Upload
lamquynh
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU
Studi Kasus : Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Anastasia Aspertiwiyana
031324017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Februari 2008
Penulis
Anastasia Aspertiwiyana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tulisan sederhana ini kupersembahkan kepada Allah Tri Tunggal Mahakudus,
Bapak Ibu tercinta dan keluarga tersayang Kekasih, Sahabat-sahabat, dan almamaterku … Terima kasih atas segala doa dan semangatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA
GURU
Studi Kasus : Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta
Anastasia Aspertiwiyana
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji dan menganalisis hubungan antara
supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan, (2)
menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (3) menguji dan menganalisis
hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam evaluasi
pengajaran, dan (4) menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala
sekolah dengan pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi
lanjut seorang guru.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Kota Yogyakarta. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diambil
sebanyak 10 sekolah. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data hasil
penelitian dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Karl Pearson
dengan taraf signifikasi 5%. Deskripsi data dijawab dengan menggunakan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II, sedangkan permasalahan dijawab dengan
menggunakan korelasi Product Moment dari Karl Pearson.
Berdasarkan analisis data disimpulkan : (1) ada hubungan antara supervisi kepala
sekolah dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan, (2) ada hubungan antara
supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran,
(3) ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
evaluasi pengajaran, dan (4) ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut seorang
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN A HEADMASTER’S SUPERVISION
AND TEACHERS’ PERFOMANCE
A case study on Teachers’ of Senior High Schools in Yogyakarta
Anastasia Aspertiwiyana
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
The aims of this research are to examine and analyze the relationship between the
headmaster’s supervision and teachers’ performance in (1) planning, (2)
implementing the learning teaching process, (3) evaluating the teaching process,
and (4) developing profession, promoting, training or continuing teachers’ study.
This research was carried out in Senior High Schools in Yogyakarta. The
technique of taking samples was Purposive Sampling. The samples were 10
schools of Senior High Schools in Yogyakarta. The technique of collecting data is
questionnaire. The data of this research were analyzed by using the Correlation of
Product Moment from Karl Pearson with signification level of 5%. The
description of the data was examined by using the Standard of Evaluation Model
Type 2, while the problem was answered by using the Correlation of Product
Moment from Karl Pearson.
Based on the data analysis, it is concluded that there is a relationship between the
headmaster’s supervision and teachers’ performance in (1) planning, (2)
implementing the learning and teaching process, (3) evaluating the teaching
process, and (4) developing the teachers profession, promoting, training or
continuing a teachers’ study.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Sang Juru Selamat atas segala
anugerah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dan doa dari berbagai
pihak yang senantiasa membantu dengan ikhlas dan tidak mengenal lelah, tidak
mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga menyadari bahwa kebaikan
orang-orang di sekitar penulis yang telah memberi bantuan secara langsung
maupun secara tidak langsung, baik moril maupun materiil, sangat membantu
penulis. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Santa Dharma Yogyakarta.
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Eonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang
selalu memberikan dorongan semangat, dukungan, masukan, kritikan
dan saran kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. P.A. Rubiyanto, selaku dosen pembimbing II yang selalu
memberikan semangat, dorongan dan cerita-cerita tentang makna
hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Yohanes MV. Mudayen, S.Pd., selaku dosen tamu dalam pengujian
skripsi yang banyak memberikan saran, masukan, dan kritik yang
membangun dalam proses skripsi ini.
7. Seluruh guru-guru Sekolah Menengah Atas di kota Yogyakarta yang
telah bersedia menjadi responden dalam penelitian penulis.
8. Bapak FX. Dwiyono dan Ibu Fr. Sultyaningsih yang telah memberikan
kasih sayang tulus orangtua kepada penulis. Terimakasih atas segala
doanya setiap malam, dorongan, nasehat, dan bimbingan hingga
penulis berhasil hingga saat ini.
9999.... Agnes Esthikayana, Ursulla Astaniayana (Yu, akhirnya kuikuti
sunnahmu untuk jadi seorang sarjana �), Anna Estyaniyana (ascaris
lumbrecoides,maknyuss..), dan Theodora Endingyana (si cacing peyut
ini udah lulus de’) yang selalu menyemangati penulis, canda tawa,
kebahagiaan, susah dan senang dalam kebersamaan. I Love U all.. I Love U all.. I Love U all.. I Love U all..
10. Kekasihku tercinta Christian Suharyono …� Terima kasih atas
dukungannya, dorongan semangat, bantuannya, hiburannya dan
limpahan kasih cintanya kepada penulis. It’s not about finding the
right person, but creating the right relationship..thanks for all, so I so I so I so I
Love U..Love U..Love U..Love U..
11. Sahabatku Diah Ambar Susanti (matur nuwun bangeth nyak, semua
karena kamu..ayo kapan kita naik trans Jogja �) dan Wayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Efratasario S. (smangath mpok, kaulah penyemangatku..kapan kita
heping pan lagi?)
12. Anang Gatot, Hendra, Wisnu, Heri, Bona, Koko, Okta..teen brothers
(Waa..aku kangen kita traveling tiap kamis �) Terimakasih atas
kebersamaan, kebahagiaan atas persahabatan selama ini, terlebih
semangat berjuang untuk memperbaharui hunian Pendidikan Ekonomi.
13. Para pendahulu yang menjadikan cambuk dan semangat penulis untuk
berjuang menyelesaikan skripsi (Yuyun, Nining, Urbanus, Pipit,
Ningsih, Meyta, Mbak Sandy, Ika, Ratna, Asih, Nanik), Rino, Istadi,
Lius dan Ian (Teman dikala nunggu bimbingan � sukses ya), Asti,
Andika, Yustina, dan Alex dan teman-teman Pendidikan Ekonomi
(angkatan 2001-2007) terimakasih atas kebersamaan dalam
persahabatan selama lebih 4 tahun ini. Mizz U all…..
14. Mbak Titin (Mbak..kaulah penyelamat halaman 41 ku, tanpamu aku
tak bisa ujian �), Pak Wawiek (Maaf ya Pak ngrepotin terus..), Mas
Anto (selalu dan selalu, bantuan cap dan surat-surat yah �) dan
semua penghuni sekretariat PE (tetap jadi primadona dikala deadline
tugas akhir �). Matur nuwun sanget nggih …..
15. SMA PUTRA TAMA terlebih kelas 2 Penjualan, kawah
candradimuka penulis dalam menjalani PPL. Terimakasih atas
kebersamaan dan kerja sama hingga saat ini penulis berhasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dorongan, waktu, tenaga, pikiran dan bantuannya kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa ucapan terima kasih tidak cukup untuk
membalas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan semua pihak.
Kiranya Tuhan Yang Mahakasih berkenan membalasnya dengan kebahagiaan
yang tiada tara.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna,
demikian pula dengan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan pengetahuan bagi pembaca.
Yogyakarta,29 Februari 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….
MOTTO ……………………………………………………………………….
ABSTRAK …………………………………………………………………….
ABSTRACT ………………………………………………………………………
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………..
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ……………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...
A. Latar Belakang …………………………………………………….
B. Batasan Masalah …………………………………………………..
C. Rumusan Masalah …………………………………………………
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………….
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xii
xiii
xviii
xiv
xx
1
1
5
5
6
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI …... …………………………………………………
A. Supervisi Pendidikan ……………………………………………...
1. Konsep dan definisi supervisi pendidikan ……………………..
2. Fungsi dan peranan supervisi pendidikan ……………………
3. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan …………………………..
B. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan ………………….
1. Supervisor sebagai pemimpin …………………………………
2. Supervisor sebagai evaluator ………………………………..
3. Supervisor sebagai pembina/pelayan ………………………….
C. Kinerja Guru ………………………………………………………
1. Pengertian Kinerja ……………………………………………..
2. Konsep dan definisi Guru ……………………………………..
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru ……………….
D. Hasil Penelitian terdahulu ………………………………………….
E. Kerangka Berpikir ……………………………………………….
F. Hipotesis …………………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………..
A. Jenis Penelitian ………………………………………………….
B. Tempat dan Waktu …………………………………………….
C. Subjek dan Objek ……………………………………………….
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel …………..
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran …….
8
8
9
9
12
13
14
15
15
17
17
18
21
24
26
27
28
28
28
29
29
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………
G. Data yang Dicari ……………………………………………….
H. Teknik Pengujian Instrumen ………………………………….
I. Teknik Analisis Data ……………………………………………
BAB IV GAMBARAN UMUM …………………………………………….
A. Gambaran Umum ……………………………………………….
1. Sejarah Kota Yogyakarta ……………………………………..
2. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta ………………………….
3. Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan ………………….
B. Deskripsi Sekolah ……………………………………………….
C. Deskripsi Responden …………………………………………..
D. Mekanisme Supervisi Sekolah ………………………………….
1. Gambaran Umum Proses Supervisi …………………………
2. Gambaran Umum Proses Supervisi Kepala Sekolah ………..
3. Peran Supervisi Pendidikan ………………………………….
4. Struktur Organisasi Sekolah …………………………………
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………………….
A. Pengujian Instrumen ……………………………………………..
1. Pengujian Validitas …………………………………………
2. Pengujian Reliabilitas ………………………………………
B. Deskripsi Data ……………………………………………………
1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah ………………………
2. Variabel Kinerja Guru ……………………………………
34
36
37
39
41
41
41
42
43
44
45
47
47
47
49
52
55
55
55
59
60
60
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Analisis Data …………………………………………………….
1. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Bidang Perencanaan …………………………..
2. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ……………………..
3. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran …………………………..
4. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Pengembangan Profesi, kenaikan pangkat,
pelatihan maupun studi lanjut …………………………………
D. Pembahasan ……………………………………………………..
1. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Bidang Perencanaan …………………………..
2. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ……………………
3. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran …………………
4. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja
Guru Dalam Pengembangan Profesi, kenaikan pangkat,
pelatihan maupun studi lanjut ………………………
63
66
67
69
71
71
74
76
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP …………………………………………………………..
A. Kesimpulan ……………………………………………………….
B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………..
C. Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
80
80
83
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1
Gambar IV.1
Gambar IV.2
Dimensi yang Mempengaruhi Kinerja Seseorang …………
Struktur Organisasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
SMA N 11 Yogyakarta ……………………………………
Struktur Organisasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
SMA N 9 Yogyakarta ………………………………………..
18
53
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel IV.1
Tabel IV.2
Tabel IV.3
Tabel IV.4
Tabel V.1
Tabel V.2
Tabel V.3
Tabel V.4
Tabel V.5
Tabel V.6
Tabel V.7
Tabel V.8
Tabel V.9
Tabel V.10
Kisi-kisi Kuesioner Supervisi Kepala Sekolah
Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Guru
Daftar Sekolah Responden
Tabel Responden Berdasarkan Usia Responden
Tabel Responden Berdasarkan Masa Kerja
Tabel Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Kepala
Sekolah
Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam Bidang
Perencanaan Pembelajaran
Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran
Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam
Evaluasi Pembelajaran
Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam
Pengembangan Karir
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai
Pemimpin
Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai
Evaluator
Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai
Pembina/Pelayan
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Perencanaan
Pembelajaran
35
35
44
45
46
46
56
57
58
58
59
60
61
61
62
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.11
Tabel V.12
Tabel V.13
Tabel V.14
Tabel V.15
Tabel V.16
Tabel V.17
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Evaluasi
Pembelajaran
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam
Pengembangan Karir
Uji I Korelasi Product Moment dari Pearson
Uji II Korelasi Product Moment dari Pearson
Uji III Korelasi Product Moment dari Pearson
Uji IV Korelasi Product Moment dari Pearson
64
65
65
66
68
69
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Halaman
I. UJI STATISTIK ……………………………………………
II. KUESIONER ………………………………………………
III. DATA KUESIONER ………………………………………
IV. DESKRIPSI RESPONDEN ………………………………
V. SURAT PERIZINAN ………………………………………
86
96
104
111
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dari era agraris ke arah industri diiringi oleh cepatnya arus
informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang termasuk kebudayaan,
menuntut masyarakat untuk memiliki jiwa pancasila; berkepribadian dan jati
diri yang mantap; iman dan takwa; pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai; sikap profesional; beretos kerja handal dan kreatif. Manusia yang
mampu bertahan dalam perubahan era itulah yang dikatakan berhasil dan maju
demi keberhasilan suatu bangsa. Maka secara tidak langsung kemajuan suatu
bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas
SDM tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting
untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.
Pendidikan juga merupakan upaya yang strategis dalam meningkatkan sumber
daya manusia untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa.
Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya dalam
pembaharuan pendidikan. Misalnya dengan penyempurnaan kurikulum,
pemberdayaan dan peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan
berkesinambungan, serta peningkatan kualitas pendidikan. Pemberdayaan dan
peningkatan mutu guru sangatlah penting karena guru mempunyai peran yang
sangat strategis dalam pembangunan nasional bidang pendidikan. Guru sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Maka untuk menjamin
pendidikan yang mampu menghadapi tantangan dan tuntutan perubahan jaman
maka perlu adanya peningkatan mutu guru. Hal inilah yang nantinya
mendorong pemerintah menetapkan UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun
2005. Undang-undang inilah yang menjadi jaminan tata pemerintahan yang
baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tuntutan jaman.
Sedangkan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, perlu diciptakan
suatu proses belajar yang sederhana dan menyenangkan. Untuk itu dibutuhkan
suatu interaksi sosial antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pendidikan.
Kepala sekolah adalah pejabat yang bertanggung jawab atas keberhasilan
pendidikan pada lembaga yang dipimpinnya. Untuk mencapai keberhasilan itu,
kepala sekolah harus melakukan kegiatan supervisi secara kontinu terhadap
proses belajar mengajar yang dilakukan guru-guru, karena guru adalah orang
yang langsung berhadapan dengan anak didik dan sekaligus penentu baik-
buruknya hasil belajar. Kepala sekolah sebagai pemimpin berarti ia
“membawahi” sekelompok bawahannya. Membawahi dalam arti seorang
kepala sekolah berkuasa dan berwenang dalam melakukan tindakan dan
kegiatan yang diharapkan bersama. Bukan bertindak sewenang-wenang dalam
tugasnya, tetapi secara bertanggung jawab melihat, mengawasi kegiatan
bawahannya hingga memberikan bantuan dan bimbingan dalam mengatasi
kesukaran-kesukaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu konsep dimana sekolah
diberikan kewenangan untuk menentukan sendiri visi dan misi sekolah dalam
rangka peningkatan mutu sekolah. Pada sekolah yang menerapkan manajemen
berbasis sekolah, sekolah memiliki peran yang kuat dalam
mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya
pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah
satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan
secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut
memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar
mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan mutu sekolah.
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah,
yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah akan berjalan sesuai
harapan. Dengan manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah dituntut untuk
senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja.
Secara umum, kepala sekolah yang tangguh memiliki kemampuan
memobilisasi sumber daya sekolah, terutama sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan sekolah. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah seluruh
warga sekolah yaitu guru, peserta didik, dan lingkungan sekolah. Kegiatan
supervisi ini tidak langsung diarahkan kepada murid, tetapi kepada Guru yang
membina murid itu. Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan
dilapangan yang terjadi didaerah Jawa Barat, ketika seorang kepala sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dicopot dari jabatannya karena oknum tersebut tidak mampu melaksanakan
program manajemen berbasis sekolah (Media Indonesia, 19 April 2006).
Kenyataan diatas diperjelas juga dengan opini masyarakat mengenai
merosotnya mutu pendidikan, ketidak-efektifan guru dalam mengajar,
pemahaman dan pengetahuan yang kurang, hingga ketidakprofesionalan guru
(Suara Pembaharuan, 3 Mei 2007). Hal ini menunjukkan bahwa guru masih
membutuhkan bantuan dari orang yang mempunyai kelebihan seperti kepala
sekolah sebagai supervisor. Bantuan supervisi merupakan salah satu faktor
yang sangat efektif untuk meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik. Tugas
dan peran supervisi adalah memberi dorongan, membantu dan membina guru-
guru. Kenyataannya, supervisi di sekolah belum dilakukan secara efektif oleh
kepala sekolah. Padahal supervisi yang efektif dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, karena tidak ada satu pekerjaan dalam
pendidikan yang dapat mencapai tujuan tanpa supervisi.
