43
HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 AMBON OLEH PRISILIA TUPARIA 80 2010 021 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU

PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH

MENENGAH ATAS NEGERI 4 AMBON

OLEH

PRISILIA TUPARIA

80 2010 021

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik
Page 3: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik
Page 4: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik
Page 5: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik
Page 6: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik
Page 7: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGEREI 4

AMBON

Prisilia Tuparia

Berta Esti A. P

Ratriana Y. E Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 8: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

i

Abstrak

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui

signifikansi hubungan antara self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik pada

siswa. Sebanyak 97 siswa diambil sebagai sampel yang dilakukan dengan menggunakan

teknik sampel insidental sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode skala, yaitu skala self-control dan skala

prokrastinasi akademik. Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik korelasi product

moment. Dari hasil analisa ddata diperoleh koefisien korelasi (r) -0,311 dengan nilai

signifikansi 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan negatif signifikansi antara self-

control dengan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa SMA Negeri 4 Ambon.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa self-control siswa yang tinggi akan membuat

perilaku prokrastinasi akademik menjadi rendah.

Kata Kunci : Self control, Perilaku Prokrastinasi Akademik, Siswa

Page 9: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

ii

Abstrak

The research is a correlation research that aims to determine the significance of the

relationship between self-control and academic procrastination behavior of students. A

total of 97 students were used as a samples using insidental sampling technique. The

research method used is the scale method, like self-control scale and academic

procrastination scale. Data analysis technique used is the product moment correlation

technique. The analysis data makes a correlation coefficient (r) -0.311 with a

significance value of 0.000 (p<0.05), which means there is a significant negative

relationship between self-control and academic procrastination behavior on SMA

Negeri 4 Ambon. These result indicate that if self-control of students is high will make

academic procrastination behavior is low.

Keywords : Self-control, academic procrastination behavior, student

Page 10: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

1

PENGANTAR

LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu tempat pendidikan untuk dapat

mengembangkan kemampuan yang dimiliki individu baik dalam segi kognitif, afektif

maupun psikomotor melalui proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Hal

tersebut diharapkan mampu menghasilkan generasi-generasi muda yang cerdas, kreatif,

cekatan dan bertanggung jawab. Pada masa remaja, aspek afektif dan moral telah

berkembang dan diharapkan remaja mampu mendukung menyelesaikan tugas-tugasnya.

Piaget (dalam Santrock, 2007) memaparkan, masa remaja merupakan masa

perkembangan dalam aspek kognitif yang sudah mencapai taraf operasi formal,

sehingga aktivitas siswa SMA merupakan hasil dari berfikir logis. Berdasarkan

pendapat tersebut maka seorang siswa SMA sudah mampu dianggap bertanggung jawab

dalam menyelesaikan berbagai tugas termasuk tugas akademik. Namun berdasarkan

fakta dan realita yang sering terjadi didalam bidang pendidikan bahwa siswa SMA

masih mengalami masalah dalam menjalankan tugas-tugas akademik.

Fenomena yang sering terjadi pada pelajar saat ini adalah banyak waktu yang

terbuang sia-sia untuk hal lain selain belajar. Hal ini terlihat dari kebiasaan suka

begadang, jalan-jalan di mall atau plaza bersama teman-teman, menonton televisi

hingga berjam-jam, kecanduan game online dan suka menunda waktu pekerjaan (Savira

& Yudi, 2013). Selain itu juga dengan berkembangnya teknologi dan semakin banyak

media sosial/jejaring sosial yang digemari remaja indonesia, seperti Facebook, Twitter,

Instagram, Youtube dan kaskus (http://matinjoy.blogspot.com/2014/04/5-macam-sosial-

media-yang-paling.html) membuat remaja semakin banyak membuang waktu untuk

memposting aktivitasnya di jejaring sosial ketimbang mengerjakan pekerjaan rumah

Page 11: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

2

ataupun belajar. Ketika seorang pelajar tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik,

banyak mengulur waktu untuk melakukan aktivitas lain dengan sengaja dan merasa

aktivitas lain lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan

sehingga tugas terbengkalai dan menyelesaikan tugas tidak maksimal maka dapat

mengakibatkan kegagalan atau terhambatnya kesuksesan. Kegagalan atau kesuksesan

individu sebenarnya bukan karena faktor intelegensi semata namun kebiasaan

melakukan penundaan terutama dalam penyelesaian tugas akademik yang dikenal

dengan istilah prokrastinasi akademik (Savira & Yudi, 2013).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu

masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara luas, dan pelajar pada

lingkungan yang lebih kecil, seperti sebagian pelajar di sana. Sekitar 25 % sampai

dengan 75 % dari pelajar melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu

masalah dalam lingkup akademis mereka (Ferrari, Keane, Wolf, & Beck, 1998). Hasil

pengamatan oleh Ghufron (2003), pada sebagian siswa SMU atau MA dan yang

sederajat di Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa penundaan merupakan salah satu

kebiasaan yang sering dilakukan remaja dalam menghadapi tugas-tugas mereka.

Kebiasaan menunda-nunda tidak hanya terjadi di Indonesia saja, di luar negeri pun

fenomena ini bukan merupakan suatu hal yang luar biasa. Hasil penelitian di luar negeri

menunjukan bahwa prokrastinasi terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satunya di

bidang akademik. Penelitian tentang prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi

di lingkungan akademik. Pada hasil survei majalah New Statement 26 Februari 1999

juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan

prokrastinasi (Yuanita, 2010 dalam Aliya & Hervi, 2011). Penelitian dari Bruno (dalam

Page 12: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

3

Hayyinah, 2004 ) mengungkapkan bahwa ada 60% individu memasukkan sikap

menunda sebagai kebiasaan dalam hidup mereka.

Menurut Zakarilya (2002) anak-anak usia sekolah, dari SD sampai SMU cenderung

lebih banyak mengisi waktunya dengan bermain dan menonton televisi daripada belajar.

Semangat belajar para remaja ini semakin lama semakin menipis dan kalah dengan

keinginan untuk belajar. Beberapa fenomena lain yang ada menunjukan bahwa anak-

anak SMA justru menghindari kegiatan akademik dengan melakukan hal lain yang lebih

negatif seperti menggunakan obat-obatan terlarang, merokok, minum-minuman keras,

melakukan free-sex, dan sebagainya (Suara merdeka Cyber Media, 17 Juli 2006 dalam

Tyta, 2007).

Ferrari menjelaskan seseorang yang dikatakan melakukan prokrastinasi akademik

adalah ketika seseorang memiliki ciri-ciri menunda untuk memulai maupun

menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan

tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas

lainyang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan

(Ghufron & Rini, 2010).

