3
Prosedur dan Kriteria Diagnosis Menurut Yogiantoro (2006) cara penegakan diagnosis hipertensi, yaitu : 1. Anamnesis a. Sering sakit kepala (meskipun tidak selalu), terutama bagian belakang, sewaktu bangun tidur pagi atau kapan saja terutama sewaktu mengalami ketegangan. b. Keluhan sistem kardiovaskular (berdebar, dada terasa berat atau sesak terutama sewaktu melakukan aktivitas isomerik) c. Keluhan sistem serebrovaskular (susah berkonsentrasi, susah tidur, migrain, mudah tersinggung, dll) d. Tidak jarang tanpa keluhan, diketahuinya secara kebetulan. e. Lamanya mengidap hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang telah dipakai, hasil kerjanya dan apakah ada efek samping yang ditimbulkan. f. Pemakaian obat-obat lain yang diperkirakan dapat mempermudah terjadinya atau mempengaruhi pengobatan hipertensi (kortikosteroid, analgesik, anti inflamasi, obat flu yang mengandung pseudoefedrin atau kafein, dll), Pemakaian obat kontrasepsi, analeptik,dll.

Hiper Tensi Penegakan Diagnostik

Embed Size (px)

Citation preview

Prosedur dan Kriteria Diagnosis Menurut Yogiantoro (2006) cara penegakan diagnosis hipertensi, yaitu : 1. Anamnesis a. Sering sakit kepala (meskipun tidak selalu), terutama bagian belakang, sewaktu bangun tidur pagi atau kapan saja terutama sewaktu mengalami ketegangan. b. Keluhan sistem kardiovaskular (berdebar, dada terasa berat atau sesak terutama sewaktu melakukan aktivitas isomerik) c. Keluhan sistem serebrovaskular (susah berkonsentrasi, susah tidur, migrain, mudah tersinggung, dll) d. Tidak jarang tanpa keluhan, diketahuinya secara kebetulan. e. Lamanya mengidap hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang telah dipakai, hasil kerjanya dan apakah ada efek samping yang ditimbulkan. f. Pemakaian obat-obat lain yang diperkirakan dapat mempermudah terjadinya atau mempengaruhi pengobatan hipertensi (kortikosteroid, analgesik, anti inflamasi, obat flu yang mengandung pseudoefedrin atau kafein, dll), Pemakaian obat kontrasepsi, analeptik,dll. g. Riwayat hipertensi pada kehamilan, operasi pengangkatan kedua ovarium atau monopause. h. Riwayat keluarga untuk hipertensi. i. Faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskular atau kebiasaan buruk (merokok, diabetes melitus, berat badan, makanan, stress, psikososial, makanan asin dan berlemak). 2. Pemeriksaan Fisik a. Pengukuran tekanan darah pada 2-3 kali kunjungan berhubung variabilitas tekanan darah. Posisi terlentang, duduk atau berdiri dilengan kanan dan kiri. b. Perabaan denyut nadi diarteri karotis dan femoralis. c. Adanya pembesaran jantung, irama gallop. d. Pulsasi aorta abdominalis, tumor ginjal, bising abdominal e. Denyut nadi diekstremitas, adanya paresis atau paralisis. f. Penilaian organ target dan faktor-faktor resiko.

3. Pemeriksaan Laboratorium a. Funduskopi, untuk mencari adanya retinopati keith wagner i-v. b. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas atrium kiri, iskemia atau infark miokard. c. Foto thoraks, untuk melihat adanya pembesaran jantung dengan konfigurasi hipertensi bendungan atau edema paru.+

d. Laboratorium : DL, UL, BUN, kreatin serum, asam urat, gula darah, profil lipid K+

dan Na serum.