13
HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU STUDI APLIKATIF) Anelda Hetis Endiana Alaukari Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta Abstrak Perubahan zaman tidak dapat dipungkiri memberi pengaruh atas manusia dalam menampilkan membentuk sikap hidupnya. Zaman ini disebut orang sebagai era globalisasi. Dalam perkembangan zaman, kebudayaan manusia terus mengalami perubahan, termasuk standar moral dan nilai-nilai moral. Dengan perubahan zaman, maka kehidupan manusia pun semakin berubah. Sesungguhnya manusia perlu memiliki hidup yang benar, tetapi oleh karena dengan perubahan zaman, maka manusia mengalami kemerosotan dalam kesucian hidup. Oleh karena itu, supaya manusia dapat mengalami hidup yang benar, maka jalan terbaik yang perlu ditempuh oleh orang-orang percaya adalah mesti kembali kepada sumber hidup yang benar, yakni Yesus Kristus (bnd. Yoh. l7:l7). Hal ini berarti Kristuslah satu- satunya yang dapat menolong setiap orang untuk memiliki hidup yang benar. Hidup yang benar mesti ditandai dengan iman. Penekanan iman di sini adalah percaya sungguh-sungguh kepada Kristus Yesus. Tetapi iman tidak bisa terlepas dari perbuatan oleh karena perbuatan merupakan bagian dari iman artinya orang percaya yang beriman kepada Tuhan perlu melakukan perbuatan yang baik. Yakobus mengemukakan, bahwa, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati (2:17). Untuk itu jika mau supaya orang percaya tetap memiliki hidup yang benar, maka semestinya beriman yang serius kepada Kristus dalam melakukan perbuatan yang baik terhadap sesama manusia (bnd. 1:27) terlebih terhadap Tuhan (bnd. I Tim. 4:8). Dewasa ini, orang percaya atau manusia pada umumnya telah hilang kehidupan yang benar bersama Tuhan, maka tanggung jawab pelayan Tuhan adalah berupaya untuk menolong mereka supaya dapat berserah dan bersandar kepada sumber hidup yang benar, yakni Kristus Yesus (bnd. Yoh. 14:6). Ir. Amin Tjung, M. Div Edison Djama, S. Th

HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS

(SUATU STUDI APLIKATIF)

Anelda Hetis Endiana Alaukari

Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Abstrak

Perubahan zaman tidak dapat dipungkiri memberi pengaruh atas manusia

dalam menampilkan membentuk sikap hidupnya. Zaman ini disebut orang sebagai era

globalisasi. Dalam perkembangan zaman, kebudayaan manusia terus mengalami

perubahan, termasuk standar moral dan nilai-nilai moral.

Dengan perubahan zaman, maka kehidupan manusia pun semakin berubah.

Sesungguhnya manusia perlu memiliki hidup yang benar, tetapi oleh karena dengan

perubahan zaman, maka manusia mengalami kemerosotan dalam kesucian hidup. Oleh

karena itu, supaya manusia dapat mengalami hidup yang benar, maka jalan terbaik

yang perlu ditempuh oleh orang-orang percaya adalah mesti kembali kepada sumber

hidup yang benar, yakni Yesus Kristus (bnd. Yoh. l7:l7). Hal ini berarti Kristuslah satu-

satunya yang dapat menolong setiap orang untuk memiliki hidup yang benar.

Hidup yang benar mesti ditandai dengan iman. Penekanan iman di sini adalah

percaya sungguh-sungguh kepada Kristus Yesus. Tetapi iman tidak bisa terlepas dari

perbuatan oleh karena perbuatan merupakan bagian dari iman artinya orang percaya

yang beriman kepada Tuhan perlu melakukan perbuatan yang baik. Yakobus

mengemukakan, bahwa, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada

hakikatnya adalah mati (2:17). Untuk itu jika mau supaya orang percaya tetap memiliki

hidup yang benar, maka semestinya beriman yang serius kepada Kristus dalam

melakukan perbuatan yang baik terhadap sesama manusia (bnd. 1:27) terlebih terhadap

Tuhan (bnd. I Tim. 4:8).