Menurut Ferrari dan Morales (2007) prokrastinasi akademik memberikan dampak

yang negatif bagi para pelajar, yaitu banyaknya waktu yang terbuang tanpa

menghasilkan sesuatu yang berguna. Prokrastinasi juga dapat menyebabkan penurunan

produktivitas dan etos kerja individu sehingga membuat kualitas individu menjadi

rendah. Kerugian lain yang dihasilkan dari perilaku prokrastinasi menurut Solomon dan

Rothblum (1984) adalah tugas tidak terselesaikan, atau terselesaikan namun hasilnya

tidak maksimal, karena dikejar deadline.

Page 13: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

4

Beberapa faktor-faktor menurut Ferrari (1995), yang mempengaruhi terjadinya

perilaku prokrastinasi, seperti kelelahan, Self-afficacy, tingkat intelegensi yang dimiliki

seseorang, rendahnya self-control, motivasi yang rendah dan kondisi lingkungan lenient

(pengawasan rendah). Dari faktor-faktor tersebut dapat terjadi pada pelajar, seperti

kelelahan dalam belajar karena tugas yang banyak/padatnya jam belajar, tidak ada

semangat untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan juga seperti self-

control yang rendah, sebagai remaja dunia berteman dan bergaul akan menjadi lebih

penting dibandingkan duduk mengerjakan tugas di rumah. Remaja akan lebih memilih

hal yang lebih menyenangkan seperti bersama teman sebaya dari pada duduk

mengerjakan tugas sekolahnya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan siswa

“R” ia mengatakan bahwa sering bosan dengan kegiatan belajar yang ada itu juga yang

membuat ia sering menunda-nunda mengerjakan tugas ataupun pekerjaan rumah.

Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan

mengarahkan perilaku, yaitu self-control. Menurut Goldfried dan Marbaum (dalam

Muhid, 2009) kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing,

mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi

positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu individu dengan

individu yang lain tidaklah sama. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada

satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki self-

control yang tinggi dan ada individu yang memiliki self-control yang rendah. Individu

yang memiliki self-control yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen

utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa pada

konsekuensi positif (dalam Aini & Mahardayani, 2011).

Page 14: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

5

Secara umum orang yang mempunyai self-control yang tinggi akan menggunakan

waktu dengan tepat dan mengarah pada perilaku yang lebih utama (Ghufron, 2003).

Apabila sebagai seorang pelajar yang tahu tentang kewajibannya untuk menyelesaikan

tugas dengan baik dan mempunyai self-control yang tinggi, mereka akan mampu

memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu mengatur stimulus

sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang untuk

menyelesaikan tugasnya. Dan sebaliknya jika pelajar yang memiliki self-control yang

rendah maka ia tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya. Ia akan

mementingkan sesuatu yang lebih menyenangkan, sehingga banyak melakukan

prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aini

& Mahardayani (2011) dengan nilai rxy sebesar -0,401 dan p sebesar 0,000 (p<0,01),

mengemukakan bahwa seorang mahasiswa yang memiliki kontrol diri yang tinggi dapat

mengontrol perilakunya untuk segera mengerjakan skripsi. Individu tersebut mampu

mengatur stimulusnya, sehingga dapat mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus

yang tidak dihendaki (yaitu stimulus yang menghambat penyelesaian skripsi) dan

mampu menghadapi stimulus tersebut agar tidak berakibat melakukan prokrastinasi

dalam pengerjaan skripsi. Senada dengan penelitian yang dilakukan Herasti (2011),

dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,988 atau p mendekati 1.

Mengemukakan bahwa prokrastinasi yang diartikan sebagai proses menunda dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademik tidak terlepas dari adanya peran kontrol diri yang

dimiliki oleh tiap siswa. Pada hakekatnya self-control pada satu individu dengan

individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki self-control yang tinggi,

namun ada pula individu yang memiliki self-control yang rendah.

Page 15: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

6

Dengan demikian sejauh sepengetahuan penulis penelitian terhadap hubungan self-

control dengan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas

Negeri 4 Ambon belum pernah dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga.

TINJAUAN PUSTAKA

Prokrastinasi Akademik

Berbagai macam definisi mengenai prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh

para ahli, sebagaimana yang dikutip oleh De Simone (dalam Wulan, 2000), Istilah

prokrastinasi berasal dari bahasa latin Procrastination dengan awalan “Pro” yang

berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinate” yang berarti

“kepunyaan hari esok”, atau jika digabungkan maka artinya menjadi “menangguhkan

atau menunda sampai hari berikutnya”. Ferrari et al. (1995), prokrastinasi berasal dari

bahasa Latin yaitu procrastinare. Kata procrastinare memiliki awalan pro yang berarti

bergerak maju atau maju ke depan dan akhiran crastinus yang berarti kepunyaan hari

esok. Jika digabungkan berarti menunda untuk hari esok. Solomon & Rothblum (1984:

503) mengatakan:“Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of

experiencing subjective discomfort, is an all-too-familiar problem”. Pernyataan ini

menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan

itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja,

menimbulkan perasaan tidak nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang

prokrastinator. Dalam kaitannya dengan lingkup akademik, prokrastinasi dijelaskan

sebagai perilaku menunda tugas-tugas akademis (seperti: mengerjakan PR,

Page 16: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

7

mempersiapkan diri untuk ujian, atau mengerjakan tugas makalah) sampai batas akhir

waktu yang tersedia (Solomon & Rothblum, 1984).

Jadi berdasarkan berbagai pendapat para ahli diatas pengertian prokrastinasi

akademik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai perilaku penundaan yang dilakukan

berulang-ulang secara disengaja dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas

yang berhubungan dengan bidang akademik dan dapat dipandang sebagai suatu

kebiasaan sehingga muncul perasaan tidak nyaman, cemas, dan rasa bersalah dalam

dirinya.

Area Prokrastinasi Akademik

Salomon & Rothblum (1984), membuat Procrastination Assesment Scale for

Student (PASS) terdiri menjadi dua bagian. bagian pertama untuk mengukur tingkat

secara umum prokrastinasi akademik dan PASS bagian ke-dua untuk memeriksa alasan

siswa melakukan prokrastinasi. berikut area-area dari PASS pertama dan kedua :

a. Tugas mengarang yang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas-

tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau mengarang lainnya.

b. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi

ujian, misalnya ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ulangan mingguan.

c. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi

yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.

d. Kinerja tugas administratif, seperti menulis catatan, mendaftarkan diri dalam

presensi kehadiran, mengembalikan buku perpustakaan.

e. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam mengahadapi

pelajaran.

Page 17: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

8

f. Penundaan kinerja akademik secara keseluruhan, yaitu menunda mengerjakan atau

menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

Dan, pada bagian kedua ini Solomon dan Rothblum menurunkan 13 variabel yang

terdiri dari :

1. Evaluation anxiety (kecemasan dievaluasi)

2. Perfectionism (perfeksionis)

3. Difficulty making decision (sukar membuat keputusan)

4. Dependency and help seeking (tidak mandiri dan perlu bantuan)

5. Aversiveness of the task and low frustration tolerance (aversi kepada tugas)

6. Lack of self confidence (kurang percaya diri)

7. Laziness (malas)

8. Lack of assertion (tidak asertif)

9. Fear of success (takut berhasil)

10. Tendency to feel overwhelmed and poorly manage time (tidak dapat mengatur waktu

dan beban)

11. Rebellion agains control (sikap pemberontakan)

12. Risk taking (suka pada resiko tinggi)

13. Peer influence (pengaruh teman sebaya)

Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Ferrari et al. 1995 mengemukakan ciri-ciri prokrastinasi akademik (dalam Zhella,

2012):

Page 18: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

9

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan kerja tugas.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus

segera diselesaikan dan berguna bagi diri procrastinator, akan tetapi menunda

nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda nunda untuk menyelesaikan

sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Seorang procrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk

mempersiapkan diri secara berlebihan maupun melakukan hal-hal yang tidak

dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu

yang dimiliki.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja

Seorang procrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan yang bersifat hiburan.

Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan

tetapi menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktifitas lain yang

dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Solomon dan Rothblum (1984), berpendapat faktor-faktor penyebab prokrastinasi

adalah:

a. Ketakutan akan gagal (Fear of Failure)

Takut gagal atau menolak kegagalan ini merupakan kecenderungan mengalami

rasa bersalah ia tidak dapat mencapai tujuan atau keinginan. Ketakutan ini

Page 19: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

10

mendorong seseorang untuk cenderung menunda atau mengulur waktu dalam

menyelesaikan suatu pekeijaan.

b. Tidak menyukai tugas (Aversive of the task)

Perasaan tidak menyukai suatu tugas ini berkaitan dengan perasaan terbebani

tugas yang berlebihan, tidak puas dengan tugas yang didapat dan perasaan tidak

senang atau benci terhadap tugas yang diberikan.

Selain itu Menurut Ferrari (1995), faktor-faktor yang menyebabkan

prokrastinasi kademik ada dua macam, yaitu faktor dari dalam individu (internal)

dan faktor dari luar individu (eksternal) (dalam Eviisfandiari, 2003) :

a. Faktor internal

Faktor internal yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu kondisi fisik dan

kondisi psikologis individu :

1) Kodisi fisik

Orangdengan kondisi fisik yang kurang sehat maka ia akan cenderung malas

melakukan sesuatu. Sehingga ia memiliki alasan untuk menunda-nunda

pekerjaannya.

2) Kondisi psikologis

Kondisi psikologis ini termasuk pola kepribadian yang dimiliki individu

yang ikut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait

kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat

kecemasan dalam berhubungan sosial. Aspek lain dalam diri individu yang

dapat mempengaruhi prokrastinasi adalah harga diri, efikasi diri, self

conscious, self control dan self critical (Ferrari et al., 1995).

b. Faktor eksternal

Page 20: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

11

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prokrastinasi adalah gaya

pengasuhan orang tua, kondisi lingkungan yang rendah pengawasan (lenient

)serta kondisi lingkungan yang mendasarkan pada hasil akhir.

1) Gaya pengasuhan orang tua

Hasil penelitian Ferrari dan Ollivate (dalam Nurpitasari, 2000) menemukan

bahwa tingkat otoriter ayah akan menyebabkan munculnya kecenderungan

perilaku prokrastinasi kronis pada subjek penelitian anak perempuan. Ibu

yang memiliki kecenderungan melakukan penundaan perilaku (avoidance

procrastination) menghasilkan anak perempuan yang memiliki

kecenderungan melakukan prokrastinasi.

2) Kondisi lingkungan lenient

Prokrastinasi banyak terjadi pada lingkungan yang rendah pengawasan dari

pada lingkungan yang tinggi pengawasan.

3) Kondisi lingkungan yang mendasarkan pada hasil akhir

Pada lingkungan yang mendasarkan penilaian berdasarkan hasil akhir yang

ditunjukkan seseorang, tapi bukan penilaian yang didasarkan pada usaha

yang dilakukan seseorang akan menimbulkan prokrastinasi yang lebih tinggi

daripada lingkungan yang mementingkan usaha, bukan hasil akhir.

Bruno (1998) menambahkan penyebab timbulnya prokrastinasi adalah kebutuhan

akan otonomi, takut sukses, kelambanan, pengalaman masa anak-anak, rasa

permusuhan, dan besarnya pekerjaan.

Page 21: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

12

Kontrol Diri (Self-Control)

Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) menyatakan bahwa self-control membuat

seseorang menahan suatu respon yang dianggap negatif dan mengarahkannya kepada respon

lain yang lebih baik dalam segi self discipline, deliberate/non impulsive, healthy habits,

work ethic, dan reliability. Calhoun & Acocela (1976) mengartikan kontrol diri sebagai

pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang. Dengan kata lain

merupakan serangkaian proses yang membentuk diri sendiri. Kontrol diri dianggap sebagai

lawan dari kontrol eksternal. Kontrol diri mengandung pengertian individu menentukan

standar perilaku, kontrol diri akan member ganjaran bila memenuhi standar tersebut. Pada

kontrol eksternal, orang lain menentukan standar dan memberi atau menahan ganjaran.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli diatas pengertian Self-control dalam

penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk menyusun,

membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang membawa individu ke

arah konsekuensi positif sehingga tingkah lakunya sesuai dengan aturan atau norma

sosial. Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta

dorongan dari dalam dirinya dengan menggunakan sikap yang rasional sehingga mampu

membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif.

Aspek-aspek Self-control

Menurut Tangney, Baumeister, dan Boone (2004), Self-control memiliki empat

domain atau aspek yakni kontrol terhadap pemikiran (kognitif), kontrol terhadap

impulse (dorongan hati), kontrol terhadap emosi, dan kontrol terhadap unjuk kerja

(performance). Berikut ini penjelasan dari keempat domain tersebut:

Page 22: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

13

a. Kontrol terhadap pemikiran (kognitif) adalah kemampuan dari individu untuk

mengendalikan pikiran sehingga menghasilkan sikap yang yang positif atau

mengarah kepada perilaku yang objektif.

b. Kontrol terhadap impulse (dorongan hati) adalah kemampuan individu untuk

mengendalikan diri serta bertindak secara bijak terhadap setiap dorongan hati

negatif yang muncul secara tiba-tiba.

c. Kontrol terhadap emosi adalah kemampuan individu untuk memiliki kesadaran diri

emosi dalam hubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

d. Kontrol terhadap unjuk kerja adalah kemampuan individu untuk memperoleh nilai

yang lebih baik dalam jangka waktu panjang, karena mereka akan lebih baik dalam

mengerjakan tugas tepat waktu, mencegah dari aktivitas-aktivitas untuk menunda-

nunda waktu saat bekerja, belajar dengan efektif, memilih mata pelajaran dengan

tepat dan mampu menjaga emosi negatif yang merusak kinerja.

Hubungan Self-control Dengan Perilaku Prokrastinasi Akademik

Ghufron (2003) menyatakan bahwa setiap individu memiliki suatu mekanisme yang

dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Individu yang

memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama

dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa kepada konsekuensi

positif. Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu memandu, mengarahkan dan

mengatur perilaku. Mereka tidak mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi,

tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak

mampu memilih tindakan yang tepat (Muhid, 2009).

Dengan adanya self-control yang baik maka seorang siswa dapat menghindari

perilaku prokrastinasi terutama yang banyak terjadi di lingkungan akademik. Hal ini

Page 23: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

14

sejalan dengan yang dituturkan oleh Muhid (2009), dalam sebuah penelitian ditemukan

aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu

kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri (self-control),

self consciuous, rendahnya self esteem, self efficacy, dan kecemasan sosial.

Ketika seorang siswa memiliki self-control yang tinggi maka ia akan tahu tentang

kewajibannya untuk menyelesaikan tugas dengan baik serta tepat pada waktunya,

sebaliknya ketika seorang siswa memiliki self-control yang rendah ia akan lebih

memilih sesuatu yang hanya menyenangkan diri pribadi seperti bersama-sama dengan

teman dari pada duduk mengerjakan tugas sekolahnya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ghufron (2003), yang menunjukkan bahwa

prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh kontrol diri seseorang. Self-control dapat

membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai seorang pelajar maka self-control yang

tinggi akan mampu mengarahkan siswa untuk bertindak dengan positif, dan

menghindari perilaku prokrastinasi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gren

(1982), bahwa keadaan yang merugikan belajar, dikarenakan sedikit pelajar yang

menggunakan kontrol diri sebagai strategi mengelola lingkungan belajar dan mereduksi

secara simultan prokrastinasi akademiknya. Demikian ini, pelajar yang memiliki self-

control dan harga diri tinggi efektif dalam meningkatkan ketepatan waktu dalam

mengerjakan tugas, hadir di sekolah dan mereduksi kelambanan, menunda-nunda tugas

maupun belajar.

Hal senada juga dari hasil penelitian oleh Aini & Mahardayani (2011)

mengemukakan bahwa dengan kontrol diri yang tinggi seorang mahasiswa yang sedang

menyelesaikan skripsi mampu segera menyelesaikan skripsi tersebut dengan baik, dan

jika seorang mahasiswa tersebut memiliki kontrol diri yang rendah ia akan sering untuk

Page 24: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

15

menunda-nunda dan lebih berminat dengan pekerjaan lain yang lebih menyenangkan

dan tetntunya tidak bermanfaat untuk skripsinya tersebut. Herasti (2011),

mengemukakan sebagai seorang pelajar yang mempunyai kewajiban untuk menuntut

ilmu di sekolah, apabila mempunyai self-control yang tinggi, maka akan mampu unntuk

mengarahkan dan mengatur perilakunya sehingga dapat menyesuaikan perilaku mereka

dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menunjang kegiatan belajar mereka, baik di

sekolah maupun di rumah. Ditambahkan oleh Herasti (2011), bahwa kontrol diri yang

tinggi pada siswa yang memiliki peringkat tinggi di kelasnya, belum tentu tidak

melakukan prokrastinasi. Hal ini kemungkinan dikarenakan faktor fear of failure atau

ketakutan akan kegagalan, sehingga para siswa tersebut memiliki kecenderungan untuk

menyelesaikan tugas lebih lama dari pada waktu yang ditentukan.

Siswa SMA Negeri 4 Ambon merupakan bagian dari tunas-tunas harapan bangsa

yang sangat diharapkan dapat memajukan Kota Ambon dan juga Negara Indonesia

kedepannya dan pula diharapkan untuk dapat mempertahankan eksistensi bangsa di

masa yang akan datang. Dan mereka juga merupakan calon kompetitor yang akan

menghadapi persaingan hidup yang tinggi, namun jika perilaku prokrastinasi akademik

sering dilakukan akan menjadi masalah tersendiri bagi diri pribadi mereka, sehingga

dapat pula dikatakan bahwa tingkat pengontrolan diri mereka rendah. Dengan demikian

itu, prokrastinasi akademik pada mereka dapat dikatakan sebagai suatu masalah dan

patut untuk diteliti lebih lanjut.

Hipotesa

Berdasarkan tinjauan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara

Page 25: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

16

self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa Sekolah Menengah

Atas Negeri 4 Ambon.

Ho : rxy ≥ 0 Tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan

perilaku prokrastinasi akademik pada siswa.

H1 : rxy < 0 Ada hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan

perilaku prokrastinasi akademik pada siswa.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi, Teknik Sampling dan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMA Negeri 4 Ambon yang

berjumlah 918 siswa.

Menurut Sugiyono (2012) sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah insidental sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemuin itu

cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Dan untuk penentuan kelas mana saja

yang menjadi sampel, penulis memberikan hak kepada pihak sekolah untuk

menentukannya.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

angket atau skala pengukuran psikologi. Dalam penelitian ini memiliki 2 skala, yaitu

skala self-control dan skala prokrastinasi akademik.

Page 26: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

17

1. Pada Skala Self-Control.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Self-Control adalah Skala Self-Control

yang disusun oleh penulis berdasarkan empat domain atau aspek yang dikemukakan

oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Empat domain atau aspek tersebut

meliputi :

a. Kontrol terhadap pemikiran (kognitif)

b. Kontrol terhadap impulse (dorongan hati)

c. Kontrol terhadap emosi

d. Kontrol terhadap unjuk kerja

Skala ini disusun dengan dua jenis pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable

yang menggunakan model Likert. Maka skala Likert tersebut mempunyai lima

macam pilihan jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju (S), netral, antara setuju

atau tidak (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Penyekoran ini

dilakukan dengan sistematika untuk item-item favorable, jawaban sangat setuju (SS)

mendapat skor 5 dan bergerak menuju skor 1 untuk jawaban yang sangat tidak setuju

(STS). Begitu juga dengan item-item unfavorable, jawaban sangat tidak setuju (STS)

mendapat skor 5 dan bergerak menuju skor 1 untuk jawaban sangat setuju (SS).

Sebelum peneliti menggunakan skala psikologi sebagai alat ukur pada penelitian

ini, peneliti melakukan uji bahasa pada siswa siswi SMA di Salatiga. 10 skala

psikologi dibagi pada 10 siswa SMA yang ditemui secara acak bertujuan untuk

menguji bahasa dalam skala self-control dan prokrastinasi akademik apakah telah

sesuai dan mudah untuk dimengerti. Dan dalam rangka menguji validitas dan

reliabilitas dilakukan uji try out terpakai.

Page 27: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

18

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala self-control

yang terdiri dari 36 item, diperoleh item yang gugur sebanyak 7 item dengan

koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0,303-0,704. Sedangkan teknik

pengukuran untuk menguji reliabilitas adalah menggunakan teknik koefisien Alpha

Cronbach, sehingga dihasilkan koefisien Alpha pada skala self-control sebesar

0,927. Hal ini berarti skala self-control reliabel.

2. Skala Prokrastinasi Akademik.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur prokrastinasi akademik siswa adalah

Skala Prokrastinasi Akademik yang terbagi menjadi dua bagian dirancang

berdasarkan area prokrastinasi akademik dan variabel-variabel hasil dari pilot study

yang dikemukakan oleh Solomon dan Rothblum (1984) :

a. Tugas mengarang

b. Tugas belajar menghadapi ujian

c. Tugas membaca

d. Kinerja tugas administratif

e. Menghadiri pertemuan

f. Penundaan kinerja akademik secara keseluruhan

Dan, pada bagian kedua ini Solomon dan Rothblum menurunkan 13 variabel

yang terdiri dari :

1. Evaluation anxiety (kecemasan dievaluasi)

2. Perfectionism (perfeksionis)

3. Difficulty making decision (sukar membuat keputusan)

4. Dependency and help seeking (tidak mandiri dan perlu bantuan)

5. Aversiveness of the task and low frustration tolerance (aversi kepada tugas)

Page 28: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

19

6. Lack of self confidence (kurang percaya diri)

7. Laziness (malas)

8. Lack of assertion (tidak asertif)

9. Fear of success (takut berhasil)

10. Tendency to feel overwhelmed and poorly manage time (tidak dapat mengatur

waktu dan beban)

11. Rebellion agains control (sikap pemberontakan)

12. Risk taking (suka pada resiko tinggi)

13. Peer influence (pengaruh teman sebaya)

Metode yang digunakan sebagai pola dasar pengukuran skala ini adalah model

Likert. Pada skala untuk mengukur prokrastinasi akademik siswa ini pilihan jawaban

disesuaikan dengan pertanyaan dan pernyataan yang dikemukakan oleh Solomon

dan Rothblum (1984). Alat ukur Procrastination Assesment Scale for Students

(PASS) memiliki dua bagian. Untuk bagian pertama subjek akan diminta memilih

antara 5 pilihan skala Linkert, yaitu skala yang pilihan jawabannya ditulis dengan

menggunakan angka a sampai e. masing-masing menunjukkan tidak pernah (a),

jarang (b), kadang-kadang (c), sering (d), sangat sering (e). Pada bagian kedua,

pilihan jawaban akan berkisar dari sama sekali tidak menggambarkan mengapa saya

menunda (a), sedikit menggambarkan mengapa saya menunda (b), ragu-ragu/netral

(c), menggambarkan mengapa saya menunda (d), sangat menggambarkan mengapa

saya menunda (e).

Dan hal yang sama dilakukan uji try out terpakai bertujuan untuk menguji

validitas dan reliabilitas pada skala prokrastinasi akademik. Perhitungan uji seleksi

item dan reliabilitas skala prokastinasi akademik yang terdiri dari 44 item, diperoleh

Page 29: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

20

41 item yang valid dengan koefisien korelasi item total bergerak antara 0,302-0,687,

dan koefisien Alpha cronbach pada skala prokrastinasi akademik sebesar 0,943 yang

artinya skala tersebut reliabel.

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Deskriptif

a. Variabel Self-Control

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh pada skala self-control paling rendah

adalah 41 dan skor paling tinggi adalah 127, rata-ratanya adalah 89,84 dengan

standar deviasi 13,695.

Norma Kategorisasi hasil pengukuran Skala self-control dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 1.1 Kategorisasi Pengukuran Skala Self-Control

No Interval Kategori Mean N Persentase

1 121,8 ≤ x ≤ 145 Sangat

Tinggi

1 1,03%

2 98,6 ≤ x<121,8 Tinggi 23 23,71%

3 75,4 ≤ x<98,6 Sedang 89,84 64 65,98%

4 52,2 ≤ x <75,4 Rendah 8 8,25%

5 29 ≤ x <52,2 Sangat

Rendah

1 1,03%

Jumlah 97 100%

SD = 13,659 Min = 41 Max = 127 Keterangan: x = Self-Control

Dapat dilihat bahwa 1 siswa memiliki skor self-control yang berada pada

kategori sangat tinggi dengan persentase 1,03%, 23 siswa memiliki skor self-control

yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 23,71%, 64 siswa memiliki skor

self-control yang berada pada kategori sedang dengan persentase 65,98%, 8 siswa

Page 30: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

21

memiliki skor self-control yang berada pada kategori rendah dengan persentase

8,25%, dan 1 siswa yang memiliki skor self-control yang sangat rendah dengan

persentase 1,03%. Berdasarkan rata-rata sebesar 89,84 dapat dikatakan bahwa rata-

rata self-control siswa berada pada kategori sedang. Skor yang diperoleh subjek

bergerak dari skor minimum sebesar 41 sampai dengan skor maksimum sebesar 127

dengan standard deviasi 13,659.

b. Variabel Prokrastinasi Akademik

Dan pada variabel Prokrastinasi Akademik diperoleh skor paling rendah adalah

58 dan skor paling tinggi adalah 159, rata-ratanya adalah 119,01 dengan standar

deviasi sebesar 19,916.

Norma Kategorisasi hasil pengukuran Skala Prokrastinasi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Kategorisasi Pengukuran Skala Prokrastinasi Akademik

No Interval Kategori Mean N Persentase

1 172,2 ≤ x ≤ 205 Sangat

Tinggi

0 0%

2 139,4 ≤ x <172,2 Tinggi 10 10,31%

3 106,6 ≤ x <139,4 Sedang 119,01 67 69,07%

4 73,8 ≤ x <106,6 Rendah 15 15,46%

5 41 ≤ x <73,8 Sangat

Rendah

5 5,16%

Jumlah 97 100%

SD = 19,916 Min = 58 Max = 159 Keterangan: x = Prokrastinasi Akademik siswa

Dilihat bahwa tidak ada siswa memiliki skor prokrastinasi yang berada pada

kategori sangat tinggi dengan persentase 0%, 10 siswa memiliki skor prokrastinasi

yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 10,31%, 67 siswa memiliki skor

Page 31: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

22

prokrastinasi yang berada pada kategori sedang dengan persentase 115,46%, 15

siswa memiliki skor prokrastinasi yang berada pada kategori rendah dengan

persentase 15,46%, dan 5 siswa memiliki skor prokrastinasi yang berada pada

kategori sangat rendah dengan persentase 5,16%. Berdasarkan rata-rata sebesar

119,01, dapat dikatakan bahwa prokrastinasi akademik siswa berada pada kategori

sedang. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 58 sampai

dengan skor maksimum sebesar 159 dengan standar deviasi 19,916.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji

normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Self-Control

Prokrastinasi

Akademik

N 97 97

Normal Parametersa Mean 119.01 89.84

Std. Deviation 19.916 13.659

Most Extreme

Differences

Absolute .121 .091

Positive .084 .085

Negative -.121 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z 1.194 .900

Asymp. Sig. (2-tailed) .115 .392

Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas pada tabel 4.7 di atas, kedua variabel

memiliki signifikansi p>0,05. Variabel self-control memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,194

dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,115 (p>0.05). Oleh karena nilai

signifikansi p>0,05, maka distribusi data self-control berdistribusi normal. Hal ini juga

terjadi pada variabel prokrastinasi yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,900 dengan

Page 32: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

23

probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,392. Dengan demikian data prokrastinasi juga

berdistribusi normal.

Sementara dari hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.4 Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Prokrastinasi

Akademik *

Self-Control

Between

Groups

(Combined) 10083.99

4 45 224.089 1.460 .095

Linearity 46.165 1 46.165 .301 .586

Deviation from

Linearity

10037.82

9 44 228.132 1.486 .086

Within Groups 7827.367 51 153.478

Total 17911.36

1 96

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 0,1486 dengan sig.= 0,086

(p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara self-control dengan prokrastinasi

adalahlinear

Uji Korelasi

Dari perhitungan uji korelasi antara variable bebas dan terikat, dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1.5 Hasil Uji Korelasi antara Self-Control dengan Prokrastinasi Akademik

Correlations

Self-Control Prokrastinasi Akademik

Self-Control Pearson Correlation 1 -.311**

Sig. (1-tailed) .000

N 97 97

Page 33: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

24

Prokrastinas

i Akademik

Pearson Correlation -.311** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 97 97

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara self-

control dengan prokrastinasi sebesar -0,311 dengan sig. = 0,000 (p < 0.05) yang berarti

ada hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan prokrastinasi.

PEMBAHASAN

Hasil pengukuran diatas membuktikan terdapat hubungan negatif yang signifikan

antara self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa SMA Negeri 4

Ambon. Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi, kedua variabel memiliki r sebesar

-0,311 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti kedua variabel yaitu self-

control dengan prokrastinasi akademik memiliki hubungan negatif yang signifikan yang

artinya semakin tinggi self-control siswa maka semakin rendah perilaku prokrastinasi

akademik yang dilakukan, begitu juga sebaliknya semakin rendah self-control siswa

maka semakin tinggi perilaku prokrastinasi akademiknya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Green (1982),

yang menyatakan bahwa keadaan yang merugikan pelajar dalam belajar, dikarenakan

hanya sedikit pelajar yang menggunakan kontrol diri sebagai strategi mengelola

lingkungan belajar dan mengurangi secara langsung prokrastinasi akademiknya. Secara

demikian, pelajar yang memiliki self-control dan disiplin diri yang tinggi efektif dalam

meningkatkan ketepatan waktu dalam mengerjakan tugas, belajar mandiri di rumah,

kehadiran di sekolah dan mengurangi kelambanan, serta menunda-nunda tugas maupun

pekerjaan. Demikian pula, hasil penelitian oleh Muhid (2009), yang menyatakan bahwa

kontrol diri mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa. Begitu pula

Page 34: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

25

Ghufron (2003), yang menunjukkan bahwa semakin rendah self-control semakin tinggi

prokrastinasi akademik pada remaja, begitu pula sebaliknya, semakin tinggi self-control

remaja semakin rendah prokrastinasi akademik remaja terbukti. Jadi, prokrastinasi

akademik berkorelasi dengan self-control seseorang. Aini & Mahardayani (2011)

mengemukakan bahwa dengan kontrol diri yang tinggi mahasiswa yang sedang

menyelesaikan skripsi mampu segera menyelesaikan skripsi tersebut dan mencurahkan

segala kekuatannya agar pekerjaaan tersebut segera selesai dan terhindar dari perilaku

prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi.

Menurut Averill (dalam Thalib, 2010), kemampuan kontrol diri mencangkup :

mengontrol perilaku yang meliputi kemampuan mengatur pelaksanaan dan kemampuan

mengatur stimulus, mengontrol kognitif yang meliputi kemampuan untuk memperoleh

informasi dan kemampuan melakukan penilaian, serta mengontrol keputusan.

Berdasarkan kemampuan mengontrol diri yang diungkapkan oleh Averill (dalam Thalib,

2010), siswa yang memiliki self-control yang tinggi akan mampu untuk mengontrol

perilakunya untuk tidak menunda tugas atau belajar sehingga berujung pada perilaku

prokrastinasi akademik, adanya kesadaran di dalam diri untuk mengontrol pekerjaan

yang lebih penting serta didahulukan dan dapat mengetahui konsekuensi yang dilakukan

ketika menunda hal yang lebih penting tersebut, jadi siswa dapat mengetahui bagaimana

dan kapan suatu stimulus tidak dikehendaki (stimulus menghambat penyelesaian tugas

atau belajar) dan dapat mengelola dan menghadapi stimulus tersebut.

Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu dan mengarahkan

perilaku yaitu kontrol diri (Ghufron, 2003). Ketika seorang siswa memiliki kontrol diri

yang tinggi maka siswa akan dapat mengarahkan perilakunya ketika stimulus negatif

datang seperti sikap menunda-nunda pekerjaan. Terutama dalam bidang akademik

Page 35: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

26

seperti dalam hal belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan adanya kontrol diri

yang baik maka siswa dapat mampu mempertimbangkan tindakan tepat yang akan dia

ambil dan dapat menghindari perilaku prokrastinasi akademik. Sedangkan individu yang

self-controlya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya, dan

bertindak lebih kearah negatif, seperti melakukan hal-hal yang dirasa lebih

menyenangkan pribadinya (Muhid, 2009) misalnya dengan lebih banyak menonton

televisi, bermain media sosial, atau pun jalan-jalan bersama teman dari pada

mengerjakan tugas atau belajar di rumah, bahkan akan menunda-nunda tugas yang

sebenarnya harus dikerjakan terlebih dahulu. Self-control yang rendah inilah siswa tidak

mampu memilih tindakan yang tepat untuk dirinya sendiri dalam menggunakan waktu

atau pun sekedar mengatur dorongan hatinya.

Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel self-control terhadap perilaku

prokrastinasi akademik adalah sebesar 9,61% (diperoleh dari r²) dan sisanya sebesar

90,39% yang dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor-faktor lain tersebut kemungkinan

adalah rendahnya motivasi, self esteem, self efficacy, kecemasan sosial, kurangnya

pengawasan, gaya pengasuhan orang tua, persepsi terhadap guru, kurangnya dukungan,

kesulitan memperoleh bahan, kurangnya sarana, dan aktifitas lain (Aini & Mahardayani,

2011).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa self-

control sebesar 89,84 berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan 64 siswa SMA

Negeri 4 Ambon memiliki pengontrolan diri yang sedang, ini menunjukkan bahwa

belum semuanya memiliki pengontrolan diri yang baik. Pada perilaku prokrastinasi

akademik siswa sebesar 119,01 yang berada pula pada kategori sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian siswa sebanyak 15 orang memiliki kategori prokrastinasi

Page 36: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

27

yang masih rendah dan 5 orang pada kategori sangat rendah, artinya banyak melakukan

prokrastinasi akademik.

Kontrol diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain faktor internal (dari

dalam diri individu), dan faktor eksternal (lingkungan individu). Faktor-faktor ini yang

dapat mempengaruhi kontrol diri siswa yang masih berada pada kategori sedang. Seperti

Faktor Internal adalah usia. Nasichah (2001) mengatakan bahwa semakin bertambahnya

usia seseorang maka, semakin baik kemampuan mengontrol diri seseorang itu. Pada

jenjang Sekolah Menengah Atas kita tahu sendiri bahwa pada masa remaja inilah para

siswa masih dalam masa pencarian jati diri serta belum matang dalam proses berpikir.

Ini dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan mengolah perilaku negatif

serta positif. Faktor eksternal adalah lingkungan keluarga. Hurlock (1973),

mengemukakan lingkungan keluarga terutama orangtua menentukan bagaimana

kemampuan mengontrol diri seseorang. Berdasarkan pengamatan langsung peneliti

sebagian orangtua yang menerapkan pola asuh acuh tak acuh (Permissif Indifferent)

pada anak-anaknya di Ambon, tidak adanya pendampingan dan pengajaran secara

intensif serta peraturan yang diterapkan orangtua kepada anak akan membuat kurangnya

kontrol diri. Dan berdampak secara langsung terhadap seringnya mengabaikan tugas-

tugas sekolah dan jam belajar. Dengan demikian, ketika tingginya sikap disiplin akan

memacu kesungguhan dan pemanfaatan waktu yang efektif bagi para siswa. Sikap ini akan

memacu para siswa sesegera mungkin untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas –

tugasnya terutama tugas akademiknya. Dan sikap seperti ini juga akan menjauhkan emosi –

emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan dan perasaaan bersalah dari diri mereka

(Nuroh, 2006).

Hal yang sama pada hasil analisis deskriptif perilaku prokrastinasi akademik siswa

berada pula pada kategori sedang. Hal ini kemungkinan dapat dikarenakan ketakutan

Page 37: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

28

akan kegagalan atau fear of failure pada siswa. Banyak alasan mengapa siswa

melakukan penundaan, belum tentu karena tidak dapat mengelola waktu atau

perilakunya tapi kemungkinan siswa tersebut ingin mendapatkan hasil yang terbaik

dalam tugas-tugas akademiknya. Anggreani (2008) mengemukakan bahwa fear of

failure ketakutan yang berlebihan untuk gagal, dalam penelitian tersebut seseorang

menunda-nunda mengerjakan tugas akhir yang dihadapinya karena takut jika gagal

menyelesaikannya akan mendatangkan penilaian negatif tentang kemampuan yang

dimilikinya.

Faktor lain seperti gaya pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif dapat

mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik siswa. Hasil penelitian Ferrari dan

Ollivete (dalam Nurpitasari, 2000) menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah

menyebabkan munculnya kecenderungan prokrastinasi, sedangkan tingkat pengasuhan

pengasuhan otoritatif ayah tidak menyebabkan prokrastinasi. Hasil dari pengamatan

peneliti, dalam keseharian dan budaya orang timur terutama di Ambon, pola asuh yang

banyak diterapkan kebanyakan orangtua adalah pola asuh otoriter yang keras serta

segala aturan orangtua harus ditaati oleh anak.

Dari pengamatan langsung peneliti, banyak anak tidak dapat membantah orangtua

karena dirasa belum besar dan belum tahu apa-apa, anak seolah “robot” yang harus

mengikuti orangtua. Hal ini dapat membuat anak menjadi memberontak, nakal atau

disiplin tetapi hanya sebagai bentuk menyenangkan hati orangtua saja, dan di belakang

orang tua, anak akan menunjukan perilaku yang berbeda. Dengan pola asuh yang keras

inilah, ketika orangtua menerapkan disiplin yang tinggi dapat saja anak hanya

mengikutinya karena sekedar takut dan di kondisi dan tempat berbeda anak menunjukan

Page 38: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

29

perilaku yang jauh dari pengajaran orangtua serta melakukan perilaku prokrastinasi

hasil dari bentuk kepatuhan yang semu atau pemberontakan.

Dan ditambahkan oleh Burka & Yuen (1983) bahwa kondisi lingkungan yang

lenient prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah

dalam pengawasan daripada lingkungan yang penuh pengawasan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara self-control dengan perilaku

prokrastinasi akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Ambon, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan perilaku

prokrastinasi akademik pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Ambon.

Artinya semakin tinggi self-control siswa maka semakin rendah perilaku

prokrastinasi akademiknya, begitupun sebaliknya. Dalam hal ini dapat dilihat dari

koefisien korelasi antara self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik pada

siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Ambon adalah sebesar -0,311 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). dengan sumbangan efektif sebesar

sebesar 9,61% (diperoleh dari r²) dan sisanya sebesar 90,39% yang kemungkinan

dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Tingkat Self-control siswa sebagian besar (89,84) adalah sedang, dan perilaku

prokrastinasi akademik siswa sebagian besar (119,01) adalah sedang.

3. Yang kemungkinan mempengaruhi self-control siswa tidak berada pada kategori

tinggi adanya pengaruh faktor internal (dari dalam diri individu) yaitu usia, dan

faktor eksternal (lingkungan individu) yaitu pola asuh orangtua. Dan pada perilaku

prokrastinasi akademik yang demikian pula berada pada kategori sedang dapat

Page 39: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

30

dipengaruhi oleh faktor fear of failure dan gaya pengasuhan orangtua dan

lingkungan linient.

Setelah melihat hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Saran kepada siswa-siswi

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa yang self-controlnya berada pada

kategori sedang, dan perilaku prokrastinasi akademik sedang. Adanya informasi

yang berharga ini, maka diharapkan hal ini menjadi kesadaran bagi para pelajar

untuk lebih meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku didalam dunia

pergaulan ataupun lingkungan sehari-hari dan juga kemampuan dalam mengontrol

stimulus dari luar, serta dalam hal kemampuan mengambil keputusan sebagai salah

satu aspek kontrol diri. Dengan kecakapan para siswa-siswi dalam hal tersebut maka

dapat meningkatkan self-control yang tinggi, ini dapat berdampak positif kepada hal

akademik mereka.

2. Bagi sekolah dan guru

Dalam lembaga kependidikan, sekolah menjadi tempat untuk para siswa

menimba ilmu, itu sebabnya diharapkan sekolah dapat lebih mempertahankan

peraturan-peraturan yang bisa membina siswa dalam berperilaku lebih disiplin agar

lebih memiliki kontrol diri yang baik dan dapat mengurangi perilaku prokrastinasi

akademik. Selain itu, peran guru dalam memperhatikan para siswa-siswinya sangat

diperlukan, pengontrolan kepada setiap pelajar agar para guru lebih dapat

mengetahui masalah atau kebutuhan para siswa.

Page 40: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

31

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya lebih memperhatikan kemungkinan adanya

faktor lain di luar self-control yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik

sebesar 90,39% seperti faktor rendahnya motivasi, self esteem, self efficacy,

kecemasan sosial, kurangnya pengawasan, gaya pengasuhan orang tua, persepsi

terhadap guru, kurangnya dukungan, kesulitan memperoleh bahan, kurangnya

sarana, dan aktifitas lain.

Page 41: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

32

DAFTAR PUSTAKA

Ahmat, M. (2014). Lima macam media sosial yang paling digemari. (Online).

http://matinjoy.blogspot.com/2014/04/5-macam-sosial-media-yang-paling.html.

Diakses pada tanggal 22 Mei 2014.

Aini, A.N., & Mahardayani, I.H. (2011). Hubungan antara kontrol diri dengan

prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada Mahasiswa Universitas Muria

Kudus. Jurnal Psikologi Pitutur. 1 (2), 65-67.

Anggraeni, P.D. (2007). Prokrastinasi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi.

(Skripsi Tidak Diterbitkan). Depok: Universitas Gunadarma.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burka, J. B. & Yuen, L. M. (1983). Procrastination: Why you do it, What to do about

it. New York: Perseus Books.

Eviisfandiari. (2003). Hubungan kecenderungan kepribadian tipe A dengan

prokrastinasi akademik. (Skripsi tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Islam Indonesia. Diunduh pada tanggal 07 Febuari 2014

dari http://repository.uii.ac.id.

Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. (1995). Procrastination and task

Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York: Plenum Press.

Ferrari, J. R., Keane, S., Wolf, R., & Beck, B. L. (1998) The antecedents and

consequences of academic excuse-making: examining individual differences in

procrastination. Research in Higher Education, 39, 199-215.

Ferari, J. R. & Morales, J. F. D. (2007). Perceptions of self-concept and self-

presentation by procrastinators: Further Evidence. The Spanish Journal of

Psychology, 10 (1), 91-96. Retrieved from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17549881.

Ghufron, N. M. & Risnawita, R. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz

Media.

Ghufron, N. M. (2003). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap

penerapan disiplin orangtua terhadap prokrastinasi akademik. (Tesis Tidak

Diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Green, L. (1982). Minority students, self control of procrastination, Journal of

Counseling Psychology, 29, 636-644.

Hayyinah. (2004). Religiusitas dan prokrastinasi akademik mahasiswa. Jurnal

Psikologika, 11 (17), 31-41.

Page 42: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

33

Hurlock, E.B. (1973). Adolecent development, Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Husetiya, Y. (2011). Hubungan asertivitas dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa fakultas psikologi universitas diponegoro semarang. (Skripsi tidak

diterbitkan). Universitas Diponegoro Semarang. Diunduh pada 12 Maret 2014,

dari http://www.eprints-undip.ac.id.

Herasti, W. (2011). Hubungan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa

SMP. Jurnal Gunadarma. Diunduh pada tanggal 23 Mei 2014, dari

http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1199/1/10507112.pdf.

Logue, A.W. (1995) Self control waiting until tommorow for what you want today.

New Jersey: Prentice Hall.

Muhid, A. (2009). Hubungan antara selfcontrol dan self-efficacy dengan

kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa fakultas dakwah

IAIN sunan ampel surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah, 18 (1), 113-119. Diunduh

pada tanggal 19 Mei 2014, dari http://www.library.gunadarma.com.

Nasichah, U. (2001). Hubungan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin Orangtua

dengan kontrol diri. (Skripsi tidak diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada.

Nuroh. (2006). Hubungan antara kontrol diri dengan perilaku prokrastinasi akademik

pada siswa sekolah menengah pertama wahid hasyim malang (SMP Wahid

Hasyim Malang). (Skripsi tidak diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Malang. Diunduh pada tanggal 16 Agustus 2014, dari

http://lib.uin-malang.ac.id.

Nurpitasari, E. (2000). Prokrastinasi akademik ditinjau dari perfeksionisme pada

mahasiswa. (Skripsi tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Rizvi, A. (1998). Pusat kendali dan efikasi diri sebagi prediktor terhadap prokrastinasi

akademik mahasiswa. (Skripsi tidak diterbitkan). Jogjakarta: Fakultas Psikologi,

Universitas Gadjah Mada.

Savira, F. & Yudi, S. (2013). Self-regulated learning (SLR) dengan prokrastinasi

akademik pada siswa akselerasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5 (2), 1-5.

Santoso, S. (2000). Buku latihan SPSS statistik parametrik. Jakarta: Alex Media

Komputindo.

Santrock, W. J. (2007). Life span development: Perkembangan masa hidup (jilid 2).

Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 43: Hubungan Self-Control Dengan Perilaku Prokrastinasi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9099/2/T1_802010021_Full... · hubungan self-control dengan perilaku prokrastinasi akademik

34

Solomon, L. J. & Rothblum, E. D. (1984). Academic procrastination: frequency and

cognitive behavioral correlates, Journal of Counseling Psychology, 31, 504-510.

Thalib, S. B. (2010). Psikologi pendidikan berbasis analisis empiris aplikatif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tyta, W. S. (2007). Perilaku prokrastinasi akademik pada siswa SMA ditinjau dari

persepsi anak terhadap peran ayah dalam pengasuhan. (Skripsi tidak

diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Diunduh pada tanggal 15 Agustus 2014, dari http://eprints.unika.ac.id.

Zakarilya, W. (2002). Agar anak senang belajar. Gerbang. Edisi 6 Th.II.

Zhella, M. P (2012). Hubungan penggunaan jejaring sosial facebook dengan

prokrastinasi akademik mahasiswa bimbingan dan konseling Universitas Kristen

Satya Wacana. (Skripsi tidak diterbitkan). Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.