Upload
ngoquynh
View
251
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1
HUBUNGAN ANTARA STANDARISASI OPEN SYSTEM INTERCONNECTION (OSI) DAN KARAKTERISTIK
NETWORK ARSITEKTUR PADA PROTOKOL IBM SYSTEMS NETWORK ARCHITECTURE (SNA)
MAKALAH
oleh Syafril Chairiansyah
3512091032
PROGRAM PASCA SARJANA (S2) MAGISTER KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INFORMASI ERESHA BENARIF INDONESIA
JAKARTA 2010
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ii
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. LANDASAN TEORITIS .................................................................................. 3
1. Perkembangan Arsitektur Jaringan ............................................................... 3
2. Pengertian Arsitektur Jaringan (Network Architecture) ............................... 4
3. Pengertian Protokol ....................................................................................... 6
C. HUBUNGAN ANTARA STANDARISASI OPEN SYSTEM
INTERCONNECTION (OSI) DAN KARAKTERISTIK NETWORK
ARSITEKTUR PADA PROTOKOL IBM SYSTEMS NETWORK
ARCHITECTURE (SNA) .................................................................................. 9
1. Open System Interconnection (OSI) Protocols ............................................. 9
2. IBM Systems Network Architecture (SNA) .................................................. 17
a. Integrasi IBM Host ................................................................................. 17
b. Hierarchical SNA Networks (Hirarki Jaringan SNA) ............................ 18
1) Hirarki domain dan subareas ............................................................. 19
2) Komponen hardware di hirarki jaringan ........................................... 20
3) Jenis sambungan di hirarki jaringan .................................................. 21
c. Advanced Peer-to-Peer Networking ....................................................... 23
1) Komponen perangkat keras atau nodes ............................................. 24
2) Tipe Koneksi ..................................................................................... 25
3) Physical Units (PUs) ......................................................................... 25
4) Logical Units (LUs) .......................................................................... 26
3. Hubungan Antara OSI Layer dan IBM SNA ................................................ 29
a. Physical Control - Physical Layer ........................................................... 30
b. Data Link Control - Data Link Layer ..................................................... 31
c. Path Control - Network Layer ................................................................. 31
d. Transmission Control - Transport Layer ................................................. 31
e. Data Flow Control - Session Layer ......................................................... 32
f. Presentation Service - Presentation Layer ..................................................... 33
g. Transaction Services - Application Layer ............................................... 33
D. KESIMPULAN ................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 36
ii
DAFTAR TABEL
Table 1. Lapisan Atas dan Bawah pada OSI Layer ............................................. 10
Table 2. Hardware Components on a Hierarchical SNA Network ..................... 20
Table 3. IBM Channel Connections ........................................................................ 22
Table 4. Connection Types ....................................................................................... 25
Table 5. APPN LU Types ......................................................................................... 27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. OSI Model .............................................................................................. 9
Gambar 2. Gambaran Tiap Layer pada OSI Model ................................................ 11
Gambar 3. Single hirarki SNA Domain dengan Tiga Subareas ............................. 19
Gambar 4. Hirarki SNA Komponen Perangkat Keras ............................................ 21
Gambar 5. APPN Network Components ................................................................. 24
Gambar 6. PU 2,1 Tipe Node dalam Jaringan APPN.............................................. 26
Gambar 7. Transaction Programs Communicating Through APPC Sessions ...... 28
Gambar 8. Struktur Komunikasi Layer SNA .......................................................... 29
Gambar 9. Model Jaringan IBM SNA dan OSI 7 Layers ...................................... 30
Hubungan Antara Standarisasi Open System Interconnection (OSI)
dan Karakteristik Network Arsitektur
pada Protokol IBM Systems Network Architecture (SNA)
Oleh : Syafril Chairiansyah
Program Pasca Sarjana (S2) Magister Komputer
Program Studi Teknik Informatika
STMIK Eresha Indonesia
Abstraksi
Pada awal 1970-an, IBM menemukan fakta bahwa para pelanggan
besar enggan untuk mempercayai jaringan komunikasi karena tidak dapat
diandalkan untuk melakukan transaksi-transaksi penting. Di samping itu, IBM
merasa perlu membenahi sistem protokol komunikasi untuk kebutuhan komunikasi
data yang kompleks. Untuk itu, pada tahun 1975 IBM mengembangkan Systems
Network Architecture ( SNA ).
Keberhasilan IBM dalam mengembangkan arsitektur jaringan membuat
kompetitor lainnya mengikuti langkah IBM tersebut. Akibatnya, setiap perusahaan
komputer mengembangkan protokol jaringannya masing-masing. Kendala yang
timbul adalah ketika jaringan dilakukan antar komputer dari produk perusahaan
yang berbeda.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ISO dan beberapa organisasi
standarisasi dunia mengembangkan sistem arsitektur jaringan baru yang dapat
dijadikan standar jaringan komputer dunia. Standarisasi arsitektur jaringan ini
mereka namakan Open System Interconnection (OSI).
Peranan IBM dalam jaringan komputer dunia tidak dapat diabaikan
begitu saja. IBM telah membuktikan diri sebagai pionir dalam perkembangan
jaringan komputer modern. Di samping itu, SNA menjadi kerangka arsitektur
jaringan modern. Kerangka inilah yang menjadi acuan pengembangan
standarisasi OSI.
1
A. LATAR BELAKANG
Selama lebih dari tiga dekade, SNA telah menjadi pendekatan komunikasi
dari IBM. SNA diperkenalkan sebagai arsitektur komunikasi bagi produk System
370 family yang menyediakan masterplan untuk koneksi antar pengguna yang
berjauhan dan sistem komputasi dalam lingkungan jaringan pribadi. IBM System
370 produk perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang sesuai dengan
struktur logis untuk beroperasi dalam sebuah lingkungan SNA. Dalam aplikasi
tertentu, seperti Online Transaction Processing (OLTP) bagi perusahaan pelanggan
bisnis berskala sedang dan besar, SNA telah menjadi yang paling banyak digunakan
arsitektur jaringan data dalam sejarah. Di beberapa pasar besar, IBM kontrol sampai
90% pangsa pasar komputer dan peralatan komunikasi data.
Banyak perusahaan dan organisasi besar menjalankan line-of-bussiness-nya
menggunakan IBM mainframe, midrange, dan sistem komputer AS/400. Karena itu,
Systems Network Architecture (SNA) –arsitektur jaringan asli IBM host system—
termasuk salah satu sistem jaringan arsitektur yang banyak digunakan sebagai
protokol jaringan saat ini. Sebelum ada jaringan kontemporer, IBM Systems
Network Architecture (SNA) menguasai landscape jaringan (basis dari jaringan),
sehingga IBM SNA dikatakan sebagai ‘nenek moyang’ teknologi SNA.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa IBM SNA merupakan salah satu pionir
dalam perkembangan arsitektur jaringan. Namun bila dikaitkan dengan standar
compatibility (kompatibilitas) protokol jaringan secara umum, IBM SNA seolah-
olah berada pada dunianya sendiri. Sehingga timbul kendala saat dilakukan koneksi
antara jaringan komputer IBM dengan jaringan komputer produk perusahaan lain.
Sehingga, International Standards Organization (ISO) bekerja sama dengan
beberapa organisasi standarisasi terkemuka mengembangkan protokol komunikasi
data yang baru sehingga menjadi suatu model atau arsitektur jaringan yang dapat
diterima semua pihak. Arsitektur jaringan baru tersebut mereka namakan Open
System Interconnection (OSI).
Meskipun demikian, IBM SNA masih layak untuk ‘dihargai’ sebagai sebuah
arsitektur jaringan yang diperhitungkan, mengingat produk IBM masih memiliki
pangsa pasar yang sangat besar di berbagai belahan dunia. Selain itu, IBM SNA
‘berjasa’ dalam dunia jaringan komputer karena merupakan salah satu pionir dalam
merumuskan arsitektur jaringan. Sehingga standarisasi yang diterapkannya
2
memberikan influence atau pengaruh dalam penerapan sistem protokol yang baku
(OSI model).
Dasar argumentasi tersebut, dapat kita lihat berdasarkan pemaparan dari dua
literatur di bawah ini.
“In fact, the OSI model was developed in response to SNA and was
influenced by SNA functions. Originally, SNA did not include
specifications for layers that correspond to the physical and applications
services layers in the OSI model. However, recent descriptions of SNA
include all seven layers, including the physical and transaction services
layers (equivalent to the application layer in the OSI model). The
transaction services layer plays an important role in IBM host system
networking because transaction-based applications often initiate SNA
networking sessions.”
Microsoft TechNet
“The OSI (Open Standards Interconnect) Reference Model provides the
foundation for IP-based protocols. While parallels may be drawn
between the architecture of SNA and that of OSI's Reference Model, the
OSI goal was for interconnectivity (connecting products and systems
from different vendors) between networks. Whenever the IBM designers
went right, the TCP/IP designers went left. But the result was, instead of
the two network protocols being incompatible, they turn out to be highly
complimentary. Having said that, there is a strong similarity between the
OSI model and SNA - particularly in the "layering" of their structures. In
this way SNA can be seen as having influenced the OSI model. An
example of this influence can be seen at the Data Link Layer. In the
design of the of it's own High Level Data Link Control ( HDLC ), OSI
inherited and adopted in large measure the features of IBM's
Synchronous Data Link Control ( SDLC ). This table summarises the
SNA architecture in layer form.”
Francome.com
Dari kedua pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa IBM SNA sedikit-banyak
mempengaruhi perkembangan dari protokol OSI layer –yang telah disepakati menjadi
standar protokol jaringan dunia. Hal ini disebabkan, kemunculan OSI layer adalah
untuk mengantisipasi gap atau kesenjangan karena adanya perbedaan arsitektur di
antara berbagai perusahaan komputer, seperti IBM, Burough, Digital, dan Sperry.
3
B. LANDASAN TEORITIS
1. Perkembangan Arsitektur Jaringan
Pada era tahun 1970-an, beberapa perusahaan hardware dan software
membuat sistem arsitektur jaringan, antara lain, IBM, Burough, Digital, dan
Sperry. Masing-masing perusahaan mengembangkan protokol-protokol yang
berbeda satu sama lainnya. Misalnya, IBM mengembangkan IBM System
Network Architecture (SNA), Burroughs meluncurkan Burrougs Network
Architecture (BNA) dan Honeywell menerapkan Distributed System
Environment (DSE) sebagai jaringan protokolnya.
Namun, pengembangan dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
produknya masing-masing. Dapat dipastikan hal ini disebabkan persaingan di
antara perusahaan-perusahaan tersebut. Dari sinilah timbul masalah, yaitu ketika
hubungan diberlakukan antar jaringan produk dari perusahaan yang berbeda.
Pada masa itu, tidak ada hubungan jaringan antara produk perusahaan yang satu
dengan produk perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
protokol.
Atas dasar itulah, sekitar tahun 1980-an, sejumlah organisasi
internasional dan Amerika Serikat mencoba untuk melakukan standarisasi.
Beberapa organisasi tersebut antara lain:
• International Standards Organization (ISO), organisasi internasional yang
menghimpun organisasi yang menentukan standardisasi di negaranya masing-
masing.
• Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), organisasi yang
beranggotakan para sarjana listrik secara internasional dan semakin berperan
dalam hal standardisasi.
• International Telecommunications Union (ITU), organisasi dalam naungan PBB.
• American National Standards Institute (ANSI), organisasi standardisasi di USA.
• Electronic Industries Association (EIA), organisasi perkumpulan pabrik-pabrik
elektronika di USA.
Dalam kegiatannya untuk membuat sebuah standar yang baku yang dapat
diterima oleh semua pihak, ISO bekerja sama dengan organisasi lain,
mengembangkan protokol komunikasi data yang baru sehingga menjadi suatu
4
model atau arsitektur jaringan. Arsitektur jaringan yang dikembangkan oleh ISO
ini dikenal sebagai model Open Systems Interconnections (OSI) 7 Layer. Model
7 layer ini menggunakan layers atau lapisan-lapisan untuk menentukan berbagai
macam fungsi dan operasi sistim komunikasi data. Model ini sebenarnya tidak
menentukan secara sangat terinci segala aspek dari suatu protokol, tetapi hanya
memberikan secara garis besar batasan suatu protokol untuk memudahkan dan
memungkinkan tiap perusahaan membuat protokolnya sendiri secara terpisah
tetapi pada akhirnya masih dapat saling berhubungan satu dengan yang lain.
Untuk hal-hal yang lebih rinci dapat dipilih standar yang telah dibuat oleh salah
satu organisasi tadi dan yang dapat diterima oleh sebagian besar perusahaan.
Model OSI membagi protokol untuk komunikasi data atas tujuh lapisan atau
layers. Tiap layer bersifat independent (berdiri sendiri) tetapi fungsi dari masing-
masing layer tergantung dari keberhasilan operasi layer sebelumnya. Open
system ini bertujuan dapat agar terjalin kerja sama antara peralatan dari pabrik
dan rancangan (design) yang berbeda.
2. Pengertian Arsitektur Jaringan (Network Architecture)
Dalam komunikasi antar komputer dikenal beberapa arsitektur jaringan
antara lain model OSI, SNA, TCP/IP, dan lain-lain. Architecture didefinisikan
sebagai rancangan dari penyusunan komponen-komponen di dalam komputer
(http://www.ilmukomputer.com). Arsitektur jaringan merupakan sebuah bagan
umum yang mengatur bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak itu dapat
membentuk jaringan komputer. Dalam arsitektur jaringan didefinisikan
pembagian fungsi komunikasi, protokol, pembakuan dan format pesan yang
harus dipatuhi perangkat keras maupun lunak sehingga dapat berbagi data,
sumber daya dan program. Arsitektur harus dapat menyediakan berbagai
konfigurasi yang dengan mudah dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Arsitektur juga memungkinkan berbagai sistem dipadukan.
Secara ideal, arsitektur jaringan harus mendukung konsep-konsep:
a. Open system
Suatu sistem jaringan yang memiliki spesifikasi elemen-elemennya,
didukung oleh berbagai pemasok komponen jaringan (vendor) agar tercipta
saling kompatibel antar komponen untuk membangun suatu jaringan
5
b. Scalability
Dapat tumbuh dan berkembang mengikuti kebutuhan dan teknologi
yang tersedia, ditinjau dari fisik jaringan maupun aplikasinya
Modularity: Jaringan tersusun atas blok-blok pembangun (building
block), yang merupakan himpunan kecil yang dari berbagai macan
piranti jaringan yang diproduksi secara masal oleh berbagai macam
industri.
c. Connectivity/Interconectivity
Adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan transportasi informasi diantara
komputer-komputer, yang meliputi media fisik, mekanisme pengemasan
data, dan perutean (routing) diantara peralatan jaringan dari titik asal
(starting) sampai mencapai titik tujuan. (Memungkinkan berbagai macam
jenis produks teknologi HW/SW yang dikoneksi sehingga menjadi suatu
kesatuan)
d. Interoperability
Suatu metode yang digunakan agar data dapat saling dikenali
(understandable) antar komputer (berlawanan dengan proprietary). Sebagai
contoh adalah perbedaan sistem operasi maupun bahasa-bahasanya
e. Beberapa fitur tambahan:
• Ease of Implementation (Mudah dalam menyelesaikan masalah
komunikasi-jaringan , mudah dalam instalasi, serta dalam
mengkonfigurasi)
• Ease of Use (Mudah penggunaanya, oleh pengguna dengan pengetahuan
yang terbatas mengenai jaringan bahkan membebaskan pengguna dari
pe-ngetahuan tentang struktur jaringan dan implementasi jaringan)
• Ease of Modification (Mudah dilakukan modifikasi sesuaI dengan
tuntutan atau perkembangan teknologi yang lebih baru)
• Reliability (Menyediakan fasilitas error detection dan error recovery/
error correction)
6
3. Pengertian Protokol
Protokol (protocol) adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur
atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara
dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras,
perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah,
protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.
