38
1 HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA ANGKATAN 2014 OLEH REYVENCES ASGRENIL LUSI 802012075 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

1

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN

EMOSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

ANGKATAN 2014

OLEH

REYVENCES ASGRENIL LUSI

802012075

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup
Page 3: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup
Page 4: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup
Page 5: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup
Page 6: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup
Page 7: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN

EMOSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

ANGKATAN 2014

Reyvences Asgrenil Lusi

Chr. Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan

kematangan emosi pada Mahasiswa pada jenjang usia remaja akhir. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan skala

psikologi. Partisipan penelitian ini adalah 97 Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan

2014 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang memenuhi kriteria pengambilan

sampel. Hasil penelitian ialah terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dengan

kematangan emosi dengan koefisien korelasi sebesar 0,456 dengan signifikansi 0,000

(<0,05).

Kata Kunci : Religiusitas, Kematangan Emosi.

i

Page 9: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

Abstract

The purpose of this study was to know relationship between religiosity and emotional

maturity by university student at the level early adolescence end. This study used a

quantitative method to collect the data by using psychologycal scale. Participants in this

study is 97 students the faculty of psychology class of 2014 Satya Wacana Christian

University (SWCU). The result of the study showed a positive relation between

religiosity with emotional maturity in a correlation coefficient of 0,456 with

significance 0,000 (<0,05).

Key words : Religiosity, Emotional Maturity

ii

Page 10: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

PENDAHULUAN

Secara individu maupun kelompok, manusia pada dasarnya mempunyai

kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya.

Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup bagi manusia yang telah

memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Dengan mengamalkan ajaran

agama, maka secara langsung manusia berusaha menemukan jati diri dan mengenali

identitasnya sebagai makhluk yang harus menjalankan amanat-Nya.

Akan tetapi pada era globalisasi ini sering kali kita melihat terjadinya

penyimpangan dalam kehidupan bermasyarakat. Masalah yang ada tersebut akan

berdampak buruk apabila tidak adanya penanganan yang serius. Salah satu masalah

yang dihadapi saat ini yaitu masalah kekerasan di kalangan remaja. Kekerasan yang

terjadi ada yang bersifat kelompok atau antar geng serta ada pula yang bersifat individu.

Masa remaja adalah suatu masa yang sangat penting. Suatu masa dimana

seseorang harus banyak belajar mengenai berbagai segi kehidupan. Pengalaman dan

penghayatan seseorang mengenai dirinya sendiri, lingkungan fisik, sosial, dan budaya di

sekitarnya. Masa remaja ternyata merupakan elemen kepribadian yang cukup mendasar

dan sangat menentukan perilakunya kelak bila ia telah dewasa (Soekanto dalam Rizqi,

2011).

Monks (dalam Trisnawati,2010) membagi masa remaja menjadi tiga fase yaitu

fase remaja awal usia 12-15 tahun, fase remaja pertengahan usia 15-18 tahun dan fase

remaja akhir usia 18-21 tahun. Pada fase remaja akhir, individu pada umumnya berada

dalam jenjang pendidikan perguruan tinggi atau ada pula yang sudah bekerja.

1

Page 11: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

2

Pada masa remaja terjadi banyak perubahan-perubahan pada sejumlah aspek

perkembangannya. Seiring dengan perubahan yang terjadi, sering kali membuat remaja

menjadi bingung dalam menempatkan dirinya di masyarakat. Perubahan yang ada

menuntut remaja untuk mengadakan perubahan besar pada perilaku dan sikapnya sesuai

dengan tugas perkembangan remaja. Dampak dari berbagai perubahan tersebut yaitu

kestabilan emosi dari waktu ke waktu yang turut berubah (Hurlock, 1991). Sebagai

masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa maka tentnya kondisi emosi remaja

belum matang atau masih labil. Hal ini juga tidak terlepas dari faktor-faktor dalam

kehidupan remaja seperti lingkungan, sekolah keluarga, pola asuh orang tua, dan

aktivitas yang dijalani remaja tersebut. Hurlock (1999) menyatakan bahwa belum

tercapainya kematangan emosi pada remaja dikarenakan adanya perbedaan rangsangan

yang membangkitkan emosi dan derajat, dan khususnya pada latihan individu terhadap

ungkapan emosi mereka. Misalnya, perlakuan sebagai “anak kecil” atau secara “tidak

adil” membuat remaja akan marah dibandingkan dengan hal-hal tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan emosi seperti yang