Dewasa ini, orang percaya atau manusia pada umumnya telah hilang kehidupan

yang benar bersama Tuhan, maka tanggung jawab pelayan Tuhan adalah berupaya

untuk menolong mereka supaya dapat berserah dan bersandar kepada sumber hidup

yang benar, yakni Kristus Yesus (bnd. Yoh. 14:6).

Ir. Amin Tjung, M. Div

Edison Djama, S. Th

Page 2: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBARAN PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKAN ....................................... ii

LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ........................................... iii

LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ iv

ABSTRAKSI .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xx

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ l

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 4.

D. Pentingnya Penulisan ........................................................................................... 4

E. Hipotesis ................................................................................................................. 4

F. Ruang Lingkup Penulisan .................................................................................... 5

G. Metode Penulisan ................................................................................................. 5

H. Defenisi istilah ...................................................................................................... 5

I. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 6

BAB II LATAR BELAKANG SURAT YAKOBUS

A. Penulis ................................................................................................................... 7

B. Waktu dan tempat penulisan Surat Yakobus ..................................................... 11

C. Alamat Surat Yakobus .......................................................................................... 13

D. Kehidupan jemaat di perantauan ........................................................................ 14

E. Tujuan penulisan Surat Yakobus ......................................................................... 17

F. Garis-garis besar Surat Yakobus .......................................................................... 18

BAB III HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS

A. Cara Melihat Kehidupan yang Benar ................................................................. 20

1. Melihat pencobaan sebagai suatu kebahagiaan (Y ak. 1:2-5) ................. 20

a. Ketekunan (Yak. 1:3) ...................................................................... 21

b. Kematangan ( Yak. 1:4a) ................................................................ 23

c. Sempurna dan utuh. 1:4c) .............................................................. 24

d. Meminta hikmat dari Allah dalam iman (Yak. 1:5) ..................... 25

2. Cara mengatasi kesulitan yang benar (Yak.l) .......................................... 26.

a. Menghadapi pencobaan dan ujian yang benar (Yak.1:12-18).27

b. Menjadi pelaku Firman (Yak.1:19-27) ........................................... 28

Page 3: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

c. Bersabar dalam penderitaan (Yak. 5:7-11) .................................... 31

3. Cara Menghadapi sesama manusia yang benar ...................................... 34

a. Tidak memandang muka (Yak. 2:1-13) ......................................... 34

b. Memperingatkan orang kaya (Yak. 5:1-6) ..................................... 36

c. Harus menguasai lidah (Yak. 3:142) ............................................. 37

d. Dapat mengendalikan hawa nafsu (Yak. 4: 1-10) ........................ 39

e. Tidak memfitnah (Yak. 4:11-12) .................................................... 40

f. Tidak melupakan Tuhan dalam setiap rencana (Yak.4:13-17).42

g. Saling mendoakan (Yak.5:12-20) ................................................... 43

BAB IV APLIKASINYA BAG! ORANG PERCAYA

A. Memiliki sikap yang benar ............................................................................ 46

B. Memiliki iman dan perbuatan......................................................................... 52

C. Memiliki penguasaan diri .............................................................................. 54

D. Hidup dalam Firman Tuhan .......................................................................... 55

E. Saling mendoakan ........................................................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 59

B. Saran ....................................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62

BIODATA ........................................................................................................................ 64

Page 4: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan membahas secara berturut-turut: Latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, pentingnya penulisan, hipotesis, ruang

lingkup penulisan, penjelasan judul, dan sistematikan penulisan.

Latar Belakang Masalah

Pada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada Allah di dalam

Yesus Kristus, harus memahami pentingnya hidup yang benar untuk direalisasikan.

Kehidupan manusia seharusnya suci, karena hidup adalah anugerah Allah dan Allah

menuntut manusia untuk hidup menurut kehendak Allah. Akan tetapi, kenyataannya

manusia gagal dan tidak mampu mewujudkan hidup yang benar itu. Mengenai hal ini,

Donald S. Whitney menulis,

Banyak orang yang mengaku dirinya Kristen teryata hidupnya tidak disiplin

dalam hal rohani, akibatnya kehidupan Kristennya tidak banyak menghasilkan

buah dan menjadi lemah. Mereka mendisiplin diri dalam hal lain, misalnya

mengejar prestasi kerja dalam bidang usaha, tetapi sedikit sekali mendisiplin diri

