16
Universitas Indonesia Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan Perilaku Picky Eating Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di Sekolah Islam Al-Azhar 10 Dan Evfia Land School Di Kota Serang Tahun 2013 Samsiyah, Asih Setiarini Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum perilaku makan ibu serta faktor lainnya, yaitu interaksi saat makan, variasi makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR, serta hubungannya dengan perilaku picky eating pada anak usia pra-sekolah di sekolah Islam Al-Azhar 10 dan EvFiA Land School, di Kota Serang tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 151 sampel dengan rentang usia antara 2-6 tahun. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan catatan makanan anak. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 35,1% siswa berperilaku picky eating. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 38,4% ibu yang berperilaku picky eating. Uji statistik menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara variabel perilaku makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak dengan perilaku picky eating pada anak. Namun uji tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel ASI eksklusif dan riwayat BBLR dengan perilaku picky eating pada anak. Penelitian ini menyarankan agar orang tua memberikan contoh perilaku makan yang baik kepada anak, meluangkan waktu makan bersama, menghindari perilaku memaksa atau merayu saat anak sulit makan, dan meningkatkan variasi makanan anak. Kata kunci: Anak usia pra-sekolah; picky eating; perilaku makan ibu. Abstract This research is aim to understand the description of mothers’ eating behavior and other factors, such as interaction during meals, children's food variety, history of exclusive breastfeeding and history of low birth weight, as well as the relation with picky eating behaviors of preschooler children at Al-Azhar 10 Islamic School and EvFiA Land School in Serang, 2013. This research was quantitative with cross-sectional design. The number of samples in this study was 151 with ages ranging between 2-6 years of age. This study was conducted on April-May use questionnaire and children food diary. The results found that there were 35,1% of students with picky eating behavior. The study also found that there were 38,4% of mother with picky eating behavior. Statistical test using the chi square test showed that there was relation between maternal eating behavior variables, interaction during meals, variety of children’s food and picky eating behavior in children. However, the test showed that there was no association between history of exclusive breastfeeding and history of low birth weight variables with picky eating behavior in children. This study suggests parents to Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

Universitas Indonesia

 

Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan Perilaku Picky Eating Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di Sekolah Islam Al-Azhar 10 Dan

Evfia Land School Di Kota Serang Tahun 2013

Samsiyah, Asih Setiarini

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum perilaku makan ibu serta faktor lainnya, yaitu interaksi saat makan, variasi makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR, serta hubungannya dengan perilaku picky eating pada anak usia pra-sekolah di sekolah Islam Al-Azhar 10 dan EvFiA Land School, di Kota Serang tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 151 sampel dengan rentang usia antara 2-6 tahun. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan catatan makanan anak. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 35,1% siswa berperilaku picky eating. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 38,4% ibu yang berperilaku picky eating. Uji statistik menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan antara variabel perilaku makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak dengan perilaku picky eating pada anak. Namun uji tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel ASI eksklusif dan riwayat BBLR dengan perilaku picky eating pada anak. Penelitian ini menyarankan agar orang tua memberikan contoh perilaku makan yang baik kepada anak, meluangkan waktu makan bersama, menghindari perilaku memaksa atau merayu saat anak sulit makan, dan meningkatkan variasi makanan anak. Kata kunci:

Anak usia pra-sekolah; picky eating; perilaku makan ibu.

Abstract

This research is aim to understand the description of mothers’ eating behavior and other factors, such as interaction during meals, children's food variety, history of exclusive breastfeeding and history of low birth weight, as well as the relation with picky eating behaviors of preschooler children at Al-Azhar 10 Islamic School and EvFiA Land School in Serang, 2013. This research was quantitative with cross-sectional design. The number of samples in this study was 151 with ages ranging between 2-6 years of age. This study was conducted on April-May use questionnaire and children food diary. The results found that there were 35,1% of students with picky eating behavior. The study also found that there were 38,4% of mother with picky eating behavior. Statistical test using the chi square test showed that there was relation between maternal eating behavior variables, interaction during meals, variety of children’s food and picky eating behavior in children. However, the test showed that there was no association between history of exclusive breastfeeding and history of low birth weight variables with picky eating behavior in children. This study suggests parents to

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 2: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

2

 

Universitas Indonesia

 

provide a good example of eating behavior to the children, spare time to eat together, avoid forcing or seducing when a child is not eating properly, and increase children food variety. Keywords:

Eating Behavior of Mothers; Picky Eating; Preschooler Children.

Pendahuluan

Picky eating merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku anak

yang membatasi pilihan makanan, tidak mau mencoba makanan baru, benar-benar menolak

kelompok makanan tertentu, dan menunjukkan preferensi makanan yang kuat termasuk dalam

penampilan makanan dan teknik penyajian (Carruth et al., 1998). Perilaku picky eating ini

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Hal ini dikarenakan,

umumnya pada anak picky eating asupan makanan menjadi tidak adekuat. Sebuah penelitian

oleh Dubois et al. (2007a) menyatakan bahwa anak dengan perilaku picky eating memiliki

angka konsumsi energi, lemak dan protein yang lebih rendah dibandingkan anak yang tidak

picky eating. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Carruth et al. (1998) yang

menemukan bahwa anak picky eating mengonsumsi makanan dengan variasi yang lebih

terbatas dibanding anak yang tidak picky eating. Jika perilaku picky eating terus berlanjut,

asupan makanan yang tidak adekuat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wright dan kawan-kawan pada tahun 2007,

didapatkan bahwa anak-anak yang dianggap berperilaku picky eating oleh orang tuanya

memiliki tubuh yang lebih kurus dan lebih pendek dibandingkan anak-anak lainnya (Wright et

al., 2007).