dikemukakan oleh Walgito (dalam Laturiuw, 2009) yaitufaktor lingkungan individu

(lingkungan keluarga, sosial, dan masyarakat), faktor pengalaman hidup, serta faktor

individu itu sendiri dalam mempersepsikan hal yang dapat menimbulkan gejolak emosi

pada individu. Kematangan atau kestabilan emosi penting dimiliki oleh individu karena

dengan kondisi emosi yang telah matang maka individu atau remaja matang emosinya

memilikikontrol diri yang baik, mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat atau

sesuai dengan keadaan yang dihadapinya, sehingga mampu beradaptasi karena dapat

Page 12: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

3

menerima beragam orang dan situasi dan memberikan reaksi yang tepat sesuai dengan

tuntutan yang dihadapi Hurlock (2002).

Penulis melakukan wawancara tentang kematangan emosi kepada beberapa

remaja akhir dalam hal ini mahasiswa Fakultas Psikologi. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh gambaran awal sejauh mana tingkat kematangan emosi pada mahasiswa.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berfokus pada aspek atau dimensi kematangan

emosi berdasarkan teori Katkovsky dan Gorlow. Dari hasil wawancara ini, diperoleh

bahwa sebagian besar dari mereka langsung menjawab kata “marah” ketika dimintai

pendapat tentang emosi. Dalam hal ini, mereka masih belum mampu untuk mengontrol

dan menguasai amarah ketika menjumpai hal yang tidak disukai. Para mahasiswa juga

sering merasa kurang percaya diri ketika menyampaikan pendapat atau berbicara di

dalam kelas. Mereka kurang percaya diri karena logat atau dialek bicara mereka yang

berbeda. Adapun jawaban lain yang diperoleh yaitu mahasiswa sering kali merasa kesal

apabila ada temannya yang mendapat pujian. Menurutnya pujian tersebut kurang tepat

diberikan karena apa yang dihasilkan bukan merupakan usaha secara individu.

Kematangan emosi pada remaja dapat dilihat atau diketahui apabila remaja

sudah mampu untuk mengontrol emosinya di hadapan orang lain dan telah mampu

untuk mengekspresikan emosinya pada saat dan tempat yang tepat. Selain faktor

lingkungan, pengalaman hidup, maupun faktor individu itu sendiri ada pula hal lain

yang dapat membantu untuk mencapai kematangan emosi yaitu religiusitas. Religiusitas

atau agama menjadi hal yang penting dalam kehidupan setiap individu karena terapat

norma, tuntutan untuk hidup secara baik dan benar, serta dapat membantu menciptakan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

4

kondisi mental dan jiwa yang baik. Dengan kondisi mental dan jiwa yang baik maka

remaja akan dapat mengontrol emosinya dan membantu membentuk kematangan emosi

pada remaja.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian, maka

penulis ingin mengetahui tentang bagaimana hubungan antara religiusitas dengan

kematangan emosi pada remaja akhir.

TINJAUAN PUSTAKA

Kematangan Emosi

Katkovsky dan Gorlow (1976)mendefenisikan kematangan emosi sebagai suatu

keadaan dimana kepribadian individu secara terus-menerus berusaha mencapai keadaan

emosi yang sehat baik secara intrafisik maupun interpersonal. Chaplin dalam bukunya

menjelaskan kematangan emosi (emotional maturity) adalah suatu keadaan atau kondisi

mencapai tingkatkedewasaan dari perkembangan emosional, karena itu pribadi yang

yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-

anak(dalam Kartini Kartono:2011). Semiun (2006) mendefenisikan kematangan emosi

sebagai keadaan dimana suatu individu dapat menerima suatu keadaan atau kondisi

dengan memunculkan emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi padanya tanpa

berlebihan atau meledak-ledak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi

merupakan kemampuan individu untuk mengontrol emosinya secara tepat, tidak

meledak-ledak dan tidak kekanak-kanakan.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

5

Katkovsky dan Gorlow (dalam Rizky, 2011) mengklasifikasi kematangan emosi

kedalam beberapa aspek atau dimensi kematangan emosi,yaitu :

a. Kemandirian

Mampu memutuskan apa yang dikehendaki dan bertanggung jawab terhadap

keputusan yang diambilnya.

b. Kemampuan menerima kenyataan

Mampu menerima kenyataan bahwa dirinya tidak selalu sama dengan orang

lain, mempunyai kesempatan, kemampuan, serta tingkat intelegensi

yangberbeda dengan orang lain.

c. Kemampuan beradaptasi

Orang yang matang emosinya mampu beradaptasi dan mampu menerima

beragam karakteristik orang serta mampu menghadapi situasi apapun.

