32
HUBUNGAN ANTARA FINANCIAL MANAGEMENT BEHAVIOR DAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN PT. NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL Ovi Prita Yulia Ratriana Y.E. Kusumiati Enjang Wahyuningrum Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

HUBUNGAN ANTARA FINANCIAL MANAGEMENT BEHAVIOR DAN

KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN PT.

NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL

Ovi Prita Yulia

Ratriana Y.E. Kusumiati

Enjang Wahyuningrum

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman
Page 3: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman
Page 4: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman
Page 5: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman
Page 6: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman
Page 7: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara financial management

behavior dan kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan PT. Nojorono

Tobacco International. Penelitian ini dilakukan pada 42 karyawan PT. Nojorono

Tobacco International yang akan pensiun 5 tahun mendatang, berstatus bulanan, serta

tidak memiliki penghasilan tambahan. Pemilihan subjek dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala

financial management behavior dan skala kecemasan menghadapi masa pensiun.

Hubungan antara financial management behavior dan kecemasan menghadapi masa

pensiun diuji dengan korelasi Pearson’s Product Moment. Koefisien korelasi yang

diperoleh sebesar -0,472 dengan nilai signifikansi 0,002. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara financial management behavior

dan kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan PT. Nojorono Tobacco

International. Artinya semakin tinggi tingkat financial management behavior akan

menuntun pada menurunnya tingkat kecemasan menghadapi masa pensiun dan begitu

pula sebaliknya.

Kata kunci : financial management behavior, kecemasan menghadapi masa

pensiun, pensiun karyawan.

Page 8: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

ii

Abstract

The purpose of this study was to examine correlation between financial management

behavior and anxiety toward retirement of PT. Nojorono Tobacco International’s

employees. This study was conducted on 42 employees of PT. Nojorono Tobacco

International who will retire next 5 years, monthly status, and have no additional

income. Subject were selected using purposive sampling method. Data collected by

using financial management behavior scale and anxiety toward retirement scale. The

relationship between financial management behavior and anxiety toward retirement

analysed with Pearson’s Product Moment. The result of correlation coefficient is at -

0,472 with significance 0,002 (p < 0,05). In conclusion there is negative significant

correlation between financial management behavior and anxiety toward retirement of

PT. Nojorono Tobacco International’s employees. That means that increases in

financial management behavior will lead the decreases of anxiety toward retirement

and vice versa.

Keywords : financial management behavior, anxiety toward retirement, retired

employees

Page 9: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

1

PENDAHULUAN

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang dinamis, dimana manusia mengalami

pertumbuhan didalam rentang kehidupannya. Tugas perkembangan manusia yang

terakhir adalah menjadi lanjut usia. Pada tugas perkembangan ini, kondisi fisik manusia

tidaklah sekuat ketika berada pada tahap perkembangan sebelumnya. Hal ini biasanya

memicu pandangan negatif tentang peran lansia didalam kehidupan sehari-hari.

Havighurst (dalam Soetjiningsih, 2005) menyebutkan tugas perkembangan masa lanjut

usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian

pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman sebaya, memenuhi kewajiban sosial

sebagai warga negara, meyesuaikan diri dengan gaji yang menurun dan masa pensiun,

serta merealisasikan kehidupan fisik yang sesuai.

Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak lagi bekerja

karena masa tugasnya telah selesai. Sedangkan definisi pensiun menurut Kail &

Cavanaugh (dalam Imama, 2011) adalah proses yang kompleks yang dialami oleh

orang-orang yang menarik diri atau lepas dari pekerjaan atau jabatan yang dimiliki.

Sebagai proses yang kompleks, pensiun menuntut individu untuk dapat menyesuaikan

dirinya dengan kondisi yang ada. Kondisi tersebut adalah hilangnya interaksi dan

pertemanan dengan rekan sekerja yang biasanya bertemu saat masih bekerja,

merosotnya kondisi finansial keluarga, hilangnya rutinitas bekerja yang berarti

bertambahnya waktu luang dan lain sebagainya. Pada individu tertentu, kondisi ini

dapat memicu timbulnya kecemasan dalam menghadapi masa pensiun.

Raymond mendefinisikan kecemasan sebagai meresapnya perasaan tidak

menyenangkan terhadap ketegangan, ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, perasaan

akan terjadinya bencana (dalam Martins & Idowu, n.d). Kecemasan sendiri berbeda

Page 10: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

2

dengan ketakutan. Ketakutan merupakan respon terhadap bahaya yang sedang terjadi

dan bersifat jelas. Sedangkan, kecemasan merupakan respon terhadap ancaman yang

tidak terdefinisi atau tidak diketahui yang mungkin berasal dari konflik internal,

perasaan tidak aman, atau impuls/dorongan yang tersembunyi. Alloy (dalam Fitria,

2007) mendefinisikan kecemasan sebagai ketakutan yang sangat terhadap ancaman-

ancaman dan kesulitan-kesulitan yang samar-samar dan tidak jelas dimasa mendatang

sehingga dapat membahayakan kesejahteraan seseorang. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kecemasan menghadapi masa pensiun sebenarnya timbul oleh adanya ketakutan

individu terhadap masa yang akan datang yang sifatnya tidak jelas dan mengancam,

menimbulkan konflik internal sehingga membuat individu tidak nyaman dan terganggu

kesejahteraan hidupnya yang berkaitan dengan gambaran masa pensiunnya.

Penyebab terjadinya kecemasan menghadapi masa pensiun atau pre-retirement anxiety

terdiri dari beberapa faktor. Pertama, menurut Brill & Hayes (dalam Imama, 2011)

faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan menghadapi masa pensiun, antara lain:

menurunnya pendapatan atau penghasilan termasuk didalamnya gaji, tunjangan,

fasilitas, serta masih ada anak yang belum mandiri atau tanggungan dalam keluarga,

hilangnya status atau jabatan serta penghormatan dari orang lain sebagai simbol

kesuksesannya, hilangnya interaksi sosial dengan rekan sekerja (karena kondisi fisik

dan ekonomi yang tidak memungkinkan), dan datangnya masa tua (menua dan

penurunan kondisi fisik). Selanjutnya, Ode (dalam Dada & Idowu, n.d.) menyebutkan

beberapa penyebab utama dari kecemasan menghadapi masa pensiun adalah uang yang

tidak mencukupi, perencanaan menghadapi masa pensiun yang tidak mencukupi

termasuk didalamnya kecemasan finansial, ketergantungan dengan gaji masa sekarang,

serta kurangnya pengetahuan penggunaan dana pensiun. Dalam penelitian ini faktor

Page 11: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

3

finansial yang akan diteliti adalah mengenai pengelolaan atau perilaku keuangan dari

individu yang akan memasuki masa pensiun.

Pada dasarnya perilaku keuangan setiap individu berbeda satu dengan yang lain.

Foster (2008) menyebutkan bahwa perilaku pengelolaan keuangan merupakan motivasi

seseorang terhadap uang yang dimiliki atau berarti akan digunakan untuk apakah uang

yang dimiliki. Motivasi yang berbeda pada tiap individu merupakan pemicu adanya

perbedaan perilaku pengelolaan keuangan. Motivasi tersebut meliputi perbedaan

kebutuhan yang harus dipenuhi pada masing-masing individu. Definisi lain dari perilaku

keuangan atau financial management behavior menurut Zakaria, Jaafar & Marican

(dalam Petra, 2013) adalah bagaimana individu atau rumah tangga mengelola sumber

daya keuangan yang meliputi perencanaan, anggaran tabungan, asuransi, dan investasi.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Lim dan Teo (dalam

Handi & Mahastanti, 2012), yang menyebutkan bahwa anxiety atau kecemasan

merupakan salah satu indikator yang dipengaruhi oleh perilaku pengelolaan uang.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Petra (2013), yang mengangkat perilaku

pengelolaan keuangan atau financial management behavior juga menyebutkan bahwa

buruknya seseorang atau individu dalam mengelola keuangan mereka akan berdampak

pada stres atau depresi keuangan yang merupakan tanda awal kebangkrutan keuangan.

Hasil penelitian lain oleh Joo & Grable; Lea, Webley & Walker yang menyebutkan

bahwa individu (orang dewasa) yang mengaplikasikan pelatihan pengelolaan keuangan

yang direkomendasikan oleh ahli dilaporkan mengalami tingkat kesulitan keuangan dan

stres yang rendah (dalam Dowling, Corney & Hoiles, 2009). Selanjutnya penelitian oleh

Dowling et al. (2009) yang menyebutkan lebih lagi, tingginya tingkat penilaian dan

Page 12: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

4

kecemasan berhubungan dengan tingginya tingkat permasalahan finansial atau

keuangan.

Namun juga terdapat penelitian yang hampir serupa dan hasilnya berbeda.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh MacEwen, Barling, Kelloway & Higginbottom

(2011) menyebutkan bahwa masalah kesejahteraan keuangan dengan kecemasan

pensiun memiliki nilai beta tiga kali lebih kecil dibandingkan dengan nilai beta dari

hubungan antara kepuasan yang diharapkan dengan aktivitas dan kecemasan pensiun.

Hal ini disebabkan karena partisipan penelitian memiliki rata-rata penghasilan yang

tinggi.

Dengan dukungan dari penelitian terdahulu penulis juga melakukan wawancara

dengan beberapa subjek yang akan pensiun dari PT. Nojorono Tobacco International

(NTI) yang akan pensiun dan berstatus bulanan. Hasilnya, karyawan yang akan

memasuki masa pensiun merasa permasalahan finansial merupakan kendala terbesar

mereka. PT. NTI merupakan salah satu perusahaan rokok yang besar di Indonesia. Latar

belakang pemilihan karyawan PT. NTI sebagai subjek penelitian adalah karena

kesejahteraan karyawan (khususnya yang berstatus bulanan) PT. NTI tergolong baik

(meliputi tunjangan kesehatan untuk karyawan, istri dan anak karyawan yang berusia

dibawah usia 22 tahun, tunjangan hari raya, serta kenaikan gaji setiap tahun).

