100
 PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA (Studi di Rumah Sakit Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2013) Oleh : TRI INDAH IDI RETNANI, SST NIP : 0176011019 AKADEMI KEBIDANAN “GRIYA HUSADA”  SURABAYA 2014

Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

  • Upload
    shin90

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 1/100

 

PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU BERSALINDENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA

(Studi di Rumah Sakit Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2013)

Oleh :

TRI INDAH IDI RETNANI, SSTNIP : 0176011019

AKADEMI KEBIDANAN “GRIYA HUSADA” 

SURABAYA

2014

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 2/100

PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU BERSALINDENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA

(Studi di Rumah Sakit Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2013)

Penelitian ini diajukan dalam rangka memenuhi Tri Dharma perguruan Tingggi di bidang penelitian

Oleh :

TRI INDAH IDI RETNANI, SSTNIP : 0176011019 

AKADEMI KEBIDANAN “GRIYA HUSADA” 

SURABAYA

2014

ii 

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 3/100

iii

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 4/100

HALAMAN PUBLIKASI

Laporan hasil penelitian ini telah diterima dan dipublikasikan di perpustakaan Akademi Kebidanan Griya

Husada Surabaya pada ..............................................

 No.....................................................................

Kepala Unit Perpustakaan

Elisabet lilis S.M

iv

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 5/100

 

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Peneliti

 NIM

Tempat Tanggal Lahir

: Tri Indah Idi Retnani, SST

: 0176011019

: Jember, 7 Oktober 1976

Menyatakan Penelitian yang berjudul “Hubungan antara  Umur dan Paritas IbuBersalin dengan Kejadian Pre Eklampsia (Studi Di Rumah Sakit Assakinah Medik

Sidoarjo Tahun 2013)” adalah bukan Penelitian orang lain baik sebagian maupunkeseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 7 Agustus 2014

Yang menyatakan,

Tri Indah Idi Retnani, SST NIP : 0176011019

v

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 6/100

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bias menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) yang berjudul “Hubungan Antara Umur   dan Paritas Ibu Bersalin dengan

Kejadian Pre eklampsia (Studi di Rumah Sakit Assakinah Medika Sidoarjo Tahun

2013)”. 

Dalam Penelitian ini dijabarkan bagaimana hubungan antara umur dan paritas ibu

 bersalin dengan kejadian pre eklampsia, sehingga nantinya bisa digunakan sebagai

referensi tentang pemberian penyululuhan tentang pre eklampsia.

Pada kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya

kepada :

1.

2.

3.

4.

Bapak Ir. Benyamin Hilly, selaku ketua yayasan Akademi Kebidanan Griya

Husada Surabaya

Dr. Hj. Rina Sulistyani, MM, selaku Direktur Rumah Sakit Assakinah Medika

Sidoarjo.

Suami dan anak-anak tercinta, yang telah mendukung penulis dalam melakukan

 penelitian ini

Teman-teman Staf Dosen, Karyawan dan Perpustakaan di AKBID Griya

Husada yang telah banyak membantu penulis hingga dapat menyelesaikan

 penelitian ini dengan bai

Penelitian ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang mebangun demi kesempurnaan penelitian ini kedepannya.

Surabaya, 7 Agustus 2014

Penulis

vi

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 7/100

ABSTRAK

AKI di Indonesia menurut SDKI 2012 mencapai 359/100.000 kelahiranhidup. Salah satu penyebab AKI di Jatim yaitu pre eklampsia sebesar 34,88%

(2012), sedangkan menurut Depkes RI angka toleransi terjadinya pre eklampsia

 pada ibu bersalin sebesar 3-5%. Dapat dilihat bahwa kejadian pre eklampsia

masih tinggi di atas angka toleransi. Begitu juga dengan kejadian pre eklampsia

ibu bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo pada tahun 2012 masih tinggi,

yaitu sebesar 16,03%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia di RS

Assakinah Medika Sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan teknik  cross sectional .

Jumlah populasi sebesar 233 ibu bersalin dengan jumlah sampel  112 ibu bersalin.

Teknik pengambilan sampel  secara sistematik random sampling . Pengambilandata secara sekunder dari register  ibu bersalin. Hasil penelitian dibuat tabelfrekuensi, ditabulasi silang dan dianalisa dengan uji chi-square dengan ketentuan

χ 2tabel 3,84 ( = 0,05).Dari hasil penelitian menunjukkan ibu bersalin yang mengalami pre

eklampsia yang terbanyak adalah umur < 20 tahun dan > 35 tahun (46,43%) dan

 pada paritas adalah primipara (30,77%). Berdasarkan hasil uji chi-square, pada

umur dan paritas didapatkan χ 2hitung>χ 2Tabel, sehingga H0 ditolak.Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur dan

 paritas dengan kejadian pre eklampsia ibu bersalin. Oleh karena itu, untukmenurunkan kejadian pre eklampsia diperlukan pemeriksaan sejak dini pada

kehamilan, sehingga dapat dideteksi dini adanya komplikasi dan segeramengobatinya, mengatur diet makanan dan diperlukan tenaga kesehatan yang

terampil sehingga pre eklampsia pada ibu hamil dapat ditangani dengan cepat dan

tepat.

Kata Kunci : Umur , Par itas, Pre eklampsia

vii

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 8/100

ABSTRACT

MMR in Indonesia according to SDKI 2012 reached 359/100.000 live births. One of the causes of maternal mortality in East Java that

is pre eclampsia at 34,88 % (2012), while according to Department ofhealth figures RI tolerance of occurrence of pre eclampsia in women giving birth

 by 3-5%. It can be seen that the incidence of pre eclampsia still high above

the numeric tolerance. So the incidence pre eclampsia of birthing mothers in the

Assakinah Medika Sidoarjo hospital in 2012 is still high at 16,03%. The purpose

of this research is to knowing the relationship between age and parity

of birthing mothers with the incidence of pre eclampsia in the

Assakinah Medika Sidoarjo hospital.This research used analytic design with cross sectional techniques. Total

 population of 233 mothers maternity with a total sample of 112 maternity

mothers. Sampling techniques of systematically random sampling. Secondary dataretrieval from the birthing mother registers. Research result made frequency

tables, cross-tabulated and analyzed by Chi-square test with provisions χ2 

tables 3,84 ( = 0.05).

The results showed the maternity mother who suffered of pre eclampsia the

most was aged < 20 years and > 35 years (46,43 %) and the parity is

 primiparous (30,77 %). Based on the test results of chi-square test,

the age and parity obtained χ 2 calculates >χ 2tables, so that H0 is rejected.From the results of research it was concluded that there is a relationship

 between age and parity with incidence of maternal pre eclampsia. Therefore, to

reduce the incidence of pre eclampsia required examination early in pregnancy, so

it can be detected early the complications and immediately treat it, regulate diet

and required skilled health personnel so that pre-eclampsia in pregnant women

can be dealt with quickly and appropriately.

Keywords: Age, Parity, Pre eclampsia

vii

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 9/100

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................

HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................

HALAMAN PUBLIKASI.............................................................................

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................

KATA PENGANTAR  ...................................................................................ABSTRAK ......................................................................................................

ABSTRACT .....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vivii

viii

vii

xii

DAFTAR GAMBAR  ..................................................................................... xiii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH .................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1

1.2

1.3

1.3.1

Latar Belakang ...........................................................................

Rumusan Masalah ......................................................................

Tujuan Penelitian .......................................................................

TujuanUmum........................................................................ ......

1

9

9

9

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 9

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 10

1.4.1 Bagi Institusi................................................................................

1.4.2 Bagi Rumah Sakit...........................................................................

1.4.3 Bagi Peneliti...................................................................................

1.4.4 Bagi Profesi....................................................................................1.4.5 Bagi Masyarakat.............................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................

10

10

10

1011

12

2.1 Konsep Dasar Persalinan / Inpartu ............................................ 12

2.1.1 Pengertian Persalinan / Inpartu...................................................

2.1.2 Sebab-Sebab yang Menimbulkan Persalinan..............................

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ..........................

2.1.4 Tahapan Persalinan .....................................................................

2.1.5 Tanda dan Gejala Persalinan ......................................................

viii

12

12

15

17

19

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 10/100

2.1.6

2.2

2.2.1

2.2.2

2.2.3

2.2.4

2.2.5

2.2.6

2.2.7

2.2.8

2.2.9

2.2.102.2.11

2.3

2.3.1

2.3.2

2.4

2.4.1

2.4.2

2.5

Mekanisme Persalinan ................................................................

Konsep Dasar  Pre eklampsia ......................................................

Pengertian Pre eklampsia ...........................................................

Klasifikasi Pre eklampsia ...........................................................

Penilaian Klinik  Pre eklampsia ..................................................

Etiologi Pre eklampsia................................................................

Faktor Predisposisi......................................................................

Patofisiologi Pre eklampsia ........................................................

Diagnosis ....................................................................................

Prognosis.....................................................................................

Komplikasi ..................................................................................

Pencegahan Kejadian Pre eklampsia ..........................................Penanganan .................................................................................

Konsep Dasar Umur....................................................................

Pengertian Umur.........................................................................

Penggolongan Umur ...................................................................

Konsep Dasar  Paritas .................................................................

Pengertian Paritas.......................................................................

Pembagian Kelompok  Paritas ....................................................

Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian Pre eklampsia

21

23

23

24

26

27

29

34

36

37

37

4042

45

45

46

47

47

47

 pada Ibu Bersalin ........................................................................

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ......................................................

48

50

3.1

3.2

Kerangka Konseptual .................................................................

Hipotesis .....................................................................................

50

51

BAB 4 METODE PENELITIAN .............................................................. 53

4.1

4.2

Desain Penelitian .......................................................................

Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................

53

54

4.2.1 Waktu Penelitian .........................................................................

4.2.2 Tempat Penelitian .......................................................................

54

544.3

4.4

Kerangka Penelitian ...................................................................

Populasi, Sampel dan Besar Sampel ..........................................

55

56

4.4.1 Populasi Penelitian .....................................................................

4.4.2 Sampel Penelitian .......................................................................

4.4.3 Teknik Sampling ........................................................................

56

56

57

4.5

4.6

4.7

Identifikasi Variabel ..................................................................

Definisi Operasional ..................................................................

Pengumpulan Data dan Analisis Data .......................................

57

58

60

4.7.1 Instrumen Penelitian ..................................................................

ix

60

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 11/100

4.7.2

4.7.3

4.7.4

4.8

4.8.1

4.8.2

4.9

Pengumpulan Data ......................................................................

Pengolahan Data .........................................................................

Analisis Data ...............................................................................

Etika Penelitian ...........................................................................

 Anonymity (Tanpa Nama) ...........................................................

Confidentiality (Kerahasiaan) .....................................................

Keterbatasan ...............................................................................

60

60

61

62

62

62

62

BAB 5 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 63

5.1

5.2

Gambaran Umum daerah Penelitian ..........................................

Data Khusus ...............................................................................

63

64

5.2.1 Tabel Frekuensi Umur Ibu Bersalin............................................5.2.2 Tabel Frekuensi Paritas Ibu Bersalin .........................................

5.2.3 Tabel Frekuensi Kejadian Pre eklampsia Ibu Bersalin ..............

6565

66

5.3 Hasil Analisa Data ...................................................................... 66

5.3.1 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia pada ibu bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo

Tahun 2013..................................................................................

5.3.2 Tabulasi Silang antara Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian

 Pre eklampsia pada Ibu Bersalin di RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013...................................................................

66

68

5.4 Hasil Analisa Hubungan ............................................................. 70

5.4.1 Analisis Hubungan Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo Tahun 2013….................................................. 

5.4.2 Analisis Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo tahun 2013.......................................................

BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................

BAB 7 PENUTUP...........................................................................................

71

72

73

78

7.1

7.2

Kesimpulan ........................…..................................................... 

Saran…...............................................…..................................... 

78

79

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................

xi

81

83

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 12/100

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Distribusi Angka Kejadian Pre eklampsia di Kamar Bersalin RSAssakinah Medika Sidoarjo dari Tahun 2010-2012........................ 4

1.2 Angka Kejadian Pre eklampsia Berdasarkan Umur pada IbuBersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo dari Tahun 2010-2012 5

1.3 Angka Kejadian Pre eklampsia Berdasarkan Paritas pada IbuBersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo dari Tahun 2010-2012 5

4.1

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Definisi Operasional ......................................................................

Frekuensi Umur Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS AssakinahMedika Sidoarjo Tahun 2013...........................................................

Frekuensi Paritas Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS AssakinahMedika Sidoarjo Tahun 2013 ..........................................................

Frekuensi Penderita Pre eklampsia Ibu Bersalin di RuangBersalin

RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun

2013..................................................................................................

Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dan Kejadian Preeklampsia Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013........................................................................

Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dan Kejadian Pre

eklampsia Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah MedikaSidoarjo Tahun 2013........................................................................

Tabulasi Silang antara Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo Tahun 2013...........................................................

Tabulasi Silang antara Paritas Ibu Bersalin dan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo Tahun 2013...........................................................

xii

59

65

65

66

67

68

69

70

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 13/100

Tabel Judul Halaman

5.8 Analisis Hubungan Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian Preeklampsia Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013........................................................................ 71

5.9 Analisis Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo Tahun 2013...........................................................

xiii

72

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 14/100

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1

3.1

4.1

4.2

4.3

Penilaian Klinik  Pre eklampsia..........................................................

Kerangka Konseptual ........................................................................

Bagan Cross sectional  .......................................................................

Kerangka Penelitian ...........................................................................

