Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PAPARAN RADIASI SINAR
ULTRA VIOLET DENGAN RISIKO KEJADIAN
PTERIGIUM PADA PEKERJA BENGKEL
LAS LISTRIK DI PASAR CINDE
PALEMBANG TAHUN 2016
SKRIPSI
OLEH
RISTA RIKASI
10011481317012
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
HUBUNGAN PAPARAN RADIASI SINAR
ULTRA VIOLET DENGAN RISIKO KEJADIAN
PTERIGIUM PADA PEKERJA BENGKEL
LAS LISTRIK DI PASAR CINDE
PALEMBANG TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk MendapatkanGelar (S1)
Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
OLEH
RISTA RIKASI
10011481317012
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/KESEHATAN
LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Skripsi, juli 2017
Rista Rikasi
Hubungan antara Paparan Radiasi Sinar UV dengan Kejadian Pterigium pada
Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang tahun 2016
xvii + 54 Halaman, 14 Tabel, 5 Gambar, 6 Lampiran
ABSTRAK
Industri pengelasan merupakan salah satu sektor informal yang mempunyai
berbagai potensi bahaya, salah satu bahaya yang ada di pengelasan yaitu paparan
radiasi sinar UV yang berasal dari proses pengelasan las listrik. Besarnya radiasi
sinar UV ini dapat merusak mata pekerja yang berperan dalam meningkatkan
risiko perkembangan pterigium. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hubungan paparan radiasi sinar ultra violet dengan risiko kejadian pterigium pada
pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde Palembang. Jenis penelitian ini adalah
analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan total
sampling sebanyak 35 pekerja las listrik. Diagnosa pterigium dilakukan oleh
dokter umum dan pengukuran radiasi sinar UV dengan alat Hagner Digital
Radiometer. Teknik analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat
menggunakan fisher exact. Didapatkan kejadian Pterigium pada pekerja bengkel
las listrik di pasar Cinde sebesar (74,3%). Hasil analisis menggunakan statistik
terdapat hubungan paparan radiasi sinar UV (P value = 0,00 CI: 1,01-38,5), masa
kerja (P value = 0,007 CI: 1,01-4,76), lama paparan (P value =0,001 CI: 1,06-
11,8) dengan kejadian Pterigium serta tidak ada hubungan antara penggunaan alat
pelindung diri dengan kejadian pterigium (P value= 0,7 CI:0,61-1,34). Angka
kejadian pterigium pada pekerja las listrik tergolong tinggi, peneliti menyarankan
para pekerja outdoor mendesain tempat kerjanya dengan memberi penutup di
bagian yang terpapar langsung dari sinar matahari dan dianjurkan memakai
topeng las yang dilengkapi dengan kaca hitam pada saat pengelasan
Kata kunci : radiasi, ultra violet, pterigium, pekerja
Daftar Pustaka : 75 (1977-2016)
iii
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH/ENVIRONMENTAL HEALTH
PUBLIC HEALTH FACULTY
SRIWIJAYA UNIVERSITY Thesis, July 2017
Rista Rikasi
Relationship between UV Light Exposure Radiation and Pterigium Incidence in
Electrical Welder Workshop in Cinde Market Palembang in 2016
xvii + 54 Halaman, 14 Tabel, 5 Gambar, 6 Lampiran
ABSTRACT
The welding industry is one of the informal sectors that have various potential
hazards, one of the dangers in welding is exposure to UV radiation coming from
electric welding welding process. The amount of this UV radiation can damage
the eyes of workers who play a role in increasing the risk of developing
pterygium. The purpose of this study to determine the relationship of exposure to
ultraviolet radiation with the risk of pterigium events in electric welding
workshop workers in the market Cinde Palembang. The type of this research is
quantitative analitical with cross sectional approach and using total sampling of 35
welding electrical workers. Pterigium diagnosis is performed by general
practitioners and UV radiation measurements by means of the Hagner Digital
Radiometer. Data analysis technique is done univariat and bivariate using fisher
exact. Pterigium event happened to electric welding workshop at Cinde market
(74,3%). The results of the analysis uses statistics there are relations exposure of
UV radiation (P value = 0,00 CI: 1,01-38,5), working period (P value = 0,007 CI:
1,01-4,76), long exposure ( P value = 0,001 CI: 1,06-11,8) with Pterigium
incidence and no relation between use of personal protective equipment with
pterigium incidence (P value = 0,7 CI:0,61-1,34). The incidence of pterigium in
electric welding workers is high, the researchers advise outdoor workers to design
their workplaces by covering them in parts exposed directly from the sun and are
advised to wear a welded mask equipped with black glass during welding.