Sedangkan untuk pemberian gaji pensiun karyawan diberikan secara langsung (sekali)

dan bukan diberikan secara bertahap setiap bulannya. Sehingga, ketrampilan

pengelolaan keuangan sangatlah dibutuhkan untuk mengelola pesangon pensiun yang

diterima sebagai modal menjalani hari tua.

Page 13: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

5

Hipotesis :

H0 : rxy ≤ 0 Tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara financial management

behavior dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan

PT. Nojorono Tobacco International

H1 : rxy > 0 Ada hubungan negatif yang signifikan antara financial management

behavior dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan

PT. Nojorono Tobacco International

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Raymond mendefinisikan kecemasan sebagai meresapnya perasaan tidak

menyenangkan terhadap ketegangan, ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, serta

perasaan akan terjadinya bencana (dalam Martins & Idowu, n.d.). Sementara itu,

definisi kecemasan menurut Wright dalam Pradono dan Esterlita (2010) adalah

ketidaknyamanan pikiran yang menakutkan dan menyerang sebagian peristiwa yang

akan datang. Kecemasan juga membuat tubuh memberikan respon-respon seperti

berkeringat, ketegangan otot, detak jantung yang cepat, serta nafas yang cepat. Dari

beberapa pendapat tokoh diatas kecemasan dapat disimpulkan sebagai perasaan tidak

menyenangkan akan kejadian atau peristiwa yang akan datang yang menimbulkan

ketegangan, tidak diketahui jelas penyebabnya dan menimbulkan respon-respon dari

tubuh seperti detak jantung yang cepat, nafas yang tidak teratur, serta berkeringat.

Walaupun begitu menurut Semiun (dalam Ariyani & Bachtiar, 2008) kecemasan

Page 14: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

6

bersifat subyektif, yang artinya suatu peristiwa yang menimbulkan kecemasan pada satu

individu belum tentu membuat individu yang lain merasa cemas.

Hal berbahaya yang mengancam individu dalam kasus ini adalah datangnya

masa pensiun. Pensiun pada dasarnya adalah kondisi dimana individu mencapai batas

akhir masa bekerja. Artinya pada kondisi pensiun individu keluar dari rutinitas bekerja,

kehilangan status sosial, relasi sosial dengan rekan sekerja, serta kemerosotan finansial.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Ross & Drentea (1998) yang

mengatakan bahwa pensiun menjauhkan individu dari komunitas, terputus dari

produktivitas kerja, terisolasi secara sosial dari rekan yang lainnya, merasa kosong,

bosan, tidak berguna, dan kehilangan rutinitas kehidupan.

Schawrz memandang masa pensiun sebagai akhir pola hidup atau transisi pada

pola hidup baru (Soetjiningsih, 2005). Masa transisi yang dimaksud adalah perubahan

dari kondisi individu yang semula bekerja menjadi tidak bekerja. Definisi lain dari

pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak bekerja lagi karena masa

tugasnya sudah selesai. Artinya pada saat kelompok usia lanjut memasuki fase pensiun

ini mereka kehilangan rutinitas bekerja yang selama ini telah dijalaninya, yang pada

beberapa individu merasa ada yang hilang dalam dirinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa

bekerja merupakan bagian dari ciri individu yang sehat mentalnya. Selain itu bekerja

pada masa ini sering pula dipandang sebagai aktivitas dasar manusia. Sedangkan

manfaat lain yang diperoleh dalam bekerja adalah individu mendapatkan fungsi sosial,

status sosial, dan relasi sosial yang menghubungkan individu satu dengan yang lainnya

ditengah masyarakat (Kartono, 2000).

Menurut bahasan diatas, maka secara ringkas kecemasan menghadapi masa

pensiun adalah kondisi tidak menyenangkan, sifatnya mengancam namun tidak jelas

Page 15: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

7

dan kabur mengenai gambaran masa pensiun yang mengganggu kesejahteraan individu

yang akan menghadapi masa pensiun.

2. Gejala-gejala Kecemasan

Gejala kecemasan menurut American Psychiatric Association (dalam Neville &

Teri, 2011) meliputi khawatir, merenung, cemas terhadap sesuatu hal tanpa alasan yang

jelas, merasa tegang, ketidakmampuan untuk tenang, mudah tersinggung, gelisah,

konsentrasi buruk, terlalu waspada, mengalami refleks kejut yang akut, peningkatan

ketegangan otot yang dikaitkan dengan rasa sakit dan nyeri, tremor halus/gemetar,

pergolakan psikomotor, ditandai dengan gangguan tidur, dan kelelahan.

Reaksi kecemasan dapat berbeda pada masing-masing individu yang akan

menghadapi masa pensiun, namun dapat dikatakan reaksi kecemasan yang timbul tidak

jauh berbeda dengan reaksi kecemasan yang timbul pada umumnya (Fletcer & Hanson,

dalam Pradono & Esterlita, 2010). Oleh karena itu untuk mengukur tingkat kecemasan,

gejala-gejala kecemasan (gejala fisiologis dan gejala psikologis) akan dijadikan sebagai

aspek pengukuran.

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab kecemasan menghadapi masa

pensiun menurut Ode (dalam Dada dan Idowu, n.d.):

a. Uang atau pendapatan yang tidak mencukupi

b. Tantangan dalam mengelola kesehatan mental

c. Tantangan dalam mengelola penurunan status sosial yang baru

Page 16: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

8

d. Perencanaan persiapan menghadapi masa pensiun yang tidak mencukupi (termasuk

didalamnya perencanaan finansial)

e. Kesulitan dalam mengatur waktu

f. Ketergantungan penuh terhadap gaji yang didapatkan saat ini

g. Persoalan menjaga kediaman yang telah disediakan

h.Ketidaktahuan akan penggunaan uang pensiun yang didapatkan

i. Sikap dari teman dan keluarga

j.Tantangan akan pensiun yang datang secara tiba-tiba

Atamimi (dalam Pradono & Esterlita, 2010) membagi penyebab kecemasan

menghadapi masa pensiun kedalam beberapa faktor, sebagai berikut:

a. Faktor Fisik

kekuatan dan daya ingat yang semakin menurun membuat individu merasa dirinya tidak

dibutuhkan lagi sehingga timbul kecemasan.

b. Faktor Sosial

tidak adanya dukungan dari masyarakat perihal penghargaan terhadap kerjanya

membuat individu merasa tidak berguna.

c. Faktor Ekonomi

Berkurangnya penghasilan pokok dan tambahan yang biasanya diperoleh dianggap

sebagai beban sehingga muncul reaksi kecemasan pada individu tersebut.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya kecemasan dapat

ditarik kesimpulan: faktor penyebab kecemasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor

yang berasal dari luar dan dalam individu. Faktor yang berasal dari luar meliputi

dukungan sosial, sedangkan faktor yang berasal dari dalam meliputi keadaan pribadi

Page 17: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

9

individu, perencanaan masa pensiun yang kurang, berubahnya status sosial, faktor

ekonomi termasuk didalamnya permasalahan finansial.

B. Financial Management Behavior

1. Definisi Financial Management Behavior

Financial management behavior dapat didefinisikan sebagai setiap perilaku

manusia yang berkaitan atau relevan dengan pengelolaan keuangan. Perilaku

pengelolaan secara umum meliputi penganggaran, pemanfaatan kredit, dan menyimpan

atau menabung (Copur, n.d).

Financial Management Behavior berhubungan dengan tanggung jawab

keuangan individu mengenai cara pengelolaan uangnya. Tanggung jawab keuangan

sendiri didefinisikan sebagai proses pengelolaan uang dan aset lainnya dengan cara

yang dianggap produktif. Sedangkan pengelolaan uang atau manajemen uang diartikan

sebagai proses menguasai penggunaan aset atau uang. Ada beberapa elemen yang

terkandung didalam manajemen uang yang dianggap efektif, yaitu: pengaturan

penganggaran dan menilai perlunya pembelian serta hutang pensiun dalam kerangka

waktu yang wajar. Tanggung jawab utama dalam manajemen keuangan adalah

pengaturan anggaran, yang bertujuan untuk memastikan individu dapat mengelola dan

mengatur kewajiban keuangan secara tepat waktu dengan penghasilan yang diterima

pada periode waktu yang sama (Ida & Dwinta, 2010).

2. Aspek Financial Management Behavior

Terdapat lima dimensi dalam Financial Management Behavior (Dew & Xiao,

2011), yaitu:

a. Consumption Management atau pengaturan pemakaian atau konsumsi

Page 18: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

10

b. Cash Flow atau aliran dana

c. Credit (piutang)

d. Saving and Investment

e. Insurance (asuransi)

Hilgert, Hogarth & Beverly (2003) menyebutkan bahwa ada empat aktivitas

pengelolaan keuangan, yaitu :

a. Cash Flow Management

Pengelolaan arus kas ini meliputi membayar tagihan tepat waktu, memeriksa

rekening, mencatat daftar pembelanjaan, mencocokkan buku cek setiap bulan, serta

menggunakan rencana pengeluaran atau anggaran.

b. Credit Management

Meliputi kepemilikan kartu kredit, membayar saldo kartu kredit secara penuh

setiap bulan, memeriksa laporan penggunaan kartu kredit, serta membandingkan

penawaran-penawaran yang diberikan sebelum mendaftar untuk kepemilikan kartu kredit.

c. Saving

Meliputi kepemilikan akun tabungan atau rekening tabungan, memiliki dana

simpanan darurat, menyimpan atau menginvestasikan uang dari setiap gaji yang diterima,

menabung untuk tujuan jangka panjang, dan memiliki sertifikat deposito.

d. Investment

Memiliki uang yang tersebar diberbagai jenis investasi, memiliki beberapa

rekening investasi, memiliki reksa dana, memiliki perencanaan atau program pensiun dari

perusahaan, memiliki IRA (Investment Retirement Account) atau rekening pensiun,

menghitung kekayaan bersih selama dua tahun terakhir, berpartisipasi dalam program

perencanaan masa pensiun pegawai, memiliki saham publik, memasukkan uang ke

Page 19: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

11

perencanaan masa pensiun yang lain seperti IRA atau rekening pensiun, serta

kepemilikan obligasi.

