32
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK DENGAN MOTIVASI BERHENTI MEROKOK OLEH AMELIA PETRONELA MEKO 802012078 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

  • Upload
    lynga

  • View
    239

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP GAMBAR PERINGATAN

BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK DENGAN

MOTIVASI BERHENTI MEROKOK

OLEH

AMELIA PETRONELA MEKO

802012078

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam
Page 3: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam
Page 4: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

ii

Page 5: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam
Page 6: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

i

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan positif antara sikap

terhadap gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan motivasi

berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik

pengambilan data incidental sampling. Partisipan penelitian ini adalah 100 orang

mahasiswa laki-laki di Universitas Kristen Satya Wacana berusia 18-25 tahun yang

merokok. Hasil penelitian menggunakan Pearson product moment dengan koefisien

korelasi r = 0,553 yang artinya memiliki korelasi yang sedang berdasarkan ketentuan

(Sugiyono, 2007) dengan nilai signifikansi sebesar 0,001< 0,01. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap gambar

peringatan bahaya merokok dengan motivasi berhenti merokok

Kata Kunci: Sikap, motivasi berhenti merokok, gambar peringatan bahaya merokok

Page 7: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

ii

Abstract

The purpose of study was to see positive relationship between attitude for the pictorial

health warning on the packaging of cigarettes with the motivation to stop smoking. This

study used a quantitative method to collect the data by using incidental sampling. The

study has been done to 100 male student of Satya Wacana Christian University 18-25

years old smoked. The result of the research using the pearson product moment

correlation coefficient r = 0.553 which means to have a moderate correlation based on

the provisions of (Sugiyono, 2007) with a significance value of 0.001<0.01. The

conclusion is positive relationship between attitudes toward pictorial health warning

with motivation to quit smoking

Keyword : Attitude, motivation to quit smoking, pictorial health warning

Page 8: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

1

PENDAHULUAN

Perilaku merokok adalah perilaku yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain

yang berada disekitarnya atau perokok pasif karena di dalam rokok mengandung

berbagai macam zat kimia berbahaya seperti tar, nikotin, karbon monoksida dan zat

karsinogenik lainnya yang dapat membuat perokok beresiko tinggi untuk menderita

berbagai macam penyakit seperti kanker paru-paru, kanker tenggorokan, bronchitis,

penyakit jantung, dan gangguan pernapasan yang dapat menyebabkan kematian.

Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah China dan India dalam kasus kematian

akibat menghisap rokok. Menurut survey yang dilakukan 1.127 orang meninggal setiap

hari akibat rokok (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2007). Menurut

Prabandari, Y.S peneliti Pusat Kajian Bioetik dan Perilaku Kesehatan, Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam acara focus grup discussion, di

kampus, Jumat 29 Mei 2009dari 1127 orang yang meninggal itu, 67 persennya

merupakan laki-laki, (Kematian akibat merokok, Indonesia tempati peringkat ketiga di

dunia, 2009).

Perilaku merokok dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti di

lingkungan rumah, tempat kerja, maupun tempat - tempat umum hampir setiap saat

dapat dijumpai orang yang sedang merokok khususnya laki-laki dari kalangan remaja

hingga dewasa. Dalam detik health disebutkan bahwa prevalensi perokok pada pria

dewasa di Indonesia sebesar 67,4 % (Global Adult Tobacco Survey (GATS), 2011).

Fenomena merokok juga banyak terlihat di lingkungan pendidikan sekalipun khususnya

kampus yang seharusnya bebas dari asap rokok tetapi kenyataannya, banyak mahasiswa

yang masih merokok dikampus. Penelitian Azwar (dalam Henni, 2012) berjudul

perilaku merokok pada mahasiswa Universitas Muhhammadiyah Aceh membuktikan

Page 9: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

2

bahwa 75% mahasiswa di kampus tersebut merokok. Berdasarkan hasil observasi, di

Universitas Kristen Satya Wacana sendiri banyak mahasiswa yang masih merokok

didalam lingkungan kampus contohnya di Student Center (SC), cafetaria, dan cafe

rindang.

Setiap orang khususnya mahasiswa mungkin memiliki alasan yang berbeda-beda

mengapa mereka merokok. Secara umum, menurut Loeksono dan Wismanto (dalam

Wismanto & Sarwo 2007) perilaku merokok disebabkan adanya model yang ada di

lingkungannya atau karena adanya tekanan sosial misalnya dinyatakan bukan sebagai

teman atau anggota kelompok jika tidak merokok atau di cap sebagai banci atau tidak

jantan jika tidak merokok. Hal ini lebih banyak terjadi saat seseorang baru pertama kali

merokok di usia yang masih muda (Smet, 1994)

Alasan tersebut yang membuat perilaku merokok sudah menjadi suatu kebiasaan

yang rutin dan bersifat otomatis sehingga perokok seringkali mengabaikan efek negatif

dari rokok terhadap kesehatan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

menyadarkan para perokok tentang bahaya merokok bagi kesehatan mulai dari

penyuluhan bahaya rokok bagi kesehatan hingga adanya peraturan pemerintah nomor

19 tahun 2003 tentang peringatan berbentuk tulisan di kemasan rokok yaitu merokok

dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan

janin. Peraturan ini sudah diberlakukan beberapa tahun sebelumnya di indonesia tetapi

pada kenyataannya, perilaku merokok masyarakat masih sangat sulit untuk

dikendalikan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (dalam

Wibowo, 2015) yang menyatakan bahwa walaupun lebih dari 90% masyarakat pernah

membaca peringatan kesehatan berbentuk tulisan di bungkus rokok, hampir separuhnya

tidak percaya dan 26% tidak termotivasi untuk berhenti merokok.

