14
1 Makalah Biokimia HORMON Disusun Oleh Kelompok V Suci Magfirah Husniati M. Kamalu Annisa Setyaningrum Nurfitrah Komang Murniati JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2013

Hormon.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi kulia

Citation preview

  • 1

    Makalah Biokimia

    HORMON

    Disusun Oleh Kelompok V

    Suci Magfirah

    Husniati M. Kamalu

    Annisa Setyaningrum

    Nurfitrah

    Komang Murniati

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS TADULAKO

    PALU

    2013

  • 2

    HORMON

    1. Pengertian Hormon

    Hormon (dari bahasa Yunani, yang berarti menimbulkan atau

    membangkitkan). Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai

    pembawa pesan (chemical messenger), disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam

    jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan dibagian

    lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.

    Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin

    (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah

    laku, keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah

    menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai

    kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon

    mempengaruhi kerja organ dan sel (Faisal, 2011).

    Hormon disebut juga substansi kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar

    tubuh (glandula endrokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran

    darah dan dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi

    fisiologisnya (Sturkie, 1987).

    Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ

    sasaran yang ditentukan secara genetik. Organ sasaran segera bereaksi terhadap

    suatu hormon tertentu untuk menghasilkan zat atau perubahan-perubahan

    sebagaimana yang telah diprogramkan secara genetik (Nalbandov, 1964).

    Ciri- ciri dari hormon adalah:

    1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam

    jumlah sangat kecil.

    2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.

    3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.

    4. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga

    mempengaruhi beberapa sel target berlainan (Faisal, 2011).

    Faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada organ sasaran :

    1. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi hormon dan kelenjarnya.

  • 3

    2. Sistem transportasi hormon di dalam plasma (spesifik carrier protein).

    3. Reseptor hormon khusus yang terdapat pada organ sasaran yang berbeda

    dengan letak reseptornya.

    4. Kecepatan degradasi hormon.

    5. Kecepatan perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi bentuk yang aktif.

    6. Jarak

    2. Jenis Hormon dan Fungsinya

    Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:

    1. Golongan Steroid turunan dari kolestrerol.

    2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.

    3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil Thyroid,

    Katekolamin.

    4. Golongan Polipeptida/Protein Insulin, Glukagon, GH, TSH.

    Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon:

    1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak

    2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

  • 4

    Berdasarkan lokasi reseptor hormon:

    1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler

    2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)

    Berdasarkan sifat signal yang mengantar kerja hormon di dalam sel: kelompok

    hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP, cGMP,

    Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler (Wijaya, 2008).

    Kelenjar-kelenjar tiroid yang penting adalah: hypothalamus, hypophysis pituitary,

    thyroid, parathyroid, pancreas (pulau Langerhans-Pancreas), adrenal (medula dan

    korteks), gonad (ovary dan testis), thymus, dan membrana mukosa usus.

    1) Hypothalamus

    Hypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis atau glandula

    pytuitaria (salah satu kelenjar endokrin yang terpenting) dan struktur-struktur

    lainnya yang berkaitan (Mukhtar, 2006). Hypothalamus berbatasan pada

    bagian anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari beberapa

    bagian yaitu:

    a. Bagian posterior dengan mammilary bodies

    b. Bagian dorsal dengan thalamus

    c. Bagian ventral dengan sphenoid bone

    Hormon yang dihasilkan oleh hypothalamus :

    a. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Berfungsi: melepaskan LH

    dan FSH.

    b. Thyrotropin Releasing Hormone (TRH). Berfungsi: melepaskan TSH.

    c. Corticotropin Releasing Hormone (CRH). Berfungsi: melepaskan

    ACTH.

    d. Somatotropin Releasing Hormone (STH-RH). Berfungsi: melepaskan

    STH.

    e. Somatotropin Inhibitory Hormone (STH-IH). Berfungsi: menghalangi

    STH yang keluar.

    f. Prolactin Releasing Hormone (PRH). Berfungsi: melepaskan prolaktin.

  • 5

    g. Prolactin Inhibitory Hormone (PIH). Berfungsi: menghalangi prolaktin

    keluar.

    Pada kelenjar hipothalamus memiliki tipe hormon protein. Kelenjar

    hypothalamus berfungsi untuk menstimulasi adenohypophysys untuk

    melepaskan hormon-hormonnya (Ensminger, 1992 : Kartasudjana, 2006).

