126
I II l

I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

I~ ~ II

~ l

Page 2: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

HADIAH IK.H1AS

nJSAT BAHASA

DEl'ARTEMEN PENDIDIKAN NASfOMM-

CERITA RAKYAT DAN OBJEK PARIWISATADI INDONESIA: TEKS DAN ANALISIS LATAR

PERPUSTAKAAN

BADAN BAHASADEFARTEMEN FENOIDIKAN NAS'ONAL

Maini Trisna JayawatiAtisah

Ni Nyoman Subardini

00049227

PUSAT BAHASA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2003

Page 3: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

ca:to

<r

rr NO

VQ

1

N0\

^r:i—• I

<i: ta.

i3

■c«c:ac:Bar.¥—CO

cHtr:t..ja.

PenyuntingS. Amran Tasai

Pusat BahasaDepartemen Pendidikan Nasional

re Jalan Daksinapati Barat IVN' Rawamangun, Jakarta 13220

'A• . i

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyakdalam beniuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali

dalam hal pengutipan untuk keperluan artikelaiau karangan ilmiah.

Kaialog dalam Terbitan

899.204 992 1

JAYk

PERPUSfAKAAN aAHASA

KD-ft'""'*"' No.

^

JAYAwai'i,' fvlaini InsnaCerita Rakyat dan Objek Pariwisata di Indonesia:Teks dan Analisis Latar/Maini Trisna Jayawati,Atisah, dan Ni Nyoman Subardini.-Jakarta; PusatBahasa, 2003.

ISBN 979 685 390 6

1. CERITA RAKYAT-INDONESIA

Page 4: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT BAHASA

Masalah kesastraan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan masyarakatpendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadiberbagai perubahan, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yangbaru, globalisasi, maupun sebagai dampakperkembangan teknologi infor-masi yang amat pesat. Sementara itu, gerakan reformasi yang bergulirsejak 1998 telah mengubah paradigma tatanan kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah benibah ke desentralistik, masyarakat bawah yang menjadi sasaran(objek) kini didorong menjadi pelaku (subjek) dalam proses pembangunanbangsa. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi tersebut, Pusat Baha-sa berupaya mewujudkan peningkatan mutu penelitian, pusat informasi,serta pelayanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat.

Untuk mencapai tujuan itu, telah dan sedang dilakukan (1) penelitian, (2) penyusunan, (3) penerjemahan karya sastra daerah dan karyasastra dunia ke dalam bahasa Indonesia, (4) pemasyarakatan sastra mela-lui berbagai media-antara lain melalui televisi, radio, surat kabar, danmajalah~(5) pengembangan tenaga, bakat, dan prestasi dalam bidang sastra melalui penataran, sayembara mengarang, serta pemberian peng-hargaan.

Di bidang penelitian, Pusat Bahasa telah melakukan penelitian sastraIndonesia melalui kerja sama dengan tenaga peneliti di perguruan tinggidi wilayah pelaksanaan penelitian. Setelah melalui proses penilaian danpenyuntingan, hasil penelitian itu diterbitkan dengan dana Bagian ProyekPenelitian Kebahasaan dan Kesastraan. Penerbitan ini diharapkan dapatmemperkaya bahan dokumentasi tentang penelitian sastra di Indonesia.

Ill

Page 5: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Penerbitan buku Cerita Rakyat dan Objek Pariwisata di Indonesia: Teksdan Analisis Latar ini merupakan salah satu upaya ke arah itu. Kehadiranbuku ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik dengan berbagai pihak,terutama para peneliti. Untuk itu, kepada para peneliti saya sampaikanterima kasih dan penghargaan yang tulus. Ucapan terima kasih juga sayasampaikan kepada penyunting naskah iaporan penelitian ini. Demikianjuga kepada Drs. Prih Suharto, M.Hum., Pemimpin Bagian ProyekPenelitian Kebahasaan dan Kesastraan beserta staf yang mempersiapkanpenerbitan ini, saya sampaikan ucapan terima kasih.

Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bagi peminatsastra serta masyarakat pada umumnya.

Jakarta, November 2003 Dr. Dendy Sugono

IV

Page 6: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

UCAPAN TEREMA KASIH

Pada tahun anggaran 2001 kami dipercaya untuk meneliti "CeritaRakyat dan Objek Wisata di Indonesia: Teks dan Analisis Latar".Penelitian itu kini telah selesai. Sehubungan dengan itu, kamisampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telahmengarahkan dan membantu pelaksanaan penelitian ini. Ucapanterima kasih ini terutama kami sampaikan kepada Dr. DendySugono, Kepala Pusat Bahasa; Dr. Hasan Alwi, mantan KepalaPusat Bahasa; Drs. Abdul Rozak Zaidan, M.A., Kepala BidangPengembangan Bahasa dan Sastra; Dr. Edwar Djamaris, sebagaikonsultan penelitian ini; Drs. Utjen Djusen Ranabrata, M.Hum.,Pemimpin Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia danDaerah-Jakarta; dan Dra. Yeyen Maryani, M.Hum., PemimpinProyek Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan.

Akhirnya, penelitian ini akan berarti apabila mendapatsaran dan kritik dari berbagai pihak. Semoga penelitian inibermanfaat.

Tim Peneliti

Page 7: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiUcapan Terima Kasih vDaftar Isi vi

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 11.2 Masalah 2

1.3 Tujuan dan Hasil yang Diharapkan 31.4 Kerangka Teori 31.5 Metode/Teknik 3

1.6 Sumber Data 4

Bab 11 Sekilas Gambaran Umum Daerah dan ObjekWisata di Indonesia: Sumatra, Jawa, dan Ball .... 7

2.1 Daerah dan Objek Wisata di Sumatra 72.2 Daerah dan Objek Wisata di Jawa 182.3 Daerah dan Objek Wisata di Bali 26

Bab 111 Teks dan Analisis Latar Cerita Rakyat yangMengisahkan Objek Wisata di Sumatra, Jawa,dan Bali 32

3.1 Cerita Rakyat di Sumatra 323.1.1 Petri Idjo 323.1.2 Asal Mula Danau Toba 35

3.1.3 Malin Kundang 373.1.4 Asal Usul Kota Tanjung Pinang 41

vi

Page 8: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

3.1.5 Legenda Asal Usul Nama Pulau Kembaro 433.2 Cerita Rakyat di Jawa 463.2.1 Asal Mula Klenteng Ancol 463.2.2 Situ Bagendit 483.2.3 Rawa Pening 503.2.4 Loro Jonggrang 553.2.5 Jodoh Bagi Rara Anteng 573.3 Cerita Rakyat di Bali 603.3.1 Legenda Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar 603.3.2 Legenda Kebo Iwa 703.3.3 Begawan Sakti 753.3.4 Sang Sri Aji Palaka 873.3.5 Cerita Parana Bali 97

Bab IV Makna yang Terkandung dalam Cerita Rakyatyang Mengungkapkan Objek Wisata: PulauSumatra, Jawa, dan Ball 105

Bab V Penutup 116Daftar Pustaka 117

Vll

Page 9: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDi Indonesia banyak terdapat objek wisata. Hampir setiap pro-vinsi di Indonesia memiliki objek wisata. Pengembangan wisatamempunyai dampak positif terhadap berbagai sektor kehidupan,baik itu ekonomi, lingkungan, politik, maupun sosial budaya.

Hamid (1996:73-83) mengatakan bahwa pengembanganwisata dari sektor ekonomi, antara lain, dapat meningkatkanpenerimaan devisa negara, meningkatkan pertumbuhan ekonomimasyarakat, membuka lapangan kerja, dan mendorong pem-bangunan daerah. Pengembangan wisata dari sektor lingkunganakan membantu memelihara lingkungan. Pengembangan wisatadari sektor politik antara lain, akan menumbuhkan cinta tanahair, memantapkan kesatuan dan persatuan bangsa, dan menjalindan memelihara hubungan baik terhadap dunia intemasional.Pengembangan wisata dari sektor sosial budaya antara lain, akanmelestarikan warisan budaya, mencerdaskan pengetahuan masyarakat, meningkatkan kesehatan dan kesegaran fisik dan mental,dan menghindarkan terjadinya konflik sosial dalam masyarakat.Di samping dampak positif yang kita peroleh, pengembanganwisata juga mempunyai dampak negatif, seperti pola hidupkonsumtif; pengikisan terhadap kehidupan beragama dan tradisiserta penodaan terhadap upacara-upacara dan tempat-tempatberibadah; dan perusakan dan pencemaran peninggalan sejarahdan budaya.

Page 10: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Telah dikemukakan terdahulu bahwa pengembangan wisatadari sektor sosial budaya akan melestarikan warisan budayabangsa. Salah satu warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikanadalah cerita rakyat. Dari cerita rakyat kita dapat mengetahuiadat istiadat, kepercayaan, dan sistem nilai yang berlaku padamasa lampau.

Seperti kita ketahui bahwa cerita rakyat itu terbagi atasdongeng, legenda, dan mite. Cerita rakyat yang digolongkandalam jenis legenda sebagian berhubungan dengan asal-usul namasuatu tempat wisata, seperti cerita "Terjadinya Danau Toba","Gunung Tangkuban Perahu", dan "Legenda Ratu Ayu Pingitdalam Dasar". Dari cerita-cerita itu kita mengenal tempat wisataseperti Danau Toba (di Parapat, Sumatra Utara), TangkubanPerahu (di Lembang, Jawa Barat), dan Gunung Batur (di Kinta-mani, Bali).

Setakat ini pengamatan penulis belum banyak buku-bukupariwisata yang membicarakan cerita rakyat dengan objek wisatadi Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan agarmasyarakat mengetahui adanya keterkaitan antara cerita rakyatdan objek-objek wisata yang ada di Indonesia.

Dalam penelitian ini, penulis membicarakan cerita rakyatyang berasal dari Sumatra, Jawa, dan Bali. Cerita-cerita yangberasal dari ketiga pulau itu tidak semuanya dibicarakan. Hal itumengingat keterbatasan tenaga dan waktu.

1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumus-kan bahwa masalah yang akan digarap dalam penelitian iniadalah seberapa jauh cerita-cerita rakyat di Indonesia menunjuk-kan latar tempat objek pariwisata di Indonesia. Kemudian,seberapa jauh makna-makna yang ada di dalam cerita rakyat itumempunyai kaitan dengan objek wisata tersebut.

Page 11: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

1.3 Tujuan dan Hasil yang DiharapkanPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bagian-bagianlatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubunganmakna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata itu.

1.4 Kerangka TeoriLegenda adalah cerita rakyat yang dianggap sebagai suatukejadian yang sungguh-sungguh pemah terjadi. Legenda bersifatsekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belim begitulampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal(Dananjaya, 1984:66).

Jan Harold Brunvand dalam Dananjaya (1984:67) meng-golongkan legenda ke dalam empat kelompok, yaitu (1) legendakeagamaan, (2) legenda alam gaib, (3) legenda perseorangan,dan (4) legenda setempat.

Cerita rakyat yang menjadi sumber data penelitian ini adalahcerita rakyat yang digolongkan ke dalam legenda yang hadir di-tempat tersebut. Legenda tersebut adalah legende yang ber-hubungan erat dengan nama suatu tempat dan bentuk topografi,permukaan suatu daerah, seperti apakah berbukit-bukit, ber-jurang-jurang, atau dataran luas.

Dalam cerita rekaan, latar merup^an petunjuk kepadapembaca di mana dan kapan cerita itu terjadinya. Latar berfungsimemberikan kesan nyata sebuah cerita. Latar mempunyai artiwaktu dan tempat terjadinya cerita. Oleh karena itu, secarakonvensional, latar adalah suatu unsur cerita rekaan yang sangatpenting karena tidak mungkin suatu peristiwa tidak terjadi padasuatu tempat atau waktu (Suharianto, 1983:44).

1.5 Metode/Teknik

Metode yang digunakan dalam analisis adalah metode deskriptif.Latar yang terdapat dalam cerita itu dideskripsikan sebagaimanayang ada di dalam teks. Selanjutnya, latar cerita itu dikaitkandengan objek wisata yang ada.

Page 12: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalahteknik studi pustaka. Data yang diperoleh dari sastra lisan yangditerbitkan oleh beberapa penerbit, tenitama terbitan sastra lisanProyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Depar-temeii Pendidikan Nasional; Proyek Pengembangan Bahasa danSastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan Nasional;Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional,Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen PendidikanNasional; Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional; dan Gramedia.

Di samping itu, pengumpulan data juga dilakukan denganteknik wawancara. Wawancara dilakukan kepada narasumber dianjungan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Hal itu dilakukandalam melengkapi data yang tidak terjaring dari studi pustaka.

1.6 Sumber Data

Cerita yang diambil dan ditentukan sebagai sumber data adalahcerita-cerita rakyat yang mencerminkan objek-objek wisata diIndonesia, yaitu1) "Petri Idjo" (Aceh)(2) "Asal Mula Danau Toba" (Sumatra Utara)(3) "Malin Kundang" (Sumatra Barat)(4) "Asal-Usul Kota Tanjung Pinang" (Riau)(5) "Asal Mula Nama Pulau Kembaro" (Sumatra Selatan)(6) "Klenteng Ancol" (Jakarta)(7) "Situ Bagendit" (Jawa Barat)(8) "Rawa Pening" (Jawa Tengii)(9) "Lara Jonggrang" (Yogyakarta)(10) "Jodoh Bagi Rara Anteng" (Jawa Timur)(11) "Legenda Ratu Ayu Pingit dalam Dasar" (Bali)(12) "Legenda Kebo Iwa" (Bali)(13) "Begawan Sakti" (Bali)(14) "Sang Sri Aji Palia" (Bali)(15) "Cerita Purana Bali" (Bali)(16) "Pelabuhan Ratu" (Bali)

Page 13: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

(17) "Gunung Tangkuban Perahu" (Jawa Barat)(18) "Clung Wanara" (Jawa Barat)(19) "Si Manis Jembatan Ancol" (Jakarta)(20) "Makam Patih Jayaningrat" (Jawa Tengah)(21) "Legenda Tanduk Alam" (Sulawesi Tengah)(22) "Legenda Batu Bagga" (Sulawesi Tengah)(23) "Sungai Djaniah" (Sumatra Barat)(24) "Gunung Darah Putih" (Kalimantan Selatan)(25) "Asal-Usulnya Kanjeng Ratu Kidul" (Jawa Barat)(26) "Geguritan Jayaprana" (Bali)(27) "Banyuwangi" (Jawa Timur)(28) "Legenda Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja" (Bali)(29) "Asal Mula terjadinya Danau Si Pinggan dan Danau Si

Losung" (Sumatra Selatan)(30) "Terjadinya Nama Desa Bedulu" (Bali)(31) "Asal Mula Tampaksiring" (Bali)(32) "Batu Raden" (Jawa Tengah)(33) "Gua Jatijajar" (Jawa Tengzdi)(34) "Karang Belong" (Jawa Tengah)(35) "Kisah Asal Usul Terjadinya Ikan Pasut" (Kalimantan

Timur)(36) "Manik Angkeran" (Bali)(37) "Batu Belah" (Aceh)(38) "Legenda Asal usul Batu Trumpit"(39) "Pulau Kapal" (Belitung)(40) "Keramat Limau" (Sumatra Utara)(41) "Pulau Putri Nasi Kunyit Sama Siti Ainousa" (Riau)(42) "Sumur Tujuh" (Banten)

Dari 42 data itu, hanya dilakukan penelitian terhadap 15cerita rakyat. Cerita rakyat yang dijadikan data penelitian itu di-golongkan dalam bentuk legenda setempat dan yang mencer-minkan objek wisata alam, yaitu ciptaan Tuhan {The Creation ofGod), seperti danau, gunung, dan laut. Di samping itu, penulismembatasi ranah penelitian atas tiga pulau di Indonesia, yaitu

Page 14: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

^lau Sumatra, Jawa, dan BaU. Hal itu berdasarkan pertim-angM b^wa waktu penelitian sangat terbatas. Dari ketigapulau

Hmf S penelitian ini masing-masing diambilPengambilan lima cerita itu berdasarkan cerita yang men-

cermii^an objek wisata yang paling terkenai di puiau itu. Cerita-cerita itu adalah sebagai berikut.1* Pulau Sumatra

(1) "Petri Idjo"(2) "Asal Mula Danau Toba"(3) "Malin Kundang"(4) Asal-Usul Kota Tanjung Pinang"(5) "Asal Mula Nama Pulau Kembaro"

2. Pulau Jawa

(1) "Klenteng Ancol"(2) "Situ Begendit"(3) "Rawa Pening"(4) "Lara Jonggrang"(5) "Jodoh Bagi Rara Anteng"

3. Pulau Bali

"Legenda Ratu Ayu Pingit Daiam Dasar"(2) Legenda Kebo Iwa"(3) "Begawan Sakti"(4) "Sang Sri Aji Palaka"(5) "Cerita Purana Bali"

Page 15: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

BABH

SF.Kn.AS GAMBARAN UMUM DAERAH danOBJEK WISATA DI INDONESIA:SUMATRA, JAWA, DAN BALI

2.1 Daerah dan Objek Wisata di SumatraPulau Sumatra terdiri atas sembilanpropinsi, yaitu (1) NanggroeAceh Darussalam, (2) Sumatra Utara, (3) Sumatra Barat, (4)Riau, (5) Jambi (6) Bengkulu, (7) Sumatra Selatan, (8) Lampungdan (9) Bangka Belitung. Masing-masing daerah itu mempunyailatar belakang sosial budaya dan objek wisata yang menjadi ke-banggaan daerah.

Provinsi Nanggru Aceh Darussalam terletak di PulauSumatra bagian utara yang luasnya 55.390 kilometer persegidengan jumlah penduduk 3.415.393 jiwa (menurut sensus pen-duduk tahun 1990). Provinsi Nanggru Aceh Darussalam terbagiatas dua kotamadya, yaitu Kotamadya Banda Aceh dan Kota-madya Sabang. Di samping itu, Provinsi Nanggru AcehDarussalam juga terbagi atas tujuh kabupaten, yaitu (1) Kabu-paten Aceh Besar, (2) Kabupaten Aceh Barat, (3) KabupatenPidie, (4) Kabupaten Aceh Utara, (5) Kabupaten Aceh Timur,(6) Kabupaten Aceh Tengah, dan (7) Kabupaten Aceh Selatan.

Bahasa yang dipergunakan masyarakat Aceh, antara lain (1)bahasa Gayo-Alas, yang dipergunakan oleh penduduk Gayo danAlas di Aceh Tengah, (2) bahasa Aneuk Jamee dipergunakanoleh penduduk di Aceh Selatan dan Aceh Barat, (3) bahasaTamiang dipergunakan di daerah perbatasan antara Aceh danSumatra Timur, (4) bahasa Aceh dipergunakan oleh pendudukAceh Timur, Aceh Utara, Pidie, dan sebagian penduduk AcehBarat (Koentjaraningrat, 1979:224).

Page 16: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Sastra daerah Aceh terbagi dalam bentuk puisi dan prosa.Sastra daerah Aceh yang berbentuk puisi pada umumnya masihdisajikan dalam bahasa Aceh, sedangkan yang berbetuk prosasebagian besar sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Di propinsi Nanggru Aceh Danissalam banyak kita jumpaiobjek-objek wisata. Objek-objek wisata itu tersebar di keduakotamadya dan ketujuh kabupatennya.

Di Kotamadya Banda Aceh dan di Kotamadya Sabang ter-dapat beberapa objek wisata, seperti Pantai Cermin, Taman Sari,Pantai Kasih, Pantai Anou Itam, Taman Laut Pulau Rubiah,Danau Aneuk Laot, dan Teluk Sabang.

Di Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Besar, dan KabupatenAceh Utara terdapat objek-objek wisata, seperti Guha TujohLaweung, Kolam Mandi Jim-Jim, Pantai Lhoknga-Lampuuk,Pantai Ujong Batee, dan Pantai Ujong Blang.

Di Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tengah,Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Selatan, dan KabupatenAceh Tenggara terdapat objek-objek wisata seperti KualaBeukah, Kuala Langsa, Danau LautTawar, Pemandian Air PanasSimpang Balek, Air Terjun Tuwi Lhok dan Tingkat Tujoh diTapaktuan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman LaweGurah. Sebuah bandar udara di Aceh yang bernama BelangBintang sangat beriungsi untuk membawa pariwisata.

Daerah provinsi Sumatra Utara luasnya 71.680 kilometerpersegi dengan jumlah penduduk 10.252.311 jiwa (menurutsensus penduduk tahun 1990). Daerah ini didiami oleh tiga sukubangsa, yaitu Batak, Melayu, dan Nias. Suku bangsa Batak men-diami daerah mulai perbatasan Provinsi Naggru AcehDaruss^am, di utara sampai ke perbatasan Riau dan SumatraBarat di sebelah selatan. Suku bangsa Melayu mendiami daerahPesisir Timur, Provinsi Sumatra Utara. Suku bangsa Niasmendiami Pulau Nias, sebuah pulau yang terletak di sebelahbarat Pulau Sumatra.

Bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Sumatra Utara,antara lain bahasa Batak, bahasa Melayu, dan bahasa Nias.

8

Page 17: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Bahasa Batak seperti yang dikatakan oleh P. Voorhoeve (1955:9)dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (1) kelompok utara(Karo, Dairi, dan Alas), (2) kelompok selatan (Toba, Angkola,dan Minangkabau), dan (3) kelompok tengah atau perantara(Simalungun). Di samping itu, bahasa Melayu juga dibedakanatas tiga tingkatan variasi bahasa, yaitu variasi bahasa (1)tingkatan bangsawan, (2) tingkatan menengah, dan (3) tingkatanrakyat (Masindan, 1987:10).

Seperti yang dikatakan terdahulu, di Provinsi Sumatra Utaradidiami oleh suku bangsa Batak, Melayu, dan Nias. Ketiga sukubangsa itu mempunyai sastra daerah masing-masing.

Suku bangsa Melayu mengenal bentuk sastra lisan. Sastralisan itu mempunyai peranan dan kedudukan yang meliputiberbagai aspek kehidupan masyarakat Melayu. Sastra lisanMelayu mengenal bentuk puisi seperti pantun, syair, gurindam,dan prosa, seperti mite, legenda, dan dongeng.

Suku bangsa Batak juga mempunyai sastra daerah sendiri,seperti sastra Batak Toba, sastra Batak Karo, sastra BatakSimalungun, sastra Batak Angkola/Mandailing, dan sastra Dairi.Sastra Batak Toba mempunyai bentuk prosa, puisi, dan lakon.Sastra Batak Toba yang berbentuk prosa bernama turi-turiantorsa dan torsa. Sastra Batak Toba yang berbentuk puisi, diantaranya andung-andmg, tonggo-tonggo, tabas, dan umpasa.Sastra Batak Toba yang berbentuk lakon adalah embas, tumba,dan opera Batak (Simbolon, 1986:7).

Sastra Batak Karo mengenal sastra lisan dan tulisan. Sastralisan Batak Karo yang terkenal antara lain Ndungndungen(pantun), bilang-bilang (dendang duka), cakap lumat (pepatahperumpamaan), turi-turian (cerita), dan tabas (mantra) (Tarigan,1979:9-10). Sastra tulis Batak Karo lama disuratkan pada lak-lak(kulit kayu) dan bambu dengan aksara Karo.

Sastra Batak Simalungun berbentuk prosa dan puisi. SastraBatak Simalungun yang berbentuk prosa adalah mite, legende,dan dongeng, sedangkan yang berbentuk puisi adalah umpasadan te/nra (Damanik, 1986:16-23).

Page 18: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Di Provinsi Sumatera Utara terdapat banyak objek wisatayang menarik. Perhubungan untuk sampai ke tempat-tempatobjek wisata itu Juga tidak sulit.

Di kota Medan terdapat banyak bangunan indah dan bernilaisejarah, di antaranya iaiah Istana Maimun dan Masjid Raya.Istana Maimun dibangun oleh seorang arsitek Italia pada tahun1888. Sampai sekarang istana ini masih ditempati oleh turunanSultan Deli.

Di pantai Selat Malaka, 55 km ke arah tenggara kotaMedan, terletak Pantai Cermin. Pantai ini berpasir putih danberpemandangan yang indah. Ke arah selatan kota Medan terletak kota Bandar Baru, sebuah kota peristirahatan paling ter-kenal di Dataran Tinggi Karo. Dari Bukit Gundaling di kota iniorang dapat melihat pemandangan yang indah ke arah GunungSibayak dan seluruh Dataran Tinggi Karo.

Di beberapa desa di Tanah Karo masih terdapat rumah-rumah adat khas Karo, beratap tinggi meruncing terbuat dariijuk. Desa Lingga, 4 km di sebelah selatan Kabanjahe, sering di-kunjungi oleh turis karena di desa ini masih ada rumah adat.Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa rumah-rumah adat didesa ini telah berumur 200 tahun lebih. Desa lainnya, yangmasih mempunya rumah adat ialah Peceren dan Bams Jahe.

Danau Toba dan kota-kota di sekitarnya menjadi objekwisata yang menarik di Sumatra Utara. Kota Parapat yang terletak 176 km dari kota Medan adalah tempat peristirahatan yangpaling terkenal di Danau Toba. Dari Prapat, dengan mengguna-kan perahu motor, kita dapat pergi ke Pulau Samosir, yaitusebuah pulau yang terletak di tengah-tengah Danau Toba.

Di Pulau Nias, tepamya di desa Bawomataluo (Bukit Mata-hari) terdapat istana kepala suku. Di depan istana itu terdapat duabuah batu setinggi 7 m. Batu ini dipergunakan untuk meletakkanmayat. Di desa Hili Simaetano dapat dilihat rumah adat, taritradisional (termasuk tari perang), dan acara loncat baru setinggi2,2 m yang dilakukan oleh para pemuda. Bandar udara yangberfimgsi mengangkuJLJad^tawan pergi dan pulang ke Medan

10

Page 19: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

adalah Bandar udara Polonia.Daerah Provinsi Sumatra Barat luasnya 42.327,30 km

persegi dengan jumlah penduduk 3.998.677 jiwa (menurut sensuspenduduk tahun 1990). Daerah itu terdiri atas delapan kabupatendan enam kotamadya. Kedelapan kabupaten itu adalah (1) Kabupaten Pasaman, (2) Kabupaten Agam, (3) Kabupaten Lima PuluhKota, (4) Kabupaten Tanah Datar, (5) Kabupaten Solok, (6)Kabupaten Padang Pariaman, (7) Kabupaten Pesisir Selatan, dan(8) Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung. Di samping itu, PropmsiSumatra Barat mempunyai enam kotamadya, yaitu (1) Padang,(2) Bukittinggi, (3) Padang Panjang, (4) Payakumbuh, (5) Solok,dan (6) Sawah Lunto.

Menurut Djamaris (1994:26—28) sastra daerah SumatraBarat pada awal kehidupannya adalah sastra yang disampaikandari mulut ke mulut. Tahap kedua kehidupan sastra Minangkabauadalah naskah (tulisan tangan dengan menggunakan huruf Arab-Melayu, kemudian dengan huruf Latin). Tahap ketiga kehidupansastra Minangkabau adalah sastra cetak (buku cetakan).

Di Provinsi Sumatra Barat kita menjumpai objek-objekwisata, seperti Taman Hutan Raya Bung Hatta. Objek wisata inimerupakan sebuah cagar alam yang terletak di lereng BukitBarisan dan tertutup hutan oleh tropis. Taman seluas 70.000 haini terletak kira-kira 20 km dari kota Padang.

Objek wisata pantai terdapat di Teluk Bungus yang letaknyabeberapa kilometer dari kota Padang. Di samping itu, di PropinsiSumatra Barat terdapat kota Bukittinggi yang dikelilingi oleh tigagunung berapi, yaitu Gunung Merapi, Gunung Sago, danGunung Singgalang. Tempat ini memiliki udara yang segar danmenyenangkan.

Objek wisata Ngarai Sianok terentang sepanjang 13 km.Ngarai ini berdindingkan karang yang terjal, batu, kapur, dantertutup oleh tumbuh-tumbuhan hijau yang lebat. Di seberangngarai terletak Kota Gadang yang terkenal dengan kerajinanperak dan sulaman tangannya. Objek wisata yang tidak kalahmenarik, yaitu Danau Maninjau dan Danau Singkarak. Bandar

PCRi>USTAKAAN 11

BADAN BAHASADEPARTEMEN PERDiOIKAN NASIONAL

Page 20: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

udara yang berfungsi mengangkut wisatawan adalah Tabing.Daerah Provinsi Riau luasnya 94.561,60 km2 dengan jumlah

penduduknya 3.281.046 jiwa (menurut sensus penduduk tahun1990). Secara geografis Provinsi Riau terbagi atas dua daerah,yaitu Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Kedua daerah itu terbagi atas lima kabupaten dan satu kotamadya. Kelima kabupatendan satu kotamadya itu, adalah (1) Kabupaten Riau, (2) Kabupaten Bengkalis, (3) Kabupaten Kampar, (4) Kabupaten IndragiriHulu, (5) Kabupaten Indragiri Hilir, dan (6) Kotamadya Batam.Ibukota Riau adalah Pekanbaru.

Menurut Dahlan (1985) bahasa Riau dibagi empat, yaitu (1)bahasa Melayu Riau, (2) bahasa Melayu dialek Minangkabau, (3)bahasa Banjar, dan (4) bahasa Rambah/Kampar yang dipengaruhioleh bahasa Batak.

Sastra daerah Riau mengenal bentuk karya sastra, baik sastralisan maupun sastra tulis. Pada masa keemasan Melayu, di PulauPenyengat, Riau, terdapat percetakan khusus yang menanganiberbagai kegiatan sastra tulis.

Provinsi Riau memiliki berbagai objek wisata, seperti PulauBatam dan Tanjung Pinang. Bandar udara Pekanbaru yang berfungsi bagi wisatawan keluar dan masuk propinsi ini adalahSimpang Tiga.

Daerah Provinsi Jambi luasnya 206 km2 persegi denganjumlah penduduk 2.014.054 Jiwa (menurut sensus penduduktahun 1990). Daerah itu terbagi atas lima kabupaten dan satukotamadya. Kelima kabupaten dan satu kotamadya itu ialah (1)Kabupaten Batanghari, (2) Kabupaten Bungo Tebo/Muara Bungo,(3) Kabupaten Kerinci, (4) Kabupaten Sarolangun Bangko, (5)Kabupaten Tanjung Jabung, dan (6) Kotamadya Jambi. IbukotaProvinsi Jambi adalah Jambi.

Di Provinsi Jambi terdapat beberapa bahasa daerah. Bahasadaerah itu adalah bahasa Kerinci, bahasa Melayu Jambi, danbahasa Melayu Bangko.

Jambi sebagai salah satu daerah budaya di Indonesia memiliki pula kebudayaan sastra yang beragam. Sastra daerah Jambi

12

Page 21: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

terdiri atas puisi dan prosa. Puisi rakyat Jambi ada yang berupapantun, petatah-petitih, dan mantra. Prosa rakyat Jambi adalahmite, legende, dan dongeng. Berbagai bentuk sastra.itu meng-gunakan bahasa daerah Jambi.

Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, Jambi jugamemiliki objek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisata-wan domestik dan mancanegara. Wisata alamnya adalah TamanNasional Kerinci Seblat yang terletak di Kabupaten Kermci, danSarolangun Bangko. Luas taman ini sekitar 558.842 ha, danmerupakan salah satu taman nasional dari enam bel^ t^annasional yang ada di Indonesia. Taman ini banyak dikunjimgioleh wisatawan domestik dan mancanegara karena meimlikiudara yang segar dan bersih, serta kaya akan flora dan faunayang dilindungi. Di dalam taman ini terdapat Danau DepatiEmpat yang terletak di Kabupaten Sarko (Sarolangun BangkokDanau itu mempunyai fenomena alam yang cukup menaikkarena ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan dan dihuni olehbinatang liar. Di Kabupaten Kerinci terdapat pula objek wisataalam yang lain, yaitu Gunung Kerinci, Gunung Raya, GunungMasurai, Gunung Kebonsong, Gunung Gadis, Air PanasSemurup, dan Air Panas Sungai Medang. Danau Kerinci merupakan objek wisata yang utama di Kabupaten Kermci. Pada waktutertentu dilakukan acara "Pesta Danaii" yang biasa dilakuk^setiap tahun pada bulan Juli atau Agustus. Pesta Danau mibanyak menarik pegunjung, baik dari dalam negeri maupun dariluar negeri.

Di Kabupaten Batanghari terdapat objek wisata yangpenting, yaitu Candi Muara Takus. Candi ini terletak di daerahMuara Jambi (suatu tempat di muara sungai Bat^ghari). Daerahcandi itu terletak di atas tanah yang puluhan kilometer persegidengan sembilan buah candi. Salah satu candi yang terkenaladalah "Candi Tinggi". . . u

Bandar udara kota Jambi yang berfungsi sebagi tempat ke-luar masuk wisatawan provinsi ini bemama Bandar udara SultanTaha.

