Hipertropi Pylorus Stenosis

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tinjauan pustaka yang berjudul “Hipertropi Pylorus Stenosis” dengan lancar.            Adapun materi responsi ini disusun sebagai syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik di SMF Ilmu Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah …………………………..            Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1.      dr. …………………2.      Para teman sejawat dokter muda yang sedang mengikuti Kepaniteraan                Klinik di

RSUD …………………….            Penyusun menyadari bahwa referat ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu masih banyak saran dan kritik yang dibutuhkan untuk melengkapi referat ini. Semoga referat ini dapat berguna bagi kepentingan ilmu kedokteran.

Penyusun DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi          BAB          I     : PENDAHULUANBAB          II    : PEMBAHASAN                        A. Batasan                        B. Fisiologi                        C. Anatomi                        D. Patofisiologi                        E. Gejala Klinis                        F. Pemeriksaan                        G. PenatalaksanaanBAB          III  : KESIMPULANDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

            Hypertrofi Pylorus Stenosis merupakan kelainan yang dibawa sejak dalam kandungan atau kelainan congenital. Diagnosa penyakit ini ditegakkan berdasarkan keluhan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.            Didalam dunia kedokteran ( khususnya Bedah Umum ), setiap muntah hebat dan menyemprot persis seperti apa yang di minum atau dimakan, harus dipikirkan oleh dokter sebagai sumbatan atau gangguan aliran makanan dari usus bagian atas menuju kearah bawah (ileus obstruksi ). Jadi untuk penatalaksanaanya dokter harus menyatakan itu suatu penyakit obstruksi usus sampai terbukti, jika terbukti adanya penyempitan saluran usus daerah pylorus akibat menebalnya otot dinding usus maka harus di lakukan pyloromyotomy, jika dikerjakan secara benar tidak akan menimbulkan kekambuhan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Batasan Hipertropi Pylorus Stenosis merupakan kelainan yang terjadi pada otot pylorus yang

mengalami hipertropi pada lapisan sirkuler, terbatas pada lingkaran pylorus dan jarang berlanjut ke otot gaster.

B.     FisiologiDalam kondisi normal makanan yang dimakan mulai dari mulut dihantarkan oleh usus

dengan cara usus bagian atas (segmen atas) berkontraksi secara berirama mendorong makanan dan segmen bagian bawah mengalami relaksasi sehingga makanan bergerak dari arah atas kearah bawah, sampai menjadi feses yang keluar melalui anus.

Makanan yang dimakan tidak bisa kembali lagi ke arah atas oleh karena adanya beberapa klep (pintu yang membuka hanya ke satu arah saja) di dalam istilah kedokteran disebut valvula dibeberapa tempat sepanjang usus:

1.      Klep dimuara antara esofagus dengan lambung2.      Antara lambung dengan usus dua belas jari (pylorus) berupa usus dengan otot yg cukup tebal3.      Antara usus dua belas jari dengan usus halus4.      Antara usus halus dengan usus besar

                fisiologisnya klep tersebut hanya membuka kearah bawah atau distal.

C.     AnatomiLambung terletak oblig dari kiri ke kanan yang menyilang di abdomen atas tepat

dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung seperti huruf  J dan bila penuh berbentuk seperti alpokat raksasa. Kapasitas normal lambung satu sampai dua liter secara anatomis lambung terbagi atas fundus, corpus dan antrum pylorus. Pada sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan kurvatura mayor. Sfingster pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingster kedua (Sfingster Esophagus bawah) mengalirkan makanan masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esophagus kembali. Di saat sfingster pylorus relaksasi, makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingster  ini mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.                       

D.     PatofisilogiHipertropi pylorus stenosis adalah suatu kelainan saluran pencernaan yang ditandai

dengan menyempitnya saluran usus daerah pylorus akibat menebalnya otot dinding usus, oleh sesuatu sebab yang dibawa dari masa janin, pertumbuhan otot dinding pylorus menjadi tidak terkendali setelah lahir. sehingga otot tersebut menjadi lebih tebal dan menutupi saluran usus.

Gejala konstipasi dapat pula terjadi akibat sedikitnya jumlah cairan yang dapat melewati pylorus menuju usus halus; hal ini juga berakibat terjadinya penimbunan cairan yang makin lama makin banyak di dalam lambung. Keadaan ini akan menimbulkan muntah secara periodik dan bertingkat, baik frekuensi maupun kekuatanya. Bahan muntahan merupakan bahan minuman atau makanan yang murni tanpa mengandung zat empedu.

Timbulnya muntah tidak segera setelah lahir karena penebalan otot dinding tersebut membutuhkan waktu. ada satu tanda lagi yang lebih spesifik untuk penyakit ini, otot yang tebal tersebut apabila berkontraksi, akan terlihat seperti benjolan yang bulat panjang pada perut disebelah atas pusar sebelah kanan. kontraksi otot tersebut juga akan dirasakan ada sesuatu yang bergerak didalam perut.

Kejadian ini banyak diwariskan dari orang tuanya.ibu yang menderita HPS akan cenderung melahirkan anak yang kemungkinanya menderita HPS.

E.      Gejala klinis1.      Anak menangis dan gelisah sewaktu sakit perut2.      Muntah

             Setiap habis makan atau minum dalam waktu yang tidak lama akan muntah  dengan semburan yang sangat kuat dan terjadi terus menerus, Jelas penyebab muntahnya adalah obstruksi. Bahkan gejala ini sudah lebih mengarah pada  tempat atau lokasi sumbatan itu sendiri.3.   Berat tubuh berkurang             Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah kecil isi lambung yang bisa masuk ke usus, selebihnya akan di muntahkan sehingga akan mengalami penurunan berat badan karena tidak ada penyerapan makanan 4. Dehidrasi- kulit berkerut- Mulut kering- Mata kering

5.   Perut membengkak seperti balon setelah makan dan di kosongkan         setelah muntah6.   Rasa lapar meningkat dan bersemangat makan, di susul dengan muntah dan kembali makan

dengan bersemangat.

F.      Pemeriksaan1.      Anamnesa dilakukan bersamaan pada saat pemeriksaan fisik secara auto maupun

heteroanamnesis untuk mengetahui riwayat penyakit.

2.      Adanya tanda-tanda dehidrasi3.      pemeriksaan fisika.       pemeriksaan tanda vital ( tensi, nadi, laju pernafasan, suhu )b.      pemeriksaan fisik menyeluruh: inspeksi, palpasi, perkusi, auskurtrasi.-         Inspeksi dilakukan dalam keadaan sedang atau setelah minum akan      tampak gelombang

peristaltik lambung yang dimulai dari kuadran kiri atas bergerak kekanan yang berhenti di garis tengah.

-         Pada palpasi teraba masa berbentuk persegi panjang, permukaannya rata       dan konsistensinnya keras dengan ukuran 1 atau 2cm. Bila pada palpasi  tidak ditemukan pada masa ini hendaknya palpasi ini diulang sampai teraba masa tersebut4.   Pemeriksaan penunjang.

a.       Dilakukan pemeriksaan radiologis memakai bahan kontras Bariumper os.-         Akan tampak pada pylorus, gambaran dawai yang menandakan adanya penyempitan lumen

pylorus.

b.   Dilakukan pemeriksaan USG perut.-         Akan tampak penebalan otot pylorus dengan “Central Sonolucent Area”.

            G.     PENATA LAKSANAAN.

Penanganan muntah pada anak tergantung penyebabnya. Jangan berikan obat antimuntah karena obat tersebut tidak menyembuhkan muntahnya, malahan dapat menyesatkan bila ternyata anak tengah menderita suatu kelainan saluran pencernaan yang memerlukan upaya bedah. selain itu, obat anti muntah juga dapat menimbulkan efek samping. 

Adapun penatalaksanaanya adalah sebagai berikut:-         Bayi diletakkan dalam posisi setengah duduk, dipasang pipa lambung untuk mengosongkan

isi lambung-         Koreksi gangguan cairan dan elektrolit sebelum naik operasi-         Dilakukan pembedahan: PILOROMIOTOMI. secara medis kalau  penyakit ini cepat

diketahui tindakan operasinya tidak termasuk   kategori operasi yang berat.

BAB IIIKESIMPULAN

            Hypertrofi pylorus stenosis merupakan kelainan yang di bawa sejak dalam kandungan atau kelaina kongenital yaitu kelainan yang terjadi pada otot pylorus yang mengalami penebalan saluran usus pada lapisan sirkulernya, terbatas pada lingkaran pylorus dan jarang berlanjut ke otot gaster.            Gejala - gejala Hypertrofi pylorus stenosis:

        Menangis dan gelisah        Muntah        Dehidrasi        Berat tubuh berkurang        Perut membengkak        Rasa lapar meningkat

            Pylorus adalah bagian dari usus dua belas jari yang berbatasan langsung dengan lambung dimana makanan atau minuman dari lambung akan masuk ke usus dua belas jari secara bertahap. dengan adanya penebalan ini maka makanan atau minuman tersebut akan terhalang masuk ke usus dua belas jari, akibatnya makanan atau minuman akan di muntahkan kembali persis apa yang di makan atau di minumnya. Selain muntah hebat dan menyemprot,

juga terus menerus merasa lapar karena tidak ada penyerapan makanan atau minuman sehingga akan mengganggu pertumbuhanya. Gejala tersebut biasanya muncul dua sampai enam minggu setelah lahir

Jika kejadian demikian harus di lakukan tindakan operasi “PYLOMYOTOMY” secepatnya, untuk melebarkan daerah yamg menyempit agar bisa berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

1.      R. Sjamsuhidayat, Wim Dejong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC,Jakarta 2007.2.      Snell S. Richard, Anatomi Klinik, Jakarta: EGC. 19973.      Mark. H. Swartz, Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC, Jakarta 1995.4.      Buku Ajar Pedoman Diagnostik Dan Terapi Lab/UPF Bedah RSUD Dokter Soetomo

Surabaya, Surabaya 19945.      Buku Saku Chirurgica6.      www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?.id=85-20k7.      Masalawiners.blogspot.com/pages/2008/08/klainankongenital-saluran-pencernaan.html-68k8.      momsbabies.wordpress.com/2008/02/24/muntah-pada-bayi/-17k9.      www.anakku.net/categori.15.1186/1188-93k10.  www.kafka.wed.id/content/view/92/23/-58k