Upload
syahrial-ramadhan
View
126
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
grid tie controller
Citation preview
CONTROLLER HYBRID SOLAR SEL SEDERHANA UNTUK KEMANDIRIAN
ENERGI BANGSA
Syahrial Ramadhan | Ryan Aldiansyah Akbar | Andi Wahyu Multazam
Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika – Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha no.10, Bandung, Jawa Barat
ABSTRAK
Karya yang akan dibuat adalah sebuah controller yang bisa mengatur sumber listrik antara dari sel surya (energi terbarukan) dan listrik dari PLN. Karya ini bertujuan agar para pemakai sel surya dapat menghemat biaya dari tagihan listrik PLN. Pembagian sumber listrik ini akan dipengaruhi oleh beban rumah pemakai. Bila beban pemakaian listrik tidak terlalu berat maka listrik akan dipasok oleh sel surya. Bila beban pemakaian listrik meningkat maka listrik akan dipasok oleh sel surya dan PLN. Sehingga saat penggunaan listrik tidak banyak, pemakai tidak perlu membayar listrik PLN. Listrik PLN hanya dipakai sebagai supporting system bila sumber listrik dari sel surya tidak mencukupi. Hal ini diharapkan agar masyarakat mendapat keuntungan secara langsung dalam pemakaian sel surya sehingga jumlah pemakai sel surya secara keseluruhan akan meningkat.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik adalah salah satu energi yang
paling banyak digunakan saat ini. Pemanfaatan
teknologi listrik semakin banyak di kalangan
masyarakat untuk berbagai keperluan.
Perkembangan teknologi juga sudah
mendorong penggunaan energi listrik pada
berbagai bidang dalam kehidupan. Masyarakat
kerap menggunakan energi listrik ini tidak
hanya untuk keperluan rumah tangga tetapi juga
keperluan industri.
Sumber energi yang selama ini digunakan
oleh masyarakat rata – rata berasal dari sumber
energi konvensional yakni energi listrik yang
dihasilkan dari sumber energi fosil. Sumber
energi ini bukan merupakan sumber energi
terbarukan yang bisa selalu tersedia, kerap kali
sumber energi ini mengalami kelangkaan dan
tentu saja fluktuasi harga secara global.
Sehingga diperlukan sumber energi baru yang
dapat mengatasi masalah – masalah tersebut.
Eneri listrik yang bersumber dari energi
surya adalah salah satu sumber energi
terbarukan yang banyak digunakan secara luas
dalam aplikasi skala kecil dan menjanjikan
untuk pengembangan dan penelitian dalam
skala besar, sebagai peralatan Solar Sel yang
dibuat dengan harga yang murah. Pembangkit
listrik tenaga surya bekerja dengan cara
merubah secara langsung radiasi matahari
menjadi listrik.
Indonesia mempunyai radiasi harian
matahari rata-rata 4,81 kWh/m2yang secara
akumulatif bila seluruh potensi di Indonesia
dimanfaatkan akan mencapai 1.203,5 x
106MW dengan memperhitungkan luas daratan
Indonesia 2 juta km2. Sehingga hal ini bisa
menjadi potensi yang sangat besar bagi negara
ini terutama untuk membangun kemandirian
energi.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, ada beberapa
rumusan masalah yang diidentifikasikan,
berikut adalah rumuan masalah dalam
penelitian ini :
(i) Bagaimana konsep controller hybrid
solar sel sederhana?
(ii) Bagaimana cara pembuatan perangkat
tersebut?
(iii) Bagaimana hasil penelitian dari
pembuatan perangkat tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan,
anatara lain :
(i) Untuk mengetahui konsep controller
hybrid solar sel sederhana
(ii) Untuk mengetahui cara pembuatan
perangkat tersebut
(iii) Untuk mengetahui hasil penelitian dari
pembuatan perangkat tersebut
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan
memperoleh prototye perangkat lunak yang
dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
energi matahari dengan cara – cara yang
sederhana.
