Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HISTEROSALPINGOGRAFI
Pemeriksaan reproduksi secara radiologi
Foto konvensional
Foto kontras
USG
CT scan
MRI
Histerosalpingografi
pemeriksaan yang menggambarkan bagian dalam uterus dan tuba falopii.
Kontras dimasukkan ke dalam uterus melalui serviks, yang akan melapisi kavum uteri bagian dalam, tuba falopii dan menentukan patensi tuba.
kelainan ginekologi seperti perdarahan abnormal uterus, abnormalitas kavum uterus dan tuba, abnormalitas perkembangan duktus Mulleri, dan paska pembedahan ginekologi
Etiologi infertilitas pada wanita adalah
Faktor uterus
Faktor tuba
Disfungsi ovulasi
Faktor cerviks
Faktor pelvis
Lain – lain; serum antibodi pada wanita, vaginitis kronis, hubungan badan yang inadekwat
ANATOMI
Anatomi Genitalia Interna
Bentuk buah peer P 7-7,5, L 5,25 , T 2,5 cm. korpus uteri 2/3 bagian
atas serviks uteri 1/3 bagian
bawah pars supravaginalis
servisis uteri pars vaginalis servisis uteri isthmus uteri
Potongan sagital organ reproduksi wanita
anteversiofleksio
perimetrium, miometrium, endometrium
Perbandingan antara panjang korpus uteri dan serviks
bayi 1:2
wanita dewasa 2:1
Anatomi Tuba Falopii
P 11-14 cm
pars interstisialis
pars isthmika yang sempit (diameter 2-3mm)
pars ampularis (diameter 4-10 mm)
infundibulum
EMBRIOLOGI
PERTUMBUHAN GONAD
• Mulai minggu ke 4, dorsal kanan-kiri mudigah membentuk penonjolan
urogenital
• Sel mesenkim (mesoderm) membentuk gonad
• Alat-alat genital wanita berasal terutama dari sistem duktus mulleri.
• Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon ,
kekurangan gizi ibu, penyakit yang diderita ibu, obat-obatan, radiasi,
khususnya dalam 8 minggu pertama.
Pembentukan traktus genitalia wanita
minggu keenam duktus mulleri (duktus paranefros) ditemukan dilateral dan pararel dengan duktus wolfii (duktus mesonefros) sebagai pipa solid.
bagian kranialnya menunjukkan suatu kanalisasi kelak akan menjadi ostium tubae abdominale dengan fimbrium-fimbriumnya.
Duktus mulleri dekstra dan sinistra terus tumbuh ke distal dan menonjol ke sinus urogenitalis.
bagian yang berfusi dibentuk uterus dan sebagian dari vagina.
Bagian kranial duktus mulleri kanan dan kiri yang tidak berfusi menjadi tuba falopii dengan fimbrium-fimbrium pada ostium tubae abdominale.
TEKNIK HISTEROSALPINGOGRAFI
Indikasi
evaluasi rutin infertilitas
perdarahan uterus
aborsi berulang
evaluasi setelah pembedahan
sesudah ligasi tuba untuk sterilisasi
Kontraindikasi
inflamasi pelvis akut
baru dilakukan operasi uterus atau tuba
perdarahan uterus aktif
kehamilan
Waktu Pemeriksaan
Hari ke 9 -10 sesudah haid muIai
Persiapan Pasien
siklus menstruasi pasien
tidak melakukan hubungan badan sebelum melakukan pemeriksaan
buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih
melepaskan benda-benda logam
penandatanganan Informed Consent.
Persiapan Alat
Steril kanul kidde atau Kateter dengan ukuran 8 dan 10, korentang, spekulum, tenakulum, sonde, media kontras, spuit 20 cc dan 3 cc, duk, handscoen, kassa steril, larutan desinfektan (alkohol, betadin), bengkok, mangkuk
non steril pesawat sinar-x, kaset, film 24x30, grid, marker dan keranjang sampah
Kontras
5-6 cc sampai 10 cc atau lebih
oil
water soluble
posisi supine
litotomi
Lampu sorot
Spekulum cocor bebek
Desifektan
Tenakulum
acorn tip
kanul kidde yang telah tersambung dengan suntikan dipasangkan ke tenakulum
Teknik
Teknik Kidde
Kateter Foley
terutama ukuran kecil no 8
Kateter dimasukkan kedalam kanalis servikalis dengan bantuan pinset panjang
balon kateter dikembangkan dengan 1-3 ml air steril
Menempatkan dan menggembungkan balon diantara ostium servikalis eksterna / kedalam segmen uterus bawah
Penarikan kateter
Modifikasi Jarcho-type Canulla
Seperti kateter foley ukuran 8
panjang 26 cm
Nylon
ujung acorn-shape dengan bagian terlebar 3 cm
obturator logam
Angiodilator
digunakan jika didapatkan stenosis pada ostium servikalis
ukuran 4
Proyeksi Pasien
Anteroposterior
oblik kanan dan kiri
setelah evakuasi kontras
Komplikasi
Kejang otot singkat
Rasa tidak nyaman
penggunaan tenakulum luka pada jaringan lunak serviks sering terjadi dan disertai dengan sedikit perdarahan.
