2
~ibull Jabar eCUNPAD ) O@N UNPAO~ C) • Senin referat Oleh MUHAMAD ADJI* Dosen Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran dan mahasiswa Program Doktor Kajian Budaya Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran TIDAK dapat dimungkiri, peristiwa Sumpah Pemuda 1928 telah menjadi sejarah sekaligus mitos dalam kehi- dupan kita. Sebab, ia mene- gaskan be tap a kekuatan ka- urn muda begitu besar pe- rannya dalam menopang te- gaknya sebuah bangsa. Maka, setiap tahun kita memperi- ngatinya sebagai bagian dari sejarah yang mendasari lahir- nya sebuah bangsa. Dengan tiga pilar: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa per- satuan, ia menjadi magnet yang menyatukan berbagai etnis, keyakinan, dan berbagai kepentingan yang mendasari pendirian negara Indonesia yang berdaulat dari segala bentuk penindasan. Narnun, perjuangan kaum Indonesia dalam mer urn us- kan konsep suatu bangsa tidak bisa dilihat hanya dalam bentuknya yang telah jadi seperti saat ini. la tidak bisa dilihat layaknya makanan ins tan yang dalam hitungan waktu telah berbentuk pro- duk jadi. Perjuangan itu telah melalui proses dialektika yang panjang. Seperti yang dika- takan Frans Magnis Suseno (2011), kebangsaan Indonesia bukan sesuatu yang alami yang didasarkan oleh adanya satu bahasa dan satu buda a yang lantas diungkapkan da- lam kesatuan negara yang bernama Indonesia. Kebang- saan Indonesia berangkat dari pengalaman manusia yang sama: mengalami ketertinda- san bersama dan pengalaman ketidakadilan yang diderita bersama. Pengalaman yang sama ini memunculkan pera- saan yang satu. Layaknya sebuah momentum, maka ia sejatinya harus dilihat sebagai bagian dari proses dialektika dalam memaknai sebuah bangs a, memaknai arti kemerdekaan, dan memaknai persatuan dalam keanekara- gaman. J alan Berliku Sebelum dikekalkan dalam mitos sebagai tonggak bang- sa, banyak jalan yang telah dilewati oleh kaum muda In- donesia, baik melalui jalan . yang mudah maupun berisiko. Sebagian melalui jalan terbuka yang dikenal massa, namun ada pula yang memilih me- lalui jalan yang sunyi. Soe- karno, Moch. Hatta, Syahrir, adalah tokoh-tokoh pemuda yang dikenal baik pada masa itu karena sosoknya yang , selalu berada di depan dalam kaum muda. Ketiga sosok pemuda tersebut lekat dalam berbagai wacana kebangsaa1\, pun tidak terkecuali dalam dunia sastra. Dalarn puisi heroik Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar yang sering dibacakan siswa dalam mo- men-moment mengenang peristiwa kebangsaan, me- reka dihidupkan sebagai to- koh-tokoh muda yang harus terus dijaga keberadaannya. Namun, di sisi lain, ada pula yang menyepi dari kerumu- nan massa, tetapi tetap ber-' juang bagi bang- sanya dengan ga- gasan-gagasannya yang bernas ten- tang Indonesia. Me- reka memilih ber- juang sendirian, te- tapi gagasan-gaga- san mereka masih tetap hid up da- lam konteks ma- sa kini. Tan Ma- laka mungkin sa- lah satu nama yang berada di jalan .itu. Di luar itu semua, sosok Minke mungkin tidak akan dikenal da- lam sejarah perjuangan pemuda Indonesia. Bu- kan hanya karena ia ti- dak populer, melainkan karena ia bukan tokoh nyata. la adalah tokoh fiksional dalam tetralogi Pulau Buru karya Pra- moedya Ananta Toer, karya sastra kanon ,yang sempat dila- rang terbit dan be- redar pada masa rezim Orde Baru. Nama lengkap Min- ke adalah Raden Tirto Adi Suryo. Na- ma ini pun tidak ak- rab dalam sejarah ke- bangsaan kita, pad ahal ia merupakan tokoh pers Indo- nesia pertama yang merintis jalan pembentukan gerakan kebangsaan.Pramoedyayang juga menulis biografi Raden Tirto Adi Suryo, menjadikan tokoh sejarah tersebut sebagai model tokoh fiksionalnya dengan tujuan untuk meng- hidupkan peran tokoh mud a tersebut dalam memori kolek- tif bangsa Indonesia. Perjalanan Minke menjadi penanda [alan panjang yang dilalui oleh kaum muda Indo- nesia. la menyadarkan kita arti perjuangan kebangsaan yang sesungguhnya. Dari Minke, yang seorang siswa HBS, kita menjadi tahu bahwa perjuangan kebangsaan itu tidak bisa dilakukan jika kita masih menggunakan perspek- tif penguasa kolonial masa itu. Perjuangan yang sesungguh- nya adalah perjuangan meli- batkan diri dengan tanah air, .melibatkan diri dalam pera- saan senasib yang mengikat- kan diri pada penderitaan rakyat. Ketidakadilan yang sering diterima bangsa Indonesia sebagai warga kelas dua bah- kan kelas kesekian di tanah air sendiri merupakan kenyataan yang tidak terelakkan yang dialami oleh bangs a Indone- sia. Sebagai anak Bupati, Minke pun mendapat keistimewaan dari politik etis Belanda dengan diperbolehkan mencicipi pendidikan Belanda. Na- mun, kehormatan itu sekaligus membu- ka borok pe- merintah ko- lonial karena di. sanalah k e t i d ak- adilan Kliping Humas Onpad 2

~ibull Jabar C O@N - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/tribunjabar... · Oleh MUHAMAD ADJI* DosenFakultasSastra Universitas Padjadjaran dan ... Tirto

  • Upload
    lyxuyen

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

~ibull Jabar eCUNPAD )O@N UNPAO~C )

• Senin

referat

Oleh MUHAMAD ADJI*Dosen Fakultas Sastra

Universitas Padjadjaran danmahasiswa Program DoktorKajian Budaya Fakultas

Sastra UniversitasPadjadjaran

TIDAK dapat dimungkiri,peristiwa Sumpah Pemuda1928 telah menjadi sejarahsekaligus mitos dalam kehi-dupan kita. Sebab, ia mene-gaskan be tap a kekuatan ka-urn muda begitu besar pe-rannya dalam menopang te-gaknya sebuah bangsa. Maka,setiap tahun kita memperi-ngatinya sebagai bagian darisejarah yang mendasari lahir-nya sebuah bangsa. Dengantiga pilar: satu tanah air, satubangsa, dan satu bahasa per-satuan, ia menjadi magnetyang menyatukan berbagaietnis, keyakinan, dan berbagaikepentingan yang mendasaripendirian negara Indonesiayang berdaulat dari se galabentuk penindasan.Narnun, perjuangan kaum

Indonesia dalam mer urn us-kan konsep suatu bangsatidak bisa dilihat hanya dalambentuknya yang telah jadiseperti sa at ini. la tidak bisadilihat layaknya makananins tan yang dalam hitunganwaktu telah berbentuk pro-duk jadi. Perjuangan itu telahmelalui proses dialektika yangpanjang. Seperti yang dika-takan Frans Magnis Suseno(2011), kebangsaan Indonesiabukan sesuatu yang alamiyang didasarkan oleh adanyasatu bahasa dan satu buda a

yang lantas diungkapkan da-lam kesatuan negara yangbernama Indonesia. Kebang-saan Indonesia berangkat daripengalaman manusia yangsama: mengalami ketertinda-san bersama dan pengalamanketidakadilan yang dideritabersama. Pengalaman yangsama ini memunculkan pera-saan yang satu. Layaknyasebuah momentum, maka iasejatinya harus dilihat sebagaibagian dari proses dialektikadalam memaknai sebuahbangs a, memaknai artikemerdekaan, dan memaknaipersatuan dalam keanekara-gaman.Jalan Ber likuSebelum dikekalkan dalam

mitos sebagai tonggak bang-sa, banyak jalan yang telahdilewati oleh kaum muda In-donesia, baik melalui jalan .yang mudah maupun berisiko.Sebagian melalui jalan terbukayang dikenal massa, namunada pula yang memilih me-lalui jalan yang sunyi. Soe-karno, Moch. Hatta, Syahrir,adalah tokoh-tokoh pemudayang dikenal baik pada masaitu karena sosoknya yang ,selalu berada di depan dalamkaum muda. Ketiga sosokpemuda tersebut lekat dalamberbagai wacana kebangsaa1\,pun tidak terkecuali dalam

dunia sastra. Dalarn puisiheroik Krawang-Bekasi karyaChairil Anwar yang seringdibacakan siswa dalam mo-men-moment mengenangperistiwa kebangsaan, me-reka dihidupkan sebagai to-koh-tokoh muda yang harusterus dijaga keberadaannya.N amun, di sisi lain, ada pula

yang menyepi dari kerumu-nan massa, tetapi tetap ber-'juang bagi bang-sanya dengan ga-gasan-gagasannyayang bernas ten-tang Indonesia. Me-reka memilih ber-juang sendirian, te-tapi gagasan-gaga-san mereka masihtetap hid up da-lam konteks ma-sa kini. Tan Ma-laka mungkin sa-lah satu namayang berada di jalan.itu.

Di luar itu semua,sosok Minke mungkintidak akan dikenal da-lam sejarah perjuanganpemuda Indonesia. Bu-kan hanya karena ia ti-dak populer, melainkankarena ia bukan tokohnyata. la adalah tokohfiksional dalam tetralogiPulau Buru karya Pra-moedya Ananta Toer,karya sastra kanon,yang sempat dila-rang terbit dan be-redar pada masarezim Orde Baru.Nama lengkap Min-ke adalah RadenTirto Adi Suryo. Na-ma ini pun tidak ak-rab dalam sejarah ke-

bangsaan kita, pad ahal iamerupakan tokoh pers Indo-nesia pertama yang merintisjalan pembentukan gerakankebangsaan.Pramoedyayangjuga menulis biografi RadenTirto Adi Suryo, menjadikantokoh sejarah tersebut sebagaimodel tokoh fiksionalnyadengan tujuan untuk meng-hidupkan peran tokoh mud atersebut dalam memori kolek-tif bangsa Indonesia.Perjalanan Minke menjadi

penanda [alan panjang yangdilalui oleh kaum muda Indo-nesia. la menyadarkan kitaarti perjuangan kebangsaanyang sesungguhnya. DariMinke, yang seorang siswaHBS, kita menjadi tahu bahwaperjuangan kebangsaan itutidak bisa dilakukan jika kitamasih menggunakan perspek-tif penguasa kolonial masa itu.Perjuangan yang sesungguh-nya adalah perjuangan meli-batkan diri dengan tanah air,.melibatkan diri dalam pera-saan senasib yang mengikat-kan diri pada penderitaanrakyat.Ketidakadilan yang sering

diterima bangsa Indonesiasebagai warga kelas dua bah-kan kelas kesekian di tanah airsendiri merupakan kenyataanyang tidak terelakkan yangdialami oleh bangs a Indone-sia. Sebagai anak Bupati, Minkepun mendapat keistimewaandari politik etis Belanda dengandiperbolehkan mencicipi

pendidikan Belanda. Na-mun, kehormatan itu

sekaligus membu-ka borok pe-merintah ko-lonial karenadi. sanalahk e t id ak-adilanKliping Humas Onpad 2

itu terbuka dengan nyata. Kesadaran akan tanah airNama Minke yang diberikan yang satu, bangsa yang satu,oleh gurunya yang merupa- bahasa yang satu, sejatinyakan plesetan dari kata mon- masih menjadi bagian darikey menunjukkan bahwa kesadaran kita saat ini.Dalambangsa pribumi tetap dipan- konteks ruang dan waktudang rendah oleh banl?sa yang berbeda, pernyataankolonial sehingga tidak akan " yang merupakan janji parapernah mendapatkan kedu- pemuda 83 tahun lalu harusdukan yang setara. dimaknai kembali dalam kon-Maka, dari kenyataan yang teks masa kini. Kesadaran

mengiris itu, Minke sadar yang melibatkan diri denganbahwa kemerdekaan harus keinginan dan harapan rakyatdiperjuangkan. Perjuangan semestinya masih menjadiyang dilakukan Minke adalah jiwaperjuangan pemuda masamelakukan proses penyada- kini. .ran, melalui tulisan di surat [ejak pemuda masa lalukabar yang berbahasa Mela- dengan berbagai peran yangyu, bukan bahasa Belanda mereka lakukan telahmenjadiyangselamainidiakrabiMinke memori kolektif masa kini.sejak keeil dan tertanam di Akan tetapi, sejauh manakahbenaknya sebagai lingua fran- kita telah memaknai jejakca.Pemakaian bahasa Belanda langkah yang telah merekadisadari Minke menjadikan- torehkan?nya tidak bisa lepas dari para- Apakah yang telah kita isidigma bahasa itu sendiri. sebagai penerus langkah me-Sebab, bagaimana kita me- reka? Penyadaran yang dila-mandang sesuatu, itu tidak kukan olehMinkemerupakanbisa dilepaskan dari bahasa sebuah ikhtiar untuk me-(KevinO'Donnel, 2009). ngajak bangsa Indonesia me-Bahasa tidak hanya berarti natap dirinya sendiri. Mere-

alat untuk menyampaikan nungi posisinya di rumahnyasesuatu, tetapi, dengan baha- sendiri dan memperjuangkansa, kita juga sedang mengon- hak-hak yang semestinyastruksi sesuatu. Mengguna- dimiliki oleh pemilik rumahkan bahasa Belanda berarti itu.sedang memperbineangkan Masa imperialismememangbangsa pribumi dalam kon- telah berakhir. [ika Soekarnostruksi penguasa kolonial. (1958) pernah mengatakanKarena konstruksi penguasa bahwa hakikat perjuangankolonial sangat mengandung suatu bangsa adalah perjua-bias atas pribumi, maka baha- ngan melawan imperialisme,sanya pun pasti akan me- maka dalam konteks saat ini,ngandung bias. Oleh karena yang perlu dilakukan adalahitu,Minkememutuskan meng- merenungi untuk menginter-gunakan bahasa Me)ayu ka- pretasikanhakikatperjuanganrena dengan eara itulah dia itu sendiri. Globalisasi me-bisa memandang bangsanya mang telah mengaburkandengan bahasa sendiri, seka- batas-batas tanah air, batas-ligus mengikatkan rasa ke- batas bangsa, serta batas-batasbangsaannya dengan kehi- bahasa.dupan bangsa Indonesia yang Ruang dunia yang semakinsesungguhnya.. terbuka semakin mengabur-Keputusan Minke untuk kan identitas seperti yang

tidak lagimenggunakan baha- didengungkanpara pemuda disa Belanda dalam mengung- tahun 1928 itu. Akan tetapi,kapkan gagasannya paralel yangmasihmenjadipersoalandengan kesadaran pemuda penting adalahbagaimana kitapada masa itu, yang menja- memaknai globalisasi seearadikan bahasa sebagai salah proporsional dengan tetappoin pernyataan yang ter- meletakkan diri kita padatuang dalam peristiwa Sum- tanah mana kita berpijak.·pah Pemuda.Maka,bahasa In- Dengan itu, kesadaran satudonesia sebagai bahasa persa- - tanah air, satu bangsa, dantuan yang dideklarasikan para satu bahasa, tetap menjadipemuda pada 28Oktober 1928 kesadaran kolektif yang me-juga merupakan bentuk kesa- nunjukkan siapa diri kita dandaran politik. Meskipun jauh kemana keberpihakan kita.setelah itu Indonesia baru Seharusnya di ruang itulahmeraih., kemerdekaannya, pemuda P1--""" ldn; rnpn<>m-tidak dapat disangkal bahwa patkan dirinya.Mengisiruangpergerakan para pemuda kemerdekaan tidak hanyatelah menjadi cikal bakal se- berarti melibatkan diri dalambuah kesadaran akan negeri ruang-ruang yang diciptakanyang berdaulat, yang didasari oleh oleh ruang dan waktuoleh semangat kebangsaan masa ini. Mengisi ruang ke-dan bahasa persatuan. merdekaan berarti juga peka__ L_an_g~k_a_h_P_e_m_u~d_a_H_a_r_i~I_n~i~......;d~a::on_b•..e:::.:r~usahame~aharni Rer-

soalan-persoalan yang melilitbangsa Indonesia saat ini.Persoalan yangmelilit Indo-

nesia saat ini masih berada, dalam ruar-g tunggu kemer-dekaan. Persoalan kemis-kinan, ketidakadilan, danmental korup yang tidakpernah lekang oleh waktu(bahkan oleh reformasi se-kalipun), merupakan feno-mena yang masih sangat kasatmata. la terentang mulai dariproduk UU yang sering me-rugikan rakyat, kebijakanpemerintah yang memanja-kan pihak asing, sampai padapeqerapan dan pengawasanhukum yang lemah. Semua-nya itu masih menjadi pe-kerjaan rumah bangsa Indo-nesia sampai hari ini, di usia-nya yang telah melewati 66tahun.Oleh karena itu, langkah

yang harus diretas oleh kaummuda Indonesia adalah me-nerjemahkan kembali tigapernyataan keramat yangtertuang dalam sejarah per-juangan pemuda itu ke dalamkonteks persoalan keindone-siaan saat ini.Termasuk pula menginter-

nalisasikannya dalam dirisehingga pemuda Indonesiatidak menjadi objek dari sis-tern, tetapi subjek yang dapatmengubah sistem.Dengan demikian, kaum

muda Indonesia diharapkanakan menjadi manusia-ma-nusia yang integratif dalammemandang dirinya danbangsanya, bukan manusiayang eaeatmental yang beranimengorbankan .kepentinganbangsa untuk kepentingan dirisendiri. Tentu kita tidak maujika kaum muda masa inidirepresentasikan oleh Mu-hammad Nazaruddin danGayus Tambunan, bukan? ***