53
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia, karena kehadiran manusia sebagai mahluk yang senantiasa berkembang yang tidak lain perkembangan tersebut adalah proses pendidikan. Oleh karena itu disadari sepenuhnya bahwa masalah pendidikan adalah maslah peningktan kualitas manusia yang pada gilirannya persoalan kualitas bangsa yang berkualitas. Persoalan peningkatan kulaitas adalah bagaimana meningkatakan proses belajar mengajar agar berlangsung lebig efektif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang telah dirumuskan dalam kurikulum pendidikan. Sehingga peserta didik dapat mengaktualisasikan potensi dirinya yang menyangkut kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena pendidikan berkenaan dengan upaya pembinaan 1

Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia, karena

kehadiran manusia sebagai mahluk yang senantiasa berkembang yang tidak lain

perkembangan tersebut adalah proses pendidikan. Oleh karena itu disadari

sepenuhnya bahwa masalah pendidikan adalah maslah peningktan kualitas manusia

yang pada gilirannya persoalan kualitas bangsa yang berkualitas.

Persoalan peningkatan kulaitas adalah bagaimana meningkatakan proses

belajar mengajar agar berlangsung lebig efektif dan bermakna sesuai dengan tujuan

pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang telah dirumuskan dalam kurikulum

pendidikan. Sehingga peserta didik dapat mengaktualisasikan potensi dirinya yang

menyangkut kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena pendidikan

berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilah pendidikan sangat

tergantung pada manusianya.

Anonimnya dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Nasional telah tercantum tentang tujuan Pendidikan Nasional, adalah :

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sikdinas, 2003: 6).

1

Page 2: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Sementara itu, minat sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

mengajar besar pengaruhnya terhadap belajar sebagai suatu daya untuk

memperhatikan, melakukan konsentrasi terhadap pelajaran atau bidang-bidang study

yang sedang diikuti daslam mengundang rasa senang, gairanh dan semangat belajar

sehingga efektifitas pelajaran dapat dicapai dengan baik.

Begitu pula sebaliknya, kurangnya minat terhadap pelajaran akan

menumbuhkan kesan kurang senang terhadap berbagai aktifiatas di sekolah secara

keseluruhan. Rasa benci, dendanm, mogok belajar, acuh tak acuh, bolos dan malas ke

sekolah atau dengan kata lain mengalami kesulitan belajar.

Guru sebagai salah satu faktor pendukung dalam pencapaian hasil belajar

hendaknya senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar yang berhasil

guna dan berdaya guna. Untuk merealisasikan hal tersebut, pengajar memerlukan

pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip mengajar sebagai dasar dalam

menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar yang salah satunya adalah memilih

penyajian bahan pelajaran yang tepat.

Untuk mengetahui seberapa besar adanya hubunga metode mewngajar dengan

minat belajar siswa dianggap perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Metode Mengajar Karyawisata pada Mata Pelajaran Geografi dengan

Minat Belajar Siswa Kelas II SMP Negeri 3 Majene”.

2

Page 3: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti

sebagai berikut :

1. Seberapa besar minat belajar siswa Kelas II SMP Negeri 3 Majene mata pelajaran

geografi yang diajar tanpa menggunakan metode belajar karayawisata?

2. Seberapa besar minat belajar siswa Kelas II SMP Negeri 3 Majene mata pelajaran

geografi yang diajar dengan menggunakan metode belajar karyawisata?

3. Apakah hubungan yang signifikan antara metode mengajar karyawisata dengan

mata pelajaran Geografi terhadap minat belajar siswa Kelas II SMP Negeri 3

Majene?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diutarakan, maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran minat belajar siswa Kelas II SMP Negeri 3 Majene

terhadap mata pelajaran geografi yagn diajar tanpa menggunakan metode belajar

karyawisata.

2. Untuk memperoleh gambaran minat belajar siswa Kelas II SMP Negeri 3 Majene

terhadap mata pelajaran geografi yang diajar dengan menggunakan metode beljar

karyawisata.

3. Untuk mengetahui terdapatnya hubungan yang signifikan antara metode mengajar

karyawisata pada mata pelajaran geografi terhadap minat belajar siswa Kelas II

SMP Negeri 3 Majene.

3

Page 4: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi para siswa untuk membiasakan diri belajar secara aktif,

minimal mencari dan menemukan sendiri jawaban dari setiap permasalahan yang

ditemukan dalam belajar.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru bidang studi geografi

mengenai pentingnya memilih metode mengajar yang efektif dalam mengajar.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan strategi pembelajaran geografi

khususnya pada sekolah lanjutan tingkat pertama.

4. Untuk bahan bacaan kepustakaan dan referensi bagi penelitian selanjutnya untuk

jenis penelitian yang relevan.

5. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian pokok bahasan yang lain.

4

Page 5: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Metode Mengajar

Sumber daya manusia yang berkualitas yang memapu menghadapi persaingan

di masa yang akan datang merupakan program utama pemerintah, khususnya dalam

jalur pendidikan. Untuk itu diperlukan manusia yang tidak hanya mempunyai

pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mempunyai kemampuan berfikir rasional,

kritis dan kreatif. Untuk membentuk manusia yang berkualitas maka salah satunya

manusia perlu mempelajari geografi.

Mata pelajaran geografi adalah salah satu bidang studi dari jenjang pendidikan

dasar hingga perguruan tinggi memegang peranan penting dalm menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas. Menyadari akan pentingnya geografi seorang guru

harus berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif pada proses belajar mengajar.

Untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar tidak terlepas dari strategi belajar

mengajar seorang guru. Karena adanya keanekaragaman materi pelajaran maka

seoarang guru perlu menggunakan metode mengajar yang tepat. Mengenai metode

mengajar Suryosubroto (1997:43) mengemukakan bahwa: “Metode mengajar adalah

salah stu cara yang diperlukan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada

saat berlangsung pengajaran. Oleh karena itu, metode mengajar berperan sebagai alat

untuk menciptakan proses belajar mengajar.

5

Page 6: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Selain tergantung dari strategi belajar mengajar, pemilihan metode mangajar

tergantung dari keefektifan pengajaran itu. Menurut Russefendi (1988: 282) efektif

bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Denga kata lain, tujuannya

tercapai. Makin tinggi kekuatan untuk dapat menghasilkan sesuatu, makin efektif

metode itu”.

Penggunaan metode mengajar yang tepat dapat mengarahkan siswa mencapai

tujuan mengajar yang diharapkan, agar peserta didik tidak merasa jenuh dalam

mengikuti proses belajar mengajar.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa metode mengajar adalah suatu

cara yang diperlukan oleh guru dalam mengadakan intraksi dengan siswa dalam

proses belajar mengajar.

2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan intraksi unsur-unsur manusiawi

adaslah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan

sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan

seperangkat teori dan pengalamannya guru gunakan untuk bagaimana

mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

Salah satu usaha yang tidak guru tinggalkan adalah bagaimana memahami

kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi

keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah

suatu hal yang aneh tapi nyata dan memang betul dipikirkan oleh seorang guru.

6

Page 7: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Dari hasil analisis yang dilakukan lahirlah pemahaman tentang kedudukan

metode sebagai alat motivasi ekstrinsik sebagai pengajaran dan sebagai alat untuk

mencapai tujuan.

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Metode sebagai salah satu komponen pengajaran, menempati peranan yang

tidak kalah pentingnya dari komponen lain dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak

ada satupun kegiatan kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode

pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat

motivasi ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut

sardiman, A.M. (1988:90) adalah: “Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi

sebagai alat perangsang dari lur yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode karena mereka

menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu

metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan

bagi anak didik. Proses pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang

bergairah belajar kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik.

Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru

mengdapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik

dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi

ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.

7

Page 8: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Akhirnya, daspat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepay dan

bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motviasi ekstrinsik dalm kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

b. Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan beljar mengajar tidak semua anak didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan

yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat ada yang sedang dan ada yang

lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan

pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap

bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak dididik

terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang

bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat dicapai.

Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas,

memerlukan trategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk

sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru

menggunakan metode demonstrasi atau metode karyawisata atau yang sesuai dengan

materi yang dibawakan.

Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah, N. K. (1989:

1) :

Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efeisien, mengenan pada tujuan yang diharapkan. Salah stu langkah memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

8

Page 9: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

c. Metode sebagai alat untuk mencapi tujuan

Tujuan adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar

mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana arah kegiatan belajar

mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar untuk

sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya

perbuatan sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama

halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukat untuk menyeleksi mana kegiatan yang

harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai

keinginan yang dicita-citakan.

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama

komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen

metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan

metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran menuju tujuan.

Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka

metode yng digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dengan

tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan

pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apalah

artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan

balajr mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai

tujuan pengajaran.

9

Page 10: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

3. Pemilihan dan Penentuan Metode

Metode mcngajar yang guru gunakan dalam setiap kali pcrtcmuan dikeIas

bukanlah asal pakai tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan

perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlibat guru merumuskan lebih

dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari

satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu,

sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan

yang lain.

a. Nilai strategi metode

Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.

Di dalamnya ter:jadi interaksi edukatif an tara guru dan anak didik, ketika guru

mcnyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kclas. Bahan pelajaran yang

guru berikan itu akan kunmg memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik

bila menyampaikan menggunakan strategi yang kurang tepat. Di sinilah kehadiran

metode menempati posisi penting dalam menyampaikan bal1an pelajaran.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa wemperhatikan permainan metode

justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman

membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan

metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang

kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan

dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa

10

Page 11: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

metode adalah suatu cara yang mcmiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar

mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegialan

belajar mengaiar.

b. Efektititas penggunaan metode

Kctika anak tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak didik

membuat kegaduhan, ketika anak didik menwljukkan kelusuan, ketika minat anak

didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan

yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya

dan berusaha mencari jawaban yang tepat. Karena bila tidak, maka apa yang guru

sampaikan akan sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu

penyebabnya adalah faktor metode. Karenanya, efektifitas penggunaan metode patut

dipertanyakan.

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan

menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak

bahan pelajaran yang telah terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan

metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas,serta

situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ccramah sementara

tujuan pengajarannya adalah agar anak didik memperagakan shalat, adalah kegiatan

belajar mengajar yang kurang kondusif Seharusnya penggunaan metode dapat

menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannnya tujuan harus menyesuaikan diri

dengan metode.

11

Page 12: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Karena efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara

metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen

pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran. sebagai persiapan

tertulis.

c. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah

tercapaianya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program

pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak

dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai

kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua

unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara

efektif dan efisien.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu

kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan

metode yang bagaimana akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan

dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa

dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar

anak didik dapat menuliskan sebagaimana dari ayat-ayat dalam surat AI-Fatiha, maka

guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode

latihan.

12

Page 13: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan

penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari

masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah

mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran yang akan

dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Dalam pandangan yang sudah diakui kebenaranya mengatakan, bahwa setiap

metode mempunyai sifat masing-masing baik mengenai kebaikan-kebaikannya

maupun mengenai kelemahan-kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan

metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika

memahami sifat-sifat masing-masing metode terscbut.

Winamo Surakhmad (1990: 97) mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan

metode dipengaruhi oleh beberapa aktor, sebagai berikut:

1) Anak didik

Anak adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah,

gurulah. yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan

berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang dengan kehidupan

yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacan-macan. Demikian juga halnya

mengenai jenis kelamin mereka ada yang berjenis kelamin laki-Iaki dan ada yang

berjenis kelamin perempuan. Poster tubuh mereka ada yang tinggi, sedang dan ada

pula yang rendah. Pendek kata, dari apek fisik ini selalu ada perbedaan dan

13

Page 14: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

persamaan pada setiap anak didik.

Jika pada aspek biologis di atas ada persamaan dan perbedaan, maka pada

aspek intelektual juga ada perbedaan. Pada ahli berpendapat bahwa secara intelektual,

anak didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan

anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan

lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan guru. Tinggi

atau rendahnya kreatifitas anak didik dalam mengolah kesan dari bahan, pelajaran

yang baru diterima bisa dijadikan tolak ukur dari kecerdasan seorang anak.

Kecerdasan seorang anak terlihat seiring dengan meningkatnya kematangan usia

anak. Daya pikir anak bergerak dari cara berpikir konkrit ke arah cara berpikir

abstrak.

Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah, prilaku

anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada

yang sukar bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang

pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.

Perbedaan individual anak didik' pada aspek biologis, intelektual, dan

psikologl sebagaimana yang disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan

belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan

pengajaran yang telah dirumuskan secara operasionaL Dengan demikian jelas,

kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode pengajaran.

14

Page 15: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

2) Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.

Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran, berbagai jenis fungsinya. Secara hierarki

tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional

Atau tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier

(antara), yang paling lansung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada proses

pembelajaran harus berdasarkan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Perumusan tujuan, misalnya, akan mempengaruhi kemampuan yang

bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaran pun dipengaruhinya.

Demikian juga penyesuaian metode yang harns guru gunakan di kelas. Metode yang

guru pilih harys sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri

setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan

bukan sebaliknya. Karena itu kernampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh

tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.

3) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama

dari hari ke hari pada waktu ke waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi

belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal

ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di

lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin di capai oleh

tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik dibagi ke dalam

beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di

15

Page 16: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

sana .semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru

untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih

metode belajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode problem solving

.demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode mengajar.

4) Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik

di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode

mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA, misalnya kurang mendukung

penggunaan metode eksprimen atau metode demonstrasi. Demikian juga halnya

ketiadaan mempunyai fasilitas olah raga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode

latihan. Justru itu, kemampuan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain

mendukungnya.

5) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya

kurang suka berbicara, seseorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan,

berbeda dengan guru yang bukan sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan

guru smjana bukan pendidikan dan keguruan di bidang penguasaan ilmu pendidikan

dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan keguruan barangkali lebih banyak

menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli

di bidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.

Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam

16

Page 17: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang

bukan berlatar bclakang pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman

belajar yang memadai sungguhpun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru

maupun tidak, dan sarna-sama minim pengalarnan mengajar di kelas, cenderung

sukar mimilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun

dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan

dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah

dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar

adalah permasalah intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode mengajar.

4. Metode Mengajar Karyawisata

Kadang-kadang dalam proses belaiar mengajar siswa perlu diajak keluar

sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal ini bukan sekedar

rekreasi, tetapi. untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat

kenyataarmya. Karena itu, dikatakan teknik karyawisata adalah cara mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar

sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau daerah parawisata,

daerah laut, bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan,

meseum, dan sebagainya. Banyak istilah yang digunakann, tetapi maksudnya sama

dengan karyawisata, seperti widyawisata, study-tour, dan sebagainya. Karyawisata

ada dalam waktu singkat, dan ada pula dalam waktu beberapa hari atau waktu

panjang.

Menurut Roestiyah N.K (2001: 86) tentang teknik karyawisata yang efektif,

maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-Iangkah sebagai berikut:

17

Page 18: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

a. Masa persiapan perlu perlu menetapkan: - Perumusan tujuan intruksional yang jelas- Pertimbangan pemilihan teknik ini- Keperluan menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi,

untuk merundingkan segala sesuatunya- Penyusunan perencanaan yang masak, membagi Lugas-tugas dan

menyiapkan sarana- Pembagian siswa dalam kelompok, mengirim utusan

b. Masa pelaksanaan karyawisata: - Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas

lainnya - Memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama - Mengawasi petugas-petugas Pada setiap seksi - Memberi petunjuk bila perlu

c. Masa kembali dari karyawisata - Mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karyawisata - Menyusun laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh

Metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai

berikuf:

a. Kelebihan metode karyawisata

- Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modem yang memanfaatkan

lingkungan nyata dalam pengajaran.

- Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.

- Menumbuhkan pada diri siswa tentang kecintaan pada lingkungan.

- Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.

- Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

- Sebagai bahan referensi tentang sumber daya alam suatu daerah.

b. Kelebihan metode karyawisata

- Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk

18

Page 19: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

disediakan oleh siswa atau sekolah.

- Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.

- Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tak

terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.

- Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas dari

pada tujuan utama sedang unsur studinya menjadi terabaikan.

- Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan

mereka kepada kegitan studi yang menjadi permasalahan.

5. Minat Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “ Minat adalah

perhatian, kesukaan (kecenderungan hati pada sesuatu, keinginan). (Poerwadarminta,

1976: 650). Selanjutnya Ali dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan

tentang minat adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadapa sesuatu, gairah;

keinginan”. (Ali, 1995: 656). Sedangkan menurut Poerba (1981: 214) pengertian

minat berarti “Kesediaan jiwa yang aktif untuk menerima sesuatu dari luar”.

Persoalan minat dapat juga dikaitkan dengan persoalan motivasi. Minat

diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau

arti sementara siatuasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Mcnurut Bernad Berelson dan Gavy A. Standar mengatakan bahwa; "Minat

dan motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan

19

Page 20: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

energi, mendorong kegiatan dan mengarahkan, menyalurkarn prilaku ke arah

mencapai kebutuhan yang memberi kepuasaan atau mengurangi ketidakseimbangan".

Pendapat di atas menekankan bahwa minat dan motivasi mempakan keadaan

jiwa, mental sseorang yang memberikan reaksi agar seseorang melakukan sesuatu

aktifitas tertcntu. Hal terscbut relevan dengan pendapat Moikijat yang menyatakan

bahwa "Motivasi adalah pengaruh sesuatu kekuatan yang menimbulkan perilaku".

Minat merupakan dorongan yang timbul pada diri sescorang sadar atau tidak

sadar melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha seseorang atau

kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai sesuatu

yang dikehendakinya. Minat merupakan keinginan-keinginan, dorongan-dorongan

yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dalam rangka

mencapai tujuan yang diinginkan.

Minat yang diperoleh dari hasil-hasil belajar itu adalah sama dengan cara-cara

yang diperoleh siswa dalam mempelajari keterampilan (skill), ilmu pengetahun dan

kebiasaan-kebiasaan lainnya. Hal mana, bahwa prinsip-prinsip yang berlaku dalam

proses belajar, adalah berlaku pula bagi minat dan, sikap itu bersifat lebih tampak,

misalnya kebutuhan-kebutuhan yang tidak disadari, perasaan agresif, keinginan-

keinginan dan lain sebagainya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa yang periu

diperhatikan sebagai berikut:

20

Page 21: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

a. Kebutuhan

Minat dari seseorang anak adalah merupakan petunjuk langsung dari

kebutuhan anak tersebut. Seseorang yang membutuhkan penghargaan status

misalnya, maka anak tersebut akan mengembangkan minatnya itu pada semua

aktifitasnya baik dalam sekolah maupun luar sekolah, sebagai upaya untuk merasakan

kebutuhan itu.

Seyogyanya sekolah memberi kesempatan kepada para siswa, agar mereka

menyalurkan minatnya itu melalui aktifitas di sekolah. Hal ini bertujuan agar tidak

menimbulkan suatu pelanggaran moral, dan sikap siswa dapat diterima dalam

bermasyarakat.

b. Keinginan dan cita-cita

Suatu petunjuk untuk dapat mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi

kebutuhan dan sikapnya, adalah dapat diketahui dengan melalui cita-cita anak dan

periman atau imitasi dari kelakuan orang dewasa yang dikagumi.

Muhibbin Syah (1995: 53) menyatakan; "Keinginan anak-anak masih muda

(kanak-kanak) pada umumnya bersifat material. Akan tetapi ketika dewasa seseorang

rnaka keinginan-keinginan tersebut berbuah dan berkisar pada perbaikan

kepribadiannya, ambisi, kesopanan dan aspirasi-aspirasi terhadap suatu jabatan".

c. Lingkungan masyarakat

Pengaruh lingkungan masyarakat dalam menumbuhkan minat sescorang

sangat menentukan sebab lingkungan baik akan bersifat efektif, dalam arti

21

Page 22: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

merangsang minat individu, apabila individu memandang bahwa lingkungannya itu

berarti butuh dirinya.

Oleh karena itu lingkungan akan berarti bagi ingidividu. hanya apabila ada

hubungannya dengan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. kebutuhan-

kebutuhan dan sesuai dengan minat individu.

B. Kcrangka Pikir

Dalam kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang akan diajarkan harus

sesui dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran

geografi maka guru harus berusaha meningkatkan efektifitas minat, dan perhatian

siswa dalam belajar. Oleh karena itu diperlukan teknik adanya penyajian pengajaran

yang menarik dan strategi pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan

mudah dipahami dan tidak membosankan salah satu cara yang ditempuh adalah

bagaimana metode yang digunakan oleh secrang guru terse but.

Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa atau muridnya selain

mcnguasai bahan yang diajarkan juga harns memilih metode mengajar yang cocok

dengan materi agar mereka tertarik dan mengerti atas materi yang diajarkan.

Dalam pembahasan materi pokok bahasan flora dan fauna salah satu metode

mengajar yang dapat menumbuhkan minat mengajar siswa yaitu metode karyawisata.

Dimana dalam metode ini siswa diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Siswa diberikan kebebasan untuk menemukan sendiri flora dan fauna

yang berada pada komunitas tertentu.

22

Page 23: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Gambar I. Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Bcrdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

"Ada hubungan yang signifikan antara metode mengajar karyawisata pada Mata

Peajaran Geografi terhadap minat belajar siswa kelas II SMP Negeri 3 Majene".

23

MATERI PEMBELAJARAN

TANPA METODE KARYAWISATRA

DENGAN METODE KARYAWISATA

SISWA SISWA

MINAT

Page 24: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Surahmad (1990: 149) memberikan batasan pengertian tentang metode

eksperimen ini dengan mengemukakan bahwa “dalam arti luas, bereksperimen

adalah mengadakan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu yang akan

menegaskan bagaimana kedudukan hubungan kausal variabel-variabel yang

diselidiki”.

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa hal yang mendasar dalam metode

eksperimen adalah adanya percobaan atau diberikannya perlakuan terhadap suatu

variabel. Hal inilah yang membedakan metode eksperimen dengan metode

penelitian lainnya. Consuelo G. Sevilla dalam Tuwu (1993: 94) mengemukakan

bahwa “pemanipulasian variabel merupakan karakteristik yang membedakan

semua penelitian eksperimen dengan penelitian-penelitian lainnya”. Dalam

penelitian eksperimen terdapat berbagai pola yang dapat digunakan. Salah satu

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola Matched Group Design.

Hal yang terpenting dalam penelitian eksperimen adalah pengontrolan

terhadap variabel lain yang bisa mempengaruhi variabel penelitian. Untuk itulah

dalam pola Matched Group Design semua faktor yang dapat mempengaruhi

24

Page 25: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

perlakuan atau treatment harus dimatched sebelum dilakukan eksperimen. Faktor-

fakor yang diseimbangkan tersebut adalah :

1. Jumlah subyek kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Perbandingan antara jumlah subyek laki-laki dengan subyek

wanita pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Dalam penelitian ini, terlebih dahulu diadakan mean matching (uji

kesamaan mean) dan variance matching (uji kesamaan variabel) hasil pre-test

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Langkah ini dilakukan

dengan berpedoman pada yang dikatakan oleh Hadi (1991: 476).

Group Matching dapat dilakukan melalui beberapa jalan. 1. Dengan mempersamakan dari group-group yang turut dalam eksperimen: 2. Dengan menseimbangkan variabelitas (varians) daripada group-group eksperimen dan kelompok kontrol: 3. Dengan mengetes perbedaan-perbedaan group-group yang dicoba baik dalam mean maupun variabelitasnya.

Berdasarkan pola penelitian yang digunakan maka desain penelitian yang

digunakan adalah desain kontrol group pre-test – post-test yang digambarkan

sebagai berikut :

E = 01 x 02

P = 01 02

Keterangan :

E = Simbol untuk kelompok eksperimen

P = Simbol untuk kelompok kontrol

01 = Simbol pre-test yang diberikan sebelum diberikan perlakuan

25

Page 26: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

02 = Simbol post-test yang diberikan sebelum diberikan perlakuan

(Arikunto, 1990 :276)

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Oleh Sudjana (1987: 23) variabel diartikan sebagai “ciri dari individu,

obyek, peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif maupun kualitatif”. Dalam

penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi dua kategori yakni variabel bebas da

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dimanipulasi atau

diberi perlakuan untuk mengetahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap

variabel lain atau variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

timbul sebagai akibat dari variabel bebas.

Oleh karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen, maka yang

menjadi variabel bebas adalah perlakuan yang berbeda antara kelompok kontrol

dengan kelompok eksperimen. Dalam hal ini kelompok eksperimen diberikan

perlakuan khusus berupa pembelaran mata pelajaran geografi dengan metode

karya wisata, sedangkan kelompok kontrol diberikan proses pembelajaran tanpa

metode karya wisata. Kemudian variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat

belajar siswa Kelas II SMP Negeri 3 Majene.

26

Page 27: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

2. Definisi Operasional

Menurut Suryabrata (1987: 83) bahwa definisi operasional variabel adalah

defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan dan dinyatakan dalam

bentuk kata-kata serta menunjukkan proses atau perbuatan yang dapat diamati.

Dalam penelitian ini yang didefinisikan secara operasional adalah variabel

bebas yakni pemberian layanan bimbingan keterampilan belajar dan variabel

terikat yaitu hasil belajar. Rumusan selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Metode karya wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan

dengan mengajak siswa ke tempat atau obyek tertentu di luar sekolah

untuk mempelajari berkenaan dengan materi pelajaran geografi.

2. minat belajar adalah keinginan atau dorongan yang timbul dari

dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan hipotesis penelitian

maka dilakukan penelitian terhadap populasi. Oleh Hadi (1986: 220)

dikemukakan bahwa “Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling

sedikit mempunyai satu sifat yang sama”.

Selanjutnya Sudjana (1984: 5) mengemukakan pula bahwa populasi

adalah “totalitas semua nilai yang mungkin, hasil hitung pengukuran kualitatif

27

Page 28: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

dari karakteristik tertentu mengenai kesimpulan obyek yang lengkap dan jelas

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan anggota dari obyek penelitian yang memiliki karakteristik yang sama

atau relatif sama.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa

Kelas II SMA Negeri 3 Mejene yang terdaftar pada tahun ajaran 2006-2007

sebanyak 112 orang.

2. Sampel

Menurut Hadi (1987) bahwa “sampel adalah sebahagian dari populasi”

Pemilihan sampel sangat penting sebab untuk meneliti seluruh populasi dengan

sensus, tentunya membutuhkan waktu, tenaga dan dana yang tidak sedikit. Namun

demikian penarikan sampel dalam penelitian, diupayakan agar refresentatif

mewakili seluruh populasi.

Arikunto (1987: 34) berpendapat bahwa “apabila populasi obyek kurang

dari 100, lebih baik diambil semua, dan jika populasinya besar dapat diambil 10 –

15 % atau 20 – 25 % atau lebih tergantung dari kemampuan peneliti”.

Berdasarkan pendapat di atas, dan kondisi obyektif tempat penelitian

menunjukkan populasi yang lebih dari 100, maka pada penelitian ini ditarik

sampel dengan mengambil refsentasi seimbang dari masing-masing kelas..

28

Page 29: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Akan tetapi, pada bagian desain penelitian telah diuraikan bahwa apabila

pola yang digunakan adalah Matched Group Design, maka semua faktor yang

diperkirakan memberi pengaruh harus dimatched sebelum eksperimen dilakukan,

maksudnya harus diseimbangkan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol. Untuk itu maka sampel dibagi dua yakni kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang telah diseimbangkan. Tentang pola Matched Group

Design ini Hadi (1991: 275) mengemukakan bahwa :

Matched Group Design atau disingkat pola M-G, bertitik tolak pada group matching. Sebelum suatu eksperimen dilakukan, terlebih dahulu diadakan matching antara group eksperimen dan group kontrol : antara kelompok eksperimental dan kelompok kontrol diseimbangkan lebih dahulu sehingga keduanya berangkat dari titik tolak sama.

Kedua kelompok tersebut diseimbangkan jumlahnya dan hasilnya sebagai

berikut :

Tabel 2 : Hasil penyeimbangan jumlah subyek kelompok eksperimen

Dan kelompok kontrol.

No. EksperimenJenis Kelamin

JumlahLaki-Laki Perempuan

1

2

Kelompok kontrol

Kelompok Eksperimen

14

14

24

24

38

38

Jumlah 28 48 76

29

Page 30: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

D. Teknik Eksperimen

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka dalam penelitian ini

digunakan angket. Baik pada pre-test maupun post-test. Oleh Abimanyu (1980: 65)

angket diartikan sebagai suatu teknik untuk memperoleh data dengan cara

menggunakan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang disampaikan kepada orang

lain yang mungkin mengetahui dengan baik tentang diri orang yang akan kita peroleh

datanya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (1987: 124) dalam redaksi

kalimat yang berbeda mengemukakan bahwa “angket atau kuisioner adalah untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal

yang diketahui. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket pada

dasamya terdiri dari sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh responden

secara tertulis pula.

E. Pelaksanaan Eksperimen

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan eksperimen ini adalah

sebagai berikut :

1. Pemberian pre-test yang dimaksudkan untuk mengetahui minat belajar

siswa sebelum dilakukan perlakukan.

30

Page 31: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

2. Pemberian materi pelakaran kepada kelompok eksperimen dengan

metode karya wisata, dan kelompok kontrol dengan tanpa metode karya

wisata.

3. Pemberian post-test pada kedua kelompok yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian post-test ini dimaksudkan

untuk melihat tingkat minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan berbeda

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalita Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berada pada distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data ini

dilakukan terhadap data-data pre-test maupun post-test pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Untuk menganalisa data dari kelompok sampel, maka langkah-langkah

yang ditempuh menurut Sudjana (1992: 293) adalah menghitung frekuensi

teoritik (Ei) dan mengetahui frekuensi nyata setiap variabel (Orangi) dari sampel

yang ada pada setiap kelas interval.

Frekuensi Orangi adalah jumlah individu dari sampel yang ada dalam

setiap kelas interval, sedangkan frekuensi Ei diperoleh dari hasil n dengan peluang

atau luas di bawah kurva normal untuk interval bersangkutan.

2. Uji kesamaan dua rata-rata (Mean Matching) untuk data pre-test

31

Page 32: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian dahulu bahwa salah

satu persyaratan apabila penelitian eksperimen menggunakan Matching Group

Design adalah kedua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol mempunyai mean yang sama pada pre-test.

3. Uji kesamaan dua varian (variance matching) untuk data pre-test

Uji kesamaan dua varians dilakukan karena uji kesamaan mean belum

menjamin variabilitas kedua kelompok sudah sama. Statistik yang digunakan

menguji kesamaan varians kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tentang

tingkat penyesuain diri siswa sebelum diberi perlakuan.

4. Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis di atas maka mean hipotesis dari skor-skor

penyesuaian diri siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah

diberikan post-test harus diketahui. Untuk selanjutnya mean dari kedua kelompok

tersebut diuji dengan rumus :

(Sudjana, 1992: 239)

Dimana :

X1 , X2 = Mean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

n1 , n2 = Jumlah subyek pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

s = Simpangan baku gabungan kedua kelompok

32

Page 33: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli. 1983. Interaksi Belajar Mengajar Jilid I. Ujungpandang: FIP IKIP Ujungpandang

Ali, Muhammad 1995 Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 1987 Prosedur Penelitian cet. 3 Jakarta: Bina Aksara

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta:. PT. Grasindo.

Hadi, Sutrisno, 1988. Statistik Jilid 4. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hamalik, Oemar 2000. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT.Slnar Baru Algesindo .

Hamalik, Oemar 2002. Penddidikan Guru Bedasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. R-"mi Aksara.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasan, M. E. 2003. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kuswanto, 2004. Pengetahuan Sosial Geografi untuk Kelas 2 SMP dan MTS. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo.

Nasution, S .2000. Be/ajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nasution, S 2000. Didaktik Asas-asasAlengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nasution, S 2001. Asas-asas Kurikulum. Bandung: PT. Rineka Cipta Aditya Bakti

Nasution, S. 1995. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Bruni Aksara.

Roestiyah ", 2001. Strategi Belajar lvfenajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

33

Page 34: Hubungan Metode Mengajar Karyawisata Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Minat Belajar Siswa Kela

Roestiyah, 2001 Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soemantoi, W. 2002. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi. Jakarta: Bumi Aksara

Sujana. 1992. Metode Statistika. Bandung. Tarsito.

Surakhmad, Winamo. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung

Suryabrata, Sumadi. 1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Syah Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya: Handung.

Tuwu, Alimuddin (Penertjemah). 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia

34