Upload
arulz
View
52
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 Herpes Zoster - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/herpes-zoster-55a4d15339dfe 1/6
KUMPULAN REFERAT Qonita
Minggu, 22 Mei 2011
HERPES ZOSTER BAB IPENDAHULUAN
Herpes Zoster adalah suatu penyakit yang membuat rasa sangat nyeri dan disebabkan oleh virus herpesyang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain, virus variselazoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif.
Kemudian suatu saat virus ini menjadi aktif kembali.
Herpes zoster (atau hanya zoster), umum dikenal sebagai penyakit ruam saraf yang ditandai dengan ruamkulit yang menyakitkan dengan lepuh di wilayah yang terbatas pada satu sisi tubuh, sering kali dalam satu
garis.Kurang-lebih 20 persen orang yang pernah cacar air lambat laun akan berkembang menjadi herpes zoster.Keaktifan kembali virus ini kemungkinan akan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah,
termasuk orang dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50 tahun.
Herpes zoster hidup dalam jaringan saraf, termasuk dalam penyakit infeksi virus yang manifestasinya
terbatas pada area kulit yang diinervasi oleh satu ganglion sensoris. Kekambuhan herpes zoster dimulaidengan gatal, mati rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang parah pada daerah predileksi seperti di dada,
punggung, atau hidung dan mata.
Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada saraf wajah dan mata.Ini dapat menyebabkan nyeri disekitar mulut, pada wajah, leher dan juga kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung hidung.
Penyakit ini hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh.Setelah beberapa hari, ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan saraf yang meradang.Lepuh kecil terbentuk, dan berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan berlubang. Jika lepuh digaruk,
infeksi kulit dapat terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik dan mungkin menimbulkan
bekas.Biasanya, ruam hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang rasa nyeri yang parah dapat
bertahan berbulan- bulan bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini disebut ³neuralgia pasca herpes / neuralgia post herpetika´ atau disingkat NPH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Herpes zoster adalah radang kulit akut, yang mempunyai sifat khas yaitu vesikel- vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persyarafan sensorik kulit sesuai dermatom (Djuanda, 2005).
Definisi lain Herpes Zoster (Shingles) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasasangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan. Herpes zoster bisa terjadi pada usia berapapun tetapi
paling sering terjadi pada usia diatas 50 tahun (Sjamsoe, 2005 )
B. PENYEBAB DAN EPIDEMIOLOGI
Penyebabnya adalah virus Varicela Zooster yang termasuk kelompok virus sedang berukuran 140 ± 200
m dan berinti DNA. Biasanya terjadi pada usia dewasa, meski kadang juga pada anak- anak. Dimanainsidennya sama banyaknya pada pria dan wanita dan tidak tergantung musim.
Herpes Zoster disebabkan oleh virus varicela zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti DNA yang
termasuk subfamili alfa herpes viride Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, pejamu, sifat
5/12/2018 Herpes Zoster - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/herpes-zoster-55a4d15339dfe 2/6
sel tempat hidup laten diklasifikasikan sitotoksik dan 3 subfamili alfa, beta dan gama. VVZ dalam
subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesivaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa biasanya menetap dalam
bentuk laten di dalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada saatnya akan menimbulkan
kekambuhan secara periodik.
Secara in vitro virus herpes alfa mempunyai tempat berkembang biak yang relatif luas dengan siklus
pertumbuhan yang pendek. Virus ini Mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi virusspesifik DNA polymerase dan virus spesifik deoxyperidine (thymidine) kinase yang disintesa di dalam sel
yang terinfeksi.
Infeksi awal oleh virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya virus ke
dalam ganglia (badan saraf) pada saraf spinalis maupun saraf kranialis dan virus menetap disana dalam
keadaan tidak aktif. Herpes zoster selalu terbatas pada penyebaran akar saraf yang terlibat di kulit
(dermatom). Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa tahun kemudian. Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktivan kembali
virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada sistem kekebalan akibat suatu penyakit (misalnya karena
AIDS atau penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan.Yang sering terjadi adalah penyebab dari pengaktivan kembali virus ini tidak diketahui (Timur FJ, 2009).
C. PEMERIKSAAN KULITLokalisasi bisa di semua tempat, dan paling sering pada servikal IV dan lumbal II.
Efloresensi/ sifat- sifatnya, biasanya berupa kelompok- kelompok vesikel sampai bula di atas daerah yang
eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan letak syaraf yangterinfeksi virus.
