30
42 BAB 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini, peneliti akan menyajikan uraian dari proses penelitian dan deskripsi tentang hasil penelitian. Uraian akan disajikan secara runtut dimulai dengan membahas sejarah singkat perusahaan P.T Merpati Nusantara Airlines, struktur organisasi, proses penelitian, pembahasan kemudian menjelaskan tentang hasil penelitian 4.1 Profil Perusahaan P.N. Merpati didirikan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1962 yang merupakan tonggak sejarah perkembangan angkutan udara di anah Air. Pada bulan November 1958, Perdana Menteri Indonesia Ir. H. Djuanda secara resmi membuka "Jembatan Udara Kalimantan". Pada perkembangannya, "Jembatan Udara Kalimantan" ini terbukti telah maju dengan pesat. Kenyataan tersebut telah mendasari keputusan perlunya untuk dibentuk suatu perusahaan negara di bidang jasa transportasi udara antar daerah di Indonesia. Maka, sejak 6 September 1962, secara resmi berdirilah P.N. Merpati. Tugas utama P.N. Merpati Nusantara adalah menyelenggarakan perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti seluas-luasnya. Aset pertama perusahaan terdiri dari : empat pesawat De Havilland Otter DHC-3 dan dua Dakota DC-3 milik AURI. Dengan modal awal ini, P.N. Merpati Nusantara berusaha keras untuk ikut serta membangun perekonomian nasional dalam bidang perhubungan udara dengan mengutamakan kepentingan rakyat. Pada awal tahun 1963, ketika Irian jaya diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia, NV. De Kroonduif yang merupakan perusahaan penerbangan Belanda di Irian Jaya ikut pula diserahkan kepada Garuda Indonesia Airways, termasuk enam

Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

  • Upload
    phamnhu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

     

   42 

BAB 4

Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini, peneliti akan menyajikan uraian dari proses penelitian dan deskripsi

tentang hasil penelitian. Uraian akan disajikan secara runtut dimulai dengan membahas

sejarah singkat perusahaan P.T Merpati Nusantara Airlines, struktur organisasi, proses

penelitian, pembahasan kemudian menjelaskan tentang hasil penelitian

4.1 Profil Perusahaan

P.N. Merpati didirikan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1962

yang merupakan tonggak sejarah perkembangan angkutan udara di anah Air. Pada bulan

November 1958, Perdana Menteri Indonesia Ir. H. Djuanda secara resmi membuka

"Jembatan Udara Kalimantan". Pada perkembangannya, "Jembatan Udara Kalimantan" ini

terbukti telah maju dengan pesat. Kenyataan tersebut telah mendasari keputusan perlunya

untuk dibentuk suatu perusahaan negara di bidang jasa transportasi udara antar daerah di

Indonesia. Maka, sejak 6 September 1962, secara resmi berdirilah P.N. Merpati.

Tugas utama P.N. Merpati Nusantara adalah menyelenggarakan perhubungan udara

di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

berkaitan dengan angkutan udara dalam arti seluas-luasnya. Aset pertama perusahaan terdiri

dari : empat pesawat De Havilland Otter DHC-3 dan dua Dakota DC-3 milik AURI. Dengan

modal awal ini, P.N. Merpati Nusantara berusaha keras untuk ikut serta membangun

perekonomian nasional dalam bidang perhubungan udara dengan mengutamakan

kepentingan rakyat.

Pada awal tahun 1963, ketika Irian jaya diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada

Pemerintah Indonesia, NV. De Kroonduif yang merupakan perusahaan penerbangan Belanda

di Irian Jaya ikut pula diserahkan kepada Garuda Indonesia Airways, termasuk enam

Page 2: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

43 

pesawat, yang terdiri dari tiga buah Dakota DC-3, dua Twin Pioneer dan sebuah beaver.

Karena Garuda lebih memusatkan perhatian pada pengembangan usahanya sebagai flag

carrier, maka semua konsesi penerbangan dan fasilitas teknisnya di Irian Jaya dilimpahkan

kepada merpati. Pada tahun yang sama, Merpati memperluas jaringan operasinya dengan

menghubungkan Jakarta-Semarang, Jakarta-Tanjung Karang dan Palangkaraya-Balikpapan

disamping membuka rute baru di Irian jaya.