    2) Hypophysis (Glandula Pituitaria)

    Glandula pituitaria merupakan suatu kelenjar bilobi, yang menghasilkan

    bermacam-macam hormon yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, dan

    oleh karena itu sering disebut sebagai master control glands. Sebagai kelenjar

    endokrinon. Kelenjar hypophisa terletak di dalam legokan pada dasar ruang

    otak yang dikenal sebagai sella turcica. Kelenjar tersebut mensekresikan

    sejumlah besar hormon-hormon, beberapa diantaranya berhubungan langsung

    dengan reproduksi. Glandula pituitaria (hypophisis) merupakan suatu kelenjar

    yang rangkap yang terdiri dari:

    1. Lobus anterior dan pers intermedia, yang embryologis berasal dari suatu

    kantong yang terbentuk pada atap mulut (kantong rathke). Glandula

    pituitaria bagian depan menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut:

    a. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi :

    Merangsang pertumbuhan folikel ovarium.

    Sebagai substansi yang mengawali siklus birahi.

    Merangsang pemasakan folikel sampai folikel de graff tetapi

    tidak menyebabkan ovulasi.

    Perbedaan dengan hormon LH bertanggung jawab terhadap

    perbedaan lama birahi dan waktu ovulasi ternak sapi, domba,

    babi, dan kuda.

    Pada unggas betina berfungsi bagi pemasakan folikel (yolk),

    dan spermatogenesis pada unggas jantan.

    b. Hormon LH (Luteinezing Hormone). Berfungsi:

    Mengawali pertumbuhan tenunan luteal (corpus luteum).

    Merangsang pertumbuhan corpus luteum.

    Penting untuk proses ovulasi.

  • 6

    Merangsang tumbuhnya sel interstial pada ovarium.

    Merangsang sel granulose dan sel theca pada folikel yang masak

    untuk memproduksi estrogen.

    Semakin tinggi kadar LH maka semakin tinggi estrogen,

    sehingga menyebabkan ovulasi.

    Pada unggas LH berfungsi untuk merobek membrane vitelina

    folikel (yolk) pada bagian stigma agar terjadi ovulasi. Pada

    unggas jantan berperan bagi perkembangan testis.

    c. Hormon LTH (Luteo Tropic Hormone) /Prolactin. Berfungsi:

    Bersama-sama dengan hormon LH merangsang sel theca dalam

    corpus hemorragicum untuk membentuk corpus luteum dan

    pembentukan progesterone oleh corpus luteum.

    Mempertahankan fungsi corpus luteum.

    Pada unggas betina menyebabkan sifat mengeram, dan

    menimbulkan sekresi susu tembolok pada merpati.

    d. Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Berfungsi:

    Mengawasi grandula/kelenjar thyreidea.

    Mengawasi pengambilan iod oleh thyroid.

    Sintesa thyroxine dari diidotyrosine .

    e. Hormon ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormone). Berfungsi:

    Stimulasi adrenal cortex.

    Pelepasan adreno corticoid.

    f. Hormon MSH (Melanotropin). Berfungsi dalam perubahan warna

    kulit (Partodihardjo, 1980).

    2. Lobus posterior yang berasal dari encephalon.

    a. Hormon Vasopressin/ADH (Antidiuratic Hormone). Berfungsi:

    Merangsang keaktifan otot-otot polos vesica urinaria (kandung

    kemih) dan vesica ellia (kantong empedu).

    Menaikkan tekanan darah yang menimbulkan contricsi arteri

    yang kecil.

  • 7

    Pengurangan sekresi urin.

    b. Hormon Oxytocin. Berfungsi:

    Menimbulkan kontraksi uterus.

    Mengeluarkan susu dari glandula mammae.

    3. Thyroid

    Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya

    sepasang yang merupakan lobus yang berbentuk perisai yang saling

    dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang

    di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam

    folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon

    disintesa. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis

    eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri

    subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih

    besar dibandingkan dengan lobus kiri (Haqiqi, 2008).

    Kelenjar Thyroid menghasilkan hormon tyroxine dan

    triiodotyroxine yang berfungsi:

    a. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya

    pertumbuhan saraf dan tulang.

    b. Mempertahankan sekresi GH (Growth Hormone) dan

    gonadotropin.

    c. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah

    kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.

    d. Merangsang pembentukan sel darah merah

    e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai

    kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat

    metabolisme.

    f. Bereaksi sebagai antagonis insulin.

    g. Mempengaruhi laju metabolisme, mempengaruhi pertumbuhan

    bulu dan warna (Ensminger, 1992).

    4. Parathyroid

  • 8

    Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan posterior

    kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar parathyroid

    berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief

    cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari

    kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon parathyroid atau

    parathormon disingkat PTH.

    Kelenjar Parathyroid menghasilkan hormon PTH (Paratirod

    Hormone), yang berfungsi PTH mempertahankan resorpsi tulang

    sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH

    mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi

    peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon

    ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal,

    meningkatkan pengeluaran fosfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar

    kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.

    Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum.

    5. Pancreas

    Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai

    pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang

    menghasilkan hormon insulin. Hormon antagonistik merupakan hormon

    yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan

    insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi

    glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi

    menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar

    glukosa tersebut (Anonim, 2011). Kelenjar pancreas menghasilkan

    hormon:

    a. Hormon Glucagon. Berfungsi: untuk mengawasi pemecahan ygocen

    hepar, dan efeknya pada metabolisme karbohidrat. Kerja hormon

    glucagon berlawanan dengan hormon insulin.

    b. Hormon Insulin. Berfungsi: untuk metabolisme protein, karbohidrat,

    dan lemak, sehingga apabila kekurangan insulin akan menyebabkan

    diabetes mellitus. (Kartasudjana, 2006). Pada hormon insulin akan

    http://littleblog.16mb.com/2012/11/vitamin/http://littleblog.16mb.com/2012/11/karbohidrat/
  • 9

    mengakibatkan berbagai efek pada beberapa bagian tubuh, seperti efek

    pada hati, otot, dan lemak.

    6. Adrenal

    Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada

    setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian,

    yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada

    bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai

    berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah,

    terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam

    keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung

    meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah

    melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata

    terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri (Faisal, 2011).

    Kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosterone yang merupakan

    tipe hormon steroid. Hormon aldosterone berfungsi untuk metabolisme

    elektrolit dan air. Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua kelenjar, yaitu

    kelenjar cortex dan kelenjar medulla.

    a. Cortex. Menghasilkan hormon corticosteroids dan catecholamines.

    Berfungsi untuk metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.

    b. Medulla. Menghasilkan hormon:

    Adrenaline (Epinephrine). Berfungsi: menimbulkan respon syaraf

    simpstetik.

    Noradrenalisne (Norapinephrine). Berfungsi: transmitter syaraf.

    (Kartasudjana, 2006).

    7. Thymus

    Thymus terdapat dalam bagian superior thorax didekat bagian bawah

    tracea. Pada anak-anak kelenjar ini agak besar, tetapi pada waktu pubertas

    antara 12-17 tahun, akan mengalami regressi/kemunduran.

    Pada kelenjar thymus terdapat fungsi endokrin daripada thymus ini,

    pada tikus, thymus membentuk suatu substansia yang akan memasuki

  • 10

    kelenjar-kelenjar lymphe dan menimbulkan terbentuknya lympocit.

    Fungsi lain dari thymus yaitu berperan dalam menimbulkan imunitas.

    8. Membran Mukosa Usus

    Membran mukosa usus yang membatasi ventriculus dan intestinum

    tenue menghasilkan beberapa hormon. Pada vantriculus dihasilkan gastrin

    yang merangsang sekresi enzim atau cairan gastricus. Pada intestinum

    tunue dihasilkan:

    a. Secretine. Berfungsi: merangsang sekresi enzim-enzim pancreas pada

    waktu makanan yang telah diperlunak dari ventriculus masuk ke

    duodenum.

    b. Enterogastrone. Berfungsi: mengurangi sekresi dan mortilitas

    ventriculus pada waktu hormon ini dibawa oleh darah kedalam

    ventriculus.

    c. Cholecystikinin. Berfungsi: menyebabkan kontraksi vesica vellia untuk

    mencurahkan bilus yang telah ditimbunnya dalam intestinum tenue.

    Homon ini dilepaskan dari mocosa intestinalis oleh makanan-makanan

    yang berupa lipid.

    9. Testis

    Testis memproduksi sejumlah hormon jantan yang kesemuanya disebut

    androgen. Yang paling potensi dari androgen adalah testosterone. Berikut

    fungsi-fungsi dari testosterone:

    Merangsang pendewasaan spermatozoa yang terbentuk dalam tubuli

    seminiferi.

    Merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar prostate,

    vesikularis, dan bulbourethralis.

    Merangsang pertumbuhan sifat jantan (Partodihardjo, 1980).

    Untuk keratinisasi epithel praeputium, pemisahan gland penis dari

    praeputium, dan pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas.

    Keinginan kelamin untuk libido dan kesanggupan untuk ereksi dan

    ejakulasi (Toelihere, 1985).

    10. Ovarium

  • 11

    Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen, progesterone,

    dan relaxin. Estrogen dan progesterone adalah hormon steroid, sedangkan

    relaxin adalah polipeptida. Estrogen dan progesterone dibicarakan secara

    mendetail dibagian hormon steroid (Partodihardjo, 1980).

    a. Estrogen.

    Hormon estrogen disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf.

    Jaringan ini kaya akan estrogen dan memperlihatkan aktivitas yang

    maksimum selama phase estrogenic dari siklus birahi (Toelihere, 1985).

    Fungsi hormon estrogen adalah:

    Menimbulkan tanda-tanda birahi.

    Memperlancar peredaran darah dan perkembangan saluran kelamin.

    Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar susu.

    Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu maka sekresi

    FSH akan menurun dan saat itulah LH meningkat terus sampai

    puncak.

    Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH kembali normal

    dan berangsur-angsur meningkat.

    Antara estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling

    ketergantungan.

    b. Progesteron

    Progesteron adalah progesteron alamiah terpenting yang disekresikan

    oleh sel-sel lutein corpus luteum. Disamping itu hormon ini dihasilkan

    juga oleh placenta. Sebagaimana steroid-steroid lainnya, progesteron

    tidak disimpan didalam tubuh, ia dipakai secara cepat atau diekskresikan

    dan hanya terdapat dalam konsentrasi rendah didalam jaringan-jaringan

    tubuh (Toelihere, 1985). Fungsi hormon progesteron adalah:

    Penting untuk mempertahankan kebuntingan.

    Menyebabkan pertumbuhan alveoli kelenjar susu.

    Pengental lendir birahi untuk sumbat cervix.

    Menekan terjadinya kontraksi uterus dan menekan uterus terhadap

    pengaruh estrogen dan oxytocin.

  • 12

    c. Relaxin

    Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama disintesa dan

    dilepaskan kedalam peredaran darah. Fungsi dari relaxin yaitu

    menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika

    sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan estrogen dan progesterone.

    Fungsi lain misalnya synergism dengan estrogen dan progesterone dalam

    merangsang pertumbuhan kelenjar susu (Partodihardjo, 1980).

    Menurut Toelihere (1985) fungsi fisiologik relaxin terutama

    berhubungan dengan partus dan bekerja erat dengan estrogen. Fungsi-

    fungsi tersebut adalah:

    Relaxin menstimuler pemisahan symphisis pubis pada marmot dan

    mencit sesudah pemberian estrogen. Fungsi ini memudahkan

    keluarnya foetus pada waktu partus.

    Relaxin menimbulkan dilatasi cervix uteri pada babi, sapi, tikus, dan

    mencit dan mungkin pada manusia sesudah penyuntikan

    pendahuluan dengan estrogen dan progesteron. Sekali lagi fungsi ini

    mempermudah keluarnya foetus pada saat partus.

    Relaxin menghambat aktivitas myometrium, yaitu menghambat

    kontraksi uterus.

    Relaxin menghambat kadar air dalam uterus, bersama estrogen

    relaxin menyebabkan pertumbahan pertumbuhan uterus.

    Relaxin menyebabkan peningkatan pertumbuhan kelenjar mammae

    bila diberikan bersama estradiol dan progesterone.

    3. Hormon pada Tumbuhan

    Berikut ini jenis - jenis hormon beserta fungsinya.

    a. Hormon Auksin.

    Auksin adalah hormon yang dihasilkan pada koleoptil (pucuk tumbuh)

    tumbuhan. Fungsinya untuk memacu pemanjangan sel.

    b. Hormon Giberelin

    Giberelin adalah jenis hormon yang berfungsi sinergis dengan hormon

    auksin. Fungsinya yaitu memacu pertumbuhan dan perkembangan embrio,

  • 13

    merangsang pembentukan biji, buah, bunga, serbuk sari, dan enzim

    amilase.

    c. Hormon Sitokinin

    Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel

    (sitokinesis). Fungsinya mengatur pertumbuhan daun, bunga, dan buah

    serta merangsang pembentukan akar dan batang.

    d. Gas Etilen

    Hormon tumbuhan yang fungsinya berperan dalam proses pematangan

    buah dan kerontokan daun.

    e. Kalin

    Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin

    berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

    o Rizokalin, hormon yang memperngaruhi pembentukan akar.

    o Kaulokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.

    o Filokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.

    o Antokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.

    f. Asam Absisat (ABA)

    Asam Absisat adalah jenis hormon tumbuhan yang bekerja antagonis

    (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Fungsinya mempertahankan

    tumbuhan dari tekanan lingkungan, berperan dalam proses penuaan dan

    gugurnya daun.

    g. Asam Traumalin

    Hormon yang fungsinya untuk regenerasi sel apabila tumbuhan

    mengalami kerusakan jaringan.

  • 14

    Daftar Pustaka

    Haqiqi, Sohibul H., 2008. Biosintesis Hormon Tiroid dan Paratiroid. Makalah

    Seminar, Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

    Kartasudjana, R dan Suprijatna, E., 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar

    Swadaya. Jakarta.

    Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.

    Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. UNS Press. Surakarta.

    Nalbandov, A.V., 1964. Reproductive Physiology. 2nd Ed. W.H. Freeman & Co.,

    SanFransisco.

    Partodihardjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.

    Sturkie, PD., 1987. Avian Physology, Fourt Ed. Springerverlag. New York. Berlin,

    Heidenberg, Tokyo.

    Toelihere R. Mozes, Drh., M. Sc., Dr., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak.

    Penerbit Angkasa. Bandung.