13

Page 22: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Daerah Provinsi Bengkulu terletak di bagian barat PulauSum^a bagian selatan dan sejajar dengan Bukit Barisan. Luas

!? ''88,70 kilometer persegi dengan jumlah penduduk1.1/8.951 jiwa (menunit sensus penduduk tahun 1990).

Daerah Provinsi Bengkulu terbagi atas tiga kabupaten/kota-madya yaitu (1) Kabupaten Bengkulu Selatan, KabupatenBengkulu Utara, (3) Kabupaten Rejang Lebong, dan (4) Kota-madya Bengkulu. v / wtd

Penduduk asli daerah Bengkulu terdiri atas empat sukuRejang, (2) suku Serawai, (3) suku Melayu, daii

(4) suku Enggano. Di samping itu, terdapat pula suku Jawa, suku

dat^g^ ®"Sis, dan suku Minangkabau sebagai suku pen-B^engkulu yang dihuni oleh berbagai suku itu memiliki bebe-

rapa bah^a daerah, seperti (1) bahasa Melayu, (2) bahasaRejang (3) bahasa Serawai, (4) bahasa Pasemah, (5) bahasa^mbak, dan (6) bahasa Pekal. Bahasa daerah yang ada diBengkulu itu tidak mengenal kelas bahasa seperti dalam bahasaJawa. Bahasa daerah itu dipergunakan dalam upacara adat dantradisi kimo. Di samping itu, masyarakat Bengkulu juga memper-gunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia itu digunakan padapertemuan-pertemuan resmi.

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Provinsi Bengkulujuga mempunyai sastra daerah. Sastra daerah itu ditulis dalamberbagai bahasa yang ada di Bengkulu. Selain itu, di Bengkulujuga dikenal kesusastraan suci. Kesusastraan suci ini biasanyadigunakan dalam upacara yang bersifat religius.

Provinsi Bengkulu memiliki banyak objek wisata, seperti (1)Taba Penanjung, (2) Lembah Pematang Danau, (3) Kuala PadaneGuci, (4) Pantai Nala, (5) Pantai Panjang Gading Cempaka (6)P^tai Pasir Putih, (7) Pantai Jakat, (8) Pantai Muara Kedurkng(9) Teluk Beringin Padang Guci, dan (10) Pantai Linau.

Objek wisata Taba Penanjung terletak 42 km dari kotaBengkulu. Dari tempat ini tampak kota Bengkulu dengan latarbelakang Samudera Hindia. Sementara itu, Lembah Pematang

14

Page 23: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Danau terletak 16 km dari kota Curup (ibukota KabupatenRejang-Lebong). Lembah Pematang Danau itu dikelillngi olehbukit-bukit. Oleh karena itu, udaranya sejuk. Objek wisata KualaPadang Guci terletak 37 km dari kota Manna (ibukota KabupatenBengkulu Selatan). Objek wisata Pantai Nala dan Pantai Panjangterletak 3 km dari kota Bengkulu. Pantai itu panjangnya 7 kmdan dapat dilewati oleh kendaraan bermotor. Pantai Jakat ter-dapat di Kotamadya Bengkulu, letaknya bersebelahan denganPasar Bengkulu. Sementara itu Pantai Muara Kedurang, TelukBeringin, Padang Guci, dan Pantai Linau, terdapat di KabupatenBengkulu Selatan.

Di Provinsi Bengkulu kita jumpai bunga bangkai (RafflesiaArnoldi), bunga anggrek air (Danau Dendam Tak Sudah), danbunga bangkai raksasa.

Daerah Provinsi Sumatra Selatan luasnya 109.254 kilometerpersegi dengan jumlah penduduk 6.275.945 jiwa (menurut sensuspenduduk 1990).

Provinsi Sumatra Selatan terbagi atas dua kotamadya dandelapan kabupaten, yaitu Kotamadya Palembang, KotamadyaPangkal Pinang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, KabupatenOgan Komering Ulu, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara Enim,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Belitung, KabupatenBangka, dan Kabupaten Musi Rawas.

Menurut Saleh (1988) bahasa daerah di Sumatra Selatan ber-jumlah 17 bahasa, yaitu (1) bahasa Palembang, (2) bahasa Kubu,(3) bahasa Musi, (4) bahasa Rawas, (5) bahasa Pasemah, (6)bahasa Enim, (7) bahasa Ogan, (8) bahasa Komering, (9) bahasaMelayu Bangka, (10) bahasa Melayu Belitung, (11) bahasaSemende, (12) bahasa Sesak/Laut, (13) bahasa Orang Lom, (14)bahasa Serawai, (15) bahasa Panesak, (16) bahasa Kayu Agung,(17) bahasa Rejang.

Objek-objek wisata yang terdapat di Provinsi SumatraSelatan, antara lain, adalah Kawah Tekurep, Taman PurbakalaGanding Suryo, acara lomba Perahu Bidar, Bukit Sigimtang,Pulau Kemaro, dan Air Terjun Tenang.

15

Page 24: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Kawah Tengkurep adalah nama kompleks makam SultanMahmud I dan keluarganya. Makam itu beratap beton dan ben-tuknya seperti kawah (kuali besar) yang telungkup.

Taman Purbakala Ganding Suryo adalah nama komplekskuburan Islam abad ke-16. Di dalam Imburan itu terdapat makamKi Cede Ing Suryo, seorang raja yang menurunkan raja-raiaPalembang.

Perahu Bidar adalah perahu cepat yang sering diperlomba-kan di Sungai Musi setiap tanggal 17 Agustus, dengan menem-puh Jarak 1.500 meter. Perahu yang panjangnya antara 20-50meter ini didayung oleh 30-50 orang.

Bukit Siguntang adalah tempat kedudukan KerajaanSriwijaya (abad ke-7). Sementara itu, Pulau Kemaro adalah pulaukecil di tengah Sungai Musi. Di pulau ini berdiri sebuah wiharayang banyak dikunjungi orang, terutama oleh masyarakat Cina.

Air Terjun Tenang adalah air terjun terbesar di propinsi ini.Tingginya mencapai lebih kurang 80 meter.

Daerah Provinsi Lampung luasnya 35.376 km2 dan jumlahpenduduknya 636.418 Jiwa (menurut sensus penduduk tahun1990). Daerah ini terdiri atas satu kotamadya dan tiga kabupaten,yaitu kotamadya Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan,'Kabupaten Lampung Tengah, dan Lampung Utara. Di sampingitu, provinsi ini juga memiliki beberapa pulau sebagai bahagiandari daerahnya. Pulau-pulau itu adalah Pulau Darat, PulauLegundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, PulauSebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus danPulau Tabuan.

Letak geografis daerah Provinsi Lampung adalah sebagaiberikut: di sebelah barat berbatas dengan daerah PropinsiBengkulu dan Samudera Indonesia, di sebelah timur berbatasdengan Laut Jawa, di sebelah utara berbatas dengan ProvinsiSumatra Selatan, dan di sebelah selatan berbatas dengan SelatSunda.

Daerah Provinsi Lampung didiami oleh dua macam penduduk, yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk

16

Page 25: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

pendatang terdiri atas berbagai suku bangsa yang ada diIndonesia yang datang ke Lampung, balk itu meialui programtransmigrasi maupun perpindahan yang disebabkan oleh faktorIain. Karena keragaman penduduk yang mendiami Lampung,bahasa yang digunakan oleh penduduknya juga beragam. Achyar(1986:4) membagi bahasa Lampung ke dalam dua dialek, yaitudialek "A" dan "O". Dialek "A" dipakai oleh orang Belalau,Sukau Peminggir, Teluk Semangka, Teluk Lampung, TulangBawang Atas, Krui, Komering, dan Pubiyan, sedangkan dialek"O" dipakai oleh orang Abung dan Tulang Bawang Selatan.

Sastra yang berkembang di kalangan masyarakat Lampungadalah sastra lisan. Sastra Lampung menurut bentuknya dapatdibagi atas prosa dan puisi. Pada zaman dahulu, sastra lisan itudisampaikan oleh orang tua kepada anak atau cucunya padawaktu senggang atau waktu menjelang tidur.

Seperti daerah lainnya di Indonesia, Provinsi Lampung jugamemiliki objek-objek wisata yang menarik. Objek-objek wisataitu, antara lain adalah Cagar Alam Bukit, Cagar Alam WayKambas, dan Pantai Merak Blantung.

Cagar Alam Bukit luasnya mencapai 258 hektar. Wilayahnyaterdiri atas daerah pegunungan dan pantai, yang tertutup olehhutan tropis lebat. Di tempat ini dijumpai berbagai jenis binatangmenyusui, seperti siamang, beruang matahari, gajah, tapir,harimau, dan badak Sumatera. Selain itu, terdapat pula berbagaijenis burung, seperti burung enggang, burung bulbul, dan burungtekukur.

Cagar Alam Way Kambas adalah taman nasional di pantaitimur Provinsi Lampung. Taman ini merupakan tempat yangpaling baik di Pulau Sumatera untuk melihat harimau dan gajahliar. Tanah berlumpur yang sangat luas di sepanjang pantaibeserta rawa-rawa yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan sejenisbuluh dan bakau itu merupakan habitat alami bagi berbagai jenisburung. Cagar alam ini letaknya kira-kira 84 km dari kotaBandar Lampung. Sekolah Gajah di Taman Nasional WayKambas juga merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi

17

Page 26: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

para wisatawan. Gajah-gajah di sini sudah ada yang berhasil di-latih untuk bermain sepak bola.

Pantai Merak Blantung menipakan daerah pantai di Kaliandayang ideal untuk mandi, berenang, dan berselancar. Pantai iniletaknya kira-kira 50 km dari Bandar Lampung.

2.2 Daerah dan Objek Wisata di Pulau JawaPotensi wisata di Pulau Jawa sangat banyak, seperti di Jakarta(DKI), di Jawa Barat, di Banten, di Jawa Tengah, di Yogyakarta(DIY), dan di Jawa Timur. Pulau Jawa memiliki banyak objekwisata, seperti obyek wisata alam, wisata bahari, wisata budaya,dan wisata sejarah.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya adalah ibu kota NegaraRepublik Indonesia. Luasnya 664,32 km^, terdiri atas empatwilayah, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan,Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Jumlah penduduknya8.222.515 Jiwa (berdasarkan basil sensus 1990) (KBBI, 1991:1244). Secara umum bahasa yang digunakan masyarakat Jakartaadalah bahasa Indonesia dan bahasa Betawi.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta selain menjadi pusat peme-rintahan, pusat industri, pusat perdagangan, pusat perhubungandan pusat kebudayaan di Indonesia, juga menipakan salah satudaerah tujuan wisata. Objek-objek wisatanya bervariasi danbanyak jumlahnya, seperti Taman Mini Indonesia Indah,Monumen Pancasila Sakti, Kebun Binatang Ragunan, MonumenNasional, Museum Nasional, Museum Sejarah Jakarta, MuseumWayang, Pulau Seribu, Gereja Tugu, Taman Impian Jaya Ancol,Pelabuhan Sunda Kelapa, Balai Seni Rupa, Taman IsmailMarzuki, Museum Tekstil, Museum Adam Malik, MuseumSatria Mandala, Museum Bahari Pasar Barang Antik JalanSurabaya, Pasar Burung,Taman Anggrek Indonesia Permai, danMonumen Proklamator RI Soekarno-Hatta.

Provinsi-Jawa Barat terletak di bagian barat Pulau Jawa,terdiri atas 11 kabupaten dan 5 kotamadya, yaitu (1) KabupatenCianjur, (2) Kabupaten Garut, (3) Kabupaten Tasikmalaya, (4)

18

Page 27: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Kabupaten Ciamis, (5) Kabupaten Indramayu, (6) KabupatenKarawang, (7) Kabupaten Kuningan,(8) Kabupaten Sumedang,(9)Kabupaten Majalengka, (10) Kabupaten Purwakarta, (11)Kabupaten Subang, (12) Kotamadya Bandung (13) KotamadyaBogor (14) Kotamadya Sukabumi (15) Kotamadya Cirebon (16)Kotamadya Bekasi.

Ibu kota Provinsi Jawa Barat adalah Bandung. Jumlah pen-duduknya 35.378.483 (berdasarkan basil sensus 1990), sebagianbesar adalah suku Sunda (KBBI, 1991:1244).

Secara umum bahasa yang digunakan masyarakat Jawa Baratadalah bahasa Sunda, antara lain dialek (1) Cianjur, (2) Cirebon,dan (3) Bandung.

Suku Sunda mengenal bentuk sastra lisan. Sastra lisanSunda mengenal bentuk, antara lain, puisi dan prosa. Yangtermasuk bentuk puisi adalah wawangsalan, paparikan, dansesebred. Yang termasuk bentuk prosa adalah mite, legende, dandongeng.

Jawa Barat memiliki potensi yang besar dalam sektorpariwisata. Hal itu, selain ditunjang oleh kekayaan seni danbudaya, juga banyaknya objek wisata. Berikut akan dikemukakanobjek wisata dari beberapa daerah.

Kotamadya Bogor terkenal dengan sebutan kota hujanmemiliki objek wisata yang cukup menarik, yaitu Kebun RayaBogor sebagai kebun raya yang terluas di Asia Tenggara, dandi dalanmya terdapat Museum Zoologi serta Istana Presiden. Disebelah barat kebun raya itu, berdiri Gedung Herbarium. Objekwisata lainnya adalah Danau Lido, Taman Safari Indonesia, BatuTulis di Ciaruteun, Kemping Area Rarahan (Mandala Kitri), danGunung Gede.

Kabupaten Cianjur memiliki objek wisata, antara lain KebunRaya Cibodas dan Istana Presiden di Cipanas. SelanjutnyaKabupaten Sukabumi memiliki objek wisata, antara lainSelabintana dan Pelabuhan Ratu.

Kota Bandung memiliki objek wisata, antara lain, KawahGunung Tangkuban Perahu, Maribaya, Air Terjun Dago, Air

19

Page 28: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Panas Ciater, Kawah Kamojang, Kawah Papandayan, Penero-pongan Bintang Boscha di Lembang, Museum Geologi, PasundanPlaza, Gedung Sate, Karang Setra, Babakan Siliwangi, Dago TeaHouse, Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, serta Museum Kon-ferensi Asia Afrika.

Kabupaten Sumedang memiliki objek wisata, antara lain,Gunung Kunci, sedangkan di Kabupaten Indramayu memilikiobjek wisata Tirtamaya dan Pulau Biawak. Kabupaten Purakartamempunyai objek wisata Dam Serba Guna Jatiluhur sedangkandi Kabupaten Ganit memiliki objek wisata Cipanas, dan CandiCangkuang.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki objek wisata, antara lain,Kampung Naga, Pamijahan, dan barang-barang basil kerajinantangan untuk cendera mata. Kemudian, Kabupaten Ciamismemiliki objek wisata, antara lain, Makam Ciung Wanara, SituPanjalu, Pangandaran (selain objek wisata laut, juga suakamargasatwa/hutan lindung), Batuhiu, Bojongsalawe, Batukaras,dan Green Canyon.

Kabupaten Kuningan memiliki objek wisata, antara lain,peninggalan purbakala Cipari, Waduk Darma, dan pemandianCibulan. Kotamadya Cirebon memiliki objek wisata, antara lainGua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, dan Makam Sunan GunungJati.

Provinsi Banten terdiri atas 3 Kabupaten dan 2 kotamadya,yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeg-lang, Kotamadya Tangerang, dan Kotamadya Cilegon. Ibukotaprovinsi Banten adalah Serang.

Objek wisata di Provinsi Banten cukup banyak, misalnya diKabupaten Lebak terdapat suaka margasatwa Ujungkulon danmasyarakat Baduy. Mesjid Agung Banten, Keraton Surosowan,Benteng Speelwijck, dan Meriam Kuno Ki Amuk. Batu Kuwungterdapat di Serang. Di samping itu, terdapat pula Pulau Dua(Pulau Burung), Pantai Florida, Mercu Suar Anyer Kidul, PantaiKarang Bolong, Pantai Carita, dan Pulau Krakatau,

Provinsi Jawa Tengah terletak di bagian tengah Pulau Jawa,

20

Page 29: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Iuasnya32.548,20 km-, terdiri atas 24 kabupaten dan 6 kota-madya, yaitu (1) Kabupaten Banjarnegara, (2) KabupatenBanyumas,(3) Kabupaten Batang, (3) Kabupaten Blora , (4)Kabupaten Boyolali,(5) Kabupaten Brebes, (6) KabupatenCilacap, (7) Kabupaten Demak, (8) Kabupaten Grobogan, (9)Kabupaten Jepara, (10) Kabupaten Karang Anyar, (11)Kabupaten Kebumen, (12) Kabupaten Kendal, (13) KabupatenKlaten, (13) Kabupaten Kudus, (14) Kabupaten Pati, (15)Kabupaten Pemalang, (16) Kabupaten Purbalingga, (17)Kabupaten Purworejo, (18) Kabupaten Rembang, (19) KabupatenSragen, (21) Kabupaten Sukoharjo, (22) Kabupaten Temanggung,(23) Kabupaten Wonogiri, (24) Kabupaten Wonosobo (25)Kotamadya Magelang, (26) Kotamadya Pekalongan, (27) Kota-madya Semarang, (28) Kota madya Surakarta, (29) KotamadyaTegal, (30) Kotamadya Salatiga. (KBBI, 1991: 1247—1248).

Ibukota provinsi Jawa Tengah adalah Semarang. Jumlahpendudukprovinsi ini 28.516.786jiwa (berdasarkan hasil sensus1990) (KBBI, 1991:1245). Sebagian besar penduduknya adalahsuku Jawa. Secara umum bahasa yang digunakan masyarakatJawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bahasaJawa, dengan beberapa dialek antara lain dialek Solo, dialekYogyakarta, dan dialek Banyumas.

Di Jawa Tengah terdapat objek-objek wisata yang tersebardi berbagai wilayah. Hal itu dapat diterangkan sebagai berikut.

Kotamadya Pekalongan memiliki objek wisata pemandian airpanas Guci, pantai Purwahamba Indah, Moga yang berhawasejuk, pantai Widuri, dan terkenal dengan kerajinan batik, kera-jinan bambu, serta pelelangan ikan.

Kotamadya Semarang memiliki objek wisata Tugu Muda,Kuil Sam Po Kong, Waduk Rawa Pening, Taman Lele, TamanRekreasi Tanjungmas, Pelabuhan Tanjungmas, Masjid AgungDemak, Makam Kadilangu, air terjun Curug Sewu, MuseumKereta Api, Bandungan, dan Gedongsongo yang berhawa sejuk.

Kabupaten Pati memiliki objek wisata Menara Kudus, Coloyang berhawa sejuk, kota Jepara yang terkenal dengan ukiran

21

Page 30: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

kayu, pantai Tirto Samudro, Benteng Portugis, MonumenKartini, Museum Kartini, Taman Kartini, dan Makam Kartini.

Kotamadya Surakarta memiliki objek wisata batik, wayangorang Sriwedari, barang-barang basil kerajinan tangan untukcenderamata, panorama Gunung Merapi di jalan tembus Sale(Boyoiali-Borobudur), Museum Sangiran, Candi Sukuh, airterjun Tawangmangu, Istana Kasunanan, Istana Mangkunegaran,waduk Gajahmungkur, serta panorama Deles Indah.

Kabupaten Temanggung memiliki objek wisata di DesaPrumpung, yaitu kerajinan pahat batu. Objek wisata di wilayahKedu adalah pertunjukan kuda lumping.

Kabupaten Wonosobo memiliki objek wisata, antara laincandi Dieng. Kabupaten Kebumen, Gua Jatijajar, Gua Petruk,pantai Karang Bolong, Taman Kyai Langgeng, dan WadukWadas Lintang.

Kotamadya Magelang memiliki objek wisata, antara lain,Candi Borobudur, candi Pawon, dan candi Mendut.

Objek wisata di wilayah Banyumas adalah kota Banjamegaradengan kerajinan keramiknya, Baturaden yang berhawa sejuk, airterjun Curug Cipendok, pantai Teluk Penyu Cilacap, dan GuaLawa.

Daerah Istimewa Yogyakarta luasnya 3.816,10 km^, terdiriatas 4 kabupaten dan 1 kotamadya, yaitu (1) Kabupten Bantul,(2) Kabupten Gunung Kidul, (3) Kabupaten Sleman, (4) Kabupaten Kulon Progo, (5) Kotamadya Yogyakarta. Ibu kotanyaDaerah Istimewa Yogyakarta (KBBI, 1991:1244).

Yogyakarta sebagai daerah wisata, kaya akan berbagai objekwisata. Di antara sejumlah objek wisatanya, terdapat JalanMalioboro, Jalan Solo, Jalan Prawirotaman, Pasar Burung,Gembira Loka, Keraton, Benteng Vredeburg, Gedung Agung,Taman Sari, Kota Gede, Kasongan, Kaliurang, dan peninggalansejarah.

Jalan Malioboro adalah jalan yang penuh dengan toko-tokodan para pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai jeniscenderamata. Sejumlah hotel, rumah makan, dan bahkan pasar

22

Page 31: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

terbesar di Yogyakarta, juga terletak di jalan ini. Jalan Soloadalah tempat yang ideal untuk berbelanja barang-barang mewah.Sebagian besar barang di sini dijual dengan harga yang telahditetapkan sehingga tidak diperlukan tawar-menawar lagi.

Jalan Prawirotaman adalah jalan yang penuh dengan wismatamu dengan taman-taman yang asri. Di daerah ini dapat puladijumpai toko-toko yang menjual cenderamata, barang antik,lukisan, batik, keris, barang perak, wayang, danberbagai barangkerajinan lain.

Pasar Burung di Pasar Ngasem merupakan tempat penjualanberbagai macam burung. Yang terkenal adalah burung perkutut,dengan harga yang dapat mencapai ratusan ribu dan, bahkan,jutaan rupiah untuk perkutut yang pernah menang dalam lombaperkutut. Di daerah ini terdapat pula industri rumah tangga batik.Bahkan, para wisatawan dapat belajar membatik dengan mengi-kuti kursus di sini.

Gembira Loka adalah kebun binatang. Areal kebun bmatangyang mencapai luas 22 ha ini memiliki sejumlah komodo, yangberhasil ditemakkan. Beberapa kebun binatang di mancanegarajuga telah mendapatkan kiriman komodo hasil petemakan kebunbinatang ini.

Keraton adalah bangunan yang didirikan oleh SultanHamengku Buwono I pada tahun 1755. Istana raja Jawa yangklasik ini dianggap sebagai bangunan istana terindah di Indo-ncsis*

Benteng Vredeburg adalah benteng yang didirikan pada masapenjajahan Belanda. Benteng ini telah dipugar dan dijadikanmuseum. Benteng ini merupakan objek wisata yang ramai dikun-jungi orang. „ , ,

Gedung Agung adalah bekas tempat tinggal residen Belanda.Pada tahun 1946-1949, presiden pertama Indonesia juga ber-tempat tinggal di sini. Kemudian, Taman Sari adalah istana airyang dibangun bersama-sama dengan bangunan keraton. Bangunan ini didirikan dengan gaya Spanyol.

Kota Gede merupakan bekas kerajaan Mataram Islam. Di

23

Page 32: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

daerah ini juga terdapat kerajinan perak. Kemudian, Kasonganmenghasilkan berbagai jenis benda keramik, baik yang tradi-sional maupun yang modern, sedangkan Kaliurang adalah tempatperistirahatan yang memiliki hawa sejuk dan panorama alamyang indah.

Peninggalan sejarah di daerah ini, antara lain adalah candidan m^am kuno. Peninggalan sejarah yang terdapat di Pram-banan ialah Kompleks Candi Loro Jonggrang, Kompleks KeratonRatu Boko, Candi Banyunibo, Candi Plaosan, Candi Barang, danCandi Ijo. Di Kalasan terdapat Candi Kalasan, Candi Sari, danCandi Sambisari. Di sini Juga terdapat makam, yaitu M^amKota Cede, Makam Imogiri (makam raja-raja Jawa sejak SultanAgung sampai sekarang), serta Makam Giri Gondo.

Selain itu, terdapat objek wisata pantai di Parangtritis, dansejumlah museum serta monumen. Museum yang dimaksud,antara lain adalah Museum Sonobudoyo dan Museum Per-juangan. Objek wisata yang terbaru adalah Monumen YogyaKembali, yang diresmikan bersama-sama dengan Taman WisataPrambanan. Monumen berlantai tiga ini dibangun di atas tanahseluas 55.000 meter persegi.

Provinsi Jawa Timur terletak di bagian timur Pulau Jawaluasnya 47.921,98 km^, terdiri atas 22 kabupaten dan 7kotamadya dan, yaitu (1) Kabupaten Bangkalan,(2) KabupatenBanyuwangi, (3) Kabupaten Bojonegoro (4) Kabupaten Bondo-woso, (5) Kabupaten Gresik, (6) Kabupaten Jember, (7)Kabupaten Jombang, (8) Kabupaten Lamongan, (9) KabupatenLumajang, (10) Kabupaten Magetan, (11) Kabupaten Nganjuk,(12) Kabupaten Ngawi, (13) Kabupaten Pacitan, (14) KabupatenPamekasan, (15) Kabupaten Ponorogo, (16) Kabupaten Sampang,(17) Kabupaten Sidoarjo, (18) Kabupaten Situbondo, (19)Kabupaten Sumenep, (20) Kabupaten Trenggalek, (21) Kabupaten Tuban, (22) Kabupaten Tulungagung, (23) KotamadyaBlitar, (24) Kotamadya Kediri, (25) Kotamadya Madiun, (26)Kotamadya Malang, (27) Kotamadya Mojokerto, (28) KotamadyaPasuruan, (29) Kotamadya Probolinggo, (30) Kotamadya

24

Page 33: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Surabaya.Ibu kota provinsi ini adalah Surabaya. Jumlah penduduk

Jawa Timur 32.487.568 jiwa (berdasarkan hasil sensus 1990),(KBBI, 1991:1247). Sebagian besar penduduk adalah suku Jawa.Secara umum bahasa yang digunakan masyarakat Jawa Timuradalah bahasa Jawa (antara lain, dialek Surabaya, dan dialekMalang) dan bahasa Madura.

Jawa Timur banyak memiliki objek wisata. Objek-objekwisata itu tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Di Tuban danLamongan terdapat Makam Sunan Bonang, Makam SunanDrajat, dan Makam Sunan Sendang Duwur.

Di Surabaya dan sekitarnya terdapat Candi Ngrimbi(Jombang), candi dan bekas kerajaan Majapahit (Trowulan),museum purbakala (Mojokerto), panorama tambak di sepanjangpantai (Sidoarjo), Makam Sunan Giri dan Maulana MalikIbrahim, kawasan industri (Gresik), Tugu Pahlawan, KebunBinatang, Museum Mpu Tantular, Patung Joke Dolok, TamanKayun, Pusat Perbelanjaan Tunjungan, Taman Hiburan Rakyat,Jembatan Merah, Kampung Arab, Pelabuhan Perahu TradisionalKalimas, dan kawasan industri Rungkut.

Di Kotamadya Madiun dan sekitarnya terdapat objek wisataTelaga Sarangan (Magetan), Telaga Ngebel (Ponorogo), sertaGua Tabuhan (Pacitan).

Kotamadya Kediri dan sekitarnya terdapat objek wisata AirTerjun Sedudo (Nganjuk), Gua Kilisuci, bekas kerajaan Dahadan Kadiri (Kediri), Candi Penataran, Makam Bung Kamo(Blitar), industri marmer, Gua Selamangleng, pantai Popoh(Tulung Agung), dan pantai Prigi (Trenggalek).

Di Kotamadya Malang dan sekitarnya terdapat UpacaraKasodo dan Karo di Gunung Bromo, Tengger (Probolinggo),Piket Nol dengan panorama lahar Gunung Semeru di waktumalam (Lumajang), tempat peristirahatan pegunungan di Pacetdan Tretes, pentas terbuka di Taman Candra Wilwatikta, kebunraya di Purwodadi (Pasuruan), Museum Brawijaya, industrikramik, Candi Singosari, tempat peristirahatan pegunungan di

25

Page 34: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Batu, Selekta, dan Songgoriti, danau buatan Selorejo, MakamMbah Jugo di Gunung Kawi, Waduk Karangkates, dan pantaiNgliyep (Malang).

Di Kabupaten Jember dan sekitarnya terdapat pantai pasirputih (Situbondo), acara dan upacara adu sapi (Bondowoso)panorama perkebiman (kopi, teh, karet, cokelat, dan tembakau),'pantai Puger dengan perkampungan nelayan, pantai Watu Ulo[pantai Sukamade dengan tempat bertelur penyu raksasa di bawahsinar bulan (Jember), pantai Plengkung, upacara petik laut diMuncar panorama perkebunan Kaliklatak (kopi, teh, karet, dancokelat), kawah Ijen, serta kawasan suaka Margasatwa diBaluran (Banyuwangi).

Di Pulau Madura terdapat upacara karapan sapi. MuseumCakraningrat (Bangkalan), perkampungan nelayan dan MakamAir Mata Ibu (Arosbaya), pantai Camplong (Sampang), sumberapi alam (Pamekasan), museum purbakala, Istana Sumenep, danMakam Asta Tinggi (Sumenep).

2.3 Daerah dan Objek Wisata di BaliPulau Bali adalah sebuah provinsi yang terletak di lepas pantaiujung timur Pulau Jawa yang disebut Provinsi Bali. Pulau ini disebelah utara berbatasan dengan Laut Bali, di sebelah timur ber-batasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat, di sebelah selatanberbatasan dengan Samudera Hindia, dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Pulau Bali adalah daerahyang p^ing dikenal oleh bangsa lain, bahkan di luar negeri,boleh dikatakan Bali lebih dikenal daripada Indonesia. Pulau Balimerupakan daya tarik kuat bagi wisatawan asing untuk datang keIndonesia. Provinsi Bali terdiri atas Pulau Bali, Pulau NusaPenida, dan beberapa pulau kecil, seperti Nusa Lembongan,Nusa Ceningan di dekat Nusa Penida, Serangan, dan Menjangan!Luas seluruh propinsi Bali 5.632,86 km2.

Secara administratif Bali dibagi atas 8 kabupaten, 51kecamatan, dan 594 desa. Ibu kota Provinsi Bali adalah Denpasaryang terletak di dekat ujung selatan pulau itu. Untuk melayani

26

Page 35: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

wisatawan yang selalu membanjir, tersedia bandar udarainternasional Ngurah Rai. Pelabuhan laut Benoa juga merupakantempat berlabuh yang baik bagi kapal dagang kapal wisata karenatempat ini yang terlindung dari keganasan ombak SamuderaHindia.

Bali mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Bali yangmerupakan kelompok bahasa Bali-Sasak, termasuk keluargabahasa Indonesia Barat, dan mempunyai aksara sendiri (aksaraBali). Peninggalan prasastri dari zaman Bali-Hindu menunjukkanadanya bahasa Bali Kuno yang agak berbeda dengan bahasa Balibaru sekarang. Bahasa Bali Kuno itu di samping banyak mengan-dung kosakata Sanskerta, pada masa kemudian dipengaruhi pulaoleh bahasa Jawa Kuno dari zaman Majapahit, yaitu waktupengaruh Jawa amat besar terhadap kebudayaan Bali.

Bahasa Bali dapat dibedakan atas dialek Bali Aga dan dialekBali Dataran atau Bali Umum. Dialek Bali Aga dipakai olehpenutur yang sebagian besar berada di desa-desa pegunungan,seperti Sembiran, Sidatapa, Pedawa, Cempaga, Tigawasa diKabupaten Buleleng, dan desa-desa di beberapa kabupaten lain.Dialek Bali Dataran dipakai di daerah dataran atau pesisir.Bahasa Bali memiliki ragam bahasa atau tingkatan, yaitu (1)bahasa kasar, (2) bahasa alus madia, dan (3) bahasa alus.

Kesenian tradisional, baik seni tari, gamelan, kerajinan ukir,maupun seni lukis dan sastra memiliki ciri khas yang berbedadengan kesenian daerah mana pun, termasuk kesenian di Indiayang juga penduduknya sebagian besar beragama Hindu.

Seni sastra merupakan warisan budaya yang merupakanreferensi serta sumber ilham bagi jenis-jenis seni lainnya. Kese-luruhan kesusastraan Bali dapat dibagi dalam beberapa zaman,yaitu zaman kesusastraan Bali-Hindu, Bali-Jawa, Bali Baru, danBali Modern.

Keadaan pariwisata, jika dibandingkan dengan propinsilainnya di Indonesia, Bali paling berhasil menjaring wisatawanasing. Hal ini disebabkan oleh keterkenalan Bali dengan julukanPulau Dewata dan sudah dipromosikan sejak zaman Belanda.

27

Page 36: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Modal lain bagi Bali selain keindahan alam dan keindahanpantainya adalah budaya tradisional yang sebagian besar masihtetap terpelihara hingga kini. Upacara-upacara adat dan keagama-an masih tetap diselenggarakan secara teratur oleh masyarakatpulau itu.

Bali dikenal oleh masyarakat dalam dan luar negeri sebagaipulau turis dengan sebutan yang cukup tenar, yaitu PulauDewata. Bali kaya dengan berbagai objek wisata, seperti wisataalam, wisata budaya, dan wisata bahari. Objek-objek wisata itumencapai jumlah sekitar lima puluh empat lokasi yang tersebardi kedelapan kabupaten. Kedelapan kabupaten itu dapat dipapar-kan sebagai berikut.

Kabupaten Badung terletak di bagian selatan Provinsi Bali.Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali yang juga berfungsisebagai ibukota Kabupaten Badung, terletak di KabupatenBadung. Secara geografis letak Kabupaten Badung dapat dijelas-kan sebagai berikut, sebelah timur berbatasan dengan SelatBadung dan Kabupaten Gianyar; di sebelah selatan berbatasandengan Samudera Indonesia, di sebelah barat berbatasan denganKabupaten Tabanan; dan di sebelah utara berbatasan denganKabupaten Buleleng. Objek wisata yang terdapat di KabupatenBadung, antara lain adalah Pura Uluwatu, Pura Taman Ayun,Pura Sada Kapal, Alas Pala Sangeh, Pantai Sanur, Pantai Kuta,Legian, Seminyak, Pantai Suluban, Pantai Nusa Dua, TamanPenyu Pulau Serangan, Pantai Gangga, Museum Bali, MuseumLe Mayeur, Werdi Budaya {Art Centre), Mandala Wisata, LilaUlangun, Gongan, dan Monumen Padang Galak.

Kabupaten Bangli terletak di bagian tengah di Provinsi Bali,ibukotanya Bangli, secara geografis letak kabupaten ini dapatdiutarakan sebagai berikut: di sebelah timur berbatasan denganKabupaten Amlapura; di sebelah utara dengan KabupatenBuleleng; di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tabanandan Kabupaten Gianyar; dan di sebelah selatan berbatasan denganKabupaten Klungkung. Di kabupaten ini terdapat pula GunungBatur (1.717 meter), dan Gunung Penulisan (1.745 meter).

28

Page 37: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bangli, antara lainadaiah panorama Gunung Batur dan Danau Batur, Desa Trunyan,dan Sasana Budaya.

Kabupaten Buleleng terletak di bagian utara Provinsi Bali,ibukotanya Singaraja. Secara geografis, letak kabupaten inidapat diungk^kan sebagai berikut: di sebelah utara dan baratberbatasan dengan Laut Bali; di sebelah selatan dengan Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, danKabupaten Bangli; dan di sebelah timur dengan KabupatenKarangasem. Kota terbesar di pesisir utara Pulau Bali ini menjadipusat pemasaran hasil bumi dari daerah-daerah sekitar, terutamakelapa/kopra dan kopi. Buleleng juga merupakan kota pelabuhanferi di pantai barat. Hubungan daerah luar dengan Singarajalewat pantai utara dilayani oleh pelabuhan Buleleng. Objekwisata yang terdapat di Kabupaten Buleleng, antara lain adaiahair panas Banyuwedang, lingkungan Pura Pulaki, Pantai Kali-bukbuk, Pemandian Air Saneh, makam Jayaprana, dan PantaiPonjok Batu.

Kabupaten Gianyar terletak di bagian tenggara di PropinsiBali, ibukotanya Gianyar. Secara geografis, letak kabupaten inidapat diutarakan sebagai berikut: di sebelah selatan berbatasandengan Kabupaten Badung dan Selat Badung; di sebelah timurdengan Kabupaten Klungkung dan Selat Bali; di sebelah utaradengan Kabupaten Bangli. Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Gianyar, antara lain, adaiah Istana Tampaksiring, MuseumRatna Warta, Danau Kawi, Gunung Kawi Sebatu, TamanKemuda Saraswati, Wanara Wana Ubud, Kolam Renang BukitJati, Relief Yeh Pulu, Mandala Wisata Samuan Tiga, danMuseum Purbakala.

Kabupaten Jembrana terletak di bagian barat daya diProvinsi Bali, ibukotanya Negara. Secara geografis kabupaten inidi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng; disebelah timur dengan Kabupaten Tabanan; sebelah selatan denganSamudera Indonesia; dan di sebelah barat dengan Selat Bali.Perbatasan bagian utara dan timur terdiri atas pegunungan

29

Page 38: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

(pcrbukitan), mskin ks scldtfln mskin lEndEi, bcrupa d^tEr^rendah sampai ke pesisir barat dan selatan. Objek wisata yangterdapat di Kabupaten Jembrana, antara lain, adalah PantaiMedewi, Pura Rambut Siwi, dan Pantai Purancak.

Kabupaten Karangasem terletak di sebeiah timur di PropinsiBali, ibukotanya Amlapura. Secara geografis, letak kabupatenini dapat dipaparkan sebagai berikut: di sebeiah timur berbatasandengan Selat Lombok; di sebeiah selatan dengan Selat Badung;di sebeiah utara dengan Laut Bali; dan di sebeiah barat denganKabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, dan KabupatenBuleleng. Di kabupaten ini terdapat pula Gunung Agung (3.124meter), gunung tertinggi di Propinsi Bali, dan Gunung Seraya(1.174 meter). Objek wisata yang terdapat di KabupatenKarangasem, antara lain adalah Pura Besakih, Bukit Putung,Desa Tenganan, Candi Dasa, Taman UJung, Tirta Gangga, PuriMaskerdam, pantai Tulamben, dan Bukit Jambul.

Kabupaten Klungkung terletak di bagian selatan ProvinsiBali, ibukotanya Klungkung. Secarah geografis, letak kabupatenini dapat diutarakan sebagai berikut: di sebeiah utara berbatasandengan Kabupaten Bangli; di sebeiah timur dengan KabupatenKarangasem; di sebeiah selatan dengan Samudera Hindia; dan disebeiah barat dengan Kabupaten Gianyar. Kabupaten ini memilikibeberapa pulau, selain Pulau Bali sebagai daratan induknya, adapula Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Cenin'gan.Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Klungkung, antara lainadalah Gua Lawah dan Taman Gili Kertagosa.

Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan Provinsi Bali,ibukotanya Tabanan. Secara geografis letak kabupaten ini dapatdiutarakan sebagai berikut: di sebeiah utara berbatasan denganKabupaten Buleleng; sebeiah timur berbatasan dengan KabupatenBadung; sebeiah selatan dengan Samudera Hindia, dan sebeiahbarat dengan Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng. Dikabupaten ini terdapat Gunung Batukau (2.276 meter) danGunung Sangiang (2.087 meter). Objek wisata yang terdapat diKabupaten Tabanan, antara lain, adalah Kebun Raya Bedugul,

30

Page 39: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Danau Beratan, Tanah Lot, air panas Penatahan, Alas Kedaton,Museum Subak Bali, dan Jati Luih.

31

Page 40: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

BAB III

TEKS DAN ANALISIS LATAR CERITA RAKYATYANG MENGISAHKAN OBJEK WISATA DI

SUMATRA, JAWA, DAN BALI

Dalam bab ini akan disajikan teks dari kelima belas cerita rakyatyang mengisahkan objek wisata di Sumatra, Jawa, dan Bali.Selain itu, juga akan dianalisis latar tempat dari kelima belascerita rakyat tersebut, sedangkan, latar waktu tidak akandibicarakan karena latar waktu dari kelima belas cerita rakyatyang dijadikan sumber data penelitian ini tidak jelas. Latar waktudalam cerita-cerita tersebut hanya ditunjukkan dengan kata-kataseperti konon, zaman dahulu kala, suatu hari, siang hari, malamhari, dan tengah hari.

3.1 Cerita Rakyat di Sumatra3.1.1 "Petri Idjo"(1) Ringkasan Isi Cerita

Tersebutlah di sebuah desa di Tanah Gayo. Di desa itutinggallah sebuah keluarga yang terdiri atas sepasang suami istridengan seorang anaknya. Anaknya itu sudah berumah tangga danmempunyai dua orang anak yang masih kecil. Yang sulungadalah seorang anak laki-laki, berusia tiga tahun, dan yangbungsu adalah seorang anak perempuan, berusia setahun. Kepadakedua anak itu masing-masing diberikan cincin oleh kedua orangtuanya. Hal itu dimaksudkan agar keduanya dapat saling menge-nal bila mereka hidup terpisah di kemudian hari.

Beberapa tahun kemudian, ayah kedua anak itu jatuh sakitdan meninggal dunia. Tidak lama kemudian, ibunya pula jatuh

32

Page 41: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

sakit dan meninggal dunia. Kedua anak itu dititipkan kepadakakek dan neneknya yang sudah tua. Oleh kakeknya, anak laki-laki itu disuruh untuk menuntut iimu di kampung lain. Sementaraitu, anak perempuan tetap tinggal bersama kakek dan neneknya.

Sewaktu anak perempuan itu tumbuh menjadi seorang gadisyang rupawan, kakek dan neneknya meninggal dunia. Kinihidupnya sebatang kara. la tidak tabu bahwa ia mempunyaiseorang kakak yang sedang menuntut ilmu di kampung orang.Begitu juga halnya dengan kakaknya yang tidak mengetahuibahwa ia mempunyai seorang adik perempuan.

Pada suatu hari anak laki-laki itu merasa ilmunya sudahcukup. la bermaksud ingin meninggalkan lempat ia belajarselama ini. Setelah berpamitan kepada gurunya, ia meninggalkantempat itu dan menuju ke sebuah kampung di tepi barat DanauLaut Tawar. Karena merasa tidak mempunyai sanak saudara, iamenginap di mesjid. Pada waktu subuh ia mengumandangkanazan. Suaranya terdengar ke seluruh kampung. Orang-orangkampung bertanya-tanya siapa gerangan anak muda yang begitufasih mengumandangkan azan itu. Lalu, masyarakat berdatanganke mesjid itu dan mereka meminta kesediaan anak muda ituuntuk menjadi imam.

Setelah kejadian itu, mesjid tempat anak muda itu tinggalmenjadi ramai dikunjungi orang. Tidak hanya orang kampungitu, orang kampung lain juga datang ke mesjid itu. Merekadatang untuk belajar berbagai pengetahuan, khususnya penge-tahuan agama kepada anak muda itu.

Pada suatu hari, orang-orang tua di desa itu ingin mencari-kan jodoh kepada anak muda itu. Mereka ingin menjodohkananak muda itu dengan seorang gadis yatim piatu yang cantikrupawan. Rupanya kedua anak muda ini sebelumnya sudah salingmengenal dan mereka saling jatuh cinta. Akan tetapi, kedua anakmuda itu tidak berani mengungkapkan rasa cinta itu. Niat orang-orang tua di kampung itu disambut gembira oleh kedua anakmuda itu.

33

Page 42: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Orang-orang kampung sibuk mempersiapkan pesta per-kawinan anak muda itu. Mereka bergotong royong membiayaipesta itu. Mereka juga mencari hari, tanggal, dan bulan yangcocok untuk melangsungkan perkawinan itu.

Pada hari yang sudah ditentukan pesta perkawinan itudilangsungkan. Pesta berlangsung seiama tiga hari tiga malam.Kedua pengantin mengenakan pakaian adat dan hams menjalaniberbagai upacara adat. Setelah mereka menjalankan berbagaiupacara adat, tibalah pada upacara terakhir, yaitu upacara mandipengantin di tepi danau. Sebelum melakukan upacara mandi itu,pengantin pria menyerahkan cincin kepada pengantin perempuan.Cincin itu digenggam oleh pengantin perempuan. Ada perasaananeh menyusup di dada pengantin perempuan itu. Perlahan-lahania membuka genggamannya. Betapa terkejutnya ia ketika iamelihat cincin suaminya itu sama dengan cincin miliknya.Tahulah ia kini bahwa suaminya itu adalah kakak kandungnya.Lalu, ia tumn ke danau itu dan terns berenang sampai hilang daripandangan orang-orang yang hadir menyaksikan upacara itu.Pengantin perempuan itu menjelma menjadi Petri Idjo dan hidupdi Danau Laut Tawar.

(2) Latar

Latar tempat cerita ini adalah di Tanah Gayo dan DanauLaut Tawar. Kedua latar tempat itu berada di Provinsi Aceh. Halitu terungkap dalam kutipan berikut.

Alkisah sebagaimana lazimnya orang Gayo, demikianlah disatu rumah, di satu desa, tinggal bersama-sama nenek dankakek, anaknya yang telah berumah tangga, serta dua orangcucunya. (PI, him. 201)

Dengan tekad bulat demikian, mulailah ia melangkahkan kakimenuju suatu desa di tepi barat Danau Laut Tawar. (PI, him204)

34

Page 43: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Danau Laut Tawar sebagai latar cerita "Petri Idjo" sekarangmenjadi tempat objek wisata di Aceh. Danau Laut Tawar terletakdi Kabupaten Gayo, Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Di sebeiahseiatan danau itu (kira-kira tiga kilometer dari Takengon)terdapat sebuah gua yang bernama gue ni Petri Idjo (gua PutriHijau). Mulut gua ini persis menghadap ke Danau Laut Tawar.Menurut cerita penduduk setempat, gua ini adalah tempatkediaman Petri Ijo, seeker ikan duyung yang berkepala d^berdada manusia, tetapi memiliki ekor layaknya ikan. Petri Ijomemiliki wajah yang rupawan dan rambut yang panjang terurai.

3.1.2 "Asal Mula Danau Toba"(1) Ringkasan Isi Cerita

Pada zaman dahulu di sebuah perkampungan di wilayahTapanuii Utara, tinggallah seorang petani miskin. Pada suatu hariia ingin sekali makan ikan. Oleh karena itu, ia mengambil kaildan pergi ke sungai untuk memancing ikan. Setelah lama dudukdi pinggir sungai, ia merasa kailnya ditarik-tarik oleh ikan. Laluia menyentakkan kailnya keras-keras. Ia melihat seeker ikanbesar tersangkut di kailnya itu. Petani itu sangat terkejut karenaikan itu dapat berbicara seperti layaknya manusia.

Ikan itu memohon kepada petani agar ia tidak dibunuh.Semula petani itu tidak mau mendengarkan permohonan ikan itukarena ia sangat membutuhkan lauk untuk dimakan. Namun,setelah ikan itu berjanji akan menyiapkan lauk untuk si pet^iitu, petani itu mengurungkan niatnya untuk membunuh ik^ itu.

Petani itu menempatkan ikan itu di sawahnya yang tinggalbeberapa petak. Ia segera pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, ia melihat di atas meja telah terhidang lauk-pauk dan nasiyang masih mengepulkan asapnya. Petani itu sangat gembira,lalu ia makan dengan lahapnya.

Keesokan harinya, ia pergi ke sawah dan mencari ikan yangditangkapnya kemarin. Akan tetapi, ikan itu sudah tidak ada.Tiba-tiba ia mendengar suara seorang wanita memanggilnya. Iamenoleh dan betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang wanita

35

Page 44: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

cantik berdiri di depannya. Wanita itu mengatakan bahwa iaadalah ikan yang kemarin ditangkap oleh petani. Karena petaniitu sudah mengambii ikan itu dari sebuah kerajaan di sungai, iahams mengawini wanita itu. Sebelum menikah, wanita ituberpesan kepada petani. Jika mereka mempunyai anak, petani itutidak boieh menceritakan kepada anak mereka bahwa ibunyaberasal dari seekor ikan. Petani itu berjanji bahwa ia tidak akanmengungkit-ungkit latar belakang calon istrinya itu.

Akhirnya, petani itu menikah dengan wanita itu. Setahunkemudian, lahirlah seorang anak laki-laki yang sehat. Anak itucepat sekali pertumbuhannya. Rumah tangga petani itu sangatbahagia.

Pada suatu hari anak itu disumh oleh ibunya mengantarkanmakanan untuk ayahnya yang sedang bekerja di sawah. Ditengah jalan anak itu merasa sangat lapar. Lalu, ia membukarantang yang berisi makanan itu dan mengambilnya sedikit.Karena makanan itu sangat enak dan ia merasa sangat lapar, iamenghabiskan makanan itu. Yang tersisa tinggal tulang-tulangikan.

Sampai di sawah rantang yang berisi tulang-tulang itudiberikannya kepada ayahnya. Betapa terkejutnya petani ituketika melihat bahwa rantang itu hanya berisi tulang-tulang ikan.Ia memaki anaknya itu dan mengatakan bahwa anaknya ituadalah anak ikan sehingga tidak tahu aturan. Anak itu segerapulang ke mmah dan menemui ibunya. Ia menanyakan kebenarankata-kata ayahnya yang menyatakan bahwa la adalah anak ikanIbunya tidak menjawab pertanyaan anaknya itu. Ibunya itu hanyamengatakan bahwa ayahnya sudah melanggar janji. Ia segeramenyumh anaknya menyingkir ke puncak bukit.

Tidak lama kemudian, petani itu pulang ke mmah. Ia herankarena istrinya tidak menyambutnya seperti biasa. Dengan penuhamarah istrinya mengatakan bahwa petani itu telah melanggarjanji. Oleh karena itu, ia hams pergi. Petani itu memohonkepada istrinya agar memaafkan kesalahannya dan tidak mening-galkan dirinya. Namun, istrinya telah bulat tekad. Ia segera pergi

36

Page 45: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

meninggalkan suaminya itu. Ketika istrinya itu tidak tampak lagi,tiba-tiba datang banjir yang melanda nimah petani itu. Air itumakin lama makin tinggi dan menenggelamkan ramah dan sawahmilik petani itu. Genangan air itu makin lama makin luassehingga menyerupai sebuah danau. Sekarang orang menyebutdanau itu, Danau Toba artinya danau yang terletak di tanahToba.

(2) LatarLatar tempat cerita ini yaitu Danau Toba sebagai latar cerita

"Asa! Mula Danau Toba" merupakan salah satu objek wisatayang terkenal di Provinsi Sumatra Utara. Objek wisata initerletak di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara.Danau Toba merupakan danau tektonik dengan luas sekitar 1.700km2 persegi yang berada pada ketinggian 906 meter di ataspermukaan laut. Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia.Bagian terdalam diperkirakan sedalam 500 meter. Danau initerjadi dari peristiwa letusan gunung berapi pada zaman dulu.Orang Batak menyebut Danau Toba dengan nama Tapian Nauliyang berarti danau yang cantik.

Air Danau Toba dialirkan oleh Sungai Asahan menuju SelatMalaka. Tidak jauh dari pesisir danau dekat kota Porsea, aliranDanau Toba membentuk air terjun Sigura-gura setinggi 200meter dan air terjun Tangga setinggi 150 meter. Selain menjadiobjek wisata, kedua air terjun ini berada dalam kawasan ProyekAsahan dan merupakan Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik diProvinsi Sumatera Utara.

3.1.3 "Malln Kundang"(1) Ringkasan Isi Cerita

Malin adalah anak tunggal sepasang suami istri yang bekerjasebagai nelayan di Air Manis. Sewaktu Malin dalam kandungan,ayahnya pergi berlayar dan tidak pemah kembali lagi. Olehkarena itu, ia diasuh oleh ibunya. Ibu Malin menghidupi anaknya

37

Page 46: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

dengan mengumpulkan ikan yang dibuang orang karena tidaklaku dijual. Selain itu, ia juga mengumpulkan ranting-rantinguntuk dijual.

Malin sangat disayangi oleh ibunya. Ia tidak pernah dibiar-kan bermain di tepi pantai. Ke mana pun ibunya pergi, Malinselalu 'dikundang-kundang' (dibawa ke mana saja). Oleh karenaitu, Malin dinamakan orang Malin Kundang.

Pada suatu hari, Malin berlari-lari di sekeliling ibunya yangsedang menjemur ikan. Tiba-tiba kakinya tersangkut pada Jalaikan d^ ia terjatuh. Kepalanya terluka dan bekas luka itu terlihatsampai ia dewasa.

Setelah dewasa, Malin meminta izin pada ibunya untukmerantau. Meskipun dengan berat hati, ibunya mengizinkannyapergi. Oleh ibunya, Malin dibekali tujuh bungkus nasi. Adapunmaksud ibunya membekali Malin dengan tujuh bungkus nasi agarselama tujuh hari Malin tidak kelaparan.

Sejak ditinggalkan Malin, ibunya selalu memandang ke lautsambil bertanya-tanya dalam hati kapan anak kesayangannya itukembali. Ia selalu berdoa agar Malin dapat kembali ke rumahdengan selamat. Ibunya juga selalu bertanya-tanya kepadanakhoda kapal yang kebetulan singgah di Pantai Air Manis. Darisemua kapal yang singgah tidak satu pun yang tahu keberadaanMalin Kundang. Ibunya sangat sedih.

Bertahun-tahun ibu Malin menunggu kedatangan anaknya.Kini dia telah tua. Tubuhnya juga telah bungkuk. Pada suatu hariibu Malin mendapat kabar dari nakhoda kapal yang dahulumembawa Malin berlayar. Ia memberitahukan kepada ibu Malinbahwa Malin sudah menikah dengan putri bangsawan yang kayaraya. Ibu Malin sangat gembira mendengar berita itu. Ia terusberdoa agar Malin segera pulang dari perantauannya.

Pada suatu hari yang cerah terlihatlah sebuah kapal yangsangat bagus. Orang kampung di pantai itu menjadi gemparmelihat kapal itu mendekat. Mereka semua menyangka bahwakapal itu pastilah milik raja atau pangeran. Sewaktu kapal itumerapat, mereka melihat sepasang orang muda berdiri di

38

Page 47: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

anjungan. Keduanya mengenakan pakaian yang berkilauan.Wajah keduanya sangat bahagia karena disambut dengan meriaholeh orang kampung. Ibu Malin juga ikut berdesakan menyambutsepasang orang muda itu. la berusaha untuk mendekati keduaorang itu. Betapa terkejutnya ia ketika melihat anak muda yangdielu-elukan oleh orang kampung itu ternyata anaknya, MalinKundang. Ibu itu menghampiri anak muda itu dan memeluk erattubuhnya. Sambil memeluk, tangannya meraba kening anak mudaitu. Ia ingin memastikan bahwa anak muda itu adalah MalinKundang, anaknya yang telah lama meninggalkannya. Ia merasa-kan ada bekas luka di kening anak muda itu. Ibu itu semakinyakin bahwa anak muda itu adalah Malin Kundang. Ia semakinmempererat pelukannya.

Malin Kundang terpana karena dipeluk oleh wanita tua rentayang berpakaian compang-camping itu. Ia tidak percaya bahwawanita itu adalah ibunya. Seingatnya, ibunya adalah seorangwanita berbadan kekar dan kuat menggendongnya ke mana saja.Sebelum Malin sempat berpikir lebih lama lagi, istrinya yangcantik itu menghampirinya seraya mengatakan bahwa Malin telahmembohonginya. Ternyata Malin adalah anak seorang miskindan mempunyai ibu yang tua renta itu.

Mendengar kata-kata istrinya itu, tanpa berpikir lagi MalinKundang mendorong tubuh ibunya itu hingga terguling ke pasir.Ibunya sangat terkejut atas perlakuan anaknya itu. Ia tidakmenyangka anak kesayangannya itu akan berbuat sekasar ituterhadapnya. Ia berusaha bangkit dan berusaha kembali untukmeyakinkan Malin bahwa dirinya adalah ibu Malin. MalinKundang tetap tidak mau mendengarkan kata-kata ibunya itu.Pikirannya kacau karena ucapan istrinya. Bagaimanapun juga iatidak akan mengakui bahwa wanita tua itu adalah ibunya. Ia malukepada istrinya.

Ibu Malin masih berusaha menyakinkan anaknya itu. Iaberingsut hendak memeluk kaki anaknya itu. Malin menendang-nya. Akibat tendangan itu, ibu Malin terkapar di pasir. Orangkampung terpana dan kemudian pulang ke rumah masing-masing.

39

Page 48: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Ibu yang malang itu terbaring sendirian. Sewaktu mulai siuman,ia seperti terbangun dari mimpi. la melihat kapal Malin semakinmenjauh. Hatinya sangat perih. Lalu, ia menadahkan tangannyake langit. Ia berdoa kepada Tuhan agar Malin Kundang dijadikanbatu.

Tidak lama kemudian, datanglah badai besar. Ombak ber-gulung-gulung dan bunyinya sangat dahsyat. Badai itu berlang-sung sampai lanit malam. Penduduk pantai itu takut dan cemas.Baru pada pagi hari badai itu reda. Di kaki bukit terlihatkepingan kapal yang telah menjadi batu. Seperti sumpah ibunya,Malin Kundang anak durhaka itu telah menjadi batu. Di sela-selabatu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikantenggiri. Menurut cerita, ikan itu berasal dari serpihan tubuh istriMalin Kundang yang terus mencari Malin Kundang. Olehpenduduk pantai itu dinamakan Pantai Air Manis. Pantai itusekarang menjadi salah satu objek wisata di kota Padang.

(2) LatarLatar tempat cerita ini adalah Pantai Air Manis. Di pantai

inilah Malin Kundang dan ibunya bertempat tinggal, sebagaimanaterungkap dalam kutipan berikut.

Malin Kundang adalah anak tunggal suami istri nelayan AirManis. Sebelum lahir, Malin ditinggal pergi ayahnya. (MK,him. 43)

Pantai Air Manis sebagai latar tempat cerita ini merupakansalah satu objek wisata yang terdapat di Provinsi Sumatra Barat.Pantai Air Manis terletak di sebelah selatan kota Padang. Dipantai itu jika angin bertiup sepoi-sepoi, suara ombaknya ter-dengar lembut dan manis. Oleh karena itu, penduduk menamakanpantai itu Pantai Air Manis. Pantai itu sangat indah. Oleh karenaitu, pantai itu banyak didatangi oleh wisatawan domestik danmanca negara. Tidak jauh dari pantai itu terdapat sebuah pulauyang dinamakan Pulau Pisang. Kecil. Di pulau itu terdapat

40

Page 49: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

banyak monyet. Monyet-monyet itu sangat bersahabat denganpengunjung yang datang ke tempat itu.

Di pantai itu jika ada badai besar, ombak besar bergulung-gulung dari tengah lautan dan kemudian terhempas di pantai. Dipantai itu terdapat bukit yang menjorok ke laut. Kaki bukit ituterdiri atas batu-batu besar. Jika ombak besar menghantam batu-batu itu, percikan airnya tinggi sekali. Percikan air itu menim-bulkan bunyi seperti orang yang sedang melolong, memilukanhati orang yang mendengamya. Kadang-kadang bunyinya sepertiorang meratap yang menyesali diri.

3.1.4 "Asal Usul Kota Tanjung Pinang"(1) Ringkasan Isi Cerita

Di pantai Pulau Bintan terdapat sebuah bandar kecii yangbernama Anjang Luku. Anjang Luku banyak ditumbuhi pohonpinang. Pohon-pohon pinang itu tumbuh berjejer-jejer di pinggirpantai dari Tanjung Buntung sampai ke muara Sungai Bintan.Dahuiu bandar itu menjadi tempat persinggahan Laksemana HangTuah ketika berlayar dari Melaka ke Sungai Duyung Ulu Bintan,kampung halamannya.

Sementara itu. Sultan Ibrahim memanfaatkan bandar itusebagai tempat berkumpulnya para saudagar dari berbagai sukubangsa. Saudagar-saudagar itu berkumpul untuk bermusyawarah.Oleh karena itu, pantai barat Pulau Bintan menjadi ramai.Beratus-ratus kapal yang besar dan kecil dan beraneka ragamsampan berlabuh di pantai itu.

Pada suatu hari Sultan Ibrahim dan para saudagar tengahsibuk bersidang di kemah-kemah yang sengaja didirikan di tepipantai. Mereka sepakat untuk menguasai perdagangan di perairanSelat Melaka hingga Selat Riau. Selama ini perdagangan di SelatMelaka hingga Selat Riau dikuasai oleh para saudagar dari Jawa,Bugis, Minangkabau, dan Melayu. Pada zaman itu orang Eropamenggelari mereka "perompak Lanun'.

Berminggu-minggu lamanya Sultan Ibrahim dan para saudagar bersidang. Oleh karena itu, bandar Anjang Luku menjadi

41

Page 50: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

terang benderang setiap malam. Pada suatu hari ketika seorangnelayan Melayu melintas di tempat itu, ia bertanya kepadaseorang penjaring Cina yang bertempat tinggal di Senggarang,yang berseberangan sungai dengan Anjang Luku, tentang cahayayang terang benderang itu. Oleh penjaring Cina itu dikatakanbahwa cahaya itu adalah "Pi-pei nang" yang artinya api-api yangdinyalakan orang. Orang-orang ramai sekali bermukim di AnjangLuku.

Sejak saat itu para nelayan Cina menyebut bandar kecii itu"Pi-pei nang". Sementara itu, orang Melayu menyebut "PianPinang" yang berarti pantai pohon-pohon pinang. Karena bandarkecil itu terletak pada sebuah tanjung, bandar itu disebut TanjungPinang.

(2) Latar

Latar tempat cerita "Asal-Usul Kota Tanjung Pinang" adalahpelabuhan Anjang Luku di pantai barat Pulau Bintan. Tempat itumerupakan tempat persinggahan Laksamana Hang Tuah. OlehSultan Ibrahim tempat itu digunakan sebagai tempat untukbermusyawarah dengan para saudagar. Oleh para nelayan Cina,tempat itu dinamakan Pi-pei Nang dan para nelayan Melayumenamakan tempat itu Pian Pinang yang kemudian berubahmenjadi Tanjung Pinang.

Tanjung Pinang sebagai latar tempat cerita ini merupakansalah satu objek wisata bahari di Kepulauan Riau. Luas kotanya239,50 km2 dan berpenduduk sebanyak 84.195 jiwa. Kota itumenjadi terkenal sejak meletusnya Perang Teluk Bintan padatahun 1782-1784. Dalam perang itu pasukan meriam yangdipimpin oleh Raja Haji sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IVberhasil meledakkan kapal komando "Malaka's Welvaren" padatanggal 6 Januari 1784. Oleh masyarakat Riau, tanggal 6 Januaridianggap sebagai hari kemenangan orang Riau. Tanggal 6Januari itu disepakati sebagai Hari Jadi Kota Tanjung Pinang.Pada tahun 1983 kota Tanjung Pinang menjadi Kota Adminis-tratif (Kotif) dan sesuai dengan ketetapan Bupati Kepala Daerah

42

Page 51: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Tingkat II Kepulauan Riau tanggal 26 Desember 1987, TanjungPinang dijuluki Kota Bestari (singkatan dari bersih, semangat,tertib, aman, ramah tamah, serta indah). Bestari juga bermaknatinggal orang-orang cerdas, berpendidikan, dan berpandanganluas.

3.1.5 "Legenda Asal Usul Nama Pulau Kembaro"(1) Ringkasan Isi Cerita

Sejak dahulu kota Palembang telah menjadi kota perdagang-an. Banyak orang dari negeri lain yang datang ke Palembang, diantaranya tersebutlah seorang pedagang turunan bangsawan darinegeri Cina.

Setelah beberapa lama berada di Palembang, pemuda itubertemu dengan seorang gadis Palembang yang bernamaFatimah, juga dari kalangan bangsawan. Fatimah seor^g gadisyang cantik jelita. Pedagang dari negeri Cina itu tertarik kepadaFatimah dan melamarnya. Keluarga Fatimah setuju karenamereka mengetahui bahwa keduanya saling mencintai.

Sebelum menikah, Fatimah minta agar perkawinan merekaberlangsung terhormat dan disetujui oleh orang tua kedua belahpihak. Oleh karena itu, pemuda itu mengirim utusan ke negeriCina. Beberapa lama kemudian utusan itu kembali ke Palembangdengan membawa surat dari orang tua pemuda itu. Isi surat itumenyatakan bahwa orang tua pemuda itu merestui pemikahan itudan memohon maaf karena tidak dapat datang ke Palembang.

Setelah mendapat persetujuan kedua belah pihak, berlang-sunglah pemikahan Fatimah dengan pemuda Cina itu. Merekatinggal di Palembang serta hidup mkun dan damai.

Kendati keduanya hidup rulmn dan damai, sebagai istri yangbaik, Fatimah selalu ingin agar dapat bertemu dengan mertuanya.Suatu waktu keinginan itu dikemukakannya kepada suaminya.

Sang suami senang dan bangga mendengar niat baik istrinya.la juga ingin menunjukkan kepada orang tuanya, terutama kepadaibunya, bagaimana rasa bahagia dan beruntung dirinya mendapatseorang istri yang tinggi budi pekertinya. Oleh karena itu.

43

Page 52: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

melalui pedagang yang datang dari negeri Cina sang suamiberpesan agar orang tuanya datang ke Palembang.

Beberapa lama kemudian, ketika pedagang itu datang lagi kePalembang, disampaikannya surat dari orang tua pemuda itu.Dalam surat itu, kedua orang tua pemuda itu menyatakan bahwapada saat ini mereka belum dapat datang ke Palembang. Sebagaitanda sayangnya kepada anak dan menantunya, orang tua ituakan mengirimkan satu guci emas.