C. Hubungan antara Financial Management Behavior dan Kecemasan Menghadapi

Masa Pensiun

Perilaku keuangan pada setiap individu berbeda antara satu dengan yang lainnya,

hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kebutuhan pada masing-masing individu.

Individu dengan perilaku keuangan yang baik tentu dapat mengatur dan memenuhi

kebutuhannya dengan baik. Individu dengan perilaku pengelolaan keuangan yang baik

dapat membawa kesejahteraan hidup baik secara psikologis maupun finansial. Begitu

pula sebaliknya, individu dengan perilaku pengelolaan keuangan yang buruk dapat

mengganggu kesejahteraan hidup seseorang dan memungkinkan timbulnya kecemasan

atau stress (Krishnna & Rofaida, 2009). Terlebih dalam kondisi individu yang berada

pada fase menghadapi masa pensiun. Pada fase menghadapi masa pensiun ini, umumnya

para karyawan akan mulai berpikir kondisi masa setelah pensiun. Salah satu aspek yang

menjadi perhatian penting dari para karyawan yang akan menghadapi masa pensiun ini

adalah aspek finansial atau keuangan yang mengalami kemrosotan (Owen & Wu, 2006).

Maka tidak jarang para karyawan yang akan memasuki masa pensiun merasa

cemas dengan kemerosotan finansial yang akan mereka hadapi. Maka dapat disimpulkan

bahwa financial management behavior atau perilaku pengelolaan keuangan memiliki

kaitan dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Pernyataan ini didukung oleh

penelitian (Sages, Britt & Cumbie, 2013) yang mengatakan bahwa kecemasan memiliki

hubungan yang tinggi dengan perilaku seseorang dalam mengelola keuangannya.

Page 20: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

12

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel-variabel pada penelitian ini dirumuskan sebagai:

Variabel bebas : financial management behavior

Variabel terikat : kecemasan menghadapi masa pensiun

Partisipan

Partisipan penelitian ini merupakan karyawan PT. NTI yang berstatus bulanan dan

akan memasuki masa pensiun 5 tahun yang akan datang dengan rentang usia 50-60 tahun

serta tidak memiliki penghasilan tambahan diluar gaji yang diterima dari PT. NTI.

Populasi pada penelitian ini berjumlah 406 jiwa, dan sampel penelitian berjumlah 42 jiwa

dan semuanya digunakan sebagai subjek penelitian karena memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan penulis (purposive sampling).

Pengukuran

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengambilan data.

Terdapat dua angket yang digunakan, yaitu angket financial management behavior yang

disusun oleh Dew&Xiao (2011).

Tabel 1

Komposisi Item Financial Management Behavior

Variabel Indikator Item Jumlah

Favorabel Unfavorabel

Financial

management

behavior

Cash flow

management

1, 2, 3, 4 - 4

Credit

management

5 6, 7 3

Saving and

investment

8, 9, 10, 11,

12

- 5

Page 21: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

13

Insurance 13, 14, 15 - 3

Jumlah 13 2 15

Sedangkan angket kecemasan menghadapi masa pensiun yang disusun oleh

penulis yang mengacu pada aspek yang diukur salam Zung anxiety self-assessment scale.

Tabel 2

Komposisi Item Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Variabel Indikator Item Jumlah

Favorabel Unfvorabel

Kecemasan

menghadapi

masa pensiun

Gejala

Fisiologis

6, 8, 11,15 13 5

Gejala

Psikologis

1, 2, 3, 4, 7,

12, 16, 17,20

5, 9, 10, 14,

18, 19

15

Jumlah 13 7 20

Alternatif pilihan jawaban untuk setiap item skala financial management

behavior dan kecemasan menghadapi masa pensiun yang tersedia, yaitu: Hampir Tidak

Pernah (HTP), Kadang-Kadang (KK), Sering (S) dan Sangat Sering (SS). Adapun

skoring skala pada item-item yang favorable adalah skor 4 untuk (SS), skor 3 untuk (S),

skor 2 untuk (KK) dan skor 1 untuk (HTP). Sebaliknya pada item-item unfavorable

adalah skor 4 untuk (HTP), skor 3 untuk (KK), skor 2 untuk (S) dan skor 1 untuk (SS).

Page 22: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

14

HASIL PENELITIAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan

program SPSS 16.0 for windows. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Pearson Product Moment. Penulis menggunakan batasan koefisien korelasi yang

dianggap memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik dalam menentukan valid

atau tidaknya item, yaitu sebesar r ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Maka setelah ditentukan

batasan, dilakukan uji validitas pertama pada skala Financial Management Behavior

(FMB) dan terdapat 2 item yang dinyatakan gugur. Kemudian dilakukan uji validitas

kedua dengan membuang 2 item yang gugur, hasilnya terdapat 1 lagi item yang

dinyatakan gugur. Hingga pada pengujian validitas ketiga tidak terdapat item yang

gugur, sehingga jumlah item yang valid pada penelitian ini sebanyak 12 item, koefisien

validitasnya berkisar antara 0,329 sampai 0,755 dengan koefisien reliabilitas yang

diukur menggunakan teknik Alpha Cronbach senilai α = 0,869.

Selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas untuk skala

Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. Pada penghitungan pertama tidak ada item yang

dinyatakan gugur yang artinya terdapat 20 item yang valid. Koefisien validitasnya

tergolong cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0,532 sampai 0,875 dengan koefisien

reliabilitasnya sebesar α = 0,959.

Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorof Smirnov.

Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p > 0,05 yang didapatkan dari

penghitungan menggunakan SPSS 16.0 sebagai berikut.

Page 23: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

15

Tabel 3

Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

FMB KECEMASAN

N 42 42

Normal Parametersa Mean 28.71 34.55

Std. Deviation 6.429 11.017

Most Extreme Differences Absolute .116 .193

Positive .116 .193

Negative -.100 -.123

Kolmogorov-Smirnov Z .751 1.249

Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .088

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa financial management behavior

berdistribusi normal. Pernyataan ini ditunjukkan oleh tabel diatas yang menunjukkan

besarnya nilai K-S-Z sebesar 0,751 dengan nilai sign. = 0,625 (p > 0,05). Begitu pula

dengan data kecemasan dalam menghadapi masa pensiun juga berdistribusi normal, hal

ini ditunjukkan oleh nilai K-S-Z sebesar 1.249 dengan nilai sign. = 0,088 (p > 0,05).

Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang

linear signifikan antara dua variabel (antara variabel bebas dan variabel tergantung).

Kedua variabel dapat dikatakan linier bila nilai signifikansinya > 0,05. Hasil uji

linearitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 24: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

16

Tabel 4

Tabel Uji Linearitas

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara financial

management behavior dengan kecemasan menghadapi masa pensiun memiliki

hubungan yang linear, karena dari hasil uji linearitas diperoleh F = 1,373 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,235 (p > 0,05).

Analisis Deskriptif

1. Variabel Financial Management Behavior

Tabel 5

Kriteria Skor Financial Management Behavior

No Interval Kategori F (%) Mean Standar

deviasi

1. 39 ≤ x ≤ 48 Sangat Tinggi 3 7,1%

28,71

6,429 2. 30 ≤ x < 39 Tinggi 17 40,5%

3. 21 ≤ x < 30 Rendah 18 42,9%

4. 12 ≤ x < 21 Sangat Rendah 4 9,5%

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

KECEMASAN * FMB

Between Groups

(Combined) 2957.405 17 173.965 2.068 .050

Linearity 1109.907 1 1109.907 13.194 .001

Deviation from Linearity

1847.498 16 115.469 1.373 .235

Within Groups 2019.000 24 84.125

Total 4976.405 41

Page 25: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

17

Data diatas menunjukkan tingkat financial management behavior dari 42 subjek

yang berbeda, mulai dari tingkat rendah hingga tingkat yang sangat tinggi. Presentase

untuk kategori sangat rendah adalah 9,5%, kategori rendah 42,9%, kategori tinggi

sebesar 40,5% dan kategori sangat tinggi sebesar 7,1%. Mean atau rata-rata yang

diperoleh adalah 28,71 dengan standar deviasi sebesar 6,429. Maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat financial management behavior pada karyawan PT. Nojorono Tobacco

International berada pada tingkat yang rendah.

2. Variabel Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Tabel 6

Kriteria Skor Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

No Interval Kategori F (%) Mean Standar

deviasi

1. 65≤ x ≤ 80 Sangat Tinggi 0 0%

34,55

11,017 2. 50 ≤ x < 65 Tinggi 6 14,3%

3. 35 ≤ x < 50 Rendah `10 23,8%

4. 20 ≤ x < 35 Sangat Rendah 26 61,9%

Tabel di atas menunjukkan presentase tiap kategori yang ada. Kategori

pertama yaitu kategori sangat rendah sebesar 61,9%, kategori rendah 23,8%, kategori

tinggi 14,3% dan kategori sangat tinggi sebesar 0% dengan perolehan rata-rata atau

mean sebesar 34,55 dengan standar deviasi 11,017. Kesimpulannya tingkat kecemasan

menghadapi masa pensiun pada karyawan PT. Nojorono Tobacco International berada

pada tingkat yang sangat rendah, yaitu sebesar 61,9%.

Page 26: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

18

Uji Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment-Pearson dengan

bantuan SPSS 16.0 didapatkan hubungan sebesar – 0,472 dengan sig. = 0,002 (p <

0,05). Hal ini menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara financial

management behavior dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan PT.

Nojorono Tobacco International. Pada perhitungan uji korelasi ini selain untuk

menghitung korelasi antar variabel juga dapat digunakan untuk menunjukkan berapa

besar sumbangan variabel prediktor (x) terhadap variabel kriterium (y). Nilai koefisiensi

determinasi (r2) pada penelitian ini adalah 22,28%, dimana hasil tersebut menunjukkan

bahwa pola financial management behavior memiliki sumbangan sebesar 22,28%

terhadap munculnya kecemasan menghadapi masa pensiun. Hasil analisis data dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7

Tabel Uji Korelasi

Correlations

FMB KECEMASAN

FMB Pearson Correlation 1 -.472**

Sig. (2-tailed) .002

N 42 42

KECEMASAN Pearson Correlation -.472** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 42 42

PEMBAHASAN

Hasil perhitungan korelasi Product Momment antara variabel financial

management behavior dengan kecemasan menghadapi masa pensiun menunjukkan

Page 27: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

19

korelasi (r) = -0,472 dengan signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05). Data tersebut dapat

diartikan bahwa antara variabel financial management behavior dengan kecemasan

menghadapi masa pensiun memiliki hubungan negatif yang signifikan. Artinya,

semakin tinggi tingkat financial management behavior pada karyawan PT. Nojorono

maka semakin rendah tingkat kecemasannya dalam menghadapi masa pensiun.

Demikian sebaliknya, jika tingkat financial management behavior semakin rendah

maka tingkat kecemasan menghadapi masa pensiun akan semakin tinggi. Dengan kata

lain financial management behavior berperan dalam munculnya kecemasan menghadapi

masa pensiun.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa karyawan PT. Nojorono Tobacco

International memiliki tingkat financial management behavior yang tergolong rendah

(42,9%) dan tingkat kecemasan menghadapi masa pensiunnya berada pada tingkat yang

sangat rendah (61,9%). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0

ditolak. Karena berarti semakin tinggi tingkat financial management behavior semakin

rendah tingkat kecemasan dalam menghadapi masa pensiun.

Hasil analisis data juga mengungkapkan bahwa financial management behavior

meniliki sumbangan sebanyak 22,28% terhadap munculnya kecemasan menghadapi

masa pensiun, dan sisanya sebanyak 77,72% dipengaruhi oleh berbagai faktor lain

seperti dukungan sosial,keadaan pribadi individu, serta perencanaan masa pensiun. Hal

ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Sages, Britt & Cumbie (2013) yang

menyebutkan bahwa kecemasan memiliki hubungan yang signifikan terhadap financial

behavior pada mahasiswa yang hadir di Universitas besar Midwestern. Kemudian

dukungan terhadap penelitian ini juga diberikan oleh Vento (2014) yang mengatakan

bahwa cara terbaik mengurangi kecemasan dan kekhawatiran terhadap uang adalah

Page 28: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

20

dengan bekerja sama dengan konsultan keuangan. Dengan kata lain untuk mengurangi

kecemasan adalah dengan memperbaiki perilaku finansial atau keuangan individu.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel financial

management behavior dengan variabel kecemasan menghadapi masa pensiun

pada karyawan PT. Nojorono Tobacco International.

2. Financial management behavior atau perilaku pengelolaan keuangan pada

karyawan PT. Nojorono Tobacco International tergolong pada kategori rendah

dengan rata-rata sebesar 28,71.

3. Kecemasan menghadapi masa pensiun pada karyawan PT. Nojorono Tobacco

International tergolong pada kategori sangat rendah dengan rata-rata 34,55.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh serta mengingat banyaknya

keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

Bagi PT. Nojorono Tobacco International

Agar pihak perusahaan mengadakan pelatihan pra-pensiun yang bertujuan untuk

membekali para karyawan yang akan pensiun dengan ketrampilan untuk mengelola

keuangan menjelang masa pensiun serta memberikan pelatihan atau seminar

berwiraswasta bagi para karyawan yang ingin membuka lapangan pekerjaan sendiri

pasca pensiun.

Page 29: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

21

Saran bagi karyawan PT. Nojorono Tobacco International

1. Agar para karyawan dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan

pribadinya sehingga timbulnya kecemasan menghadapi masa pensiun dapat

diminimalisir.

2. Diharapkan para karyawan telah melakukan persiapan masa pra-pensiun

meliputi perencanaan tabungan masa pensiun, rumah tinggal, maupun kesiapan

mental menghadapi masa pensiun.

Bagi peneliti selanjutnya

1. Penelitian ini masih terbatas hanya kepada variabel financial management

behavior dan kecemasan menghadapi masa pensiun. Artinya masih banyak

variabel lain yang turut serta dalam mempengaruhi timbulnya kecemasan

menghadapi masa pensiun. Variabel-variabel lain yang direkomendasikan oleh

penulis meliputi dukungan sosial, perencanaan masa pensiun, penghasilan, serta

kondisi fisik individu.

2. Peneliti selanjutnya juga dapat memperluas sampel penelitian tidak terbatas pada

karyawan pra-pensiun tapi meluas kepada karyawan yang sudah pensiun

sehingga dapat memperkaya hasil penelitian.

Page 30: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N., & Bachtiar, M. (2008). Hubungan antara kecemasan dengan penyesuaian

diri dalam menghadapi masa pensiun pada pegaawai negeri sipil. Naskah

Publikasi. Universitas Islam Indonesia.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psokologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, B. (2011).Metodologi Penelitian Kuantitatif edisi 2. Jakarta: Kencana Prenada

Media.

Copur, Z. Financial Management practices of college students from states with varying

financial education mandates. Final Draft. Retrieved November 7, 2014,from

http://www.nefe.org/Portals/0/WhatWeProvide/PrimaryResearch/PDF/Gutter_Fi

nMgtPracticesofCollegeStudents_Final.pdf

Dada, F.M., & Idowu, I.A.Counselling strategies for managing pre-retirement anxiety

among employees.Ilorin Journal of Education.

Danim, S. (2007).Metode penelitian untuk ilmu-ilmu perilaku. Jakarta: Bumi Aksara.

Dew, J., & Xiao, J.J. (2011).The financial management behavior scale: development

and validation. Journal of Financial Counseling and Planning, 3, 43.Retrieved

September 3, 2014, from

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2061265

Dowling, N.A., Courney, T., & Hoiles, L. (2009). Financial management practices and

money attitudes as determinants of financial problems and dissatisfaction in

young male australian workers. Journal of Financial Counseling and Planning,

vol 20, 2.

Foster, T.W. (2008). Despression, anxiety, and attitide toward retirement as predictors

of wellness for workers nearing retirement. Dissertation. Kent State University

College and Graduate School of Education, Health, and Human Services.

Handi, A.K., & Mahastanti, L.A. (2012). Perilaku penggunaan uang: apakah berbeda

untuk jenis kelamin dan kesulitan keuangan.Universitas Kristen Satya Wacana.

Hilgert, M. A., Hogarth, J. M., & Beverly, S. G. (2003). Household financial

management: the connection between knowledge and behavior. Federal Reserve

Bulletin,89, 309. Retrieved May 6, 2014, from

http://www.usc.edu/dept/chepa/IDApays/publications/household_financial.pdf

_____________________________________.(2003). Patterns of Financial Behaviors :

Implications for community educators and policy makers discussion

draft.Federal Reserve Bulletin. Retrieved November 7, 2014, from

Page 31: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

http://www.federalreserve.gov/communityaffairs/national/ca_conf_suscommdev

/pdf/hogarthjeanne.pdf

Ida. & Dwinta, C.Y. (2010). Pengaruh locus of control, financial knowledge, income

terhadap financial management behavior.Jurnal Bisnis dan Akutansi,

12, 131-144. Diunduh pada 26 Maret 2014, dari

http://www.stietrisakti.ac.id/jba/JBA12.3Desember2010/1_artikel_JBA12.3Dese

mber2010.pdf

Imama, H. (2011). Hubungan kecerdasan emosi dan dukungan sosial dengan kecemasan

menghadapi masa pensiun. Diunduh 2 Desember, 2014, dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4123/1/HAZMI%20I

MAMA-FPS.PDF

Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Khrisna, A., Sari, M., & Rofaida, R. (2009). Analisis tingkat literasi keuangan di

kalangan mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Artikel Finlit

Finansial.

MacEwen, K. E., Barling, J., Kelloway, E. K., & Higginbottom, S. F. (2001). The roles

of parental socialization and personal planning. The Journal Of Social

Psychology, 135(2), 203-213.

Neville, C., & Teri, L. (2011). Anxiety, anxiety symptoms, and associations among

older people with dementia in assisted-living facilities. International Journal of

Mental Health Nursing, 20, 195-201.

Owen, L. A., & Wu, S. (2006). Financial shock and worry about the future. Springer.

Pradono, G. S., & Purnamasari, S.E. (2009). Hubungan antara penyesuaian diri dengan

kecemasan dalam menghadapi masa pensiun pada pegawai negeri sipil di

propinsi daerah istimewa yogyakarta. Naskah publikasi. Fakultas Psikologi

Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Ross, C.E., & Drentea, P. (1998). Consequences of retirement activities for distress and

the senses of personal control. Journal of Health and Social Behavior.

Sages, R.A, Britt, S.L., & Cumbie, J.A. (2013). Correlation between anxiety and money

management. College Student Journal, vol 1,1,1.

Sandjaja, B. & Heriyanto, A. (2006). Panduan penelitian. Jakarta: Prestasi Pusaka

Sina, P. G. (2013). Analisis kesehatan keuangan suatu kajian pustaka. Jurnal Jibeka, vol

7(2), 52-57.

Soetjiningsih, H.C. (2005).Psikogerontologi.Salatiga: Widya Sari & Fakultas Psikologi

UKSW.

Page 32: Hubungan Antara Financial Management Behavior dan ......usia sebagai berikut: Penyesuaian terhadap kekuatan fisik yang menurun, kematian pasangan hidup, menjalin relasi dengan teman

Vento, J. (2014). Financial planning: stop having those sleepless nights. HR.com, Inch.

Zung, W.W.K. (1971). A rating instrument for anxiety disorder. Psychosomatics, 12(6),

371-379.