Perilaku picky eating dijumpai saat anak mulai mengenal makanan keluarga

(Saraswati, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, ditemukan bahwa

sebesar 50% anak usia 19-24 bulan berperilaku picky eating (Carruth, Ziegler, Gordon dan

Barr, 2004). Di London, sebanyak 12% anak berusia 3 tahun mengalami picky eating

(Richman et al., 1975; dalam Wright et al., 2007). Pada tahun 2012, penelitian yang

dilakukan di Singapura mendapatkan 29,9% responden menganggap anaknya memiliki

perilaku picky eating pada usia 3-5 tahun (Goh dan Jacob, 2012). Di Indonesia, penelitian

yang dilakukan oleh Saraswati (2012), menemukan 82% anak usia pra-sekolah pada PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini) Kasih Ananda, Bekasi mengalami picky eating.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 3: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

3

 

Universitas Indonesia

 

Perilaku anak dalam menerima dan mengembangkan makanannya dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang multikompleks (Soetardjo, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu gambaran kejadian picky eating pada anak usia

pra-sekolah dan gambaran perilaku makan ibu, interaksi saat makan, variasi makanan anak,

riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR serta hubungan antara perilaku picky eating dengan

kelima faktor tersebut.

Tinjauan Teoritis

Perilaku makan ibu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku

picky eating anak (Cathey dan Gaylord, 2004). Penelitian telah menemukan bahwa 90% orang

yang memilihkan dan menawarkan makanan pada anak adalah ibu (Carruth et al., 2004). Ibu

mempengaruhi preferensi makanan dan pola makan anak melalui makanan yang ibu sediakan

untuk anak, praktik yang diterapkan saat memberi makan dan perilaku makan ibu sendiri

(Fisher et al., 2002). Howard et al. (2012) melalui penelitiannya menyatakan bahwa kesukaan

ibu terhadap buah dan makanan pendamping memiliki hubungan positif dengan kesukaan

anak terhadap makanan tersebut. Konsumsi ibu akan makanan tertentu, seperti buah dan

sayuran juga dapat meningkatkan akses dan ketersediaan makanan tersebut di rumah,

sehingga memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba dan membuat anak lebih

familiar dengan buah dan sayur (Birch, 1999). Mencontohkan konsumsi makanan sehat

seperti buah dan sayuran memiliki efek positif terhadap konsumsi makanan tersebut pada

anak-anak (Fisher et al., 2002). Saat ibu menyontohkan perilaku makan yang sehat sambil

berbagi makanan dengan anak di meja makan, anak akan menikmati pengalaman berbagi

makanannya tersebut sehingga tercipta emosi yang positif yang mendorong anak untuk mau

mencoba makanan baru (Gregory et al., 2010). Disisi lain, studi telah mengidentifikasi bahwa

ibu cenderung untuk menghindari memperkenalkan makanan yang mereka tidak sukai kepada

anak-anak mereka. Hal ini memberikan dampak yang merugikan terhadap variasi asupan

anak-anak dan meningkatkan picky eating (Cathey dan Gaylord, 2004). Carruth dan Skinner

(2000) menyatakan bahwa anak kecil akan cenderung memiliki keinginan yang kurang untuk

mencoba makanan baru jika ayah dan ibunya tidak mencoba makanan tersebut. Anak kecil

juga akan sulit menerima makanan yang tidak familiar jika mereka mengamati perilaku picky

eating pada ayah dan ibunya.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 4: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

4

 

Universitas Indonesia

 

Interaksi saat makan, salah satu yang akan membentuk perilaku makan dan

preferensi makanan anak (Yi dan Stein, 2005). Beberapa interaksi yang terjadi saat waktu

makan antara anak dan orang tua antara lain adalah orang tua bersikeras agar anak makan

sesuai anggapan mereka, kedua orang tua berdebat mengenai apa yang dimakan anak, orang

tua membatasi makanan manis dan tidak manis, orang tua merayu anak untuk makan, orang

tua menawarkan hadiah agar anak mau makan, orang tua mengancam jika anak tidak mau

makan, dan orang tua menyiapkan makanan secara terpisah untuk anak (Mascola et al., 2010).

Menekan anak dengan cara memberi hukuman atau hadiah akan membentuk perilaku yang

salah pada anak dan menghalangi kemampuan anak untuk mengontrol dirinya sendiri.

Hukuman akan menguatkan pandangan negatif anak terhadap makanan. Semakin banyak

tekanan yang diberikan akan semakin turun minat anak terhadap makanan dan semakin tinggi

kerewelan anak (Tseng dan Biagioli, 2009). Satter (1986) menyatakan bahwa anak yang

secara konsisten mendapat hukuman atau didesak untuk makan akan menghubungkan rasa

lapar dan waktu makan dengan perasaan gelisah dan frustasi. Semakin lama, perasaan gelisah

dan frustasi ini berlanjut dan semakin besar dan memperburuk perilaku pilih-pilih makanan

pada anak. Sebaliknya, orang tua sebaiknya tidak memanjakan anak dan menyediakan apa

yang anak inginkan, karena hal ini akan membatasi jenis makanan yang terpapar pada anak

(Tseng dan Biagoli, 2009).

Perilaku makan anak juga ditentukan oleh variasi makanan yang dikenalkan pada

anak. Jumlah paparan makanan yang terbatas pada anak-anak, baik di rumah atau di luar

rumah, membuat anak tidak dapat banyak mempelajari makanan tersebut. Paparan merupakan

fase kritis untuk anak agar mereka dapat belajar menerima makanan baru dan makanan yang

tidak familiar. Membatasi paparan makanan hanya akan menimbulkan penolakan terhadap

makanan tersebut dan juga makanan lain yang memiliki penampilan serupa dengan makanan

tersebut (Carruth et al., 1998). Dikatakan bahwa memiliki variasi makanan yang kurang dapat

menyebabkan timbulnya perilaku picky eating pada anak (Dubois et al., 2007a). Selain itu,

anak yang terpapar oleh berbagai jenis sayuran selama masa penyapihan lebih mungkin

menerima jenis sayuran baru daripada anak yang hanya terpapar oleh satu jenis sayuran

(Gerrish dan Mennella, 2001).

Masa satu tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis perkembangan pola

penerimaan makanan pada anak. Beberapa studi menyugesti bahwa paparan rasa pada masa

postnatal melalui air susu ibu dapat mempengaruhi penerimaan terhadap rasa (Mennela,

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 5: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

5

 

Universitas Indonesia

 

Jagnow dan Beauchamp, 2001). Selain itu sebuah studi telah menemukan bahwa durasi

pemberian ASI eksklusif dan waktu pengenalan makanan pendamping ASI pada 6 bulan

pertama kehidupan, memiliki hubungan dengan perilaku picky eating pada masa kanak-kanak.

ASI meningkatkan kesempatan untuk mempelajari rasa melalui makanan yang dikonsumsi

ibu (Beauchamp dan Mennella, 2009). Faktanya, anak-anak yang diberi ASI familiar dengan

rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya, seakan-akan makanan ibu dicerminkan

melalui pergantian rasa dari air susunya (Sullivan dan Birch, 1994). Di sisi lain, riwayat berat

badan lahir rendah atau BBLR pada anak juga mempengaruhi perilaku picky eating anak.

Berat badan lahir rendah atau BBLR didefinisikan sebagai berat badan bayi saat lahir kurang

dari 2500 gram (WHO). Menurut WHO, BBLR bisa disebabkan karena kelahiran prematur

(usia kehamilan < dari 37 minggu) atau terhambatnya pertumbuhan janin di dalam

kandungan. BBLR juga terjadi terutama karena status gizi ibu yang kurang dimasa sebelum

dan selama kehamilan, status kesehatan jangka panjang ibu, infeksi atau komplikasi selama

kehamilan yang didukung dengan status ekonomi yang rendah. Kejadian BBLR sangat erat

kaitannya dengan kematian janin dan bayi, morbiditas (kesakitan), terhambatnya pertumbuhan

dan perkembangan kognitif anak serta penyakit kronis di kemudian hari. Penelitian terbaru

mengenai BBLR dilakukan oleh Dubois pada tahun 2007 mencoba melihat hubungan antara

BBLR dan perilaku picky eating pada anak. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

anak picky eating cenderung memiliki berat badan yang rendah saat lahir (Dubois et al.,

2007b).

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.

Penelitian dilakukan di KB dan TK sekolah Islam Al-Azhar 10 Serang dan PAUD dan TK

EvFiA Land School. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2013. Data

yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner hasil modifikasi dari Goh & Jacob,

2012; Galloway, et al., 2005; Carruth dan Skinner, 2000; Mascola et al., 2010; dan Jae et al.,

2011 serta catatan makanan anak. Kedua instrumen tersebut diisi dengan metode self

administered yaitu orang tua siswa mengisi kuesioner dan catatan makanan anak secara

mandiri. Variabel yang diteliti meliputi perilaku picky eating anak, perilaku makan ibu,

interaksi saat makan, variasi makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 6: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

6

 

Universitas Indonesia

 

Sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebesar 150 sampel. Penarikan

sampel dilakukan dengan cara accidental samping yaitu seluruh responden yang

mengembalikan kuesioner dan memenuhi kriteria akan dijadikan sampel. Dalam penelitian

ini, berhasil diperoleh sebanyak 151 sampel yang dapat digunakan. Analisis data yang

dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square

dengan derajat kemaknaan sebesar 90% atau α sama dengan 0,1%.

Hasil

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 151 sampel dan

merupakan siswa dari KB dan TK sekolah islam Al-Azhar 10 Serang serta PAUD dan TK

EvFiA Land School. Gambaran sampel dan responden dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Tabel 1. Gambaran Sampel

Gambaran Sampel n % Asal Sekolah

EvFiA Land School 93 61.6 Al-Azhar 10 Serang 58 38.4

Jenis Kelamin Laki-laki 81 53.6 Perempuan 69 45.7

Umur 6 tahun 63 41.7 5 tahun 47 31.1 4 tahun 29 19.2 3 tahun 10 6.6 2 tahun 1 0.7

Table 1 diatas menunjukkan sebanyak 93 sampel (61,6%) merupakan siswa EvFiA

Land School dan 58 sampel (38,4%) merupakan siswa dari Al-Azhar 10 Serang. Berdasarkan

jenis kelamin, 81 sampel (53,6%) adalah anak laki-laki dan 69 sampel (45,7%) adalah anak

perempuan. Berdasarkan umur, sebanyak 63 sampel (41,7%) berumur 6 tahun, 47 sampel

(31,1%) berumur 5 tahun, 29 sampel (19,2%) berumur 4 tahun, 10 sampel (6,6%) berumur 3

tahun dan terdapat seorang sampel yang berumur 2 tahun. Namun ada seorang sampel yang

tidak diketahui usia dan jenis kelaminnya karna ibu atau responden tidak mengisi biodata

anak tersebut.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 7: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

7

 

Universitas Indonesia

 

Tabel 2. Gambaran Responden

Gambaran Responden n % Pendidikan Terakhir

S2 17 11.3 S1 73 48.3 D1/D2/D3/D4 24 15.9 SMA/SMK 33 21.9 SMP 1 0.7 SD 1 0.7

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 74 49.0 Pegawai Negeri Sipil 40 26.4 Lain-lain (swasta, wiraswasta, dokter,

hakim, pegawai BUMD, atau honorer) 36 23.9

Responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir

hingga S1 (73 ibu atau 48,3%) dan SMA/SMK (33 ibu atau 21,9%), sedangkan sisanya

memiliki pendidikan terakhir hingga SD, SMP, D1/D2/D3/D4 dan S2. Dua orang responden

lainnya tidak menyebutkan pendidikan terakhir mereka. Status pekerjaan responden sebagian

besar merupakan ibu rumah tangga (74 ibu atau 49%) dan pegawai negeri sipil (40 ibu atau

26,4%), sedangkan sisanya merupakan pegawai perusahaan swasta, wiraswasta, dokter,

hakim, pegawai BUMD dan pegawai honorer. Namun terdapat seorang responden yang tidak

menyebutkan pekerjaaannya. Hasil univariat yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat

dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Rekapitulasi hasil univariat

Variabel n % Perilaku picky eating anak

Anak picky eating 53 35.1 Anak tidak picky eating 98 64.9

Perilaku makan ibu Ibu picky eating 58 38.4

Ibu tidak picky eating 93 61.6 Interaksi saat makan

Ibu memaksa anak 36 23.8 Ibu tidak memaksa anak 115 76.2

Ibu merayu anak 86 57.0 Ibu tidak merayu anak 65 43.0

Variasi Makanan Anak Makanan anak tidak bervariasi 109 72.2

Makanan anak bervariasi 42 27.8

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 8: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

8

 

Universitas Indonesia

 

Riwayat ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif 100 66.2

ASI Eksklusif < 6 bulan 37 24.5 ASI Eksklusif 6 bulan 14 9.3

Riwayat BBLR BBLR 29 19.2

Tidak BBLR 122 80.8

Tabel 2 menunjukkan bahwa anak yang berperilaku picky eating pada siswa KB dan

TK Islam Al-Azhar 10 Serang dan EvFiA Land School adalah sebanyak 53 anak atau sebesar

35,1%. Sebanyak 58 ibu (38,4%) memiliki perilaku picky eating, sebanyak 36 ibu (23,8%)

memaksa anak dan sebanyak 86 ibu (57%) merayu anak saat anak sulit makan, sebanyak 109

anak (72,2%) memiliki asupan yang tidak bervariasi, sebanyak 137 anak (90,7%) tidak ASI

eksklusif, dan sebanyak 29 anak (19,2%) memiliki riwayat BBLR. Hasil tabulasi silang antara

variabel perilaku picky eating anak dengan perilaku makan ibu, interaksi saat makan, variasi

makanan anak, riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR ditunjukkan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3. Rekapitulasi hasil bivariat

Variabel Anak picky

eating Anak tidak picky eating p value OR

(90% CI) n % n % Perilaku Makan Ibu

0.031 2.244 (1.130-4.459) Ibu picky eating 27 46.6 31 53.4

Ibu tidak picky eating 26 28.0 67 72.0 Interaksi Saat Makan

< 0.001 5.931 (2.636-13.342) Ibu memaksa 24 66.7 12 33.3

Ibu tidak memaksa 29 25.2 86 74.8 Ibu merayu 42 48.8 44 51.2 < 0.001 4.686

(2.161-10.161) Ibu tidak merayu 11 16.9 54 83.1 Variasi Makanan Anak 3.651

(1.490-8.945) Tidak bervariasi 46 42.2 63 57.8 0.006 Bervariasi 7 16.7 35 83.3 Riwayat ASI Eksklusif

- Tidak ASI Eksklusif 50 36.5 87 63.5 0.380 ASI Eksklusif 3 21.4 11 78.6 Riwayat BBLR

0.567 - BBLR 12 41.4 17 58.6 Tidak BBLR 41 33.6 81 66.4

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 9: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

9

 

Universitas Indonesia

 

Tabel 3 menunjukkan bahwa anak picky eating lebih banyak terdapat pada ibu yang

picky eating dengan persentase sebesar 46,6% dibandingkan pada ibu yang tidak picky

eating. Interaksi saat makan dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok interaksi 1 untuk

ibu yang memaksa dan tidak memaksa anak dan kelompok interaksi 2 untuk kelompok ibu

yang merayu dan tidak merayu anak. Pada kelompok interaksi 1 anak picky eating lebih

banyak terdapat pada ibu yang memaksa anak dengan persentase sebesar 66,7% dibandingkan

pada ibu yang tidak memaksa anak. Pada kelompok interaksi 2, anak picky eating juga

terdapat lebih banyak pada ibu yang merayu anak dengan persentase sebesar 48,8%

dibandingkan pada ibu yang tidak merayu anak. Anak picky eating juga lebih banyak terdapat

pada anak dengan asupan yang tidak bervariasi dengan persentase sebesar 42,2%, pada anak

yang tidak ASI eksklusif dengan persentase sebesar 36,5%, dan pada anak riwayat BBLR

dengan persentase sebesar 41,4% dibandingkan pada anak dengan asupan yang bervariasi,

pada anak yang ASI eksklusif 6 bulan dan pada anak yang tidak memiliki riwayat BBLR.

Analisis chi square dengan p value 0,1 menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku

makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak dengan perilaku picky eating pada

anak, namun tidak terdapat hubungan antara riwayat ASI eksklusif dan riwayat BBLR dengan

perilaku picky eating pada anak.

Pembahasan

Seperti yang terlihat pada tabel 3, hasil bivariat menggunakan uji chi square dalam

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perilaku makan ibu dengan perilaku

picky eating pada anak. Hasil ini sejalan dengan penelitian Galloway et al. (2003) yang

menyatakan bahwa ibu picky eating cenderung memiliki anak yang juga picky eating. Dari

hasil analisis tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 2,244, artinya ibu picky eating

mempunyai peluang 2,244 kali lebih besar dari ibu yang tidak picky eating untuk membentuk

perilaku picky eating pada anak. Orang tua, khususnya ibu memiliki peran penting dalam

mengatur sekaligus mempengaruhi asupan anak. Ibu memilih makanan untuk dikonsumsi dan

menjadi contoh perilaku terhadap makanan yang disukai dan yang tidak disukai. Studi telah

mengidentifikasi bahwa ibu cenderung untuk menghindari memperkenalkan makanan yang

mereka tidak sukai kepada anak-anak mereka. Hal ini memberikan dampak yang merugikan

terhadap variasi asupan anak-anak dan meningkatkan picky eating (Cathey dan Gaylord,

2004). Howard et al. (2012) melalui penelitiannya menyatakan bahwa kesukaan ibu terhadap

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 10: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

10

 

Universitas Indonesia

 

buah dan makanan pendamping memiliki hubungan positif dengan kesukaan anak terhadap

makanan tersebut. Sedangkan dalam penelitian lain ditemukan bahwa ibu yang memiliki

asupan buah dan sayur yang rendah cenderung lebih sering menekan anak untuk makan.

Tekanan atau paksaan untuk makan yang diberikan pada anak diketahui memiliki hubungan

negatif dengan asupan anak. Sehingga, dapat dikatakan perilaku picky eating pada ibu bisa

mempengaruhi perilaku picky eating pada anak baik secara langsung maupun tidak langsung

(Fisher et al., 2002). Menurut Brown dan Ogden (2004), sebaiknya orang tua fokus untuk

memberi contoh perilaku makan yang sehat daripada fokus terhadap jenis dan jumlah

makanan yang harus dikonsumsi oleh anak.

Tekanan atau paksaan yang diberikan pada anak untuk makan memiliki hubungan

negatif dengan asupannya (Fisher et al., 2002). Batsell dan Brown (1998 dalam Gregory et

al., 2010) menyatakan bahwa anak yang dipaksa untuk makan akan mengembangkan

perasaan enggan terhadap makanan tersebut. Keengganan ini muncul karena anak

menghubungkan makanan tersebut dengan pengalaman yang didapat saat makan. Rasa

enggan itu juga muncul pada saat anak mencoba makanan baru. Anak-anak seakan berpikir

jika mereka mencoba makanan tersebut atau makanan baru lainnya, mereka akan dipaksa

untuk makan seperti sebelumnya. Hal ini lah yang kemudian akan menyebabkan rasa

ketertarikan anak pada makanan baru menjadi kurang di masa mendatang. Penelitian ini juga

mendapatkan OR sebesar 5,931 pada kelompok ibu yang memaksa anak, artinya ibu yang

memaksa mempunyai peluang 5,931 kali lebih besar dari ibu yang tidak memaksa anaknya

untuk membentuk perilaku picky eating pada anak.

Kebalikan dari sifat memaksa adalah merayu. Ibu yang merayu anaknya mempunyai

peluang 4,686 kali lebih besar dari ibu yang tidak merayu anaknya untuk membentuk perilaku

picky eating pada anak (OR 4,686). Perilaku merayu yang umum dilakukan ibu biasanya

berupa dengan sengaja menyediakan makanan yang anak sukai secara terus menerus atau

mengiming-imingi hadiah atau makanan penutup yang anak sukai. Padahal menggunakan

makanan sebagai hadiah akan menimbulkan efek yang merugikan pada pengaturan nafsu

makan anak dikemudian hari. Hal ini terjadi karena status makanan yang dijadikan hadiah

akan meningkatkan nilai afektifnya. Sehingga anak ingin terus-menerus mengonsumsi

makanan tersebut dan memakannya secara berlebihan pada saat makanan tersebut tersedia

secara bebas (Puhl dan Schwartz, 2003; Birch, Zimmerman & Hind, 1980; Baugchum et al.,

1998 dalam Mitchell et al., 2012). Menurut Carruth et al. (1998), ucapan yang menyenangkan

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 11: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

11

 

Universitas Indonesia

 

lebih efektif dibandingkan makanan penutup yang dijadikan sebagai hadiah. Di sisi lain,

membujuk anak makan dengan mengiming-imingi hadiah jalan-jalan keluar juga akan

menurunkan preferensi makanan anak (Fisher et al., 2002).

Variasi makanan yang dikonsumsi anak menjadi faktor yang saling mempengaruhi

dengan perilaku picky eating pada anak. Pada penelitian ini, variasi makanan dijadikan

sebagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku picky eating. Hasil penelitian ini

menemukan bahwa kelompok makanan yang paling sering dikonsumsi anak pada kelompok

ini (diluar kelompok padi-padian dan minyak) adalah kelompok susu dan olahannya,

sedangkan kelompok makanan yang paling jarang berada dalam makanan adalah kelompok

kacang-kacangan dan kelompok sayur dan buah yang kaya akan vitamin A. Selain itu, anak

dengan makanan yang tidak bervariasi mempunyai peluang 3,651 kali untuk menjadi picky

eating dibanding anak dengan makanan yang bervariasi (OR 3,651).

Paparan di usia dini pada anak-anak dapat mempengaruhi penerimaan makanan

dimasa yang akan datang. Ditemukan bahwa paparan buah-buahan pada usia 2 tahun pertama

anak merupakan prediksi dari variasi buah-buahan yang dimiliki anak pada usia sekolahnya

(Skinner et al. 2002). Gerrish dan Mennella (2001) menemukan anak-anak yang terpapar oleh

sayuran yang bervariasi lebih mudah menerima jenis sayuran baru dibandingkan anak-anak

yang hanya terpapar satu atau dua jenis sayuran. Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan

Dubois et al. (2007a) bahwa pengalaman anak mengenai makanan akan memicu perilaku

makan anak. Pengalaman dalam hal ini mengacu pada jumlah variasi makanan yang

diperkenalkan pada anak. Pada penelitian Gerrish dan Mennella (2001), paparan sayur yang

bervariasi terbukti dapat meningkatkan penerimaan anak terhadap jenis sayuran baru yang

diperkenalkan kepadanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa mengenalkan atau memaparkan

makanan yang bervariasi pada anak dapat memperkecil resiko picky eating. Paparan

merupakan proses yang penting untuk memperkenalkan makanan pada anak. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Carruth et al. (2004), jumlah paparan yang dibutuhkan untuk

bisa meningkatkan penerimaan anak terhadap makanan tersebut adalah sekitar 8-15 kali

pengulangan. Namun, ditemukan dalam penelitian tersebut sebesar 25% pengasuh

memberikan paparan hanya 1-2 kali untuk menentukan apakah makanan tersebut diterima

atau ditolak dan hanya 6-9% pengasuh yang benar-benar mencoba memaparkan makanan

hingga 10 kali. Padahal, terbatasnya jumlah paparan makanan yang baru diperkenalkan pada

anak baik di dalam atau di luar rumah tidak bisa memberikan kesempatan pada anak untuk

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 12: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

12

 

Universitas Indonesia

 

mempelajari makanan tersebut. Selain itu, hal ini bisa menimbulkan penolakan anak terhadap

makanan tersebut dan juga makanan yang mirip dengan makanan tersebut (Carruth et al.,

1998).

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang jika diberikan dapat memberikan

banyak manfaat pada bayi. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan

makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali larutan rehidrasi oral, atau vitamin

tetes/sirup, mineral atau obat-obatan (WHO). The American Dietetic Association

menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi mencapai usia 6 bulan. Analisis

lebih lanjut menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara ASI

eksklusif dengan perilaku picky eating pada anak. Hasil ini berbeda dengan hasil yang

ditemukan oleh Jae et al. (2011) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara ASI

eksklusif 6 bulan dan perilaku picky eating pada anak. Perbedaan ini terjadi kemungkinan

karena adanya perbedaan desain yang digunakan. Penelitian Jae et al. (2011) menggunakan

desain longitudinal, sedangkan penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Selain itu,

penelitian ini memiliki jumlah sampel sekaligus jumlah anak ASI eksklusif yang lebih sedikit

dibandingkan dengan penelitian Jae et al.

Namun dalam penelitian ini, terdapat kecenderungan bahwa anak picky eating lebih

banyak terdapat pada anak tidak ASI eksklusif dibandingkan pada anak ASI eksklusif.

Mennella et al. (2001) menyatakan bahwa paparan rasa pada masa postnatal melalui air susu

ibu dapat mempengaruhi penerimaan rasa pada anak. Dibandingkan susu formula, ASI

memperkenalkan variasi makanan yang lebih beragam pada bayi karena ASI membawa

variasi rasa makanan yang dikonsumsi oleh ibu (Galef dan Clark, 1972). Hal ini

memungkinan bayi mempersiapkan diri dalam menerima makanan padat pertamanya

(Sullivan dan Birch, 1994; Fisher et al., 2000). Selain itu, tidak ASI eksklusif berkaitan

dengan pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini pada anak. Menurut Saraswati

(2012) makanan yang dikenalkan ibu pada bayi hanya satu jenis dalam waktu yang lama.

Sehingga, di awal mengenal rasa, anak tidak banyak mengenal aneka rasa. Hal ini dapat

mempersempit preferensi pilihan rasa bagi anak ketika besar. Birch pada 1998 menyampaikan

mekanisme “learned safety” yang menyatakan bahwa pengenalan makanan pendamping yang

terlalu dini diduga bisa meningkatkan kemungkinan alergi makanan dan ketidak-nyamanan

pada sistem pencernaan yang belum siap menerima makanan (Ziol-Guest dan Hernandez,

2010 dalam Jae et al., 2011). Fortunato dan Scheimann (2008 dalam Jae et al., 2011)

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 13: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

13

 

Universitas Indonesia

 

menambahkan bahwa semakin banyak frekuensi anak menerima makanan pendamping dan

mengalami pengalaman tidak menyenangkan akibat pencernaan yang belum siap, semakin

tinggi kemungkinan anak menjadi picky eating.

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat BBLR

dengan perilaku picky eating pada anak. Padahal menurut Dubois et al. (2007b) sangat

mungkin bahwa pada ibu dari anak BBLR terdapat perubahan metabolik pada uterusnya yang

selanjutnya menyebabkan anak menjadi picky eating, meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut

untuk mengetahui mekanisme tersebut. Salah satu penyebab terjadinya BBLR pada anak

adalah status gizi ibu kurang sebelum dan selama masa kehamilan. Status gizi ini akan

mempengaruhi status gizi janin dalam kandungan. Mengenai hal tersebut, Hales dan Barker

(2001) menyampaikan sebuah hipotesis yang dikenal dengan thrifty phenotype. Hipotesis

tersebut menjelaskan bahwa bayi yang mengalami kekurangan gizi di dalam kandungan, dan

telah melakukan adaptasi metabolik dan endokrin secara permanen, akan mengalami kesulitan

untuk beradaptasi pada lingkungan ”kaya gizi” pasca lahir, sehingga menyebabkan obesitas

dan mengalami gangguan toleransi terhadap glukosa. Sehingga, menjadi mungkin bahwa

BBLR tidak memiliki hubungan dengan perilaku picky eating pada anak, namun hanya

memiliki sedikit kecendrungan. Dilanjutkan dalam hipotesis tersebut, bahwa risiko obesitas

akan lebih kecil apabila pasca lahir bayi tetap mengonsumsi makanan dalam jumlah yang

tidak berlebihan.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapat 35,1% siswa berperilaku picky eating,

terdapat 38,4% ibu yang berperilaku picky eating. Dalam menghadapi perilaku sulit makan

anak, 23,8% ibu memilih untuk memaksa anaknya agar mau makan, sedangkan 57% ibu

memilih untuk merayu anaknya agar mau makan. Sebanyak 72,2% siswa memiliki asupan

yang tidak bervariasi dan sebesar 90,7% siswa tidak mendapat ASI eksklusif 6 bulan dengan

rincian 24,5% siswa (37 anak) ASI eksklusif < 6 bulan dan 66,2% siswa (100 anak) tidak ASI

sejak usia 1 bulan. Terakhir, terdapat 19,2% siswa yang memiliki riwayat BBLR. Hasil

analisis menunjukkan perilaku makan ibu, interaksi saat makan dan variasi makanan anak

berhubungan dengan perilaku picky eating pada anak. Hasil analisis pada ASI eksklusif dan

riwayat BBLR anak menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut dengan

perilaku picky eating pada anak.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 14: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

14

 

Universitas Indonesia

 

Saran

Untuk mencegah atau menanggulangi perilaku picky eating pada anak, maka

sebaiknya orang tua memberikan contoh perilaku makan yang baik serta tidak

memperlihatkan perilaku picky eating di depan anak, meluangkan waktu untuk makan

bersama untuk menarik minat anak dalam mencoba makanan. Menghindari perilaku negatif

dalam menghadapi perilaku sulit makan anak seperti memaksa anak untuk makan atau

mengiming-imingi hadiah agar anak mau makan dan meningkatakan variasi jenis makanan

anak dan memperbanyak jumlah paparan makanan agar anak tertarik untuk mencoba makanan

tersebut.

Daftar Pustaka

Birch, L.L. (1998). Development of Food Acceptance Patterns in The First Years of Life.

Proceedings of the Nutrition Society, 57,617-624.

Brown, R., Ogden, J. (2004). Children's Eating Attitudes And Behaviour: A Study Of The

Modelling And Control Theories Of Parental Infuence. Health Education Research,

19, 261-271.

Carruth, B.R., Skinner, J., Houck, K., Moran, J., Coletta, F., Ott, D. (1998). The Phenomenon

of “Picky Eater”: A Behavioral Marker in Eating Patterns of Toddlers. Journal of the

American College of Nutrition, 17, 180-186.

Carruth, B.R., Ziegler, P.J., Gordon, A., Barr, S.I. (2004). Prevalence of Picky Eaters among

Infants and Toddlers and Their Caregivers Decision about Offering a New Food.

American Dietetic Association, 104, S57-S64.

Carruth, B.R., Ziegler, P.J., Gordon, A., Barr, S.I. (2004). Prevalence of Picky Eaters among

Infants and Toddlers and Their Caregivers Decision about Offering a New Food.

American Dietetic Association, 104, S57-S64.

Cathey, M., Gaylord, N. (2004). Picky Eating: Approach to Mealtime. Pediatric Nursing, 30,

101-107.

Dubois, L., Farmer, A.P., Girard, M., Peterson, K. (2007a). Preschool Childrens Eating

Behaviours are Related to Dietary Adequacy and Body Weight. European Journal of

Clinical Nutrition, 61, 846-855.

Dubois, L., Farmer, A.P., Girard, M., Peterson, K., Tatone-Tokuda, F. (2007b). Problem

Eating Behaviors Related to Social Factors and Body Weight in Preschool Children:

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 15: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

15

 

Universitas Indonesia

 

a Longitudinal Study. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical

Activity, 4, 9-19.

Fisher, J.O., Birch, L.L., Smiciklas-Wright, H., Picciano, M.F. (2000). Breast-feeding Trough

the First Year Predicts Maternal Control in Feeding and Subsequent Toddler Energy

Intakes. Journal of American Dietetic Association, 100, 641-646.

Fisher, J.O., Mitchell, D.C., Smiciklas-Wright, H., Birch, L.L. (2002). Parental Influences on

Young Girls’ Fruit and Vegetable, Micronutrient, and Fat Intakes. Journal American

Deitetic Assosiation, 102, 58-64.

Galef, B.G., Calrk, M.M. (1972). Mother Milk and Adult Presence Two Factors Determining

Initial Dietary Selection by Weanling Rats. Journal of Comparative and

Physiological Psychology, 78, 220-225.

Galloway, A.T., Fiorito, L.M., Lee, Y., Birch, L.L. (2005). Parental Pressure, Dietary

Patterns, and Weight Status among Girls Who Are “Picky Eater”. Journal American

Dietetic Association, 105, 541-548.

Gerrish, C.J., Mennella, J.A. (2001). Flavor Variety Enhances Food Acceptance in Formula-

Fed Infants. American Journal Clinical Nutrition, 73, 1080-1085.

Goh, D.Y.T., Jacob, A. (2012). Perception of Picky Eating Among Children in Singapore and

Its Impact on Caregivers: a Questionnaire Survey. Asia Pacific Family Medicine, 11,

5-11.

Gregory, J.E., Paxton, S.J., Brozovic, A.M. (2010). Maternal Feeding Practices, Child Eating

Behaviour and Body Mass Index in Preschool-aged Children: a Prospective Analysis.

International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 7, 55-64.

Hales, C.N., Barker, D.J.P. (2001). The Thrifty Phenotypr Hypotesis. British Medical Buletin,

60, 5-20.

Howard, A.J., Mallan, K.M., Byrne, R., Magarey, A., Daniels, L.A. (2012). Toddler’s Food

Preferences. The Impact of Novel Food Exposure, Maternal Preferences and Food

Neophobia. Appetite, 59, 818-825.

Jae, E.S., Juhee, K., Mathai, R.A. (2011). Association of Infant Feeding Practices and Picky

Eating Behaviors of Preschool Children. American Dietetic Association, 111, 1363-

1368.

Mennella, J.A., Jagnow, C.P., Beauchamp, G.K. (2001). Prenatal and Postnatal Flavor

Learning by Human Infants. Pediatrics, 107, e88-e93.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013

Page 16: Hubungan Perilaku Makan Ibu dan Faktor Lainnya Dengan

16

 

Universitas Indonesia

 

Mitchell, G.L., Farrow, C., Haycraft, E., Meyer, C. (2013). Parental Influences on Childrens

Eating Behaviour and Characteristics of Successful Parent-Focussed Intervention.

Appetite, 60, 85-94.

Saraswati, Dian Putri Mumpuni. 2012. Gambaran Perilaku Picky Eater dan Faktor yang

Melatar Belakanginya Pada Siswa PAUD Kasih Ananda Bekasi Tahun 2012. Skripsi.

Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. UI, Depok.

Skinner, J., Carruth, B.R., Bounds, W., Ziegler, P., Reidy, K. (2002). Do Food-Related

Experiences in the First 2 Years of Life Predict Dietary Variety in School-Aged

Children? Journal of Nutrition Education and Behavior, 34, 310-315.

Soetardjo, S. 2011. Gizi Anak dalam Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT

Gramedia.

Sullivan, S.A., Birch, L.L. (1994). Infant Dietary Experience and Acceptance of Solid Foods.

Pediatrics, 93, 271-277.

WHO. (n.d.). Low Birthweight. 24 Juni, 2013.

http://www.who.int/reproductivehealth/publications/monitoring/9280638327/en/

Wright, C.M., Parkinson, K.N., Shipton, D., and Drewett, R. (2007). How Do Toddler Eating

Problems Relate To Their Eating Behavior, Food Preferences, And Growth?.

Pediatrics, 120, e1069-e1075.

Yi, H.L., Stein, M.T. (2005). Feeding Behaviour of Infants and Young Children and Its

Impact on Child Psychosocial and Emotional Development. Encyclopedia on Early

Childhood Development.

Hubungan perilaku…, Samsiyah, FKM UI, 2013