Fatimah merasa lega hatinya karena mertuanya telah menun-jukkan kasih sayangnya. la dan suaminya akan membagikanemas itu kepada keluarganya yang ada di Palembang.

Pada suatu hari, datanglah pedagang dari negeri Cinamengatakan kepada Fatimah dan suaminya bahwa mereka mem-bawa barang titipan untuk disampaikan. Karena kapal layarmereka sangat besar dan keadaan angin tidak mengizinkan,mereka terpaksa berlabuh di laut muara Sungai Musi. Merekamasuk ke Palembang menggunakan jongkong atau tongkangdengan galah dan dayung.

Suami Fatimah minta agar titipan itu dibawa ke Palembang.Sementara menanti beberapa hari lamanya, suami Fatimahbertanya-tanya dalam hatinya. la heran mengapa orang tuanyamengirimkan enam buah guci. Menurutnya tidak mungkin ke-enam guci itu berisi emas. Keragu-raguannya itu disampaikankepada Fatimah, tetapi Fatimah tidak mempersoalkan isi guci-guci itu. Bagi Fatima kiriman barang berharga sudah cukupsebagai tanda mertua sayang kepadanya. Saat yang dinantikanpun tiba. Awak kapal dari muara telah tiba. Jongkong yangmembawa enam guci berlabuh di tengah Sungai Musi. Merekamengabarkan kepada keluarga Fatimah. Dengan menggunakanperahu, Fatimah dan suaminya datang ke jongkong yang berlabuh di tengah sungai. Enam buah guci titipan terletak di lantaijongkong. Dengan hati bimbang dan ragu, sang suami mendekatiguci, Fatimah ikut di belakang suaminya.

Dengan hati gelisah, suami Fatimah mengambil sepotongkayu. la memecahkan guci itu dengan kayu tersebut. Sayur

44

Page 53: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

pakasem yang bau tertumpah ke lantai jongkong. Kemudian, iamemecahkan guci kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Ia merasasangat malu karena orang tuanya hanya mengirimkan sayurpakasem. Sambil berteriak suami Fatimah melemparkan kayu kesungai dan ia berlari ke tepi jongkong. Fatimah berusaha men-cegah, tetapi teriambat. Suaminya terjun ke sungai. Fatimahsadar apa yang dirasakan suaminya. Ia tahu, bahwa suaminyamerasa sangat malu sebab sayur pakasem tidak ada artinya bagikeluarganya di Palembang. Sementara itu, emas yang dijanjikantidak ada.

Karena ingin mencegah suaminya, Fatimah berlari ke tepijongkong. Pada langkah pertama, kakinya tidak sengaja menye-pak guci keenam. Guci itu pecah. Ternyata, guci itu penuh berisiemas batangan. Emas itu berserakan di lantai jongkong. Fatimahmenoleh sebentar, tetapi tidak menghiraukannya. Ia sadar apayang dirasakan suaminya. Ia tidak ingin jika suaminya tenggelamhanya karena khawatir merasa malu. Ia sangat mencintai danmenyayangi suaminya itu. Ia pun terjun ke sungai menyusulsuaminya itu. Keduanya tenggelam. Bersamaan dengan itu jongkong miring ke kanan dan ke kiri diayun ombak. Akhirnya,jongkong itu pun tenggelam. Setelah itu, jongkong itu tenggelammuncullah tanah yang kemudian dikenal dengan nama PulauKembaro.

(2) LatarLatar cerita "Legenda Asal Usul Nama Pulau Kembaro"

adalah di Sungai Musi, Palembang. Latar tempat cerita itumencerminkan salah satu objek wisata di Sumatra Selatan, yaituPulau Kembaro. Pulau Kembaro adalah pulau kecil yang terdapatdi tengah Sungai Musi. Di pulau ini berdiri sebuah wihara yangbanyak dikunjungi orang, terutama oleh masyarakat Cina.

45

Page 54: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

3.2 Cerita Rakyat di Jawa3.2.1 "Asal Mula Klenteng Ancol"(1) Ringkasan Cerita

Konon, sebuah kapal datang dari negeri Cina. Kapal tersebutbemama Sam Poo Toalang. Di dalam kapal itu terdapat seorangjuru masak yang sangat pandai.

Kapal Sam Poo Toalang telah berlayar beberapa bulan.Suatu hari, kapal itu diterjang ombak. Ternyata, Sam Poo Tolangdihantam oleh ikan paus yang sangat besar. Kapal itu hampir sajatenggelam.

Kapten Sam Poo Toalang dapat menguasai keadaan dandapat menyelamatkan kapal. Setelah itu, mereka melanjutkanperjalanan. Akhirnya, kapal berlabuh di perairan Ancol. Saatitu, Ancol termasuk wilayah Sunda Kelapa.

Suatu hari, Sunda Kelapa dilanda banjir besar, sedangkandaerah Ancol tidak terkena banjir. Persediaan bahan makanan dikapal sudah habis. Mereka kekurangan air dan makanan. Pe-numpang kapal pun disuruh mencari air dan makanan, begitupula sang juru masak yang pandai itu.

Juru masak berjalan menyusuri pantai. Tidak lama kemudi-an, ia bertemu dengan seorang gadis cantik. Gadis itu bernamaSitiwati. Sitiwati sangat terkejut melihat kedatangan orang asing.Akhirnya, mereka pun berkenalan.

Sitiwati menanyakan maksud kedatangan pemuda sang jurumasak. Si pemuda pun menjelaskan maksudnya. Sitiwati tertarikpada pemuda itu sebab ia bersikap ramah dan sopan. Sitiwatimengajak pemuda tersebut ke rumahnya, kemudian memper-kenalkannya kepada ayah dan ibunya. Di sisi lain, si pemuda itupun sangat tertarik kepada Sitiwati. Ia ingin menjadikan gadis itusebagai istrinya.

Si pemuda pun meminang Sitiwati dan kedua orang tua gadisitu pun menyutujui kehendak si pemuda. Perkawinan segeradilangsungkan. Sitiwati dan si pemuda yang menjadi juru masakkapal Sam Poo Toalang pun hidup berbahagia sebagai suamiistri.

46

Page 55: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Pemuda itu, selain pandai memasak, jugapandai menari. lamengajari penduduk di sekitar tempat tinggalnya, memasak danmenari. Suami Sitiwati itu disenangi oleh penduduk.

Beberapa puluh tahun kemudian, kapal dari negeri Cinadatang iagi. Mereka hendak mencari juru masak yang hilang.Mereka pun bertanya kepada penduduk. Penduduk menjelaskanbahwa si juru masak dan istrinya telah meninggal dan merekadikubur berdekatan. Untuk menghargai jasa sang juru masak danmengingat kebaikannya, orang-orang itu pun membangun sebuahkelenteng. Kelenteng itu pun terkenal dengan Kelenteng Ancol.

(2) LatarLatar tempat cerita rakyat "Klenteng Ancol" terdapat di

Ancol (laut, pantai, dan perkampungan penduduk). Di sampingitu, pengarang menyebutkan latar tempat Sunda Kelapa yang saatitu terkena banjir.

Latar sosial cerita rakyat "Klenteng Ancol" terjadi padamasyarakat kelas rendah (penduduk sekitar Ancol) dan seorangjuru masak kapal dari negeri Cina. Dalam cerita rakyat initerdapat perkawinan campuran. antara orang pribumi denganorang Cina. Perkawinan campuran itu membuahkan kebahagiaanbagi kedua belah pihak.

Latar tempat secara fiktif ini berkait dengan latar tempatsecara objektif (realitas), yakni terdapatnya sebuah kelentengyang bernama Kelenteng Sam Paolo Swie Sioe (yang dalambahasa Indonesa berarti Kelenteng Juru Masak Kapal) di Ancol.Konon, kelenteng itu dibangun sekitar tahun 1422 M.

Kelenteng tua itu terletak di Taman Impian Jaya Ancol.Menurut M. Nursyirwan (1982:120) kelenteng itu sangat indahdan menakjubkan. Kelenteng itu telah berdiri berabad-abad dandirawat oleh keturunan sang juru masak. Kini kelenteng itudirawat oleh Empeh Ong Sang Ing sebagai keturunan yang ke-lima.

Kelenteng tersebut terdiri atas beberapa ruangah, antara lainterdapat tiga buah tempat pembakaran lilin yang dikawal dua

47

Page 56: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

doa. Semua persiapan selamatan disiapkan sendiri oleh NyiEndit. Tanpa diduga yang menghadiri selamatan jumlahnyasampai ratusan orang. Padahal persediaan nasi tumpeng hanyasedikit. Saat para undangan menikmati hidangan yang kurang itu,datang seorang kakek bongkok yang pakaiannya compang-camping. Kakek itu hendak meminta sesuap nasi karena sangatlapar. Harapan si kakek tidak terkabui, malahan ia mendapat cacimaki dari Nyi Endit. Seterusnya Nyi Endit mengusir si kakektanpa rasa belas kasihan sedikit pun. Sambil berjalan sempoyong-an karena tidak kuat menahan lapar, kakek ito pun pergi.

Sebelum meninggalkan rumah Nyi Endit, si kakek berkatabahwa perbuatan yang baik dan buruk di dunia ini pasti adabalasannya. Perkataan si kakek masih sempat terdengar olehorang-orang yang masih menikmati hidangan di rumah itu.

Saat para undangan memohon pamit, ada orang yang ber-teriak-teriak. Para undangan yang belum sempat pulang sangatkaget dan terkejut karena banjir besar datang tiba-tiba menujurumah Nyi Endit. Banjir bandang itu tidak diketahui asalnya.Dalam waktu yang sangat singkat, seluruh halaman rumah dansawah-sawah Nyi Endit penuh digenangi air. Nyi Endit sangatsedih hatinya. Ia berteriak minta tolong, tetapi tidak ada orangyang menolongnya. Mereka menyelamatkan diri masing-masing.Dalam keadaan panik, Nyi Endit bermaksud hendak pergi ke luarrumah untuk menyelamatkan diri. Namun, baru saja ia berada diberanda rumahnya, air datang bagaikan ombak lautan mengulungdirinya. Nyi Endit dan seluruh harta kekayaannya musnahtertelan air. Kampung Nyi Endit kini berganti rupa, y^g tadinyapesawahan dan rumah-rumah penduduk, kini semua itu berubahmenjadi telaga. Telaga itu terkenal dengan sebutan TelagaBagendit atau Situ Bagendit.

(2) LatarLatar tempat cerita rakyat "Situ Bagendit" terdapat di Garut

(terdapat perkampungan tempat Nyi Endit hidup, sawah danladang yang luas, lumbung-lumbung padi tempat menyimpan

49

Page 57: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

padi Nyi Endit, rumah Nyi Endit yang besar yang berada diantara sawah-sawah agar tidak ada orang yang mendekatinyakarena kekikirannya).

Latar sosial cerita rakyat "Situ Bagendit" terjadi sekitarorang kaya dan orang miskin. Orang kaya diwakili oleh NyiEndit dan orang miskin diwakili oleh kakek bongkok yangcompang-camping. Muncul pertentangan antara kaya dan miskinkarena yang kaya tidak peduli pada yang miskin, bahkanmenghina dan mengusirnya. Akhimya, kekayaan menjadi tidakberguna bahkan tidak menolongnya saat banjir besar datang.Bahkan, kekayaan itulah yang merupakan awal bencana.

Latar tempat secara fiktif ini berkaitan dengan latar tempatsecara objektif (realitas), yakni terdapatnya sebuah telaga dikawasan Garut. Kota Garut itu terletak di Jawa Barat bagianselatan. Adapun telaga itu terdapat di desa Bojongsalam, keca-matan Banyuresmi. Tempat itu sampai sekarang masih ada.

Telaga Bagendit kini menjadi objek wisata. Telaga itu telahterkenal ke mana-mana. Pada hari libur banyak pengunjung yangberwisata ke tempat itu. Pengunjung bisa bersampan dalam telagayang indah itu.

3.2.3 "Rawa Pening"(1) Ringkasan Cerita

Di suatu dusun yang tidak begitu jauh dari lereng gunungMerapi, hiduplah suami isteri. Mereka termasuk keluarga yangsering berpuasa bahkan bertapa.

Sudah lama mereka berkeluarga, tetapi belum mempunyaianak. Oleh karena itu, setiap hari mereka berdoa kepada yangmaha kuasa agar mereka dikaruniai anak. Lama-kelamaanmereka itu tidak sabar lagi, suaminya berniat untuk bertapa digunung Merapi supaya permintaannya lebih cepat dikabulkan.Suatu hari, suaminya pamit dan berpesan kepada istrinya agaristrinya baik-baik menjaga rumah selama dia pergi. Setelahmendengar perkataan suaminya itu, istrinya mengangguk.

50

Page 58: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Sang suami pun pergi bertapa. Sebenamya, istrinya merasaberat untuk ditinggalkan, tetapi mengingat kepentingan masadepannya terpaksa ia mengiklaskan suaminya pergi. Setelahberjalan beberapa hari sampaiiah sang suami di gunung Merapi.Mulailah dia bertapa. Namun, apa yang terjadi pada diri sangistri di rumah, tidak tersangka-sangka, sang istri telah mengan-dung. Bukan main gembira dan bahagianya sang istri karena apayang dicita-citakan telah terkabul.

Timbul tanda tanya dalam pikiran sang istri sebab kan-dungannya sudah lama sekali bahkan melebihi waktu semestinya.Setiap hari sang istri selalu melamun sedih, merindukan kapansang bayi akan lahir. Pada saat yang sangat sepi anak yang masihdi dalam kandungan itu berkata agar ibunya jangan bersedih hatisebab tidak lama lagi, ia akan lahir. Anak itu pun berpesan bilasudah lahir ia minta diberi nama Baru Klinting. Ibu itu gembira,tetapi diliputi rasa cemas dan takut sebab anaknya yang masih didalam kandungan sudah bisa berbicara.

Suatu ketika sang ibu merasa sakit perut. Anak yang ada didalam perutnya bergerak-gerak. Karena sudah tidak tahan lagi,digerak-gerakkan tubuhnya agar segera melahirkan. Maka keiuar-lah anak itu. Namun, sebetulnya yang keluar itu bukanlah anak,tetapi ular. Ular itu sangat indah rupa dan bentuknya. Kulitnyaberkilauan seperti emas dan ekornya bermata bagaikan berlian.Biarpun dalam suasana yang keheran-heranan dan takut, sang ibutetap gembira karena isi di dalam kandungannya sudah lahir.

Ular itu diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Makinlama makin besarlah ular itu. Oleh ibunya diberi nama sesuaidengan kemauan sang anak waktu masih di dalam kandunganyaitu Baru Klinting.

Setelah agak besar, Baru Klinting mulai memikirkan keadaankeluarga mereka. Baru Klinting menanyakan keberadaan bapak-nya sebab ia sangat rindu ingin berjumpa. Ibunya menjawabbahwa ayahnya tengah bertapa di gunung Merapi. Di sampingitu, ibunya khawatir Baru Klinting tidak akan diakui anak olehsuaminya karena berupa ular.

51

Page 59: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Bam Klinting tetap ingin ketemu bapaknya. Persoalan diakuiatau tidak itu menjadi tanggung jawabnya. Asal ibunya memberi-kan keterangan yang jelas.

Tidak lama kemudian. Bam Klinting mohon pamit padaibunya. Ibunya mengizinkan dan mendoakan mud^-mudahananaknya bertemu dengan bapaknya. Bam Klinting pun berangkat-lah.

Perjalanan Bam Klinting sangat cepat karena Bam Klintingadalah ular yang sangat ampuh dan sakti. Kemudian, sampailahBam Klinting di gunung Merapi. Tems ia mencari ke sanakemari. Akhirnya, Bam Klinting bertemu dengan seseorang yangtengah bertapa di dekat puncak gunung Merapi.

Orang yang bertapa itu merasa terganggu oleh kedatanganBam Klinting. Ia pun marah. Bam Klinting membeberkanpersoalannya. Ia mengatakan bahwa ia lahir dari seorang ibu disuatu dusun. Ibunya mengatakan bahwa bapaknya sedang bertapadi gunung Merapi. Ternyata setelah bertemu dengan bapaknya,bapaknya tidak man mengakuinya.

Pertapa itu lalu teringat akan istri yang ditinggalkan di desa.Orang yang bertapa itu mau mengakui Bam Klinting sebagaianaknya dengan satu syarat, yaitu Bam Klinting dapat mengeli-lingi atau melingkari gunung Merapi itu dengan badannya.

Bam Klinting segera melingkari gunung Merapi denganbadannya, ternyata kurang sedikit. Kemudian Bam Klinting ber-usaha dengan mengeluarkan lidahnya. Setelah sang pertapamelihatnya, ia segera menghunus kerisnya. Keris itu diacungkanuntuk memotong lidah Bam Klinting. Setelah mengenai sasaran-nya putuslah lidah itu dan meloncatlah lidah itu sampai tidakterlihat oleh sang pertapa. Pertapa itu pun tidak mau mengakuiBam Klinting sebagai anaknya. Ular itu tems melingkar digunung Merapi sebab kekuatan saktinya sudah meloncat bersamalidahnya. Sekarang ular itu mempakan ular biasa.

Lidah ular yang meloncat jauh itu bembah menjadi seoranganak laki-laki. Ia hidup sebagai pengembara, tiada berbapa danberibu. Ke sana kemari tak tentu tujuan.

52

Page 60: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Suatu hari di daerah pedukuhan yang tidak jauh dari gunungMerapi itu diadakan pesta besar, yaitu pesta bersih kampimg.Dengan sendirinya kesibukan yang diadakannya banyak sekali.Bahkan, ada pembagian tugas. Di antaranya, ada yang mencarikayu, mencari air, berbelanja dan mengatur tempatnya. Karenajauhnya dan banyak kayu yang dikumpulkan, banyak orang yangberistirahat. Di samping bermain dan berkeiakar ada juga yangmengetok-ngetok akar pohon dan batang pohon yang besar-besar.Ada seorang yang memukul-mukul akar yang besar keluarlahdarah dari dalam akar itu. Orang-orang itu beranggapan bahwaakar itu adalah daging yang enak dimakan. Orang-orang kam-pung itu pun mengambil daging, kemudian daging itu digunakanuntuk pesta. Sesampainya di kampung, bukan main senangnyamereka mendengar dapat daging yang besar dan banyak. Kampung itu pun berpesta ria dengan meriahnya.

Anak yang sedang mengembara itu mendengar bahwa adasuatu kampung yang tengah berpesta. la pergi mengunjunginyauntuk minta makanan ala kadarnya. Namun, semua orang meno-lak permintaannya bahkan mencemoohkan serta memukul anakitu hingga menangis.

Hal itu diketahui oleh seorang nenek. la merasa kasihan,kemudian sebagian makanannya diberikan kepada anak itu. Anakitu mengucapkan terima kasih. Setelah makan anak itu merasasenang. Kemudian, ia berpesan pada nenek yang memberimakanan supaya nenek itu bersiap-siap menyediakan sampan.Nenek itu segera menyediakan lesung untuk sampan dandayungnya. Setelah persiapan selesai, anak itu mendekati orang-orang yang tengah berpesta. Kemudian, ia berkata denganlantangnya sambil memasukkan lidi bekas sate ke dalam tanah dihalaman rumah tempat pesta tadi. Siapa saja yang dapatmencabut lidi dapat berbuat sehendak hatinya terhadap dirinya.Namun, jika tidak bisa, orang itu yang menanggung akibatnya.

Setelah mendengar anak kecil yang congkak itu, merekamengerumuninya untuk mencabut lidi itu. Temyata satu per satuorang itu tak bisa mencabutnya. Anak itu mengejek, masa lidi

53

Page 61: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

seperti ini orang sekampung tidak ada yang bisa mencabutnya.Orang kampung itu heran dan sangat panas hatinya karenamerasa kewalahan, kemudian lidi diserahkan kepada anak itu.Karena Mak itu sukma dari pusaka Bam Klinting yang arnpuhdan sakti, lidi itu bisa dicabut dengan mudahnya. Bekas lidi itumenjadi mata air yang besar, airnya keluar terns menems.Kampung tempat pesta itu pun kebanjiran. Orang kampung itumati semua kecuali nenek yang menolong anak kecil itu. Bekaskampung itu sampai sekarang tidak bisa kering. Terjadilah rawayang berair bening dan disebutnya "Rawa Bening" akhirnya lamakelamaan menjadi "Rawa Pening".

(2) Latar

Latar tempat cerita Rawa Pening" terdapat di lerenggunung Merapi (kampung tempat tinggal bapa dan ibu BamKlinting), puncak gunung Merapi (tempat bapak Bam Klintingbertapa dan tempat pertemuan Bam Klinting dengan bapaknya,tetapi bapaknya itu tidak mau mengakui Bam KUnting sebagalanaknya karena bempa ular), dan pedukuhan, tempat masyarakatberpesta, tempat nenek menyiapkan sampan karena akan terjadibahaya banjir, tempat Bam Klinting menancapkan lidi dan bekaslidi itu menjadi mata air yang bening sehingga muncullah sebuahrawa).

Latar sosial cerita "Rawa Pening" terdapat pada masyarakatkelas bawah di sekitar Gunung Merapi. Mereka hidup sebagaipetani.

Latar tempat secara fiktif ini berkaitan dengan latar tempatsec^a objektf (realitas), yakni terdapatnya sebuah rawa, RawaPening yang kini menjadi objek wisata.

Rawa Pening terletak 10 km di sebelah selatan kotaSemarang. Rawa Pening diapit oleh dua kota, yaitu Ambarawadan Salatiga. Rawa itu bermuara ke sungai Tuntang.

54

Page 62: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

3.2.4 "Loro Jonggrang"(1) Ringkasan Cerita

Loro Jonggrang adalah seorang putri raja Baka yang ber-takhta di kerajaan Prambanan. Prabu Baka adalah raja raksasayang sangat menakutkan dan kekuasaannya sangat besar.Meskipun demikian, kalau takdir sudah datang, Prabu Baka kalahjuga akhirnya oleh Raja Pengging. Prabu Baka gugur di medanlaga. Kemenangan raja Pengging itu disebabkan oleh adanyabantuan orang kuat, yaitu Bandawasa. la menggunakan senjatayang sangat sakti, namanya Bandung. Akhirnya nama Bandawasamenjadi terkenal dengan sebutan Bandung Bandawasa.

Kerajaan Prambanan tunduk pada Bandung Bandawasa. Ataspersetujuan Raja Pengging, Bandung Bandawasa menempatiistana di kerajaan Prambanan. Di tempat itulah Bandung Bandawasa mempunyai keinginan untuk memperistri putri bekaslawannya. Namun, Lara Jonggrang tidak begitu saja mau mene-rima pinangan itu. Hal ini disetujui juga olehpatih lama. Apabilapinangan itu ditolak, terlalu berat akibatnya dan jika diterimapun, perasaannya tidak sampai hati. Sang patih mengusulkankepada sang putri bahwa pinangan itu secara lahir diterima,tetapi hams dengan syarat-syarat yang tidak mungkin dipenuhioleh Bandung Bandawasa.

Putri menyatakan bahwa Bandung hams membuatkan candiseribu buah dan dua buah sumur yang sangat dalam dan hamsselesai dalam waktu satu malam. Bandung pun bersedia meme-nuhi syarat-syarat yang diajukan oleh Lara Jonggrang.

Sebenarnya Bandung keberatan menerima permintaan itu.Namun, ia mempunyai orang-orang yang sakti dan diharapkanakan dapat memberi pertolongan kepadanya. Orang yang pertamaialah ayahnya sendiri, Damarmaya. Ia mempunyai balatentaramakhluk halus yang dapat bekerja di luar kemampuan manusia.Orang yang kedua ialah Raja Pengging, orang yang sangat ber-kuasa yang pernah dibantunya saat menaklukkan Raja Baka.Itulah yang meringankan Bandung Bandawasa dalam menerimasyarat-syarat yang diajukan Lara Jonggrang. Bandung menghadap

55

Page 63: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

kepada ayahnya, kemudian menghadap kepada Raja Pengginguntuk minta pertolongan. Mereka semua menyanggupi akanmenyelesaikan candi-candi dan sumur-sumur itu pada waktunya.

Pada hari yang sudah ditentukan, saat malam tiba, mulailahorang-orang halus balatentara serta pengikut Bandung dengangiatnya membuat bangunan candi. Sangatlah mengherankan caradan kecepatan membuatnya karena pada tengah malam sudah siap500 (lima ratus) buah candi. Tinggallah separuh yang akandilaksanakan setengah malam berikutnya. Utusan Lara Jonggrangpun ikut juga menyaksikan pekerjaan raksasa itu. Sesudah pukul4 (empat) selesailah candi sembilan ratus sembilan puluh limabuah. Tinggal lima buah yang hams disiapkan lagi. Di samping,itu sumur pun hampir juga selesai.

Utusan sang putri segera pulang melaporkan hasil kerjaBandung kepada Lara Jonggrang dan kepada sang patih. Isiistana pun menjadi kebingungan karena mereka yakin, sebentarlagi semua syarat-syarat itu akan terpenuhi. Hal ini berarti, sangputri akan menjadi isteri orang yang telah membunuh ayahnya.Berangkatlah patih ke desa-desa di sekitarnya. Membangunkandara-dara supaya pergi ke lesung dan seolah-olah menumbukpadi. Di samping itu tiap lesung disebari bunga-bunga yanghamm baunya. Para dara di sekitar candi segera mulai memukullesung. Makhluk-makhluk halus yang tengah mengerjakan candimendengar bunyi lesung segera menghentikan pekerjaannyakarena disangkanya hari sudah pagi. Lagi pula tercium baubunga sebagai tanda memanggil makhluk halus itu. Pembuatancandi kurang sebuah, sedangkan sumurnya tinggal sedikit sampaipada taraf penyelesaiannya.

Makhluk-makhluk halus sudah menghentikan tugasnya, jadisyarat yang diminta putri Lara Jonggrang belum dapat dipenuhi.

Pagi harinya, Bandung Bandawasa memeriksa dengangembira candi-candi yang telah selesai dikerjakan. Ternyatajumlahnya belum memenuhi permintaan putri Lara Jonggrang.Sesudah diteliti apa penyebabnya, Bandung Bandawasa sangatmarah karena patih dan Lara Jonggrang telah menghalang-

56

Page 64: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

halangi usahanya. Bandung Bandawasa mengutuk para anak daradi sekitar Prambanan. Mereka dikutuk, yakni sebelum dara-daraitu tua diharapkan jangan sampai ada orang yang mengambilnyamenjadi isteri. Sebaliknya putri Lara Jonggrang dikutuk mejijadiarea. Hingga saat ini area itu terdapat di dalam ruang candi y^gbesar. Karena area itu area putri Lara Jonggrang, makakelompok eandi-eandi itu disebut Candi Lara Jonggrang. Candiyang dibuat oleh makhluk-makhluk haius tadi meskipunjumlahnya belum meneapai seribu, disebut Candi Sewu danletaknya berdekatan dengan Candi Lara Jonggrang.

(2) LatarT.atar tempat eerita rakyat "Lara Jonggrang" terdapat di

Prambanan (kerajaan Prambanan, desa-desa sekitar kerajaanPrambanan) dan kerajaan Pengging.

Latar sosial eerita "Lara Jonggrang" terdapat pada masya-rakat kelas atas (istana sentris), yaitu tampilnya KerajaanPrambanan dan Kerajaan Pengging. Latar tempat seeara fiktif iniberkaitan dengan latar tempat seeara objektif (realitas), yalmiterdapatnya eandi Prambanan dan Candi Sewu. Candi itu kinimenjadi objek wisata. Candi itu dibangun pada masa kejayaanMataram Hindu di bawah pemerintahan Prabu Rakai Pikatanpada abad ke-9 Masehi. Candi tersebut terletak di desa Prambanan, Kabupaten Sleman.

3^.5 "Jodoh Bagi Rara Anteng"(1) Ringkasan Cerita

Waktu Kerajaan Majapahit diserang musuh, semua pendu-duknya mengungsi. Rakyat Majapahit lalu tinggal di lerengGunung Bromo. Seorang dewi menitis menjadi manusia. Bayiperempuan titisan dewi itu berparas eantik. Saat lahif, ia tidakmenangis seperti bayi-bayi lainnya sehingga bayi itu diberi namaRara Anteng.

Pada saat yang bersamaan, istri seorang pendeta meiahirkanbayi laki-laki. Bayi itu amat tampan dan bereahaya wajahnya.

57

Page 65: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Tenaganya sangat luar biasa: genggamaimya erat, tendangannyakuat, dan tangisnya kencang. Lalu ia dinamai Jaka Seger.

Hari demi hari kedua bayi itu menjadi besar. Jaka Segermenjadi seorang pemuda tampan dan Rara Anteng menjelmamenjadi seorang gadis cantik. Karena sering bertemu, keduaremaja itu pun saling menaruh hati,

Rara Anteng yang cantik menjadi rebutan para pemuda.Mereka berlomba-Iomba ingin meminangnya. Sayangnya, cintaRara Anteng hanya untuk Jaka Seger. Ia menolak semua laki-lakiyang meminangnya.

Suatu hari seor^g perompak yang sakti datang meminangRara Anteng. Kali ini, Rara Anteng tak berani langsung menolaksebab selain sakti, perompak itu amat bengis.

Rara Anteng bersedia menjadi istri perompak itu dengansyarat sang perompak sanggup membuat lautan di tengah-tengahgunung dan pekerjaan itu hams selesai satu malam. Pekerjaandimulai saat matahari terbenam dan selesai saat ayam jantanpertama kali berkokok. Syarat Rara Anteng disanggupi olehperompak itu dengan pongah.

Tepat pada saat matahari terbenam, perompak itu mulaibekerja. Ia mengemk sisi-sisi Gunung Bromo dengan sebuahtempumng kelapa. Semalam suntuk perompak itu bekerja. Berkatkesaktiannya, sebelum ayam jantan berkokok, lautan itu hampirselesai.

Rara Anteng amat cemas. Ia tidak bisa tidur. Berkali-kali iamengintip pekerjaan sang perompak. Hatinya semakin gelisahtatkala melihat lautan itu hampir jadi. Rara Anteng, kemudian,bersemadi. Pikirannya menjadi jernih. Tak lama kemudian, iaberanjak menuju lumbung padi. Ia mengambil alu dan mulaimenumbuk padi. Ayam jantan pun berkokok. Penduduk desamerasa aneh sebab hari masih agak malam ayam jantan telahberkokok. Mata mereka masih terasa berat. Hawa dinginpegunungan menusuk sampai ke tulang sumsum. Mereka punenggan bangun dan terns tidur nyenyak.

58

Page 66: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Sementara itu, perompak sakti itu tersentak ketika men-dengar ayam jantan berkokok. la merasa aneh sebab sebelumgaris putih itu muncul di ufiik timur, biasanya ayam jantan itubeium berkokok.

Perompak itu amat kecewa dan main. la berdesis garang,"Keparat! Rara Anteng berhasil mengalahkanku!"

Lain, ia melemparkan tempurung kelapa yang dipegangnyadan pergi meninggalkan tempat itu.

Keajaiban muncul. Tempurung yang jatuh tengkurap itumenjelma menjadi sebuah gunung. Gunung itu kemudian dinamaiGunung Batok, sedangkan lautan yang belum berair itu disebutSegara Wedi (Lautan pasir).

Rara Anteng merasa senang ketika tabu bahwa perompak ituteiah pergi. Ia kemudian menikah dengan Jaka Seger. Merekaingin memiliki tempat tinggai yang damai, kemudian merekamembabat hutan dan mendirikan sebuah pedesaan.

Desa itu dinamai Tengger yang merupakan petikan darinama Rara Anteng dan Jaka Seger. Nama Rara Anteng didahulu-kan karena ia berderajat lebih tinggi. Ia keturunan dewa sedangkan Jaka Seger keturunan seorang pendeta.

Kedua orang itu hidup bahagia. Mereka mempunyai banyakketurunan. Sampai kini keturunan Rara Anteng dan Jaka Segertetap menghuni Dusun Tengger. Mereka disebut Suku Tengger.

(2) LatarLatar tempat cerita rakyat "Jodoh Bagi Rara Anteng" ter-

dapat di lereng Gunung Bromo (tempat rakyat Majapahitmengungsi), dusun Tengger (tempat tinggai suku Tengger).

Latar sosial cerita rakyat "Jodoh Bagi Rara Anteng" terdapatpada masyarakat biasa (rakyat Majapahit yang mengungsi kelereng gunung Bromo), masyarakat "kelas" pendeta (Joko Seger)dan masyarakat "kelas" dewa (Rara Anteng).

