7
PENGENDALIAN HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN PERKEMBANGAN POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus merupakan salah satu hama penting yang sering menimbulkan kerusakan pada tanaman pangan.beberapa tanaman buah-buahan, dan tanaman perkebunan. Tikus sawah lebih sering merusak pada tanaman padi dan palawija hingga kerusakannya bisa mencapai 75% , bahkan adavyang tidak menyisakan panen (puso). Serangan tidak terbatas di sawah dan lading, tetapi rumah dan gudang penyimpanan gabah dan beras juga menjadi sasarang. Usaha untuk mengendalaikan tikus seringkali dihadapkan pada berbagai kendala, diantaranya masih banyak petani masih bamyak petani yang enggan membunuh tikus. Hal ini terkait dengan adanya mitos,“apa bila memberantas tikus maka populasi tikus bertambah banyak”. Ber Latar belakang permasalahan tersebut, sangat erat kaitannya dengan penurunana hasil produksi yang di akiabatkan serangan tikus, maka dibuatalah makalah ini agar dapat mengendaliakn hama tikus dipersawahan, serta dapat meninkatkan hasil produksi.. Demikian makalah ini saya buat agar dapat bermamfaat bagi masyarakat dalam mengendalikan hama tikus. Kritik dan saran yang positif sangat kami harap kan untuk memperbaiki makalah ini Penulis, Eko sukmawanto Basri, PENGENDALIAN HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN PERKEMBANGAN POPULASI TIKUS I. PENDAHULUAN Di Indonesia tecatat tidak kurang dari 150 spesies tikus, kira-kira 50 spesies diantaranya termasuk kedalam Bandikota, Rattus dan , Mus family Muridae. Dari 50 spesies tersebut terdapat 10 spesies yang berperan sebagai hama, khususnya sebagai hama pertanian . Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama dari golongan vertebrata yang hampir sepanjang musim Tanam menimbulkan kerugian pada tanaman pangan,hortikultura,perkebunan. Tikus termasuk pemakan segala (omnivore) dengan mudah beradaptasi terhadap segala macam kondisi lingkungan. A. SIFAT KHAS TIKUS: 1. Gignya selalu tumbuh sehingga selama hidupnya selalu menggigit/mengerat, sebab kaliau tidak , gignya dapat mencapai 9 inchi. 2. Sangat peka terhadap ras lapar. 3. Tikus muda sangat sensitif terhadap kandungan air dan kelembaban. 4. Sangat

ian HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN an POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus Merupakan Salah Satu Hama Penting Yang Sering Menimbulkan Kerusakan Pada Tanaman Pangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ian HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN an POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus Merupakan Salah Satu Hama Penting Yang Sering Menimbulkan Kerusakan Pada Tanaman Pangan

