114
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh RAHMAT WAHYU HIMAWAN K 8404040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

  • Upload
    vohuong

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN MINAT BACA

DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

ILMU SOSIAL SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

Skripsi

Oleh

RAHMAT WAHYU HIMAWAN

K 8404040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

2

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN MINAT BACA

DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI

ILMU SOSIAL SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2008/2009

Oleh

RAHMAT WAHYU HIMAWAN

K 8404040

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

3

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 8 Januari 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.HM.Haryono,M.Si Dra.Hj.Siti Rochani,CH.M.Pd

NIP.19510101 198103 1 005 NIP.19540213 198003 2 001

Page 4: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

4

PENGESAHAN

Skripsi ini telah di pertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 8 Januari 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H.MH.Sukarno M,Pd ...............................

Sekretaris : Drs. Slamet Subagya M,Pd ................................

Anggota I : Drs.HM.Haryono,M.Si ...............................

Anggota II : Dra.Hj.Siti Rochani,CH.M.Pd ...............................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah,M.Pd

NIP.19600727 198702 1 001

Page 5: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

5

ABSTRAK

Rahmat Wahyu Himawan. HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Januari 2010.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara : 1). Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa 2). Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa 3). Pola Asuh Orang Tua dan Minat Baca Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Penelitian ini menggunakan metode deskripstif kuantitatif korelasional. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI Ilmu Sosial Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 sejumlah 197 siswa, dengan jumlah sampel yang diambil adalah 40 siswa. Sampel diambil dengan teknik cluster sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik korelasional dengan teknik regresi linier ganda dengan bantuan komputer seri program statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua (X1) dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y), dengan rx1y = 0,387 dan p < 0,050 yaitu 0,013 < 0,050 , sehingga hipothesis pertama, “ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar sosiologi siswa”, dapat diterima. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat baca (X2) dengan prestasi belajar sosiologi siswa (Y), dengan rx2 y = 0,306 dan p < 0,15 yaitu 0,052 < 0,15 sehingga hipothesis kedua diterima “ada hubungan positif yang cukup signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar sosiologi siswa”,. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua (X1) dan minat baca siswa (X2) secara bersama-sama dengan prestasi belajar sosiologi siswa (Y), dengan rx1x2 y = 0,544, dan F = 7,760, p < 0,050 yaitu 0,002 < 0,050 sehingga hipothesis ketiga “ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dan minat baca dengan prestasi belajar sosiologi siswa”, diterima.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

6

ABSTRACT

Rahmat Wahyu Himawan. THE CORRELATION BETWEEN PARENTING AND STUDENT’S READING INTEREST ON THE STUDENT’S ACHIEVEMENT OF SOCIOLOGY SUBJECT AT THE ELEVENTH GRADE OF SOCIAL PROGRAM IN AL ISLAM 1 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2008/2009. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. January 2010.

This research is aimed at knowing there is significant correlation between:

1). Parenting and student’s achievement of sociology subject 2). Reading interest and student’s achievement of sociology subject 3). Parenting and student’s reading interest on student’s achievement of sociology subject at the eleventh grade of social program in Al-Islam 1 Surakarta in the academic year 2008/2009.

Descriptive quantitative correlation method is used in this research. The population of this research is the eleventh grade of social program in Al-Islam 1 Surakarta in the academic year 2008/2009, it consist of 197 students. The sample uses in this research is 40 students. Cluster random sampling is used to get the sample. Technique of collecting data in this research uses questionnaire and documentation. Technique of analyzing the data uses correlation statistic analysis with multiple linier regressions by using statistic series program (SPS 2000) from Sutrisno Hadi and Yuni Pamardiningsih.

Based on the result of this research, there is a positive correlation between parenting (X1) and student’s achievement of sociology subject (Y), rx1y = 0,387 and p < 0,050 it is 0,013 < 0,050, so, the first hypothesis is “there is a positive correlation between Parenting and student’s achievement of sociology subject”, it is significant. There is a positive correlation between reading interest (X2) and student’s achievement of sociology subject (Y), rx2y = 0,306 and p < 0,15 it is 0,052 < 0,015, so, the second hypothesis is significant “there is a positive correlation between reading interest and student’s achievement of sociology subject”. There is a positive correlation between parenting (X1) and reading interest (X2) on student’s achievement of sociology subject (Y), rx1x2y = 0,544, and F = 7,760, p < 0,50 is 0,002 < 0,050, so, the third hypothesis is “there is a positive correlation between parenting and reading interest on student’s achievement of sociology subject”, it is significant.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

7

MOTTO

” Kekuatan sebenarnya dari buku adalah untuk menjerat pikiran agar melakukan

pemikirannya sendiri”

( Christoper Morley )

” Didiklah anakmu,maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan

mendatangkan suka cita kepadamu”

( Henry N Siahaan )

”Barangsiapa menginginkan dunia maka ia harus dengan ilmu,barangsiapa

menginginkan akhirat maka ia harus dengan ilmu dan barangsiapa menginginkan

keduanya maka harus dengan ilmu ”

( HR.Umar Ibnu Abdul Aziz)

Page 8: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

8

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya yang tidak seberapa ini

sebagai bagian kecil ungkapan rasa terima

kasihku untuk :

v Ayah dan Ibu tercinta atas do’a,cinta kasih

dan sayang,dorongan,serta perhatiannya

selama ini

v Kakakku tersayang yang selalu membantu

v Adikku tercinta atas dorongan dan doanya.

v Saudara dan keluargaku.

v Sahabat-sahabatku,yang selalu

mendukung,membantu dalam persahabatan

yang erat

v Almamater yang kubanggakan .

Page 9: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari

berbagai pihak selama persiapan, pelaksanaan sampai akhir penyelesaian skripsi

ini. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang

muncul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah,M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UNS.

2. Drs.Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FKIP UNS.

3. Drs.H MH. Sukarno,M.Pd, Ketua Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

FKIP UNS.

4. Drs.HM Haryono,M.Si Pembimbing I sekaligus merangkap sebagai

Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan

dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra.Hj.Siti Rochani,CH.M.Pd Pembimbing II yang telah banyak memberikan

bantuan,bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs.Riyanto, Kepala Sekolah SMA Al-Islam 1 Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Ahsannudin,S.Pd, wakasek kurikulum yang telah membantu memberikan dan

mempersiapkan data-data yang dibutuhkan penulis.

8. Dra.Diniyah, guru BK yang telah membantu dalam menyebarkan angket

penelitian untuk masing-masing siswa kelas XI Sos I sampai dengan kelas XI

Sos 5.

9. Dra. Dwi Wahyuni, guru kelas XI yang telah membantu dalam perolehan data

penelitian.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

10

10. Bpk/Ibu dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Walaupun disadari skripsi ini masih banyak kekurangan, namun

diharapkan bisa bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia

pragmatika. Terima kasih.

Surakarta, 8 Januari 2010

Penulis

Page 11: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

11

DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... i

PENGAJUAN ............................................................................................... ii

PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 10

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar........................................... 11

a. Pengertian Prestasi................................................................ 11

b. Pengertian Belajar................................................................. 12

c. Pengertian Prestasi Belajar.................................................... 13

d. Ciri-ciri Belajar..................................................................... 14

e. Fungsi Prestasi Belajar......................................................... 16

f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar........... 17

Page 12: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

12

g. Cara Mengukur Prestasi Belajar.......................................... 25

2. Tinjauan Tentang Minat Baca................................................... 26

a. Pengertian Minat Baca........................................................ 26

b. Pentingnya Minat Baca....................................................... 31

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca................. 34

d. Unsur-unsur Minat Baca..................................................... 35

e. Usaha Yang Menumbuhkan Minat Baca............................ 38

f. Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Baca.................................................................................... 40

g. Teknik-teknik Meningkatkan Minat Baca......................... 42

h. Cara Mengukur Minat Baca.............................................. 44

3. Tinjauan Tentang Pola Asuh Orang Tua................................ 45

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua..................................... 45

b. Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua........................................ 46

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh

Tertentu............................................................................. 49

d. Cara Mengukur Pola Asuh Orang Tua............................. 52

B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 52

C. Perumusan Hipothesis .................................................................... 55

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 56

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 56

1. Tempat Penelitian ...................................................................... 56

2. Waktu Penelitian ........................................................................ 56

B. Macam-macam Variabel .............................................................. 56

C. Metode Penelitian ......................................................................... 57

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 60

1. Populasi .................................................................. .................. 60

2. Sampel...................................................... ................................. 60

E. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 62

F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 63

1. Metode Dokumentasi.................................................................. 63

Page 13: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

13

2. Metode Angket........................................................................... 64

G. Teknik Analisis Data...................................................................... 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................. 75

A. Deskripsi Data ............................................................................. 75

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data........................................... 79

C. Pengujian Hipothesis ................................................................... 84

D. Kesimpulan Pengujian Hipothesis ................................................ 87

E. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................. 89

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................... 92

A. Kesimpulan ................................................................................. 92

B. Implikasi ...................................................................................... 92

C. Saran ............................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95

LAMPIRAN.................................................................................................... 98

CURRICULUM VITAE................................................................................ 161

Page 14: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi.................................................... 56

Tabel 2. Penghitungan Jumlah Sampel Penelitian............................................... 61

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi Siswa.................. 75

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pola Asuh Orang Tua...................... 77

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Angket Minat Baca Siswa........................... 78

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y)................... 80

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Pola Asuh Orang Tua (X1).................................. 71

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Minat Baca Siswa (X2)........................................ 52

Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Linearitas X1 Terhadap Y.......................... 83

Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Linearitas X2 Terhadap Y........................ 83

Tabel 11. Matriks Interkorelasional Analisis Regresi........................................... 84

Tabel 12. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial..................................................... 86

Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Model Penuh................................. 86

Tabel 14. Perbandingan Bobot Prediktor-Model Penuh....................................... 87

Page 15: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir Tentang Hubungan Variabel

Independent Dengan Variabel Dependent...................................... 55

Gambar 2. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Siswa (Y).......................... 76

Gambar 3. Grafik Histogram Pola Asuh Orang Tua (X1).................................. 77

Gambar 4. Grafik Histogram Minat Baca Siswa (X2)........................................ 79

Page 16: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat hubungannya

dengan pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan

kebudayaan kepada generasi selanjutnya, tetapi harus dapat mengembangkan

kualitas manusianya sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh

melalui upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar

generasi muda dapat berkembang secara optimal sesuai dengan hak dan

dukungan serta lingkungan sesuai dengan potensinya. Dengan pendidikan

inilah dapat melahirkan generasi penerus yang dijiwai nilai sosial, nilai

budaya, nilai religius dan nilai kepribadian bangsa.

Pendidikan merupakan proses yang menimbulkan terjadinya suatu

perubahan atau pembaharuan tingkah laku. Melalui pendidikan siswa di

sekolah diharapkan dapat mencapai perkembangan optimal, sehingga nantinya

dapat ditunjukkan dengan tercapainya suatu prestasi pendidikan yang baik.

Hal ini dapat dilihat dari nilai raport yang dicapai siswa. Prestasi pendidikan

dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemampuan siswa, karena

tidak semua memiliki situasi belajar yang sama. Proses pendidikan merupakan

hal yang kompleks, siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya proses

belajar tersebut. Dalam belajar siswa menghadapi masalah secara intern

maupun ekstern. Jika siswa tidak bisa mengatasi maka siswa tersebut tidak

dapat belajar dengan baik sehingga prestasi pendidikan rendah.

Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan

yang dapat mengubah tingkah laku siswa berkembang menjadi lebih baik dan

lebih terarah. Keberhasilan pendidikan tidak hanya sekedar ditentukan oleh

pendidikan di lingkungan sekolah, tetapi diperlukan kerjasama yang baik

antara pendidikan keluarga, sekolah dan pendidikan di masyarakat. Diantara

tiga tempat pendidikan ini, keluargalah merupakan pendidik yang pertama dan

utama, karena kesibukan yang dilakukan keluarga, maka keluarga

1

Page 17: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

17

menyerahkan pendidikan anak kepada sekolah. Disinilah peranan keluarga dan

sekolah dalam menyalurkan fungsi pendidikan kepada anak-anak, sehingga

pendidikan yang dilakukan di sekolah maupun di dalam keluarga berperan

memberikan bimbingan belajar, baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh

orang tua kepada siswa merupakan faktor penting yang dapat mengarahkan

anak pada kehidupan yang akan datang.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi siswa dalam belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang meliputi aspek

fisiologis, misalnya kesehatan tonus yaitu kesehatan mata dan telinga,

sedangkan aspek psikologis, misalnya intelegensi, sikap, minat, bakat dan

motivasi. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu yang meliputi aspek

lingkungan sosial misalnya keluarga, termasuk didalamnya adalah orang tua,

masyarakat, lingkungan sekolah (teman sebaya, guru), media masa dan

sebagainya dan aspek lingkungan non sosial, seperti (sarana dan prasarana)

belajar, tempat belajar dan peralatan penunjang belajar.

Salah satu yang termasuk faktor eksternal yang berhubungan dengan

prestasi belajar siswa adalah pola asuh orang tua, mengingat orang tua adalah

lingkungan masyarakat yang terdekat yang berhubungan langsung dengan

anak dan sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama orang tua, maka

bentuk pola asuh orang tua sangat diperlukan anak dalam mengatasi kesulitan

hidupnya terutama yang berhubungan dengan prestasi belajarnya. Tanpa

dorongan dan rangsangan orang tua maka perkembangan dan prestasi belajar

anak akan terhambat dan menurun. Pola asuh orang tua juga dapat

mempengaruhi perilaku anak. Dalam interaksi keluarga, pola asuh orang tua

berperan dalam menanamkan dan memberitahukan kepada anak-anaknya

tentang nilai, norma, yang berlaku yang harus dimengerti, dipahami, bahkan

ditaati oleh anak.

Jenis pola asuh orang tua pada umumnya ada 3 macam, hal ini sesuai

dengan pendapat Hurlock alih bahasa Meitasari Tjandrasa (1999:205) yang

menyatakan “Orang tua dalam mengasuh anak-anaknya dapat menggunakan

Page 18: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

18

cara otoriter, liberal dan demokratis “. Dalam menanamkan nilai-nilai pada

anak masing-masing orang tua mempunyai metode yang berbeda-beda dalam

menerapkan pola asuh. Pola asuh orang tua merupakan faktor yang paling

banyak memberikan sumbangan dalam menentukan perkembangan

kepribadian anak. Oleh karena itu keberhasilan orang tua dalam mengasuh dan

mendidik anak tergantung dari bagaimana cara yang digunakan orang tua

dalam mengasuh anaknya. Dengan pola asuh orang tua yang demokratis anak

dapat belajar secara efektif yang akhirnya dapat mencapai prestasi belajar

yang baik. Dengan adanya pola asuh orang tua yang diterapkan dalam

keluarga secara tepat sangat berguna bagi anak sebagai upaya preventif agar

anak terhindar dari kesulitan belajar.

Minat merupakan masalah yang penting dalam pendidikan, terlebih

jika dikaitkan dengan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Minat pada diri

seseorang memberikan gambaran dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan.

Ada seseorang yang berminat pada suatu obyek, adapula seseorang yang

kurang berminat pada suatu obyek termasuk di dalamnya aktivitas membaca.

Dengan mengetahui minat seseorang maka dapat menentukan kegiatan apa

yang akan dipilih. Jadi minat antara yang satu dengan yang lain

menunjukkan perbedaan. Menurut Hurlock alih bahasa Meitasari Tjandrasa

(1999:205) menyatakan “Interest are sources of motivation which drive

people to do what they want to do when they are freee to choose”. Pendapat

tersebut dapat diartikan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka

bebas memilih. Sedangkan Muhibbin Syah (2003: 136) "Minat (interest)

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu". Dari batasan tersebut dapat dikatakan

bahwa minat adalah perasaan senang, ketertarikan dan keinginan untuk

memiliki suatu obyek yang diinginkan. Minat baca merupakan faktor

yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Kegiatan membaca merupakan

hal yang penting bagi siswa, karena dengan membaca siswa bisa

memperoleh ilmu pengetahuan dari bacaan yang di baca, selain itu

Page 19: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

19

siswa juga memperoleh ilmu pengetahuan yang didapat dari guru yang

memberi materi pelajaran di ruang kelas. Minat baca tumbuh dari kesadaran

siswa terhadap kebutuhan akan pentingya informasi untuk memperluas

pengetahuan, pembinaan minat baca merupakan hal yang sangat penting

dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. Pembinaan minat baca dapat

diwujudkan dalam pengadaan fasilitas perpustakaan, taman bacaan di

lingkungan sekolah, bedah buku dan pameran atau promosi buku terlebih

didukung dengan adanya sistem belajar mandiri, menjadikan minat baca

sebagai salah satu bentuk kemandirian siswa dalam belajar. Kegiatan

membaca bukan suatu kegiatan yang spontan dilakukan oleh siswa, akan tetapi

ada hubungannya dengan minat baca. Minat baca tumbuh dari masing-masing

individu atau siswa. Karena dengan adanya minat baca yang tinggi akan

meningkatkan kegemaran membaca pada diri siswa. Kurang adanya minat

baca membuat siswa tidak sanggup untuk membaca dengan baik. Kenyataan

ini akan menghalangi siswa dalam mempelajari materi pelajaran.

Membaca merupakan aktivitas berpikir yang kompleks, terdiri dari

sejumlah kegiatan untuk memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh

pengarang, menginterpretasikan konsep-konsep pengarang dan akhirnya

mengevaluasi konsep-konsep pengarang serta menyimpulkannya.

Kemampuan membaca setiap siswa berbeda-beda tergantung beberapa faktor

diantaranya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan fisik, keadaan emosi,

hubungan sosial seseorang, latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap,

aspirasi, dan kebutuhan-kebutuhan hidup seseorang dan sebagainya.

Pembinaan dan kemampuan membaca seseorang harus dimulai atas dasar

evaluasi terhadap kemampuan membaca individu yang bersangkutan, untuk

dapat melakukan kegiatan-kegiatan membaca yang lebih baik, maka pembaca

harus mampu menghubungkan dengan pengetahuan,faktor-faktor atau

informasi yang dimilikinya. Apabila siswa telah mempelajari sesuatu yang

baik maka siswa akan puas dengan hasil bacaannya, karena telah mencapai

tujuan dari membaca. Terpecahkannya masalah yang sedang dihadapi,

memperoleh fakta baru atau informasi baru, dan pengetahuan baru yang pada

Page 20: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

20

akhirnya siswa telah merasa memperoleh manfaat yang maksimal dari

bacaannya.

Ada perbedaan minat antara siswa yang satu dengan yang lainnya, ada

siswa yang berminat tinggi dan ada siswa yang berminat rendah, sehingga

aktivitas yang dilakukan berbeda pula tergantung tinggi rendahnya minat yang

ada pada diri siswa. Minat memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran dalam pengembangan potensi individu yang dapat mencapai

prestasi yang optimal, apabila didukung oleh adanya minat. Minat merupakan

sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan. Minat merupakan peran penting dalam kehidupan seseorang dan

mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Dengan demikian

minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk membaca, termasuk

penguasaan mata pelajaran Sosiologi pada siswa.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis memandang perlu untuk

mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Pola Asuh Orang Tua

dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu

Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas muncul berbagai masalah

yang perlu diidentifikasi, berbagai masalah tersebut menjadi pusat perhatian

peneliti untuk diteliti.

Masalah yang perlu diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bentuk pola asuh orang tua mempunyai peranan penting dalam

memberikan dorongan kepada anak untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Kesibukan orang tua yang tinggi dalam bekerja menyebabkan intensitas

perhatian orang tua kepada anak menurun, hal ini dapat menyebabkan

prestasi belajar anak turun.

3. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, sehingga

menyebabkan tingkat prestasi belajar yang berbeda-beda pula.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

21

4. Setiap siswa memiliki intensitas minat membaca yang berbeda-beda,

sehingga menyebabkan tingkat prestasi belajar yang berbeda-beda pula.

5. Siswa yang memiliki minat baca kurang memperoleh prestasi belajar yang

rendah di sekolah.

6. Prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi bisa tercermin dari kemauan

siswa dalam menerima pelajaran Sosiologi baik melalui penyampaian

maupun pemberian tugas.

7. Orang tua mempunyai peranan penting dalam memberikan bimbingan

pendidikan dan dorongan kepada anak untuk selalu membaca.

8. Masih banyak siswa sekolah yang memiliki kesadaran yang rendah

terhadap pentingnya membaca guna peningkatan prestasi belajar di

sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada hubungan antara pola asuh orang tua dan

minat baca dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA

Al-Islam 1 Surakarta. Dengan demikian masalah akan memiliki ruang lingkup

yang jelas dan terarah serta memudahkan dalam memilih hal-hal yang perlu di

kemukakan.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pola asuh orang tua merupakan bentuk atau cara yang digunakan oleh

orang tua dalam mendidik, mengasuh, serta membimbing, anaknya yang

dianggap paling sesuai dengan cita-citanya dalam mengantarkan anaknya

menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan negara yang

diwujudkan dalam berinteraksi dengan anaknya.

2. Minat baca adalah kecenderungan jiwa seseorang yang tertarik dan merasa

senang membaca, sehingga berkeinginan untuk melakukan aktivitas

membaca yaitu suatu aktivitas kompleks fisik dan mental dalam

memahami bahasa tulis.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

22

3. Prestasi belajar Sosiologi adalah penilaian kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang

mencerminkan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran Sosiologi.

D. Perumusan Masalah

Sebelum mengemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini,

perlu terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian arti masalah itu

sendiri.” Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk

memecahkan masalah harus dapat dirasakan sebagai tantangan yang mesti

dilalui (tentang jalan mengatasinya) apabila kita akan berjalan terus masalah

akan menampakkan diri sebagai rintangan “.(Winarno Surakhmad, 2004:34).

Dari penjelasan di atas mengenai pengertian masalah dapat diketahui

bahwa seorang peneliti diharapkan terpusat pada suatu permasalahan dan

harus mampu mengkaji dan menjawab permasalahan tersebut. Sesuai dengan

judul dan latar belakang masalah yang telah diutarakan, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua

dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-

Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ?.

2. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara Minat Baca dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1

Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ?.

3. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua

dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu

Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin penulis capai adalah :

1. Mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara Pola

Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu

Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

23

2. Mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara Minat

Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA

Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

3. Mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara Pola

Asuh Orang Tua dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa

Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan mempunyai manfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan

prestasi belajar anak di sekolah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang

diangkat.

c. Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah dan memperkaya wawasan serta ilmu pengetahuan

khususnya bidang ilmu pendidikan, psikologi, dan sosiologi keluarga.

d. Untuk menambah referensi bacaan bagi penulis maupun pembaca

selain dari bangku perkuliahan dan buku.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada anak didik.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan kepada guru untuk selalu memperhatikan

perkembangan anak didiknya karena di sekolah merupakan tempat

berkembangnya anak yang kedua setelah keluarga serta dengan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

24

berbagai usaha pendidikan yang memperhatikan kondisi anak sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar.

c. Bagi Orang Tua

1) Menjadikan bahan masukan bagi para orang tua untuk memberikan

perhatian, pengawasan, dan bimbingan yang terarah kepada anak

agar dapat menumbuhkan semangat kesadaran minat baca guna

peningkatan prestasi belajar di sekolahnya.

2) Sebagai bahan referensi dalam memilih cara pola asuh yang tepat

dan benar di dalam keluarga dalam rangka mendidik anak agar

lebih berprestasi di bidang akademis maupun non akademis.

d. Bagi Perguruan Tinggi

1) Hasil penelitian ini diharapkan menambah referensi bacaan bagi

rekan-rekan mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang akan melaksanakan penelitian sejenis.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada

Universitas Sebelas Maret Surakarta agar memperhatikan minat

baca mahasiswa, dengan memperbaiki fasilitas membaca di

perpustakaan agar mahasiswa lebih tertarik pada aktivitas

membaca.

e. Bagi Pemerintah / Depdikbud

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada

pemerintah agar memberikan pengarahan kepada instansi terkait

mengenai pentingnya minat baca pada siswa yang dapat membantu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pemerintah

agar mengarahkan instansi terkait untuk memberitahukan pada

masyarakat tentang pentingnya pola asuh orang tua yang pada

anak dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Mata Pelajaran Sosiologi di sekolah khususnya di Sekolah Menengah

Atas (SMA) dapat berhasil dengan baik dan maksimal bila didasari oleh minat

dari dalam siswa itu sendiri serta didukung oleh bagaimana penerapan bentuk

atau pola asuh orang tua dari masing-masing orang tua siswa itu dalam

keluarga.

Berbagai faktor dapat mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah (2003:132). “

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar”. Faktor Internal yaitu faktor dari

dalam diri individu yang meliputi aspek fisiologis, misalnya kesehatan tonus

yaitu kesehatan mata dan telinga, sedangkan aspek psikologis, misalnya

intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi. Faktor eksternal yaitu faktor dari

luar individu yang meliputi aspek lingkungan sosial misalnya keluarga,

termasuk di dalamnya adalah orang tua, masyarakat,lingkungan sekolah

(teman sebaya, guru), media masa dan sebagainya dan aspek lingkungan non

sosial, misalnya bangunan fisik rumah, bangunan fisik sekolah, fasilitas

(sarana dan prasarana) belajar, tempat belajar, peralatan belajar dan alam.

Sedangkan faktor pendekatan belajar meliputi pendekatan tinggi, sedang dan

rendah.

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka untuk mencapai

pemecahan masalah perlu dikaji teori-teori yang relevan dan memiliki

hubungan dengan pokok permasalahan. Sebagai landasan dan dasar pemikiran

dengan permasalahan tersebut. Adapun kajian teori yang relevan dengan

variabel-variabel yang sedang diteliti di dalam penelitian ini meliputi pola

asuh orang tua, minat baca, dan prestasi belajar anak.

10

Page 26: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

26

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a) Pengertian Prestasi

Pendidikan merupakan salah satu wadah untuk mencapai prestasi,

meskipun dalam mencapai prestasi tidak harus dalam bidang pendidikan.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Prestasi

juga dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai. Hasil yang telah

dicapai oleh siswa tersebut, bisa prestasi dalam bidang akademik maupun

prestasi non akademik. Prestasi akademik berupa hasil ujian akhir

semester atau Ujian Akhir Nasional (UAN), dimana siswa yang memiliki

prestasi di sekolahnya akan merasa bangga dengan prestasi yang

diraihnya. Menurut WS. Winkel (2004:162), mengungkapkan “Prestasi

adalah suatu bukti keterampilan yang telah dicapai pendapat diatas

menjelaskan bahwa prestasi merupakan indikator yang dapat diketahui

secara jelas dan nyata sebagai suatu hasil usaha dari kegiatan yang telah

dilaksanakan “. Zainal Arifin (1991:3) menyatakan “ Prestasi adalah

kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan

suatu hal “. Sedangkan Nanang Fatah (1996:27) “Prestasi itu berupa

tingkah laku yang diarahkan pada tercapainya standart of excellently, yaitu

seseorang yang memiliki need dan achievement tinggi selalu mempunyai

pola pikir tertentu ketika merencanakan untuk melakukan sesuatu”.

Prestasi adalah ”hasil yang telah dicapai siswa dalam belajar” (Saifuddin

Azwar 2000: 13). Pendapat tersebut diperkuat oleh Winkel yang

menyatakan ” prestasi harus menampakkan hasil belajar ” (Winkel,

2004:460). Sehingga dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui

bahwa prestasi bukan hanya prestasi belajar dari hasil belajar yang telah

dicapai siswa namun juga prestasi dalam bekerja dengan memperoleh

hasil dari bekerja dengan ulet. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah hasil dari upaya yang telah dilakukan seseorang dapat berupa

prestasi belajar atau prestasi bekerja.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa pengertian prestasi mengandung unsur:

Page 27: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

27

(1) Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang.

(2) Hasil usaha dari proses yang telah dilakukan seseorang.

(3) Prestasi dapat dicapai dengan belajar dan bekerja.

b) Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu hal yang penting dari keseluruhan

proses pendidikan, karena belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses

tersebut. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami oleh siswa

sebagai anak didik. Belajar akan membawa perubahan dalam diri yang

belajar baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku. Menurut

Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkungannya“. Sedangkan menurut Ngalim

Purwanto (2002:85) “ Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku

yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dimana perubahan terjadi

relatif mantap serta menyangkut kepribadian fisik maupun psikis“. Sumadi

Suryabrata (2002: 232) menyatakan “Belajar itu membawa perubahan

(dalam arti behavioral changes, aktual maupun konseputal), bahwa

perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan dari kecakapan baru,

bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)”. Menurut

Muhibbin Syah (2003: 92) “Belajar dapat ditanggapi sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif”. Menurut Sardiman AM (2001: 28) bahwa “Belajar sebagai

upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan jiwa raga

untuk menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya menyangkut unsur

cipta, rasa, karsa dan ranah afektif, kognitif dan psikomotorik”. Pada

intinya belajar adalah perubahan tingkah laku individu dari hasil

pengalaman dengan lingkungan.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

28

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa pengertian

belajar mengandung unsur :

(1) Adanya suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.

(2) Perubahan tersebut nantinya akan mempengaruhi pola pikir individu

dalam berbuat dan bertindak.

(3) Perubahan yang diharapkan adalah perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketangkasan, keterampilan, kecakapan, kebiasaan

maupun sikap mental sehari-hari.

(4) Hasil penilaian tersebut akan memberikan gambaran mengenai hasil

dari perubahan.

c) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa merupakan hasil usaha siswa dalam

belajarnya, prestasi tersebut dapat mengukur seberapa tinggi hasil dari

belajar siswa yang dapat merubah dirinya dengan kecakapan baru, latihan,

dan pengalaman. Dalam pembahasan lebih lanjut, dan untuk memperkuat

pendapat tersebut, maka akan dijelaskan pengertian prestasi belajar dengan

mengutip berbagai pendapat dari para ahli. Prestasi belajar menurut

Pendapat Ruslan A .Gani (1986:18) mengemukakan :

“ Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dituntut dalam belajar sedikitnya menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dengan demikian prestasi belajar harus mencerminkan sekurang-kurangnya tiga aspek tersebut“.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa

prestasi belajar merupakan suatu tingkah laku yang berbeda yang menuju

ke arah yang lebih baik.

Prestasi belajar menurut Mochtar Buchori (1995:94)“ Prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil

belajarnya baik berupa angka-angka atau huruf serta tindakan yang

mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing siswa dalam

perilaku tertentu“. Pendapat tersebut dapat diartikan prestasi belajar

sebagai proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, yang berupa

angka, huruf, atau tindakan yang tercermin dalam hasil yang telah

Page 29: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

29

dicapainya. Pendapat lain diungkapkan Sutratinah Tirtonegoro (1994:43)

bahwa “ Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, atau huruf yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode

tertentu “. Prestasi belajar dinyatakan dalam simbol angka atau huruf

dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat

disimpulkan pengertian prestasi belajar mengandung unsur :

(1) Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah

melakukan kegiatan dan diadakan evaluasi yang meliputi segi-segi

kognitif, afektif dan psikomotorik.

(2) Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka atau

huruf dalam periode tertentu.

(3) Perubahan tingkah laku bisa terjadi karena adanya kecakapan baru

atau kemampuan yang diperoleh seseorang bukan karena adanya

proses pertumbuhan melainkan karena adanya kegiatan belajar.

d) Ciri-Ciri Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan, namun tidak setiap

perubahan yang terjadi dalam individu merupakan hasil dari proses

belajar. Suatu perubahan dapat dikatakan sebagai suatu proses belajar

apabila memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Slameto (2003:3) ciri-ciri

proses belajar adalah :

1) Perubahan yang terjadi secara sadar. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. 3) Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif. 4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan ciri-ciri belajar tersebut di atas, untuk lebih jelasnya

akan penulis uraikan satu-persatu sebagai berikut :

Page 30: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

30

1) Perubahan terjadi secara sadar.

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan yang

terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut

timbul karena adanya usaha yang dilakukan individu tersebut.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara

berkesinambungan atau terjadi secara terus menerus. Perubahan yang

terjadi bersifat dinamis, artinya perubahan yang dialami akan

mengakibatkan perubahan-perubahan yang lainnya, hal ini akan

berguna bagi proses belajar yang selanjutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif

Perubahan dalam belajar akan terjadi secara terus-menerus, siswa yang

aktif belajar akan memperoleh manfaat dari buku yang dibacanya.

Semakin banyak siswa membaca, maka siswa tersebut akan mengalami

perubahan dalam hidupnya menuju ke hal yang lebih baik, yaitu

mencapai prestasi yang maksimal. Dalam perbuatan belajar perubahan-

perubahan tersebut senantiasa bertambah dan menuju pada sesuatu

yang lebih baik daripada sebelumnya. Sehingga semakin banyak

kegiatan belajar yang dilakukan, makin banyak dan makin baik

perubahan yang akan diperoleh.

4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

Hasil dari proses belajar adalah terjadinya suatu perubahan. Perubahan

yang terjadi sebagai akibat belajar tidak bersifat sementara waktu

tetapi bersifat permanen atau tetap. Kecakapan yang diperoleh dari

belajar tidak akan hilang begitu saja tetapi akan terus dimiliki dan akan

berkembang apabila terus digunakan dan dilatih.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

Perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan adanya tujuan yang

akan dicapai, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk

mencapai tujuan. Tujuan tersebut nantinya dapat bermanfaat bagi

dirinya maupun orang lain. Dalam mencapai tujuan yang diharapkan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

31

individu harus berusaha semaksimal mungkin dalam belajarnya agar

nantinya dapat mencapai perubahan yang diinginkannya yaitu

perubahan dalam tingkah laku maupun perubahan yang lainnya.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang dialami seseorang setelah melalui proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, sedangkan perubahan

meliputi sikap, keterampilan, pengetahuan dan lain sebagainya.

Perubahan-perubahan itu nantinya akan berpengaruh dalam pola hidup

individu yang bersangkutan, perubahan tersebut mencakup

keseluruhan tingkah laku dalam dirinya.

e) Fungsi prestasi belajar bagi siswa

Prestasi belajar memiliki peranan serta fungsi yang penting bagi

siswa yang berada di bangku sekolah. Hal ini terjadi karena prestasi

belajar mempunyai beberapa fungsi utama. Menurut Zainal Arifin

(1990:3) menguraikan fungsi utama prestasi belajar tersebut antara lain :

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dengan inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

32

Dilihat dari fungsi prestasi belajar sebagaimana yang telah dijelaskan

di atas, maka betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar anak didik,

baik secara perseorangan maupun secara kelompok,prestasi belajar tidak

diperoleh secara perorangan maupun secara kelompok namun mencakup

keseluruhan berhasil tidaknya proses belajar mengajar tersebut.

f) Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Seseorang mengalami proses belajar, agar berhasil sesuai dengan

tujuannya maka, perlu kiranya untuk memperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil prestasi belajar tersebut. Dalam belajar ada berbagai

macam faktor-faktor yang mempengaruhi hasil prestasi belajar. Faktor-

faktor tersebut tentunya bertujuan untuk memberi motivasi terhadap siswa

agar selalu belajar. Menurut pendapat Slameto (2003:54) Faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1) Faktor Intern ( dari dalam ) meliputi : a) Faktor Jasmaniah meliputi :

(1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh

b) Faktor Psikologis meliputi : (1) Intelegensi (2) Perhatian (3) Minat (4) Bakat (5) Motif (6) Kematangan (7) Kesiapan

c) Faktor Kelelahan 2) Faktor Ekstern ( dari luar ) meliputi :

a) Faktor Keluarga, yaitu : (1) Cara orang tua mendidik (2) Relasi antar anggota keluarga (3) Suasana rumah (4) Keadaan ekonomi keluarga (5) Pengertian orang tua (6) Latar belakang kebudayaan

b) Faktor Sekolah, yaitu : (1) Metode mengajar (2) Kurikulum (3) Relasi guru dengan siswa (4) Disiplin sekolah

Page 33: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

33

c) Faktor Masyarakat, yaitu : (1) Kegiatan siswa dalam masyarakat (2) Bentuk kehidupan masyarakat

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut,

agar lebih jelas akan penulis uraikan sebagai berikut :

1) Faktor Intern

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, yang terdiri dari dua

faktor :

a) Faktor Jasmaniah

(1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau

gangguan-gangguan fungsi alat inderanya serta alat tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjaga dengan mengindahkan

ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,tidur,

makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

(2) Cacat tubuh

Cacat tubuh merupakan sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau

badan. Cacat dapat berupa buta sebagian, atau gangguan

penglihatan sebagian, gangguan pendengaran, patah kaki, patah

tangan, dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi

belajar siswa, siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu.

Jika hal ini terjadi, hendaknya siswa belajar pada lembaga

pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu khusus agar

dapat terhindar atau mengurangi pengaruh dari kecacatannya

itu.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

34

b) Faktor Psikologis

Dalam faktor psikologis, terdapat tujuh faktor yang

mempengaruhi belajar, faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapai dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui

atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara afektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi juga merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan

seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan kehendaknya dengan

cara tertentu. Tingkat intelegensi memiliki peran yang sangat

penting dalam mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.

Siswa yang memiliki sifat intelegensi tinggi akan berhasil

prestasinya daripada yang mempunyai intelegensi yang rendah.

b) Perhatian

Siswa agar mendapat hasil belajar yang baik, maka

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka

timbul kebosanan, sehingga ia tidak suka belajar lagi. Agar

siswa dapat belajar dengan baik, maka usahakanlah bahan

pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan

pelajaran itu sesuai dengan hobinya.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai

dengan rasa senang. Minat mempunyai pengaruh yang besar

terhadap belajar, karena bila bidang studi yang dipelajari tidak

sesuai denang minat siswa, maka siswa tersebut tidak akan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

35

belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik

baginya. Siswa merasa segan untuk belajar karena ia tidak

memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bidang studi yang

menarik siswa akan lebih mudah untuk dipelajari dan

dipahami.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan yang berasal dari dalam diri

untuk melakukan sesuatu, yang hanya dengan sedikit

rangsangan atau motivasi dapat berkembang dengan baik.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang

nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil pelajaran

akan lebih baik karena senang belajar dan pasti selanjutnya

akan lebih giat dalam belajarnya.

e) Motif

Dalam proses belajar harus diperhatikan motivasi yang

dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik,

mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan

atau menunjang belajar. Motif di atas dapat juga ditanamkan

pada diri siswa dengan cara memberikan latihan yang

dipengaruhi oleh lingkungan.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan kakinya

sudah siap berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap

untuk menulis dan lain-lain.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk merespon atau

mereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan

Page 36: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

36

juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan

berarti kesiapan untuk melaksanakan kesiapan. Kesiapan ini

perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa

belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan

lebih baik.

h) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk

dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani

terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam

tubuh. Kelelahan rohani dapat terlihat dengan adanya kelesuan

dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu itu hilang.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dijabarkan bahwa

kelelahan dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat

belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi

kelelahan dan selalu menjaga kondisi kesehatan tubuhnya.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar di

kelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

a) Faktor Keluarga

(1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya, besar pengaruhnya

terhadap semangat belajar anaknya. Hal ini karena keluarga

adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua

yang mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang, kesabaran,

pengertian, dan perhatian kemungkinan besar akan berhasil

dalam mendidik anaknya. Kebebasan yang diberikan kepada

anak-anaknya dalam bergaul serta dorongan-dorongan yang

Page 37: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

37

positif dalam perkembangan anak, akan membawa dampak

yang positif dalam kehidupan anak. Akan tetapi perlu digaris

bawahi bahwa kebebasan bergaul tersebut merupakan

kebebasan bergaul yang bertanggung jawab. Bertanggung

jawab artinya bahwa anak diberi kebebasan bergaul dengan

siapapun akan tetapi mampu bertanggung jawab terhadap diri

sendiri dan bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk

baginya. Sedangkan orang tua yang otoriter atau kurang

perhatian dan kasih sayangnya kepada anak dan tidak memberi

contoh-contoh yang baik kepada anak-anaknya maka orang tua

tersebut tidak akan berhasil dalam mendidik anak-anaknya

kecuali kesadaran dan kedewasaan dari anak-anaknya itu

sendiri.