Latar tempat secara fiktif berkaitan dengan latar teinpatsecara objektif (realitas), yakni terdapatnya dusun Tengger. Latarobjek wisata Tengger merupakan pegunungan, terletak di per-

59

Page 67: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

batasan Kabupaten Malang, Pasunian, Lumajang, dan Probo-linggo, Propinsi Jawa Timur. Wilayah Pegimungan Tengger danpegunungan di sebelahnya, yakni Pegunungan Semeni, denganpuncaknya Gunung Mahameru (3.676), kini dijadikan tamannasional. Pemandangan alam di taman nasional itu mempunyaiciri khas, yakni berupa lautan pasir di kaldera Tengger yangbergaris tengah 8-10 kilometer dengan dinding yang terjal, danbeberapa danau kecil, yakni Ranu Pani, Ranu Regulo, RanuKumbolo, dan Ranu Darungan. Di samping itu, setiap tahuntersedia wisata budaya, yakni upacara Kasodo yang dilakukanoleh masyarakat Tengger di puncak Gunung Bromo. Upacarapengurbanan sebagian basil sawah ladang ke dalam kawahgunung itu dilakukan sebagai ucapan syukur kepada yangmenciptakan dan memberi kehidupan di dunia ini.

Masyarakat Tengger tinggal secara berkelompok di keting-gian 1.500-2.400 meter, hampir semuanya hidup dari bercocoktanam. Hasil pertaniannya antara lain adalah kentang, kol, danwortel yang mereka jual ke kota Pasunian, Lumajang, Malang,atau Probolinggo. Masyarakat Tengger secara fisik sama denganorang Jawa pada umumnya, tetapi mereka mempunyai adatistiadat sendiri yang berbeda dengan adat orang Jawa. Menurutsejarahnya mereka ini adalah orang Majapahit yang menolakmasuknya agama Islam dan tetap ingin mempertahankan sistemkepercayaannya. Untuk itu, mereka "melarikan diri" di kawasanPegunungan Tengger.

3.3 Cerita Rakyat di Bali3.3.1 "Legenda Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar"(1) RIngkasan Cerita

Pada suatu hari, ratusan tahun yang silam, keempat putraraja di Surakarta mencium bau harum di puri (keraton). Merekaamat tertarik akan bau itu sehingga ingin mengembara mencarisumbemya. Dari empat putra raja itu, tiga orang di antaranyalaki-laki dan yang bungsu seorang perempuan.

60

Page 68: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Dalam pengembaraaimya, mereka tiba di Pulau Bali. Mula-mula mereka menginjak perbatasan Pulau Bali sebelah timur,yaitu antara desa-desa Culik Karangasem dan Tepi, yang terletakdi perbatasan Kabupaten Karangasem dengan Buleleng. Di sinikeempat putra raja itu mencium bau yang lebih harum lagi. Bauharum itu makin bertambah ketika mereka tiba di daerah Batur.

Mereka berjalan terns tanpa menghiraukan rintangan danhalangan alam. Tentu saja mereka keluar masuk hutan belantarayang amat lebat dan sulit dilalui. Setibanya di selatan kakiGunung Batur, Tuan putri memutuskan untuk berdiam di PuraBatur yang terletak di lereng Gunung Batur. Tuan Putri senangmelihat daerah itu. Pemandangan alamnya sungguh mempesona.la ingin tetap tinggal di sana. la meminta izin pada kakaknyauntuk tidak meneruskan perjalanan.

Kakak tertua Tuan Putri mengizinkan ia menetap di PuraBatur, bila itu kehendaknya. Kemudian sebagai seorang dewi,putri itu bergelar Ratu Ayu Mas Meketeg.

Ketiga saudara laki-lakinya melanjutkan perjalanan. Kinimereka menyusuri tepi Danau Batur. Ketika mereka tiba di suatutempat yang datar di sebelah barat day a danau, merekamendengar suara seekor burung. Karena dalam bahasa Baliburung itu disebut "kedis", daerah itu dinamai Kedisan. Karenagirangnya mendengar suara burung, yang termuda berteriak-teriak. Kelakuannya membuat kakaknya yang tertua amat geram,lalu si kakak menghukumnya.

Kakak tertua tidak suka melihat tingkah adik termudanya. Iatidak mengizinkan adik termudanya itu ikut mengembara lagikarena menurutnya tidak pantas bersamanya lagi. Akan tetapi,adiknya itu tidak mau ditinggalkan. Ia ingin terus ikut mengembara, ingin tahu asal bau harum itu. Ia terus merengek mintaikut. Kakaknya membentak tidak mengizinkan ikut. Akan tetapi,adiknya terus membuntutinya.

Kemudian, kakaknya menyepak adiknya sehingga jatuhbersila. Itulah sebabnya di Desa Kedisan terdapat sebuah patungbatu betara (dewa) yang duduk dalam sikap bersila. Patung im

61

Page 69: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

kemudian diberi gelar Ratu Sakti Sang Hyang Jero. Kini patungitu terdapat di salah satu bangunan suci yang beratap tujuhtingkat di dalam Pura Dalem Pingit di Kedisan.

Setelah meninggalkan adiknya yang berupa patung diKedisan, kedua putra raja itu meneruskan pengembaraan mereka,menyusuri tepi Danau Batur sebelah timur. Tatkala tiba di suatudaerah lain, mereka menemukan dua orang perempuan. Seorangdi antaranya sedang mencari kutu di kepala yang lainnya.

Karena girang bertemu manusia, putra yang kedua menyapakedua perempuan itu. Perbuatan adiknya ini menimbulkanketidaksenangan kakaknya. Putra kedua dibentak oleh kakaknyadan tidak boleh ikut lagi karena perbuatannya itu mengecewakanhati kakaknya. Akan tetapi, putra kedua ingin ikut terus. lamerengek tidak mau ditinggal sendiri di sana.

Kakaknya marah karena adiknya itu membantah perintahnya.Akan tetapi, si adik terus merengek, ingin ikut terus. Akhirnya,si kakak sangat marah lalu disepaknyalah adiknya. Karenasepakan itu sangat keras, adiknya terjatuh melingkuh (tertelung-kup). Dalam keadaan seperti itu si kakak meninggalkan adiknyadengan hati yang penuh kemarahan.

Sampai hari ini di daerah itu masih terdapat sebuah patungdewa dari batu yang bersikap melingkuh. Dari kata melingkuhinilah kemudian desa itu mendapat nama Abang Dukuh. Desa itudisebut Abang karena merupakan bagian dari Desa Abang yangpada zaman d^ulu terkenal dengan nama Air Hawang.

Sayang sekali pura tempat patung dewa yang bergelar RatuSakti Dukuh ini hancur dilanda banjir lahar dingin ketika GunungAgung meletus pada tahun 1963. Patungnya pun tertimbun olehpasir sehingga kita tidak dapat melihatnya lagi.

Setelah meninggalkan adik-adiknya di desa-desa itu, putrasulung itu melanjutkan perjalanannya ke arah utara, menyusuripinggir timur Danau Batur yang amat curam. Akhirnya, ia tibadi suatu dataran lagi. Di sana ia menemukan seorang dewi yangamat mempesona hatinya. Dewi itu cantik sekali. Dilihatnya dewiitu sedang bersimpuh seorang diri di bawah pohon tarn menyan.

62

Page 70: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Ternyata pohon itulah yang menjadi sumber bau hanim yangdicarinya selama ini.

Putra sulung itu terpesona melihat dewi cantik itu laludipeluknya sang dewi erat-erat. Kemudian, ia menghadap kakaksang dewi untuk melamar dewi yang cantik itu. Lamarannyaditerima.

Kakak sang dewi menerima lamaran putra sulung. Akantetapi, ia hams memenuhi syarat-syarat yang diajukan kakakdewi itu. Putra sulung menanyakan syarat-syarat yang hamsdipenuhi. Kakak sang dewi mengatakan bahwa ia hams bersediadijadikan pancer (pasak) jagat (dunia). Putra sulung bersedia. Iamenjadi pancer jagat artinya menjadi pemimpin desa itu, yaituDesa Tmnyan sekarang.

Perkawinan segera dilaksanakan. Pesta meriah diselenggara-kan. Setelah upacara perkawinan usai, tempat kediaman merekaberangsur-angsur berkembang menjadi suatu kerajaan kecil.Putra sulung dari Kerajaan Surakarta itu diangkat sebagai rajanyadengan gelar Ratu Sakti Pancering Jagat.

Kerajaan itu diberi nama Tmnyan, yang berasal dari katataru (pohon) dan menyan, yang menyebarkan bau hamm semer-bak ke segala penjum dunia sampai ke Pulau Jawa, sampai jugake dalam istana raja di Surakarta.

Karena khawatir kalau-kalau kerajaannya akan diserbu orangluar, yang terpesona oleh bau semerbak pohon menyan yangtumbuh di sana, raja memerintahkan agar bau hamm itu di-lenyapkan.

Mulai saat itu Ratu Sakti Pancering Jagat memerintahkankepada rakyatnya agar jangan menguburkan jenazah kerabatnyadi dalam tanah, melainkan meletakkan saja di atas tanah di udaraterbuka, dan di bawah pohon menyan.

Itulah sebabnya mengapa pohon menyan di Tmnyan tidaklagi mengeluarkan bau hamm. Sebaliknya, jenazah pendudukTmnyan yang dibiarkan membusuk di udara terbuka tidakmengeluarkan bau busuk.

63

Page 71: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Setelah raja meninggal, ia menjadi dewa dan bergelar RatuSakti Pancering Jagat, sedangkan istrinya menjadi dewi danbergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar.

Pada masa ini Ratu Sakti Pancering Jagat adalah dewatertinggi orang Trunyan dan permaisurinya adalah Dewi DanauBatur.

(2) Latar

Latar tempat cerita rakyat berjudul "Legenda Ratu AyuPingit Dalam Dasar" adalah Gunung Batur dan Trunyan diBatur, Kintamani, Bangli, Bali.

Latar tempat pertama dalam cerita ini adalah objek wisataGunung Batur. Hal ini terungkap dalam kutipan berikut.

"Setibanya di kaki selatan Gunung Batur, Tuan putriraemutuskan untuk berdiara di Pura Batur yang terletak dilereng Gunung Batur.(Danandjaja, 1993:1)

"Kemudian kakaknya menyepak adiknya sehingga jatuhbersila. Itulah sebabnya di Desa Kedisan dewasa ini terdapatsebuah patung batu betara (dewa) yang duduk dalam sil^pbersila. Patung itu kemudian diberi gelar Ratu Sakti SangHyang Jero. Kini patung itu terdapat di salah satu bangunansuci yang beratap tujuh tingkat di dalam Pura Dalem Pingit diKedisan. (Danandjaja, 1993:2)

"Jangan membantah perintahku," sahut kakaknya lagi.Akan tetapi si adik terns merengek, ingin ikut terus. Akhimyasi kakak sangat marali lain disepaknyalah adiknya. Oleh karenasepakan yang keras itu, adiknya teijatuh melingkuh (tertelung-kup). Dalam keadaan seperti itu si kakak meninggalkanadiknya dengan hati yang penuh kemarahan.

Sampai hari ini di daerah itu masih terdapat sebuahpatung dewa dari batu yang bersikap melingkuh. Dari katamelingkuh inilah kemudian desa itu mendapat nama AbangDukuh. Desa itu disebut Abang karena merupakan bagian dariDesa Abang yang pada zaman dahulu terkenal dengan namaAir Hawang. (Danandjaja, 1993:3)

64

Page 72: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Gunung Batur, salah satu di antara beberapa gunung apiaktif di Pulau Bali. Tingginya 1.717 meter. Gunung ini palingakhir menunjukkan gejala aktif pada tahun 1974. Dinasvulkanologi menentukan daerah bahaya I gunung itu luasnya 11,5kilometer persegi. Gunung ini terletak di sebelah selatanKintamani, Daerah Tingkat II Bangli. Gunung itu tidak begitutinggi dan merupakan anak gunung yang muncul di tengah-tengah kaldera yang luas dan munculnya setelah terjadi letusanhebat pada zaman dahulu. Dalam lingkaran kaldera yang luas ituterdapat Gunung Batur dan sebagian dari gunung itu dilingkarioleh Danau Batur. Danau Batur adalah danau yang paling luas diBali, panjangnya 7,5 km dan lebarnya 1,5 km. Di pinggir DanauBatur sebelah utara, timur dan selatannya terdapat desa-desa kunadi pinggir-pinggir tebing gunung yang merupakan pinggirankaldra itu. Desa-desa kuna itu lazimnya disebut desa-desaBintang Danu, yang terdiri atas desa Kedisan, Buahan, Abang,Turunyan, dan Songan yang letaknya berjejeran berturut-turutdari selatan ke utara. Kapan terjadinya letusan Gunung Baturyang mahahebat itu sehingga menimbulkan kaldera yang luas dandi dalam kaldera itu muncul anak gunung kecil dan sebuah danauyang bemama Danau Batur, tidaklah diketahui orang. Letusanyang hebat juga terjadi pada tahun 1926 yang mengakibatkandesa Batur yang letaknya di kaki Gunung Batur dalam kalderadipindahkan ke atas di pinggir kaldera dan desanya sekarangbemama desa Batur-Karang-Anyar. Di desa itu sekarang terdapatPura Batur yang besar dan megah yang dibuat pada tahun 1926dan disempurnakan pada tahun-tahun berikutnya. Di dalam ke-susastraan rontal-rontal di Bali, Gunung Batur Juga disebutdengan nama Gunung Lebah atau Gunung Lekeh.

Bila berdiri di pinggir kaldera sebelah barat, maka kelihatan-lah panorama Gunung Batur dan Danau Batur sangat yang indahdan merupakan panorama alam yang paling indah di Pulau Bali.Di pinggir kaldera bagian barat itu terdapat jalan raya yangmenghubungkan kota Denpasar dengan kota Singaraja melaluiKintamani. Di sana terdapat tempat meninjau yang strategis dan

65

Page 73: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

pandangan dapat secara luas melihat keindahan panoramaGunung Batur dan danaunya. Kadangkala endapan-endapan lavayang terus mengalir perlahan-lahan, berwama-warni kelihatandari atas. Di kejauhan di seberang Danau Batur, sayup-sayupkelihatan desa-desa Kedisan, Buahan, Abang dan Tninyan dipinggir-pinggir tebing gunung yang curam mengelilingi DanauBatur sebelah selatan, tenggara, dan timur. Selain keindahanpanorama Gunung Batur dan danaunya, panorama alam lainnyasekitar Kintamani berupa pegunungan-pegunungan, hutan-hutan,dan perladangan-perladangan penduduk, merupakan daya tarikyang mengagumkan pula.

Tempat meninjau di pinggir kaldera itu jaraknya 65 km darikota Denpasar. Daerah itu dapat dicapai dengan mobil dansepeda motor yang memerlukan perjalanan lebih kurang 2 jam,bisa melalui Tampaksiring dan bisa Juga melalui kota Bangli.Jalan ke sana amat baik, tetapi keadaannya menanjak terus yangtidak begitu terjal. Sepanjang perjalanan menuju tempat itu, baikmelalui Bangli maupun melalui Tampaksiring, kita akanmenyaksikan panorama-panorama alam berupa lembah-lembahyang ideal dan perkampungan-perkampungan penduduk besertaperladangan tradisionalnya.

Panorama Kintamani Gunung Batur dan Danau Baturmerupakan objek kunjungan yang paling ramai di Bali. Setiaphari berganti-ganti mobil mengangkut wisatawan datang ketempat itu, baik wisatawan luar negeri maupun wisatawan dalamnegeri. Biasanya waktu pagi-pagi sekali atau sore hari peman-dangan dihalangi oleh kabut yang senantiasa turun di sana. Darisini kita bisa pergi ke Danau Batur. Mobil bisa mengantar kitasampai ke Panelokan dan dari sana perjalanan dilanjutkan denganmengendarai kuda yang telah siap di sana. Kita dapat jugaberjalan kaki, dalam jarak lebih kurang 3 km.

Udara di sana dingin apalagi pada waktu malam hari. Hujansering turun sekitar pukul 17.00 dan kabut hampir setiap hariturun di sore hari. Jika pergi ke sana, sebaiknya kita memakaibaju tebal bagi yang tidak tahan dengan udara dingin. Pada

66

Page 74: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

pinggir jalan ray a kaldera itu terdapat rumah-rumah makanbertaraf internasional pada tempat-tempat yang strategis. Kios-kios barang kesenian untuk souvenir juga banyak terdapat diSana. Di samping itu, banyak pula orang-orang yang menjualberbagai jenis buah-buahan untuk wisatawan. Rumah penginapanjuga ada di sana.

Latar tempat kedua yang terdapat dalam cerita ini adalahobjek wisata Trunyan. Hal ini terungkap daiam kutipan berikut.

"Setelah meninggalkan adik-adiknya di desa-desa itu,putra sulung itu melanjutkan perjalanannya ke arah utara,menyusuri pinggir timur Danau Batur yang amat curani.Akhimya ia tiba di suatu dataran lagi. Di sana ia menemukanseorang dewi yang amat mempesona hatinya. Dewi itu cantiksekali. Dilihatnya dewi itu sedang bersimpuh seorang diri dibawah pohon taru menyan. Ternyata pohon itulali yangmenjadi suniber bau harum yang dicarinya selama ini.(Danandjaja, 1993:3)

"Menjadi pancer jagat artinya menjadi pemimpin desaitu, yaitu Desa Trunyan sekarang.

Perkawinan segera dilaksanakan. Pesta meriah diseleng-garakan. Setelah upacara perkawinan usai, tempat kediamanmereka berangsur-angsur berkembang menjadi suatu kerajaankecil. Putra sulung dari Kerajaan Surakarta itu diangkatsebagai rajanya dengan gelar Ratu Sakti Pancering Jagat.

Kerajaan itu diberi nama Trunyan, yang berasal dari katataru (pohon) dan menyan, yang menyebarkan bau harumsemerbak ke segala penjuru dunia sampai ke Pulau Jawa,sampai juga ke dalam istana raja di Surakarta." (Danandjaja,1993:5)

Trunyan adalah sebuah desa kuna yang terletak di pinggirDanau Batur, merapat dengan tebing bukit yang melingkarisebagian pinggir Danau Batur. Desa itu berada dalam KecamatanKintamani, Daerah Tingkat II Bangli, Bali. Pada pinggir DanauBatur itu ada desa-desa yang letaknya berjejer melingkari danaubertunit-turut dari selatan ke utara, yaitu desa Kedisan, Abang,

67

Page 75: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Buahan, Trunyan, dan Songan. Desa-desa itu lazimnya disebutdesa "Bintang Danu". Keadaan desa-desa tersebut seolah-olahterisolasi dan antara yang satu dengan yang lain. Desa-desa ituhanya bisa berhubungan dengan melalui jalan air di danau karenadisekat-sekat oleh tebing-tebing bukit yang tinggi dan terjal. Diantara desa-desa itu, yang paling menarik perhatian adalah desaTrunyan karena desa itu mempunyai berbagai keistimewaandalam tata-hidup kemasyarakatannya, berbeda dengan desa-desayang lainnya.

Desa kecil Trunyan, di kaki tebing bukit yang terjal itu,menghadap ke Danau Batur. Di sebelah baratnya tepat berpa-pasan dengan Toya Bungkah di kaki timur laut Gunung Batur.Trunyan terdiri atas 4 banjar. Tata letak perumahan mereka tidakberaturan seperti desa-desa lain pada umumnya di Bali. Batas-batas pekarangan suatu keluarga tidak nyata. Jumlah pendudukdi Sana relatif konstan tidak banyak terjadi perubahan. Menurutadat dan kepercayaan mereka di sana, orang tidak beranimelakukan poligami. Penghidupan mereka lebih kurang terdiriatas petani 90%, nelayan di danau 5%, buruh 2%, dan pedagang(pengalu) 3%. Dalam desa yang kecil itu ada juga berbagaikesenian, yaitu gong, angklung, tarian joged, tari adat barisjorjor dan baris dadap, serta yang paling terkenal ialah taribarong brutuk. Di sana ada pura besar, bernama Pura TurunHyang. Di dalam pura itu ada palinggih Meru besar berataptiiigkat 7 menghadap ke utara. Di dalam Meru itu terdapat areabesar dan tingginya lebih kurang 4 meter yang berbentuk seorangtokoh dengan gaya yang sederhana. Area itu disebut area RatuCede Pancering Jagat yang dari dahulu termasyur dan seringmendapat penyelidikan oleh sarjana purbakala. Penduduk desa disana sangat menghormati area itu dan dipandangnya sebagaisesuatu yang sangat angker. Selain itu ada lagi yang sangatmenarik di sana ialah cara menguburkan mayat. Kuburan desaTrunyan berada lebih kurang 400 meter di sebelah utara desa itu,dibatasi oleh tonjolan kaki tebing bukit. Jika membawa mayat kesana, kita hams mempergunakan "pedau", yaitu sejenis jukung

68

Page 76: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

di danau. Mayat di sana diletakkan di atas lubang yang dalamnyalebih kurang 20 cm dalam keadaan sebagian dari badannyaterbuka (dari dada ke atas), tidak dibungkus kain. Di kuburan ituada 7 buah lubang mayat yang terdiri atas dua kelompok, yaitu5 buah lubang menjadi satu kelompok berjejer-jejer untukpenduduk biasa dan 2 buah lubang lagi menjadi satu kelompoktersendiri khusus untuk penghulu desa Trunyan. Mayat-mayat itudiletakkan begitu saja di atas lubang dan tidak ditimbuni tanah.Jika lubang-lubang itu penuh berisi mayat semuanya, sedangkanakan menguburkan mayat baru lagi, maka mayat yang diletakkanpaling lama dilubang itu dinaikkan dari lubang ditaruh di pinggirlubang dan lubang itu diisi dengan mayat baru. Oleh sebab itu,di sekitar lubang-lubang tersebut terdapat tulang-tulang kerangkamanusia yang berserakan. Suatu keanehan di kuburan itu, tidaktercium adanya bau busuk dari mayat dan tulang-tulang yangberserakan itu.

Jarak tempat itu dari kota Denpasar lebih kurang 70 kmapabila menempuh jalan raya melalui kota Bangli. Jika kita pergike sana melalui Tampaksiring, jaraknya lebih pendek lagi.Kendaraan mobil hanya sampai di Panelokan, lebih kurang 7 kmdi sebelah selatan Kintamani. Dari sana perjalanan dilakukandengan mengendarai kuda sewaan sampai di pinggir danau dekatdesa Kedisan, lebih kurang 3 km lagi. Dari sana perjalandilanjutkan dengan naik kapal motor boat lebih kurang 4 kmmenuju ke desa Trunyan. Sebenarnya, kendaraan bisa sampai dipinggir danau dekat desa Kedisan, tetapi karena jalannya sangatberbahaya, berliku-liku tajam dan sangat curam, maka mobil dilarang masuk ke sana dan cukup sampai di desa Panelokan,kecuali sepeda motor yang diperkenankan. Mengingat perjalananke sana cukup jauh dan berganti-ganti kendaraan, diperlukanwaktu yang agak lama.

Desa Trunyan dari sejak dahulu mendapat kunjungan yangramai dari wisatawan, baik dari luar negeri maupun dari dalamnegeri karena tertarik oleh banyak keunikannya terutama caramenguburkan mayatnya. Lebih-lebih pada hari liburan, banyak

69

Page 77: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

mahasiswa dan siswa datang ke sana untuk mengadakan studisekaligus pula berekreasi.

Di desa Trunyan tak ada tempat penginapan. Rumah makanpun tidak ada. Yang ada hanyalah boat-boat dan pedau yangsenantiasa siap melayani wisatawan berkunjung ke sana. DariPanelokan sampai ke Kintamani, masyarakat siap melayanikepentingan wisatawan. Udara di sana sejuk dan pada malamhari dingin. Suasana tenang dan indah sekali. Jika melihat keutara dan ke timur, kelihatan bukit-bukit melingkari danau Baturdan di sebelah barat kelihatan Gunung Batur yang mengepulkanasap. Di kejauhan di atas sebelah barat kelihatan pinggir kalderamelingkar. Tepat di depan desa Trunyan di seberang danau adamata air panas bemama Toya Bungkah di kaki timur lautGunung Batur dan di sebelah mata air itu ada bungalow.

3.3.2 "Legenda Kebo Iwa"(1) Ringkasan Cerita

Konon menurut yang empunya cerita, di Desa Bedehe,Tabanan, pernah hidup sepasang suami istri. Mereka rukun danmempunyai kekayaan yang melimpah ruah. Sayang, merekabelum dikaruniai seorang anak oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Keadaan ini membuat mereka sangat risau karena merekatelah menjadi suami istri selama beberapa tahun lamanya. Orangyang tanpa keturunan, menurut orang Bali, sia-sia hidupnya.Oleh karena itu, pada suatu hari yang baik menurut hitunganpasaran, kedua suami istri itu bersama-sama pergi ke pura DesaBedehe untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa agarmereka dikaruniai seorang putra. Bila permohonan itu terkabul,mereka berjanji akan mengusahakan agar putranya itu menjadihamba Tuhan yang baik.

Akhirnya, permohonan suami istri itu terkabul. Merekamendapat bayi yang sangat luar biasa tingkah lakunya. Ketikalahir, ia sudah dapat makan ketupat. Makannya pun bukan mainbanyaknya. Setiap hari makanannya bertambah sebuah ketupatlagi. Pertumbuhan bayi itu pun amat pesat. Untuk sekali makan

70

Page 78: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

ia dapat menghabiskan nasi satu kukusan.Demikianlah seterusnya, jumlah makanannya makin ber-

tambah sehingga setelah dewasa makannya pun sudah tidak dapatdibatasi lagi. Karena tubuhnya sangat tinggi dan besar, anak itudiberi nama Kebo Iwa, yang berarti "paman kerbau".

Karena makannya amat berlebihan, lama-kelamaan habislahharta kekayaan orang tuanya sehingga orang tua Kebo Iwa tidaksanggup lagi memberi makan anaknya.

Mereka terpaksa minta bantuan desa. Sejak itu Kebo Iwamenjadi tanggungan desa. Segala keperiuannya desalah yangmenjaminnya. Untuk tempat tinggal Kebo Iwa, desa membuatkansebuah rumah yang sangat panjang, membujur dari timur kebarat.

Panjang balai-balainya saja membentang sampai melewatiSungai Yeh Empas. Ini pun ternyata belum cukup, sebab masihkependekan. Menurut keterangan penduduk, panjang antaraujung timur dan barat Sungai Yeh Empas ada sekitar 300 meter.

Penduduk tempat Kebo Iwa tinggal juga sudah mengeluh.Mereka tidak sanggup memasakkan makanan Kebo Iwa. Karenaterlalu banyak yang hams dimasak. Kebo Iwa disumh masaksendiri.

Sejak saat itu penduduk desa hanya menyediakan bahanmentahnya. Kebo Iwa memasak sendiri. Untuk keperluanmemasak dibangunnya sebuah dapur raksasa di batu karang yangterletak di Pantai Soka, Selemadeg, Tabanan.

Jika hendak mandi, Kebo Iwa pergi ke Sungai Yeh Leh ataulebih terkenal dengan Danau Beratan. Karena jangkauan kakinyalebar, ia dapat menempuh perjalanan dari mmahnya di Bedeheke tempat pemandian dalam sekejap saja.

Kalau Kebo Iwa haus, ia hanya menusukkan jari telunjuknyake dalam tanah dan terjadilah sebuah sumur kecil yang menge-luarkan air.

Karena keistimewaan Kebo Iwa ini, beberapa waktu lamanyaGajah Mada dari Majapahit tidak mampu menundukkan PulauBali. Kebo Iwa selalu dapat menolak setiap serangan tentara

71

Page 79: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

pendudukan dari Majapahit itu. Akhirnya, Patih Gajah Madamendapat siasat. Kebo Iwa diajak berdamai. la mendapatkehormatan diundang ke Majapahit. Karena Kebo Iwa sangat ter-kenal akan kepandaiannya membuat sumur, sedangkan Majapahitwaktu itu kekurangan air minum, Majapahit mengajukanpermintaan agar Kebo Iwa bersedia menggali beberapa sumur.

Kebo Iwa seorang yang polos, tanpa curiga sedikut pun iamemenuhi permintaan itu. Walaupun sangat tergesa-gesa,berangkat ia ke Jawa Timur, Kebo Iwa masih sempat menelung-kupkan periuknya.

Setiba di Majapahit, Kebo Iwa segera menggali beberapasumur. Pekerjaan ini cukup sukar sebab untuk mencapai air, iahams menggali dalam sekali. Ketika ia sedang asyik bekerja didasar lubang sumur yang sangat dalam, tiba-tiba Patih GajahMada menimbuninya dengan kapur sehingga Kebo Iwa sesaknapasnya. Akhirnya, ia meninggal dunia di dalam sumur yangdigalinya sendiri dalam keadaan yang sangat menyedihkan.

Dengan matinya pahlawan Bali ini, dengan sangat mudahPulau Bali dapat ditaklukkan oleh Majapahit.

Periuk Kebo Iwa akhirnya menjadi batu dan ditumbuhialang-alang. Dapurnya mengalami kemsakan akibat dilandaombak laut.

Demikianlah cerita tentang manusia serba besar. Bukan sajabesar tubuh dan tenaganya, melainkan juga besar jiwanya.

(2) LatarLatar tempat cerita rakyat "Legenda Kebo Iwa" adalah objek

wisata Sungai Yeh Leh atau lebih terkenal dengan sebutan DanauBeratan, Bedugul, Tabanan, Bali.

"Jika hendak mandi, Kebo Iwa pergi ke Sungai Yeh Lehatau ke Danau Bratan. Karena jangkauan kakinya lebar, iadapat menempuh peijalanan dari rumahnya di Bedehe ketempatpemandian dalam sekejap saja." (Danandjaja, 1993:27)

72

Page 80: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Danau Beratan adalah tempat di pegunungan, yang beradapada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Danau itumerupakan danau indah dan sejuk di Pulau Bali. Danau Beratanterletak di wilayah Daerah Tingkat II Tabanan. Di tepi DanauBeratan terdapat kota Bedugul, yang masih mempertahankancorak tradisionalnya. Di utara danau terdapat puncak GunungCatur yang tingginya 2.098 meter. Danau indah ini ramaidikunjungi wisatawan karena letaknya amat strategis, di tepi jalanraya utama yang menghubungkan ibu kota Bali, Denpasar,dengan kota Singaraja.

Desa-desa di sekitar Danau Beratan itu adalah Taman Tanda,Bukit Mungsu, Candi Kuning, Kembang Mertha, dan Pancasariyang terletak pada deretan jalan raya di pinggir Danau Beratanitu jurusan Denpasar-Singaraja. Danau Beratan adalah danauyang luas dan merupakan danau nomor dua di Bali setelah DanauBatur. Di pinggir timur dan utara danau itu terdapat pegunungan-pegunungan yang tinggi yang ditumbuhi oleh hutan-hutan yanglebat. Di pinggir selatan danau itu ada Hotel Bedugul yangdibuat pada tahun 1930-an. Di pinggir barat danau terdapat suatuPura besar, bernama Pura Beratan, yang berfimgsi sebagai UlunDanu Beratan (Pengairan). Agak jauh di sebelah barat terdapatgunung-gunung yang penuh dengan hutan belantara. Di sebelahbarat laut Danau Beratan, terdapat dua buah danau lagi yanglebih kecil, bernama Danau Tamblingan dan Danau Buyan, yangterletak di pinggir jalan raya yang sangat menanjak, jurusan keSingaraja.

Pegunungan di Bedugul merupakan panorama alam yangindah. Danaunya luas dan airnya tenang sehingga baik sekalidijadikan tempat pesiar dengan mengendarai boat berkeliling diDanau Beratan itu sambil melihat hutan-hutan belantara di tepitimur dan utara. Lembah-lembah pinggir- danau itu kelihatanbagus. Di pasar Bukit Mungsu, banyak orang yang menjualberbagai jenis bunga yang indah, dan sayur-mayur serta buah-buahan. Orang-orang yang bepergian dengan melewati tempat inisering berhenti di sana untuk makan minum sambil membeli

73

Page 81: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

oleh-oleh. Di desa Kembang Mertha ada sebuah kompleksbangunan dan lapangan golf di pinggir Danau Beratan. Pasaryang besar di Pancasari banyak yang menjual basil pertaniankonsumsi kota Denpasar dan kota Singaraja. Di sebelah baratpada Bukit Mungsu lebih kurang satu kilometer, terdapat kebunraya Pemerintah Daerah Tingkat I Bali, bernama Eka Karya. DiSana terdapat berbagai jenis tanaman, dan bunga-bungaan yangterpilih. Di dalam perjalan dari Denpasar ke Bedugul dansebelum sampai di Bedugul, terlebih dahulu akan meliwati desapekarangan di sebelah utara Baturiti. Di sana terdapat peternakanayam, babi, dan sapi milik pemerintah.

Jarak Danau Beratan dari kota Denpasar adalah 47 km.Dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Dapat jugakesana dengan menumpang kendaraan umum yang ramai meng-hubungkan Singaraja dengan Denpasar atau menghubungkanPancasari dengan Denpasar. Lama perjalanan lebih kurang 1,5jam melalui jalan raya yang berbelok-belok dengan panoramaalam indah sepanjang jalan sebelum sampai di Danau Beratan.Kendaraan bisa langsung parkir di pinggir Danau Beratan sebelahselatan di pinggir Hotel Bedugul atau di pinggir Danau sebelahbarat laut di depan Pesanggarahan Lila Graha. Keadaan jalan keSana baik, tetapi menanjak.

Dari sejak dahulu Bedugul terkenal sebagai objek kunjunganwisatawan dan juga sebagai tempat rekreasi yang baik. Tiap hariberganti-ganti mobil mengangkut wisatawan datang ke sana, baikwisatawan dari luar negeri maupun wisatawan dari dalam negeri.Lebih-lebih pada hari libur dan hari minggu, orang banyakdatang ke sana untuk rekreasi. Kalau berkunjung ke sana untukmendapatkan posisi yang baik bagi pemotretan, sebaiknya kitadatang pada waktu siang, karena pada sore hari kabut turun danpagi-pagi juga udara berkabut.

Di sana tersedia tempat-tempat penginapan, seperti hotel,bungalow, dan tempat penginapan lainnya. Rumah makan jugatersedia yang senantiasa siap melayani wisatawan. Keadaan udaradi sana dingin dan lewat tengah hari biasanya kabut turun. Hujan

74

Page 82: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

di Sana sering tunin terutama setelah sore hari. Kalau akanmenginap di sana sebaiknya kita membawa pakaian tebai untukmenahan dingin.

3.3.3 "Begawan Sakti"(1) Ringkasan Cerita

Tersebutlah pada zaman dahulu sebuah cerita, yang menye-butkan waktu pemerintahan Ida Dalem Waturenggong. Adaseorang Pendeta datang dari Pulau Jawa, bernama DanghiangNirarta. Beliau juga dinamai dengan nama Ida Pedanda SaktiWawu Rawuh. Sebenarnya, beliau berasal dari Hindu-nada.Kemudian, meninggalkan Hindu-nada dan tinggal di Majapahit,Kediri. Namun, beliau pindah lagi dan pernah bertempat tinggaldi Blambangan bersama istri dan seorang putrinya yang bernamaIda Dewa Ayu Swabawa. Istri beliau, putri dari DanghiangPanadahan, bernama Pedanda Istri Sakti Tuah.

Ketika beliau bertempat tinggal di Blambangan pemahberselisih dengan Ida Prabu Sri Juru. Ida Pedanda Sakti WawuRawuh mengutuknya. Dari kutukan itu yang menyebabkan SriJuru kebingungan.

Beliau pindah dari Blambangan sebab berkeinginan hendakmelanjutkan perjalanan menuju Bali. Setelah beliau sampai dipesisir timur yang akan melewati Selat Bali, beliau merasa susahsebab beliau tak memiliki alat penyeberangan. Akhirnya, beliaumemakai labu pahit untuk menyeberang. Istri dan putrinyamemakai sampan bocor. Perjalanan Ida Danghiang Nirarta padasaat itu sangat menyusahkan hati. Dengan susah payah seolah-olah kematian di ambang pintu, akhirnya ia bisa melewati SelatBali. Sampan dan labu pahit yang merupakan alat penyeberanganitu terdampar sampai ke Bali. Bisalah beliau tiba di pantai baratBali yang disebut Gilimanuk dan pada saat itu matahari sudahhampir terbenam. Ida Danghiang Istri Sakti berkeinginanmenginap semalam saja sebab sudah merasa payah.

Demikianlah, pada saat itu Ida Danghiang Istri Sakti sedanghamil. Hamilnya itu kira-kira sudah berumur enam bulan. Ida

75

Page 83: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Dewa Ayu Swabada merasa lapar dan ingin makan. Akan tetapi,tak ada air. Timbul hasrat Ida Danghiang Nirarta untuk men-dapatkan air dan akhirnya beliau membuat kubangan kecil dipantai itu. Dari kubangan kecil itu ke iuar air sumur yang sangatjernih serta terus-menenis mengalir. Pada waktu itu kubangankecil basil karya beliau dinamai Danghiang Alit. Sekarang di-sebut sungai Sanghiang Cerik di sebelah barat Melaya (Negara).

Ketika matahari sudah terbenam, Ida Danghiang Saktimelakukan sembahyang memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa agarsanak keluarga beliau selalu mendapatkan keselamatan. Waktubeliau mulai melakukan persembahyangan dan memakai setanggidupa harum, ada sesosok tubuh mendatanginya. Sosok tubuh itutak lain dan tak bukan Danghiang Indra. la tertawa dan menyapaBagawan Danghiang Nirarta, jangan terlalu lama Danghiang diSana. Danghing Indra memberi petunjuk perjalanan. DanghiangNirarta diberi petunjuk untuk meneruskan perjalananya keTenggara. Di sana ada dua orang murid Danghiang Nirarta.

Demikian petunjuk serta petuah Ida Danghiang Indra kepadaDanghiang Nirarta. Kemudian, lenyaplah Danghiang Indra daripenglihatan Danghiang Nirarta. Sesuai dengan petunjuk sertapetuah itu, Danghiang Nirarta melanjutkan perjalanan ke selatanbersama sanak keluarga. Tak lama kemudian, beliau sampai padasuatu tempat dan melihat dua buah gubuk masing-masingkepunyaan Pan Jemah dan Pan Bulus. Ketika melihat kedatanganIda Danghiang Nirarta dengan cepat Pan Jemah menundukkandiri menyembah seraya bertanya ke hadapan beliau, dan mohonampun kepada Danghiang Nirarta. Mengapa baru kali ini diamendatangi hambanya? Pan Jemah mohon keterangan DanghiangNirarta.

Ida Danghiang Nirarta menerangkan kepada Pan Jemah danPan Bulus. Tujuannya akan meneruskan perjalanan ke arah timurmenuju Gelgel di daerah Klungkung. la menemui Pan Jemah danPan Bulus karena Pedanda Istri tidak bisa melanjutkan perjalanandan akan dititipkan kepada mereka. Pedanda Istri sangat lelahkarena sedang hamil tua. Begitulah keadaannya agar Pan Jemah

76

Page 84: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

dan Pan Bulus maklum.

Pan Jemah dan Pan Bulus mohon ampun kepada DanghiangNirarta yang mereka muliakan. Mereka mengharapkan sekaliagar sudi kiranya Danghiang menetap di sana. Danghiang Nirartatidak dapat memenuhi permintaan mereka. Setelah selesaiberbincang dengan Pan Jemah dan Pan Bulus, kemudian IdaPedanda Sakti melanjutkan perjalanan disertai putrinya Ida DewaAyu Swabawa. Pedanda Istri Sakti Tuah ditinggalkan di gubukPan Jemah dan dibuatkan perumahan.

Ida Pedanda Istri Sakti Tuah setelah beberapa lama tinggaldengan Pan Jemah dan Pan Bulus, beliau ingin pindah tempat,agar tempatnya yang baru dekat air. Pan Jemah sedikit pun takmenolak permintaan itu.

Kemudian dibuatkan perumahan di sebelah timur gubuk PanJemah di pinggir Sungai Sanghiang. Perumahan itu terletak disebelah timur sungai tersebut dan sekarang disebut desa Candi-kusuma. Beberapa lama kemudian Ida Pedanda Istri Sakti ber-putra dan setelah berputra dikatakan beliau moksa. PerjalananIda Danghiang Nirarta hanya menuju arah timur beserta putrinya, Ida Ayu Mas Swabawa. Sampailah perjalanan itu di Peme-dilan. Sempat pula Ida Pedanda Sakti mampir di rumah I MadeMas. Dari Pemedilan beliau terus membelok ke selatan sampaidi Wanitegeh dan sekarang disebut Pura Tegalwani. Beliaumelanjutkan perjalanan sehingga sampai pada muara sungai yangberada di sebelah selatan desa Samblong. Di sana beliau men-jumpai ular yang sangar besar, bernama Naga Basuki. Mulut ularitu terus menganga dan menghadang perjalanan Ida PedandaSakti Wawu Rawuh dengan suara yang menakutkan. Ida Pedandasegera menanyai si ular besar. Apa maksud ular besar itumenghadangnya. "Jika benar-benar bermaksud akan menelan,silakan sekarang juga. Tetapi, begini saja! Jika kamu benar-benarmahasakti dan pandai marilah sama-sama memasuki perut. Jikaaku kau suruh memasuki lebih dahulu boleh juga. Bila kamuingin mendahuluinya akan kupersilahkan."

77

Page 85: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Uiar itu segera mengangakan mulutnya berarti memper-silakan Ida Pedanda Sakti memasukinya. Dengan segera IdaPedanda masuk ke dalam perut ular itu. Setelah sampai di dalamperut si ular besar, Ida Pedanda melihat bunga teratai yangsedang mekar. Harum semerbak baunya. Segera pula IdaPadanda Sakti mengambil bunga itu. Setelah mendapat bunga itu,ia ke luar dari dalam perut ular itu. Sampai di luar, kuiit IdaPadanda Sakti yang agak kekuning-kuningan berubah menjadihitam pekat. Ida Dewa Ayu Mas Swabawa, putrinya, ketakutanketika melihatnya dan segera melarikan diri tak tentu akantujuan. Tak disadari akhirnya sampai di Pulaki. Ida Ayu MasSwabawa disembunyikan oleh penduduk di sana. Tak lamakemudian datang Ida Pedanda Sakti menelusuri perjalananputrinya yang dalam keadaan ketakutan serta menanyakannyakepada penduduk Pulaki. Semua penduduk di sana mengatakantidak menjumpainya.

Ida Pedanda Sakti berkata kepada seluruh penduduk Pulakiyang merupakan murid-muridnya. Putrinya, Dewa Ayu Swabawamungkin di sana menyembunyikan diri. Ia minta dikembalikansaja.

Seluruh penduduk mohon ampun kepada Pedanda Sakti yangsangat dimuliakannya, lalu berkata bahwa tidak ada putriPedanda di sana. Dan tidak mungkin penduduk Pulaki menyem-bunyikannya. Ketika itu Pulaki sebenarnya nama sebuah desa.Karena penduduk di sana menyembunyikan putri Ida Pedanda,akhirnya desa itu dikutuk oleh Ida Pedanda dan lenyaplah. Desaitu berubah menjadi hutan yang berbukit-bukit. Kemudian IdaPedanda berkata terhadap semua penduduk Pulaki bahwa itulahhasil perbuatan penduduk Pulaki yang menyembunyikan IdaDewa Ayu Mas Swabawa. Muliakan dan pujalah putrinya itu.Putrinya mempunyai ciri tersendiri, yaitu berbintil pada jaritangannya. Itulah sebabnya sampai sekarang di Pulaki ada sebuah"Palinggih" yang disebut Pura Pulaki. Tak lain yang dipuja danyang dimuliakan di sana ialah Ida Dewa Ayu Swabawa yangdipuja oleh orang halus dan penduduk wilayah Jembrana. Ida

78

Page 86: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Dewa Ayu Mas Swabawa sekarang disebut dengan nama DewaAyu Mas Melanting.

Kemudian, Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh pergi dariPulaki dan melanjutkan perjalanan. Sampai di Purancak iamenjumpai orang yang sedang menggembalakan sapi dan iabertanya kepada orang itu. Di sebelah mana agak dangkal supayaia bisa melewatinya sampai di timur. Si penggembala sapi,membungkukkan badan seraya menunjukkan tempat yangdangkal. Ia mohon ampun dan menunjukkan jalan yang dangkalsekali kepada Ratu Pedanda. Ida Pedanda Sakti ̂ hirnya bisamelewatinya. Setelah sampai di sebelah timur Puranc^, adasebuah "Palinggih" pada waktu itu. Ada seorang yang sedangmemuja di Pura Purancak seraya berkata dan bertanya dengangusarnya, siapa di sana berdiri. Tidak tabu dengan adanyaupacara yang sedang dilakukan Pura Purancak ini. Seorang yangada di Pura Purancak berkata dan mengajaknya bersama-samabersembahyang. Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh menjawabbahwa janganlah ia diajak demikian. Tidak benar ia menyembah.

"Dan kamu sebenarnya tak mungkin menyembah Tuhankarena manusia biasa yang kau sembah itu."

Tersebut pada waktu itu, daerah itu dikuasai oleh IMayadanawa. Semua penduduk di Purancak mengharapkan agarPedanda Sakti Wawu Rawuh ikut menyembah dan memujanya.Ida Pedanda sangat marah dan hancurl^ Pura Purancak. Hancurdalam Bahasa Bali disebut encak. Itu sebabnya pura itu disebutpura encak atau Purancak: artinya pura yang hancur. IMayadanawa segera melarikan diri ke arah timur laut menelusuripantai.

Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh melanjutkan perjalanannyaterus menuju ke arah timur. Kemudian, sampai di Yeh Embang.Beliau melihat sebuah Prayangan yang dinamai Pura BangbangBesi yang terletak di sebelah timur laut Yeh Embang. Pura itudisebut juga Tegak-Gede sebab pura ini dekat pantai. Pada saatitu ada seorang pemangku bernama Kulputih sedang beradadalam keadaan bersedih hati karena kurang mantap hatinya

79

Page 87: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

memuja I Mayadanawa. Kebetulan sekali waktu itu Ida Pedandalewat di sana dan disambut oleh pemangku-pemangku itubertanya, siapakah sebenarnya yang mendatangi pemangku itu.Pemangku betul-betul tidak mengenal orang yang datang itu.

Ida Pedanda Wawu Rawuh berkata bahwa jika pemangkubenar-benar tidak mengenalnya, maka dikatakannya bahwa iaadalah seorang pendeta dari Jawa yang ingin pergi ke Gelgelyang terletak di Klungkung. Kemudian» Ida Pedanda WawuRawuh menanyakan keadaan di sana, dan apakah yang merekakerjakan.

Mereka mohon ampun kepada Ratu Pedanda, Mereka takmempunyai tempat memuja. Jika sudi kiranya Ratu Pedandamenjadi tempat memuja, akan mereka puja Ratu Pedanda di sanadan merupakan pemujaan mereka. Mereka memohon agar RatuPedanda man meluiuskan permintaan mereka.

Ratu Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh berkata bahwa

perjalanannya tidak mungkin berhenti sampai di sini karena iaingin sekali melanjutkan perjalanannya itu sampai di desa disebelah timur. Jika benar-benar mereka memerlukannya suatutempat pemujaan, mereka dapat memuja rambutnya. Ida Pedandamemberikan rambutnya. Ida Pedanda berpesan agar pemujaanrambut itu dilakukan secara bersama-sama. Rambut digantungkandi tempat itu. I Mangku Kulputih benar-benar merasa bahagiasebab Ida Pedanda Sakti sudi menggantungkan rambut beliaupada sebuah pohon. Di sana benar-benar dipuja rambut IdaPedanda Sakti sampai saat ini. Itulah sebabnya Pura yang ada dipesisir timur laut Toya Embang yang bemama Tegak Cedesampai sekarang dinamai Pura Rambut Siwi. Karena rambut IdaDanghiang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuhlahyang dipuja dan dimuliakan.

(2) Latar

Latar tempat cerita rakyat berjudul "Begawan Sakti" adalahPulaki, Pura Rambut Siwi, dan Purancak.

80

Page 88: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Latar pertama dalam cerita ini adalah objek wisata Pulaki diBuleleng, Bali.

"... Ida Dewa Ayu Mas Swabawa ketakutan barumeiihatnya dan segera melarikan diri tak tentu akan tujuan.Tak disadari akhiraya sampai di Pulaki. Ida Ayu MasSwabawa disembunyikan oleh penduduk di sana."(Proyek,1978:106)

Pulaki adalah nama hutan pada bukit batu karang yangbertebing curam di pinggir pantai utara Pulau Bali bagian barat.Dahulu hutan itu lebat, tetapi sekarang sudah tidak begitu lebatlagi. Pada pingir tebing bukit batu karang itu membentang jalanraya yang menghubungkan kota Singaraja dengan Gilimanuk.Tempat itu termasuk wilayah Daerah Tingkat II Buleleng. Padapinggir tebing bukit batu karang itu ada Pura yang bernama PuraPulaki di pinggir jalan raya yang menghadap ke laut yang hanyabeberapa meter saja di sebelah utara tebing itu. Pura Pulaki ter-letak pada tempat yang tinggi dan berundak-undak hingga 70buah, dibuat dari bahan-bahan yang tahan lama dan Juga tahanterhadap hempasaaan reruntuhan tebing-tebing bukit batu karangdibelakangnya. Pura itu dikatakan pada mulanya didirikan sekitarabad ke-16 berhubung dengan riwayat perjalanan Dang HyangNirartha di Bali.

Pantai yang terhampar di depan Pura Pulaki yang berpadudengan penorama bukit batu karang serta pegunungan-pegu-nungan yang gundul di belakang Pura itu merupakan panoramaalam yang indah dan menarik. Di sana-sini, dalam laut dekatpantai, terdapat batu-batu karang yang bermunculan di per-mukaan air. Dari jauh kelihatannya bagaikan kapal yang sedangberlayar. Di sana banyak terdapat kera yang jinak yang ber-keliaran di Pura dan di jalan raya di depan Pura, menanti-nantisuatu makanan yang diberikan oleh orang-orang yang berkunjungke sana. Kera yang ratusan jumlahnya itu datangnya dari hutanbelantara yang berada pada pegunungan yang jauh di belakangPura itu. Pagi-pagi buta kera itu berbondong-bondong datang ke

81

Page 89: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Pura dan pada sore hari kera itu kembali lagi ke tempatnya dihutan belantara. Keindahan panorama alam di sana lebih mem-pesonakan bila dilihat pada sore hari menjelang matahariterbenam. Ketika itu, air laut tenang sekali dan memutih ke-lihatannya dari celah-celah pohon kayu yang rimbun di depanPura.

Pulaki dapat dicapai melalui dua jurusan jalan raya jika kitaberangkat dari kota Denpasar. Jalan yang pertama ialah melaluikota Singaraja dan dari sana kita bergerak ke barat melaluiSeririt dengan mengikuti jalan jurusan Singaraja-Gilimanuk.Jalan yang pertama ini panjangnya 134 km dan di tempuh dengankendaraan lebih kurang tiga setengah jam. Jalan yang kedua ialahmelalui kota Negara dengan mengikuti jalan raya jurusanDenpasar-Gilimanuk. Sebelum sampai di Gilimanuk, lebihkurang 3,5 km di .sebelah timur Gilimanuk ada pertigaan jalan didesa Cekik. Lalu, perjalanan itu membelok ke utara mengikutijalan raya jurusan Gilimanuk-Singaraja. Jalan yang kedua inipanjangnya 154 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan lebihkurang empat jam. Keadaan jalan cukup baik dan merupakan lalulintas yang menghubungkan Gilimanuk dengan Singaraja, dapatdicapai dengan mobil atau sepeda motor. Kunjungan ke sanasebaiknya dilakukan dengan mobil mengingat jaraknya yangjauh. Di sekitar tempat itu ada hutan semak-semak yang menge-lilingi desa-desa perkampungan penduduk.

Pulaki mendapat kunjungan wisatawan baik dari luar negerimaupun dari dalam negeri. Mobil bisa parkir pada pinggir jalandi depan Pura. Pada hari-hari libur pelajar-pelajar banyak yangpergi ke sana berekreasi. Menurut kepercayaan, Pura Pulaki ituangker dan mobil-mobil yang lewat di depan Pura berhentisejenak untuk mempersembahkan canang sebagai rasa bakti danmohon keselamatan dalam perjalanan. Pada hari-hari yang baik,seperti hari bulan purnama, sering pula ada orang datang sem-bahyang serta bersemadi ke pura itu untuk memperoleh keselamatan dan ketenteraman batin.

82

Page 90: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Suasana di sana teduh dan tenang. Udaranya nyaman danbertiup angin laut dan angin darat yang segar sccara berganti-ganti. Di sana belum ada tempat penginapan, tetapi waning yangmenjual makanan ada tersedia. Di pinggir pantai ada balai-balaitempat beristirahat untuk melepaskan lelah sambil menikmatipanorama yang indah itu.

Latar tempat kedua dalam cerita ini adalah objek wisataPurancak di Tegal Cangkring, Jembrana, Bali.

"... Setelah sampai di sebelah timur Purancak, adasebuah "Palinggih" pada waktu itu. Ada seseorang yangsedang memuja di Pura Purancak seraya berkata dengangusamya, "Hai siapa di sana berdiri. Tidak tahu denganadanya upacara yang sedang kulakukan di sini pada PuraPurancak. Mari bersama-sama kita menyembah!", demikiankata-kata yang dikeluarkan oleh seorang yang ada di PuraPurancak." (Ginarsa, 1978:107)

Purancak adalah desa di pinggir muara Sungai Purancakyang lebar dekat laut sebelah selatan Pulau Bali bagian barat.Desa itu terletak 10 km arah ke barat daya dari desa TegalCangkring, termasuk wilayah Daerah Tingkat II Jembrana. Padaujung barat desa Purancak terdapat Pura Purancak yang terletakdi pinggir muara sungai Purancak. Pura itu didirikan sekitar abadke-16 berhubungan dengan riwayat kedatangan Dang HyangNarartha di Bali dari Blambangan, Jawa Timur. Dikatakanbahwa di tempat itu Dang Hyang Narartha dahulu pemah beristirahat berteduh di bawah pohon ancak, dilayani oleh beberapaorang pengembala sapi. Kemudian, pada tempat beliau beristirahat itu dibangun Pura yang sekarang bernama Pura Purancak dan tanah-tanah ladang tempat mengembalakan sapi-sapi itulalu menjadi desa yang sekarang bernama desa Purancak.

Panorama muara sungai Purancak yang lebar dan panjang itumerupakan daya tarik yang kuat. Airnya sangat tenang sepertikolam yang luas dan panjang. Di seberang sungai itu terdapattanah peladangan yang bertepi landai yang ditumbuhi oleh

83

Page 91: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

pohon-pohonan pantai di sana-sini. Di sana ada orang yangmenyewakan jukung untuk lalu lintas di sungai itu. Muara sungaiitu dapat diiayari jukung dan perahu-perahu kecil sampai kedekat kota Negara, ibukota Daerah Tingkat II Jembrana. Didalam sungai itu ada buaya. Akan tetapi, di sana ada suatu ke-percayaan bahwa bila seseorang tidak berbuat salah, orang tidakakan dimakan buaya dan berani saja leluasa lalu lalang di muarasungai itu sambil mencari ikan atau kayu api di pinggir-ping-girnya. Lebih kurang 300 m dari Pura itu terbentanglah laut disebelah selatan pulau Bali dan di kejauhan di seberang lautkelihatan gugusan pulau Jawa bagian timur. Dahulu muarasungai Purancak itu merupakan pelabuhan perahu lalu lintas yangmenghubungkan Purancak dengan Blambangan, Jawa Timur.Keadaan pantai laut itu melingkar landai dan berpasir hitam. Dikejauhan sebelah kanan kelihatan desa-desa yang menjorok kelaut yang penuh dengan pohon kelapa yang berderet-deret danmelambai-lambai. Semua keadaan itu merupakan panorama yangmenarik dan mempesona.

Purancak jaraknya 19 km dari kota Negara atau 96 km dariDenpasar dengan mengikuti jalan raya jurusan Denpasar-Gilima-nuk. Sampai pada pertigaan jalan di Tegal Cangkring, jalanmembelok ke selatan dan dari sana perjalanan masih ada 10 kmlagi untuk mencapai Puncak. Keadaan jalan ke sana cukup baikdan terpelihara. Apabila kita hendak pergi ke sana, kita bisapergi dengan mobil dan sepeda motor. Kendaraan umum yanglangsung sampai ke tempat itu sangat terbatas jumlahnya. Lamaperjalanan lebih kurang dua setengah jam dari Denpasar. Kendaraan bisa parkir mepet di pinggir sungai Purancak di depanPura dan dapat pula parkir mepet di pantai laut di sebelah selatan.

Wisatawan banyak yang berkunjung ke sana, baik dari luarnegeri maupun dari dalam negeri. Lebih-lebih pada hari Mingguatau hari libur orang sekitar kota Negara banyak berekreasi kesana. Kalau kita berkunjung ke sana dan untuk mendapat posisiyang baik untuk memotret, sebaiknya ketika matahari masih

84

Page 92: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

berada di bagian timur.Di pantai laut sebelah selatan, di ujung desa Purancak ada

bungalow dan bar-restauran. Keadaan udara di sana tidak begitupanas dan berembus angin laut yang basah.

Latar tempat ketiga dalam cerita ini adalah objek wisataPura Rambut Siwi di Yeh Embang, Jembrana, Bali.

"... Jika benar-benar kalian memerlukannya supayamempunyai tempat pemujaan di sini bagini saja, ini rambutbapak puja bersama dan gantungkan di tempat ini. Pujalahbersama-sama!" I Mangku Kulputih benar-benar merasababagia sebab Ida Padanda Sakti sudi menggantungkan rambutbeliau pada sebuah pohon. Di sana benar-benar dipuja rambutIda Padanda Sakti sampai saat ini. Itulah sebabnya Pura yangada di pesisir dmur laut Toya Embang yang bemama TegakGede sampai sekarang dinamai Pura Rambut Siwi. "(Ginarsa,1978:108)

Pura Rambut Siwi terletak di pinggir pantai selatan PulauBali bagian barat di sebelah timur desa Yeh Embang, termasukwilayah Daerah Tingkat IT Jembrana. Sekeliling Pura itu terdapatsawah yang membentang luas dan berteras-teras, kecuali disebelah selatannya bertebing batu karang yang curam. £>i sebelah utara pura itu, lebih kurang 200 m jaraknya, terbentanglahjalan ray a jurusan Denpasar—Gilimanuk dan persis di sebelahpura itu terdapat tempat pemberhentian kendaraan untuk semen-tara waktu. Disebutkan bahwa pembangunan pura itu erathubungannya dengan riwayat perjalanan Dang Hyang Nirarthayang melakukan dharma-yatra di Bali pada abad ke-16 dan beliaumenyerahkan rambutnya untuk ditaruh di sana. Oleh sebab itu,pura tersebut bemama Pura Rambut Siwi. Pada waktu diadakanperbaikan pelinggih-pelinggih di sana pada tahun 1940 temyataterdapat gulungan rambut di dasar bangunan pelinggih. Pelii^gihsemula menghadap ke arah barat. Pada tahun 1940 diubah'se-hingga pelinggih menghadap ke selatan. Pada tahun 1950pelinggih dibongkar lagi serta diperbaiki dan dikembalikan lagi

85

Page 93: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

menghadap ke barat seperti semula, sebagaimana yang adasekarang. Fungsi pura itu adalah sebagai Pura Subak bagi DaerahTingkat II Jembrana.

Pura Rambut Siwi beserta alam sekitarnya mempunyai dayatarik yang besar. Sawah-sawah yang membentang luas dan dikejauhan kelihatan gugusan pedesaan dan deretan pegununganyang membujur di sebelah utara dan Samudra Indonesiasebelah selatan, merupakan panorama yang indah dan menarik.Bangunan pelinggih dan kori-agung yang berbentuk candikurung, indah dan unik kelihatannya, dihiasi relief-relief yangmemancarkan mutu seni pahat Bali yang menarik. Di sebelahbarat dari pura itu terdapat balai-balai tempat istirahat untukmenikmati keindahan panorama laut disertai pula dengan deburansuara omnbak yang mengasyikkan. Di bagian selatan Pura adaundak-undak batu karang yang curam sebagai jalan turun kepantai. Di pinggir tebing itu ada pula satu kompleks Pura yanglebih kecil bernama Pura Penataran Rambut Siwi. Di sana

dikatakan dahulu Dang Hyang Nirartha beristirahat.Jarak tempat itu 78 km dari kota Denpasar dengan mengikuti

jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk. Dari tempat itu kotaNegara jauhnya 17,5 km di sebelah barat. Perjalanan ke sanabisa ditempuh dengan mobil dan sepeda motor atau bisa puladengan kendaraan umum yang menghubungkan kota Denpasardengan kota Negara. Mobil bisa langsung parkir di dekat puraitu. Di pinggir jalan raya di sebelah utara dada papan penunjukjalan dan ada petugas tetap yang menjaga pura itu. Lamaperjalanan ke sana lebih kurang dua jam dari Denpasar denganmelalui jalan yang berkelak-kelok dan naik turun yang dihiasioleh panorama alam sepanjang perjalanan.

Setiap hari kendaraan datang ke sana membawa wisatawan,baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Puncakkeramaian di sana terjadi pada hari upacara piodalan, yaitu RabuUmanis Prangbakat (tiap 210 hari sekali). Ketika itu, banyakorang yang datang untuk bersembahyang sambil membawasesajen, terutama para Subak yang mengurus pengairan di sawah-

86

Page 94: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

sawah dalam wilayah Daerah Tingkat II Jembrana.Di Sana ada tempat-tempat istirahat untuk melepaskan lelah

sambil melihat-lihat keindahan panorama di sekitar. Di pinggirjalan ray a di sebelah utara ada warung-waning yang menjualmakanan. Tempat penginapan belum ada di sana. Keadaan udaradi sana tidak begitu panas karena berembus angin laut yangbasah.

3.3.4 "Sang Sri Aji Palaka"(1) RIngkasan Cerlta

Diceritakan pada zaman dahulu, Sang Sri Mayadanawa,yaitu raja di Bedulu mempunyai putra laki-Iaki bernama DewaAgung Putra. Setelah sang Sri Mayadanawa wafat, Dewa AgungPutra dikejar-kejar oleh rakyat yang marah dengan tingkah lakuayahnya. Hal ini disebabkan oleh Sri Mayadanawa yang terlaluberani terhadap Ida Betara, dan berani menghapus adat upacaraagama di Bali. Putranya yang bernama Dewa Agung Putra,akhimya terlunta-Iunta lari ke sana kemari karena takut dibunuholeh rakyat Bali. la lari ke arah Selatan Bedulu. Lalu, sampailahia di Blahbatuh dan terus ia lari ke arah barat daya Blahbatuhdan tiba di Sukawati. Kemudian, ia lari ke arah barat Sukawatihingga sampai di Cemenggon, lalu ke selatan dari Cemenggon,akhirnya perjalanan Dewa Agung Putra keturunan Sang SriMayadanawa itu tiba di Ketewel. Dari Ketewel ia lari ke selatanlalu sampai di pantai. Ia menangis di tepi laut. Karena mungkinbelum nasib Dewa Agung Putra akan meninggal, tiba-tibadilihatnya ada perahu di tepi pantai. Perahu itu dinaikinya dandikayuhnya ke tengah laut. Ia mengadu nasib di laut karenasangat takut akan dibunuh oleh rakyat Bali.

Setelah lama ia berlayar dengan perahu di tengah laut,perahu itu kandas di Nusa, dan ia lalu turun dari perahu. Kebe-tulan sekali kepala desa Nusa sedang mandi di pantai. Kononrakyat Nusa pada zaman itu belum tahu tentang agama karenabelum ada pura. Heranlah kepala desa Nusa melihat ada pemudatampan terdampar di pantai Nusa. Lalu ditanyainya Ida Dewa

87

Page 95: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Agung Putra, tentang asalnya, tentang mengapa dia sendirianmenaiki perahu, dan tentang mengapa dia terdampar di situ.Lalu dijawab oleh Ida Dewa Agung Putra bahwa ia berasal dariBali, putra Dalem Bali.

Karena ia mengatakan putra dalem Bali, rakyat Nusa padawaktu itu tidak tahu dengan dalem atau raja, tidak tabu dengannama Dewa Agung Putra, dan tidak tahu nama dalem di Bali.Oleh sebab itu, mereka menjadi takut. 1 Mekel Nusa mengajakDewa Agung Putra tinggal di Nusa bersama-sama dengannya.Lalu Dewa Agung Putra dipungut oleh 1 Mekel Nusa. Senangsekali 1 Mekel Nusa dapat memungut pemuda tampan lagi pulamengaku keturunan Dalem dari Bali. 1 Mekel Nusa berpikirbahwa Dewa Agung Putra tentu orang sakti. Itulah sebabnyamaka di peliharanya Dewa Agung Putra dengan baik. 1 MekelNusa mempunyai seorang anak wanita yang bemama Mi LuhPedani. Umurnya sebaya dengan Ida Dewa Agung Putra. KarenaDewa Agung Putra sudah dipungut dan dianggap sebagai anakoleh 1 Mekel Nusa, maka semakin lama semakin akrablahmereka. Bagaikan dua orang bersaudara saja dengan Ni LuhPedani, anak 1 Mekel Nusa. Setiap hari apabila bermain-mainatau mandi di pantai, mereka selalu bersama-sama bagaikanorang bersaudara. Semua orang di Nusa heran melihat wajahpemuda kecil itu setiap hari berubah. Wajahnya bertambahtampan. Anak 1 Mekel Nusa juga cantik wajahnya sehinggatampak serasi antara yang cantik dengan yang tampan.