Keywords : radiation, ultra violet, pterigium, workers.
References : 75 (1977-2016)
iv
v
vi
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini dengan judul “Hubungan Paparan Radiasi Sinar Ultra Violet dengan
Risiko Kejadian Pterigium pada Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde
Palembang Tahun 2016” telah disetujui untuk diseminarkan pada Juli 2017
Indralaya, Juli 2017
Pembimbing :
1. Imelda G Purba, S.KM.,
M.Kes NIP. 197502042001492003
2. Anita Camelia, S.KM., M.KKK NIP. 198001182006042001
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rista Rikasi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 08 November 1988
Agama : Islam
Alamat : Jl. Panca Usaha Kelurahan 5 Ulu Kecamatan
Seberang Ulu 1 Palembang
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD ( 1995-2001 ) : SD Negeri 79 Palembang
2. SMP ( 2001-2004 ) : SMP Negeri 44 Palembang
3. SMA ( 2004-2007 ) : SMA Negeri 19 Palembang
4. DIII ( 2007-2010 ) : Poltekkes Kemenkes Palembang
5. S1 (2013-2017 ) : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya Palembang
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang selalu
melimpahkan Rahmat dan Ridho-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Hubungan
Paparan Radiasi Sinar Ultra Violet dengan Risiko Kejadian Pterigium pada
Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang Tahun 2016” ini dapat
diselesaikan. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terimakasih atas segala bimbingan dan petunjuk yang berharga dan bermanfaat
kepada :
1. Bapak Iwan Stia Budi, S.KM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya
2. Ibu Imelda G. Purba, S.KM.,M.Kes selaku Pembimbing 1
3. Ibu Anita Camelia, S.KM., M.KKK selaku Pembimbing II
4. Bapak H.Achmad Fickry Faisya, S.KM.,M.Kes selaku Penguji I
5. Ibu Desheila Andarini, S.KM., M.Sc selaku Penguji II
6. Bapak Sigit Purwanto, S.Kep. Ners., M.Kes selaku Penguji III
7. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
8. Kedua orang tua dan seluruh saudara-saudara saya.
9. Teman – teman Alih Program FKM Unsri 2013 dan seluruh teman-teman
sejawat yang telah memberikan bantuan, inspirasi, dukungan dan
semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari
semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan Skripsi ini.
Indralaya, Juli 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
LEMBAR PLAGIARISME ............................................................................... v
LEMBAR PUBLIKASI ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... vii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
1.4.1 Bagi Penulis ........................................................................ 5
1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat ................................. 6
1.4.3 Bagi Tempat Penelitian ....................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup............................................................................... 6
1.5.1 Ruang Lingkup Lokasi ........................................................ 6
1.5.2 Ruang Lingkup Materi ........................................................ 6
1.5.3 Ruang Lingkup Waktu ........................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pterigium ...................................................................................... 7
2.1.1 Definisi ............................................................................... 7
2.1.2 Gejala .................................................................................. 7
2.1.3 Gambaran Klinis ................................................................ 7
2.1.4 Histopatologi ....................................................................... 9
2.1.5 Faktor Risiko Pterigium ...................................................... 9
A. Faktor Penjamu .............................................................. 10
B. Faktor Agen .................................................................... 12
C. Faktor Lingkungan ......................................................... 13
2.1.6 Diagnosis ............................................................................. 14
2.1.7 Pencegahan .......................................................................... 14
2.2 Mata ............................................................................................. 15
2.2.1 Bagian Mata 15
xi
2.3 Radiasi Sinar UV .......................................................................................... 16
2.3.1 Sumber Sinar UV............................................................... 17
2.3.2 Bahaya Sinar UV ............................................................... 17
2.3.3 NAB Sinar UV .................................................................. 17
2.4 Pengelasan ................................................................................... 18
2.4.1 Pengertian Pengelasan ....................................................... 18
2.4.2 Teknik-teknik Pengelasan ................................................. 19
2.4.3 Jenis Pengelasan ................................................................ 21
A. Las Listrik .................................................................... 21
B. Las Karbit .................................................................... 21
2.4.4 Alat Pelindung Diri ............................................................ 22
2.5 Kerangka Teori ............................................................................ 23
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 24
3.2 Definisi Operasional .................................................................... 25
3.3 Hipotesis ...................................................................................... 27
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 28
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 28
4.2.1 Waktu Penelitian ............................................................... 28
4.2.2 Tempat Penelitian .............................................................. 28
4.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 28
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................ 28
4.3.2 Sampel Penelitian .............................................................. 28
4.4 Jenis, Cara, Alat Pengumpulan Data ........................................... 29
4.4.1 Jenis Data ........................................................................... 29
4.4.2 Cara Pengumpulan Data .................................................... 29
4.4.3 Alat Pengumpulan Data ..................................................... 31
4.5 Pengolahan Data .......................................................................... 31
4.6 Validitas Data ............................................................................... 32
4.7 Analisis dan Penyajian Data ......................................................... 33
4.7.1 Analisis Data ...................................................................... 33
4.7.2 Penyajian Data .................................................................... 34
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................ 35
5.1.1 Sejarah Pasar Cinde .............................................................. 35
5.1.2 Bentuk dan Struktur Bangunan Pasar Cinde ........................ 35
5.1.3 Gambaran Bengkel Las di Pasar Cinde ................................ 36
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Analisis Univariat ................................................................. 36
1. Gambaran Distribusi Frekuensi Kejadian Pterigium ................. 36
2. Gambaran Distribusi Frekuensi Intensitas Radiasi Sinar UV ... 38
3. Gambaran Distribusi Frekuensi Masa Kerja ............................. 39
4. Gambaran Distribusi Frekuensi Lama Paparan ......................... 39
5. Gambaran Distribusi Frekuensi Penggunaan
xii
Alat Pelindung Diri ............................................................................................... 40
5.2.2 Analisis Bivarat .................................................................... 40
1. Hubungan antara Paparan Radiasi Sinar UV
dengan Kejadian Pterigium ........................................................ 41
2. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kejadian Pterigium ........ 41
3. Hubungan antara Lama Paparan dengan Kejadian Pterigium .... 44
4. Hubungan antara Penggunaan APD
dengan Kejadian Pterigium ........................................................ 43
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 44
6.2 Pembahasan .................................................................................... 44
6.2.1 Kejadian Pterigium ................................................................ 44
6.2.2 Hubungan antara Paparan Radiasi Sinar UV
dengan Kejadian Pterigium ................................................... 47
6.2.3 Hubungan antara Masa Kerja dengan kejadian Pterigium .... 48
6.2.4 Hubungan antara Lama Paparan
dengan Kejadian Pterigium ................................................... 49
6.2.5 Hubungan antara Penggunaan Alat Pelindung Diri
dengan kejadian Pterigium .................................................... 51
BAB VII Penutup 7.1 Kesimpulan ................................................................................................... 53
7.2 Saran ............................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 NAB Radiasi Ultra Ungu ................................................................... 18
Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................... 25
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian
Pterigium pada Pekerja di Pasar Cinde Palembang Tahun
2016 .................................................................................................... 37
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian
Pterigium pada Pekerja Indoor di Pasar Cinde Palembang
Tahun 2016 ......................................................................................... 37
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian
Pterigium pada Pekerja Outdoor di Pasar Cinde Palembang
Tahun 2016 ......................................................................................... 37
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Intensitas Radiasi Sinar UV Indoor dan
Outdoor pada Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde
Palembang Tahun 2016 ...................................................................... 38
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Paparan Radiasi Sinar UV pada
Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang
Tahun 2016 ......................................................................................... 38
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Menurut Masa Kerja pada Pekerja
Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang Tahun 2016 ............. 39
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Lama Paparan pada Pekerja Bengkel
Las Listrik di Pasar Cinde Palembang Tahun 2016 ........................... 39
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penggunaan APD pada Pekerja
Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang Tahun 2016 ............. 40
Tabel 5.9 Hubungan antara Paparan Radiasi Sinar UV dengan
Kejadian Pterigium pada Pekerja Bengkel Las Listrik di
Pasar Cinde Palembang Tahun 2016 .................................................. 41
Tabel 5.10 Hubungan antara Masa Kerja dengan Kejadian Pterigium
pada Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang
Tahun 2016 ......................................................................................... 42
Tabel 5.11 Hubungan antara Lama Paparan dengan Kejadian Pterigium
pada Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde Palembang
Tahun 2016 ......................................................................................... 42
Tabel 5.12 Hubungan antara Penggunaan APD dengan Kejadian
Pterigium pada Pekerja Bengkel Las Listrik di Pasar Cinde
Palembang Tahun 2016 ...................................................................... 43
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pterigium pada Mata .....................................................................8
Gambar 2 2 Model Segitiga Epidemiologi........................................................10
Gambar 2 3 Mata Normal .................................................................................15
Gambar 2.5 Kerangka Teori ..............................................................................23
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..........................................................................24
xv
DAFTAR SINGKATAN
UV Ultra Violet
K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
WHO World Health Organization
ILO International Labour Organization
APD Alat Pelindung Diri
SMAW Shielded Metal Arc Welding
GTAW Gas Tungsten Arc Welding
TIG Tungsten Inert Gas
OFW Oxyfuel Gas Welding
OAW Oxy-Acetylene Welding
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Lembar Observasi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Hasil Output SPSS
Lampiran 5 Foto Penelitian
Lampiran 6 Data Pengukuran Radiasi Sinar UV
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri informal merupakan industri yang memiliki pola kegiatan
tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan maupun penerimaannya
serta pada umumnya tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan. Kondisi informal dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian
dari instansi terkait. Pekerjaan di industri informal kurang mendapat
promosi dan pelayanan kesehatan yang memadai, tidak sesuai rancangan
tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau pengorganisasian kerja dan
kurangnya peralatan pelindung bagi pekerja sehingga dapat terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Prihantoyo, 2003).
Industri pengelasan merupakan salah satu sektor informal yang
mempunyai berbagai potensi bahaya yang dapat disebabkan oleh pekerjaan,
alat, bahan, dan proses yang terjadi di tempat kerja. Oleh karena itu setiap
pekerja di Indonesia khususnya harus diberikan pengetahuan lebih mengenai
penyakit akibat kerja, penyebabnya dan cara penanggulangannya (Anizar,
2012). Di industri pengelasan memiliki berbagai potensi bahaya antara lain
kejutan listrik selama melakukan pengelasan, debu, gas, radiasi panas,
radiasi sinar UV dari proses pengelasan las listrik, bahaya ledakan,
kebakaran dan percikan las ( Suma‟mur, 1996; ILO, 2013).
Salah satu bahaya yang ada di pengelasan yaitu paparan radiasi sinar
UV yang berasal dari proses pengelasan las listrik. Radiasi sinar UV ini
merupakan sumber radiasi sinar UV buatan yang sangat tinggi berupa
cahaya busur listrik ( Dixon and Brian, 2004). Radiasi sinar UV yang
berasal dari las listrik ini sangat besar dikarenakan kuat arus atau tegangan
2
listrik pada mesin las busur listrik yang digunakan sangat tinggi, hal ini
dilakukan untuk menjaga kestabilan busur las ( ILO, 2013). Besarnya
radiasi sinar UV ini dapat memajan pekerja pengelasan, khususnya pada
mata pekerja. Paparan sinar UV dari pengelasan telah berperan dalam
meningkatkan risiko perkembangan pterigium, sebagaimana dibuktikan oleh
peningkatan laju prevalensi semakin lamanya pekerja yang bekerja di
industri pengelasan maka semakin besar pula risiko terjadinya pterigium (
Hirst, L.W., 2000).
Pterigium adalah pertumbuhan pembuluh darah di permukaan mata
dan merupakan noda kosmetik umum dengan kecenderungan untuk
meradang. Pterigium yang lebih lanjut atau yang sudah membentang di atas
pusat kornea dapat menimbulkan gangguan penglihatan, rasa silau bila kena
cahaya dari depan, dan mengecilnya lapang pandang dalam melihat,
sehingga apabila pekerja pengelasan menderita pterigium yang sudah lanjut
pada matanya, hal ini akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan dalam
bekerja ( Kemenkes RI, 2011).
Pterigium disebabkan salah satunya adalah karena paparan atau
kontak yang terlalu lama dengan sinar UV ( Belkin et al, 1994). Paparan
radiasi sinar UV dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan mutasi
pada gen seperti p53 gen penekan tumor yang mengakibatkan epitel
pterygial yang tidak normal dan radiasi sinar UV juga menyebabkan
kerusakan sel epitel limbal dan menginduksi perkembangan pterigium (
Bahuva et al, 2014; Fang, 2013), dimana sinar ultraviolet dapat
menyebabkan perubahan histologis sel epitel, jaringan konjungtiva sub
mukosa dan destruksi sel stem pada limbus, akibatnya fungsi barier limbus
tidak ada sehingga konjungtiva yang mengalami inflamasi dan degenerasi
dapat dengan mudah menjalar melewati limbus menuju kornea dan
membentuk jaringan pterigium di daerah interpalpebra (celah kelopak)
biasanya bagian nasal (Erry dkk, 2011).
Sebuah studi pada pekerja Jepang menunjukkan bahwa pterigium
lebih umum pada tukang las daripada pekerja pabrik lainnya di kota industri
yang sama. Ini dikaitkan dengan paparan yang tinggi terhadap radiasi sinar
3
UV dan masa kerja sebagai tukang las ( Coroneo, 1993), selain itu beberapa
faktor lain yang dapat mempengaruhi keterpajanan pekerja terhadap radiasi
sinar UV di pengelasan antara lain lama pajanan dan alat pelindung diri
(APD) yang digunakan pekerja saat pengelasan ( Lippmann, 2009). Adapun
penelitian yang dilakukan oleh Kumah, dkk dari Department of Optometry
and Visual Science, Kwame Nkrumah University of Science and
Technology, Kumasi, Ghana pada tahun 2011 menemukan penyakit paling
sering muncul yang berhubungan dengan radiasi sinar UV salah satunya
yakni pterigium sebanyak 56,6%. Penelitian ini dilakukan di kota Kumasi
dengan mengambil sampel sebanyak 470 pengelas.
Pada Riskesdas (2013) yang merupakan riset kedua dengan
mengumpulkan data dasar dan menghasilkan indikator dari status kesehatan
masyarakat di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota antara lain
menunjukkan bahwa prevalensi pterigium nasional adalah sebesar 8,3%,
dengan prevalensi pterigium di wilayah Sumsel sebesar 5,4%. Angka ini
masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah Lampung, Banten
dan DKI yaitu berturut-turut sebesar 4,9%, 3,9% dan 3,7%.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah terpajannya pekerja
terhadap radiasi sinar UV di pengelasan yaitu dengan menggunakan alat
berupa pelindung mata yang sesuai seperti topeng las dengan kacamata
pelindung, hal ini sangat berguna untuk melindungi mata pekerja dari
paparan radiasi sinar UV yang berlebihan di tempat kerja ( ILO, 2013).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya ditemukan
bahwa 90% dari jumlah seluruh pekerja pengelasan di Pasar Cinde
Palembang dalam bekerja setiap harinya tidak menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) yang sesuai dengan standar terutama topeng las yang dilengkapi
dengan kaca hitam yang berguna untuk melindungi mata dari paparan
radiasi sinar UV dari proses pengelasan. Jika mata terpapar langsung oleh
sinar UV hal ini dapat menyebabkan gangguan pada mata yang salah
satunya yaitu penyakit pterigium pada pekerja las. Berdasarkan data awal
yang diperiksa dari 10 orang pekerja las listrik di pasar Cinde Palembang
terdapat 5 orang yang menderita pterigium yang di diagnosa oleh tenaga
4
medis dengan keterangan diagnosa pterigium sebanyak 5 orang. Dalam hal
ini juga para pekerja mengeluhkan penglihatannya menjadi kabur setelah
bekerja selama beberapa tahun. Para pekerja juga mengatakan bahwa sinar
yang berasal dari pengelasan listrik membuat mata pekerja menjadi silau
dan sangat perih. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih
dalam hubungan paparan radiasi sinar ultra violet dengan risiko kejadian
pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde Palembang Tahun
2016
1.2 Rumusan Masalah
Industri informal merupakan industri yang memiliki pola kegiatan
tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan maupun penerimaannya
serta pada umumnya tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan. Kondisi informal dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian
dari instansi terkait, sehingga dapat terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Industri pengelasan merupakan salah satu industri informal yang
memiliki berbagai potensi bahaya. Salah satu potensi bahaya yang ada di
pengelasan yaitu paparan radiasi sinar UV yang berasal dari proses
pengelasan las listrik yang dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan penyakit mata berupa pterigium. Pterigium yang lebih lanjut
atau yang sudah membentang di atas pusat kornea dapat menimbulkan
gangguan penglihatan, rasa silau bila kena cahaya dari depan, dan
mengecilnya lapang pandang dalam melihat sehingga dapat mengganggu
aktivitas dan kenyamanan dalam bekerja. Berdasarkan pemeriksaan awal
pada pekerja industri pengelasan listrik sebanyak 10 orang, dari
pemeriksaan tersebut didapat hasil 5 orang yang mengalami pterigium atau
50% kejadian pterigium yang dialami pekerja las, oleh karena itu peneliti
ingin menganalisis hubungan paparan radiasi sinar ultra violet dengan risiko
kejadian pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde
Palembang tahun 2016
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan paparan radiasi sinar Ultra Violet dengan risiko
kejadian Pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde
Palembang Tahun 2016
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya kejadian pterigium pada pekerja bengkel las listrik di
pasar Cinde Palembang Tahun 2016
2. Diketahuinya intensitas radiasi sinar UV pada pekerja bengkel las
listrik di pasar Cinde Palembang Tahun 2016
3. Diketahuinya masa kerja dan lama paparan pada pekerja bengkel las
listrik di pasar Cinde Palembang Tahun 2016
4. Menganalisis hubungan paparan radiasi sinar UV dengan risiko
kejadian pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde
Palembang Tahun 2016
5. Menganalisis hubungan antara masa kerja dengan risiko kejadian
pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde Palembang
Tahun 2016
6. Menganalisis hubungan antara lama paparan dengan risiko kejadian
pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde Palembang
Tahun 2016
7. Menganalisis hubungan antara penggunaan APD dengan risiko
kejadian pterigium pada pekerja bengkel las listrik di pasar Cinde
Palembang Tahun 2016
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai peningkatan wawasan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
pengalaman langsung untuk melihat kenyataan dilapangan dan dapat
memberikan kontribusi pemikiran serta motivasi untuk dapat melakukan
penelitian yang lain.
1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan literatur tambahan untuk
pengembangan dan menambah wawasan mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya
1.4.3 Bagi Tempat Penelitian
Dapat memberikan informasi mengenai penyakit pterigium yang ada di
pengelasan listrik dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mengakibatkan terjadinya pterigium dan cara pencegahannya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan pasar Cinde Palembang
1.5.2 Lingkup Materi
Materi penelitian ini adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
meliputi bahaya ditempat kerja, perilaku pekerja dan penyakit yang
ditimbulkan akibat kerja.
1.5.3 Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016
. DAFTAR PUSTAKA
Aminlari, A. et.al. 2010, „Management of Pterygium‟, Opthalmic Pearls
Cornea, pp. 37-38
Ang, et.al. 2007,‟ Current concepts and techniques in pterygium treatment
„, Current opinion in ophthalmology, [online], vol.18, no.4,
pp.308-313. Dari: http://journals.lww.com/co-
ophthalmology/Abstract/2007/07000/Current_concepts_and_techni
ques_in_pterygium.7.aspx. [ 5 juni 2017 ]
Anies. 2002, Penyakit Akibat Kerja Berbagai Penyakit Akibat Lingkungan
Kerja dan Upaya Penanggulangannya. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta
Anizar. 2012, Teknik Keselamatan dan kesehatan Kerja di Industri. Graha
Ilmu. Yogyakarta
Asokan, R. et.al. 2012,‟ Prevalence and associated factors for pterygium
and pinguecula in a South Indian population‟, Ophthalmic and
Physiological Optics, vol.3, no.1, hal.39-44
Bahuva, A. and Rao, S.K. 2014,‟Current Concepts in Management of
Pterygium‟,The Official Scientific Journal of Delhi
Ophthalmological Society, vol.25, no.2, pp.78-84
Belkin, M. et.al. 1994, Protection Against Exposure to Ultraviolet
Radiation [ online]. World Health Organization, United Nations
Environment Programme, dari:
http://www.who.int/uv/publications/proUVrad.pdf [ 10 Januari
2016]
Buntarto. 2015, Panduan praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
Industri. Pustaka Baru Press. Yogyakarta
Bustan, M.N. 2012, Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta
Chui, J. et. al. 2011, „ Ophthalmic pterygium: a stem cell disorder with
premalignant features‟, The American journal of pathology,
vol.178, no.2, pp.817-827.
Coroneo, MT. 1993, „Pterygium as an early indicator of ultraviolet
insolation: a hypothesis‟, British Journal of Ophthalmology,
vol.77, hal.734- 739
Daryanto. 2012, Dasar-dasar Teknik Mesin. PT Rineka Cipta. Jakarta
Davies, K. G. et. al. 2007, „Ocular effects of chronic exposure to welding
light on calabar welders‟, Nigerian Journal of Physiological
Sciences, vol.22, no.1-2, pp.55-58
Detorakis ET, Spandidos DA. 2009, „ Pathogenetic mechanism and
treatment options for ophthalmic pterygium: Trends and
perspectives (Review)‟, International journal of molecular
medicine, Vol.23, pp.439–447.
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N). 2007, Visi,
Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 – 2010. Jakarta
Dharmawan, Iyan. 1977, Referensi Visual Terapi Empirik Infeksi Bakteri.
Elek Media Komputindo. Jakarta
Dixon, Anthony J., and Brian F. Dixon. 2004, „Ultraviolet radiation from
welding and possible risk of skin and ocular malignancy‟, Medical
journal of Australia, vol.181, no.3, pp.155-157
Dushku, N. et.al. 2001, „Pterygia Pathogenesis: Corneal Invasion by
Matrix Metalloproteinase Expressing Altered Limbal Ephitelial
Basal Cell‟, Arch Ophthamol, vol.119, no.5, hal. 695-706
Dzunic, B. et.al. 2010, „Analysis of pathohistological characteristics of
pterigium‟, Bosnian Journal Of Basic Medical Science, vol.10,
no.4, pp.307-313
Erry et.al. 2011, „Distribusi dan Karakteristik Pterigium di Indonesia‟,
Penelitian Sistem Kesehatan, vol. 14, no.1, pp.84-89
Fang, C. 2013, Elucidating the regulatory mechanisms of pterygium,
[Tesis]. University of East Anglia, Norwich, UK
Ginting, Kamsah. 2004, Prevalensi dan Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan Kumulatif Tangan pada
Pekerja Kebersihan Lantai di Rumah Sakit X Jakarta, [Tesis].
Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta
Girolamo, Nick D, et.al. 2004, „Pathogenesis of pterygia: role of cytokines,
growth factors, and matrix metalloproteinases‟, Progress in Retinal
and Eye Research, [online], vol.23, pp.195–228. Dari:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1350946204000
126 [ 23 April 2016]
Gondhowiardjo, D.T. 2006, Pterigium. Panduan Manajemen Klinis
Perdami. CV. Ondo. Jakarta
Greenberg, M. 2008, Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan. Erlangga.
Jakarta
Guyton, A.C. 1996, Buku Ajar Fisiologi Edisi Tujuh. EGC. Jakarta
Handoko, H. 2010, Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisi
kedua. BPFE UGM. Yogyakarta
Hirst, L.W. 2000, Distribution, risk factors, and epidemiology of
pterigium. Pterigium, Kugler Publications, The Hague, The
Netherlands, pp.15-27. Dari
:https://books.google.co.id/books [ 2 Maret 2016]
Holland, Edward J., Mannis,Mark. J., 2002, Ocular Surface Disease-
Management Surgical Management. Springer Verlag. New York
Ilyas. 2003, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mata dan Penyakit Mata Edisi
Pertama. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta
Ilyas, S dan Yulianti. 2014, Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran UI.
Jakarta
Ilyas, Sidarta. 2009, Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
International Labour Organization. 2013, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Sarana untuk Produktivitas. Pedoman Pelatihan untuk
Manajer dan Pekerja Modul Lima. Jakarta
Iyiade, A.A. and Omotoye, O.J. 2012,‟ Pattern of eye diseases among
welders in a Nigeria community‟, African health sciences, vol.12,
no.2, hal.210-216.
James, B., Chew, C. & Bron, A. 2005, Lecture Notes Oftalmologi, Edisi
Kesembilan. Erlangga. Jakarta.
Jeyaratnam, J dan David, K. 2010, Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja.
EGC. Jakarta.
Karai, I. and Horiguchi, S. 1984, „Pterygium in welders‟, British journal of
ophthalmology, vol.68, no.5, hal.347-349
Kementerian Kesehatan RI. 2011, Penyakit Mata Akibat Kerja. Direktorat
Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2013, Riset Kesehatan Dasar. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Khumaidah. 2009, Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel PT. Kota Jati
Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,
[Tesis]. Universitas Diponogoro, Semarang.
Khurana, A. K. 2007, Compherensive Ophthmology, Fourth Edition
[online]. Regional Institute of Ophthalmology India, dari:
http://www.grsmu.by/files/file/university/cafedry/oftalmologii/files
/fiy/1.pdf [10 April 2016]
Kumah, D.B. et.al. 2011, „Radiation-related eye diseases among welders
of Suame „magazine‟ in the Kumasi metropolis‟, Journal of
Science and Technology, vol.31, No.1, pp. 37-43
Lee, S.B & Slomovic, A. 2004, „Pterigium–An Update on Current
Concepts and Treatment Modalities‟, Department of
Ophthalmology and Vision Sciences, vol.2.
Maryani,L. & Rizki, M. 2010, Epidemiologi Kesehatan. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2010, Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri. Jakarta.
Moeljosoedarmo, S. 2008, Hygiene Industri. FKUI. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2012, Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Pajic, B. et.al. 2016,‟ A mathematical approach to human pterygium
shape‟, Clinical Ophthalmology, vol.10, pp.1343–1349
Plog, B.A. & Quinlan, P.J. 2002, Fundamentals of Industrial Hygiene:
fifth Edition [ online]. National Safety Council : United States of
America, dari : http://www.industrialairsolutions.com/fume-
smoke-collectors/fume collection-PDF/NSC-Manual-Industrial-
Hygiene.pdf [ 4 Januari 2016]
Prihantoyo. 2003, Potensi Bahaya Faktor Fisik di tempat Kerja. Makalah
Pelatihan Hiperkes. Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja.
Yogyakarta.
Pujiyanti, A. 2004, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Konjungtivitis Pada Pekerja Pengelasan Listrik Di Bengkel Radas
Jaya Semarang. Universitas Diponegoro, Semarang.
Rianti, E., Agus, T. & Rasumawati. 2013, Buku Ajar Epidemiologi dalam
Kebidanan. Trans Info Media. Jakarta.
Rybczyński, A. and Wolska, A. 2016, „ Selected measurement problems
during the evaluation of occupational exposure to UV radiation
emitted by the welding arc‟, Lighting Conference of the Visegrad
Countries (Lumen), [ online], pp. 1-7. Dari:
http://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/7745535/?part=1. [ 22
juni 2017]
Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2014, Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-5. Sagung Seto. Jakarta
Sekelj, S. et.al. 2007, „ Ultraviolet light and pterygium‟, Collegium
antropologicum, vol. 31, no.1, pp.45-47.
Siswanto. 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. PT. Bumi Aksara.
Jakarta
Song, YS. et.al. 2005,‟ The involvement of adult stem cells originated
from bone marrow in the pathogenesis of pterygia‟, Yonsei medical
journal, vol.46, no.5, pp.687-692.
Srinivasan, S. and Slomovic, A.R., 2007,‟Eye rubbing causing
conjunctival graft dehiscence following pterygium surgery with
fibrin glue‟, Eye, vol.21, no.6, pp.865-867
Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung
Suma‟mur. 1996, Hiegene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko
Gunung Agung. Jakarta
Suma'mur. 2009, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Sagung Seto. Jakarta
Tana, L. 2006, Faktor Risiko dan Upaya Pencegahan Katarak pada
Kelompok Pekerja. Puslitbang Pemberantasan Penyakit, Badan
Litbangkes Depkes RI
Tarwaka. 2008, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Manajemen dan
implementasi K3 di tempat kerja. Harapan Press. Surakarta.
Taylor, H.R. 2000, Pterygium [online]. Kugler Publications of SPB
Academic Publishing, dari: https://books.google.co.id/books [ 5
Agustus 2016]
Tenkate, T.D. 1999,‟ Occupational exposure to ultraviolet radiation: a
health risk assessment‟, Reviews on environmental health, [online],
vol.14, no.4, pp.187-210. Dari :
https://www.degruyter.com/view/j/reveh.1999.14.4/reveh.1999.14.
4.187/reveh.1999.14.4.187.xml. [ 1 juli 2017]
Tillman, C. 2007, „Principles of Occupational Health and Hygiene, An
Introduction‟, Association with The Australian Institute of
Occupational Hygienist : Allen & Unwin
Tri, Tedy. 1998, Mengelola Bengkel Las. Lewis Publishers Tokyo. Puspa
Swara. Jakarta
Vatani, J. et.al. 2013, „ Assessment of ultraviolet radiation exposure of
welders working in Shahrud City, Iran „, Journal of Occupational
Health and Epidemiology, vol.2, no.4, pp.183-187.
Vaughan , A. 2009, Oftalmologi Umum Edisi ke -17. EGC. Jakarta
Vaughan, DG. et.al. 2000, Konjungtiva dalam Oftalmologi umum. Edisi
14. Widya Medika. Jakarta
Waller, S.G. & Adamis, A.P. 2004, Chapter 35 Pterygium [online].
Duane‟s Clinical Ophthalmology, dari:
http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v6/v
6c035.html [ 4 Maret 2016]
Widharto, S. 2006, Petunjuk Kerja Las. Pradnya Paramita. Jakarta
Wlodarczyk, J. 2001,‟ Pterygium in Australia: a cost of illness study ‟,
Clinical & experimental ophthalmology, vol. 29, no.6, pp.370-375.
Yu, J.M. et.al. 2016, ‟ Prevalence and risk factors of lens opacities in rural
populations living at two different altitudes in China‟, Int J
Ophthalmol, vol.9, no.4, pp. 610-616
Zaki, A. et.al. 2011, „ Management of Recurrent Pterygia‟, Journal of
American Science , [online], vol.7, no.1, pp.230-234. Dari :
http://www.jofamericanscience.org. [ 5 Mei 2017].