Kerangka Operasional ........................................................................

xiv

26

50

54

55

58

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 15/100

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang

%

-

+

>

<

≥ ( )

/

∑ 

°

2

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

Persen

Sampai dengan

Positif

Lebih dari

Kurang dari

Lebih dari sama denganTutup kurung

Atau, garis miring

Jumlah

Derajat

Chi-Square

Daftar Singkatan

WHO

KIA

KTI

AKBID

AMd. Keb

 NIM

AKI

Depkes

DM

MPSSC

TD

MDGs

Dr

SDKI

LKI

RS

VK

APN

=

=

=

=

=

=

=

=

=

==

=

=

=

=

=

=

=

=

World Health Organization

Kesehatan Ibu dan Anak

Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan

Ahli Madya Kebidanan

 Nomor Induk Mahasiswa

Angka Kematian Ibu

Departemen Kesehatan

 Diabetes Millitus

 Making Pregnancy SaferSectio Caesarea

Tekanan Darah

 Millenium Development Goals

Doktor

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Laporan Kematian Ibu

Rumah Sakit

Verlos Kamer

Asuhan Persalinan Normal

xv

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 16/100

HLA-G

HCG

ANC

HELLP

DIC

IV

IM

cc

cm

mg

mmHg

mg/dLMgSO4

kg

BB

Daftar Istilah

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

==

=

=

 Human Leucocyte Antigen Protein G

 Human Chorionic Gonadotrophin

 Antenatal Care

 Haemolysis Elevated Liver Enzymes dan Low Platelet

 Disseminated Intravaskular Coagulation

 Intravena

 Intramuskular

centimeter cubik

centimeter

miligram

milimeter merkuri Hidrargyrum

milligram per desiliter Magnesium Sulfat

 Kilogram

Berat Badan

 Proteinuria = keadaan terdapat protein dalam urine, biasanya albumin dalam

urine. Hidrops fetalis = Edema janin yang berat akibat akibat inkompatibilitas (sifat

tidak dapat dicampur) darah.

Spasme

 Iskemia

 Angiotensin

 Aldosteron

 Renin

 Hemolisys

Trismus

 Invasi

Vasodilatasi

= penyempitan jalan, saluran atau orifisium secara mendadak.

= keadaan kekurangan darah dalam jaringan.

= unsur  vasokonstriktor  yang terbentuk dalam darah ketika

rennin dilepaskan dari ginjal.

= hormon mineralokortikoid  yang aktivitas biologik utamanya

adalah mengatur keseimbangan elektrulit dan air dengan

meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium.

= enzim yang berperan dalam pengaturan tekanan darah dengan

mengkatalis perubahan angiotensin menjadi angiotensin I .

= pembebasan hemoglobin, terdiri dari pemisahan hemoglobin

dari sel darah merah dan penampakannya dalam plasma.

= kejang otot kunyah dengan kesukaran untuk membuka mulut.

= serangan, permulaan penyakit.

= keadaan pembuluh darah yang melebar, khususnya pelebaran

arteriol .

Vasokonstriksi = penyempitan lumen pembuluh darah.

Vasopresor = merangsang kontraksi jaringan otot kapiler dan arteri.

xvi

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 17/100

 Retensi

 Nekrosis

 Antidotum

= bersifat menahan, keadaan tidak mampu untuk mengeluarkan

urine dalam kandung kemih.

= kematian jaringan.

= penawar racun.

xvii

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 18/100

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah

 besar di negara berkembang. Di negara miskin pada tahun 2006, sekitar 25-50 %

kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan.

Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda

 pada masa puncak produktivitasnya (Saifuddin, A.B., 2006).

Kematian maternal  merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus

menjadi perhatian masyarakat dunia. Menurut WHO (World Health Organisation)

 pada tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan.

Dalam pernyataan yang diterbitkan secara resmi oleh WHO dijelaskan bahwa

untuk mencapai target MDGs ( Millenium Development Goals) pada tahun 2015

yakni Angka Kematian Ibu turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, maka

 penurunan angka kematian ibu antara tahun 1990 sampai tahun 2015 seharusnya

5,5 persen per tahun. Pada kenyataannya selama periode tahun 1990-2005 belum

ada kawasan yang mampu mencapai penurunan angka kematian ibu hingga 5,5

 persen per tahun ( Kaban, 2013).

Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2007 Indonesia telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390/100.000

kelahiran hidup (1992) menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (1997). Selanjutnya

1

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 19/100

2

turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Berdasarkan SDKI 2012,

rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran

hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang

mencapai 228 per 100 ribu. Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini menjadi

 perhatian utama pemerintah (Sindonews, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Di Jawa

Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5 (lima)

tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point dengan data yang bersumber dari

Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota. Capaian AKI dapat digambarkan

sebagai berikut : pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000 kelahiran hidup , tahun

2009 sebesar 90,7 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2010 sebesar 101,4 per

100.000 kelahiran hidup, tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kelahiran hidup,

dan ditahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Capaian AKI

Jawa Timur tahun 2012 keadaannya berada 5 point di bawah dari target MDGs

tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Keadaan ini memacu untuk

terus menelaah penyebab kematian ibu agar target MDGs dapat tercapai (Dinas

Kesehatan Jawa Timur, 2012).

Berdasarkan Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota se Jawa Timur

 jumlah kematian ibu adalah 627 kasus. Masa kematian terbesar pada masa nifas

48,17 %, sedangkan masa hamil dan masa persalinan masing-masing 22,49% dan

9,35 % (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2011).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 20/100

3

Proporsi penyebab kematian ibu provinsi Jawa Timur tahun 2010 –  2012

dapat digambarkan sebagai berikut : kejadian perdarahan 28,43% (2010), 29,35%

(2011), 25,03% (2012), Pre eklampsia/ Eklampsia 26,92% (2010), 27,27%

(2011), 34,88% (2012), Infeksi 7,12% (2010), 6,08% (2011), 4,21% (2012),

 penyakit jantung 15,22% (2010), 15,47% (2011), 8,08% (2012), dan lain –  lain

sebesar 21,24% (2010), 21,28% (2011), 26,98% (2012) ( Profil Dinas Kesehatan

Jawa Timur, 2012).

Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, terjadi peningkatan

 pada faktor  Pre eklampsia/ Eklampsia dan faktor lain-lain, sedangkan faktor

 pendarahan dan infeksi mengalami penurunan tiap tahun. Dari proporsi tahun

2012, faktor  Pre eklampsia/ Eklampsia masih menjadi faktor dominan (34,88%)

 penyebab kematian ibu di Jawa Timur (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2012).

 Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin

dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan

edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak

menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular  atau hipertensi sebelumnya

(Mochtar, R., 1998).

Angka toleransi terjadinya pre eklampsia pada ibu bersalin tahun 2007

menurut Departemen Kesehatan RI adalah 3-5%. Sedangkan Jawa Timur

menetapkan angka toleransi terjadinya pre eklampsia pada ibu bersalin adalah 5%

(Dinkes provinsi Jawa Timur, 2008).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 21/100

4

Menurut data dari RSU Dr. Soetomo tahun 2008, kejadian pre eklampsia

tercatat 30 hingga 50 kasus per tahunnya. Dengan prevalensi 1,08%, angka

kejadian pre eklampsia ini lima kali lebih tinggi daripada angka kejadian di

Bangkok dan 10 kali lebih besar dari Singapura (Dachlan, E.G., 2008).

Berdasarkan catatan medik RS Assakinah Medika Sidoarjo mengenai

kejadian pre eklampsia mulai tahun 2010 –  2012 didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1.1 Distribusi Angka Kejadian Pre eklampsia di Kamar Bersalin RSAssakinah Medika Sidoarjo dari tahun 2010-2012

Tahun

2010

2011

2012

Total Persalinan

434

450

368

Pre eklampsia

67

72

59

Persentase ( % )

15,43

16,00

16,03

Sumber : Rekam Medik RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2010-2012

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di RS

Assakinah Medika Sidoarjo mulai tahun 2010-2012 menunjukkan adanya

kecenderungan peningkatan, yaitu pada tahun 2011 meningkat sebesar 0,57% dan

 pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,03%. Berdasarkan hasil penghitungan

menunjukkan bahwa angka kejadian pre eklampsia masih di atas angka toleransi

sebesar 5%.

Dari data yang diperoleh di RS Assakinah Medika Sidoarjo, ditemukan

angka kejadian pre eklampsia berdasarkan umur ibu bersalin tahun 2010-2012

adalah sebagai berikut :

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 22/100

5

Tabel 1.2 Angka Kejadian Pre Eklampsia Berdasarkan Umur pada Ibu Bersalindi RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2010-2012.

Umur Ibu Bersalin

TahunJumlah

Kejadian< 20 tahun

%

20-35 tahun

%

> 35 tahun

%

2010

2011

2012

67

72

59

20

18

17

29,85

25,00

28,81

18

24

20

26,87

33,33

33,90

29

30

22

43,28

41,67

37,29

Sumber : Rekam Medik RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2010-2012

Dari data pada tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas umur ibu yang

mengalami pre eklampsia adalah ibu bersalin yang berusia > 35 tahun.

Dari data yang diperoleh di RS Assakinah Medika Sidoarjo ditemukan

angka kejadian pre eklampsia berdasarkan paritas ibu bersalin di RS Assakinah

Medika Sidoarjo adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3 Angka Kejadian Pre eklampsia Berdasarkan Paritas Ibu Bersalin diRS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2010-2012.

Umur Ibu Bersalin

TahunJumlah

KejadianPrimipara

%

Multipara

%

Grandemultipara

%

2010

2011

2012

67

72

59

40

35

32

59.70

48,61

54,24

22

28

20

32,84

38,89

33,90

5

9

7

7,46

12,5

11,86

Sumber : Rekam Medik RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2010-2012

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 23/100

6

Dari data pada tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas paritas ibu

 bersalin yang mengalami pre eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo adalah

ibu primipara.

Faktor  – faktor  predisposisi untuk terjadinya  pre eklampsia adalah

 primigravida, molahidatidosa, diabetes mellitus, kehamilan ganda , hidrops fetalis,

dan umur yang lebih dari 35 tahun (Mochtar, R., 1998). Beberapa penelitian juga

menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya pre eklampsia

dan eklampsia. Faktor-faktor tersebut antara lain gizi buruk, kegemukan,

gangguan aliran darah ke rahim. Faktor risiko terjadinya pre eklampsia umumnya

terjadi pada kehamilan pertama kali, kehamilan diusia remaja dan kehamilan

diatas 40 tahun. Faktor risiko yang lain adalah riwayat tekanan darah tinggi yang

kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami pre eklampsia sebelumnya,

riwayat pre eklampsia pada ibu atau saudara perempuan, kegemukan,

mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat kencing manis, kelainan ginjal

(Rukiyah, A.Y. dan Yulianti, 2010).

Ibu hamil dengan usia sangat muda (umur < 20 tahun) cenderung

mengalami pre eklampsia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan patologis,

yaitu terjadinya spasme pembuluh darah arteriol e menuju organ penting dalam

tubuh sehingga menimbulkan gangguan metabolisme jaringan, gangguan

 peredaran darah menuju retroplasenter , sedang tubuh ibu belum siap untuk

terjadinya kehamilan (Manuaba, I.B.G., 1998). Pada usia lebih dari 35 tahun

mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir

 juga tambah kaku (Rochjati, P., 2003). Pada usia ini cenderung mengalami pre

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 24/100

7

eklampsia karena disebabkan adanya penyakit yang menyertai seperti diabetes

mellitus, hipertensi ( Manuaba, I.B.G., 1998).

Pada primigravida dapat terjadi pre eklampsia karena semula rahim ibu

kosong tanpa ada janin kemudian terjadi kehamilan, sehingga tubuh ibu

menyesuaikan terutama pada saat plasenta mulai terbentuk akan terjadi ischemia

implantasi placenta. Pre eklampsia pada kehamilan multi lebih disebabkan karena

terlalu sering rahim teregang saat kehamilan dan terjadi penurunan  angiotensin,

renin dan aldosteron sehingga dijumpai oedema, hipertensi dan proteinuria

(Manuaba, I.B.G., 1998).

Berdasarkan penelitian di RS Cipto Mangunkusumo dilaporkan bahwa

hipertensi merupakan penyulit yang tersering dijumpai pada primipara 24,45%,

 pada paritas 2-4 adalah 9,89% dan pada paritas 5 keatas 28,31% (Sudinaya,

2007). Berdasar hasil studi pendahuluan oleh Indra Dewi Rahayu di VK IRD RSU

Dr. Soetomo Surabaya tahun 2012 menunjukkan bahwa kejadian pre eklampsia

 berdasarkan umur adalah sebesar 42,26% pada kelompok umur > 35 tahun dan

38,83% pada usia < 20 tahun. Sedangkan pada kelompok  paritas angka kejadian

tertinggi didapat pada kelompok  primipara sebesar 59,11% (Rahayu, I.D., 2012).

Adapun dampak  pre eklampsia pada ibu bersalin dengan umur < 20 tahun

dan > 35 tahun apabila tidak dicegah akan mengakibatkan eklampsia dan bisa

menambah angka kematian ibu dan bayi. Pada faktor  paritas cenderung

 berdampak sama dengan faktor umur. Dampak pada ibu antara lain solusio

 plasenta, hemolisis, kelainan mata, edema paru, nekrosis hati, sindroma HELLP ,

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 25/100

8

kelainan ginjal dan komplikasi lain. Sedangkan kematian bayi dikarenakan

asfiksia intra uterin, persalinan prematuritas dan kematian janin (Wiknjosastro,

H., 2006).

Dalam menanggulangi masalah di atas dan mencegah dampak dari pre

eklampsia, maka diperlukan upaya pencegahan supaya ibu hamil tidak mengalami

 pre eklampsia ataupun eklampsia. Secara umum upaya dalam mencegah

terjadinya pre eklampsia yaitu dengan cara mengatur diet makanan, cukup

istirahat dan pengawasan antenatal  atau pemeriksaan antenatal  dan juga dari

 pihak petugas kesehatan untuk lebih mendeteksi secara dini tanda-tanda pre

eklampsia pada ibu hamil dan segera mengobatinya apabila ditemukan. Selain itu

dengan cara meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan

mengusahakan agar semua wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda,

mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu keatas

apabila setelah dirawat tanda-tanda pre eklampsia tidak juga dapat dihilangkan

(Wiknjosastro, H., 2006).

Berdasarkan data di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2010 - 2012

diketahui adanya masalah yaitu masih tingginya angka kejadian pre eklampsia

 pada ibu bersalin, yaitu pada tahun 2012 sebesar 16,03% dan angka tersebut

masih di atas angka toleransi yang telah ditetapkan oleh Depkes RI sebesar 3-5%.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan umur

dan paritas ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 26/100

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas bahwa angka kejadian pre eklampsia di RS

Assakinah Medika Sidoarjo masih ada kecenderungan meningkat, seperti yang

tercantum dalam tabel 1.1. Maka rumusan masalah yang merupakan pertanyaan

 penelitian adalah

“Apakah ada hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian

 pre eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 ?”. 

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian

 pre eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi umur ibu bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun

2013.

2. Mengidentifikasi paritas ibu bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun

2013.

3. Mengidentifikasi kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di RS Assakinah

Medika Sidoarjo tahun 2013.

4. Menganalisis hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian pre

eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 27/100

10

5. Menganalisis hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian pre

eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi

Mengevaluasi pemahaman mahasiswa Akademi Kebidanan Griya Husada

Surabaya tentang penelitian dan diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan

informasi ataupun referensi dalam melakukan penelitian mengenai pre eklampsia

 pada ibu bersalin.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pengembangan

oleh pelaksana dalam meningkatkan upaya dibidang kesehatan dalam hal

 penanganan pre eklampsia pada ibu bersalin.

1.4.3 Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan

 penelitian dan berguna untuk mengaplikasikannya sebagai Bidan.

1.4.4 Bagi Profesi

Diharapkan hasil penelitian dapat memotivasi setiap orang yang memiliki

 profesi bidan untuk lebih meningkatkan pelayanan terutama untuk mendeteksi

secara dini tanda-tanda pre eklampsia pada ibu bersalin.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 28/100

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 29/100

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan / I npartu

2.1.1 Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu (JNPK-KR, 2008).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun

ke dalam jalan lahir (Saifuddin, A.B., 2006).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan

lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri (Lailiyana, Laila. A,

Daiyah. I dan Susanti, A., 2011).

Kesimpulan :

Persalinan ( partus) adalah proses (kelahiran) pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang telah cukup bulan (37-42 minggu) atau dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir, kemudian disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selaput janin. Proses persalinan ini dapat berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, dengan bantuan maupun tanpa

 bantuan (kekuatan sendiri).

2.1.2 Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang

12

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 30/100

13

ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan

faktor-faktor hormon, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada

saraf, dan nutrisi.

1. Teori Penurunan Hormon

1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan

 progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan

akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar

 progesteron turun.

2. Teori Plasenta menjadi Tua

Seiring matangnya usia kehamilan menyebabkan turunnya kadar  estrogen dan

 progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal itu akan

menimbulkan kontraksi rahim.

3.

a.

 b.

Teori Distensi Rahim

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga

 persalinan dapat dimulai.

4. Teori Iritasi Mekanik

Di belakang serviks terletak  ganglion servikalis ( fleksus frankenhauser ). Bila

ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh kepala janin), maka akan timbul

kontraksi uterus.

5.

a.

Teori Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar  hipofisis posterior .

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 31/100

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 32/100

15

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan

Faktor-faktor yang memengaruhi persalinan dikenal dengan 3P, yaitu

 passage (jalan lahir), power  (his dan tanda mengejan), dan passanger  (janin,

 plasenta, dan ketuban). Selain itu ada faktor lain yang memengaruhi proses

 persalinan juga termasuk diantaranya adalah faktor psikologis dan faktor

 penolong, sehingga sering disebut faktor yang memengaruhi persalinan adalah 5P.

1. Power

a. His (kontraksi otot rahim)

 b. Kontraksi otot dinding perut.

c. Kontraksi diafragma pelvis

d. Kekuatan kontraksi volunter  (usaha mendorong ke bawah)

2. Passage

a. Ukuran dan tipe panggul

 b. Kemampuan serviks untuk membuka

c. Kemampuan kanalis servikalis dan introitus vagina untuk memanjang.

3. Passanger

a. Ukuran kepala janin

 b. Presentasi janin

c. Letak janin

d. Posisi janin

e. Sikap janin

 f. Plasenta

(Bobak, I., 2004)

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 33/100

16

4. Penolong dan posisi ibu

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses

 persalinan tergantung dari kemampuan atau ketrampilan dan kesiapan penolong

dalam menghadapi proses persalinan.

Perlu diingat oleh bidan adalah persalinan merupakan proses alamiah. Oleh

sebab itu, bidan tidak boleh melakukan intervensi yang tidak perlu bahkan

merugikan.

Bidan harus bekerja sesuai sesuai standar. Standar yang ditetapkan untuk

 pertolongan persalinan normal adalah standar asuhan normal (APN) yang terdiri

dari 60 langkah dengan selalu memerhatikan aspek 5 benang merah asuhan

 persalinan normal (Lailiyana, Laila. A, Daiyah. I dan Susanti, A., 2011).

5.

a.

 b.

c.

d.

 Psychologic respons (kejiwaan)

Persiapan fisik untuk melahirkan

Pengalaman bersalin

Dukungan orang terdekat

 Integritas emosional.

(Ujiningtyas, 2009)

Keadaan psikologis adalah keadaan emosi, jiwa, pengalaman, adat istiadat,

dan dukungan dari orang-orang tertentu yang dapat memengaruhi proses

 persalinan.

Psikologis ibu dapat memengaruhi persalinan apabila ibu mengalami

kecemasan, stress bahkan depresi. Hal ini akan memengaruhi kontraksi yang

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 34/100

17

dapat memperlambat proses persalinan. Disamping itu, ibu yang tidak siap secara

mental juga akan sulit diajak kerjasama dalam proses persalinannya. Untuk itu

 penting bagi bidan dalam mempersiapkan mental ibu menghadapi proses

 persalinan (Lailiyana, Laila. A, Daiyah. I dan Susanti, A., 2011).

2.1.4 Tahapan Persalinan

1. Kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan uterus

dan pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu

a. Fase Laten

1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

 serviks secara bertahap.

2) Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.

3) Biasanya berlangsung hingga 8 jam.

 b. Fase Aktif

1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap

adekuat jika terjadi 3 kali dalam 10 menit dan lamanya 40 detik atau lebih).

2) Serviks membuka dari 4 sampai 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm/jam

atau lebih hingga pembukaan lengkap (10 cm).

3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

(Lailiyana, Laila. A, Daiyah. I dan Susanti, A., 2011).

Lamanya kala I untuk  primigravida berlangsung 12 jam sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 35/100

18

 pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan

(Manuaba, I.A.C., 2010).

2. Kala II

Kala II dari pembukaan serviks 10 cm (lengkap), sampai dengan lahirnya

 bayi. Gejala kala II atau kala pengeluaran adalah

a.

 b.

 His semakin kuat, dengan interval  2-3 dan durasi 50-100 detik.

Menjelaskan akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran

cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan

mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhauser .

d. Kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga

kepala membuka vagina dan tampak  suboksiput  sebagai hipomoklion.

e. Lamanya kala II pada primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.

(Lailiyana, Laila. A, Daiyah. I dan Susanti, A., 2011).

3. Kala III (Pelepasan Uri)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan

lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta sudah

dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda uterus menjadi bundar,

uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas di segmen bawah rahim, tali

 pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan. Melahirkan plasenta dilakukan

dengan dorongan ringan pada fundus uteri (Manuaba, I.A.C., 2010).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 36/100

19

4. Kala IV (Observasi)

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post

 partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan :

a.

 b.

c.

d.

Tingkat kesadaran penderita.

Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan.

Kontraksi uterus.

Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya

tidak melebihi 400-500 cc.

(Manuaba, I.A.C., 2010)

2.1.5 Tanda dan Gejala Persalinan

Tanda persalinan meliputi terjadi lightening , terjadi his permulaan, terjadi his

 persalinan, pengeluaran lendir dan darah, dan pengeluaran cairan ketuban.

1. Lightening

Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri

karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh :

a.

 b.

c.

d.

Kontraksi Braxton Hicks.

Ketegangan dinding perut.

Ketegangan ligamentum rotundum.

Gaya berat janin dengan kepala.

(Lailiyana, Laila. A, Daiyah. I dan Susanti, A., 2011).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 37/100

20

Pada wanita multigravida, lightening  lebih cenderung terjadi setelah persalinan

dimulai, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan

(Reeder, 2011).

2.  His Permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini dapat

dianggap sebagai keluhan, karena dirasakan sakit dan mengganggu. Kontraksi ini

terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron, dan memberikan

kesempatan rangsangan oksitosin. Seiring usia kehamilan, pengeluaran estrogen

dan progesteron makin berkurang sehingga oksitosin dapat memicu kontraksi

yang lebih sering sebagai his palsu.

Sifat his palsu:

a.

 b.

c.

d.

e.

3.

Rasa nyeri ringan di bawah.

Datangnya tidak teratur.

Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda.

Durasi pendek.

Tidak bertambah bila tidak beraktivitas.

 His Persalinan

Sifat His Persalinan :

a.

 b.

c.

d.

Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.

Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar.

Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.

Makin beraktivitas, kekuatan makin bertambah.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 38/100

21

4. Pengeluaran Lendir Darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan perubahan pada serviks yang

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, dan terjadi

 perdarahan karena kapiler  pembuluh darah pecah.

5. Pengeluaran Cairan Ketuban

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran

cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap.

Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24

 jam.

(Manuaba, I.A.C., 2010)

2.1.6 Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan adalah adaptasi janin dengan jalan lahir selama

 proses penurunan, putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran

manusia (Bobak, I., 2004).

Tujuh gerakan kardial presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan

antara lain :

1.  Engagement

Diartikan sebagai suatu keadaan dimana diameter  biparietal  kepala melewati

 pintu atas panggul.

2. Penurunan

Diartikan sebagai gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 39/100

22

akibat 3 kekuatan : tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus

 pada janin, kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua

 persalinan.

3.  Fleksi

Kepala yang turun tertahan oleh serviks dinding panggul atau dasar panggul.

Dalam keadaan normal dagu didekatkan ke arah dada janin. Dengan fleksi,

 suboksipito bregmatika (9,5 cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul.

4. Putaran paksi dalam

Diartikan sebagai upaya kepala janin untuk menyesuaikan diri dengan jalan lahir

sehingga hipomoklion berada di bawah simfisis. Baik . levator ani maupun tulang

 panggul penting untuk putaran anterior  kepala janin.

5.  Ekstensi

Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior  oleh

 perineum. Mula-mula oksiput  melewati permukaan bawah symphisis pubis

kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.

6. Putaran Paksi Luar

Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan saat

ia memasuki pintu atas panggul. Bahu anterior  turun terlebih dahulu dan

dilahirkan setelah mencapai pintu bawah tulang pubis. Bahu posterior  diarahkan

ke arah perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina.

7.  Ekspulsi

Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 40/100

23

 bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral  ke arah simfisis pubis.

(Bobak, I., 2004)

2.2 Konsep Dasar Pre eklampsia

2.2.1 Pengertian Pre eklampsia

 Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin

dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan

edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak

menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular  atau hipertensi sebelumnya

(Mochtar, R., 1998).

 Preeklampsi adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi

setelah minggu ke-20 gestasi ditandai dengan hipertensi dan proteinuria serta

oedema pada tubuh (Widyastuti, P., 2001).

 Pre eklampsia merupakan suatu penyakit vasospastik , yang melibatkan

 banyak sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi , hipertensi, dan proteinuria

(Bobak, I., 2004).

 Pre eklampsia adalah suatu sindroma klinik dalam kehamilan viable (usia

kehamilan > 20 minggu dan/ atau berat janin 500 gram) yang ditandai dengan

hipertensi, proteinuria, dan edema ( Achadiat, M.C., 2004).

 Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda –  tanda hipertensi, proteinuria,

edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 41/100

24

triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola

hidatidosa (Saifuddin, A.B., 2006).

 Pre eklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya

 perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel  (Cunnigham, dkk., 2006).

 Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul

selama kehamilan dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu (kecuali pada

 penyakit trofoblastik) dan dapat didiagnosis dengan kriteria yaitu ada peningkatan

tekanan darah selama kehamilan ( sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg) 

yang sebelumnya normal, disertai proteinuria (0,3 gram protein selama 24 jam

atau ≥ 30 mg/dL dengan hasil reagen urin≥ 1%) ( Varney, H., 2007). 

 Pre eklampsia adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah

usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu

yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium

dijumpai protein di dalam urine (proteinuria) ( Fadlun, 2011).

Menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pre eklampsia adalah

suatu penyakit yang timbul pada masa hamil terutama pada usia kehamilan setelah

20 minggu dan triwulan 3, ibu bersalin, nifas yang ditandai dengan 3 gejala yang

disebut“Trias” (hipertensi, proteinuria, edema).

2.2.2 Klasifikasi

 Pre eklampsia dibagi menjadi 2 golongan yaitu

1.  Pre eklampsia ringan, bila disertai keadaan berikut :

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 42/100

25

a. Tekanan darah sistole≥ 140 mmHg s/d < 160 mmHg, tekanan diastole≥ 90 

mmHg s/d < 110 mmHg. Atau kenaikan tekanan darah sistole> 30 mmHg,

kenaikan tekanan darah diastole

hamil).

> 15 mmHg (dari tekanan darah sebelum

 b.  Proteinuria kwantitatif ≥ 300 mg/24 jam atau lebih per liter atau nilai  

kwalitatif 1+ atau 2+.

c.  Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg

atau lebih perminggu.