dalam mengejar kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah.1

Dalam Yakobus 2:10-11 dinyatakan bahwa barangsiapa menuruti hukum itu

tetapi mengabaikan satu bagian dari hukum itu ia bersalah terhadap seluruhnya. Oleh

sebab ia yang mengatakan: “Jangan berzinah”, ia mengatakan juga: “Jangan

membunuh”. Jadi jika seseorang tidak berzina tetapi ia melakukan pembunuhan, maka

ia menjadi pelanggar hukum juga. Fakta membuktikan bahwa saat ini banyak orang

Kristen yang hidupnya tidak benar lagi: mengucapkan perkataan yang tidak senonoh,

berbohong, menyalahgunakan jabatan yang dipercayakan kepadanya, yaitu

menjadikan kesempatan itu untuk berbuat yang tidak benar, antara lain: korupsi,

kompromi dalam dosa, terlibat dalam kejahatan, pembunuhan, pemerkosaan,

perjudian, suka hal-hal yang porno yang membawa pikiran-pikiran kepada hal yang

negatif, perselingkuhan yang menyebabkan perceraian.

Selain itu, ada pula hamba Tuhan yang hanya pandai berkhotbah kepada jemaat

(di atas mimbar), namun kehidupannya sehari-hari masih terikat dengan dosa dan

tidak menjadi teladan bagi orang lain, khususnya bagi jemaat. Hal itu berarti, hamba

Tuhan tersebut tidak memiliki kredibilitas hidup yang baik dan pikiran yang jernih

serta motivasi yang benar dalam melayani Tuhan. Kenyataan ini terungkap ketika

1 Donald s. whitney, 10 pilar penopang kehidupan Kristen (Jakarta:LLB, 1997),hlm.19

Page 5: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

diadakan konseling pribadi seperti yang dihimpun oleh majalah NARWASTU tahun

2002, yang mengisahkan tentang seorang pendeta yang memperkosa seorang janda.2

Kenyataan di atas membuktikan bahwa setelah kejatuhan, manusia tidak Iagi

mampu untuk mencerminkan peta dan teladan Allah, tetapi menunjukkan suatu sikap

hidup yang bertolak belakang dengan kehendak Allah. Dengan demikian, manusia

tidak Iagi melakukan kebenaran, tetapi semata-mata memiliki keinginannya untuk

berbuat dosa. “Perbuatan baik” yang ditunjukkan oleh seseorang hanya merupakan

suatu “kebaikan relatif", menurut ukuran manusia. Suatu perbuatan disebut “baik”,

apabila memenuhi tiga syarat, yakni dilakukan berdasarkan hukum yang benar, iman

yang benar, dan motivasi yang benar. Hal itu berarti bahwa hanya orang yang sudah

tersentuh oleh kasih karunia Allah di dalam Tuhan Yesus saja yang dapat melakukan

hal itu. Kasih karunia itulah yang memulihkan manusia kembali kepada posisi yang

seharusnya dalam rencana Allah.

Dengan demikian, mereka yang telah menikmati kasih karunia Allah (orang

percaya) dituntut untuk memiliki hidup yang benar dalam hubungannya dengan Allah,

sesama, diri sendiri, dan dunia (tempat di mana manusia diberi kuasa untuk mengolah,

memanfaatkan, dan melestarikannya). Berkaitan dengan hal ini, Sinclair B. Ferguson

menyatakan, “Mereka yang hidup tanpa mempraktikkan kebenaran bukan hanya

sedang berlaku sebagai orang Kristen murahan; melainkan mereka berlaku sebagai

orang yang sama sekali bukan Kristen."3

Selanjutnya, Yakobus menegaskan kebenaran ini dengan menganjurkan agar

orang punya bertekun dalam cara hidupnya. Di dalam Yakobus 2:17 tercatat bahwa jika

iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.