1.5 Metodologi Penelitian
a. Pendalaman literatur
Pada tahap pertama dilakukan pendalaman
dalam memahami beberapa literatur dari
beberapa buku dan tutorial tentang Solar Sel,
Paper, Proceeding seminar, dan lain
b. Memodelkan sistem
Pada tahap ini dilakukan pemodelan sistem
yang meliputi:
1. Pemodelan Solar Sel dan Inverter
2. Pemodelan Controller
c. Menyusun algoritma simulasi
Pada tahap ini adalah menyusun algoritrna
simulasi yaitu membuat algoritma untuk
controller.
d. Membuat program simulasi
Pada tahap ini, pekerjaan yang dilakukan
adalah rnembuat program simulasi dan
sekaligus mensimulasikan hasil yang diperoleh.
e. Analisis hasil simulasi
Menganalisis hasil sirnulasi yang berupa
tegangan, arus dan daya dari Panel surya
dengan variabel irradiasi dan temperatur Solar
Sel.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang
berasal dari alam seperti cahaya matahari,
angin, tenaga air, tenaga gelombang dan
geothermal yang dapat diperbarui secara
alamiah. Alam menyediakan berbagai sumber
energi ini dalam jumlah yang sangat besar
karena hampir tidak akan pernah habis dan siap
diolah menjadi sumber energi. Energi
terbarukan ini kemudian menjadi harapan
sekaligus tantangan manusia di masa depan
mengingat tidak mungkin selamanya kita
bergantung pada sumber energi fosil seperti
minyak, gas, batubara, dan sebagainya.
Ada setidaknya 7 potensi energi terbarukan
di indonesia yang akhir-akhir ini gencar
dilakukan penelitiannya. Diantaranya, Energi
Solar, Energi Angin, Energi Air (hydropower),
Energi Biomassa, Energi Hidrogen, Energi
Panas Bumi, dan Energi Samudera.
Suatu potensi energi bisa dikatakan
renewable energy jika memenuhi beberapa
syarat, yaitu tidak akan habis di masa akan
datang, bersifat ‘green’ atau ramah lingkungan,
dan lebih terjangkau oleh semua kalangan.
2.2 Solar Sel
Dari semua potensi yang disebutkan pada
sub bab sebelumnya, energi solar menjadi yang
paling memungkinkan untuk dikembangkan di
Indonesia mengingat rata-rata tahunan radiasi
matahari yang diterima sangatlah besar.
Sel surya pada dasarnya adalah elemen aktif
yang mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik. Proses pengubahan atau konversi
cahaya matahari menjadi listrik ini dikarenakan
bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas 2
jenis semikonduktor; tipe n dan tipe p.
Semikonduktor jenis n merupakan
semikonduktor yang memiliki kelebihan
elektron, sehingga kelebihan muatan negatif
(n = negatif). Sedangkan semikonduktor
jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga
disebut dengan p (p= positif) karena kelebihan
muatan positif. Cara menentukan jenis
semikonduktor adalah dengan menambahkan
unsur lain ke dalam bahan Silicon (bahan dasar
semikonduktor). Silicon sebagaimana kita tahu
memiliki 4 elektron bebas. Supaya membentuk
semikonduktor tipe n kita harus menambahkan
atom dengan setidaknya 5 elektron bebas agar
tersisa 1 elektron yang tidak terikat dengan
Silicon, yaitu atom Fosfor. Sebaliknya, untuk
membentuk semikonduktor tipe p harus
dicampurkan atom yang setidaknya memiliki 3
elektron bebas agar 1 muatan positif Silicon
tidak berikatan dengan atom lain. Atom tersebut
diantaranya Boron, Alumunium, dan Gallium
Gambar 2.2.1: Semikonduktor tipe n dan
tipe p
(sumber: www.energisurya.wordpress.com)
Bila sel surya itu dikenakan pada sinar
matahari, maka timbul yang dinamakan
elektron dan hole. Elektron-elektron dan hole-
hole yang timbul di sekitar p-n junction
bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke
arah lapisan p. Sehingga pada saat elektron-
elektron dan hole-hole itu melintasi p-n
junction, timbul beda potensial pada kedua
ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel surya
diberi beban maka timbul arus listrik yang
mengalir melalui beban.
2.3 Sistem Controlling
Sistem kontrol yang berbasis
mikrokontroller digunakan untuk
mengendalikan panel surya agar selalu
menghadap matahari. Sistem ini menggunakan
input berupa LDR (Light Depending Resistor).