2.  Pre eklampsia berat, bila disertai keadaan berikut :

a. Tekanan darah sistolik ≥ 160/110 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 110 

mmHg.

 b.

c.

d.

 Proteinuria> 5 gram/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.

Oliguria, yaitu produksi urine kurang dari 500 cc/ 24 jam.

Gangguan Visus dan Cerebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan

 pandangan kabur.

e.

f.

 Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.

 Edema paru-paru dan sianosis.

(Saifuddin, A.B., 2009).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 43/100

26

2.2.3 Penilaian Klinik  Pre eklampsia

Tekanan darah

Meningkat

(TD ≥140/90) 

 Normal

Gejala / tanda lain

(TD > 140/90)

Gejala / tanda lain- Kejang

- Riwayat

-

-

Demam - Trismus

 Nyeri kepala - Spasme

- Nyeri

kepala

-  Nyeri kepalaatau gangguan

kejang (+)

demam (-)

kaku kuduk

(-)

-

-

Kaku kuduk

 Disorientasi

- Otot muka - Gangguan

 penglihatan

- Muntah- Riwayat

 penglihatandan atau

gejala

serupa-  Hiperrefleksi

dan atau

-

-

 Proteinuria

dan / atau

Koma

 Epilepsi Malaria

 Meningitis

Tetanus Migraine

 Ensefalitis

Hamil < 20

minggu

Hamil > 20

minggu

 Hipertensi Super Kejang (-) Kejang (+)

imposed pre

eklampsia

 Hipertensi  Pre eklampsi Pre eklampsi

ringan

 berat

 Eklampsia

Sumber : Saifuddin, A.B., 2006

Gambar 2.1 Penilaian Klinik  Pre eklampsia

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 44/100

27

2.2.4 Etiologi

Penyebab dari pre eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum

diketahui, terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab dari pre

eklampsia dan eklampsia. Tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap

mutlak benar, teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah

1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Pada hypertensi tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri

 spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap

kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami

distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami

vasokonstriksi dan terjadi kegagalan “ remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran 

darah uteroplasenta menurun, dan menjadi hipoksia dan iskemia plasenta.

2. Teori Iskhemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel

 Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan

(disebut radikal  bebas). Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta

iskemia adalah radikal hidroksil  yang sangat toksis, khususnya terhadap

membrane sel endotel  pembuluh darah. Radikal hidroksil  akan merusak  membran

sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak .

 Peroksida lemak  sebagai oksidan/radikal  bebas sangat toksis ini, akan beredar di

seluruh tubuh dalam aliran darah akan merusak  membran sel endotel. Salah satu

fungsi sel endotel  adalah memproduksi prostaglandin. Jika terjadi gangguan

metabolisme prostaglandin maka akan terjadi penurunan produksi prostasiklin

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 45/100

28

yang merupakan vasodilatator  kuat. Sehingga kadar  tromboksan lebih tinggi dan

terjadi vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.

3. Teori Intoleransi Imunologik  antar Ibu dan Janin

Pada wanita hamil normal, respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang

 bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leucocyte Antigen Protein G

(HLA-G), yang berperan penting dalam modulasi peran imun, sehingga si ibu

tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Selain itu HLA-G merupakan prakondisi

untuk terjadinya invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Pada hypertensi

kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di desidua

daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas

sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak dan gembur, sehingga

memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. Apabila invasi trofoblas ke dalam

desidua terhambat kemungkinan terjadi Immune-Maladaptation pada pre

eklampsia.

4. Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada hypertensi dalam kehamilan, kehilangan daya refrakter  terhadap bahan-

 bahan vasokonstriktor, dan terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan

vasopresor . Peningkatan kepekaan daya refrakter  pada kehamilan yang akan

menjadi hypertensi dalam kehamilan.

5. Teori Stimulus Inflamasi

Pada Pre eklampsia terjadi stres oksidatif , sehingga produksi nekrotik trofoblas

meningkat. Makin banyak  sel trofoblas plasenta, misal : placenta besar, hamil

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 46/100

29

ganda, maka reaksi oksidatif  akan sangat meningkat. Keadaan ini menimbulkan

 beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar, yang

menimbulkan gejala-gejala pre eklampsia pada ibu.

( Saifuddin, A.B., 2009)

2.2.5 Faktor Predisposisi

Adapun faktor predisposisi terjadinya pre eklampsia pada ibu hamil diantaranya :

1.

2.

a.

Tidak diketahui penyebabnya

Karakteristik ibu

Umur

Ibu hamil dengan usia sangat muda (umur < 20 tahun), maupun ibu dengan umur

diatas 35 tahun cenderung mengalami pre eklampsia. Hal ini disebabkan oleh

adanya perubahan patologis, yaitu terjadinya spasme pembuluh darah arteriol e

menuju organ penting dalam tubuh sehingga menimbulkan gangguan metabolisme

 jaringan, gangguan peredaran darah menuju retroplasenter , sedang tubuh ibu

 belum siap untuk terjadinya kehamilan ( Manuaba, I.B.G., 1998).

b. Paritas

Pada wanita hamil normal, respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang

 bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human Leucocyte Antigen Protein G

(HLA-G), yang berperan dalam penting dalam modulasi peran imun, sehingga si

ibu tidak menolak hasil konsepsi (placenta). Selain itu HLA-G merupakan

 prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Pada

hypertensi kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G, menghambat invasi

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 47/100

30

trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua

menjadi lunak dan gembur, sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri

 spiralis. Apabila invasi trofoblas ke dalam desidua terhambat kemungkinan

terjadi Immune-Maladaptation pada pre eklampsia (Saifuddin, A.B., 2009).

1) Primipara

Pada primipara dapat terjadi pre eklampsia karena semua rahim kosong tanpa ada

 janin kemudian terjadi kehamilan sehingga tubuh ibu menyesuaikan terutama

 pada saat plasenta mulai terbentuk akan terjadi iskemia implantasi placenta,

 bahan trofoblast  akan diserap kedalam sirkulasi, yang dapat meningkatkan

sensivitas terhadap angiotensin II, rennin dan aldosteron, spasme pembuluh

darah.

2) Multipara

Pada multipara disebabkan karena terlalu seringnya rahim tegang saat kehamilan

dan terjadi penurunan angiotensin, rennin dan aldosteron sehingga dijumpai

edema, hipertensi dan proteinuria.

(Mochtar, R., 1998)

c. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo,

S., 2010).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 48/100

31

Tujuan pendidikan menurut Notoatmodjo. S (2010) adalah mengubah tingkah

laku yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi

menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenalkan. (Kuncoroningrat, dikutip

oleh Nursalam, 2001).

d. Pengetahuan

Setiap individu mempunyai sikap yang berbeda dalam menghadapi kehamilan.

Pengetahuan tersebut bisa didapat dari membaca buku-buku, penyuluhan maupun

dari seminar tentang kehamilan kususnya dalam mendeteksi tanda-tanda pre

eklampsi. Dengan mengenal tanda-tanda pre eklampsi tersebut, maka ibu hamil

akan terhindar dari morbiditas maupun mortalitas akan kehamilan.

3.

a.

Penyebab langsung

 Distensi rahim yang berlebihan karena hidramnion dan gemelli

Dengan adanya kehamilan kembar dan hidramnion, menjadi penyebab

meningkatnya resistensi Intramural  pada pembuluh darah myometrium, yang

dapat berkaitan dengan peninggian tegangan myometrium dan menyebabkan

tekanan darah meningkat (Hacker, N.F., 2001 ).

 b.  Mola hidatidosa

Pada kehamilan mola perkembangannya lebih pesat, sehingga pada umumnya

 pembesaran uterus lebih besar dari umur kehamilan. Yang khas adalah edema

 stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili/degenerasi hidropik  dan

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 49/100

32

 proliferasi sel-sel trofoblas. Kadar  HCG lebih tinggi daripada kehamilan biasa.

 Plasenta mengeluarkan hormon protein salah satunya adalah HCG. Dari urin

wanita hamil Human Chorionic Gonadotropin ( HCG) bisa dilihat. Apabila kadar

 HCG meningkat produksi protein juga meningkat yang bisa menyebabkan pre

eklampsia (Saifuddin, A.B., 2009).

c. Penyakit yang menyertai kehamilan ( Diabetes Millitus dan Obesitas)

1) Diabetes Millitus

Pada penyakit kencing manis terjadi perubahan pembuluh darah :

 permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi, sehingga terjadi kekurangan

 protein ke jaringan. Protein ekstravaskuler  menarik air dan garam menimbulkan

edema. Hemokonsentrasi darah yang mengganggu fungsi metabolisme tubuh

(Manuaba, I.B.G., 1998 ).

2) Kegemukan (Obesitas)

Kenaikan Berat Badan yang abnormal dan Edema terjadi secara dini,

mencerminkan pemuaian kompartemen cairan ekstra-vaskular. Pemuaian ini

 berkaitan dengan peningkatan permeabilitas kapiler  yang ditimbulkan oleh

vasokonstriksi arteriolar . Peningkatan permeabilitas kapiler  memungkinkan

cairan berdisfusi dari ruang intra-vaskular , sehingga mengakibatkan pemuaian

ruang ekstra-sel ( Hacker, N.F., 2001).

4.

a.

Penyebab tidak langsung

Riwayat penyakit

Pada ibu yang mempunyai riwayat hypertensi sebelum hamil, mempunyai risiko

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 50/100

33

25% dari ibu yang tidak mempunyai riwayat hypertensi. Hal tersebut disebabkan

oleh karena konstriksi vaskuler, yang dapat menimbulkan resistensi terhadap

aliran darah dan penyebab hypertensi arterial . Vasospasme itu sendiri

menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan

hypertrofi ventrikel , dan mengakibatkan decompensasi cordis dan kerusakan

intrinsik ginjal .

 b. Riwayat keluarga

Wanita hamil yang ibunya pernah mengalami pre eklampsia, cenderung berisiko

ganda terhadap pre eklampsia. Predisposisi genetik  merupakan faktor  immunologi

yang menunjukkan gen resesif autosom, yang mengatur  respon imun maternal .

Risiko ibu hamil yang ibunya mengalami pre eklampsia, dapat terjadi 1 diantara

4 kemungkinan ibu pre eklampsia ( Varney, H., 2001).

c. Sosial Ekonomi Rendah

Sosial ekonomi rendah menyebabkan pre eklampsia lebih, dikarenakan oleh

kurangnya asupan gizi dan makanan yang memadai, yang mengandung asam

lemak jenuh. Hal tersebut dapat menghambat produksi trombosan, menghambat

aktivasi trombosit , dan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah. Karena kekurangan

gizi dalam kehamilan, risiko pre eklampsia lebih tinggi pada ibu hamil yang

tingkat ekonominya rendah dibandingkan ibu hamil dengan tingkat ekonomi yang

memadai atau mencukupi ( Saifuddin, A.B., 2009).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 51/100

34

d. Keteraturan ANC

 Antenatal care adalah upaya preventif  program pelayanan kesehatan obstetrik

optimalisasi memonitor dan mendukung ibu hamil normal dan mendeteksi

kelainan melalui serangkaian kegiatan rutin selama kehamilan ( Saifuddin, A.B.,

2009). Terutama kewaspadaan khusus mengenai gejala pre eklampsia (pantau

tekanan darah, evaluasi edema, periksa protein urine).

2.2.6 Patofisiologi

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi

garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme berat arteriola glomerulus.

Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya (mengalami

vasokonstriksi) sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika

semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik

sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan perifer  agar  oksigenasi jaringan dapat

dicukupi.

Sedangkan kenaikan berat badan dan odema yang disebabkan oleh

 penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial  belum diketahui

sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan

oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.

Perubahan pada organ-organ yaitu

1. Otak

Pada pre eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas

normal. Pada eklampsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 52/100

35

 pembuluh darah otak. Odema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan

 serebral  dan gangguan visus bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.

2.  Plasenta dan rahim

Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta,

sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan kekurangan oksigen terjadi

gawat janin. Pada pre eklampsia dan eklampsi sering terjadi peningkatan tonus

rahim dan kepekaannya terhadap rangsang sehingga terjadi partus prematurus.

3. Ginjal

 Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini

menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun. Sebagai akibatnya

terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari

normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oligouria dan anuria.

4. Paru-paru

Kematian ibu pada pre eklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema

 paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya

aspirasi pneumonia, atau abses paru.

5. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila terdapat

hal-hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya pre eklampsia berat. Pada

eklampsia dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan edema intra okuler  dan

merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain

yang dapat menunjukkan tanda pre eklampsia berat yang mengarah pada

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 53/100

36

eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan

oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri

atau didalam retina.

6. Keseimbangan air dan elektrolit

Pada pre eklampsia ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang nyata pada

metabolisme air, elektrolit , kristoloid , dan protein serum. Jadi, tidak terjadi

gangguan keseimbangan elektrolit . Gula darah kadar  natrium bikarbonat , dan pH

darah berada pada atas normal. Pada pre eklampsia berat dan eklampsia, kadar

gula darah naik sementara, asam laktat  dan asam organik  lainnya naik, sehingga

cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang.

Setelah konvulsi selesai zat-zat organik dioksidasi, dan dilepaskan natrium yang

lalu bereaksi dengan karbonik  sehingga terbentuk  natrium bikarbonat . Dengan

demikian cadangan alkali dapat kembali pulih normal.

(Mochtar, R., 1998)

2.2.7 Diagnosis

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

1. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema,

hipertensi, dan timbul proteinuria.

Gejala subjektif  : sakit kepala didaerah fontal , nyeri epigastrium, gangguan visus

(penglihatan kabur, skotoma, diplopia) mual dan muntah, gangguan serebral

lainnya : oyong , refleks meningkat, dan tidak tenang.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 54/100

37

2. Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleksi meningkat, dan proteinuria pada

 pemeriksaan laboratorium.

(Mochtar, R., 1998)

2.2.8 Prognosis

Di Indonesia pre eklampsia berat dan ekslampsia merupakan penyebab

kematian ibu berkisar 15%-25%, sedangkan kematian bayi antara 45%-50%.

Penyebab kematian ibu adalah pendarahan otak, payah jantung atau payah

ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru-paru sedangkan penyebab

kematian bayi adalah asfiksia intrauterin dan persalinan prematuritas (Manuaba,

I.A.C., 2010).

2.2.9 Komplikasi

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah

melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia.

Komplikasi yang disebabkan oleh pre eklampsia berat dan eklampsia yaitu

1. Solutio plasenta

Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hypertensi akut dan lebih

sering terjadi pada pre eklampsia.

2.  Hipofibrinogenemia

Pada pre eklampsia berat Zuspan (1978) menemukan 23% hipofibrino genemia,

maka dari itu penulis menganjurkan pemeriksaan kadar  fibrinogen secara berkala.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 55/100

38

3.  Hemolisis

Penderita dengan pre eklampsia berat kadang-kadang menganjurkan gejala

klinik  hemolisis yang dikenal karena ikterus. Belum diketahui dengan pasti

apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah.

 Nekrosis periportal  hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia

dapat menerangkan ikterus tersebut.

4. Pendarahan otak

Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita

eklampsia.

5. Kelainan mata

Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu,

dapat terjadi. Pendarahan kadang-kadang terjadi pada retina hal ini merupakan

tanda gawat akan tejadinya apopleksia serebri.

6. Edema paru-paru

Zuspan (1978) menemukan hanya satu penderita dari 69 kasus eklampsia, hal ini

disebabkan karena payah jantung.

7.  Nekrosis hati

 Nekrosis periportal  hati pada pre eklampsia merupakan akibat vasospasmus

arteriol  umum. Kelainan ini diduga khas untuk  eklampsia, tetapi ternyata juga

ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan

 pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 56/100

39

8. Sindroma HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes dan Low Platelet)

Ini adalah varian pre eklampsia yang langkah, meskipun mempunyai morbiditas

yang tinggi, yang berhubungan dengan hemolisis, meningkatnya enzim hati, dan

rendahnya hitung trombosit. Berbeda dengan pre eklampsia yang murni, pasien

sindroma HELLP  mempunyai keluhan: nyeri epigastrium terutama sebalah

kanan/daerah liver, terdapat mual dan muntah, seperti infeksi virus yang kurang

khas, cepat lelah, berat badan bertambah dengan cepat, terdapat edema umum dan

anasarka, tekanan diastole dapat kurang dari 90 mmHg, sering terjadi pada

multipara, umur lebih dari 25-30 tahun, umur kehamilan kurang dari 36 minggu (

Saifuddin, A.B., 2009).

9. Kelainan ginjal

Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel

endotelial ginjal  tanpa kelainan stuktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul

ialah anuria sampai gagal ginjal.

10. Komplikasi lain

Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia

aspirasi dan DIC (Disseminated Intravaskular Coagulation).

11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intrauterin.

( Wiknjosastro, H., 2006)

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 57/100

40

2.2.10 Pencegahan Kejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang

 berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau

diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan

kematian.

Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang

teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan

 pemeriksaan urine untuk menentukan proteinuria.

Untuk mencegah kejadian pre eklampsia dapat dilakukan nasehat tentang :

1. Diet makanan

Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin rendah lemak. Kurangi

garam apabila berat badan bertamah atau edema. Makanan berorientasi pada

empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan

tambahan satu butir telur setiap hari.

2. Cukup Istirahat

Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekeja seperlunya dan

disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah

 punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami

gangguan.

3. Pengawasan antenatal  (hamil)

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang

ketempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 58/100

41

a. Uji kemungkinan pre eklampsia :

1) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya.

2) Pemeriksaan urine, tinggi fundus uteri.

3) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema.

4) Pemeriksaan protein dalam urine

5) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran

darah umum dan pemeriksaan retina mata.

 b. Penelitian kondisi janin dalam rahim

1) Pemantauan tinggi fundus uteri.

2) Pemeriksaan janin, gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,

 pemantauan air ketuban.

3) Usahakan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi.

(Manuaba, I.A.C., 2010)

Selain hal tersebut di atas juga dilakukan usaha-usaha untuk menurunkan

frekuensi pre eklampsia yaitu

1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal  dan mengusahakan agar

semua wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda.

2. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda  pre eklampsia dan

mengakibatkan segera ditemukan.

3. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas

apabila setelah dirawat tanda-tanda pre eklampsia tidak juga dapat dihilangkan.

(Wiknjosastro, H., 2006 )

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 59/100

42

2.2.11 Penanganan

1. Pre eklampsia Ringan

Penanganan Pre eklampsia Ringan dapat dilakukan dengan dua cara tergantung

gejala yang timbul, yakni

a. Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklampsia ringan, dengan cara ibu

dianjurkan banyak istirahat (berbaring tidur/miring), diet (cukup protein, rendah

karbohidrat, lemak dan garam), pemberian sedative ringan : tablet Phenobarbital

3x30 mg atau diazepam 3x2 mg per  oral  selama 7 hari (atas instruksi dokter),

kunjungan ulang setiap 1 minggu, pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,

hematokrit, trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.

 b. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan

kriteria : setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya

 perbaikan dari gejala-gejala pre eklampsia, kenaikan berat badan ibu 1 kg atau

lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu), timbul salah satu atau

lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat.

Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan, maka pre eklampsia

ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat. Jika dalam perawatan di rumah sakit

sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan kehamilan masih preterm maka

 penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu

disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.

Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan :

a. Kehamilan preterm (kurang 37 minggu) : bila desakan darah mencapai

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 60/100

43

normotensif  selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm, bila desakan

darah turun tetapi belum mencapai normotensif  selama perawatan maka

kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

 b. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) : Persalinan ditunggu sampai terjadi

onset  persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada

taksiran tanggal persalinan.

c. Cara persalinan : Persalinan dapat dilakukan secara spontan bila perlu

memperpendek kala II.

(Rukiyah, A.Y. dan Yulianti, 2010 )

2. Pre eklampsia Berat

a. Pengobatan medisinalis.

Pengobatan dengan pemberian MgSO4 sebagai anti kejang, cara kerja MgSO4

menghambat atau menurunkan kadar  asetikolin pada rangsangan serat saraf

dengan menghambat transmisi neuromuskular . Transmisi neuromuskular

membutuhkan kalsium pada sinaps. Dengan pemberian Sulfat , magnesium akan

menggeser  kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi ( Saifuddin, A.B.,

2009).

Pengobatan secara medisinalis:

1) Dilakukan perawatan / rawat inap.

2) Istirahat mutlak / isolasi.

3) Diet rendah garam.

4) Infus yang diberikan : 5% Ringer-Dekstrose atau cairan garam faali dengan

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 61/100

44

 jumlah < 125 cc/jam atau infus 2 Dekstrose 5% : 1 Ringer Lactat  (60-125 cc/

 jam).

5) Suntikan sulfas magnesikus :

 Loading dose : 4 gr  MgSO4 20 % IV (20 % dalam 20 ml)

 pemberian selama 4 –  5 menit (1 gr/menit), kemudian 10 gr 50% dalam 10 ml

IM 5 gr (12,5 cc) dibokong kiri dan 5 gr (12,5cc) di bokong kanan , selanjutnya

maintenance dose 4 atau 5 gr  MgSO4 50% setiap 4 jam , atau pemberian dengan

infus larutan Ringer  6 gr /6jam ( Magnesium Sulfat  dihentikan setelah 24 Jam Post

 Partum).

Syarat pemberian MgSO4 :

a) Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi intoksidasi yaitu kalsium

Glukonas 10 % = 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan IV pelan-pelan (3 menit).

 b) Reflek  patella ( + ) kuat.

c) Frekuensi pernafasan > 16 x/menit, tidak ada tanda-tanda distres napas.

d) Produksi urine> 100 ml dalam 4 Jam sebelumnya (0,5 ml/kg BB/ jam)

( Saifuddin, A.B., 2009).

6). Dipasang kateter  menetap.

7). Antihipertensi yang diberikan :

a)  Nifedipin : dosis awal diberikan 10-20 mg, diulang 30 menit bila perlu. Dosis

maksimum 120 mg per 24 jam.

 b) Klonidine (Catapres) : satu ampul mengandung 0,15 mg/cc (dilarutkan dalam

10 cc larutan garam faali larutan aquades) untuk suntikan, mula-mula 5 cc IV

 pelan-pelan selam 5 menit, 5 menit kemudian dilakukan pengukuran tekanan

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 62/100

45

darah, bila belum ada penurunan maka diberikan lagi sisanya (5 cc) IV pelan-

 pelan selama 5 menit.

Pengobatan hipertensi harus memperhatikan : menurunkan tekanan darah tidak

 boleh lebih dari 20% dalam satu jam, tekanan darah tidak boleh kurang dari

140/90 mmHg.

c). Diuretikum tidak diberikan kecuali jika ada : edema paru, Decompensasisio

kordis disertai edema, edema anasarka.

(Manuaba, I.B.G., 2010)

 b. Pengobatan obstetric.

1) Belum inpartu.

a) Dilakukan induksi persalinan segera sesudah pemberian MgSO4.

 b) Dilakukan amniotomi dan drip oksitosin dengan syarat pelvik  skor  bishop>5.

c) SC dilakukan bila : syarat drip tidak dipenuhi, 12 jam sejak  drip oksitosin

anak belum lahir, kesejahteraan janin buruk.

2) Inpartu.

a) Fase Laten : 6 jam tidak masuk fase aktif, dilakukan SC.

 b) Fase Aktif : Amniotomi, kalau perlu drip oksitosin, bila 6 jam pembukaan

 belum lengkap dilakukan SC.

2.3 Konsep Dasar Umur

2.3.1 Pengertian

Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

 berulang tahun (Nursalam dan Pariani, S., 2001).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 63/100

46

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwannya

(Nursalam dan Pariani, S., 2001).

Umur mempengaruhi fertilitas (kesuburan), fertilitas mulai menurun saat

wanita berumur 30 tahun dan menurun dengan cepat saat wanita berusia 35 tahun.

Pasangan yang lebih tua dari 35 tahun akan membutuhkan waktu 2 kali lipat dari

 pasangan yang lebih muda, dan jika seseorang wanita hamil berumur lebih dari 35

tahun maka risiko baik ibu maupun bayi akan meningkat.

2.3.2 Penggolongan

1. Umur kurang dari 20 tahun

Suatu kondisi ibu terlalu muda hamil dimana organ-organ reproduksi dan

emosional belum matang.

2. Umur 20 - 35 tahun

Merupakan suatu periode usia yang paling baik untuk  reproduksi dimana organ-

organ reproduksi sudah matang dan siap menerima kehamilan atau melahirkan

anak.

3. Umur lebih dari 35 tahun

Suatu kondisi ibu terlalu tua hamil dan sering timbul masalah kesehatan seperti

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 64/100

47

hipertensi, diabetes mellitus, anemia, penyakit-penyakit kronis lainnya dimana

organ - organ reproduksi sudah mulai menurun.

(Curtis, B., 2000)

2.4 Konsep Dasar Paritas

2.4.1 Pengertian.

 Paritas adalah keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak

yang dapat hidup ( Dorland, W.A., 2002).

 Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat

hidup atau viabel  (Saifuddin, A.B., 2011).

 Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan

 jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang lahir hidup atau mati setelah viabilitas

dicapai, tidak mempengaruhi paritas ( Bobak, I., 2004 ).

2.4.2 Pembagian Kelompok  Pari tas.

 Paritas dapat mempengaruhi terjadinya pre eklampsia pada ibu hamil. Pada

wanita hamil normal, respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang

 bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya Human leucocyte Antigen protein G

(HLA-G), yang berperan penting dalam modulasi peran imun, sehingga si ibu

tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Selain itu HLA-G merupakan prakondisi

untuk terjadinya invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Pada hypertensi

kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G, menghambat invasi trofoblas ke

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 65/100

48

dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi

lunak dan gembur, sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis.

Apabila invasi trofoblas ke dalam desidua terhambat kemungkinan terjadi

 Immune-Maladaptation pada pre eklampsia (Saifuddin, A.B., 2009).

 Paritas dapat dibagi menjadi 3 yaitu

1. Primipara

Adalah seorang wanita yang sudah menjalani kehamilan sampai janin mencapai

tahap viabilitas untuk pertama kalinya (Bobak, I., 2004).

2. Multipara

Adalah seorang wanita yang sudah menjalani 2 atau lebih kehamilan dan

menghasilkan janin sampai tahap viabilitas (Bobak, I., 2004).

3. Grande multipara

Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 5 kali atau lebih

sampai standart mampu hidup ( Mochtar, R., 1998).

2.5 Hubungan Umur dan Pari tas  dengan Kejadian Pre eklampsia  pada Ibu

Bersalin

Umur seorang ibu hamil dapat mempengaruhi terjadinya Pre eklampsia dalam

kehamilannya. Umur ibu hamil yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

akan lebih cenderung mengalami pre eklampsia, dikarenakan oleh adanya

 perubahan patologis yaitu terjadinya spasme pembuluh darah arteriola menuju

organ penting dalam tubuh. Sehingga menimbulkan gangguan metabolisme

 jaringan, gangguan peredaran darah menuju retroplasenter , sedang tubuh ibu

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 66/100

49

 belum siap untuk terjadinya kehamilan, sedangkan ibu hamil yang berumur 20

tahun sampai dengan 35 tahun merupakan suatu periode usia yang paling baik

untuk  reproduksi atau melahirkan, sehingga ibu lebih siap untuk terjadinya

kehamilan.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya, paritas juga dapat mempengaruhi

terjadinya pre eklampsia pada ibu bersalin. Pada primipara dapat terjadi pre

eklampsia karena semula rahim ibu kosong tanpa ada janin kemudian terjadi

kehamilan, sehingga tubuh ibu menyesuaikan terutama saat plasenta mulai

terbentuk akan terjadi ischemia implantasi placenta. Bahan trofoblas akan diserap

ke dalam sirkulasi yang dapat meningkatkan sensitivitas tehadap angiotensin II,

renin dan aldosteron, spasme pembuluh darah dan tertahannya garam dan air.