d. Kemampuan merespon dengan tepat

Individu yang matang emosinya memiliki kepekaan untuk meresponterhadap

kebutuhan emosi orang lain, baik yang diekspresikan maupun yang

tidakdiekspresikan.

e. Merasa aman

Individu yang memiliki tingkat kematangan emosi tinggi menyadari bahwa

sebagai mahluk sosial ia memiliki ketergantungan pada orang lain.

f. Kemampuan berempati

Page 15: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

6

Mampu berempati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi

orang lain dan memahami apa yang mereka pikirkan atau rasakan.

g. Kemampuan menguasai amarah

Individu yang matang emosinya dapat mengetahui hal-hal apa saja yang

dapat membuatnya marah, maka ia dapat mengendalikan perasaan marahnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi

Menurut Walgito (dalam Laturiuw, 2009) ada tiga faktor yang mempengaruhi

kematangan emosi, yaitu:

a. Faktor lingkungan individu yang bersangkutan termasuk lingkungan

keluarga, sosial, dan masyarakat.

b. Faktor pengalaman, yaitu pengalaman hidup yang diperoleh individu akan

mempengaruhi kematangan emosinya. Pengalaman yang menyenangkan

akan memberi pengaruh positif terhadap individu, begitupun sebaliknya.

c. Faktor individu, yaitu persepsi pada setiap individu dalam mengartikan suatu

hal yang dapat menimbulkan gejolak emosi pada diri individu. Hal ini

disebabkan oleh pikiran negatif, tidak realistis, dan tidak sesuai kenyataan.

Selain ketiga faktor diatas, ada juga faktor lain yang mempengaruhi kematangan

emosi, yaitu religiusitas. Rahayu (2008) menyebutkan bahwa individu yang menghayati

nilai-nilai agamanya (religiusitas) tidak akan mudah terpengaruh oleh gangguan-

gangguan emosi karena memiliki kemampuan untuk merasakan kehangatan dalam

melakukan hubungan interpersonal, mempunyai rasa aman secara emosional, toleran

terhadap frustasi yang dihadapi, serta percaya terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

7

Religiusitas

Glock dan Stark (1968) merumuskan religiusitas sebagai komitmen religius

(yang berhubungan dengan agama atau keyakinan iman) yang dapat dilihat melalui

aktivitas atau perilaku individu yang bersangkutan dengan agama atau keyakinan iman

yang dianut (Utama, 2015).

Selain membahas tentang agama dan keyakinan, religiusitas juga memliki

beberapa dimensi lain menurut Glock dan Stark (dalam Utama, 2015), antara lain:

a. TheBelief Dimension atau Ideologi

Dimensi ini berisi pengharapan – pengharapan dimana orang religius

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran

doktrin tersebut. Misalnya keyakinan akan adanya malaikat, surga, dan

neraka.

b. Religious Practice atau Praktik Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, pelaksanaan ritus formal

keagamaan, ketaatan, dan hal–hal yang dilakukan orang untuk menunjukan

komitmen terhadap agama yang dianutnya.

Praktik–praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu:

1. Ritual, mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal

dan praktik-praktik suci yang semua mengharapkan para pemeluk

melaksanakannya.

2. Ketaatan, apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas,

publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai seperangkat

Page 17: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

8

tindakan persembahan dan kontemplasi yang relatif spontan, informal

dan khas pribadi.

c. The Experience Dimension atau Dimensi Pengalaman

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan, persepsi,

dan sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok

keagamaan (masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam

suatu esensi ketuhanan yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir, dengan

otoritas transedental.

d. Religious Knowledge atau Dimensi Pengetahuan

Dimensi ini mengacu pada harapan bagi orang–orang yang beragama paling

tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar–dasar

keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

e. Religious Consequences Dimension atau Dimensi Konsekuensi

Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan,

praktik, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Dengan

kata lain, sejauh mana implikasi ajaran agama memengaruhi perilakunya.

