Hipertensi data IKM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    1/17

     

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pengetahuan

    Secara etimologi pengetahuan berasal dari bahasa Inggris yaitu knowledge.

    Dalam  Encyclopedia of Philosophy (Saragih, 2007), dijelaskan bahwa defenisi

     pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).

    Sedangkan menurut Gazaba (1992) dalam Saragih (2007),  secara terminologi

     pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu

    tersebut adalah hasil dari kenal sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Hampir sama dengan

    Gazaba, menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

    terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

    Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan,

     pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

    diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

    sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior ). Meningkatnya

     pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang.

    Pengetahuan juga dapat membentuk kepercayaan seseorang serta sikap terhadap sesuatu

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    2/17

    hal. Dari pengalaman dan penelitian diketahui bahwa ternyata prilaku yang didasari oleh

     pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

     Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam

    domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu (know), memahami

    (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan

    evaluasi (evaluation).

    Tahu ( know). Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

    sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

    diterima. Tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

    untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

    menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

    Memahami ( comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

    untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

    menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap

    objek atau materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

    materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

    sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

    Aplikasi ( application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

    Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

    metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    3/17

    Analisis ( analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

    materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

    struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini

    dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat

     bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

    Sintesis ( synthesis). Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

    meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

    yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

    formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

    merencanakan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya.

    Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

     penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

    kritera-kriteria yang telah ada.

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

    menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

    Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan

    dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,2003).

    2. Hipertensi

    2.1 Definisi Hipertensi

    Menurut Indriyani (2009), hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang

    mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan

    angka morbiditas dan angka kematian (mortalitas). Penyakit ini dapat menyerang siapa

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    4/17

    saja, muda maupun tua, kaya maupun miskin dan merupakan salah satu penyakit yang

    mematikan di dunia. Hipertensi tidak dapat membunuh secara langsung tetapi dengan

    cara memicu penyakit yang tergolong berat yang dapat mengakibatkan kematian. Bisa

    dikatakan besar kemungkinan hipertensi yang diderita akan memicu penyakit lainnya,

    seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal (Adib, 2009). Penyakit

    ini tidak dapat sembuh secara permanen walaupun mengkonsumsi obat antihipertensi.

    Pada sebagian kasus memang bisa disembuhkan total, tapi persentasenya kecil dan

    itupun hanya hipertensi ringan (Marliani, 2007).

    2.2 Klasifikasi Tekanan Darah

    Para ahli memberi klasifikasi tekanan darah yang berbeda-beda, tetapi pada

    dasarnya seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90

    mmHg. Seven  Report of the Joint National Committee VII (JNC VII) on Prevention,

     Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure memberikan klasifikasi

    tekanan darah bagi dewasa usia 18 tahun ke atas yang tidak sedang dalam pengobatan

    tekanan darah tinggi dan tidak menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu

    (Indriyani, 2009).

    Table 2.1 : Klasifikasi hipertensi menurut Seven Report of the Joint National

    Committee VII on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment

    of High Blood Pressure.

    Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

     Normal

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    5/17

    Stadium 1 140-159 90-99

    Stadium 2 160-=180 100-=110

     National Institute of Health, lembaga kesehatan nasional di Amerika

    mengklasifikasikan sebagai berikut (Indriyani, 2009).

    Table 2.2 : Klasifikasi hipertensi menurut National Institute of Health. 

    Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

     Normal =119 45 tahun, dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya >145/95 mmHg.

    3.  Wanita dikatakan hipertensi jika mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg.

    Ahli penyakit dalam lain, Gordon H.Williams, mengklasifikasikan hipertensi sebagai

     berikut (Indriyani, 2009).

    Tabel 2.3 : Klasifikasi hipertensi menurut ahli penyakit dalam lain, Gordon

    H.Williams.

    Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    6/17

     Normal 159 105-114

    Hipertensi berat >159 >115

    Tabel 2.4 : WHO membagi hipertensi sebagai berikut.

    Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

     Normal

    Borderline

    Hipertensi definitif

    Hipertensi ringan

    140

    140-159

    160

    160-179

    90

    90-94

    95

    95-140

    (Ismudiati, 2003, dalam Rohaendi, 2009).