Page 10: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

3

Melihat fenomena tersebut pemerintah kemudian mengeluarkan peraturan terbaru

yaitu Peraturan Pemerintah (PP) nomor 109 tahun 2012 yang mewajibkan produsen

rokok untuk mencantumkan gambar peringatan bahaya merokok disertai dengan tulisan

merokok membunuhmu di kemasan rokok. Jenis peringatan kesehatan tersebut terdiri

dari jenis gambar sebagai berikut: gambar kanker mulut, gambar perokok dengan asap

yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok

dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam karena kanker.

Stimulus berupa gambar peringatan bahaya rokok yang ada pada kemasan rokok

dapat dijadikan alat untuk mengkomunikasikan pesan bahaya merokok bagi kesehatan

agar lebih mudah untuk dipersepsikan oleh perokok bahwa penyakit yang disebabkan

oleh rokok adalah serius dan perokok akan menyadari bahwa kemungkinan besar

mereka dapat terkena penyakit tersebut dan pesan yang disampaikan akan lebih diterima

dan dipercaya sehingga dapat memotivasi mereka dalam mengambil langkah untuk

berhenti merokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Borland (1997) yang kesehatan

menggunakan gambar dan tulisan pada kemasan rokok. Ketika perokok melihat gambar

yang mengerikan yaitu dampak dari merokok yang ditampilkan pada bungkus rokok,

maka mereka akan mengurangi tingkat merokok, meningkatkan motivasi untuk

berhenti, berusaha untuk tidak merokok setelah itu berupaya berhenti merokok. Selain

itu, gambar peringatan tersebut memberikan kesan menakutkan dan menjijikkan bagi

perokok sehingga membuat mereka termotivasi untuk berhenti merokok karena merasa

khawatir dan takut jika menderita penyakit yang sama seperti di kemasan rokok

tersebut.

Bagi konsumen rokok gambar peringatan bahaya merokok merupakan stimulus

yang akan disikapi. Ada dua kemungkinan sikap yang akan muncul yaitu konsumen

Page 11: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

4

rokok akan bersikap positif terhadap gambar penyakit akibat merokok sehingga sadar

bahwa rokok yang dihisapnya akan membahayakan dirinya sehingga termotivasi untuk

berhenti merokok atau sebaliknya bersikap negatif dengan mengabaikan pengaruh

buruk dari rokok yang dihisapnya sehingga tidak termotivasi untuk berhenti merokok.

Peringatan tertulis yang disertai gambar dianggap lebih efektif daripada hanya

berbentuk tulisan saja. Menurut Alex (2015) di beberapa negara penerapan kebijakan

peringatan kesehatan berbentuk gambar cukup berhasil contohnya di Brazil, sebanyak

(54%) responden berubah pendapatnya tentang konsekuensi kesehatan akibat merokok

dan (67%) ingin berhenti merokok. Dampaknya lebih besar pada kelompok pendidikan

dan pendapatan rendah. Lebih dari (50%) perokok di Kanada (58%) dan Singapura 57%

mulai memikirkan bahaya mengkonsumsi tembakau dan dampak kesehatan (Southeast

Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA), 2008). Namun, berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh (Curry, 1993). “Meskipun sebagian besar perokok menyatakan bahwa

mereka termotivasi untuk berhenti merokok tetapi hanya 20% dari mereka yang serius

untuk berhenti merokok dalam waktu dekat (yaitu dalam 30 hari) sedangkan 40% serius

mempertimbangkan berhenti merokok dalam waktu 6 bulan. Namun 40% dari perokok

tidak serius mempertimbangkan berhenti merokok dalam waktu dekat”.

Berhenti merokok memang tidak mudah dilakukan sehingga banyak perokok yang

gagal berhenti merokok. Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari

oleh kalangan perokok tetapi kandungan nikotin dalam rokok yang bersifat adiktif

dapat membuat mereka menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok (Kandel

dalam Baker, 2004). Brigham (dalam Mubarok, 2009) menyatakan bahwa saat pertama

kali merokok gejala-gejala yang mungkin terjadi adalah batuk, lidah terasa getir, perut

terasa mual, dan kepala pusing. Hal ini disebabkan oleh nikotin yang bersifat adiktif

Page 12: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

5

sehingga walaupun merasakan gejala-gejala yang kurang enak perokok ingin untuk

terus merokok dan jika dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan perasaan gelisah.

Namun, perilaku merokok dapat dengan mudah berubah jika pengetahuan tentang rokok

dan dampaknya pada kesehatan meningkat (Chotidjah dalam Choiri, 2015). Sedangkan

menurut Stoklosa et al (2010), dalam jurnalnya yang berjudul Evaluation of the

motivation to quit smoking in out patients attending a smoking cessation clinicmayoritas

dari perokok termotivasi untuk berhenti merokok dengan alasan kesehatan. Selain

pengetahuan tentang dampak kesehatan akibat merokok, jumlah rokok yang dihisap

juga berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya seseorang untuk berhenti merokok.