D. GAMBARAN HISTOPATOLOGITampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum, kadang- kadang subepidermal.
Yang penting adalah temuan ³sel balon´ yaitu sel stratum spinosum yang mengalami degenerasi danmembesar, juga badan inklusi ( lipscuhtz) yang tersebar dalam inti sel epidermis,dalam jaringan ikat dan
endotel pembuluh darah. Dermis mengalami dilatasi pembuluh darah dan sebukan lmfosit.
Jika menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N V cabang atas disebut herpes zoster frontalis. Jikamenyerang cabang oftalmikus N V disebut herpes zoster oftalmik. Jika menyerang saraf interkostal
disebut herpes zoster torakalis. Jika menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominalis atau
lumbalis.
E. PATOGENESISVirus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Kelainan kulit yangtimbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang
virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala
gangguan motorik.
Selama proses infeksi varicella, VZV lewat dari luka di kulit dan permukaan mukosa ke akhiran saraf yang berdekatan dan ditranspor secara sentripetal ke saraf sensoris ke ganglia sensoris. Dalam ganglia,virus membentuk infeksi laten yang bertahan untuk hidup. Herpes zoster terjadi paling sering pada
dermatom di mana ruam dari varisela mencapai densitas tertinggi yang pertama diinervasi oleh
(ophtalmic) divisi saraf trigeminal dan oleh spinal sensori ganglia dari T1 ke L2.
Walaupun virus bersifat laten, ganglia mempertahankan potensi untuk inefektivitas penuh, reaktifasi yangterjadi bersifat sporadis, jarang, dan terkait dengan imunosupresi, radiasi dari columna vertebralis, tumor,trauma lokal; manipulasi bedah tulang belakang dan sinusitis frontalis. VZV mungkin juga mengaktifkan
kembali tanpa menghasilkan penyakit yang nyata. Walaupun asimtomatik reaktivasi VZV tidak terbukti
5/12/2018 Herpes Zoster - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/herpes-zoster-55a4d15339dfe 3/6
pasti, kuantitas kecil antigen virus yang dilepaskan selama reactivasi diharapkan dapat merangsang dan
mempertahankan kekebalan host terhadap VZV.Ketika resistensi host jatuh di bawah tingkat kritis, virus berkembang biak dan menyebar dalam ganglion,kemudian menyebabkan nekrosis neuron dan peradangan hebat, sebuah proses yang sering disertai
neuralgia berat. Infeksi VZV kemudian menyebar ke saraf sensorik, beresiko neuritis hebat, dan
dilepaskan di sekitar ujung akhiran saraf sensorik di kulit, di mana ia menghasilkan karakteristik kluster
vesikula zoster.Penyebaran infeksi ganglionic secara proksimal sepanjang radix saraf posterior menuju meninges dan
corda menghasilkan leptomeningitis lokal, cairan cerebrospinal pleocytosis, dan segmental myelitis.
Infeksi motor neuron di kornu anterior dan radang pada syaraf di bagian radix anterior dicatat untuk
palsies lokal yang mungkin menyertai erupsi kutaneus, dan perluasan infeksi di dalam sistem saraf pusat
dapat dihasilkan pada komplikasi jarang herpes zoster (misalnya, meningoensefalitis, transverse myelitis).
F. DIAGNOSIS BANDINGhanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes simpleks dalam embrio ayam, kelinci atau
tikus.¢Herpes simpleks
Biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.¢Varisella
Lebih sering pada anak- anak, dengan gambaran vesikel dan bula yang cepat pecah dan menjadi
krusta.¢Impetigo vesikobulosa
G. GEJALA KLINIS
Herpes Zoster dapat dimulai dengan respon sistemik, misalnya, demam, anoreksia, dan kelelahan, yangmerupakan gejala prodromal dari Herpes Zoster. Dan hal tersebut biasanya kadang tidak disadari oleh
pasien ataupun klinisi sebagai gejala awal herpes zoster.Gejala prodromal biasanya mencakup fenomena sensorik yang terjadi 1 atau lebih pada bagian kulit
berlangsung 1-10 hari (rata-rata 48 jam), yang biasanya dicatat sebagai sakit atau, jarang, paresthesias.
Manifestasi dari gejala prodromal herpes zoster antara lain ialah dapat mensimulasikan sakit kepala, iritis,
radang selaput dada, neuritis brakialis, sakit jantung, radang usus buntu atau penyakit intraabdominal lain,
atau linu panggul, yang dapat mengakibatkan salah diagnosa. Interval gejala prodromal sebelum munculgambaran kelainan pada kulit merupakan penyebaran partikel virus di sepanjang saraf sensorik, namun
sekitar 10% dari pasien melaporkan onset nyeri dan ruam secara bersamaan.