    2.3 Gejala Hipertensi

    Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Jika

    menunjukkan gejala, gejala tersebut bukanlah gejala yang spesifik yang

    mengindikasikan adanya hipertensi. Meskipun jika kebetulan beberapa gejala muncul

     bersamaan dan diyakini berhubungan dengan hipertensi, gejala-gejala tersebut sering

    kali tidak terkait dengan hipertensi. Akan tetapi menurut Indriyani (2009), jika

    hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain sakit

    kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, napas pendek (terengah-engah),

    gelisah, pandangan menjadi kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga

     berdengung, sulit tidur, rasa berat di tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    7/17

    otot lemah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit

    tampak pucat atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur,

    impotensi, darah di urine, mimisan (jarang dilaporkan).

    Daftar keluhan berikut ini adalah yang paling sering disebutkan oleh penderita

    kasus hipertensi yang berkepanjangan. Tetapi karena keluhan itu muncul sama

    seringnya dengan orang pada kelompok usia sama yang tidak mengidap tekanan darah

    tinggi, gejala itu bisa menjadi gejala penyakit lainnya (Wolff, 2006).

    Tabel 2.5 : Keluhan yang tidak spesifik pada hipertensi.

    Keluhan Frekuensi (kira-kira)

    Kegelisahan 35%

    Jantung berdebar-debar 32%

    Pusing 30%

    Rasa sakit di dada 26%

    Sakit kepala 23%

    Depresi, kurang semangat 7%

    2.4 Penyebab Hipertensi

    Menurut Indriyani (2009), hipertensi menurut penyebabnya dapat dibagi 2 yaitu

    :

    1.  Hipertensi esensial/primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan

    ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%).

    2.  Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit

    lain seperti kelainan pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar tiroid (10%). Faktor ini

     biasanya juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    8/17

     baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas),

    konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok, dan minuman beralkohol.

    Jika kedua orangtua memiliki riwayat hipertensi maka kemungkinan besar

    keturunannya juga menderita hipertensi. Fakta ini mendukung dugaan bahwa faktor

    keturunan mempunyai peran di dalam terjadinya hipertensi, baik secara langsung

    maupun tidak langsung (Indriyani, 2009). Oleh karena itu, hipertensi karena faktor

    keturunan tidak dapat dihindari lagi. Tindakan yang harus dilakukan adalah mengontrol

    faktor-faktor risiko lainnya seperti stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok,

    dan olahraga. Sudah banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa faktor-faktor

    tersebut dapat menimbulkan hipertensi.

    2.5 Komplikasi Hipertensi

    Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikontrol dengan baik atau biasa

    disebut dengan komplikasi. Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang

    diakibatkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama dan organ-organ

    yang paling sering rusak antara lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta

    ginjal (Marliani, 2007).

    Pada otak, hipertensi akan menimbulkan komplikasi cukup mematikan.

    Berdasarkan penelitian, sebagian besar kasus stroke disebabkan hipertensi. Apabila

    hipertensinya dapat dikendalikan, risikonyapun dapat menurun. Selain stroke,

    komplikasi pada organ otak akibat hipertensi ini adalah demensia atau pikun. Ini adalah

     penyakit kehilangan daya ingat dan kemampuan mental yang lain. Risiko demensia

    dapat diturunkan dengan pengobatan hipertensi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    9/17

      Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah halus

    mata. Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina (bagian belakang

    mata) robek. Darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan

    kebutaan. Kejadian ini dapat dihindari dengan pengendalian hipertensi secara benar.

    Komplikasi yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah yaitu ateriosklerosis

    yaitu pengerasan pada dinding arteri yang terjadi karena terlalu besarnya tekanan,

    aterosklerosis yaitu penumpukan lemak pada pembuluh darah, aneurisma yaitu

    terbentuknya gambaran seperti balon pada dinding pembuluh darah akibat melemah

    atau tidak elastisnya pembuluh darah, penyakit pada arteri koronaria misalnya karena

     plak, hipertropi bilik kiri jantung akibat ototnya yang bekerja terlalu berat ketika

    memompakan darah ke aorta, gagal jantung yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak

    kuat memompa darah ke seluruh tubuh.

    Pada ginjal, komplikasi hipertensi timbul karena pembuluh darah dalam ginjal

    mengalami aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi sehingga aliran darah ke

    ginjal akan menurun dan ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya.

    2.6 Pengobatan Hipertensi

    Jika sudah didiagnosa hipertensi maka hal yang biasanya dilakukan adalah

     pengobatan. Ada dua pilihan terapi yang bisa dipilih, yakni pengobatan farmakologis

    dan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis dilakukan dengan menggunakan obat-

    obatan antihipertensi. Pada kasus-kasus ringan dan sedang, salah satu dari jenis obat

    saja biasanya sudah dapat mengontrol hipertensi (Indriyani, 2009).

    Jenis-jenis obat antihipertensi adalah :

    1.  Diuretik

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    10/17

    Obat jenis ini biasanya merupakan obat yang pertama diberikan untuk mengobati

    hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan

    mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi

    lebih ringan dan mengurangi tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran

     pembuluh darah dan menyebabkan hilangnya kalium melalui urine sehingga

    kadang-kadang diberikan tambahan kalium atau obat penambah kalium. Contoh

    obat diuretik antara lain chlorthalidone, furosemide, hydrochlorothiazide,

    metolazone, indapamide, bumetanide, spironolactone, torsemide, dan eplerenone 

    2.   Beta-blockers

    Obat yang dipakai dalam upaya untuk mengontrol tekanan darah melalui proses

    memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

    Contohnya : Propanolol 10mg (Inderal, Farmadral), Atenolol 50, 100mg (Tenormin,

    Farnormin), atau Bisoprolol 2,5 & 5mg (Concor).  Beta-blockers  tidak disarankan

     bagi penderita asma karena dikhawatirkan dapat memicu serangan asma yang parah.

    3. 

     Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitor

    Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat

    menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contohnya : Kaptopril 12,5 , 25, 50mg

    (Capoten, Captensin, Tensicap), Enalapril 5 dan 10mg (Tenase). 

    4.   Angiotensi II Receptor Blockers (ARBs) 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    11/17

    Obat-obat ARBs melindungi pembuluh darah dari efek angiotensin II, sebuah

    hormon yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Beberapa contoh obat-

    obatan ARBs adalah Candesartan, Irbesartan, Losartan, olmesartan, Telmisartan,

    Eposartan, dan Valsartan.

    5.  Calcium Channel Blockers (CCBs) 

    Obat-obatan CCBs membantu agar pembuluh darah tidak menyempit dengan

    menghalangi kalsium memasuki sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga

    darah menjadi rileks dan tekanan menurun.

    6.   Alpa Blockers 

     Alpa Blockers membuat otot-otot tertentu menjadi rileks dan membantu pembuluh

    darah yang kecil tetap terbuka.

    7.  Clonidine 

    Clonidine adalah obat antihipertensi yang bekerja di pusat kontrol sistem saraf di

    otak. Clonidine menurunkan tekanan darah dengan memperbesar arteri di seluruh

    tubuh.

    8.  Vasodilator

    Vasodilator adalah pengobatan dengan melebarkan pembuluh darah. Obat ini

     bekerja langsung pada otot-otot di dinding arteri, membuat otot rileks, dan

    mencegah dinding menyempit.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    12/17

    Pengobatan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup.

    Faktor gaya hidup merupakan salah satu penyebab hipertensi yang bisa diatur, tidak

    seperti faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Langkah awal yang biasanya

    dilakukan adalah dengan menurunkan berat badan penderita hipertensi sampai batas

    ideal, mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram

    natrium klorida setiap harinya, mengurangi/tidak minum minuman beralkohol, berhenti

    merokok, olahraga aerobik ringan hingga sedang seperti jalan kaki cepat, berenang,

     joging, dan lain-lain.

    2.7 

    Diet untuk Penderita hipertensi

    Diet ini adalah bagian dari pengobatan tanpa obat. Diet bagi penderita hipertensi

    haruslah diet yang dapat menurunkan atau mencegah kenaikan tekanan darah. Diet ini

     bertujuan untuk mengurangi asupan garam, mengurangi kadar lemak dalam tubuh

    sehingga didapat berat badan yang sehat, mempertahankan agar tetap berada pada berat

     badan yang sehat (Marliani, 2007). Pengaturan menu bagi penderita hipertensi selama

    ini dilakukan dengan empat cara yaitu diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan

    lemak terbatas, diet tinggi serat, dan diet rendah energi (bagi yang kegemukan)

    (Indriyani, 2009).

    Diet rendah garam. Yang dimaksud garam di sini adalah garam natrium,

    kandungan mineral antrium (sodium). Bukan hanya garam dapur yang harus dibatasi

    tetapi semua bahan makanan sumber natrium. Natrium bersifat mengikat air sehingga

    garam tersebut akan mengikat air sehingga air akan terserap masuk ke dalam

    intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya volume darah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    13/17

    Diet rendah kolesterol. Kolesterol adalah salah satu unsur penting yang

    dibutuhkan tubuh. Kolesterol HDL dan LDL harus dalam keadaan seimbang. Saat

    terjadi ketidakseimbangan dapat terjadi pengendapan kolesterol dalam arteri, membuat

     pembuluh darah menyempit, dan menghalangi aliran darah dan terjadi peningkatan

    tekanan darah.

    Diet tinggi serat. Serat dibutuhkan untuk memperlancar proses metabolisme

    dalam tubuh. Tujuan diet serat tinggi ini adalah untuk menghindari kelebihan lemak,

    lemak jenuh dan kolesterol, menghindari kelebihan gula dan natrium, serta membantu

    mengontrol berat badan.

    Diet DASH. Diet DASH ( Dietary Aproaches to Stop Hypertension)

    menunjukkan bahwa diet makanan kaya padi-padian, buah-buahan, sayuran, dan susu

    rendah lemak atau tanpa lemak dapat menurunkan tekanan sistolik rata-rata 6-11

    mmHg. Buah yang dianjurkan untuk mengatasi hipertensi adalah pisang. Sementara dari

    golongan sayuran adalah sayuran hijau, seledri, dan bawang putih. Makanan yang

    dilarang dikonsumsi oleh penderita hipertensi adalah daging kambing dan durian.

    3. Stroke

    Stroke atau disebut juga CVA (cerebrovaskuler accident) merupakan serangan

    yang ditakuti namun sebagian besar belum memahaminya dengan pasti. Stroke adalah

    kerusakan jaringan otak yang dikarenakan berkurangnya atau terhentinya suplai darah

    secara tiba-tiba (Adib, 2009). Masih menurut Adib, otak mendapat aliran darah lebih

    kurang 55cc/100gr/menit (15% cardiac output) dan bila aliran darah menurun kurang

    dari 20cc/gr/menit akan mengakibatkan gangguan fungsi sel otak. Penghambatan aliran

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    14/17

    oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan

    sel-sel otak.

    Menurut Marliani (2007), secara garis besar, stroke dibagi dua, yaitu :

    1. 

    Stroke iskemik. Jenis ini paling sering dijumpai. Terjadi karena pembuluh darah

    arteri tersumbat plak yang timbul karena tekanan darah tinggi ataupun penumpukan

    lemak. Akibatnya, aliran darah ke otak tak lancar. Stroke iskemik meliputi kurang

    lebih 88% dari semua stroke.

    2.  Stroke perdarahan, atau biasa dikenal dengan stroke hemoragis, disebabkan

     pembuluh darah bocor atau pecah di dalam otak. Darah yang menggenangi otak

    membuat fungsi otak terganggu.

    Gejala-gejala yang terjadi berbeda-beda tergantung dari jenis strokenya, yaitu

    (Marliani, 2007) :

    1. 

    Infark otak atau kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pembuluh darah.

    Kejadian serangan biasanya mendadak, kadang bertahap atau didahului TIA

    (prastroke). Penderita sering mengeluh sakit kepala disertai muntah. Umumnya

    kelainan saraf dirasakan pada waktu bangun tidur atau sedang istirahat. Infark otak

    ini paling sering terjadi pada usia tua dengan hipertensi atau usia muda dengan

    kelainan jantung. Pada permulaan sakit, kesadaran umumnya tidak terganggu.

    2.  Perdarahan otak. Serangan sangat mendadak diikuti rasa sakit kepala hebat, muntah-

    muntah dan kadang disertai kejang. Perdarahan otak umumnya terjadi pada usia tua

    atau setengah tua, dengan atau tanpa hipertensi, tergantung dari faktor penyebabnya.

    Kadang-kadang disertai pula dengan gejala kaku kuduk.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    15/17

    Seperti yang dijelaskan di atas, stroke memiliki hubungan yang erat dengan

     pembuluh darah di mana terjadi gangguan aliran darah ke otak. Ada berbagai hal yang

    menyebabkan atau memperparah stroke, yang disebut dengan faktor risiko. Faktor risiko

    stroke itu terdiri atas dua hal, yang pertama adalah faktor risiko mayor dan kedua adalah

    faktor risiko minor (Adib, 2009).

    Faktor risiko mayor (faktor dominan) biasanya merupakan penyakit dan

    gangguan lain yang memang sudah bersarang di tubuh penderita stroke. Faktor-faktor

    tersebut adalah hipertensi, penyakit jantung, dan sudah ada manifestasi aterosklerosis

    secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh darah), gangguan pembuluh darah

    koroner, gangguan pembuluh darah karotis, klaudikasio intermitten (nyeri yang hilang

    timbul), denyut nadi perifer tidak ada, diabetes mellitus, polisitemia, pernah terserang

    stroke, hiperlipidemia, tingginya sel darah merah, gangguan pembuluh darah, penyakit

     pada katup jantung atau otot jantung yang disebut endocarditis, mengerasnya pembuluh

    arteri (aterosklerosis, atau penumpukan kolesterol pada dinding arteri), ketidaknormalan

    irama jantung seperti atrial fibrillation.

    Faktor risiko minor ini antara lain adalah kadar lemak darah yang tinggi,

    hematokrit tinggi, merokok, kegemukan (obesitas), kadar asam urat tinggi, kurang gerak

     badan/olahraga, fibrinogen tinggi, suku bangsa (negro/spanyol), jenis kelamin (pria),

     penyalahgunaan obat-obatan (narkoba). Bila factor risiko ditanggulangi dengan baik,

    maka kemungkinan mendapatkan stroke dapat dikurangi.

    Lumbantobing (2007) mengatakan bahwa pada konsensus nasional pengelolaan

    stroke di Indonesia 2004, dikemukakan upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    16/17

     primer penyakit stroke, yaitu memasyarakatkan gaya hidup sehata bebas stroke dengan

    cara :

    1. 

    Menghindari : merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam

     berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan

    sejenisnya.

    2. 

    Mengurangi : kolesterol, lemak dalam makanan.

    3.  Mengendalikan : hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung.

    4.  Menganjurkan : konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur.

    Penderita stroke biasanya mengalami kehilangan kesadaran sehingga harus

    selalu dibawa ke rumah sakit sebelum terjadi komplikasi lain. Berikut pertolongan

     pertama yang dapat dilakukan di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit menurut Adib

    (2009) :

    1. 

    Bila penderita pingsan atau mengorok, segera bawa ke rumah sakit. Saat dibawa ke

    rumah sakit, perhatikan jalan napas penderita agar tetap lancar. Bila mulut atau

    hidung penderita mengeluarkan busa, segera dibersihkan. Kadang-kadang penderita

    muntah. Segera sisa muntahnya dibersihkan dari mulut maupun hidungnya, sambil

     posisi berbaring tubuhnya dibuat miring. Hal ini penting untuk menghindarkan agar

    sisa muntahnya tidak masuk ke jalan napas yang dapat mengakibatkan komplikasi

    infeksi saluran napas bahkan dapat menyumbat jalan napas sehingga menyebabkan

    kematian.

    2.  Hindari memberi minum atau makanan pada penderita yang sedang pingsan, atau

    kesadarannya tampak menurun dibanding dengan orang normal. Hal ini untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/20/2019 Hipertensi data IKM

    17/17

    mencegah agar air atau makanan yang diberi tidak mengganggu jalan napas

     penderita tersebut.

    3. 

    Bila penderita mengalami salah satu gejala yang disebutkan di atas, namun penderita

    tetap sadar, penderita sebaiknya tetap dibawa ke rumah sakit. Penderita yang masih

    sadar dapat dibawa dalam posisi duduk atau berbaring, tergantung kenyamanan

     penderita.

    4.  Sebaiknya tidak panik bila menemukan seseorang terserang stroke. Bila serangan

    stroke cepat ditangani, mudah-mudahan hasilnya akan lebih baik daripada kita panik

    dan akhirnya tidak melakukan apa-apa.

    Berikut pertolongan darurat pada penderita stroke selama menunggu dokter.

    1.  Jika orang itu sadar, tenangkan dia. Baringkan dengan hati-hati, taruh bantal di

     bawah kepalanya dan selimuti.

    2. 

    Jika orang itu tidak sadar, periksalah pernapasannya. Bila masih bernapas,

    miringkanlah badannya dan biarkan kepalanya di atas lantai. Selimuti dia.

    3.  Jika pernapasannya berhenti, bila anda ahli, segera berikan pernapasan buatan dari

    mulut ke mulut (resusitasi). Prioritas utama adalah mengusahakan penderita

     bernapas kembali. Ingat bahwa bila pernapasan terhenti dalam 2-3 menit, akan

    terjadi kersakan otak,dan bila sampai 4-6 menit, akan terjadi kematian.

    4.  Bila penderita tersebut sebelumnya terjatuh, periksa apakah terajdi perdarahan

    hebat. Hentikan perdarahan dengan melakukan penekanan selama 5 menit di atas

    lukanya.