Menurut Kamus.Cari-Info.com protokol terdefinisikan sebagai:
a. Tata cara yang harus di jalankan dua atau lebih sistem komputer yang saling
berkomunikasi. Masing-masing komputer tersebut harus menggunakan
protocol yang sama untuk dapat saling berhubungan
b. Merupakan prosedur dan peraturan- peraturan yang mengatur operasi dan
peralatan
Sedangkan Tanenbaum (1992) menyebutkan bahwa protokol adalah
suatu kesepakatan mengenai bagaimana komunikasi akan dilakukan.
Dapat disimpulkan bahwa protokol (di bidang komputer) digunakan
untuk menjelaskan suatu aturan untuk saling berhubungan antara berbagai unit.
Peralatan jaringan komputer mengikuti protokol dalam berkomunikasi satu sama
lain. Sejak awal terdapat keragaman produk perangkat keras dan perangkat
lunak jaringan komputer yang tersedia di pasar. Keragaman ini di satu sisi
menguntungkan pemakai peralatan jaringan komputer karena mendorong
persaingan di antara pemasok dan menyediakan pilihan model yang luas, namun
keragaman ini menjadi beban karena sulit untuk saling menghubungkan produk
dari para pemasok yang berbeda.
Pada penggunaan standar teknis, protokol perlu diutamakan untuk
menspesifikasi bagaimana membangun komputer atau menghubungkan
peralatan perangkat keras. Secara umum, protokol digunakan pada komunikasi
real-time di mana standar digunakan untuk mengatur struktur dari informasi
untuk penyimpanan jangka panjang.
7
Secara garis besar protokol melaksanakan dua fungsi:
a. Membangun sambungan antara pengirim dan penerima.
b. Menyalurkan informasi dengan keandalan yang tinggi.
Selain kedua fungsi umum tersebut, protokol memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut:
a. Fragmentation dan Reassambly
Fungsi fragmentation dan reassembly adalah membagi informasi yang
dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan
informasi tadi dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan
lagi paket menjadi paket berita yang lengkap.
b. Encapsulation
Fungsi dari encapsulation adalah melengkapi berita yang dikirimkan dengan
address, kode-kode koreksi dan lain-lain.
c. Conection Control
Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan komunikasi
dari transmitter dan receiver, dimana dalam membangun hubungan ini
termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
d. Flow Control
Fungsi dari flow control adalah mengatur perjalanan data dari transmitter ke
receiver.
e. Error Control
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses
pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control
adalah mengkontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data
dikirimkan.
f. Transmission Service
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data
khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan data serta
perlindungan data.
8
g. beberapa fungsi lainnya, yaitu: Syncronization, Sequencing, Addressing,
dan Multiplexing.
Sangat sulit untuk menggeneralisir protokol yang ada. Hal ini
dikarenakan protokol memiliki banyak variasi di dalam tujuan penggunaanya.
Kebanyakan protokol memiliki salah satu atau beberapa dari hal berikut:
b. Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau
mesin lainnya.
c. Melakukan metode "jabat-tangan" (handshaking).
d. Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
e. Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
f. Bagaimana format pesan yang digunakan.
g. Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak
sempurna.
h. Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang
dilakukan selanjutnya
i. Mengakhiri suatu koneksi.
Pembakuan dalam standarisasi protokol memiliki tujuan untuk terjadinya
komunikasi antar pengguna jaringan yang berbeda produk atau perusahaan
pembuatnya. Sehingga tercapai keseragaman sebagai berikut:
a. Koordinasi berbagai macam kegiatan seperti komunikasi antar proses.
b. Penyimpanan data
c. Manajemen dari sumber serta proses
d. Keandalan dan keamanan (security) dari sistem
e. Software support
Prinsip-prinsip dasar yang harus dipertimbangkan dalam membuat atau
mendesain protokol mencakup tiga hal, yaitu efektivitas, kehandalan, dan
kemampuan dalam jaringan.
9
C. HUBUNGAN ANTARA STANDARISASI OPEN SYSTEM
INTERCONNECTION (OSI) DAN KARAKTERISTIK NETWORK
ARSITEKTUR PADA PROTOKOL IBM SYSTEMS NETWORK
ARCHITECTURE (SNA)
1. Open System Interconnection (OSI) Protocols
Seiring dengan semakin berkembangnya konsep jaringan dalam dunia
bisnis, ide untuk menghubungkan jaringan-jaringan dan memisahkan sistem
semakin diperlukan. Untuk itu diperlukannya sebuah metode standar (a standard
method) agar ide tersebut dapat diterapkan. Solusinya pada tahun 1978 ketika
ISO (Intenational Standards Organization) mengumumkan sebuah arsitektur
yang memungkinkan tujuan tersebut tercapai. Spesifikasi tersebut ditinjau ulang
pada tahun 1984 dan menjadi standar internasional untuk komunikasi jaringan.
Sejarah dan pemahaman terhadap fungsi spesifikasi tersebut tersebut sangat
penting bagi seorang administrator jaringan. Spesifikasi tersebut dikenal dengan
nama Model Referensi OSI (OSI Reference Model).
Gambar 1. OSI Model
10
Model Referensi OSI menjabarkan sebuah pendekatan secara berlapis
(layered) terhadap jaringan. Setiap lapisan (layer) dari model mewakili sebuah
porsi yang berbeda dari proses komunikasi. Dengan memisahkan bagian
komunikasi kedalam lapisan, model OSI menyederhanakan bagaimana
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) bekerja sama,
sehingga memudahkan upaya penanganan masalah (trouble-shooting) dengan
menyediakan sebuah metode tertentu untuk memahami bagaimana komponen
harus berfungsi.
Layer pada OSI Model terdiri dari lapisan atas dan lapisan bawah.
Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada
umumnya diimplementasi hanya pada software aplikasi yang berisi sebuah
komponen komunikasi. Sedangkan Lapisan bawah dari model OSI
mengendalikan persoalan transport data yang diimplementasikan ke dalam
hardware dan software pada media jaringan. Pemisahan kedua lapisan tersebut,
ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Lapisan Atas dan Bawah pada OSI Layer
7. Application
Application Lapisan atas 6. Presentation
5. Session
4. Transport
Data Transport Lapisan bawah 3. Network
2. Data Link
1. Physical
11
Gambar 2. Gambaran Tiap Layer pada OSI Model
Dari pengelompokan layer di atas, layer 4-7 pada OSI Model sering kali
disebut dengan host layers, karena pada lapisan ini memberikan layanan bagi
host host di jaringan (melalui software aplikasi). Sedangkan layer 1-3 pada OSI
Model sering kali disebut media layers, karena lapisan ini memberikan layanan
pada media jaringan (hardware dan software) sehingga terbentuknya sebuah
jaringan.
Pembagian OSI layers, yang biasa dikenal dengan OSI 7 Layers sebagai berikut:
1) Physical Layer
Layer Physical mempunyai tugas untuk mentransmisikan serangkaian bit
(binary digit) yang merupakan kombinasi dari angka 0 dan 1 melalui media
transmisi. Pada layer ini tidak mendefinisikan media transmisi secara detail,
tetapi hanya mendefinisikan bagaimana pola bit bit dikodekan menjadi
sinyal sinyal yang ditransmisikan. Media transmisi disini adalah bisa berupa
kabel, gelombang microwave, infra red, fiber optic dan lain-lain. Data biner
dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan,
sebagai contoh kabel dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical.
Layer ini hanya digunakan sebagai penyedia jalur transmisi saja, tanpa
http://tekinfo.web.id
12
bertanggung jawab jika terjadi kerusakan data. Peralatan seperti kabel dan
network card berada pada layer ini.
2) Data Link Layer
Layer ini sedikit lebih "cerdas" dibandingkan dengan layer physical, karena
menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung antara
media network dan layer protocol yang lebih highlevel. Layer ini bertugas
menyediakan sarana komunikasi dari node ke node dalam jaringan lokal.
Layer data link bertanggungjawab pada paket akhir dari data binari yang
berasal dari level yang lebih tinggi ke paket diskrit sebelum ke layer
physical.
Ketika layer data link menerima message yang akan ditansmisikan, maka
layer ini akan mengubah message tersebut menjadi unit unit yang lebih kecil
dan biasanya disebut frame (seringkali disebut paket).
Mengirimkan frame (blok dari data) melalui suatu network. Jika sebuah
frame akan ditransmisikan, maka frame tersebut dilengkapi dengan address
pengirim dan address penerimanya. Ethernet (802.2 dan 802.3), Tokenbus
(802.4) dan Tokenring (802.5) adalah protocol pada layer Datalink.
Layer ini juga menyediakan mekanisme pengalamatan yang memungkinkan
frame dikirimkan ke node yang benar atau sesuai dengan alamatnya.
Mekanisme pengalamatan yang disediakan pada layer ini salah satunya
adalah pengalamatan fisik pada network adapternya. Pada masing masing
network adapter biasanya disediakan sebuah ID atau yang sering disebut
Medium Access Control (MAC).
Selain mekanisme pengalamatan, layer ini juga dilengkapi dengan check
error data yang biasanya disebut Frame Check Sequence (FCS).
Metode yang umum digunakan untuk check error data biasanya
menggunakan metode Cyclic Redudance Checksum (CRC). Data link
biasanya digunakan oleh hub dan switch.
13
3) Network Layer
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing sehingga
paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang
berada pada suatu network lain.
IP (Internet Protocol) umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya
seperti IPX (Internet Packet eXchange). Perusahaan Novell telah
memprogram protokol menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet
Exchange) & NCP (Netware Core Protocol). Protokol ini telah dimasukkan
ke sistem operasi Netware.
Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Layer Network yaitu:
- Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu.
- Mendeteksi Error.
- Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak.
- Mengendalikan aliran.
Kadangkala sebuah jaringan tidak hanya terdiri dari jaringan local saja,
bahkan dalam sebuah jaringan bisa terdiri dari beberapa segment. Jaringan
yang terdiri dari segment segment tersebut biasanya disebut internetwork.
Jika terkoneksi dengan internetwork, maka tentunya harus ditambahkan
sebuah mekanisme yang dapat mempercepat transmisi data antar node.
Untuk mengirimkan message pada suatu internetwork, tiap-tiap jaringan
harus mempunyai cara yang unik, yaitu dengan cara mengidentifikasi
address jaringan tersebut.
Ketika sebuah message akan ditransmisikan, maka layer ini akan
menambahkan sebuah header yang berisi alamat asal (source address) dan
alamat tujuan (destination address). Kombinasi dari data tersebut biasanya
dinamakan paket. Informasi alamat tujuan tersebut digunakan untuk
mengirimkan message tadi ke alamat suatu jaringan. Setelah message sampai
pada jaringan yang dituju dengan benar, maka selanjutnya data link akan
mentransmisikan message tersebut ke alamat node tujuannya. Proses
meneruskan sebuah paket ke alamat suatu jaringan disebut routing,
sedangkan hardware yang melakukan proses routing disebut routers.
14
Pada sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 tipe node:
a. End System
b. Intermediate System
End system digunakan untuk menyediakan pelayanan kepada user. System
ini digunakan untuk menambahkan informasi alamat jaringan pada paket
yang ditransmisikan, tetapi end system ini tidak melakukan proses routing.
End system biasanya kalau di TCP/IP disebut host.
Berbeda dengan End system, tipe intermadiate system menyediakan fasilitas
untuk routing hal ini dikarenakan routing itu sendiri mempunyai cara kerja
yang kompleks, sehingga tidak didesain untuk menyediakan pelayanan
kepada end user. Istilah Intermediate system ini biasanya kalau di TCP/IP
disebut gateway. Sebuah router bisa juga dioperasikan untuk
mengkoneksikan jaringan yang mempunyai format fisik dan logic yang
berbeda. Contoh jaringan menggunakan Ethernet bisa dihubungkan dengan
jaringan dengan menggunakan Token Ring.
4) Transport Layer
Layer transport data menggunakan protocol seperti UDP, TCP atau SPX
(Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi
khusus untuk koneksi berorientasi IPX).
Layer transport adalah pusat dari model OSI. Layer ini menyediakan transfer
yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga
menyediakan multiplexing (kendali aliran dan pemeriksaan error serta
memperbaikinya yang artinya memastikan bahwa pengiriman data bebas
kesalahan dan kehilangan paket data.). Tugas utama layer ini adalah
memecah sebuah data yang berukuran besar menjadi beberapa buah fragmen
fragmen kecil, agar bisa ditransmisikan dengan mudah.
Mengapa sebuah data dipecah-pecah menjadi fragmen fragmen adalah:
• Jika suatu data dikirimkan dalam jumlah besar, maka kemungkinan yang
terjadi adalah data tersebut nantinya akan memonopoli media transmisi,
sehingga data yang lain tidak bisa memakai media tersebut sampai data
tadi selesai ditransmisikan.
15
• Misal data yang dikirimkan jumlah 100 Kb, dan ketika ditransmisikan
terjadi kesalahan maka data tadi harus dikirim ulang dengan jumlah
100Kb. Misalkan data 100 Kb. Tadi dipecah-pecah per 1 Kb, kemudian
terjadi error dalam pengiriman data dengan jumlah 1Kb, maka data yang
ditransmisikan ulang sebesar 1 Kb.
Sudah dijelaskan di atas bahwa tugas layer ini: memecah data menjadi
fragmen-fragmen. Ketika fragmen tadi sampai pada tujuannya maka layer
transport di pihak penerima akan menyusun ulang fragmen-fragmen tersebut
sesuai dengan urutannya. Kita tahu bersama bahwa sekarang rata rata system
operasi bersifat multitasking. Misalkan pada waktu yang bersamaan terdapat
beberapa file yang akan ditransmisikan node yang berlainan. Agar bisa
dipastikan fragmen-fragmen tadi bisa diterima sesuai dengan file yang
diinginkan, maka pada layer ini juga dilengkapi dengan Service Access Point
(SAP) ID. Jadi setiap file yang akan dikirimkan diberi identitas, kemudian
setelah sampai di tujuan, file-file tersebut disusun kembali berdasarkan
identitas tersebut. SAP ID ini biasanya di TCP/IP diistilahkan port.
5) Session Layer
Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalah artikan sebagai
prosedur log on pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini
menyediakan layanan ke dua layer di atasnya, melakukan koordinasi
komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya.
Beberapa protocol pada layer ini: NETBIOS: suatu session interface dan
protocol, dikembangkan oleh IBM, yang menyediakan layanan ke layer
presentation dan layer application.
NETBEUI (NETBIOS Extended User Interface), suatu pengembangan dari
NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft networking, seperti
Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data Stream Protocol),
PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer Postscript untuk
akses pada jaringan AppleTalk. Lapisan ini mempunyai tugas untuk
mengendalikan bagaimana pola komunikasi antar node.
16
Komunikasi antar node ini biasanya terbagi menjadi 3 macam:
• Simplex: Satu node berfungsi sebagai pengirim saja dan node yang lain
hanya berfungsi sebagai penerima saja.
• Half Duplex: sistem ini mirip seperti jika kita berkomunikasi dengan HT.
Jadi beberapa node bisa saling mengirim atau menerima data dalam
waktu yang bergantian.
• Full Duplex: semua node dapat saling bertukar informasi pada waktu
yang bersamaan.
Layer session melakukan proses komunikasi biasanya terbagi menjadi 3
fase:
• Pembentukan hubungan. Di sini node membentuk suatu kontak dengan
node yang lain. Mereka kemudian menyepakati aturan aturan
komunikasi, termasuk protocol apa saja yang digunakan dan menentukan
parameter komunikasi yang akan dipakai komunikasi nantinya.
• Pemindahan data. Di sini node node tersebut saling melakukan proses
pertukaran data.
• Pemutusan hubungan. Jika proses komunikas sudah selesai dilakukan,
maka pada bagian ini akan dilakukan pemutusan komunikasi.
Dalam proses komunikasi tersebut juga ditentukan apakah komunikasi
menggunakan cara connectionless atau connection oriented. Connectionless
adalah proses pengiriman data tanpa disertai tanggung jawab jika terjadi
kesalahan data. Artinya jika dalam sebuah pengiriman ternyata terjadi
kesalahan maka data tersebut tidak akan dikirim ulang. Sedangkan
connection oriented adalah kebalikan dari connectionless. Metode
connectionless ini kalau dalam protocol TCP/IP biasanya digunakan untuk
komunikasi UDP (User Datagram Protocol). Sedangkan connection oriented
digunakan untuk komunikasi TCP (Transfer Control Protocol).
6) Presentation Layer
Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi tunggal
yaitu translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Kompresi data (dan
enkripsi yang mungkin) ditangani oleh layer ini.
17
Layer ini mempunyai tugas untuk menterjemahkan data yang dikirim
maupun yang diterima agar bisa ditampilkan di layer aplikasi. Teknik yang
paling umum adalah dengan cara mengubah semua kode data tersebut
menjadi kode standar yang bisa dimengerti oleh dua host sehingga membuat
dua host tersebut dapat berkomunikasi. Kode standar yang digunakan pada
protocol OSI adalah Abstract Syntax Representation, Revisi I (ASN.1)
Dalam protocol TCP/IP menggunakan kode standar External Data
Reprentation (XDR), yang digunakan dalam Network File System (NFS).
7) Application Layer
Layer ini adalah yang paling ‘cerdas’, gateway berada pada layer ini.
Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada
perbedaan di antara mereka.
Layer Application merupakan penghubung utama antara aplikasi yang
berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan
akses padanya.
Layer Application adalah layer di mana user akan beroperasi padanya,
protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer
Application. Layer ini menyediakan pelayanan aplikasi bagi user, yang
digunakan untuk berkomunikasi melalui jaringan, Seperti:
a. Web (digunakan untuk browser)
b. Email (mengirim mail ke user lain)
c. Telnet, Gopher dan lainnya.
2. IBM Systems Network Architecture (SNA)
a. Integrasi IBM Host
Pada awal 1970-an, IBM menemukan kenyataan bahwa pelanggan besar
kurang mempercayai jaringan komunikasi. Hal ini disebabkan keragu-raguan
mereka akan keandalan jaringan untuk dapat melakukan transaksi penting secara
otomatis. Selain itu pula, IBM berencana merasionalisasi protokol komunikasi
yang digunakan untuk berbagai produk komunikasi data miliknya. Untuk itu,
pada tahun 1975, IBM mengembangkan Systems Network Architecture (SNA).
18
SNA adalah arsitektur jaringan komputer yang dikembangkan oleh IBM
untuk menyediakan struktur jaringan untuk IBM mainframe, midrange, dan
sistem komputer pribadi. SNA mendefinisikan suatu set protokol komunikasi
kepemilikan dan pesan format untuk pertukaran dan manajemen data di
komputer IBM jaringan host.
SNA menetapkan metode yang memenuhi kriteria berikut:
Terminal diakses melalui aplikasi komputer mainframe dan midrange.
Pertukaran data antar sistem komputer.
Proses pencetakan data mainframe dan midrange pada printer SNA.
Komunikasi antar program yang yang memungkinkan pertukaran data
melalui jaringan.
SNA dapat diimplementasikan dalam dua model jaringan berikut:
1) Hierarchical
Hirarki model jaringan SNA, juga disebut subarea jaringan,
menyediakan terminal yang berbeda secara geografis di mana akses
pengguna ke sistem pengolahan terpusat mainframe. Dalam model
jaringan hirarki, sistem komunikasi harus menyediakan layanan jaringan
untuk semua pengguna di jaringan.
2) Peer-to-Peer
Pengembangan model Advanced Peer-to-Peer Networking (APPN) yang
memanfaatkan model Local Area Network (LAN) dan Wide Area
Network (WAN) dan client/server networking. Model ini memungkinkan
setiap komputer di jaringan untuk dapat mengakse komputer lain pada
jaringan. Komputer pada jaringan APPN tidak harus bergantung pada
komunikasi layanan berbasis mainframe.
b. Hierarchical SNA Networks (Hirarki Jaringan SNA)
Dalam SNA model hirarki, juga disebut subarea networking (jaringan
sub-area), komunikasi dimulai dengan mainframe di bagian atas hirarki dan hasil
bawah hirarki kepada pengguna akhir.
Hardware Components or Nodes, hardware yang menyediakan platform
komputasi dan perangkat jaringan yang melaksanakan komunikasi SNA tertentu
19
dan fungsi-fungsi manajemen.
Connection Types, standar hardware dan komunikasi yang menyediakan jalur
komunikasi data antar komponen dalam suatu jaringan SNA.
Physical Units (PUs), kombinasi hardware dan software yang menyediakan
dukungan dan kontrol konfigurasi dari perangkat jaringan SNA, koneksi, dan
protokol.
Logical Units (LUs), protokol yang menyediakan format standar untuk
pengiriman data untuk aplikasi tertentu, seperti terminal akses dan pencetakan.
1) Hirarki domain dan subareas
Hirarki jaringan SNA mengatur node ke domain dan subarea.
Dalam sebuah jaringan SNA hirarki, sebuah SNA domain mewakili
seperangkat sumber daya jaringan yang dikelola oleh SSCP dilaksanakan
dalam sistem host VTAM. Setiap domain hanya memiliki satu SSCP.
Beberapa jaringan SNA besar berisi ratusan domain. Ketika
pengguna akhir di domain yang berbeda perlu berkomunikasi melalui LU
ke LU session, SSCPs di setiap domain harus terlebih dahulu
membangun komunikasi melalui session SSCP untuk SSCP.
SNA domain biasanya mencakup beberapa subareas. Sebuah
subarea terdiri dari satu subarea node (tipe 5 tuan rumah sebuah node
atau tipe 4 simpul [sebuah FEP]) dan kontrol sumber daya, termasuk tipe
2 node, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Single hirarki SNA Domain dengan Tiga Subareas
20
Subarea node dapat berkomunikasi dengan perangkat node dalam
subarea dan dapat juga mendirikan satu atau lebih link dengan node
subarea lain. Hubungan antara node subarea disebut kelompok transmisi.
Kemampuan untuk membentuk kelompok-kelompok transmisi subarea
bening memungkinkan untuk membuat tabel routing subareas lain, yang
digunakan untuk menangani jaringan SNA dan routing session.
Menjaga beberapa link dalam kelompok transmisi jaringan
memaksimalkan ketersediaan dan kinerja. Jika satu link harus gagal,
SNA reroutes data di atas salah satu link lainnya dalam kelompok
transmisi.
2) Komponen hardware di hirarki jaringan
Pembangunan jaringan SNA hirarki dimulai dengan komponen
perangkat keras. Masing-masing komponen hardware dibedakan oleh
jenis node, yang sesuai dengan posisi dalam hierarki dan
mengidentifikasi SNA hubungannya komponen perangkat keras lain di
dalam jaringan. Tabel 1. SNA mendefinisikan komponen perangkat
keras. Gambar 4 menggambarkan hubungan hirarki antara komponen-
komponen ini.
Table 2. Hardware Components on a Hierarchical SNA Network
Hardware
Component Node Function
Mainframe Type 5 host
node
Core component of a hierarchical network. Runs the
centralized processing applications that are made
available to users on the SNA network.
Front-end
processor
(FEP)
Type 4 node Generally dedicated to the control of communication
from the network to the mainframe. Offloads many
network communication processes that would
otherwise consume valuable mainframe processing
resources. Also called a communications controller.
Cluster
controller
Type 2 node Controls a group, or cluster, of end-user terminals and
printers. Often located at remote sites, connecting to
the FEP over WAN links.
End-user
components Peripheral
nodes
Terminals and printers attached to the cluster
controller that are used to access, display, and print
mainframe application data.
21
Mainframe adalah komponen inti jaringan hirarki. Fungsinya untuk
menjalankan proses pada aplikasi-aplikasi yang terpusat sehingga dapat
digunakan oleh pengguna pada jaringan SNA.
Front-end processor (FEP), biasanya digunakan untuk mengendalikan
komunikasi dari jaringan ke mainframe. Pembatasan dilakukan untuk
menghemat ruang kerja mainframe dengan memprioritaskan komunikasi
yang dianggap lebih penting. FEP dikenal juga dengan istilah pengontrol
komunikasi.
Cluster controller, berfungsi mengatur grup atau cluster pada ujung
terminal dan printer. Seringkali ditempatkan di lokasi tersendiri,
terkoneksi dengan FEP melalui hubungan WAN.