Pada tahun 1969, Merpati dibagi dalam dua daerah operasi, yakni Operasi MIB

(Merpati irian barat) dan MOB (Merpati Operasi Barat), yang mencakup jawa, Kalimantan,

Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sejalan dengan itu, Merpati pun memasuki babak baru dengan

berganti nama menjadi Merpati Nusantara Airlines (MNA). Bagaikan tuah keberuntungan,

sejak saat itu MNA menjadi nama yang begitu mengena di hati masyarakat luas. Mulai tahun

1970, Merpati tidak hanya mampu mengembangkan operasinya dengan menerbangi rute-

rute jarak pendek, melainkan juga rute-rute jarak menengah dan jauh. Perluasan operasi ini

berhasil dengan baik. Merpati mulai melayani Penerbangan Regional (lintas batas) yakni rute

Pontianak-Kuching dan Palembang-Singapura, juga Kupang-Darwin. Pada tahun 1974,

Penerbangan Perintis yang disubsidi pemerintah secara resmi diserahkan pula kepada

Merpati.

Sederet keberhasilan dan prestasi Merpati ternyata berbuah kepercayaan. Peran

positif Merpati sebagai moda transportasi udara, yang didukung kemantapan manajemen

dan Keuangan, mendorong pemerintah untuk menjadikan merpati sebagai perusahaan

perseroan (PT). Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 70 tahun 1971, status perusahaan

merpati diubah menjadi PT Merpati Nusantara Airlines, terhitung sejak 6 September 1975.

Tahun 1975-1978, Merpati merintis operasi berskala lebih besar dengan mengambil

bagian dalam penerbangan haji dan penerbangan transmigrasi. Disamping itu merpati juga

membantu pengembangan pariwisata dengan melakukan penerbangan borongan

Page 3: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

44 

internasional (charter flight), misalnya Manila - Denpasar pp, mengunakan pesawat BAC-111,

dan Loas Angeles-Depasar PP, memakai Boeing 707.

Berdasarkan pengaturan pemerintah nomor 30 tahun 1978, pemerintah memutuskan

untuk mengalihkan penguasaan modal negara di PT Merpati Nusantara Airlines ke PT Garuda

Indonesia Airways (GIA). Dengan pengalihan ini, Merpati sebagai anak perusahaan PT GIA,

diserahi tugas melayani penerbangan perintis, penerbangan lintas batas, penerbanagan

transmigrasi, penerbangan borongan domestik dan internasional, serta kegiatan lainnya.

Tugas yang diemban Merpati tentunya perlu mendapat dukungan fasilitas yang

memadai. Salah satunya adalah bengkel perawatan pesawatterbang (workshop) di bandara

Hasanuddin Ujungpandang , yang diresmikan pada tangal 8 Oktober 1979. Sejalan dengan

perkembangan perusahaan, perawatan fasilitas pesawat yang ada di Ujung pandang

dipindahkan ke Surabaya. Pada tahun 1991, diresmikanlah pusat perawatan pesawat

(Merpati Maintenance Facility) di bandara Juanda, Surabaya, sebagai salah satu fasilitas

perawatan pesawat terbesar di Asia Tenggara, untuk kelas propeller (pesawat baling-baling).

Era penerbangan internasional dirasakan oleh merpati sebagai tuntutan kebutuhan

yang kian mendesak. Maka, pada bulan Agustus 1996, Merpati membuka rute international

Jakarta-Melbourne. Dengan perkembangan seperti ini, adalah wajar jika kemudian

pemerintah menetapkan PT Merpati Nusantara Airlines terpisah dari induknya, Garuda

Indonesia, dan menjadi perseroan terbatas yang mandiri dibawah naungan departemen

Perhubungan. Pemisahan ini ditetapkan dengan peraturan pemerintah nomor 10 Tahun

1997, tertanggal 29 April 1997.

Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), kini merpati berusaha mengoptimalkan

peran intinya sebagai "commercial air transportation". Didasari kebijakan pemerintah untuk

mendayagunakan BUMN, Merpati sudah menjadwalkan untuk melaksanakn program

restrukturisasi, profitisasi, dan privatisasi. Maka, yang sekarang diupayakan adalah

implementasi program restruturisasi agar tercapai target Merpati Nusantara Airlines, sesuai

Page 4: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

45 

dengan visi dan misi yang dideklarasikan manajemen menjadi Airlines Pilihan Utama di

Indonesia.

4.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan adalah menjadi airlines Pilihan utama di Indonesia

Misi Perusahaan adalah :

Menyelenggarakan jasa angkutan udara yang mengutamakan keselamatan,

ketepatan waktu dan pelayanan yang prima dengan sentuhan keramah-tamahan.

