9
HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU PADA FASADE BANGUNAN DI CENGKARENG JAKARTA BARAT Dea A Kartika, Sigit Wijaksono, Susilo Kusdiwanggo Universitas Bina Nusantara, Jakarta [email protected] ABSTRACT Hotel is a type of lodging accommodations are required by the increasingly wide spread domestic and foreign tourists. Types of tourist activities also vary, it can be reflected from the existing hotel and the type of growing up today. In the area of West Jakarta, the development of increasingly widespread star hotel, in December 2010 noted that the construction of two hotels are at the highest level after the Central Jakarta. Transit hotel became one of the required type of hotel for business people who need temporary lodgings in a short time. Cengkareng project site is located in West Jakarta, which is a residential and commercial area of mid-level entry and exit of visitors to Indonesia through Soekarno-Hatta International Airport. The need is emphasized in the comfort of hotel residents, then the optimal design of the building is made of the thermal comfort of buildings. Applications for thermal comfort conducted in support of building facade with the shading device system suitable for application as a radiation filter the sun's heat into the building, so it can potentially decrease the room temperature in air conditioning energy consumption. Keyword: sustainable design, shading device, Hotel Transit ABSTRAK Hotel merupakan jenis akomodasi penginapan yang semakin marak dibutuhkan oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara. Jenis kegiatan para wisatawan juga bermacam-macam, hal itu dapat tercermin dari jenis hotel yang ada dan berkembang sampai saat ini. Dalam kawasan Jakarta Barat, perkembangan hotel berbintang semakin marak, pada Desember 2010 tercatat bahwa pembangunan hotel berada pada tingkat dua terbanyak setelah Jakarta Pusat. Hotel transit menjadi salah satu jenis hotel yang dibutuhkan bagi para pebisnis yang membutuhkan tempat penginapan sementara dalam waktu singkat. Lokasi proyek berada di Cengkareng Barat-Jakarta Barat, yang merupakan kawasan komersil dan hunian tingkat menengah serta pintu keluar masuk pengunjung ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta. Biaya operasional hotel memiliki banyak aspek, persentase utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan AC. Kebutuhan penghuni hotel ditekankan pada kenyamanan, maka desain bangunan dibuat optimal terhadap kenyamanan termal bangunan. Aplikasi untuk mendukung arsitektur hijau yang hemat energi dengan cara fasade bangunan dengan penggunaan sistem shading device yang sesuai untuk diterapkan sebagai penyaring radiasi panas matahari ke dalam bangunan, sehingga dapat berpotensi dalam penurunan suhu ruangan dalam konsumsi energi pendingin ruangan. Kata kunci: sustainable design, shading device, Hotel Transit

HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

  • Upload
    ngodung

  • View
    257

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU

PADA FASADE BANGUNAN DI CENGKARENG JAKARTA BARAT

Dea A Kartika, Sigit Wijaksono, Susilo Kusdiwanggo Universitas Bina Nusantara, Jakarta

[email protected]

ABSTRACT

Hotel is a type of lodging accommodations are required by the increasingly wide spread domestic and foreign tourists. Types of tourist activities also vary, it can be reflected from the existing hotel and the type of growing up today. In the area of West Jakarta, the development of increasingly widespread star hotel, in December 2010 noted that the construction of two hotels are at the highest level after the Central Jakarta. Transit hotel became one of the required type of hotel for business people who need temporary lodgings in a short time. Cengkareng project site is located in West Jakarta, which is a residential and commercial area of mid-level entry and exit of visitors to Indonesia through Soekarno-Hatta International Airport. The need is emphasized in the comfort of hotel residents, then the optimal design of the building is made of the thermal comfort of buildings. Applications for thermal comfort conducted in support of building facade with the shading device system suitable for application as a radiation filter the sun's heat into the building, so it can potentially decrease the room temperature in air conditioning energy consumption. Keyword: sustainable design, shading device, Hotel Transit