R. C. Sproul menyatakan,

Iman yang demikian tidak membenarkan seorang pun, oleh karena iman itu

tidak hidup. Iman yang hidup menghasilkan perbuatan-perbuatan baik, tetapi

perbuatan-perbuatan baik itu bukan merupakan dasar dari pembenaran. Hanya

usaha yang telah dicapai oleh Yesus Kristus yang dapat membenarkan orang

bcrdosa.4

Iman yang membenarkan, adalah iman yang sungguh-sungguh menggerakan

seseorang supaya bertindak sesuai dengan komitmen iman dan kebenaran, sehingga

orang percaya dituntut untuk memiliki pola hidup yang benar, sesuai dengan perintah

Tuhan dan hidup yang demikian sangat cocok dengan prinsip Alkitab bahwa iman dan

perbuatan harus berjalan bersama. Iman Kristen yang benar harus terlihat dalam

2 NARWASTU (Jakarta: narwastu Murni, 2002), hlm.17 3 Sinclair B. Ferguson, Khotbah Di Bukit (Surabaya: Momentum, 2002), 33 4 R. C. Sproul, Kebenaran-kebenaran Dasar iman Kristen (Malang: SAAT, I997), hlm. 256

Page 6: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

perbuatan yang benar: perbuatan kebenaran, perbuatan keadilan, dan perbuatan

kemurahan. 5

5 Pola Hidup Kristen (Jakarta: Gandum Mas, 1997), him. 282

Page 7: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

BAB II

LATAR BELAKANG SURAT YAKOBUS

Surat Yakobus adalah surat yang tergolong “surat-surat umum” yang

merupakan Amsal PB karena penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk

menjalankan kehidupan Kristen yang sejati atau kehidupan yang benar dengan gaya

penulisan yang tegas dan tepat.6 Secara teliti surat ini juga menyingkapkan bagaimana

iman yang disesuaikan dengan tingkah laku. Melalui latar belakang ini surat Yakobus

akan dibahas mengenai penulis, waktu dan penulisan, alamat yang ditujukan,

kehidupan jemaat di perantauan, garis-garis besar serta tujuan surat Yakobus.

Penulis

Penulis surat Yakobus tidak memperkenalkan dirinya dengan jelas, kebanyakan

kitab PB mengandung beberapa petunjuk yang memungkinkan dapat menjawab siapa

penulisnya. Dalam Alkitab PB, ditemukan beberapa orang yang bernama Yakobus.

Memang Yakobus adalah merupakan nama yang sangat umum dipakai di mana itu

diantaranya orang-orang Yahudi dan seorang yang beranama Yakobus yang

digambarkan sebagai “Seorang hamba Allah dan Yesus Kristus.” Drs.M.E. Duyverman

menyatakan, bahwa ada 5 orang yang bernama Yakobus dalam PB: Yakobus, anak

Zebedeus (Mrk. l:19; 3:17; 5:37; 10:35, 41; Kis. l:13; 12; 2 dll) Yakobus, anak Alfeus (Mrk.

3:18; Mat. 10:3; Kis. l:l3) Yakobus muda (Mrk. l 5:40; 6: 1) Yakobus ayah Rasul Yudas

(Luk. 6:16; Kis. l:13) dan akhirnya Yakobus saudara Yesus (Mrk. 6:3; Kis. 12:17; 15:l3;

21:18; Gal. l:l9; 2:9, 12; I Kor. 15:7).7

Berdasarkan keterangan di atas, sulit untuk menentukan penulis surat Yakobus

sebab banyak teolog yang bertentangan dengan penulis surat ini. Menurut J. Silow

Baxter menjelaskan bahwa ada 4 orang saja yang bernama Yakobus dalam PB. Kelima

nama itu, Yakobus anak Zebedeus dan Yakobus muda yang tidak termasuk.8

Kebanyakan orang sependapat dengan nama ini. Namun tidak ada cukup bahan-bahan

untuk mengambil kesimpulan yang pasti, sehingga pada akhir abad ke-4 barulah surat

ini mendapat kedudukannya menjadi lebih teguh dalam kanon.

Dari keterangan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Yakobus murid Tuhan Yesus (saudara Yohanes) dan Yakobus saudara Yesus. Dari

kedua nama ini, umumnya ahli-ahli Alkitab lebih condong pada kenyataan bahwa

surat ini ditulis oleh Yakobus saudara Tuhan Yesus (Yak 1; Mat. 13:55; Mrk. 6:3; Gal.

