Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR KINESTETIK DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK DIPONEGORO
SALATIGA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
MURSUTAMI
202009031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
iii
iii
iv
iv
v
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (urusan dunia) maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan
hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap (QS. Al Insyirah: 6-8)
Orang yang banyak tahu tentang orang lain mungkin disebut pandai, tapi
orang yang bias memahami diri sendiri itulah orang yang cerdas(Lao-Tsu)
Belajar adalah masalah sikap, bukan bakat (Dr. Georgi Lozanov)
Tak ada yang lebih tidak adil dengan perlakuan yang sama terhadap orang
orang yang berbeda (Dr. K. Dunn)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin Dengan ijin Allah SWT,
Pemberi Anugerah tak ternilai dalam segala
keterbatasanku,Pemberi Rahmat dan Karunias
ehinggas kripsi ini dapat selesai disusun.
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibu kutercinta yang senantiasa
memberikan cinta dan kasih sayangnya,
perhatiannya, kesabarannya, dan selalu memberiku
do’a, semangat, motivasi, kekuatan dan dukungan
untukku
Kakak, adik-adik, dan seluruh keluarga besar bapak
ibuku yang telah memberikan semangat, nasehat-
nasehat dan doa-doa kepadaku
Sahabat-sahabatku Wendy, Susi dan Sisca yang
telah memberikan bantuan semangat, dukungan dan
nasehatnya dan teman-teman pendidikan
matematika angkatan 2009.
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan rahmat-
Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik
Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga“
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini karena dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
mendalam kepada:
1. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Kriswandani, S. Si, M.Pd. selaku kepala Program Studi S1 Pendidikan
Matematika FKIP UKSW.
3. Prof. Sutriyono, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan membantu penulis.
4. Tri Nova Hasti Yunianta, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan membantu penulis
5. Kepala Sekolah dan guru kelas X C SMK Diponegoro Salatiga yang memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
6. Murid-murid kelas X C SMK Diponegoro Salatiga
7. Ayah dan ibu yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis
8. Kakak-kakak dan adik yang selalu mendukung
9. Keponakan-keponakan yang menghibur
10. Keluarga yang selalu mendoakan, memotivasi, membimbing, medidik dan
mendukung baik moral maupun material.
11. Mas Mubarok yang selalu memberikan motivasi dan semangat
12. Wendy, Susi dan Sisca yang telah ikut memberikan masukan dan semangat
kepada penulis
13. Teman-teman S1 Pendidikan Matematika FKIP UKSW angkatan 2009 yang
selama ini telah bekerja sama sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penyusunan
laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini masih
memiliki keterbatasan, kelemahan dan kekurangan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak, saran dan masukan yang membangun sangat
diperlukan demi laporan yang lebih baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan berkat dan pe rlindungan-Nya kepada semua pihak yang telah
mendukung penulis.
Penulis
Mursutami
viii
viii
ABSTRAK
Mursutami. 2013. HubunganAntara Gaya Belajar Kinestetik Dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa kelas X Akutansi SMK Diponegoro Salatiga. Skripsi .Falkultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga heterogen. Siswa dalam belajar lebih cenderung menggunakan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang menghandalkan fisik dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga yang berjumlah 122 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel yang dipakai adalah siswa kelas X C Jurusan Akuntansi yang berjumlah 42 siswa. Siswa yang tidak dapat hadir 4 siswa, jadi dalam penelitian ini sampel yang digunakan 38 siswa. Pengambilan data dilakukan menggunakan angket dan nilai rapor siswa. Hasil perhitungan ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320, sehingga
diterima dan ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan
antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
Kata Kunci: Gaya Belajar Kinestetik, Prestasi Belajar Matematika, Siswa Akuntansi
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar……………………………………………………………………… 5
B. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………………………… 6
C. Faktor faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……………………. 8
D. Pengertian Gaya Belajar Kinestetik……………………………………………. 10
x
x
E. Penelitian yang Relevan…………………………………………………………….. 12
F. Kerangka Berfikir……………………………………………………………………… 13
G. Hipotesis Tindakan………………………………………………………………….. 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………………………………….. 15
B. Definisi Operasional…………………………………………………………………… 15
C. Variabel Penelitian…………………………………………………………………… 15
D. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………. 16
E. Desain Penelitian……………………………………………………………………….. 16
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……………………………....... 17
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………………………… 19
H. Teknik Analisis Data………………………………………………………………..... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian………………………………………… 23
B. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………………… 19
C. Hasil Uji Coba Instrumen…………………………………………………………… 19
D. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian…………… 25
E. Uji Prasyarat……………………………………………………………………………… 27
F. Hasil Analisis Data…………………………………………………………………….. 29
G. Pembahasan……………………………………………………………………………… 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………… 33
B. Saran…………………………………………………………………………………………. 33
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 35
LAMPIRAN
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Siswa X ...................................................................................... 16
Tabel 3.2 Penilaian Item Angket ............................................................................. 18
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ........................................................................................ 18
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Realiabilitas Angket .................................................... 19
Tabel 3.5 Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel ................................. 21
Tabel 4.1 Validitas Item Instrumen Gaya Belajar Kinestetik Siswa ........................ 24
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel ................................................................................... 25
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 28
Tabel 4.4 Hasil Uji linearitas ................................................................................... 28
Tabel 4.5 Hasil Korelasi ........................................................................................... 29
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik Dengan Prestasi Belajar
Matematika………………………………………………………………………………… 13
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar
Matematika …………………………………………………………………………………. 26
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Gaya Belajar Kinestetik…. 27
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X C SMK
Diponegoro Salatiga ....................................................................... 40
Lampiran 2. Kisi-kisi Angket ............................................................................... 41
Lampiran 3. Angket Gaya Belajar Kinestetik ...................................................... 44
Lampiran 4. Data Hasil Pengisian Angket .......................................................... 47
Lampiran 5. Data Item Valid .............................................................................. 49
Lampiran 6. Uji Reliabilitas ................................................................................ 50
Lampiran 7. Hasil Kurva Normalitas Prestasi Belajar Matematika .................... 50
Lampiran 8. Hasil Kurva Normalitas Gaya Belajar Kinestetik ............................. 51
Lampiran 9. Kategori Prestasi Belajar Matematika ........................................... 52
Lampiran 10. Kategori Gaya Belajar Kinestetik .................................................... 53
Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Matematika ................................................. 54
Lampiran 12. Data Gaya Belajar Kinestetik .......................................................... 54
Lampiran 13. Uji Normalitas ................................................................................ 55
Lampiran ` 14. Uji Linieritas ................................................................................... 56
Lampiran ` 15. Uji Korelasi ..................................................................................... 57
Lampiran `16. Dokumentasi Pengambilan Data ................................................... 59
Lampiran 17. Surat Izin Penelitian ....................................................................... 60
Lampiran 18. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ..................................... 61
Lampiran 19. Tabel r tabel ................................................................................... 62
xiv
xiv
1
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku diri siswa. Menurut Gagne
(dalam Catharina, 2004), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya
terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan
perilaku. Pengertian belajar menurut Bell-Gredler (dalam Udin, 2008),
menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam yakni kemampuan (competencies), ketrampilan
(skills), dan sikap (attitude). Kemampuan (competencies), ketrampilan (skills),
dan sikap (attitude) dapat diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan pengertian di atas, belajar dapat diartikan menerima
informasi dari sekitar kehidupan dan memproses dan menggunakan informasi.
Setiap individu mememiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah ada orang
yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis, hampir dipastikan bahwa
gaya belajar masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Cara yang
berbeda dari setiap orang dalam menyerap dan menerapkan suatu stimulus
merupakan salah satu indikasi adanya individual differences (perbedaan setiap
individu).
Setyowati (2006) menyatakan bahwa seseorang yang belajar dengan
gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, akan dapat mencapai hasil yang
optimal yaitu dengan mencapai hasil prestasi yang tinggi. Sebaliknya jika
kegiatan belajar dilakukan dengan gaya belajar yang tidak sesuai dengan
dirinya, maka belajarnya menjadi tidak efektif atau tidak dapat mencapai
prestasi yang tinggi.