ABSTRAK

Hotel merupakan jenis akomodasi penginapan yang semakin marak dibutuhkan oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara. Jenis kegiatan para wisatawan juga bermacam-macam, hal itu dapat tercermin dari jenis hotel yang ada dan berkembang sampai saat ini. Dalam kawasan Jakarta Barat, perkembangan hotel berbintang semakin marak, pada Desember 2010 tercatat bahwa pembangunan hotel berada pada tingkat dua terbanyak setelah Jakarta Pusat. Hotel transit menjadi salah satu jenis hotel yang dibutuhkan bagi para pebisnis yang membutuhkan tempat penginapan sementara dalam waktu singkat. Lokasi proyek berada di Cengkareng Barat-Jakarta Barat, yang merupakan kawasan komersil dan hunian tingkat menengah serta pintu keluar masuk pengunjung ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta. Biaya operasional hotel memiliki banyak aspek, persentase utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan AC. Kebutuhan penghuni hotel ditekankan pada kenyamanan, maka desain bangunan dibuat optimal terhadap kenyamanan termal bangunan. Aplikasi untuk mendukung arsitektur hijau yang hemat energi dengan cara fasade bangunan dengan penggunaan sistem shading device yang sesuai untuk diterapkan sebagai penyaring radiasi panas matahari ke dalam bangunan, sehingga dapat berpotensi dalam penurunan suhu ruangan dalam konsumsi energi pendingin ruangan. Kata kunci: sustainable design, shading device, Hotel Transit

Page 2: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

PENDAHULUAN Menurut SK. Menteri perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/ Phb.77; Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi komersil, yaitu suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum. Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, kebutuhan Hotel berbintang menjadi yang paling tertinggi di DKI Jakarta pada Desember 2010. Terkait dengan data tersebut, daerah Jakarta Barat menempati urutan kedua tertinggi. Jakarta Barat yang merupakan kawasan bandara internasional yang merupakan pintu keluar masuk bagi para pendatang ke DKI Jakarta. Jakarta Barat menjadi penghubung yang baik untuk kegiatan bisnis para wisatawan bisnis.

Hotel transit termasuk dalam suatu bagian klasifikasi hotel berdasarkan lama tinggal. Para pengunjung memanfaatkan hotel transit selain sebagai tempat peristirahatan sementara (selama beberapa hari) serta dapat Selain memberikan fasilitas kepada pengunjung yang menggunakan transportasi udara, hotel transit juga cocok untuk tempat transit perjalanan antar kota. Sesuai dengan definisi hotel transit, letaknya harus dekat dengan pusat transportasi seperti bandara, terminal atau pelabuhan. Pemilihan lokasi tapak sangat strategis, yaitu di kawasan Cengkareng Jakarta Barat yang berbatasan langsung dengan jalur Tol JORR yang sampai saat ini masih berjalan pembangunan infrastrukturnya.

Lokasi proyek berjarak kurang lebih 20 menit dari bandara serta dekat dengan terminal. Lingkungan sekitar lokasi merupakan lingkungan permukiman dan area komersil yang terus berkembang, dikarenakan kawasan Cengkareng tersebut akan menjadi kawasan yang lebih hidup karena adanya pembangunan akses jalan TOL. Hotel merupakan salah satu pengguna energi terbesar. Seiring dengan meningkatnya biaya energi, untuk memberikan kualitas pelayanan yang terbaik, biaya operasional dimana hingga 3-% di antaranta adalah komponen pembelian energi, juga meningkat dengan signifikan. Dengan melakukan efisiensi energi, hotel dapat mengambil keuntungan tanpa harus mengurangi mutu pelayanan bagi para tamunya.

Gambar 1 Distribusi Konsumsi Listrik

Sumber: Buku Panduan Efisiensi Energi di Hotel. Rizka Elyza, dkk.