(2) Relasi antar anggota keluarga.

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dan

saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut

mempengaruhi belajar anak. Pada saat anak sedang belajar

sebaiknya keluarga memberikan suasana yang kondusif dan

tidak mengganggu anak yang sedang belajar. Apabila anak

tidak paham dengan bacaan atau buku-buku yang sedang ia

pelajari, maka anggota keluarga yang lain siap memberi

penjelasan jika anak bertanya.

(3) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga, pada saat anak

belajar. Situasi rumah yang harmonis dan nyaman membuat

anak betah tinggal dan belajar dirumah,sehingga dengan

suasana rumah yang nyaman anak bisa konsentrasi dalam

belajarnya. Suasana rumah ini dibutuhkan tempat yang baik,

Page 38: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

38

damai, tenang dan membangkitkan motivasi untuk belajar

siswa.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

belajar anak. Anak yang belajar selain harus terpenuhi

kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar

seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku

dan lain-lain.

(5) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu didorong atau dimotivasi dan diberi

perhatian dari orang tua. Bila anak sedang belajar sebaiknya

jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah, terkadang anak

menjadi lemah semangat dan kewajiban orang tua harus

memberi motivasi dan perhatian juga pengertian.

(6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Karena itu, perlu

ditanamkan kebiasaan yang baik kepada anak untuk belajar.

Latar belakang kebudayaan juga dapat mempengaruhi belajar

anak. Sebab, latar belakang kebudayaan juga berpengaruh

terhadap watak dan sikap anak yang berbeda-beda.

3) Faktor Sekolah

a) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui di dalam proses belajar-mengajar. Mengajar itu sendiri

adalah menyajikan bahan pelajaran oleh guru untuk siswanya agar

siswa itu dapat menerima, menguasai dan mengembangkannya.

Metode belajar tertentu yang telah diterapkan oleh guru diharapkan

mampu memotivasi siswa untuk lebih giat belajar tanpa adanya

rasa mudah jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar

maupun belajar di rumah.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

39

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian adalah menyajikan

bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Dahulu masih menggunakan

kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) sedangkan sekarang

menggunakan Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan).Kurikulum yang berubah-ubah dapat mempengaruhi

belajar siswa, dan siswa dituntut untuk aktif dalam berlangsungya

proses belajar-mengajar selain mendapatkan bahan atau materi dari

guru.

c) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

Proses tersebut dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu

sendiri. Relasi guru dengan siswa yang berjalan dengan baik sangat

mempengaruhi berhasilnya proses belajar-mengajar di dalam kelas

maupun di luar kelas. Kerjasama antar guru dan siswa sangat

diharapkan karena dengan adanya relasi yang baik antara keduanya

dapat menghasilkan suatu proses belajar-mengajar.

d) Relasi siswa dengan siswa.

Terkadang siswa juga mempunyai sifat atau tingkah laku

yang kurang menyenangkan bagi siswa lainnya, mempunyai rasa

rendah diri atau sedang mengalami tekanan batin akan diasingkan

dari kelompok teman-temannya akibatnya makin memperparah dan

merasa terganggu belajarnya.

e) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa

di dalam sekolah maupun belajarnya. Kedisiplinan sekolah

mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan

tata tertib siswa di dalam mengikuti pelajaran. Misalnya siswa

yang terlambat masuk kelas diberi sanksi kredit. Sistem kredit ini

Page 40: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

40

diberikan oleh pihak sekolah yang ditangani oleh guru BK

(Bimbingan Konseling) yang telah ditunjuk khusus untuk

menangani siswa yang bermasalah di sekolah. Siswa yang skor

kreditnya sudah sampai batas yang telah ditentukan maka siswa

tersebut akan diberi sanksi mulai dari pemberian skorsing (tidak

boleh mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu) hingga

dikeluarkan oleh pihak sekolah jika masalah yang dibuatnya fatal.

4) Faktor Masyarakat.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

dirinya, akan tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan

masyarakat terlalu banyak, misal berorganisasi, kegiatan sosial,

keagamaan, maka prestasi siswa dapat menurun.

b) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang

yang tidak terpelajar akan berpengaruh tidak baik kepada anak

yang berada di sekitarnya, jadi perlu untuk mengusahakan

lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh positif

terhadap anak sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

g) Cara Mengukur Prestasi Belajar

Seberapa jauh kemampuan yang telah diperoleh siswa dapat

dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diukur melalui

evaluasi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:232) ”Evaluasi berarti

sebagai proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti

obyek, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan atau hal lain, berdasarkan

kriteria tertentu melalui penilaian ”. Sedangkan Menurut Oemar Hamalik

(1999:259) ” Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang

pengumpulan dan penafsiran informal untuk menilai (assess) keputusan-

keputusan yang dibuat dalam merancang sesuatu sistem pengajaran”.

Berdasarkan pendapat di atas evaluasi belajar diselenggarakan melalui

Page 41: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

41

tes. Cara melakukan evaluasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah

penyampaian materi.

Evaluasi yang diberikan pada siswa ada berbagai macam

jenisnya. Muhibbin Syah (2003:143) menyebutkan berbagai macam dari

yang sederhana sampai yang kompleks, antara lain :

1) Pretest dan post test. Pretest dilakukan secara rutin pada setiap memulai materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi pengetahuan siswa mengenai bahan yang disajikan. Evaluasi ini berlangsung singkat dan sering tidak memerlukan instrumen tertulis. Postest dilakukan pada setiap akhir penyajian materi dengan tujuan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas terhadap materi yang telah diajarkan.

2) Evaluasi prasyarat Evaluasi ini hampir sama dengan pretest dengan tujuan untuk mengidentifikasikan penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3) Evaluasi diagnostik Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

4) Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran dengan tujuan memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yaitu mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial atau perbaikan.

5) Evaluasi sumatif. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

2. Tinjauan Tentang Minat Baca

a. Pengertian Minat Baca

Minat yang terdapat pada setiap individu berbeda-beda . Minat

pada diri seseorang memberikan gambaran dalam kegiatannya untuk

mencapai tujuan. W.S Winkel (2004:188) “Minat diartikan sebagai

kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang

Page 42: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

42

studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi

itu “ Menurut Hilgard dalam Slameto (2003:57) memberi rumusan tentang

minat adalah sebagai berikut “ is persisting tendency to pay attention to an

enjoy some activity or content “ Bahwa minat adalah kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan,

diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Sedangkan

Muhibbin Syah (2003:136) menyatakan “Minat (interest ) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu”. Pendapat lain diungkapkan Slameto (2003:180) “

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh “. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.

Minat seseorang dapat menentukan kegiatan apa yang akan

dipilih. Jadi minat antara yang satu dengan yang lain menunjukkan

perbedaan. Sebagaimana pendapat Sardiman AM (2001:74) yang

memberikan pengertian minat sebagai berikut :

” Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada suatu obyek (biasanya disertai dengan perasaan senang ), karena itu merasa ada kepentingan dengan obyek tersebut ”.

Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bernard yang dikutip oleh Sardiman AM (2001:74)

mengungkapkan “ Minat timbul tidak secara tiba-tiba / spontan melainkan

timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar

atau bekerja “. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat Marksheffel

yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal (2001:192) memberikan pendapatnya

mengenai minat adalah sebagai berikut :

Page 43: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

43

1) Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk dan diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.

2) Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak.

3) Secara sempit, minat itu di asosiasikan dengan keadaan sosial seseorang dan emosi seseorang.

4) Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan atau tabiat manusia.

Minat juga dapat muncul karena adanya rasa keingintahuan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Weber yang dikutip oleh Muhibbin Syah

(2003:136) “ Minat bergantung pada banyak faktor internal lainnya seperti

pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan “.

Sedangkan pendapat Kartini Kartono (1990:182) memberikan pengertian

“Minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara

intensif kepada satu obyek yang dianggap penting. Minat ini erat berkaitan

dengan kepribadian, dan selalu mengandung unsur afektif / perasaan,

kognitif, dan kemauan “.

Berdasarkan berbagai definisi tentang minat di atas dapat

disimpulkan bahwa pengertian minat mengandung unsur:

(1) Adaya kecenderungan tertarik atau senang terhadap sesuatu.

(2) Minat dapat dibentuk, dipelajari dan dikembangkan, sehingga minat

bukan merupakan pembawaan.

(3) Minat dapat timbul karena adanya kebiasaan.

Secara ideal seorang anak harus mempunyai minat untuk sesuatu agar

ia belajar dengan sungguh-sungguh. Besar kecilnya minat akan sangat

berpengaruh pada sikap seseorang terhadap suatu aktivitas. Begitu pula

dalam hal membaca. Orang sebagai hobi atau bagian dari kesibukannya

sehari-hari. Bagi para siswa, minat membaca merupakan suatu sikap yang

sangat dibutuhkan anak mereka dalam belajar. Dengan minat baca pada

diri siswa kemungkinan akan dapat memotivasi mereka untuk belajar

mandiri sehingga dapat membantunya untuk meraih prestasi belajar yang

maksimal.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

44

Kegiatan membaca dapat memperkaya pengetahuan seseorang,

secara sederhana pengertian membaca yang di definisikan oleh Joko D.

Muktiono (2003: ) “Sebagai proses mengambil makna dari bahasa tulis“.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Nurhadi ( 1995:340 )

sebagai berikut “Membaca adalah mengindentifikasikan simbol-simbol

dan mengasosiasikannya dengan makna “. Membaca juga dapat

diterjemahkan sebagai proses mengidentifikasi dan komperehensi yang

menelusuri pesan yang disampaikan melalui sistem bahasa tulis.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan memahami sebuah tulisan.

Mulyono Abdurrohman (1999:200) memberikan pengertian mengenai

hakikat membaca sebagai berikut :

” Membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup memahami bacaan ”.

Dengan membaca seseorang akan mendapatkan pengertian-

pengertian baru, menambah pengetahuan, mendapatkan ide-ide baru,

memperluas pandangan. Sehingga nantinya mereka memiliki kecerdasan

dan peradaban yang tinggi yang berguna bagi dirinya dan berguna bagi

dirinya sendiri dan orang lain. Sebagaimana pendapat beberapa ahli yang

memberikan definisi membaca dengan difokuskan pada fungsi membaca.

Menurut Mortimer J Adler yang dikutip oleh Prana D. Wijaya & Ahmad

S. Harjasujana (1996:3) membuat definisi membaca “ Adalah sebagai alat

utama yang harus dimiliki orang yang menghendaki kehidupan yang

baik“. Pengertian lain tentang definisi membaca yang diungkapkan oleh

Roger Farr dalam Prana D. Wijaya & Ahmad S. Harjasujana (1996:3)

“Memandang kegiatan membaca sebagai jantungnya pendidikan lebih

jelas lagi membaca itu bisa diumpamakan urat nadinya pendidikan, ini

berarti bahwa tak ada kegiatan mendidik tanpa ada membaca “.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

45

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian membaca mengandung unsur :

(1) Merupakan aktivitas fisik dan mental dalam memahami bahasa tulis.

(2) Aktivitas fisik dalam membaca berhubungan dengan indera

penglihatan.

(3) Aktivitas mental dalam membaca mencakup ingatan dan

pemahaman.

Siswa yang gemar membaca dapat memperlancar kegiatan belajar

dan meningkatkan prestasi belajarnya, oleh karena itu pengajar perlu

membimbing siswa agar gemar untuk membaca. Menurut pendapat

Suyatmi (1996:2) menyatakan “Minat membaca adalah suatu keadaan

yang muncul akibat adanya keinginan yang besar untuk melakukan

kegiatan membaca didasari oleh rasa keinginan yang besar dari dirinya

maupun dari luar dirinya“. Kebiasaan membaca dapat membantu

seseorang memperoleh informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari

dan untuk efektivitas bagi kelancaran dan peningkatan prestasi serta

menjadi kemampuan dasar yang sangat penting artinya demi kemajuan

masyarakat dan individu.

Kegemaran membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya,

melainkan harus ditumbuhkan melalui proses belajar. Oleh karena itu,

untuk mengembangkan minat baca, siswa dibimbing agar tidak merasakan

belajar sebagai suatu kewajiban melainkan sebagai suatu kebutuhan.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat

membaca adalah suatu keadaan yang muncul akibat adanya keinginan

yang besar untuk melakukan kegiatan membaca dan untuk mencapai suatu

tujuan. Pada dasarnya minat baca antara individu satu dengan yang lainnya

berbeda-beda. Berbagai hasil penyelidikan empiris menunjukkan bahwa di

hampir semua jenis sekolah, motif membaca adalah sebagai hiburan dan

sebagai media informasi .

Page 46: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

46

Berdasarkan berbagai definisi tentang minat dan membaca tersebut

di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat membaca

mengandung unsur:

(1) Ketertarikan dan rasa senang pada aktivitas membaca.

(2) Adanya kepuasan tersendiri setelah melakukan aktivitas membaca.

(3) Timbulnya minat baca bisa terjadi karena adanya kebiasaan

membaca.

(4) Adanya pemahaman terhadap suatu bacaan.

(5) Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai setelah melakukan

aktivitas membaca.

Minat membaca siswa terbagi menjadi dua yaitu minat membaca

spontan dan minat membaca terpola. Minat membaca spontan yaitu

kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan atau inisiatif spontan

siswa sendiri tanpa dorongan atau perintah pihak luar. Sedangkan yang

dimaksud dengan membaca terpola adalah kegiatan membaca yang terjadi

karena faktor dari luar, seperti perintah dari guru.

b. Pentingnya Minat Baca

Minat merupakan sumber motivasi yang menyebabkan individu itu

berhubungan secara aktif dengan segala sesuatu yang menarik

perhatiannya. Minat seseorang ditunjukkan oleh perilaku atau sikapnya

sehingga dapat dikatakan bahwa semua perilaku dipengaruhi oleh minat.

Menurut pendapat Hurlock yang dikutip oleh Meitasari (1999:114 -116)

pentingnya minat adalah sebagai berikut :

1) Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni

seseorang.

2) Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak.

3) Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.

Agar lebih jelasnya akan penulis uraikan pengertian dari masing-

masing pentingnya minat tersebut :

1) Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni

seseorang.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

47

Seseorang akan gemar membaca apabila aktivitas tersebut

didasari adanya minat atau ketertarikan. Adanya minat untuk membaca

tersebut akan menimbulkan kegiatan membaca dengan perasaan

senang, apabila ia melakukan aktivitas membaca. Perasaan senang ini

yang akhirnya membuat kegiatan membaca bukan menjadi beban

namun merupakan aktivitas yang menggembirakan. Hal ini

menjadikan mereka lebih mudah dalam mempelajari materi yang

dibacanya.

2) Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak

Adanya membaca, maka seseorang dapat membuka wawasan

dan pengetahuan yang mendukung tercapainya aspirasi yang

diinginkan. Bentuk dan aspirasi anak berkembang dengan baik, jika

anak tersebut memiliki minat yang tinggi terhadap belajarnya, terutama

dalam hal minat baca dan minat yang ia miliki. Dengan banyak

membaca, anak memperolah ilmu pengetahuan dan wawasan yang

baru, terkadang anak juga dapat mengembangkan aspirasi-aspirasi

yang ada dari buku atau referensi yang ia baca dan dapat mengerti

serta memahami isi bacaan dan dapat mencapai tujuan yang ia

harapkan.

3) Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar

Seseorang memiliki minat membaca yang tinggi cenderung

memiliki motivasi yang kuat untuk belajar, sehingga akan lebih mudah

meraih prestasi yang tinggi. Seseorang memiliki minat yang tinggi

untuk belajar, karena ia menyadari tanpa adanya minat terhadap

sesuatu terutama buku-buku atau referensi yang harus ia pelajari, maka

ia akan merasa kesulitan dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu,

seseorang yang memiliki minat yang tinggi terhadap minat bacaan

merupakan sumber motivasi yang kuat untuk memahami atau belajar

tentang hal yang ia sukai atau minati. Seseorang yang tidak memiliki

minat yang tinggi terhadap sesuatu hal ( dalam hal ini belajar ), maka

ia akan sulit untuk berubah dan mencapai prestasi yang lebih baik.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

48

Frekuensi membaca yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan

siswa, serhingga hal ini mempengaruhi kematangan daya pikirnya. Oleh

karena itu kegiatan membaca digunakan sebagai sarana untuk

meningkatkan pengetahuan bagi siswa, jalan untuk mengumpulkan data-

data, dapat membandingkan sumber-sumber, dan untuk

mengorganisasikan pengetahuan. Menurut Mangunhardjo (1994:25) ada

beberapa manfaat apabila seseorang memiliki minat untuk membaca,

antara lain :

1) Adanya minat membaca, maka cara gaya dan sikap menjadi dipercaya. Makin mampu melihat kemungkinan dan pilihan serta dapat bertindak dengan pemikiran lebih matang.

2) Adanya minat membaca, maka budi kita akan dilatih bekerja karenanya dipertajam dan berfungsi makin baik.

3) Adanya minat membaca, maka ilmu pengetahuan kita bertambah karena pandangan kita diperluas dan dijernihkan.

Agar lebih jelasnya akan penulis uraikan hal-hal tersebut diatas

sebagai berikut :

1) Adanya membaca, maka cara gaya dan sikap dapat dipercaya.

Seringnya kita membaca, maka kita akan mengalami perubahan

dalam cara bergaya maupun dalam sikap kita sehari-hari. Hal ini

terjadi, karena wawasan kita luas sehingga kita bisa meningkatkan

kepercayaan kepada orang lain, dan kita mampu memilih hal yang

positif bagi kebaikan kita sendiri.

2) Dengan membaca, maka budi kita akan dilatih bekerja karenanya

dipertajam dan lebih baik. Kegemaran membaca dengan rasa

senang, akan sangat mendukung kita untuk lebih suka membaca

buku-buku yang nantinya bermanfaat bagi diri kita sendiri.

Kegemaran membaca buku-buku dapat meningkatkan cara berfikir

dalam menghadapi persoalan kehidupan masyarakat. Jika buku

yang kita baca positif, maka dapat melatih budi kita untuk

bertindak yang baik dalam masyarakat.