Pembinaan kepala sekolah sebagai supervisor pada guru-guru adalah
membantu guru dalam pengembangan kurikulum, pengorganisasian
pengajaran, pemenuhan fasilitas belajar, perencanaan dan pemerolehan bahan
pengajaran sesuai kurikulum, perencanaan dan implementasi dalam
peningkatkan pengalaman belajar, pelaksanaan tentang suatu tugas atau cara
baru dalam proses belajar-mengajar, pengkoordinasian antara kegiatan belajar
dan kegiatan yang lain, pengembangan hubungan dengan masyarakat dan
pelaksanaan evaluasi (Rifai, 1982: 64). Supervisi yang nantinya dilakukan
oleh kepala sekolah inilah yang menjadikan semangat para guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan kinerjanya. Dengan supervisi yang terarah, terencana dan
berkesinambungan maka peningkatan kualitas kinerja guru dapat segera
dirasakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk memilih
judul HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN
KINERJA GURU dengan studi kasus guru-guru SMA di Kota
Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara supervisi kepala sekolah dan
kinerja guru.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam bidang perencanaan?
2. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam pelaksanaan pembelajaran?
3. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam evaluasi pengajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut
seorang guru?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan.
2. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam evaluasi pengajaran.
4. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah
dengan pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi
lanjut seorang guru
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Kepala Sekolah
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan
kemampuan supervisi pendidikan dan bahan masukan untuk selalu
mengembangkan diri untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Guru
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber masukan bagi para guru
untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar dapat memberikan
pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus.
3. Mahasiswa
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran penulis
mengenai kegiatan supervisi kepala sekolah serta menambah pengetahuan
penulis tentang hubungan antara supervisi kepala sekolah dan kinerja
guru.
4. Universitas
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan referensi dan sumber empiris
atas supervisi pendidikan dan kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Supervisi Pendidikan
1. Konsep dan Definisi Supervisi Pendidikan
Dahulu, kepala sekolah telah dianggap baik kalau sekolahnya dapat
berjalan dengan teratur tanpa menghiraukan kepentingan dan hubungan
dengan masyarakat sekitarnya. Saat ini penilaian terhadap kepala sekolah
lebih baik daripada hanya sekedar mengatur jalannya sekolah. Kepala
sekolah berkewajiban membangkitkan semangat guru-guru untuk
memelihara kekompakan dan kekeluargaan bersama; mengembangkan
kurikulum; mengembangkan rencana sekolah dan menjalankannya;
memperhatikan kesejahteraan guru dan sebagainya. Disamping itu, kepala
sekolah juga berkewajiban untuk menjalin kerja sama dan berhubungan erat
dengan masyarakat
Menurut Purwanto (1987: 84), supervisi ialah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Fungsi
pengawasan atau supevisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol.
Kegiatan supervisi dalam pendidikan mencakup penentuan kondisi-kondisi
atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk
terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi
syarat-syarat itu. Sedangkan menurut Good Cater (Soetopo, 1984: 39),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendefinisikan supevisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan
guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran,
metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Menurut Kimball dalam Soetopo (1984: 40), supervisi lebih
menekankan pada pelayanan seorang guru yang dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dari sebelumnya. Jadi
disini dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi adalah untuk
memajukan dan mengembangkan pengajaran, agar seorang guru bisa
mengajar dengan baik dan diharapkan juga murid bisa belajar dengan baik
pula.
Menurut Rifai (1982: 37), supervisi merupakan usaha untuk
membantu dan melayani Guru meningkatkan kemampuan keguruannya,
sehingga supevisi tidak langsung diarahkan kepada murid, tetapi kepada
Guru yang membina murid tersebut. Supervisi tidak bersifat mengarahkan
tetapi lebih banyak bersifat memberikan dorongan, saran dan bimbingan.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
supervisi merupakan kegiatan untuk membantu dan melayani Guru agar
mereka dapat melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik.
2. Fungsi dan Peranan Supervisi Pendidikan
Supervisi merupakan suatu proses, artinya suatu rangkaian kegiatan
yang berkaitan dan berurutan dan menuju kesuatu tujuan tertentu. Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam proses supervisi sendiri misalnya membimbing, menilai
mengkoordinir dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan supervisi
mempunyai berbagai peranan dan fungsi.
Menurut Purwanto (1987: 95-97), fungsi-fungsi pendidikan yang
sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala
sekolah adalah dalam bidang kepemimpinan, bidang kemanusiaan, dalam
pembinaan proses kelompok, dan dalam bidang evaluasi.
Dalam bidang kepemimpinan, seorang Supervisor harus dapat: 1)
menyusun rencana dan policy bersama; 2) mengikutsertakan guru-guru
dalam berbagai kegiatan; 3) memberikan bantuan kepada kelompok untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan; 4) membangkitkan dan
memupuk semangat kelompok juga mengikutsertakan kelompok dalam
menetapkan keputusan-keputusan.
Dalam hubungan kemanusiaan, seorang Supervisor harus dapat
membantu mengatasi kekurangan taupun kesulitan yang dihadapi
kelompok, seperti dalam hal kemalasan, rendah diri, acuh tak acuh,
pesimistis dan lain sebagainya. Supervisor juga harus mengarahkan anggota
kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis. Dimana terdapat rasa
hormat-menghormati dan menghilangkan rasa curiga antar sesama anggota.
Dalam pembinaan proses kelompok, seorang Supervisi harus
mengenal masing-masing anggota kelompok, baik kelebihan maupun
kekurangannya. Dengan mengenal anggota kelompok, diharapkan seorang
Supervisi dapat bertindak bijaksana dalam menyesaikan pertentangan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perselisihan antar anggota kelompok. Untuk bidang administrasi personel,
seorang Supervisi harus bijaksana dalam memilih personel yang memiliki
syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan
sehingga dalam bidang evaluasi seorang supervisor dapat menyimpulkan
hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan-
kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
Menurut Rifai (1982: 49-55), peranan Supervisi adalah sebagai
pemimpin, sebagai kontrol, sebagai penelitian, sebagai latihan dan
bimbingan, sebagai sumber dan pelayan, sebagai koordinator dan sebagai
evaluator. Sebagai seorang supervisi mempunyai pengaruh dan kepercayaan
terhadap guru-gurunya. Dengan pengaruhnya itu, ia dapat memimpin guru-
gurunya ke arah tujuan yang akan dicapai yaitu peningkatan kemampuan
guru-guru itu. Setiap kegiatan supervisi, tentu saja harus mempunyai
kontrol sampai dimana ketentuan tersebut dapat dijalankan. Sehingga
sebagai kelanjutan dari kontrol tersebut, Supervisi dapat memperoleh
data/cara atau metode yang dapat digunakan untuk kegiatan dalam rangka
peningkatan atau pelatihan bagi para guru. Latihan tersebut seperti diskusi,
demonstrasi, penataran ataupun tugas-tugas tertentu. Setelah dilatih tentu
saja para guru mengharapkan bimbingan untuk menerapakan hasil latihan
yang telah mereka peroleh. Disinilah Supervisi berperan.
Setelah dilatih, para guru tentu saja memerlukan dorongan dan
bimbingan dari Supervisornya. Supervisor merupakan sumber nasihat,
sumber petunjuk, sumber pengetahuan dan sumber ide. Dengan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
para guru mendapat masukan berharga dari pelayanan yang diberikan oleh
Supervisor. Disamping itu, kemampuan dan kebutuhan guru-guru tentu
saja berlainan satu sama lain. Tetapi meskipun kemampuan dan
kebutuhannya berlainan, seorang Supervisor harus adil dalam memberikan
perhatian , pengaturan ataupun pembagian tugas.
Dari banyak fungsi dan peranan seorang Supervisor, maka dapat
disimpulkan bahwa peranan seorang Supervisor menunjukkan kepada
beberapa kegiatan tertentu dimana usaha tersebut dilakukan secara
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu .
3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
Masalah-masalah yang akan dihadapi oleh seorang Supervisor
sangatlah beragam dan bermacam-macam factor yang mempengaruhinya.
Untuk itu seorang Supervisor memerlukan prinsip-prinsip yang dijadikan
landasan, pegangan dan pedoman bagi setiap tindakan yang akan
diambilnya.
Menurut Rifai (1982: 56) Pancasila merupakan dasar pokok dari
semua prinsip-prinsip supervisi. Kelima sila dari Pancasila merupakan
landasan falsafah bagi seluruh kehidupan dan penghidupan bangsa kita.
Jadi, dengan sendirinya supervisi pendidikan di berlandaskan Pancasila.
Prinsip-prinsip supervisi adalah 1) Supervisi harus konstruktif dan kreatif;
2) Supervisi harus lebih berdasarkan sumber kolektif dari kelompok
daripada usaha-usaha supervisor sendiri; 3) Supervisi harus didasarkan atas
hubungan professional, bukan atas dasar hubungan pribadi; 4) Supervisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
harus dapat mengembangkan segi-segi kelebihan pada yang dipimpin; 5)
Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada anggota-anggota
kelompoknya; 6) Supervisi harus progresif; 7) Supervisi harus didasarkan
pada keadaan riil dan sebenarnya; 8) Supervisi harus sederhana dan
informal dalam pelaksanaannya dan Supervisi harus obyektif dan sanggup
mengadakan “self evaluation”.
Menurut Sahertian dalam Soetopo (1984: 41), seorang pimpinan
pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan
tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi sebagai
berikut: 1) Prinsip Ilmiah yang mencakup unsur-unsur sistematis, obyektif
dan menggunakan alat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan
balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses KBM; 2) Demokratis;
3) Kooperatif dan konstruktif.
B. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan
Kepala sekolah memiliki peran yang kuat. Peran kepala sekolah sebagai
supervisor mencakup kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan
pembangkitan semangat dan kerja sama guru-guru, pemenuhan alat-alat dan
perlengkapan sekolah demi kelancaran pengajaran, pengembangan dan
pembinaan pengetahuan serta keterampilan guru-guru, dan kerja sama antara
sekolah dan masyarakat, yang semuanya ditujukan untuk mempertinggi mutu
pendidikan dan pengajaran siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut
memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan kualitas
sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor, jika disederhanakan peranannya
adalah sebagai berikut:
1. Supervisor sebagai pemimpin
Kepemimpinan mengandung unsur-unsur pengaruh, karena adanya
kepercayaan pada yang dipimpin terhadap pemimpin. Kepercayaan ini
disebabkan pula oleh adanya kelebihan yang dimiliki pemimpin di bidang
profesinya. Kepemimpinan supervisi merupakan kepemimpinan pendidikan,
yaitu kepemimpinan yang menimbulkan kepemimpinan bagi yang dipimpin
(Depdiknas, 2001: 13). Seorang supervisor harus melaksanakan
kepemimpinannya sedemikian rupa, sehingga guru-guru yang disupervisinya
dapat ditingkatkan menjadi guru yang lebih bertanggung jawab, lebih
mampu dibidang profesinya, dan memiliki sifat-sifat kepemimpinan.
Dalam bidang kepemimpinan, seorang Supervisor harus dapat: 1)
menyusun rencana dan policy bersama; 2) mengikutsertakan guru-guru
dalam berbagai kegiatan; 3) memberikan bantuan kepada kelompok untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan; 4) membangkitkan dan
memupuk semangat kelompok juga mengikutsertakan kelompok dalam
menetapkan keputusan-keputusan (Purwanto, 1987: 95). Kepemimpinan
kepala sekolah ditujukan kepada guru karena merekalah yang terlibat secara
langsung dalam proses pendidikan. Sebagai pemimipin, kepala sekolah
harus sanggup menggerakkan orang lain secara sadar dan sukarela untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melaksanakan kewajibannya sesuai yang diharapkan oleh kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah terutama ditujukan kepada para guru karena
merekalah yang terlibat secara langsung dalam proses pendidikan.
2. Supervisor sebagai evaluator
Supervisor harus dapat: 1) menguasai dan memahami tujuan-tujuan
pendidikan secara khusus dan terinci; 2) menguasai dan memiliki norma-
norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian;
3) menguasai teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang
lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada dan
selanjutnya menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga
mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan
perbaikan-perbaikan (Rifai, 1982: 164). Evaluasi yang bisa dilakukan
misalnya terhadap program, perlakuan guru terhadap siswa, hasil belajar,
perlengkapan belajar, dan latar belakang guru. Jadi kesimpulannya, seorang
Supervisi harus mengadakan evaluasi terhadap hasilnya, evaluasi prosesnya
dan evaluasi pelaksanaannya.
3. Supervisor sebagai Pembina dan Pelayan
Supervisi merupakan proses untuk membantu guru meningkatkan dirinya
dalam bidang profesinya. Tentu saja untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan profesionalnya. Jadi seorang supervisor
adalah seorang pelayan, pembantu dan juga pembina. Karena sebagai
seroang pembantu, maka seorang supervisor harus mengetahui siapa saja
perlu diberikan pelayanan, dalam hal apa, bagaimana pemberian bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut, dan hal-hal apa saja saja yang harus diketahui oleh seorang
supervisor untuk memberikan pelayanannya ini.
Teknik yang digunakan dalam melaksanakan supervisi oleh kepala
sekolah terhadap guru-guru dan pegawai sekolah dapat dilakukan dapat
dilakukan dengan teknik perseorangan dan teknik kelompok. Kegiatan yang
termasuk teknik perseorangan adalah mengadakan kunjungan kelas, kunjungan
observasi, membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa, dan membimbing
guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum
sekolah. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok adalah mengadakan
pertemuan atau rapat dengan guru-guru untuk memberikan berbagai hal yang
berhubungan dengan proses dan hasil belajar-mengajar, mengadakan dan
membimbing diskusi kelompok diantara guru-guru bidang studi, memberikan
kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan
bidang tugasnya, dan membimbing guru-guru dalam mempraktekkan hasil-
hasil penataran yang telah diikutinya (Soetopo, 1984: 44-55).
Dari gambaran tugas dan peran kepala sekolah sebagai seorang
Supervisor, maka supervisi kepala sekolah dapat disederhanakan menjadi 3
yaitu; supervisor sebagai pemimpin, supervisor sebagai evaluator dan sebagai
pembina atau pelayan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut,
maka seorang Supervisor berusaha melakukan teknik-teknik dimana akan
ditemukan keselarasan antar anggota kelompok untuk pencapaian tujuan
bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kinerja (performance) Guru
1. Pengertian Kinerja
Menurut Robbins (1996: 218), kinerja adalah sebagai fungsi dari
interaksi dari kemampuan dan motivasi, yaitu Kinerja = f (Ability x
Motivation). Jika ada yang tidak memadai, kinerja akan dipengaruhi secara
negatif. Disamping motivasi, perlu juga dipertimbangkan kecerdasan dan
ketrampilan untuk menjelaskan dan menilai kinerja. Motivasi adalah
antusiasme dan persistensi dengan apa seseorang melaksanakan tugas
tertentu (Winardi, 2001: 63). Kemampuan di lain pihak berhubungan
dengan kompetensi tugas seseorang. Perbedaan motivasi dan kemampuan
sangat relevan bagi banyak situasi.
Bernardin dan Russell dalam Gomes (2000: 135), memberi batasan
mengenai kinerja sebagai catatan keluaran yang dihasilkan dari fungsi
suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.
Pendapat lain tentang kinerja diutarakan juga oleh Smith dalam
Sudarmayanti (2001: 50) yang mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil
atau keluaran dari suatu proses.
Kinerja menurut Simamora (1995: 500) adalah tingkat hasil kerja
karyawan dalam mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan yang
diberikan. Dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan baik dari
segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesempatan untuk berkinerja perlu ditambahkan meskipun seorang
guru mungkin mampu dan bersedia. Hal ini menghindari kendala dari
kinerja. Kesempatan untuk berkinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang
tinggi sebagian merupakan fungsi dari tidak diketahui adanya rintangan-
rintangan yang menjadi kendala bagi karyawan yang bersangkutan. Dapat
diperhatikan pada gambar dibawah ini.
Gambar II.1
Dimensi yang Mempengaruhi Kinerja Seseorang
Sumber : Blumberg dan Pringle dalam Robbins, 1996. Perilaku Organisasi:
Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo. Hal: 218)
2. Konsep dan Definisi Guru
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU Guru dan Dosen, 2006: 2).