1:19).9 Dengan alasan bahwa Yakobus murid Yesus (saudara Yohanes) mati syahid pada 6 Tim Penyusun, Alkitab penuntun, (LAI, I998), hlm. 2084

7 Drs.M.E.Duyverman Pembimbin Ke Dalam PB (Jakarta:BPK Gunung Mulia,1987), Hlm.150 8 ibid 9 Doreen Widjana, Surat Yakobus, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis,2002), Hlm. 5

Page 8: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

tahun 44 M (Kis. l:1-3) dan ia tidak terlalu memainkan peranan penting dalam cerita

jemaat mula-mula tentang Kisah Para Rasul, sedangkan Yakobus dan Yerusalem

(saudara Yesus) yang kelihatannya menjadi terkenal. Ia termasuk seorang tokoh utama

dalam Kisah Para Rasul dan juga dalam tulisan Paulus, ia berada dalam kedudukan

yang lebih baik untuk menulis kepada orang-orang Kristen lain tanpa memerlukan

pengantar lain kecuali namanya sendiri'.10 Karangan yang memakai nama tersebut

sebagai penulis, terlihat seorang yang cukup terkenal dan berwibawa di kalangan

sidang pembaca. Tetapi, penjelasan di atas ada kontradiksi dengan pendapat Dr. C.

Groenem Ofm bahwa, satu-satunya Yakobus yang secara dapat dicalonkan sebagai

penulis (Yak. 1:1) ialah Yakobus saudara Tuhan, kepada jemaat perdana di Yerusalaem.

Yakobus itu sama dengan Yakobus saudara Yesus yang disebut dalam Mrk.6:3 dan Mrk

15:14. Namun ada keberatan karena dilihat dari tahun penulis (menurut tradisi

dibunuh pada tahun 62 M), bagaimana mungkin Yakobus secara halus dan tepat dan

bagaimana mungkin Yakobus saudara Yesus, yang seumur hidup tinggal di Palestina

dapat mengetahui bahasa Yunani secara halus dan tepat dan bagaimana mungkin

Yakobus hanya dua kali menyebut nama Yesus (Yak. 1:1; 2:1).

10

John Drane, Memahami Perjanjiian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), Hlm. 467

Page 9: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

BAB III

HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS

Dalam bab ini akan dibahas tentang cara melihat kehidupan yang benar, cara

mengatasi kesulitan dengan benar dan cara menghadapi sesama manusia.

A. Cara Melihat Kehidupan Yang Benar

Kehidupan manusia adalah kehidupan yang dijalani menurut prinsip-prinsip.

Prinsip ini diambil dari sifat Allah melalui Alkitab yaitu hidup selalu bersekutu dengan

Kristus (l Tes. 5:10), hidup di dalam terang (l Yoh. 1:7) dan taat pada perintah-perintah

Allah serta keinginan untuk hidup seperti Kristus telah hidup (Yoh. 2:6).

Sebagai orang percaya hidup pasti mempunyai pengharapan. Pengharapan di

dalam Perjanjian Lama akan kehidupan yang benar telah dipenuhi dengan eskatologi

Perjanjian Baru sebagai hidup kebangkitan, karena inilah satu-satunya kehidupan yang

benar (sejati) yaitu Kristus itu sendiri. Selama manusia masih hidup di dunia ini ia

mengalami berbagai kesulitan dan kesusahan karena mesti penuh dengan perjuangan,

sebab tanpa perjuangan hidup tidak dinikmati. Sesungguhnya penderitaan itu

dipandang sebagai suatu kebahagiaan.

1. Melihat Pencobaan sebagai suatu Kebahagiaan

Dalam Alkitab ada banyak orang yang menjadikan kebahagiaan dari

kekalahannya dan kesusahannya. Mereka adalah seperti Daud yang terpaksa melarikan

diri daripada siksaan Raja Saul, Daniel yang dilarang melakukan ibadahnya, Paulus

yang dipenjarakan karena iman. Sehubungan dengan hal ini, maka Warren W. Wiersbe

menjelaskan bahwa untuk membuat pencobaan menjadi kemenangan atau

kebahagiaan, mesti menaati empal hal penting yaitu: sikap yang gembira, pikiran yang