Sedangkan pada multipara dapat terjadi pre eklampsi karena terlalu seringnya

rahim teregang saat kehamilannya dan terjadi penurunan angiotensin, renin dan

aldosteron sehingga dijumpai oedema, hipertensi dan proteinuria.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 67/100

 

d. Pendidikanyange.

f. Pekerjaan

g. Pengetahuan

h. Sikap

50

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur (diteliti)

(Notoatmodjo, S., 2010).

1. Karakteristik Ibu

a. Umurb. Paritas

c. Pendidikan

d. Pengetahuan

Dampak pada Ibu :a. Solusio

 plasenta b. Perdarahan otakc. Kelainan matad. Edema paru-

 parue. Nekrosis hati

2. Penyebab langsung

a. Hidramnion b. Gemelli

c. Mola hidatidosaPenyakit

menyertai kehamilan

(  Diabetes Mellitus,

Obesitas)

3. Penyebab tidak langsunga. Riwayat penyakit

 b. Riwayat penyakit

keluarga

 Pre eklampsia

f. SindromaHELLP

g. Kelainan ginjal

h. Komplikasi lain

Dampak pada janin :a. Asfiksia

intrauterine b. Prematur

c. Dismaturitasd. Kematian janin

intrauterin

c.

d.

Sosial ekonomirendah

Keteraturan ANC

Asupan nutrisi

kurang

Sumber : Modifikasi Manuaba, I.B.G (1998) , Saifudin, A.B (2009) dan Wiknjosastro, H (2006)

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Antara Umur dan Paritas Ibu

Bersalin dengan Kejadian Pre eklampsia

50

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 68/100

51

Keterangan :

Kejadian pre eklampsia pada ibu hamil dan bersalin dipengaruhi beberapa

faktor antara lain, karakteristik  ibu yang mencakup umur, paritas, pendidikan dan

 pengetahuan. Penyebab langsung terjadinya pre eklampsia yaitu distensi rahim

yang berlebihan seperti hidramnion, gemelli, mola hidatidosa dan penyakit yang

menyertai kehamilan (diabetes mellitus, obesitas) dan penyebab tidak langsung

antara lain riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, faktor sosial ekonomi

rendah dan ANC yang tidak teratur. Pada penelitian ini dibatasi faktor umur dan

 paritas. Pada umur dibagi 2 yaitu risiko tinggi dan risiko rendah. Pada risiko

tinggi dibagi 2 yaitu < 20 tahun dan 35 tahun. Pada usia < 20 tahun bisa terjadi

 pre eklampsia karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga

dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin.

Jika terjadi kehamilan maka tubuh ibu belum siap untuk menerima keadaan baru,

sehingga bisa menyebabkan iskemia implantasi placenta. Hal ini bisa

menyebabkan kenaikan tekanan darah, pengeluaran protein dalam urine dan

edema. Pada usia 35 tahun bisa terjadi pre eklampsia karena pada usia ini

mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir

 juga tambah kaku. Pada usia ini cenderung mengalami pre eklampsia karena

disebabkan adanya penyakit yang menyertai seperti diabetes mellitus dan

hipertensi, sehingga menyebabkan perubahan patologi yaitu terjadinya spasme

 pembuluh darah arteriol  menuju organ penting sehingga menimbulkan gangguan

metabolisme jaringan, gangguan peredaran darah dan mengecilnya aliran darah

sehingga menimbulkan pre eklampsia. Sedangkan pada umur risiko rendah yaitu

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 69/100

52

20-35 tahun merupakan umur yang tepat untuk memulai kehamilan dan kelahiran

terbaik. Pada usia ini alat reproduksi sudah matang dan merupakan risiko paling

rendah untuk ibu dan bayi. Pada usia ini tubuh ibu sudah siap untuk menerima

 perubahan yaitu adanya janin. Pada paritas dibagi 2 yaitu primipara dan

multipara. Pada primipara dapat terjadi pre eklampsia karena semula rahim

kosong tanpa ada janin kemudian terjadi kehamilan sehingga tubuh ibu

menyesuaikan terutama pada saat placenta mulai terbentuk akan terjadi iskemia,

implantasi placenta, bahan trofoblast  akan diserap ke dalam sirkulasi, yang dapat

meningkatkan sensivitas terhadap angiotensin II, rennin dan aldosteron, sehingga

dapat menyebabkan spasme pembuluh darah. Pada multipara disebabkan karena

terlalu seringnya rahim teregang saat kehamilan dan terjadi penurunan

angiotensin, rennin dan aldosteron, sehingga dijumpai edema, hipertensi, dan

 proteinuria. Apabila faktor-faktor di atas tidak bisa dicegah maka akan

menyebabkan terjadinya pre eklampsia pada ibu hamil dan bersalin. Sehingga

apabila terjadi pre eklampsia dapat meningkatkan risiko pada ibu dan bayi.

Dampak pada ibu yaitu bisa menyebabkan solutio plasenta, hemolisis, perdarahan

otak, kelainan mata, edema paru-paru, nekrosis hati, sindroma HELLP , kelainan

ginjal, dan komplikasi lain. Sedangkan dampak pada janin bisa menyebabkan

asfiksia intra uteri, prematur, dismaturitas dan kematian janin intrauterin.

3.1 Hipotesis

Ada hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian pre

eklampsia.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 70/100

53

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital  dalam penelitian, yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validity suatu hasil (Nursalam dan Pariani, S., 2001).

Dalam penelitian ini desain penelitian yang akan dipakai adalah analitik

observasional , dengan survey cross sectional . Analitik observasional  yaitu survei

atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi, pada penelitian ini akan menjawab bagaimana dan mengapa

 pre eklampsia bisa terjadi pada ibu bersalin. Sedangkan survey cross sectional

adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor

risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali

saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada

saat pemeriksaan (Notoatmodjo, S., 2010).

53

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 71/100

 

54

Populasi

Semua Ibu Bersalin tahun 2013

Sampel

Risiko (+) Risiko (-)

-

-

Umur < 20 tahun dan > 35 tahun

 Paritas ( primipara)

-

-

Umur 20-35 tahun

 Paritas (multipara, grandemultipara)

 Pre eklampsia Tidak  Pre eklampsia  Pre eklampsia Tidak  Pre eklampsia

Gambar 4.1 Bagan Cross Sectional

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu dari pengambilan data pada bulan April 2014 sampai

 penelitian bulan Mei 2014 hingga uji KTI bulan Agustus 2014. Perincian jadwal

 penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.

4.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di RS Assakinah Medika Sidoarjo. Adapun

 pemilihan lokasi didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain :

1. Kecenderungan tingginya kejadian pre eklampsia ibu bersalin di RS Assakinah

Medika Sidoarjo sebesar 16,03% pada tahun 2012.

2. Adanya izin dari pihak Rumah Sakit untuk mengadakan penelitian.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 72/100

 

55

3. RS Assakinah Medika Sidoarjo merupakan Rumah Sakit yang mempunyai

fasilitas dalam penanganan kegawatdaruratan, termasuk kegawatdaruratan

maternal .

4.3 Kerangka Penelitian

PopulasiSemua ibu bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo

 pada tahun 2013 sejumlah 233 orang

Teknik sampling

Pengambilan sampel probability sampling  dengan teknik

 sistematik random sampling

SampelSebagian ibu bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo

 pada tahun 2013 sejumlah 112 orang

Pengumpulan dataCatatan medik persalinan dan status pasien

Pengolahan data: Editing Koding

 Entry DataCleaning Data

Analisis DataUnivariat Bivariat

Chi Square

Penyusunan Laporan

Gambar 4.2 Kerangka Penelitian

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 73/100

56

4.4 Populasi, Sampel dan Besar Sampel

4.4.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti ( Notoatmodjo, S., 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin

di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 berjumlah 233 orang.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel Penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewaklili seluruh

 populasi ( Notoatmodjo, S., 2010).

Pada penelitian ini besar  sampel  diperoleh dengan rumus (Notoatmodjo, S.,

2002) :

n

Keterangan :

 N  . P  .Q

( N  1) D P  .Q

n

 N

P

Q

:

:

:

:

Besar  sampel  yang dikehendaki

Besar  populasi

Proporsi di populasi dari suatu karakteristik  yang hendak dipelajari =

0,1603

1 –  P

D :B 2

4, dimana B : Bound of the Error Estimation = 0,05

Jadi jumlah sampel yang akan dipilih sesuai dengan cara penghitungan sampel

sebanyak 112 orang (penghitungan dilampirkan dalam lampiran).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 74/100

57

4.4.3 Teknik Sampling

Teknik  sampling  adalah cara atau metode pengambilan sampel . Sampling

adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

 populasi (Nursalam dan Pariani, S., 2001).

Penelitian ini menggunakan probability sampling  dengan teknik  systematic

random sampling . Teknik ini merupakan modifikasi dari simple random

 sampling . Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan

 perkiraan jumlah sampel yang diinginkan. Hasilnya adalah interval sampel.

Sampel diambil dengan membuat daftar  element  atau anggota populasi secara

acak antara 1 sampai dengan n. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang

diinginkan, misalnya hasil dari interval adalah x, maka yang terkena sampel

adalah setiap kelipatan dari x tersebut (Notoatmodjo, S., 2010).

Pada penelitian interval yang didapat adalah 2 yaitu hasil pembagian antara

 populasi dan sampel. Kemudian pada pengambilan nomor pertama dilakukan

secara random dengan cara lempar dadu. Nomor yang keluar adalah nomor 3,

maka nomor pertama yang diambil sebagai sampel pertama adalah nomor 3,

kemudian diambil setiap kelipatan 2 dari nomor 3 sampai sebanyak sampel yang

ditentukan yaitu 112.

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, S., 2010).

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 75/100

 

58

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependent  dan

variabel independent . Variabel dependent  adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independent  atau variabel bebas. Variabel independent  adalah variabel

yang berisi faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependent .

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independent  adalah umur dan

 paritas, sedangkan variabel dependent  adalah Pre eklampsia.

Umur :

a. < 20 tahun

 b. 20-35 tahun

c. > 35 tahun Kejadian pre eklampsia Paritas :

a. Primipara

b. Multipara

c. Grandemultipara

Gambar 4.3 Kerangka Operasional

4.6 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Untuk lebih memudahkan dalam penelitian ini, maka variabel yang akan

diberi batasan sebagai berikut :

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 76/100

Variabel Definisi Operasional CaraPengukuran

Hasil Skala

Umur Usia ibu bersalin yang

terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat

 berulang tahun terakhir

Berdasarkan

data register

ibu bersalin

Dikelompokkan menjadi

:

0. Umur < 20 tahun

1. Umur 20-35 tahun

2. Umur > 35 tahun

Ordinal

 Paritas Jumlah persalinan yang

menghasilkan janin yang

dapat hidup di luar

kandungan, terdiri dari :- Primipara

Seorang wanita yang

 pernah melahirkan bayi

sampai standart mampu

hidup untuk pertama

kalinya

- Multipara

Wanita yang pernah

melahirkan bayi lebih dari

satu kali sampai standart

mampu hidup.

- Grandemultipara

Wanita yang pernah

melahirkan bayi 5 kali

atau lebih sampai standart

mampu hidup

Berdasarkan

data register

ibu atau

riwayat persalinan

Dikelompokkan menjadi

:

0. Primipara

1. Multipara2. Grandemultipara

 Nominal

 Pre

eklampsia

Suatu komplikasi yang

menyertai kehamilan dan

 persalinan yang ditandai

dengan hipertensi dengan

tekanan darah ≥140/90 mmHg , proteinuria dan

edema pada tubuh ibu hamil

dan bersalin.

Berdasarkan

diagnosa

yang ada di

data dalam

register  ibu bersalin

Dikelompokkan menjadi

:

0. Ya : Bila pre

eklampsia

1. Tidak : Bila tidak pre

eklampsia

 Nominal

59

Tabel 4.1 Definisi Operasional

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 77/100

60

4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

4.7.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan data sekunder (data register ibu

 bersalin) untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan

kejadian pre eklampsia di RS Assakinah Medika, Sidoarjo tahun 2013.

4.7.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini berupa data sekunder, didapatkan dari

register  ibu bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2010-2013. Dari data

kemudian diolah dan diklasifikasikan.

4.7.3 Pengolahan Data

1. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh untuk

dikumpulkan. Dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

2. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numerik  (angka) terhadap data yang terdiri

atas beberapa kategori.

3.  Entry Data

Adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel ,

kemudian membuat distribusi frekuensi.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 78/100

61

4. Cleaning data

Adalah proses untuk meyakinkan bahwa data yang telah dientry atau dimasukkan

 benar-benar bersih dari kesalahan.

(Notoatmodjo, S., 2010)

4.7.4 Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dihitung secara univariat  (tabel frekuensi)

dan bivariat  ( tabulasi silang). Sedangkan untuk analisa data dilakukan uji Chi-

Square, dimana skala ordinal direduksi menjadi skala nominal. Uji ini digunakan

untuk mengetahui adakah hubungan antar variabel. Uji Chi-Square menggunakan

rumus :

χ 2 = ( Oij –  Eij )2

Eij

Keterangan :

χ 2 : Chi-Square

O : Nilai / frekuensi observasi

E : Nilai / frekuensi expected

i : Nilai baris

 j : Nilai Kolom

Syarat uji Chi-Square :

1. Sifat data nominal.

2. Sampel dipilih secara random.

3. Sel dengan frekuensi harapan < 5 tidak melebihi 20% dari total sel.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 79/100

62

4.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti meminta surat pengantar dari

 pendidikan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya yang ditujukan kepada

RS Assakinah Medika Sidoarjo untuk memperoleh data. Setelah mendapat ijin,

 peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

4.8.1 Anonymity  (Tanpa Nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan

kerahasiaan dalam penggunaan subyek peneliti dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.8.2 Confidentiality  (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

(Notoatmodjo, S., 2010)

4.9 Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu peneliti menggunakan data

sekunder sehingga peneliti tidak mengadakan pengamatan langsung pada subyek

 penelitian serta peneliti tidak melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 80/100

63

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan

 penelitian, maka disajikan hasil penelitian tentang gambaran umum dan gambaran

khusus dalam bentuk tabel.

5.1 Data Umum

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Assakinah Medika Sidoarjo,

dimana Rumah Sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Tipe D. Adapun lokasi

dari Rumah Sakit Umum Assakinah Medika berada di Jalan Raya Bogem Kebon

Agung Nomor 2096 Sukodono Sidoarjo. Luas lahan Rumah Sakit 4.870 m2 .

Rumah Sakit Assakinah Medika Sidoarjo merupakan rumah sakit rujukan, yang

menerima rujukan dari BPS dan Puskesmas.

Batas-batas wilayah :

Sebelah Utara

Sebelah Selatan

Sebelah Timur

Sebelah Barat

: Desa Karangnongko, Kebon Agung.

: Desa Jedong, Kebon Agung.

: Desa Anggaswangi, Kebon Agung.

: Desa Saimbang, Kebon Agung.

Jenis pelayanan yang tersedia untuk penanganan pre eklampsia pada ibu bersalin ,

antara lain :

1.

a.

Ruang Bersalin yang terdiri dari

3 tempat tidur

63

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 81/100

64

 b.

c.

d.

e.

f.

2.

a.

 b.

c.

d.

e.

f.

3.

a.

 b.

c.

d.

4.

a.

 b.

2 tempat tidur Gynek

Partus pack dan heacting pack

Alat penunjang medis dan non medis

1 kamar mandi pasien dan 1 kamar mandi petugas kesehatan

1 unit mobil ambulan

Ruang Bayi yang terdiri dari

1 ruang pemeriksaan bayi

1 ruang perawatan bayi baru lahir

1 ruang foto terapi

2 inkubator

5 infant wamer

Alat penunjang medis dan non medis

Kepengurusan pada ruang bersalin, ruang bayi dan ruang OK, antara lain

9 bidan pelaksana

4 SPOG

1 dokter spesialis anak

3 perawat

Penunjang Diagnostik

USG

Laboratorium

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 82/100

65

5.

a.

 b.

c.

d.

e.

5.2

Ruang OK

2 kamar operasi

1 kamar dokter dan kamar mandi

1 kamar mandi

Ruang steril

Ruang ganti dan tempat baju steril

Data Khusus

Merupakan visualisasi variabel penelitian terhadap data yang diperoleh

(didapat dari data khusus instrument  persalinan). Variabel yang akan disajikan

yaitu umur, paritas dan kejadian pre eklampsia di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo.

5.2.1 Tabel Frekuensi Umur Ibu Bersalin

Umur ibu bersalin dibedakan menjadi umur < 20 tahun, 20-35 tahun dan

>35 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Frekuensi Umur Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013.

Umur

< 20 tahun

20-35 tahun

> 35 tahun

Jumlah

Frekuensi

13

84

15

112

Persentase (%)

11,61

75,00

13,39

100

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 83/100

66

Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas umur ibu bersalin di RS

Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 adalah umur 20-35 tahun sebanyak 84

orang (75,00 %).

5.2.2 Tabel Frekuensi Pari tas  Ibu

 Paritas ibu bersalin dibagi menjadi  primipara, multipara dan

 grandemultipara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Frekuensi Paritas Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013.

 Paritas

 Primipara

 Multipara

Grandemultipara

Jumlah

Frekuensi

52

50

10

112

Persentase (%)

46,43

44,64

8,93

100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas paritas ibu bersalin di

RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 yaitu pada primipara sebanyak 52

orang (46,43 %).

5.2.3 Tabel Frekuensi Kejadian Pre eklampsia  Ibu Bersalin

Kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin dibedakan menjadi pre eklampsia

dan tidak  pre eklampsia. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 84/100

67

Tabel 5.3 Frekuensi Penderita Pre eklampsia Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS

Assakinah Medika Sidoarjo Tahun 2013.

Kejadian

 Pre eklampsia

Tidak  Pre eklampsia

Jumlah

Frekuensi

25

87

112

Persentase (%)

22,32

77,68

100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa ibu bersalin yang mengalami pre

eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 sebanyak 25 orang

(22,32 %).

5.3 Hasil Analisa Data

5.3.1 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia  pada Ibu Bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun

2013.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan

maka dapat dibuat tabulasi silang antara umur ibu bersalin dan kejadian pre

eklampsia ibu bersalin di ruang bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun

2013. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dan Kejadian Pre eklampsia

Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun

2013.

Umur

(Tahun)

Kejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia  Tidak  Preeklampsia

∑ % ∑ %  ∑ 

Jumlah

%

< 20

20-35

> 35

8

12

5

61,54

14,29

33,33

5

72

10

38,46

85,71

66,67

13

84

15

100

100

100

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 85/100

68

Berdasarkan tabel 5.4 tidak dapat dilakukan uji Chi-Square karena tidak

memenuhi syarat dimana data yang ada tersebut dalam skala pengukuran ordinal.

Oleh karena itu, untuk memenuhi syarat uji Chi-Square dimana data yang

diperlukan dalam skala pengukuran nominal maka umur ibu bersalin direduksi

menjadi 2 kategori, yaitu < 20 dan > 30 tahun, 20-30 tahun.

Dalam hal ini peneliti menggabungkan umur < 20 tahun dan umur > 35

menjadi satu kelompok, karena ciri umur < 20 tahun juga masuk dalam kelompok

> 35 tahun. Tabel 5.5 menunjukkan hasil reduksi dari tabel 3 x 2 (umur < 20

tahun, 20-35 tahun, > 35 tahun dengan ibu yang mengalami pre eklampsia dan ibu

yang tidak mengalami pre eklampsia) menjadi tabel 2 x 2 (umur < 20 tahun dan >

35 tahun, 20-35 tahun dengan ibu yang mengalami pre eklampsia dan ibu yang

mengalami pre eklampsia. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Tabulasi Silang antara Umur Ibu Bersalin dan Kejadian Pre eklampsia

Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun

2013.

Umur

(Tahun)

Kejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia  Tidak  Pre eklampsia

∑ % ∑ % 

Jumlah

∑  %

< 20 dan > 35

20 –  35

13

12

46,43

14,29

15

72

53,57

85,71

28

84

100

100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa kejadian pre eklampsia di

RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 lebih banyak terjadi pada umur < 20

tahun dan > 35 tahun (46,43 %) dibandingkan dengan umur 20-35 tahun

(14,29 %). Sedangkan yang tidak mengalami pre eklampsia lebih banyak terjadi

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 86/100

69

 pada umur 20-35 tahun (85,71 %) dibandingkan dengan umur < 20 tahun dan >35

tahun (53,57 %).

5.3.2 Tabulasi Silang antara Pari tas  Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia  pada Ibu Bersalin di RS Assakinah Medika Sidoarjo

Tahun 2013.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan

maka dapat dibuat tabulasi silang antara paritas ibu bersalin dan kejadian pre

eklampsia pada ibu bersalin di ruang bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo

tahun 2013. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Tabulasi Silang antara Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013.

 Paritas

Kejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia  Tidak  Pre eklampsiaJumlah

∑  % ∑  % ∑  %

 Primipara

 Multipara

Grandemultipara

16

5

4

30,77

10,00

40,00

36

45

6

69,23

90,00

60,00

52

50

10

100

100

100

Berdasarkan tabel 5.6 tidak dapat dilakukan uji Chi-Square karena tidak

memenuhi syarat dimana data yang ada tersebut dalam skala pengukuran ordinal.

Oleh karena itu, untuk memenuhi syarat uji Chi-Square dimana data yang

diperlukan dalam skala pengukuran nominal, maka paritas ibu bersalin direduksi

menjadi 2 kategori, yaitu primipara, multipara dan grandemultipara.

Dalam hal ini peneliti menggabungkan  paritas multipara dan

 grandemultipara menjadi satu kelompok, karena ciri  grandemultipara

( paritas≥ 2) juga masuk dalam kelompok  multipara ( paritas≥ 2). Tabel 5.7

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 87/100

70

menunjukkan hasil reduksi dari tabel 3 x 2 ( primipara, multipara,

 grandemultipara dengan ibu yang mengalami pre eklampsia dan ibu yang tidak

mengalami pre eklampsia) menjadi tabel 2 x 2 ( primipara, multipara dan

 grandemultipara dengan ibu yang mengalami pre eklampsia dan ibu yang tidak

mengalami pre eklampsia. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Tabulasi Silang antara Paritas Ibu Bersalin dan Kejadian Pre

eklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013.

 Paritas

Kejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia  Tidak  Pre eklampsiaJumlah

∑  % ∑  % ∑  %

 Primipara

 Multipara dan

Grandemultipara

16

9

30,77

15,00

36

51

69,23

85,00

52

60

100

100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa kejadian pre eklampsia di

RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 lebih banyak terjadi pada paritas

 primipara (30,77 %), dibandingkan dengan  paritas multipara dan

 grandemultipara (15,00 %). Sedangkan yang tidak mengalami pre eklampsia

lebih banyak terjadi pada paritas multipara dan grandemultipara (85 %)

dibandingkan dengan paritas primipara ( 69,23 %).

5.4 Hasil Analisa Hubungan

Hipotesa penelitian membuktikan tentang adanya hubungan antara umur dan

 paritas ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia, maka dilakukan pengujian

dengan menggunakan uji Chi-Square.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 88/100

 

71

5.4.1 Analisis Hubungan Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia  pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013.

Analisis menentukan apakah ada hubungan antara umur ibu bersalin

dengan kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di ruang bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo tahun 2013, maka dilakukan uji Chi-Square seperti terlihat pada

tabel 5.8.

Tabel 5.8 Analisis Hubungan Umur Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre eklampsia

Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo Tahun

2013.

Umur

(Tahun)

Kejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia  Tidak  Pre eklampsiaJumlah

< 20 dan > 35

20-35

Jumlah

13

12

25

6,25

18,75

15

72

87

21,75

65,25

28

84

112

(Penghitungan terdapat di lampiran 7)

χ 2Hitung (12,51) >χ 2Tabel (3,84)

Didapatkan χ 2Hitung>χ 2Tabel (12,51 > 3,84) maka H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian pre

eklampsia pada ibu bersalin di ruang bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo

tahun 2013.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 89/100

 

72

5.4.2 Analisis Hubungan Pari tas  Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia  pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo tahun 2013.

Analisis menentukan apakah ada hubungan antara paritas ibu bersalin

dengan kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di ruang bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo tahun 2013, maka dilakukan uji Chi-Square seperti terlihat pada

tabel 5.9.

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Pre

eklampsia pada Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika

Sidoarjo Tahun 2013.

 ParitasKejadian Pre eklampsia

 Pre eklampsia  Tidak  Pre eklampsiaJumlah

 Primipara16

11,61

36

40,3952

 Multipara dan

Grandemultipara

Jumlah

9

25

13,39

51

87

46,6160

112

(Penghitungan terdapat di lampiran 7)

χ 2Hitung (3,99) >χ 2Tabel (3,84)

Didapatkan χ 2Hitung>χ 2Tabel (3,99 > 3,84) maka H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian pre

eklampsia pada ibu bersalin di ruang bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo

tahun 2013.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 90/100

73

BAB 6

PEMBAHASAN

 Pre eklampsia merupakan salah satu penyebab tertinggi kematian ibu di

Indonesia. Angka kejadian pre eklampsia di Rumah Sakit Assakinah Medika

Sidoarjo cenderung mengalami peningkatan, dan masih di atas angka toleransi

yang telah ditetapkan Depkes RI yaitu masih lebih dari 5%. Dalam hal ini ada

 beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya pre eklampsia, yaitu umur dan

 paritas.

Berdasarkan data-data yang telah disajikan di bab 5, setelah dianalisa dan

didapatkan hasil yang sesuai, maka di dalam bab ini akan diuraikan tentang

hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia

 pada ibu bersalin.

Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa kejadian pre eklampsia di

RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 lebih banyak terjadi pada umur < 20

dan > 35 tahun sebesar 46,43 %. Dimana menurut Cuningham (2005) wanita

 berusia < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan awal dan akhir masa reproduksi

yang mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami pre eklampsia. Pada usia <

20 tahun bisa terjadi pre eklampsia karena belum matangnya alat reproduksi untuk

hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan

 pertumbuhan janin. Jika terjadi kehamilan maka tubuh ibu belum siap untuk

menerima keadaan baru, sehingga bisa menyebabkan iskemia implantasi placenta.

Hal ini bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah, pengeluaran protein dalam

73

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 91/100

74

urine dan edema. Saat usia 35 tahun bisa terjadi pre eklampsia karena pada usia

ini mudah terjadi penyakit dalam organ kandungan ibu yang menua. Usia 35

cenderung mengalami pre eklampsia karena disebabkan adanya penyakit yang

menyertai seperti diabetes mellitus dan hipertensi, sehingga menyebabkan

 perubahan patologi yaitu terjadinya spasme pembuluh darah arteriol  menuju

organ penting sehingga menimbulkan gangguan metabolisme jaringan, gangguan

 peredaran darah dan mengecilnya aliran darah yang menimbulkan pre eklampsia.

Sementara pada umur 20-35 tahun yang mengalami pre eklampsia sebesar 14,29

%. Seorang ibu hamil maupun ibu bersalin berumur 20-35 tahun yang terjadi pre

eklampsia, dapat dikarenakan adanya kelainan kehamilan seperti hidramnion,

 gemelli, mola hidatidosa, selain itu juga disebabkan karena penyakit seperti

diabetes mellitus dan obesitas. Sedangkan ibu bersalin yang tidak mengalami pre

eklampsia lebih banyak terjadi pada umur 20-35 tahun sebesar 85,71 %. Umur 20-

35 tahun merupakan umur yang tepat untuk memulai kehamilan dan kelahiran

terbaik. Saat usia 20-35 tahun, alat reproduksi sudah matang dan merupakan risiko

 paling rendah untuk ibu dan bayi. Hasil ini sama dengan pernyataan Saifuddin,

A.B (2006) bahwa umur 20-34 tahun merupakan risiko rendah untuk terjadinya

 pre eklampsia, karena sudah matangnya alat reproduksi, dibandingkan dengan

umur < 20 dan >35 tahun (53,57 %). Ibu dengan umur < 20 tahun dan > 35 tahun

tidak terjadi pre eklampsia bisa karena ibu periksa kehamilan secara teratur,

sehingga mampu mendeteksi secara dini tanda dan gejala terjadinya pre

eklampsia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil studi pendahuluan oleh Rahayu, I.D

(2012) di VK IRD RSU Dr. Soetomo Surabaya yang menunjukkan bahwa

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 92/100

75

mayoritas kejadian pre eklampsia berdasarkan umur (42,26 %) pada kelompok

umur > 35 tahun dan usia < 20 tahun (38,83 %). Hasil penelitian ini juga

didukung dengan penelitian oleh Sudhabera (2011) bahwa pre eklampsia banyak

ditemukan pada kelompok yang ekstrim yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari

35 tahun.

Hasil ini didukung dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa χ 2 hitung (12,51)

>χ 2 tabel (3,84) maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan

ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia pada ibu

 bersalin. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ibu bersalin yang

 berumur < 20 tahun dan > 35 tahun maka semakin tinggi risiko terjadinya pre

eklampsia. Menurut Manuaba, I.B.G (1998) bahwa ibu hamil dengan usia sangat

muda (umur < 20 tahun) cenderung mengalami pre eklampsia, yang disebabkan

oleh adanya perubahan patologis, yaitu terjadinya spasme pembuluh darah

arteriol e menuju organ penting dalam tubuh sehingga menimbulkan gangguan

metabolisme jaringan, gangguan peredaran darah menuju retroplasenter ,

sedangkan tubuh ibu belum siap menerima kehamilan. Menurut Rochjati. P

(2003) pada usia lebih dari 35 tahun mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ

kandungan yang menua. Sementara menurut Manuaba, I.B.G (1998), pada usia

35 tahun cenderung mengalami pre eklampsia karena disebabkan adanya penyakit

yang menyertai seperti diabetes mellitus, hipertensi.

Selain umur ibu bersalin, paritas merupakan salah satu faktor yang dapat

menyebabkan kejadian pre eklampsia. Berdasarkan tabel 5.7 dapat disimpulkan

 bahwa kejadian pre eklampsia di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013 lebih

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 93/100

76

 banyak terjadi pada paritas primipara sebesar 30,77 %. Pada primipara dapat

terjadi pre eklampsia karena semula rahim kosong tanpa ada janin kemudian

terjadi kehamilan sehingga tubuh ibu menyesuaikan terutama pada saat plasenta

mulai terbentuk akan terjadi iskemia, implantasi plasenta, bahan trofoblast  akan

diserap ke dalam sirkulasi, yang dapat meningkatkan sensivitas terhadap

angiotensin II, rennin dan aldosteron, sehingga dapat menyebabkan spasme

 pembuluh darah. Hal ini yang dapat menimbulkan terjadinya pre eklampsia pada

ibu hamil maupun ibu bersalin. Menurut Bobak. I (2004) pada primipara dapat

terjadi pre eklampsia sekitar 85 %. Sementara ibu bersalin dengan paritas

multipara dan grandemultipara yang mengalami pre eklampsia sebesar 15,00 %.

Pada multipara maupun grandemultipara disebabkan karena terlalu sering rahim

teregang saat kehamilan dan terjadi penurunan angiotensin, renin dan aldosteron

sehingga dijumpai oedema, hipertensi dan proteinuria. Sedangkan yang tidak

mengalami pre eklampsia lebih banyak terjadi pada paritas multipara dan

 grandemultipara sebesar 85 % dibandingkan dengan paritas primipara sebesar

69,23 %. Hal ini dikarenakan baik pada ibu bersalin dengan paritas multipara

dan grandemultipara maupun paritas primipara yang tidak terjadi pre eklampsia

 bila ibu periksa kehamilan secara teratur, sehingga mampu mendeteksi secara dini

tanda dan gejala terjadinya pre eklampsia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sudinaya (2008) di RS Cipto

Mangunkusumo bahwa hipertensi merupakan penyulit yang tersering dijumpai

 pada primipara (24,45 %), paritas 2-4 (9,89 %) dan paritas 5 keatas (28,31 %).

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil studi pendahuluan oleh Rahayu,

I.D di VK IRD RSU Dr. Soetomo Surabaya (2012) yang menyatakan bahwa pada

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 94/100

77

kelompok  paritas angka kejadian tertinggi didapat pada kelompok  primipara

(59,11 %) .

Hasil ini didukung dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa χ 2 hitung (3,99)

>χ 2 tabel (3,84), maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan

ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia pada ibu

 bersalin. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi ibu bersalin dengan paritas

 primipara maka semakin tinggi kejadian pre eklampsia. Menurut Manuaba, I.B.G

(1998) paritas primigravida, terutama primigravida muda merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kejadian pre eklampsia.

Melihat masih tingginya kejadian pre eklampsia pada persalinan, maka sangat

diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya pre eklampsia sejak dini, yaitu ibu

hamil harus melakukan pemeriksaan antenatal  sejak diketahui adanya kehamilan

dan periksa ulang secara rutin dan teratur, serta teliti dalam mengenali tanda-tanda

 pre eklampsia sedini mungkin. Ibu hamil dapat menerima pengobatan yang sesuai

supaya penyakit tidak menjadi lebih berat, yang dapat memengaruhi kesejahteraan

ibu maupun janin. Apabila terjadi pre eklampsia saat inpartu, tenaga kesehatan

terutama bidan harus sigap dalam menghadapi dan menangani kasus tersebut guna

untuk menyegah terjadinya komplikasi pada ibu bersalin dan bayi. Disini peranan

 petugas kesehatan terutama bidan sangatlah penting didalam memberikan

 penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi pada ibu hamil dengan pre eklampsia

(seperti diet rendah garam), tanda dan gejala pre eklampsia, komplikasi pre

eklampsia baik bagi ibu maupun janin apabila pre eklampsia tersebut bila tidak

segera diatasi. Diharapkan ibu hamil mengetahui tanda dan gejala serta

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 95/100

78

komplikasi dari pre eklampsia, dan mengerti betapa pentingnya pemeriksaan

kehamilan, sehingga segera dapat terdeteksi apabila terjadi pre eklampsia pada

kehamilan. Oleh karena itu apabila ibu hamil secara teratur memeriksakan

kehamilannya maka pre eklampsia pada ibu hamil dan bersalin dapat berkurang

dan segera dapat diatasi.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 96/100

79

BAB 7

PENUTUP

7.1 Simpulan

Sesuai dengan hasil penelitian dan tujuan yang ada, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut

7.1.1 Umur ibu bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun

2013 mayoritas umur 20-35 sebanyak 84 orang (75,00 %).

7.1.2 Paritas ibu bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah Medika Sidoarjo

tahun 2013 mayoritas primipara sebanyak 52 orang (46,43 %).

7.1.3 Kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin di Ruang Bersalin RS Assakinah

Medika Sidoarjo tahun 2013 (22,32 %).

7.1.4 Ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia di

RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013.

7.1.5 Ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian pre eklampsia

di RS Assakinah Medika Sidoarjo tahun 2013.

7.2 Saran

Dalam rangka untuk menurunkan angka kejadian pre eklampsia ibu bersalin,

 banyak faktor yang mempengaruhi dan sangat kompleks, sehingga dalam

 penanganannya pun tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengatasi satu atau

dua faktor saja tetapi harus melibatkan unsur-unsur yang lain.

79

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 97/100

80

Oleh karena itu untuk menurunkan angka kejadian pre eklampsia pada ibu

 bersalin maka saran yang dapat diajukan yaitu

7.2.1 Bagi RS Assakinah Medika Sidoarjo

Diharapkan Rumah Sakit dapat meningkatkan pelayanan dan penanganan

secara cepat dan tepat bagi ibu hamil atau bersalin yang mengalami pre

eklampsia, yaitu peningkatan pelayanan ANC, melakukan penyuluhan-

 penyuluhan mengenai pre eklampsia, menyiapkan obat anti hipertensi serta

antidotum di setiap kamar bersalin.

7.2.2 Bagi Petugas Kesehatan

1. Mengingat risiko kejadian pre eklampsia tinggi, maka perlu meningkatkan

kualitas pelayanan dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas terutama dengan

melakukan pemeriksaan antenatal  yang teratur dan bermutu serta teliti dalam

mengenali tanda-tanda pre eklampsia sedini mungkin.

2. Diharapkan petugas kesehatan mampu mendeteksi dan mencegah lebih dini

terjadinya pre eklampsia pada kehamilan maupun persalinan.

3. Diharapkan petugas kesehatan mampu menangani kejadian pre eklampsia

secara cepat dan bermutu, untuk mencegah morbiditas dan mortalitas ibu maupun

 bayi.

4. Diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan tentang tanda

gejala pre eklampsia serta komplikasi pada ibu dan janin jika tidak segera diatasi.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 98/100

81

7.2.3 Bagi Masyarakat

1. Diharapkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sehingga

dapat dideteksi secara dini masalah-masalah yang menyertai kehamilan maupun

 persalinan, terutama tanda-tanda pre eklampsia.

2. Diharapkan Ibu ikut berpartisipasi dalam mengatur kehamilannya, sehingga

kesehatan reproduksi ibu dapat terjaga dengan baik.

3. Memperhatikan gizi keluarga dan mengonsumsi makan-makanan yang

 bernutrisi dan bergizi seimbang dan tetap memperhatikan diet rendah garam.

7.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

1. Memberikan masukan kepada Akademi Kebidanan ”Griya Husada” Surabaya 

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang hubungan antara umur dan

 paritas ibu dengan kejadian pre eklampsia ibu bersalin.

2. Hendaknya perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang

mempengaruhi terjadinya pre eklampsia pada ibu bersalin.

7.2.5 Bagi Penelitian Selanjutnya.

Hendaknya perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang

mempengaruhi tingginya kejadian pre eklampsia pada ibu bersalin.

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 99/100

82

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, M.C., 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.

AKBID GRIYA HUSADA., 2014. Buku Panduan Pedoman Penyusunan Proposal Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Surabaya : AKBID Griya

Husada.

Bobak, I., 2004. Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC.

Cunningham. F.G, dkk. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21, Volume 2. Jakarta :EGC.

Dahlan, E.R. 2014., Waspadai Preeklamsia Pada Kehamilan.

www.unair.ac.id/unair_v1/gurubesar.unair.php?id=48 [Diakses tanggal 9

April 2014 jam 20.15 WIB]

DINKES JATIM., 2010. Profil Kesehatan Jawa Timur .www.dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1321926974_Profil_Kesehata

n_Provinsi_Jawa_Timur_2010.pdf [Diakses tanggal10 April 2014 jam 09.33

WIB]

DINKES JATIM., 2011. Profil Kesehatan Jawa Timur .www.dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1321926974_Profil_Kesehata

n_Provinsi_Jawa_Timur_2011.pdf [Diakses tanggal 11 April 2014 jam 11.30

WIB]

DINKES JATIM., 2012. Profil Kesehatan Jawa Timur .www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/15_Profil_K

es.Prov.JawaTimur_2012.pdf [Diakses tanggal 11 April 2014 jam 11.05WIB]

Fadlun dan Feryanto, A., 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : SalembaMedika.

Hartanto, H., 2002. Kamus Kedokteran Dorland . Jakarta : EGC.

Hacker, N.F dan Moore, J.G., 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :Hipokrates.

Hidayat, A.A.A., 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Lailiyana, Laila. A, Daiyah. I dan Susanti, A., 2011. Buku Ajar Asuhan

 Kebidanan Persalinan. Jakarta : EGC.

82

8/17/2019 Hubungan Antara Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Pre Eklampsia

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-antara-umur-dan-paritas-ibu-bersalin-dengan-kejadian-pre-eklampsia 100/100

83

Manuaba, I.B.G., 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta : EGC.

Manuaba, I.A.C., 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, R., 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta : EGC.

 Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

 Nursalam dan Pariani, S., 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV. Info Medika

PUSDIKNAKES., 2008. Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : PUSDIKNAKES.

Rahayu, I.D., 2012. Kejadian Pre eklampsia.

www.old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/kedokteran/Indra%20Dewi%20R

ahayu.pdf [Diakses tanggal 12 April 2014 jam 09.26 WIB]

Rukiyah, A.Y dan Yulianti, 2011. Patologi Kebidanan. Jakarta : Trans InfoMedia.

Sinclair, C., 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.

SindoNews., 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia.

www.nasional.sindonews.com [Diakses tanggal 13 April 2014 jam 14.03WIB]

Sulistyawati, A., 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : SalembaMedika.

Syaifuddin, A.B., 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

Syaifuddin, A.B., 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta :YBPSP.