3) Adanya minat membaca, maka ilmu pengetahuan kita bertambah

karena pandangan kita diperluas dan dijernihkan. Banyak membaca

Page 49: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

49

buku-buku atau referensi, maka kita akan mendapatkan

pengetahuan atau informasi yang baru. Apabila kita mampu

menelaah isi buku yang dibaca dengan baik dan bisa menjalankan

sesuai yang diinginkan oleh penulis, maka kita akan lebih mudah

dalam bertindak di dalam kehidupan masyarakat.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

Menumbuhkan minat siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang mempengaruhi minat. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh jika

dalam diri siswa memiliki kondisi yang baik. Menurut Dimyati Mahmud

(1990:69) “Minat seseorang dipengaruhi oleh keadaan jasmaninya, status

mental, perasaan, dan lingkungan sosialnya “.

Berdasarkan pendapat tersebut faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi minat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Lingkungan Sosial

Timbulnya minat sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di

sekitarnya. Lingkungan itu dapat berupa lingkungan pergaulan,

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman belajar

dan lingkungan sekitarnya yang dapat membuat siswa berminat

terhadap suatu bacaan. Minat membaca akan muncul apabila

lingkungan yang ada di sekitar individu mendukungnya. Misal,

lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam membantu

menumbuhkan minat membaca dengan cara menyediakan buku dan

fasilitas belajar lainnya.

2) Perasaan

Perasaan seseorang kadang tidak stabil. Perubahan perasaan seseorang

juga sangat berpengaruh terhadap munculnya minat untuk melakukan

aktivitas. Seseorang akan berminat membaca manakala perasaannya

senang atau gembira. Sebaliknya, seseorang yang perasaannya benci,

bosan, atau sedih tidak akan menarik perhatian atau minat terhadap

suatu hal atau aktivitas termasuk membaca.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

50

3) Status Mental

Status mental seseorang berhubungan dengan keadaan batinnya.

Aktivitas membaca seseorang membutuhkan suasana yang tenteram,

tenang dan damai serta tidak terbebani batinnya. Karena dengan

keadaan tersebut orang akan tertarik sehingga menimbulkan minat

untuk membaca. Sebaliknya, jika kondisi seseorang kacau atau

ketakutan menyebabkan seseorang tersebut tidak memiliki ketertarikan

ataupun minat untuk membaca.

4) Keadaan Jasmani

Keadaan jasmani mempunyai pengaruh dalam melakukan aktivitas

atau kegiatan. Seseorang akan memiliki minat untuk membaca apabila

keadaan jasmaninya sehat. Sebaliknya, apabila seseorang dalam

keadaan jasmani yang sakit, ia akan malas melakukan sesuatu

kegiatan, termasuk kegiatan membaca karena jasmaninya lemah.

d. Unsur-Unsur Minat Baca

Unsur-unsur minat menyangkut 5 (lima) aspek kegiatan psikis

yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan bertalian yang

tidak dapat dipisahkan. Aspek-aspek tersebut antara lain : perhatian,

kemauan, kesadaran, motivasi,dan perasaan senang.

1) Motivasi

Motivasi erat kaitannya dengan minat. Motivasi adalah proses

membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat.

Seseorang memiliki minat terhadap bidang tertentu cenderung tertarik

perhatiannya dan dengan timbul motivasi untuk mempelajari bidang

tersebut. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang

mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap

dan perilaku individu belajar. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh

Oemar Hamalik (1992:173) “ Motivasi adalah suatu perubahan energi

di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan

reaksi untuk mencapai. “ Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Page 51: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

51

Dimyati & Mujiono (2002:42) bahwa “ Motivasi adalah tenaga yang

menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.”

Menurut Gleitman dalam Muhibbin Syah (2003:136)“ Pengertian

dasar motivasi adalah keadaan internal organisme ( baik hewan

maupun manusia ) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.“ Dalam

pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer untuk

bertingkah laku secara terarah).

Motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya

terhadap suatu kegiatan, demikian halnya dengan kegiatan membaca.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal

maupun eksternal akan menyebabkan seseorang kurang bersemangat

dalam melakukan suatu kegiatan.

2) Perasaan Senang

Seseorang yang merasa senang biasanya langsung menghayati

apakah suatu obyek baginya berharga / bernilai atau tidak. Bila obyek

itu dihayati sebagai sesuatu yang berharga, maka timbullah perasaan

senang. Perasaan senang merupakan salah satu komponen dalam

bersikap positif terhadap belajar, sikap positif dan perasaan senang

meruoakan salah satu komponen dalam bersikap positif terhadap

belajar, sikap positif dan perasaan senang itu memberikan semangat

dan energi batin untuk berusaha semaksimal mungkin.

Demikian halnya dengan siswa yang mempunyai minat baca,

siswa tersebut akan merasa senang dan berantusias untuk melakukan

aktivitas membaca.

3) Kemauan

Kemauan merupakan dorongan keinginan pada setiap manusia

untuk membentuk dan merealisasikan diri, dalam pengertian ,

mengembangkan segenap bakat, dan kemampuannya serta

meningkatkan taraf kehidupan. Menurut pendapat Kartini Kartono

(1990:104) “ Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada

tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. “

Page 52: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

52

“Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat.

Kemauan seseorang timbul karena adanya (i) keinginan yang kuat

untuk mencapai tujuan. (ii) pengetahuan tentang cara memperoleh

tujuan. (iii) energi dan kecerdasan, dan (iv) pengeluaran energi yang

tepat untuk mencapai tujuan.” (Dimyati & Mujiono 2002:90)

Apabila seseorang sudah menetapkan satu keputusan tentang

minatnya untuk dikerjakan, maka timbul kemampuan pada diri

seseorang untuk bertindak dan melaksanakan keputusan itu. Seorang

siswa yang ingin memperoleh prestasi yang diinginkannya akan

berusaha mengembangkan kemampuannya dan hal ini dapat diperoleh

dengan membaca. Dengan adanya minat baca akan menimbulkan

kemauan dalam diri siswa tersebut untuk melaksanakan aktivitas

membaca untuk memperoleh tujuan yang hendak dicapainya.

4) Perhatian

Perhatian erat kaitannya dengan minat individu. Bila individu

telah mempunyai minat terhadap suatu objek, maka terhadap objek itu

biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu

timbul. Menurut Gazali dalam Slameto (2003:56) “ Perhatian adalah

keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu obyek (benda/hal atau sekumpulan objek)”. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Bimo Walgito (2004:98) mengenai perhatian

adalah sebagai berikut :

” Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Kalau individu sedang memperhatikan suatu benda misalnya, ini berarti bahwa seluruh aktivitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada benda tersebut ”.

Menurut Kartini Kartono (1990:111) “ Perhatian itu merupakan

reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang meyebabkan

bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran

terhadap satu obyek “.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

53

Dengan demikian minat yang ada pada individu menimbulkan

perhatian individu tersebut untuk melakukan kegiatan yang dapat

mendukung minatnya. Seperti halnya dengan siswa yang mempunyai

minat baca sangat besar akan menjadikan kegiatan membaca sebagai

obyek kegiatan yang menjadi perhatiannya. Semakin tinggi minat

terhadap buku bacaan maka semakin tinggi pula perhatiannya dalam

membaca.

5) Kesadaran

Seseorang disebut berminat terhadap suatu objek apabila orang

itu memiliki kesadaran. Dengan adanya kesadaran akan suatu

kebutuhan akan menimbulkan dorongan untuk bertindak, sehingga

kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Begitu pula pada individu yang

belajar. Mereka belajar dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan

kemampuan yang dimilikinya. Dengan kesadaran tersebut maka akan

dapat menumbuhkan minat individu tersebut untuk banyak membaca,

karena dengan banyak membaca akan dapat menambah wawasannya

serta memperluas pengetahuannya.

Tumbuhnya minat baca pada diri seseorang yang dilandasi

dengan penuh kesadaran akan tahu arti pentingnya membaca bagi

keberhasilan belajarnya. Menjadikan aktivitas membaca sebagai

kegiatan yang tak terpisahkan dari kesibukannya sehari-hari. Begitu

pula dengan minat baca yang ada pada diri peserta didik, minat baca

tumbuh sebagai akibat dari kesadaran mereka untuk meraih prestasi

belajar yang maksimal di sekolah

e. Usaha Yang Menumbuhkan Minat Baca Siswa

Kegiatan membaca di sekolah sangat erat hubungannya dengan

perpustakaan sekolah. Salah satu tugas guru pustakawan dalam rangka

memfungsikan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar adalah dengan

menumbuhkan minat baca siswa. Ada beberapa usaha yang dapat

dilakukan oleh guru pustakawan untuk menumbuhkan minat baca siswa

Page 54: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

54

sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim Bafadal (2001:203-

205).Usaha-usaha tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Memperkenalkan buku-buku. Pada cara ini guru pustakawan memperkenalkan buku-buku terutama yang tersedia di perpustakaan sekolah. Cara ini dapat dilakukan bekerja sama dengan guru-guru bidang studi. Selain guru bidang studi, guru pustakawan juga bisa secara langsung memperkenalkan buku-buku kepada murid-murid yang sedang mengunjungi perpustakaan sekolah. Dalam memperkenalkannya bisa secara kelompok, dalam arti murid-murid terlebih dahulu dikumpulkan kira-kira lima sampai sepuluh orang, dan setelah kumpul barulah buku-buku mulai diperkenalkan. Apabila buku-buku yang diperkenalkan tersedia di perpustakaan sekolah alangkah baiknya selain diperkenalkan secara lisan juga ditunjukkan bukunya.

2) Memperkenalkan riwayat hidup tokoh-tokoh. Untuk menumbuhkan minat baca siswa guru pustakawan dapat menjelaskan riwayat hidup tokoh-tokoh nasional dan internasional. Yang perlu ditekankan pada waktu memperkenalkan adalah kegigihan tokoh-tokoh tersebut dalam hal membaca, belajar mandiri untuk menambah pengetahuan hingga menjadi tokoh yang besar dan masyhur.

3) Memperkenalkan hasil-hasil karya sastrawan. Dalam memperkenalkan tokoh-tokoh khususnya sastrawan, guru pustakawan sambil menyebutkan hasil-hasil karyanya. Sastrawan-sastrawan Indonesia banyak sekali hasil-hasil karyanya dan semuanya dapat diperkenalkan kepada murid-murid satu-persatu sejak balai pustaka sampai dengan angkatan terakhir ini. Sekali lagi perlu ditekankan di sini bahwa berhasil atau tidaknya

menumbuhkan minat baca, baik dengan cara memperkenalkan buku-buku

riwayat hidup tokoh-tokoh terkenal, maupun hasil-hasil karya terbaik para

satrawan, tidak hanya bergantung kepada materi tetapi cara

penyampaiannya, bagaimana cara guru atau pustakawan berusaha

memberikan pesan khusus pada murid-murid, sehingga mereka tergugah

dalam mendorong hatinya untuk membaca buku-buku.

Cara lain untuk memperkenalkan buku perpustakaan di sekolah

juga bisa dilakukan melalui pameran buku. Hal ini sesuai dengan pendapat

Ibrahim Bafadal (2001:205) yang mengungkapkan “Terdapat usaha lain

sebagai pendekatan memperkenalkan buku-buku perpustakaan sekolah

Page 55: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

55

adalah dengan menyelenggarakan “ display “ dan “ pameran buku “.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

Display berarti mengatur buku-buku secara khusus yang lebih

menyolok dan menarik. Biasanya yang di “ display ” buku-buku baru,

dengan tujuan selain memperkenalkan buku-buku baru juga sebagai usaha

memberikan stimulus tertentu kepada murid-murid. Oleh sebab itu agar

kegiatan “display” ini benar-benar dapat merangsang murid-murid maka

buku-buku yang di “ display “ harus diatur sedemikian rupa dengan

kombinasi warna, tipuan sinar, artistik susunan, sehingga koleksi yang

biasa menjadi koleksi yang sangat menarik.

Pameran buku adalah kegiatan memvisualisasikan buku agar diketahui oleh murid-murid. Pameran buku ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan perpustakaan sekolah kepada murid-murid, guru-guru, dan anggota sekolah lainnya. Apabila pameran buku ini dijadikan sebagai pendekatan untuk memperkenalkan buku-buku, maka yang perlu mendapatkan perhatian adalah masalah tempat dan waktu. Tempat yang dipilih untuk kegiatan pameran harus tempat yang cukup luas, strategis, ramai, dan aman. Sedangkan waktunya harus sesuai dengan pengunjung. Biasanya pameran buku diselenggarakan pada hari-hari besar, seperti Hardiknas, Hari Kartini, Hari Buku Internasional, Hari Peringatan Ulang Tahun Sekolah, dan sebagainya.

f. Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Baca

Mengingat sedemikian besarnya peranan membaca dalam

kehidupan maupun dalam keberhasilan bagi pelajar maka sudah

seharusnya minat baca perlu ditumbuhkan sedini mungkin, karena usaha

ini tidak akan menuju sasaran jika tidak mendapatkan dukungan

lingkungan. Menurut Oemar Hamalik (1999:103) “ Lingkungan adalah

sesuatu dari sekitar yang bermakna atau memberikan pengaruh terhadap

individu baik positif ataupun negatif “. Dalam hal ini yang dimaksud

dengan lingkungan adalah keluarga, sekolah,dan masyarakat.

1) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan

pertama, artinya lingkungan keluarga memberikan andil yang cukup

tinggi dalam rangka menimbulkan minat baca. Motivasi dan dorongan

Page 56: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

56

dalam membaca tak jarang ditimbulkan oleh adanya kebiasaan dan

contoh dari keluarga. Dalam keluargalah minat dan kebiasaan dalam

membaca mulai disulut. Jika dalam sebuah keluarga tidak terdapat

teladan dalam kegiatan membaca dan mencintai buku, benih-benih

kecintaan membaca dalam diri anak-anak sulit untuk tumbuh subur,

Oleh karena itu seharusnya keluarga menciptakan iklim yang

menumbuhkan minat baca bagi anak, misalnya memberi keteladanan

membaca, melakukan pengawasan, memberi perhatian ketika anak

sedang membaca dan menyediakan buku / bacaan yang bermutu.

2) Lingkungan Masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat menentukan dalam rangka

menumbuhkan minat baca. Lingkungan ini turut memberikan pengaruh

melalui keadaan lingkungan masyarakat dan juga fasilitas-fasilitas

yang ada yang mendukung siswa untuk melakukan aktivitas membaca.

Akan tetapi sering dijumpai adanya hal yang negatif di lingkungan

masyarakat yang kurang menguntungkan bagi pelajar dalam

mengembangkan minat baca. Misalnya banyaknya bacaan yang kurang

bermutu, buku bacaan porno dan buku bacaan yang kurang sehat.

Untuk itu siswa seharusnya selektif dalam memilih fasilitas yang

disediakan masyarakat dalam rangka pengembangan minat baca.

3) Lingkungan Sekolah

Selain lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat,

sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang berkewajiban

secara moral untuk membina dan mendidik anak-anak dalam rangka

menumbuhkan minat baca. Peranan sekolah dalam membantu

mengembangkan minat baca bagi siswa yaitu dengan menyediakan

perpustakaan dengan koleksi buku-buku yang mendukung materi

pelajaran, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu gemar

membaca.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

57

g. Teknik-Teknik Meningkatkan Minat Baca

Berbagai teknik dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca

seperti apa yang diungkapkan oleh Joko D. Muktiono (2003:164-168),

teknik-teknik tersebut antara lain adalah :

1). Bacalah buku-buku hebat sepanjang masa 2). Bacalah buku tentang tokoh yang kita kagumi 3). Cobalah membaca buku yang sedang ramai dibicarakan 4). Perdalam mana yang kurang 5). Bereksperimenlah dengan minat baca kita 6). Jangan merasa kecil hati 7). Rencanakan jadwal membaca 8). Hadirilah acara-acara yang berkaitan dengan buku, seminar,

pameran, atau bursa buku murah 9). Jangan malas mengunjungi toko buku. 10). Jadilah anggota perpustakaan 11). Bacalah referensi buku-buku baru di berbagai penerbitan

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1). Bacalah buku-buku hebat sepanjang masa. Ada daftar panjang buku-

buku hebat yang dipercaya mempengaruhi banyak orang atau

menginspirasikan revolusi suatu negara atau bahkan mengubah dunia.

2). Bacalah buku tentang tokoh yang kita kagumi (jika tokoh tersebut

pernah menulis buku atau ditulis tentangnya dalam sebuah buku).

Wajar bila kita ingin mengetahui lebih banyak tentang jalan hidup,

karya atau pikiran dari tokoh-tokoh yang kita kagumi. Keingintahuan

inilah yang akan lebih memotivasi kita untuk membaca buku-buku.

3). Cobalah membaca buku yang sedang ramai dibicarakan. Bisa jadi

karena bukunya kontroversial, penulisnya wanita muda yang cantik

atau alasan lain karena film yang berdasar buku tersebut sedang

populer.

4). Perdalam mana yang kurang. Jika kita merasa kurang memahami satu

bidang, carilah buku-buku yang membahasnya dengan gamblang.

5). Bereksperimenlah dengan minat baca kita. Jika selama ini kita hanya

suka sekali-sekali membaca buku-buku ekonomi, mengapa sekali-kali

Page 58: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

58

tidak mencoba buku pengembangan diri ( self-improvement ). Siapa

tahu minat baca kita terpacu justru dengan buku-buku bertema lain.

6). Jangan merasa kecil hati jika hanya sanggup membaca novel-novel

fiksi belaka macam seri Wiro Sableng karya Bastian Tito, buku-buku

horor lokal karya Abdullah Harahap atau bahkan komik anak-anak.

Teruskan kesukaan tersebut.

7). Rencanakan jadwal membaca. Misalkan untuk bulan ini kita

merencanakan membaca buku-buku psikologi populer atau

pengembangan diri untuk meningkatkan semangat kita yang mulai

kendor. Bulan berikutnya kita ingin membaca karya sastra kontenporer

dunia. Jangan berhenti merencanakan meskipun misalnya kita jarang

bisa melaksanakan.

8). Hadirilah acara-acara yang berkaitan dengan buku, seminar, pameran,

atau bursa buku murah. Dalam acara-acara semacam itu bukan hanya

buku-buku yang akan kita temui, namun juga orang-orang yang gemar

akan buku. Perkenalan dan pembicaraan tentang buku dengan mereka

bisa jadi memberi kita informasi tambahan tentang buku dengan

mereka bisa jadi memberi kita informasi tambahan tentang buku-buku

dan meningkatkan minat kita sendiri untuk membaca.

9). Jangan malas mengunjungi toko buku. Barangkali ada satu atau dua

buku baru disana yang sangat penting bagi kebutuhan kita. Minat

membaca kita pun bisa jadi akan meningkat drastis melihat banyak

pilihan tema-tema yang menjadi perhatian kita, atau barangkali buku-

buku lainnya dengan gambar-gambar sampul yang terpampang

menghadap kita akan tampak menarik bila kita melihatnya dipajang di

toko buku.

10). Jadilah anggota perpustakaan. Meskipun kita sulit menemukan waktu

dan sering malas meluangkan waktu dan sering malas menyelesaikan

sebuah buku untuk dibaca, tetaplah berkunjung dan jika perlu

meminjam. Godaan membaca akan tinggi jika di sekitar kita selalu ada

buku-buku pilihan yang menanti dibaca.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

59

11). Bacalah referensi buku-buku baru di berbagai penerbitan (majalah,

tabloid, Koran dan lain-lain). Jangan pernah ketinggalan informasi

tentang buku-buku baru. Semakin sering kita melakukannya, semakin

banyak kita tahu buku-buku baru yang terbit. Dari sebagian yang

diresensi pasti ada yang menarik perhatian kita.

h. Cara-cara Mengukur Minat Baca

Minat baca yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat

langsung diketahui begitu saja. Untuk mengetahui minat seseorang

diperlukan suatu cara yang tepat. Munandir (1996: 45) menyatakan

bahwa cara yang digunakan untuk mengetahui minat adalah sebagai

berikut:

1) Menganalisa aktivitas yang ditunjukkan seseorang

2) Menanyakan secara langsung kepada orang yang bersangkutan

3) Menggunakan tes dari daftar minat.