Ruptur uterus atau tuba sangat jarang terjadi
Intravasasi
Reaksi dari pemakaian kontras
Efek Terapi pada HSG
menjadi hamil setelah pemeriksaan, terutama pada pemakaian kontras oil
Kemungkinannya bisa dikarenakan lepasnya adesi tuba, stimulasi silia pada mukosa tuba, pergantian mukous serviks dan efek bakteriostatik
GAMBARAN RADIOLOGI HSG NORMAL
Kavum uteri berbentuk triangular
Konkaf ringan
Panjang normal tuba biasanya 10-12 cm dimulai dari cornu
Fimbria tuba terbuka ke peritoneum
Patensi tuba dapat dilihat secara radiologi dengan adanya tumpahan kontras ke peritoneum
Kontras yang keluar dari tuba pada intraperitoneal akan menyebar pada loop usus
Ovarium sering tidak terlihat pada pemeriksaan HSG
Pengambilan gambar pada awal pengisian uterus, Uterus distensi oleh kontras, kedua tuba terlihat opak terisi kontras.
Pada saat fase ini dapat diamati filling defect dan abnormalitas anatomi, tetapi filling defect yang kecil dapat luput
terlihat.
Dapat terlihat dengan jelas interstisial, isthmus dan ampula dari kedua tuba falopii, b. Tumpahan
kontras (spill) dari tuba falopii kedalam intraperitoneal. Spill tampak pada dinding luar dari fundus
uteri
Gelembung udara
HSG menunjukkan filling defect batas tegas pada aspek lateral kiri dari kavum uteri. filling defek bergerak dan terlihat di tengah-tengah kavum uterus
Intravasasi kontras
artefak karena intravasasi vena, densitas linier multipel membentuk pola retikular berdekatan dengan
garis kavum uteri
KELAINAN KONGENITAL
KLASIFIKASI
American Fertility Society (AFS) classification yang membagi berdasarkan kelainan anatomi
the basis for clinical and embryological clasification system yaitu asal embrional yang berbeda dari traktus genitourinarius
Klasifikasi Anomali duktus Mulleri oleh American Fertility Society
Segmental atau agenesis komplit atau hipoplasia
Etiologi diduga dikarenakan kekurangan stimulasi hormonal pada uterus
Pada HSG panjang dan lebar dari kanalis servikalis tidak proporsional jika dibandingkan dengan kavum uteri
Agenesis dan hipoplasia ini mungkin melibatkan vagina, serviks, fundus, tuba, atau kombinasi struktur tersebut
Uterus unikornu dengan atau tanpa rudimenter kornu
Uterus unikornu terjadi karena tidak sempurnanya perkembangan salah satu dari sepasang duktus mulleri HSG menunjukkan satu kornu uteri
dengan iregular kontur dan satu tuba falopii
Uterus didelfis
Kegagalan fusi total dari duktus mulleri
HSG menunjukkan dua serviks, dua uterus dan dua
tuba
Uterus bikornu komplit atau parsial
bikornu unikolis
Non union terjadi sampai level ostium uteri internum
bikornu bikolis Non union terjadi samapi level ostium uteri eksternum
HSG menunjukkan kedua kornu uteri tampak nyata terpisah
Uterus septate komplit atau parsial
terjadi karena kegagalan resorpsi septum diantara kedua kornu uterus
parsial atau komplit Untuk membedakan
septa uterus dengan uterus bikornu lebarnya sudut yang dibentuk dari kedua kornu uterus, septa uterus sudutnya lebih tajam
HSG menunjukan celah yang dalam diantara dua kornu
Uterus arkuata
septa kecil pada fundus
Abnormalitas terkait DES
DES adalah sintetik estrogen
DES dapat menembus plasenta
HSG menunjukan kavum uteri bentuk T dengan rasio 1:1 antara kavum uteri dengan serviks
ABNORMALITAS PADA HSG
Inflamasi/infeksi
dapat menyebabkan infertilitas
Infeksi postpartum berhubungan dengan proses kelahiran, alat-alat yang dipakai atau infeksi yang disebabkan oleh organ-organ disekitarnya seperti traktus urinarius
Endometritis akut menyebabkan ulserasi dan nekrosis endometrium berlanjut menjadi kronis dan pembentukan sinekia
Adesi Intrauterine
disebabkan oleh trauma atau infeksi endometrium yang diakibatkan dari tindakan kuretase atau setelah melahirkan
sindroma Asherman amenorea atau hipomenorea postcurettage, infertilitas, dan dismenorea.
Klasifikasi adesi intrauterin (March) :
Ringan : perlekatan < ¼ kavum uteri
Sedang : perlekatan ½ - 3/4 kavum uteri
Berat : perlekatan > ¾ kavum uteri
Scar paska operasi caesar. Panah menunjukan insisi uterus
Sentral oval filling defect pada uterus
Kontras hanya mengisi kanalis servikalis karena obliterasi kavum uteri
Abnormalitas Endometrial
Polip dapat soliter atau multipel, biasanya sessile dan kecil, sekitar 1 cm.
Gambaran radiologi polip berupa smooth filling defect dalam kavum uteri
Adenomiosis
perluasan jaringan endometrium kedalam miometrium, diverticular-like collection dari glandula endometrium dan stroma ektopik, yang biasanya berhubungan dengan kavum uterus
iregularitas kontur uterus dengan divertikulosis kecil-kecil
Leiomioma
gambaran radiologi yang bervariasi, tergantung dari jumlah, ukuran, dan lokasi yang terlibat pada kavum uteri.
Mioma submukosa menyebabkan filling defect didalam kavum uteri yang terlihat ketika kontras mengisi uterus.
Mioma subserosal dan intramural kecil tidak terlihat pada pemeriksaan HSG
Filling defect dengan tepi rata pada fundus uteri
Mioma yang besar merubah
bentuk dari endometrium
Karsinoma
usia > 50 tahun.
HSG tidak digunakan untuk memeriksa keganasan, tetapi kadang ditemukan dengan tidak sengaja. HSG menunjukkan gambaran filling
defect ireguler dekat dengan regio kornu kanan
Abnormalitas Tuba dan Adneksa
Pelvix Inflamatory Disease
penyebab tersering obstruksi tuba
jalan masuk tersering Ascending infection dari traktus genitalia eksterna
salfingitis akut, proses inflamasi mungkin meluas ke muskularis dan serosa, menyebabkan peritonitis.
Lumen tuba terisi dengan cairan serosa atau purulent, menyebabkan hidrosalfing atau piosalfing. Cairan ini dapat terus terakumulasi dan menyebabkan hidrosalfing yang besar.
Tubal occlusion. menggambarkan penghentian tiba-tiba kontras pada tuba kiri
Obstruksi kornu kanan. Tampak bentuk segitiga pada pars instersisial tuba
hidrosalping bilateral
Salphingitis Isthmica Nodosa (SIN)
asal-usul penyakit salfingitis
lokasi ismus tuba
gambaran patologis nodul
proliferasi glandula mukosa dan hiperplasia muskuler.
divertikulosis
Tuba sangat menebal, terutama pada ismus dengan kumpulan nodul ukuran 1-2 mm
Gambaran khas berupa kumpulan kontras kecil-kecil pada 1/3 proksimal tuba
Divertikel kecil pada ismus tuba falopii. Pada gambar ini bilateral
Endometriosis
endometrial implantasi pada lokasi ektopik, mungkin mengenai tuba falopi dan jaringan peritoneum.
Endometriosis tuba menyebabkan perlekatan paratuba, tuba terlipat dan perubahan mobilitas tuba
Obstruksi kornu kiri. Pars ampularis kanan tidak
dilatasi tetapi berkelok-kelok
Tuberkulosis Tuba
Kelainan hampir selalu bilateral tetapi tidak simetris.
mukosa tampak bergerigi atau divertikula pada istmus atau ampula.
Hidrosalping sangat sering terjadi.
Gambaran divertikula istmus menyerupai salphingitis isthmica nodosa.
Saat penyembuhan seluruh tuba terbungkus jaringan parut tebal, lumen tampak seperti pipa kaku dan berbintik-bintik dan dapat disertai kalsifikasi.
Jika mengenai endometriumkavum uteri ireguler dan berparut
FPA. Tampak kalsifikasi pada lokasi kedua tuba falopii
Tampak obstruksi pada pars interstisialis
bilateral
Adesi peritubal
Adhesi peritubal terjadi sekunder setelah sebelumnya terjadi peradangan atau operasi pengumpulan kontras yang tumpah
dari tuba falopii kanan, tidak melapisi
lipatan peritoneum atau loop usus.
Polip tuba
Polip tuba adalah proliferasi benigna dari epitel endometrium dan stroma, biasanya mudah bergerak dan bertangkai.
filling defect bentuk oval, smooth, diameter kurang dari 1 cm, distal dari kornu uteri
Adenokarsinoma tuba
Adenokarsinoma tuba berasal dari epitel mukosa dan hanya merupakan sebagian kecil dari semua keganasan pada traktus genitalis wanita Ampula kiri tampak dilatasi dengan
massa tumor didalamnya
Sterilisasi Tuba
bertujuan untuk mencegah masuknya sperma kedalam ampula tempat terjadinya pembuahan.
evaluasi paska tubektomi dilakukan setelah 12 minggu paska tubektomi akan tampak penghentian mendadak aliran kontras, lateral dari kornu uterus.
tumpahan kontras intraperitoneum pada tempat ligasi fistula tuboperitoneal diulang 4-6 minggu kemudian untuk memastikan fistula telah tertutup
Dilatasi ringan pars istmika bilateral
TERIMA KASIH