LDR adalah sebuah resistor variabel yang nilai
resistansinya berubah mengikuti intensitas
cahaya yang mengenai plat logam di
permukaannya. Input ini sensitif terhadap
cahaya matahari sehingga akan mampu
membaca posisi matahari di angkasa. Sel surya
akan digerakkan oleh sebuah.
2.4 Sistem Hybrid Solar Sel
Sistem hybrid adalah teknologi yang
menggabungkan dua atau lebih penghasil energi
yang salah satunya bersifat diskrit dan yang lain
bersifat kontinyu. Apabila dua atau lebih
penghasil energi ini digabungkan dengan sistem
hibrid akan menghasilkan energi baru yang
lebih bermanfaat dalam hal efisensi, daya yang
dihasilkan, fleksibilitas, emisi, dan biaya yang
dikeluarkan (Gery Buch, 2001).
Dalam makalah ini, penulis akan fokus
pada hibridasi dua pembangkit energi listrik;
PLTS dan PLN. Hibridasi keduanya diharapkan
akan meningkatkan efisiensi penggunaan listrik
masyarakat perkotaan (penjelasan lebih lanjut
di bagian Bab III).
Telah disebutkan diatas bahwa syarat
sistem hibrid adalah gabungan sistem yang
terdiri dua atau lebih sistem diskrit dan
kontinyu. Sistem diskrit menurut definisi
kalkulus adalah sistem yang memiliki daerah
asal (range) yang terbatas (countable). Misal
ON/OFF pada rangkaian listrik. Sistem
kontinyu adalah sistem yang daerah asalnya
terdefinisi pada Euclidian Space untuk
. Simbol adalah daerah vektor
dimensional. Jika ( ) berarti sistem
terdefinisi pada daerah bilangan Real. Misal
proses charging baterai, gerakan bola setiap
saat pada bouncing ball.
Untuk sistem yang dibahas dalam makalah
ini, sistem diskrit digambarkan oleh proses
switching ON/OFF controller untuk
memutuskan mode mana yang akan digunakan,
PLTS atau PLN sesuai kondisi yang diberikan.
Sistem kontinyu sendiri digambarkan oleh
proses pengisian energi listrik baterai modul PV
ketika ada cahaya matahari, dan distribusi arus
(baik dari PLTS, PLN, atau kombinas
keduanya) ke load di rumah-rumah.
3. RUANG LINGKUP KARYA
3.1 Konsep Karya
Karya yang akan dibuat adalah sebuah
controller yang bisa mengatur sumber listrik
antara dari sel surya (energi terbarukan) dan
listrik dari PLN. Karya ini bertujuan agar para
pemakai sel surya dapat menghemat biaya dari
tagihan listrik PLN. Pembagian sumber listrik
ini akan dipengaruhi oleh beban rumah
pemakai. Bila beban pemakaian listrik tidak
terlalu berat maka listrik akan dipasok oleh sel
surya. Bila beban pemakaian listrik meningkat
maka listrik akan dipasok oleh sel surya dan
PLN. Sehingga saat penggunaan listrik tidak
banyak, pemakai tidak perlu membayar listrik
PLN. Listrik PLN hanya dipakai sebagai
supporting system bila sumber listrik dari sel
surya tidak mencukupi. Hal ini diharapkan agar
masyarakat mendapat keuntungan secara
langsung dalam pemakaian sel surya sehingga
jumlah pemakai sel surya secara keseluruhan
akan meningkat.
3.2 Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan secara garis
besar adalah sebuah chip controller, AV meter,
dan rangkaian listrik. Kontroler yang digunakan
adalah sebuah mikrokontroler yang dapat
membaca kebutuhan daya dalam sebuah
jaringan listrik rumah serta dapat mengatur
jalur sumber listrik dengan menggunakan relai.
Di dalam mikrokontroller juga diprogram agar
arus listrik dari sel surya dan PLN bisa sinkron.
Diperlukan sebuah algoritma sinkronisasi agar
penggabungan 2 sumber listrik ini bisa
menghasilkan daya yang optimal.
3.3 Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini, alat dan bahan yang
diperlukan untuk membuat perangkat lunak
tersebut antara lain :
a. Mikrokontroller
b. Relai 220V
c. AV meter
d. Transistor
e. Resistor
f. PCB
g. Solder
h. Timah
i. Kabel elektronika
j. Kabel PLN
3.4 Cara Pembuatan
Cara pembuatan karya ini terdapat 3 tahap,
yaitu tahap desain, simulasi, praktik kerja. Pada
tahap desain, penulis akan melakukan
pendekatan teoritis untuk menentukan desain
rangkaian, jenis alat secara detail dan
perhitungan matematis.