Setelah timbul gejala prodromal, maka tanda-tanda dan gejala berikut terjadi:o Patch eritema, kadang-kadang disertai dengan indurasi, muncul di wilayah dermatomal yang terlibat.
o Limfadenopati regional dapat muncul pada tahap ini atau selanjutnya.o peradangan pada saraf sensorik yang terlibat menyebabkan rasa sakit yang parah.o Muncul Vesikula awalnya jelas, tapi akhirnya, mereka awan, pecah, kerak, dan sukar.
Gejala utama herpes zoster adalah terjadinya rasa sakit yang biasanya muncul lebih dulu atau kadang
muncul bersamaan dengan terjadinya ruam pada kulit, yang biasanya dapat terus berlanjut walaupun ruamyang terjadi pada kulit sudah menghilang.
Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal, walaupun daerah-daerah lain tidak jarang.
Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama, sedangkan mengenai umur lebih sering pada orangdewasa.
Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala prodromal baik sistemik (demam, pusing, malese), maupungejala prodromal lokal (nyeri otot tulang, gatal, pegal dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema yang
dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema.
Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul
dan krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik.
Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.
5/12/2018 Herpes Zoster - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/herpes-zoster-55a4d15339dfe 4/6
Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-
kira seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Di samping gejala kulit dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan
motorik, tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialis
memungkinkan hal tersebut. Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas. Kelainan
pada muka sering disebabkan oleh karena gangguan pada nevus trigeminus (dengan ganglion gaseri) ataunervus fasialis dan otikus (dari ganglion genikulatum).
Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus, sehingga
menimbulkan kelainan pada mata, di samping itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan
kulit pada daerah persarafannya. Sindrom Ramsay Hunt diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan
otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang sesuai dengantingkat persarafan, tinnitus, vertigo, gangguan pedengaran, nistagmus dan nausea, juga terdapat gangguan
pengecapan.
Herpes zoster abortif, artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan kelainan
kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritem. Pada herpes zoster generalisata kelainan kulitnyaunilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel yang
soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi
fisiknya sangat lemah, misalnya pada penderita limfoma malignum. Neuralgia pascaherpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih darisebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan
bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan ini
dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas usia 40 tahun.
H. KOMPLIKASI
Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi. Sebaliknya pada yang
disertai defisiensi imunitas, infeksi HIV, keganasan, atau berusia lanjut dapat disertai komplikasi. Vesikelsering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.
Salah satu komplikasi yang cukup banyak terjadi adalah neuralgia pasca herpetik, dimana komplikasi inidapat timbul pada umur di atas 40 tahun, persentasinya 10-15%. Makin tua penderita makin tinggi
persentasinya.
Kerusakan saraf perifer dan neurons di ganglion memicu signal nyeri afferent. Peradangan pada kulitmemicu signal nociceptive yang menjelaskan nyeri kutaneus. Pelepasan berlebihan dari asam amino dan
neuropeptida yang diinduksi oleh impuls yang terus-menerus dari impuls afferen selama fase prodormaldan akut dari herpes zoster bisa menyebabkan kerusakan eksitotosik dan kehilangan penghambatinterneurons pada kornu dorsal spinal. Kerusakan neurons di corda spinal dan ganglion, dan juga pada
saraf perifer adalah penting sebagai pathogenesis dari NPH. Kerusakan saraf afferent primer bisa menjadi
aktif spontan dan hipersensitif ke stimuli perifer juga ke stimulasi simpatis. Pada gilirannya, kelebihan
aktifitas nociceptor dan impuls generasi ektopik bisa membuat peka neurons system saraf pusat,
menghasilkan memperpanjang dan menambah respon sentral menjadi tidak merusak sebagaimana stimuliyang beracun. Secara klinis, hasil mekanisme ini ada pada allodynia (nyeri dan/atau sensasi yang tidak
nyaman ditimbulkan oleh stimulus yang secara normal tidak sakit, contoh : sentuhan halus) dengan
sedikit atau tidak ada kehilangan sensoris, dan menjelaskan bentukan nyeri dengan infiltrasi local
lidokain. Neuralgia pasca-herpetik adanya nyeri di daerh kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Nyeri ini bisa menetap selama beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya suatu episode herpes zoster.