Penjelasan dari pendapat di atas lebih jelasnya diuraikan sebagai

berikut:

1) Menganalisa aktivitas yang ditunjukkan seseorang.

Cara ini dilaksanakan dengan menggunakan catatan komulatif.

Artinya, apabila aktivitas membaca yang dilakukan atau banyak

dilakukan, maka menunjukkan orang tersebut memiliki minat

membaca.

2) Menanyakan langsung kepada orang yang bersangkutan

Cara semacam ini dilakukan dengan jalan bertanya langsung

kepada orang yang bersangkutan. Misalnya menanyakan apakah

siswa sangat berminat untuk membaca buku-buku Sosiologi. Cara

ini cukup mempunyai nilai atau bobot untuk dapat mengetahui

minat membaca siswa, meskipun jawaban yang diberikan mungkin

masih bersifat sementara saja.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

60

3) Menggunakan tes dari daftar minat

Cara ini pada umumnya digunakan untuk mengetahui minat baca

seseorang pada waktu tertentu. Diharapkan dengan cara seperti

ini,dapat diketahui seberapa besar minat baca seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada

tiga cara untuk mengetahui minat baca seseorang. Yang pertama dapat

diketahui dengan menganalisa aktivitas membacanya, yang kedua dengan

langsung bertanya pada seseorang yang bersangkutan dan yang terakhir

bisa juga diketahui dari daftar minat sebuah tes.

3. Tinjauan Tentang Pola Asuh Orang Tua

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama untuk anak

belajar berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan

perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam

keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah

satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam

pembentukan kepribadian adalah praktek dalam mengasuh anak. Orang tua

mempunyai berbagai macam fungsi salah satu diantaranya ialah mengasuh

putra-putrinya. Sebagai pengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang

tua sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar perilaku bagi anak-

anaknya. Sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua selalu dinilai dan ditiru

oleh anaknya yang kemudian semua ini secara sadar atau tidak sadar

diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Dalam

mengasuh anak-anaknya orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di

lingkungannya. Disamping itu orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap

tetentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putera-

puterinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada

anaknya.

Menurut Nanik Iswanti (2004:7) “Pola asuh adalah cara yang

digunakan orang tua dalam mendidik anak-anaknya yang dianggap paling

Page 61: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

61

sesuai dengan cita-citanya dalam menghantarkan anaknya menjadi anak

yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan negara“. Orang tua dalam

penelitian ini adalah ayah, ibu, atau yang bertanggung jawab dalam

perkembangan kepribadian anak. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1999:791) “Pola berarti cara kerja, bentuk (struktur

yang relatif tetap)” . Asuh atau mengasuh artinya menjaga (merawat,

membimbing, anak). Mengasuh juga membimbing pengertian

membimbing yang meliputi membantu dan melatih supaya dapat berdiri

sendiri.

Interaksi antara anak denagn orang tua adalah sangat penting,

dengan kata lain pola asuh orang tua akan mempengaruhi perilaku

anaknya. Dalam interaksi tersebut orang tua menanamkan dan

memberitahukan kepada anak-anaknya tentang nilai, norma, yang berlaku

yang harus dimengerti, dipahami, bahkan ditaati oleh anak.

Berdasarkan berbagai definisi tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa pengertian pola asuh orang tua mengandung unsur:

(1) Adanya upaya dari orang tua membimbing dan mendidik anak

menjadi anak yang berguna.

(2) Adanya upaya dari orang tua menanamkan nilai dan norma yang

berlaku sehingga harus dimengerti, dipahami dan ditaati oleh anak.

(3) Pola asuh orang tua yang baik dapat menghantarkan anak mencapai

cita-cita anak.

b. Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua merupakan faktor yang paling banyak

memberikan sumbangan dalam menentukan perkembangan kepribadian

anak. Oleh karena itu keberhasilan orang tua dalam mengasuh dan

mendidik anak tergantung dari bagaimana cara yang digunakan orang tua

dalam mengasuh anaknya. Menurut Hurlock alih bahasa Meitasari

Tjandrasa (1992:205) menyebutkan “Orang tua dalam mengasuh anak-

anaknya dapat menggunakan cara otoriter, liberal dan demokratis “. Dalam

menanamkan nilai-nilai pada anak masing-masing orang tua mempunyai

Page 62: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

62

metode dalam menerapkan bimbingan atau menerapkan pola asuh yang

berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya pola asuh tersebut dapat penulis

jelaskan sebagai berikut :

1) Pola Asuh Otoriter

Dalam pola asuh otoriter orang tua dianggap paling benar.

Menurut Suhartin (1980:72) “Otoriter adalah sikap mau menang

sendiri, sikap paling betul dalam mendidik “. Orang tua selalu

menggunakan teknik serba memerintah, akibatnya anak merasa rendah

diri. Karena sikap orang tua yang selalu mengatur menyebabkan anak

tidak dapat menentukan pilihan sesuai dengan keinginannya, dan

dalam pergaulan sehari-hari ia cenderung menyendiri.

Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter, memiliki ciri

sebagai berikut; kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih

sayang serta simpatik. Hal ini sesuai dengan pendapat Terry (Kartini

Kartono 1983:45) yang menyatakan “ Pendidikan keluarga otoriter

selalu didasarkan pada perintah-perintah dan tindakan yang sifatnya

memaksa “.Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai

mereka, serta mencoba membentuk tingkah laku sesuai dengan

tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak. Orang

tua tidak mendorong serta memberikan kesempatan kepada anak-anak

untuk mandiri dan jarang memberi pujian. Hak anak dibatasi tetapi

dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa. Contohnya orang tua

mengharuskan anak untuk menuruti segala perintahnya, jika melanggar

maka anak akan dihukum.

2) Pola asuh bersifat permisif / liberal (laissez faire)

Merupakan pola asuh yang dilaksanakan secara bebas. Menurut

Syamsul Yusuf (2002:52) “ Perilaku orang tua yang liberal memiliki

sikap “acceptance” yang tinggi namun kontrolnya rendah dan memberi

kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan dan keinginan “.

Pola percaya diri dan suka mendominasi. Contoh pola asuh yang

liberal yaitu orang tua memberi kebebasan pada anak dalam memilih

Page 63: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

63

teman, pakaian dan sekolah tanpa memberi pertimbangan terlebih

dahulu antara mana yang baik dan mana yang buruk mana yang pantas

dan mana yang tidak. Sedangkan menurut Suhartin (1980:72) “ Pola

asuh liberal merupakan suatu sikap masa bodoh, membiasakan anak

tanpa bimbingan sama sekali “. Orang tua mempunyai anggapan

tentang masa depan anak ditentukan oleh anak itu sendiri tanpa campur

tangan orang tua. Orang tua yang memliki pola asuh liberal

memberikan pada anak untuk berbuat sekehendaknya dan lemah dalam

melaksanakan disiplin pada anak, orang tua bersikap longgar atau

bebas, bimbingan terhadap anak cenderung kurang. Pola asuh ini

cenderung mengakibatkan anak melakukan perilaku menyimpang lebih

besar.

3) Pola Asuh Demokratis

Pola pendidikan demokratis merupakan sistem pendidikan yang

diterapkan di dalam keluarga dimana keputusan diambil bersama-

sama. Menurut Hurlock alih bahasa Meitasari Tjandrasa (1992:94) :

“Pola asuh demokratis ditandai ciri-ciri anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internalnya, anak diakui keberadaannya oleh orang tua, anak dilibatkan dalam mengambil keputusan. Orang tua memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak. Mereka selalu mendengarkan keluhan dan pendapat anak-anaknya “.

Orang tua dalam pola asuh ini berusaha menyeimbangkan

antara batas-batas yang jelas dan lingkungan rumah yang baik untuk

tumbuh. Serta memberi bimbingan tetapi tidak mengatur upaya

berprestasi mendapatkan dorongan dan pujian. Contoh pola asuh

demokratis yaitu anak diberi kebebasan dalam memilih sekolah namun

dengan pertimbangan-pertimbangan dari orang tua. Menurut Kartini

Kartono (1983:66) mengemukakan :

“ Dalam pola asuh secara demokratis dan rasional dimana anak akan berani bersikap tegas sesuai dengan tanggung jawabnya sendiri. Anak akan menolak bila sesuatu yang dihadapi tidak benar dan bukan tanggung jawabnya namun ia sadar dan bertanggung jawab bila memang sudah menjadi kewajibannya. Dalam pola

Page 64: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

64

pendidikan demokratis dapat menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri yang bertanggung jawab “.

Berdasarkan kedua pendapat di atas penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa pola asuh orang tua yang demokratis merupakan

bentuk pola asuh yang dapat menumbuhkan anak yang memiliki

kemampuan sosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Menggunakan Pola Asuh.

Anak yang baru lahir diibaratkan seperti kertas putih bersih yang

belum terdapat coretan, sehingga perlu diisi dengan berbagai pengalaman.

Dalam masa perkembangannya anak memerlukan bantuan dari orang

dewasa khususnya orang tua. Menurut Markum A. H (2004:49) “Orang

tua dalam mengasuh anaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

antara lain : budaya, agama, kepercayaan, dan kebiasaan masyarakat,

kepribadian orang tua dan pola asuh yang dialami orang tua dimasa kecil“.

Orang tua memiliki peranan yang besar dalam membimbing dan

mendidik anak-anaknya. Kegiatan ini dapat ditunjukkkan dari pola

mengasuh anak-anaknya. Orang tua dalam mengasuh anak-anaknya

dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Sedangkan menurut T.O Ihromi

(1999:54) :

“ Dalam mengasuh anak orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : menyamakan dengan pola asuh yang dipergunakan oleh orang tua mereka dulu, menyamakan pola asuh yang dianggap paling baik oleh masyarakat sekitarnya, usia dari orang tua, kursus-kursus konsep peranan orang tua, jenis kelamin anak, usia anak”.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa orang tua dalam mengasuh anak-anaknya

dipengaruhi oleh dua belas faktor antara lain : budaya, agama, pola asuh

yang dialami orang tua dimasa kecil dulu, kebiasaan dan kepercayaan, usia

orang tua, kursus-kursus, jenis kelamin orang tua, status sosial ekonomi,

konsep peranan orang tua, jenis kelamin anak, usia anak, kondisi anak.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

65

Faktor-faktor tersebut dapat penulis jelaskan satu-persatu sebagi berikut :

1) Budaya

Merupakan cara hidup masyarakat dimana individu tersebut tinggal.

Kebudayaan ini mempunyai aspek material (rumah, perlengkapan

hidup, dan hasil-hasil teknologi lainnya) dan aspek non material (nilai-

nilai, pandangan hidup, norma, adat-istiadat, dan sebagainya).

2) Agama

Orang tua dalam mengasuh anaknya biasanya dipengaruhi oleh ajaran

agama yang dianut, karena keyakina orang tua bahwa ajaran agama

yang dianutnya baik untuk diterapkan atau diajarkan pada anak-

anaknya.

3) Pola asuh yang dialami orang tua dimasa kecil

Bila orang tua menganggap bahwa pola asuh orang tua mereka yang

terbaik, maka ketika mempunyai anak mereka kembali memakai pola

asuh yang mereka terima. Sebaliknya, bila mereka menganggap bahwa

pola asuh orang tua mereka dahulu salah, biasanya mereka memakai

pola yang berbeda. Misalnya kalau dulu mereka mendapat pola yang

otoriter dari orang tua mereka, sekarang mereka menggunakan pola

yang demokratis atau permisif terhadap anak-anaknya.

4) Kebiasaan dan kepercayaan

Menyamakan pola asuh yang dianggap paling baik oleh masyarakat di

sekitarnya. Pilihan ini terutama dilakukan oleh orang tua yang usianya

masih muda dan kurang pengalaman. Mereka dipengaruhi oleh apa

yang dianggap baik oleh masyarakat sekitarnya daripada oleh

keyakinannya sendiri.

5) Usia Orang tua

Orang tua yang usianya masih muda cenderung untuk memilih pola

asuh yang demokratis atau permisif dibanding dengan mereka yang

sudah lanjut usia.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

66

6) Kursus-kursus

Orang dewasa yang telah mengikuti kursus persiapan perkawinan,

kursus kesejahteraan keluarga atau kursus pemeliharaan anak, akan

lebih mengerti tentang anak dan kebutuhan-kebutuhannya, sehingga

mereka cenderung untuk menggunakan pola asuh yang demokratis.

7) Jenis kelamin orang tua

Pada umumnya wanita lebih mengerti tentang anak oleh karena itu

wanita lebih demokratis terhadap anaknya dibandingkan dengan pria.

8) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi juga mempengaruhi orang tua dalam

menggunakan pola asuh mereka bagi anak-anaknya.

9) Konsep peranan orang tua

Konsep peranan orang tua. Orang tua yang tradisional cenderung lebih

menggunakan pola yang otoriter dibandingkan orang tua yang lebih

modern.

10) Jenis kelamin anak

Orang tua juga memberlakukan anak-anak mereka sesuai dengan jenis

kelaminnya, misalnya terhadap anak perempuan, mereka harus

menjaga lebih ketat sehingga menggunakan pola asuh yang otoriter,

sedang anak laki-laki cenderung lebih permisif atau demokratis, atau

mungkin juga sebaliknya.

11) Usia anak

Pada umumnya pola yang otoriter sering digunakan pada anak-anak

kecil, karena mereka belum mengerti secara pasti mana yang baik dan

mana yang buruk, mana yang salah dan mana yang benar, sehingga

orang tua kelihatan lebih sering memaksa atau menekan.

12) Kondisi anak

Bagi anak-anak yang agresif, lebih baik menggunakan pola asuh yang

otoriter, sedang anak-anak yang mudah merasa takut dan cemas lebih

cepat digunakan pola yang demokratis.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

67

d. Cara Mengukur Pola Asuh Orang Tua

Dalam penelitian ini variabel pola asuh orang tua akan diukur

dengan menggunakan angket. Namun sebelum angket disusun, harus

dibuat indikator-indikatornya, yaitu sebagai berikut :

1) Pola Asuh Otoriter

(a) memaksakan kehendak

(b) bersikap kaku dan keras

(c) tanpa ada konsultasi

2) Pola Asuh Permisif atau (Laissez Faire)

(a) kebebasan

(b) tidak ada aturan

(c) tidak ada kontrol

3) Pola Asuh Demokratis

(a) menerima pendapat, kritik dan saran

(b) bekerja sama

(c) mempertimbangkan keputusan

Setelah indikator-indikator terbentuk, maka selanjutnya setiap

indikator akan dijabarkan ke dalam item-item pertanyaan yang berfungsi

untuk mengukur variabel pola asuh orang tua.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan cara penalaran untuk dapat sampai

pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan dan juga

kerangka pemikiran adalah bagian (alur pemikiran yang logis dan sistematis)

untuk menggambarkan keterkaitan atau pengaruh antar variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini variabel yang akan dijelaskan adalah variabel independen

( variabel bebas) dan variabel dependen ( variabel terikat ).

Variabel tersebut diantaranya :

1. Pola Asuh Orang Tua (X1 ) ( variabel bebas I )

2. Minat Baca (X 2 ) (variabel bebas II )

3. Prestasi Belajar Sosiologi (Y) (variabel terikat)

Page 68: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

68

Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah tercapai dapat

dilakukan dengan melihat prestasi belajar yang diraih siswa. Prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan atau hasil yang dicapai seseorang dalam proses

berinteraksi dengan individu dan lingkungan yang dapat diketahui dari hasil

evaluasi yang telah dilaksanakan yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

angka. Dengan adanya evaluasi dapat diketahui kemampuan yang dimiliki

oleh siswa yang dilakukan melalui pengukuran baik berupa test maupun non

test. Semua siswa dan guru sebagai pengajar menginginkan tercapainya

prestasi belajar yang optimal. Karena prestasi belajar yang optimal merupakan

indikasi kelancaran dalam proses belajar mengajar.

Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat terlepas dari lingkungan.

Lingkungan yang banyak memberikan sumbangan dari kemungkinan terbesar

terhadap kemajuan belajar dan perkembangan anak adalah lingkungan

keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat yang paling mendasar

pertama dan utama dalam pendidikan anak. Faktor keluarga tersebut meliputi

pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam keluarga, perhatian orang tua,

bimbingan orang tua, keutuhan keluarga dan sebagainya. Dalam penelitian ini

Pola asuh orang tua (X1 ), sebagai variabel bebas diperkirakan memiliki

hubungan positif yang signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar mata

pelajaran sosiologi (Y) bagi siswa. Campur tangan orang tua seperti sikap

orang tua yang bisa menerima, mengarahkan, memperingatkan, menasehati,

memberikan dorongan serta menerapkan suatu bentuk atau pola asuh dalam

keluarga secara benar maka akan dapat memberikan pengaruh besar terhadap

tumbuh kembang anak untuk selalu berprestasi dalam bidangnya. Selain itu

sikap orang tua yang selalu menjaga hubungan orang tua dan anak juga

memberikan contoh yang baik kepada anak membuktikan bahwa orang tua

peduli dan memberikan harapan-harapan yang baik tentang masa depan dan

dapat memacu anak untuk lebih giat dalam belajar. Berbeda halnya jika orang

tua yang kurang atau tidak memperhatikan, orang tua acuh tak acuh

dimungkinkan terjadinya kesulitan dalam belajar yang menyebabkan prestasi

Page 69: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

69

belajar rendah. Orang tua turut bertanggung jawab atas kemajuan studi

anaknya.

Selain faktor keluarga yaitu bentuk atau pola asuh yang diterapkan

oleh orang tua dalam keluarga, ada juga faktor yang lain yang berhubungan

dengan proses belajar yaitu faktor intern yang ada di dalam diri anak berupa

Minat Baca. Minat Baca (X 2 ) sebagai variabel bebas diperkirakan

mempunyai hubungan positif yang signifikan dalam peningkatan prestasi

belajar mata pelajaran sosiologi (Y) bagi siswa. Prestasi belajar akan berjalan

lancar jika disertai dengan minat, sebab minat merupakan salah satu penentu

keberhasilan seseorang dalam berbagai kegiatan termasuk dalam kegiatan

membaca. Minat baca secara tidak langsung akan membangkitkan dan

menumbuhkan perhatian siswa pada suatu mata pelajaran tertentu, begitu pula

pada mata pelajaran Sosiologi. Adapun minat yang kuat dapat memungkinkan

pemusatan pikiran dan juga menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar.

Minat yang timbul antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Ada

siswa yang mempunyai minat yang tinggi, ada yang memiliki minat yang

rendah. Besarnya minat dapat ditentukan dari aktivitas yang dilakukan oleh

siswa. Demikian pula untuk mencapai prestasi belajar mata pelajaran

Sosiologi yang optimal dan memuaskan diperlukan adanya minat yang kuat

dari siswa terhadap mata pelajaran tersebut.

Pola asuh orang tua (X1 ) ,sebagai variabel bebas I dan minat baca

(X 2 ), sebagai variabel bebas II dimungkinkan memiliki hubungan positif

yang signifikan dalam peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi

(Y) bagi siswa. Dengan adanya pola asuh orang tua yang diterapkan dalam

keluarga secara tepat sangat berguna bagi anak sebagai upaya preventif agar

anak terhindar dari kesulitan belajar. Dengan adanya minat baca yang kuat

dalam diri siswa akan dapat dimungkinkan pemusatan pemikiran dan juga

menimbulkan kesenangan dalam melakukan aktivitas membaca, maka bentuk

atau pola asuh yang diterapakan oleh orang tua dalam keluarga dan tingginya

Page 70: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

70

minat baca dapat dimungkinkan membantu anak untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Model kerangka berpikir antar variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunto, 2002:67).

Berdasarkan landasan teori tersebut di atas maka dugaan sementara

atau hipothesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1

Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara Minat Baca dengan Prestasi

Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta

Tahun Ajaran 2008/2009.

3. Ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua Dan

Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial

SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Pola Asuh Orang Tua (X1 )

Minat Baca (X 2 )

Prestasi Belajar Sosiologi

( Y )

Page 71: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan, maka penelitian

dilaksanakan di SMA Al-Islam 1 Surakarta yang beralamatkan di jalan

Honggowongso No. 94 Surakarta 57149 Telepon (0271) 713342. No. Fax. 710883

2. Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini

dilaksanakan selama 8 bulan terhitung mulai bulan Juni 2009 sampai bulan

Januari 2010, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

Bulan No Kegiatan

Juni Juli Agustus Sept Oktober Nov Des Januari

1 Penyusunan Proposal

2 Perizinan 3 Penyusunan

Instrumen

4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penulisan laporan

B. Macam-Macam Variabel

Variabel merupakan atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

mempunyai variasi antara nilai satu dengan yang lainnya dalam kelompok.

Menurut Sugiyono (2005:3) “Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti

untuk diamati”. Sedangkan menurut Manase Malo dalam Sudarwan Danim

(2000:61), “Variabel merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai”.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa variabel penelitian adalah

suatu simbol yang menggunakan angka atau nilai terhadap sesuatu yang memiliki

variasi nilai. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah :

56

Page 72: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

72

a. Pola Asuh Orang Tua sebagai variabel independen/bebas I (X1)

Pola asuh orang tua pada dasarnya merupakan sikap dan kebiasaan orang tua

yang diterapkan untuk mengasuh, memelihara dan membesarkan anak. Sikap

dan kebiasaan ini cenderung mengarah pada pola tertentu yang selaras dengan

wawasan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua sebagai pimpinan

dalam sebuah keluarga.

b. Minat Baca sebagai variabel independen/bebas II (X2)

Minat baca adalah suatu keadaan yang muncul akibat adanya keinginan yang

besar dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan membaca dan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi sebagai variabel dependen/terikat

(Y). Prestasi Belajar Sosiologi adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang

dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa khususnya

dalam hal ini pada mata pelajaran Sosiologi.

C. Metode Penelitian

Penelitian ilmiah merupakan kegiatan untuk memperoleh kebenaran

secara ilmiah yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan. Untuk memperoleh suatu kebenaran, suatu

penelitian perlu menggunakan metode ilmiah yang tepat, agar hasil yang diperoleh

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai seorang peneliti dituntut

untuk dapat memilih dan menetapkan metode penelitian yang tepat. Metode

penelitian yang kurang tepat dapat mengakibatkan hasil penelitian yang tidak

sesuai dengan tujuan penelitian.

Metodologi berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang tepat

untuk melakukan sesuatu, dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi (2003:1) mengemukakan “Metodologi adalah

cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk

mencapai suatu tujuan,sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari,

Page 73: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

73

mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan”. Sedangkan

menurut Hadari Nawawi (1995:24) menyatakan “Ilmu yang memperbincangkan

tentang metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan disebut

metode penelitian atau metodologi research”.

Metode penelitian merupakan faktor yang mendukung keberhasilan suatu

penelitian. Kartini Kartono (1990:20) menyatakan ”Metode penelitian adalah

cara-cara berpikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk

mengadakan penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian”. Sedangkan

Suharsimi Arikunto (2002: 150) menjelaskan “Metode penelitian adalah cara yang

dipergunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa penelitian dilakukan untuk

mengumpulkan data dan mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

metodologi penelitian adalah ilmu pengetahuan tentang prosedur atau cara yang

ditempuh untuk mencari suatu kebenaran yang mencakup teknik-teknik yang

digunakan dalam penelitian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi

penelitian sangat diperlukan oleh seorang peneliti untuk melakukan suatu

penelitian.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian.

Menurut Winarno Surakhmad (2004:29), “Ada tiga macam metode penelitian,

yaitu:

1. Penelitian Historis

2. Penelitian Deskriptif

3. Penelitian Eksperimen”

Untuk memperjelas pengertian metode tersebut, akan diuraikan secara

lebih lanjut sebagai berikut;

1. Metode Penelitian Historis

Metode penelitian historis adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara

mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti

untuk menegakkan fakta-fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Metode

Page 74: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

74

ini digunakan untuk penelitian yang bertujuan meneliti sesuatu yang terjadi

pada masa lampau.

2. Metode Penelitian Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah proses pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggunakan keadaan suatu subyek atau obyek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Metode penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-

fakta, yang bertujuan agar dapat membuat deskripsi, gambar-gambar atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3. Metode Penelitian Eksperimen

Metode penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan

hubungan sebab akibat dengan cara membandingkan berbagai peristiwa dimana

terdapat fenomena tertentu. Metode ini digunakan pada penelitian-penelitian

dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat atau memperoleh suatu

hasil dan mempunyai tujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa kondisi

terhadap suatu gejala.

Sesuai dengan permasalahan yang ada, metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang merupakan cara

untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Menurut Hadari

Nawawi (1995: 63) pengertian metode deskriptif adalah: “Metode deskriptif dapat

diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta yang tampak sebagaimana adanya”. Berdasarkan pernyataan tersebut

metode dalam penelitian deskriptif berarti mengungkap fakta pada masa

sekarang dengan penggambaran subyek dan obyek penelitian.

Ciri-ciri pokok metode penelitian deskriptif sebagaimana diungkapkan

Winarno Surakhmad (2004: 139) adalah: “1) Memusatkan diri pada pemecahan

masalah-masalah yang ada pada sekarang dan masalah yang aktual, 2) Data yang

dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena

Page 75: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

75

metode ini sering disebut metode analitik)”. Pernyataan tersebut menyatakan

bahwa dalam metode penelitian deskiptif masalah yang ada adalah pada masa

sekarang kemudian data yang diperoleh dianalisis.

Berdasarkan pernyataan di atas, alasan peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan yang akan diteliti merupakan permasalahan yang ada pada masa

sekarang dan aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis.

3. Hasil dari penelitian ini nantinya suatu gambaran hasil penelitian secara

sistematis, nyata dan tepat yang sesuai fakta yang ada.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam suatu penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu obyek penelitian

yang sering disebut dengan populasi. Sebelum menentukan populasi, perlu

kiranya diketahui tentang pengertian populasi. Menurut Sutrisno Hadi (2001:102),

“Populasi adalah sejumlah individu yang mempunyai satu sifat yang sama”.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1995:141), “Populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, dan gejala yang memiliki karakteristik tertentu dalam ilmu

pengetahuan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan obyek penelitian yang ada dalam wilayah penelitian tertentu dan

mempunyai sifat, kualitas serta karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa Kelas XI ilmu sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun

pelajaran 2008/2009 yang terdiri dari 5 kelas sejumlah 197 siswa.

2. Sampel

Dalam suatu penelitian tidak semua anggota populasi dapat diteliti. Hal

ini dikarenakan besarnya jumlah populasi dan adanya keterbatasan dalam diri

peneliti. Untuk itu perlu ditetapkan sampel untuk membatasi jumlah populasi dan

Page 76: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

76

dapat mewakili populasi tersebut. Menurut Winarno Surakhmad (2004:93),

”Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti dengan menggunakan

cara-cara tertentu”. Menurut Sanafiah Faisal (2003:57), “Sampel adalah sebagian

dari populasi yang diambil sebagai representasi atau wakil populasi

bersangkutan”. Sutrisno Hadi (1994:221) menyatakan, “Sampel adalah bagian

obyek yang diteliti, untuk menetapkan besarnya sampel, langkah-langkah yang

dilakukan adalah apabila subyeknya kurang atau lebih dari 100, maka sampel

yang diambil 20% sampai 25%”.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel

adalah sebagian individu yang menjadi anggota populasi yang di peroleh dengan

cara-cara tertentu untuk menjadi wakil dari populasi yang diteliti. Berdasarkan

pernyataan tersebut di atas maka dalam penelitian ini yang menjadi sampel

penelitian adalah siswa kelas XI ilmu sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2008\2009 berjumlah 40 siswa yaitu kelas XI, dengan perhitungan seperti

tabel dibawah ini :

Tabel 2. Penentuan Sampel

Kelas Jumlah Siswa % Sampel

XI - 1

XI - 2

XI - 3

XI – 4

XI – 5

40

39

40

39

39

20 %

20 %

20 %

20 %

20 %

8

7.8

8

7.8

7.8

Jumlah 197 - 39.4 dibulatkan menjadi 40 siswa

Page 77: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

77

E. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel ialah sebagian individu yang menjadi anggota populasi yang

diperoleh dengan cara tertentu untuk dijadikan sebagai wakil populasi. Sampel

yang Representatif (dapat mewakili populasi) diperoleh dengan cara/teknik yang

dinamakan dengan Sampling. Sampling adalah suatu cara yang digunakan dalam

pengambilan sampel. Sutrisno Hadi (2000:75) mengemukakan pada dasarnya

teknik pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Teknik Random Sampling Prosedur Random Sampling meliputi: 1) Cara Undian, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan undian 2) Cara Ordinal, yaitu dengan memilih nomor genap/ganjil atau

kelipatan angka tertentu. 3) Cara Randomisasi, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan

tabel bilangan Random. b. Teknik Non Random Sampling

1) Proporsional Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari populasi yang terdiri atas sub-sub populasi yang tidak homogen.

2) Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat.

3) Purposive Random Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

4) Quota Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada quantum.

5) Double Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar.

6) Area Probability, yaitu cara pengambilan sampel dengan cara pembagian sampel berdasarkan pada pembagian area/wilayah.

7) Cluster Sampel, yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok yang ada pada populasi.

Dalam penelitian ini digunakan teknik cluster sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan pada kelompok yang ada dalam populasi.

Pengambilan sampel dengan cara undian dilakukan peneliti dengan memberi

nomor pada setiap kelas dari populasi. Kemudian dibuat gulungan kertas yang

telah berisi nomor tersebut dimasukkan kedalam kaleng kosong dan dikocok-

Page 78: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

78

kocok. Setelah itu dilakukan penarikan suatu gulungan kertas yang kemudian

dijadikan sampel penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam suatu

penelitian karena data yang telah terkumpul akan dijadikan dasar untuk menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk mendapatkan data yang sebenarnya dari

suatu obyek penelitian, maka harus menggunakan teknik pengumpulan data yang

tepat. Teknik pengumpulan data dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Test 2. Non Test, terdiri dari :

a. Angket/Koesioner (Questionnaires) b. Wawancara (Interview) c. Observasi (Observer) d. Skala Bertingkat (Rating Scale) e. Dokumentasi. (Documentation)

(Suharsimi Arikunto, 2002:127) Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data,

dengan maksud agar teknik satu dapat melengkapi teknik yang lain karena

mengingat setiap teknik mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Adapun teknik pokok/utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

dengan metode dokumentasi dan angket. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi sering digunakan dalam pengumpulan data. Menurut

Burhan Bungin (2005:144) adalah “ Sebagian besar data yang tersedia adalah

berbentuk surat-surat, catatan harian, kenang-kenangan, laporan, dan sebagainya”.

Sedangkan dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:148) “ Metode

dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan

Page 79: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

79

bahwa teknik dokumen adalah teknik dengan menggunakan dokumentasi dapat

berupa dokumen pribadi atau resmi sebagai sumber data.

Kelebihan dari menggunakan metode dokumentasi diungkapkan Hadari

Nawawi (1995: 133) adalah sebagai berikut :

a. Bisa menghemat waktu

b. Sumber data bisa diperoleh dengan mudah sebab datanya sudah tersedia.

c. Bila ada kekeliruan mudah untuk diperbaiki kembali karena data mudah

untuk dicari kembali.

Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data prestasi belajar

Sosiologi yang tercantum dalam raport Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-

Islam I Surakarta Tahun 2008/2009.

2. Metode Angket

a. Pengertian Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada

responden. Pengertian angket menurut Kartini Kartono (1990: 210) adalah :

“Angket adalah suatu penyelidikan mengenai sesuatu masalah yang

umumnya banyak menyangkut kepentingan umum yang dilakukan dengan

jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang

dilakukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan

jawaban atau tanggapan tertulis sepenuhnya”.

Pendapat lain diungkapkan Burhan Bungin (2005: 123) yaitu“ Angket

merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis,

kemudian dikirim untuk diisi oleh responden”. Berdasarkan pendapat di atas

maka disimpulkan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data melalui

daftar pertanyaan tertulis yang disusun peneliti secara sistematis dan harus

dijawab secara tertulis oleh responden.

b. Macam-macam Angket

Page 80: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

80

Macam-macam angket dibedakan menjadi beberapa golongan.

Menurut Burhan Bungin (2005: 123-125) angket dibedakan menjadi :

1) Angket langsung tertutup, adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut.

2) Angket langsung terbuka, adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti.

3) Angket tak langsung tertutup, adalah bentuk angket dikonstruksikan dengan maksud untuk menggali atau merekam data mengenai apa yang diketahui responden perihal obyek dan subyek tertentu serta data tersebut tidak dimaksud perihal mengenai diri responden bersangkutan. Disamping itu, alternatif jawaban telah disiapkan sehingga responden tinggal memilih jawaban mana yang sesuai untuk dipilih.

4) Angket tak langsung terbuka, adalah bentuk angket dikonstruksi dengan ciri-ciri yang sama dengan angket terbuka, serta disediakan kemungkinan atau alternatif jawaban , sehingga responden memformulasikan sendiri jawaban yang dipandang sesuai.

Berdasarkan pendapat tersebut angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket langsung tertutup dimana alternatif jawaban yang

akan yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut.

Alasan peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa

angket adalah :

1. Dengan menggunakan angket dapat menghemat tenaga, waktu dan biaya.

2. Lebih mudah untuk mendapatkan data secara obyektif dari responden.

3. Angket penggunaanya sistematis dan terencana.

Seorang peneliti yang akan mengadakan penelitian dengan

menggunakan angket terlebih dahulu harus mempersiapkan dan menyusun

angket. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan pengukuran

Page 81: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

81

Tujuan pengukuran dan instrumen ini adalah untuk memperoleh data

tentang pola asuh orang tua dan minat membaca siswa SMA AL-Islam I

Surakarta

.

2. Menyusun matriks spesifikasi variabel/ menyusun indikator

Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan

dalam instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen

Penyusunan kisi-kisi instrumen dengan tujuan agar dalam menyusun butir-

butir item angka dapat menyebar pada seluruh variabel.

4. Merumuskan item instrumen

Pada saat merumuskan item instrumen dengan menggunakan kata-kata

yang menunjukkan tindakan yang sesuai dengan indikator yang telah

ditentukan.

5. Menentukan skala setiap alternatif jawaban.

Skala sikap untuk alternatif jawaban menggunakan skala sikap 0 sampai

dengan 4. Untuk jawaban a mempunyai nilai 4, jawaban b mempunyai

nilai 3, jawaban c mempunyai nilai 2 , jawaban d mempunyai nilai 1, dan

jawaban e mempunyai nilai 0.

6. Uji coba instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan instrumen

yang dibuat dan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Uji

coba instrumen dilakukan SMA Al-Islam I Surakarta yaitu para siswa

kelas XI Ilmu Sosial yaitu sebanyak 40 siswa.

Tujuan diadakan try-out terhadap angket adalah untuk mengetahui

kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk

mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan didalam

menjawab pertanyaan tersebut, serta untuk mengetahui apakah angket

tersebut memenuhi syarat validitas dan reabilitas. Untuk lebih jelasnya

akan dijelaskan sebagai berikut :

Page 82: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

82

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan

dalam angket yang diujicobakan dapat mengukur keadaan responden

yang sebenarnya. Menurut Saifuddin Azwar (2000:5), “Validitas berasal

dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:144), “Validitas adalah

suatu ukuran yang mewujudkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen”. Jadi guna mengetahui tingkat kevalidan suatu

instrumen penelitian, maka perlu diadakan uji validitas. Ada beberapa

jenis validitas menurut Saifuddin Azwar (2000:45), yaitu : “Validitas isi,

validitas konstruk (construct validity) dan validitas berdasar kriteria

(criterian-related validity)”. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai

berikut :

1) Validitas Alat Pengukur

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid atau

kesahihan alat pengukur. Saifudin Azwar (2003:5), berpendapat:

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. (…). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.

Sedangkan Nasution (2003:74) mengemukakan, “Suatu alat pengukur

dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat

itu”. Nasution (2003:75) mengemukakan “validitas ada macam-

macamnya” , yaitu:

(a) Validitas isi. Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi atau bahan yang diuji atau

dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran

Page 83: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

83

pengalaman atau latar belakang orang yang diuji. Validitas isi diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari keseluruhan.

(b) Validitas prediktif. Dengan validitas prediktif dimaksud adanya kesesuaian antara

ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif yang tinggi, artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang kelakuan seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu.

( c) Validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala

yang dites hanya mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk ini ialah bahwa kita mengetahui komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur dengan tes itu.

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

jenis validitas konstruk (construct validity) yaitu untuk menunjukkan

seberapa jauh tes mengukur sifat/konstruk yang hendak diukur. Langkah-

langkah yang ditempuh dalam uji validitas yaitu :

(a) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

(b) Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah

responden

(c) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

(d) Menghitung korelasi antar skor tiap item dengan skor total dengan

rumus korelasi product moment.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi Antara Variabel X Dan Y

N = Jumlah Sampel

X = Skor Masing-Masing Item

( )( )( ) ( )[ ] ( ) úû

ùêëé-

-=

å åååå åå

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Page 84: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

84

Y = Skor Total (Suharsimi Arikunto, 2002:14).

Jika p < 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran

valid atau sahih, sebaliknya jika p > 0,050 maka hasil pengukuran tidak

valid atau gugur.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan komputer

Seri Program Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni

Pamardiningsih maka dapat diketahui untuk variabel pola asuh orang tua

(X1) terdapat 9 item soal yang tidak valid/ gugur dari sejumlah 40 item

soal, yaitu soal nomor 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43 dan 44. Untuk

variabel minat baca siswa (X2) tidak terdapat item soal yang tidak valid/

gugur. Dalam penelitian ini soal yang tidak valid/ gugur tidak dimasukkan

dalam perhitungan analisis data.

b) Uji Reliabilitas

Selain harus valid, suatu angket atau koesioner juga harus

memenuhi syarat reliabel. Reliabel artinya dapat dipercaya dan diandalkan.

Suharsimi Arikunto (2002:154) menyatakan “Reliabilitas menunjuk pada

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data”. Ada dua jenis reliabilitas yaitu :

(1) Reliabilitas Stabilitas

Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama/serupa untuk

setiap orang atau unit yang diukur setiap saat. Menyangkut

penggunaan indikator yang sama, definisi operasional, dan prosedur

pengumpulan data yang sama setiap saat dan mengukurnya pada waktu

yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas, setiap

kali unit diukur skornya harus sama pada waktu yang berbeda.

(2) Reliabilitas Ekuivalen

Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan

jenis ukuran yang berbeda dalam waktu yang sama. Definisi

konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indikator

Page 85: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

85

pengumpulan data dan atau pengamat-pengamat. (Michael H. Walizer

dan Paul L. Wienir (alih bahasa : Arief S Sardiman, 1991:107)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menggunakan jenis

reliabilitas stabilitas karena bertujuan untuk mengukur ukuran yang

sama pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas diterapkan pada ketiga

variabel dalam penelitian ini yaitu pola asuh orang tua sebagai variabel

bebas I (X1), minat baca variabel bebas II (X2), prestasi belajar mata

pelajaran sosiologi sebagai variabel terikat (Y).

Untuk mengukur tingkat reliabilitas atau keterandalan

instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach,

yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

r 11 = Indeks Reliabilitas Instrumen

SI 2 = Variansi Butir Ke 1

n = Butir Soal

(Suharsimi Arikunto, 2002:168)

Jika p < 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran reliabel,

sebaliknya jika p > 0,050 maka hasil pengukuran tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan komputer Seri

Program Statistik (SPS-2000) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih,

diperoleh data dari variabel pola asuh orang tua (X1) adalah: rtt = 0,957 dengan p

= 0,000, karena 0,000 < 0,050 maka hasil pengukuran try out X1 adalah reliabel.

Untuk variabel minat baca siswa (X2) diperoleh data: rtt = 0,959 dengan p =

0,000, karena 0,000 < 0,050 maka hasil pengukuran try out Y adalah reliabel.

G. Teknik Analisis Data

úúû

ù

êêë

é-

-= å

2

2

11 11 SI

SI

nn

r

Page 86: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

86

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan dalam

penelitian untuk membuktikan hipotesis yang diajukan selanjutnya untuk

mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui analisis data tersebut.

Teknik analisis data yang penulis gunakan untuk mengolah data dalam penelitian

ini adalah teknik analisis regresi ganda, dengan alasan sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel prediktor dan satu variabel kriterium

2. Permasalahan yang akan diselesaikan adalah mencari hubungan.

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menyusun tabulasi data dari pola asuh orang tua (X1 ), minat baca (X 2 ) dan

prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (Y) agar memudahkan dalam

perhitungan.

2. Melakukan uji prasyarat analisis data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang di

analisis mempunyai sebaran (berdistribusi) normal atau tidak. Dalam

pengujian ini digunakan rumus Chi Kuadrat, sebagai berikut :

])

[2

02 å -=

fh

fhfX

Keterangan :

fo = frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh = frekuensi yang diharapkan sebagai pencerminan frekuensi populasi

X2 = Chi Kuadrat.

(Sudjana, 1996:332)

b. Uji Linearitas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan yaitu:

1) JK(G) = ])(

[2

21 N

yyx ååå -

2) JK(TC) = JK(S) - JK(G)

3) dk(G) = N - K

Page 87: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

87

4) dk(TC) = K – 2

5) RJK(TC) = )(

)(TCdk

TCJK -

6) RJK(G) = )()(

GdkGJK

7) F hit = )()(

GRJKTCRJK

Keterangan :

JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat

JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

dk (G) = Derajat Kebebasan Galat

dk (TC) = Derajat Kebebasan Tuna Cocok

RJK (G) = Kuadrat Tengah Galat

RJK (TC) = Kuadrat Tengah Tuna Cocok.

(Sudjana, 1996:332)

c. Uji Independensi

Uji Independensi digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas X1 dan X2.

( )( )( ){ } ( ){ }222

12

1

2121

21

ååå åå åå

--

-=

YYNXXN

XXXXNr xx

Keterangan :

21xxr = Koefisien Korelasi X1 dan X2

X1 = Variabel Pertama

X2 = Variabel Kedua

N = Menyatakan Jumlah Data Observasi

( Suharsimi Arikunto, 2002 : 124 )

3. Uji Hipotesis

Uji ini menggunakan uji regresi yang meliputi :

a. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dengan Y menggunakan rumus :

Page 88: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

88

rxy1 = ( )( )

( ){ } ( ){ }222

12

1

11

ååå åå åå

--

-

YYNXXN

YXYXN

b. Menghitung koefisien korelasi antara X2 dengan Y menggunakan rumus :

rxy 2 = ( )( )

( ){ } ( ){ }222

2

22

2

22

ååååå åå

--

-

YYNXXN

YXYXN

c. Menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan Y

menggunakan rumus sebagai berikut :

Ry(1,2) = å

åå +2

2211

Y

YXaYXa

Keterangan :

Ry(1,2) = Koefisien Korelasi Antara Y Dengan X1 dan X2

a1 = Koefisien Prediktor X1

a2 = Koefisien Prediktor X2

∑X1Y = Jumlah Produk Antara X1 Dengan Y

∑X2 = Jumlah Produk Antara X2 Dengan Y

∑Y = Jumlah Kuadrat Kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 1995:25)

4. Uji Signifikansi

Untuk menganalisis Ry(1,2) signifikan atau tidak digunakan rumus Freg yang

dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1995:26) sebagai berikut :

Freg = )1(

)1(2

2

RmmNR

---

Keterangan :

Freg = Koefisien Regresi

N = Jumlah Sampel

R = Pengaruh Antara Variabel Secara Bersama- Sama X1 Dan X2

Terhadap Y

M = Jumlah Kelompok Sampel Penelitian

Page 89: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

89

Hasil perhitungan tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel F, sehingga

diperoleh Ftabel atau Ft. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

Freg > Ft maka hipotesis dapat diterima kebenarannya tetapi jika Freg < Ft maka

hipotesis tidak dapat diterima.

5. Sumbangan Relatif (SR)

Untuk menghitung besarnya sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y

digunakan rumus sebagai berikut :

SR X1 % = regJK

YXa å 11 x 100%

SR X2 % =regJK

YXa å 22 x 100%

Keterangan :

SR % X1 = Sumbangan Relatif Prediktor X1 Terhadap Y

SR % X2 = Sumbangan Relatif Prediktor X2 Terhadap Y

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi.

(Sutrisno Hadi, 2000:23)

6. Sumbangan Efektif (SE)

Untuk menghitung besarnya sumbangan efektif antar variabel digunakan

rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1995:46) sebagai berikut :

SE % X1 = SR % X1 x R2

SE % X2 = SR % X2 x R2

SE % X1 X2 = SE % X1 + SE % X2

Keterangan :

SE % X1 = Sumbangan Efektif X1 Terhadap Y

SE % X2 = Sumbangan Efektif X2 Terhadap Y

SE % X1 X2 = Sumbangan Efektif X1 Dan X2 Terhadap Y

Page 90: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

90

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan gambaran hasil pengumpulan data dari

variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Pola Asuh Orang Tua sebagai variabel bebas pertama (X1).

2. Minat Baca Siswa sebagai variabel bebas kedua (X2).

3. Prestasi Belajar Sosiologi Siswa sebagai variabel terikat (Y).

Ketiga data tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini :

1. Prestasi Belajar Sosiologi Siswa

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa dalam penelitian ini adalah variabel

terikat (Y). Berdasarkan hasil distribusi frekuensi skor prestasi belajar mata

pelajaran sosiologi, diperoleh hasil sebagai berikut :

(1) Skor tertinggi = 85

(2) Skor terendah = 65

(3) Simpangan rata-rata = 3,65

(4) Simpangan baku = 4,56

(5) Median = 74,50

(6) Modus = 72

(7) Mean = 74,75

Adapun distribusi frekuensi data tentang prestasi belajar sosiologi siswa

dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Sosiologi Siswa

Variat f Fx fx2 f % fk %-naik

84,5-89,5 2 170 14450 5 100

79,5-84,5 7 561 44961 17 95

74,5-79,5 11 837 63717 27,5 77,5

69,5-74,5 18 1288 92200 45 50

64,5-69,5 2 134 8986 5 5

Total 40 2990 224314 100 -

75

Page 91: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

91

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi variabel Y dapat diketahui bahwa

data prestasi belajar siswa yang tertinggi frekuensinya terletak pada interval 69,5 -

74,5 yaitu sebanyak 18 responden. Sedangkan frekuensi terendah terletak pada

interval 64,5 – 69,5 dan 84,5 – 89,5 yaitu sebanyak 2 responden. Lebih jelasnya

digambarkan dalam histogram berikut :

Gambar 2. Grafik Histogram Data Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y)

Prestasi belajar sosiologi yang dimiliki siswa kelas XI ilmu sosial SMA

Al-Islam I Surakarta berada pada kategori rendah. Hasil ini berdasarkan data

frekuensi terbanyak pada interval 69,5-74,5 yaitu 18 responden.

2. Pola Asuh Orang Tua sebagai variabel bebas pertama (X1).

Pola Asuh Orang Tua dalam penelitian ini adalah variabel bebas pertama

(X1). Berdasarkan hasil distribusi frekuensi skor pola asuh orang tua, diperoleh

hasil sebagai berikut :

(1) Skor tertinggi = 106

(2) Skor terendah = 75

(3) Simpangan rata-rata = 6,55

(4) Simpangan baku = 8,25

(5) Mean = 94,48

(6) Median = 96,81

(7) Modus = 99

Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y)

2

18

117

2

0

5

10

15

20

64,5-69,5 69,5-74,5 74,5-79,5 79,5-84,5 84,5-89,5

Interval

Fre

kuen

si

Page 92: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

92

Adapun distribusi frekuensi data Pola Asuh Orang Tua dapat disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pola Asuh Orang Tua

Variat f Fx fx2 f % fk %-naik

102,5- 109,5 7 728 75722 17,5 100

95,5-102,5 16 1576 155290 40 82,5

88,5-95,5 7 652 60740 17,5 42,5

81,5-88,5 5 432 37334 12,5 25

74,5-81,5 5 391 30591 12,5 12,5

Total 40 3779 100 -

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi variabel X1 dapat diketahui bahwa

data pola asuh orang tua yang tertinggi frekuensinya terletak pada interval 95,5-

102,5 yaitu sebanyak 16 responden. Sedangkan frekuensi terendah terletak pada

interval 74,5 – 81,5 dan 81,5 – 88,5 yaitu sebanyak 5 responden. Lebih jelasnya

digambarkan dalam histogram berikut :

Gambar 3. Grafik Histogram Pola Asuh Orang Tua (X1)

Bentuk atau pola asuh orang tua yang dimiliki oleh masing-masing

keluarga siswa kelas XI ilmu sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta berada pada

Distribusi Frekuensi Variabel Pola Asuh Orang Tua (X1)

5 57

16

7

0

5

10

15

20

74,5-81,5 81,5-88,5 88,5-95,5 95,5-102,5 102,5-109,5

Interval

Fre

kuen

si

Page 93: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

93

kategori tinggi. Hasil ini berdasarkan data frekuensi terbanyak pada interval 95,5

– 102,5 yaitu 16 responden.

3. Minat Baca Siswa

Minat Baca Siswa dalam penelitian ini adalah variabel bebas kedua (X2).

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi skor minat baca, diperoleh hasil sebagai

berikut:

(1) Skor tertinggi = 83

(2) Skor terendah = 60

(3) Simpangan rata-rata = 4,79

(4) Simpangan baku = 5,98

(5) Mean = 72,83

(6) Median = 72,83

(7) Modus = 72

Adapun distribusi frekuensi data tentang minat baca dapat disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 5. Distribusi frekuensi skor angket minat baca siswa

Variat f fx fx2 f % fk %-naik

79,5-84,5 5 404 32650 12,5 100

74,5-79,5 11 857 66783 27,5 87,5

69,5-74,5 12 864 62216 30 60

64,5-69,5 8 543 36869 20 30

59,5-64,5 4 245 15017 10 10

Total 40 2913 213535 100 -

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi variabel X2 dapat diketahui bahwa data

minat baca yang tertinggi frekuensinya terletak pada interval 69,5 – 74,5 yaitu

sebanyak 12 responden. Sedangkan frekuensi terendah terletak pada interval 59,5-

64,5 yaitu sebanyak 4 responden. Lebih jelasnya digambarkan dalam histogram

berikut :

Page 94: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

94

Gambar 4. Grafik Histogram Minat Baca Siswa (X2).

Minat Baca yang dimiliki siswa kelas XI ilmu sosial SMA Al-Islam I

Surakarta berada pada kategori sedang . Hasil ini berdasarkan frekuensi tertinggi

terletak pada interval 69,5 – 74,5 sebanyak 12 responden.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti pada

lampiran selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipothesis yang dirumuskan.

Syarat analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populasi

data harus berdistribusi normal dan variabel bebas harus linier terhadap variabel

terikat.

Hasil uji persyaratan analisis data dapat diperinci antara lain sebagai

berikut :

1. Uji Normalitas

Jika p > 0,050 maka data yang diperoleh berdistribusi normal dan

apabila p < 0,050 maka data yang diperoleh berdistribusi tidak normal.

a) Uji Normalitas variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Pada uji normalitas variabel Y ( prestasi belajar sosiologi siswa

),langkah pertama yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel Y,

kemudian dilakukan perhitungan dengan langkah dan rumus sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Variabel Minat Baca (X2)

5

11 12

8

4

0

5

10

15

79,5-84,5 74,5-79,5 69,5-74,5 64,5-69,5 59,5-64,5

Interval

Fre

kuen

si

Page 95: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

95

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y)

Klas fo fh fo-fh (fo-fh)2 2)(

fhfhfo -

10 0 0,33 -0,33 0,11 0,33

9 2 1,11 0,89 0,80 0,72

8 1 3,17 -2,17 4,70 1,48

7 9 6,37 2,63 6,93 1,09

6 8 9,03 -1,03 1,06 0,12

5 6 9,03 -3,03 9,17 1,02

4 12 6,37 5,63 31,72 4,98

3 1 3,17 -2,17 4,70 1,48

2 1 1,11 -0,11 0,01 0,01

1 0 0,33 -0,33 0,11 0,33

Total 40 40 0 - 11,55

Rerata = 74,750 S.B = 4,562 p = 0,240

Kai kuadrat = 11,554 db = 9

Berdasarkan perhitungan tabel uji normalitas sebaran variabel Y di atas, dapat di

peroleh hasil sebagai berikut:

2c = 11,554

p = 0,240

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan p > 0,050 yaitu 0,240 > 0,050, maka

dapat dinyatakan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kaidah p > 0,050 kesimpulannya

normal.

b) Uji Normalitas Variabel Pola Asuh Orang Tua (X1)

Page 96: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

96

Pada uji normalitas variabel X1 (Pola Asuh Orang Tua), langkah pertama

yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X1, kemudian

dilakukan perhitungan dengan langkah dan rumus sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Pola Asuh Orang Tua (X1)

Klas fo fh fo - fh (fo-fh)2 fh

fhfo 2)( -

10 0 0,33 -0,33 0,11 0,33

9 0 1,11 -0,11 1,23 1,11

8 3 3,17 -0,17 0,33 0,01

7 9 6,37 2,63 6,93 1,09

6 13 9,03 3,97 15,78 1,75

5 5 9,03 -4,03 16,22 1,80

4 5 6,37 -1,37 1,87 0,29

3 1 3,17 -2,17 4,70 1,48

2 4 1,11 2,89 8,36 7,55

1 0 0,33 -0,33 0,11 0,33

Total 40 40 0 - 15,73

Rerata = 94,475 S.B. = 8,252 p = 0,073

Kai Kuadrat = 15,731 db = 9

Berdasarkan perhitungan tabel uji normalitas sebaran variabel X1 di atas dapat

diperoleh hasil sebagai berikut : c 2 = 15,731

p = 0,073

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan p > 0,050, yaitu 0,073 > 0,050 maka

dapat dinyatakan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kaidah p > 0,050 kesimpulannya

sebaran normal.

c) Uji Normalitas variabel Minat Baca (X2)

Page 97: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

97

Pada uji normalitas variabel X2 (Minat Baca), langkah pertama yang

dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2, kemudian dilakukan

perhitungan dengan langkah dan rumus sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Minat Baca Siswa (X2)

Klas fo fh fo - fh (fo-fh)2 fh

fhfo 2)( -

10 0 0,33 -0,33 0,11 0,33

9 0 1,11 -1,11 1,23 1,11

8 2 3,17 -1,17 1,36 0,43

7 13 6,73 6,63 43,98 6,91

6 5 9,03 -4,03 16,22 1,80

5 8 9,03 -1,03 1,06 0,12

4 7 6,73 0,63 0,40 0,06

3 2 3,17 -1,17 1,36 0,43

2 3 1,11 1,89 3,58 3,23

1 0 0,33 -0,33 0,11 0,33

Total 40 40 0 - 14,74

Rerata = 72,825 S.B. = 5,982 p = 0,098

Kai Kuadrat = 14,740 db = 9

Berdasarkan perhitungan tabel uji normalitas sebaran variabel X2 di atas, dapat

diperoleh hasil sebagai berikut:

c2 = 14,740

p = 0,098

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan p > 0,050 yaitu 0,098 > 0,050 maka

dapat dinyatakan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kaidah p > 0,050 kesimpulannya

normal.

2. Hasil Uji Linieritas

Page 98: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

98

Jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linier dan apabila p <

0,050 maka korelasinya tidak linier.

a) Uji linearitas X1 dengan Y

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengetahui uji linieritas X1 dengan Y adalah membuat tabel rangkuman

analisis linieritas sebagai berikut :

Tabel 9. Rangkuman Analisis Linieritas X1 terhadap Y

Tabel 4.7. Rangkuman Analisis Linearitas X1 terhadap Y

Sebagai langkah pertama membuat tabel rangkuman analisis linieritas seperti

tersebut di atas, (Untuk selengkapnya terdapat dalam lampiran hal ....) setelah itu

dilakukan perhitungan yang diperoleh hasil sebagai berikut:

F = 0,149

p = 0,703

Berdasarkan tabel analisis linieritas X1 dengan Y diperoleh hasil F = 0,149 dan p

= 0,703 maka dapat disimpulkan bahwa korelasinya linier, yang artinya apabila

prediktor (X1) naik satu tingkat, maka variabel kriterium (Y ) akan naik sebesar

satu tingkat juga.

b) Uji Linieritas X2 dan Y

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengetahui uji linieritas X2

dengan Y adalah membuat tabel rangkuman analisis linieritas sebagai berikut :

Tabel 10. Rangkuman Analisis Linieritas X2 terhadap Y

Sumber derajat R2 db var F p

Sumber derajat R2 db var F p

Regresi Ke 1 0,150 1 0,150 6,710 0,013

Residu 0,850 38 0,22 - -

Regresi Ke 2 0,153 2 0,077 3,354 0,045

Beda Ke 2 - Ke 1 0,003 1 0,003 0,149 0,703

Residu 0,847 37 0,023

Korelasinya Linier

Page 99: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

99

Regresi Ke 1 0,02 1 0,002 0,063 0,799

Residu 0,998 38 0,026 - -

Regresi Ke 2 0,021 2 0,011 0,402 0,677

Beda Ke 2 - Ke 1 0,020 1 0,020 0,741 0,601

Residu 0,979 37 0,026 - -

Korelasinya Linier Sebagai langkah pertama membuat tabel rangkuman analisis linearitas seperti

tersebut di atas, (untuk selengkapnya terdapat dalam lampiran hal … ) setelah itu

dilakukan perhitungan yang diperoleh hasil sebagai berikut :

F = 0,741

p = 0,601

Berdasarkan tabel analisis linearitas X2 dengan Y diperoleh hasil F = 0,741 dan p

= 0,601 maka dapat disimpulkan korelasinya linier, yang artinya apabila variabel

prediktor (X2) naik satu tingkat, maka variabel kriterium (Y) akan naik sebesar

satu tingkat juga.

C. Pengujian Hipothesis

Setelah syarat–syarat tersebut terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan

analisis data untuk mengetahui apakah hipothesis yang telah dirumuskan

sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda menggunakan komputer seri

SPSS program analisis butir (validitas dan reliabilitas instrumen) edisi Prof.

Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2000 versi

IBM/IN. Berdasarkan perhitungan uji hipothesis diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil Perhitungan Koefisien korelasi sederhana antara X1 dengan Y dan

X2 dengan Y, dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat tabel kerja matriks

interkorelasi analisis regresi sebagai berikut :

Page 100: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

100

Tabel 11. Matriks Interkorelasional Analisis regresi

r X1 X2 Y

X1 1,000 -0,180 0,387

p 0,000 0,267 0,013

X2 -0,180 1,000 0,306

p 0,267 0,000 0,052

y 0,387 0,306 1,000

p 0,013 0,052 0,000

1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 dengan Y

Ho : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi

belajar sosiologi.

Ha : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar

sosiologi.

Setelah membuat tabel kerja, selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai

dengan rumus yang digunakan. Perhitungan yang telah dilakukan

diperoleh hasil sebagai berikut :

rx1 y = 0,387

p = 0,013

Karena p = 0,013, maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipothesis

menurut Sutrisno Hadi (2004), menyimpulkan bahwa hasilnya signifikan

antara X1 dengan Y, karena r < 0,050 yaitu 0,013 < 0,050. Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak.

2) Koefisien korelasi sederhana antar X2 dengan Y

Ho : Tidak ada hubungan antara minat baca dengan prestasi belajar

sosiologi.

Ha : Ada hubungan antara minat baca dengan prestasi belajar sosiologi.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

101

Setelah membuat tabel kerja, selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai

dengan rumus yang digunakan. Berdasarkan perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh hasil :

rx2 y = 0,306

p = 0,052

Karena p = 0,052, maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipothesis

menurut Sutrisno Hadi (2004), menyimpulkan bahwa hasilnya cukup

signifikan antara X2 dengan Y, karena p < 0,15 yaitu 0,052 < 0,15. Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda antara X1 dan X2 dengan Y

Tabel 12. Koefisien Beta Dan Korelasi Parsial

X Beta ( b) SB ( b) r-parsial t p

0 29,359560

1 0,252605 0,076272 0,472 3,312 0,002

2 0,295580 0,105213 0,414 2,809 0,008

Galat Baku = 3,931

Korelasi R = 0,544

Tabel 13. Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh

Sumber Variasi JK db RK F R2 p

Page 102: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

102

Regresi Penuh 239,811 2 119,906 7,760 0,296 0,002

Variabel X1 121,791 1 121,791 7,882 0,150 0,008

Variabel X2 118,020 1 118,020 7,638 0,145 0,009

Residu Penuh 571,689 27 15,541 - - -

Total 811,500 39 - - - -

Setelah membuat Tabel kerja dan dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus,

diperoleh hasil sebagai berikut :

R = 0,544

p = 0,002

F = 7,760

Berdasarkan hasil p =0,002 , maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipothesis

menurut Sutrisno Hadi (2004), menyimpulkan hasilnya signifikan antara X1

dengan X2, dengan p < 0,050 yaitu 0,002< 0,050 .

3. Hasil perhitungan sumbangan masing-masing variabel X1 dan X2

dengan Y

Tabel 14. Perbandingan Bobot Prediktor - Model Penuh

Variabel Korelasi Lugas Korelasi Parsial Koefisien Determinasi

X r xy p r par-xy p SD Relatif % SD Efektif %

1 0,387 0,013 0,472 0,002 50,786 15,008

2 0,306 0,052 0,414 0,008 49,214 14,543

Total - - - - 100,00 29,552

Page 103: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

103

Berdasarkan tabel perbandingan bobot prediktor model penuh tersebut di atas,

maka diperoleh sumbangan determinasi yaitu sumbangan relatif dan sumbangan

efektif dari masing-masing prediktor yang bisa dijelaskan sebagai berikut :

1) Sumbangan Relatif (SR) variabel Pola Asuh Orang Tua (X1) dengan

Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 50, 786 %. Sedangkan Sumbangan

efektif (SE) variabel Pola Asuh Orang Tua (X1) dengan variabel Prestasi

Belajar Sosiologi (Y) sebesar 15,008 %.

2) Sumbangan Relatif (SR) variabel Minat Baca (X2) dengan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 49,214 %. Sedangkan Sumbangan Efektif (SE)

Minat Baca (X2) dengan variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar

14,543 %.

3) Sumbangan Relatif (SR) variabel Pola Asuh Orang Tua (X1) dan variabel

Minat Baca (X2) dengan variabel Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar.

100 %. Sedangkan sumbangan Efektif (SE) variabel Pola Asuh Orang Tua

(X1) dan variabel Minat Baca (X2) dengan variabel Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 29,552 %.

D. Kesimpulan Pengujian Hipothesis

Setelah melakukan uji hipothesis, maka peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Hipothesis pertama

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tentang matriks interkorelasi

analisis regresi tersebut di atas maka, diperoleh rx1y = 0,387 dan p = 0,013,

maka berpedoman pada kaidah uji hipothesis menggunakan komputer menurut

Sutrisno Hadi dihasilkan bahwa Pola Asuh Orang Tua (X1) mempunyai

hubungan positif yang signifikan dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y), karena

p < 0,050.

Dengan demikian hipothesis peneliti yang berbunyi : “Ada hubungan

positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar

Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran

2008/2009”, dapat diterima.

Page 104: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

104

2. Hipothesis kedua

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx2 y = 0,306 dan p = 0,052,

maka berpedoman pada kaidah uji hipothesis menggunakan komputer menurut

Sutrisno Hadi dihasilkan bahwa Minat Baca (X2) mempunyai hubungan positif

yang cukup signifikan dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y), karena p < 0,15.

Dengan demikian hipothesis peneliti yang berbunyi: “Ada hubungan

positif yang signifikan antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam I Surakarta tahun ajaran

2008/2009”, dapat diterima.

3. Hipothesis Ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx1x2 y = 0,544, p = 0,002 dan F

= 7,760 maka berpedoman pada kaidah uji hipothesis menggunakan komputer

menurut Sutrisno Hadi dihasilkan bahwa Pola Asuh Orang Tua (X1) dan Minat

Baca (X2) secara bersama-sama mempunyai hubungan positif yang signifikan

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y), karena p < 0,050.

Dengan demikian hipothesis peneliti yang berbunyi: “Ada hubungan

posistif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dan Minat Baca dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1

Surakarta Tahun ajaran 2008/2009”, dapat diterima.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipothesis kemudian

dilakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan hasil analisis data sebagai

berikut :

1. Hubungan Antara Variabel X1 dengan Y

Hipothesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu

Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009” diterima, karena rx1y

= 0,387 dan p = 0,013. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang

Page 105: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

105

signifikan antara Pola Asuh Orang Tua (X1) dengan Prestasi Belajar Sosiologi

(Y).

Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa bentuk atau pola asuh

orang tua berhubungan dengan prestasi belajar sosiologi. Dalam kehidupan anak

selama di rumah yang paling bertanggung jawab akan perkembangan anak adalah

orang tua. Orang tua dapat membimbing anak menentukan pilihan dan membuat

penyesuaian diri dengan lingkungan yang akan bermanfaat bagi kehidupannya.

Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya perhatian, bimbingan,

pengawasan, pemberian motivasi atau dorongan dari orang tua, baik yang bersifat

langsung maupun tidak langsung. Semua faktor-faktor pendukung tersebut akan

membuahkan hasil belajar anak yang optimal.

2. Hubungan Antara Variabel X2 dengan Y

Hipothesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Sosiologi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA

Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009” diterima, karena rx2 y = 0,306 dan

p = 0,052. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang cukup signifikan

antara Minat Baca (X2) dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y).

Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat minat baca berhubungan dengan

prestasi belajar sosiologi seorang siswa. Seseorang yang memiliki minat baca

akan memiliki pengetahuan yang luas dari buku-buku yang di baca, hal ini

berhubungan dalam proses keberhasilan belajar mengajar dan pendidikan siswa

di sekolah. Membaca buku pelajaran sosiologi dapat memperluas pengetahuan

siswa pada mata pelajaran sosiologi sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar sosiologi siswa.

3. Hubungan antara Variabel X1 dan X2 secara bersamaan dengan Y

Hipothesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

Pola Asuh Orang Tua Dan Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa

Kelas XI Ilmu Sosial SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”

diterima, karena rx1x2 y = 0,544 p = 0,002 dan F = 7,760. Hal ini menunjukkan

adanya hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dan minat

baca terhadap prestasi belajar sosiologi.

Page 106: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

106

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar seorang anak akan tercapai apabila orang tua menerapkan pola asuhnya

secara benar dalam keluarga, dalam hal ini kaitannya dengan penciptaan kondisi

yang kondusif mendukung kegiatan belajar di rumah. Pola asuh orang tua

merupakan faktor eksternal yang berhubungan dengan prestasi belajar anak.

Adanya penerapan pola asuh yang tepat yang diterapkan oleh orang tua dalam

keluarga mendorong siswa untuk selalu bergairah dalam belajarnya karena

ditunjang dengan kondisi lingkungan keluarga yang kondusif, stabil serta fasilitas-

fasilitas pendukung belajar yang memadai akan menimbulkan dampak positif

terhadap dorongan untuk selalu belajar, anak akan selalu memanfaatkan waktu

luangnya untuk belajar. Semakin orang tua memberikan perhatian yang lebih dan

dorongan dalam belajar kepada anak maka anak akan lebih aktif untuk belajar

dan mencari sumber belajar atau buku yang lain, hal ini berhubungan dengan

prestasi belajarnya yang dicapai, semakin tinggi minat anak untuk membaca

karena didukung oleh kondisi keluarga yang selalu menciptakan suasana belajar

maka semakin besar keingintahuannya, hal berhubungan dengan prestasi

belajarnya di sekolah.

Minat baca berhubungan dengan prestasi belajar sosiologi siswa dapat

dijelaskan apabila siswa memiliki minat baca (sebagai faktor internal) yang tinggi

terhadap mata pelajaran sosiologi maka pengetahuannya tentang pelajaran

sosiologi lebih baik, sehingga prestasi belajar sosiologi yang diperoleh bisa

optimal. Sehingga dengan adanya dorongan untuk membaca dari dalam diri siswa

dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar akan mencapai prestasi belajar

yang tinggi pula khususnya pada mata pelajaran sosiologi.

Pola asuh orang tua dan minat baca memiliki hubungan dengan prestasi

belajar sosiologi siswa. Dengan adanya pola asuh yang diterapkan orang tua

dalam keluarga secara benar kepada anak serta minat baca siswa yang tinggi,

maka prestasi belajar mata pelajaran sosiologi akan menjadi baik.

.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

107

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua (X1)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y), dengan rx1y = 0,387 dan p <

0,050 yaitu 0,013 < 0,050 , sehingga hipothesis pertama, “ada hubungan

positif yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar

sosiologi siswa”, dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk atau pola

asuh orang tua berdampak pada meningkatnya prestasi belajar sosiologi.

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat baca (X2) dengan

prestasi belajar sosiologi siswa (Y), dengan rx2 y = 0,306 dan p < 0,15 yaitu

0,052 < 0,15 sehingga hipotesis kedua “ada hubungan positif yang cukup

signifikan antara minat”, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca

siswa berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan

memiliki minat baca maka prestasi belajar akan semakin meningkat.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua (X1) dan

minat baca siswa (X2) secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa (Y),

dengan rx1x2 y = 0,544, dan F = 7,760, p < 0,050 yaitu 0,002 < 0,050 sehingga

hipotesis ketiga “ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang

tua dan minat baca dengan prestasi belajar siswa”, diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dan minat baca siswa berhubungan

dengan pencapaian prestasi belajar siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka selanjutnya

dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

Page 108: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

108

1. Adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi

belajar, maka memberikan gambaran akan pengasuhan orang tua kepada anak

agar lebih memperhatikan kondisi anak dengan menjaga hubungan baik antara

orang tua dan anak sehingga tercipta suasana yang nyaman guna mendukung

anak untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Apalagi dalam suatu

keluarga jika sudah tercipta suasana pengasuhan yang baik, maka anak akan

menjadi tenang dan nyaman untuk belajar. Hal tersebut dapat dikatakan

sebagai permulaan yang baik dalam pembentukan motivasi belajar dalam diri

seorang anak.

2. Adanya hubungan yang cukup signifikan antara minat baca dengan prestasi

belajar sosiologi. Apabila siswa memiliki minat baca terhadap buku-buku dari

mata pelajaran sosiologi maka pengetahuannya tentang pelajaran sosiologi

akan lebih baik, sehingga prestasi belajar sosiologi yang diperoleh bisa

optimal. Dorongan untuk membaca dari dalam diri siswa dapat mendorong

siswa untuk lebih giat belajar akan mencapai prestasi belajar yang tinggi pula

khususnya pada mata pelajaran sosiologi.

3. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa, memberikan implikasi bahwa pencapaian prestasi belajar yang

optimal tidak saja berasal dari faktor intern pada diri siswa, tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor ekstern, dalam hal ini adalah pola asuh orang tua dan

juga minat baca siswa. Perlunya orang tua memberikan pengasuhan yang

sesuai kepada anak dalam keluarga sebagai langkah awal pembentukan

motivasi belajar anak memang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap

orang tua, sebab perkembangan anak tidak terlepas dari peran orang tua. Anak

yang berasal dari keluarga yang cara pengasuhannya sesuai (demokratis)

menjadikan anak dan orang tua dalam bersikap tidak kaku (luwes)

berkembang positif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki berupa anak

yang mempunyai rasa percaya diri tinggi banyak inisiatif, kreatif, selalu

optimis. Karena lingkungan yang ada , mendukung anak untuk belajar dengan

tenang sehingga dalam proses pendidikan belajar anak tidak terganggu yang

akhirnya dapat memunculkan dan memperlihatkan motivasi belajarnya. Pola

asuh orang tua dan minat baca memiliki hubungan dengan prestasi belajar

92

Page 109: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

109

sosiologi siswa. Dengan adanya pola asuh yang diterapkan orang tua dalam

keluarga secara benar kepada anak serta minat baca siswa yang tinggi, maka

prestasi belajar mata pelajaran sosiologi akan menjadi baik

C. Saran

1. Bagi orang tua

Bagi orang tua, hendaknya menerapkan pola asuh terhadap anak yang dapat

mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif. Orang tua memberikan

perhatian dalam membimbing putra-putrinya baik yang menyangkut belajar,

kondisi psikologis, hubungan dengan masyarakat serta pandangannya terhadap

masa depan termasuk pekerjaan.

2. Bagi anak

a. Kepada anak atau siswa hendaknya berupaya meningkatkan minat baca

agar prestasi belajar dapat dicapai optimal.

b. Anak hendaknya mematuhi bimbingan orang tua dan melakukan

hubungan yang baik di dalam keluarga, sehingga kesulitan dalam belajar

dapat dipecahkan atau dibicarakan dengan sesama anggota keluarga.

c. Hendaknya anak menyadari pentingnya suatu prestasi dalam dunia

pendidikan sehingga dapat memotivasi dirinya untuk selalu berprestasi.

3. Bagi sekolah

a. Kepala sekolah

1). Hendaknya Kepala Sekolah dapat membina hubungan yang lebih erat

dengan pihak orang tua yang pada akhirnya orang tua lebih mudah

untuk dihimbau agar lebih memperhatikan pola asuh yang diberikan

pada anak.

2) Hendaknya kepala sekolah dapat memberikan pengarahan pola belajar

yang baik kepada guru perihal keberhasilan prestasi belajar siswa.

3) Hendaknya Kepala Sekolah memberikan fasilitas belajar yang

mendukung siswa untuk dapat meningkatkan minat membaca.

b. Guru

1) Hendaknya guru dapat memperhatikan atau memantau perkembangan

belajar siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga

perkembangan prestasi belajar siswa dapat diketahui.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

110

2) Hendaknya guru dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan minat

baca agar prestasi dapat diperoleh secara maksimal.

Page 111: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

111

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta. Andi Offset.

Burhan Bungin. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Predana Media.

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta :

Bumi Aksara.

Dimyati Mahmud. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :

UGM.

Hurlock B. Elizabet. (Yang diterjemahkan oleh Mead Meitasari Tjandrasa). 1992 . Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

_____________.(Yang diterjemahkan oleh Isti Widayanti dan Soejarwo).

1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Ibrahim Bafadal. 2001. Ayo Membaca. Jakarta : Rajawali.

Joko D. Muktiono. 2003. Aku Cinta Buku : Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Kartini Kartono. 1983. Seri Psikologi Terapan dan Bimbingan Remaja di

SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Rajawali. _____________. 1990. Pengantar Metodologi Research. Bandung :

Mandar Maju.

______________.1990. Psikologi Umum. Bandung : Mandar Maju.

Mangunhardjo. AM. 1994. Teknik Menambah dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Kanisius.

Mardalis 2002. Metodologi Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal.

Jakarta : Bumi aksara press.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

112

Markum AH. 2004. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara press. Meitasari Tjandrasa. 1999. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Michael H. Walizer dan Paul L. Wienir (Terjemahan : Arif Sukadi

Sardiman). 1991. Metode dan Analisis Mencari Hubungan. Jakarta : Erlangga.

Mochtar Buchori. 1995. Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung : Jermare.

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Munandir .1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta” Depdikbud.

Nanang Fatah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Nanik Iswanti. 2004. Hubungan Antara Asuhan Orang Tua Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SLTP SLB D YPAC Cabang Sragen TA. 2002/2004. UNS.

Nasution S. 2003. Metodologi Research. Jakarta : Bumi Aksara. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya. Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press. Oemar Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi

Aksara.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

113

____________.1999. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Prana D. Iswara dan Ahmad S. Harjasujana. 1996. Kebahasaan dan

Membaca Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta Dirjen Dikdasmen. Ruslan A. Gani. 1986. Psikologi Pendidikan . Bandung : Alumni. Saifudin Azwar. 2005. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. Sanapiah Faisal. 2003. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta.: PT Raja

Grafindo Persada. Sardiman AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta

: Rineka Cipta. Sudarwan Danim. 2000. Teknik dan Prosedur Penelitian .Bandung :

Remaja Rosdakarya. Sudjana. 1996. Metodologi Statistik. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2002 .Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : PT Rineka Cipta. Suhartin Citrobroto. 1980. Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa

Kini. Jakarta : Bina Aksara. Sumadi Suryabrata. 2004. Metode Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. Sutratinah Tirtonegoro. 1994. Anak Super Normal dan Pendidiknya. Jakarta

: Bina Aksara. Sutrisno Hadi. 1994. Metodologi Research : Untuk Penulisan Paper,

Skripsi, Thesis dan Disertasi. Yogyakarta : Andi Offset.

Page 114: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN · PDF filedata yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Teknik ... berbagai pihak selama persiapan, ... Ciri-ciri Belajar

114

____________. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta. : Andi Offset. ____________. 2001. Metode Research Jilid 3. Yogyakarta : Andi Offset. Suyatmi. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung :

Rosdakarya. Syamsul Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung. Rosdakarya. T. O. Ihromi. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia. Winarno Surakhmad. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode

Teknik. Bandung : Tarsito W.S.Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Eresco. Zainal Arifin .1990. Evaluasi Instruksional, prinsip, Teknik, Prosedur.

Remaja Rosdakarya : Bandung. _____________. 1991. Evaluasi Instruksional. Remaja Rosdakarya :

Bandung.