Memaksimalkan pertumbuhan nilai Perusahaan, efisien dan mensejahterakan

pegawai sesuai standar airline.

Menjadikan Perusahaan sebagai centre of execellence dan mitra yang dipercaya.

Memaksimalkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance, yaitu : TARIF (Tranparancy, Accountabillity, Responsibility,

Independent, dan Fairness)

4.3 Struktur Organisasi

Suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu yang jauh sebelumnya

sudah direncanakan. Untuk mencapai tujuan itu haruslah dibentuk struktur organisasi agar

orang-orang yang berada dalam perusahaan itu dapat bekerjasama secara efektif dan

efisien. Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan.

Page 5: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

46 

Melalui struktur organisasi yang baik, pendelegasian tugas dilakukan sedemikian

rupa agar dapat dilaksanakan secara baik, terarah dan terawasi. Pimpinan tertinggi perlu

mengembangkan rencana organisasi yang dapat mengelompokkan aktivitas dan hubungan

pelaporan. Selain itu, struktur organisasi menggambarkan adanya pemisahan fungsi-fungsi,

yaitu fungsi otorisasi, operasional, penyimpangan pencatatan dan pengawasan, sehingga

dapat diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan dalam perusahaan. Meskipun

terdapat pemisahan fungsi, tetapi koordinasi dan komunikasi tetap berjalan dengan baik

dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

Struktur organisasi dibentuk karena dibutuhkannya suatu kerjasama yang baik dalam

melaksanakan kegiatan perusahaan. Seperti yang kita ketahui bahwa sebuah organisasi itu

terdiri dari orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas yang berbeda yang dikoordinir

untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi tersebut. Untuk melaksanakan kegiatan organisasi

tersebut diperlukan adanya suatu struktur atau susunan dari organisasi itu sendiri. Struktur

organisasi yang sesuai adalah struktur organisasi yang menunjang kegiatan dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan tersebut.

Bentuk daripada struktur organisasi dapat berupa organisasi garis, organisasi garis

dan staf, dan organisasi fungsional. Masing-masing bentuk tersebut mempunyai kelebihan

dan kekurangan sehingga dalam menentukan bentuk struktur organisasi perlu disesuaikan

dengan keadaan perusahaan.

Page 6: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

     

   47 

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES

Presiden Director 

EVP.Maintenance & Engineering 

EVP.Commercial EVP.Opration  

EVP. Finance & General Services 

Mgr. General affairs & Qty Assurance

Mgr. Flight Standar & Qty Assurance

Mgr. Qualty Assurance 

Mgr. risk Management 

GM. Marketing & Customer Service 

GM. Flight Operation 

GM. Corporate Strategic Planning 

GM.Aircraft Line Maintance GM. Finance & 

accounting 

GM. Aviation Safty 

GM. Corporate Secretary  GM. Sales & 

Revenue Mgt GM. Flight Operation Support 

GM. Engineering & Logistic 

GM. HR & General Services 

GM. Internal Audit 

GM. Branch Office Management 

GM. SBU Merpati Training Center 

GM. SBU Merpati Maintance Facility 

Board Of Director 

Page 7: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

48 

TABEL4.1 JABATAN

No.  JABATAN  Kode Jabatan 

1  Presiden Director  DZ 

2  Executive Vice President Commercial  DG 

3  Executive Vice President Operation  DO 

4  Executive Vice President Maintenance and Engineering  DE 

5  Executive Vice President Finance and General Services  DF 

6  General Manager Internal Audit  DA 

7  General Manager Corporate Secretary  DH 

8  General Manager Corporate Strategic Planning  DQ 

9  General Manager Aviation Safety  DS 

10  Manager general Affairs and Quality Assurance  CU 

11  General Manager Marketing And Customer Services  CM 

12   General Manager sales and Revenue Management  CZ 

13  General Manager Branch Office Management  CD 

14  Manager Flight Standard and Quality Assurance  OI 

15  General Manager Flight Operation   OF 

16  General Manager Flight Operation Support  OS 

17  Genaral Manager SBU Merpati Trainaing Center  OT 

18  Manager Quality Assurance  MI 

19  General Manager Aircraft Line Maintenace  MA 

20  Genaral Manager Engineering And logistic  ME 

21  Genaral Manager SBU Merpati Maintenace facility  MW 

22  Manager risk Management  WI 

23  Gemneral Manager Finance And Accounting  WF 

24  General Manager HR and Genaral Services  WP 

Page 8: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

49 

4.4 Tren Intensi Turnover

Tingkat intensi Turnover PT.Merpati Nusantara Airlines dari tahun 2004

sampai dengan 2009 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Turnover Pilot