Beberapa fungsi religiusitas yang dikemukakan oleh Hendropuspito (1990) yaitu :

a. Berfungsi Edukatif

Ajaran-ajaran agama yang harus dipatuhi oleh peran penganutnya,

membimbing mereka untuk menjadi lebih baik dan terbiasa dengan hal baik

menurut dengan ajaran masing-masing.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

9

b. Berfungsi penyelamat

Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah

keselamatan dunia dan akhirat, dan keselamatan tersebut dicapai melalui

keimanan terhadap Tuhan. Keyakinan akan keselamatan inilah yang dapat

mengurangi rasa cemas, khawatir dan was-wasyang terjadi dalam diri

seseorang ketika dihadapkan oleh berbagai persoalan hidup.

c. Berfungsi sebagai pendamai

Melalui agama seseorang dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntutan

agama, sehingga rasa berdosa atau rasa bersalah akan segera hilang dati

batinnya jika ia bertobat.

d. Berfungsi sebagai kontrol sosial

Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma sehingga ajaran

agama dapat berfungsi sebagai pengawas sosial baik secara individu atau

kelompok.

e. Berfungsi transformative

Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau

kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang

dianutnya.

Remaja Akhir

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin yaitu adolescereyang

berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock, 1999). Monks (1999)

memberikan batasan usia masa remaja akhir adalah 18 – 21 tahun. Batasan usia yang

Page 19: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

10

sama juga dikemukakan oleh Asrori & Ali (2008). Dari batasan usia ini dapat kita lihat

kalau individu pada usia tersebut khususnya di Indonesia pada umumnya berada pada

jenjang pendidikan Perguruan Tinggi, atau ada juga yang telah bekerja.

Ciri-Ciri Masa Remaja Akhir

Menurut Sarwono (2003), ciri-ciri remaja akhir yaitu :

a. Minat yang makin lengkap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dalam

pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuknya identitas sosial yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme diganti dengan keseimbangan setara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

Tugas Perkembangan Masa Remaja Akhir

Masa Remaja Akhir identik dengan masa usia Mahasiswa yang menurut Ahmad

dan Soleh (2005) memiliki beberapa tugas perkembangan yaitu :

a. Pemantapan pendirian hidup dengan pengujian lebih lanjut tentang

pendirian hidup serta penyiapan diri dengan keterampilan dan kemampuan

yang diperlukan untuk merealisasi pendirian hidup yang telah dipilihnya.

b. Mencapai proses kematangan biologis-fisiologisyang makin melambat dan

akhirnya mencapai taraf kematangan.

c. Menghilangnya problem-problem yang berkaitan dengan perubahan

biologis-fisiologis dan penemuan pendirian hidup yang makin mantap.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

11

Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kematangan Emosi

Religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati oleh inidividu di dalam hati,

getaran hati nurani pribadi dan sikap personal (Mangunwijaya, 1986). Hal serupa juga

diungkapkan oleh Glock & Stark (Dister, 1988), mengenai religiusitas yaitu sikap

keberagaman yang berarti adanya unsur internalisasi agama ke dalam diri seseorang.

Religiusitas merupakan pembawaan dan tingkah laku manusia yang sepenuhnya

dibentuk oleh kepercayaan terhadap sesuatu yang Tuhan berikan yang akan menjadi

baik ketikamanusia mendapatkan pemahaman tentang agama dengan baik.

Masa remaja dikenal sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa. Pada masa ini remaja banyak mengalami perubahan dan perkembangan dalam

dirinya baik itu fisik, psikologis, mental, emosi, sosial maupun moral yang kemudian

menuntut untuk mampu membuat perubahan pada dirinya yang sesuai dengan

perubahan atau perkembangan yang dialami. Akibat dari perubahan-perubahan yang

terjadi pada remaja akan membuat kestabilan emosi remaja yang berubah dari waktu ke

waktu karena tidak semua remaja mampu untuk menerima perubahan yang terjadi pada

dirinya. Untuk itu diperlukanlah nilai atau pedoman dalam hidup agar kestabilan atau

kematangan emosional pada remaja dapat tercapai.

Religiusitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan

emosi, karena individu yang menghayati nilai-nilai agamanya tidak akan mudah

terpengaruh oleh gangguan-gangguan emosi yang ditandai dengan dimilikinya

kemampuan untuk merasakan kehangatan dalamm melakukan hubungan interpersonal,

Page 21: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

12

mempunyai rasa aman secara emosional, toleran terhadap frustasi yang dihadapi, serta

dalam kondisi percaya diri terhadap diri sendiri maupun orang lain (Rahayu, 2008).

Dengan menjalankan praktik religiusitas dengan baik maka akan terbentuk

dengan baik pula kematangan emosi pada individu karena adanya nilai atau norma

dalam praktik religiusitas bersifat menuntun atau pedoman untuk menjalani kehidupan

dalam individu. Hal ini berlaku sebaliknya apabila praktik religiusitas tidak dijalankan

dengan baik maka akan akan berdampak buruk pada tingkat kematangan emosi

individu. Sebab, tidak adanya nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman dalam

menjalani hidup.

