Upload
andhia-dhiya
View
165
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Hormon androgen adalah hormon steroid yang rumus kimianya berciri
19 atom C dengan inti steroid. Di samping androgen terdapat pula prekurson
androgen yang disebut juga proandrogen . Androgen dan proandrogen
disintesis oleh testis, ovarium dan korteks adrenal laki-laki dan perempuan .
Testosteron merupakan androgen utama yang disekresi oleh testis pada pria,
testosteron juga androgen utama pada wanita. Proandrogen androstenedion
dan dehidroepiandrosteron bersifat androgen lemah yang diubah di perifer
menjadi testosteron.
Pada laki-laki setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testosteron. Kira-kira
95% diproduksi oleh sel Leydig dan hanya 5 % oleh adrenal. Testis juga
mensekresikan dalam jumlah sedikit androgen kuat lainnya seperti
dihidrotestosteron dan androstenedion, kemudian dehidroepiandrosteron
merupakan androgen lemah. Pregnolon dan progesteron serta turunannya 17-
hidroksilasi juga dilepaskan dalam jumlah kecil. Testosteron juga terdapat
dalam plasma wanita dalam konsentrasi 0.03 µg/Dl dan terdapat dalam
jumlah yang setara dari ovarium, adrenal, dan dengan konversi perifer
hormone lainnya.
Kira-kira 65% testosterone dalam sirkulasi terikat pada sex hormone-
binding globulin( SHBG) , suatu protein spesifik yang dihasilkan oleh hati.
Protein ini meningkat dalam plasma oleh estrogen, hormone tiroid, dan pada
penderita sirosis hati. Protein ini menurun oleh androgen dan hormone
pertumbuhan serta lebih rendah pada penderita kegemukan. Kebanyakan dari
sisa testosteron ini terikat pada albumin. Walaupun begitu sekitar 2% tetap
bebas serta siap memasuki sel dan terikat pada reseptor intaseluler.SHBG
disintesis oleh sel-sel hati dan memiliki waktu paruh 7 hari dalam sirkulasi.
Dalam kedua jenis kelamin konsentrasi SHBG meningkat tajam setelah
kelahiran dan secara bertahap menurun sampai pubertas.
Selama beberapa dekade , perusahaan farmasi telah berusaha untuk
mengembangkan androgen yang memiliki aktivitas anabolik preferensial dan
berkurang atau tidak ada androgenic ( masculinizing ) senyawa ini telah
disebut sebagai steroid anabolik . Namun, ada sedikit data percobaan klinis
pada manusia untuk mendukung pandangan bahwa senyawa tersebut adalah
murni anabolic.Sejumlah istilah - steroid anabolik , steroid androgenik ,
anabolik – androgenik steroid , dan androgen telah digunakan dalam literatur
untuk menggambarkan derivatif androgen ini . Demi keseragaman dan akurasi
telah menggunakan istilah '' androgen “ untuk menggambarkan senyawa ini
yang mengikat reseptor androgen.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Metabolisme
Dalam banyak jaringan target, testosteron diubah menjadi
dihidrotestosteron oleh 5α-reduktase. Dalam jaringan ini, dihidrotestosteron
adalah androgen aktif utama. Konversi testosteron ke estradiol oleh P450
yang juga terjadi di beberapa jaringan, termasuk jaringan adipose, hati, dan
hipotalamus, di mana ia mungkin penting dalam mengatur fungsi gonad. Jalur
utama untuk degradasi testosteron padamanusia terjadi di hati, dengan
pengurangan ikatan rangkap dan keton dalam cincin A, seperti yang terlihat
pada steroid lainnya dengan Δ4 konfigurasi-keton dalam cincin A. Hal ini
menyebabkan produksi zat aktif seperti androsterone dan etiocholanolone
yang kemudian terkonjugasi dan diekskresikan dalam urin.
Androstenedion,dehydroepiandrosterone(DHEA),dehydroepiandrosterone
sulfate ( DHEAS ) juga diproduksi di jumlah yang signifikan pada manusia ,
meskipun sebagian besar dalam adrenal kelenjar bukan di testis dan sedikit
berkontribusi pada proses pematangan yang normal pendukung lainnya
tergantung androgen perubahan pubertas pada manusia, terutama
pengembangan pubis dan ketiak rambut dan pematangan tulang. Pada pria
dapat meningkatkan rasa kesejahteraan dan menghambat aterosklerosis.