Yang di ketahui bawa :

• Pada tahun 2004 PT Merpati Mempunyai total Pilot sebanyak 556 dan Perputaran

karyawan ( Turnover ) sebesar 93 Pilot sehingga PT. Merpati mengalami Turnover

sebesar Pilot sebesar 16.73 %

• Pada tahun 2005 PT Merpati Mempunyai total Pilot sebanyak 463 dan Perputaran

karyawan ( Turnover ) sebesar 90 Pilot sehingga PT. Merpati mengalami Turnover

sebesar Pilot sebesar 19.44 %

• Pada tahun 2006 PT Merpati Mempunyai total Pilot sebanyak 373 dan Perputaran

karyawan ( Turnover ) sebesar 46 Pilot sehingga PT. Merpati mengalami Turnover

sebesar Pilot sebesar 12.33 %

Page 9: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

50 

• Pada tahun 2007 PT Merpati Mempunyai total Pilot sebanyak 327 dan Perputaran

karyawan ( Turnover ) sebesar 18 Pilot sehingga PT. Merpati mengalami Turnover

sebesar Pilot sebesar 5.50 %

• Pada tahun 2008 PT Merpati Mempunyai total Pilot sebanyak 309 dan Perputaran

karyawan ( Turnover ) sebesar 25 Pilot sehingga PT. Merpati mengalami Turnover

sebesar Pilot sebesar 8.10 %

• Pada tahun 2009 (maret akhir) PT Merpati Mempunyai total Pilot sebanyak 276 dan

Perputaran karyawan ( Turnover ) sebesar 8 Pilot sehingga PT. Merpati mengalami

Turnover sebesar Pilot sebesar 2.82 %

4.5 Tren kinerja perusahaan

Gambar 4.3 Passengers Carried

• Tingkat jumlah penumpang (passengers carried) pada tahun 2004 sebesar

2,987,926 penumpang.

• Tingkat jumlah penumpang (passengers carried) pada tahun 2005

mengalami penurunan menjadi 2,542,098 penumpang.

Page 10: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

51 

• Tingkat jumlah penumpang (passengers carried) pada tahun 2006

mengalami penurunan kembali menjadi 2,372,925 penumpang.

• Tingkat jumlah penumpang (passengers carried) pada tahun 2007

mengalami kenaikan menjadi 2,928,513 penumpang

• Tingkat jumlah penumpang (passengers carried) pada tahun 2008

mengalami penurunan kembali menjadi 2,850,828 penumpang

Gambar 4.4

On-Time Performance

• Kinerja tepat waktu atas jadwal penerbangan pada tahun 2004 sebesar 75%

• Pada tahun 2005 Kinerja tepat waktu atas jadwal penerbangan mengalami

penurunan sebesar 2%

• Pada tahun 2006 Kinerja tepat waktu atas jadwal penerbangan mengalami

penurunan yang sangat kecil sebesar 1%

Page 11: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

52 

• Akan tetapi Pada tahun 2007 Kinerja atas ketepat waktu pada jadwal

penerbangan mengalami penurunan yang sangat tajam sebesar 25%

• Pada tahun 2008 mengalami kenaikan atas ketepat waktu pada jadwal

penerbangan sebesar 6%

Gambar 4.5 Safety Performance

• Dalam 5 tahun terkhir ini penerbangan PT.Merpati mengalami kejadian-

kejadian (Incident )sebanyak 37 kejadian

• Dan dalam 5 tahun terakhir ini penerbangan PT.Merpati 2 kecelakaan yaitu

pada tahun 2005 dan 2006.

• Sejauh ini (2004-2009) penerbangan PT.Merpati tidak pernah mengalami

kecelakaan yang fatal

Page 12: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

53 

4.6 Uji validitas dan Reliabilitas

Tabel 4.2 Reliabilitas

• Kepentingan Untuk Nilai r sebesar 0.782 lebih besar dari 0.1348,maka Reliability.

• Pelaksanaan Untuk Nilai r sebesar 0.911 lebih besar dari 0.1348,maka Reliability.

Table 4.3 validitas

Kepentingan  Pelaksanaan 

Pernyataan corrected Item‐total Correlation 

R Tabel  Validitas  Pernyataan corrected Item‐total Correlation 

R Tabel  Validitas 

P1   0.412   0.1348   Valid  P1   0.627   0.1348   Valid P2   0.502   0.1348   Valid  P2   0.476   0.1348   Valid P3   0.387   0.1348   Valid  P3   0.506   0.1348   Valid P4   0.353   0.1348   Valid  P4   0.732   0.1348   Valid P5   0.577   0.1348   Valid  P5   0.671   0.1348   Valid P6   0.483   0.1348   Valid  P6   0.624   0.1348   Valid P7   0.436   0.1348   Valid  P7   0.765   0.1348   Valid P8   0.256   0.1348   Valid  P8   0.323   0.1348   Valid P9   0.268   0.1348   Valid  P9   0.436   0.1348   Valid P10   0.545   0.1348   Valid  P10   0.577   0.1348   Valid P11   0.184   0.1348   Valid  P11   0.320   0.1348   Valid P12   0.417   0.1348   Valid  P12   0.760   0.1348   Valid P13   0.556   0.1348   Valid  P13   0.656   0.1348   Valid P14   0.547   0.1348   Valid  P14   0.719   0.1348   Valid P15  0.272   0.1348   Valid 

 

P15  0.812   0.1348   Valid 

Reliability Statistics

(Kepentingan)

Cronbach's

Alpha N of Items

.782 15

Reliability Statistics

(Pelaksanaan)

Cronbach's

Alpha N of Items

.911 15

Page 13: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

54 

4.7 Profil Responden

Untuk melengkapi hasil penelitian, penulis melakukan penyebaran kuesioner

kepada Pilot PT.Merpati Nusantara Airlines untuk mengetahui tanggapan Pilot

terhadap Kepentingan dan Pelaksanaan mengenai Intensi Turnover dalam

PT.Merpati Nusantara Airlines. Adapun karakteristik responden yang di sajikan adalah

jenis kelamin, Usia, lama berkerja, Tipe Pesawat.

Gambar 4.6

Pada gambar diatas menunjukan seluruh responden (Pilot) pada PT.Merpati

Nusanara Airlines adalah laki-laki.

Page 14: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

55 

Gambar 4.7

Pada gambar dia atas menujukan bahwa responden yang berumur 31-40

tahun sebanyak 45% ,sedangkan yang berumur 41-50 tahun sebesar 40%, dan yang

diatas (≥) 50 tahun sebesar 15%dari total responden.

Gambar 4.8

Page 15: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

56 

Pada gambar dia atas menujukan bahwa responden yang lama berkerja di

bawah (≤)10 tahun sebanyak 10% ,sedangkan yang lama berkerjanya 10-15 tahun

sebesar 35%, dan yang diatas (≥) 15 tahun sebesar 55% dari total responden

Gambar 4.9

Pada gambar dia atas menujukan bahwa tipe pesawat B-737 yang di

kendarai (diterbangkan) responden adalah sebesar74% sedangkan F-100 sebanyak

18.70% , dan yang F-38sebesar 7.30% dari total responden

4.8 Analisis Faktor-Faktor Penyebab tren Intensi Turnover

Berdasarkan dari Perhitungan kuesioner yang penulis lakukan dapat di lihat

pada table (tingkat Pelaksanaan). Sejauh mana tingkat keseuaian dan tingkat

kesenjangan antara tingkat kepentingan dan Pelaksanaan mengenai intensi Turnover

pada PT.Merpati Nusantara Airlines. Dalam tabel tersebut juga terdapat dimensi dari

materi yang dinilai, total bobot pelaksanaan dan tingkat kepentingan, serta

persentase dari tingkat kesesuaian dan kesenjangan.

dengan pemberian total bobot seperti berikut:

Page 16: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

57 

Sangat Penting ( SP ) = 5

Penting ( P ) = 4

Kurang Penting ( KP ) = 3

Tidak Penting ( TP ) = 2

Sangat Tidak Penting (STP) = 1

Page 17: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   58 

Table 4.4

Analisis Tanggapan Pilot Mengenai Tingkat Kepentingan Dalam Faktor-Faktor Intesi Turover

Page 18: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   59 

Table 4.5

Analisis Tanggapan Pilot Mengenai Tingkat pelaksanaan Dalam Faktor-Faktor Intesi Turover

Page 19: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

     

   

60 

Tabel 4.6

Tingkat Permasalahan I

Page 20: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

61 

Berdasarkan table Tingkat Permasalahan I, dapat di ketahui tingkat permasalahan

dan rangking permasalahan, karenakan n bernilai ganjil sehingga menggunakan pendekatan

median Menurut J.Supranto 2009, pp 97-100

 

Md = Atau

Keterangan :

Md adalah Posisi data median (nilai tengah)

n adalah Jumlah data (ganjil- 15)

k adalah bilangan Konstan

jadi nilai median = Xk+1 atau nilai yang ke (k+1), sehingga dapat di ketahui

nilai Md adalah 8. Maka dapat di ketahui tingkat permasalahannya adalah 25.3 %.