KOMPETENSI
KINERJA
MOTIVASI KESEMPATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seorang guru wajib memiliki ijasah pendidikan, kompetensi, sertifikat
ataupun kemampuan yang dapat digunakan untuk mewujudkan pendidikan.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi guru meliputi kompetensi pendagogik, yaitu kemampuan untuk
mengelola pembelajaran peserta didik; kompetensi kepribadian, yaitu
kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulai, arif dan menjadi
teladan bagi peserta didik; kompetensi professional, yaitu kemampuan
penguasaan materi secara lebih luas dan mendalam dan kompetensi sosial
(UU Guru dan Dosen, 2006: 56). Di bawah ini akan dijabarkan hak dan
kewajiban Guru.
a. Hak Guru
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, seorang guru berhak
untuk (1) memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum
dan jaminan kesejahteraan sosial; (2) mendapatkan promosi dan
penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja; (3) memperoleh
pelindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual; (4) memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi; (5) memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan; (6)
memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan dan sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7) memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas; (8) memiliki kebebasan untuk berserikat dalam
organisasi profesi; (9) memiliki kesempatan untuk berperan dalam
penentuan kebijakan pendidikan; (10) memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi; dan memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi
dalam bidangnya (UU Guru dan Dosen, 2006: 10).
b. Kewajiban Guru
Disamping memperoleh hak, seorang guru juga berkewajiban untuk (1)
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; (2)
meningkatkan dan mengembangakan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni; (3) bertindak objektif dan tidak
diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras
dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; (4) menjunjung tinggi
peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai-
nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa (UU Guru dan Dosen, 2006: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Menurut Simamora (1995: 500), kinerja (performance) dipengaruhi
oleh 3 (tiga) faktor yaitu 1) Faktor individual yang terdiri dari kemampuan
dan keahlian, latar belakang dan demografi; 2) Faktor psikologis yang
terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi; dan
3) Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur dan job design.
Sedangkan menurut Anoraga (1995: 71-73), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan yang lebih baik akan
mempunyai kinerja yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan
merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Tanpa bekal pendidikan, mustahil orang akan mudah dalam
mempelajari hal-hal yang bersifar baru di dalam cara atau suatu sistem
kerja.
b. Motivasi
Pimpinan sebuah organisasi perlu mengetahui dan memahami motivasi
kerja dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu, maka
pimpinan dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja
lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala
peraturan yang ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan motivasi.
d. Ketrampilan
Ketrampilan banyak pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
Ketrampilan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus-
kursus, latihan dan lain-lain.
e. Sikap etiket kerja
Sikap seseorang atau kelompok dalam membina suatu hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang dalam kelompok itu sendiri maupun
dengan kelompok lain, etika dalam hubungan kerja sangat penting
artinya karena dengan tercapainya hubungan yang selaras dan serasi
serta seimbang akan meningkatkan kinerja seseorang.
f. Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan
makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan
mempengaruhi kesehatan karyawan dan semua itu akan berpengaruh
terhadap produktivitas kerja karyawan.
g. Tingkat penghasilan
Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena
semakin tinggi prestasi karyawan akan makin besar pula upah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterima. Dengan penghasilan yang cukup, maka akan memberikan
semangat kerja bagi setiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga
produktivitas kerja karyawan akan tercapai.
h. Lingkungan kerja dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan antar
karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja,
penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan
perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja
karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja. Tentu saja hal ini
mengganggu kerja karyawan.
i. Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin
otomatis dan canggih, yang bisa mendukung kinerja dan
mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
j. Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan/organisasi kepada setiap
karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan
agar karyawan semakin bergairah dan mempunyai semangat dalam
bekerja.
k. Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan
terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian produktivitas kerja
karyawan akan tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l. Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,
dengan diberikannya kesempatan berprestasi, maka karyawan akan
meningkatkan produktivitasnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Wyatt, Langdon dan Stock,
ternyata gaji yang tinggi, pekerjaan yang mudah dan jam kerja yang
singkat tidak menjadi faktor utama yang mempengaruhi kinerja seseorang.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor pekerjaan yang tetap dan keadaan
tempat yang menyenangkanlah yang menjadi faktor utama. Penelitian
diatas menunjukkan bahwa ada berbagai macam faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang.
D. Penelitian Terdahulu
Judul Subjek, Sampel,
Lokasi Penelitian
Variabel Teknik
Analisis
Data
Kesimpulan
Judul : Pengaruh
Kinerja Kepala
Sekolah Madrasah
Dalam
Meningkatkan
Kinerja Guru Mts
Se Cilegon
Peneliti :
Sudarmayanti
Tahun : 2002
Subjek : Guru-guru
MTS
Sampel : 158 guru
MTS
Lokasi : MTS se
Cilegon
X : Kinerja
Kepala Sekolah
Y : Kinerja Guru
Korelasi
momen
tangkar
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa produktivitas kerja
guru pada MTs negeri
dipengaruhi oleh kinerja
kepala madrasah sebagai
pemimpin, sebagai
administrator dan sebagai
supervisor sebesar 54,20%
(nilai korelasi sebesar 0,736).
Sedangkan produktivitas kerja
guru MTs swasta dipengaruhi
oleh kinerja kepala madrasah
sebagai pemimpin, sebagai
administrator dan sebagai
mediator sebesar 35,40%
(nilai korelasi sebesar 0,595).
Namun secara keseluruhan,
produktivitas kerja guru MTs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di kota Cilegon dipengaruhi
oleh kinerja kepala madrasah
sebagai pemimpin, sebagai
administrator dan sebagai
supervisor sebesar 41,50%
(nilai korelasi sebesar 0,644).
Sumber : http://notok17.blogspot.com/2007/07/kepemimpinan-kepala-sekolah-di-smp-ar.html. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Mts Se Cilegon
Judul : Pengaruh
Perilaku
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja
Guru di SLTPN
Kota Bandung
Peneliti : Syaiful
Anwar
Tahun : 2002
Subjek : Guru-guru
SLTP Negeri
Sampel : 27 Guru
SLTPN Negeri
Lokasi : SLPN
Negeri di Kota
Bandung
X :
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Y : Kinerja Guru
Regresi
Linear
Hasil-hasil pengujian lineritas
regresi dan analisis data yang
diperoleh dari keenam
hipotesis diperoleh F hitung =
0,05 dan dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa keenam
hipotesis kerja yang diajukan
seluruhnya diterima, hal ini
didukung oleh data empirik
dengan diperolehnya
koefisien- koefisien korelasi
yang positif, sehingga dapat
ditafsirkan bahwa
kepemimpinan kepala Sekolah
sebagai pendidik, peran kepala
sekolah sebagai manajer,
administrator, dan sebagai
supervisor, baik secara
terpisah maupun secara
terpadu berpengaruh terhadap
kinerja guru.
Sumber : http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/abstrakadpen2004.html. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SLTPN Kota Bandung.
Judul : Pengaruh
Kompensasi dan
Kepuasan Guru
terhadap Kinerja
Guru
Peneliti : Warsidi
Tahun : 2002
Subjek : Guru-guru
SD Negeri
Sampel : 322 orang
Guru Negeri
Lokasi : SD di tiga
kecamatan dan 40
SD Negeri yang
dipilih secara acak
di Kabupaten
Indragiri Hulu
Propinsi Riau
X : Kompensasi
dan Kepuasan
kerja Guru
Y : Kinerja Guru
Korelasi
ganda
Terdapat hubungan yang
signifikan antara kompensasi
(X1) dengan kepuasan kerja
(X2) sebesar r = 0,171
(kontribusi kompensasi
terhadap kepuasan kerja
adalah 2,91%). Perubahan
kepuasan kerja atas
kompensasi adalah = 87,59 +
0,17 X1. Terdapat hubungan
yang signifikan antara
kompensasi (X1) dengan
kinerja (Y) sebesar r = 0,166
(kontribusi kompensasi
terhadap kinerja adalah
2,76%). Perubahan kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atas kompensasi adalah =
130,33 + 0,21 X1.
Koefisien korelasi antara
kepuasan kerja dengan kinerja
guru adalah kecil (r = -0,014)
dan hubungan tersebut tidak
signifikan.
Terdapat hubungan yang
signifikan antara kompensasi
(X1) dan kepuasan kerja (X2)
dengan kinerja (Y) sebesar R
= 0,172 (kontribusi
kompensasi dan kepuasan
kerja terhadap kinerja adalah
2,94%). Perubahan kinerja
atas kompensasi dan kepuasan
kerja adalah = 35,13 + 0,22
X1 - 0,05 X2.
Sumber : http://www.malang.ac.id/jip/1996a.htm. Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Guru terhadap
Kinerja Guru
E. Kerangka berpikir
Supervisi merupakan kegiatan untuk membantu dan melayani Guru agar
mereka dapat melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik. Peranan seorang
supervisor menunjukkan kepada beberapa kegiatan tertentu dimana usaha
tersebut dilakukan secara bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu .
Peran kepala sekolah sebagai supervisor mencakup kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan dengan pembangkitan semangat dan kerja sama guru-guru,
pemenuhan alat-alat dan perlengkapan sekolah demi kelancaran pengajaran,
pengembangan dan pembinaan pengetahuan serta keterampilan guru-guru, dan
kerja sama antara sekolah dan masyarakat, yang semuanya ditujukan untuk
mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran siswa. Supervisi yang baik
maka akan membawa pengaruh baik bagi tujuan pendidikan yang diidam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
idamkan bersama. Pencapaian tujuan ini tentu saja juga berpengaruh positif
bagi kinerja guru. Dengan supervisi yang baik dari kepala sekolah, maka
proses perencanaan guru dalam pembuatan silabus, RPP, program semester
sampai program tahunan pasti akan berhasil dengan baik karena adanya
bimbingan dan pengarahan dari kepala sekolah. Dengan supervisi kepala
sekolah maka pelaksanaan pembelajaran antara guru dan peserta didik akan
terjalin dengan baik sehingga proses evaluasi pengajaran pun akan berhasil dan
berdaya guna. Peningkatan kinerja guru ini akan membawa guru dalam
peningkatan karier mereka. Dengan supervisi kepala sekolah maka seorang
guru akan diberikan pelatihan, studi lanjut hingga kenaikan pangkat untuk
menambah pemahaman pengetahuan dan sebagai kompensasi dalam
menjalankan tugas pendidikan dengan baik.
F. Hipotesis
1. Ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
bidang perencanaan.
2. Ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran.
3. Ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
evaluasi pengajaran.
4. Ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian
yang bersifat korelasi dengan pendekatan ex-post facto, karena peneliti
melakukan tindakan pengumpulan data guna menentukan hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel (Sukardi, 2003: 161). Menurut Sugiyono
(2006: 107), metode penelitian korelasional dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh pelakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian ini bertempat di SMA se-kota Yogyakarta. Lokasi penelitian ini
dipilih berdasarkan alasan subjektif dan objektif dari peneliti. Alasan
subjektif dipilihnya kota Yogyakarta sebagai lokasi penelitian dikarenakan
kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Predikat yang disandang
oleh kota Yogyakarta ini tidak lepas dari pengelolaan pendidikan yang
relatif lebih baik dibanding kota-kota lain. Sedangkan alasan objektif dari
peneliti yaitu; 1) Ruang lingkupnya yang cukup terjangkau baik dari segi
tempat, waktu, biaya dan prosedur perijinan yang harus dilalui, 2) Belum
pernah dilakukan penelitian senada di kota tersebut, dan dari segi waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tenaga, moril maupun materil, lokasi tersebut membantu peneliti karena
kota tersebut adalah tempat tinggal peneliti.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2007.
C. Subjek dan Objek
1. Subjek
Subjek menurut Arikunto (2006: 130) adalah benda, hal/orang, tempat
variable penelitian melekat. Mereka berperan sebagai pemberi informasi
yang berhubungan dengan objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru-guru SMA kota Yogyakarta.
2. Objek
Objek dalam penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu supervisi
kepala sekolah dan kinerja guru.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2006:55) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Zuriah (2006: 109), populasi adalah
seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup
dan waktu yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru-guru SMA di kota Yogyakarta. Sekolah Menengah Atas di
Yogyakarta berjumlah 49 buah, dengan pembagian 11 sekolah negeri dan
38 sekolah swasta.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 56). Dalam penelitian ini sampel yang
diambil adalah guru-guru di 10 Sekolah Menengah Atas di kota
Yogyakarta.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2006: 128),
purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam
pengambilan sampelnya.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini
adalah :
a. Supervisi kepala sekolah, adapun aspek-aspek yang diteliti adalah:
1) Supervisor sebagai pemimpin
Supervisor sebagai pemimpin tetapi juga pendidik. Dalam bidang
kepemimpinan, seorang Supervisor harus dapat: 1) menyusun
rencana dan policy bersama; 2) mengikutsertakan guru-guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbagai kegiatan; 3) memberikan bantuan kepada kelompok untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan; 4)
membangkitkan dan memupuk semangat kelompok juga
mengikutsertakan kelompok dalam menetapkan keputusan-keputusan
(Purwanto, 1987: 95). Kepemimpinan kepala sekolah ditujukan
kepada guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam
proses pendidikan. Sebagai pemimipin, kepala sekolah harus sanggup
menggerakkan orang lain secara sadar dan sukarela untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai yang diharapkan oleh kepala
sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah terutama ditujukan kepada
para guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam
proses pendidikan.
2) Supervisor sebagai evaluator
Supervisor harus dapat: 1) menguasai dan memahami tujuan-tujuan
pendidikan secara khusus dan terinci; 2) menguasai dan memiliki
norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai
kriteria penilaian; 3) menguasai teknik pengumpulan data untuk
emmperoleh data yang lengkap, benar dan dapat diolah menurut
norma-norma yang ada dan selanjutnya menafsirkan dan
menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran
tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-
perbaikan (Rifai, 1982: 164). Evaluasi yang bisa dilakukan misalnya
terhadap program, perlakuan guru terhadap siswa, hasil belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlengkapan belajar, dan latar belakang guru. Jadi kesimpulannya,
seorang Supervisi harus mengadakan evaluasi terhadap hasilnya,
evaluasi prosesnya dan evaluasi pelaksanaannya.
3) Supervisor sebagai Pembina dan Pelayan
Supervisi merupakan proses untuk membantu guru meningkatkan
dirinya dalam bidang profesinya. Tentu saja untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan profesionalnya. Jadi seorang supervisor
adalah seorang pelayan, pembantu dan juga pembina. Karena sebagai
seroang pembantu, maka seorang supervisor harus mengetahui siapa
saja perlu diberikan pelayanan, dalam hal apa, bagaimana pemberian
bantuan tersebut, dan hal-hal apa saja saja yang harus diketahui oleh
seorang supervisor untuk memberikan pelayanannya ini.
b. Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.
Disamping memperoleh hak, seorang guru juga berkewajiban untuk (1)
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; (2)
meningkatkan dan mengembangakan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni; (3) bertindak objektif dan tidak
diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras
dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; (4) menjunjung tinggi
perturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai-
nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa (UU Guru dan Dosen, 2006: 14).
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu:
1) Faktor individual yang terdiri dari kemapuan dan keahlian, latar
belakang dan demografi; 2) Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi,
attitude, personality, pembelajaran dan motivasi; dan 3) Faktor
organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan,
struktur dan job design.
2. Pengukuran variabel
Untuk kepentingan pengukuran variabel digunakan skala likert (Sugiono,
2000: 74) :
Sangat setuju (SS) diberi bobot 5
Setuju (S) diberi bobot 4
Ragu-ragu (R) diberi bobot 3
Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1
Sedangkan pernyataan negatif/berlawanan diberi penilaian sebagai berikut:
Sangat setuju (SS) diberi bobot 1
Setuju (S) diberi bobot 2
Ragu-ragu (R) diberi bobot 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak Setuju (TS) diberi bobot 4
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 5
F. Teknik Pengumpulan Data
Data menurut Arikunto (1996: 91) adalah segala fakta dan angka yang
dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Dalam penelitian ini,
data yang diperlukan adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari narasumber .