mengerti, kehendak yang diserahkan dan hati yang ingin percaya.11

Jika kita lebih menghargai materi dan perkara-perkara jasmani lebih daripada

perkara-perkara rohani, maka tidak akan menganggap cobaan sebagai suatu

kebahagiaan. Jika kita hidup hanya untuk saat ini dan melupakan masa yang akan

datang maka pencobaan akan menjadi kepahitan dan tidak akan menjadi lebih. Tetapi

apabila pencobaan datang, ucapkanlah syukur kepada Tuhan dengan segera dan

ambillah sikap yang bergembira, jangan mencoba menghipnotis diri, melainkan

pandanglah pencobaan dengan mata iman. Yesus berkata “Berbahagialan orang yang

dianiaya oleh sebab kebenaran...” (Mat. 5:10). Hal ini membutuhkan ketekunan yang

berani dalam menghadapi penderitaan dan kesukaran.

11 Warren W. Wierbe, Dewasa Di Dalam Kristus (Banding: Kalam Hidup, 1999), Hlm 19

Page 10: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

BAB IV

APLIKASI BAGI ORANG PERCAYA

A. Memilih sikap yang Benar

Sikap manusia biasa ditentukan oleh keadaan di sekelilingnya jarang untuk

mengambil keputusan sendiri. Apabila menghadapi pencobaan atau kesulitan apapun

selalu menganggap negativ, tidak memiliki sikap yang benar. Karena itu Yakobus

mengajak orang-orang percaya: untuk melihat dengan sikap yang benar. Melihat secara

positif dari pencobaan tersebut. “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu

jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan“ (Yak. l:2). Pada waktu menghadapi

pencobaan setiap orang perlu menilainya dengan mengingat apa yang sedang

dilakukan Allah terhadap orang tersebut. Dengan pencobaan itu sebenarnya ada

artinya bagi iman, yaitu sebagai pencobaan iman untuk lebih murni sehingga

menghasilkan ketekunan.

1. Ketekunan dalam Kristus:

Ketekunan berarti kesabaran, ketabahan, ketahanan, ketekunan. Dengan kata lain

arti kata ketekunan adalah bertahan menghadapi pencobaan apapun. Ketekunan secara

harafiah disebut kesabaran, yang artinya orang Kristen mesti bersikap tenang dan rela

menanggung pencobaan walaupun terus-menerus dipancing untuk menghilangkan

kesabaran. Menurut Jhon Murray, ketekunan berarti pengikatan pribadi kita dengan

pengabdian yang paling sungguh dan mendalam di dalam sarana-sarana yang

ditetapkan Allah demi untuk pencapaian maksud penyelamatan-Nya. Orang yang

tekun dan beriman yaitu yang tidak mudah putus asa, yang adalah digolongkan

sebagai orang yang dewasa kerohaniannya. Apabila menghadapi pencobaan atau ujian

perlu mengambil sikap yang benar melalui cara hidup yang benar. Yaitu bertekun,

tidak cepat diombang-ambingkan kalau diperhadapkan dengan tantangan perlu belajar

memutuskan persoalan sendiri, tidak terbawa-bawa dan tidak terserah. Ds. J. J.

Gunning yang mengemukakan, bahwa bukan ketekunanlah sikap insidental, juga

bukan sifat manusia. namun perlu berisikan pekerjaan sempurna, “supaya kamu

menjadi sempurna, “supaya kamu menjadi sempurna.” Ketekunan adalah sesuatu yang

diperlukan orang percaya seumur hidup.

Orang-orang Kristen perlu siap mengalami pencobaan dan penderitaan, tidak saja

datang dan tangan orang-orang kafir tetapi juga datang dari tangan orang yang

mengaku dirinya percaya. Penderitaan sebagai suatu kesempatan bagi orang-orang

percaya untuk bertekun dalam Tuhan, sebab melalui penderitaan dapat menikmati

kebahagiaan bersama Yesus pada masa yang akan datang. Perlu diingat bahwa setiap

penderitaan atau pencobaan yang dialami oleh orang-orang percaya, Tuhan

mempunyai maksud yang terindah dalam hal tersebut dan bahwa la akan mewujudkan

Page 11: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

tujuan-Nya pada waktu-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. Bagi manusia sulit

menerapkan kesabaran dalam kehidupannya, tetapi Allah menghendaki umat-Nya

tetap sabar dalam segala hal sebab Allah adalah panjang sabar. Kalau Allah

memerintah supaya umat-Nya tetap sabar tentu Ia sendiri akan memberikan

kemampuan untuk menjadi sabar.

Page 12: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Penulis Surat Yakobus adalah Yakobus saudara Yesus. Surat ini sesungguhnya

memancarkan sikap hidup orang-orang percaya yang berada di tanah perantauan.

Dalam menghadapi berbagai pencobaan dan penderitaan terlihat bahwa Yakobus

mengingatkan kepada mereka, apabila menghadapi pencobaan dan penderitaan mesti

melihat sebagai suatu kebahagiaan, yakni sesuatu yang sangat menguntungkan, artinya

bila orang percaya bertahan dalam pencobaan, maka akan mendapat mahkota

kehidupan (Yak. 1:12; bnd. Why. 2:10b). Hal kebahagiaan dalam Yakobus 1:12 seiring

dengan perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Matius 5:10: “Berbahagialah orang yang

dianiaya oleh sebab kebenaran.”

Agar orang percaya bisa bertahan dalam penderitaan, maka perlu bertekun

dalam iman. Tekun berarti sabar, bertahan dan tabah. Orang yang tekun dalam

beriman tidak mudah putus asa adalah orang yang dewasa dan matang kerohaniannya.

Ketekunan adalah sesuatu yang diperlukan seumur hidup. Sebab itu iman orang

percaya perlu diuji supaya menjadi sempurna. Ketika Allah memanggil Abraham

untuk hidup dalam iman. Allah menguji dia untuk mengetahui sejauh mana imannya

kepada Dia. Dengan demikian Allah pun menguji orang percaya untuk mengeluarkan

yang terbaik. Yakobus melihat bahwa orang percaya di daerah perantauan menghadapi

berbagai penderitaan, sehingga membuat mereka bimbang, maka mereka tidak percaya

sungguh-sungguh kepada Kristus. Adanya pengaruh oleh kebudayaan sehingga

Yakobus menyatakan kepada orang-orang di perantauan agar tetap hidup dalam

kebenaran melalui iman yang sungguh kepada Kristus. Dengan demikian orang

percaya masa kini perlu meyakini dengan iman bahwa Tuhan ada. Oleh karena itu

tanpa adanya iman, maka orang percaya tidak dapat berhubungan dengan Allah.

Yakobus mendorong orang percaya agar benar-benar hidup dalam iman dan

tindakannya. Sebab iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Iman yang

benar adalah berdasarkan Firman Allah dan iman ini melibatkan manusia seutuhnya

dan menuntun kepada tindakan. Sebagaimana Abraham karena imannya, maka dia

dibenarkan di hadapan Allah dan kebenarannya dinyatakan melalui perbuatan hingga

ia dibenarkan di hadapan manusia dan kebenarannya dinyatakan. Penting bagi orang

yang menyatakan dirinya Kristen agar hatinya dan kehidupannya sendiri dan merasa

yakin bahwa ia memiliki iman yang benar, yang menyelamatkan iman dan

perbuatannya.

Dalam Surat Yakobus terlihat juga bagi orang percaya hidup di dalam kasih

Tuhan, yang tidak membedakan satu dengan yang lain. Yakobus tidak saling

Page 13: HIDUP YANG BENAR MENURUT SURAT YAKOBUS (SUATU …repo.sttsetia.ac.id/102/1/Anelda Hetis Endiana Alaukari, teo, 2008 OKKK.pdfPada Hakikatnya, setiap orang yang mengaku percaya kepada

menjatuhkan. Hidup yang benar adalah hidup yang mencerminkan kasih Kristus,

hidup yang saling menolong, saling mendoakan dan mengandalkan Kristus di dalam

segala rencana sebagai orang yang sudah percaya kepada Kristus mesti hidup yang

benar menjadi pelaku firman, menjadi Kristen yang dewasa, yang tahan menghadapi

badai pencobaan. Juga hidup dalam kekudusan “karena apabila kita ‘sudah tahan uji’

kita akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa

yang mengasihi Dia” (Yak. 1:12).