Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dibuka sejak tahun 2016
berdasarkan keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No.126/KPT/I/2016. Program Studi ini merupakan Program Studi
Pendidikan Dokter di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam negeri dibawah
naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.
1.2 Visi
Visi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
adalah menjadi Program Studi Pendidikan Dokter terkemuka untuk menghasilkan
dokter yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan
kematangan profesional serta memiliki keunggulan dalam mengelola kesehatan
haji.
1.3 Misi
Misi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan dokter yang berkualitas dengan
keunggulan dalam pengelolaan kesehatan haji.
2. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam proses pendidikan tahap
akademik dan profesi.
3. Menyelenggarakan penelitian kedokteran dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, untuk memecahkan
masalah kesehatan lokal, nasional maupun global dengan keunggulan di
bidang kesehatan haji.
1 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di bidang kedokteran
dan kesehatan haji yang didasari spirit Islam.
1.4 Tujuan Penyelenggaraan
Tujuan penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang adalah:
1. Terwujudnya lulusan dokter yang berke-Tuhan-an, beretika, kompeten
dan profesional, serta mahir dalam mengelola kesehatan haji.
2. Terwujudnya suasana akademik yang dijiwai nilai-nilai Islam, sehingga
mendukung terbentuknya keluhuran akhlak.
3. Terwujudnya penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran, untuk memecahkan masalah kesehatan lokal,
nasional maupun global terutama di bidang kesehatan haji.
4. Terwujudnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan haji dengan didasari spirit Islam.
1.5 Bidang ilmu yang dikembangkan
Bidang ilmu Program Studi Pendidikan Dokter dan konstelasinya terhadap
bidang ilmu lain pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan UIN
Maulana Malik Ibrahim digambarkan dalam Pohon Ilmu Kedokteran dan
Kesehatan sebagai berikut:
1. Akar, menggambarkan landasan keilmuan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-ilmu Kesehatan, meliputi (1) Pancasila dan Kewarganegaraan, (2)
Filosofi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, (3) Bahasa Indonesia, (4)
Bahasa Inggris, (5) Bahasa Arab dan (6) Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
2. Batang, menggambarkan pilar keilmuan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-ilmu Kesehatan, meliputi (1) Studi Al-Qur’an, (2) Studi Al-Hadist
Studi Fiqh (3) Sejarah Peradaban Islam.
2 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
3. Cabang, menggambarkan macam-macam bidang ilmu dan integrasi
bidang ilmu tersebut dalam bangunan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-
ilmu Kesehatan, meliputi (1) Ilmu Kedokteran dan (2) Ilmu Kesehatan.
4. Ranting, menggambarkan bidang kajian ilmu, pada ilmu kedokteran
meliputi (1) Prinsip Metode Ilmiah (2) Ilmu Biomedik, (3) Ilmu
Kedokteran Klinik, (4) Ilmu Bioetika dan Humaniora, (4) Ilmu
Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat.
Bidang ilmu yang terdapat di bagian akar dimaksudkan sebagai dasar
untuk mengkaji bidang ilmu di bagian selanjutnya. Pancasila dan
Kewarganegaraan bertujuan mendidik mahasiswa memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dengan benar, memberikan pengetahuan tentang
wawasan nusantara, ketahanan nasional, kebijaksanaan dan strategi nasional
untuk menumbuhkan cinta tanah air dan bangsa. Filosofi ilmu Kedokteran dan
Kesehatan akan menumbuhkan motivasi pelayanan kedokteran yang selalu
disertai dimensi kemanusiaan dan ketuhanan sehingga juga akan mendukung
pencapaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembelajaran bahasa, yakni
bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Indonesia bertujuan
agar mahasiswa mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, khususnya
dalam konteks karya ilmiah. Bahasa Inggris membekali mahasiswa dalam
komunikasi dan memahami referensi kedokteran, bahasa Arab diberikan dalam
konteks kedokteran yang bertujuan memberikan kemampuan komunikasi
sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing. Ilmu sosial budaya dasar
memberikan bekal agar mahasiswa memiliki kepekaan dan empati sosial,
demokratis dan berkeadaban. Jadi bidang ilmu pada bagian akar ini mendukung
area kompetensi profesionalitas yang luhur (Pancasila dan Kewarganegaraan,
Filsafat Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Sosial Budaya Dasar), area mawas
diri dan pengembangan diri (Filsafat Ilmu Kedokteran dan Kesehatan) serta area
komunikasi efektif (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab)
3 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Bidang ilmu yang terdapat di bagian batang yakni Studi Al-Quran dan Al-
Hadist, Studi Fiqh dan Sejarah Peradaban Islam. Studi Al-Qur’an dan Al-Hadist
bertujuan agar mahasiswa mampu memahami Al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad SAW. sebagai sumber hukum dalam Islam, melalui upaya
pemahaman dan penguasaan terhadap konsep tentang ilmu Al-Qur’an dan Hadis
dan nilai-nilai kemanusiaan universal yang terkandung di dalamnya. Studi Fiqh
memberikan pemahaman tentang fiqh dalam kehidupan sehari-hari dan
kontribusi ilmu kedokteran dan kesehatan dalam pembahasan fiqh kontemporer.
Sejarah Peradaban Islam memberikan pemahaman tentang sejarah
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan dalam peradaban Islam dan
kontribusi Islam pada perkembangan kedokteran dan kesehatan. Jadi bidang
ilmu pada bagian batang ini mendukung tercapainya kompetensi pada area
profesionalitas yang luhur.
Bidang ilmu yang termasuk dalam cabang pohon keilmuan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan yakni Ilmu Kedokteran (Kedokteran Umum
dan Kedokteran Gigi), Ilmu Kesehatan (Keperawatan, Kebidanan, Farmasi,
Kesehatan Masyarakat). Pengelolaan bidang ilmu ini secara terintegrasi dalam
satu bangunan fakultas akan memberikan beberapa keuntungan yakni
penggunaan bersama fasilitas laboratorium sehingga memungkinkan
perkembangan fasilitas yang relevan dan lebih canggih dan akan menumbuhkan
kebersamaan dan kerjasama yang baik bagi dokter dan tenaga kesehatan lain.
Pada bagian ranting pohon, menggambarkan bidang kajian yang menjadi
pokok dari Program Studi Pendidikan Dokter meliputi prinsip-prinsip metode
ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu kedokteran
komunitas yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian, filsafat ilmu,
berpikir kritis, biostatistik dan evidence-based medicine. Ilmu biomedik meliputi
Anatomi, Biokimia, Histologi, Biologi Sel dan Molekuler, Fisiologi, Mikrobiologi,
Imunologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, dan Farmakologi. Ilmu
biomedik ini dijadikan sebagai dasar dalam mengkaji ilmu kedokteran klinik
4 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memahami
konsep dan praktik kedokteran klinik. Ilmu Humaniora meliputi Psikologi
Kedokteran, Sosiologi Kedokteran, Agama, Etika dan Hukum Kedokteran, Bahasa,
Pancasila dan Kewarganegaraan. Ilmu Kedokteran Klinik meliputi Ilmu Penyakit
Dalam beserta cabangnya, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Anak, Ilmu Kebidanan dan
Kandungan, Ilmu Penyakit Syaraf, Ilmu Kesehatan Jiwa, Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan,
Radiologi, Anestesiologi, Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Ilmu
Kedokteran Komunitas meliputi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran
Pencegahan, Epidemiologi, Ilmu Kesehatan Kerja, Ilmu Kedokteran Keluarga,
serta Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Keseluruhan bidang ilmu tersebut
diajarkan secara terintegrasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Diagram relasi antar bidang kajian ilmu dijelaskan melalui filosofi pohon
ilmu seperti di bawah ini:
Gambar 1.1 Rumpun keilmuan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu kesehatan
5 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
2.1 Pimpinan Fakultas
Dekan adalah pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan,
sebagai penanggung jawab tertinggi di tingkat fakultas dan bertanggung
jawab langsung kepada Rektor.
Dalam melaksanakan tugas, Dekan dibantu oleh 3 (tiga) Wakil Dekan yang
terdiri atas : Wakil Dekan Bidang Akademik, Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), dan Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2.2 Senat Fakultas
Senat fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di tingkat
fakultas yang memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan
peraturan universitas untuk fakultas yang bersangkutan. Senat Fakultas
terdiri atas para guru besar, pimpinan fakultas, ketua Program Studi, wakil
dosen, dan unsur lain yang ditetapkan senat.
2.3 Tata Usaha
Tata Usaha Fakultas merupakan unsur pelaksana administrasi akademik,
kemahasiswaan dan umum yang berada dibawah koordinasi dan
bertanggung jawab langsung kepada Dekan. Tata Usaha Fakultas dipimpin
oleh seorang kepala bagian Tata Usaha yang dibantu oleh kepala Sub Bagian,
yaitu: (a) Sub Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, (b) Sub Bagian
Perencanaan, Akuntansi, dan Keuangan, (c) Sub Bagian Administrasi Umum.
2.4 Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi merupakan unsur pelaksana pendidikan, pengajaran dan
pengembangan satu cabang disiplin ilmu yang ada di fakultas. Program Studi
6 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi/ Ketua Jurusan dan dibantu oleh
seorang Sekretaris Program Studi/ Sekretaris Jurusan yang bertanggung
jawab kepada Dekan. Ketua Program Studi membawahi beberapa struktur di
bawahnya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tridarma Perguruan
Tinggi, meliputi:
1. Unit Pendidikan Kedokteran
2. Unit Dokter Muslim
3. Unit Penelitian dan Pengabdian
4. Laboratorium KBK Tutorial
5. Laboratorium Skill
6. Laboratorium Kedokteran Dasar
7. Laboratorium Kedokteran Klinik
8. Kedokteran Kedokteran Komunitas
9. Bagian, meliputi Bagian Preklinik dan Bagian Klinik
Bagian Preklinik terdiri dari para dosen dengan bidang ilmu meliputi:
Anatomi, Histologi, Fisiologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik,
Farmakologi, Parasitologi, Biokimia, Mikrobiologi, Biologi Molekuler,
Kedokteran Komunitas, Kedokteran Haji.
Bagian Klinik terdiri dari para dosen dengan bidang ilmu meliputi:
Penyakit Dalam, Kesehatan anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan,
Jantung, Paru, Syaraf, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan,
Mata, Kulit Kelamin, Kedokteran Jiwa, Kedokteran Forensik, Anestesi,
Radiologi.
2.5 Bagan Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Program Studi Pendidikan Dokter digambarkan
dalam bagan di bawah ini:
7 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
8 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
UNIT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
LAB. SKILL
UNIT PENELITIAN
DAN PENGABDIAN
LAB. KEDOKTERAN
DASAR
LAB. KEDOKTERAN KOMUNITAS
LAB. KEDOKTERAN
KLINIK
UNIT DOKTER MUSLIM
LAB. KBK TUTORIAL
DEKAN
WD I WD II WD III
KETUA PRODIStaf Administrasi
Unit Jaminan Mutu
SEKRETARIS PRODI
BAGIAN-BAGIAN
BAB III
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
3.1 Batasan Kompetensi
Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
3.2 Jabaran Operasional Kompetensi
Batasan Kompetensi diatas dijabarkan sebagai berikut:
1. Kompetensi sebagai “seperangkat tindakan cerdas yang penuh
tanggungjawab” menunjukkan bahwa hakikat dasar Kompetensi
adalah sebuah kemampuan yang diperoleh dari integrasi 3
domain: a) cerdas, sebagai kemampuan kognitif yang
merupakan buah pikir intelektual, b) tindakan, sebagai kemampuan
psikomotorik, dan c) bertanggungjawab, merupakan kemampuan
afektif sebagai buah perilaku dan sikap.
2. Dalam konteks profesi dokter, kompetensi ini mengandung
makna sebagai integrasi kemampuan berfikir, bertindak, dan
berperilaku sebagai seorang dokter. Setiap tindakan profesional
seorang dokter harus didasarkan kepada hasil berfikir yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dilakukan sesuai
dengan standar prosedur yang ditetapkan, dan disertai dengan
sikap dan perilaku sesuai dengan etika, kode etik, dan
tanggungjawab seorang dokter.
3. Penguasaan keilmuan (kognitif), keterampilan bertindak
(psikomotorik), sikap dan perilaku profesional (afektif), secara
9 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
sendiri-sendiri tidak menggambarkan penguasaan kompetensi,
melainkan harus dilakukan secara integratif diantara ketiganya.
4. “Dianggap mampu oleh masyarakat“ dalam definisi kompetensi
mengindikasikan beberapa hal: 1) bahwa lulusan Program Studi
Pendidikan Dokter tidak otomatis dipandang kompeten dalam
menjalankan tugasnya melainkan telah dibekali dengan
kompetensi untuk mampu memerankan kompetensi itu di
masyarakat (“competence performer”), 2) kompetensi berbeda
dengan ijazah yang merupakan bentuk pengakuan resmi institusi
pendidikan yang menghasilkannya, dan 3) dalam praktek,
pengakuan masyarakat atas kompetensi lulusan pendidikan
dokter direpresentasikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
dengan memberikan lisensi untuk berpraktek di masyarakat.
5. “Melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu“,
mengindikasikan bahwa kompetensi itu spesifik untuk setiap
profesi, dan sebaliknya kompetensi itu tidak dapat dilaksanakan
apabila yang bersangkutan bertugas di masyarakat di luar
profesinya tersebut.
3.3 Manfaat Standar Kompetensi Dokter
1. Bagi Institusi Pendidikan Kedokteran
Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang mengatakan bahwa kurikulum
program studi menjadi wewenang institusi pendidikan kedokteran,
maka Standar Kompetensi Dokter merupakan kerangka acuan
utama bagi institusi pendidikan kedokteran dalam mengembangkan
kurikulumnya masing-masing. Dengan demikian, walaupun kurikulum
berbeda, tetapi dokter yang dihasilkan dari berbagai institusi
diharapkan memiliki kesetaraan dalam hal penguasaan kompetensi.
10 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
2. Bagi Pengguna
Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan kerangka acuan utama
bagi Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi
ataupun Kabupaten dalam pengembangan sumber daya manusia
kesehatan, dalam hal ini dokter, agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang baik. Dengan Standar Kompetensi, Depkes dan
Dinas Kesehatan sebagai pihak yang akan memberikan lisensi dapat
mengetahui kompetensi apa yang telah dikuasai oleh dokter dan
kompetensi apa yang perlu ditambah, sesuai dengan kebutuhan
spesifik di tempat kerja. Dengan demikian pihak Depkes dan Dinas
Kesehatan dapat menyelenggarakan pembekalan atau pelatihan
jangka pendek sebelum
memberikan Ijin Praktik.
3. Bagi Orang Tua Mahasiswa dan Penyandang Dana
Dengan standar kompetensi dokter, orang tua murid dan
penyandang dana dapat mengetahui secara jelas kompetensi yang
akan dikuasai oleh mahasiswa. Hal ini sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
4. Bagi Mahasiswa
Standar Kompetensi Dokter dapat digunakan oleh mahasiswa untuk
mengarahkan proses belajarnya, karena mahasiswa mengetahui sejak
awal kompetensi yang harus dikuasai di akhir pendidikan. Dengan
demikian proses pendidikan diharapkan dapat berjalan lebih efektif
dan efisien.
5. Bagi Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional
Standar Kompetensi Dokter dapat dikembangkan lebih lanjut
menjadi kriteria pada Akreditasi Program Studi Pendidikan Dokter.
6. Bagi Kolegium Dokter Indonesia
11 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan program pengembangan profesi secara
berkelanjutan.
3.4 Area Kompetensi
Kompetensi utama disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) 2012. Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri
atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, serta
komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi,
landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah
kesehatan. Oleh karena itu, area kompetensi disusun dengan urutan sebagai
berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
Gambar 3.1. Pondasi dan Pilar Kompetensi
12 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
3.5 Komponen Kompetensi
1. Area Komunikasi Efektif
a. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
b. Berkomunikasi dengan sejawat
c. Berkomunikasi dengan masyarakat
d. Berkomunikasi dengan profesi lain
2. Area Keterampilan Klinis
a. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya
b. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium
c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis
3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
a. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer.
b. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang sesuai menentukan efektivitas suatu
tindakan.
4. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
a. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu
yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat.
b. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit.
c. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit.
d. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
e. Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara
efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan
pendekatan kedokteran keluarga.
13 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
5. Area Pengelolaan Informasi
a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan
promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan
pasien.
b. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi.
c. Memanfaatkan informasi kesehatan.
6. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
a. Menerapkan mawas diri
b. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan pengetahuan baru
7. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
a. Memiliki Sikap profesional
b. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
c. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional
d. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di
Indonesia
e. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
f. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
3.6 Penjabaran Kompetensi
1.3.1 Area Komunikasi Efektif
Kompetensi Inti:
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal
dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Lulusan Dokter Mampu:
A. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya
a. Memberikan salam
14 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
b. Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
c. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
d. Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan
keluhannya dan menggali permasalahan pasien).
e. Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun
harapannya.
f. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat
pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu.
g. Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan.
2. Mengumpulkan Informasi
a. Mampu menggunakan open-ended maupun closed question
dalam menggali informasi (move from open to closedquestion
properly).
b. Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang
dimengerti
c. Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat
penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat
kesehatan masa lalu.
d. Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien.
e. Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur
saat masih mengumpulkan data.
3. Memahami Perspektif Pasien
a. Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang
menyangkut penyakitnya.
b. Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien,
kekhawatirannya, dan harapannya.
c. Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan
emosi pasien (marah takut, malu, sedih, bingung, eforia maupun
15 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
pasien dengan hambatan komunikasi misalnya bisu-tuli,
gangguan psikis).
d. Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari pasien
secara professional.
e. Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan norma-norma
setempat untuk menetapkan dan mempertahankan.
f. terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang professional
g. Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh
pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur,
tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas
informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan serta
prognosis.
4. Memberi Penjelasan dan Informasi
a. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut
dan stres sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
b. Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya.
c. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur
tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur.
d. diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan.
e. Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau
menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
f. Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya.
g. Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-
pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien.
h. Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat
persetujuan.
16 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
i. Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran.
j. Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan
disepakati.
B. Berkomunikasi dengan sejawat
1. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi
pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang
diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
2. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan
benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
3. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi
kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
C. Berkomunikasi dengan masyarakat
1. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat.
2. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat.
3. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar
masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan.
4. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif
ketika melakukan promosi kesehatan.
5. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan
secara professional.
D. Berkomunikasi dengan profesi lain
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu cukup
kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya.
2. Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang
sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan
untukpemrosesan klaim.
3. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau
sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan).
17 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
II. Area Keterampilan Klinis
Kompetensi Inti:
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya.
2. Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan
(bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga,
sosial serta riwayat lain yang relevan.
3. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium.
a. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah
pasien.
b. Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien
dan kewenangannya.
c. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin
menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien
d. Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien
e. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas
dan benar.
f. Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai.
g. Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar.
h. Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang.
i. Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan
penyakit.
18 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
j. Memilih dan melakukan keterampilan terapeutik, serta tindakan
prevensi sesuai dengan kewenangannya.
4. Melakukan prosedur kedaruratan klinis
a. Menentukan keadaan kedaruratan klinis.
b. Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau
menetapkan rujukan.
c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai
dengan kewenangannya.
d. Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut.
III. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Kompetensi Inti:
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah
kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk
mendapat hasil yang optimum.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer.
a. Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan
dengan terjadinya masalah kesehatan, besertapatogenesis dan
patofisiologinya.
b. Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun
selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh.
c. Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap
masalah kesehatan.
d. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit,
poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yangditimbulkan,
serta risiko spesifik secara efektif.
e. Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molecular.
19 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
f. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam
penanganan pasien.
g. Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik klinik, epidemiologis,farmakologis,
fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku.
h. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan
farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku.
i. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh,
dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.
j. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek
samping.
k. Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu.
l. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan.
m. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola
masalah kesehatan.
2. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang sesuai.
a. Menjelaskan (patofisiologi atau terminologi lainnya) data klinik dan
laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti.
b. Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence-
based medicine.
3. Menentukan efektivitas suatu tindakan
a. Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan.
b. Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan.
c. Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit.
IV. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
Kompetensi Inti:
20 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat
secara komprehensif, holistik, berkesinambungan,koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu
yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat.
a. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis
sementara dan diagnosis banding.
b. Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu
penyakit
c. Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai
penyakit pasien.
d. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat
berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya,manfaat, dan
keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.
e. Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu merujuk ke sejawat
lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau
sesudah terapi awal.
f. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab
sesuai dengan tingkat kewenangannya.
g. Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan
patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial, dan
faktor-faktor lain yang sesuai.
h. Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat
dibaca.
i. Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat
dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, sertasesuai kondisi
pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.
21 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
j. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,
memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki danmengubah
terapi dengan tepat.
k. Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya interaksi
obat dan efek samping, memperbaiki ataumengubah terapi dengan
tepat.
l. Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik,
komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan berkesinambungan dalam
mengelola penyakit dan masalah pasien.
m. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan
sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap
pertimbangan terapi.
2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit
a. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau
strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan denganpenyakit
pasien, keadaan sakit atau permasalahannya (Pencegahan tertier
adalah pencegahan yang digunakan untuk memperlambat progresi
dari penyakitnya dan juga timbulnya komplikasi, misalnya diet pada
penderita DM, olah raga).
b. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau
strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien
dan keluarganya (Pencegahan sekunder adalah kegiatan penapisan
untuk mengidentifikasi faktor risikodari penyakit laten untuk
memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit, contoh pap
smear, mantous test).
c. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau
kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat,berkaitan dengan
pasien, anggota keluarga dan masyarakat (Pencegahan primer adalah
mencegah timbulnya penyakit,misalnya imunisasi).
22 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
d. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan
sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan sebagai faktor
yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit.
e. Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat
bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan professional
di bidang lain.
3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit
a. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya
hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis
kelamin, etnis, dan budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam
rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga,dan
masyarakat.
c. Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan “program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)”.
4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan
a. Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat.
b. Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat serta
mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur,
sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang berpengaruh
pada suatu masalah kesehatan.
c. Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi
masalah kesehatan masyarakat.
d. Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan
masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan
pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-
penyakit baru.
23 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
e. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi
kesehatan.
f. Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan
masyarakat, serta menganalisis hasilnya.
g. Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan.
h. Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan.
i. Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan,
pengadaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatanmasyarakat.
5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana–prasarana secara efektif dan
efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan
kedokteran keluarga.
a. Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi
informasi, dan pengambil keputusan).
b. Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan
primer dengan pendekatan kedokteran keluarga.
c. Mengelola sumber daya manusia.
d. Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.
V. Area Pengelolaan Informasi
Kompetensi Inti:
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah,atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberianterapi,tindakan pencegahan dan promosi
kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien
a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan
baik.
24 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
b. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai
relevansi dan validitasnya.
c. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan
informasi ilmiah.
d. Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk
menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi.
e. Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk
melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik.
f. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum
dan menyimpan arsip.
2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi
Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk
membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus
potensi untuk berkembang dan keterbatasannya.
3. Memanfaatkan informasi kesehatan
a. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database
dalam praktik kedokteran secara efisien.
b. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran
dengan menganalisis arsipnya.
c. Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
VI. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Kompetensi Inti:
1. Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas
kemampuan dan keterbatasannya
2. Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan
yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya
3. Belajar sepanjang hayat
25 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4. Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi
secara berkesinambungan
Lulusan Dokter Mampu:
1. Menerapkan mawas diri
a. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan
praktik kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan
b. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah
yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi
kemampuan profesinya
c. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan
dan praktik kedokteran
d. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi
dan pribadi
e. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang
membangun dari pasien, sejawat, instruktur, dan penyelia
f. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan
praktik.
g. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik
kedokterannya.
2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
a. Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.
b. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran
Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya
c. Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti
(Evidence-Based Medicine).
d. Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau
evidence untuk penanganan pasien dan justifikasialasan keputusan
yang diambil
e. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya
terhadap pasiennya
26 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
f. Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan
belajarnya
3. Mengembangkan pengetahuan baru
a. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan
mengembangkannya menjadi pertanyaanpenelitian yang tepat
b. Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk
menemukan jawaban dari pertanyaanpenelitian
c. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah
d. Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya
VII. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan
Pasien
Kompetensi Inti:
1. Berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung
kebijakan kesehatan
2. Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun
3. Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
4. Menerapkan program keselamatan pasien
Lulusan Dokter Mampu:
1. Memiliki Sikap profesional
a. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia
b. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien
c. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan
dokter pasien
d. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh
e. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam
memberikan pelayanan kesehatan sertadampaknya
f. Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai
standar profesi
g. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit
27 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
h. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan
i. Etik dalam pengobatan setiap individu pasien
2. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
a. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial
b. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi
dan peran yang berharga, tanpa memandangstatus sosial
c. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan
para petugas kesehatan lainnya
d. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik
e. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari
orang lain
f. Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan
petugas kesehatan lain, serta bertindak secaraprofessional
g. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu
tindakan yang tidak profesional
3. Berperan sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang Profesional
a. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-
nilai profesionalisme
b. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif
c. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan
d. Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun dalam
sistem pelayanan kesehatan
e. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan
dapat melakukan suatu perubahan
f. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim
pelayanan kesehatan lain
4. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di
Indonesia
a. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari
pasien dan sejawat
28 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
b. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan denganusia,
gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status
c. sosial ekonomi
5. Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran
Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan :
a. Hak asasi manusia
b. Resep obat
c. Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual
d. Kode Etik Kedokteran Indonesia
e. Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian
f. Proses di pengadilan
g. Memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
h. Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang
mengatur praktik kedokteran
i. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam
kebijakan kesehatan
6. Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
Menerapkan standar keselamatan pasien :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien :
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
29 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
c. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
3.7 Kompetensi Pendukung
Adapun kompetensi pendukung yang harus dikuasai oleh lulusan dibagi
dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Kompetensi integrasi nilai-nilai islam dalam ilmu kedokteran
a. Mampu memahami prinsip dasar islam yang terkait dengan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
b. Mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip dasar islam dengan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
c. Mampu menerapkan prinsip dasar islam dalam praktik kedokteran.
2. Kompetensi keunggulan kesehatan haji
a. Mengetahui dan memahami ilmu yang berhubungan dengan
kesehatan haji.
b. Mampu mengidentifikasi, mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah kesehatan haji.
c. Mampu mengembangkan fenomena kesehatan haji secara
berkesinambungan.
30 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB IV
KAJIAN KURIKULUM
4.1 Struktur Umum Kurikulum
Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 dengan beban minimal 80%
dan muatan keunggulan serta muatan loal dengan beban maksimal 20%. Strategi
pendekatan yang digunakan dalam KBK adalah SPICES (Student-centered,
Problem based, Integrated, community based, Elective/Early Clinical exposure,
systematic) dengan berlandaskan tiga prinsip pembelajaran nabi (prophetic
learning), yaitu hikmah (prinsip kebijaksanaan), mau’idzah hasanah (prinsip
nasihat dengan kalimat yang baik dan mulia), dan mujadalah (diskusi dan dialog
dengan cara yang santun). Muatan keunggulan dan muatan lokal dikembangkan
sesuai dengan visi dan misi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan.
Pendidikan Kedokteran di UIN Maulana Malik Ibrahim ditempuh selama
6 tahun yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap Sarjana Kedokteran dan
tahap Profesi Dokter. Tahap Sarjana Kedokteran akan ditempuh selama 8
semester dengan beban studi 158 SKS dan akan mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked). Pada tahap ini, struktur kurikulum terdiri dari sistem blok,
CSL, mata kuliah non-blok, skripsi dan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Tahap Profesi Dokter ditempuh selama 4 semester dengan beban studi 44
SKS dan akan mendapatkan gelar dokter (dr.). Pada tahap ini, mahasiswa
menempuh kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Pendidikan Utama serta wahana
pendidikan kesehatan lainnya sehingga menjadi kompeten untuk menerapkan
ilmu dan ketrampilan klinik yang dimilikinya secara komprehensif. Peraturan
31 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
teknis tentang pelaksanaan tahap profesi dokter akan dituangkan tersendiri
dalam buku pedoman akademik tahap profesi.
4.2 Peta Kurikulum
Peta Kurikulum Tahap Sarjana Kedokteran dijabarkan dalam tabel
4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1. Peta Kurikulum Tahap Sarjana Kedokteran
Adapun sebaran mata kuliah tiap semester beserta bobot SKS pada tahap Sarjana
Kedokteran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Sebaran Mata Kuliah Tahap Sarjana Kedokteran
NOMATA KULIAH
SKS KET. KODE NAMA
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK)No. Kode Mata Kuliah SKS
1 1600101 Pancasila dan kewarganegaraan 22 1600103 Bahasa Inggris I 2
32 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
3 1600121 Bahasa Arab I 24 1600122 Bahasa Arab II 25 1600123 Blok Budaya Ilmiah dan Konsep Dokter Muslim 46 1600124 Studi Keislaman I 17 1600125 Studi Keislaman II 18 1600126 Studi Keislaman III 19 1600127 Studi Keislaman IV 1
10 1600128 Studi Keislaman V 111 1600129 Studi Keislaman VI 1
MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN (MKK)1 1667201 Blok Biomedik I 42 1667202 Blok Biomedik II 43 1667203 Blok Etika Kedokteran dan Humaniora 44 1667204 Blok Mekanisme Dasar Penyakit 45 1667205 Blok Hematoimunologi 66 1667206 Blok Endokrin, Nutrisi dan Metabolisme 57 1667207 Blok Muskuloskeletal 58 1667208 Blok Neuropsikiatri 69 1667209 Blok Kardiovaskuler 5
10 1667210 Blok Respirasi 511 1667211 Blok Digestif 612 1667212 Blok Integumen 513 1667213 Blok Urogenitalia 514 1667214 Blok Reproduksi 615 1667215 Blok Penginderaan 516 1667216 Blok Pediatri 417 1667217 Blok Traumatologi dan Kegawatdaruratan Medik 618 1667218 Blok Geriatri 419 1667219 Blok Teknik Analisis Biologi Molekuler* 220 1667220 Blok Traditional Medicine* 2
MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB)1 1667301 Clinical Skills Lab 1 22 1667302 Clinical Skills Lab 2 23 1667303 Clinical Skills Lab 3 34 1667304 Clinical Skills Lab 4 35 1667305 Clinical Skills Lab 5 36 1667306 Clinical Skills Lab 6 37 1667307 Clinical Skills Lab 7 2
MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB)1 1667401 Metodologi Penelitian Kesehatan 22 1667402 Skripsi I 33 1667403 Skripsi II 3
MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB)1 1667501 Kuliah Kerja Nyata/PKLI 22 1667502 Blok Kedokteran Komunitas 63 1667503 Blok Manajemen Kesehatan Haji 54 1667504 Blok Kedokteran Haji 5
33 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Peta kurikulum pada tahap Pendidikan Sarjana Kedokteran terdiri
dari 24 Blok, 8 CSL dan 11 mata kuliah non-blok. Blok meliputi Blok Budaya
Ilmiah dan Konsep Dokter Muslim, Blok Biomedik I, Blok Biomedik II, Blok
Bioetika dan Humaniora, Blok Mekanisme Dasar Penyakit, Blok
Hematoimunologi, Blok Endokrin, Blok Muskuloskeletal, Blok Neuropsikiatri,
Blok Kardiovaskuler, Blok Respirasi, Blok Digestif, Blok Integumen, Blok
Urogenetalia, Blok Reproduksi, Blok Penginderaan, Blok Pediatri, Blok
Traumatologi dan Kegawatdaruratan Medik, Blok Geriatri, Blok Elektif, Blok
Kedokteran Komunitas, Blok Manajamen Kesehatan Haji, dan Blok
Kedokteran Haji. Blok elektif meliputi Teknik Analisis Biologi Molekuler
(TABM) dan Traditional Medicine. Mata kuliah non-blok meliputi Bahasa
Arab I dan Bahasa Arab II, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris,
Studi Keislaman I, Studi Keislaman II, Studi Keislaman III, Studi Keislaman IV,
Studi Keislaman V dan Studi Keislaman VI, Metodologi Penelitian Kesehatan.
4.3 Metode Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran utama pada Program Studi Pendidikan Dokter
menggunakan sistem blok dimana tiap blok diselenggarakan dalam kurun waktu
5-6 minggu dengan beban pembelajaran 4-6 SKS. Kegiatan pembelajaran dalam
blok terdiri dari tutorial, kuliah penunjang, dan praktikum. Kegiatan
pembelajaran lain yang tidak masuk ke dalam blok meliputi Clinical Skill Lab
(CSL), dan kuliah non blok.
1. Blok
Terdiri dari tiga jenis kegiatan pembelajaran yaitu:
a. Tutorial
Tutorial adalah kegiatan akademik terstruktur yang dilaksanakan
oleh mahasiswa dalam bentuk diskusi kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran melalui pencetus skenario. Setiap kelompok
terdiri 10-15 mahasiswa yang dituntut untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Diskusi tutorial difasilitasi oleh
34 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
seorang tutor dan dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang dipilih
dari mahasiswa anggota kelompok. Diskusi kelompok dalam
tutorial dilaksanakan dengan metode tujuh langkah (seven jumps),
dengan urutan langkah sebagai berikut:
1. membaca skenario dan mengklarifikasi kata sulit,
2. merumuskan permasalahan,
3. melakukan curah pendapat (brainstorming) dan membuat
pernyataan sementara mengenai permasalahan,
4. menyusun hipotesis dalam suatu kerangka konsep,
5. merumuskan tujuan pembelajaran,
6. mengumpulkan informasi baru dengan belajar mandiri,
7. melaporkan dan membahas informasi yang diperoleh.
Kegiatan tutorial untuk setiap skenario dilaksanakan dalam 2 (dua)
kali diskusi kelompok, pada hari yang berbeda dan disebut tutorial
I dan II. Langkah ke-1 sampai ke-5 dilaksanakan saat tutorial I
selama 2 kali 50 menit, langkah ke-6 dilaksanakan saat belajar
mandiri, dan langkah ke-7 dilaksanakan saat tutorial II selama 2
kali 50 menit. Tutorial harus dilaksanakan pada hari, jam dan
tempat yang telah ditetapkan. Setiap akhir skenario tutorial
dilaksanakan kuliah pleno dengan tujuan untuk mengklarifikasi
materi yang sulit, menyamakan persepsi dan tingkat pengetahuan
antar mahasiswa mengenai hasil diskusi tutorial.
b. Kuliah Penunjang Blok
Kuliah penunjang adalah kegiatan akademik terstruktur dalam
bentuk kuliah dalam blok dengan narasumber sesuai bidang ilmu
terkait untuk mencapai learning objective yang tidak dapat dicapai
dalam tutorial dan praktikum.
c. Praktikum
35 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Praktikum adalah kegiatan akademik terstruktur untuk
meningkatkan pemahaman maupun keterampilan mahasiswa
mengenai suatu teori. Praktikum kedokteran dasar dilaksanakan di
Laboratorium Kedokteran Dasar di bawah bimbingan instruktur
praktikum. Praktikum kedokteran dasar meliputi Anatomi,
Histologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Fisiologi, Farmakologi,
Patologi Anatomi, Patologi Klinik, Biomedik dan Biokimia.
Praktikum lapangan dilaksanakan diluar gedung pendidikan dokter
baik di masyarakat ataupun instansi yang telah ditentukan.
d. Seminar Ilmiah
Seminar ilmiah merupakan kegiatan pembelajaran yang diberikan
secara terstruktur oleh Koordinator Blok dalam bentuk presentasi
ilmiah oleh mahasiswa secara berkelompok. Seminar ilmiah dapat
berupa makalah, jurnal reading, critical appraisal dan lain-lain.
2. Clinical Skill Lab. (CSL)
CSL merupakan metode pembelajaran untuk melatih keterampilan klinik
secara sistematis, mulai dari keterampilan yang sederhana ke arah
keterampilan yang lebih kompleks dan makin terintegrasi pada tahun-
tahun akhir pendidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjang
pencapaian kompetensi klinis yang mengacu pada Daftar Keterampilan
Klinis dalam SKDI 2012. Keterampilan klinis terdiri dari tiga pokok
ketrampilan, yaitu Keterampilan Komunikasi, Keterampilan Pemeriksaan
Fisik dan Keterampilan Prosedural. Keterampilan Komunikasi meliputi
kemampuan membina sambung rasa dengan pasien, bagaimana
membuka sesi maupun menutup sesi, bagaimana memberikan empati,
proses negosiasi dengan pasien, termasuk pendidikan dan konseling.
Keterampilan Pemeriksaan Fisik meliputi keterampilan melakukan
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi bagian tubuh pasien untuk dapat
36 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
mengetahui abnormalitas organ. Keterampilan Prosedural meliputi
urutan langkah dalam melakukan tindakan medis. CSL dilaksanakan di
Laboratorium Keterampilan Klinik dalam suatu kelompok kecil yang
dipandu oleh seorang instruktur. Pembelajaran CSL terdiri dari kuliah
pengantar, bimbingan, responsi dan kegiatan mandiri.
3. Kuliah Non-blok
Kuliah non-blok merupakan kegiatan terstuktur berupa pemberian materi
dari mata kuliah non-blok yang dilaksanakan satu kali per minggu selama
satu semester.
4.4 Metode Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada tahap Sarjana Kedokteran meliputi evaluasi
Blok, evaluasi CSL dan evaluasi mata kuliah non blok.
1. Evaluasi Blok
Evaluasi Blok terdiri dari penilaian atas (1) Teori, (2) Tutorial, (3)
Praktikum dan (4) Seminar ilmiah. Penilaian teori dilakukan dalam Ujian
Akhir Blok yang meliputi materi kuliah penunjang blok dan materi tutorial
selama satu blok berjalan. Penilaian tutorial diambil saat diskusi tutorial
dan laporan tutorial. Penilaian praktikum diambil dari laporan praktikum
dan responsi. Penilaian seminar ilmiah diambil dari kegiatan seminar
ilmiah yang terjadwal dalam blok.
2. Evaluasi CSL
Evaluasi CSL dilaksanakan melalui ujian OSCE (Objective Skill Clinical
Evaluation) yang dilaksanakan pada akhir semester.
3. Evaluasi mata kuliah non blok
Evaluasi mata kuliah non blok dilaksanakan melalui Ujian Tengah
Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Mahasiswa yang belum lulus pada suatu ujian, dapat diberikan ujian ulang
(remidi) 1 kali untuk tiap ujian.
37 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4.6 Konversi Nilai
Skor penilaian ujian diberikan dengan skala 1-100. Untuk keperluan
perbandingan tingkat penguasaan kompetensi antar mahasiswa, diperlukan
tingkatan (grade) nilai yang diperoleh dari hasil konversi skor dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Konversi Nilai
Nilai Huruf Nilai Bobot Rentang NilaiA 4.00 ≥ 80B+ 3.50 75-79,9B 3.00 70-74,9C+ 2.50 65-69,9C 2.00 60-64,9D 1.00 55-59,9E 0 <55
Ketentuan:
1. Nilai minimum lulus blok adalah 60 atau C.
2. Nilai minimum lulus OSCE adalah 70 atau B.
38 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB V
SISTEM AKADEMIK
5.1 Penerimaan Mahasiswa Baru
Penerimaan mahasiswa baru adalah proses seleksi calon mahasiswa baru
untuk menjadi mahasiswa Kedokteran UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Calon
mahasiswa Pendidikan Kedokteran yang lulus seleksi harus memenuhi
persyaratan untuk dapat mengikuti Pendidikan Tahap Sarjana Kedokteran, yaitu:
1. Lulus Sekolah Menengah Umum, Madrasah Aliyah atau setara dari
jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2. Lulus seleksi penerimaan mahasiswa sesuai peraturan Universitas.
3. Lulus tes kesehatan yang meliputi tes fisik, tes laboratorium dan tes
psikologi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sehat jasmani, tidak cacat pada organ gerak atas, tidak buta warna
baik total maupun sebagian, tidak tuli.
b. Sehat mental meliputi tidak terlibat NAPZA dan tidak memiliki bakat
schizophrenia.
4. Bagi warga negara asing sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5.2 Kartu Rencana Studi (KRS)
Rencana studi mahasiswa tahap sarjana kedokteran berupa blok, CSL dan
mata kuliah non blok yang ditawarkan berupa paket yang harus ditempuh
mahasiswa dan ditulis dalam Kartu Rencana Studi (KRS). Perubahan komposisi
paket oleh seorang mahasiswa dalam KRS hanya diijinkan dengan persetujuan
Wakil Dekan bidang Akademik atas usulan dosen Penasehat Akademik. Blok,
mata kuliah dan CSL yang diambil harus disesuaikan dengan jadwal tiap semester
yang sudah ditetapkan. Dalam keadaan tertentu, pimpinan Fakultas dapat
39 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
mengambil kebijakan khusus dalam pengambilan jumlah blok, mata kuliah dan
CSL demi kepentingan kemajuan mahasiswa.
5.3 Sistem Kredit Semester (SKS)
Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) untuk
menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar,
dan beban penyelenggaraan program. Nilai 1 sks pada tiap kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kuliah dan tutorial terdiri dari kegiatan tatap muka 50 menit, kegiatan
penugasan terstruktur 60 menit, dan kegiatan mandiri 60 menit per
minggu per semester.
b. Seminar terdiri dari kegiatan tatap muka 100 menit, dan kegiatan mandiri
70 menit per minggu per semester.
c. Praktikum, baik praktikum kedokteran dasar maupun praktikum
keterampilan klinik (Clinical Skill Lab/CSL) terdiri dari 100 menit tatap
muka dan 70 menit kegiatan mandiri per minggu per semester.
d. Praktikum lapangan terdiri dari 200 menit kegiatan lapangan per
minggu per semester.
5.4 Penilaian Studi
Penilaian studi didasarkan pada Indeks Prestasi (IP). IP rata-rata adalah
tingkat keberhasilan mahasiswa dalam suatu kurun waktu tertentu sebelum
menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang merupakan rata-rata
tertimbang. Penghitungan indeks prestasi rata-rata adalah nilai dikalikan bobot
kredit masing-masing dibagi keseluruhan jumlah SKS yang ditempuh. IP kumulatif
(IPK) adalah tingkat keberhasilan mahasiswa pada akhir keseluruhan program
pembelajaran yang merupakan rata-rata tertimbang dari mata kuliah yang
ditempuh.
40 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Penilaian keberhasilan studi dilaksanakan tiap akhir semester dan setiap
akhir tahun ajaran. Penilaian pada tiap akhir semester dilakukan terhadap
keberhasilan studi pada semester yang bersangkutan untuk menggali kesulitan
belajar dan memberi masukan pada mahasiswa. Evaluasi Keberhasilan Studi
pada setiap akhir tahun ajaran bertujuan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran pada tahun berikutnya.
1. Penilaian keberhasilan studi akhir tahun pertama
Mahasiswa diwajibkan memiliki IPK minimal 2,5 dan/atau mengumpulkan
sekurang-kurangnya 18 SKS dengan nilai minimal B. Apabila mahasiswa
tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka diutamakan untuk
memperbaiki nilai yang kurang sebelum mengambil mata kuliah baru
yang dipasarkan.
2. Penilaian keberhasilan studi akhir tahun kedua
Mahasiswa yang memiliki IPK kurang dari 2,5 maka dapat
dipertimbangkan untuk drop out. Mahasiswa yang tidak mengumpulkan
sekurang-kurangnya 40 SKS dengan nilai minimal B, maka diutamakan
untuk memperbaiki nilai yang kurang sebelum mata kuliah baru yang
dipasarkan.
3. Penilaian keberhasilan studi akhir tahun ketiga
Mahasiswa diwajibkan memiliki IPK minimal 2,76 dan/atau
mengumpulkan sekurang-kurangnya 60 SKS dengan nilai minimal B.
Apabila mahasiswa tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka
diutamakan untuk memperbaiki nilai yang kurang sebelum mengambil
mata kuliah baru yang dipasarkan.
4. Penilaian keberhasilan studi akhir tahun keempat
Mahasiswa diwajibkan memiliki IPK minimal 2,76 dan/atau
mengumpulkan sekurang-kurangnya 80 SKS dengan nilai minimal B.
Apabila mahasiswa tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengambil matakuliah yang
dipasarkan pada semester berikutnya.
41 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
5. Penilaian keberhasilan studi akhir tahun ketujuh
Pada akhir tahun ketujuh (semester XIV) keberhasilan studi mahasiswa
dinilai untuk menentukan pemberhentian studi. Mahasiswa yang tidak
memenuhi persyaratan lulus tahap Sarjana Kedokteran, dapat dilakukan
pemberhentian studi (drop out).
5.5 Cuti Studi
Mahasiswa cuti studi adalah mahasiswa yang berhenti mengikuti kegiatan
akademik sebelum program studi selesai, kemudian kembali mengikuti kegiatan
akademik dengan seijin Rektor atas usul Dekan. Cuti studi tidak dimasukkan
dalam perhitungan penyelesaian batas waktu studi dan hanya dapat diberikan
selama 2 (dua) semester. Mahasiswa hanya diperkenankan mengambil cuti
paling lama 2 semester dan tidak boleh diambil secara berturutan. Permohonan
ijin hanya dapat diajukan oleh mahasiswa yang bersangkutan setelah menempuh
kuliah paling sedikit2 (dua) semester. Mahasiswa cuti tidak diwajibkan
membayar biaya pendidikan semester yang bersangkutan. Mahasiswa yang aktif
kembali, diberi kesempatan merencanakan studinya sesuai matakuliah yang
dipasarkan pada semester tersebut. Petunjuk teknis pelaksanaan cuti studi
mengikuti ketentuan universitas.
5.6 Tidak Aktif Studi
Mahasiswa tidak aktif studi adalah mahasiswa yang berhenti
mengikuti kegiatan akademik di luar ketentuan cuti studi dan dinyatakan
sebagai mahasiswa yang mengambil kredit 0 (nol), dan wajib membayar biaya
pendidikan. Batas waktu tidak aktif studi untuk mahasiswa tahap Sarjana
Kedokteran adalah paling lama 2 semester. Mahasiswa yang meninggalkan
kegiatan akademik dalam batas waktu yang tidak melebihi ketentuan,
diperkenankan mengikuti kegiatan akademik kembali setelah melalui
penilaian kelayakan sesuai dengan peraturan fakultas yang bersangkutan,
dengan catatan bahwa batas waktu studi tetap mengikuti ketentuan. Ketentuan
tersebut tidak berlaku bagi mahasiswa yang sejak semester 1 (satu) tidak
42 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
melakukan kegiatan akademik. Mahasiswa yang berhenti mengikuti kegiatan
akademik lebih dari 2 semester), tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
akademik kembali dan dinyatakan keluar (berhenti) dari statusnya sebagai
mahasiswa.
5.7 Mutasi Studi
Mahasiswa kedokteran yang oleh karena suatu sebab tidak dapat
meneruskan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dokter diperkenankan
mengajukan pindah/ mutasi ke Program Studi lain yang ada di UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang atas persetujuan Dekan. Mutasi hanya boleh diajukan
pada tahap Sarjana Kedokteran semester 3. Program Studi Pendidikan Dokter
tidak diperkenankan menerima mahasiswa mutasi dari Program Studi lain yang
ada di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
5.8 Mahasiswa Pindahan
Program studi Pendidikan Dokter dapat menerima mahasiswa pindahan
dari Perguruan Tinggi lain dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Program Studi berada dibawah Perguruan Tinggi Negeri.
2. Program Studi sesuai dengan Program Studi yang dituju dengan peringkat
akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi minimal sama.
3. Mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan beban kredit paling
sedikit 40 SKS, dengan IPK minimal 2,76.
4. Mahasiswa yang bersangkutan masih harus menempuh Matakuliah yang
diwajibkan oleh Program Studi Pendidikan Dokter.
5. Alasan permohonan pindah cukup kuat dengan disertai keterangan dari
instansi yang berwenang.
6. Lama studi mahasiswa yang bersangkutan yang telah ditempuh di
perguruan tinggi asal tetap diperhitungkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
7. Daya tampung Program Studi yang bersangkutan masih memungkinkan.
43 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
8. Mahasiswa yang bersangkutan harus mendapat surat rekomendasi baik
dari pimpinan Perguruan Tinggi asal.
9. Mahasiswa yang bersangkutan mengajukan permohonan pindah secara
tertulis kepada Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan tembusan
kepada Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, dengan
dilampiri semua persyaratan yang diperlukan. Rektor dapat menerima
mahasiswa pindahan atas persetujuan Dekan.
5.9 Penasehat Akademik
Penasihat akademik (PA) adalah dosen yang disamping melaksanakan
fungsi Tri Dharma perguruan tinggi bertugas pula membimbing kegiatan
akademik mahasiswa yang ditunjuk dengan surat keputusan dekan. Persyaratan
penasehat akademik adalah pendidikan akademik minimal Strata 2 dan atau
dokter spesialis. Penasehat akademik bertanggung jawab atas keberhasilan studi
mahasiswa yang dibimbing sehingga memperoleh hasil/prestasi akademik yang
optimal dan dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Untuk mencapai maksud
tersebut, maka frekuensi pertemuan dan pembinaan oleh PA kepada mahasiswa
dilaksanakan minimal 3 kali dalam setiap semester, yaitu pertemuan pertama
pada saat pengisian KRS, pertemuan kedua pada pertengahan semester untuk
monitoring kegiatan pendidikan dan pertemuan ketiga pada akhir semester
untuk evaluasi hasil pendidikan.
Penasihat akademik bertugas sebagai berikut :
1. Mengayomi dan membimbing sejumlah mahasiswa yang menjalankan
kepaniteraan klinik untuk menjadi dokter yang profesional
2. Menjelaskan hak dan kewajiban mahasiswa selama menjalani
kepaniteraan klinik
3. Memantau perkembangan kegiatan kepaniteraan klinik mahasiswa
sampai menyelesaikan studi.
4. Membantu mahasiswa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan
bila perlu dapat meminta bantuan bimbingan dan konseling dari fakultas.
44 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
5. Membantu pengisian KRS.
5.10 Skripsi
Skripsi atau Tugas akhir merupakan karya ilmiah dalam bidang/cabang
ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan hasil penelitian laboratorik maupun
lapangan, studi kepustakaan, atau tugas lain yang telah ditentukan oleh Fakultas.
Pelaksanaan Skripsi adalah wajib ditempuh mahasiswa sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
Syarat menempuh Skripsi:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan
b. IP Kumulatif lebih dari 2,75
c. Telah lulus matakuliah Metodologi Penelitian Kesehatan dengan nilai
sekurang-kurangnya C.
Skripsi dilaksanakan pada Semester VII dan Semester VIII. Perpanjangan
waktu harus mendapatkan persetujuan Dekan /Ketua Jurusan. Seorang
mahasiswa yang melaksanakan Skripsi, akan dibimbing oleh 2 orang
pembimbing yaitu Pembimbing I dan Pembimbing II. Ujian Skripsi terdiri dari
ujian proposal dan ujian akhir. Ujian Skripsi dilaksanakan secara lisan untuk
mengevaluasi mahasiswa dalam penguasaan ilmu dan penerapan teknologi
sesuai dengan bidang yang dikaji. Ketentuan teknis pelaksanaan Skripsi akan
diatur dalam Panduan Skripsi.
5.11 Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan akademik yang ditempuh pada
semester VII, bertujuan membekali mahasiswa dalam mengabdikan ilmu
sekaligus berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Kegiatan ini akan dilaksanakan
di daerah binaaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan di bawah
bimbingan Dosen.
5.12 Ujian Komprehensif
45 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Ujian Komprehensif Ujian komprehensif I wajib diikuti oleh semua
mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh pendidikan tahap sarjana
kedokteran. Tujuan Ujian Komprehensif ini adalah agar mahasiswa mampu
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama
pembelajaran sehingga lebih siap dalam menempuh pendidikan tahap profesi
dokter. Ujian komprehensif I berupa ujian teori (Computer Based Test/ CBT) dan
OSCE. Mahasiswa yang lulus Ujian Komprehensif I akan mendapatkan Surat
Keterangan Lulus Ujian Komprehensif I sebagai syarat Yudisium Sarjana.
Penanggungjawab pelaksana ujian komprehensif adalah Unit Pendidikan
Kedokteran (UPK).
5.13 Persyaratan Lulus Sarjana
Persyaratan lulus tahap Sarjana Kedokteran adalah sebagai berikut:
a. Telah menempuh 158 SKS
b. IPK > 2,75
c. Tidak ada nilai E dan nilai D tidak lebih dari 10%
d. Telah lulus ujian skripsi
e. Telah lulus Ujian Komprehensif I
f. Memiliki nilai TOEFL >500 yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan
Bahasa Inggris (PPBI).
5.14 Predikat Kelulusan
Mahasiswa yang telah lulus tahap Sarjana Kedokteran akan diberikan
predikat kelulusan dengan ketentuan:
a. IPK 3,51 – 4,00 : Lulus dengan Pujian (Cumlaude), dengan masa studi
tidak lebih dari 8 semester efektif.
b. IPK 3,01 – 3,50 : Lulus dengan sangat memuaskan, dengan masa studi
tidak lebih dari 8 semester efektif.
c. IPK 2,76 – 3,00 : Lulus dengan memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan diatas.
46 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
5.15 Yudisium Sarjana dan Sumpah Dokter Muda
Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan lulus tahap Sarjana
Kedokteran akan dikukuhkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
(S.Ked) dalam prosesi Yudisium Sarjana yang dilaksanakan bersamaan dengan
Sumpah Dokter Muda. Ketentuan pelaksanaan Yudisium akan diinformasikan
oleh Petugas Fakultas.
5.16 Wisuda Sarjana
Wisuda Sarjana diselenggarakan oleh Universitas dalam Sidang Senat
Terbuka Universitas. Ketentuan pelaksanaan Wisuda akan diinformasikan oleh
Petugas Universitas.
47 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB VI
LEMBAGA PENUNJANG AKADEMIK
5.1 Ma’had
Ma’had merupakan sarana penunjang untuk mencapai kompetensi
keislaman bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter. Ma’had ditujukan
untuk membangun lingkungan islami yang mampu menumbuhsuburkan akhlakul
islamiyah bagi setiap civitas akademika. Pendirian mahad didasarkan pada
Peraturan Menteri Agama No.5 tahun 2005. Ma’had tidak hanya sebagai tempat
tinggal bagi mahasiswa, lebih dari itu Ma’had juga mengemban visi yang selaras
dengan visi Universitas yaitu Menjadi pusat pemantapan akidah, pengembangan
ilmu keislaman, amal sholeh, akhlak mulia, pusat informasi pesantren dan
sebagai sendi terciptanya masyarakat muslim Indonesia yang cerdas, dinamis,
kreatif, damai dan sejahtera.
5.2 Perpustakaan
Program Studi Pendidikan Dokter saat ini sedang merintis perpustakaan.
Secara bertahap perpustakaan akan terus menerus menambah koleksi textbook
dan buku-buku. Berbagai karya ilmiah dosen dan mahasiswa juga akan
memperkaya koleksi pustaka. Perpustakaan juga dirancang secara online dengan
berlangganan e-book dan e-journal sehingga senantiasa terupdate sesuai
kebutuhan literatur untuk pembelajaran maupun pengembangan ilmu yang
dibutuhkan oleh Dosen dan mahasiswa.
5.3 Laboratorium Kedokteran Dasar
Laboratorium Kedokteran Dasar merupakan sarana untuk menunjang
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Laboratorium Kedokteran Dasar
memiliki alat-alat laboratorium yang dibutuhkan untuk pembelajaran praktikum
48 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
mahasiswa mencakup praktikum Anatomi, Histologi, Mikrobiologi, Parasitologi,
Fisiologi, Farmakologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, dan Biokimia
Biomolekuler. Selain itu, Laboratorium Kedokteran Dasar juga dipergunakan oleh
dosen maupun mahasiswa untuk melakukan penelitian. Penelitian dapat
digunakan sebagai wahana dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maupun untuk penyelesaian tugas akhir. Laboratorium dipimpin oleh
Kepala Laboratorium dan dibantu oleh laboran.
5.4 Laboratorium Skill
Laboratorium Skill merupakan sarana untuk menunjang pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran untuk mencapai kompetensi keterampilan klinik
sesuai ketentuan SKDI 2012. Laboratorium Skill terdiri dari beberapa ruang untuk
kegiatan pembelajaran Clinical Skill Lab (CSL) mahasiswa dalam kelompok-
kelompok kecil. Laboratorium Skill memiliki ruang penyimpanan yang berisi
manekin dan alat-alat medis yang dipergunakan dalam pembelajaran
ketrampilan klinis mahasiswa. Laboratorium Skill dipimpin oleh Kepala
Laboratorium dan dibantu oleh laboran.
5.5 Laboratorium CBT
Laboratorium Computer Based Test (CBT) merupakan sarana yang
dipergunakan dalam pelaksanaan ujian teori yang menggunakan komputer
sebagai media ujian, diantaranya adalah Ujian Komprehensif I, Ujian
Komprehensif II, Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Laboratorium
komputer memiliki komputer yang dapat disetting melalui server untuk
menampilkan model sesuai kebutuhan ujian. Laboratorium CBT dikelola oleh
Unit Teknologi Informasi sedangkan penggunaannya dalam ujian di bawah
koordinasi Unit Pendidikan Kedokteran.
5.6 Wahana Pendidikan Lainnya
49 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Program Studi Pendidikan Dokter telah menjalin kerjasama dengan
beberapa institusi baik pemerintah maupun swasta sebagai wahana pendidikan
untuk menunjang kegiatan pembelajaran mahasiswa baik pada tahap Preklinik
maupun Klinik. Diantaranya, Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit
Tk. II dr. Soepraoen Malang dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di
Wilayah Kota Batu.
50 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB VII
KODE ETIK MAHASISWA KEDOKTERAN
7.1 Ketentuan Umum
Dalam Kode Etik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter yang
dimaksud dengan :
1. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan,
pakaian dan penampilan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Pelanggaran Kode Etik adalah setiap sikap, perbuatan, perkataan dan busana
yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa.
3. Kewajiban Mahasiswa adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
mahasiswa demi tercapainya tujuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam buku Kode etik.
4. Hak mahasiswa adalah segala sesuatu yang menurut peraturan seharusnya
diterima mahasiswa, selama menempuh studi di PSPD UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
5. Sanksi adalah hukuman yang dikenakan kepada mahasisswa yang melanggar
kode etik.
6. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbuatan, pakaian
dan penampilan yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa PSPD UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, yang diketahui pada saat atau setelah
melakukan berdasarkan laporan dan/atau pengaduan keluarga besar UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang atau masyarakat.
7. Aktivitas mahasiswa adalah aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
rangka proses pembelajaran dan atau aktivitas mahasiswa untuk membantu
51 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
aktivitas akademik dan pengembangan diri mahasiswa yang dilaksanakan di
dalam kampus maupun di luar kampus.
8. Penghargaan adalah semua bentuk tindakan dan atau pemberian baik
materi maupun non materi yang diberikan pimpinan fakultas kepada
mahasiswa yang berhasil mendapat prestasi baik akademik maupun non
akademik.
9. Etika Mahasiswa adalah nilai-nilai, azas-azas akhlak yang harus dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari oleh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang berdasarkan norma-norma yang hidup dalam masyarakat.
7.2 Maksud dan Tujuan
Maksud diberlakukannya Kode Etik Mahasiswa adalah:
1. Kode Etik disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman bagi
seluruh mahasiswa PSPD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk
berperilaku yang baik dalam melaksanakan aktivitas di lingkungan
Universitas dan di tengah masyarakat pada umumnya.
2. Menegakkan dan menjungjung tinggi nilai ajaran Agama Islam dalam
kehidupan di kampus maupun kehidupan sehari-hari.
3. Menanamkan akhlakul karimah dalam bersikap, berbuat, berkata dan
berbusana di PSPD UIN Maulana malik Ibrahim Malang.
4. Memberikan dasar, arah dan pedoman perilaku selama menempuh studi
di PSPD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tujuan kode etik mahasiswa Mahasiswa:
1. Tujuan yang ingin dicapai melalui peyusunan dan pelaksanaan Kode Etik
adalah sebagai komitmen bersama mahasiswa UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
2. Terbentuknya mahasiswa yang bertaqwa, berilmu dan berbudi luhur,
serta membentuk mahasiswa yang berdisiplin, beretika, dan patuh pada
52 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
norma hukum dan norma-norma lainnya yang hidup di tengah
masyarakat.
3. Terciptanya suasana yang kondusif dalam setiap kegiatan di UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
4. Terbentuknya lulusan yang kompetitif dan berakhlakul karimah.
5. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang sebagai salah satu Perguruan Tinggi Islam.
6. Menjadikan Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai Sarjana
Muslim yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, profesional, dan
berintegritas tinggi.
7.3 Hak dan Kewajiban
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter mempunyai hak:
1.. .Menggunakan dan mengembangkan kebebasan akademik sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
2.. .Memperoleh layanan di bidang akademik, administrasi dan
kemahasiswaan dengan baik dan optimal.
3.. .Memanfaatkan fasilitas institusi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4.. .Menyampaikan aspirasi dan pendapat baik secara lisan atau tulisan
secara santun, bertanggung jawab, dengan tetap menjunjung tinggi hak-
hak orang lain.
5.. .Memperoleh penghargaan atas prestasi yang diraihnya.
6.. .Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi
yang diikuti serta hasil proses belajar.
7.. .Ikut serta dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan di lingkungan
kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter berkewajiban:
1.. .Menegakkan ajaran Islam, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
menjunjung tinggi hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
53 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
2.. .Mentaati semua peraturan / ketentuan yang berlaku.
3.. .Memelihara sarana prasarana, kebersihan, ketertiban dan keamanan.
4.. .Menjunjung tinggi akhlak mulia dengan penuh tanggung jawab.
5.. .Menjaga nama baik, harkat dan martabat UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
6.. .Menjunjung tinggi etika akademik dan mengembangkan etos keilmuan,
yaitu: jujur, terbuka, kritis, bermanfaat untuk kepentingan masyarakat
dan bangsa.
7.. .Memiliki intelektualitas dan motivasi mengabdi pada bangsa dan negara.
8.. .Meningkatkan daya penalaran melalui kegiatan kemahasiswaan seperti
diskusi, penelitian, seminar, penulisan ilmiah maupun berupa pelatihan-
pelatihan.
9.. .Berperilaku yang baik, sopan, menghargai dosen, pejabat yang
berkompeten dan teman sejawat.
10. Berbusana yang rapi dan sopan.
7.4 Standar Perilaku
Standar perilaku yang baik mencerminkan ketinggian akhlak dan ketaatan
terhadap norma-norma etik yang hidup dalam masyarakat, yang meliputi:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
3. Menjaga kewibawaan dan nama baik PSPD
4. Secara aktif ikut memelihara sarana dan prasarana Universitas serta
menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan kampus.
5. Menjaga integritas pribadi sebagai warga Universitas.
6. Mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di Prodi dan Universitas.
7. Berperilaku ramah, menjaga sopan santun terhadap orang lain, dan
menjaga pergaulan dengan lawan jenis sesuai dengan norma agama.
8. Tidak merokok di lingkungan kampus dan mahad.
9. Menghormati orang lain tanpa membedakan suku, agama, ras dan status
54 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
sosial.
10. Taat kepada norma hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah
masyarakat.
11. Menghargai pendapat orang lain.
12. Bertanggungjawab dalam perbuatannya, dan
13. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan / atau bertentangan
dengan norma hukum atau norma lainnya yang hidup di tengah
masyarakat.
14. Tidak boleh berkhalwat dengan yang bukan muhrimnya.
7.5 Tata Tertib dalam Kegiatan Pembelajaran
Adapun tata tertib dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Hadir selambat-lambatnya 15 menit pada jadwal kegiatan pembelajaran
yang telah ditentukan.
2. Menghadiri kegiatan pembelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Kegiatan Pembelajaran Blok
- Wajib hadir pada kuliah penunjang blok sekurang-kurangnya 80%
- Boleh tidak mengikuti tutorial 2x dalam 1 blok
- Wajib hadir pada seluruh kegiatan praktikum
b. Untuk Kegiatan Pembelajaran Clinical Skills Lab, mahasiswa wajib
hadir pada seluruh kegiatan.
c. Untuk kegiatan non Blok, mahasiswa wajib hadir sekurang-kurangnya
80%.
d. Mahasiswa yang tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran wajib
menyertakan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bukti
keterangan.
e. Aturan ini bersifat terkecuali jika alasan mahasiswa bersifat force
major yang meliputi:
- Perang, bencana alam, krisis, kekerasaan, aksi pemberontakan,
sabotase, revolusi, kekacauan atau ketidaktertiban
55 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
- Kecelakaan
- Kematian keluarga inti
- Jika yang bersangkutan menikah atau melahirkan
- Sakit dengan kategori infeksi menular atau membutuhkan rawat
inap
3. Berpakaian rapi, bersih dan sopan dalam arti tidak menyimpang dari
azas-azas kepatutan.
4. Menghormati mahasiswa lain dengan tidak melakukan perbuatan yang
dapat mengganggu perkuliahan, misalnya menggunakan hand phone
atau alat elekronik lainnya pada saat perkuliahan berlangsung, posisi
duduk yang mengganggu mahasiswa lain, makan, meninggalkan kelas
tanpa ijin, berbuat curang, bertindak tidak sopan, dan kegiatan lain yang
mengganggu ketenangan mahasiswa lain.
5. Tidak merokok di ruangan kuliah, laboratorium atau ruang lain yang tidak
pantas atau dilarang untuk melakukan tindakan tersebut.
6. Santun dalam mengeluarkan pendapat atau membantah pendapat.
7. Tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas atau menyakiti perasaan
orang lain.
8. Jujur, tidak menandatangani absensi kehadiran mahasiswa lain yang
diketahuinya tidak hadir dalam perkuliahan.
9. Menjaga inventaris ruang kuliah atau laboratorium.
10. Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya selama di
laboratorium tanpa bimbingan dosen atau petugas laboratorium, dan
11. Tidak mengotori ruangan dan inventaris Universitas seperti membuang
sampah sembarangan, mencoret meja, kursi dan dinding ruangan.
7.6 Etika Pengerjaan Tugas
Etika mahasiswa dalam pengerjaan tugas, laporan dan skripsi, adalah
sebagai berikut:
1. Menyerahkan tugas/laporan tepat waktu.
56 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
2. Jujur dalam arti tidak melakukan plagiasi atau mempergunakan
tugas/laporan mahasiswa lain.
3. Tidak berupaya mempengaruhi dosen agar yang bersangkutan tidak
menyerahkan tugas / laporan dengan janji imbalan baik dalam bentuk
dan nama apapun.
4. Mematuhi etika ilmiah dalam penulisan skripsi misalnya mematuhi
ketentuan dan tata cara penulisan, mengikuti bimbingan, tidak menjiplak
karya orang lain (plagiat), dan
5. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya
kepada dosen atau pihak lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi
proses bimbingan tugas/laporan, skripsi.
7.7 Etika Ujian
Adapun Etika dalam mengikuti ujian adalah sebagai berikut:
1. Mematuhi tata tertib ujian yang ditetapkan PSPD
2. Jujur dan beritikad baik, tidak melihat buku atau sumber lain yang tidak
dibenarkan, kecuali untuk ujian yang secara tegas membenarkan hal
demikian.
3. Tidak menggangu mahasiswa lain yang sedang mengikuti ujian.
4. Tidak mencoret inventaris Universitas seperti meja, kursi, dinding dengan
itikad yang tidak baik untuk keperluan memudahkan menjawab soal
ujian.
5. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya
kepada dosen atau pihak lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi
proses dan hasil ujian, dan
6. Percaya pada kemampuan sendiri, dalam arti tidak menggunakan
pengaruh orang lain untuk tujuan mempengaruhi proses dan hasil ujian.
7.8 Etika Mahasiswa terhadap Dosen
57 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Dalam hubungan antara mahasiswa dengan dosen, berlaku etika sebagai
berikut:
1. Menghormati semua dosen tanpa membedakan suku, agama, ras, dan
tidak didasari atas perasaan suka atau tidak suka.
2. Bersikap sopan santun terhadap semua dosen dalam interaksi baik di
dalam lingkungan maupun di luar lingkungan PSPD
3. Menjaga nama baik dosen dan keluarganya.
4. Saling salam setiap bertemu dengan dosen
5. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak baik dan belum tentu benar
mengenai seorang dosen kepada dosen atau pihak lainnya, kecuali
terhadap pelanggaran hukum dan etik yang diwajibkan berdasarkan
ketentuan hukum dan peraturan di lingkungan PSPD
6. Tata cara berkomunikasi via ponsel dengan dosen:
a. Ada maksud dan tujuan
b. Menggunakan kata-kata yang sopan
c. Pada waktu yang wajar (Jam 07.00-19.00 WIB)
d. Diawali dengan redaksi salam, perkenalan, permohonan
menyampaikan maksud dan tujuan, terima kasih
7. Santun dalam mengemukakan pendapat atau mengungkapkan ketidak
sepahaman pendapat tentang keilmuan yang disertai dengan
argumentasi yang rasional.
8. Jujur terhadap dosen dalam segala aspek.
9. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya
kepada dosen atau pihak lainnya dengan tujuan untuk mempengaruhi
penilaian dosen.
10. Percaya pada kemampuan sendiri, dalam arti tidak menggunakan
pengaruh orang lain untuk tujuan mempengaruhi penilaian dosen.
11. Tidak mengeluarkan ancaman baik secara langsung maupun dengan
menggunakan orang lain terhadap dosen.
12. Bekerjasama dengan dosen dalam mencapai tujuan pembelajaran,
58 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
termasuk menyiapkan diri sebelum berinteraksi dengan dosen di ruang
perkuliahan.
13. Memelihara sopan santun pada saat mengajukan keberatan atas sikap
dosen terhadap pimpinannya disertai dengan bukti yang cukup.
14. Menghindari sikap membenci dosen atau sikap tidak terpuji lainnya
disebabkan nilai yang diberikan oleh dosen.
15. Mematuhi perintah dan petunjuk dosen sepanjang perintah dan
petunjuk tersebut tidak bertentangan dengan norma hukum dan norma
lainnya yang hidup di tengah masyarakat, dan
16. Berani mempertanggung jawabkan semua tindakannya terkait interaksi
dengan dosen.
7.9 Etika Sesama Mahasiswa
Etika dalam hubungan antara sesama mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Menghormati semua mahasiswa tanpa membedakan suku, agama, ras,
status sosial dan tidak didasari atas perasaan suka atau tidak suka.
2. Bersikap ramah dan sopan santun terhadap semua mahasiswa dalam
interaksi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan Universitas.
3. Bekerjasama dengan mahasiswa lain dalam menuntut ilmu pengetahuan.
4. Memiliki solidaritas yang kuat dan saling membantu untuk tujuan yang
baik dan tidak bertentangan dengan norma hukum atau norma lainnya
yang hidup di dalam masyarakat.
5. Berlaku adil terhadap sesama rekan mahasiswa.
6. Menghindari perkataan yang dapat menyakiti perasaan mahasiswa lain..
7. Tidak melakukan ancaman atau tindakan kekerasan terhadap sesama
mahasiswa baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan
Universitas.
8. Saling menasehati untuk tujuan kebaikan.
9. Suka membantu mahasiswa lain yang kurang mampu dalam pelajaran
maupun kurang mampu secara ekonomi.
59 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
10. Bersama-sama menjaga nama baik Universitas dan tidak melakukan
tindakan tidak terpuji yang merusak citra baik Universitas.
11. Menghormati perbedaan pendapat atau pandangan dengan mahasiswa
lain.
12. Tidak menggangu ketenangan mahasiswa lain yang sedang mengikuti
proses pembelajaran; dan
13. Tidak mengajak atau mempengaruhi mahasiswa lain untuk melakukan
tindakan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma hukum dan
norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat.
7.10 Etika terhadap Tenaga Kependidikan
Etika dalam hubungan antara mahasiswa dan tenaga kependidikan adalah
sebagai berikut:
1. Menghormati semua tenaga kependidikan tanpa membedakan suku,
agama, ras, status sosial dan tidak didasari atas perasaan suka atau tidak
suka.
2. Bersikap ramah dan sopan santun terhadap semua tenaga kependidikan
dalam interaksi baik di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan
Universitas.
3. Meminta pelayanan dengan sopan santun dan bersikap sabar saat
menunggu layanan.
4. Tidak menjanjikan atau memberikan sejumlah uang atau fasilitas lainnya
kepada tenaga kependidikan untuk mendapatkan perlakuan istimewa
atau untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum dan
peraturan di lingkungan Universitas.
5. Tidak mengeluarkan ancaman baik secara langsung maupun dengan
menggunakan orang lain terhadap tenaga kependidikan, dan
6. Tidak mengajak atau mempengaruhi tenaga kependidikan untuk
melakukan tindakan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma
hukum dan norma lainnya yang hidup di tengah masyarakat.
60 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
7.11 Etika Hubungan dengan Masyarakat
Etika dalam hubungan antara mahasiswa dan masyarakat adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan perbuatan yang meninggikan citra baik PSPD di tengah
masyarakat.
2. Suka menolong masyarakat sesuai ilmu pengetahuan yang dimiliki.
3. Menghindari perbuatan yang melanggar norma-norma yang hidup di
tengah masyarakat, baik norma hukum, norma agama, norma kesopanan,
dan norma kepatutan.
4. Mengajak masyarakat berbuat yang baik dan tidak mengajak pada
perbuatan tidak terpuji, dan
5. Memberikan contoh prilaku yang baik di tengah masyarakat.
7.12 Etika Menyampaikan Pendapat
Etika dalam menyampaikan pendapat di luar proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Tertib, dalam arti tidak dilakukan dengan tindakan-tindakan anarkis.
2. Menjaga kesantunan dengan tidak mengucapkan kata-kata yang
merendahkan martabat seseorang.
3. Tidak merusak barang-barang kepentingan pembelajaran atau
kepentingan umum lainnya yang terdapat di lingkungan Universitas
maupun di luar lingkungan Universitas.
4. Mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, terutama untuk
penyampaian pendapat di luar lingkungan Universitas.
5. Mempersiapkan argumentasi yang rasional yang mencerminkan citra diri
seorang individu yang berpendidikan.
6. Didasarkan pada tujuan dan untuk kepentingan kebenaran.
61 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
7. Menjaga nama baik dan citra PSPD.
8. Menghindari kepentingan lain diluar kepentingan kebenaran.
9. Tidak melakukan paksaan atau ancaman kepada pihak lain selama
melakukan penyampaian pendapat.
10. Tidak menimbulkan gangguan secara signifikan terhadap proses
pembelajaran, dan
11. Berani bertanggungjawab terhadap kebenaran fakta dan pendapat yang
disampaikan.
7.13 Etika Penampilan
Etika dalam berbusana dan berpenampilan mahasiswa adalah sebagai
berikut:
1. Berpenampilan sopan dan rapi (tidak memakai sandal, kaos oblong,
pakaian ketat, terbuka, dan transparan)
2. Bersepatu, tidak boleh memakai sandal dan sejenisnya
3. Tidak boleh berpenampilan mencolok dan berlebihan
4. Mahasiswa pria tidak dibenarkan berambut panjang ( rambut harus rapi )
dan tidak boleh memakai assesoris perempuan seperti kalung, gelang,
bando dan jepit rambut.
5. Mahasiswi harus mengenakan busana muslim sesuai dengan ketentuan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai berikut:
a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat, tipis, dan transparan.
b. Memakai baju yang panjangnya minimal 10 cm dari pinggang
kebawah (menutupi pantat).
c. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan.
d. Rok yang panjangnya sampai dengan mata kaki.
e. Mengenakan kerudung yang menutupi dada dan tidak transparan.
f. Tidak diperbolehkan memakai make up yang mencolok.
6. Untuk acara-acara resmi lembaga, mahasiswa wajib mengenakan jas
almamater.
62 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
7.14 Aktivitas Kemahasiswaan
Aktivitas kemahasiswaan merupakan aktivitas yang diarahkan untuk
mendukung aktivitas akademik, mengembangkan diri, menyalurkan aspirasi dan
hobi mahasiswa melalui organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa dapat
menyampaikan aspirasi langsung kepada Pimpinan Fakultas/ Jurusan dan
Program Studi, dosen, dan karyawan/ tenaga kependidikan dengan
menggunakan cara yang konstruktif, etis dan sopan, baik secara lisan maupun
tertulis. Mahasiswa dapat menyalurkan dan meningkatkan kreativitas dalam
bidang kerohanian, olahraga, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terkait
dengan mendasarkan pada norma dan etika yang berlaku.
Aktivitas kemahasiswaan resmi yang dilakukan di luar kampus harus
sepengetahuan dan seijin Pimpinan Fakultas serta memenuhi standar
operasional pelaksanaan (SOP). Dalam melaksanakan aktivitas mahasiswa dapat
memperoleh dukungan dana dengan cara mengajukan proposal kegiatan ke
pimpinan fakultas dan boleh menggunakan sarana dan prasarana yang ada
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dan sponsorship dengan pihak di
luar PSPD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang apabila mendapat ijin dari
Pimpinan Program Studi. Setiap kegiatan kemahasiswaan harus sepengetahuan
pimpinan unit kegiatan mahasiswa (BEM, UKM, HMJ) yang syah dan mengikuti
tata tertib yang berlaku serta diketahui oleh Pimpinan Program Studi.
7.15 Penghargaan
Setiap mahasiswa Program Studi Pendiidkan Dokter berhak mendapatkan
penghargaan karena menunjukan prestasi tinggi sekaligus menjunjung tinggi
norma dan etika berhak mendapatkan penghargaan dari Fakultas. Pemberian
penghargaan kepada mahasiswa ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas dengan
mempertimbangkan aspirasi dari mahasiswa
63 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
7.16 Sanksi Akademik
Sanksi akademik diberikan dengan tujuan menjaga mutu hasil pendidikan,
mendorong mahasiswa untuk mencapai prestasi yang optimal, serta mengemban
visi, misi, dan tujuan universitas. Mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan
akademik dalam Buku Pedoman Akademik ini akan dikenakan sanksi sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan. Mahasiswa yang melanggar kode etik akan
dikenakan sanksi berupa teguran, peringatan keras, skorsing atau dikeluarkan
dari Universitas. Ketentuan mengenai sanksi berupa teguran, peringatan keras,
skorsing akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Dekan. Ketentuan mengenai
sanksi berupa pemutusan studi akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Rektor.
64 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB VIII
PENUTUP
Hal-hal lain yang belum dimuat atau belum diatur dalam Pedoman
ini akan diatur kemudian, sedangkan pedoman yang dipandang kurang sesuai
akan diperbaiki dikemudian hari atau bila dipandang perlu diperbaiki melalui
kebijakan fakultas/jurusan sampai ditetapkannya pedoman yang baru.
65 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g