon pules dengan arah sarangnya

    yaitu ke arah selatan. Diduga arah sarang lebah pada masing-masing teknik

    tersebut mengarah pada sumber pakan lebah tersebut.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor

    yang mempengaruhi keberadaan sarang lebah pada habitat tersebut, dimana faktor

    tersebut dibagi menjadi faktor biotik (tumbuh-tumbuhan) dan faktor abiotik (suhu

    udara, kelembaban dan intensitas cahaya).

    Menurut Suranto (2004), salah satu syarat hidup lebah adalah adanya

    tumbuhan. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di

    daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah kutub tidak ada tumbuhan yang

    menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah dapat berkembang biak

    dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai sumber

     pakan tersedia terus. Menurut Sihombing (1997)   berbagai sumber tanaman

    disekitar habitat diketahui sebagai sumber pakan lebah, yang meliputi tanaman

     buah-buahan dan bunga-bungaan. Selain memanfaatkan sumber pakan yang ada

    disekitar habitat, lebah madu juga mampu mengambil nektar dan serbuk sari dari

    tumbuhan di luar habitat. Jarak jangkau antara koloni lebah madu dengan sumber

     pakan yang efisien adalah kurang dari 750 meter (Sihombing 1997).

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    23/29

    23

    Berdasarkan perbedaan jumlah jenis tumbuhan, pada teknik suar

    ditemukan paling banyak jumlah jenisnya dengan jumlah 267, sementara pada

    teknik alami ditemukan paling sedikit jumlah jenisnya dibandingkan dengan

    vegetasi pada habitat teknik lainnya. Sedangkan berdasarkan perbedaan jenis,

    diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan pada habitat lebah madu alami

    (17 jenis) lebih tinggi dibandingkan dengan teknik sunggau (13 jenis) dan pada

    teknik suar (7 jenis).

    Berdasarkan hasil pengamatan bahwa vegetasi pada teknik suar memiliki

     jumlah jenis tumbuhan yang paling banyak. Hal ini disebabkan karena struktur

    tanah disekitar teknik suar lebih baik, tidak terlalu kering dan tidak terlalu

    tergenang air, sehingga diperkirakan kondisi seperti itu tempat yang cocok untuk

    tumbuhnya tumbuh-tumbuhan tersebut. Sementara vegetasi pada habitat teknik

    Sunggau tidak terlalu banyak dikarenakan kondisi lingkungan yang lembab dan

    tergenang air sehingga memungkinkan hanya tumbuh-tumbuhan air yang mampu

    hidup dengan baik pada habitat ini sedangkan vegetasi pada habitat teknik alami

    yang paling sedikit, hal ini dikarenakan kondisi lingkungan yang sedikit lembab

    dan sedikit kering. Tingginya keragaman tumbuhan pada habitat lebah madu

    alami dibandingkan dengan teknik lainnya bisa disebabkan oleh kondisi

    lingkungan yang mendukung. Semakin banyaknya jenis tumbuhan pada habitat

    lebah madu maka semakin baik pula kondisi habitat lebah madu tersebut.

    Tumbuh-tumbuhan tersebut selain sebagai pelindung sarang lebah madu juga

    dapat digunakan sebagai sumber nektar bagi madu tersebut.

    Hasil perhitungan keanekaragaman secara keseluruhan pada masing-

    masing teknik pengamatan memiliki keanekaragaman yang rendah. Terlihat

    adanya perbedaan antara habitat pada teknik suar, sunggau dan alami. Nilai indekskeanekaragaman Shannon-Wiener  pada tingkat semai dan tingkat pancang

    tertinggi adalah pada teknik suar (0,60) dan pada teknik alami (0,64). Menurut

    Asrianny et al (2008) H’< 1 keanekaragaman rendah, H’ 1-3 tingkat

    keanekaragaman sedang dan H’> 3 keanekaragam tinggi. Odum (1971)

    menyatakan semakin tinggi nilai keanekaragamannya semakin tinggi juga tingkat

    keanekaragamannya, namun sebaliknya jika nilai H’ semakin rendah maka tingkat

    keanekaragamannya semakin rendah juga.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    24/29

    24

    Kemerataan jenis ( Evenness) dihitung untuk mengetahui derajat

    kemerataan jenis pada lokasi penelitian (Odum 1971). Jika nilai kemerataan jenis

    (e)semakin mendekati satu maka tingkat persebarannya semakin merata dan

     begitu sebaliknya jika mendekati nol maka tingkat kemerataanya rendah. Pada

    tingkat semai teknik yang memiliki kemerataan jenis tertinggi adalah teknik suar

    (0.31) kemudian teknik sunggau (0.22) dan yang terakhir teknik alami (0.17).

    Sedangkan pada tingkat pancang kemerataan jenisnya tidak terlalu berbeda karena

    teknik alami (0.36) dan teknik sunggau (0.34) sedangkan teknik Suar tidak ada.

    Adanya perbedaan tingkat kemerataan disetiap habitat pada teknik-teknik tersebut

    dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan beserta kondisi lingkungan yang berbeda.

    Perbedaan dari tingkat keanekaragaman dan kemerataan tumbuhan pada

    setiap habitat di masing-masing teknik juga mempengaruhi keberadaan sarang

     pada suatu habitat. Hal ini diduga karena dengan semakin tingginya tingkat

    keanekaragaman dan tingkat kemerataan tumbuhan pada suatu habitat

    memungkinkan untuk lebah madu membuat sarang pada tempat tersebut. Dimana

    semakin tingginya tingkat keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan

    tersebut dapat memberikan nektar yang banyak. Pada teknik suar ditemukan

     jumlah jenis tumbuhan paling banyak sehingga menyebabkan lebah madu

    membuat sarang yang lebih besar dibandingkan dengan teknik lainnya. Hal ini

    diduga karena ketersediaan nektar di sekitar teknik suar lebih banyak.

    Lebah madu ( Apis dorsata) menghisap nektar bunga pohon pelawan (T.

    merguensis). T. merguensis merupakan tumbuhan penghasil nektar yang

    dimanfaatkan sebagai makanan bagi lebah yang menghasilkan madu pelawan. T.

    merguensis ditemukan dalam jumlah sedikit dan hanya ditemukan di satu habitat

    yaitu pada teknik sunggau dengan jumlah 21 batang. Tumbuhan ini memilikiindeks keanekaragaman (0,18) dan indeks kemerataan (0,10). Terlihat bahwa

    sedikitnya jumlah dari pohon pelawan disekitar habitat lebah tersebut, meskipun

    demikian lebah madu ( Apis dorsata) tetap mencari nektar bunga pohon pelawan

    diluar habitatnya sehingga dapat menghasilkan madu pelawan.Hasil pengamatan

    dilapangan menunjukan bahwa sebaran pohon pelawan di sekitar teknik sunggau

    terlihat lumayan jauh berkisar antara 7-10 m.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    25/29

    25

    Faktor  –   faktor abiotik yang mempengaruhi habitat lebah madu adalah

    faktor suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya. Suhu yang di temukan pada

    habitat lebah madu dengan teknik suar, sunggau, dan alami adalah 41 oC, 40oC,

    dan 31oC. Hal tersebut membuktikan bahwa lebah madu hidup pada suhu yang

    sangat tinggi dan panas. Sarwono (2001) mengatakan habitat yang cocok untuk

    lebah madu dicirikan dengan suhu ideal tempat yang cocok bagi lebah adalah

    sekitar 26oC, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 oC

    lebah masih bisa beraktifitas. Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka,

     jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya. Menurut

    (Sumoprastowo dan Suprapto 1993) pertumbuhan lebah madu dapat hidup tanpa

    air sedikitpun dalam tubuhnya dan bertahan di suhu sekitar 100oC sampai -270oC.

    Murtidjo (1991) mengatakan bahwa lebah madu  A. dorsata dapat dipelihara baik

    di dataran tinggi, maupun dataran rendah. Menurut Murtidjo (1991), pada

    temperatur 20°C lebah madu mulai aktif dalam usahanya memperoleh nektar dan

     pollen, namun waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh nektar dan pollen

    relatif pendek, sedangkan pada temperatur sekitar 30°C lebah sangat aktif mencari

    nektar atau pollen namun waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif

    lama. Menurut Suranto (2004), suhu sarang harus 35o

    C selama sepuluh bulan

     pada tahun tersebut.

    Kelembaban habitat lebah madu dari teknik suar, sungau dan alami adalah

    86%, 85%, dan 82%. Artinya habitat lebah madu dapat bertahan pada kelembaban

    yang tinggi yang memungkinkan keadaan tersebut dalam keadaan yang lembab.

    Menurut Sarwono (2001) lokasi lebah biasanya terdapat pada suhu udara 20-34oC

    dengan kelembaban 70-80% yang jauh dari bau dan asap yang menyengat.

    Menurut Jumar (2000) kandungan air dalam tubuh lebah sangat bervariasi,umumnya berkisar antara 50-90% dari berat tubuh. Berdasarkan hasil penelitian

    ditemukan bahwa kelembaban habitat lebah madu pada masing-masing teknik

    sangat mendukung sesuai dengan literatur dengan kelembaban yang tinggi yaitu

    86% pada teknik alami, 85% pada teknik sunggau dan 82% pada teknik suar.

    Perbedaan kelembaban dari ketiga habitat lebah tersebut tidak terlalu berbeda

    karena pada habitat lebah pada masing-masing teknik menunjukkan tempat yang

     banyak digenangi air tawar di sekelilingnya. Menurut Sumoprastowo (1993) lebah

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    26/29

    26

    akan berusaha menyeimbangkan kandungan air dalam tubuhnya untuk bertahan

    hidup pada kelembaban yang rendah. Kelembaban juga berpengaruh pada

    kemampuan bertelur dan pertumbuhan serangga.

    Intensitas cahaya dari habitat lebah madu yang ditemukan pada teknik suar,

    sunggau dan alami adalah 0,6, 0,24 dan 0,27. Artinya keadaan intensitas cahaya

    yang ditempati lebah madu pelawan sangat rendah sehingga matahari tidak masuk

    kedalam habitat tersebut. Sarang lebah madu membutuhkan tempat yang tidak

    terlalu menyengat matahari tetapi cukup untuk menghangatkan sarang lebah. Hal

    tersebut diduga terjadi karena keadaan semai dan pancang yang mengelilingi

    habitat dari lebah madu pelawan sehingga cahaya matahari sangat rendah

    kemungkinan untuk menembus habitat tersebut. Hasil tersebut menunjukkan

     bahwa habitat lebah madu akan sangat berpengaruh terhadap faktor  –   faktor

    lingkungan berupa faktor abioktik dan biotik seperti yang telah diketahui. Hasil

    dari penelitian ini dibuat sebagai acuan dasar untuk melakukan penelitian

    selanjutnya.

    Potensi Apis dorsata sangat terkait dengan konservasi hutan, karena hutan

    sebagai habitat berbagai jenis tanaman hutan yang bunganya merupakan sumber

     pakan lebah (nektar). Disamping itu, lebah hutan menjadi agen penyerbukan

    (polinator) bagi tanaman hutan. Proses saling ketergantungan antara lebah dengan

    hutan memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dalam konteks ini, lebah hutan

    dapat berfungsi sebagai agen penyelamat hutan sebab keberadaan lebah hutan

    sangat tergantung pada hutan. Oleh karena itu diperlukan kesadaran masyarakat

    untuk menjaga hutan. Bagi hutan di Desa Kacung, keberadaan  Apis dorsata  juga

    menjadi faktor penting karena jika tanpa lebah hutan maka proses keberlanjutan

     jenis vegetasi akan berkurang secara sistemik seiring hilangnya polinator .Berdasarkan hasil pengamatan habitat yang paling baik sebagai tempat

     bersarang lebah madu untuk konservasi yaitu pada pohon pules, vegetasi

    tumbuhan yang banyak dan faktor lingkungan seperti suhu yang rendah,

    kelembaban yang tinggi dan intensitas cahaya yang sedang.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    27/29

    27

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Keberadaan habitat lebah penghasil madu pelawan dipengaruhi oleh

     beberapa faktor yaitu faktor biotik seperti tumbuh-tumbuhan dimana tingkat

    keanekaragaman dan tingkat kemerataan tumbuhan serta jumlah pohon pelawan

    yang terdapat pada habitat sangat mempengaruhi habitat lebah madu pelawan.

    Saran

    Untuk mendapatkan data tentang habitat lebah madu pelawan di Desa

    Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat diperlukan penelitian yang

    lebih lanjut tentang identifikasi lebah (Apis dorsata) penghasil madu pelawan di

    Desa Kacung Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat. Selain itu juga

    diharapkan agar penelitian ini menjadi acuan dasar bagi peneliti selanjutnya. Oleh

    karena itu kritik dan saran penyusun harapkan agar dapat memperbaiki dan

    menambah data informasi di masa mendatang. 

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    28/29

    28

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Henny Helmi,

    M. Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Ibu Nur Annis Hidayati, M. Sc selaku Dosen

    Pembimbing, Bapak Budi Afriyansyah, M. Si dan Bapak Yanto selaku Pemandu

     jalan yang turut mendampingi kami di lapangan dan semua pihak yang turut

    membantu dalam penyelesaian laporan studi lapang ini.

  • 8/19/2019 IDENTIFIKASI HABITAT LEBAH (Apis dorsata) PENGHASIL MADU PELAWAN DI DESA KACUNG KECAMATAN KELAPA KABU…

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    Asrianny et al . 2009.Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Liana (Tumbuhan

    memanjat) pada Hutan Alam di Hutan Pendidikan Universitas

    Hasanuddin. Jurnal Perennial , 5 (1) : 23-30

    Jacobus. 2009.  Lebah Madu Hasil Ikutan dan Ternak Harapan. Mustang,

    Jakarta.

    Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

    Murtidjo. 1991. Memelihara Lebah Madu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

    Odum PE. 1971. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: University Press

    Rusfidra A. 2006. Tanaman Pakan Lebah Madu.

    http://www.bunghatta.info/content.php.article.141.2. [16 Mei 2014].

    Sarwono B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.

    Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogjakarta: Gajah

    Mada University Press,

    Siswowijoto A. 1991.  Bahan Kuliah Lebah Madu  ( Apis cerena  L). Bandung :

    PAU Bidang Hayati ITB.

    Sumoprastowo, R. M., supranto, R. A. 1993. Beternak Lebah Madu Modern.

    Jakarta: Bhratara

    Suranto. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal . Jakarta: Agromedia Pustaka

    http://www.bunghatta/http://www.bunghatta/