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Mengumpulkan data sehubungan dengan topik yang didapat dari
kepustakaan, yaitu dari buku/referensi, internet untuk memperoleh data,
landasan teori dan pengetahuan.
2. Kuesioner
Menurut Hasan (2004: 83) kuesioner adalah teknik pengumpulan data
dengan menyerahkan/mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III.1
Kisi-kisi Kuesioner Supervisi Kepala Sekolah
Variabel Indikator
Nomor item
Supervisi Kepala
Sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai
supervisor :
1. Supervisor sebagai pemimpin
• Menyusun rencana
bersama
• Mengikutsertakan guru
dalam berbagai kegiatan
• Memupuk semangat
kelompok
2. Supervisor sebagai evaluator
• Menguasai tujuan
pendidikan
• Menguasai norma-norma
penilaian
• Menguasai teknik
pengumpulan data, mengolah,
menafsirkan dan menyimpulkan
hasil penilaian
3. Supervisor sebagai
pembina/pelayan
1 – 15
16 – 25
26 – 35
Tabel III.2
Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Guru
Variabel Indikator
Nomor item
Kinerja Guru
dalam bidang
perencanaan
Membuat perangkat program
pengajaran, yaitu:
• Program Tahunan
• Program Semester
• Program Mingguan
• Silabus
• Rencana Persiapan
Pembelajaran
1 - 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
• Sistem Penilaian
• Lembar Kerja Siswa
Kinerja Guru
dalam pelaksanaan
pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran,
yaitu:
• Mendeskripsikan standar
kompetensi/kompetensi dasar
• Merumuskan tujuan pembelajaran
• Menganalisis materi pembelajaran
• Merancang strategi/kegiatan
pembelajaran
• Membuat alat peraga/media serta
sumber pembelajaran
• Merancang model penilaian dan
tindak lanjut
11 – 20
Kinerja Guru
dalam evaluasi
pembelajaran
Melaksanakan evaluasi pembelajaran,
yaitu:
• Menganalisis hasil ulangan harian
• Melaksanakan perbaikan dan
pengayaan
• Membuat catatan tentang
kemajuan hasil belajar siswa
• Memberikan postes
• Membuat refleksi keaktifan siswa
• Membuat ringkasan materi pada
akhir pertemuan
• Memberikan tugas/PR
21 – 30
Kinerja Guru
dalam
pengembangan
karier
• Mengikuti pendidikan dan
pelatihan
• Melaksanakan studi lanjut
• Mengusulkan dan menghitung
angka kredit untuk kenaikan
pangkat
• Melakukan kegiatan karya
tulis/karya ilmiah
31 - 35
G. Data yang dicari
Data yang dicari dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Hasan
(2004: 82) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer dalam penelitian ini adalah kinerja guru
dengan adanya supervisi kepala sekolah.
H. Teknik Pengujian Instrumen
Menurut Arikunto (1996: 160), instrumen yang baik harus memenuhi 2
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel Untuk mengetahui apakah setiap
item dalam kuesioner yang digunakan sudah valid atau belum, maka perlu
dilakukan pengujian terlebih dahulu. Untuk mengukur kevalidan dan
keandalannya dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis validitas dan
reliabilitas.
1. Pengujian Validitas
Menurut Sugiyono (2006: 212), sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud (Arikunto, 1996: 160). Uji validitas dilakukan dengan
perhitungan dari Karl Pearson yang dikenal dengan sebutan korelasi produk
moment dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Product Moment :
rxy = n Σ X1Y1 - ( ΣX1 ) (ΣY1)
√ {n Σ X12 – (ΣX1)
2} { n Σ Y1
2 – (Σ Y)2}
Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rxy : koefisien korelasi tiap item
ΣX : skor total setiap item
ΣY : skor total item
n : jumlah subjek (Sugiyono, 2004: 212)
besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf
signifikasi (� = 5 %). Apabila hasil pengukuran r menunjukkan hasil lebih
besar atau sama dengan taraf signifikasi 5%, maka item tersebut dinyatakan
valid, tetapi jika lebih kecil dari 5% maka item tersebut dinyatakan tidak
valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui taraf kepercayaan dari suatu
instrumen. Instrumen dikatakan variabel bila instrumen digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
Menurut Sugiyono (2000: 282) untuk menghitung reliabilitas angket maka
digambar rumus Alfa Cronbach
r1 = k 1- Σ S12
(k - 1) S12
Keterangan :
n : reliabilitas instrumen
k : mean kuadrat anatara subjek
Σ S12 :
mean kuadrat kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S12
: varians total
Dengan taraf signifikan 5%, suatu alat ukur dikatakan reliabel, apabila r1
lebih besar dari pada r tabel.
I. Teknik Analisis Data
Untuk memecahkan masalah pertama sampai keempat, yaitu apakah ada
hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru maka peneliti
akan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dengan rumus :
rxy = n Σ X1Y1 - ( ΣX1 ) (ΣY1)
√ {n Σ X12 – (ΣX1)
2} { n Σ Y1
2 – (Σ Y)2}
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi tiap item
ΣX : skor total setiap item
ΣY : skor total item
n : jumlah subjek (Sugiyono, 2004: 212)
Untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau tidak, maka diadakn uji
signifikan � = 5 % dengan rumus :
t = r √ ( n – 2 )
√ ( 1 – r2 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimana :
t = harga tes yang dicari
r = koefisien korelasi antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
n = jumlah sampel
Dengan kriteria :
Ho ditolak Ha diterima jika t hitung > t tabel
Ho diterima Ha ditolak jika t hitung < t tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta
1. Sejarah Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah daerah otonomi setingkat
propinsi, satu dari 26 daerah Tingkat I yang ada di Indonesia. Propinsi ini
beribukota di Yogyakarta, sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari
sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota
kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Menurut Babad Gianti,
Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan
Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama
pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang
makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur
dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil
dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam
penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja (karta) atau
Ngayogyakarta (bahasa Jawa).
Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran
Yogyakarta dalam konsistensi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman
kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan,
baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan
peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan
tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan
dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang
banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas
kejayaan Kerajaan Mataram
(http://students.ukdw.ac.id/~22002471/sejarah2.html).
2. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta
a. Batas Wilayah
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan
merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota disamping 4
daerah tingkat II lainnya yang bersifat Kabupaten. Kota Yogyakarta
terletak di tengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Sleman
Sebelah Timur : Kabupaten Bantul dan Sleman
Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110° 24′ 19′′ sampai
110° 28′ 53′′ Bujur Timur dan 7° 49° 26° sampai 070° 15° 24° Lintang
Selatan dengan ketinggian rata-rata 114m diatas permukaan laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Keadaan Alam dan Luas Wilayah
Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah
dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki
kemiringan ± 1 derajat serta terdapat 3 sungai yang melintasi Kota
Yogyakarta yaitu sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong, bagian tengah
adalah Sungai Code dan sebelah barat adalah Sungai Winongo.
Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan
dengan daerah tingkat II lainnya yaitu 32,5 Km2
yang berarti 1,025% dari
luas wilayah Propinsi DIY yakni 3.185,80 Km2. Dengan luas 3.250 hektar
tersebut terbagi menjadi 14 kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW dan 2.531
RT, serta dihuni oleh ± 500.000 jiwa dengan kepadatan rata-rata 15.197
jiwa/Km2 (http://www.jogja.go.id/index/extra.detail/22/Kondisi-geografis-
kota-yogyakarta.html).
3. Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan
Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi
propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan
wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan
di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata
pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam. Sedangkan predikat sebagai
kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap
jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak
mahasiswa dan pelajar dari 26 propinsi (dulunya 27 propinsi sebelum Timor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Timur keluar dari negara kesatuan Indonesia) di Yogyakarta. Tidak berlebihan
bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.�
Predikat sebagai Kota Pendidikan memang masih layak disandang oleh
Kota Jogja. Ribuan institusi pendidikan semakin berkembang dan bertambah
seiring dengan semakin banyaknya pendatang di Kota Jogja sebagai calon-
calon siswa dan mahasiswa.
Sekurang-kurangnya terdapat 2 universitas negeri, 15 universitas
swasta, 1 institut negeri, 38 akademi, 18 sekolah tinggi, 50 sekolah menengah
atas, 31 sekolah menengah kejuruan, 60 sekolah menengah pertama, dan tak
kurang dari 240 sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, tumbuh dan
berkembang di Kota Jogja.
B. Deskripsi Sekolah
Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan kepada responden
berjumlah 50 buah. Responden tersebar di 10 SMA kota Yogyakarta dengan
perincian 5 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta. Pengambilan pertimbangan
pemilihan sekolah didasarkan atas pertimbangan peneliti. Dari 50 kuesioner yang
disebarkan semuanya kembali kepada peneliti. Berikut daftar sekolah yang
menjadi responden.
Tabel IV.1
Daftar Sekolah Responden
No. Nama Sekolah Alamat
1. SMA Negeri 2 Yogyakarta Bener, Tegalrejo, Yogyakarta
2. SMA Negeri 4 Yogyakarta Jalan Magelang Yogyakarta
3. SMA Negeri 8 Yogyakarta Jalan Sidobali No.1 Yogyakarta
4. SMA Negeri 9 Yogyakarta Sagan No.2 Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. SMA Negeri 11 Yogyakarta Jalan AM. Sangaji 2 Yogyakarta
6. SMA Stella Duce 1 Yogyakarta Jalan Sabirin No.1 Yogyakarta
7. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Jalan DR. Sutomo No.16 Yogyakarta
8. SMA Bhineka Tunggal Ika
Yogyakarta
Jalan Poncowinatan No.16
Yogyakarta
9. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Jalan P. Senopati No.18 Yogyakarta
10. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jendral Sudirman No. 87
Yogyakarta
C. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini kuesioner yang disebarkan kepada responden
berjumlah 50. Dari 50 data responden yang diterima, terdiri dari 23 laki-laki
(46%), dan 27 perempuan (54%). Adapun deskripsi responden meliputi deskripsi
mengenai usia, masa kerja dan status kepegawaian.
Tabel IV.2
Tabel Responden Berdasarkan Usia Responden
NO. USIA FREKUENSI PERSENTASE
1. > 46 tahun 22 44%
2. 36 – 45 tahun 7 14%
3. 26 – 35 tahun 10 20%
4. < 25 tahun 4 8%
5. Tidak mengisi 7 14%
Jumlah 50 100%
Sumber: Data Primer, 2007, Lampiran IV, halaman 111)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden yang berusia lebih
dari 46 tahun berjumlah 22 orang (44%), 36 – 45 tahun berjumlah 7 orang (14%),
26 – 35 tahun berjumlah 10 orang (20%), kurang dari 25 tahun berjumlah 4 orang
(8%) dan yang tidak mengisi data berjumlah 7 orang (14%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berusia lebih dari 46 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IV.3
Tabel Responden Berdasarkan Masa Kerja
NO. MASA KERJA FREKUENSI PERSENTASE
1. 0 – 9 tahun 12 24%
2. 10 – 19 tahun 12 24%
3. 20 – 29 tahun 16 32%
4. Tidak mengisi 10 20%
Jumlah 50 100%
Sumber: Data Primer, 2007, Lampiran IV, halaman 111-113)
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja 0 – 9
tahun berjumlah 12 orang (24%), 10 – 19 tahun berjumlah 12 orang (24%), 20 –
29 tahun berjumlah 16 orang (32%), dan yang tidak mengisi data berjumlah 10
orang (20%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden memiliki masa kerja antara 20 – 29 tahun.
Tabel IV.4
Tabel Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
NO. Status Kepegawaian FREKUENSI PERSENTASE
1. Pegawai Negeri 21 42%
2. Guru Tetap Yayasan 10 20%
3. Guru Tidak Tetap Yayasan/Guru
Bantu
12 24%
4. Lain-lain 7 14%
Jumlah 50 100%
Sumber: Data Primer, 2007, Lampiran IV, halaman 111-113)
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan status kepegawaian
sebagai pegawai negeri berjumlah 21 orang (42%), guru tetap yayasan berjumlah
10 orang (20%), guru tidak tetap berjumlah 12 orang (24%) dan yang tidak
mengisi data status kepegawaian berjumlah 7 orang (14%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah seorang pegawai
negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Mekanisme Supervisi Sekolah
1. Gambaran umum proses supervisi
Pendidikan bukan hanya melatih dan mengembangkan pengetahuan dan
penalaran saja. Pendidikan jauh lebih beragam sifat dan masalahnya, yang
mencakup pengembangan norma, moral, fisik, yang sesuai dengan nilai-nilai
yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat. Maka, kegiatan supervisi
ditujukan kepada peningkatan mutu guru yang dapat meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah. Supervisi bukan untuk mengawasi guru, ataupun untuk
mencari kesalahan guru. Memang, dalam proses supervisi terdapat unsur-unsur
pengawasan, mencari kelemahan, pemeriksaan, akan tetapi itu semua baru
merupakan tahapan-tahapan tertentu dalam keseluruhan tahapan supervisi.
Untuk membantu peningkatan guru diperlukan penilaian kepada guru,
bimbingan dan juga mungkin pengarahan. Tetapi itu semua bukanlah tujuan,
melainkan merupakan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
sebenarnya. Jadi kesimpulannya, supervisi merupakan bantuan kegiatan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik sehingga
mengharuskan suatu proses, dimana dalam kegiatan tersebut melibatkan suatu
rangkaian kegiatan yang teratur, berhubungan dan berkesinambungan dan
diarahkan kepada suatu tujuan.
2. Gambaran umum proses Supervisi Kepala Sekolah
Proses supervisi tidak hanya dapat diselesaikan hanya dengan satu
kegiatan saja. Misalnya kunjungan ke sekolah, kunjungan kelas saja atau hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan mengadakan wawancara ataupun penataran-penataran. Kalau kegiatan-
kegiatan itu dirangkaikan atau dihubungkan, barulah dapat merupakan proses
supervisi, ataupun merupakan bagian dari proses supervisi.
Penelitian yang dilakukan di sejumlah SMA Yogyakarta menunjukkan
bahwa tujuan akhir dari supervisi adalah peningkatan hasil belajar melalui
peningkatan situasi belajar mengajar dengan jalan meningkatkan kemampuan
professional guru.
Dalam penelitian juga menunjukkan bahwa para guru yang disupervisi
dapat lebih merasakan keberhasilan dari proses supervisi tersebut. Supervisi
yang dilakukan oleh kepala sekolah dimulai dari mengadakan pemeriksaan
terhadap guru dalam aspek penampilannya. Contohnya; metode mengajar, hasil
belajar murid, disiplin kelas, administrasi kelas, penggunaan alat peraga/bantu
dan sebagainya. Selanjutnya diadakan penilaian oleh kepala sekolah
berdasarkan peraturan yang telah ditentukan. Sedangkan untuk proses belajar
mengajar, pengaruh guru dalam kelas dan sikap guru dan murid akan dinilai
oleh kepala sekolah bersama rekan guru untuk menemukan
kekurangan/kelemahan. Kemudian, kegiatan supervisi selanjutnya adalah
pemberian bantuan, pelayanan dan bimbingan pada guru. Hal ini dimaksudkan
agar guru yang mempunyai kekurangan/kelemahan dapat meningkatkan
kemampuan profesional gurunya.
Garis besar dalam gambaran umum proses supervisi adalah kepala
sekolah harus siap sedia dan siap membantu guru dalam memenuhi kekurangan
peralatan, kekurangan dana (keuangan), berkomunikasi dengan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekitar (hubungan dengan masyarakat) dan menghargai setiap ide, inisiatif dan
kreativitas yang berdaya guna dan berhasil guna sehingga berpengaruh positif
bagi status guru. Misalnya dalam percepatan kenaikan pangkat dan sebagainya.
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin, evaluator dan
pembina/pelayan para guru, dituntut untuk menyediakan waktu secukupnya
dalam memberikan bantuan yang diperlukan oleh guru. Karena masing-masing
guru berbeda sifat dan masalahnya, maka diperlukan komunikasi dua arah yang
dapat memungkinkan kepala sekolah dan guru untuk menyelesaikan
masalahnya.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sehari-harinya
adalah seperti mengadakan observasi keliling yang rutin, memeriksa laporan-
laporan harian dan berkala, pembicaraan dengan anggota-anggotanya, dan
menampung dan menanggapi keluhan-keluhan dari anggotanya.