Page 21: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

     

   

62 

Jadi batasan untuk menentukan tingkat permasalahan pada tren intensi Turnover

adalah >25.3 %.

Dari proses menentukan median tersebut maka dapat di buat table untuk

mengetahui tinggkat permasalahan ke II di bawah ini.

Page 22: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

     

   63 

Tabel 4.7

Tingkat Permasalahan II

Dimensi  No.  Tingkat kesesuaian  Tingkat Kesenjangan  Tingakat Permasalaah >25.30 %  Rangking Permasalahan 1  83.51% 16.49% TB    2  85.49% 14.51% TB    

Komitmen Organisasi 

3  84.29% 15.08% TB    4  72.73% 27.27% B  7 5  71.49% 28.51% B  5 

Promosi (jabatan) 

6  86.08% 13.94% TB    7  69.87% 30.13% B  4 8  76.96% 20.04% TB    

Kepuasan Kerja 

9  86.05% 13.95% TB    10  97.47% 25.30% B   8 11  92.27% 7.73% TB    Stress Kerja 12  66.18% 33.82% B  2 13  67.40% 32.60% B  3 14  72.35% 27.65% B  6 Keadialan 15  66.03% 33.97% B  1 

Keterangan : B =Bermasalah. TB = Tdak Bermasala

Page 23: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

64 

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa terdapat 7 (tujuh) faktor

yang bermasalah yang dapat menyebabkan Turnover pada Pilot di PT.Merpati

Nusantara Airlines, yaitu (sesuai dengan tingkatan atau rangking Permasalahan) :

1. Pada dimensi Keadialan, dengan pernyataan mengenai Adanya

perlakuan yang adil bagi setiap individu dalam perusahaan, dengan

tingkat kesenjangan sebesar 33.97%.

2. Pada dimensi Stress Kerja, dengan pernyataaan mengenai status

yang jelas terhadap tingkat jenjang dan pengembangan karir,

dengan tingkat kesejangan sebesar 33.82%.

3. Pada dimensi keadilan, dengan pernyataan mengenai pemberian

Kompensasi yang kompetitif dibandingkan dengan kompetitior,

dengan tingkat kesenjangan sebesar 32.60%

4. Pada dimensi Kepuasan kerja, dengan pernyataan mengenai

Adanya kesempatan untuk memperoleh insentif dan peningkatan

gaji, dengan tingkat kesenjangan sebesar 30.13%

5. Pada dimensi Promosi (jabatan),dengan pernyataan mengenai

kenaikan jabatan berdasarkan kejujuran dan kemampuan pilot tanpa

ada diskriminasi , dengan tingkat kesenjangan sebesar 28.51%.

6. Pada dimensi keadialan, dengan pernyataan mengenai Kesesuaian

tingkat upah dengan jabatan didalam perusahaan , dengan tingkat

kesenjangan sebesar 27.65%.

7. Pada dimensi promosi, Dengan pernyataan mengenai Kenaikan

jabatan berdasarkan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai

Page 24: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

65 

kejujuran, serta kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya

dengan baik, dengan tingkat kesenjangan sebesar 27.27%.

8. Pada dimensi stress kerja,Dengan Pernyataan bahwa adanya

perasaaan aman dan nyaman dalam setiap pekerjaan, dengan

tingkat kesanjangan sebesar 25.3O%

Langkah selanjutnya dimensi bermasalah dilihat penyebab masalah dan akar

permasalahannya berdasarkan tanggapan karyawan, dapat dilihat pada table

dibawah ini :

Page 25: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

66 

Tabel 4.8

Matrix Analisa Fishbone Diagram

Dimensi Permasalahan Penyebab Permasalahan Akar

Permasalahan

Kenaikan jabatan seharusnya berdasarkan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai

kejujuran, serta kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik

kurangnya kepercayaan atau keyakinan mengenai

kejujuran, serta kemampuan dalam melaksanan tugas

• Kurangnya tanggung jawab terhadap perkerjaan

• kurangnya informasi

tentang Peluang karir 

Promosi

kenaikan jabatan seharusnya berdasarkan

kejujuran dan kemampuan pilot tanpa

ada diskriminasi

promosi yang dilaksanakan tidak berdasarkan hasil

penilaian kinerja

• Adanya senioritas

• Kurangnya kesempatankarna dilihat berdasarkan golongan

• Kurangnya hub yang

harmonis  

Kepuasan Kerja

kesempatan untuk memperoleh insentif dan

peningkatan gaji

Kurangnya kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi pilot

(jam terbang)

• Terbatasnya jumlah pesawat

• Tidak terorganisir sistim penjadwalan di akibatkan kerusakan Pesawat 

 • Adanya jumlah pilot

dan pesawat yang tidak sesuai 

Strss Kerja Adanya perasaaan aman dan nyaman dalam

setiap pekerja

Kurangnya perasaaan aman dan nyaman dalam setiap

pekerja

• Nyawa menjadi taruhan dalam perkerjaan

• Kurangnya Nilai asuransi jiwa

Page 26: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

67 

Adanya status yang jelas terhadap tingkat jenjang dan pengembagan karir.

kurangnya status yang jelas terhadap tingkat jenjang dan

pengembangan karir

• Terbatasnya jenis pesawat

• Tidak adanya jenjang karir yang jelas 

 

Adanya pemberian Kompensasi yang

kompetitif dibandingkan dengan kompetitior

kurangnya pemberian Kompensasi yang kompetitif

dibandingkan dengan kompetitior

• Flight hour payment

• Dana pensiun • Gaji 

Kesesuaian tingkat upah dengan jabatan didalam

perusahaan

kurangnya Kesesuaian tingkat upah dengan jabatan didalam perusahaan

• Jam terbang

berkurang  

Keadilan

Adanya perlakuan yang adil bagi setiap individu

dalam perusahaan

Kurangnya perlakuan adil bagi setiap individu dalam

perusahaan

• Penekanan pada

senioritas

Dari keseluruhan hasil dari analisa yang telah dilakukan maka dapat di

gambarkan dalam diagram fishbone mengenai penyebab intensi turnover pilot pada

PT.Merpati Nusantara Airlines adalah sebagai berikut :

Page 27: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

     

   68 

Gambar 4.10

Fishbone Diagaram

Gaji 

Flight hour payment 

kurangnya kepercayaan atau keyakinan mengenai kejujuran, serta kemampuan dalam melaksanan tugas

Adanya Kesesuaian tingkat upah dengan jabatan didalam perusahaan 

Promosi Jabatan  Keadilan 

kurangnya pemberian Kompensasi yang kompetitif dibandingkan dengan kompetitior

Keadilan 

Adanya perlakuan yang adil bagi setiap individu dalam perusahaan 

Keadilan  Kepuasan Kerja 

kurangnya informasi tentang Peluang karir perkerjaan

kurangnya tanggung jawab erhadap perkerjaan 

Terbatasnya jenis pesawat  

Adanya senioritas 

Penekanan pada senioritas

Jam terbang berkurang

Stress Kerja 

Nyawa menjadi taruhan dalam perkerjaan 

Kurangnya Nilai asuransi jiwa

Adanya hub. Yang Kurang  harmonis

Dana pensiun 

Kurangnya perasaaan aman dan nyaman dalam setiap pekerja

INTENSITURNOVER

Tidak adanya jenjang karir yang jelas 

Kurangnya kesempatan 

kurangnya status yang jelas terhadap tingkat jenjang dan pengembangan karir

Stress Kerja 

adanya diskrimiasi atas kemampuan

Terbatasnya jumlah pesawat

kesempatan untuk memperoleh insentif dan peningkatan gaji

Tidak terorganisir sisitim penjadwalan di akibatkan kerusakan Pesawat

Adanya jumlah pilot dan pesawat yang tidak sesuai 

Promosi jabatan 

Page 28: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

69 

Dari hasil diagaram fishbone, maka mencoba memberikan solusi dari permasalahan

yang dapat menyebabkan (intensi) turnover pilot, yaitu :

Table 4.9

Solusi Akar Permasalhan Dari Fishbone Diagaram

Dimensi Akar Permasalahan Solusi

• Kurangnya tanggung jawab dari seseorang yang di promosikan terhadap perkerjaannya

• kurangnya rasa Profesional dari seseorang yang dipromosikan

• kurangnya sosialisasi

• Menseleksi pilot secara menyeluruh yang berdasarkan kemampuan dan kepercayaan

• Keputusan promosi harus berdasarkan hasil penilaian Kinerja

Promosi • Adanya pemilihan secara

senioritas • Kurangnya kesempatan karena

dilihat berdasarkan golongan

• Adanya hub yang kurang harmonis

• Memberikan informasi karir untuk setiap pilot secara terbuka

• Memperbaiki sistim penilaian kinerja

Kepuasan Kerja

• Sistim Jadwal terbang yang tidak memuaskan dan mempengaruhi kompensasi yang diterima

• Menambah jumlah pesawat • Memberikan perawatan yang baik

kepada pesawat • Adanya perbaikan sistim

penjadwalan penerbangan untuk pilot

• Nilai asuransi yang tidak

memuaskan • Menaikan nilai asuransi jiwa yang

sesuai dengan perkerjaan yang di jalankan

Stress Kerja • Terbatasnya jenis pesawat • Tidak adanya jenjang karir

yang jelas

• Memberikan jenjang karir yang jelas

• Menambah jumlah pesawat

Keadilan

• Flight hour payment • Dana pensiun • Gaji

• Adanya perbaikan sistim penjadwalan penerbangan untuk pilot

• Pemberian kompensasi yang kompetitif

Page 29: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

70 

• Jam terbang berkurang

• Menambah jumlah pesawat • Adanya perbaikan sistim

penjadwalan penerbangan untuk pilot

• Memberikan perawatan yang baik kepada pesawat

• Penekanan pada senioritas. • Menambah jumlah pesawat

• Adanya Perbaikan sisitem penjadwalan penerbangan untuk pilot yang trorganisir dengan baik

4.9 Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi hasi penelitian ini setelah semua data yang didapat dan analis-analis yang di

lakukan maka dari hasi kuesioner menghasilakan bahwan dalam PT.Merpati Nusantara

Airlines masih terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan turnover terjadi kembali

apabila dari beberapa faktor-faktor tersebut tidak segera diperbaiki.

Dari hasil ini menegaskan bahwa faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

terhadap tingkat kinerja pilot. Oleh karena itu, agar intensi turnover dalam PT.Merpati

Nusantara Airlines berkurang diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja pilot.

Setelah kuesioner dibagikan dan diolah terdapat faktor-faktor yang dapat

menyebabkan intensi turnover Seperti pada dimensi Promosi jabatan, agar terciptaanya

kepercayaan atau keyakinan terhadap seseorang yang dipromosikan mengenai

kejujuran, serta kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik

seharusnya dilakukan dengan cara Penseleksian pilot secara menyeluruh, yang

berdasarkan kemampuan dan kepercayaan serta Keputusan harus berdasarkan hasil

penilaian Kinerja.

Page 30: Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00389-MN Bab 4.pdf · di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta memajukan segala sesuatu yang

 

 

   

71 

Selain pada faktor dimensi promosi terdapat juga faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya intensi turnover yaitu dari dimensi kepuasan kerja dan stress kerja agar

terdapatnya perasaaan aman dan nyaman dalam setiap pekerja serta Adanya status

yang jelas terhadap tingkat jenjang dan pengembangan karir, seperti Menambah jumlah

pesawat, Memberikan perawatan yang baik kepada pesawat sehingga sisitim

penjadwalan penerbangan untuk pilot terorganisir dengan baik, juga Menaikan nilai

asuransi jiwa yang sesuai dengan beban perkerjaan yang di jalankan serta Memberikan

jenjang karir yang jelas.

Serta pada dimensi keadilan, di karenakan adanya berbedaaan pemberian

kompensasi dibandingkan dengan kompetitior yang signifikan serta perlakuan yang adil

bagi setiap individu dalam perusahaan sehingga mempengaruhi kenyamanan dan tidak

memberikan kinerja yang optimal. oleh karena itu, perusahaan guna meningkatkan

semangat kerja sebaiknya melakukan perbaikan sistim penjadwalan yang baik tanpa

adanya perbedaan angkatan, menambah jumlah pesawat atau memberikan perawatan

pesawat yang baik sehingga dapat mempengaruhi kinerja para pilot agar agar tujuan

perusahaan dapat dicapai dengan baik dan sesuai seperti yang telah direncanakan