PENGENDALIAN HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN PERKEMBANGAN POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus merupakan salah satu hama penting yang sering menimbulkan kerusakan pada tanaman pangan.beberapa tanaman buah-buahan, dan tanaman perkebunan. Tikus sawah lebih sering merusak pada tanaman padi dan palawija hingga kerusakannya bisa mencapai 75% , bahkan adavyang tidak menyisakan panen (puso). Serangan tidak terbatas di sawah dan lading, tetapi rumah dan gudang penyimpanan gabah dan beras juga menjadi sasarang. Usaha untuk mengendalaikan tikus seringkali dihadapkan pada berbagai kendala, diantaranya masih banyak petani masih bamyak petani yang enggan membunuh tikus. Hal ini terkait dengan adanya mitos,“apa bila memberantas tikus maka populasi tikus bertambah banyak”. Ber Latar belakang permasalahan tersebut, sangat erat kaitannya dengan penurunana hasil produksi yang di akiabatkan serangan tikus, maka dibuatalah makalah ini agar dapat mengendaliakn hama tikus dipersawahan, serta dapat meninkatkan hasil produksi.. Demikian makalah ini saya buat agar dapat bermamfaat bagi masyarakat dalam mengendalikan hama tikus. Kritik dan saran yang positif sangat kami harap kan untuk memperbaiki makalah ini Penulis, Eko sukmawanto Basri, PENGENDALIAN HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN PERKEMBANGAN POPULASI TIKUS I. PENDAHULUAN Di Indonesia tecatat tidak kurang dari 150 spesies tikus, kira-kira 50 spesies diantaranya termasuk kedalam Bandikota, Rattus dan , Mus family Muridae. Dari 50 spesies tersebut terdapat 10 spesies yang berperan sebagai hama, khususnya sebagai hama pertanian . Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama dari golongan vertebrata yang hampir sepanjang musim Tanam menimbulkan kerugian pada tanaman pangan,hortikultura,perkebunan. Tikus termasuk pemakan segala (omnivore) dengan mudah beradaptasi terhadap segala macam kondisi lingkungan. A. SIFAT KHAS TIKUS: 1. Gignya selalu tumbuh sehingga selama hidupnya selalu menggigit/mengerat, sebab kaliau tidak , gignya dapat mencapai 9 inchi. 2. Sangat peka terhadap ras lapar. 3. Tikus muda sangat sensitif terhadap kandungan air dan kelembaban. 4. Sangat sensitif terhadap perubahan sesuatu dengan lingkungan. 5. Mempunyai kemampuan untuk berjalan di tempat gelap, dengan memanfaatkan bulu hidung dan bulu tertentu yang menonjol pada seluruh badan. 6. Mempunyai penciuman tajam. 7. Pendengaran sangat tajam karena itu, dapat mengetahui lokasi kedalam gelap dalam tempo singkat. 8. Buta warna, kecuali hijau dan kuning. 9. Binatang nocturnal, dalam keadaan terpaksa dapat berjalan di siang waktu. 10. Binatang omnivorous yang mampu menyusaikan diri dangan keadaan lingkungan yang beragam dan member kesanggupan untuk hidup cosmopolitan. 11. Beberapa jenis dapat hidup sebagai binatang penggali, pemanjat dan sebagainya. B. PERKEMBANGBIAKAN TIKUS: Perkembangbikan tikus umumnya dipengaruhi oleh habitat, makanan, iklim, dan daya tamping daerah. Tikus sawah biasanya mulai bunting apabila sudah tersedia makanan, yaitu pada saat tanaman padi berumur 50 hari – 70 hari. Tikus betina dapat melahirkan anak hingga 4 kali dalam setahun, dengan rata-rata 6 ekor setiap kali melahirkan dan mencapai sebanyak ±2000 ekor tikus dalam setahunnya. Masa hamil tikus mencapai 3 minggu (21 hari). Setelah berumur 8 minggu (58 hari), anak tikus mejadi dewasa Dan kawin untuk berkembang biak. Tikus dapat hidup di lapangan antara 6 bulan – 12 bulan, paling lama 2 tahun.Dari data di atas menunjukkan bahwa 1 pasang tikus, dari bulan ke I sampai dengan bulan ke XIII. Jumlah populasinya menjadi 2.048 ekor, dengan demikian perkembangan tikus dalam 1

Page 2: ian HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN an POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus Merupakan Salah Satu Hama Penting Yang Sering Menimbulkan Kerusakan Pada Tanaman Pangan

tahun cepat sekali. · Kesimpulan : - Tikus dapat berkembang biak dengan cepat sekali apabila didukung dengan tempat tinggal dan makanan yang cukup. - Setiap 3 bulan tikus dapat melahirkan dengan kelahiran rata-rata 6 ekor /induk. C. KERUSAKAN EKONOMI OLEH TIKUS ADA 2 POLA: 1. Pola kerusakan kronik Yaitu kerusakan yang senantiasa ada pada setiap tahun. Mungkin berbagai varitas yang diserang dalam berbagai areal. 2. Pola kerusakan sewaktu – waktu. Erat hubungannya dengan populasi pada areal/luasan yang luas. D. GEJALAH SERANGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH TIKUS: a. Padi Mengoyak tunas muda, memotong-motong tunas yang sudah beruas, memakan malai. Biasanya tingkat serangannya berbeda pada dua fase: Ø Fase vegetative: tidak menimbulkan kerusakan berat, sebab pada rumpun padi yang diserang, masih dapat tumbuh anakan padi yang baru. Ø Fase generative: kerusakan berat dapat terjadi karena tanaman yang terserang tikus sudah tidak mampu membentuk anakan baru. b. Jagung Memakan buah tongkol muda dengan mengoyak –oyak daun pembungkus tongkol (daun klobot). c. Ubi Mengerat ubi d. Tebu Dikeratkan antara buku/ ruas-ruas daun, dikoyak-koyak sampai jatuh ke bawah. E. CARA PENGENDALIAN HAMA TIKUS: 1. Tanam dan panen serempak. D alam satu hamparan,diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus. 2. Sanitasi habitat. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitat utama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebar pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang. 3. Gerakan bersama (grobyokan missal). Gerakan ini dilakuakan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk mengkap /membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, pemburuan dengan anjing, dan sebagainya. 4. Fumigasi /pengemposan. Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakuakan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi. 5. Trap Barrier system (TBS), TBS dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 30 m dapat mengamankan tanaman padi dari serangan tikus 15 ha. Cara lainnya ialah penerapan Linier Trap Barrier system (LTBS). LTBS berupa bentangan pagar plastic/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya dipasang selama 3 malam. 6. Memanfaatkan musuh alami. Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami hama tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dll. 7. Rodentisida, yang merupakan cara ketuju ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaann rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar atau tepi perkampungan. 8. Cara lain dengan memamfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa

Page 3: ian HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN an POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus Merupakan Salah Satu Hama Penting Yang Sering Menimbulkan Kerusakan Pada Tanaman Pangan

digunakan petani setempat, seperti penggenangfan sarang tikus, penjaringan, perangkap, bunyi-bunyian, dll. F. CARA-CARA PENGENDALIAN TIKUS SPESIFIK LOKASI: 1. Pengendalain Tikus dengan Bambu Cara mekanik ini bekerja dengan memamfaatkan umpan yang dipasang pada salah satu ujug bumbung bambu yang menarik tikus untuk masuk ke dalam bumbung bambu selanjunya terperangkap ke dalam kangtun plastic yang dipasang pada ujung bambu lainnya. Bambu yang digunakan ukurannya 2-4 m yang setiap ruas dilubangi, kawat , umpan tampa racun dan kantong plastic yang dipasang pada ujung bambu . 2. Pengendalian Tikus dengan Ubi racun: Cara ini digunakan dengan memnfaatkan ubi racun yang dicincang untuk meracuni tikus sehingga tikus mati. Bahan dan alat yang digunakan terdiri atas ubi racun dan air. Cara pelaksanaan: - Ubi racun sebanyak 3 kg dicincang dan di aduk dengan sedikit air . - Taburkanlah pada tempat-tempat yang sering dilalui tikus atau disekitar liang aktif. - Setelah 3 hari tikus matidan muali ditemukan dilapangan. 3. Pengumpanan Singkong Rebus dan Air Kelapa, serta ubi lainnya: Tikus dapat dikendalikan dengan cara pemberian umpan singkong yang direbus dalam air kelapa disekitar liang tikus, singkong umpan ini mungkin bersifat racun, sehingga menimbulkan kematian bila umpan dimakan tikus. 4. Alat Perangkap Tikus ( kala Celongcong): Petani melakuakn modifikasi alat bubu perangkap ikan menjadi bentuk yang sederhana, mudah dibawah, dan dapat segera membunuh tikus yang tertangkap. Alat tersebut diberi nama “kala celongcong” terbuat dari jarring nillon berukuran lebar 0,5 meter dan panjang 1 meter yang diikatkan ke bumbung bambu atau bekas wadah oli plastik berukuran 15-20cm yang berfungsi sebagai pintu masuk. Tikus yang terperangkap langsung dapat dibunuh. 5. Musuh Alami buatan (Ular Buatan): Pengendaliuan biologi melalui pemberdayaan musuh alami telah dikenal oleh petani. Melalui modifikasi musuh alami, OPT jenis Vertebrata seperti tikus dapat dikelabui dan menjauh dari tanaman yang akan dirusak. Dengan cara membuat “ ular buatan” dari daun nanas yang dicat h “ ular buatan” dari daun nanas yang dicat hitam dan putih secara berselang sehingga Nampak ular belang sawah. Implemetasinya dilapangan dilakuakan dengan cara memasang ular buatan di sekitar tempat lalu lalang tikus atau ditengah sawah. 6. Gerakan Pemburuan Melalui Pengeboran yang didahului penyemprotan limbah cabe rawit: Cara pengendalian mekanis dapat dilakuakan melalui upaya pengrusakan fungsi atau gangguan sistem biologis OPT seperti kepedihan mata, gangguan pencernaan atau gangguan pernafasan. Pengendalian dengan cara grobyokan tikus di malam hari menggunaklan lampu petromak (pengoboran) yang didahului penyemprotan limbah cabe rawit pada sore harinya ( antara pukul 15.00-16.00) dengan konnsentrasi 1 kg limbah cabe rawit ( yang sudah busuk) dalam 1 liter air, dan diaplikasikan dengan dosis cairan semprot 250 cc dalam 18 air tangki sprayer. Penyemprotan limbah cabe rawit di sawah dapat meninggalkan drift dan rawit pada tanaman dan sekitarnya. Saat tikus menyerang tanaman dapat terkena damfak drift atay residu cabe rawit, yang dapat menyebabkan aktivitas tikus menurung, loyo/ tidak lincah. 7. Grobyokan Tikus Sistem Guyur: Gerakan pengendalian tikus dilakuakan secara massal, meliputi areal yang luas, melibatkan berbagai pihak, berkesinanbungan / bekelanjutan, dilakukan sejak dini sebelum tanam, adalah grobyokan atau perburuan massal. Pada masa bera, gerakan massal dengan grobyokan sering dilakuakan melalui berbagai cara antara lain berburu dengan bantuan anjing, pengguyuran dengan air pada liang aktif tikus. Pengguyuran liuang tikus menyebabkan kondisi ruangan