Kesimpulannya, sebagai seorang supervisor Kepala Sekolah harus selalu
berusaha mengajak para guru untuk menemukan, menyadari atau bahkan
mengakui kelemahan-kelemahannya sendiri. Karena usaha ini memerlukan
pendekatan lain disamping dilakukan pemeriksaan, maka Kepala Sekolah
mengajak semua guru untuk bersama-sama mempelajari masalah yang mereka
hadapi dan bersama-sama pula mencari faktor penyebabnya kemudian
bersama-sama pula menemukan cara-cara untuk mengatasinya.
3. Peran supervisi pendidikan
Seorang Kepala Sekolah harus selalu mempunyai gambaran umum
mengenai kegiatan/bantuan apa saja yang sekiranya diperlukan oleh para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anggotanya. Hal ini dilakukan terlebih dalam pengambilan keputusan yang
harus dapat dipertanggung jawabkan. Jadi selain dari Kepala Sekolah, kegiatan
supervisi juga dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang untuk memeriksa,
mengawasi, dan memantau sekolah dalam usahanya untuk mencapai tujuan
akhir yang diharapkan semua pihak. Berikut pihak-pihak yang dimaksud serta
perannya untuk sekolah.
a. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
Supervisi dari pihak BPK dimaksudkan untuk membantu para
bendaharawan agar dalam menerima, menyimpan dan mempergunakan
keuangan dilakukan secara sah, benar dan efisien. Supervisi yang
dilakukan oleh BPK antara lain memeriksa kelengkapan administrasi
(pembukuan, penyimpanan, penggunaan uang oleh bendaharawan) dan
pertanggungjawaban kantor/instansi. Oleh karena itu, BPK berwenang
untuk menjatuhkan sanksi administratif kepada pihak/sekolah yang terbukti
menyalahgunakan uang sekolah/negara. Karena dalam penelitian ini
subjeknya adalah sekolah, maka pengawasan yang dilakukan oleh BPK
adalah mengawasi penggunaan dana-dana dari pemerintah yang digunakan
oleh sekolah. Misalnya pendanaan gaji, pengembangan
perpustakaan/koperasi, pembangunan sarana dan prasarana sekolah.
b. BPKP
Supervisi dari BPKP untuk sekolah adalah pengawasan proyek-proyek
pembangunan fisik sekolah ataupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh sekolah. BPKP juga mengumpulkan data tentang keseluruhan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah. Tentu saja hal ini dilakukan agar tidak terdapat kecurangan yang
dilakukan oleh sekolah maupun oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selanjutnya data-data tersebut akan dioleh untuk menentukan keputusan
proyek/pembangunan fisik atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
sekolah. Karena bertugas untuk mengawasi, BPKP juga berwenang untuk
memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada pada sekolah.
Kelemahan/kekurangan tersebut akan diperbaiki dengan bimbingan dan
pengembangan yang dilakukan oleh pihak BPKP bersama-sama dengan
pihak sekolah.
c. Dinas Pendidikan
Supervisi dari Dinas Pendidikan lebih menekankan pada kinerja kepala
sekolah dan para guru. Kegiatan dari Dinas Pendidikan misalnya
mengadakan pemeriksaan/inspeksi mendadak ke sekolah-sekolah,
mengawasi keseluruhan situasi belajar mengajar, memperbaiki
kelemahan/kekurangan untuk meningkatkan kemampuan. Pemberian
bimbingan atau pengarahan dari pihak Dinas dilakukan dengan cara
memberikan informasi langsung /tidak langsung, demonstrasi, rapat,
penataran dalam berbagai bentuk dan lain sebagainya.
d. BAWASDA (Badan Pengawas Daerah)
Supervisi yang dilakukan oleh BAWASDA tidak jauh beda dari yang
dilakukan oleh BPK. Kedua badan ini sama-sama bertugas untuk
mengawasi. BPK bertugas untuk mengawasi masalah keuangan, sedangkan
BAWASDA bertugas untuk mengawasi masalah kedisiplinan dan kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepala sekolah dan guru. BAWASDA juga melakukan pemeriksanaan ke
sekolah-sekolah untuk mengadakan inspeksi. Kedisiplinan yang dimaksud
adalah presensi kepala sekolah dan guru, tata tertib kepala sekolah guru dan
sebagainya. BAWASDA juga berwenang untuk memberikan peringatan
ataupun hukuman atas ketidakdisiplinan kepala sekolah dan guru.
e. Direktorat Jendral Pendidikan
Supervisi yang dilakukan oleh pihak Dirjen menekankan pada pelaksanaan
kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah. Kurikulum yang sudah
dicanangkan oleh pemerintah seyogyanya dikembangkan dan dilakukan
sepenuhnya oleh pihak sekolah. Pengembangan kurikulum sangat penting
artinya bagi suatu sekolah, oleh sebab itu Dirjen Pendidikan secara terus-
menerus berusaha meningkatkan daya dan hasil guna bagi peningkatan
mutu pendidikan.
4. Struktur organisasi sekolah
Sekolah sebagai suatu organisasi kerja menghimpun sejumlah orang yang
harus bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kerja sama ini
merupakan serangkaian kegiatan atau proses yang harus dilaksanakan oleh semua
warga sekolah dengan pemimpinnya yaitu Kepala Sekolah. Jadi, untuk mencapai
tujuan yang diharapkan diperlukan pembagian tugas dan koordinasi yang jelas
satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar IV.1
Struktur Organisasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
---------------
(Sumber : Struktur Organisasi SMA N 11 Yogyakarta, Tahun 2007)
Kepala Sekolah Ketua
Komite
Ka. Tata Usaha
Sekretaris
Sekolah Adm.
Ketenagaan Adm.
Kesiswaan
Adm.
Keuangan
Adm.
Perlengkapan
Waka.
Sarpras
Waka.
Humas
Bid.
Humas Peng. Keuangan &
Kerumahtanggaan
Waka.
Kesiswaan
Waka.
Kurikulum
Pembina
OSIS &
Ketertiban
Koord. Akademik
Koord. Pening. Komp.
Koord. Pengemb. KTSP
Wali Kelas Guru BK
SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar IV.2
Struktur Organisasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
(Sumber : Struktur Organisasi SMA N 9 Yogyakarta, Tahun 2007)
Kepala Sekolah
Bendahara Kepala Tata
Usaha
Wakasek
Kurikulum
Koord.
Administrasi
Kurikulum
Ketua Komite LITBANG
Wakasek
Kesiswaan Wakasek Sarana
dan Prasarana
Wakasek
Humas
Koord.
Ekstrakulikuler Koord.
UKS
Koord.
Urusan Sosial
Koord.
Peningkatan
Akademik
Pembina
OSIS Urusan
Rumah
Tangga
Urusan
Kerjasama
Koord.
Perpus
Koord. Lab
Seksi
Bidang Urusan
Pemeliharaan
Koord. BK Guru
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini, telah dibagikan kuesioner kepada 50 responden ke 10
Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta. Dari 50 kuesioner yang dibagikan
semuanya kembali, artinya responrate dari responden adalah 100%. Dari
kuesioner tersebut dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat
ukur. Dalam penelitian ini alat ukur tersebut berupa kuesioner. Untuk
mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak maka
peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen
penelitian dikatakan valid
- Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen
penelitian dikatakan tidak valid
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian yaitu: Supervisi
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru. Masing-masing variabel terdiri dari
beberapa indikator permasalahan. Untuk Supervisi Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
indikatornya adalah Supervisor sebagai Pemimpin; Supervisor sebagai
Evaluator, dan Supervisor sebagai Pembina/Pelayan. Untuk variabel Supervisi
Kepala Sekolah terdiri dari 35 butir pertanyaan. Dari 35 butir pertanyaan tidak
ditemukan pertanyaan yang tidak valid. Uraian pengujian validitas butir
pertanyaan variabel Supervisi Kepala Sekolah terdapat pada tabel di bawah
ini:
Tabel V.1
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah
No Butir rhitung rtabel Hasil
1. 0,432 0,273 valid
2. 0,512 0,273 valid
3. 0,549 0,273 valid
4. 0,668 0,273 valid
5. 0,567 0,273 valid
6. 0,742 0,273 valid
7. 0, 371 0,273 valid
8. 0,432 0,273 valid
9. 0,273 0,273 valid
10. 0,679 0,273 valid
11. 0,780 0,273 valid
12. 0,676 0,273 valid
13. 0,793 0,273 valid
14. 0,760 0,273 valid
15. 0,507 0,273 valid
16. 0,792 0,273 valid
17. 0,606 0,273 valid
18. 0,451 0,273 valid
19. 0,657 0,273 valid
20. 0,552 0,273 valid
21. 0,678 0,273 valid
22. 0,313 0,273 valid
23. 0,606 0,273 valid
24. 0,318 0,273 valid
25. 0,647 0,273 valid
26. 0,784 0,273 valid
27. 0,585 0,273 valid
28. 0,793 0,273 valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. 0,304 0,273 valid
30. 0,404 0,273 valid
31. 0,481 0,273 valid
32. 0,676 0,273 valid
33. 0,501 0,273 valid
34. 0,573 0,273 valid
35. 0,389 0,273 valid
Sumber: Pengujian Validitas, 2007, Lampiran I, halaman 87)
Untuk variabel Kinerja Guru terdiri dari 4 indikator permasalahan,
yairu kinerja guru dalam bidang perencanaan, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan pengembangan karir. Uraian pengujian
validitas butir pertanyaan variabel Kinerja Guru dalam bidang
perencanaan terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel V.2
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru dalam Bidang
Perencanaan
No Butir rhitung rtabel Hasil
1. 0,345 0,273 valid
2. 0,285 0,273 valid
3. 0,403 0,273 valid
4. 0,469 0,273 valid
5. 0,298 0,273 valid
6. 0,412 0,273 valid
7. 0,495 0,273 valid
8. 0,431 0,273 valid
9. 0,372 0,273 valid
10. 0,299 0,273 valid
Sumber: Pengujian Validitas, 2007, Lampiran I, halaman 88)
Berdasarkan uraian pengujian validitas butir diatas, diketahui
bahwa dari 10 pertanyaan semua dinyatakan valid. Untuk uraian pengujian
validitas butir pertanyaan variabel kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran terdapat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.3
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran
No Butir rhitung rtabel Hasil
11. 0,428 0,273 valid
12. 0,382 0,273 valid
13. 0,341 0,273 valid
14. 0,273 0,273 valid
15. 0,419 0,273 valid
16. 0,285 0,273 valid
17. 0,336 0,273 valid
18. 0,421 0,273 valid
19. 0,485 0,273 valid
20. 0,294 0,273 valid
Sumber: Pengujian Validitas, 2007, Lampiran I, halaman 89)
Berdasarkan uraian pengujian validitas butir diatas, diketahui
bahwa dari 10 pertanyaan semua dinyatakan valid. Untuk uraian pengujian
validitas butir pertanyaan variabel kinerja guru dalam evaluasi
pembelajaran terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel V.4
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru dalam
Evaluasi Pembelajaran
No Butir rhitung rtabel Hasil
21. 0,509 0,273 valid
22. 0,584 0,273 valid
23. 0,670 0,273 valid
24. 0,684 0,273 valid
25. 0,484 0,273 valid
26. 0,561 0,273 valid
27. 0,389 0,273 valid
28. 0,367 0,273 valid
29. 0,707 0,273 valid
30. 0,441 0,273 valid
Sumber: Pengujian Validitas, 2007, Lampiran I, halaman 90)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk variabel kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran terdiri
dari 10 butir pertanyaan. Berdasarkan uraian pengujian validitas butir
diatas, diketahui bahwa dari 10 pertanyaan semua dinyatakan valid. Uraian
pengujian validitas butir pertanyaan variabel kinerja guru dalam
pengembangan karir terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel V.5
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru dalam
Pengembangan Karir
No Butir rhitung rtabel Hasil
31. 0,537 0,273 valid
32. 0,466 0,273 valid
33. 0,747 0,273 valid
34. 0,680 0,273 valid
35. 0,524 0,273 valid
Sumber: Pengujian Validitas, 2007, Lampiran I, halaman 91)
Untuk variabel kinerja guru dalam pengembangan karir terdiri dari
5 butir pertanyaan. Berdasarkan uraian pengujian validitas butir diatas,
diketahui bahwa dari 5 pertanyaan semua dinyatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Alat ukur dikatakan
reliabel jika mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun.
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpa
Cronbach.
Uji reliabilitas didasarkan pada butir-butir pertanyaan yang valid.
Pengujian reliabilitas menggunakan Program SPSS 12.00 for windows. Berikut
ini disajikan tabel hasil pengujian reliabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.6
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
No. Nama Variabel α rtabel Kesimpulan
1 Supervisi Kepala Sekolah 0,928 0,6 Reliabel
2 Kinerja Guru dalam bidang Perencanaan 0,652 0,6 Reliabel
3. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
0,863 0,6 Reliabel
3. Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran 0,833 0,6 Reliabel
4. Kinerja Guru dalam Pengembangan Karir 0,802 0,6 Reliabel
Sumber: Pengujian Reliabilitas, tahun 2007, Lampiran I
Tabel diatas menunjukkan angka keandalan masing-masing alat ukur
variabel. Nilai-nilai r hitung untuk masing-masing variabel menunjukkan lebih
besar dari r tabel (0,273). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian masing-masing variabel bisa dikatakan reliabel.
B. Deskripsi Data
Untuk pendeskripsian data, peneliti akan menyajikan deskripsi tentang
variabel dalam penelitian ini. Adapun variabel tersebut meliputi supervisi kepala
sekolah dan kinerja guru. Penilaian untuk masing-masing variabel, peneliti
menggunakan acuan pada PAP II (Masidjo, 1995: 157). Berikut ini adalah
pendeskripsian vaariabel penelitian.
1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah
a. Supervisor sebagai Pemimpin
Data penelitian yang diperoleh untuk variabel Supervisi Kepala
Sekolah sebagai pemimpin adalah menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh adalah 75 (15 X 5) dan skor terendah adalah 15 (15 X 1). Berikut
ini disajikan tabel distribusi tingkat supervisi kepala sekolah.
Tabel V.7
Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Interval Jumlah Persentase Keterangan
61 – 75 37 74% Sangat tinggi
49 – 60 13 26% Tinggi
42 – 48 0 0% Sedang
34 – 41 0 0% Rendah
15 – 33 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 37 responden (74%)
menggambarkan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin sangat tinggi, 13 responden (26%) tinggi, dan tidak ada
responden (0%) yang menggambarkan supervisi yang dilakukan kepala
sekolah rendah maupuin sangat rendah. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah sangat tinggi.
b. Supervisor sebagai Evaluator
Data penelitian yang diperoleh untuk variabel Supervisi Kepala
Sekolah sebagai evaluator menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
diperoleh adalah 50 (10 X 5) dan skor terendah adalah 10 (10 X 1). Berikut
ini disajikan tabel distribusi tingkat supervisi kepala sekolah.
Tabel V.7
Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai Evaluator
Interval Jumlah Persentase Keterangan
40 – 50 37 74% Sangat tinggi
33 – 39 12 24% Tinggi
28 – 32 1 2% Sedang
23 – 27 0 0% Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 – 22 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 37 responden (74%)
menggambarkan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai
evaluator sangat tinggi, 12 responden (24%) tinggi, 1 responden (2%)
sedang dan tidak ada responden yang menggambarkan supervisi yang
dilakukan kepala sekolah rendah maupun sangat rendah. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah sangat
tinggi.
c. Supervisor sebagai Pembina/Pelayan
Data penelitian yang diperoleh untuk variabel Supervisi Kepala
Sekolah sebagai pembina/pelayan menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
diperoleh adalah 50 (10 X 5) dan skor terendah adalah 10 (10 X 1). Berikut
ini disajikan tabel distribusi tingkat supervisi kepala sekolah.
Tabel V.7
Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai
Pembina/Pelayan
Interval Jumlah Persentase Keterangan
40 – 50 34 68% Sangat tinggi
33 – 39 15 30% Tinggi
28 – 32 1 2% Sedang
23 – 27 0 0% Rendah
10 – 22 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 34 responden (68%) menggambarkan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pembina/pelayan sangat
tinggi, 15 responden (30%) tinggi, 1 responden (2%) sedang dan tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
responden yang menggambarkan supervisi yang dilakukan kepala sekolah
rendah maupun sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
supervisi yang dilakukan kepala sekolah sangat tinggi.