Pengaplikasian arsitektur hijau diterapkan terutama pada fasade bangunan ditinjau untuk memenuhi penghematan energi dari biaya operasional gedung yang tertinggi, yaitu pemakaian Air Conditioner (AC) sebagai sumber penggunaan listrik terbesar. Grafik (Gambar 1) diatas merupakan contoh penggunaan energi pada hotel Melati, yang dapat memberikan gambaran bahwa konsumsi energi terbesar dalam suatu operasional hotel berasal dari penggunaan AC. Guna menerapkan efisiensi energi serta kenyamanan termal bagi pengguna hotel transit, penanggulangannya dengan mengoptimalkan suhu dalam bangunan. Terkait dengan kondisi iklim setempat, panas radiasi matahari terhadap bangunan memberikan dampak yang berkaitan dengan penggunaan energi AC. Transfer radiasi panas matahari secara langsung ke dalam bangunan melalui fasade bangunan, maka dari itu sebagai salah satu solusi hemat energi ditinjau dari fasade bangunan. Desain Fasade terhadap Hemat Energi: Beberapa faktor dan strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih material bangunan yang ramah lingkungan (Indira Shita Siagian,, 2005) :

Page 3: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

- Bangunan yang dirancang dapat dipakai kembali dan memperhatikan sampah/buangan bangunan pada saat pemakaian.

- Bahan bangunan tersebut dapat dipakai kembali. - Keaslian material, sumber dan produksi asalnya. - Energi yang diwujudkan. Berikut ini adalah beberapa kalsifikasi dan macam-macam material bangunan yang hemat

energi dan ramah lingkungan berdasarkan mulai dari energi produksi awal sampai ke pemasangan ke bangunan.yang dihasilkannya. Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai MJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah. Tabel tentang beberapa energi yang diwujudkan material seperti contoh dibawah ini;

Gambar 2 Embodied Energy, Diadaptasi dari Sam Mukhtar, Building Today, Green Living

Sumber: Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan. Indira Shita Siagian,

- Produksi material. - Efek racun dari material. - Memprioritaskan material alami. - Mempertimbangkan durabilitas dan umur dari produk.

Prinsip utama dalam memnurunkan suhu (panas) di dalam ruangan adalah mengurangi perolehan panas (heat gain) radiasi matahari yang jauh mengenai bangunan. Jika perolehan panas matahari dapat diminimalkan, maka suhu udara di dalam ruangan akan rendah. Meskipun ini bersifat relatif, artinya jika kondisi suhu udara luar di sekitar bangunan sudah tinggi, maka suhu udara di dalam ruangan juga cenderung akan tinggi. Desain Fasade terhadap Kenyamanan Termal: Guna mengendalikan faktor-faktor iklim diatas untuk memperoleh kenyamanan termal di dalam bangunan, cara yang paling mudah dengan pendekatan mekanis yaitu menggunakan AC tetapi membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Pendekatan kedua adalah mengkondisikan lingkungan di dalam bangunan secara alami dengan pendekatan arsitektural. Pengkondisian lingkungan di dalam bangunan secara arsitektural dapat dilakukan dengan mempertimbangkan perletakan bangunan (orientasi bangunan terhadap matahari dan angin), pemanfaatan elemen-elemen arsitektur dan lansekap serta pemakaian material/bahan bangunan yang sesuai dengan karakter iklim tropis panas lembab. Melalui ke-empat hal di atas, temperatur di dalam ruangan dapat diturunkan beberapa derajat tanpa bantuan peralatan mekanis. Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap, jendela kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca (Basaria Talarosha., 2005)

Page 4: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

Gambar 3 Radiasi Cahaya dan Panas Matahari ke Dinding Kaca Bangunan

Sumber: Menciptakan Kenyamanan Termal Dalam Bangunan. Basaria Talarosha.

Radiasi matahari memancarkan sinar ultra violet (6%), cahaya tampak (48%) dan sinar infra merah yang memberikan efek panas sangat besar (46%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi matahari adalah penyumbang jumlah panas terbesar yang masuk ke dalam bangunan. Besar radiasi matahari yang ditransmisikan melalui selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade bangunan yaitu perbandingan luas kaca dan luas dinding bangunan keseluruhan (wall to wall ratio), serta jenis dan tebal kaca yang digunakan. Radiasi matahari yang masuk secara langsung ke dalam bangunan sebagian besar melalui kaca pada jendela. Cara menghindarinya yaitu meletakan bidang kaca pada daerah yang memiliki penghalang sinar matahari. Dengan adanya pelindung atau shading device tersebut maka dengan menggunakan Diagram Matahari dan sudut pembayangan, terdapat perbandingan berikut:

Gambar 4 Skema Radiasi Matahari Melalui Kaca Jendala

Gambar 5 Skema Penerapan Shading Device Terhadap Radiasi Matahari

Sumber: Kaitan Desain Selubung Bangunan terhadap Pemakaian Energi dalam Bangunan (Studi Kasus Perumahan Graha Padma Semarang). Sukawi.

Page 5: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

Untuk mengurai radiasi panas dan kesilauan dari sinar matahari, dapat dilakukan dengan salah satunya yatu penyaringan (filtering) untuk memperlembut sinar matahari, terutama pada siang hari agar radiasi panas matahari tidak mudah diminimalisir sehingga kenyamanan di dalam ruangan terkait dengan suhu ruang dalam menjadi lebih seimbang dan tidak terlalu menyilaukan (Sukawi, 2010). Penelitian ini membahas tentang perencanaan dan perancangan hotel tansit sebagai akomodasi komersial untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis atau biasa disebut wisatawan bisnis (business traveler). Menerapkan efisiensi energi dari pemakaian pendingin ruangan melalui menerapkan fasade shading device untuk mewujudkan kenyamanan termal berdasarkan iklim dan tapak di lokasi tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu merancang hotel dengan desain fasade bangunan sebagai upaya untuk menurunkan pemakaian pendingin ruangan terhadap suhu dalam ruangan dengan penerapan desain berdasarkan orientasi matahari dan karakteristik angin di lokasi setempat, serta merancang fasilitas-fasilitas sebagai penunjang kebutuhan wisatawan bisnis (bussiness traveler) akan akomodasi penginapan untuk kegiatan pengguna hotel. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dengan cara menggunakan teknologi software Autodesk Ecotech Analysis 2011 untuk mendapatkan hasil analisa karakteristik pergerakan angin (flow vector) pada lokasi proyek setempat sehingga menghasilkan orientasi dan bentuk massa bangunan yang sesuai dengan analisa. Setelah itu, keseluruhan fasade bangunan di kalkulasi berdasarkan penerimaan besaran radiasi panas matahari pada setiap sisi bangunan tersebut, sehingga dapat dianalisa perlakuan pada sistem fasade yang berbeda-beda sesuai tingkatan radiasi panas matahari.

HASIL DAN BAHASAN Analisa massa bangunan dengan melakukan studi bentuk massa terhadap arah angin frekuensi terbesar yaitu arah Barat Daya. Berikut analisa studi dalam tabel dibawah ini (Tabel 1).

Tabel 1

Analisa Bentuk Massa Terhadap Gerak Angin Sumber : Software Ecotech Analysis 2011

Bentuk Massa Flow Vector Keterangan

Arah dan kecepatan angin pada tapak dengan bentuk ini kurang memaksimalkan pergerakan angin yang optimal.

Bentuk massa ini terlalu lebar bentangannya sehingga aliran angin kurang optimal.

Bentuk massa dengan atrium tengah sebagai void memberikan ventilasi silang yang mengalir dengan baik.

Page 6: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

Bentuk massa bangunan silindris berkurva memiliki kesan bentuk yang dinamis terhadap angin. Pergerakan angin yang melalui bangunan pada tapak optimal.

Hasil studi bentuk massa yang lebih optimal terhadap pergerakan angin adalah bentuk silindris yang dinamis terhadap angin, sehingga bentuk bangunan mengarahkan laju angin dan dapat menciptakan pergerakan udara yang baik terhadap desain bangunan.

Pertama-tama bangunan diposisikan menghadap orientasi Timur-Barat pada sisi bangunan terpendek menghadap jalan raya utama.

Setelah studi bentuk massa berdasarkan arah angin, orientasi bangunan diarahkan ke Barat Daya untuk menoptimalkan aliran angin pada bangunan di atas tapak.

Bentuk massa silindris, dengan adanya atrium di tengah massa bangunan untuk pergerakan angin ke dalam bangunan dan pencahayaan alami melalui skylight atrium.

Gambar 6

Alur Penentuan Orientasi Bangunan

Orientasi massa bangunan tetap mengarah ke jalan utama, dengan segala pertimbangan iklim dan radiasi matahari. Oleh sebab itu, untuk bekerja pada iklim di lokasi, maka diterapkan melalui selubung bangunan yang dapat menjadi solusi pengendalian terhadap iklim dan orientasi tapak.

Desain denah tipikal unit kamar dengan sistem sirkulasi Single loaded disusun dengan bukaan tiap jarak sesuai modul secara selang seling pada pada tiap sisinya. Hal tersebut diharapkan supaya pengudaraan alami dapat optimal masuk ke dalam koridor sehingga konsep meminimalkan penggunaan AC pada operasional bangunan, yaitu AC tidak digunakan pada koridor. Dibawah ini merupakan penjelasan melalui skema dari bukaan ke dalam koridor.

Gambar 7 Skema Pengudaraan Alami ke dalam Koridor

Page 7: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

Penggunaan shading device pada bagian dinding fasade yang sesuai, untuk menyaring radiasi panas matahari. Menggunakan simulasi ecotech untuk mengetahui radiasi panas matahari ke dalam banguanan dari masing-masing sisi.

Sisi Barat = 4.5 Kwh/m2

Sisi Utara = 4.4 Kwh/m2

Sisi Timur = 4,2 Kwh/m2

Sisi Selatan = 4.5 Kwh/m2

Gambar 8

Perbandingan Tingkatan Radiasi pada Empat Sisi Fasade Sumber: Software Ecotech Analysis 2011

Berdasarkan hasil analisa ecotech, pada setiap sisi bangunan; Total Rata-rata Radiasi pada bangunan: 4.5 Kwh/m2 + 4,2 Kwh/m2 + 4.4 Kwh/m2 + 4.5 Kwh/m2 ÷ 4 = 4.4 Kwh/m2. Pembagian dalam tiap sisi yang menunjukkan warna tingkat radiasi yang paling tinggi sekitar 50 – 70 Wh/ m2

(lihat pada Gambar ). Pada bagian tersebut fasade lapis luar bekerja lebih lebih optimal terhadap radiasi panas yang diterimanya, maka sifat dan sistem fasade yang diterapkan memiliki perbedaan perlakuan pada sisi-sisi yang terpapar radiasi panas paling tinggi dengan radiasi panas rata-rata. Mengusung tema arsitektur hijau yang hemat energi, dengan aplikasi pada fasade menggunakan shading device sebagai pelapis kedua dinding primer, maka dalam menentukan material yang sesuai dan memenuhi kriteria dari arsitektur hijau, dibawah ini dilakukan perbandingan beberapa jenis material dengan prinsip arsitektur hijau;

Tabel 2 Material Fasade Bangunan

Prinsip Arsitektur Hijau

Alternatif Material Bambu Komposit

Wood Plastic Composite

Sand Stone Artificial

Hemat Energi Bahan bakar √ √ √

Energi listrik √ √ Hemat SDA √ √ √

Minim dampak negatif √ √ Meningkatkan kualiats hidup

Ekologi √ Sosial √ √ √

Ekonomi √ √

Page 8: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

Pada sisi bagian hasil analisa berwarna merah diaplikasikan fasade shading device material massif untuk penyerapan radiasi panas lebih tinggi.

Pada sisi bagian hasil analisa berwarna biru diaplikasikan fasade shading device bambu komposit yang disusun seperti railing pada fasade karena untuk penyerapan radiasi panas lebih rendah.

Menerapkan sistem external air curtain, yaitu pengaliran udara yang terjadi di rongga ventilasi antar fasade utama dan fasade shading device untuk mendorong udara panas yang terdapat di rongga ventilasi tersebut tanpa pengaliran ke ruang dalam bangunan.

Gambar 9 Skema Sistem Inlet-Outlet pada Fasade Shading Device di Fasade Lantai Tipikal

Berdasarkan pada arah mata angin frekuensi terbesar dari Barat Daya serta letak massa bangunan menghadap Barat Daya untuk memaksimalkan pengaliran udara ke dalam rongga fasade, maka aliran inlet-outlet terjadi secara vertikal seperti pada skema gambar diatas (Gambar 5). Material inlet-outlet udara pada rongga fasade ganda berupa kisi-kisi bambu kayu komposit yang memungkinkan terjadinya pengaliran udara di rongga fasade shading device.

SIMPULAN DAN SARAN Radiasi panas matahari mempengaruhi fungsi bangunan dan kenyamanan pengguna didalam bangunan tersebut. Hotel transit sebagai fungsi bangunan publik dimana karakteristik penggunanya merupakan pebisnis yang sangat memperhatikan akses dan kenyamanan dalam sebuah hotel. Dalam

Page 9: HOTEL TRANSIT DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU …thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01138-AR Ringkasan002.pdf · utama adalah pada bagian penghawaan mekanis menggunakan

kaitannya dengan mewujudkan arsitektur hijau yang hemat energi, maka pada proyek Hotel Transit diwujudkan dalam meminimalkan perolehan radiasi panas matahari ke dalam bangunan hotel. Diharapkan dengan menerapkan sistem shading device yang sesuai untuk menghalau radiasi panas, maka dapat meminimalkan penggunaan energi pendingin ruangan serta mempertahankan suhu ruangan pada batas optimal tanpa mengurangi kenyamanan penggunanya. Sistem shading device yang diterapkan pada fasade bangunan disesuaikan dengan fungsi bangunan dan karakteristik kondisi iklim dan lingkungan setempat. Penggunaan analisa data melalui software Autodesk Ecotech Analysis 2011, dengan perhitungan radiasi panas pada empat sisi fasade bangunan, didapatkan total radiasi sisi Barat 4.5 Kwh/m2 + sisi Timur 4,2 Kwh/m2 + sisi Utara 4.4 Kwh/m2 + sisi Selatan 4.5 Kwh/m2 ÷ 4 = 4.4 Kwh/m2. Hasil desain pada setiap sisi bangunan disesuaikan dengan tingkat radiasi panas yang diterima pada fasade bangunan. Menghasilkan dua jenis shading device, yaitu shading massif dan shading kisi-kisi. Material yang digunakan merupakan material komposit, yaitu bambu dan kayu komposit untuk shading device, serta batu alam artificial untuk dinding pada lantai podium. Tujuannya supaya dapat mewujudkan konsep arsitektur hijau dimana memanfaatkan material yang baik dalam pembangunan.

REFERENSI Elyza, Rizka., dkk. (2005). Buku Panduan Efisiensi Energi di Hotel. Jakarta: Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Musi, Suryani. 26 Mei (2011). Terapkan Konsep Arsitektur Hijau Berkelanjutan, diakses 1 maret 2012 dari http://www.uin-alauddin.ac.id. Siagian, Firman Magasi. 27 April (2011). Tipe-tipe Hotel, diakses 27 Februari 2012 dari http://smipusi.blogspot.com. Siagian, Indira Shita. (2005). Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan. Jurnal Arsitektur, Volume 49, No. 20. diakses 17 maret 2012 dari http://repository.usu.ac.id. Sukawi. (2010). Kaitan Desain Selubung Bangunan terhadap Pemakaian Energi dalam Bangunan (Studi Kasus Perumahan Graha Padma Semarang). Jurnal Sains dan Teknologi, Volume 1, No. 1, diakses 3 maret 2012 dari http://eprints.undip.ac.id. Talarosha, Basaria. (2005). Menciptakan Kenyamanan Termal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri, Volume 6, No. 3, diakses Juli 3 maret 2012 dari http://repository.usu.ac.id.

RIWAYAT PENULIS Dea Adelina Kartika lahir di kota Bandar Lampung pada 12 Oktober 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada 2012.