Secara khusus, penelitian ini akan mengamati siswa yang gaya
belajarnya cenderung kinestetik, dalam hal ini yang akan diamati adalah siswa
SMK. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMK karena secara umum siswa SMK
lebih banyak menggunakan gaya belajar kinestetik dalam kegiatan belajar di
kelas. Hal tersebut dapat dilihat pada kelas X SMK Diponegoro Salatiga ketika
melakukan Program Pengakaman Lapangan atau PPL. Siswa lebih cenderungan
melakukan aktivitas belajar menggunakan fisik. Gaya belajar kinestetik
2
merupakan gaya belajar yang mengandalkan fisik dalam proses pembelajaran
DePorter (2000).
Gaya belajar kinestetik memiliki peran penting bagi prestasi belajar
siswa. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara gaya belajar kinestetik
dengan prestasi belajar matematika siswa. Menurut penelitian yang diakukan
oleh Dian Nurlaili terhadap siswa MTs Surya Buana (2007), dengan jumlah 154
siswa menunjukan sumbangan 0,40% yang berarti gaya belajar kinestetik
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Tanta dalam Jurnal Kependidikan Dasar (2010), yang
menyatakan gaya belajar kinestetik memberikan pengaruh positif terhadap
prestasi belajar siswa. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, dapat diketahui
bahwa adanya hubungan dampak positif pada gaya belajar kinestetik terhadap
prestasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Yoenanto ( 2004), menyatakan bahwa
tidak ada hubungan positif antara gaya brlajar kinestetik dengan prestasi
belajar siswa. Hal yang sama juga dinyatakan Sawaldi (2009) dalam
penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Biologi dengan Quantum Learning
melalui Komputer dan Modul ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan
Memori Siswa. Dari hasil penelitiannya menunjukan tidak ada hubungan antara
gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar siswa.
Muncul dua hal yang kontradiktif dari hasil penelitian di atas, yang satu
menyatakan bahawa ada hubungan positif antara gaya belajar kinestetik
terhadap prestasi belajar siswa dan yang satu menyatakan tidak ada hubungan
positif antara gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian tentang “Hubungan antara Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang dijadikan rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X Akuntansi
SMK Diponegoro Salatiga?”.
3
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan
Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
penambahan khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Mampu memberi sumbangan wacana praktis tentang
bagaimana siswa mengetahui dan menggunakan gaya belajar,
khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar
b. Bagi lembaga pendidikan
Mampu memberikan masukan positif bagi lembaga untuk
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki masalah
yang berkaitan dengan belajar, khususnya tentang gaya belajar dan
prestasi belajar siswa.
c. Bagi pengajar
Dapat memberikan masukan bagi pengajar dan mengatasi anak
didiknya dengan menggunakan metode belajar yang variatif untuk
memadai gaya belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
4
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Winataputra (1995) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung
pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai
hasil dari pengalaman. Pengertian belajar dikemukankan juga oleh Slameto
(2003) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil penglaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Hakim (2001)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut diperlihatkan dalam bentuk
peningkatan kulitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan percakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, kepemahaman, ketrampilan, daya piker, dan
sebagainya. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Proses belajar, apabila
seseorang tidak mendapakan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses
belajar atau dengan kata lain mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapakan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi
internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang
ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,ketrampilan, kemampuan dan
sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
manusia, misalnya ruang belajar bersih, sarana, dan prasarana yang memadai.
Purwanto (2003)Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman
yang berulangulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan,atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dll.
6
Selain itu Mohamad (2004) mendefinisikan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai prestasi penglaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Djamarah (2002) belajar adalah
serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai prestasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan
yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotor.
B. Prestasi Belajar
Tu’u (2004) menyatakan prestasi merupakan hal yang dicapai
seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik
adalah hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran di sekolah atau perguruan
tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan
penelitian, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh matapelajaran, biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan pendapat Tu’u tersebut, prestasi belajar siswa dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1) prestasi belajar siswa adalah hasil yang dicapai
siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan pembelajaran di sekolah; 2)
prestasi belajar siswa terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan
dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi, dan prestasi belajar siswa dibuktikan dan
ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh
guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Jadi prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Koster (2001) mengungkapkan prestasi belajar itu sebagai berikut:
dalam kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswadi
mana guru memegang peran yang menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar yang terwujud dalam bentuk belajar siswa (kognitif) maupun konsep
diri siswa (afektif) seperti watak, sikap dan kepribadian siswa. Prestasi belajar
siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata
pelajaran disekolah. Prestasi belajar adalah skor atau angka yang terdapat pada
daftar nilai rata – rata tugas, ulangan harian atau ulangan umum (Nuraeni,
2006).
7
Syah (2006) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf
keberhasilan sebuah proses mengajar-belajar (the teaching-learning process)
atau taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi, dan
kenaikan kelas. Azwar (2004) menyatakan prestasi atau keberhasilan belajar
dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor,
indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) prestasi belajar
merupakan penguasaan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Fafo (2005) prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
siswa terhadap mata pelajaran setelah siswa mempelajari materi untuk
mencapai tujuan pengajaran dalam satu kurun waktu yang biasanya berupa
semester atau tahun pengajaran. Menurut Winkel (1983) menyatakan prestasi
belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai, yaitu hasil yang dicapai siswa
setelah melakukan proses belajar.
Missa (2005) prestasi belajar siswa merupakan perolehan hasil belajar
yang terukur melalui kegiatan evaluasi yaitu penguasaan pengtahuan , sikap
dan ketrampilan dalam ukuran atau satuan waktu semester dan tahunan.
Menurut setyowati (2006) prestasi belajar merupakan penilian hasil perbuatan
belajar di bidang akademik bersifat kognitif yang diperoleh dari pembelajaran
di sekolah sebagai tolak ukur pertanggungjawaban atas keberhasilan siswa dan
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan
tingkat penguasaan siswa akan ilmu pengetahuan dalam suatu periode
tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka prestasi belajar dalam
penelitian ini mengacu pada Azwar yang prestasi belajar siswa dapat
dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks
prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Suparno (2001) dan Suryabrata (2002) menyatakan bahwa ada dua
faktor yang berperan dalam prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri
individu. Faktor fisiologis dan faktor psikologis termasuk dalam faktor internal.
8
Faktor fisiologis berasal dari keadaan jasmani diri individu itu sendiri, biasanya
berhubungan erat dengan fungsi-fungsi fisik misalnya kesehatan panca indera
dan lain-lain. Faktor psikologis berhubungan dengan hal- hal yang bersifat
psikis misalnya motivasi, minat, bakat, dan kemampuan kognitif. Beberapa
contoh dari faktor psikologis adalah kesulitan memahami pelajaran yang terjadi
karena pelajaran yang disampaikan tidak cukup ditunjang oleh pengetahuan
sebelumnya, kehilangan semangat belajar karena nilai yang diperolehnya
rendah, kesulitan untuk mendisiplinkan diri dalam belajar, ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi, ketekunan dalam mendalami pelajaran, konsep diri yang
negatif, serta gangguan emosi.
Lebih lanjut, faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
individu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor sosial dan faktor nonsosial.
Faktor sosial yang dimaksud adalah faktor manusia seperti kemampuan atau
keadaan sosial ekonomi, kekurangmampuan guru menguasai materi dan
strategi pembelajaran, tugas-tugas non akademik yang dapat menyita waktu
belajar sehingga porsi belajar lebih sedikit, kurang memperoleh dukungan dari
orang sekitar, lingkungan fisik yang mempengaruhi kualitas belajar seseorang,
serta kesulitan belajar yang berasal dari lembaga pendidikan sendiri, misalnya
sarana belajar yang kurang, perbandingan siswa guru yang tidak seimbang.