Diceritakan pada suatu hari, Dewa Agung Putra bersamadengan Ni Luh Pedani sedang mandi di laut pantai Nusa. Ketikamereka sedang mandi di tengah laut, tiba-tiba Dewa Agung Putradigulung ombak. la dibawa ke tengah laut, digulung oleh ombaktanpa dapat melakukan perlawanan. Ni Luh Pedani kebetulanjauh di tepi waktu itu, hingga bisa selamat dan dapat pulangmelaporkan kepada ayahnya, 1 Mekel Nusa, mengabarkan halDewa Agung Putra ditimpa bahaya, digulung oleh ombak yangterus dibawa ke tengah laut. Karena Ni Luh Pedani melaporkanbahwa Dewa Agung Putra ditimpa bahaya, 1 Mekel Nusa

88

Page 96: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

memukul kentongan. Semua rakyat di Nusa tunin ke lautmencari Ida Dewa Agung Putra. Ada yang mencari denganperahu, ada yang berenang. Akan tetapi, tidak ada yangmenemukan Ida Dewa Agung Putra. Mereka semua lalu kembalipulang. Mereka yang mencari anak muda itu melaporkan kepadaI Mekel Nusa bahwa anak muda yang dicintainya tidak dapatditemukan. Ni Luh Pedani menangis mengenang nasib Ida DewaAgung Putra yang tertimpa bahaya karena Ni Luh Pedani sudahjatuh cinta padanya. I Mekel Nusa lalu berkaul di hadapan semuarakyat Mekel Nusa. Mudah-mudahan selamat hendaknya IdaDewa Agung Putra. Kapan saja ditemukan Ida Dewa AgungPutra masih hidup, I Mekel Nusa berkaul dan berjanji akanmengawinkannya dengan anaknya, Ni Luh Pedani.

Diceritakan bahwa sesudah itu, Dewa Agung Putra ter-dampar di pantai utara sebelah timur Kusamba, di muka puraGua Lawah. Lalu, keluarlah Ida Betara di Gua Lawah yangbernama Hyang Besukih karena tempat pemujaan Hyang Besukihmemang di Gua Lawah. Ida Betara Hyang Besukih berkatabahwa beruntunglah Dewa Agung Putra masih hidup. Karenadia yang menghidupkannya walaupun ayahnya. Sang Maya-danawa, berlaku angkara murka, berani terhadap para dewa danpara betara. Dengan maksud supaya masih ada keturunan IMayadanawa, Hyang Besukih mengharapkan agar Dewa Agungtidak meniru tingkah laku ayahmu, I Mayadanawa. Kalau DewaAgung Putra dapat berbuat kebaikan akan dihidupkan kembalioleh Ida Betara.

Dewa Agung Putra menyanggupi kehendak Betara asal iamasih diberi hidup. Apa pun kehendak Betara akan dituruti.

Dewa Agung Putra sudah sanggup. Karena rakyat di Nusatidak tahu agama, Ida Betara meminta kepadanya, agar DewaAgung Putra membuat sebuah pura untuk tempat menyembahdan memuja Ida Betara di sana, di Bukit Nusa. Kalau rakyatNusa sudah mau bersembahyang di Pura itu barulah mereka.^anmengetahui tentang upacara-upacara korban dan agama.,Danjikalau Dewa Agung sudah sanggup membuat sebuah pura di

89

Page 97: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Sana. Setelah pura itu selesai, banilah nama Puncak Mundidiresmikan. Ida Betara ingin menguji hati Dewa Agung, apakahia sanggup mengerjakan. Kalau tidak sanggup, saat itu jugaDewa Agung mati di Gua Lawah.

Kemudian, berkata anak muda Ida Dewa Agung Putra,bahwa apabila demikian kehendak Ida Betara, dia menuruti. Iabelum tabu apa-apa. Oleh sebab itu dia takut mati. Ia berjanjiakan membuatkan Ida Betara pura di sana, tetapi sekarang iamohon supaya bisa kembali ke Nusa, agar ia tidak dinanti-nantidan dicari-cari oieh ayah angkatnya, I Mekel Nusa. Lalu, berkataIda Betara, "Anakku turunan Mayadanawa! Karena kamu sudahsanggup membuatkan pura di sana, baiklah sekarang aku berikanaiat supaya ada yang dapat kamu naiki untuk pergi kembali keNusa. Ini daun pohon timbul yang hams kamu naiki. Janganragu-ragu. Karena ini pemberianku, kamu pasti dapat sampaidengan selamat di Nusa."

Lalu, mohon dirilah Ida Dewa Agung Putra kepada IdaBetara. Dewa Agung meminta daun pohon timbul itu dari IdaBetara. Tiba di tepi laut, daun pohon timbul itu ditamh di atasair laut dan dinaiki oleh Ida Dewa Agung Putra. Karena sudahanugerah Ida Betara, duduklah ia di daun timbul di atas air tanpatenggelam, lalu berlayarlah daun timbul itu bagaikan perahu.

Diceritakan kemudian, bahwa ia tiba di Nusa. Setiap orangyang melihat kedatangan Ida Dewa Agung Putra karena sudahakrab dengannya bersorak menyongsong dan menyambutkedatangan Dewa Agung Putra. Lalu diantar menghadap I MekelNusa. Mekel Nusa juga senang sekali hatinya. Demikian jugadengan anaknya, Ni Luh Pedani, hatinya sangat gembira.Apalagi Dewa Agung Putra datang dengan tidak tertimpa bahaya,sehat sebagai semula. Lalu, rakyat mengadakan keramaian diNusa, mengadakan pesta bersuka ria karena Dewa Agung Putrasudah datang tanpa menemui bahaya. Sesudah mengadakankeramaian, lalu I Mekel Nusa berkata kepada Dewa Agung Putrabahwa ia mempunyai kaul. Karena Dewa Agung Putra lamahilang dari tepi pantai, ia mengira Dewa Agung Putra telah mati.

90

Page 98: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Adapun kaul I Mekel Nusa, seandainya Dewa Agung Putraselamat, entah kapan ditemukan dan dapat kembali Dewa AgungPutra ke mari, saat itu I Mekel Nusa berjanji akan mengawinkanDewa Agung Putra dengan anaknya, Ni Luh Pedani. Sekarangkarena Dewa Agung Putra sudah selamat dan datang lagi, IMekel Nusa harus memenuhi janji itu. Dewa Agung Putra akandikawinkan dengan Ni Luh Pedani. Baru begitu perkataan IMekel Nusa segera disahuti oleh Ida Dewa Agung Putra, "Kalaubegitu permintaan Bapak kepada saya, sekarang supaya sama-sama terpenuhi keinginan masing-masing, saya akan menikahdengan Ni Luh Pedani. Akan tetapi, permintaan saya harusterpenuhi juga."

Kemudian I Mekel Nusa berkata, "Apa permintaanmu?"Kemudian Dewa Agung menceritakan bahwa yang menye-

babkan dia selamat, yang membuat dia tidak menderita apa-apa,dapat lagi kembali ke mari adalah pertolongan Ida Betara. Adapermintaan Ida Betara di Gua Lawah yang harus ia laksanakan,yaitu supaya ia membuatkan beliau pura di Bukit Nusa. Kalau iatidak bisa membuatkan beliau pura di Bukit Nusa, tentu ia akancepat mati. Beliau akan mencabut nyawanya. Karena Mekel Nusasangat cinta bagaikan anaknya sendiri kepada Ida Dewa AgungPutra, tambahan lagi sangat dicintai oleh rakyat Nusa, makakepala Desa Nusa sanggup membantunya. Ia akan memanggilsemua rakyat Nusa, dan rakyatnya akan membuatkan pura diBukit Nusa. Kemudian supaya kaul I Mekel Nusa terpenuhi danterbayar, maka Dewa Agung Putra menikah dulu dengan anaknya, Ni Luh Pedani.

Upacara perkawinan berlangsung. Rakyat Nusa mengadakanpesta perkawinan dan keramaian karena Dewa Agung Putrasudah kawin dengan Ni Luh Pedani. Sesudah selesai upacaraperkawinan, dan kira-kira sudah lewat sebulan tujuh hari, laluDewa Agung Putra berkata kepada Mekel Nusa bahwa sekarangsudah sebulan tujuh hari ia kawin dengan anaknya, Ni LuhPedani. Sekarang sudah hilang "sebel" Dewa Agung. Supayajangan terlalu lama ia tidak memenuhi permintaan Ida Betara di

91

Page 99: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Gua Lawah, dan belum juga memulai pekerjaan untuk mendiri-kan pura di Bukit Nusa, maka sekarang ia minta kepada I MekelNusa supaya memanggil rakyat Nusa untuk diajak bekerja. Akania ajak meratakan'tanah di atas bukit yang akan dipakai tempatmendirikan pura untuk menyembah dan memuja Ida Betara diGua Lawah. Karena sudah berjanji, I Mekel Nusa lalu memanggil seiuruh rakyat, untuk meratakan pura di atas Bukit Nusa.Permintaan yang kedua, mereka hams membawa bahan-bahan,seperti batu padas yang cocok dipakai sebagai dasar pura danbahan-bahan lainnya yang diperiukan untuk pembuatan pura. Adayang mencari kayu, ada yang mencari ijuk yang banyak, adamencari daun iialang. Demikianlah pada waktu itu, rakyat Nusasangat sibuk.

Dewa Agung Putra berkata kepada isterinya, Ni Luh Pedani,karena sekarang ia akan menjaga orang bekerja, membuat purauntuk Ida Betara di Gunung, yaitu Betara Gua Lawah, sekarangia meninggaikannya ke Bukit untuk menjaga orang bekerja.Anggaplah ia pergi bertapa, dan jangan sekali-sekali meng-ganggunya. Jangan sekali-sekali bersedih ditinggal bertapa.Istrinya yang hams tinggal di mmah karena untuk membuatpura yang dianggap suci, tidak boleh membawa isteri atauperempuan ke sana.

Ni Luh Pedani menjawab agar suaminya tidak lama diam diSana. Lalu Ida Dewa Agung Putra pergi menjaga orang bekerjadi atas Bukit Nusa. Karena mereka bam mulai membuat pura,beliau lama bertapa menjaga orang bekerja. Lama beliau tidakpernah pulang karena sangat takut akan janjinya tentang kesang-gupannya untuk membuat pura. Dia tidak mau disalahkan. Olehsebab itu, sampai berbulan-bulan bahkan, mungkin bertahun-tahun Ida Dewa Agung diam di sana. Sebagai pengantin bamsudah tentu sedang sehang-senangnya baik bagi yang perempuanmaupun bagi yang pria. Sama-sama senangnya bagaikan manggisdan durian masak. Yang perempuan seperti manggis masak. Diamasak, tetapi tidak berbau. Yang pria sebagai durian masak,masak dan berbau keras. Susahlah hati Ni Luh Pedani. Karena

92

Page 100: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

sebagai pengantin bam terlalu lama ditinggalkan bertapa oleh IdaDewa Agung Putra. Tidak tertahan hatinya, tidak pernah melihatsuami. Lalu pergilah Ni Luh Pedani ke atas Bukit ke tempatDewa Agung Putra bertapa menunggui orang bekerja. Setibanyadi Sana ia berkata bahwa Dewa Agung Putra, terlalu lama bertapa, tidak pernah pulang. Ia lalu bagaimana. Sedang senangnyaia bersama Dewa Agung, tetapi ia tidak pernah pulang. Yangbagaimana disebut orang menikah.

Dewa Agung Putra menjawab bahwa pokoknya kalau puraini belum selesai, ia tidak akan pulang, agar tidak msak ataubatal tapanya. Baktinya tidak boleh digoncang karena pemikahanitu. Jika pura ini sudah selesai olehnya bersama rakyat Nusa,saat itulah bam ia pulang. Waktu itu lagi mereka melanjutkancinta mereka. Menangislah Ni Luh Pedani mengiba-iba.

Kalau begini, kapan akan selesai pura ini. Ini akan memakanwaktu yang lama karena bam saja mulai bekerja. Karena taktertahan, ia menangis tersedu-sedu, lalu berkata kepada ayahnya,yaitu I Mekel Nusa. Kalau Dewa Agung Putra tidak mau pulang,berhenti sajalah bekerja. Ia takut, kalau-kalau Dewa Agung cepatwafat, lalu tidak ada ketumnannya yang akan diajak di Nusa ini.Apa gunanya ia kawin dengan Ida Dewa Agung Putra. Ia kawinmemerlukan ketumnan.

I Mekel Nusa menjawab juga demikian, "Mengawinkankamu dengan Dewa Agung Putra, supaya ada keturunan DalemBali di sini, di Nusa, yang akan ia junjung sampai nanti."

Kemudian I Mekel Nusa mengajak Dewa Agung beristirahatsebentar mengerjakan pura ini. Akhirnya, akan selesai juga.Dewa Agung disumhnya pulang dulu, supaya kemauan dankeinginan istrinya terpenuhi.

Lagi berkata I Mekel Nusa kepada Ida Dewa Agung Putra,kalau tuanku tidak mau pulang sekarang, pendeknya rakyat Nusatidak akan ia izinkan bekerja di sini. Sekarang rakyat Nusa yangbekerja di sini akan ia perintahkan pulang. Dewa Agung tidakakan bisa sendirian mengerjakan pura, kalau bukan rakyat yangcinta dengan I Mekel Nusa ini menolong Dewa Agung untuk

93

Page 101: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

membangun pura. Pasti tidak akan bisa. Pendeknya Dewa Agunghams pulang sekarang ini juga. Ni Luh Pedani menangis ternsdan menjadi kums.

Hati Ida Dewa Agung sangat susah. Kalau pulang akandipersalahkan. Tapa yang sudah berbulan-bulan tak ada artinya.Kalau tidak pulang, I Mekel Nusa akan marah, rakyat akanditarik dan diambil. Lalu, menangislah Ida Dewa Agung Putratersedu-sedu di atas bukit Nusa itu. Dewa Agung tawakal dengantapa, dan memegang janji kaul serta takut terhadap Betara GuaLawah. Tak diduga datanglah Betara Ida Betara Gua Lawahdengan membawa seorang anak kecil yang bagus wajahnya.Lalu, berkatalah Ida Betara kepada Dewa Agung Putra, kepadarakyat yang ada di sana, dan juga kepada I Mekel Nusa dan NiLuh Pedani. Dewa Agung diminta agar jangan menangis tersedu-sedu. Hal ini sudah Ida Betara ketahui, tentang bakti hatinya,juga cinta istrinya, Ni Luh Pedani kepada Dewa Agung. DewaAgung juga cinta kepada Ni Luh Pedani serta I Mekel Nusasayang kepadanya, semuanya itu benar. Istrinya memang perlusupaya mempunyai anak, supaya ada yang menyenangkan hatinyadiajak bermain di mmah. Dewa Agung juga perlu supaya mempunyai ketumnan. I Mekel Nusa juga benar perkataannya, meng-harapkan supaya ada ketumnan Dalem Bali yang akan dijunjungdi Nusa untuk mengajarkan agama, supaya rakyat Nusa tahudengan agama.

"Baiklah, anak kecil ini saya berikan kepadamu. Baik-baikmemelihara anak kecil ini. Nanti apabila anak kecil ini sudahdewasa, di^ah yang akan memerintah daerah Nusa ini. Berilahnama anak kecil ini Sang Aji Sri Palaka."

Oleh karena itu, semua orang yang ada di sana gembira hatinya karena sama-sama terpenuhi hatinya. Keinginan DewaAgung Putra juga terpenuhi, niat Ni Luh Pedani juga sudahterisi. Lalu, Dewa Agung Putra berkata kepada Ni Luh Pedani"Karena kamu mengharap-harapkan supaya mempunyai ketumnan, sekarang sudah ada anugerah Ida Betara yaitu anak kecilyang akan memerintah daerah Nusa ini. Maka peliharalah dengan

94

Page 102: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

baik di nimah, saya belum juga dapat pulang, ia menyelesaikanpekerjaan sedikit lagi. Kamu pulanglah, peliharalah dia. Anggap-lah sebagai aku yang kamu pelihara di rumah. Demikian jugabapak Mekel Nusa, baik-baiklah memelihara anak kecil anugerahIda Betara Gua Lawah."

Pada waktu akan kembali Ida Betara Gua Lawah bersabda,"Ingatlah kalau sudah selesai pura di atas Bukit Nusa itu, berilahnama Puncak Mundi, sebagai yang sudah pernah ia katakan."

Dewa Agung menjawab bahwa ia akan menuruti sepenuhnyasebagai kehendak Ida Betara. Sudah selesai maka gaiblah seke-tika Ida Betara.

Lalu, diceritakan sekarang sesudah anak kecil anugerah IdaBetara itu dibawa pulang, Ni Luh Pedani Juga pulang, I MekelNusa mohon diri mengantarkan anak kecil itu pulang. Lalurakyat Nusa meneruskan pekerjaan membuat pura.

Demikianlah halnya sampai sekarang ada pura di PuncakMundi. Dan memang pura itu tempat pemujaan Betara GuaLawah.

(2) LatarLatar tempat cerita rakyat berjudul "Sang Sri Aji Palaka"

adalah Gua Lawah di Pasinggahan, Dawan, Klungkung, Bali.

"Diceritakan sesudah itu, Dewa Agung Putra terdampardipantai Utara sebelah Timur Kusamba, di muka pura GuaLawah. Lalu keluarlah Ida Betara di Gua Lawah bemama

Hyang Besukih, karena tempat pemujaan Hyang Besukihmemang di Gua Lawah." (Proyek, 1977:25)

Gua Lawah adalah gua alam yang besar dan dalam serta di-diami oleh ribuan kelelawar. Nama Gua Lawah diambil dari

adanya gua yang berisi ribuan kelelawar itu. Gua itu terletak dibagian belakang dari sebuah Pura. Terhadap kelelawar-kelelawaritu dilarang orang mengganggunya apalagi untuk menangkapnya.Pura itu dikenal juga dengan nama Pura Gua Lawah. Gua ituterletak dalam tebih bukit Tengah yang tidak begitu tinggi. Di

95

Page 103: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

sebelah-menyebelah terdapat ladang yang berisi pohon kelapa. Didepan Pura itu terdapat jalan raya yang menghubungkan kotaKlungkung dengan kota Amlapura. Pura dan Gua menghadap keselatan, yaitu ke laut di sebelah selatan Pulau Bali. Tempat itutermasuk wilayah desa Pasinggahan, kecamatan Dawan, DaerahTingkat 11 Klungkung. Pura Gua Lawah didirikan sekitar abadke-11 pada masa Empu Kuturan mengatur tata keagamaan diBali. Pura itu ada hubungannya dengan Pura Besakih dan sebagaitempat upacara Nyagara Gunung bagi umat Hindu di Bali.

Yang paling menarik perhatian ialah gua yang berisi ribuankelelawar yang bergantungan memenuhi dinding-dinding gua.Gua itu dalam atau panjang dan menurut kepercayaan masya-rakat, bahwa gua itu tembus di Besakih. Dahulunya, gua itumungkin merupakan jalan air di bawah tanah. Selain ribuankelelawar yang keluar masuk dan bergantungan di sana, di dalamgua terdapat pula ular-ular, anjing putih, dan ayam Jantan lurik.Binatang-binatang itu kadang-kadang kelihatan dari luar dankadang-kadang tidak. la memakan kelelawar yang jatuh. Didepan Pura di seberang laut kelihatan gugusan pulau NusaPenida, merupakan sesuatu yang indah dan sedap dipandangmata. Sepanjang pantai laut di depan Pura itu terdapat kubu-kubuorang membuat garam secara tradisional, terletak berderet-deretsampai ke dekat pantai Kusamba yang berada di sebelah barat.

Gua Lawah jaraknya dari kota Denpasar lebih kurang 50 kmatau 4 km sebelah timur pantai Kusamba. Gua itu dapat dicapaidengan mobil, bus, dan sepeda motor dengan perjalanan lebihkurang satu setengah jam. Tempat itu mudah dicapai, karenaterletak di pinggir jalan raya jurusan kota Denpasar dan kotaAmlapura. Bus yang mengangkut penumpang lalu lalang melaluiPura itu, berhenti sebentar di sana mempersembahkan canangsebagai rasa bakti terhadap Sang Hyang Widhi yang beristana diPura itu. Kendaraan umum banyak yang lewat di depan Pura itusehingga memudahkan bagi para pengunjung.

Gua Lawah banyak mendapat kunjungan wisatawan berbagaibangsa dari luar negeri dan juga wisatawan dari dalam negeri

96

Page 104: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

karena tertarik ingin melihat Gua Lawah dengan ribuan kelela-war. Umat Hindu di Bali ramai juga mengunjungi pura itu untukmengadakan persembahyangan, iebih-lebih pada hari piodalan,yaitu pada Selasa Kliwon Medangsia. Hari itu merupakan puncakkeramaian di sana.

Di depan pura terdapat pohon Ketapang yang besar danrimbun. Di seberang jalan ada warung-warung bagi wisatawanyang berkunjung. Udara di sana agak panas dan angin laut ber-tiup agak kencang.

3.3.5 "Cerita Purana Bali"

(1) Ringkasan CeritaDahulu kala, ketika pulau Bali ini belum ada, Ida Batara

Pasupati yang bertakhta di Gunung Mahameru memanggil paraDewa untuk mengadakan perundingan. Dalam kesempatan ituhadir antara lain, Dewa Nawa Sanga, Dewa Sadwina Jaka, DewaBujaga, dan para dewa yang memegang isi dunia ini.

Yang bergelar Dewata Bawa Sanga, adalah dewa yangsembilan, yang mendapat tugas menjaga dunia ini, yaitu Ida SangHyang Iswara yang bertempat di sebelah timur, Ida Sang HyangBrahman bertempat di sebelah selatan, Ida Sang Hyang Maha-dewa bertempat di sebelah barat, Ida Sang Hyang Wisnu bertempat di sebelah utara, Ida Sang Hyang Maha Sora bertempatdi sebelah tenggara, Ida Sang Hyang Rudra bertempat di sebelahbarat daya, Ida Sang Hyang Sangkara bertempat tinggal disebelah barat laut, Ida Sang Hyang Sambu bertempat di sebelahtimur laut, dan Ida Sang Hyang Siwa bertempat di sebelahbagian tengah. Itulah dewa-dewa yang disebut Dewata NawaSanga.

Dewa yang disebut Dewata Sadwina Jaka adalah dewa yangenam, yaitu Ida Sang Hyang Suwitah. Beliau adalah saksi daridunia ini, Ida Sang Hyang Besa Warna, beliau yang mengen-dalikan angin, Ida Sang Hyang Kala, beliau yang mengendalikansegala macam roh jahat (bhuta), Ida Sang Hyang Gana, beliauyang mengawasi keselamatan dunia ini, Ida Sang Hyang Semara,

97

Page 105: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

beliau yang mengemong kenikmatan dalam dunia ini, dan IdaSang Hyang Kumara Yadnya, beliau yang menjadi dewa bocah,Selanjutnya, dewa yang disebut Catur Dewata, adalah Ida SangHyang Indra, beliau yang memimpin Indra Loka, yang dikenaldengan nama Sorga, Ida Sang Hyang Baruna, beliau yangmengendalikan laut, Ida Sang Hyang Yama Dipati, beliau yangmengendalikan para roh orang yang telah meninggal di YamaLoka, dan Ida Sang Hyang Kuwera, beliau yang mengendalikansegala macam jenis tumbuh-tumbuhan. Demikian juga, ada yangbernama Dewa Resi atau Resi Langit, yang tiada lain adalah IdaBagawan Barada, Bagawan Cakni atau Bagawan Lumanglang.Yang bernama Dewa Bujaga berwujud naga, tetapi memilikitangan dan kaki bersemayam di tempat yang dikenal dengannama langit Bun. Dan yang disebut Trinayaka yang memegangtujuh lapisan dunia ini, di bawah tanah ini bernama Sang HyangKurma Geni, Sang Hyang Erwa dan Sang Hyang Sulemah.

Setelah semua dewata hadir menghadap di Gunung Maha-meru, lalu keluarlah Ida Sang Hyang Pasupati dengan sinarbeliau yang terang benderang. Di sanalah kemudian semua paraDewata mengaturkan sembahnya. Dengan perasaan lega IdaBatara Pasupati kemudian mengucapkan kata-kata beliau, bahwaia sangatlah berbahagia rasa hatinya melihat semuanya hadir.Maksud ia memanggil mereka, sebenarnya ada yang hendak akandisampaikan kepada mereka. Mendengar kata-kata beliau demikian, dengan serempak semuanya menyatakan kesediaannyamelaksanakan segala perintah beliau.

Hari ini ia memberitahukan anak-anak semua untuk menyer-tai ayah bersama-sama bertapa mendoakan supaya ada dunia baruuntuk ditempati oleh anaknya yang bernama Sanghyang PutraJaya. Tempat pertapaan itu adalah di lautan yang dalam disebelah timur dari Jambul Dipange Belaiu berkata. "Ingatlahbaik-baik mendoa supaya berhasil permohonannya, yaitu adanyadunia baru yang utama. Apa sebabnya demikian sebab di sanalahnantinya akan berdiri Gama Kedewataane dan anakmu SangPutra Jaya bersama-sama mereka akan bersemayam di sana.

98

Page 106: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Satukanlah nanti pikiran supaya berhasil lengkap isi dunia bamitu. Sebab di situlah nantinya akan tumbuh kerajaan yang besaryang akan mengukuhkan Gama Kadewataan itu hingga akhirat.

Semua para dewata menyahut menyatakan kesediaannyasambil mengaturkan sembah.

Demikianlah, sekarang diceritakan tentang keadaan di duniaini. Di sini memerintah seorang raja yang bernama Sri Jayengrat.Daerah kekuasaannya sangat besar dan rakyatnya semua sangatsetia dan hormat kepada beliau. Tanahnya sangat subur, semuayang ditanam tumbuh dengan suburnya dan semuanya serbamurah. Kesemuanya itu disebabkan oleh keberhasiian BagindaRaja mengendalikan tampuk pemerintahan, serta kuatnya men-jalankan ibadah agama berbakti kepada Ida Sanghyang WidhiWasa, Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, ia juga dibantu olehpara patih dan aparat pemerintahan yang kuat, temtama sekaliberkat kekuatan I Gusti Patih Gajah Para yang sangat menga-gumkan.

Pada suatu hari, pergilah Baginda Raja beserta permai-surinya yang bernama Dewi Manik Galih berbum ke tengahhutan. Perjalanannya sangat menggembirakan, bagaikan SemaraPatih kelihatan nyata diiringi oleh para patih, punggawa, danrakyat para ahli pembum yang lengkap dengan segala peralatan-nya.

Sesudah perjalanannya sampai jauh menyusup ke tengahhutan, naik tumn jurang, sampailah rombongan di hutan yangbelum pemah dimasuki oleh manusia. Akantetapi, beliau belumpula memperoleh seekor binatang human pun. Jangankan kijang,seekor nyamuk pun tidak diperolehnya. Isterinya, Dewi ManikGalih, kemudian berkata kepada beliau "Karena sudah teramatjauh perjalanan kita, maka terasa olehku sangat payah benar.Kalau boleh, marilah kita beristirahat sejenak. Dan pula hdmha.merasa sangat mengantuk, ingin berbaring barang sejenak.

Ketika mendengar kata-kata istrinya demikian, lalu IdaDewa Agung Sri Jayengrat dengan pelan dan manisnya berkata,"Permata hatiku, janganlah engkau menghalangi kepergianku

99

Page 107: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

berburu. Apalagi aku kini sedang penasaran sebab bam kali iniperbuman kita malang seperti ini. Kalau Adinda memangbermaksud beristirahat, silakan di sini, bersama-sama paraperbekel yang sudah payah. Aku akan melanjutkan perjalanansampai memperoleh binatang buman."

Kepada I Patih Gajah Para beliau juga bersabda, "PamanPatih jagalah permaisuri di sini bersama-sama para perbekelbarang dua puluh orang. Hamba bersama-sama dengan yanglainnya akan melanjutkan perbuman ini. Jangan sekali-kaliPaman lengah."

Kemudian Patih Gajah berkata, "Segala titah Tuanku akanhamba junjung tinggi."

Sesudah berkata begitu, lalu Baginda pun kemudian pergimelanjutkan perjalanan bersama-sama para pengiring beliau. Istribeliau dengan dikawal oleh para dayang-dayang dan para perbekel serta Patih Gajah Para beristirahat di tempat yang teduh.Karena payahnya yang amat sangat, ditambah oleh semilirnyaangin yang berembus, rasa kantuknya sudah tidak dapat ditahanlagi.

Dewa Agung Istri dan para pengiring semuanya tertidurdengan pulasnya karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasakantuk dan letih yang mereka derita sejak tadi. Namun, I PatihGajah Para masih mendusin belum tidur. Mungkin ini sudahkehendak Dewata.

Kemudian, datanglah I Naga Taksaka yang menjelma men-jadi seeker ular kecil dan tahu-tahu sudah mengerayangi kaki IdaDewa Agung Istri.

Kehadiran ular itu terlihat oleh I Gusti Patih Gajah Para.Lalu, Patih mengambil sepotong kayu dan mencungkil-cungkilular itu supaya tidak sampai menggigit kaki Ida Dewa AgungIstri. Ternyata ular melekat di kaki permaisuri dengan kuatsekali. Sampai tiga kali Patih mencungkilnya, Dewa Agung Istritiba-tiba terkejut dan terbangun. I Patih terhenyak sebentar, sadarakan dirinya salah. Sementara ular itu sendiri menghilang tanpabekas. Takut dan gemetar 1 Patih sebab Ida Dewa Agung Isteri

100

Page 108: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

dengan berangnya berkata, "Patih, alangkah lancangnya engkauhendak membuat aib diriku. Beginikah tingkah seorang Patihyang telah dipelihara, sedikit pun tidak tahu rasa terima kasih.Apa kaukira aku ini perempuan sembarangan. Mentang-mentangengkau bertampang balk."

I Patih masih tetap gemetar dan sambil menundukkan kepalaia berkata bahwa ia tidak sedikit pun berniat untuk beranikepadanya. Ia hanya mencungkil ular yang menggerayangi kakiDewa Agung Isteri tadi.

"Dasar kau berniat curang."Baru Ida Agung Isteri berkata demikian, tiba-tiba muncullah

Ida Dewa Agung Sri Jayengrat menanyakan apa yang teiahterjadi sehingga ribut-ribut begini.

Para hamba sahaya semuanya terbangun dan mengatakantidak tahu apa-apa. Ida Dewa Agung Istri menjelaskan bahwa IPatih berani menggoda dirinya. Penjelasan itu disertai dengantangis.

I Patih Gajah Para berlutut di kaki Ida Dewa Agung SriJayengrat dan menjelaskan bahwa tidak ada sama sekali niatnyauntuk berani mengganggu istri beliau. Patih berkata, "Disebab-kan oleh karena adanya seekor ular yang menggerayangi kakibeliau makan hamba berani mencungkil-cungkil kaki beliau."

Ida Dewa Agung Sri Jayengrat terpaku tidak bisa memecah-kan masalah itu. Cepat kemudian Ida Dewa Agung Istri berkata,"Supaya jangan ada cacad dalam pikiran kakanda mengenaikesetiaan Adinda, baiklah ia mohon pamit mati demi kesetiaan,sebagai bukti rasa setiaku kepada Kakanda."

Ida Dewa Agung menanggapi pemikiran istrinya," JanganlahAdinda berkata demikian. Kanda belum merasa bahwa Adindatelah ternoda. Apalagi terhadap I Patih, sejak lama ia mengabdidi sini dan tidaklah pernah memperlihatkan kelancangannya."

Ida Dewa Agung Istri kemudian berkata lagi, "Kalau me-mang demikian baiklah, tapi di belakang hati tidak mustahil adaorang yang iri kepada Adinda."

Di Sana ia akan tidak dapat menahannya. Ia mohon pamit

101

Page 109: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

saja, sebagai bukti kesetiaannya. I Patih juga berkata bahwapikirannya memang benar, tapi tangannya ini telah berbuat salah.la persembahkan ibu jari tangannya ini ke hadapan DewaAgung. Kemudian, 1 Patih memotong ibu jarinya di hadapan SriBaginda Raja. Semenjak itu, 1 Patih berhenti bernama I PatihGajah Para, berganti nama menjadi Ki Demang Copong, karenatangannya buntung.

Sesudah Ida Dewa Manik Galih membakar diri, diperintah-kan untuk menghanyutkan abu mayatnya ke tempat yang dalam.Para hamba sahaya diperintahkan untuk membuat dua buah rakitdengan kayu yang besar-besar. Rakit itu diberi nama kapar(sekarang kapal). Ki Demang Copong diperintahkan mengiringabu jenazah tersebut bersama-sama putra beliau yang bernamaIda Dalem Sukaranti beserta para pengiring sejumlah deiapanribu orang. Kapar yang berisi upakara berlayar lebih dahulu danyang berisi kembang berlayar belakangan, ditunggui oleh KiDemang bersama-sama Dalem Sukaranti.

Pelayaran itu menyisir pantai mencari tempat di sebelahtimur daerah Jambul Dipange. Sesampai di tengah lautan, padasaat itu kapar tersebut berada dalam posisi yang berjauhan. Adayang di sebelah barat dan ada yang di sebelah timur. Kebetulansekali pada saat itu Ida Sang Hyang Pasupati sedang bertapayang diiringi oleh para Dewata semua. Pada saat pertapaannyaitu tengah menjadi-Jadi, maka semakin putihlah air lautan itu,mendidih, semakin kental menjadi daratan. Kapar tersebut diamtidak bisa bergerak. Lalu terdengar suara samar-samar: Semogagegel jagat kapar. Gegel berarti kental/keras. Jagat berartibumi/daerah. Kapar berarti kapal. Rakyat yang ada di sana tidakdiperkenankan ke luar dari kapal tersebut. Dan bunga Ida DewiManik Galih di situ dibuatkan tempat persemayaman pada kapardi sebelah barat, yang sekarang disebut Pura Purusuda atau yangsekarang menjadi Pura Sada Kapal.

Daerah yang baru mengental itu adalah pulau Bali sekarang.Bali berarti utama, mengikuti jejak Ida Dewi Manik Galih yangjujur dan bersedia mengorbankan dirinya untuk dapat menjelma

102

Page 110: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

kembali sebagai putri utama di dunia. Oleh karena itu, ada duadesa kapal, di timur dan di barat. Ada pula Pura Sada diKapal, Pura Dasar Buana, dan Pura Kentel Gumi di Klungkung.

(2) LatarLatar tempat cerita rakyat berjudul "Cerita Parana Bali"

adalah Pura Sada Kapal di Mengwi, Badung, Denpasar, Bali.

"Semoga gegeljagat kapar",Gegel berarti kental/keras. Jagat berarti bumi/daerah. Kaparberarti kapal. Rakyat yang ada di sana tidak diperkenankan keluar dari kapal tersebut. Dan bunga Ida Dewi Manik Galib disitu dibuat^ tempat persemayaman pada kapar disebelahBarat, yang sekarang disebut Pura Purusuda atau yangsekarang menjadi Pura Sada Kapal.

Nah demikianlah ceritanya. Daerah yang baru mengentalitu adalah pulau Bali sekarang. Bali berarti utama, mengikutijejak Ida Dewi Manik Galih yang jujur dan bersediamengorbankan dirinya untuk dapat menjelma kembali sebagaiputri utama di dunia. Karena itu ada dua desa kapal, di Timurdan di Barat. Karena itu pula ada Pura Sada di Kapal, PuraDasar Buana, dan Pura Kentel Gumi di Klungkung. "(Proyek,1978:91)

Pura Sada Kapal terletak di Banjar Pemebetan desa Kapal,Kecamatan Mengwi, Daerah Tingkat 11 Badung. Dari kotaDenpasar jaraknya lebih kurang 14 km mengikuti jalan rayaDenpasar-Tabanan. Kira-kira 150 m di sebelah timur jembatanBeringkit pada perempatan jalan terdapat cabang dari jalan raya,membelok ke selatan melalui jalan kecil jauhnya lebih kurang100 m dari perempatan itu. Mobil bisa masuk dan langsungparkir di bawah pohon beringin yang ada di depan Pura. PuraSada terletak di tengah-tengah perkampungan penduduk yangstruktur pola menetapnya masih secara tradisional. Pura itumenghadap ke barat dan pintu gerbang masuk berbentuk CandiBentar dan berundak-undak tinggi. Nama Pura Sada itu mungkin

103

Page 111: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

diambil dari kata prasada, yaitu bangunan candi yang ada diPura itu. Candi yang ada sekarang di sana adalah hasil restorasitahun 1950 karena nintuh pada waktu terjadi gempa yang hebatdi Bali tahun 1917. Menurut tipe bangunan candi itu dan tipebangunan Candi Bentar kuna yang masih ada sekarang, makaPura itu digolongkan tipe Jawa Timur sekitar abad ke-14. Akantetapi, berdasarkan area-area kuna pelinggih-pelinggih yang adadi sebelah eandi itu menunjukkan adanya gaya dari abad ke-13.Ada pula pendapat yang menghubungan bangunan eandi itudengan Raja Jaya Sakti yang datang ke Bali pada tahun 1250 dariJawa Timur.

Yang paling menarik di Pura Sada itu adalah eandinya yangmegah dan indah serta penuh dengan hiasan-hiasan yang unik.Masyarakat setempat menyebutnya candi raras yang artinyaeandi yang indah. Candi dibuat dari batu bata dan dihiasi puladengan area-area yang berderet melingkari eandi dan letaknyabertingkat-tingkat.

Untuk meneapai tempat itu mudah sekali, dapat dieapaidengan mobil, sepeda motor, atau dengan kendaraan umumjurusan Denpasar-Tabanan pulang pergi. Perjalanan ke sanalebih kurang 20 menit dari Denpasar. Kendaraan langsung ketempat parkir di depan Pura Sada Kapal di bawah pohon beri-ngin.

Keadaan udara di objek wisata ini agak panas, tetapisuasananya eukup tenang.

104

Page 112: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

BAB IV

MAKNA YANG TERKANDUNG DALAMCERITA RAKYAT YANG MENGUNGKAPKAN

OBJEK WISATA; PULAU SUMATRA,JAWA, DAN BALI

Cerita rakyat, khususnya legenda mengandung makna yangsangat berguna untuk kehidupan bermasyarakat. Makna yang ter-kandung dalam cerita rakyat itu pada umumnya berupa ajaranmoral. Oleh karena itu, dalam bab ini akan dibicarakan maknayang terkandung dalam cerita rakyat (legenda) yang mengisahkanobjek wisata di Sumatra, Jawa, dan Bali.

Lima belas cerita yang menjadi sumber data penelitian iniumumnya mengandung ajaran-ajaran moral. Hal itu tampakdalam cerita rakyat Sumatra, yaitu "Petri Idjo", "Asal MulaDanau Toba", "Malin Kundang", dan Asal-Usul Nama PulauKembaro".

Cerita "Petri Idjo" mengungkapkan perlunya niembinasilaturahmi, terutama dalam satu keluarga. Di samping itu,perlunya "tanda" atau identitas diri yang dapat menegaskanadanya tali persaudaraan. Hal itu tampak dari sikap kakek dannenek sepasang bersaudara yang hidup terpisah. Sewaktu k^ekdan nenek kedua bersaudara itu meninggal, mereka tidakmengatakan kepada kedua cucunya bahwa mereka bersaudarakandung. Akibat sikap kakek dan nenek itu, kedua bersaudarayang tidak saling mengenal itu saling jatuh cinta dan merencana-kan akan menikah. Setelah pengantin perempuan mengetahuibahwa calon suaminya itu adalah kakak kandungnya, ia masukke sebuah danau dan menjelma menjadi seorang putri yangkemudian dinamakan Petri Idjo. Petri Idjo bertempat tinggal di

105

Page 113: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Danau Laut Tawar. Danau itu merupakan salah satu objek wisatadi Propinsi Aceh.

Cerita "Asal Mula Danau Toba" mengungkapkan bahwamanusia hams dapat menepati janji. Hal itu tampak dari sikappetani yang tidak menepati janji agar tidak mengatakan kepadasiapa pun bahwa istrinya berasal dari seekor ikan. Akibatnya,istrinya yang sangat dicintainya itu, pergi meninggalkannya.Kepergian istrinya itu disertai dengan datangnya banjir yangsangat dahsyat sehingga menenggelamkan mmah dan sawah miiikpetani itu. Banjir itu semakin lama semakin luas dan akhimyamenyempai sebuah danau. Danau itu dinamakan Danau Toba.Danau Toba mempakan salah satu objek wisata di SumatraUtara.

Cerita "Malin Kundang" mengungkapkan bahwa seoranganak tidak boleh durhaka kepada orang tuanya. Seorang suamijuga tidak boleh tergantung kepada istrinya dan menomorduakanibu kandungnya. Hal itu tampak dari sikap Malin terhadapibunya. Malin yang sejak kecil sangat disayang oleh ibunyamerantau ke suatu daerah. Setelah ia kaya raya dan menikahdengan putri raja, ia berlayar ke kampung halamannya. Ibunyasangat gembira ketika melihat anaknya kembali. Sebaliknya,Malin malu mengakui ibunya yang miskin itu. Ia mengusir ibunya dan mendorong tubuh ibunya hingga terjatuh. Akibatperbuatannya itu, kapal yang ditumpangi Malin tenggelam ditelanombak. Tempat kejadian itu dinamakan Pantai Air Manis. PantaiAir Manis mempakan salah satu objek wisata di Sumatra Barat.

Cerita "Asal-Usul Nama Pulau Kembaro" menyampaikanamanat bahwa manusia itu hendaklah teliti dan jangan terbumnafsu. Hal itu tampak dari sikap suami Fatimah. Ia tidak telitimemeriksa isi guci yang dikirimkan oleh orang tuanya darinegeri Cina. Ia merasa semua guci yang dikirimkan oleh orangtuanya itu tidak ada yang berisi emas sesuai dengan janji orangtuanya kepada keluarga istrinya. Oleh karena itu, ia malu danterjun ke laut. Ternyata di antara guci-guci itu ada satu guci yangberisi emas. Hal itu diketahui ketika tanpa sengaja Fatimah

106

Page 114: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

menendang salah satu di antara sekian banyak guci itu. Tempatsuami Fatimah menerjunkan diri itu sekarang menjadi salah satuobjek wisata yang ada di Palembang, yaitu Pulau Kembaro,sekarang menjadi Pulau Kemaro. Di pulau itu terdapat viharayang ramai dikunjungi orang. Begitu juga halnya dengan cerita-cerita yang berasal dari Pulau Jawa, seperti cerita "KlentengAncol". Cerita ini menyampaikan amanat bahwa hendaklahseseorang berbuat baik sebab perbuatan baik itu, akan selaludikenang orang. Hal itu, seperti tercermin dari perilaku tokoh sipemuda (j^ru masak) kapal Sampo Tolang dari negeri Cina. laberbuat baik pada penduduk setempat, mengajar memasak danmenari. Untuk menghormati pemuda juru masak itu didirikanlahsebuah klenteng. Klenteng itu diberi nama Klenteng Ancolkarena terletak di daerah Ancol, Jakarta. Tempat itu merupakansalah satu objek wisata yang terdapat di Jakarta, yaitu KlentengAncol.

Cerita rakyat yang berjudul "Situ Bagendit" mengungkapkansalah satu objek wisata yang terdapat di Jawa Barat, yaitu berupasitu (atau danau) Bagendit. Cerita ini menyampaikan amanatbahwa seseorang jangan bersikap kikir sebab orang kikir akancelaka. Hal itu, seperti terungkap dari perilaku tokoh Nyi Endityang sangat kikir kepada orang-orang miskin di sekitarnya.Akhirnya, Nyi Endit celaka, ia mati dan semua hartanya karamdilanda banjir. Kampung tempat tinggal Nyi Endit yang semulapenuh dengan sawah-sawah dan perkampungan penduduk beru-bah menjadi lautan kecil atau telaga. Telaga itu sekarang dinama-kan Telaga Bagendit atau oleh masyarakat Garut dinamakan SituBagendit. Tempat itu menjadi salah satu objek wisata di JawaBarat.

Cerita "Rawa Pening" terungkap salah satu objek wisatayang terdapat di Jawa Tengah, yaitu Danau Rawa Pening. Ceritarakyat ini menyampaikan amanat bahwa hendaklah seseorangjangan bersikap kikir sebab orang kikir akan celaka. Selain itu,cerita ini juga menyampaikan pesan kepada orang tua hendaklahmenjadi orang tua yang bijaksana dan tidak mengingkari kebe-

107

Page 115: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

radaan anaknya, meskipun anaknya itu tidak sesuai dengan yangdiharapkannya.

Sikap itu tampak dari perilaku masyarakat di suatu dusunyang terletak di lereng Gunung Merapi. Di dusun itu tinggalsepasang suami istri yang mempunyai seorang anak yang benipaular yang dinamakan Baru Klinting.

Pada suatu hari Baru Klinting ingin mencari ayahnya yangtelah lama bertapa. Sewaktu ia bertemu dengan ayahnya, ayatmyatidak mau mengakuinya sebagai anak. Oleh ayatoya, Baru Klinting disuruh melingkarkan seluruh tubuhnya ke Gunung Merapi.Oleh karena seluruh tubuhnya tidak cukup melingkari gunungitu, Baru Klinting menjulurkan lidahnya. Akan tetapi, lidahnyadipotong oleh ayahnya. Lidahnya yang putus itu menjelmamenjadi seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu mengembaratanpa tujuan. Ia meminta daging pada orang-orang kampung yangtengah berpesta, tetapi tidak diberi. Anak laki-laki itu akhimyamenancapkan lidi dan lidi tersebut tidak dapat dicabut olehpenduduk. Anak itu mencabut lidi itu, kemudian air memancardari dalam tanah. Makin lama mata air itu pun melebar danmerendam penduduk yang tengah berpesta. Banyak orang matiterkena banjir, kecuali si nenek yang memberi makanan padaanak laki-laki itu.

Bekas kampung yang terkena banjir itu sampai sekarangtidak dapat kering dan airnya bening sehingga dinamakan RawaBening. Lama kelamaan berubah menjadi Rawa Pening. Tempatitu menjadi salah satu objek wisata di Jawa Tengah.

Cerita "Loro Jonggrang" mengungkapkan salah satu objekwisata yang terdapat di Jawa Tengah, yaitu Candi Sewu danCandi Loro Jonggrang. Cerita rakyat Loro Jonggrang inimenyampaikan nasihat bahwa seorang raja (orang yang berkuasa)hendaknya bersikap bijaksana sebab bila tidak akan terjadikehancuran. Hal ini terungkap dari perilaku Bandawasa yangtidak bersikap bijaksana (memaksakan kehendak). Dengan per-mintaannya Bandawasa ingin memperistri Lara Jonggrang,padahal ia telah membunuh ayahnya Lara Jonggrang. Untuk

108

Page 116: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

menolak keinginan Bandawasa, Lara Jonggrang mengajukansyarat-syarat, yakni agar Bandawasa membangun seribu candidan dua buah sumur dalam tempo satu malam. Syarat itu di-terima Bandawasa karena ia sangat sakti. Akhirnya, keinginanBandawasa tidak berwujud sebab jumlah candi yang diharapkanLara Jonggrang tidak sesuai. Bandawasa mengetahui usaha LaraJonggrang dan para pembantunya membangunkan gadis-gadis disekitar lokasi candi supaya membunyikan lesung seolah-oiahtengah menumbuk padi. Hal itu berarti hari sudah pagi. Karenasangat marahnya, Bandawasa mengutuk Lara Jonggrang menjadipatung dan mengutuk para gadis di seputar Prambanan. Hal ituterjadi karena Lara Jonggrang berusaha agar membatalkanpinangan Bandawasa dengan jalan mengelabuinya.

Bandawasa mengutuk Lara Jonggrang menjadi patung untukmelengkapi candi yang diminta Lara Jonggrang sebanyak seribubuah. Candi itu sekarang dinamakan candi Lara Jonggrang yangterletak di Prambanan. Tempat itu menjadi salah satu objekwisata di Yogyakarta.

Cerita "Jodoh Bagi Rara Anteng" mengungkapkan salah satuobjek wisata yang ada di Jawa Timur, yaitu Gunung Bromo danUpacara Kesodo. Cerita rakyat Jodoh Bagi Rara Anteng inimenyampaikan amanat hendaknya seseorang itu bersikap cerdiksebab kecerdikan akan membawa kemenangan. Hal ini akanterungkap dari sikap Roro Anteng yang bersikap cerdik saatmenghadapi perompak yang ganas dan bengis.

Sewaktu perompak yang sakti meminang Rara Anteng, gadisitu tidak berani langsung menolak sebab selain sakti, perompakitu amat bengis. Akan tetapi, gadis itu mengajukan persyaratan,yaitu sang perompak diharuskan membuat lautan di tengah-tengah gunung dan pekerjaan itu harus selesai satu malam.Pekerjaan itu harus selesai sebelum ayam jantan berkokok.Syarat Rara Anteng disanggupi oleh perompak itu denganpongah. Ternyata berkat kesaktiannya, sebelum ayam jantanberkokok, lautan itu hampir selesai. Melihat persyaratanya akanterpenuhi, Rara Anteng amat cemas. Ia bersemadi dan tidak lama

109

Page 117: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

kemudian beranjak menuju lumbung padi. Diambilnya alu dan iamulai menumbuk padi. Ayam jantan pun berkokok.

Ketika mendengar ayam jantan berkokok, perompak itu amatkecewa dan main. Ia melemparkan tempurung kelapa yangdipegangnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Tempurungyang jatuh tengkurap itu menjelma menjadi sebuah gunung.Gunung itu kemudian dinamai Gunung Batok, sedangkan lautanyang belum berair itu disebut Segara Wedi (Lautan pasir).

Di lain pihak Rara Anteng merasa senang karena berhasilmengelabui perompak itu dan dapat menikah dengan Jaka Seger.Bersama dengan Jaka Seger, ia menetap di sebuah desa yangbemama Tengger. Tempat itu merupakan salah satu objek wisatadi Jawa Timur.

Ajaran-ajaran moral juga terkandung dalam cerita-ceritarakyat Bali. Dalam cerita "Legenda Ratu Ayu Pingit DalamDasar" mengandung makna bahwa kita hams berani bertindakdalam menghadapi sesuatu yang bam demi kemajuan. Sikap itutampak dari tokoh-tokoh dalam cerita ini yang tidak mengenaltakut dalam berjuang mencapai cita-cita. Dalam memperjuangkanhidup, mereka berjalan tems tanpa menghiraukan rintangan danhalangan alam. Tentu saja, mereka keluar masuk hutan belantarayang amat lebat dan sulit dilalui. Meskipun mereka sudah hidupenak sebagai putra raja, mereka masih mau mencari pengalaman.Akhirnya, seorang di antara mereka dapat mendirikan kerajaanTmnyan di luar kerajaan ayahnya. Kerajaan itu terdapat diTrunyan. Tempat itu merupakan salah satu objek wisata di Bali.Dalam cerita "Legenda Kebo Iwa" dan "Cerita Purana Bali"terkandung makna rela berkorban sebagai wujud kebaktian dankesetiaan seseorang kepada negara atau orang lain. Dalam ceritarakyat ini temngkap kehebatan tokoh Kebo Iwa menghadapiserangan Majapahit. Gajah Mada dari Majapahit tidak mampumenundukkan Pulau Bali. Kebo Iwa selalu dapat menolak setiapserangan tentara pendudukan dari Majapahit itu. Akibat tipumuslihat Gajah Mada, Kebo Iwa akhirnya meninggal. Demikiansikap tokoh Kebo Iwa yang fisiknya bertubuh besar, bemafsu

110

Page 118: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

makan, bertenaga besar, pekerja keras, dan berjiwa besar relaberkorban demi negara. Budi dan jasanya akan tetap dikenangsepanjang masa. Tokoh Kebo Iwa biasanys mandi di danauBeratan, Bedugul, Tabanan. Tempat-tempat itu menjadi objekwisata di Bali.

Cerita rakyat "Cerita Purana Bali" mengandung makna relaberkorban terungkap pada sikap tokoh I Patih Gajah Para yangrela berkorban dan memotong ibu jarinya karena merasa bersalahmenolong istri tuannya, Ida Dewa Agung Sri Jayangrat.Semenjak itu, I Patih Gajah Para berganti nama menjadi KiDemang Copong, karena tangannya buntung. Dan tokoh IdaDewa Manik Galih, istri Ida Dewa Agung Sri Jayangratmembakar diri, abu mayatnya dihanyutkan ke tempat yangdalam. Para hamba sahaya diperintahkan untuk membuat duabuah rakit dengan kayu yang besar-besar. Rakit itu diberi namakapar (sekarang kapal). Di kapar itu Ida Sang Hyang Pasupatisedang bertapa yang diiringi oleh para Dewata. Pada saatpertapaan itu tengah memuncak, maka kian semakin putihlah airlautan itu mendidih, semakin kental menjadi daratan. Kapartersebut diam tidak bisa bergerak. Lalu terdengar suara samar-samar: Semoga gegel jagat kapar. Gegel berarti kental/keras.Jagat berarti bumi/daerah. Kapar berarti kapal. Rakyat yang adadi Sana tidak diperkenankan ke luar dari kapal tersebut. BungaIda Dewi Manik Galih dibuatkan tempat persemayaman padakapar di sebelah Barat, yang sekarang disebut Pura Purusudaatau terkenal sebagai objek wisata Pura Sada Kapal di Mengwi,Badung, Denpasar, Bali.

Cerita r^yat "Begawan Sakti" dan "Sang Sri Aji Palaka"mengandung makna ketaatan seseorang terhadap segala perintahatau tugas yang diberikan oleh raja, pedanda, atau orang lain.

Cerita "Begawan Sakti" memberi makna ketaatan umat,suatu kegiatan yang bersangkut-paut dengan kepercayaan akanadanya adikodrati di atas manusia. Seluruh penduduk Pulakimohon ampun kepada Pedanda Sakti yang ketika itu sedangmencari putrinya. Mereka mengatakan tidak ada putri Pedanda

111

Page 119: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

di Sana. Selain itu, tidak mungkin juga penduduk Pulakimenyembunyikannya. Ketika itu Pulaki sebenarnya nama sebuahdesa. Oleh karena penduduk di sana menyembunyikan putri IdaPedanda, akhirnya desa itu dikutuk oleh Ida Pedanda dan lenyap.Desa itu berubah menjadi hutan yang berbukit-bukit. Kemudian,Ida Pedanda mengatakan kepada penduduk Pulaki bahwa hal ituadalah basil perbuatan penduduk Pulaki yang telah menyembunyikan Ida Dewa Ayu Mas Swabawa. Muliakan dan pujalahputrinya itu. Putrinya mempunyai ciri tersendiri, yaitu berbintilpada jari tangannya. Itulah sebabnya sampai sekarang di Pulakiada sebuah "Palinggih" yang disebut Pura Pulaki. Tidak lainyang dipuja dan yang dimuliakan di sana ialah Ida Dewa AyuSwabawa yang dipuja oleh orang halus dan penduduk wilayahJembrana. Ida Dewa Ayu Mas Swabawa sekarang disebut dengannama Dewa Ayu Mas Melanting. Objek wisatanya terkenaldengan Pulaki di Buleleng, Bali .

Kemudian, Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh berjalan dansampai di Purancak. la menjumpai orang yang sedang meng-gembalakan sapi dan bertanya kepada orang itu, di sebelah manatempat yang agak dangkal supaya ia bisa melewatinya sampai ditimur. Si penggembala sapi membungkukkan badan serayamenunjukkan tempat yang dangkal. Ia mohon ampun dan menun-Jukkan jalan yang dangkal sekali kepada Ratu Pedanda. IdaPedanda Sakti akhirnya bisa melewatinya. Setelah sampai disebelah timur Purancak, ada sebuah "Palinggih" pada waktu itu.Ada seorang yang sedang memuja di Pura Purancak serayaberkata dan bertanya dengan gusarnya, siapa di sana berdiri. Iatidak tahu dengan adanya upacara yang sedang dilakukan di PuraPurancak. Seorang yang ada di Pura Purancak berkata danmengajaknya bersama-sama bersembahyang. Ida Pedanda SaktiWawu Rawuh menjawab bahwa dia telah, ia diajak demikian.Tidak benar ia menyembah. Dan, ia sebenarnya tak mungkinmenyembah Tuhan karena manusia biasa yang dia puja. Kononpada waktu itu daerah ini dikuasai oleh I Mayadanawa. Semuapenduduk di Purancak mengharapkan agar Pedanda Sakti Wawu

112

Page 120: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Rawuh ikut menyembah dan memujanya. Ida Pedanda sangatmarah dan hancurlah Pura Purancak. Hancur dalam Bahasa Balidisebut encak. Itu sebabnya disebut pura encak atau Purancakberarti pura yang hancur. I Mayadanawa segera melarikan dirike arah timur laut meneiusuri pantai.

Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh melanjutkan perjalananmenuju ke arah timur. Kemudian beliau sampai di Yeh Embang.Beliau melihat sebuah Prayangan yang dinamai Pura BangbangBesi yang terletak di sebelah timur laut Yeh Embang. Pura iitudisebut juga Tegak-Gede sebab Pura ini dekat pantai. Pada saatitu ada seorang Pemangku bernama Kulputih keras dalamkeadaan bersedih hati karena kurang mantap hatinya memuja IMayadanawa. Kebetulan sekali waktu itu Ida Pedanda lewat diSana dan disambutnya seraya bertanya siapa sebenarnya yangmendatangi pemangku itu. la betul-betul tidak mengenalnya. IdaPedanda Wawu Rawuh menjawab bahwa ia benar-benar tidakmengenalnya, maka dikatakan bahwa ia seorang Pendeta dariJawa ingin ke Gelgel yang terletak di Klungkung. Kemudian IdaPedanda Wawu Rawuh menanyakan keadaan di sana, dan apayang mereka kerjakan. Mereka mohon ampun kepada RatuPedanda. Mereka tak mempunyai tempat memuja. Jika sudikiranya Ratu Pedanda, akan mereka puja di sana dan merupakanpemujaan mereka. Mereka memohon agar Ratu Pedanda mau.Ratu Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh menjawab seandainyaperjalanan berhenti sampai di sini tak akan mungkin sebab iaingin sekali supaya perjianannya itu sampai di desa di sebelahtimur. Bila benar-benar mereka memerlukan tempat pemujaan disini, Ida Pedanda memberikan rambutnya. Ida Pedanda berpesansupaya rambut itu digantungkan di tempat itu. Pujalah bersama-sama. I Mangku Kulputih benar-benar merasa bahagia sebab IdaPedanda Sakti sudi menggantungkan rambut beliau pada sebuahpohon. Di sana rambut Ida Pedanda Sakti benar-benar dipujasampai saat ini. Itulah sebabnya Pura yang ada di pesisir timurlaut Toya Embang yang bernama Tegak Gede sampai sekarangdinamai Pura Rambut Siwi karena rambut Ida Danghiang

113

Page 121: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

Nirartha atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh yang dipuja dandimuliakan. Objek wisata itu terkenal dengan Pura Rambut Siwidi Jembrana, Bali.

Dalam cerita rakyat "Sang Sri Aji Palaka" teningk^ maknaketaatan umat, suatu kegiatan yang bersangkut-paut dengankepercayaan akan adanya adikodrati di atas manusia. TokohDewa Agung Putra sangat taat kepada Ida Betara. Hal ini terjadiketika ia terdampar di pantai utara sebelah timur Kusamba, dimuka pura Gua Lawah. Lalu keluarlah Ida Betara di Qua Lawahbernama Hyang Besukih karena tempat pemujaan Hyang Besukihmemang di Gua Lawah. Ida Betara Hyang Besukih berkatabahwa beruntunglah Dewa Agung Putra masih hidup karena diayang menghidupkannya walaupun ayahmya, Sang Mayadanawa,berlaku angkara murka, berani terhadap para Dewa dan paraBetara. Dengan maksud supaya masih ada keturunan I Mayadanawa, maka dia tidak boleh meniru tingkah laku ayahmu IMayadanawa. Kalau Dewa Agung Putra dapat berbuat kebaikan,dia akan dihidupkan kembali oleh Ida Betara. Dewa Agung Putramenyanggupi kehendak Betara asal ia masih diberi hidup. Apapun kehendak Betara akan dituruti. Dewa Agung Putra sudahsanggup, maka Ida Betara meminta kepadanya. Karena rakyat diNusa tidak mengetahui agama, dibuatkanlah sebuah pura untuktempat menyembah dan memuja Ida Betara di sana, di BukitNusa. Bila rakyat Nusa akan bersembahyang di Pura itu barulahmereka akan mengetahui tentang upacara-upacara korban dalamagama. Jikalau Dewa Agung sanggup membuatkan sebuah pura,pura itu akan dinamakan pura Puncak Mundi. Sebenamya IdaBetara hanya ingin menguji hati Dewa Agung. Sebagai seorangyang pemberani, Ida Dewa Agung Putra menyanggupi perminta-an Ida Betara. Ia berjanji akan membuatkan Ida Betara pura.Akan tetapi, sebelum melaksanakan tugas itu ia mohon dapatkembali ke Nusa agar tidak dlnanti-nantikan ayah angkatnya, IMekel Nusa.

Ida Dewa Agung Putra mohon diri kepada Ida Betara. Iameminta daun pohon timbul itu dari Ida Betara. Tiba di tepi laut.

114

Page 122: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

lalu ditaruh daun pohon timbul itu di atas air laut dan dinaikioleh Ida Dewa Agung Putra. Berkat anugerah dari Ida Betara iadapat terapung di atas daun tanpa tenggelam. Ia berlayar sepertidalam sebuah perahu. Objek wisata itu terkenal dengan GuaLawah di Pasinggahan, Dawan, Klungkung, Bali.

115

Page 123: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

BAB V

PENUTUP

Cerita rakyat yang mengisahkan objek-objek wisata di Indonesiasangat banyak. Cerita-cerita tersebut perlu diperkenalkan kepadamasyarakat, khususnya kepada generasi penerus agar merekatidak sekadar mengetahui keindahan objek wisata, tetapi merekajuga mengetahui asal-usul nama tempat objek wisata itu danmakna yang terkandung dalam cerita-cerita yang mencerminkanobjek wisata.

Dari lima belas cerita yang menjadi data penelitian ini padaumumnya mengandung ajaran-ajaran moral yang perlu diteladanioleh masyarakat. Ajaran-ajaran moral itu adalah (1) perlunyamenjalin silaturahmi di dalam keluarga, (2) menepati janji, (3)tidak boleh durhaka kepada orang tua, (4) hendaklah bersikapteliti dan jangan terburu nafsu dalam mengambil keputusan, (5)harus berbuat baik kepada sesama manusia, (6) tidak boleh kikir,(7) seorang penguasa hendaklah bijaksana, (8) seseoranghendaklah bersikap cerdik, (9) harus berani bertindak demikemajuan, (10) rela berkorban, dan (11) taat kepada perintahTuhan dan atasan. Dengan adanya cerita-cerita itu, tempat wisatatersebut akan lebih menarik perhatian orang untuk mengunjungi-nya. Di samping itu, dengan mempertemukan kegiatan wisatadengan kegiatan budaya masa silam kita dapat memperteguhkecintaan kita pada tanah air.

116

Page 124: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, James. 1993. Cerita Rakyat dari Bali. Jakarta: PTGramedia Widiasarana Indonesia.

Damanik, Urich. H. et a/. 1986. Sastra Lisan Simalungun.Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Directorate General of Tourism Republic of Indonesia. 1990—1991. Indonesia Travel Planner: Visit Indonesia Year 1991.Jakarta: Directorate General of Tourism Republic on Indonesia.

Djamaris, Edwar. 1994. Sastra Daerah di Sumatra Analisis,Tema, Amanat, dan Nilai Budaya. Jakarta: Balai Pustaka.

Ginarsa, Ketut. 1978. Geguritan Jayaprana. Jakarta: ProyekPenerbitan Buku Bacami dan Sastra Indonesia dan Daerah,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamdan HS, Harnaeni. t.t. Sangkuriang (Asal-Usul GunungTangkuban Perahu).

Hamid, H.E.A. Chalik. 1996. Pengetaftuan Pariwisata. Jakarta:Yayasan Bakti Membangun.

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI). 1998. Bahasa danSastra Indonesia Sebagai Pesona Seni dan Budaya dalamParvwisata Indonesia. Semarang: HOP Semarang Press.

Masindan, dkk. 1987. Sastra Lisan Melayu Langkat. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Nursyirwan, M. 1982. Gita Jakarta. Jakarta: Mutiara SumberWidya.

117

Page 125: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata

0(>~ /J^Vo

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.1977. Cerita Rakyat Daerah Bali. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978,Cerita Rakyat Daerah Bali, Jakarta: Proyek PenerbitanBuku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Sartono, Enco. dkk. 1998. Tim Kesenian Jakarta SD KesenianJakarta untuk Kelas I SD. Jakarta: Yudhistira.

Simbolon, Apul. 1986. Peranan Umpasa dalam MasyarakatBatak Toba. Jakarta: Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa.

Seri Tjerita Rakjat. 1972. "Tjerita Rakjat Indonesia". Djakarta:Lembaga Sedjarah dan Antropologi.

Syamsuddin, B.M. 1995. Cerita Rakyat dari Bintan. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sujiati, dkk. 1995. Ulasan Cerita Rakyat Sumatra. Jakarta:Yayasan Pustaka Nusatama.

Suharianto. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Jakarta: WidyaDuta Surakarta.

Voorhoeve, P. 1955. Critical Surveys of Studies on theLanguages of Sumatra. Gravenhage: Martinus Nijhoff.

118

^RPUSTAKAAN

BADAfi BAHASADEPARTEMPN P^NDlOiKAN NASION-'

Page 126: I II llatar cerita rakyat yang menunjukkan latar tempat objek pari-wisata. Kemudian, tujuan penelitian ini menemukan hubungan makna-makna dalam cerita rakyat dengan objek pariwisata