1.2 Farmakodinamik
Efek farmakodinamik androgen mirip efek fisiologisnya. Terhadap testis
androgen berefek langsung. Dosis rendah mengakibatkan atrofi testis dan
penurunan fungsi testis karena menghambat sekresi gonadotropin sehingga
tidak diproduksi testosterone endogen. Sementara kadarnya dalam testis tidak
cukup untuk mempertahankan fungsi testis sehingga spermatogenesis
dihambat. Dosis besar tidak menyebabkan atrofi maupun penurunan fungsi
testis karena kadar testosteron eksogen cukup besar untuk menunjang
kebutuhan testis meskipun sekresi gonadotropin dan androgen endogen
dihambat. Efek anabolik pada pemberian androgen terlihat jelas pada
hipogonadisme pada perempuan dan anak laki-laki sebelum pubertas.
Seperti juga efek lainnya pemberian androgen yang melebihi kebutuhan
fisiologis tidak akan menambah pertumbuhan otot melebihi pertumbuhan yang
disebakan oleh kadar normal androgen pada laki-laki. Kkarena itu pemberian
androgen pada olahragawan laki-laki dengan tujuan memperbesar
pertumbuhan otot tidak rasional karena lebih besar resiko darpada
manfaatnya. Pemberian androgen pada masa anak dan remaja merangsang
penutupan epifise tulang secara prematur sehingga individu menjadi pendek .
Pemberian androgen pada perempuan yang fungsi hormonalnya normal akan
menimbulkan perubahan seperti yang terlihat pada anak laki-laki masa
pubertas. Perubahan ini disebut maskulinisasi.
1. 3 Farmakokinetik
Testosteron dalam plasma 98% terikat protein yaitu testosterone-
estradiol binding globulin (TEBG) atau sex hormone binding globulin (SHBG)
dan albumin. Dengan demikian kadar SHBG menentukan kadar testosteron
bebas dalam plasma dan waktu paruhnya. Waktu paruh testosterone berkisar
antara 10-20 menit. Testosteron menurunkan sintesis kadar globulin tersebut
pada perempuan dua kali lebih tinggi disbanding laki-laki. Testosteron
diinaktivasi terutama di hepar menjadi androstenedion, androsteron, dan
etiokolanolon. Pemberian preparat testosterone transdermal telah banyak
dilakukan dalam upaya menghindari metabolisme lintas pertama testosterone.
Preparat transdermal ini meberi kadar serum yang lebih stabil daripada
suntikan dan lebih menyenangkan untuk pasien. Bentuk yang ada berupa
patches, gel atau tablet bukal . Eksresi 90% melalui urin, 6% melalui tinja
dalam bentuk asal, metabolic dan konjugat. Hanya 30% dari 17- ketosteroid
yang dieksresikan melalui urin antara lain androsteron dan etikolanolon
berasal dari metabolisme steroid testis sebgaian besar berasal dari
metabolisme steroid adrenal.
1.4 Mekanisme Kerja
Seperti steroid lainnya, testosteron bertindak intraseluler dalam sel target.
Pada kulit, prostat, vesikula seminalis, dan epididimis, dan akan diubah
menjadi 5α-dihidrotestosteron oleh 5α-reduktase. Dalam jaringan,
dihidrotestosteron adalah androgen yang dominan. Distribusi enzim ini pada
janin berbeda dan memiliki perkembangan implikasi penting. Testosteron dan
dihidrotestosteron mengikat intraseluler reseptor androgen, yang telah
dijelaskan untuk estradiol dan progesteron, yang menyebabkan pertumbuhan,
diferensiasi, dan sintesis berbagai enzim dan protein fungsional lainnya.
1.5 Sediaan
Testosteron bentuk esternya merupakan sediaaan pilihan untuk kedua
indikasi tersebut. Penggunaan alkil androgen hanya untuk edema
angioneurotik herediter atau terapi jangka pendek pada penyakit berat karena
preparat ini hepatotoksik. Alkik androgen yang penggunaanya mudah tersebut
( per oral) popular digunakan oleh atlet yang ingin menambah massa otot.
Nama Sediaan Kimia Cara Pemakaian Dosis
Pemberian Klinis
Testosteron Ester IM 10-50 mg/ 3x
seminggu
Testosteron
propionate Ester
IM
Karsinoma
payudara
10-25 mg/2-3x
seminggu
Testosteron
sipionat
Ester IM Hipogonadisme
preburtas dan
hipogonadisme
usia dewas
100-200 mg/ tiap
2-4 minggu
Testosteron
enantat
Ester IM Karsinoma
payudara
stimulasi
pubertas/
pertumbuhan
pada kasus
spesifik
200-400 mg/ tiap
2-4 minggu
individualisasi
Metilestosteron 17 alkil Oral,bukal hipogonadisme
usia dewasa
10-50 mg/ hari
Fluoksimesteron 17 alkil Oral Hipogonadisme
usia dewasa
10-20 mg/ hari
Danazol 17 alkil Oral Payudara 100-400 mg/hari
fibrosistik
-Edema
angioneurotik
herediter
Awal : 400-600
mg/ hari lalu
turun serendah
mungkin yang
masih efektif.
Tabel 1 : Sediaan Androgen ( sumber : Buku Farmakologi dan Terapi Ed 5)
1.6 Penggunan Klinik
A. Terapi Pengganti Androgen pada Laki-laki
Androgen digunakan untuk mengganti atau meningkatkan sekresi
androgen endogen pada hipogonad laki-laki. Jika terjadi defisiensi androgen
sebelum pematangan seksual sempurna, diperlukan dosis besar androgen
dan pemberian androgen per oral tidak cukup efektif. Pada penderita ini, terapi
seharusnya dimulai dengan obat kerja lama seperti testosteron enantat atau
sipionat dalam dosis 200 mg intramuscular setiap 1-2 minggu sampel
pematangan sempurna. Kemudian dosis dapat dikurangi sampai 200 mg
dengan interval 2-3 minggu. Testosteron propionate walaupun kuat
mempunyai masa kerja singkat dan tidak praktis untuk penggunaan jangka
lama.
Tabel 2 : Preparat androgen pengganti terapi pengganti (sumber: Basic & Clinical Pharmacologi 12th edition )
B. Kelainan Ginekologi
Kadang- kadang androgen digunakan dalam pengobatan kelainan
ginekologi tertentu, tetapi karena efek yang tidak diinginkan pada wanita,
maka preparat ini harus digunakan dengan sangat hati-hati. Kadang- kadang
androgen diberikan dalam kombinasi dengan estrogen sebagai terapi
pengganti pada masa pascamenopause dalam usaha menghindarkan
perdarahan endometrium yang dapat terjadi bila hanya digunakan estrogen
saja.
C. Anemia
Dosis terbesar androgen telah digunakan pada pengobatan anmeia
yang refrakter dan telah menghasilkan sejumlah peningkatan retikulositosis
dan kadar hemoglobin.
D. Osteoporosis
Obat androgen dan anabolik telah digunakan pada pengobatan
osteoporosis, baik sendiri maupun dalam gabungan dengan estrogen.
E. Penggunaan sebagai obat anabolik protein
Androgen dan steroid anabolik telah digunakan bersama dengan
tindakan diet dan latihan dalam usaha mengembalikan protein yang hilang
setelah trauma, operasi atau immobilisasi yang lama dan pada penderita
dengan penyakit yang melemahkan.
1.7 Efek Samping
Pada wanita pemberian lebih dari 200-300 mg testosteron per bulan
biasanya berkaitan dengan hirsutisme, akne, penekanan haid, pembesaran
klitoris, dan suara dalam.
1.8 Kontraindikasi & Peringatan
Penggunaan steroid androgen dikontraindikasikan pada wanita hamil atau
wanita yang akan menjadi hamil selama rangkaian terapi. Androgen
sebaiknya tidak diberikan pada laki-laki pada penderita karsinoma prostat atau
payudara. Pemberian androgen sebaiknya dihindari pada bayi dan anak kecil
sampai lebih banyak diketahui tentang efek hormon ini terhadap susunan
saraf pusat pada anak-anak yang sedang berkembang. Harus hati-hati
memberikan obat ini pada penderita penyakit ginjal atau jantung yang
mempunyai predisposisi edema. Jika terjadi retensi natrium dan air, hal ini
dapat diperbaiki dengan pemberian terapi diuretika.
Peringatan : Beberapa kasus karsinoma hepatoseluler telah dilaporkan terjadi
pada penderita aplastik anemia yang diobati dengan anabolik androgen.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
- Hormon androgen adalah hormon steroid yang rumus kimianya berciri
19 atom C dengan inti steroid. Di samping androgen terdapat pula
prekurson androgen yang disebut juga proandrogen.
- Testosteron merupakan androgen utama yang disekresi oleh testis
pada pria, testosteron juga androgen utama pada wanita. Proandrogen
androstenedion dan dehidroepiandrosteron bersifat androgen lemah
yang diubah di perifer menjadi testosteron.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tanu, Ian . 2007. Farmakologi & Terapi edisi 5. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta
2. Katzung, Betram G. 1994. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VI.
Fakultas Kedokteran UNSRI : Jakarta EGC
3. Katzung,Bbetram G. 2010 . Basic & Clinical Pharmacology 12 th
edition . University of California : San Francisco
4. Jennifer A. Kelly, Ph.D. &Leo Vankrieken. Sex Hormone Binding
Globulin and the Assessment of Androgen Status DPC : Los Angeles
internet
(http://www.medical.siemens.com/siemens/en_GLOBAL/gg_diag_FBAs/
files/news_views/spring00/techreports/zb170-b.pdf )
5. Jay R.Hoffman dkk . Position Stand On Androgen and Human Growth Use . Department of Health and Exercise Science, The College of New Jersey, Ewing, New JerseyInternet(www.sav.sk/journals/endo/full/er0201f.pdf).