Hipotesis

Ada hubungan positif antara religiusitas dengan kematangan emosi pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014 UKSW Salatiga. Artinya semakin tinggi

tingkat religiusitas maka semakin tinggi kematangan emosi pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2014 UKSW Salatiga. Sebaliknya pula, semakin rendah tingkat

religiusitas maka akan rendah pula kematangan emosi Mahasiswa Fakultas Psikologi

Angkatan 2014 UKSW Salatiga.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Menurut Azwar (2008), pada pendekatan penelitian kuantitatif data

Page 22: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

13

penelitian hanya akan dapat diinterpretasikan dengan lebih objektif apabila diperoleh

lewat suatu proses pengukuran di samping valid dan reliabel, juga objektif.

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (X) : Religiusitas

b. Variabel Terikat (Y) : Kematangan Emosi

Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah religiusitas dan kematangan emosi.

Adapun defenisi dari setiap variabel adalah sebagai berikut :

1. Religiusitas merupakan perasaan dan pengalaman bagi insan secara individual

yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang dipandangnya

sebagai Tuhan, yang dalam hal ini adalah kebenaran pertama.

2. Kematangan emosi merupakan suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan yang

stabil terhadap suatu objek permasalahan sehingga untuk mengambil keputusan

atau bertingkah laku didasari dengan suatu pertimbangan dan tidak mudah

berubah-ubah dari satu suasana hati ke dalam suasana hati yang lain.

Populasi Penelitian dan Teknik Sampling

Azwar (2012) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subjek yang hendak

dikenai generalisasi hasil penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi

dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014 UKSW

Page 23: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

14

Salatiga.Sampel merupakan sebagian dari populasi (Azwar, 2010). Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel

yang didasarkan pada kriteria tertentu (Sugiyono, 2010), yaitu :

A. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Angkatan

2014 berjumlah 224 orang.

B. Berusia antara 18 sampai 21 tahun (Remaja akhir).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

skala.Skala yang akan diberikan adalahdua skala yaitu skala religiusitas dan skala

kematangan emosi.

1. Skala Religiusitas

Skala yang digunakan untuk mengukur religiusitas diambil dari Utama

(2015)berdasarkan teori Glock dan Stark (1968). Penilaian skala ini yaitu makin

tinggi skor total yang diperoleh individu menunjukkan religiusitasnya makin

tinggi, sedangkan makin rendah skor total yang diperoleh individu menunjukkan

religiusitasnya lemah atau rendah. Skala ini berjumlah 22 item, terdiri dari 14

item favorable dan 8 item unfavorable.

2. Skala Kematangan Emosi

Skala kematangan emosi diukur menggunakan skala yang disusun oleh Rizqi

(2011) berdasarkan dimensi kematangan emosi menurut Katkovsky dan Gorlow

(1976).Skala ini berjumlah 34 item, terdiri dari 15 item favorable dan 19 item

unfavorable.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

15

Penilaian kedua skala ini berdasarkan empat tingkatan penilaian sangat setuju,

setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Skala Likert). Dari skor reliabilitas kedua

skala di atas dapat diartikan bahwa kedua skala tersebut reliabel (Azwar, 2010). Untuk

masing-masing skor pada alternatif jawaban atau pilihan yang disediakan yaitu :

Tabel 1

Skor Penilaian Skala

Pernyataan Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak

Setuju

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan try out terpakai dimana subjek yang

digunakan dalam try out digunakan sekaligus untuk penelitian. Penelitian ini akan di uji

lebih lanjut dengan analisis item untuk menguji validitas dan realibilitas item.

Analisis Item

Analisis item dilakukan untuk melihat validitas dan reabilitas alat ukur. Azwar

(2012) menyebutkan bahwa suatu item akan valid jika memiliki skor total

≥0,25.Adapun reabilitas dari variabel menurut Guilford (dalam Azwar, 2010) dikatakan

baik apabila skor cronbach alpha yang dihasilkan mendekati angka 1. Hasil analisis

item yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Religiusitas

Pada skala religiusitas, dari 22 item yang adaterdapat 4 item yang gugur (skor

total <0,25) sehingga diperoleh 18 item validdengan reabilitas yang dihasilkan

sebesar 0,756.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

16

Tabel 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.756 18

2. Kematangan Emosi

Pada skala kematangan emosi, dari 34 item yang ada terdapat 9 item yang gugur

(skor total <0,25) sehingga diperoleh 25 item valid dengan reabilitas yang

dihasilkan sebesar 0,873.

Tabel 3

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.873 25

Teknik Analisis Data

Metode analisis menggunakan uji korelasi untuk melihat hubungan positif yang

signifikan antara religiusitas dengan kematangan emosi, dimana perhitungan analisis

dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS (Statistical Product

& Service Solution) seri 16.0 for windows.

Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu

objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang telah dikumpulkan dalam

Page 26: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

17

penelitian ini sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2014), ukuran yang digunakan adalah rata-rata

hitung, nilai maksimum dan nilai minimum dari pengukuran variabel religiusitas dan

kematangan emosi.

Uji Asumsi Dasar

Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan kriteria

pengambilan keputusan yaitu, jika signifikansi p>0,05 maka data berdistribusi

normal dan sebaliknya data tidak berdistribusi normal jika p<0,05.

UjiLinearitas

Uji linearitas pada penelitian ini akan menggunakan test for linearity dengan

taraf signifikan sebesar 5%. Antar variabel dikatakan memiliki hubungan yang

liniear apabila memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 dan begitu sebaliknya.

Untuk mempermudah perhitungan penelitian ini menggunakan program

Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.0.

Analisis Korelasi

Metode analisis koelasi data pada penelitian ini menggunakan Product Moment

Pearson dari Karl Pearson. Hal ini dikarenakan penelitian yang akandilakukan oleh

peneliti mencari hubungan dari dua variabel yaitu satu variabel bebas (Religiusitas) dan

satu variabel tergantung (Kematangan Emosi). Dalam analisis ini data akan dihitung

Page 27: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

18

menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution for Windows

(SPSS) versi 16.0 for windows.

HASIL

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian pengambilan data dilakukan di Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana. Responden dalam penelitian ini berjumlah 97

mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa laki-laki berjumlah 32 orang dan mahasiswi

perempuan berjumlah 65 orang. Usia responden dalam penelitian ini adalah 19 – 21

tahun yang mana sesuai dengan kategori usia remaja akhir. Data penelitian diperoleh

dari skala yang dibagikan kemudian diisi oleh responden. Dalam praktiknya, peneliti

dibantu oleh salah seorang teman menghampiri para responden yang masuk dalam

kategori sampel kemudian meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Setelah adanya kesediaaan barulah skala diberikan kepada responden untuk

diisi.

Analisis Deskriptif

1. Religiusitas

Variabel Religiusitas memiliki 18 item valid dengan rentang skor antara 1 sampai

dengan 4. Pembagian skor hipotetik tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi : 18 x 4 = 72

Skor terendah : 18 x 1 = 18

Page 28: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

19

Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan

jumlah skor terendah kemudian dibagi dengan jumlah kategori.

Interval =

=

= 18

Tabel 4

Kategorisasi Skor Religiusitas

NO Interval Kategori Jumlah (F) Persentase Mean

1 18 ≤ x ≤ 36 Rendah 0 0%

53,71 2 36> x ≤ 54 Sedang 56 57,73%

3 54> x ≤ 72 Tinggi 41 42,27%

Jumlah 97 100 %

Berdasarkan hasil kategorisasi pada tabel, dapat diketehui bahwa sebagian besar

tingkat religiusitas Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014 berada dalam kategori

sedang. Dimana dari 97 responden, terdapat 56 responden yang memeliki skor

kematangan emosi sedang dengan persentase sebesar 57,73%.

2. KematanganEmosi

Variabel Kematangan Emosi memiliki 25 item valid dengan rentang skor antara 1

sampai dengan 4. Pembagian skor hipotetik tertinggi dan terendah adalah sebagai

berikut:

Skor tertinggi : 25 x 4 = 100

Page 29: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

20

Skor terendah : 25 x 1 = 25

Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan

jumlah skor terendah kemudian dibagi dengan jumlah kategori.

Kategori =

=

= 25

Tabel 5

Kategorisasi Skor Kematangan Emosi

NO Interval Kategori Jumlah (F) Persentase Mean

1 25 ≤ x ≤ 50 Rendah 5 15,15%

69,86 2 50> x ≤ 75 Sedang 62 63,92%

3 75> x ≤ 100 Tinggi 30 30,93%

Jumlah 97 100 %

Berdasarkan hasil kategorisasi pada tabel, dapat diketahui bahwa sebagian besar

tingkat kematangan emosi Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014 berada dalam

kategori sedang. Dimana dari 97 responden, terdapat 62 responden yang memeliki skor

kematangan emosi sedang dengan persentase sebesar 63,92%.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

21

Uji Normalitas

Uji Normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.

Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p > 0,05 yang diperoleh dari

hasil analisa menggunakan program computer Statistical Product and Service Solution

for Windows (SPSS) versi 16.0 for windows. Hasil uji normalitas adalah sebagai

berikut;

Tabel 6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 97

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.65279955

Most Extreme

Differences

Absolute .114

Positive .069

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z 1.120

Asymp. Sig. (2-tailed) .163

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh skor signifikansi sebesar 0,163 (p>0,05)

sehingga dapat dikatakan kedua variabel berdistribusi normalkarena sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

22

Uji Linearitas

Pengujian linearitas diperlukaan untuk mengetahui apakah dua variabel yang

sudah ditetapkan, dalam hal ini variabel independen dan variabel dependen memiliki

hubungan yang linear atautidak secara signifikan. Kedua variabel dapat dikatakan

linear jika memiliki nilai signifikansi >0,05. Pengujian linearitas kedua variabel dapat

dilihat pada tabel berikut;

Tabel 7

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kematangan Emosi

* Religiusitas

Between

Groups

(Combined) 3847.629 25 153.905 2.091 .008

Linearity 1886.369 1 1886.369 25.626 .000

Deviation from

Linearity 1961.259 24 81.719 1.110 .356

Within Groups 5226.351 71 73.611

Total 9073.979 96

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F= 25,626 dengan signifikansi sebesar

0,000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kedua variabel diatas memiliki

hubungan yang linear(nilai signifikansi <0,05).

Page 32: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

23

Uji Korelasi

Tabel 8

Correlations

Religiusitas

Kematangan

Emosi

Religiusitas Pearson

Correlation 1 .456

**

Sig. (2-tailed) .000

N 97 97

Kematangan

Emosi

Pearson

Correlation .456

** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 97 97

Hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara religiusitas

dengan kematangan emosi sebesar 0,456 dengan signifikansi = 0,000 (< 0,05) yang

berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara religiusitas dengan kematangan

emosi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014, dimana semakin tinggi

tingkat religiusitas maka semakin tinggi kematangan emosi pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2014 UKSW Salatiga. Sebaliknya pula, semakin rendah tingkat

religiusitas maka akan rendah pula kematangan emosi pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2014 UKSW Salatiga.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara religiusitas dan

kematangan emosi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW angkatan 2014,

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan.Dari hasil uji

Page 33: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

24

perhitungan korelasi, keduanya memiliki koefisien relasi (r)sebesar0,456 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05).Hal ini sama dengan penelitian dari Rahayu (2008)

dengan topik yang sama terhadap siswa SMU Institut Indonesia I Yogyakarta dimana

terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dengan kematangan emosi.

Kematangan diri secara emosional (maturing emotional self) menunjuk pada

emosi yang menyangkut semua wilayah perilaku afektif dengan melibatkan aspek

biologis, kognitif, dan sosial. Kematangan emosi merupakan proses dimana pribadi

individu secara terus menerus berusaha mencapai suatu tingkatan emosi yang sehat,

baik secara intrafisik maupun interpersonal. Individu yang secara emosional telah

matang dapat menentukan dengan tepat kapan dan sejauh mana dirinya perlu terlibat

dalam suatu masalah sosial serta dapat turut memberikan jalan keluar atau pemecahan

yang diperlukan (Haryono, 1996).

Hurlock (2002) mengemukakan bahwa untuk mencapai kematangan emosisetiap

orang harus belajar untuk memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat

menimbulkan reaksi emosi, serta harus dapat menggunakan katarsis emosi. Adapun

katarsis emosi yang dimaksud yaitu dengan melakukan latihan fisik, bekerja dengan

giat, belajar dengan rajin, serta menjalankan agamanya dengan baik. Dengan demikian

apabila individu memiliki tingkat religiusitas yang tinggi maka akan tinggi pula tingkat

kematangan emosinya. Hal ini dikarenakan individu yang melakukan praktik

religiusitas dengan baik akan menimbulkan kesadaran bahwa terdapat kekuatan yang

lebih tinggi darinya maka ia akan berbuat seperti yang telah ditentukan dalam

ajarannya. Dalam hal ini religiusitas menuntun untuk tercapainya kematangan emosi.

Sebaliknya, bila individu jauh dari nilai-nilai religiusitas maka akan terjadi rasa

Page 34: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

25

kehancuran pada dirinya sehingga semakin sulit (rendah) untuk mencapai kematangan

emosi pada individu.

Agama atau religiusitas tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Praktik

beragama tidak bisa hanya dilihat dari ritual (melakukan ibadah) saja, melainkan juga

dari dimensi lainnya seperti yang dikemukakan oleh Glock dan Stark yaitu ideologi,

pengalaman, pengetahuan, serta konsekuensi.

Sebagai Perguruan Tinggi dengan latar belakang Agama, Universitas Kristen

satya Wacana tentunya menyelipkan nilai-nilai atau praktik beragama dalam lingkungan

perguruan tingginya. Dalam perkuliahan, seluruh mahasiswa diwajibkan untuk

mengambil mata kuliah pendidikan agama yang dalam perkuliahannya mempelajari

praktik beragama atau religiusitas secara universal (membahas topik beragama dari

sudut pandang berbagai agama). Awal perkuliahan juga selalu diawali dengan doa

sehingga praktik religiutas tetap berlangsung dengan baik.

Selain religiusitas terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

terbentuknya kematangan emosi pada remaja akhir. Walgito (dalam Laturiuw, 2009)

mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kematangan emosi yaitulingkungan

individu yang dalm hal ini termasuk lingkungan keluarga, sosial, dan masyarakat, faktor

pengalaman hidup individu, serta faktor individu itu sendiri, yaitu persepsi pada setiap

individu terhadap hal yang dapat menimbulkan gejolak emosi pada diri individu.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

26

KESIMPULAN

Dari hasil pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan mengenai

hubungan antara religiusitas dengan kematangan emosi pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2014 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara religiusitas dengan kematangan emosi pada Mahasiswa Fakultas

Psikologi Angkatan 2014, dimana semakin tinggi nilai religiusitas maka semakin

tinggi pula nilai kematangan emosi, serta semakin rendah nilai religiusitas maka

akan semakin rendah pula nilai kematangan emosi.

2. Tingkat religiusitas sebagian besar Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014

berada pada kategori sedang.

3. Tingkat kematangan emosi sebagian besar Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan

2014 berada pada kategori sedang.

SARAN

1. Bagi Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2014

Para mahasiswa diharapkan agar tetap menjaga serta meningkatkan nilai-nilai

religiusitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan

perkuliahan maupun di lingkungan lainnya.

2. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama

agar dapat mempertimbangkan hal-hal berikut:

Page 36: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

27

Menambah data dalam penelitian dengan melakukan observasi serta wawancara

intensif dengan partisipan dalam penelitian.

Meneliti dengan subjek penelitian yang berbedadari sebelumnya baik dari segi

usia atau latar belakang pendidikan dan pekerjaan.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

28

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad & Sholeh. (2005). Psikologi perkembangan. Jakarta: Rinela Cipta.

Asrori, M. & Ali, M. (2008). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Azwar, S. (2008).Penyusunan skala psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012).Penyusunan skala psikologi (Edisi kedua).Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, S. (2010).Metodologi penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J.A. (2011). Kamus lengkap psikologi.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dister, N. S. (1988). Psikologi agama. Yogyakarta: Kanisius.

Haryono. (1996). Kematangan emosi, pemikiran moral, dan kenakalan remaja.

Semarang: FIP-IKIP Semarang.

Hendropuspito, D. (1990). Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Hurlock, E. (1999). Psikologi perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. (2002). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Laturiuw, N.B. (2009). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan

kematangan emosi pada remaja akhir. (Skripsi). Salatiga. Universitas Kristen

Satya Wacana.

Mangunwijaya, Y. B. (1986). Menumbuhkan sikap religiusitas Anak. Jakarta: Gramedia

Monks, F. J. (1991). Psikologi perkembangan dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada Pres.

Rahayu, S. (2008). Hubungan Antara Religiusitas dengan Kematangan Emosi Pada

Siswa SMU Institut Indonesia I Yogyakarta. (Skripsi). Diunduh pada 4Juni 2016,

dari http://digilib.uin-suka.ac.id/.

Rizki T, M. I. (2011).Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Kecenderungan Perilaku

Self- Injury Pada Remaja. Skripsi. Diunduh pada 4Juni 2016,

darihttp://repository.uinjkt.ac.id.

Sarwono, S. (2003). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo.

Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Kanisius.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMATANGAN …...kecenderungan pada agama. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana diketahui, agama adalah pedoman hidup

29

Trisnawati, L. (2010). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Konformitas

Terhadap Perilaku Negatif Pada Remaja Akhir Laki-Laki. (Skripsi). Salatiga.

Universitas Kristen Satya Wacana.

Utama, A. (2015). Hubungan antara religiusitas dengan toleransi agama di Salatiga.

(Skripsi). Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.