2. Variabel Kinerja Guru
a. Kinerja Guru dalam bidang Perencanaan
Data penelitian yang diperoleh untuk variabel kinerja guru dalam
perencanaan pembelajaran menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
diperoleh adalah 50 (10 X 5) dan skor terendah adalah 10 (10 X 1).
Berikut ini disajikan tabel distribusi tingkat kinerja guru dalam bidang
perencanaan.
Tabel V.8
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Perencanaan
Pembelajaran
Interval Jumlah Persentase Keterangan
40 – 50 34 68% Sangat tinggi
33 – 39 16 32% Tinggi
28 – 32 0 0% Sedang
23 – 27 0 0% Rendah
10 – 22 0 0% Sangat rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 34 responden (68%) mempunyai
perencanaan pembelajaran yang sangat tinggi, 16 responden (32%) tinggi,
dan tidak ada responden (0%) yang memiliki perencanaan pembelajaran
yang sedang, rendah maupun sangat rendah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa guru-guru SMA di Yogyakarta memiliki perencanaan
pembelajaran yang sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa skor tertinggi
yang diperoleh adalah 50 (10 X 5) dan skor terendah adalah 10 (10 X 1).
Berikut ini disajikan tabel distribusi kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Tabel V.9
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
Interval Jumlah Persentase Keterangan
40 – 50 20 40% Sangat tinggi
33 – 39 30 60% Tinggi
28 – 32 0 0% Sedang
23 – 27 0 0% Rendah
10 – 22 0 0% Sangat rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 20 responden (40%) mempunyai
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang sangat tinggi, 30 responden
(60%) tinggi, dan tidak ada responden (0%) yang memiliki pelaksanaan
pembelajaran yang sedang, rendah maupun sangat rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru SMA di Yogyakarta
mempunyai tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang tinggi.
c. Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa skor tertinggi
yang diperoleh adalah 50 (10 X 5) dan skor terendah adalah 10 (10 X 1).
Berikut ini disajikan tabel distribusi kinerja guru dalam evaluasi
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.12
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Interval Jumlah Persentase Keterangan
40 – 50 38 76% Sangat tinggi
33 – 39 12 24% Tinggi
28 – 32 0 0% Sedang
23 – 27 0 0% Rendah
10 – 22 0 0% Sangat rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 38 responden (76%) mempunyai
evaluasi pembelajaran yang sangat tinggi, 12 responden (24%) tinggi, dan
tidak ada responden (0%) yang memiliki evaluasi pembelajaran yang
sedang, rendah maupun sangat rendah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa guru-guru SMA di Yogyakarta mempunyai evaluasi
pembelajaran yang sangat tinggi.
d. Kinerja Guru dalam Pengembangan Karir
Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa skor tertinggi
yang diperoleh adalah 25 (5 X 5) dan skor terendah adalah 5 (5 X 1).
Berikut ini disajikan tabel distribusi kinerja guru dalam pengembangan
karir.
Tabel V.13
Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Pengembangan Karir
Interval Jumlah Persentase Keterangan
20 – 25 30 60% Sangat tinggi
16 – 19 18 36% Tinggi
14 – 15 2 4% Sedang
11 – 13 0 0% Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 – 10 0 0% Sangat rendah
Jumlah 50 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 30 responden (60%) mempunyai
usaha dalam pengembangan karir yang sangat tinggi, 18 responden (36%)
tinggi, 2 responden (4%) sedang, dan tidak ada responden (0%) yang
memiliki perencanaan pembelajaran yang rendah maupun sangat rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru-guru SMA di Yogyakarta
memiliki pengembangan karir yang sangat tinggi.
C. Analisis Data
1. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam bidang perencanaan
Untuk memecahkan masalah pertama yaitu apakah ada hubungan
antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang
perencanaan pembelajaran maka digunakan teknik korelasi Product Moment
dari Karl Pearson dengan bantuan SPSS 12.00 for windows. Berikut
disajikan tabel hasil pengujian masalah pertama:
Tabel V.14
Uji I Korelasi Product Moment dari Pearson
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja guru
1
Pearson
Correlation 1 .510(**)
Sig. (2-tailed) . .000
supervisi kepsek
N 50 50
Pearson
Correlation .510(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
kinerja guru 1
N 50 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(Sumber: Pengujian Korelasi, 2007, Lampiran I, halaman 93 )
Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang
perencanaan pembelajaran sebesar 0,510. Sedangkan untuk menguji apakah
hipotesis dapat diterima atau tidak, maka diadakan uji signifikan α = 5%
dengan kriteria Ho ditolak Ha diterima jika t hitung > t tabel. Pengujian
hipotesis dilakukan sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
kinerja guru dalam bidang perencanaan pembelajaran
Ha : ada hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
bidang perencanaan pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam bidang perencanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan
ditolaknya Ho dan diterimanya Ha (t hitung > t tabel).
2. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
Untuk memecahkan masalah kedua yaitu apakah ada hubungan antara
supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran maka digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl
Pearson dengan bantuan SPSS 12.00 for windows. Berikut disajikan tabel
hasil pengujian masalah kedua:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.15
Uji II Korelasi Product Moment dari Pearson
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja guru
2
Pearson
Correlation 1 .572(**)
Sig. (2-tailed) . .000
supervisi kepsek
N 50 50
Pearson
Correlation .572(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
kinerja guru 2
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(Sumber: Pengujian Korelasi, 2007, Lampiran I, halaman 93)
Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa ada hubungan positif
dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran sebesar 0,572. Sedangkan untuk menguji apakah
hipotesis dapat diterima atau tidak, maka diadakan uji signifikan α = 5%
dengan kriteria Ho ditolak Ha diterima jika t hitung > t tabel. Pengujian
hipotesis dilakukan sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Ha : ada hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan ditolaknya Ho
dan diterimanya Ha (t hitung > t tabel).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
evaluasi pembelajaran
Untuk memecahkan masalah ketiga yaitu apakah ada hubungan antara
supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran
maka digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan
bantuan SPSS 12.00 for windows. Berikut disajikan tabel hasil pengujian
masalah ketiga:
Tabel V.16
Uji III Korelasi Product Moment dari Pearson
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja guru
3
Pearson
Correlation 1 .464(**)
Sig. (2-tailed) . .001
supervisi kepsek
N 50 50
Pearson
Correlation .464(**) 1
Sig. (2-tailed) .001 .
kinerja guru 3
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(Sumber: Pengujian Korelasi, 2007, Lampiran I, halaman 94 )
Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa ada hubungan positif
dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
evaluasi pembelajaran sebesar 0,464.
Sedangkan untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau tidak,
maka diadakan uji signifikan α = 5% dengan kriteria Ho ditolak Ha diterima
jika t hitung > t tabel. Pengujian hipotesis dilakukan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ho : tidak ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran
Ha : ada hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
evaluasi pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam evaluasi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan ditolaknya Ho dan
diterimanya Ha (t hitung > t tabel).
4. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut
Untuk memecahkan masalah keempat yaitu apakah ada hubungan
antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pengembangan
karir maka digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson
dengan bantuan SPSS 12.00 for windows. Berikut disajikan tabel hasil
pengujian masalah keempat:
Tabel V.17
Uji IV Korelasi Product Moment dari Pearson
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja guru
4
Pearson
Correlation 1 .487(**)
Sig. (2-tailed) . .000
supervisi kepsek
N 50 50
Pearson
Correlation .487(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
kinerja guru 4
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Sumber: Pengujian Korelasi, 2007, Lampiran I, halaman 94)
Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pengembangan karir sebesar 0,487. Sedangkan untuk menguji apakah
hipotesis dapat diterima atau tidak, maka diadakan uji signifikan α = 5%
dengan kriteria Ho ditolak Ha diterima jika t hitung > t tabel. Pengujian
hipotesis dilakukan sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan
kinerja guru dalam pengembangan karir
Ha : ada hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pengembangan karir
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru
dalam pengembangan karir. Hal ini ditunjukkan dengan ditolaknya Ho dan
diterimanya Ha (t hitung > t tabel).
D. Pembahasan
1. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
bidang perencanaan
Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
dan signifikan sebesar 0,510 antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja
guru dalam bidang perencanaan pembelajaran, dimana semakin tinggi
supervisi yang dilakukan kepala sekolah maka semakin tinggi kinerja guru
dalam perencanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah sangatlah penting demi
kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin, seorang
kepala sekolah harus mempunyai pengaruh kuat di kalangan guru-guru dan
seluruh warga sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah ini juga harus
ditunjang dengan kemampuan manajemen yang bagus pula. Aktivitas kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin ditunjukkan dengan melibatkan guru
dalam setiap kegiatan; mengadakan rapat untuk menyusun rencana atau
policy pendidikan bersama guru; memberikan tugas atau perintah yang jelas
kepada guru; memberi bantuan/masukan dan kritik membangun kepada guru;
berusaha untuk selalu melengkapi alat-alat dan perlengkapan sekolah, dan
selalu menjalin kerja sama dengan lingkungan sekitar. Rencana pendidikan
dilakukan dan ditujukan tentu saja untuk mencapai tujuan yang diharapkan
bersama yaitu keberhasilan sekolah dalam mendidik siswa dan
mengembangkan profesionalitas guru.
Sebagai seorang evaluator, kepala sekolah harus mengetahui,
memahami dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan
bersama. Aktivitas kepala sekolah sebagai evaluator ditunjukkan dengan
mengawasi proses kegiatan belajar mengajar; memberi masukan, saran atau
kritik yang membangun mengenai perlakuan guru terhadap siswa; mengawasi
dan memberi penilaian terhadap pelaksanaan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru; memberi gambaran dan masukan mengenai hasil belajar
guru; memberikan waktu khusus pada guru dalam pembuatan perangkat
program pengajaran; memberikan kebebasan kepada guru dalam penyusunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
program tahunan serta memberikan ruang bagi guru untuk mengadakan
diskusi dalam rangka peningkatan profesionalisme.
Sebagai seorang pembina/pelayan, kepala sekolah akan selalu berusaha
untuk membantu guru meningkatkan diri dalam bidang profesinya. Misalnya
mengobservasi kelas untuk membantu guru menemukan jalan keluar
kekurangan dalam proses kegiatan belajar mengajar; mendorong guru untuk
meneruskan studi lanjut demi peningkatan kompetensinya; mengingatkan
guru untuk selalu mengumpulkan angka kredit dan membantu guru dalam
mencari inovasi-inovasi baru dalam pembaharuan pendidikan. Untuk itu,
seorang kepala sekolah secara terbuka menerima saran, masukan dan kritikan
dari semua pihak. Usaha ini dilakukan untuk lebih mengetahui kebutuhan-
kebutuhan untuk mempertinggi mutu pengajaran siswa, juga sebagai usaha
peningkatan kemampuan professional guru.
Dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh,
kepala sekolah akan memberi pengaruh yang kuat di kalangan guru. Hal ini
akan tampak pada kinerja guru dalam bidang perencanaan pembelajaran.
Kepemimpinan kepala sekolah akan tampak ketika ia memberikan waktu
kepada guru untuk merencanakan, menyusun dan membuat perangkat
program pengajaran. Misalnya; perencanan, penyusunan dan pembuatan
program tahunan, program semesteran, program mingguan, silabus, rencana
persiapan pembelajaran, sistem penilaian dan lembar kerja siswa.
Kinerja guru akan semakin meningkat seiring dengan kepemimpinan
dn pelayanan yang diberikan oleh kepala sekolah. Hubungan harmonis antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keduanya, menimbulkan suasana yang kondusif dalam usaha mencapai tujuan
yang diharapkan bersama. Dengan perencanaan pembelajaran yang terarah,
terpadu, inovatif dan terstruktur, maka kegiatan belajar mengajar akan lebih
baik dan berkembang.
2. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran
Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa ada hubungan positif
dan signifikan sebesar 0,572 antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dimana semakin tinggi supervisi yang
dilakukan kepala sekolah, maka semakin tinggi kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin, berarti Ia mempunyai
tanggung jawab yang besar bagi keberhasilan sekolah yang dipimpinnya.
Untuk itu keterbatasan sumber daya dan keterbatasan waktu tidaklah
menjadi penghalang bagi kepala sekolah untuk terus meningkatkan kualitas
supervisinya. Kepemimpinan kepala sekolah tampak ketika dalam pembuatan
program/rencana pendidikan semua guru dilibatkan dan bertanggung jawab
terhadap hasil rapat bersama tersebut. Hal ini juga akan tampak ketika kepala
sekolah menjalin kerja sama dengan lingkungan sekitar untuk memajukan
dan mempertinggi mutu pengajaran dan pendidikan sekolah.
Sebagai evaluator, kepala sekolah harus memberikan kebebasan guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah bukan
diktator, yang mengharuskan guru menjalankan strategi pembelajaran sesuai
keinginan kepala sekolah. Masing-masing guru mempunyai karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masing-masing, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran para guru mempunyai
strategi sendiri. Kekurangan dan kelemahan guru lalu dianalisis, penilaian
terhadap guru selanjutnya diolah, disimpulkan untuk kemudian dicarikan
jalan keluar atas permasalahan tersebut.
Sebagai pembina dan pelayan, kepala sekolah akan selalu
menyempatkan diri untuk mengobservasi kelas maupun guru yang mengajar.
Observasi dilakukan kepala sekolah untuk menilai keberhasilan guru dalam
mengelola kelas. Tidak lupa kepala sekolah juga memberikan saran, masukan
dan kritik yang membangun kepada guru. Misalnya dalam hal kegiatan
belajar mengajar, pembuatan media ajar/alat peraga, dan tindak lanjut dari
penilaian terhadap peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran akan lebih tepat sasaran dan lebih efektif
ketika guru menjelaskan standar kompetensi/kompetensi dasar kepada peserta
didik. Guru juga harus menetapkan tujuan pengajaran di awal kegiatan
pembelajaran. Dengan penetapan tujuan maka peserta didik akan lebih fokus
pada pelajaran. Seorang guru juga harus mampu, mengembangkan dan
menganalisis materi pengajaran sendiri. Tentu saja materi pengajaran tersebut
harus sesuai dengan kurikulum yang sudah ada. Selain itu, strategi belajar
mengajar yang diterapkan guru sebaiknya juga dengan memanfaatkan media
pengajaran yang tersedia di sekolah. Pemanfaatan media ini dilakukan supaya
peserta didik lebih mengenal, megetahui dan mengalami sendiri kegiatan
mengajar. Selanjutnya akhir dalam pelaksanaan pembelajaran ini, guru
melakukan evaluasi belajar. Penilaian dan tindak lanjut (remedial &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengayaan) dari proses pelaksanaan pembelajaran ini nantinya yang akan
menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar.
3. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
evaluasi pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan sebesar 0464 antara supervisi kepala sekolah dengan
kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, dimana semakin tinggi supervisi
yang dilakukan kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru dalam
evaluasi pembelajaran.
Kepala sekolah sebagai pemimpin, Ia mempunyai tanggung jawab
yang besar demi pengembangan kemajuan dan keberhasilan sekolah yang
dipimpinnya. Keterlibatan guru-guru dalam penyusunan rencana pendidikan
adalah salah satu indikator keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Sebagai
pemimpin, kepala sekolah harus memberikan perintah yang jelas kepada
guru. Dengan perintah yang jelas maka keberhasilan sekolah akan tercapai.
Kepala sekolah juga tidak akan segan untuk menegur, memberikan kritik dan
masukan kepada guru.
Sebagai evaluator, kepala sekolah mempunyai tugas pengawasan,
pengumpulan data untuk kemudian diolah, ditafsirkan dan menyimpulkan
hasil penilaian guru. Kepala sekolah mengawasai/mengoservasi kelemahan
dan kekurangan guru dan mengobservasi kelas. Hasil dari pengawasan
tersebut, kemudian oleh kepala sekolah diolah dan ditafsirkan (mempunyai
gambaran kelemahan/kekurangan ataupun kebutuhan guru). Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendapatkan hasil penilaian, maka kepala sekolah memberikan jalan keluar
bagi guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Kepala sekolah sebagai pembina/pelayan mempunyai aktivitas yang
harus dijalankan secara kontinyu dan berkesinambungan. Sebagai pelayan
kepala sekolah harus berusaha melengkapi alat-alat dan perlengkapan sekolah
demi kelancaran pengajaran. Kepala sekolah juga harus menyediakan waktu
khusus untuk menanggapi, memberi masukan dan kritik yang membangun
pada guru supaya guru-guru merasa diperhatikan, lebih semangat dalam
meningkatkan kinerjanya.
Supervisor mempunyai wewenang untuk mengawasi, mengevaluasi,
kemudian memberikan saran kepada guru. Dengan supervisi yang dilakukan
kepala sekolah, maka kinerja guru akan lebih meningkat dalam pemberian
evaluasi pembelajaran. Peningkatan kinerja ini dapat dilihat dari keberhasilan
peserta didik dalam evaluasi pembelajaran. Misalnya; pencapaian nilai
ataupun standar minimum yang dicapai kelas, dan sebagai.
Kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran dapat dilihat dari
pengadaan ulangan/pengayaan setiap selesai bab atau materi ajar. Jadi
sebelum membagikan soal, guru juga harus dapat menganalisis soal ulangan
yang diberikan kepada peserta didik hingga pada akhirnya menganalisis hasil
ulangan. Perbaikan dan pengayaan dilakukan supaya peserta didik yang
kurang memahami pelajaran dapat mengejar ketinggalannya. Untuk itu
diperlukan kerjasama antara guru dan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Demi kemajuan dan keberhasilan kelas dalam bidang evaluasi
pembelajaran, maka guru harur selalu mencatat kemajuan hasil belajar siswa.
Disamping itu, juga melakukan usaha-usaha tertentu, misalnya dengan tanya
jawab spontan, tugas, post tes, pemberian PR atau LKS.
4. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam
pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi
lanjut
Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa ada hubungan positif
dan signifikan sebesar 0,487 antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja
guru dalam pengembangan karir, dimana semakin tinggi supervisi yang
dilakukan kepala sekolah maka semakin tinggi kinerja guru dalam
pengembangan karir.
Kepala sekolah sebagai supervisor secara kontinyu mengembangkan,
membina pengetahuan dan ketrampilan guru-guru dengan pendidikan dan
pelatihan yang intensif. Karena guru-guru berbeda-beda sifat dan
karakteristiknya, maka kepala sekolah sebagai supervisor memberikan
fasilitas, membuka kesempatan bagi guru untuk mengembangkan dirinya.
Dengan otoritasnya sebagai supervisor di sekolah, kepala sekolah
dapat memberikan fasilitas yang diperlukan oleh gurunya. Misalnya; fasilitas
waktu dan kesempatan, akomodasi, tempat dan sarana lainnya (alat-alat dan
perlengkapan sekolah). Pemberian fasilitas ini sangat berguna bagi guru
untuk semakin meningkatkan kinerjanya agar proses belajar mengajar dan
hasil belajar peserta didik turut meningkat pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam usaha-usahanya itu, guru meningkatkan kemampuannya
dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan yang intensif, penataran-
penataran, demonstrasi mengajar, atau pemberian kesempatan guru untuk
studi lanjut. Hasil dari pendidikan dan latihan ataupun kegiatan yang diikuti
guru ini nantinya akan berguna bagi peningkatan kemampuan mengajar guru.
Misalnya penguasaan lebih baik dari materi bidang studi yang lalu, trampil
melaksanakan metode-metode belajar yang kreatif, inovatif, dan lebih efektif
dan tentu saja lebih berkompeten dalam mengelola kelas. Dan supaya hasil
dari penataran itu tidak hanya berguna bagi guru tertentu saja, maka
bimbingan kepala sekolah dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran akan
berdaya guna juga bagi guru-guru yang lain.
Hubungan kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan guru juga
bertujuan untuk memelihara komitmen dan kepuasan kerja guru. Seorang
guru yang sudah berusaha melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan ada
peningkatan pastilah ingin dimengerti dan dihargai. Untuk itu sebagai
supervisor, kepala sekolah memberikan pengakuan atas prestasi kerja yang
telah dilakukan berupa kenaikan gaji atau dengan mengusulkan,
mengingatkan, dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat.
Peningkatan gaji atau pangkat berarti pula peningkatan karir bagi guru-guru.
Hal ini dilakukan sebagai motivator guru untuk terus meningkatkan
kinerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan,
maka didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan pembelajaran. Dimana
hubungan ini ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,510. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jika supervisi yang dilakukan kepala sekolah sangat
tinggi maka semakin tinggi pula kinerja guru dalam perencanaan
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan manajerial dan
kepemimpinan Kepala Sekolah dengan melakukan berbagai macam
aktivitas, antara lain melibatkan guru dalam setiap kegiatan ataupun rapat,
mengadakan rapat bersama untuk menyusun rencana pendidikan, serta
pemberian tugas dan instruksi yang jelas kepada guru. Aktivitas Kepala
Sekolah ini berhubungan positif dengan peningkatan kinerja guru sehingga
dalam perencanaan pembelajaran dapat berhasil guna dan berdaya guna
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Misalnya; Kepala Sekolah
memberikan kritik dan masukan yang membangun bagi guru, melakukan
observasi kelas, memberikan penilaian serta memberikan jalan keluar bagi
masalah yang dihadapi guru dalam hal perencanaan pembelajaran,
penyusunan dan pembuatan program tahunan, program semesteran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
program mingguan, silabus, rencana persiapan pembelajaran, sistem
penilaian dan lembar kerja siswa.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimana hubungan
ini ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,572. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jika supervisi yang dilakukan kepala sekolah sangat tinggi maka
semakin tinggi pula kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Jelas
terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan kepala sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang
begitu besar terhadap keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Jadi sebagai
seorang Kepala Sekolah supervisi yang dilakukan antara lain menjalin
kerja sama dengan lingkungan sekitara dalam mempertinggi mutu
pengajaran dan pendidikan di sekolah. Penilaian dan analisis terhadap
kinerja guru wajib dilakukan agar diperoleh jalan keluar yang sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki oleh guru. Supervisi yang dilakukan
Kepala Sekolah sangat tinggi, hal ini terlihat dengan keberhasilan kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Sangat terlihat ketika guru dalam kegiatan belajar mengajar menjalankan
standar kompetensi atau kompetensi dasar dan menjalankan tujuan
pengajaran di awal kegiatan pembelajaran. Kinerja guru juga terlihat
sangat tinggi dalam mengembangkan dan menganalisis materi pengajaran
sendiri, pemanfaatan media ajar hingga melakukan penilaian dan tindak
lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran. Dimana hubungan ini
ditunjukkan dengan nilai sebesar 0,464. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa jika supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah sangat tinggi maka
kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran juga sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa supervisi yang dilakukan Kepala Sekolah berhasil.
Supervisi ini menunjuk pada aktivitas Kepala Sekolah yang mengawasi,
mengevaluasi kemudian memberikan saran atau masukan terhadap kinerja
guru. Dengan supervisi yang dilakukan, maka kinerja guru akan lebih
meningkat dalam pemberian evaluasi pembelajaran (tanya jawab, tugas,
post test, PR, LKS ataupun perbaikan dan pengayaan). Peningkatan kinerja
ini dapat dilihat dari keberhasilan peserta didik dalam evaluasi
pembelajaran. Misalnya pencapaian nilai ataupun standar minimum yang
dicapai kelas.
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah
dengan kinerja guru dalam pengembangan profesi, keniakan pangkat,
pelatihan ataupun studi lanjut. Dimana hubungan ini ditunjukkan dengan
nilai sebesar 0,487. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi yang
dilakukan Kepala Sekolah sangat tinggi sehingga berpengaruh positif pada
peningkatan kinerja guru. Supervisi Kepala Sekolah juga dilaksanakan
dalam pengembangan karir seorang guru. Kegiatan yang dilakukan Kepala
Sekolah dalam pengembangan karir guru misalnya secara kontinyu
mengembangkan, membina pengetahuan dan ketrampilan guru-guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan pendidikan dan pelatihan yang intensif. Kepala Sekolah juga
memberikan fasilitas waktu dan kesempatan, akomodasi, tempat dan
sarana lainnya (alat-alat dan perlengkapan sekolah). Hasil dari pendidikan
dan pelatihan ini berguna bagi peningkatan kemampuan mengajar guru.
Pemberian pengakuan atas prestasi kerja yang telah dilakukan berupa
kenaikan gaji atau kenaikan pangkat bagi seorang guru juga merupakan
motivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa dalam penyusunannya
masih banyak keterbatasan berkaitan dalam persiapan sampai pelaksanaan,
diantaranya:
1. Penyebaran kuesioner dilakukan pada masa ujian tengah semester,
sehingga penyebaran kuesioner sempat terhambat beberapa hari karena
guru-guru sibuk mempersiapkan ujian tersebut
2. Jumlah responden yang kurang banyak dan kurang beragam, karena
kebanyakan responden adalah guru IPS saja di setiap sekolah.
3. Dalam pengisian kuesioner, sebagian responden mengisi kuesioner di
sekolah. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat pemahaman responden
dalam pengisian kuesioner, mengingat di sekolah guru dibebani banyak
tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ada sekolah yang enggan mengisi kuesioner yang berhubungan dengan
pandangan guru terhadap kepala sekolah. Hal ini dikarenakan mereka tidak
mau ada masalah yang berhubungan dengan masalah intern sekolah.
5. Keterbatasan dana yang dimiliki peneliti sehingga kurang mampu memberi
insentif bagi sekolah dan responden. Insentif dapat memotivasi sekolah
atau responden untuk mengisi kuesioner.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam
usaha membangkitkan semangat guru-guru untuk memelihara
kekompakan dan kekeluargaan bersama.
b. Meningkatkan pengawasan dan kontrol terhadap kinerja guru dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
c. Mempertahankan keberhasilan rencana sekolah dan berusaha
menjalankannya untuk perencanaan di tahun ajaran yang akan datang.
d. Hendaknya selalu memperhatikan kesejahteraan guru, karena
dengan peningkatan kesejahteraan maka kinerja guru akan semakin
meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Selalu mengingatkan guru, mengusulkan dan ikut membantu
menghitung angka kredit, sehingga kenaikan pangkat atau gaji dapat
dicapai.
f. Mendorong dan mengusulkan guru untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang intensif dan seminar-seminar.
g. Selalu menjalin kerja sama dan berhubungan erat dengan
masyarakat.
2. Bagi guru
a. Terlibat aktif dalam rapat atau pertemuan-pertemuan yang diadakan
sekolah, agar tidak terjadi bias pemahaman antara kepala sekolah dan
guru.
b. Mau menerima masukan dan kritik yang membangun dari Kepala
Sekolah
c. Memperdalam pengetahuan yang dimiliki dengan studi lanjut
ataupun mengikuti seminar-seminar agar dapat memperkaya dan
meningkatkan kompetensinya.
3. LPMP dan Dinas Pendidikan hendaknya menyelenggarakan seminar-
seminar atau pelatihan-pelatihan secara kontinyu dan dilaksanakan secara
periodik.
4. Peneliti lain hendaknya menambah banyaknya responden dalam penelitian
ini agar dapat diperoleh gambaran menyeluruh mengenai supevisi kepala
sekolah di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 1995. Psikologi industri dan Sosial. Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
As’ad, Moh. 1978. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2001. Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Gomes, dkk. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.
Handoko, Hani. 2004. Strategi Organisasi. Yogyakarta: Amara Books
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
http://digilib.upi.edu/union/index.php/record/view/6487. Efektivitas Kinerja
Supervisor Akademis Dalam Fungsi Pengawasan Dan Peningkatan Mutu
Pembelajaran Pada Lembaga Pendidikan Non Formal (Studi Deskriptif
Analitis Pada Lbpp Lia Diakses pada tanggal 11 Juli 2007.
http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/abstrakadpen2004.html. Pengaruh Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SLTPN Kota
Bandung. Diakses pada tanggal 27 Juli 2007.
http://students.ukdw.ac.id/~22002471/sejarah2.html. Sejarah Kota Jogja. Diakses
pada tanggal 28 Desember 2007.
http://www.jogja.go.id/index/extra.detail/22/Kondisi-geografis-kota-
yogyakarta.html. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta. Diakses pada tanggal
28 Desember 2007.
http://notok17.blogspot.com/2007/07/kepemimpinan-kepala-sekolah-di-smp-
ar.html. Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah Madrasah Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Mts Se Cilegon . Diakses pada tanggal 27 Juli
2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.malang.ac.id/jip/1996a.htm. Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan
Guru terhadap Kinerja Guru. Diakses pada tanggal 27 Juli 2007.
http://www.sinarharapan.co.id/ekonpomi/mandiri/2003/0930/man.01.html. Ciri-
ciri Supervisi Efektif. Diakses pada tanggal 27 Juli 2007.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pelaksanaan PPL oleh Mahasiswa Praktik IKIP
Sanata Dharma tahun akademik 1995/1998. Yogyakarta: Perpustakaan
Sanata Dharma.
Media Indonesia. Perbaikan Sekolah Terhambat Dana. 19 April 2006
Mulyasa. 2003. MBS, Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ndraha, 1999. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurkolis. 2003. MBS, Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo.
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Karya .
Rifai, Moh. 1982. Administrasi dan Supervisi Pendidikan 2. Bandung: Jemmars.
Robbins, Stephen. 1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Jakarta: Prenhallindo.
Simamora, dkk. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Soetopo, dkk. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Suara Pembaharuan. Kesejahteraan Guru Terus Ditingkatkan. 3 Mei 2007
Sudarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.
Sugiyono. 2004. Penelitian Untuk Statistik. Bandung: Alvabeta.
________. 2006. Penelitian Untuk Statistik. Bandung: Alvabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tim Penelitian Dan Pengembangan Salemba. 2003. Pengolahan Data Statistik
dengan SPSS 12.00. Jakarta: Salemba Infotek.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 25 Tentang Guru dan
Dosen, Peraturan Mendiknas Nomor 11 Tahun 2005. 2006. Bandung: Citra
Umbara.
Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Sulita.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian, Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Validitas
a. Variabel Supervisi Kepala Sekolah
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbac
h's
Alpha
N of
Items
.928 35
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
b1 4.44 .861 50
b2 3.90 1.129 50
b3 4.50 .707 50
b4 4.06 .935 50
b5 4.28 .757 50
b6 4.04 .781 50
b7 3.36 1.064 50
b8 4.20 .495 50
b9 4.16 .681 50
b10 4.24 .625 50
b11 4.24 .687 50
b12 4.50 .614 50
b13 4.46 .613 50
b14 4.34 .658 50
b15 4.34 .658 50
b16 4.34 .593 50
b17 4.24 .716 50
b18 4.08 .695 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b19 4.12 .689 50
b20 4.14 .926 50
b21 4.30 .580 50
b22 3.88 .627 50
b23 4.34 .479 50
b24 4.16 .584 50
b25 4.06 .998 50
b26 4.36 .598 50
b27 4.52 .789 50
b28 4.46 .646 50
b29 4.14 .670 50
b30 3.68 1.058 50
b31 4.50 .505 50
b32 4.34 .557 50
b33 4.14 .670 50
b34 4.14 .833 50
b35 4.04 .493 50
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
b1 142.60 180.286 .432 .927
b2 143.14 187.184 .512 .934
b3 142.54 180.090 .549 .926
b4 142.98 173.693 .668 .924
b5 142.76 178.962 .567 .925
b6 143.00 185.347 .742 .929
b7 143.68 187.447 .371 .933
b8 142.84 184.953 .432 .927
b9 142.88 185.496 .273 .928
b10 142.80 179.265 .679 .925
b11 142.80 176.327 .780 .923
b12 142.54 179.519 .676 .925
b13 142.58 177.677 .793 .924
b14 142.70 177.276 .760 .924
b15 142.70 181.602 .507 .926
b16 142.70 178.133 .792 .924
b17 142.80 178.898 .606 .925
b18 142.96 182.080 .451 .927
b19 142.92 178.442 .657 .925
b20 142.90 176.582 .552 .926
b21 142.74 180.115 .678 .925
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b22 143.16 185.280 .313 .928
b23 142.70 182.949 .606 .926
b24 142.88 185.618 .318 .928
b25 142.98 173.040 .647 .924
b26 142.68 178.140 .784 .924
b27 142.52 178.091 .585 .925
b28 142.58 176.983 .793 .923
b29 142.90 185.031 .304 .928
b30 143.36 178.480 .404 .928
b31 142.54 184.172 .481 .927
b32 142.70 180.582 .676 .925
b33 142.90 181.520 .501 .926
b34 142.90 177.602 .573 .925
b35 143.00 185.551 .389 .927
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
147.0
4 191.019 13.821 35
b. Variabel Kinerja guru dalam bidang Perencanaan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach
's Alpha
N of
Items
.652 10
Item Statistics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mean
Std.
Deviation N
c1 4.24 .657 50
c2 3.90 .707 50
c3 4.12 .689 50
c4 4.12 .659 50
c5 3.66 1.171 50
c6 4.10 .814 50
c7 4.24 .771 50
c8 4.30 .463 50
c9 4.28 .573 50
c10 4.00 .782 50
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
c1 36.72 8.491 .345 .437
c2 37.06 9.813 .285 .537
c3 36.84 8.178 .403 .417
c4 36.84 8.056 .469 .400
c5 37.30 9.684 .298 .631
c6 36.86 8.776 .412 .489
c7 36.72 7.553 .495 .376
c8 36.66 9.413 .431 .478
c9 36.68 9.324 .372 .486
c10 36.96 8.284 .299 .444
Scale Statistics
Mean
Varianc
e
Std.
Deviation
N of
Items
40.96 10.243 3.201 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
N of
Items
.863 10
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
c11 4.42 .702 50
c12 3.78 .954 50
c13 4.08 .396 50
c14 5.34 8.032 50
c15 3.58 .971 50
c16 4.22 .465 50
17 4.14 .452 50
c18 3.74 .828 50
c19 4.22 .582 50
c20 4.22 .708 50
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
c11 37.32 73.855 .428 .082
c12 37.96 72.039 .382 .062
c13 37.66 72.392 .341 .056
c14 36.40 72.985 .273 .590
c15 38.16 71.198 .419 .050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c16 37.52 72.581 .285 .059
c17 37.60 73.347 .336 .070
c18 38.00 71.592 .421 .052
c19 37.52 72.132 .485 .055
c20 37.52 72.418 .294 .061
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
41.74 73.992 8.602 10
d. Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excluded(
a) 0 .0
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
N of
Items
.833 10
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
c21 4.16 .468 50
c22 4.04 .493 50
c23 4.20 .452 50
c24 4.12 .480 50
c25 4.24 .431 50
c26 4.30 .463 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c27 4.00 .571 50
c28 4.16 .370 50
c29 4.34 .479 50
c30 4.06 .767 50
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
c21 37.46 8.662 .509 .819
c22 37.58 8.371 .584 .811
c23 37.42 8.330 .670 .804
c24 37.50 8.173 .684 .802
c25 37.38 8.853 .484 .821
c26 37.32 8.549 .561 .814
c27 37.62 8.649 .389 .832
c28 37.46 9.315 .367 .830
c29 37.28 8.124 .707 .800
c30 37.56 7.802 .441 .838
Scale Statistics
Mean
Varianc
e
Std.
Deviation
N of
Items
41.62 10.281 3.206 10
e. Kinerja Guru dalam Pengembangan Karir
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excluded(a
) 0 .0
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
N of
Items
.802 5
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
c31 4.14 .729 50
c32 3.94 .767 50
c33 3.94 .843 50
c34 4.02 .654 50
c35 4.38 .753 50
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
c31 16.28 5.512 .537 .778
c32 16.48 5.602 .466 .801
c33 16.48 4.500 .747 .707
c34 16.40 5.388 .680 .740
c35 16.04 5.468 .524 .783
Scale Statistics
Mean
Varianc
e
Std.
Deviation
N of
Items
20.42 7.881 2.807 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Korelasi Product Moment dari Karl Pearson
a. Uji Korelasi Supervisi Kepala Sekolah dengan Perencanaan Pembelajaran
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja
guru 1
supervisi
kepsek
Pearson
Correlation 1 .510(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
kinerja
guru 1
Pearson
Correlation .510(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Uji Korelasi Supervisi Kepala Sekolah dengan Pelaksanaan Pembelajaran
Correlations
supervisi
kepsek kinerja guru 2
supervisi
kepsek
Pearson
Correlation 1 .572(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
kinerja guru 2 Pearson
Correlation .572(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Uji Korelasi Supervisi Kepala Sekolah dengan Evaluasi Pembelajaran
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja
guru 3
supervisi
kepsek
Pearson
Correlation 1 .464(**)
Sig. (2-tailed) . .001
N 50 50
kinerja
guru 3
Pearson
Correlation .464(**) 1
Sig. (2-tailed) .001 .
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
d. Uji Korelasi Supervisi Kepala Sekolah dengan Pengembangan Karir Guru
Correlations
supervisi
kepsek
kinerja
guru 4
supervisi
kepsek
Pearson
Correlation 1 .487(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
kinerja
guru 4
Pearson
Correlation .487(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TABEL NILAI – NILAI r PRODUCT MOMENT
Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N
5 % 1%
N
5 % 1 %
N
5 % 1 %
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0,997
0,850
0,878
0,811
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396
0,999
0,990
0,959
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
0,735
0,708
0,648
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
0,388
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,279
0,496
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,398
0,393
0,389
0,384
0,380
0,376
0,372
0,368
0,364
0,361
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0,266
0,254
0,244
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062
0,345
0,330
0,317
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,086
0,081
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, 1 November 2007
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Di tempat
Dengan hormat,
Bersama dengan surat ini, saya Anastasia Aspertiwiyana, mahasiswa
Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma memohon kesediaan Bapak/Ibu
Guru untuk terlibat mengisi kuesioner ini. Hasil dari kelengkapan penelitian ini
sepenuhnya digunakan untuk penyusunan skripsi saya. Setiap informasi yang
Bapak/Ibu Guru berikan dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya dan akan
dipergunakan semata-mata untuk keperluan penelitian.
Sebagai pengantar, penyusunan kuesioner ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan antara “Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru”.
Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor mencakup kegiatan-kegiatan untuk
membantu dan melayani Guru agar mereka dapat melaksanakan tugasnya menjadi
lebih baik. Misalnya; pembangkitan semangat dan kerja sama antar guru-guru;
pemenuhan alat-alat dan pelengkapan sekolah; pengembangan dan pembinaan
pengetahuan dan ketrampilan guru-guru; juga kerja sama antara sekolah dan
masyarakat. Peran Kepala Sekolah sebagai supervisor, jika disederhanakan
peranannya adalah 1) Kepala Sekolah sebagai pemimpin, 2) Kepala Sekolah
sebagai Evaluator, dan 3) Kepala Sekolah sebagai Pembina/Pelayan.
Berdasarkan gambaran diatas, Bapak/Ibu Guru dimohon memberikan
pandangannya dengan adanya supervisi Kepala Sekolah dalam hubungannya
dengan peningkatan kinerja guru.
Atas kesediaan dan kerjasama yang Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Anastasia Aspertiwiyana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d didepan jawaban
sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu Guru.
1. Nama : …………(boleh tidak diisi)
2. Usia :
a. < 25 tahun
b. 26 – 35 tahun
c. 36 – 45 tahun
d. > 46 tahun
3. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Masa Kerja :
a. 0 – 9 tahun
b. 10 – 19 tahun
c. 20 – 29 tahun
d. 30 – 39 tahun
e. > 40 tahun
5. Status kepegawaian :
a. Pegawai Negeri
b. Guru Tidak Tetap Yayasan
c. Guru Bantu
d. Lain-lain ………….(harap diisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
II. PETUNJUK PENGISIAN
Berikan tanda silang ( X ) pada kolom alternatif jawaban yang telah tersedia,
untuk jawaban yang paling tepat menurut pandangan Bapak/Ibu Guru.
Supervisor sebagai pemimpin
No. Pernyataan Sangat
Setuju
Setuju Ragu-
ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Kepala Sekolah menyusun rencana atau
policy pendidikan bersama-sama dengan
guru.
2. Kepala Sekolah mempunyai pengaruh yang
kuat di kalangan guru-guru dan seluruh warga
sekolah
3. Kepala Sekolah adalah orang mempunyai
kemampuan manajemen dan kepemimpinan
yang tangguh
4. Dalam pembuatan rencana kerja, Kepala
Sekolah tidak pernah melibatkan wakil kepala
sekolah maupun guru-guru.
5. Sebelum tahun ajaran baru dimulai, Kepala
Sekolah telah mengadakan rapat membahas
perencanaan pendidikan
6. Keterbatasan sumber daya dan keterbatasan
waktu membuat seorang Kepala Sekolah
patah semangat.
7. Kepala Sekolah tidak terlalu
mempermasalahkan program pengajaran yang
sudah diatur
8. Kepala Sekolah menyempatkan diri untuk
mengobservasi kelas maupun guru yang
mengajar.
9. Kepala Sekolah tidak memberikan masukan
tentang cara-cara guru dalam peningkatan
kualitas belajar siswa.
10. Kepala Sekolah membimbing guru-guru
dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
11. Kepala Sekolah secara kontinyu
mengembangkan, membina pengetahuan dan
ketrampilan guru-guru dengan pendidikan
dan pelatihan yang intensif
12. Kepala Sekolah secara sukarela dan terbuka
menerima masukan, saran dan kritikan dari
semua pihak.
13. Kepala Sekolah menjalin kerja sama dengan
lingkungan sekitar untuk mempertinggi mutu
sekolah.
14. Kepala Sekolah memberikan tugas dan
perintah dan jelas kepada guru-guru agar
tercapai tujuan sekolah
15. Kepala Sekolah berusaha untuk selalu
melengkapi alat-alat dan perlengkapan
sekolah demi kelancaran pengajaran
Supervisor sebagai Evaluator
16. Kepala Sekolah memahami dan menguasai
tujuan-tujuan pendidikan yang sudah
ditetapkan bersama
17. Kepala Sekolah menguasai dan memiliki
norma-norma atau ukuran yang akan
digunakan untuk penilaian
18. Kepala Sekolah tidak mempermasalahkan
perlakuan guru terhadap siswa karena hal
tersebut bukan wewenang Kepala Sekolah.
19. Kepala Sekolah menganggap bahwa
memberikan penilaian terhadap guru adalah
hal yang sia-sia
20. Dalam menerima calon guru, latar belakang
guru sangat dipertimbangkan oleh Kepala
Sekolah supaya proses dan hasil
pembelajaran dapat tercapai
21. Kepala Sekolah memberikan waktu khusus
kepada guru dalam pembuatan perangkat
program pengajaran
22. Kepala Sekolah memberikan kebebasan guru
dalam penyusunan program tahunan
23. Penilaian program kerja guru tidak perlu di
lakukan karena hanya menambah pekerjaan
Kepala Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
24. Kepala Sekolah membimbing guru bidang studi
untuk diskusi kelompok dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru.
25. Kepala Sekolah tidak ambil pusing dengan
penggunaan media yang dipakai guru dalam
mengajar
Supervisor sebagai Pembina/pelayan
26. Kepala Sekolah berusaha mencari cara dalam
pembaharuan pendidikan untuk mempertinggi mutu
pengajaran siswa
27. Kepala Sekolah secara terbuka menerima saran,
masukan dan kritikan dari semua pihak demi
memajukan pendidikan
28. Kepala Sekolah menjalin kerja sama dengan
lingkungan sekitar untuk memajukan dan
mempertinggi mutu pengajaran dan pendidikan
sekolah
29. Observasi kelas harus dilakukan oleh seorang
Kepala Sekolah untuk menilai keberhasilan guru
dalam mengelola kelas
30. Kepala Sekolah mengharuskan balas jasa yang
setimpal dengan pelayanan yang diberikan
31. Kepala Sekolah melarang guru-guru untuk studi
lanjut karena hal tersebut akan menghambat kegiatan
belajar mengajar
32. Kepala Sekolah mengakomodasi keinginan guru
yang ingin studi lanjut untuk peningkatan
pengetahuannya
33. Kepala Sekolah selalu mengingatkan guru
mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat
34. Menurut Kepala Sekolah, pelatihan dan penataran
yang diikuti oleh guru bidang studi adalah sesuatu
hal yang memboroskan
35. Kepala Sekolah harusnya membimbing guru bidang
studi dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran
yang telah diikutinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
III. PETUNJUK PENGISIAN
Berikan tanda silang ( X ) pada kolom alternatif jawaban yang telah tersedia,
untuk jawaban yang paling tepat menurut pandangan Bapak/Ibu Guru.
Kinerja Guru dalam bidang Perencanaan
No. Pernyataan Sangat
Setuju
Setuju Ragu-
ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Saya membuat perangkat program
pengajaran pada awal tahun pelajaran baru.
2. Saya merasa terbebani ketika harus membuat
program pengajaran ini
3. Saya tidak mempunyai waktu luang untuk
membuat rencana persiapan pembelajaran
4. Saya selalu mempunyai gambaran dalam
pembuatan program tahunan
5. Saya berusaha meminta pendapat orang lain
dalam membuat kegiatan pembelajaan
6. Saya mengadakan penilaian secara objektif
terhadap hasil belajar siswa
7. Terkadang saya memperlakukan siswa
menurut kedudukan orang tuanya
8. Silabus sangat membantu saya dalam
memberikan materi pengajaran
9. Saya bekerja sama dengan guru bidang studi
lain untuk membuat media ajar
10. Lembar Kerja Siswa tidak perlu dikerjakan
karena saya sudah membeikan PR/tugas
Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
11. Saya menetapkan tujuan pengajaran di awal
kegiatan pembelajaran
12. Saya memilih sendiri dan mengembangkan
bahan pengajaran
13. Saya tidak begitu mementingkan strategi
belajar mengajar
14. Saya tidak selalu memanfaatkan media
pengajaran yang tersedia di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
15. Saya menilai proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan bersama- sama dengan
seluruh penghuni kelas
16. Saya berusaha memecahkan masalah yang
dihadapi di dalam penyelenggaraan
pengajaran
17. Saya melaksanakan kegiatan administrasi
sekolah
18. Saya membina kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler
19. Saya selalu melakukan evaluasi belajar atau
pelaksanaan mengajar
20. Saya memberikan penilaian objektif terhadap
hasil belajar siswa tanpa memandang mereka
dari status atau kedudukan orang tuanya.
Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
21. Setiap selesai materi ajar (bab), saya selalu
mengadakan ulangan/pengayaan
22. Ulangan harian selalu saya analisis bersama
dengan siswa supaya mereka jelas akan
materi ajar
23. Saya memberikan perbaikan/pengayaan
kepada siswa yang kurang supaya mereka
dapat mengejar ketertinggalannya
24. Saya selalu memberikan
rangkuman/ringkasan materi ajar kepada
siswa setelah kegiatan belajar selesai
25. Tidak jarang saya memberikan pertanyaan
spontan kepada siswa untuk mengasah
kemampuan berpikir mereka
26. Hasil ulangan harian tidak pernah saya
kembalikan kepada siswa
27. Perbaikan dan pengayaan dilakukan sesuai
dengan kesepakatan bersama antara guru dan
siswa
28. Untuk mengevaluasi kegiatan siswa belajar,
terkadang saya memberi tugas kepada
mereka
29. Menurut saya, mengisi buku kemajuan kelas
adalah hal yang sia-sia
30. Saya jarang memberikan tugas/PR kepada
siswa karena hal itu akan memberatkan
mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Kinerja Guru untuk Pengembangan Karier
31. Saya akan mengahambat kegiatan belajar
mengajar jika saya melanjutkan studi saya
32. Saya merasa penataran dan pelatihan yang
saya ikuti adalah hal yang sangat berguna
bagi pengembangan dan pembinaan
pengetahuan saya
33. Studi lanjut sangat menghambat saya untuk
terus berkarier
34. Saya dibimbing kepala sekolah dalam rangka
mempraktekkan hasil penataran agar berdaya
guna bagi guru-guru lain
35. Saya merasa terbebani ketika saya harus
mengikuti penataran maupun pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI