15
MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II ASUHAN KEPERAWATAN PADA “HIPEREMESIS GRAVIDARUM” Disusun oleh : PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2006 LUKMAN HAKIM ( 010401059 ) NINA DWI KARTIKASARI ( 010401071)

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lembar balik ispa

Citation preview

BAB II

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDI WALUYO UNGARAN

2006HALAMAN PERSETUJUAN

Makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada hiperemesis gravidarum

Ditujukan sebagai pemenuhan tugas dan telah disetujui untuk diseminarkan Dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas II

Oleh

Dosen Pengampu :

( Dewi Puspita, S.Kep., Ns )

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan Pada hiperemesis gravidarum sebagai penugasan mata kuliah Keperawatan Maternitas II.

Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kiranya dapat berguna bagi pendidikan kesehatan khususnya bagi perawat dan pembaca.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari seluruh pembaca sehingga makalah ini menjadi lebih sempurna.

Ungaran, 26 Pebruari 2007

( Penulis )

BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangMual atau nausea dan muntah atau emesis gravidum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60 80 % primi gravida dan 40 60 % multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inlah yang disebut dengan hiperemisis gravidum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakitB. Tujuan1. Tujuan UmumMahasiswa mampu memahami kelainan pada ibu hamil dengan penyakit hiperemesis gravidarum.

2. Tujuan Khusus

Dalam makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu :a. Menjelaskan definisi hiperemesis gravidarum

b. Menyebutkan etiologi dari hiperemesis gravidarum

c. Menjelaskan patofisiologi terjadinya hiperemesis gravidarum

d. Menyebutkan dan menjelaskan penatalaksanaan atau terapi pengobatan yang dilakukan untuk penyakit hiperemesis gravidarum

e. Membuat dan mengkaji asuhan keperawatan pada wanita hamil dengan hiperemesis gravidarumBAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianMual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda dan mola hydatidosa. Tetapi kalau seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit, diuresis kurang dan timbul acetos dalam air kencing, maka keadaan ini disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000 kehamilan.B. EtiologiPenyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secra pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan perubahan anatomic pada otak, jantung hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain akibat inanisi. Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah masuknya bagian bagian villus ke dalam peredaran darah ibu, perubahan endokin misalnya hypofungsi cortex glandula suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.

Namun meskipun hyperemesis gravidarum belum diketahui penyebabnya secara pasti, ada beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang mempengaruhi yaitu :

1. Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosadan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. 2. Faktor organic yaitu masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organic. Selain itu faktor organic yang lain yaitu alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organic. 3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. C. Manifestasi KlinisMenurut berat ringannya gejala, hyperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkatan :

1. Tingkat I. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.

2. Tingkat II. pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik, dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas berbau aseton.

3. Tingkat III. Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah semakin turun.

Diagnosis pada hyperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Dari anamnesis didapatkan adanya amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terusmenerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah turun, atau tanda deehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit daarh ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.

D. Patofisologi

Perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologik hormone estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat berkuangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan bulan. Mual dan muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Belum jelas mengapa gejala gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di samping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat. Hyperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler ke plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah menurun, demikian pula khlorida air kemih. selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan meruska hepar. Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi pedarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif. E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis yang penting adalah memeriksa adanya dehidrasi dan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dengan pemberian nutrisi secara oral atau cairan IV. Obat-abatan anti muntah ( antiemetic ) bisa dianjurkan setelah dokter memberitahu ibu hamil tentang kemungkinan kerugian yang ditimbulkan dari obat tersebut terhadap perkembangan janin.

Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain :

Sedative ( luminal, stesolid)

Vitamin ( B1 dan B6 )

Anti-muntah (mediamer B6, Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan)

Antasida, dan anti mulas.( Rustam, 1998)

Perawat mencatat cairan yang keluar dan masuk, serta frekuensi makanan dan cairan yang masuk abdomen sebaiknya dalam jumlah yang kecil agar abdomen tidak menjadi sangat penuh. Karbohidrat yang mudah dicerna, serperti biscuit atau roti kentang bias di toleransi dengan baik. Makanan seharusnya di sajikan dalm bentuk yang menarikdan tanpa memberikan komentar negative.

Stress bisa turut menyebabkan hiperemesis gravidarum, dan bisa sebagai komplikasi. Support emosional dapat diberikan dengan mendengarkan pendapat dari ibu hamil tentang kehamilannya, tentang perawatan anak dan hidup dengan mual yang menetap. Meskipun factor psikologi bisa berpengaruh pada beberapa kasus H.G, perawat sebaiknya tidak beranggapan bahwa setiap wanita dengan komplikasi ini dianggap biasa karena bisa memperburuk keadaan.

( W.B Saunders)

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi,ikterus, anuria dan perdarahan ,erupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu di pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversible pada organ vital.

( Wiknjosastro, 2005)F. KomplikasiKomplikasi yang biasa terjadi yaitu Ensefalopati Wernieke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala tumbuhnya ikterus. G. Pencegahan Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tak terjadi hiperemesis. Pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Penerangan bahwa kehamilan dan kehamilan merupakan proses fisiologis.

2. Makan sedikit sedikit tetapi sering. Berikan makanan selingan seperti biscuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, hindari makan makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin.

3. Defekasi teratur. H. Asuhan Keperawatan Pada Hiperemesis Gravidarum

1. Pengkajian Adanya perdarahan

Hipertensi

Kaji adanya ketidakadekuatan dalam mengekpresikan perasaan

Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa agitasi atau adanya gangguan pola nafas.

Adanya gangguan kejang, derajat/ metode control.

Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester I, kematian janin atau anak dengan abnormalitas kromosom. Pernikahan antar keluarga

Rasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri aui pasanganm yang membawa gen defektif.

2. Diagnosa KeperawatanResti terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah

BAB III

PENUTUPKESIMPULANa. Pengertian Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda dan mola hydatidosa. Tetapi kalau seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit, diuresis kurang dan timbul acetos dalam air kencing, maka keadaan ini disebut hyperemesis gravidarum.

b. Faktor predisposisi dan faktor lain yang mempengaruhi Hiperemesis gravidarum yaitu :

Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda Faktor organic yaitu masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organic

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit hiperemesis gravidarum. Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain :

Sedative ( luminal, stesolid)

Vitamin ( B1 dan B6 )

Anti-muntah ( mediamer B6, Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan )

Antasida, dan anti mulas

c. Komplikasi

Komplikasi yang biasa terjadi yaitu Ensefalopati Wernieke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala tumbuhnya ikterus.

Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Jual.2000. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8 (Alih bahasa : monica Ester). Jakarta : EGCDoenges, Marilynn. 2001. Rencana Keperaawatan Maternal/ Bayi, Edisi 2 (Ahli bahasa ; Monica Ester). Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2. Jakarta : EGC

Sastrawinata, R. Sulaeman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset

Thompson & W.B. Saunders. 1993. Maternity and Pediatric Nursing, Secon Edition. Company PhiladelphiaLUKMAN HAKIM( 010401059 )

NINA DWI KARTIKASARI ( 010401071)

RATIH SUSILA( 010401 )

VIKA TAULINA ISMANTO ( 010401103 )