End-user components, di mana terminal dan printer terpasang pada
cluster contoller yang digunakan untuk mengakses, menampilkan data
aplikasi mainframe.
Gambar 4. Hirarki SNA Komponen Perangkat Keras
3) Jenis sambungan di hirarki jaringan
Koneksi menyediakan data tingkat rendah jalan antara komponen
perangkat keras pada suatu jaringan SNA. Hubungan ini termasuk jalur
dari mainframe ke FEP dan dari FEP ke cluster controller.
FEPs dapat dihubungkan ke mainframe baik dengan koneksi
Channel IBM atau Sistem Terbuka Adapter. Channel IBM komponen
untuk menghubungkan mainframe menggunakan proprietary,
komunikasi berkecepatan tinggi link. Sambungan saluran termasuk
22
mikroprosesor dalam mainframe yang didedikasikan untuk satu tujuan,
seperti mengarahkan input/output (I/O) dari sebuah mainframe harddisk
drive atau mengelola sebuah jalur komunikasi FEP. Cepat dan efisien
komunikasi melalui saluran khusus mikroprosesor mewakili metode asli
terhubung ke IBM mainframe. Tabel 2 menggambarkan dua jenis IBM
Common Channel koneksi.
Table 3. IBM Channel Connections
Cable Type Composition Transmission Rate
Bus & Tag Two heavy-gauge multiple
lead copper cables with
large multiple-pin
connectors at each end.
3.0 or 4.5 megabytes
per second.
Enterprise System
Connectivity
(ESCON)
Fiber-optic cable. Up to 17 megabytes
per second.
Komposisi Tipe Kabel Transmisi Rate
Bus & Tag Dua-mengukur berat memimpin beberapa kabel
tembaga dengan beberapa besar-pin konektor di kedua ujungnya. 3,0
atau 4,5 megabyte per detik. Sistem Enterprise Konektivitas (ESCON)
Fiber-optik. Hingga 17 megabyte per detik.
Sistem Terbuka Adapter, ditempatkan di host, menyediakan
koneksi jaringan langsung ke Token Ring, Ethernet, dan Fiber
Distributed Data Interface (FDDI) jaringan.
Sambungan dari Front-End Processor ke Cluster Controller
Beberapa jenis sambungan, juga dikenal sebagai link, yang
tersedia untuk menghubungkan sebuah FEP ke cluster controller atau
komponen lain yang beroperasi lebih rendah pada hirarki SNA. Masing-
masing jenis sambungan menggunakan metode yang berbeda untuk
memperoleh akses ke sebuah FEP.
23
Tiga dari link yang paling umum adalah:
a) Synchronous Data Link Control (SDLC)
SDLC mengaktifkan sebuah cluster controller untuk
berkomunikasi dengan FEP atas standar (diaktifkan) saluran
telepon atau disewa (dedicated) telekomunikasi baris. SDLC
telah tersedia selama bertahun-tahun dan secara luas digunakan
dalam lingkungan jaringan SNA.
b) 802,2 Data Link Control (DLC)
DLC mengaktifkan sebuah cluster controller untuk
berkomunikasi dengan FEP atas topologi jaringan standar, seperti
Token Ring, Ethernet, atau FDDI. DLC Meskipun belum ada
selama SDLC, efisiensi dan fleksibilitas yang membuatnya
sangat populer untuk instalasi baru.
c) X.25/QLLC
QLLC memungkinkan sekelompok controller untuk
berkomunikasi dengan FEP atas standar jaringan packet
switching. X.25/QLLC adalah International Telecommunications
Union (ITU) standar untuk packet switching global komunikasi
jaringan yang menggunakan logis kualifikasi link control (QLLC)
protokol, juga dikenal sebagai X.25. Sebuah koneksi X.25 lebih
lambat daripada tipe 802,2 koneksi tetapi sebanding dengan
sebuah koneksi SDLC.
c. Advanced Peer-to-Peer Networking
Pada tahun 1981, IBM mulai memperkenalkan standar komunikasi yang
berkembang menjadi berorientasi rekan arsitektur jaringan yang disebut
Advanced Peer-to-Peer Networking (APPN). Perkembangan APPN menandai
perubahan yang signifikan dari tradisional hirarki top-down model SNA karena
APPN mendukung bentuk pemrosesan terdistribusi. Artinya, semua komputer
pada jaringan APPN dapat berkomunikasi secara langsung dengan satu sama
lain, tanpa harus tergantung pada tipe 5 terpusat host atau kontroler komunikasi
24
tipe 4. Model ini menyediakan sebuah lingkungan yang lebih fleksibel daripada
tradisional hirarki top-down model.
APPN mendefinisikan bagaimana rekan-komponen yang berorientasi
berkomunikasi satu sama lain, serta tingkat layanan jaringan, seperti routing
sesi, yang disediakan oleh setiap komputer di jaringan.
APPN SNA model yang mendefinisikan standar sendiri untuk
komponen-komponen berikut:
1) Komponen perangkat keras atau nodes
Hardware yang menyediakan platform komputasi dan perangkat jaringan
yang mengimplementasikan komunikasi APPN SNA tertentu dan fungsi-
fungsi manajemen.
Tipe jaringan APPN terdiri dari beberapa perangkat yang berbeda,
seperti IBM komputer host atau komputer pribadi yang terhubung ke
satu atau lebih LAN, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 5.
Berorientasi peer-model dapat digunakan dalam banyak lingkungan yang
berbeda. Para komputer midrange AS/400, karena popularitasnya dan
penggunaan APPN utama, adalah host yang paling sering dikaitkan
dengan APPN dan rekan berorientasi model jaringan. Sistem mainframe
modern mulai untuk mendukung APPN juga.
Gambar 5. APPN Network Components
Sebuah perangkat keras APPN komponen dapat salah satu perangkat
pada jaringan APPN yang dapat berfungsi sebagai jenis PU 2,1 simpul.
PU 2.1, merupakan upgrade dan perluasan PU tipe 2 digunakan dalam
25
jaringan hirarki. Dengan perangkat lunak yang sesuai, komponen
perangkat keras berikut dapat dikonfigurasi sebagai node 2,1 PU:
• komputer AS/400
• mainframe
• Workstation komputer
• Routers
2) Tipe koneksi
Standar hardware dan komunikasi yang menyediakan jalur komunikasi
data antar komponen dalam sebuah jaringan APPN SNA.
Jenis sambungan yang paling umum, juga disebut link, yang digunakan
untuk menghubungkan perangkat APPN dapat dilihat dalam Tabel 3.
Table 4. Connection Types
Connection Type Method of Connection
802.2 DLC Token Ring
Ethernet
FDDI
SDLC Public and private switched telephone lines
Twinax Twinax protocols
3) Physical Units (PUs)
Hardware dan perangkat lunak yang memberikan dukungan dan kontrol
konfigurasi dari SNA APPN perangkat jaringan, koneksi, dan protokol.
Seperti dengan model jaringan hirarki, jenis perangkat lunak yang
diimplementasikan dalam sebuah komponen perangkat keras APPN
menentukan bagaimana fungsi pada jaringan APPN. Juga, seperti halnya
dalam sebuah jaringan hirarki, kombinasi dari hardware dan software
yang diimplementasikan dalam perangkat jaringan APPN disebut PUs.
Sebuah PUs mewakili perangkat, sering disebut sebagai node, ke
jaringan SNA.
Dalam jaringan APPN murni, semua jenis PU node 2,1 node. Jenis PU
2,1 adalah upgrade dari jenis PU 2,0 standar yang digunakan dalam
26
jaringan SNA hirarki. Seperti jenis PU 2,0 node dalam jaringan SNA
hirarki, rekan-jenis berorientasi 2,1 node dapat berkomunikasi dengan
host node tipe 5. Namun, jenis node 2,1 menyediakan kemampuan
tambahan untuk membentuk peer-to-peer komunikasi dengan jenis lain
2,1 node. Dengan demikian, jenis node 2,1 tidak memerlukan
penggunaan layanan sistem mainframe control points (SSCPs) atau
pengontrol komunikasi yang digunakan dalam jaringan SNA hirarki.
Kemampuan ini memungkinkan APPN SNA jaringan yang akan
dibangun bertipe seluruhnya 2,1 node, seperti yang diterapkan dalam
sistem AS/400 IBM dan komputer pribadi.
Jenis Node
Ada tiga jenis 2,1 PU APPN node-node dalam jaringan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 6:
APPN network nodes
APPN end node
Low Entry Network (LEN) nodes
Gambar 6. PU 2,1 Tipe Node dalam Jaringan APPN
4) Logical Unit (LUs)
Protokol yang menyediakan format standar untuk pengiriman data untuk
aplikasi tertentu, seperti terminal akses dan pencetakan.
LUs adalah protokol SNA yang menyediakan format standar untuk
pengiriman data untuk aplikasi. APPN jaringan biasanya menggunakan
tipe 6,2 LUs, juga dikenal sebagai Advanced Program-to-Program
Communication (APPC) LUs. 6,2 LU adalah yang paling baru-baru ini
27
dikembangkan dan yang paling maju tipe LU. Tidak seperti LUs
tergantung yang digunakan dalam jaringan SNA hirarki, LU 6,2 tidak
tergantung pada perangkat lunak komunikasi mainframe tersentralisasi.
Sebaliknya, LU 6,2 memberikan landasan untuk komputasi terdistribusi
di mana program pada komputer yang terpisah dapat berkomunikasi
secara langsung dengan satu sama lain di jaringan.
Walaupun 6,2 LU menyediakan landasan bagi komunikasi APPN, APPN
dapat menggunakan LU tambahan untuk AS/400 jenis printer dan layar
terminal seperti yang dijelaskan dalam Tabel A.8. Namun, LU 6,2 adalah
satu-satunya diterapkan secara luas APPN tipe LU.
Table 5. APPN LU Types
APPN LU
Type Description
LU 6.2 Supports APPC for a broad range of SNA nodes and
includes functions to support any type of SNA-based
application. The most recent and advanced LU type.
LU 4 Supports printers that use the IBM 5250 data stream.
Not widely implemented because it does not provide
the broad functionality of LU 6.2.
LU 7 Supports display terminals that use IBM 5250 data
streams, such as AS/400 display stations. Not widely
implemented because it does not provide the broad
functionality of LU 6.2.
Advanced Program-to-Program Komunikasi
LU 6,2 membentuk dasar untuk IBM Advanced Program-to-Program
Communication (APPC), protokol komunikasi jaringan paling umum
dikaitkan dengan APPN. APPC adalah tujuan umum metode akses
jaringan yang mendukung aplikasi seperti:
5250 terminal access (to AS/400 systems)
TN5250 terminal access
File transfer
Network services
28
Program yang menggunakan APPC LU 6.2 untuk berkomunikasi disebut
program transaksi atau Transaction Programs (TPs). Gambar 7
mengilustrasikan TPs berkomunikasi melalui APPC sessions.
Gambar 7. Transaction Programs Communicating
Through APPC Sessions
APPC LU 6.2 berfungsi sebagai penerjemah antara TPs dan jaringan.
Ketika TP pada satu komputer mengirimkan informasi ke APPC
software, APPC membentuk session dan mengirimnya ke node tujuan.
Pada sisi penerima, APPC menerjemahkan informasi kembali ke format
aslinya dan dibagikan ke koresponden atau mitra TP. APPC dapat
digunakan pada salah satu jenis koneksi standar yang didukung oleh
SNA.
29
3. Hubungan Antara OSI Layer dan IBM SNA
Seperti yang diterangkan sebelumnya, sebagai salah satu perusahaan
pionir dalam dunia komputer, IBM mengembangkan protokol sistem arsitektur
jaringannya sendiri. Sistem arsitektur jaringan ini mereka namakan IBM System
Network Architecture atau SNA IBM. Seperti halnya OSI, SNA IBM terdiri dari
tujuh bagian.
Transaction Services
Layer
Application
Layer
Transaction Services
Layer
Presentation Services
Layer Function
Management
Layers
Presentation Services
Layer
Data Flow Control Layer
Data Flow Control
Layer
Transmission Control
Layer
Transmission
Subsystem
Layers
Transmission Control
Layer
Path Control
Layer
Path Control
Layer
Data Link Control
Layer
Data Link Control
Layer
Physical Layer
Physical
Layer
TRANSMISSION MEDIUM
Gambar 8. Struktur Komunikasi Layer SNA
Fungsi layer (lapisan) SNA mendefinisikan protokol dan layanan yang
serupa dengan model OSI. Bahkan, model OSI dikembangkan sebagai
tanggapan terhadap SNA dan dipengaruhi oleh SNA. Awalnya, SNA tidak
memasukkan spesifikasi untuk lapisan yang sesuai dengan fisik dan layanan
aplikasi layer dalam model OSI. Namun, akhirnya protokol jaringan SNA
mencakup semua tujuh lapisan, termasuk fisik dan layanan transaksi lapisan
(setara dengan lapisan aplikasi pada model OSI). Layanan transaksi lapisan
memainkan peran penting dalam jaringan sistem host IBM karena aplikasi-
aplikasi berbasis transaksi mempengaruhi jaringan SNA.
Hubungan antara IBM SNA (System Network Architecture) dan OSI
(The Open Standards Interconnect) 7 Layers dapat dilihat pada Gambar 8.
30
Gambar 9. Model Jaringan IBM SNA dan OSI 7 Layers
a. Physical Control - Physical Layer
SNA - Physical Control bertugas mengirim serangkaian bit melalui sirkuit
fisik/listrik standar. SNA pada lapisan ini umumnya bergantung pada
spesifikasi standar industri dari LAN dan WAN, walaupun spesifikasi untuk
saluran attachment masih tergolong unik untuk SNA. Physical Control
memberikan ketentuan tentang sambungan fisik. SNA memberikan
ketentuan interface serial dan paralel. Paralel digunakan untuk sambungan
dengan kecepatan tinggi seperti antara main frame dengan Front End
Processor.
OSI - Layer Physical mempunyai tugas untuk mentransmisikan serangkaian
bit (binary digit) melalui media transmisi, berupa kabel, gelombang
microwave, infra red, dan fiber optic. Layer ini hanya digunakan sebagai
penyedia jalur transmisi saja, tanpa bertanggung jawab jika terjadi kerusakan
data. Peralatan seperti kabel dan network card berada pada layer ini.
Dari penjabaran di atas, ada kesamaan dari keduanya, sama-sama
berfungsi mentransmisikan serangkaian bit.
31
b. Data Link Control - Data Link Layer
Data Link Control bertugas mengatur pengiriman data antara node-node dan
melakukan deteksi error dan pemulihannya. Mengatur standar transmisi ke
WAN (termasuk SDLC), LAN (Token Ring, Ethernet, FDDI, Asynchronous
Transfer Mode (ATM)) dan saluran antarmuka.
Data Link Layer bertugas menyediakan sarana komunikasi dari node ke
node dalam jaringan lokal. Layer data link bertanggungjawab pada paket
akhir dari data binari yang berasal dari level yang lebih tinggi ke paket
diskrit sebelum ke layer physical.
Sebanding dengan Data Link Layer pada OSI, pada SNA Data Link
Control memungkinkan penyaluran data secara andal melalui saluran fisik.
Tugas utama mendeteksi dan memperbaiki kesalahan transmisi yang terjadi.
Untuk hubungan serial protokol yang ditentukan ialah SDLC (catatan: untuk
hubungan paralel dengan kecepatan tinggi ialah Data Channel Protocol
S/370).
c. Path Control - Network Layer
Path Control bertugas melakukan routing dan kendali aliran. Path Control
bertanggung jawab untuk membentuk sebuah saluran logik (logical channel)
antara sumber dan penerima yang masing-masing diacu sebagai NAU
(Network Adressable Unit) yaitu besaran tingkat aplikasi yang dapat
dipanggil dan mampu melakukan tukar menukar data dengan besaran lain.
Network layer, tugas utamanya adalah menyediakan fungsi routing sehingga
paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang
berada pada suatu network lain.
Keduanya melakukan proses routing dan mengendalikan aliran data
atau paket data antar jaringan.
d. Transmission Control - Transport Layer
Transmission Control bertanggung jawab dalam membuat, menjaga dan
menghentikan session SNA dengan mengikuti status dari session yang
berjalan. Layer ini juga mengendalikan aliran data yang membentuk sebuah
message yang dikirim agar diterima dengan urutan yang benar. Sebuah
32
session setara dengan sebuah transport connection dari OSI. Layer ini dapat
membentuk sebuah session sebagai tanggapan atas permintaan dari layer
yang lebih tinggi, proses aplikasi atau untuk keperluan kendalinya sendiri.
Transmission control tidak hanya mengalihkan sebuah pesan dalam
menanggapi permintaan layer kendali transfer tapi juga langsung dari end
user. Semua pesan yang dialihkan melewati jaringan membawa informasi
kendali protokol yang dibangkitkan oleh connection point manager dari
transmission control layer. Informasi kendali protokol digunakan untuk
menentukan alamat yang dituju (dalam layer atau LU, layer lain) dan
menerapkan kendali aliran dan kendali lain pada LU yang dipertukarkan
antar 2 LU.
Transport Layer adalah pusat dari model OSI. Layer ini menyediakan
transfer yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga
menyediakan multiplexing (kendali aliran dan pemeriksaan error serta
memperbaikinya yang artinya memastikan bahwa pengiriman data bebas
kesalahan dan kehilangan paket data). Tugas utama layer ini adalah
memecah sebuah data yang berukuran besar menjadi beberapa buah fragmen
fragmen kecil, agar bisa ditransmisikan dengan mudah.
Dari uraian itu terdapat kesamaan di antara keduanya, di mana SNA
Transmission Control mengendalikan aliran data yang membentuk sebuah
message yang dikirim agar diterima dengan urutan yang benar, sedangkan
OSI Transport Layer melakukan kendali aliran dan pemeriksaan error serta
memperbaikinya, dengan memastikan bahwa pengiriman data bebas
kesalahan dan kehilangan paket data.
e. Data Flow Control - Session Layer
Data Flow Control bertugas menyediakan protokol untuk mengelola
integritas data dalam sesi, sinkronisasi pertukaran data, dan pengemasan unit
data. Data Flow Control yang berorientasi pada pemakai akhir. Layer ini
bertanggung jawab dalam memberikan layanan yang berkaitan dengan session
yang diperlukan oleh proses, terminal dan user.
Session Layer menyediakan layanan ke dua layer di atasnya, melakukan
koordinasi komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya.
33
Layer ke-5 pada SNA dan OSI sama-sama berorientasi pada user. Data
Flow Control SNA bertanggung jawab dalam memberikan layanan terhadap
proses, terminal, dan user, sedangkan Session Layer OSI menyediakan
layanan untuk dua layer di atasnya, di mana kedua layer OSI teratas tersebut
merupakan tahap yang berkaitan dengan aplikasi yang digunakan user.
f. Presentation Service - Presentation Layer
Layer ini tadinya dipandang sebagai bagian suatu layer yang disebut FM
(Function Management) layer. FM adalah himpunan fungsi dan layanan
yang disediakan bagi pemakai akhir. FM sekarang dipecah menjadi 2 layer
yaitu Presentation Services dan Transaction Services
Presentation Service bertugas mengatur format aliran data dan
mengkonversi kode karakter untuk presentasi, misalnya, aliran data 3270
(3270 adalah salah satu model produk IBM). Lapisan SNA ini juga berfungsi
mengontrol tahap-tahap pengaktifan jaringan.
Presentation Layer mempunyai tugas untuk menterjemahkan data yang
dikirim maupun yang diterima agar bisa ditampilkan di layer aplikasi.
Teknik yang paling umum adalah dengan cara mengubah semua kode data
tersebut menjadi kode standar yang bisa dimengerti oleh dua host sehingga
membuat dua host tersebut dapat berkomunikasi.
Presentation Service dan Presentation Layer sama-sama bertugas
mengkonversi atau menterjemahkan data.
g. Transaction Services - Application Layer
Menyediakan manajemen jaringan (network management services) dengan
fungsi-fungsi seperti :
• Layanan Konfigurasi
Memungkinkan seorang operator memulai atau melakukan konfigurasi
kembali jaringan
• Layanan Operator Jaringan
Mendapatkan informasi statistik jaringan, komunikasi antara pemakai
dan proses ke operator jaringan.
34
• Layanan Session
Mendukung pengaktifan sebuah session atas nama pemakai akhir dan
aplikasi. Ini merupakan interface antara user ke tranmission control
• Layanan Perawatan dan Pengelolaan
Menyediakan fasilitas pengujian jaringan dan membantu dalam
melokalisasi gangguan.
Secara garis besar, Transaction Services merupakan sebuah konsep layer
yang mewakili host applications yang membuka dan menutup tahap
(sessions) user-to-user pada SNA.
Application Layer merupakan penghubung utama antara aplikasi yang
berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan
akses padanya. Layer ini menyediakan pelayanan aplikasi bagi user, yang
digunakan untuk berkomunikasi melalui jaringan.
Kedua layer SNA dan OSI ini merupakan tahap di mana tugas
berkaitan secara langsung dengan user.
Dari paparan di atas, dapat dilihat perbandingan di antara masing-masing
model (SNA dan OSI) maka terlihat bahwa Function Management layer sama
dengan kombinasi sebagian Appplication layer dan seluruh Presentation layer,
Data Flow Control analog dengan Session layer dan Transmission Control
analog dengan Transport layer.
35
D. KESIMPULAN
Bila melihat perjalanan sejarah, secara langsung maupun tidak langsung
Standarisasi Open System Interconnection (OSI) Layer memiliki karakteristik yang
menyerupai karakteristik yang dimiliki oleh protokol IBM System Network Architecture
(SNA). Seolah-olah warisan atau peninggalan SNA klasik benar-benar diwariskan
kepada OSI layer.
Kondisi ini juga disebabkan oleh kemunculan OSI Layer untuk mengantisipasi
gap antara berbagai protokol networking. Mau tidak mau OSI Layer mengambil salah
satu protokol yang ada pada saat itu sebagai pembanding, yang terlihat lebih umum
dibandingkan dengan protokol yang ada. Banyaknya pengguna produk IBM, membuat
ISO dan organisasi standarisasi internasional lainnya tidak bisa memandang sebelah
mata protokol yang digunakan oleh IBM sebagai acuan dominan dalam pembentukan
standarisasi OSI. Di samping itu juga, Struktur arsitektur jaringan IBM tergolong baik
dan lebih siap dibandingkan struktur arsitektur jaringan perusahaan lainnya.
Namun sebenarnya, perkembangan standarisasi OSI tidak selalu dipengaruhi
IBM SNA. Terkadang terjadi pula kebalikannya, di mana SNA melakukan perubahan
pada protokol jaringannya, seolah-olah, untuk menyamai jumlah layer OSI. Hal ini
terlihat dari dipecahnya Function Management layer menjadi dua layer baru, yaitu
Presentation Services dan Transaction Services yang menyerupai Presentation dan
Application Layer pada OSI.
Namun di balik dugaan-dugaan tersebut telah kita rasakan sebuah penyatuan
persepsi dalam penggunaan standarisasi arsitektur jaringan dunia. Sehingga gap yang
semula ada, lambat laun perbedaan berbaur menjadi persamaan untuk kepentingan para
user seluruh dunia.
36
DAFTAR PUSTAKA
Andino Maseleno. 2003. Kamus Istilah Komputer dan Informatika. http://www.
ilmukomputer.com
Ciscosystems.com. Internetworking Technology Handbook. http://www.ciscosystems.
com/en/US/docs/internetworking/technology/handbook/IBM-SNA-
Protocols.html
Compedia4us.com. Gadgets and Technology: History of System Network Architecture
and its Working. http://www.compedia4us.com/2009/10/history-of-system-
network-architecture-and-its-working
Francome.com. System Network Architecture (SNA) - A General Introduction.
http://www.francome.com/ sna.html
Indras Yuda S. 2009. Modul Jaringan: OSI Model. http://tekinfo.web.id
Kamus Cari-Info.com. Protocol. http://kamus.cari-info.com.
Microsoft TechNet. IBM SNA Interoperability Concepts. http://technet.microsoft.com/
en-us/library/cc977017.aspx.
Tanenbaum. 1992. http://www.ilmukomputer.com.