Pada tahap simulasi, penulis akan
melakukan simulasi menggunakan sebuah
program komputer untuk melihat apakah alat
mampu berfungsi seperti yang diharapkan.
Pada tahap praktik kerja, penulis akan
membuat sebuah prototipe alat yang akan diuji
coba di laboratorium. Dalam praktik kerja ini
diharapkan penulis dapat mengetahui kinerja
alat sesungguhnya dan mengoptimalkannya
bila terdapat kekurangan.
3.5 Batas – Batas Karya
Karya yang dibuat sebatas mampu membaca
perubahan beban daya, menyambung antara dua
sumber listrik yang berbeda (sel surya dan
PLN).
4. KEGIATAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 3 hal:
Meneliti apakah kontroler mampu membaca
sensor dengan benar serta responnya pada
perubahan beban. Mengoptimalisasi agar
bacaan beban yang terbaca secara real-time
sehingga ke depannya alat ini akan user
friendly. Penelitian dilakukan dengan mencoba
mengubah nilai beban yang terpasang
menggunakan sebuah resistor variabel, induktor
variabel dan kapasitor variabel sebagai
pengganti beban peralatan rumah tangga. Saat
nilai beban diubah, kontroler akan diprogram
untuk mengeluarkan sebuah output yang
ditandai oleh LED yang menyala bila beban
yang terpasang lebih besar dari nilai yang di-
set.
2. Penelitian juga dilakukan untuk
mensinkronisasi antara jaringan PLN dengan
sel surya. Karena jaringan PLN adalah sebuah
jaringan AC 50 Hz, sehingga diperlukan suatu
sinkronisasi bila ingin menggabungkan antara
PLN dengan sel surya. Sinkronisasi ini
dimaksudkan agar diperoleh sumber daya yang
optimal dan kualitas yang baik. Bila antara
jaringan PLN dan sel surya terdapat beda fasa,
maka akan mempengaruhi kinerja peralatan
rumah tangga dan masa pakainya. Penelitian
akan dilakukan dengan menggunakan sebuah
osiloskop pada mode lissajous. Diperlukan dua
input yang dalam kasus ini adalah PLN dan sel
surya, serta sebuah kontroler sebagai
sinkronator. Osiloskop akan mempunyai dua
input, yaitu sel surya dan PLN. Bila dari dua
sumber AC terdapat beda fasa, maka pada
tampilan osiloskop akan terbentuk sebuah elips.
Bila dari dua sumber AC telah sinkron, maka
pada tampilan osiloskop akan terbentuk sebuah
lingkaran sempurna.
3. Penelitian juga dilakukan untuk mengetes
sistem secara keseluruhan dengan
menggunakan sebuah jaringan skala kecil pada
laboratorium. Jaringan skala kecil ini
dimaksudkan untuk meniru kondisi sebenarnya
yang ada dilapangan. Penelitian ini berguna
untuk mengetes kehandalan dari kontroler yang
dibuat.
5. LAPORAN HASIL PENELITIAN
Laporan hasil penelitian masih belum bisa
diisi dikarenakan penelitian belum dilakukan
saat penulisan dokumen.
5.1 Laporan Hasil Penelitian Awal
5.2 Laporan Hasil Penelitian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
http://energi-terbarukan-
indonesia.blogspot.com/
http://www.renewableenergyworld.com/
Bahgat, Helwa, Ahmad, Shenawy. 2004.
“Maximum power point traking controller
for PV systems using neural networks”
dalam Jurnal Renewable Energy. Vol 30
(2005) 1257–1268
M.S. Aït Cheikh, C. Larbes, G.F. Tchoketch
Kebir, A. Zerguerras. 2007. "Maximum
power point tracking using a Fuzzy logic
control scheme" dalam Jurnal Revue des
Energies Renouvelables Vol. 10 No 3 (2007)
387 – 395
Lesmana, T. J. 2009. Pembuatan dan
Karakterisasi Sel Surya Hibrid
ITO/CdS/Klorofil/PANI/ITO. Master's
Thesis, Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.