Kriteria perokok ringan yang merokok tidak lebih dari 10 batang sehari lebih mudah

untuk berhenti merokok karena tingkat ketergantungan terhadap nikotin rendah. Hal ini

sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa perokok yang mengkonsumsi rokok

dalam jumlah yang lebih kecil memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berhenti

merokok karena tingkat ketergantungannya terhadap nikotin lebih rendah ( Myung, K.

Seo, G. 2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Alex yang berjudul Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pictorial Health Warning (PHW) pada Kemasan

Rokok dengan Motivasi Berhenti Merokok Pada Siswa SMA Santun Pontianak

menemukan bahwa terdapat hubungan antara sikap terhadap PHW dengan Motivasi

berhenti merokok. Hasil ini ditentang oleh penelitian yang dilakukan Heydari et al.

(dalam Alex, 2015) yang menemukan bahwa hampir sebagian perokok tidak

menunjukkan sikap positif terhadap gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok.

Berdasarkan fenomena yang diuraikan serta hasil – hasil penelitian yang disebut-

Page 13: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

6

kan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara Sikap Terhadap Gambar

Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Dengan Motivasi Berhenti

Merokok.

Menurut Sitepoe (2000) merokok adalah membakar tembakau yang kemudian

diisap isinya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Sedangkan perilaku

merokok merupakan reaksi seseorang dengan cara menghisap rokok yang dapat diamati

atau diukur dengan melihat volume atau frekuensi merokok seseorang (Shiffman,

1993).

Perilaku merokok dapat dipicu oleh beberapa faktor (Hansen et al. dalam

Wismanto, 2007) yaitu :

1. Lingkungan sosial. Seseorang mempunyai kebiasaan merokok karena

lingkungannya adalah perokok yang mempengaruhinya baik secara

langsung ( menawarkan rokok, menantang atau menggoda) maupun tidak

langsung (model yang ada dilingkungannya seperti pimpinan kelompok dan

orang yang lebih tua)

2. Faktor psikologis. Individu merokok untuk mendapat kesenangan, nyaman,

merasa lepas dari kegelisahan dan juga mendapatkan rasa percaya diri

3. Faktor biologis. Merokok disebabkan karena ketergantungan pada rokok

yang disebabkan oleh nikotin. Ketika seseorang menghisap rokok, nikotin

akan mempengaruhi keseimbangan kimia pada otak khususnya cairan kimia

yaitu dopamine dan norepinephrine yang mengendalikan rasa bahagia dan

rileks. Itulah mengapa perokok sangat menikmati efek dari nikotin dan

menjadi ketergantungan terhadap rokok

4. Faktor sosiokultural. Kebiasaan masyarakat, tingkat ekonomi, pendidikan,

Page 14: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

7

dan pekerjaan yang berpengaruh terhadap perilaku merokok

Selain itu, dalam buku Health Psychology dinyatakan bahwa ada beberapa alasan

bagi perokok untuk terus merokok yaitu renforcement yang merupakan faktor penting

bagi perokok. Cita rasa dari rokok memberikan penguatan positif bagi perokok untuk

terus merokok. Penelitian menemukan bahwa orang yang merasa bahwa rasa dari rokok

adalah alasan utama untuk merokok, menghisap rokok lebih sedikit dari perokok lain

saat rasa dari rokok tersebut kurang enak (Leventhal & Cleary dalam Sarafino, 2012).

Selain cita rasa dari rokok, perokok lebih mampu mengekspesikan pendapat mereka jika

merokok selama interaksi sosial daripada tidak merokok (Gilbert & Spielberger dalam

Sarafino).

Motivasi Berhenti merokok menurut Marlatt & Gordon, (dalam Curry, Wagner &

Grothaus, 1990) adalah hal-hal yang memicu perokok sehingga memiliki kekuatan atau

keinginan untuk berhenti merokok. Selain itu, Curry, Wagner & Grothaus, (1990)

mendefinisikan motivasi berhenti merokok sebagai faktor dorongan intrinsik dan

ekstrinsik yang merangsang keinginan dan energi untuk memulai, mengarahkan dan

mempertahankan tingkah laku yang berorientasi pada tujuan yaitu berhenti merokok.

Motivasi yang kuat tampaknya menjadi faktor fundamental untuk sukses berhenti

merokok. Tingkat motivasi secara tidak langsung tercermin dari kesiapan untuk berhenti

merokok, yang dapat didefinisikan sebagai batas waktu seseorang menyatakan ingin

berhenti merokok sampai bertindak didalam mengubah kebiasaannya untuk berhenti

merokok. Selain motivasi yang kuat, jumlah rokok yang dihisap juga berpengaruh

terhadap berhasil atau tidaknya seseorang berhenti merokok. Perokok yang

mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil memiliki kecenderungan yang

lebih besar untuk berhenti merokok karena tingkat ketergantungannya terhadap nikotin

Page 15: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

8

lebih rendah ( Myung, K. Seo, G. 2011). Motivasi berhenti merokok terbagi menjadi

dua bagian yaitu Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik (Deci & Ryan, dalam

Curry, Wagner, &. Grothaus,1990).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri. Ketika seseorang

termotivasi secara intrinsik perilaku mereka adalah hasil dari minat dan kepuasan yang

berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan. Pada dasarnya motivasi didorong oleh

keinginan untuk mencapai imbalan yang bersifat internal terhadap diri sendiri tanpa

mengharapkan tekanan atau imbalan dari luar. Penelitian ini mengidentifikasi dua

dimensi motivasi intrinsik yaitu :

1. Masalah kesehatan yaitu khawatir tentang penyakit setelah melihat grafik

yang menggambarkan dampak kesehatan akibat merokok yang berefek pada

kekhawatiran perokok akan gejala fisik, khawatir tentang hidup yang lebih

pendek, dan mengetahui orang lain telah meninggal karena merokok.

2. Kontrol diri yaitu bagaimana perokok membuktikan bahwa Ia tidak

kecanduan dan bisa mengendalikan diri dengan berhenti merokok, sehingga

akan membuat dirinya menjadi lebih baik

Motivasi ekstrinsik pada dasarnya tidak berasal dari dalam diri sendiri. Melainkan

kepuasan terhadap hal-hal yang bersifat eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah respon

terhadap imbalan eksternal atau hukuman dari orang lain misalnya imbalan karena

berhenti merokok atau sanksi yang bersifat sosial dari lingkungan sekitar karena tidak

berhenti merokok. Penelitian ini mengidentifikasi dua dimensi motivasi ekstrinsik yaitu:

1. Reinforcement langsung yaitu dengan memberikan hukuman untuk tidak

membakar atau mencium aroma rokok, menyimpan uang di tempat yang

aman sebagai bentuk perilaku hemat agar tidak membeli rokok.

Page 16: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

9

2. Tekanan sosial dari orang lain terutama keluarga dan orang terdekat yang

merasa khawatir sehingga memperingatkan perokok untuk mulai berhenti

merokok. Selain itu, memperoleh imbalan berupa hadiah spesial dan uang

juga memotivasi seseorang untuk berhenti merokok

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok pada

perokok aktif. Menurut Irawan (dalam Henni, 2012) ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi seorang perokok untuk berhenti merokok yaitu :

1. Dukungan moril dari orang tua/keluarga atau teman dekat dalam memotiva-

si dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam upaya memperlancar

seorang perokok untuk berhenti merokok.

2. Lingkungan sekitar seorang perokok seperti adanya larangan untuk tidak

merokok ditempat-tempat umum secara tidak langsung menegur para

perokok bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatannya sendiri maupun

bagi kesehatan orang lain

Faktor lain yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya motivasi berhenti

merokok pada perokok adalah media massa dan elektronik. Winarni (dalam Henni,

2012) menyatakan bahwa media massa dan elektronik memiliki pengaruh yang besar

dalam membentuk pola pemikiran masyarakat. Media massa dan elektronik merupakan

sumber informasi yang dominan dalam memperoleh gambaran dan citra realitas sosial

bagi masyarakat

Azwar (2012 menyatakan bahwa sikap merupakan respon evaluatif dimana

bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap timbulnya didasari oleh proses evaluasi.

Proses evaluasi ini sama seperti melakukan penilaian dari dalam diri individu yang

memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif,

Page 17: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

10

menyenangkan tidak menyenangkan, yang kemudian menjadi semuanya ini menjadi

suatu objek sikap.

Menurut Azwar (1998), Sikap memiliki tiga aspek yang saling menunjang yaitu

aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif :

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi tentang kepercayaan seseorang mengenai apa

yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen ini berkaitan

dengan yakin atau tidaknya seseorang terhadap peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok

2. Komponen afektif.

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen afektif ini disamakan

dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap gambar peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok

3. Komponen konatif

Komponen konatif menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan

yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya. Pada komponen konatif, kecenderungan berperilaku konsisten,

sesuai dengan kepercayaan dan perasaan yang membentuk sikap individu

untuk berhenti merokok setelah melihat gambar peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok

Sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok adalah

evaluasi terhadap perilaku merokok dimana seseorang bereaksi terhadap rangsang atau

stimulus berupa gambar peringatan bahaya merokok yang diterimanya apakah hal

Page 18: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

11

tersebut baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan yang

kemudian semuanya ini menjadi suatu objek sikap negatif atau positif terhadap bahaya

merokok (Azwar, 1998 ). Aspek-aspek sikap yang akan diukur menurut teori sikap dari

Azwar yaitu pikiran (kognitif), perasaan (afektif), dan perilaku (konatif) pada objek

sikap yang berupa gambar peringatan bahaya merokok pada bagian atas kemasan rokok

disertai dengan tulisan dibawah gambar yaitu merokok membunuhmu.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012 tentang

Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi

kesehatan. Didalam Pasal 15 PP 109 Tahun 2012 menyatakan bahwa :

1. Setiap 1 (satu varian produk tembakau wajib dicantumkan gambar dan tuli-

san peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda,

dengan porsi masing-masing 20% dari jumlah setiap varian produk

tembakaunya.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku bagi industri

produk tembakau non pengusaha kena pajak yang total jumlah produksinya

tidak lebih dari 24.000.000 (dua puluh empat juta) batang per tahun.

3. Industri produk tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib

mencantumkan paling sedikit 2 (dua) jenis gambar dan tulisan peringatan

kesehatan yang ditetapkan dalam peraturan menteri

Setiap perokok pasti mengetahui adanya gambar penyakit akibat merokok pada

kemasan rokok, dan setiap perokok akan menyikapi gambar tersebut sebagai bentuk

reaksi terhadap gambar peringatan bahaya merokok.

Berdasarkan jenis - jenis motivasi yang telah dikemukakan oleh Deci & Ryan,

1985, aspek-aspek yang ingin diukur adalah bagian dari motivasi intrinsik yaitu masalah

Page 19: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

12

kesehatan dan kontrol diri serta motivasi ekstrinsik yaitu reinforcement langsung dan

tekanan sosial. Pada dasarnya motivasi intrinsik didorong oleh keinginan untuk

mencapai imbalan yang bersifat internal terhadap diri sendiri tanpa mengharapkan

tekanan atau imbalan dari luar. Penelitian ini mengidentifikasi dua dimensi motivasi

intrinsik yaitu masalah kesehatan yang berkaitan dengan sikap positif terhadap gambar

peringatan bahaya merokok seperti memikirkan konsekuensi yang akan diterima terkait

dengan kesehatan jika tidak segera berhenti merokok sehingga termotivasi untuk

berhenti merokok dan kontrol diri yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

mengendalikan keinginan yang muncul untuk merokok.

Motivasi ekstrinsik adalah respon terhadap imbalan eksternal atau hukuman dari

orang lain misalnya imbalan karena berhenti merokok atau sanksi yang bersifat sosial

dari lingkungan sekitar karena tidak berhenti merokok. Penelitian ini mengidentifikasi

dua dimensi motivasi ekstrinsik reinforcement langsung yang berkaitan dengan

memberikan hukuman untuk tidak membakar atau mencium aroma rokok, menyimpan

uang di tempat yang aman sebagai bentuk perilaku hemat agar tidak membeli rokok

yang menjadi motivasi untuk berhenti merokok dan tekanan sosial yang berkaitan

dengan tekanan dari lingkungan sehingga termotivasi untuk berhenti merokok.

Bagi konsumen rokok yang memiliki sikap positif atau mendukung gambar

peringatan akan cenderung mematuhi peringatan tersebut begitu pula sebaliknya bagi

konsumen rokok yang bersikap negatif atau tidak mendukung gambar peringatan akan

cenderung untuk tidak mematuhi gambar atau dapat diartikan bahwa perokok yang

mematuhi gambar peringatan akan termotivasi untuk berhenti merokok dan perokok

yang tidak mematuhi peringatan tersebut tidak termotivasi untuk berhenti merokok.

Hipotesis

Page 20: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

13

Berdasarkan uraian diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan

positif yang signifikan antara sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok pada

kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok. Semakin mendukung atau

mematuhi gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok, maka motivasi

berhenti merokok semakin tinggi, sebaliknya semakin tidak mendukung atau tidak

mematuhi gambar peringatan bahaya merokok maka motivasi berhenti merokok juga

semakin rendah.

METODE PENELITIAN

Partisipan

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Kristen Satya Wacana terhadap

mahasiswa dari berbagai macam latar belakang dan fakultas hingga berjumlah 100

orang dengan kriteria sebagai berikut :

1. Berjenis kelamin laki-laki,

2. Berusia 18-26 tahun

3. Merupakan perokok aktif. Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi

rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma satu batang

dalam sehari ( Proverawati & Rahmawati, 2012)

4. Perokok ringan yang menghabiskan rokok tidak lebih dari 10 batang perhari

(Mutadin, 2002). Alasan memilih perokok ringan karena tingkat

ketergantungannya terhadap nikotin lebih rendah sehingga memiliki

kecenderungan yang lebih besar untuk berhenti merokok (Myung, K. Seo,

G. 2011)

Prosedur Sampling

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan menggu-

Page 21: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

14

nakan teknik sampling kebetulan Incidental sampling yaitu teknik menentukan sampel

berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel jika orang tersebut dipandang cocok sebagai sumber

data ( Sugiyono, 2011). Sampel yang diambil hanya berdasarkan subjek yang pada saat

penelitian ditemui oleh penulis sampai sejumlah subjek yang diinginkan terpenuhi.

Pengukuran

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reasons For Quitting (RQF)

Questionnaire yang terdiri dari 20 item dan disusun oleh Curry S, Wagner EH, &

Grothaus LC untuk mengukur Motivasi berhenti merokok. Sedangkan, Alat ukur Sikap

terhadap gambar peringatan bahaya merokok berjumlah 16 item yang disusun sendiri

oleh peneliti. Kedua variabel ini mempunyai 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS),

Setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

Uji coba alat ukur digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas angket

supaya pengukuran yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Uji coba dilakukan

dengan menggunakan try out terpakai. Try out terpakai adalah subjek yang diujicobakan

digunakan sekaligus untuk penelitian guna menghemat waktu, tenaga, dan biaya ( Hadi,

1986).

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010)

Penelitian dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Alasan

peneliti memilih tempat ini karena sesuai dengan kriteria sample yang telah dipilih.

Angket yang digunakan berbentuk skala likert. Pada penelitian ini peneliti memilih

Page 22: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

15

orang-orang secara random untuk mengisi angket yang dibawa oleh peneliti. Pertama

peneliti menanyakan apakah calon responden sedang sibuk dengan kegiatan tertentu

atau tidak. Jika memang responden sibuk, peneliti tidak memaksa responden untuk

mengisi dan mencari responden yang lain. jika responden memiliki waktu untuk

mengisi angket, barulah peneliti memberikan angket untuk diisi.

Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji

korelasi pearson product moment untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel bebas (sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok) dan variabel terikat

(motivasi berhenti merokok). Untuk menjaga keakuratan dan kemudahan pengolahan

data digunakan teknik pengolahan data dari program SPSS 16.0 for windows.

HASIL PENELITIAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji Validitas, dalam angket sikap terhadap gambar peringatan

bahaya merokok terdapat i item pernyataan yang gugur yaitu nomor 11 sedangkan

angket motivasi berhenti merokok terdapat 2 item pernyataan yang gugur yaitu item

nomor 28 dan 36 sehingga dari 36 item yang diujikan hanya 33 item yang dinyatakan

valid. Sedangkan dari hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha sebesar 0,900.

Dengan demikian alat ukur yang digunakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel. 1

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.900 33

Page 23: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

16

Uji Asumsi

a. Uji Linearitas

Berdasarkan hasil uji linearitas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,446 >

0,05 yang menunjukkan hubungan antara sikap terhadap gambar peringatan

bahaya merokok dengan motivasi berhenti merokok adalah linear. Hasil uji

linearitas dapat dilihat di bawah ini :

Tabel. 2

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

motivasi_berh

enti_merokok

*

sikap_thd_ga

mbar_peringa

tan

Between Groups (Combined) 2507.603 25 100.304 2.719 .000

Linearity 1598.937 1 1598.937 43.351 .000

Deviation

from

Linearity

908.666 24 37.861 1.027 .446

Within Groups 2729.387 74 36.884

Total 5236.990 99

b. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam peneliitian ini adalah One Sample

Kolmogorov -Smirnov test. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil

skor Sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok berdistribusi

normal, yang dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,557 > 0,05.

Sedangkan hasil skor motivasi berhenti merokok berdistribusi normal yang

dapat dilihat dari besarnya koefisien sebesar 0,720 > 0,05. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 24: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

17

Tabel. 3

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sikap_thd_gamb

ar_peringatan

motivasi_berhent

i_merokok

N 100 100

Normal Parametersa Mean 39.36 49.99

Std. Deviation 6.556 7.273

Most Extreme Differences Absolute .079 .069

Positive .079 .069

Negative -.068 -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .792 .695

Asymp. Sig. (2-tailed) .557 .720

a. Test distribution is Normal.

Uji Korelasi

Pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson

Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 16,0. Berdasarkan hasil analisis

Pearson product moment diperoleh koefisien korelasi r = 0,553 yang artinya memiliki

korelasi yang sedang berdasarkan ketentuan (Sugiyono, 2007) dengan nilai signifikansi

sebesar 0,001 < 0,01. Hal ini berarti ada hubungan yang positif sangat signifikan

antara sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok dengan motivasi berhenti

merokok. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Hasil uji korelasi pearson

product moment disajikan pada tabel berikut :

Page 25: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

18

Tabel. 4

Uji korelasi pearson product moment

Correlations

sikap_thd_gmbr

_peringatan

motivasi_berhent

i_merokok

sikap_thd_gmbr_peringatan Pearson Correlation 1 .553**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

motivasi_berhenti_merokok Pearson Correlation .553** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil analisa variabel penelitian, Dari 15 item yang digunakan

sebagai alat ukur sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok diketahui skor

terendah adalah 21 dan skor tertinggi adalah 59 dengan 5 kategori yaitu sangat

tinggi,tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Hasilnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel. 5

Hasil angket sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok

Skor Kriteria F Presentase Mean

21-28,6 Sangat Rendah 3 3%

28,6-36,2 Rendah 27 27%

36,2-43,8 Cukup 43 43% 39,36

43,8-51,4 Tinggi 24 24%

51,4-59 Sangat Tinggi 3 3%

Jumlah 100 100%

SD= 6,56 Min = 21 Max = 59

Page 26: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

19

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 3% responden memiliki skor sikap terhadap

gambar peringatan bahaya merokok yang berada pada kategori sangat tinggi, 24 %

berada pada kategori Tinggi, 43 % berada pada kategori cukup, 27% berada pada

kategori rendah dan 3% pada kategori sangat rendah. Secara umum sikap terhadap

gambar peringatan bahaya merokok berada pada kategori cukup yang ditunjukkan oleh

rata-rata skor sikap sebesar 39,36. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari subjek

penelitian cukup mendukung adanya gambar peringatan bahaya merokok yang ada pada

bungkus rokok skor sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok bergerak dari

skor minimal 21 dan skor maksimum 59 dengan standar deviasi 6,56

Tabel. 6

Motivasi Berhenti Merokok

Skor Kriteria F Presentase Mean

32-40 Sangat Rendah 10 10%

40-48 Rendah 36 36%

48-56 Cukup 39 39% 49,99

56-64 Tinggi 12 12%

64-72 Sangat Tinggi 3 3%

Jumlah 100 100%

SD= 7,27 Min = 32 Max = 72

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 3% responden memiliki motivasi berhenti

merokok yang berada pada kategori sangat tinggi, 12 % berada pada kategori Tinggi, 39

% berada pada kategori cukup, 36% berada pada kategori rendah dan 10% berada pada

kategori sangat rendah. Secara umum motivasi berhenti merokok berada pada kategori

cukup yang ditunjukkan oleh rata-rata skor sikap sebesar 49,99. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian dari subjek penelitian memiliki motivasi berhenti merokok yang

Page 27: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

20

tergolong cukup. Skor motivasi berhenti merokok bergerak dari skor minimal 32 dan

skor maksimum 72 dengan standar deviasi 7,27. Hasil analisa dari kedua variabel

penelitian dapat dilihat di tabel berikut

Tabel. 7

Uji Deskriptive

PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,553

dengan p 0,001 < 0,01 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif sangat signifikan

antara sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok dengan motivasi berhenti

merokok. Dari hasil perhitungan korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian di terima.

Adanya hubungan positif antara sikap terhadap gambar peringatan bahaya

merokok dengan motivasi berhenti merokok mungkin disebabkan karena kesadaran

akan bahaya dari rokok terhadap kesehatan melalui gambar peringatan kesehatan

berbentuk penyakit yang ada pada bungkus rokok sehingga membuat subjek termotivasi

untuk berhenti merokok. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hammond et al, 2006) yang

menyatakan bahwa peringatan kesehatan berbentuk tulisan dan gambar tentang

merokok memiliki kekuatan dengan dampak kesehatan tertentu meningkatkan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

sikap_thd_gambar_peringata

n 100 21 59 3936 39.36 6.556 42.980

motivasi_berhenti_merokok 100 32 72 4999 49.99 7.273 52.899

Valid N (listwise) 100

Page 28: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

21

kesadaran perokok berminat untuk berhenti. Hal ini dikarenakan pada dasarnya

keinginan seseorang untuk berhenti merokok lebih cenderung pada kesadaran akan

kesehatan diri sendiri. Sedangkan Nainggolan (2004) menyatakan bahwa keinginan

berhenti merokok timbul disebabkan karena kesadaran bahaya-bahaya yang diakibatkan

oleh rokok. Paling sedikit satu dari lima orang perokok akhirnya akan berhenti merokok

setelah mengetahui bahaya-bahaya kesehatan yang diakibatkan oleh rokok.

Selain kesadaran akan kesehatan diri sendiri adanya hubungan positif diantara

kedua variabel dapat dijelaskan dengan teori efek prososial afektif yang dikemukakan

oleh Djalaludin (1991), tentang efek media massa dalam pembentukan dan perubahan

sikap. Gambar peringatan merokok yang ada pada kemasan rokok menyajikan

kerusakan organ-organ tubuh bagian dalam yang dapat mengganggu kesehatan sehingga

subjek memilih sikap untuk berhenti merokok. Adanya rangsangan emosional yang

diterima oleh subjek seperti rasa takut atau khawatir karena mengetahui gejala-gejala

yang akan diterima subjek pada gambar peringatan bahaya merokok yang ada

dikemasan rokok membuat subjek memiliki motivasi untuk berhenti merokok.

Jika setiap hari perokok mengkonsumsi rokok maka mereka akan sering terpapar

dengan gambar peringatan bahaya merokok yang ada pada kemasan rokok saat mengam

bil rokok dari kemasan atau sekedar melihat peringatan tersebut ketika membeli produk

rokok secara eceran. Walaupun perokok tidak memperhatikan secara seksama tiap kali

mengambil rokok, ternyata hal ini cukup memasukkan gambar atau peringatan ke dalam

alam intelektual dan bawah sadarnya (Lenardi, M t.t). Setelah masuk ke alam bawah

sadar, maka akan terjadi penilaian kognitif terhadap gambar peringatan tersebut. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari Volchan et al. (2013) yang menyatakan bahwa peringatan

kesehatan yang ada pada bungkus rokok tersebut, bertujuan untuk memudahkan

Page 29: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

22

penilaian kognitif dari informasi yang menggambarkan tentang bahaya merokok.

Kenyataannya78 % perokok di selandia baru mengaku memperoleh informasi dan 45 %

yang termasuk didalamnya mengaku mengalami peningkatan motivasi untuk berhenti

merokok (Lenardi, M ).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, subjek di dalam penelitian ini cukup

mendapat informasi tentang bahaya merokok sehingga 43% menunjukkan sikap positif

dengan mendukung gambar peringatan bahaya merokok tersebut sedangkan 39% cukup

memiliki motivasi untuk berhenti merokok. Jadi dapat disimpulkan bahwa sumbangan

efektif dari variabel sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok terhadap motivasi berhenti merokok sebanyak 30,6% dan sisanya sebesar 69,4 %

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah sikap perokok yang cukup mendukung

atau mematuhi gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat

membuat mereka memiliki motivasi untuk berhenti merokok. Kesadaran perokok

terhadap kesehatan dirinya sendiri menjadi alasan utama adanya motivasi berhenti

merokok.

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah perlu melibatkan faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok seperti dukungan sosial keluarga atau

lingkungan karena sikap terhadap gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok hanya berpengaruh sekitar 30,6 %. Selain itu, saran untuk mahasiswa adalah

perlu mempertahankan sikapnya tersebut sehingga perlahan-lahan dapat mengurangi

bahkan berhenti merokok terutama di area kampus mengingat bahaya merokok yang

dapat mengancam kesehatan mereka sendiri.

Page 30: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

23

DAFTAR PUSTAKA

Alex (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pictorial Health

Warning (PHW) Pada Kemasan Rokok Dengan Motivasi Berhenti Merokok Pada

Siswa SMA Santun Pontianak. Diakses dari

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/viewFile/10598/10166 pada tanggal

30 september 2015

Ayu, Z.W. (2014). Tingkat Ketergantungan Merokok dan Motivasi Berhenti Merokok

pada Pegawai FKG USU dan Supir Angkot di Medan. Diakses dari

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/41086 pada tanggal 10 september

2015

Azwar, S. (Ed). (1998). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset.

Azwar, S. (2012). Sikap manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 7. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Officer

Baker, B.T. dkk. (2004). School-related stresss and Psychosomatic symptoms among

Norwegian adolescents : Annual Review of Psychology. Retrieved Januari 8, 2016

from http://www.proquest.com/.

Barus, H. (2012). Hubungan Pengetahuan Perokok Aktif Tentang Rokok Dengan

Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa FKM dan FSIP Universitas

Indonesia. Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308892-S42843-

Henni%20Barus.pdf pada tanggal 5 oktober 2015

Borland, R. (1997). Tobacco health warnings and smoking-related cognitions and

behaviours. Journal of Addiction. Retrieved september 6, 2015 from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9519486.

Choiri. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Terhadap Gambar Penyakit

Akibat Merokok yang Terdapat dalam Kemasan Rokok dengan Perilaku Merokok

Masyarakat di Kelurahan Purwosari. Diakses dari

http://eprints.ums.ac.id/35448/23/NASKAH%20PUBLIKASI..pdf pada tanggal 17

november 2015

Curry, S.J. Wagner, E. H. Grothaus, L. C. (1990). Intrinsic and extrinsic motivation for

smoking cessation. Journal of Consulting and Clinical Psychology. 58, 310-316.

Retrieved October 6, 2015 from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2195084.

Page 31: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

24

Curry, S. J. Grothaus, L. and McBride, C. (1997). Reasons For Quiting: Intrinsic and

Extrinsic Motivation For Smoking Cessation in a Population-Based Sample of

Smokers. Journal of Addictive Behaviors. 22, 727-739. Retrieved October 4,

2015 from http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0306460397000592.

Hadi, S. 1986. Metodologi Research I. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Harnowo,P.A. (11 September 2012). Jumlah Perokok di Indonesia Meningkat, Menkes

Malu. detikhealth.

Kematian Akibat Merokok, Indonesia Tempati Peringkat Ketiga di Dunia. (29 Mei

2009). detikNews.

Lenardi, M. Label visual peringatan pada bungkus rokok : upaya mutakhir penekanan

angka perokok di Indonesia. Diakses dari

https://www.academia.edu/7729774/LABEL_VISUAL_PERINGATAN_PADA_B

UNGKUS_ROKOK_UPAYA_MUTAKHIR_PENEKANAN_ANGKA_PEROKO

K_DI_INDONESIA pada tanggal 15 maret 2016

Mutadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:

Andi Offset.

Myung, K. , Seo, G. (2011). Analysis of Smoking Related Characteristics Over Time in

Korean Adult Smokers: findings from the international tobacco control (ITC)

Korea Survey. Journal of The Society for Research on Nicotine and Tobacco.

Retrieved may 4, 2016 from

http://www.itcproject.org/files/Kwak_et_al._2012._Analysis_of_smokingrelated_c

haracteristics_over_time_in_Korean_adult_smokers._WCTOH.pdf

Nainggolan. (2004). Anda Mau Berhenti Merokok ? Pasti Berhasil !. Bandung:

Indonesia Publishing House.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 . Pengamanan Bahan

Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

Indonesia. Diakses dari

http://dinkes.sumbarprov.go.id/files/PP%20109%20tahun%202012 pada tanggal 13

september 2015

Proverawati., Rahmawati, E. (2012). Periaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS).

Yogyakarta: Nuha Medika.

Rakhmat, D. (1991). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Page 32: Hubungan antara Sikap terhadap Gambar Peringatan Bahaya ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10177/2/T1_802012078_Full... · dengan anak di dekatnya dan gambar paru-paru menghitam

25

Sarafino,E.P. (2004). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction 2nd. ed, New

York: John Willey & Sons Inc

Sarafino, E.P. Smith, T.W (2012). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction

7nd. ed, New York: John Willey & Sons Inc

Shiffman, S. (1993). Assesing Smoking Patterns and Motivies Journal of Consulting

and Clinical Psychology, 61, 732-742 Retrieved September 6, 2015 from

http://psycnet.apa.org/psycinfo/1994-04111-001

Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan

R&D. Bandung : Alfabeta

Stokłosa, A. et al. (2010). Evaluation of the motivation to quit smoking in outpatients

attending a smoking cessation clinic. Journal of Pneumonol. Alergol. 3, 211–215.

Retrieved October 3, 2015 from

http://www.pneumonologia.viamedica.pl/en/darmowy_pdf.phtml?indeks=28&inde

ks_art=421.

Volchan, E et al. (2013). Implicit Motivational Impact of Pictorial Health Warning on

Cigarette packs. Journal. Retrieved march 15, 2016 from

http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0072117.

Wibowo, H.S. (2015). Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Pictorial Warning Rokok Pada

Kemasan Rokok Terhadap Sikap Untuk Berhenti Merokok Pada Perokok Dewasa

Di Kota Yogyakarta. Diakses dari http://e-

journal.uajy.ac.id/7824/1/KOM004172.pdf. (Diakses pada 24 Oktober 2015)

Wismanto Y, Bagus, Sarwo,Y,B. (2007). Strategi Penghentian Perilaku Merokok.

Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata