12
Highlight KOPAPDI XV Medan Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: DR. Dr. Aru. W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. lndra Marki, SpPD, FINASIM; Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, Cabang Palu, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulteng *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Anindya Yustikasari *Alamat: PB PAPDI, Gedung ICB Bumiputera, Ground Floor 2B, Jl. Probolinggo No. 18, Gondangdia, Menteng, Jakarta 10350. Telp. (021) 2300818, Fax. (021) 2300588, 2300755; SMS 085695785909; Email: [email protected]; Website: www.pbpapdi.org 15 Desember 2012

Highlight KOPAPDI XV Medan - pbpapdi.orgpbpapdi.org/images/file_halo_internist/Halo_Internis_Edisi_Khusus... · ”Sedangkan di Filipina, sudah ada 7 ribu internis umum, ... biditas

Embed Size (px)

Citation preview

Highlight KOPAPDI XV Medan

Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: DR. Dr. Aru. W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. lndra Marki, SpPD, FINASIM;Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, CabangSemarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, CabangPalu, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang MalukuUtara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulteng *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Anindya Yustikasari *Alamat: PB PAPDI, GedungICB Bumiputera, Ground Floor 2B, Jl. Probolinggo No. 18, Gondangdia, Menteng, Jakarta 10350. Telp. (021) 2300818, Fax. (021) 2300588, 2300755; SMS 085695785909; Email: [email protected]; Website: www.pbpapdi.org

15 Desember 2012

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

2 15 Desember 2012

Horas,

Selamat jumpa para sejawat Internis dalam HaloInternis edisi terakhir KOPAPDI XV Medan. Selaintelah dilaksanakannya untaian acara ilmiah dan

simposium, kongres juga telah melaksanakan sidangkomisi dan pleno yang merupakan puncak acara kongresdengan beberapa keputusan.

Hasil sidang organisasi menetapkan Prof. DR. Dr.Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSICsebagai Ketua Umum PB PAPDI periode 2012-2015,Ketua Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) periode2012-2015, kota Bandung sebagai tuan rumah KOPAPDIXVI, dan kota Yogyakarta sebagai tempat KonferensiKerja 2014.

Ke depan, PAPDI masih menghadapi banyak tantan-gan menjelang AFTA dan Sistem Jaminan SosialNasional (SJSN), serta adanya fragmentasi penyakitdalam. Oleh karena itu, perlu kebersamaan agar terusmaju dan berkembang.

Sampai Jumpa di KOPAPDI XVI Bandung

BIDANGHUMASPUBLIKASIDANMEDIA

Redaksi Menerima Masukan, Saran hubungi Amril 08158358554, 081287068835

OM INTERNIZ

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

315 Desember 2012

Indonesia masih keku-rangan dokter internisatau spesialis penyakit

dalam. Jumlah anggotaPerhimpunan Dokter

Spesialis PenyakitDalam Indonesia

(PAPDI) sekitar 2.556,padahal kebutuhannya

mencapai lebih dari20.000 orang.

Masih dalam rangkaian KOPAP-DI XV Medan, dilaksanakangathering bersama PPDS de-ngan pembicara DR. Dr. Aru W

Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACPdan Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM. Dalam kesempatan terse-but, hadir tamu istimewa yaitu SecretaryGeneral International Society of InternalMedicine (ISIM), Hans P. Kohler, MD,FACP yang juga berbicara mengenaiinternis dunia di hadapan para PPDStersebut.

Dokter Aru mengatakan di negara-negara maju praktik subspesialis lebihdiminati dokter, dibanding internis umumatau spesialis penyakit dalam. Di Inggris,bahkan sudah tidak ada praktik internisumum. Sistem pendidikan kedokteran diInggris sudah memisahkan ilmu kedokter-an berdasarkan organ tubuh.

”Sedangkan di Filipina, sudah ada 7ribu internis umum, separuhnya sudahkonsultan atau memiliki keahlian sub spe-sialis. Hampir di semua negara maju danbeberapa negara berkembang, pertam-bahan internis umum lebih rendah diban-ding konsultan,” katanya.

Di Indonesia, perbandingan jumlahdokter internis umum dengan konsultan

masih signifikan, yakni 70% internisumum dan 30% konsultan. Berbeda den-gan negara maju, menjadi konsultan diIndonesia lebih dikarenakan kewajibanakademik di pusat pendidikan kedokter-an. Namun belakangan ini, mulai adakebutuhan konsultan dalam pelayanankesehatan tertentu di rumah sakit.

”Ini yang menyebabkan anggotaPAPDI tetap berpraktik internis umum.Mengingat Indonesia berpenduduk terbe-sar keempat di dunia yakni 237,5 jutajiwa, angka perkapita rendah serta belummemiliki pembiayaan kesehatan berbasisasuransi nasional,” paparnya.

Kondisi itu menyebabkan Indonesiamasih memerlukan subspesialis sebagaistaf pengajar karena jumlah internis ma-sih belum mencukupi. Terlebih, distribusiinternis masih terkonsentrasi di kotabesar.

”Subspesialis memang dibutuhkan,namun mesti diatur agar sesuai dengankondisi dan kebutuhan masyarakat,” tuturDr Aru.

Hal senada disampaikan Dr Sally

Aman Nasution. Menurutnya, sejatinyapasien harus lebih dulu diperiksa internisumum. Setelah itu, internis umum meru-juknya ke internis spesialis. ”Spesialismenerima rujukan dari internis umum,”paparnya.

Dr Sally dan Dr Aru sepakat harus adasolusi mengatasi kekurangan internis di

tanah air. Caranya antara lain denganmenambah pusat pendidikan program in-ternis dan memperpendek masa study.”Bisa saja yang selama ini masa study4,5 tahun menjadi 3,5 tahun,” ujar DrSally Aman.

Pembicara lainnya, Secretary Generalof International Society of Internal Medi-cine (ISIM) Prof. Hans P. Kohler, MD,FACP, juga memaparkan, bahwa duniakekurangan internis umum. General inter-nis masih kurang di layanan primerbahkan di rumah sakit. “Masalah lainadalah fragmentasi pelayanan pasien,dengan subspesialisasi yang semakinbertambah,” ujar Kohler.

Padahal, saat ini penyakit multikomor-biditas semakin bertambah dan sistempelayanan kesehatan yang terfragmen-tasi tidak cocok untuk pasien multikomor-bid. Internis umum memainkan perananpenting di pelayanan kesehatan sebagaititik awal konsultasi untuk pasien. Danterkait masalah cost-effective, internisumum merupakan sebuah jawaban. “Ini-lah yang kita butuhkan.” (HI)

Indonesia MinimDokter Internis

Sekjen ISIM bersama Dr Aru dan Dr Sally di hadapan PPDS.

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

4 15 Desember 2012

Ballroom 1 Hotel Aryaduta, Medan,seketika gempita pada Rabu ma-lam, 13 Desember 2012, ketikasidang pleno Kongres Nasional

Perhimpunan Dokter Spesialis Dokter Pe-nyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XVdigelar. Setelah melewati sidang komisiseharian, para peserta sidang seperti dia-jak memasuki laga puncak pembahasanberbagai keputusan strategis organisasi,mulai kebijakan-kebijakan dan reko-mendasi-rekomendasi yang diambil, pe-milihan tuan rumah perhelatan KOPAPDIXVI dan tuan rumah KONAS XIII, hinggapemilihan ketua umum baru PB PAPDIsekaligus ketua kolegium. Ada ke-tegangan, ada kelucuan, bahkan hiruk pi-kuk dan beragam suasana mewarnai si-tuasi sidang.

Seperti ketika sidang pembahasanhasil sidang semua komisi misalnya.Suasana serius dan tegang, kental me-warnai. Maklumlah ini adalah momenpenting organisasi dimana kebijakan-ke-bijakan dan keputusan-keputusan strate-gis organisasi diputuskan. Meski demi-

kian, celetukan-celetukan lucu tetap sem-pat keluar dari anggota sidang dan men-jadi penyegar suasana.

Ketegangan mulai mengendur ketikamulai memasuki sesi presentasi kandi-dat-kandidat tuan rumah penyelengga-raan KONAS XIII dan KOPAPDI XVI. Bisadibilang bahkan ini adalah sesi paling”intertainment” di banding sesi-sesi yanglain. Setiap wakil mempresentasikan ke-lebihan-kelebihan ”Rumah” mereka de-ngan gaya dan karakter masing-masing.Ada yang menampilkan presentasi mela-lui video atraktif, seperti yang dilakukanoleh perwakilan PAPDI Cabang Bogor.Ada yang kalem. Sebaliknya, beberapabahkan cukup ”provokatif” dalam mena-warkan serangkaian kelebihan daerah-nya, mulai dari penawaran hotel terbaik,tempat wisata terbaik, akses transportasitermudah, pun penawaran diskon padatempat wisata dan belanja.

Ada pula yang membagi-bagi gimmickmerchandise karakter daerah atau dalambentuk kalender. Beberapa kandidat bah-kan ada yang sejak hari pertama kongres

sudah gencar berkampanye. Seperti Ban-dung dan Makassar misalnya, demi agarkotanya terpilih, mereka membuat book-let menarik dan informatif yang disebar kepeserta kongres. Meskipun pada akhir-nya Makassar mesti berlapang dada me-nerima ”kekalahan” karena ”rival” kuatnyaBandung akhirnya yang terpilih sebagaituan rumah KOPAPDI XVI. Di luar du-gaan, PAPDI Cabang Yogyakarta, meskidengan presentasinya yang kalem, ter-nyata berhasil ”mencuri hati” pesertasehingga memilihnya sebagai tuan rumahKONKER XIII.

Sesi kemudian dilanjutkan ke pemili-han ketua umum PB PAPDI dan ketua ko-legium Ilmu Penyakit Dalam Periode2012-2015. Tak disangka proses yang di-lalui begitu cepat karena peserta secaraaklamasi langsung memilih Prof. DR. Dr.Idrus Alwi, SpPD, KKV, FINASIM, FACC,FESC, FAPSIC sebagai ketua umum PBPAPDI, dan DR. Dr. Siti Setiati, SpPD,Kger sebagai ketua kolegium. HorasPAPDI! (HI)

Riuh Rendah Sidang Pleno KOPAPDI XV Riuh Rendah Sidang Pleno KOPAPDI XV

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

515 Desember 2012

Galeri Sidang Pleno

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

6

Malam beranjak semakin larut.Pada Kamis (13/12) kemarin,ketika suasana kota Medansemakin hening, ruang meet-

ing di hotel Aryaduta justru terasasemakin ‘panas’. Perdebatan masihberlangsung di sidang pleno PB PAPDImembicarakan berbagai hal mengenaiorganisasi ahli penyakit dalam ini.Padahal, sejak pagi hingga siang parapengurus telah menguras tenaga danpikiran pada sidang komisi.

Namun, kerja keras tersebut tidak sia-sia. Kongres Nasional PAPDI telah meng-hasilkan beberapa hal penting di sidangkomisi dan pleno. Dan yang terpentinglagi, Kongres telah memilih ketua baru.Sekitar pukul 3 dini hari pada Jumat(14/12), Kongres Nasional PAPDI secara

KETUA UMUM PB PAPDI 2012-2015Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC

Pengurus PAPDI pada Dasarnya Melayani Masyarakat dan Anggota PAPDI

15 Desember 2012

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

resmi mengangkat Prof. DR. Dr. IdrusAlwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC,FESC, FAPSIC sebagai Ketua Umum PBPAPDI periode 2012-2015 menggantikanDR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM,FINASIM, FACP yang telah habis masajabatannya usai menjadi Ketua Umum PBPAPDI selama dua periode.

Pagi hari menjelang siang, HaloInternis berkesempatan untuk berbincangsejenak dengan Prof. Idrus, usai priayang tengah menjabat sebagai KetuaPAPDI JAYA ini mengikuti sesi simpo-sium. Di tengah keriuhan suasana pam-eran, pria kelahiran Palembang, tanggal22 Maret 1962, menjawab pertanyaandengan tenang dan tutur kata teratur.Berikut petikan pembicaraan tersebut.

Selamat Prof, atas terpilihnya Profsebagai Ketua Umum PB PAPDI peri-ode selanjutnya.

Terima kasih. Ini lebih merupakan ke-percayaan untuk menjalankan tugas yangberat dan kompleks PAPDI.

Apa program kerja periode kepe-ngurusan baru ini sekaligus tantang-annya?

Ada beberapa isu di PAPDI, baik dilingkup internal dan eksternal. Isu internaladalah fragmentasi di bidang penyakitdalam dengan berbagai sub spesialisasi.Kami tentu saja ke depan tetap berkomit-men untuk mempertahankan keutuhanpenyakit dalam.

Isu lain dalam skala nasional adalahmengenai Sistem Jaminan Sosial Nasio-nal (SJSN). Kemudian mengenai dokterasing tentunya kita harus sikapi denganhati-hati jangan sampai nanti hal ini justrudapat mengganggu tatanan yang sudahada.

Tentu saja kita harus melakukan ka-jian terhadap isu-isu tadi dan menyiapkantim ad hoc untuk menghadapi berbagaihal baik untuk SJSN atau menyongsongAFTA 2015.

Program-program ke depan yangakan dilakukan, pertama adalah konsoli-dasi anggota, melanjutkan apa yang telahdirintis ketua PB PAPDI sebelumya, Dr.Aru Sudoyo.

Selanjutnya adalah peningkatan kom-petensi para internis, melalui ContinuingProfessional Development (CPD) atau

kegiatan peningkatan keilmuan, karenamemang merupakan tanggung jawab kitauntuk meningkatkan kompetensi. Nanti-nya, internis dari daerah atau tempat ter-pencil akan mendapatkan prioritas untukmengikuti kegiatan simposium.

Hal lain lagi adalah meningkatkan ker-ja sama termasuk lintas profesi, denganIDI atau kelembagaan terkait dan kerja-sama ini akan terus kita bina.

Kerja sama dalam lingkup regional, ki-ta telah menjajakinya dalam Asean Fede-ration of Internal Medicine (AFIM) danMei tahun depan kami diundang oleh Phi-lippine College of Physicians (PCP) da-lam pertemuan untuk membuat kerjasa-ma dengan negara-negara ASEAN. Ke-mudian dijalin juga kerjasama pada ting-kat internasional dengan International So-ciety of Internal Medicine (ISIM) danAmerican College of Physicians (ACP).Bahkan kami telah menjajagi untuk mem-buat ACP chapter di Asia Tenggara, kare-na model yang ada di Amerika itu hampirsama dengan kita. Benchmark kita antaralain American Board of Internal Medicine(ABIM), jadi baik sekali jika kita bekerjasama dengan ACP.

Yang tidak boleh dilupakan, keberada-an PAPDI seyogyanya dirasakan olehmasyarakat. Masyarakat harus mengenalperan PAPDI melalui CSR, public relationPAPDI, yang juga bekerja sama denganmedia cetak maupun elektronik.

Tidak kalah penting, PAPDI harus di-rasakan manfaatnya oleh seluruh anggo-ta, terutama untuk anggota yang bertu-gas di daerah terpencil. PAPDI akanmemperhatikan mereka, baik itu dalamperspektif keilmuan maupun hal lain.Upaya PAPDI lain untuk anggota di an-taranya jika terjadi kasus yang berlanjutke ranah hukum, kami turut memikirkanadanya advokasi. Pada dasarnya, dapatsaya katakan, pengurus PAPDI adalahpelayan karena kami memberikan pela-yanan kepada masyarakat dan anggota.

Apa tantangan terberat dan bagai-mana langkah PAPDI untuk melaksa-nakan berbagai program tersebut?

Tentu saja banyak masalah yang di-hadapi PAPDI. Kami akan bersinergi da-lam menjalankan kepengurusan ini. Ber-bagai kegiatan akan kami siapkan dalamwaktu dekat. Kami akan membuat time

table bahkan untuk satu tahun ke depan. Terdapat lebih dari 2.500 anggota

PAPDI yang tersebar di seluruh Indo-nesia. Sekali lagi ini pekerjaan yang cu-kup berat, tapi saya percaya dengan ban-tuan dari pengurus cabang, mudah-mudahan tugas ini menjadi lebih ringan.

Bagaimana dengan program road-show ke daerah-daerah?

Roadshow akan tetap kami jalani, ka-rena ini merupakan bagian dari konsoli-dasi internal. Tujuan utamanya adalahkami memberikan pembekalan CPD, tapipada saat yang bersamaa kita melakukankonsolidasi secara organisasi. Kita ber-bincang untuk melihat masalah dan kebu-tuhan daerah serta hal-hal yang akankami bantu.

Bagaimana tentang hubunganPAPDI dengan organisasi profesi lain,terkait hal-hal yang masih belum sela-ras?

Pada prinsipnya, PB PAPDI itu terbu-ka, artinya kalau memang ada masalahbersama, juga harus dilakukan evaluasibersama. Jadi mari kita duduk, dan kitalihat ada persamaan. Filosofinya adalahkita saling menghargai sesuai dengankompetensi masing-masing. Jadi tidakada suatu organisasi profesi yang mena-fikan kemampuan organisasi lain sesuaidengan kompetensi yang telah dicapai.Kalau memang telah mencapai level ofcompeten tertentu yang harus dimiliki,maka harus dianggap mampu untuk me-nangani kasus-kasus penyakit. Sekalilagi, dasarnya adalah kompetensi.

Menjadi Ketua Umum PB PAPDI,berarti harus menyisihkan waktu un-tuk organisasi. Sudah siap dengan halini, Prof?

Sebenarnya sebelum menjadi KetuaPB PAPDI, saya juga (menjadi Ketua-red)di PAPDI JAYA. Itu juga sudah menyitawaktu. Kalau di PB, ruang lingkupnya me-ngenai kebijakan sedangkan cabang le-bih banyak masalah-masalah yang sifat-nya teknis. Tapi, (menjadi Ketua Cabang)juga cukup repot.

Pada dasarnya, yang terpenting ada-lah menyusun tim kerja yang solid. De-ngan kerjasama saya yakin semua tugasakan menjadi lebih ringan. (HI)

715 Desember 2012

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

8 15 Desember 2012

Sebuah tugas berat diberikan kepa-da DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, M.Epid. Dalam puncak si-dang pleno Kongres Nasional

Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indo-nesia di Medan Jumat (14/12), yang ber-akhir dini hari, sidang sepakat mengang-kat dokter kelahiran Bandung, 15 Oktober1961 sebagai Ketua Kolegium Ilmu Pe-nyakit Dalam (KIPD) periode 2012-2015.

”Ini merupakan amanah meski sayakatakan ini beban pekerjaan yang berat,yang bahkan barangkali tidak diminati ba-nyak orang,” ujar Dr. Ati ketika diberikanucapan selamat oleh Halo Internis. ”Tapi,demi kualitas pendidikan spesialis dan

subspesialis penyakit dalam, harus adayang bersedia untuk mengawal pendi-dikan.”

Tugas kolegium memang tidak main-main. Seperti yang dikatakan ahli geriatriini, kolegium memiliki peran dalam men-gawal dan menjaga mutu lulusan dokterspesialis dan sub spesialis penyakit da-lam. Jika dijabarkan sebagai hal teknis,maka kolegium harus membuat standarkompetensi, memantau dan memonitorpelaksanaannya, untuk selanjutnya mela-kukan evaluasi atas hasil yang dicapai.

”Tentunya kolegium tidak bekerja sen-diri, melainkan bekerja sama dengan pro-gram studi, karena program studi yang

mendidik peserta pendidikan. Kolegiummenyusun kurikulum dan memastikan di-jalankan dengan baik oleh program studi.Jadi perlu ada sinergi antara kolegiumdan program studi,” ujar Dr. Ati.

Ia mengatakan, evaluasi terhadapakreditasi, beberapa menunjukkan hasilyang kurang memuaskan. Untuk itu, ha-rus dilakukan berbagai pembenahan ter-utama dalam hal manajemen pendidikan.

”Meski tidak mudah, ada beberapa halyang harus dilakukan,” ujar dokter yangmengambil pendidikan geriatri di Australiaini. Pertama, melakukan revisi terhadapstandar kompetensi yang telah dibuatbaik untuk spesialis maupun sub spesia-lis. Kedua, membantu program studi da-lam memperbaiki manajemen pendidikanagar mutu lulusan dapat dijaga. Bentukyang dilakukan dapat berupa course danpemantauan ke lapangan apakah saran-saran kolegium saat akreditasi telah di-jalankan oleh program studi tersebut.

Hal lain yang akan dilakukan kolegiumbersama PAPDI adalah menyelesaikanpermasalahan di tingkat yang lebih makroterkait sub spesialisasi dengan advokasike berbagai pihak baik internal maupuneksternal. ”Saya percaya bahwa tidak adamasalah yang tidak selesai, asalkan adaniat baik. Ini memang harus kita per-juangkan, baik internal, eksternal, ke atas,dan ke bawah,” ujarnya optimis. ”Tujuandokter adalah meningkatkan derajat kese-hatan masyarakat melalui pendidikanyang baik. Jadi, mari berlomba memper-baiki pendidikan kita. Harapannya adalahkualitas pendidikan yang baik.”

Ia mengatakan, hal yang dihadapi sa-ngat serius. ”Ini tantangan besar. Tapi jikadilakukan bersama-sama, saya yakinpasti bisa,” ujarnya. Komitmen, sangat di-butuhkan untuk menjalankan tugas. ”Ka-lau tidak ada komitmen maka sulit untukberjalan dengan baik,” ujarnya. Selain ko-mitmen, yang diperlukan adalah visi yangdilaksanakan secara disiplin, passion,dan conscience. Selamat menjalankantugas, Dokter Ati. (HI)

DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, M.EpidKetua Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) 2012-2015

Mengawal Pendidikan Penyakit Dalam

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

915 Desember 2012

Galla Dinner KOPAPDI XV Medan

Dr. Eko Sudarmo Dahad Prihanto,SpPD, FINASIM - Maluku Utara

Secara keseluruhanacaranya baik danlancar. Cuma shut-tle busnya kurangbanyak dan kuranginformatif, sehinggacukup menyulitkanmoving antar hotel.Harapan saya,

KOPAPDI berikut dapat bisa ditampungdalam satu venue.

Dr. Nur Albar, SpPD, FINASIM -Gorontalo Dalam sidang-si-dang komisi, yangkebetulan saya dikomisi 1, sidang sa-ngat dinamis danseru. Banyak ga-gasan yang kons-truksif. Apa yangsudah diusulkan pada Konker lalu diBatam diputuskan di sidang ini, tapi jugamasih ada gagasan-gagasan lain yangmuncul. Untuk KOPAPDI berikut, semogakegiatan bisa dikonsentrasikan dalam sa-tu tempat sehingga tidak terpisah-pisah.

Dr. Suprapto, SpPD, FINASIM -Semarang

Acaranya sih sudahbaik ya, cuma tem-pat memang terlalujauh antar satu danyang lain. Belum la-gi kalau siang ma-cet. Sampai jadinyaada yang malaskesana atau kema-

ri. Untuk yang akan datang sebaiknyaberada satu tempat atau boleh juga duatempat tapi berdekatan sehingga denganjalan kaki pun bisa dijangkau.

Dr. Zulrifqi, SpPD - KalimantanSelatan - TengahKarena tempat terpisah, macet dan sem-pat ada demo kemarin, jadi perencanaan

kita jadi terlambat.Informasi tentangworkshop juga ku-rang memadai, bah-kan tidak ada di bu-ku kecil, adanyamalah di announce-ment. Lalu masalahjadwal, ke depansaya harap jadwal olahraga dan work-shop tidak berdekatan, kalau bisa work-shopnya agan siangan lah. Jadi setelahikut acara olahraga masih tidak terlambatmengikuti workshop.

Dr. Oey Tjeng Sien, SpPD -BalikpapanAcaranya bagus.Cuma masalahmakan siang selalutelat. Mengenai ser-tifikatnya juga kelarsimposium sudahbisa diambil, inimalah masih nung-gu dua jam. Untuktempat ke depan kalau tidak bisa satutempat yang minimal deketan.

Dr. Elfiani, SpPDFINASIM - Jambi Kita agak susah ka-rena kongresnyatersebar di dua ho-telnya. Ditambahworkshop dan sim-posium jadwalnyabersamaan, jadi kitakerepotan untuk bisa ikut dua-duanya. Kedepan kalau bisa simposium dan work-shop jadwalnya dibedakan, misal pagiSimposium, siang workshop. Seperti diPIN itulah.

Dr. LeonardPerlindungan,SpPD, FINASIM- Kalimantan BaratInformasi tentangtempat dan jadwalworkshop kurang

memadai. Banyak yang mengeluhkan ti-dak tahu dimana dan kapan workshop-nya. Juga masalah tempat kegiatan yangterpisah. Kalau menginapnya di pisah ti-dak masalah, tapi kegiatan kalau bisa di-satukan dalam satu tempat. Jadi kita mu-dah memilih-milih kegiatan.

Dr. Rudy Dwi Laksono, SpPD -PapuaJarak antar hotel ya.Apalagi siang haridari Marriot menujuAston, jalanan bia-sanya sudah mulaimacet dan muter la-gi. Tapi memang Pe-sertanya sangat ba-nyak ya jadi kalaudijadikan satu venue juga kayaknya su-sah. Jadi ya nanti kalau tidak bisa satutempat sebisa mungkin yang berdekatan.Untuk topik-topik sih bagus-bagus apalagibagi kami yang di daerah, jadi kalau bisake depan dipertahankan.

Dr. Suhartono Notosuwano, SpPD- SurabayaAcara ilmiahnya sa-ya lihat lancar-lan-car aja. Kalau punsempat ada kenda-la itu kan karenaada macet danrame-rame demokemarin. Kalau itutadi ga ada, sebe-narnya pasti lancar-lancar saja. Semogake depan tidak pas ada acara demo-demo seperti itu yang bikin macet.

Dr. Deddy Rizki - Aceh Acaranya cukuppadat sehingga kitaagak kuwalahan ju-ga mengikutinya.Padahal topiknyabagus-bagus. Be-lum lagi kita dibagidua hotel, semen-tara jalanan agakmacet juga. Jadinyakadang ada simposium atau workshopyang mau diikuti jadi ga bisa. Sebenarnyaga terlalu masalah dibagi dua hotel kalaumemang tidak ada macet sih. (HI)

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

10 15 Desember 2012

Kata Mereka Tentang KOPAPDI XV Medan

Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS

1115 Desember 2012

Jeprat-jepret KOPAPDI XV Medan

Halo INTERNIS Highlight KOPAPDI XV Medan

12 15 Desember 2012

Kongres NasionalPAPDI XV telah usai.Perhelatan internisse-Indonesia terakbar

ini, bukan hanya sukses memil-ih ketua umum periode 2012-2015, tapi juga berhasil menen-tukan tempat kongres selan-jutnya.

Persaingan cabang-cabanguntuk menjadi tuan rumah ko-ngres, ternyata jauh lebih se-ngit dari proses pemilihan ke-tua umum baru. Mekanismenyadiawali dengan biding. Sejumlah daerahmenyampaikan persentase tentang ke-siapannya. Cabang Bandung, Makassardan Surakarta sejak hari perdana kong-res PAPDI XV, sudah gencar melakukanpromosi keunggulan daerah masing-ma-sing. Mereka membagi-bagikan brosur,booklet dan souvenir. Tujuannya untukmenarik simpati agar dipilih menjadi tuanrumah KOPAPDI XVI.

Semula muncul nama enam cabangyang siap menjadi tuan rumah KOPAPDIXVI mendatang. Masing-masing Ban-

dung, Makassar, Surakarta, Semarang,Surabaya dan Bali. Peserta kongres jugaramai membahas keunggulan daerahenam cabang tersebut. Topografi daerah,fasilitas pendukung dan sarana trans-portasi menjadi topik bahasan pentingbagi peserta kongres.

Namun, saat pelaksanaan biding da-lam sidang pleno KOPAPDI XV, nama ca-bang Surabaya, Bali dan Semarang hilangdari peredaran. Sementara Bandung,Makassar dan Surakarta semakin santerdi kalangan peserta kongres. Tidak dike-

tahui apa yang menjadi penyebab namatiga cabang itu raib dari peredaran. Konondisebut-sebut untuk memberi kesempatankepada cabang lain yang belum pernahmenjadi tuan rumah.

Ketika pelaksanaan bidding, cabangBandung mempertontonkanslide keunggulan fasilitas dae-rah. Berbagai hotel bintang li-ma, berikut fasilitas pendukung-nya dipaparkan secara rinci.Sarana transportasi pendukungjuga digambarkan dengan gam-blang. Tak hanya itu, Bandungjuga mempromosikan pesonakeindahan alam yang naturaldisertai aneka tempat berbelan-ja murah hingga mengingatkanpeserta tentang Paris Van Java.

Makassar dan Surakarta ju-ga memaparkan kesiapannya.

Kedua cabang ini memberi penjelasantentang keunggulan daerah berikut fasili-tasnya. Sayangnya, setelah biding dilak-sanakan, kedua cabang ini kurang men-dapat respon peserta kongres. Hal itu di-buktikan saat pemilihan yang digelar de-ngan cara voting. Dari 33 cabang yangmemiliki hak suara, 20 mendukung Ban-dung, 9 Makassar dan 4 untuk Surakarta.Hasil voting ini menempatkan Bandungmenjadi tuan rumah KOPAPDI XVI 2015mendatang. Dugi Kapapanggih (sampaijumpa) KOPAPDI XVI di Bandung! (HI)

Liga KOPAPDI XV berakhir sukses.Skuad Sumatera Utara gagal meraihjuara setelah kalah dalam adu finalti

di putaran final melawan Manado. Pertan-dingan yang digelar di Stadion Mini USU inimendapat perhatian dokter-dokter internisdari seluruh cabang PAPDI se-Indonesia.

Sumatera Utara dan Manado merupa-kan dua skuad yang sejak awal liga sudahdiperhitungkan akan bertemu babak final.Kedua tim bermain sangat baik hingga me-laju final.

Saat pertandingan final, keduanya me-nampilkan pola permainan yang menarik.Bola-bola pendek diselingi umpan lambungkerap membuat gemuruh dari ratusan in-ternis yang menonton. Sayangnya, sampaiakhir turun minum babak kedua, masing-

masing tim tidak berhasil mencetak gol.Pertandingan dilanjutkan dengan pe-

nambahan waktu. Namun, lagi-lagi keduatim tidak berhasil membuahkan gol hing-ga memaksa wasit memutuskan adufinalti yang dimenangkan Manado de-ngan skor 5-4.

Sedangkan pemain pencetak gol ter-banyak yakni dr Fahmi dari SumateraUtara. Ia berhasil mencetak 7 gol selamapertandingan.

Koordinator liga KOPAPDI XV, AKBP DrZulkhairi SpPD, FINASIM, MKes banggadengan sportivitas yang ditunjukkan pe-main saat pertandingan. ”Alhamdulillahsukses, tidak ada halangan. Semuanyalancar,” katanya.

Ia berharap saat KOPAPDI XVI di

Bandung, pertandingan juga bisa dilak-sanakan seperti di Sumatera Utara. ”Sayaberharap pertandingan liga KOPAPDImendatang, dapat menggunakan sistemjumpa agar persahabatan, kekeluargaandan persaudaraan sesama anggota PAPDIsemakin erat,” ujarnya.

Di event tenis lapangan, Bali-2 berhasilmerebut juara pertama. Pasangan Dr IDewa Putu Surawan SpPD dan Dr GdeSomayana SpPD mampu menaklukanpemain utusan cabang-cabang PAPDI lain-nya. Sedangkan juara II direbut pasanganDr Tatar Sumandjar SpPD-KPTI, FINASIMdan Dr Indarji Dwimulyawan dari Solo.Juara III juga direbut pasangan ganda Soloyakni Dr Suradi Maryono SpPD-KHOM,FINASIM dan Dr Budi Haryanto. (HI)

Presentasi Bidding peserta dari Bandung.

Dugi Kapapangih KOPAPDI XVI Bandung

Manado Juara Liga KOPAPDI XV Tenis Direbut Solo