Faktor nonsosial meliputi keadaan cuaca, udara, lokasi tempat belajar, dan alat-
alat yang dipergunakan untuk belajar
Tu’u (2004) terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi prestasi, yaitu:
faktor kecerdasan, faktor bakat, faktor minat dan perhatian, faktor motif,
faktor cara belajar, faktor lingkungan keluarga dan faktor sekolah.
Faktor kecerdasan tidak hanya meliputi kemampuan rasional
matematis tetapi menyangkut kemampuan yang luas seperti kemampuan
rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, serta kemampuan
mengatur prilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan
kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kecerdasan yang
dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi
belajar.
Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawa
sejak lahir, yang diterima sebagai warisanya dari orang tua. Jika bakat-bakat
yang ada dalam diri siswa tersebut dikembangkan dalam pembelajaran maka
akan memperoleh prestasi yang tinggi.
9
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.Perhatian
adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat
dan perhatian yang tinggi pada pelajaran akan memberi dampak baik bagi
prestasi siswa.
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat
sesuatu.Motif selalu mendasari, mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa.
Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi
dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.
Sebagian waktu seseorang dihabiskan dirumah.Oleh karena itu,
keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh pada prestasi siswa.Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong,
memberi semangat, bimbingan dan teladan yang baik kepada anaknya.
Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan besar memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa.Oleh karena itu sekolah merupakan
lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi
yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan
ilmu pengetahuan.
Setyowati (2006) menyatakan bahwa seseorang yang belajar dengan
gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, akan dapat mencapai hasil yang
optimal yaitu dengan mencapai hasil prestasi yang tinggi. Sebaliknya jika
kegiatan belajar dilakukan dengan gaya belajar yang tidak sesuai dengan
dirinya, maka belajarnya menjadi tidak efektif atau tidak dapat mencapai
prestasi yang tinggi.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh DePorter (2000), dimana prestasi
siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam
pembelajaran. Pertama, strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang
kurang menonjol dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam
kecerdasan. Kedua, strategi guru melibatkan siswa dalam pembelajaran secara
penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan. Ketiga, strategi guru
membantu alat bantu dan menciptakan ruangan yang hidup.
Menurut DePorter (2000) ada beberapa lingkungan yang sangat
mempengaruhi dalam prestasi belajar:
10
1. Menciptakan suasana yang nyaman dan santai
Suasana yang nyaman dan santai sangat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Siswa dalam proses belajar sangat membutuhkan
kenyamanan di suatu ruangan kelas karena suasana yang nyaman dan
santai akan membuat siswa bersemangat untuk melakukan aktifitas
proses belajar.
2. Menggunakan musik supaya terasa santai, terjaga dan sikap untuk
berkonsentrasi
Siswa terkadang juga membutuh musik agar terasa santai dan dapat
berpikir fokus kepada pelajaran yang diajarkan guru. Siswa dalam belajar
butuh hiburan karena siswa merasa nyaman.
3. Menciptakan dan menyesuaikan suasana hati dengan berbagai jenis musik
Guru dalam kelas harus mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan agar siswa bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan proses
belajar. Adanya suasana hati yang senang siswa akan dapat menerima
materi yang disampaikan guru
4. Gunakan pengingat-ingat visual untuk mempertahankan sikap positif
Guru ketika mengajar tidak hanya bicara untuk memberikan materi
saja tetapi guru juga harus mampu mempertahankan suasana kelas agar
kelas terkondisi dengan baik.
5. Berinteraksi dengan lingkungan dimana siswa tinggal untuk menjadi pelajar
yang lebih baik.
D. Pengertian Gaya Belajar Kinestetik
Menurut Gunawan (2004) gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar
siswa yang melalui gerakan. Siswa bergerak untuk bisa memasukan informasi
ke dalam otak pada diri siswa. Siswa yang belajar dengan gaya belajar
kenestetik sangat suka belajar dengan menyetuh atau memanipulasi objek atau
peralatan. Gunawan membagi dua jenis gaya belajar kinestetik yaitu: kinestetik
eksternal dan kinestetik internal.
Gaya belajar kinestetik eksternal adalah gaya belajar yang melibatkan
fisiknya untuk memperoleh suatu informasi atau pngetehuan. sedangkan gaya
belajar kinestetik internal adalah siswa dapat belajar dengan baik apabila siswa
sudah mengetahui tujuan dari pelajaran yang diberikan.
11
Madden (2002) juga sama dengan Gunawan yang membagi gaya
belajar kinestetik menjadi dua yaitu: gaya belajar kinestetik eksternal dan gaya
belajar kinestetik internal.
Gaya belajar kinestetik eksternal adalah gaya belajar yang melibatkan
fisiknya untuk menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan menyentuh.
Pembelajar kinestetik berpikir dengan sangat baik sambil berjalan hilir mudik.
Siswa yang belajar dengan gaya belajar kinestetik eksternal cenderung sering
menggunakan gerakan atau membuat ekspresi wajah yang berlebihan selama
percakapan. Siswa dapat mengingat subyek pembelajaran atau lokasi dengan
sangat baik setelah siswa mengalami subyek itu sendiri. Para pembelajar
kinestetik eksternal cenderung bergantung pada lapangan dan lebih suka
belajar dalam lingkungan kontekstual seperti kunjungan lapangan, eksperimen
langsung, dan aplikasi hidup yang sebenarnya.
Gaya belajar kinesteik internal lebih memilih lingkungan belajar yang
memungkinkan para pembelajar kinestetik internal dapat membuat
kesimpulan tentang suatu subyek. Para pembelajar kinestetik internal sensitif
terhadap isyarat non-verbal seperti nada, infleksi, tempo, isyarat, dan ekspresi
wajah. Penekanan pada kesimpulan dan isyarat non-verbal berarti cara orang
mengatakan sesuatu lebih penting daripada apa yang dikatakannya.
Gordon (2002) menyatakan gaya belajar kinestetik adalah belajar yang
melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Proses belajar yang tidak bisa
berdiam diri karena ingin melibatkan fisiknya untuk terlibat langsung. Siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik selalu ingin meperagakan secara langsung
tanpa membaca instruksi yang disediakan. siswa suka ”menangani”, bergerak,
menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri.
DePorter & Hernacki (2001) gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas
belajar dengan cara bergerak dengan menggunakan fisik. Pembelajar tipe ini
mempunyai keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan
menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak-anak
yang ternasuk belajar dengan gaya belajar kinestetik senang dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh seperti merangkak, berjalan,
dan kemampuan berjalan lebih cepat.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik menurut
DePorter & Hernacki (2001) di antaranya ; berbicara dengan perlahan, mudah
12
terganggu oleh keributan, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
mereka, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, mempunyai
perkembangan awal oto-otot yang besar, belajar melalui memanipulasi dan
praktik, memnghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari
sebagai petunjuk ketika membaca, banyak mengggunakan isyarat tubuh, tidak
dapat duduk diam untuk waktu lama. Aspek yang ada: 1) belajar melalui
aktivitas fisik; 2) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; 3) peka
terhadap ekspresi dan bahasatubuh; 4) menyukai kegiatan coba-coba.
Penelitian ini mengacu pada definisi gaya belajar kinestetik menurut
DePorter & Hernacki yang dalam belajar selalu bergerak, aktivitas dengan fisik
E. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang terkait dalam hubungan antara gaya belajar
kinestetik terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Dian Nurlaili
(2007) penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa MTs Surya Buana. Dari hasil
penelitian yang dilakukan adanya hubungan atau pengaruh gaya belajar siswa
MTs Surya Buana dengan hasil prestasi belajar matematika siswa meningkat,
dengan memiliki presentase 0,40% sumbangan pengaruh kepercayaan
terhadap prestasi belajar.
Khoiriyah (2009) dengan penelitian yang berjudul hubungan gaya
belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa dan pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa di Mts N Gresik. Hasil penelitiannya didapatkan adanya
pengaruh atau hubungan antara gaya belajar kinestetik terhadap prestasi
belajar siswa dengan didapatkan sebesar 27.7% dalam memberikan
sumbangan pada prestasi belajar matematika siswa
Hasil penelitian Eli (2011) hubungan antara gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VI
Gugus Gajah Mungkur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester I
Tahun ajaran 2010/2011. Hasilnya menyatakan bahwa hubungan antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar siswa dengan presentase sebesar
18,3% dalam memberikan sumbangan pada prestasi belajar matematika siswa.
F. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajat
kinestetik terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan
13
Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga, oleh karenanya terdapat dua variabel yang
akan diukur gaya belajar kinestetik dan prestasi belajar matematika. Berikut
merupakan Gambar 2.1 kerangka berfikir penelitian ini.
Gambar 2.1
Hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika
G. Hipotesis tindakan
Berdasarkan kajian teori serta beberapa hasil penelitian yang relevan
maka diajukan hipotesis sebagai berikut: terdapat hubungan positif dan
signifikan antara gaya belajar kenestetik dengan prestasi belajar matematika
siswa kelas X Jurusan Akunntasi SMK Diponegoro Salatiga.
X
Gaya Belajar
Kinestetik
Prestasi Belajar
Matematika Siswa
14
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional.Penelitian
korelasional adalah penelitian yang bertujuan mendeteksi sejauh mana
variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor yang lain (Arikunto, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar
matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
B. Definisi Operasional
1. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai
keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan
menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena
keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
Anak-anak yang termasuk belajar dengan gaya belajar kinestetik senang
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa
terhadap mata pelajaran setelah siswa mempelajari materi untuk
mencapai tujuan pengajaran dalam satu kurun waktu yang biasanya
berupa semester atau tahun pengajaran. Prestasi belajar dalam
penelitian ini dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator
berupa nilai rapor, indeks prestasi study, angka kelulusan, dan predikat
keberhasilan.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang ,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Variabel-variabel penelitian
ini sebagai berikut ;variabel bebas (independen variabel) adalah gaya belajar
16
kinestetik (X), sedangkan variabel terikat ( dependen variabel) sebagai
prestasi belajar siswa SMK Diponegoro (Y).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan Akuntansii
SMK Diponegoro yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi Kelas X
No Kelas Jumlah
1 X A Akuntansi 41
2 X B Akuntansi 39
3 X C Akuntansi 42
Total 122
Berdasarkan pada Tabel 3.1, dapat dilihat jumlah siswa masing-
masing dari kelas. Kelas X A Akuntansi terdiri dari 41 siswa, X B Akuntansi
terdiri dari 39 siswa dan X C Akuntansi yang terdiri dari 42 siswa.
Keseluruhan populasi kelas X SMK Diponegoro berjumlah 122 siswa
2. Sampel
Pendapat Arikunto (1998) bahwa apabila populasi yang dipilih
berjumlah 100 atau lebih maka sampel penelitian diambil 20% - 25% dari
populasi. 25% dari populasi 122 adalah 31. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik
simple random sampling dilakukan dengan jalan memberikan
kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitiaan. Kelas yang terambil
adalah kelas X C Akuntansi yang berjumlah 42 siswa.
E. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan antara gaya belajar
kinestetik dengan prestasi belajar matematika ada hubungan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian angket atau kuesioner yang disusun
berdasarkan skala Likert. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode
pengumpulan data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian.
17
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi: adalah untuk mengetahui data awal berupa jumlah populasi dan
sampel serta keadaan real gaya belajar siswa.
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang diberikan
kepada siswa dengan maksud agar siswa yang diberi tersebut bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto,
1990). Metode angket ini sebagai metode utama yang dipakai dalam
pengumpulan data yang akan dianalisis. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menentukan gaya belajar seseorang adalah dengan
menggunakan angket.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari kata dokumen yang artinya barang-barang tulisan. Di
dalam pelaksanaan metode dokumentasi, yang di lakukan adalah
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
transkip, surat kabar, notulen, agenda peraturan-peraturan, catatan harian,
dan lain sebagainya (Arikunto, 2002).
Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk melihat transkip
nilai raport tentang hasil prestasi belajar siswa, buku-buku dan majalah
dipakai untuk melihat data-data yang berhubungan dengan sejarah
berdirinya sekolah, mata pelajaran atau kurikulum, tujuan, visi, misi,
struktur dan data-data yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode pengumpulan
data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian. Data
tentang prestasi belajar matematika siswa didapat melalui metode
dokumentasi yang berupa rapor siswa
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
Sugiyono (2010). Angket disusun menggunakan skala likert yang berjenjang
satu sampai empat. Angket yang digunakan berjumlah 20 yang terdiri atas
13 item positif dan 7 item negatif. Masing-masing item terdapat empat
kategori pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (S), kadang-kadang (KK),
dan tidak pernah (TP) yang dapat dilhat pada Tabel 3.2.
18
Tabel 3.2 Penilaian Item Angket
Positif Negatif
Sering Sekali(SL) 4 1
Sering (S) 3 2
Kadang-kadang (K) 2 3
Tidak pernah (TP) 1 4
Berdasarkan Tabel 3.2, skor untuk item positif yaitu skor 4 untuk
jawaban sering sekali, skor 3 untuk jawaban sering, skor 2 untuk jawaban
kadang-kadang dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah. Skor 1 untuk
jawaban sering sekali. skor 2 untuk jawaban sering, skor 3 untuk jawaban
kadang-kadang dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah adalah skor untuk
pernyataan yang negatif.
Penelitian ini menggunakan angket sebagai pengambilan data dengan
kisi-kisi gaya belajar kinestetik yang dapat dilihat Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket
Konsep Aspek Positif Negatif
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang
melibatkan seluruh anggota tubuh
Belajar melalui aktivitas fisik
2,4,15,17 7
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
1,10,18 5,14,
Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
8,11, 12 9,19
Menyukai kegiatan coba-coba
6,13, 20 3,16
Berdasarkan Tabel 3.3, dari 4 aspek terdiri dari 5 item. Aspek belajar
melalui aktivitas fisik terdiri dari 5 item yang dimana positif terdiri dari 4 dan
1 item negatif. Aspek selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
terdiri dari 5 item yang dimana positif terdiri 3 item dan 2 item negatif.
Aspek peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh terdiri dari 5 item yang
19
terdiri dari 3 item positif dan 2 item negatif. Sedangkan aspek Menyukai
kegiatan coba-coba terdiri dari 5 item yang dimana 3 item positif dan 2 item
negatif.
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas instrument dapat
diukur dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, dengan syarat
jika butir angket dikatakan valid dan jika instrumen
dikatakan tidak valid. Perhitungan validitas ini menggunakan Microsoft Excel
2007.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen
yang digunakan dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan
pengujian kembali pada subjek yang sama. Uji reliabilitas yang digunakan
adalah uji Cronbach alpha, perhitungannya menggunakan SPSS For Windows
versi 17.0. Hasil koefisien reliabilitas tersebut kemudian dibandingkan dengan
standar reliabilitas untuk mengetahui kategori reliabilitas angket. Berikut
standar reliablilitas yang dikemukakan oleh Azwar (2005) yang terlihat pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Reliabilitas Angket
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
Tidak reliabel Cukup reliabel
Reliabel Sangat reliabel
Berdasarkan Tabel 3.4, tingkat reliabilitas suatu instrumen penelitian
dapat ditentukan. Koefisien reliabilitas instrumen yang kurang dari
dikatakan tidak reliabel, sedangkan koefisien reliabilitas antara sampai
dengan kurang dari dikatakan cukup reliabel. Lebih lanjut, koefisien
reliabilitas instrumen antara sampai dengan kurang dari tergolong
reliabel, sedangkan koefisien reliabilitas antara sampai dengan tergolong
sangat reliabel.
H. Teknis Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
20
Gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap kedua variabel,
yakni gaya belajar kinestetik, dan prestasi belajar matematika siswa
disajikan melalui analisis deskriptif. Besaran statistik besaran statistik
deskriptif antara lain mencakup mean, standart deviation, skor minimum,
dan skor maksimum.
2. Uji Prasyarat
Uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dan
uji linieritas.
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas data adalah untuk mengetahui
normal atau tidaknya data hasil pengukuran untuk masing-masing
variabel penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian normalitas
data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov T- est dengan bantuan
SPSS. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan. Jika
taraf signifikan > 0,05 maka data hasil pengukuran berdistribusi
normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengtahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas, jika nilai signifikan >
0.05 dikatakan linier.
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson product moment.
Penghitungan analisis korelasinya dengan menggunakan bantuan SPSS
16.0 for windows. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya
hubungan kedua variabel, maka dapat digunakan pedoman sebagai
berikut (Jahat dan Haris, 2008), yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel
21
Rentang Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Ada tidaknya hubungan (korelasi) gaya belajar kinestetik dengan
prestasi belajar matematika, maka dilakukan dengan menggunakan
korelasi untuk dua variabel, untuk uji hipotesis penelitian. Penilaian
hipotesis didasarkan pada :
H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika
siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
H1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar
kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas
X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
Kriteria pengujian adalah jika nilai > maka H0 ditolak
sebaliknya jika nilai nilai ≤ H0 diterima. Korelasi product
moment pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lain dengan menggunakan bantuan program
SPSS.
22
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga. Tiga kelas yang ada di
kelas X, kelas yang dipilih adalah X C jurusan Akutansi. Jumlah siswa X C
sebanyak 42 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 4 siswa dan siswa
perempuan sebanyak 38 siswa. Pengambilan data di kelas X C hanya 38 siswa
yang dapat ikut serta dalam pengambilan data sedangkan 4 siswa tidak dapat
mengikuti karena ada tugas dari Sekolah.
B. Pelaksanaan Penelitian
Tanggal 5 Maret membuat surat izin untuk melakukan penelitian di
SMK Diponegoro Salatiga di TU FKIP. Surat ijin jadi pada tanggal 11 Maret
2013 setelah itu surat izin diserahkan kepada TU SMK Diponegoro Salatiga
pada tanggal 14 Maret 2013. Selasa tanggal 19 Maret 2013 menghubungi
pihak guru yang mengampu kelas X Akutansi dan meminta daftar nilai kelas X
Akutansi. Penelitian dilakukan dikelas X C atas persetujuan guru matematika
yang mengampu kelas X C. Penelitian dilakukan pada hari Sabtu tanggal 4
Mei 2013 jam 08.45 sampai jam 09.10
C. Hasil Coba Instrumen
Penelitian ini menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data,
oleh karena itu penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas
Uji validitas atau uji kesahihan dilakukan untuk mengukur pernyataan-
pernyataan yang ada dalam angket. Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti
adalah dengan menguji cobakan angket penelitian kepada beberapa siswa di
SMK Diponegoro Salatiga dengan jumlah responden sebanyak 38 responden.
Jumlah pernyataan angket yang disebarkan berjumlah 20 pernyataan.
Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji validitas
berdasarkan perhitungan dengan bantuan program excel Windows dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
24
Tabel 4.1 Validitas Item Instrumen Gaya Belajar Kinestetik Siswa
Item Soal Nilai Korelasi Kriteria
1 0,37 Valid
2 0,62 Valid
3 -0,23 TD
4 0,47 Valid
5 0,23 TD
6 0,55 Valid
7 -0,15 TD
8 -0,31 TD
9 0,43 Valid
10 0,25 TD
11 0,34 Valid
12 0,39 Valid
13 0,51 Valid
14 0,30 TD
15 0,32 Valid
16 0,25 TD
17 0,49 Valid
18 0,43 Valid
19 0,55 Valid
20 0,62 Valid
Keterangan : TD = Tidak Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 uji validitas menggunakan Pearson Product
Moment dengan α = 5% dan n = 38, maka diperoleh nilai
Angket tersebut setelah dilakukan uji coba dan dianalisis
menggunakan Pearson Product Moment, diperoleh 7 item yang tidak valid
dan yang valid 13 item. Item yang tidak valid no 3 dengan nilai korelasi -0,23,
no 5 dengan nilai korelasi 0,23, no 7 dengan nilai korelasi -0,15, no 8 dengan
nilai korelasi -0,31, no 10 dengan nilai korelasi 0,25, no 14 dengan nilai
korelasi 0,30, no 16 dengan nilai korelasi 0,25. Item yang tidak valid dalam
penelitian ini akan dihilangkan atau dihapus.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabiltas untuk kuesioner gaya belajar
kinestetik diperoleh nilai Alpha Cronbach’s 0,783 yang dapat dilihat pada
25
Lampiran 5.Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Azwar (2011)
maka koefisien alpha gaya belajar kinestetik sebesar 0,783 termasuk dalam
kategori cukup reliabel.
D. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
Deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data pada
dengan instrumen penelitian berupa bentuk skor. Pemaparan tersebut
meliputi variabel-variabel: Gaya Belajar, dan Prestasi Belajar Matematika
yang mencakup mean, standart deviation, skor minimum, dan skor
maksimum. Jika Y menyatakan variabel terikat atau variabel prestasi belajar
matematika, dan X menyatakan variabel bebas yaitu gaya belajar kinestetik
maka rangkuman perolehan skor data variabel penelitian disajikan pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gaya belajar kinestetik
38 18 42 29.1316 5.01442
Prestasi Belajar Matematika
38 65 84 72.7895 5.48294
Berdasarkan Tabel 4.2 gaya belajar kinestetik memiliki skor
minimum 18, skor maksimum 42, skor mean 29.1316, dan skor standart
deviation 5.01442. Prestasi belajar matematika memiliki skor minimum 65,
skor maksimum 84, skor mean 72.7895, dan skor standart deviation 5.48294.
1. Prestasi Belajar Matematika Siswa
Siswa yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 38
siswa. Mengetahui prestasi belajar matematika siswa, peneliti
membaginya menjadi 3 kategori: x > 70 terlampui, x = 70 tercapai, dan x
< 70 belum tercapai berdasarkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
SMK Diponegoro sebesar 38 siswa.
Kategori prestasi belajar matematika siswa kelas X C SMK
Diponegoro Salatiga dengan kategori yang sudah ditentukan dengan KKM
dari SMK Diponegoro dapat dilihat pada Gambar 4.1.
26
Gambar 4.1
Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui bahwa 57,89% atau 22 siswa
memiliki prestasi belajar matematika yang terlampui dengan kriteria x >
70, prestasi belajar matematika tercapai dengan kriteria x = 70 memiliki
sebesar 5,26% atau 2 siswa, dan 36,84% 14 siswa memiliki prestasi
belajar matematika belum tercapai dengan kriteria x < 70.
2. Gaya Belajar Kinestetik
Tingkat gaya belajar kinestetik siswa, peneliti membaginya menjadi
3 kategori: tinggi, sedang, dan rendah. Banyak pilihan pada masing-
masing item ada 4, maka skor maksimum yang diperoleh yaitu 4 × 13 =
52 dan skor minimum yaitu 1 × 13 = 13 dan diperoleh interval sebagai
berikut.
Gaya belajar kinestetik siswa dikategorikan tinggi, sedang dan
rendah dengan ditentukan interval sebesar 13. Kategori ini digunakan
untuk mengetahui berapa besar jumlah siswa yang ada dalam kategori
tinggi, sedang dan rendah. Kategori gaya belajar kinestetik dapat dilihat
pada Gambarl 4.2.
27
Gambar 4.2
Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Gaya Belajar Kinestetik
Berdasarkan Gambar 4.2, siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga cenderung mendapatkan gaya belajar kinestetik
yang tergolong sedang. Terdapat 2 siswa atau sebesar 5,26% termasuk
dalam golongan tinggi, golongan sedang terdapat 28 siswa atau 73,68%,
dan golangan rendah terdapat 8 siswa atau 21,05% yang mendapat gaya
belajar kinestetik
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan penggolongan data,
maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga mempunyai prestasi belajar matematika yang
tergolong terlampui yaitu 22 siswa, tercapai yaitu 2 dan belum tercapai
yaitu 14 siswa.Berbeda dengan gaya belajar kinestetik, sebagian besar
siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga mendapatkan
gaya belajar kinestetik yang tinggi, yaitu 2 siswa, sedangkan 28 siswa
termasuk yang mendapatkan gaya belajar kinestetik dalam kategori
sedang, dan sedangkan 8 siswa termasuk yang mendapatkan gaya belajar
kinestetik dalam kategori rendah.
E. Uji Prasyarat
Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
data dan uji linieritas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof–Smirnov
Test dan uji linieritas menggunakan uji ANOVA dengan menggunakan SPSS For
Windows versi 17.0. Hasil uji normalitas pada data prestasi belajar matematika
dan data gaya belajar kinestetik dapat dilihat pada Tabel 4.3
28
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Gaya belajar kinestetik .142 38 .051
Prestasi Belajar Matematika .124 38 .149
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji normalitas, diperoleh nilai signifikasi
untuk prestasi belajar matematika siswa dan nilai signifikasi 0,149 untuk
gaya belajar kinestetik 0,888. Nilai signifikasi tersebut lebih besar jika
dibandingkan dengan sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
tersebut berdistribusi normal.
Uji linearitas dilakukan untuk mengtahui variabel mempunyai hubungan
yang linear atau tidak. Tehnik yang digunakan dalam pengujian linieritas
dengan menggunakan anova yang dihitung menggunakan SPSS. Hasil uji
linearitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji linieritas diperoleh nilai signifikansi
, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai
hubungan yang linier. Hasil kedua uji telah memenuhi syarat, sehingga dapat
dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment.
Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Prestasi
Belajar
Matematika *
Gaya Belajar
Kinestetik
Between
Groups
(Combined) 368.349 18 20.464 .523 .913
Linearity .390 1 .390 .010 .922
Deviation from
Linearity
367.959 17 21.645 .553 .888
Within Groups 743.967 19 39.156
Total 1112.316 37
29
F. Hasil Analisis Data
Hasil kedua uji prasyarat telah memenuhi syarat, sehingga dapat
dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil dari korelasi
gaya belajar kinestetik dangan prestasi belajar matematika siswa dapat
dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Korelasi Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi Belajar
Matematika Siswa
Gaya Bekajar
Kinestetik
Prestasi
Belajar
Matematika
Gaya Bekajar
Kinestetik
Pearson Correlation 1 .019
Sig. (1-tailed) .456
N 38 38
Prestasi Belajar
Matematika
Pearson Correlation .019 1
Sig. (1-tailed) .456
N 38 38
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil perhitungan dengan menggunakan
korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r atau koefisien korelasi
sebesar 0,019. Jadi ada korelasi positif sebesar 0,019 antara gaya belajar
kinestetik dengan prestasi belajar matematika namun dalam kategori
sangat rendah. Hal ini berarti semakin besar gaya belajar kinestetik, maka
akan semakin besar pula prestasi belajar matematika. Bila taraf kesalahan
5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga
Ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320,
sehingga diterima dan ditolak. Jadi tidak ada hubungan positif
signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar
matematika.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, diperoleh rata-rata dari
prestasi belajar matematika siswa adalah 72,78 dan simpangan baku 5,48.
30
Lebih lanjut, prestasi belajar matematika siswa digolongkan menjadi tiga,
yaitu golongan terlampui, tercapai, dan belum tercapai. Berdasarkan
penggolongan tersebut, terdapat 22 siswa yang masuk dalam kategori
mempunyai prestasi belajar matematika terlampui atau sebesar 57,89%, 2
siswa atau 5,26% masuk dalam kategori tercapai, dan 14 siswa atau 36,84%
masuk dalam kategori belum tercapai. Berdasarkan penggolongan
tersebut, rata-rata prestasi belajar matematika siswa masuk dalam kategori
terlampui. Hal ini wajar, karena 72,78% siswa memiliki prestasi belajar
matematika yang tergolong terlampui.
Rata-rata gaya belajar kinestetik adalah sebesar 29,13 dan simpangan
baku sebesar 5,01. Lebih lanjut, gaya belajar kinestetik digolongkan
menjadi tiga. Golongan tinggi terdapat 2 siswa atau sebesar 5,26%,
golongan sedang terdapat 28 siswa atau 73,68%, dan golongan rendah
terdapat 8 siswa atau 21,05%. Berdasarkan penggolongan tersebut, rata-
rata gaya belajar kinestetik masuk dalam kategori sedang, sebesar 73,68%
siswa mendapatkan gaya belajar kinestetik yang tergolong sedang.
ada korelasi positif sebesar 0,019 antara gaya belajar kinestetik
dengan prestasi belajar matematika namun dalam kategori sangat rendah.
Hal ini berarti semakin besar gaya belajar kinestetik, maka akan semakin
besar pula prestasi belajar matematika. Bila taraf kesalahan 5%, (taraf
kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga Ternyata harga
lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320, sehingga
diterima dan ditolak. Jadi tidak ada hubungan positif dan nilai koefisien
korelasi antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika.
Data dan koefisien korelasi yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat
digeneralisasikan pada populasi dimana sampel yang diambil atau data
tersebut mencerminkan keadaan populasi. Digeneralisasikan bahwa tidak
terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Yoenanto ( 2004) dan Sawaldi
(2009) yang menyatakan bahwa gaya belajar kinestetik siswa tidak ada
hubungan pada prestasi belajar matematika siswa.
31
Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang berpengaruh pada prestasi
belajar matematika siswa bukan hanya gaya belajar kinestetik, tetapi juga
terdapat faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh pada prestasi belajar
siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh Suparno (2001). Faktor-faktor
tersebut antara lain: `1) faktor internal itu antara lain adalah kesulitan
memahami pelajaran yang terjadi karena pelajaran yang disampaikan tidak
cukup ditunjang oleh pengetahuan sebelumnya, kehilangan semangat
belajar karena nilai yang diperolehnya rendah, kesulitan untuk
mendisiplinkan diri dalam belajar, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi,
ketekunan dalam mendalami pelajaran, konsep diri yang negatif, dan serta
gangguan emosi; 2) faktor eksternal terdiri dari kemampuan atau keadaan
sosial ekonomi, kekurangmampuan guru menguasai materi dan strategi
pembelajaran, tugas-tugas non akademik yang dapat menyita waktu
belajar sehingga porsi belajar lebih sedikit, kurang memperoleh dukungan
dari orang sekitar, lingkungan fisik yang mempengaruhi kualitas belajar
seseorang, serta kesulitan belajar yang berasal dari lembaga pendidikan
sendiri, misalnya sarana belajar yang kurang, dan perbandingan siswa guru
yang tidak seimbang.
32
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian korelasional ini menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan yang positif signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi
belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS, ada korelasi positif sebesar
0,019 antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika
namun dalam kategori sangat rendah. Hal ini berarti semakin besar gaya
belajar kinestetik, maka akan semakin besar pula prestasi belajar matematika.
Bila taraf kesalahan 5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga
Ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019
< 0,320, sehingga diterima dan ditolak. Jadi kesimpulannya tidak
terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro
Salatiga.
B. Saran
Pertimbangan guru untuk lebih fokus kepada cara mengajar yang baik
daripada fokus kepada gaya belajar siswa karena tidak terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi
belajar matematika.
34
35
SDAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2004. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: upt unnes Press Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, S. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka DePorter. 2000. Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning di
Ruang-ruang. Bandung: Penerbit Kaifa. DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2001. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dryden, Gordon dan Voc, Jeannette. 2002, Revolusi Cara Belajar. Kaifa Bagian II
Eli. 2011. Hubungan antara Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII Gugus Gajah Mungkur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester I tahun ajaran 2010/2011. Skripsi
Fafo. 2005. Hubungan antara Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar IPA Siswa Kelas X I SMA Negeri I Amanuban. Tesis Program Pasca Sarjana. UKSW
Gunawan, Adi W 2004. Born to Be a Genius.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Hakim. 2000. Belajar adalah “Suatu Proses Perubahan didalam Kepribadian
Manusia
36
Khoiriyah. 2009. Gaya Belajar Matematika Siswa dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs N Gresik.
Missa. 2005. Hubungan antara Gaya Belajar dan Minat pekerjaan dengan
Prestasi Belajar siswa Kelas X SMK Negeri 2 SOE. Tesis Program Pasca Sarjana. UKSW
Madden, Thomas 2002. FIRE UP Your Learning: Petunjuk Belajat yang
Dipercepat untuk Umur 12 tahun ke atas.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Muhibbin, Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nur, Nuraeni. 2006. Hubungan antara Intelegensi Kebiasaan Belajar, Prestasi
Belajar pada Mata Pelajaran Math Siswa Kelas V SD N Salatiga 12 Tahun Ajaran 2005/2006
Nurlaili, Dian. 2007. Hubungan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
MTs Surya Buana. Skripsi. Purwanto, Ngalim, M. 2003 Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Qomariyah. 2010. Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Blega. Skripsi.
Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Sawaldi. 2009. Pembelajaran Biologi dengan Quantum Learning melalui
Komputer dan Modul ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Memori Siswa. Skripsi.
Setyowati. 2006. Hubungan antara Hisiplin Belajar dan Gaya Belajar dengan
Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Semarang. Tensis Program Pasca Sarjana UKSW.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Puspa Swara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Alfabeta. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
37
Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
Qurasy Suryabrata, S. 2002. Psikologi pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar Dirjen Dikti Depdiknas. Tanta. 2010. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa pada
Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cenderawasih.Skripsi
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo. Wayan, Koster. 2001. Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcome Sekolah.
Survai di SLTA Jakarta.Http//www. Depdiknas.go.id/Balitbang/ Publikasi/jurnal/no 025/WayanKoster.htm
Winataputra, U S. 1995. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya Winkel, W.S 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Yoenanto, Nono. 2004. Pengaruh Gaya Belajar Visual,Auditorial, Kinestetik
Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA. skripsi.
38
39
40
Lampiran 1. Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X C
SMK Diponegoro Salatiga
N0 Nilai Matematika Kelas X
C N0 Nilai Matematika Kelas X
C
1 84 20 65
2 69 21 70
3 71 22 76
4 81 23 79
5 72 24 65
6 65 25 78
7 78 26 68
8 75 27 69
9 74 28 73
10 67 29 66
11 69 30 74
12 76 31 69
13 72 32 84
14 78 33 72
15 68 34 68
16 78 35 75
17 79 36 70
18 67 37 82
19 74 38 66
41
Lampiran 2 Kisi-kisi Angket
Konsep Aspek Indikator Empiris Positif Negatif
Gaya belajar
kinestetik
adalah gaya
belajar yang
melibatkan
seluruh
anggota
tubuh
Belajar
melalui
aktivitas
fisik
- Ketika membaca buku
catatan matematika, saya
menggunakan jari saya
untuk menunjuk kata atau
kalimat yang sedang saya
baca.
- Saya mudah mengerti
pelajaran matematika
dengan menulis ulang atau
mengetik catatan pelajaran
saya di rumah
- Saya menghafal rumus-
rumus matematika dengan
duduk
diam di kursi
- Jika akan menghadapi
ulangan, kamu mudah hafal
jika berjalan bolak-balik
sambil menghafal
- Saya membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk
mengerjakan tugas, karena
saya harus berjalan ke sana
kemari, beristirahat
sebentar, atau
mengerjakan hal lain,
untuk mendapatkan ide
lebih lanjut
2,4,15
,17
7
42
Konsep Aspek Indikatoe Empiris positif negatif
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan seluruh anggota tubuh
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
- Ketika belajar matematika di kelas, mudah bagi saya untuk duduk diam untuk waktu yang lama
- Saya tidak menyukai pelajaran matematika melalui permainan yang menyibukkan secara fisik di kelas
- Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan diskusi atau belajar kelompok, tangan saya tidak bisa diam, pasti ikut menerangkan juga
- Saat guru menerangkan, tangan diam
- Saya tidak bisa duduk lama-lama ketika belajar matematika
1,10, 18
5,14,
Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
- Ketika menjelaskan suatu materi dalam matematika yang ditanyakan teman, saya terbiasa menyentuh teman tersebut untuk memperoleh perhatiannya
- Saya tidak peka terhadap perubahan ekspresi teman saya ketika berbicara
- Saya peka terhadap perasaan orang lain
- Kamu peka tentang pandangan orang
9,11, 12
8,19
43
terhadap kamu - Saya sangat tidak
peka ekspresi guru ketika
Konsep Aspek Indikator Empiris Positif Negatif
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan seluruh anggota tubuh
Menyukai kegiatan coba-coba
- Saya tidak berani mencoba-coba mengerjakan soal yang cara penyelesaiannya belum pernah saya kerjakan
- Ketika mendapat lembar soal atau tugas matematika, saya langsung mengerjakannya tanpa harus melihat instruksinya terlebih dahulu
- Saya melihat sesuatu soal yang sudah ada penyelesaian, kemudian saya mencoba soal baru
- Saya takut mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh guru sebelum melihat contoh soal cara menyelesaikannya
- Ketika belajar sedang berlangsung, apakah kamu lebih suka menggunakan kerja kelompok dan praktik langsung
6,13, 20
3,16
44
Lampiran 3. Angket Gaya Belajar Kinestetik
Nama Siswa :
No Absen :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas (nama, no absen dan kelas) Anda
2. Bacalah pernyataan – pernyataan berikut dengan cermat
3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda dan dengan jujur serta
jangan terpengaruh pada jawaban teman Anda
4. Isilah dengan lengkap dan usahakan jangan sampai ada nomor yang
terlewatkan
5. Jawaban Anda tidak ada yang salah dan tidak akan mempengaruhi nilai
Anda
6. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu pilihan yang sesuai (cocok) dengan diri
Anda pada kolom dalam tabel dibawah ini.
Keterangan :
SL : bila Anda SERING SEKALI dengan pernyataan
S : bila Anda SERING dengan pernyataan
KK : bila Anda KADANG KADANG dengan pernyataan
TP : bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan
45
NO PERNYATAAN JAWABAN ANDA
SL S KK TP
1 Ketika belajar matematika di kelas, mudah
bagi saya untuk duduk diam untuk waktu yang
lama
2 Ketika membaca buku catatan matematika,
saya menggunakan jari saya untuk menunjuk
kata atau kalimat yang sedang saya baca
3 Saya tidak berani mencoba-coba mengerjakan
soal yang cara penyelesaiannya belum pernah
saya kerjakan
4 Saya mudah mengerti pelajaran matematika
dengan menulis ulang atau mengetik catatan
pelajaran saya di rumah
No Pernyataan SL S KK TP
5 Saya tidak menyukai pelajaran matematika
melalui permainan yang menyibukkan secara
fisik di kelas
6 Ketika mendapat lembar soal atau tugas
matematika, saya langsung mengerjakannya
tanpa harus melihat instruksinya terlebih
dahulu
7 Saya menghafal rumus-rumus matematika
dengan duduk diam di kursi
8 Ketika menjelaskan suatu materi dalam
matematika yang ditanyakan teman, saya
terbiasa menyentuh teman tersebut untuk
memperoleh perhatiannya
9 Saya tidak peka terhadap perubahan ekspresi
teman saya ketika berbicara
10 Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan
diskusi atau belajar kelompok, tangan saya
tidak bisa diam, pasti ikut menerangkan juga
11 Saya peka terhadap perasaan orang lain
46
12 Kamu peka tentang pandangan orang
terhadap kamu
13 Saya melihat sesuatu soal yang sudah ada
penyelesaian, kemudian saya mencoba soal
baru
14 Saat guru menerangkan, tangan saya diam
15 Jika akan menghadapi ulangan, kamu mudah
hafal jika berjalan bolak-balik sambil
menghafal
16 Saya takut mengerjakan tugas matematika
yang diberikan oleh guru sebelum melihat
contoh soal cara menyelesaikannya
No Pernyataan SL S KK TP
17 Saya membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengerjakan tugas, karena saya harus
berjalan ke sana kemari, beristirahat sebentar,
atau mengerjakan hal lain, untuk
mendapatkan ide lebih lanjut
18 Saya tidak bisa duduk lama-lama ketika belajar
matematika
19 Saya sangat tidak peka ekspresi guru ketika
guru saya marah
20 Ketika belajar sedang berlangsung, apakah
kamu lebih suka menggunakan kerja kelompok
dan praktik langsung
47
Lampiran 4. Data Hasil Pengisian Angket
NO Res
No Butir
total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 3 2 4 4 3 4 2 2 28
2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 25
3 3 3 4 2 4 2 2 3 2 2 27
4 2 2 4 1 4 2 3 4 3 3 28
5 3 3 3 2 3 2 3 4 1 2 26
6 3 3 3 2 2 1 4 3 1 1 23
7 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 27
8 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 24
9 3 3 1 3 4 2 4 3 2 2 27
10 3 2 3 3 3 1 3 4 2 3 27
11 3 3 3 2 4 2 2 4 1 1 25
12 3 2 3 1 4 3 3 1 3 2 25
13 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 26
14 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 29
15 3 1 3 1 4 2 4 4 2 2 26
16 3 4 4 3 3 2 2 4 2 1 28
17 3 1 3 1 3 2 3 3 2 2 23
18 2 1 4 2 3 2 2 4 1 1 22
19 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 25
20 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 27
21 3 1 4 1 3 1 4 4 1 1 23
22 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 22
23 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 26
24 3 4 2 2 3 2 3 2 3 1 25
25 3 2 3 4 4 2 2 3 2 3 28
26 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 24
27 3 1 3 2 3 2 4 4 2 1 25
28 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 27
29 3 1 2 3 3 1 3 4 3 2 25
30 3 2 4 1 4 4 1 1 4 4 28
31 3 4 1 3 4 4 3 1 3 1 27
32 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 24
33 4 3 1 4 1 3 4 4 3 2 29
34 4 4 4 3 4 3 1 1 2 4 30
35 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 25
36 3 2 3 1 4 2 3 2 2 2 24
37 2 2 4 1 4 1 3 4 2 2 25
38 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 23
109 85 113 84 121 82 103 118 82 81
0.37 0.62 -
0.23 0.47 0.23 0.55 -
0.15 -
0.31 0.43 0.25
48
NO Res
No Butir
total 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 2 4 1 3 3 2 2 2 24
2 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 24
3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 22
4 2 2 4 3 1 2 2 3 2 2 23
5 2 2 2 3 1 4 2 1 3 3 23
6 1 2 2 1 1 3 2 1 3 3 19
7 3 3 2 3 1 3 3 2 4 2 26
8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21
9 2 2 3 4 1 2 2 2 3 3 24
10 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 23
11 1 2 1 3 1 3 2 1 3 3 20
12 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 23
13 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
14 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 26
15 2 2 2 4 1 3 2 2 1 1 20
16 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 32
17 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 20
18 2 3 2 2 2 4 3 1 1 1 21
19 3 3 3 1 1 3 3 2 2 2 23
20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22
21 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 14
22 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 20
23 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 23
24 2 2 2 4 3 2 2 3 4 4 28
25 2 3 2 3 1 3 3 2 2 2 23
26 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 22
27 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 20
28 2 3 3 3 1 3 3 2 3 2 25
29 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 18
30 2 2 3 2 1 4 2 4 2 2 24
31 4 2 3 1 2 4 3 3 4 4 30
32 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 20
33 2 3 1 1 2 2 3 3 3 2 22
34 2 3 3 1 4 1 3 2 1 4 24
35 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 22
36 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 21
37 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 19
38 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 20
85 89 86 94 64 98 90 82 83 86
0.34 0.39 0.51 0.30 0.32 0.25 0.49 0.43 0.55 0.62
49
Lampiran 5. Item yang Valid
NO Res
No Butir
total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 2 2 4 2 2 3 2 1 3 2 2 2 29
2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 34
3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 29
4 2 2 1 2 3 2 2 4 1 2 3 2 2 28
5 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 27
6 3 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 25
7 3 2 4 2 2 3 3 2 1 3 2 4 2 33
8 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
9 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 31
10 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 28
11 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 25
12 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 29
13 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 33
14 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 35
15 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 22
16 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 39
17 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 24
18 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 1 23
19 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 30
20 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 29
21 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 18
22 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 27
23 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 28
24 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 36
25 3 2 4 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 30
26 3 2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 3 2 27
27 3 1 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 1 25
28 4 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 32
29 3 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 26
30 3 2 1 4 4 2 2 3 1 2 4 2 2 32
31 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 42
32 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 26
33 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2 36
34 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 1 4 38
35 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
36 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 27
37 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 23
38 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 26
109 85 84 82 82 85 89 86 64 90 82 83 86
0.37 0.62 0.47 0.55 0.43 0.34 0.39 0.51 0.32 0.49 0.43 0.55 0.62
50
Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.783 13
Lampiran 7. Hasil Kurva Normalitas Prestasi Belajar Matematika Siswa
Lam
51
Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas Gaya Belajar Kinestetik Siswa
52
Lampiran 9. Kategori Prestasi Belajar Matematika
No Nilai Kategori No Nilai Kategori
1 84 TERLAMPAUI 20 65 BELUM TERCAPAI
2 69 BELUM TERCAPAI 21 70 TERCAPAI
3 71 TERLAMPAUI 22 76 TERLAMPAUI
4 81 TERLAMPAUI 23 79 TERLAMPAUI
5 72 TERLAMPAUI 24 65 BELUM TERCAPAI
6 65 BELUM TERCAPAI 25 78 TERLAMPAUI
7 78 TERLAMPAUI 26 68 BELUM TERCAPAI
8 75 TERLAMPAUI 27 69 BELUM TERCAPAI
9 74 TERLAMPAUI 28 73 TERLAMPAUI
10 67 BELUM TERCAPAI 29 66 BELUM TERCAPAI
11 69 BELUM TERCAPAI 30 74 TERLAMPAUI
12 76 TERLAMPAUI 31 69 BELUM TERCAPAI
13 72 TERLAMPAUI 32 84 TERLAMPAUI
14 78 TERLAMPAUI 33 72 TERLAMPAUI
15 68 BELUM TERCAPAI 34 68 BELUM TERCAPAI
16 78 TERLAMPAUI 35 75 TERLAMPAUI
17 79 TERLAMPAUI 36 70 TERCAPAI
18 67 BELUM TERCAPAI 37 82 TERLAMPAUI
19 74 TERLAMPAUI 38 66 BELUM TERCAPAI
53
Lampiran 10. Kategori Gaya Belajar Kinestetik
No Skor Keterangan No Skor Ket
1 29 SEDANG 20 29 SEDANG
2 34 SEDANG 21 18 RENDAH
3 29 SEDANG 22 27 SEDANG
4 28 SEDANG 23 28 SEDANG
5 27 SEDANG 24 36 SEDANG
6 25 RENDAH 25 30 SEDANG
7 33 SEDANG 26 27 SEDANG
8 27 SEDANG 27 25 RENDAH
9 31 SEDANG 28 32 SEDANG
10 28 SEDANG 29 26 SEDANG
11 25 RENDAH 30 32 SEDANG
12 29 SEDANG 31 42 TINGGI
13 33 SEDANG 32 26 SEDANG
14 35 SEDANG 33 36 SEDANG
15 22 RENDAH 34 38 SEDANG
16 39 SEDANG 35 28 SEDANG
17 24 RENDAH 36 27 SEDANG
18 23 RENDAH 37 23 RENDAH
19 30 SEDANG 38 26 SEDANG
54
Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kategori Rentang Jumlah
Siswa
Persen
Terlampui x > 70 22 57.89%
Tercapai x = 70 2 5,26%
Belum Tercapai x < 70 14 36,84%
Lampiran 12. Data Gaya Belajar Kinestetik Siswa
Kategori Rentang Jumlah siswa
Persen
TINGGI 39 ≤ x ≤ 52 2 5.26%
SEDANG 26 