Page 4: ian HAMA TIKUS DAN PERHITUNGAN an POPULASI TIKUS KATA PENGANTAR Tikus Merupakan Salah Satu Hama Penting Yang Sering Menimbulkan Kerusakan Pada Tanaman Pangan

lubang kekurangan udara akibat tergenan air. Dengan kondisi yang demikian, tikus mengalami kesulitan bernafas sehingga berusaha keluar dari liang. Cara penggenangan liang akan baik bila dikombinasikan dengan pemerangkapan menggunakan kal celongcong/bubu perangkap untuk menghadang tikus keluar dari liang, sehingga mudah di bunuh segera. 7. Grobyokan Tikus dan Jaring Karung: Grobyokan dengan cara menggiring tikus ke sudut petakan yang dipasang jarring dari karung plastik bekas urea yang dirangkai / disambung sampai sepanjang 50 meter. Imlementasinya di lapangan dilakuakan dengan cara memasang satu sisi terbuka untuk pintu masuk tikus yang digrobyokan secara beramai-ramai. Agar jarring dapat berdiri tegak dan kokoh, tiap 1-1,5 meter diberi ajir yang ditamcapkan pada sisi pematang bagian dalam. Setengah tikus terperankap pada sisi pematang bagian dalam. Setelah tikus terperangkap, karung digulung selangjutnya tikus dibunuh. DAFTAR PUSTAKA Anomin, -, Perhitungan Populasi Tikus. SL-PHT Depertemen Pertanian. Budi Sumadi, 2010. Cara Efektif Memberantas Tikus Sawah. Pustaka Mina. Jakarta. Maryanto, I 2003. Taxonomic status of the ricefield rat Rattus argentiventer (Robinson and Kloss, 19165) (Rodentia) from Thailand, Malaysia and Indonesia based on morphological variation. Record of the Westem Australian Museum 22:47-65. Ma’unah Anbarwati, SP & Drs. Tigor Sagala. Subdit Sarana pengendalian OPT, Direktorat Perlindungan Tanaman. 2004. Burung Hantu (Tyto alba), Pengendalian Tikus pada Tanaman Pangan. Rochman, Bioekologi Tikus dan pengendaliannya, pasar minggu Jakarta: Direktorat perlingdungan Tanaman Pangan, 1987 . Yulianto, H. Anwar, dan Trie Joko Paryono, 2006. Teknik Baru Perangkap Tikus Sawah. Balai Penkajian Teknilogi Pertanian Jawa Tengah.

Read more at: http://bp3ktellulimpoe.blogspot.com/2011/09/pengendalian-hama-tikus-dan-perhitungan.htmlCopyright www.bp3ktellulimpoe.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution

Read more at: http://bp3ktellulimpoe.blogspot.com/2011/09/pengendalian-hama-tikus-dan-perhitungan.htmlCopyright www.bp3ktellulimpoe.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution