31
i HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGAN PERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DI KELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusunoleh: DIAN FERRY PRIBADI 3208110 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

  • Upload
    voliem

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGANPERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DIKELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana KeperawatanSTIKES A. Yani Yogyakarta

Disusunoleh:

DIAN FERRY PRIBADI3208110

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGANPERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DIKELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusunoleh :

DIAN FERRY PRIBADINPM : 3208110

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah SatuSyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal : ..........................

Menyetujui

Penguji,

Atik Badi’ah, S.Pd.,S,Kp.,M.KesNIP. 196512301988032001

Pembimbing I,

Ida Nursanti, S.Kep.,Ns.,MPHNIDN. 0619047702

Pembimbing II,

Sulistyaningsih, S.Kep.,NsNIDN. 0525097901

MengesahkanKetua Progran Studi Sarjana Keperawatan

STIKES A.Yani Yogyakarta

DwiSusanti, S.Kep.,NsNIDN. 0530058401

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

iii

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGANPERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DIKELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Dian Ferry Pribadi1, Ida Nursanti2, Sulistyaningsih3

INTISARI

Latar Belakang : Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tanganyang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasanserta sirkulasi darah dan limpha. Pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa diIndonesia masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Hasil wawancaralangsung di Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirta, Kecamatan Kasihan,Kabupaten Bantul, 5 ibu belum mengetahui dengan jelas seberapa penting pijatbayi jika dilakukan oleh ibu terhadap bayi. Hal ini karena perilaku masyarakatyang telah menjadi budaya dan kepercayaan dalam kelompok masyarakat.Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktorpemungkin, serta faktor penguat, ketiga faktor tersebut merupakan faktor utamayang dapat mempengaruhi perilaku.Tujuan : Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi denganperilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan Tamantirta.Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitikdengan pendekatan cross sectional serta menggunakan metode kuantitatif. Teknikpengambilan sampel menggunakan sampel acak sederhana yang berjumlah 42bayi. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariant dengan rumusprosentase serta analisis bivariant dengan Chi square.Hasil Penelitian : Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chisquare hubungantingkat pengetahuan baik kurang dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayidiperoleh nilai p sebesar 0,000 < 0,05 dan pengujian hubungan tingkatpengetahuan cukup kurang dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayidiperoleh nilai p sebesar 0,017 < 0,05Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentangpijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di KelurahanTamantirto.Kata kunci : Pengetahuan, Pijat Bayi, Pelayanan Pijat Bayi

1Mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta2DosenSTIKES A. Yani Yogyakarta3Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

iv

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE ABOUT BABYMASSAGE AND MOTHERS’ ATTITUDE TOWARDS LOOKING

FOR BABY MASSAGE SERVICES IN TAMANTIRTAVILLAGE, KASIHAN DISTRICT, BANTUL

REGENCY, YOGYAKARTA

Dian Ferry Pribadi1, Ida Nursanti2, Sulistyaningsih3

ABSTRACT

Research Background: Baby massage is massaging doneby caressing softly theskin surface of babies using hands and aiming to produce effects totheir nerves,muscles, respiratory system, blood curculation and spleen. For people living invillages in Indonesia, baby massage remains done by baby shamans. Inaccordance with the interview results done in Ngebel Hamlet, Tamantirta Village,Kasihan District, Kabupaten Regency, it is suggested that there were 5 motherswho had not known clearly the importance of baby massage done by a mother toher baby. It is resulted from the attitude of the society which has been establishedas their culture and belief. The attitude of the society is influenced by threefactors, namely predisposition factor, possibility factor, as well as supportingfaktor, these three factors are the main factors influencing attitude.Research Purposes: To examine the relationship between mothers’ knowledgeabout baby massage and their attitude towards looking for baby massage servicesin Tamantirta Village.Research Methods: This is descriptive-analytic research using cross-sectionalapproaches and quantitative methods. The sampling technique employed wassimple random sampling technique consisting of 42 babies. The research findingswere analyzed using univariant analysis with percentage formulas as well asanalyzed using bivariant analysis with Chi-square.Research Findings: The findings were indicated by the results of chi square testconcerning the relationship between low-high level of knowledge and the attitudeof the mothers towards looking for baby massage services which generated the pvalue of 0.000<005 and investigation on the relationship between low-high levelof knowledge and the attitude of the mothers towards looking for baby massageservices which generated the p value of 0.017<0.05.Conclusions: There is a significant relationship between the knowledge aboutbaby massage and mothers’ attitude towards looking for baby massage services inTamantirta Village.

Keywords: Knowledge, Baby Massage, Baby Massage Services

1 Student of STIKES A. Yani Yogyakarta2 Lecturer of STIKES A. Yani Yogyakarta3 Lecturer of STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yangpernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggidan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yangpernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalamnaskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 18 juli 2013

Dian Ferry pribadi

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang Berjudul “Hubungan

Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Dengan Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat

Bayi Di Kelurahan Tamantirta”

Penyusunan usulan penelitian ini kiranya tidak mungkin terselesaikan tanpa

ada bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, pengarahan, maupun

pemberian kemudahan dalam pengumpulan data serta dukungan moril. Oleh

karena itu penulis sampaikan rasa terimakasih kepada :

1. dr. Edy Purwoko, SpB selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta.

2. Dwi Susanti, S.Kep, Ns selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan Stikes Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta.

3. AtikBadi’ah, S.Pd., S.Kp.,M,Kes. Selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan banyak masukan dan saran yang berguna bagi penulis.

4. Ida Nursanti S.Kep.,Ns.,MPH selaku Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi

Penelitian ini.

5. Sulistyaningsih, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing II dalam penyusunan Skripsi

Penelitian ini.

6. Kedua orang tua, saudara dan sahabatku yang telah mendukung

terselesaikannya Skripsi.

7. Kader-kader posyandu di Kelurahan Tamantirta yang telah membantu

jalannya penelitian.

Akhir kata penulisan mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan menambah khasanah ilmu keperawatan.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Yogyakarta, Juli 2013

Penyusun

Dian Ferry Pribadi

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iiINTISARI ..................................................................................................... iiiABSTRACT.................................................................................................. ivPENYATAAN............................................................................................... vKATA PENGANTAR.................................................................................. viDAFTAR ISI................................................................................................ viiDAFTAR TABEL ........................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR.................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................. 3C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4E. Keaslian Penelitian................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pijat Bayi................................................................................ 7B. Cara Pemijatan untuk Berbagai Kelompok Umur ................. 10C. Urutan Pemijatan Bayi ........................................................... 10D. Pelaksanaan Pijat Bayi di Indonesia ...................................... 15E. Pengetahuan ........................................................................... 16F. Perilaku .................................................................................. 18G. Landasan Teori....................................................................... 21H. Kerangka Teori....................................................................... 23I. Kerangka Konsep ................................................................... 23J. Hipotesis................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian ............................................................. 24B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 24C. Populasi dan Sampel .............................................................. 24D. Variabel Penelitian ................................................................. 27E. Definisi Operasional............................................................... 27F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ..................................... 28G. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 30H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 32I. Etika Penelitian ...................................................................... 34J. Jalannya Penelitian................................................................. 35

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ...................................................................... 37B. Pembahasan............................................................................ 41C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................ 47B. Saran ...................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Urutan Pemijatan Bayi .................................................................. 10

Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner....................................................................... 29

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul ...................................................... 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi

Pada Ibu Bayi di Kelurahan Tamantirta, Kabupateb Bantul ........ 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi

Di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul................................ 39

Tabel 4.4 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Baik

Kurang dan cukup kurang denganPerilaku Ibu Mencari Pelayanan

Pijat Bayi diKelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul................. 40

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 23

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 23

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Lembar Cheklist

Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Surat Ijin Uji Validitas

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 Data Hasil Penelitian

Lampiran 7 Tabulasi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Jadwal Penelitian

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus

pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang

bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta

sirkulasi darah dan limpha (Subakti dan Anggraini, 2008). Sentuhan dan pijat

pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh

berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Laporan

tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan

kedokteran zaman Mesir Kuno Ayur-Veda buku kedokteran tertua di India

(sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olah raga sebagai cara

penyembuhan utamamasa itu. Sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina

dari Dinasti Tang juga meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari 4 teknik

pengobatan penting (Roesli, 2010).

Ikatan batin yang sehat sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2

tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak

selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus

dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional

anak. Seorang anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa.

Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan

tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan

hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,

lingkungan, perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Subakti dan

Anggraini, 2008).

Pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa di Indonesia masih dipegang

peranannya oleh dukun bayi. Dewi (2006) melakukan penelitian mengenai

pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi dan memperoleh hasil yaitu pelaksanaan

1

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

2

pijat bayi secara tradisional oleh dukun bayi dilakukan dengan langkah yang

kurang baik dan tidak sesuai dengan urutan pemijatan bayi.

Banyak penelitian tentang pijat bayi prematur dilakukan oleh psikologi T.

Field dan Scafidi tahun 1986 dan 1990, menunjukkan bahwa pada 20 bayi

prematur berat badan 1280 dan 1176 gr, yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari

mengalami berat badan per hari 20% sampai 47% lebih banyak dari yang tidak

dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan yang dipijat 15

menit 2 x seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih

dan kontrol (Roesli, 2010).

Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat bila bayi

sehat tetapi juga pada bayi sakit dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi lahir.

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu

aktivitas dari pada manusia itu sendiri, karena itu perilaku manusia mencakup

bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, beraksi, berpakaian

dan lain-lain. Kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan

emosi merupakan perilaku manusia (Notoatmojo, 2010).

Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi

yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,

faktor pemungkin, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak

tersediannya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,

obat-obatan, serta faktor penguat, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat, dan dukungan dari keluarga, dukungan teman, dukungan dari

masyarakat, ketiga faktor tersebut merupakan faktor utama yang dapat

mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian Aji (2008)

diketahui ibu dengan persepsi yang baik tentang pijat bayi memiliki perilaku yang

baik dalam menerapkan pijat bayi sebesar 80%, hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara antara persepsi ibu tentang pijat bayi dan

perilaku ibu dalam menerapkan pijat bayi.

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

3

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis melalui wawancara

langsung dengan 10 ibu di Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirta, Kecamatan

Kasihan, Kabupaten Bantul, 5 ibu belum mengetahui dengan jelas seberapa

penting pijat bayi jika dilakukan oleh ibu terhadap bayi. Mereka lebih

mempercayakan anaknya yang sedang rewel untuk dipijat ke dukun bayi.

Masyarakat sudah sangat mempercayakan anaknya kepada dukun bayi untuk

dipijat. Hal ini karena perilaku masyarakat yang telah menjadi budaya dan

kepercayaan dalam kelompok masyarakat. Kebanyakan dari warga disekitar tidak

mengetahui tentang informasi jika telah ada praktik pijat bayi di tempat praktik

tenaga kesehatan dan pusat kesehatan, dan ibu sudah biasa memijatkan anak-

anaknya ke dukun bayi, hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya ibu yang

datang ke dukun bayi untuk memijatkan bayinya. Hal tersebut dikarenakan oleh

kebudayaan yang masyarakat anut juga begitu kental.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kebudayaan mempengaruhi

perilaku ibu memilih memijatkan bayinya kepada dukun bayi, sehingga peneliti

ingin mengetahui apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku ibu untuk

memijatkan bayinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

penelitian adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan ibu Tentang Pijat Bayi

dengan Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi di Kelurahan Tamantirta?”

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

4

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan

perilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan Tamantirta.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Kelurahan

Tamantirta.

b. Diketahui perilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan

Tamantirta.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian dapat memperkuat teori tentang pengetahuan terhadap

perilaku.

2. Bagi Pengguna

a. Bagi Ibu di Kelurahan Tamantirta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat khususnya ibu di Kelurahan Tamantirta untuk

mengaplikasikan pijat bayi dengan baik dan benar di tempat pelayanan

kesehatan ataupun dilakukan sendiri di rumah.

b. Bagi Petugas Puskesmas I di Wilayah Kelurahan Tamantirta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu

masukan untuk mengadakan program promotif tentang pelaksanaan pijat

bayi di tenaga kesehatan serta memberikan penyuluhan kepada warga

tentang pentingnya pijat bayi terhadap tumbuh kembang anak.

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

5

c. Bagi peneliti lain

Mengembangkan penelitian ini tentang hal-hal yang mempengaruhi

perilaku ibu untuk melakukan pijat bayi misal dari faktor pemungkin dan

penguat.

E. Keaslian penelitian

1. Aji (2008) dengan judul ’’Persepsi Ibu Tentang Pijat Bayi Dan Perilaku Ibu

dalam Menerapkan Pijat Bayi’’. Penelitian ini dilakukan dengan subyek ibu-

ibu primipara dan multipara yang menyertakan anaknya untuk dipijat di

klinik anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, bayi sehat. Menunjukkan

persepsi ibu tentang pijat bayi sebagian besar baik. Perilaku positif dalam

menerapkan pijat bayi dan sebagian besar berpendidikan SMA, serta

pendapatan ibu menengah dan bekerja sebagai karyawan swasta. Jenis

penelitian adalah non eksperimen, menggunakan metode cross sectional dan

menggunakan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan ada

hubungan antara persepsi ibu tentang pijat bayi dan perilaku ibu dalam

menerapkan pijat bayi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

adalah tujuan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, lokasi dan

subyek penelitian. Persamaan dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian

yaitu kuantitatif serta karakteristik responden merupakan ibu yang

menerapkan pijat bayi.

2. Ningsih (2009) dengan judul ’’Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Ibu

Tentang Pijat Bayi Pada Balita Setelah Mendapat Penyuluhan Dan Pemutaran

VCD Di Kelurahan Widodomartini, Ngemplak, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta’’. Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian adalah ibu

yang memiliki balita di Kelurahan Widodomartini, ngemplak, Kabupaten

Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan pretest dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang pijat bayi

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

6

sebelumnya dan sesudah penyuluhan dan pemutaran VCD. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tujuan penelitian, variabel

penelitian, lokasi dan subyek penelitian. Persamaan dengan peneliti ini

terletak pada jenis penelitiam yaitu menggunakan deskriptif dan karakteristik

respondennya yaitu pijat bayi.

3. Wahyuni (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang

Pijat Bayi di Desa Bedoyo Ponjong Gunung Kidul’’. Penelitian ini dilakukan

dengan subyek penelitian ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa

Bedoyo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.. Hasil dari penelitian

sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Desa Bedoyo

adalah tinggi, sedangkan sikap ibu tentang pijat bayi sebagian besar adalah

mendukung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

tujuan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subyek

penelitian. Persamaan dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian yaitu

menggunakan deskriptif dan koesioner yang sama.

4. Dewi (2006) dengan judul “Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi oleh Dukun

Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I” memperoleh hasil yaitu

gambaran pelaksanaan pijat bayi pada bagian kaki adalah kurang baik dengan

prosentase tertinggi 83,3%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian perut bayi

prosentase kurang adalah 100%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian dada bayi

adalah adalah kurang baik yaitu 100%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian

tangan adalah kurang baik yaitu 66,7%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian

wajah adalah kurang yaitu 66,7%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian

punggung adalah kurang yaitu 83,3%, pelaksanaan gerakan relaksasi tidak

dilakukan oleh dukun bayi dan pelaksanaan gerakan peregangan adalah

kurang yaitu 100%. Perbedaan peneliti ini dengan peneliti terdahulu adalah

tujuan penelitian, metode penelitian, variable penelitian, lokasi. Persamaan

dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian menggunakan deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

37

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kelurahan Tamantirta merupakan kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kelurahan ini berjarak dari Kota Yogyakarta sekitar 7 km dengan menyusuri

jalan Reng Road. Kelurahan Tamantirta terdiri dari 10 padukuhan.

Kelurahan Tamantirto masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kasihan I

Bantul. Puskesmas Kasihan I ini mempunyai beberapa unit pelayanan

diantaranya yaitu ruang pendaftaran, Poli lansia, Poli KIA, ruang bersalin, Poli

gigi, Laboratorium, Apotik. Pengelola Posyandu adalah pengurus yang

dibentuk oleh warga yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal

dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah pedukuhan. Sasaran

Posyandu adalah bayi berusia kurang dari 1 tahun, balita usia 1 sampai dengan

5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur. Tujuan Posyandu di

Kelurahan Tamantirta meliputi kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,

peningkatan gizi, penanggulangan diare. Pada pelaksanaan Posyandu

melibatkan petugas Puskesmas Kasihan I. Kegiatan penyuluhan tentang

pentingnya pijat bayi bagi pertumbuhan bayi pernah dilakukan oleh tenaga

kesehatan dari Puskesmas Kasihan I.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan

umur, pendidikan, status ekonomi dan pekerjaan yang diuraikan sebagai

berikut:

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

38

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di KelurahanTamantirta, Kabupaten Bantul

Mei 2013

Karakteristik Frekuensi ProsentaseUmur20-35 tahun> 35 tahun

2913

69,031,0

PendidikanSDSMPSMAPT

319164

7,145,338,19,5

Status ekonomiPenghasilan < Rp 993.484Penghasilan > Rp 993.484

3111

73,826,2

PekerjaanPNSWiraswastaSwastaTidak bekerja

241125

4,89,526,259,5

Jumlah 42 100Sumber : Data primer tahun 2013

Tabel 4.1. menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun

sebanyak 29 orang (69%). Pendidikan responden sebagian besar adalah SMP

sebanyak 19 orang (45,3%). Status ekonomi responden sebagian besar adalah

berpenghasilan < Rp 993.484 sebanyak 18 orang (42,9%). Sebagian besar

responden tidak bekerja sebanyak 25 orang (59,5%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada ibu

bayi di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

39

Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat BayiPada Ibu Bayi di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul

Mei 2013

Tingkat Pengetahuan tentangPijat Bayi

Frekuensi Prosentase

Baik 13 31,0Cukup 13 31,0Kurang 16 38,0

Jumlah 42 100Sumber : Data Primer tahun 2013

Tabel 4.2. menunjukkan sebagian besar ibu bayi di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang

pijat bayi, yaitu sebanyak 16 orang (38%) dan prosentase yang seimbang antara

ibu pengetahuan baik dan ibu pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 13 orang

(31%).

4. Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi

Hasil penelitian perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayidi Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul

Mei 2013

Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi Frekuensi Prosentase

Positif 19 45,2Negatif 23 54,8

Jumlah 42 100Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul memiliki perilaku negatif dalam mencari

pelayanan pijat bayi, yaitu sebanyak 23 orang (54,8%).

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

40

5. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Ibu

Mencari Pelayanan Pijat Bayi

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan pengetahuan tentang pijat

bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabulasi silang dan hasil uji statistik menurut tingkat pengetahuan baik

kurang tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di

Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Baik Kurangdan Cukup Kurang dengan Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi

di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten BantulMei 2013

Pengetahuan Perilaku mencari pelayanan pijat bayi Total X2 p-Positif Negatif Hitung value

f % F % f %Baik 10 34,5 3 10,3 13 44,8 12,272 0,000Kurang 2 6,9 14 48,3 16 55,2Total 12 41,4 17 58,6 29 100Cukup 7 24,1 6 20,7 13 44,8 5,729 0,017Kurang 2 6,9 14 48,3 16 55,2Total 9 31,0 20 69,0 29 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Tabel 4.4 menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat

bayi baik sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan

pijat bayi sebanyak 10 orang (34,5%). Ibu dengan pengetahuan kurang

sebagian besar memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi

sebanyak 14 orang (48,3%).

Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di

Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul.

Tabulasi silang dan hasil uji statistik menurut tingkat pengetahuan cukup

kurang tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di

Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

41

Tabel 4.4 menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat

bayi cukup sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan

pijat bayi sebanyak 7 orang (24,1%). Ibu dengan pengetahuan kurang sebagian

besar memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi sebanyak

14 orang (48,3%).

Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,017 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di

Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul.

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu di Kelurahan Tamantirta,

Kabupaten Bantul sebagian besar memiliki pengetahuan kurang tentang pijat

bayi sebanyak 16 orang (38,1%). Hasil penelitian ini berbeda dengan Aji

(2008) yang menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang pijat bayi sebagian besar

adalah baik. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Aji (2008)

disebabkan oleh perbedaan karakteristik pendidikan responden. Pada penelitian

Aji (2008) sebagian responden berpendidikan SMA sedangkan pendidikan

responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah SMP.

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan Wahyuni (2006) yang

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi sebagian besar adalah

baik. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Wahyuni (2006)

disebabkan oleh perbedaan karakteristik pendapatan dan pekerjaan responden.

Pada penelitian Wahyuni (2006) sebagian besar responden berpendapatan

menengah dan bekerja sebagai karyawan swasta sedangkan pendapatan

responden dalam penelitian ini adalah di bawah UMR dan sebagian besar

responden tidak bekerja. Hasil penelitian ini juga terdapat pada pendididkan

SMP dengan pengetahuan kurang dengan sikap positif disebabkan responden

mengikuti perilaku orang lain atau mengikuti anjuran petugas kesehatan dan

didapatkan pada pendidikan SMP pengetahuan baik dengan sikap negatif

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

42

disebabkan faktor ekonomi keluarga yang rendah. Hasil penelitian ini juga

diketahui pada pendidikan SMA pengetahuan baik dengan sikap negatif

disebabkan adanya faktor ekonomi yang rendah dan ibu bayi tersebut sibuk

dengan pekerjaanya.

Pengetahuan ibu yang kurang dipengaruhi oleh faktor pendidikan

responden yang sebagian besar masih berpendidikan SMP sebanyak 19 orang

(45,3%). Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

Kondisi ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Depkes RI (2007),

pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan

kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih

tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka

untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang

berpendidikan lebih rendah.

Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan responden

adalah status ekonomi yang sebagian besar < Rp 993.484 sebanyak 31 orang

(73,8%). Menurut Soekanto (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan adalah sosial ekonomi. Bila ekonomi keluarga baik, maka

tingkat pengetahuan meningkat. Banyaknya responden yang berpendapatan

rendah (dibawah upah minimum regional) mengakibatkan kurangnya

kemampuan untuk memperoleh sarana meningkatkan pengetahuan, khususnya

pengetahuan tentang pijat bayi.

Latar belakang pekerjaan responden yang sebagian besar tidak bekerja

sebanyak 25 orang (59,5%) juga turut mempengaruhi rendahnya pengetahuan

responden. Orang-orang yang bekerja biasanya mempunyai wawasan yang

lebih luas dibandingkan orang yang tidak bekerja. Sumber informasi baru bagi

mereka akan lebih mudah diperoleh dibandingkan bagi yang tidak bekerja di

luar rumah. Mereka bisa mendapatkan informasi di jalanan, tempat kerja dan

sebagainya. Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2010), bahwa pekerjaan

merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Lingkungan

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

43

pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Perilaku Ibu Mencari Tempat Pelayanan Pijat Bayi

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul memiliki perilaku negatif dalam mencari

pelayanan pijat bayi, yaitu sebanyak 23 orang (54,8%). Hasil penelitian ini

berbeda dengan Aji (2008) yang menunjukkan bahwa perilaku dalam

menerapkan pijat bayi sebagian besar adalah positif. Perbedaan hasil penelitian

ini dengan hasil penelitian Aji (2008) disebabkan oleh perbedaan karakteristik

pendidikan, pendapatan dan pekerjaan responden. Pada penelitian Aji (2008)

sebagian responden berpendidikan SMA, sebagian besar responden

berpendapatan menengah dan pekerjaan responden sebagian besar adalah

karyawan swasta sedangkan dalam penelitian ini pendidikan responden

sebagian besar adalah SMP, pendapatan responden sebagian besar di bawah

UMR dan sebagian besar responden tidak bekerja.

Banyaknya ibu yang memiliki perilaku negatif disebabkan faktor

pendidikan ibu yang sebagian besar masih rendah, yaitu SMP sebanyak 19

orang (45,3%). Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,

terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga

bagaimana berpikir secara ilmiah, dengan perkataan lain, orang yang

berpendidikan rendah akan mengalami hambatan dalam menerima dan

mencerna ide-ide atau gagasan baru. Ini bisa membuktikan bahwa semakin

tinggi pendidikan seseorang dapat melakukan perilaku positif dalam mencari

pelayanan pijat bayi. Hal ini sesuai dengan Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2007) mengemukakan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor

predisposisi untuk berperilaku.

Faktor lain yang mempengaruhi perilaku ibu mencari pelayanan pijat

bayi adalah status ekonomi responden yang sebagian besar dibawah upah

minimum regional (< Rp 993.484) sebanyak sebanyak 31 orang (73,8%).

Apabila penghasilan keluarga rendah maka mereka akan sulit memenuhi

kebutuhan dengan optimal termasuk dalam mencari pelayanan kesehatan. Hal

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

44

ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa Ketersediaan fasilitas-

fasilitas atau sarana-sarana kesehatan merupakan faktor pendukung perilaku

seseorang.

Faktor pekerjaan responden yang sebagian besar tidak bekerja sebanyak

25 orang (59,5%) juga mempengaruhi perilaku mencari pelayanan pijat bayi.

Pekerjaan akan mempengaruhi perilaku mencari pelayanan pijat bayi, selain itu

pekerjaan mempengaruhi banyak sedikitnya informasi yang diterima, dengan

demikian informasi tersebut dapat digunakannya untuk mencari pelayanan

kesehatan. Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pendapatan keluarga

yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantaranya

dalam mencari pelayanan pijat bayi.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku

Ibu Mencari Tempat Pelayanan Pijat Bayi

Hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan baik kurang tentang tentang

pijat bayi menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat bayi baik

sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan pijat bayi

sebanyak 10 orang (34,5%). Ibu dengan pengetahuan kurang sebagian besar

memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi sebanyak 14

orang (48,3%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji chi square

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang

pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan

Tamantirta, Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan p-value sebesar 0,000 <

0,05.

Hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan cukup kurang tentang tentang

pijat bayi menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat bayi

cukup sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan pijat

bayi sebanyak 7 orang (24,1%). Ibu dengan pengetahuan kurang sebagian besar

memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi sebanyak 14

orang (48,3%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji chi square

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang

pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

45

Tamantirta, Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan p-value sebesar 0,017 <

0,05.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Aji (2008) yang menunjukkan ada

hubungan antara persepsi ibu tentang pijat bayi dan perilaku ibu dalam

menerapkan pijat bayi.

Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk

merubah perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang pijat

bayi merupakan faktor yang menentukan seorang ibu dapat merubah negatif

dalam mencari pelayanan pijat bayi ke perilaku positif. Pengetahuan dapat

diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar baik pendidikan formal

maupun informal. Seseorang yang berpengetahuan tinggi/memadai dalam

masalah-masalah kesehatan, diharapkan dapat berperilaku hidup sehat.

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), seseorang harus

tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi diri individu

maupun keluarganya menurut Notoatmodjo (2003) dalam buku (Wawan, dan

Dewi, 2010).

Apabila pengetahuan yang dimiliki individu tersebut juga diikuti

dengan urutan perubahan perilaku sesuai dengan yang ada di teori yaitu

menurut penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) maka individu

tersebut dapat menerapkan perilaku hidup sehat termasuk perilaku dalam

mencari pelayanan pijat bayi. Hal ini sesuai teori Notoatmodjo (2003) bahwa

pengetahuan merupakan faktor predisposisi terbentuknya perilaku, dengan

pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan

orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang

diperoleh secara baik akan membentuk perilaku yang baik pula. Masih menurut

Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan factor yang penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

46

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukan pengontrolan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mencari pelayanan pijat bayi,

meliputi: sikap, kepercayaan, tradisi, ketersediaan sarana dan prasarana serta sikap

dan perilaku petugas kesehatan. Hal ini karena perilaku masyarakat yang telah

menjadi budaya dan kepercayaan dalam kelompok masyarakat. Kebanyakan dari

warga disekitar tidak mengetahui tentang informasi jika telah ada praktik pijat

bayi di tempat praktik tenaga kesehatan dan pusat kesehatan, dan ibu sudah biasa

memijatkan anak-anaknya ke dukun bayi, hal ini dapat dilihat dengan masih

banyaknya ibu yang datang ke dukun bayi untuk memijatkan bayinya. Hal

tersebut dikarenakan oleh kebudayaan yang masyarakat anut juga begitu kental.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Kelurahan Tamantirta sebagian

besar adalah kurang sebanyak 16 orang (38,1%).

2. Perilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan Tamantirta

sebagian besar adalah negatif sebanyak 23 orang (54,8%).

3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan

pijat bayi di Kelurahan Tamantirta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi

square hubungan tingkat pengetahuan baik kurang dengan perilaku ibu

mencari pelayanan pijat bayi diperoleh nilai p sebesar 0,000 < 0,05 dan

pengujian hubungan tingkat pengetahuan cukup kurang dengan perilaku ibu

mencari pelayanan pijat bayi diperoleh nilai p sebesar 0,017 < 0,05

B. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:

1. Bagi Ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Tamantirta

Ibu hendaknya aktif mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui media

cetak dan elektronik maupun dari petugas kesehatan agar memiliki pemahaman

tentang pijat bayi sehingga bersedia melakukan pijat bayi sendiri di rumah.

2. Bagi Petugas Kesehatan di Kelurahan Tamantirta

Petugas Kesehatan di Kelurahan Tamantirta hendaknya memberikan

penyuluhan tentang latihan pijat bayi terhadap tumbuh kembang anak kepada

ibu di kelurahan Tamantirta agar meningkatkan pengetahuan mereka sehingga

bersedia melakukan pijat bayi sendiri di rumah.

47

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

48

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti yang akan datang perlu menyempurnakan hasil penelitian ini dengan

melakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

mencari pelayanan pijat bayi, meliputi: sikap, kepercayaan, tradisi,

ketersediaan sarana dan prasarana serta sikap dan perilaku petugas kesehatan.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

49

DAFTAR PUSTAKA

Aji, K.U.P. (2008). Persepsi Ibu tentang Pijat Bayi dan Perilaku Ibu dalamMenerapkan Pijat Bayi. Skripsi Sarjana Keperawatan FakultasKedokteran UGM Yogyakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT.Asdi Mahasatya.

Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar Offset.

Budiarto, S. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta : EGC.

Dewi, M. (2006). Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi oleh Dukun Bayi di WilayahDesa Ngebel. Skripsi Sarjana Keperawatan Universitas MuhammadiyahYogyakarta.

Maharani, S. (2009). Pijat dan Senam Sehat Untuk Bayi. Yogyakarta : Kata Hati.

Ningsih, A.W. (2009). Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang PijatBayi pada Balita SetelahMendapat Penyuluhan dan Pemutaran VCDdiKelurahan Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta. SkripsiSarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

_____________. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmukeperawatan pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitiankeperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Peter, S. (2002). Pijat Refleksi untuk Anak. Jakarta : Puspa Swara.

Prasetyono, D.S. (2009). Teknik-teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Jakarta : PT.Roneka Cipta.

Putri, A. (2009). Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan PraktisMemijat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Brilliant Offset

Depkes RI. (2007). Buku I Standar Pelayanan Kebidanan.Jakarta : Depkes RI.

Roesli, U. (2010). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : PT. Trubus Agriwidya, AnggotaIKAPI.

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI …repository.unjaya.ac.id/854/1/Dian Ferry Pribadi_3208110_nonfull.pdf · Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat

50

Rosyida, A. (2010). Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan BayiUmur 0-3 Bulan. Karya Tulis Ilmiah DIII Kebidanan STIKES A. YaniYogyakarta.

Soekanto, (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali

Subakti dan Anggraini. (2008). Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta : WahyuMedia.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung :Alfabeta.

Suliha. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wahyuni, S. (2006). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi diDesa Bedoyo Ponjong, Gunung Kidul. Yogyakarta. Yogyakarta : AkademiKeperawatan Panti Rapih Yogyakarta.

Wawan, dan Dewi. (2010). Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilakumanusia. Yogyakarta : Nuha Medika.