30
Homework Ryan Arifin I 11110011

Homework 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

homework

Citation preview

Slide 1

HomeworkRyan Arifin I 11110011Chest Pain

Anamnesa Chest Pain

Differential Diagnosis Of Chest Pain

Differential Diagnosis Of Chest Pain

Differential Diagnosis Of Chest Pain

Differential Diagnosis Of Chest Pain

Differential Diagnosis Of Chest Pain

Differential Diagnosis Of Chest Pain

Penyebab Hipertensi

Penyebab Hipertensi

Q patologis

LVH

13CAD RiskConventional risk factorsOlder age: Over age 45 years in men and over age 55 years in womenFamily history of early heart diseaseRace: Among persons with CAD, the cardiovascular death rate for African Americans is reported to be particularly high; in Asians, low levels of high-density lipoprotein cholesterol (HDL-C), which are considered to be a risk factor for coronary heart disease, appear to be especially prevalentCAD RiskModifiable risk factorsHigh blood cholesterol levels (specifically, low-density lipoprotein cholesterol [LDL-C])High blood pressureCigarette smoking: Cessation of cigarette smoking constitutes the single most important preventive measure for CADDiabetes mellitus[1]ObesityLack of physical activityMetabolic syndromeMental stress and depression

PEMERIKSAAN FISIKPertimbangan umum :Pasien tidur berbaringPakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.Pencahayaan terangTetap selalu menjaga privacy pasienPrioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.

Ictus cordisPada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali terlihat dengan mudah pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung. Diameter pulsasi kira-kira 2cm Pulsasi timbul pada waktu sistolis ventrikel. Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri.PALPASIHal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelasLetakkan telapak tangan diatas prekordium dan lakukan perabaan diatas iktus kordis , punctum maksimum teraba atau tidak, apakah kuat ? Frekuensi?,kualitas dari pulsasi yang teraba?Bila teraba, normal diameter + 2 cm. Bila kuat dan bergeser ke kiri LVH. Bila naik turun pada linea sternalis kiri RVH. Hitung Heart Rate (HR) Amati keteraturan iramanya. Bandingkan HR dengan nadi, bila ada perbedaan Atrial Fibrilasi (AF). Periksa adanya Thrill (getaran iktus kordis murmur

PERKUSI JANTUNGKita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantungBatas kiri jantungBatas kanan jantung Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannyaPerkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta

Batas kanan jantung Perkusi dilakukan dari arah lateral ke medial. Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak Normal :Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kananSedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan AbnormalPada RVH, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas

Batas kiri jantungKita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri NormalAtas: SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4 iktus) Abnormal : Dilatasi ventrikel kiri /LVH menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah.

Auskultasi Jantung. Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua sisi yang dapat dipakai bergantian ( bel & diafragma)untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks) sisi belBunyi dengan nada rendah sisi diafragmaAskultasi meliputi: Bunyi jantungBising jantung

Bunyi jantungPerhatikan :1. lokalisasi dan asal bunyi jantung2. menentukan bunyi jantung I dan II3. intensitas bunyi dan kualitasnya4. ada tidaknya unyi jantung III dan bunyi jantung IV5. irama dan frekuensi bunyi jantung6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantungBUNYI JANTUNG Bunyi jantung I dan IIBJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole.BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I

BUNYI JANTUNGBJ I LUBBJ II "DUB Jarak BJ I -BJ II 1 detik

BUNYI JANTUNG IDaerah auskultasi untuk BJ I :Pada ruang interkosta II kiri : tempat mendengarkan katup pulmonalRuang interkosta II kanan pada tepi sternum: tempat katub aortaPada ruang interkostal IV kiri pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disiniPada ruang interkosta V medioklafikula kiri ( tempat iktus kordis): untuk mendengarkan katub mitralIntensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:stenosis mitralinterval PR (pada EKG) yang begitu pendekpada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :shock hebatinterval PR yang memanjangdecompensasi cordis

LOKASI AUSKULTASI

BISING JANTUNGPenyebab :aliran darah bertambah cepatpenyempitan di daerah katup atau pembuluh darah getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rataaliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besaraliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit.Jenis :Bising sistolik pd fase sistolik ( antara BJ I BJ II) : AS,MIBising diastolik fase diastolik (antara BJ II BJ I ):MS, AIBISING JANTUNG

Terima kasih