Nyeri bisa dirasakan terus menerus atau hilang-timbul dan bisa semakin memburuk pada malam hari atau
5/12/2018 Herpes Zoster - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/herpes-zoster-55a4d15339dfe 5/6
jika terkena panas maupun dingin. Nyeri paling sering dirasakan pada penderita usia lanjut; 25-50%
penderita yang berusia diatas 50% mengalami neuralgia pasca-herpetik. Tetapi hanya 10% dari seluruh penderita yang mengalami neuralgia pasca-herpetik. Pada sebagian besar kasus, nyeri akan menghilangdalam waktu 1-3 bulan; tetapi pada 10-20% kasus, nyeri menetap selama lebih dari 1 tahun dan jarang
berlangsung sampai lebih dari 10 tahun. Pada sebagian besar kasus, nyeri bersifat ringan dan tidak
memerlukan pengobatan khusus.
Perubahan Anatomis dan fungsional bertanggung jawab pada kemunculan NPH yang akan dibentuk awal pada herpes zoster. Konsisten dengan ini adalah korelasi untuk inisiasi nyeri hebat dan kehadiran nyeri
prodormal dengan pembentukan NPH dikemudiannya dan kegagalan terapi antiviral untuk mencegah
penuh NPH.
Komplikasi lain adalah yang terjadi pada mata akibat zoster ophthalmikus baik sementara atau secara
permanen dapat menyebabkan penurunan ketajaman visual atau kebutaan. Komplikasi seperti infeksi
sekunder dan meningeal atau keterlibatan viseral dapat menghasilkan morbiditas lebih lanjut dalam bentuk infeksi dan jaringan parut.
I. PENGOBATAN
Bila nyeri dapat diberikan analgesia dengan NSAID, misalnya mefenamic acid 500 mg, indometasin 25
mg 3 kali sehari atau ibuprofen 400 mg 3kali sehari. Antibiotik bila mengalami infeksi yang merupakan penyebab utama timbulnya jaringan parut atau
keloid.
Gunakan bedak kalamin atau phenol-zinc lotion untuk fase vesikular. Apabila mengenai mata, konsultasikan ke klinik mata. Bila tersedia, gunakan asiklovir 800 mg 5 kali sehari selama seminggu.atau obat antivirus lainnya
(misalnya famsiklovir/valasiklovir). Diberikan pada fase awal munculnya penyakit.
Bila mengalami Postherpetic neuralgia, dapat diberikan:
~ Fenol 3-5% dalam bentuk krim atau salap, 2-6 kali sehari
~ Amitriptilin 10-25 mg/hari pada malam hari, atau gabapentin 100- 300 mg/hari. (Sjamsoe, 2008)
BAB III
KESIMPULAN
Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian replikasi virus menyebar
melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia pertama ) kemudian berkembang biak di sel retikuloendhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan
malaise.Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak pertama dengan virus iniakan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella dikatakan infeksi akut primer, sedangkan bila
penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian terjadi serangan kembali maka yang
akan muncul adalah Herpes Zoster.
Herpes Zooster disebabkan oleh reaktivasi dari Virus Varisela Zooster yang oleh penderita varisela.
Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral terlokalisasi yang mirip dengan cacar air danterdistribusi pada syaraf sensoris. Biasanya lebih dari satu syaraf yang terkena dan pada beberapa pasien
dengan penyebaran hematogen, terjadi lesi menyeluruh yang timbul setelah erupsi lokal. Zoster biasanya
terjadi pada pasien dengan immunocompromised, penyakit ini juga umum pada orang dewasa daripada
anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti nyeri pada kulit.
Daftar Pustaka
5/12/2018 Herpes Zoster - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/herpes-zoster-55a4d15339dfe 6/6
Anonym., observer extra: Herpes Zoster. 2006. www.cdc.gov
Djuanda Adhi., 2005. Ilmu penyakit kulit dan kelamin: edisi IV,. Jakarta : Fakultas kedokteran universitas
Indonesia
Phylai Verasny., Herpes Zoster., 2009. www.wikipedia.com
Sjamsoe E.S ., medical multimedia Indonesia., 2005. Penyakit kulit yang umum di Indonesia. Pt-
Siregar., 2003. Atlas Beerwarna Saripati Penyakit Kulit: edisi II,. Jakarta: EGC
Stankus SJ., 2000. Management of Herpes Zoster (Singles) and Postherpatic Neuralgia. AmericanAcademy of Family of Physician
Timur FJ., Herpes Zoster., 2009. www.e-medicine.com
Share it